ii
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan kasih karunia-Nya sehingga skripsi ini dapat diselasaikan dengan baik. Skripsi ini berjudul “Efektivitas Model Pembelajaran Konsep (Concept Attainment Model) Terhadap Kemampuan Menemukan Unsur-Unsur Intrinsik Cerpen “Kisah di Kantor Pos” Karya Muhammad Ali Oleh Siswa Kelas IX SMP N 4 Tarutung Tahun Pembelajaran 2012/2013.” Skripsi ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan di Universitas Negeri Medan.
Untuk menyelesaikan skripsi ini berbagai masukan dan bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, dengan segala kerendahan hati, pada kesempatan ini penulis mengucapkan terimakasih kepada:
1. Prof.Dr. Ibnu Hajar, M.Si., selaku Rektor Universitas Negeri Medan 2. Dr. Isda Pramuniati, M.Hum., selaku Dekan Fakultas Bahasa dan Seni. 3. Dr. Rosmawaty, M.Pd., selaku Ketua Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia 4. Drs. Sanggup Barus, M.Pd., selaku Sekretaris Jurusan Bahasa dan Sastra
Indonesia.
5. Dr. Wisman Hadi, M.Hum., selaku Ketua Prodi Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia.
6. Dr. Tiur Asi Siburian, M.Pd., selaku Pembimbing Skripsi yang telah banyak membimbing penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
7. Drs. Tingkos Sinurat, M.Pd., selaku Dosen Pembimbing Akademik.
8. Seluruh dosen dan pegawai di lingkungan Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Medan.
9. Kepala Sekolah, Wakil Kepala Sekolah, Kepala Tata Usaha serta guru-guru dan siswa SMP N 4 Tarutung yang telah memberikan izin untuk mengadakan penelitian.
iii
Venny Hutagalung, Fricilya Hutagalung, Bobi Hutagalung, dan Albert Stevan Hutagalung yang telah memberikan motivasi kepada penulis. 11. Seluruh keluarga, sahabat, adik kos dan teman Ekstensi 2007 A yang
selalu memberikan dukungan kepada penulis
12. Semua pihak yang turut membantu penyelesaian skripsi ini yang tidak dapat disebutkan satu per satu.
Semoga skripsi ini bermanfaat dan menambah wawasan bagi kita semua. Akhir kata, penulis mengucapkan terimakasih.
Medan, Maret 2013 Penulis
iv
B. Identifikasi Masalah ... 5
C. Pembatasan Masalah ... 5
D. Rumusan Masalah ... 6
E. Tujuan Penelitian... 6
F. Manfaat Penelitian... 7
BAB II KERANGKA TEORETIS, KERANGKA KONSEPTUAL, DAN HIPOTESIS PENELITIAN ... 8
A. Kerangka Teoretis ... 8
1. Model Pembelajaran Perolehan Konsep ... 8
a. Pengertian Model Pembelajaran Perolehan Konsep ... 8
b. Langkah-Langkah Model Pembelajaran Perolehan Konsep ... 12
c. Keunggulan Model Pembelajaran Perolehan Konsep ... 13
2. Hakikat Cerita Pendek ... 13
a. Pengertian Cerita Pendek ... 13
b. Unsur-Unsur Intrinsik Cerpen ... 14
3. Model Ekspositori ... 21
a. Pengertian Model Ekspositori ... 21
b. Kelebihan dan Kelemahan Model Ekspositori ... 22
c. Pembelajaran Menemukan Unsur-Unsur Intrinsik Cerpen dengan model ekspositori ... 22
d. Penilaian Unsur-Unsur Intrinsik Cerpen ... 23
e. Penerapan Model Pembelajaran Perolehan Konsep ... 23
f. Penerapan Model Ekspositori ... 24
B. Kerangka Konseptual ... 24
C. Hipotesis Penelitian ... 27
BAB III METODE PENELITIAN ... 28
A. Lokasi dan Waktu Penelitian... 28
B. Populasi dan Sampel Penelitian ... 28
1. Populasi ... 28
v
C. Metode Penelitian ... 30
D. Desain Eksperimen ... 30
E. Defenisi perasional Variabel Penelitian ... 31
F. Jalannya Eksperimen ... 33
G. Instrument Penelitian... 37
H. Teknik Analisis Data ... 42
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 43
A. Deskripsi Data ... 43
B. Analisis Data ... 45
1. Analisis Data Pembelajaran Menemukan Unsur-Unsur Intrinsik Cerpen dengan Model Pembelajaran Perolehan Konsep ... 45
2. Analisis Data Pembelajaran Menemukan Unsur-Unsur Intrinsik Cerpen dengan Model Ekspositori ... 49
3. Uji Persyaratan Analisis Data ... 53
a. Uji ormalitas Data ... 53
b. Uji Homogenitas ... 57
4 Pengujian Hipotesis... 59
C. Hasil Penelitian ... 61
D. Pembahasan Hasil Penelitian ... 67
BAB V SIMPULAN DAN SARAN ... 78
A. Simpulan ... 78
B. Saran ... 79
DAFTAR PUSTAKA ... 80
vi TABEL 3.3 JALANNYA EKSPERIMEN
TWO-GROUP-POST-TEST DENGAN MODEL PEMBELAJARAN
PEROLEHAN KONSEP TERHADAP
KEMAMPUAN MENEMUKAN UNSUR-UNSUR
INTRINSIK CERPEN ... 33 TABEL 3.4 LANGKAH PENGAJARAN PADA KELAS
KONTROL YANG MENGGUNAKAN MODEL EKSPOSITORI TERHADAP KEMAMPUAN MENEMUKAN UNSUR-UNSUR INTRINSIK
CERPEN ... 3 TABEL 3. INSTRUMENT PENILAIAN MENEMUKAN
UNSUR-UNSUR INTRINSIK CERPEN ... 38 TABEL 3. RENTANG SKOR DAN KATEGORI PENILAIAN
KEMAMPUAN MENEMUKAN UNSUR-UNSUR
INTRINSIK CERPEN ... 39 TABEL 4.1 SKOR PEROLEHAN NILAI PEMBELAJARAN
MENEMUKAN UNSUR-UNSUR INTRINSIK CERPEN DENGAN MENGGUNAKAN MODEL
PEROLEHAN KONSEP KELOMPOK
EKSPERIMEN ࢄ ... 43 TABEL 4.2 SKOR PEROLEHAN NILAI PEMBELAJARAN
MENEMUKAN UNSUR-UNSUR INTRINSIK CERPEN DENGAN MENGGUNAKAN MODEL
EKSPOSITORI KELOMPOK KONTROL ࢄ ... 44
TABEL 4.3 DISTRIBUSI FREKUENSI PEMBELAJARAN MENEMUKAN UNSUR-UNSUR INTRINSIK
DENGAN MENGGUNAKAN MODEL
PEMBELAJARAN PEROLEHAN KONSEP
KELOMPOK EKSPERIMEN ࢄ ... 4 TABEL4.4 IDENTIFIKASI KECENDERUNGAN KELAS
EKSPERIMEN ... 49
TABEL 4. DISTRIBUSI FREKUENSI PEMBELAJARAN
MENEMUKAN UNSUR-UNSUR INTRINSIK CERPEN DENGAN MENGGUNAKAN MODEL
EKSPOSITORI KELOMPOK KONTROL ࢄ ... 0 TABEL 4. IDENTIFIKASI KECENDERUNGAN KELAS
KONTROL ... 3
TABEL 4.7 UJI NORMALITAS DATA KELOMPOK
vii
TABEL 4.8 UJI NORMALITAS DATA KELOMPOK
KONTROL ࢄ ...
TABEL 4.9 HARGA-HARGA YANG PERLU UJI BARTLET ... 8
TABEL 4.10 PERSENTASE RATA-RATA PEROLEHAN
SKOR MENEMUKAN UNSUR-UNSUR
ix
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
LAMPIRAN 7 LEMBAR KERJA SISWA KELAS
EKSPERIMEN DAN KELAS KONTROL ... 10
LAMPIRAN 8 DAFTAR NILAI KRITIS UNTUK UJI LILIEFORS ... ... 110
LAMPIRAN 9 TABEL NORMALITAS ... ... 111
LAMPIRAN 10 TABEL NILAI-NILAI DISTRIBUSI t ... 112
viii
DAFTAR GAMBAR
Halaman
GAMBAR 4.1 HISTOGRAM DATA PEMBELAJARAN
MENEMUKAN UNSUR-UNSUR INTRINSIK
CERPEN KELAS EKSPERIMEN ... 48
GAMBAR 4.2 HISTROGRAM DATA PEMBELAJARAN
MENEMUKAN UNSUR-UNSUR INTRINSIK
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang MasalahKesusastraan merupakan salah satu sarana untuk meningkatkan
kemampuan intelektual dan pengembangan penalaran. Salah satu bentuk dari
kesusastraan adalah karya sastra yang merupakan wujud nyata sastra. Karya sastra
diharapkan dapat mengembangkan kepribadian, memperluas wawasan kehidupan
serta meningkatkan pengetahuan dan kemampuan berbahasa dan bersastra. Selain
itu pemahaman terhadap karya sastra juga sangat penting. Apabila hal tesebut
tercapai maka akan timbul sikap menghargai dan membanggakan sastra
khususnya sastra Indonesia sebagai khazanah budaya dan intelektual manusia
Indonesia.
Tujuan pengajaran sastra adalah agar siswa mampu menikmati,
menghayati, dan memahami serta memanfaatkan karya sastra untuk
mengembangkan kepribadian, memperluas wawasan kehidupan serta
meningkatkan pengetahuan berbahasa. Pengetahuan sastra digunakan sebagai
penunjang dalam mengekspresikan karya sastra. Cerpen merupakan salah satu
bentuk karya sastra yang menceritakan perjalanan hidup seseorang. Cerpen ditulis
berdasarkan kehidupan sehari-hari atau bisa dikatakan bahwa cerpen merupakan
ekspresi pribadi si pengarang itu sendiri, cerminan pribadi, perjalanan jiwa
penulisnya. Sebuah fiksi cerpen memiliki unsur-unsur intrinsik cerita seperti:
tema, alur, perwatakan, latar, amanat, dan sudut pandang
Cerita pendek merupakan salah satu jenis karya sastra. Cerita pendek
lahir dari kenyataan kehidupan sehari-hari, karena bentuk cerita pendek yang tidak
terlalu panjang maka hanya memerlukan waktu yang relatif singkat untuk
membaca cerita pendek. Berdasarkan KTSP bidang studi Bahasa Indonesia untuk
SMP bahwa menemukan unsur- unsur intrinsik cerpen merupakan salah satu
materi pokok yang harus dicapai siswa dalam pembelajaran SK 7, KD 7.1 .
Keberhasilan siswa dalam menerima pembelajaran menemukan unsur-unsur
cerpen sangat diharapkan dalam pencapaian standar kompetensi yang ditentukan
agar siswa dapat mengikuti sesuai dengan tingkat pendidikannya.
Permasalahan ini penulis temukan ketika melaksanakan Praktek
Pengalaman Lapangan Terpadu PPL-T pada tahun 010 ternyata siswa belum
sepenuhnya menguasai unsur-unsur intrinsik cerpen. Hal ini terlihat dari siswa
yang tidak memahami betul apa itu unsur-unsur intrinsik cerpen, sehingga ketika
siswa ditugaskan untuk menemukan unsur-unsur intrinsik cerpen, siswa
kewalahan dalam penugasan tersebut. Apalagi ketika guru tidak menggunakan
model pembelajaran yang tepat untuk melatih siswa dalam menemukan
unsur-unsur intrinsik cerpen.
Masalah yang terungkap dari siswa sekolah tersebut adalah 1 siswa
mengalami kesulitan menganalisis unsur intrinsik cerpen, motivasi dan daya
apresiasi siswa lemah, siswa kurang termotivasi untuk berpikir kritis,
keaktifan, pemahaman, dan penguasaan informasi secara individual dalam
pembelajaran tidak merata bagi seluruh siswa di kelas, siswa belum diberi
kesempatan untuk saling berbagi pengalaman dan kemampuan antar siswa dalam
strategi ataupun model pembelajaran yang kurang menarik yang disajikan oleh
guru. uru hanya menekankan pada sejumlah informasi atau konsep belaka .
aktor lainnya juga adalah kebanyakan siswa membaca cerpen hanya
sebagai hiburan untuk mengetahui jalan ceritanya namun kurang mampu dalam
menemukan unsur-unsur intrinsik cerpennya, sehingga tujuan pembelajaran yang
diharapkan tidak tercapai. Tidak semua model pembelajaran cocok digunakan
untuk setiap mata pelajaran yang akan disampaikan kepada siswa. leh karena
itu, perlu dipilih model yang tepat.
usup 011:11 mengatakan:
“pembelajaran lebih ditekankan pada model yang diwarnai dengan ceramah dan berpusat pada guru. Kejadian-kejadian tersebut dibuktikan dengan keengganan guru menerima metode pembelajaran terkini dan sangat tepat digunakan. Hal ini mengakibatkan siswa kurang terlibat dalam pembelajaran. Kegiatan ini mengakibatkan siswa kurang ikut berpartisipasi dalam kegiatan pembelajaran yang cenderung menjadikan mereka cepat bosan dan malas belajar.”
Pembelajaran menemukan unsur-unsur intrinsik cerpen dapat terjadi
dengan efektif jika guru dapat menerapkan model atau metode pengajaran yang
dapat memberikan peluang pada siswa untuk lebih aktif dalam menemukan
unsur-unsur intrinsik cerpen. Salah satu model pembelajaran yang akan digunakan
peneliti yaitu model pembelajaran perolehan konsep. Model pembelajaran
perolehan konsep didesain untuk menganalisis konsep, mengembangkan konsep,
pengajaran konsep dan untuk membuat siswa menjadi lebih efektif dalam
mempelajari materi yang diberikan oleh guru. Model pembelajaran perolehan
mengklarifikasi konsep-konsep. Hal ini tentu akan membantu siswa dalam proses
belajar mengajar.
Hal ini sesuai dengan pernyataan Brunner, oodnow, dan Austin 19 7 ,
“Model pembelajaran concept attainment merupakan metode yang efisien untuk mempresentasikan informasi yang telah terorganisir dari suatu topik yang luas menjadi topik yang lebih mudah dipahami untuk setiap stadium perkembangan konsep. Model pembelajaran concept attainment ini dapat memberikan suatu cara menyampaikan konsep dan mengklarifikasi konsep-konsep serta melatih siswa menjadi lebih efektif pada pengembangan konsep.”
http://ndhirost.multiply.com/journal/item/ .
Model pembelajaran perolehan konsep dianggap lebih baik jika
dibandingkan dengan model ekspositori. Model pembelajaran perolehan konsep
lebih mengajak siswa untuk lebih efektif dalam menganalisis konsep,
mengembangkan konsep, serta siswa lebih tertolong untuk mengerjakan materi
yang diberikan oleh guru. Peneliti memilih cerpen “Kisah di Kantor Pos” karya
Muhammad Ali karena cerpen ini merupakan salah satu cerpen sastra dan cerpen
ini adalah salah satu bab pelajaran yang dicetak di salah satu buku pelajaran kelas
I . Cerpen ini juga mengandung nilai moral yang sangat baik, yaitu jangan
memandang rendah seseorang sebelum tahu siapa orang itu sebenarnya, sehingga
cerpen ini sangat cocok untuk dibaca oleh siswa.
Dari uraian di atas peneliti akan melakukan penelitian dengan judul
fektivitas Model Pembelajaran Perolehan Konsep Concept Attainment Model
Terhadap Kemampuan Menemukan Unsur-Unsur Intrinsik Cerpen “Kisah di
Kantor Pos” Karya Muhammad Ali oleh Siswa Kelas I SMP egeri Tarutung
B. Ident f kas Masalah
Berdasarkan penjelasan di atas ada beberapa permasalahan yang dapat
diidentifikasi yaitu:
1. Kurangnya motivasi siswa untuk berpikir kritis
. Siswa belum diberi kesempatan dalam berbagi pengalaman dan
kemampuan antar siswa dalam pembelajaran
. uru masih menggunakan model konvensional
. Rendahnya kemampuan siswa dalam menemukan unsur-unsur intrinsik
cerpen
. fektivitas model pembelajaran perolehan konsep terhadap peningkatan
kemampuan menemukan unsur-unsur intrinsik cerpen
C. Pembatasan Masalah
Untuk menghindari pembahasan yang terlalu luas, sehingga
permasalahan dalam penelitian ini dibatasi, agar diteliti secara tuntas. Cerpen
terdiri dari beberapa unsur, maka sesuai dengan judul hanya unsur-unsur intrinsik
saja yang akan menjadi penilaian peneliti terhadap menemukan unsur-unsur
intrinsik “Kisah di Kantor Pos” karya Muhammad Ali oleh siswa kelas I SMP
D. Rumusan Masalah
1. Bagaimanakah kemampuan menemukan unsur-unsur intrinsik cerpen
“Kisah di Kantor Pos” karya Muhammad Ali dengan menggunakan
model pembelajaran perolehan konsep oleh siswa kelas I SMP
Tarutung tahun pembelajaran 01 / 01 ?
. Bagaimanakah kemampuan menemukan unsur-unsur intrinsik cerpen
“Kisah di Kantor Pos” karya Muhammad Ali dengan menggunakan
model pembelajaran ekspositori oleh siswa kelas kelas I SMP
Tarutung tahun pembelajaran 01 / 01 ?
. Apakah model pembelajaran perolehan konsep lebih efektif
dibandingkan dengan model pembelajaran ekspositori dalam
menemukan unsur-unsur intrinsik cerpen “Kisah di Kantor Pos” karya
Muhammad Ali oleh siswa kelas I SMP Tarutung tahun
pembelajaran 01 / 01 ?
E. Tu uan Penel t an
Sejalan dengan rumusan yang telah dipaparkan di atas, maka yang
menjadi tujuan dalam penelitian ini adalah:
1. Untuk menggambarkan kemampuan menemukan unsur-unsur intrinsik
cerpen “Kisah di Kantor Pos” karya Muhammad Ali dengan menerapkan
model pembelajaran perolehan konsep oleh siswa kelas I SMP
7
. Untuk menggambarkan kemampuan dalam menemukan unsur-unsur
intrinsik cerpen “Kisah di Kantor Pos” karya Muhammad Ali dengan
menggunakan model pembelajaran ekspositori oleh siswa kelas I SMP
Tarutung tahun pembelajaran 01 / 01 .
. Untuk menggambarkan keefektifan antara model pembelajaran perolehan
konsep dengan model pembelajaran ekspositori dalam meningkatkan
kemampuan menemukan unsur-unsur intrinsik cerpen “Kisah di Kantor
Pos” karya Muhammad Ali I SMP Tarutung tahun pembelajaran
01 / 01 .
F. Manfaat Penel t an
Dengan tercapainya tujuan penelitian di atas, diharapkan hasil penelitian
ini memiliki beberapa manfaat sebagai berikut:
1. Sebagai bahan masukan bagi siswa untuk meningkatkan kemampuan
menemukan unsur- unsur intrinsik cerpen.
. sebagai bahan masukan bagi guru bahasa Indonesia untuk mengetahui
kendala yang dialami siswa dalam kegiatan menemukan unsur-unsur
intrinsik cerpen.
. Sebagai sumber informasi dan bahan pertimbangan untuk penelitian
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
A. SimpulanBerdasarkan hasil penelitian yang telah diuraikan pada bab IV, maka
dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:
1. Kemampuan menemukan unsur-unsur intrinsik cerpen “Kisah di Kantor
Pos” Karya Muhammad Ali dengan menggunakan model pembelajaran
perolehan konsep siswa kelas IX SMP N 4 Tarutung tahun pembelajaran
2012/2013 adalah kategori baik dengan nilai rata-rata 75,25.
2. Kemampuan menemukan unsur-unsur intrinsik cerpen “Kisah di Kantor
Pos” Karya Muhammad Ali dengan menggunakan model pembelajaran
ekspositori siswa kelas IX SMP N 4 Tarutung tahun pembelajaran
2012/2013 adalah kategori cukup dengan nilai rata-rata 65,25.
3. Model pembelajaran perolehan konsep lebih efektif dibandingkan dengan
model pembelajaran ekspositori dalam meningkatkan kemampuan
menemukan unsur-unsur intrinsik cerpen “Kisah di Kantor Pos” Karya
Muhammad Ali siswa kelas IX SMP N 4 Tarutung tahun pembelajaran
2012/2013.
B. Saran
Berdasarkan hasil penelitian ini, maka penulis menyarankan:
1. Kemampuan siswa dalam menemukan unsur-unsur intrinsik cerpen perlu
9
lebih efektif dalam proses belajar mengajar PBM di sekolah. Salah satu
model pembelajaran yang efektif khususnya dalam menemukan unsur-unsur
intrinsik cerpen adalah model pembelajaran perolehan konsep.
2. Sebaiknya pengajar tidak lagi menggunakan model yang bersifat ceramah
dan berpusat pada guru, karena akan mengakibatkan siswa kurang ikut
berpartisipasi dalam proses kegiatan pembelajaran. Hendaknya pendidik
memilih model pembelajaran yang membuat siswa lebih berpikir kreatif.
3. Disarankan agar peneliti selanjutnya tetap memperhatikan perkembangan
model-model pembelajaran yang digunakan di sekolah khususnya dalam
80
DAFTAR PUSTAKA
Ahmadi, Prasetyo. 1991. Strategi Belajar Mengajar. Bandung: Pustaka Setia
Arends. R. L. 2008. Belajar untuk mengajar. Yogyakarta: Pustaka pelajar.
Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: PT. Rineka Cipta
... 2008. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: PT. Bumi Aksara
Depdiknas. 2007. Kamus Besar Bahasa Indonesia: Edisi Ketiga. Jakarta: Balai Pustaka
Handoko,T.Hani. 2002. Managemen Edisi Kedua. Yogyakarta: BPEE
Hamzah B.Uno. 2007. Model Pembelajaran. Jakarta: PT. Bumi Aksara
Joyce, Bruce, dkk. 2009. Models Of Teaching. Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Kosasih, E. 2003. Kompetensi Ketatabahasaan Cermat Berbahasa Indonesia. Bandung: CV.Yrama Widya
Nadeak, Wilson. 1989. Bagaimana Menulis Cerita Pendek. Bandung: Yayasan Kalam Hidup
Nurgiyantoro, Burhan. 1997. Teori Pengkajian Fiksi. Yogyakarta: Gajah Mada University Press
Purba, Antilan. 2001. Sastra Indonesia Kontemporer. Medan: USU Press
Sanjaya,Wina. 2008. Strategi Pembelajaran. Jakarta: Kencana Prenada Group
Sudijono, Anas. 2007. Pengantar Statistik Pendidikan. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada
Sugiri. 2009. Peningkatan Kemampuan Mengapresiasi Cerpen. Kalimantan Timur
Suherman, E. 1994. Evaluasi proses dan hasil belajar matematika modul 1-6. Jakarta: Direktorat Pendidikan Dasar dan Menengah Bagian Proyek Penataran Guru SLTP Setara D-III.
81
Syarifani, Zamakh 2009. Menulis dan Menerbitkan Buku Fiksi dan Nonfiksi. Yogyakarta: Milestone
Trianto. 2007. Model-Model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivistik. Jakarta: Prestasi Pustaka Publisher
Widoko. 2001. Model Pembelajaran Konsep. Surabaya: University Press IKIP Surabaya
http://id.wordpress.com/tag/amanat abdurrosyid/20-08-2011
http://ndhirost.multiply.com/journal/item/3 20-07-2012