• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN CIRC (COOPERATIVE INTEGRATED READING AND COMPOSITION) DI KELAS VI-C MIN MEDAN BARAT.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN CIRC (COOPERATIVE INTEGRATED READING AND COMPOSITION) DI KELAS VI-C MIN MEDAN BARAT."

Copied!
33
0
0

Teks penuh

(1)

PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN

MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN CIRC

( COOPERATIVE INTEGRATED READING AND COMPOSITION )

DI KELAS VI-C MIN MEDAN BARAT

TESIS

Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan

Dalam Memperoleh Gelar Magister Pendidikan

Program Studi Pendidikan Dasar

Oleh :

NURUL SURIYANI

NIM : 8116 182 018

PROGRAM PASCASARJANA PENDIDIKAN DASAR

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

(2)
(3)
(4)
(5)

i ABSTRAK

Nurul Suriyani. Peningkatan Kemampuan Membaca Pemahaman Melalui Penerapan Model Pembelajaran CIRC (Cooperative Integrated Reading and Composition) di kelas VI-C MIN Medan Barat. Tesis Pasca Sarjana Universitas Negeri Medan, 2013.

Berdasarkan hasil pengamatan sehari-hari dan analisis tugas, memperlihatkan bahwa kemampuan siswa kelas VI-C MIN Medan Barat dalam membaca pemahaman masih rendah, yaitu sebanyak 14 dari 24 siswa belum mencapai kriteria ketuntasan minimal 70. Secara umum latihan soal bahasa Indonesia tidak selesai tepat waktu dan siswa pasif menerima materi pelajaran. Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam membaca pemahaman melalui penerapan model pembelajaran

CIRC (Cooperative Integrated Reading and Composition) pada pelajaran bahasa Indonesia di kelas VI-C MIN Medan Barat. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas yang dilakukan di kelas VI-C MIN Medan Barat dengan jumlah siswa sebanyak 24 orang. Instrumen untuk pengumpulan data terdiri dari tes hasil belajar dan observasi terhadap aktivitas belajar siswa. Hasil penelitian menunjukkan bahwa model pembelajaran CIRC (Cooperative Integrated Reading and Composition) dapat meningkatkan kemampuan membaca pemahaman siswa kelas VI-C pada siklus I diperoleh skor ketuntasan belajar klasikal siswa sebesar 41,67%, pada siklus II diperoleh skor ketuntasan belajar klasikal siswa sebesar 62,5%, pada siklus III diperoleh skor ketuntasan belajar klasikal siswa sebesar 83,33%. Hasil observasi terhadap aktivitas siswa menunjukkan peningkatan pada siklus I diperoleh skor aktivitas belajar siswa sebesar 61,19%, pada siklus II diperoleh skor aktivitas siswa sebesar 66,67%, pada siklus III diperoleh skor aktivitas siswa sebesar 76,69%. Peningkatan aktivitas siswa dari siklus I ke siklus II sebesar 5,48%. Peningkatan aktivitas siswa dari siklus II ke siklus III sebesar 10,02%. Secara keseluruhan peningkatan aktivitas siswa dari siklus I ke siklus III sebesar 15,50%. Berdasarkan hasil penelitian ini, disarankan kepada guru lain untuk menggunakan model pembelajaran

(6)

ii ABSTRACT

Nurul Suriyani. Increase the ability of reading comprehension through the application of learning model CIRC (Cooperative Integrated Reading and Composition), in the class VI-C MIN Medan Barat. Thesis. Graduate Program, State University of Medan, 2013.

(7)

KATA PENGANTAR

Puji syukur, penulis ucapkan ke hadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan

rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan tesis

yang berjudul “

Peningkatan Kemampuan Membaca Pemahaman Melalui

Penerapan Model

Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC)

di

Kelas VI-

C MIN Medan Barat”.

Penulis menyadari bahwa penyusunan tesis ini

dapat terlaksana karena adanya bimbingan dari para dosen dan bantuan dari

berbagai pihak. Untuk itu penulis mengucapkan terima kasih kepada: Bapak Prof.

Dr. Sumarno, M.Pd dan Ibu Dr. Evi Eviyanti, M.Pd sebagai Pembimbing I dan

Pembimbing II yang telah meluangkan waktu, memberi bimbingan dan arahan

kepada penulis selama penyusunan tesis ini.

Pada kesempatan ini, penulis juga mengucapkan terima kasih yang tak

terhingga kepada:

1.

Bapak Prof. Dr. H. Abdul Muin Sibuea, M.Pd sebagai Direktur Program

Pascasarjana Unimed

2.

Bapak Dr. Deny Setiawan, M.Si, sebagai Ketua Prodi Pendidikan Dasar

Program Pascasarjana Unimed yang telah membantu dan memberi arahan

kepada penulis

(8)

4.

Bapak Dr. Zulkifli Matondang, M.Si, Bapak Dr. Mutsyuhito Solin, M.Pd,

dan Ibu Prof. Dr. Asih Menanti, M.S., S.Psi sebagai tim penguji yang

memberi arahan dan saran kepada penulis

5.

Para Bapak dan Ibu dosen pengampu mata kuliah pada Prodi Pendidikan

Dasar PPs Unimed yang telah memberi ilmu dan pengalaman bermanfaat

sehingga sangat membantu penulis dalam penyusunan tesis ini

6.

Ibu Dra. Murni, M.A sebagai Kepala MIN Medan Barat yang selalu

memberi bantuan moril maupun materil, dorongan semangat, saran dan

nasehat

7.

Rekan-rekan keluarga besar MIN Medan Barat yang senantiasa memberi

bantuan dan dorongan semangat

8.

Semua rekan sejawat Mahasiswa Prodi Pendidikan Dasar PPs Unimed TP

2011/2012 terutama Cut, Suryani, Nina, Laila, Ester, Mami Mia dan

Syafi’i yang banyak memberi dorongan semangat, saran dan bantuan

9.

Suamiku Syahran Lubis dan anak-anakku; Inanta Rizki Lubis, Ervin

Syahreza Lubis dan Rizki Fajar Rani Lubis yang selalu memberi

semangat, meluangkan waktu, dan kasih sayang sehingga penulis

bersemangat untuk menyusun tesis ini

10.

Keluarga besarku, terutama ibunda (alm. Hj. Siti Aminah), abang dan

adik-

adikku atas do’a dan dukungan yang tak terhingga kepada penulis.

11.

Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan namanya satu persatu atas

(9)

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa tesis ini belumlah sempurna. Untuk itu,

penulis mengharapkan kritik yang konstruktif untuk kesempurnaannya. Akhirnya,

penulis berharap semoga tesis ini bermanfaat bagi pengembangan kualitas

pendidikan.

Medan, 21 Desember 2013

(10)

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK ... i

ABSRACT ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL ... viii

DAFTAR GAMBAR ... ix

DAFTAR LAMPIRAN ... x

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A.

Latar Belakang ... 1

B.

Identifikasi Masalah ... 7

C.

Pembatasan Masalah ... 8

D.

Perumusan Masalah ... 8

E.

Tujuan Penelitian ... 9

F.

Manfaat Penelitian ... 9

BAB II KAJIAN PUSTAKA ... 10

A.

Kerangka Teoretis ... 10

1.

Hakikat Kemampuan Membaca ... 10

a.

Tujuan Membaca Pemahaman ... 13

b.

Tingkatan Membaca Pemahaman ... 15

c.

Komponen-komponen Proses Membaca Pemahaman .. 17

(11)

2.

Latar Belakang Pengetahuan ... 19

3.

Komponen Kebahasaan ... 21

d.

Prinsip-prinsip Membaca Pemahaman ... 22

2.

Penerapan Model Pembelajaran

CIRC

... 24

a.

Komponen-Komponen Dalam Pembelajaran

CIRC

... 26

b.

Langkah- Langkah Pembelajaran

CIRC

... 28

c.

Kelebihan Model Pembelajaran

CIRC

... 31

d.

Kekurangan Model Pembelajaran

CIRC

... 32

e.

Teori Konstruktivisme ... 33

B.

Kerangka Konseptual ... 35

C.

Penelitian yang Relevan ... 36

D.

Hipotesis Tindakan ... 37

BAB III METODE PENELITIAN ... 38

A.

Lokasi dan Waktu Penelitian ... 38

B.

Subjek dan Objek Penelitian ... 39

C.

Desain Penelitian ... 39

D.

Definisi Operasional ... 47

E.

Tehnik Pengumpulan Data ... 48

F.

Tehnik Analisis Data ... 53

G.

Indikator Keberhasilan Tindakan ... 55

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 56

(12)

B.

Deskripsi Hasil Penelitian Tindakan siklus 2 ... 70

C.

Deskripsi Hasil Penelitian Tindakan siklus 3 ... 83

D.

Pembahasan Hasil Penelitian ... 95

E.

Keterbatasan Penelitian ... 99

F.

Temuan ... 99

BAB V SIMPULAN DAN SARAN ... 101

A.

Simpulan ... 101

B.

Implikasi Penelitian ... 103

C.

Saran ... 104

DAFTAR PUSTAKA ... 105

(13)

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

Tabel 1.1 Nilai Ulangan Harian Membaca ... 4

Tabel 3.1 Kisi-kisi tes hasil belajar Siklus 1 ... 51

Tabel 3.2. Kisi-kisi tes hasil belajar Siklus II ... 51

Tabel 3.3. Kisi-kisi tes hasil belajar Siklus III ... 51

Tabel 3.4 Indikator Aktivitas Siswa ... 52

Tabel 4.1 Skor Hasil Tes Kemampuan Membaca Pemahaman Siklus I ... 64

Tabel 4.2 Daftar Nilai Hasil Belajar Siklus I ... 65

Tabel 4.3 Skor Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus I ... 66

Tabel 4.4 Skor Hasil Tes Kemampuan Membaca Pemahaman Siklus II .. 77

Tabel 4.5 Daftar Nilai Hasil Belajar Siklus II ... 78

Tabel 4.6 Skor Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus II ... 79

Tabel 4.7 Skor Hasil Tes Kemampuan Membaca Pemahaman Siklus III .... 87

Tabel 4.8 Daftar Nilai Hasil Belajar Siklus III ... 88

(14)

DAFTAR GAMBAR

Gambar

Halaman

Gambar 3.1 Desain Pelaksanaan Tindakan Kelas ... 41

Gambar 3.2 Siklus PTK dalam PBM ... 46

Gambar 4.1 Rata-rata Skor Hasil Jawaban Siswa ... 65

Gambar 4.2 Contoh Jawaban Nilai Terendah ... 63

Gambar 4.3 Rata-rata Indikator Aktivitas Siswa ... 68

Gambar 4.4 Rata-rata Skor Hasil Jawaban Siswa ... 74

Gambar 4.5 Contoh Jawaban Siswa ... 75

Gambar 4.6 Rata-rata Aktivitas Siswa Siklus II ... 80

Gambar 4.7 Rata- rata Skor Hasil Jawaban Siswa ... 86

Gambar 4.8 Rata-rata Aktivitas Siswa Siklus III ... 90

Gambar 4.9 Peningkatan Kemampuan Membaca Tiap Siklus ... 91

Gambar 4.10 Peningkatan Ketuntasan Belajar Tiap Siklus ... 93

(15)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran

Halaman

1.

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Siklus 1 ... 109

2.

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Siklus 2 ... 121

3.

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Siklus 3 ... 128

4.1 Lembar Aktivitas Siswa (LAS) Siklus 1 ... 140

4.2 Lembar Aktivitas Siswa (LAS) Siklus 1 ... ... 143

5.1 Lembar Aktivitas Siswa (LAS) Siklus 2 ... 145

5.2 Lembar Aktivitas Siswa (LAS) Siklus 2 ... 146

6.1. Lembar Aktivitas Siswa (LAS) Siklus 3 ... 147

6.2

Lembar Aktivitas Siswa (LAS) Siklus 3 ... 148

7. Lembar Tes Siklus 1 ... 149

8. Lembar Tes Siklus 2 ... 157

9. Lembar Tes Siklus 3 ... 165

10.a Daftar Perolehan Skor Kemampuan Menjelaskan Informasi (C2) ... 173

10.b Grafik Perolehan Skor Kemampuan Menjelaskan Informasi (C2) ... 174

11.a Daftar Perolehan Skor Kemampuan Menghubungkan Informasi (C3) ... 175

11.b Grafik Perolehan Skor Kemampuan Menghubungkan Informasi (C3) ... 176

12.a Daftar Perolehan Skor Kemampuan Membuat Tanggapan (C3) ... 177

12.b Grafik Perolehan Skor Kemampuan Membuat Tanggapan (C3) ... 178

(16)

13.b Grafik Perolehan Skor Kemampuan Menemukan Informasi (C5) ... 180

14.a Daftar Perolehan Skor Kemampuan Memberi Dukungan (C6) ... 181

14.b Grafik Perolehan Skor Kemampuan Memberi Dukungan (C6) ... 182

15.a Daftar Perolehan Nilai Hasil Evaluasi Siklus I ... 183

15.b Daftar Perolehan Nilai Hasil Evaluasi Siklus II ... 184

15.c Daftar Perolehan Nilai Hasil Evaluasi Siklus III ... 185

16 Daftar Nama Subjek Penelitian Kelas VI-C MIN Medan Barat ... 186

17 Contoh Lembar Jawaban Siswa ... 187

(17)

1 BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Bahasa merupakan salah satu kemampuan yang sangat penting dimiliki setiap

individu dalam mengembangkan potensi dirinya sehingga mampu menghadapi setiap

perubahan yang terjadi. Melalui bahasa, setiap individu dapat meningkatkan

pengetahuan, kemampuan dan kreativitas terhadap perkembangan ilmu pengetahuan

dan tehnologi. Bahasa juga dapat menunjukkan bagaimana kemampuan individu untuk

menyatakan hasil pemikirannya dalam bentuk ungkapan kata yang logis dan bermakna,

baik dalam bentuk lisan maupun tulisan, saling belajar dan saling berbagi pengalaman.

Berdasarkan kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP) mata pelajaran bahasa

Indonesia merupakan program untuk mengembangkan pengetahuan, keterampilan

berbahasa dan sikap positif terhadap bahasa Indonesia. Jadi setiap aktivitas

pembelajaran yang dilakukan di kelas harus dilaksanakan secara bersamaan. Menurut

Tarigan (2005:1) bahwa keterampilan berbahasa dalam kurikulum mencakup empat

jenis yaitu keterampilan menyimak (listening skills), keterampilan berbicara (speaking

skills), keterampilan membaca (reading skills), dan keterampilan menulis (writing

skills). Keempat keterampilan tersebut merupakan catur tunggal, yaitu antara satu

dengan lainnya saling berhubungan dan merupakan satu kesatuan yang tidak dapat

dipisahkan. Keterampilan menyimak merupakan keterampilan pertama yang

dipelajari oleh manusia kemudian berbicara lalu diikuti dengan membaca dan menulis.

(18)

2

yang dimiliki oleh setiap individu tetapi merupakan hasil dari proses belajar dan berlatih

yang terus menerus baik dari lingkungan sekitar maupun lingkungan sekolah.

Dalam seminar Internasional di Universitas Negeri Medan, Solin (2012:1)

menyatakan bahwa kemampuan berbahasa Indonesia tidaklah terlepas dari berbagai

masukan bahasa yang diperoleh siswa. Jika siswa tersebut memperoleh masukan bahasa

yang baik maka bahasa yang mereka produksi juga baik. Adapun masukan-masukan

bahasa itu dapat digolongkan atas masukan yang diperoleh dari kehidupan sehari-hari

dan lingkungan sekolah. Bahasa sehari-hari yang digunakan siswa pada umumnya

sangat jauh dari bahasa ilmiah di sekolah. Perbedaan bahasa sehari-hari dengan bahasa

ilmiah mendatangkan kesulitan bagi siswa dalam pembelajaran bahasa Indonesia.

Selanjutnya Abidin (2012:9) menyatakan bahwa problema utama pembelajaran

membaca di sekolah saat ini adalah bahwa pembelajaran membaca masih dilaksanakan

secara asal-asalan dan hanya ditujukan untuk kepentingan praktis belaka yakni agar

siswa mampu menjawab pertanyaan bacaan. Dampaknya, siswa hanya memiliki

kecepatan membaca yang rendah bahkan diikuti oleh tingkat pemahaman yang rendah

pula. Sehingga hasilnya, berbagai penelitian menunjukkan bahwa kemampuan efektif

membaca siswa dari jenjang sekolah dasar hingga perguruan tinggi sangatlah rendah.

Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan Solin (2012:3) terhadap 200

orang guru SD yang mengikuti PLPG di Sumatera Utara pada tahun 2011

mengungkapkan bahwa pada umumnya guru mengelola materi membaca dengan cara;

menjelaskan pengertian membaca intensif, membaca nyaring, menjelaskan tentang

(19)

3

tagihan dan perintah membaca kepada siswa, dan pembelajaran hanya diselingi dengan

tanya jawab sembari mengecek kemampuan siswa tentang keterangan yang

disampaikan guru. Sehingga bahan ajar yang disampaikan guru terkadang kehilangan

tagihan dan hanya perintah yang didominasi dengan ceramah berisi penjelasan materi

bahan ajar. Dominasi metode ceramah menjadikan siswa bersikap pasif dan hanya

menerima informasi dari guru.

Sehubungan dengan pernyataan di atas, berdasarkan hasil pengamatan

sehari-hari dan analisis tugas siswa memperlihatkan bahwa kemampuan siswa dalam membaca

pemahaman di kelas VI-C MIN Medan Barat pada tahun pelajaran 2012/2013, tidak

sesuai dengan harapan. Sebagai contoh, pada Kompetensi Dasar “7.3 (Menyimpulkan

isi cerita anak dalam beberapa kalimat)” dengan KKM membaca= 70, hanya 10 siswa

dari 24 siswa atau 41,67% yang sudah tuntas dalam menentukan pokok pikiran dan

menyimpulkan bacaan dalam beberapa kalimat. Sisanya yaitu empat belas siswa atau

58,33% siswa belum tuntas. Saat diberi tugas kebanyakan siswa mengerjakan latihan

soal bahasa Indonesia tidak selesai tepat waktu, ketika mengerjakan tugas siswa sering

bercerita. Saat diberi pertanyaan, siswa selalu diam ataupun asal menjawab. Ketika

jawaban tidak tepat maka ada saja siswa lain yang mencemooh atau mengejek sehingga

adakalanya memicu keributan diantara mereka. Secara umum siswa pasif menerima

materi pelajaran tanpa inisiatif untuk mencari bahan sendiri, dan sebagian siswa belum

tuntas menuliskan kesimpulan isi bacaan.

Data nilai Ulangan Harian Membaca pada pelajaran bahasa Indonesia dapat

(20)

4

Tabel 1.1 Nilai Ulangan Harian Membaca: Menyimpulkan isi cerita anak dalam beberapa kalimat

(Sumber: Daftar Nilai Kelas V-C semester II Tahun Pelajaran 2012 /2013).

No. Nilai Jumlah Siswa

1. 00 – 49 6 siswa

2. 50 – 59 8 siswa

3. 60 – 69 __

4. 70 – 79 6 siswa

5. 80 – 89 2 siswa

6. 90 – 100 2 siswa

Rendahnya hasil belajar tidak hanya kesalahan siswa tetapi juga disebabkan oleh

strategi ataupun model pembelajaran yang digunakan dalam proses belajar belum

sesuai. Berdasarkan analisis pengalaman di kelas dapat disimpulkan bahwa dalam

proses pembelajaran bahasa Indonesia pada umumnya dilaksanakan peneliti sebagai

guru dengan cara memberi tugas membaca, bertanya jawab lalu diakhiri dengan

menjawab pertanyaan bacaan. Dalam proses pembelajaran di kelas ini, guru belum

menerapkan model-model pembelajaran Cooperative Learning, yang dapat mendukung

tercapainya proses pembelajaran yang menarik.

Pembelajaran membaca bukan semata-mata dilakukan agar siswa mampu

membaca, melainkan sebuah proses yang melibatkan seluruh aktivitas mental dan

kemampuan berfikir siswa dalam memahami, mengkritisi dan mereproduksi sebuah

wacana tulis. Dalam membaca misalnya siswa diharapkan mampu memahami isi

bacaan. Untuk memahami isi bacaan maka siswa harus melakukan serangkaian aktivitas

(21)

5

beragam bergantung pada strategi dan model pembelajaran yang telah ditetapkan oleh

guru di kelas yang bersangkutan.

Membaca memerlukan strategi dalam membacanya. Strategi adalah ilmu dan

kiat di dalam memanfaatkan segala sumber yang dapat dikerahkan untuk mencapai

tujuan yang telah ditetapkan. Dalam usaha memperoleh pemahaman terhadap teks,

pembaca harus menggunakan strategi tertentu. Pemilihan strategi berkaitan erat dengan

faktor-faktor yang terlibat dalam pemahaman, yaitu pembaca, teks dan konteks.

Dalam konteks ini, guru mempunyai peranan yang sangat besar dan strategis,

karena gurulah yang berada di barisan paling depan dalam pelaksanaan pendidikan.

Pada PP Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan dinyatakan bahwa

Pendidik harus memiliki kualifikasi akademik dan kompetensi sebagai agen

pembelajaran, sehat jasmani dan rohani, serta memiliki berbagai kemampuan untuk

mewujudkan tujuan pendidikan nasional. Kualifikasi akademik adalah tingkat

pendidikan minimal yang harus dipenuhi oleh seorang pendidik yang dibuktikan dengan

ijazah dan atau sertifikat keahlian yang relevan sesuai ketentuan perundang-undangan

yang berlaku. Sementara itu, kompetensi guru sebagai agen pembelajaran meliputi

kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi profesional dan

kompetensi sosial (Kunandar, 2007:54).

Abidin (2012: 09) menyatakan bahwa kegagalan pembelajaran membaca yang

dilakukan di sekolah dapat dimaklumi sebab berbagai pokok bahasan membaca yang

disajikan tidak pernah disertai dengan strategi membaca yang dapat digunakan untuk

(22)

6

melaksanakan berbagai strategi inovasi ataupun model pembelajaran yang digunakan

dalam proses pembelajaran bahasa Indonesia di kelas. Proses pembelajaran yang

dilakukan oleh guru haruslah sesuatu yang benar-benar tepat sasaran dan bermakna,

untuk memperoleh hasil yang maksimal sesuai dengan tahap perkembangan anak.

Berkaitan dengan permasalahan pembelajaran yang peneliti temui di kelas maka

peneliti menggunakan model CIRC (Cooperative Integrated Reading and Composition)

yang merupakan kooperatif terpadu membaca dan menulis. CIRC merupakan model

pembelajaran khusus mata pelajaran Bahasa Indonesia dalam rangka membaca dan

menemukan ide pokok, pokok pikiran atau tema sebuah wacana lalu menuliskannya.

Dalam penelitian ini, model pembelajaran CIRC (Cooperative Integrated

Reading and Composition) sangat dibutuhkan untuk membantu meningkatkan

kemampuan membaca di kelas VI-C. Model CIRC merupakan pembelajaran kooperatif

yang mengharuskan siswa untuk saling bekerja sama dalam mencapai suatu tujuan.

Dengan adanya kerja sama maka dibutuhkan kecakapan sosial siswa. Hal tersebut telah

dibuktikan oleh peneliti Purwanti (2010) yang dinyatakan bahwa melalui pembelajaran

kooperatif tipe CIRC ternyata mampu mengubah perilaku dan sikap siswa. Perubahan

sikap pada siswa antara lain siswa dapat berperan aktif dalam kegiatan kelompok,

munculnya keberanian siswa dalam mengeluarkan pendapat, ide dan gagasan.

Artzt dan Newman (Trianto, 2009:56) menyatakan bahwa dalam belajar

kooperatif, siswa belajar bersama sebagai suatu tim dalam usaha menyelesaikan

tugas-tugas kelompok untuk mencapai tujuan bersama. Sehingga setiap anggota kelompok

(23)

7

pembelajaran kooperatif para siswa diharapkan saling membantu, saling mendiskusikan

dan saling berargumentasi untuk mengasah pengetahuan yang mereka kuasai saat itu

dan menutup kesenjangan dalam pemahaman mereka, dapat menerima berbagai

keragaman dari temannya, serta berkembangnya keterampilan sosial. Selain itu,

menurut Miaz (2012:5) pembelajaran kooperatif dalam kelompok kecil akan

menumbuhkembangkan pola belajar tutor sebaya, menumbuhksan kesadaran diri dan

melatih keterampilan siswa mengenal nilai-nilai sosial, tanggung jawab, kepedulian,

keterbukaan, persahabatan dan jiwa demokratis.

Dalam model pembelajaran kooperatif, siswa saling berinteraksi dan bekerja

sama dikelompoknya sehingga menumbuhkan kebersamaan diantara mereka. Adanya

kerjasama akan membantu menumbuhkan kecakapan sosial siswa dalam kehidupan

sehari-hari. Sejalan dengan pernyataan tersebut, Kartina (Yasmiati, 2012: 5)

menjelaskan bahwa dalam proses pembelajaran pengembangan soft skill (interaksi

sosial) sangat penting diberikan untuk pembentukan kecakapan sosial siswa sehingga

mampu bersaing, beretika, bermoral, sopan santun dan berinteraksi dalam masyarakat.

Kesuksesan siswa di masa mendatang tidaklah ditentukan oleh pengetahuan kognitif

saja, tetapi juga ditentukan oleh keterampilan dalam mengelola diri dan orang lain.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas, maka

identifikasi masalah yang dapat ditentukan adalah sebagai berikut:

1. Rendahnya hasil belajar bahasa Indonesia, berdasarkan KKM yang ditetapkan

(24)

8

2. Umumnya siswa mengerjakan latihan soal bahasa Indonesia tidak selesai tepat

waktu

3. Siswa pasif, hanya menerima materi yang diajarkan

4. Saat diberi pertanyaan, kebanyakan siswa selalu diam ataupun asal menjawab.

5. Siswa mudah mencemooh atau mengejek, mudah marah, menganggu sehingga

ada kalanya memicu keributan

6. Penerapan strategi pembelajaran umumnya diberikan hanya dalam bentuk tanya

jawab dan pemberian tugas pertanyaan bacaan, sehingga belum mengeksplor

kemampuan siswa terhadap unsur-unsur yang ada dalam bacaan.

C. Pembatasan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah di atas, maka pembatasan masalah dalam

penelitian ini adalah meningkatkan kemampuan membaca pemahaman melalui

penerapan model pembelajaran CIRC (Cooperative Integrated Reading and

Composition) pada siswa kelas VI-C MIN Medan Barat Tahun ajaran 2013/2014.

D. Perumusan Masalah

Perumusan masalah yang dapat dirumuskan adalah :

1. Apakah dengan penerapan model pembelajaran CIRC (Cooperative Integrated

Reading and Composition) dapat meningkatkan kemampuan membaca

pemahaman pada siswa kelas VI–C MIN Medan Barat ?

2. Apakah penerapan model pembelajaran CIRC (Cooperative Integrated Reading

and Composition) dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa kelas VI-C MIN

(25)

9

E. Tujuan Penelitian

Secara umum penelitian ini bertujuan untuk memperbaiki praktik pembelajaran

membaca pemahaman, secara khusus bertujuan untuk :

1. Meningkatkan kemampuan membaca pemahaman melalui penerapan model

pembelajaran CIRC (Cooperative Integrated Reading and Composition) pada

siswa kelas VI–C MIN Medan Barat

2. Meningkatkan aktivitas belajar siswa kelas VI-C MIN Medan Barat melalui

penerapan model pembelajaran CIRC (Cooperative Integrated Reading and

Composition)

F. Manfaat Penelitian

Penelitian yang dilaksanakan di MIN Medan Barat ini, menurut penulis memiliki

beberapa manfaat, yaitu:

1. Bagi siswa, dengan penerapan model pembelajaran CIRC dalam membaca

pemahaman dapat meningkatkan prestasi belajar dan dapat mengembangkan

rasa kebersamaan diantara siswa.

2. Bagi guru, dapat meningkatkan keterampilan menggunakan model

pembelajaran yang bervariasi dan dapat dijadikan bahan pertimbangan dalam

memperbaiki serta menyempurnakan proses pembelajaran.

3. Bagi sekolah, menambah literatur dan menjadi masukan dalam menentukan

(26)

101 BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah diuraikan pada Bab IV,

dapat diperoleh beberapa kesimpulan sebagai berikut:

1. Peningkatan kemampuan membaca pemahaman siswa kelas VI-C melalui penerapan

model pembelajaran CIRC (Cooperative Integrated Reading and Composition) pada

siklus I diperoleh skor total 63,75 pada siklus II diperoleh skor total 61,67 sehingga

terjadi penurunan 2, 08 namun pada pada siklus III terjadi peningkatan kemampuan

menjelaskan dan diperoleh skor total sebanyak 78,5 maka terjadi peningkatan skor

dari siklus I ke siklus III sebanyak 14,75. Untuk kemampuan menghubungkan pada

siklus I diperoleh skor total 65 pada siklus II diperoleh skor total 67 dan pada siklus

III diperoleh skor total sebanyak 67 maka terjadi peningkatan skor dari siklus I ke

siklus III sebanyak 2. Untuk kemampuan membuat pernyataan pada siklus I

diperoleh skor total 49 pada siklus II diperoleh skor total 76,5 dan pada siklus III

diperoleh skor total sebanyak 78 maka terjadi peningkatan skor dari siklus I hingga

siklus III sebanyak 29. Untuk kemampuan menemukan informasi pada siklus I

diperoleh skor total 64 pada siklus II diperoleh skor total 76 namun pada siklus III

terjadi penurunan sehingga diperoleh skor total sebanyak 74,5 maka terjadi

peningkatan skor dari siklus I hingga siklus III sebanyak 10,5. Untuk kemampuan

mendukung informasi sesuai dengan kompetensi dasar yang ditetapkan hanya ada

(27)

102

diperoleh skor total 65,67 dan pada siklus III terjadi peningkatan sehingga

diperoleh skor total sebanyak 77 maka terjadi peningkatan skor dari siklus I hingga

siklus III sebanyak 11,33. Secara keseluruhan kemampuan membaca pemahaman

siswa dari siklus I sampai ke siklus III mengalami peningkatan sebanyak 45,25.

Peningkatan ketuntasan belajar klasikal siswa pada siklus I dengan materi

“Laporan Hasil Pengamatan” diperoleh ketuntasan belajar sebesar 41,67 atau sekitar

10 dari 24 siswa yang telah memenuhi KKM yang telah ditentukan. Pada siklus II

materi “Manfaat Sarapan” dan “Zizi dan Gizi” diperoleh ketuntasan belajar klasikal

siswa sebesar 62,50 atau sekitar 15 dari 24 siswa yang telah memenuhi KKM yang

telah ditentukan. Selanjutnya pada siklus III materi “Kolong Tangga” dan

“Museum di Tengah Kebun” diperoleh ketuntasan belajar klasikal siswa sebesar

83,33 atau sekitar 20 dari 24 siswa yang telah memenuhi KKM yang telah

ditentukan. Peningkatan ketuntasan belajar secara klasikal pada kemampuan

membaca pemahaman dari siklus I ke siklus II sebesar 20,83. Peningkatan

ketuntasan belajar secara klasikal pada kemampuan membaca pemahaman dari

siklus II ke siklus III sebesar 20,83. Secara keseluruhan peningkatan ketuntasan

belajar secara klasikal pada kemampuan membaca pemahaman dari siklus I ke

siklus III sebesar 41,66.

2. Peningkatan aktivitas belajar melalui penerapan model pembelajaran CIRC

(Cooperative Integrated Reading and Composition) berdasarkan hasil observasi

terhadap aktivitas siswa menunjukkan peningkatan pada setiap siklusnya.

Pada siklus I diperoleh skor aktivitas siswa sebesar 61,19. Pada siklus II diperoleh

(28)

103

aktivitas siswa sebesar 76,69. Peningkatan aktivitas siswa dari siklus I ke siklus II

sebesar 5,48. Peningkatan aktivitas siswa dari siklus II ke siklus III sebesar 10,02.

Hasil penelitian menunjukkan meningkatnya antusias siswa untuk bekerja secara

kelompok dan meningkatnya keberanian siswa untuk bertanya dan menjawab

pertanyaan. Secara keseluruhan peningkatan aktivitas siswa dari siklus I ke siklus

III sebesar 15,50. Dengan demikian penerapan model pembelajaran CIRC dapat

meningkatkan kemampuan membaca pemahaman siswa kelas VI-C MIN Medan

Barat.

B. Implikasi Penelitian

Hasil penelitian memperlihatkan adanya peningkatan kemampuan membaca

pemahaman yang diungkapkan melalui kemampuan menjelaskan informasi,

menghubungkan informasi, membuat pernyataan, menemukan informasi, dan

mendukung informasi. Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas tersebut perlu

disampaikan :

1. Model pembelajaran CIRC (Cooperative Integrated Reading and Composition)

dapat meningkatkan kemampuan membaca pemahaman pada siswa kelas VI-C

MIN Medan Barat sebanyak 45,25.

2. Model pembelajaran CIRC (Cooperative Integrated Reading and Composition)

dapat meningkatkan aktivitas dan antusias siswa untuk bekerja secara kelompok

serta meningkatkan keberanian siswa untuk bertanya dan menjawab

(29)

104

C. Saran

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan maka saran yang dapat diberikan

adalah sebagai berikut:

1. Berdasarkan temuan penelitian bahwa penggunaan model pembelajaran CIRC

(Cooperative Integrated Reading and Composition) dapat meningkatkan hasil

belajar membaca pemahaman siswa maka diharapkan guru dapat menerapkan

penggunaan model pembelajaran CIRC dalam proses pembelajaran.

2. Pelaksanaan model pembelajaran CIRC (Cooperative Integrated Reading and

Composition) dapat meningkatkan aktivitas dan antusias siswa untuk bekerja secara

kelompok serta meningkatkan keberanian siswa untuk bertanya dan menjawab

pertanyaan. Karena itu, diharapkan pada siswa untuk tetap melanjutkan keaktifan

dan keberanian dalam mengajukan pertanyaan, menjawab pertanyaan,

mengeluarkan pendapat, ide maupun saran pada setiap proses kegiatan belajar dalam

usaha meningkatkan potensi diri dan hasil belajar.

3. Hasil penelitian tentang penerapan model pembelajaran CIRC (Cooperative

Integrated Reading and Composition) dapat meningkatkan hasil belajar dan

aktivitas siswa kelas VI-C MIN Medan Barat. Untuk itu, diharapkan peneliti atau

guru lain dapat melanjutkan penelitian ini agar mendapatkan temuan yang lebih

(30)

105

DAFTAR PUSTAKA

Abidin, Yunus. 2012.Pembelajaran Membaca Berbasis Pendidikan Karakter. Bandung: Refika Aditama.

Alex, A Z & Ahmad, H R. 2010. Bahasa Indonesia Untuk Perguruan Tinggi. Jakarta: Kencana

Arikunto, Suharsimi. 2010a. Manajemen Penelitian. Jakarta :Rineka Cipta.

Arikunto, Suharsimi. 2010b. Prosedur Penelitian : Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta : Rineka Cipta.

Arikunto, Suharsimi, dkk. 2012. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara.

Arisma, Olynda Ade. 2012. Peningkatan Minat dan Kemampuan Membaca Melalui Program Jam Baca Sekolah di Kelas VII SMP Negeri 1 Puri. Skripsi. Malang:

Universitas Negeri Malang

Aqib, Zainal. 2009. Penelitian Tindakan Kelas. Bandung : Yrama Widia.

Chaer, Abdul. 2007. Kajian Bahasa: Struktur Internal, Pemakaian dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta.

Chaer, Abdul. 2009. Psikolinguistik:Kajian Teoritik. Jakarta: Rineka Cipta.

Dardjowijoyo, Soenjono. 2003. Psikolinguistik: Pengantar Pemahaman Bahasa Manusia. Jakarta: Unika Atma Jaya.

Djiwandono, Soenardi. 2008. Tes Bahasa: Pegangan Bagi Pengajar Bahasa. Jakarta: Indeks.

El Fanany, Burhan. 2012. Tehnik Baca Cepat Trik Efektif Membaca 2 Detik 1 Halaman.

Yogyakarta: Araska.

Hidayanti, Havivi. 2010. Penerapan Model Pembelajaran Cooperatif Integrated Reading and Composition (CIRC) Untuk Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar PKn Siswa Kelas VII SMP Negeri 7 Malang. Skripsi Universitas

Negeri Malang. (Online). Diakses tanggal 15 Mei 2013.

Hayon, Josep. 2008. Membaca dan Menulis Wacana. Jakarta: Grasindo.

(31)

106

Istarani. 2012. 58 Model Pembelajaran Inovatif. Medan: Media Persada.

Jacobsen, dkk. 2009. Methods for Teaching. Terjemahan oleh Fawaid, Ahmad & Ateilla Mirza. 2009. Yokyakarta: Pustaka Pelajar.

Johnson, Lou Anne. 2008. Pengajaran yang Kreatif dan Menarik:Cara Membangkitkan Minat Siswa Melalui Pemikiran. Jakarta : Indek

Kunandar. 2007. Guru Profesional Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) dan Sukses dalam Sertifikasi Guru. Jakarta : Raja Grafindo.

Kusaeri dan Suprananto. 2012. Pengukuran dan Penilaian Pendidkan. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Kuntjara, E. dan Lie, Anita. 2000. Analisis Protokol Proses Membaca dan Menulis dalam Perspektif Jender. PELBBA 13. Jakarta: Unika Atmajaya.

Matondang, Zulkifli. 2009. Evaluasi Pembelajaran. Medan: PPs Unimed.

Miaz, Yalvema. 2012. Pengembangan Pembelajaran Kooperatif yang Menyenangkan dalamPembelajaran IPS di Sekolah Dasar. Makalah disajikan dalam Seminar Internasional Pasca Dikdas UNIMED, pada 6-7 Juli.

Noer, Muhammad. 2010. Speed Reading for Beginners (Online), http://www.Membaca Cepat. com. Diakses tanggal 15 Mei 2013.

Parera, Jos Daniel. 2005. Pedoman Kegiatan Belajar Mengajar Bahasa Indonesia. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Purwanti, Yustina T. 2010. Meningkatkan Kemampuan Siswa Menemukan Gagasan Utama melalui Metode Cooperative Integrated Reading and Composition. “Jurnal” Pendidikan Penabur. No.15 Tahun 2010 (Online). Diakses tanggal 15 Mei 2013.

Purwanto, M. Ngalim. 2009. Prinsip-Prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran. Jakarta: Rosdakarya.

Putra, R Masri Sareb. 2008. Menumbuhkan Minat Baca Sejak Dini: Panduan Praktis Bagi Pendidik, Orang Tua dan Penerbit. Jakarta : Indeks.

Qadratilah, Meity Taqdir. 2011. Kamus Bahasa Indonesia Untuk Pelajar. Jakarta: Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa.

(32)

107

Rahmawati, Yuni. 2010. Pengertian Membaca, Keterampilan Mekanis dan Keterampilan Pemahaman. Bojonegoro: FPBS IKIP PGRI (Online). Diakses tanggal 15 Mei 2013

Razak, Abdul. 2004. Formula 247: Metode Mendidik Anak Menjadi Pembaca yang Sukses. Jakarta: Gramedia.

Sa’ud,Udin Syaefudin. 2009. Inovasi Pendidikan. Bandung: Alfabeta.

Schunk, Dale H. 2012. Learning Theories: An Perspective Terjemahan oleh Eva Hamdiah & Rahmat Fajar. 2012. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Sevilla, dkk.2006. An Introduction To Research Methods. Terjemahan oleh Alimuddin Tuwu. 2006. Jakarta : Universitas Indonesia.

Sigit, M. 2003. Pembelajaran Berbasis Kompetensi dan Kontekstual Bagi Guru, Kepala Sekolah dan Pengawas Sekolah. Jakarta : Rineka Cipta.

Sinaga, Bornok. 2008. Model Pembelajaran Bermuatan Soft Skills Dengan Pola Interaksi Sosial Dalihan Na Tolu. “Jurnal Tematik” Volume 001/No 1 Pendidikan Dasar. PPs Unimed.

Slavin, E. Robert. 2005. Cooperative Learning. Terjemahan oleh Narulita Yusron. Tanpa Tahun. Bandung : Nusa Media.

Solin, Mutsyuhito. 2010. Keberaksaraan. Medan: PPs Universitas Negeri Medan.

Solin, Mutsyuhito. 2012. Pendidikan Bahasa Indonesia Berbasis Wacana. Makalah disajikan dalam Seminar Internasional Pasca Dikdas UNIMED, pada 6-7 Juli

Sudjana, Nana. 2009. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Rosdakarya.

Sukardi, H.M. 2009. Evaluasi Pendidikan: Prinsif dan Operasionalnya. Jakarta: Bumi Aksara

Suyitno, Amin. 2005. Mengadopsi Pembelajaran CIRC dalam Meningkatkan Keterampilan Siswa Menyelesaikan Soal Cerita. Seminar Nasional F.MIPA UNNES.

Tarigan, Henry Guntur. 2005. Menulis Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa.

Bandung: Angkasa.

Tarigan, Henry Guntur. 2010. Membaca Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung: Angkasa.

(33)

108

Uno, B Hamzah dan Mohamad, Nurdin. 2011. Belajar Dengan Pendekatan PAILKEM. Jakarta : Bumi Aksara

Wena, Made. 2010. Strategi Pembelajaran Inovatif Kontemporer. Jakarta : Bumi Aksara

Wiriatmadja, Rochiati. 2010. Metode Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Wulandari, Rini S. 2010. Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC) Untuk Meningkatkan Kemampuan Mahasiswa Dalam Memahami Karya Sastra. (Online) “Jurnal” Penelitian Pendidikan Volume 21 No.1. Diakses tanggal 11 Februari 2013.

Yarmi, Gusti. 2008. Pendekatan dan Strategi Pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia di Indonesia. (Online) “ Jurnal” Pendidikan Penabur No. 1/Tahun ke-7.

Diakses tanggal 5 Juni 2013.

Yasmiati. 2012. Peningkatan Hasil Belajar PKn dan Kecakapan Sosial Siswa Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD pada SMP Negeri 1 Tebing Tinggi.

Thesis Pasca Sarjana UNIMED.

Zulyka, Devi. 2012. Pengaruh Penerapan Kooperatif Tipe Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC) Terhadap Hasil Belajar Siswa Kelas X SMA Negeri 8 Surakarta. “Jurnal” Pendidikan Biologi. Diakses tanggal 15 Maret 2013.

Referensi

Dokumen terkait

Tidak ada perbedaan pengaruh penerapan gaya mengajar resiprokal dengan self check terhadap hasil belajar keterampilan bolavoli pada kemampuan gerak rendah siswa putra kelas

Aspek yang dikaji adalah ekspresi- ekspresi lingual yang terdapat pada tampilan iklan Olay Total Effects versi Annisa Pohan dan Anggun C.. Sasmi yang membentuk suatu citra

Untuk itu, pada pembuatan rangkaian alat Lampu Sein Variasi ini bertujuan untuk mempelajari cara kerja dari Lampu sein variasi dan dapat menghasilkan output dengan variasi yang

Data tersebut oleh penulis dihitung dengan menggunakan rasio keuangan, dianalisis dan dicari arti atau maksud dari rasio tersebut sehingga dapat ditarik suatu kesimpulan dari

Dengan demikian upaya untuk memberdayakan UMKM harus terencana, sistematis dan menyeluruh baik pada tataran makro, meso dan mikro yang meliputi (1) penciptaan iklim

Konsentrasi gula dibawah 10 % akan menghasilkan nata yang tipis dan lunak karena kekurangan sumber karbon sehingga kerja dari bakteri pembentuk nata tidak optimal,

Cara pembuatan tepung karagenan adalah sebagai berikut; bahan baku berupa rumput laut dicuci kemudian dipotong kecil-kecil, selanjutnya dilakukan proses ekstraksi rumput laut dalam

Dari ketentuan tersebut terlihat bahwa tindak pidana yang dimaksud dalam Pasal 136 bis tersebut adalah tindak pidana biasa yakni tindak pidana yang dilakukan “dengan lisan”