EFEKTIVITAS TEKNIK PERMAINAN PINOY HENYO DALAM PENGUASAAN KOSAKATA BAHASA JERMAN
SKRIPSI
Diajukan untuk memenuhi sebagian syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Bahasa Jerman
Oleh :
Claindri Celica Pratiwi Pardede NIM 1101856
DEPARTEMEN PENDIDIKAN BAHASA JERMAN FAKULTAS PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA BANDUNG
EFEKTIVITAS TEKNIK PERMAINAN PINOY HENYO DALAM PENGUASAAN KOSAKATA BAHASA JERMAN
Oleh
Claindri Celica Pratiwi Pardede
Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Fakultas Pendidikan Bahasa dan Sastra
© Claindri Celica Pratiwi Pardede 2015 Universitas Pendidikan Indonesia
Desember 2015
Hak Cipta dilindungi undang-undang.
Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian,
CLAINDRI CELICA PRATIWI PARDEDE
EFEKTIVITAS TEKNIK PERMAINAN PINOY HENYO DALAM PENGUASAAN KOSAKATA BAHASA JERMAN
disetujui dan disahkan oleh pembimbing : Pembimbing I,
Dra Lersianna H. Saragih, M.Pd. NIP 195212091982032001
Pembimbing II,
Ending Khoerudin, S.Pd., M.Hum. NIP 197105091998021001
Mengetahui,
Ketua Departemen Pendidikan Bahasa Jerman, FPBS UPI
ii
Claindri Celica Pardede, 2015
ABSTRAKSI
Pardede, Claindri Celica, 2015. Efektivitas Teknik Permainan Pinoy Henyo dalam Penguasaan Kosakata Bahasa Jerman. Bandung. Skripsi Departemen Pendidikan Bahasa Jerman, FPBS. Universitas Pendidikan Indonesia.
Kosakata merupakan salah satu elemen penting dalam mempelajari bahasa, karena dengan menguasai kosakata seseorang dapat mengungkapkan gagasan dan pemikirannya kepada orang lain. Namun, pada kenyataannya tidak mudah untuk menguasai kosakata. Terkadang pembelajar merasa kesulitan dalam menguasai kosakata bahasa Jerman. Kesulitan yang dihadapi pembelajar yaitu mereka sulit menyimpan dan mengingat kosakata baru yang telah dipelajarinya. Hal ini berdasarkan pengamatan dan pengalaman penulis saat mengajar di SMA Pasundan 1 Bandung. Oleh karena itu, dibutuhkan suatu cara agar dapat mempermudah pembelajar dalam mempelajari kosakata yaitu dengan menggunakan teknik permainan. Salah satu teknik permainan yang dapat digunakan adalah teknik permainan Pinyo Henyo. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk: (1) mengetahui kemampuan siswa dalam penguasaan nomina bahasa Jerman sebelum penggunaan teknik permainan Pinoy Henyo, (2) mengetahui bagaimana kemampuan siswa dalam penguasaan nomina bahasa Jerman setelah penggunaan teknik permainan Pinoy Henyo, (3) mengetahui efektivitas teknik permainan Pinoy Henyo dalam meningkatkan penguasaan nomina bahasa Jerman siswa. Dalam penelitian ini digunakan metode eksperimen semu dengan desain penelitian Nonequivalent Control Group Design. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XI SMA Pasundan 1 Bandung tahun pelajaran 2015/2016 dan sampelnya adalah siswa kelas XI B1 sebagai kelas eksperimen dan siswa kelas XI B2 sebagai kelas kontrol. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah instrumen tes dan instrumen pelengkap yaitu Rencana Pelaksanaan Pembelajaran. Untuk mengetahui perbedaan rata-rata nilai pretest dan posttest antara kelas eksperimen dan kelas kontrol, dilakukan uji signifikansi dengan menggunakan uji-t independen. Dari hasil analisisdaninterpretasi data diperoleh nilai rata-rata pretest siswa sebesar (71,80), sedangkan nilai rata-rata-rata-rata posttest meningkat menjadi (79,80). Sementara itu hasil dengan menggunakan uji-t diperoleh thitung>ttabel
iii
Claindri Celica Pardede, 2015
ABSTRAKT
Pardede, Claindri Celica, 2015. Die Effektivität der Spieltechnik Pinoy Henyo bei der deutschen Wortschatzbeherrschung. Bandung. Eine Abschlussarbeit an der Deutschabteilung der pädagogischen Fakultät für Sprache und Literatur. Universitas Pendidikan Indonesia.
Der Wortschatz ist einwichtiges Element im Sprachunterricht. Mit guter
Wortschatzbeherrschung kann man seine Idee und seine Meinung äuβern. Aber in der
Tatsache ist es nicht leicht, Wortschatz gut zu beherrschen. Manchmal haben die Schüler noch Schwierigkeiten beim Lernen des deutschen Wortschatzes. Normalerweise haben sie Schwierigkeiten beim Speichern neues Wortschatzes. Dieses Wortschatzproblem wurde von der Verfasserin während des Praktikums an der SMA Pasundan 1 Bandung schon beobachtet und erfahren. Deshalb braucht man geeignete Spieltechnik, die für die Schüler der Worstchatzlernen erleichtern werden kann. Eine der geeigneten Spieltechnik ist Pinoy Henyo. Die Ziele dieser Untersuchung sind, um folgendes herauszufinden: (1) die Nomenbeherrschung der Schüler vor der Anwendung des Spiels Pinoy Henyo, (2) die Nomenbeherrschung der Schüler nach der Anwendung des Spiels Pinoy Henyo, (3) die Effektivität der Anwendung des Spiels Pinoy Henyo als Lernmedium bei der Beherrschung der deutschen Nomen. In dieser Untersuchung wurde die Quasi Experimentsmethode mit dem Nonequivalent Control Group Design verwendet. Die Population der Untersuchung waren alle Schüler von der 11. Klasse an der SMA Pasundan 1 Bandung vom Jahrgang 2015/2016 und die Probanden waren die Schüler von der XI B1 als Experimentsklasse und XI B2 als Kontrollklasse. Die Instrumente dieser Untersuchung sinddas Testinstrument und das Komplementinstrument nämlich die Lehrskizze. Um den Unterschied der durchschnittlichen Noten des Vortests und des Nachtests zwischen der Experimentsklasse und der Kontrollklasse zu wissen, wurde der t-independent-Test benutzt. Aus dem Analysenergebnis und der Daten interpretation bekommt man die durchnittlichen Noten des Pretests (71,80) und des Posttests(79,80). Die Berechnung mit dem t-independent-Test ergab sich, dass trechung>ttabelle(2,615 >2,0106) ist. Das Ergebnis der Analyse zeigt, dass es einen signifikanten Unterschied zwischen dem Pretest und dem Posttest gibt. Das heiβt, dass die Anwendung des Spiels Pinoy Henyo als Lernmedium im deutschen Wortschatzunterricht effektiv ist. Aus den Untersuchungsergebnissen wird vorgeschlagen, dass Deutschlehrende das Pinoy Henyo als alternatives Unterrichtsmedien beim Unterrichtendes deutschen Wortschatzes anwenden sollten.
vii
Claindri Celica Pardede, 2015
DAFTAR ISI
PERNYATAAN ... i
ABSTRAK ... ii
KATA PENGANTAR... iv
UCAPAN TERIMA KASIH ... v
DAFTAR ISI ... vii
DAFTAR TABEL ... xi
DAFTAR LAMPIRAN ... xii
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1
B. Identifikasi Masalah ... 3
C. Batasan Masalah ... 3
D. Rumusan Masalah ... 3
E. Tujuan Penelitian ... 4
F. Manfaat Penelitian ... 4
BAB II LANDASAN TEORETIS A. Media Pembelajaran ... 5
1. Pengertian Media Pembelajaran ... 5
2. Fungsi Media Pembelajaran ... 6
3. Manfaat Media Pembelajaran ... 7
4. Klasifikasi Media Pembelajaran ... 10
B. Hakikat Permainan ... 12
1. PengertianPermainan ... 12
2. Permainan dalam Pembelajaran Bahasa Asing . ... 14
3. Manfaat Permainan... 15
4. Kriteria Permainan . ... 17
5. Jenis-jenis Permainan . ... 18
6. Permainan Pinoy Henyo . ... 19
a. PengertianPinoy Henyo . ... 19
b. Langkah-langkah Permainan Pinoy Henyo . ... 20
viii
Claindri Celica Pardede, 2015
C. Kosakata ... 23
1. Pengertian Kosakata ... 23
2. PembagianKosakata ... 24
3. Penguasaan Kosakata ... 27
4. ManfaatPenguasaanKosakata ... 28
D. Nomina ... 28
a. Pengertian Nomina ... 28
b. Ciri-ciri Nomina ... 30
c. Artikel ... 32
E. Kosakata dalam Pembelajaran Bahasa Jerman di SMA ... 33
F. Kerangka Berpikir ... 35
G. Hipotesis ... 36
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian ... 38
B. Variabel Penelitian ... 38
C. Desain Penelitian ... 38
D. Tempat dan Waktu Penelitian ... 39
E. Populasi dan Sampel ... 39
F. Instrumen Penelitian ... 40
G. Prosedur Penelitian ... 40
H. Teknik Pengumpulan Data ... 41
I. Analisis Data... 41
BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN A. Deskripsi Data...43
1. Deskripsi Hasil Keterampilan Kosakata Bahasa Jerman Siswa Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol Sebelum Penerapan Teknik Permainan Pinoy Henyo ...43
2. Deskripsi Hasil Keterampilan Kosakata Bahasa Jerman Siswa Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol Sesudah Penerapan Teknik Permainan Pinoy Henyo ...43
ix
Claindri Celica Pardede, 2015
B. Uji Persyaratan Analisis... 44
1. Uji Normalitas Data... 44
a. Uji Normalitas Skor Tes Awal Kelas Eksperimen... 44
b. Uji Normalitas Skor Tes Akhir Kelas Eksperimen... 44
c. Uji Normalitas Skor Tes Awal Kelas Kontrol... 45
d. Uji Normalitas Skor Tes Akhir Kelas Kontrol... 45
2. Uji Homogenitas Variansi Data... 45
a. Tes Awal Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol... 45
b. Tes Awal dan Tes Akhir Kelas Eksperimen... 46
c. Tes Awal dan Tes Akhir Kelas Kontrol... 46
d. Tes Akhir Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol... 46
3. Uji Signifikansi Perbedaan Rata-rata... 47
a. Uji t Independen Rata-rata skor Tes Awal Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol... 47
b. Uji t Rata-rata Tes Awal dan Tes Akhir Kelas Eksperimen... 47
c. Uji t Rata-rata Tes Awal dan Tes Akhir Kelas Kontrol... 48
4. Pengujian Hipotesis... 48
C. Deskripsi Pelaksanaan Pembelajaran... 49
D. Pembahasan Hasil Penelitian... 53
BAB V SIMPULAN DAN SARAN A. Simpulan... 55
B. Saran... 56
DAFTAR PUSTAKA ... 57
LAMPIRAN ... 60
x
Claindri Celica Pardede, 2015
DAFTAR TABEL
2.1 Pembagian Kelas Kata Menurut Engel dan Clamer... 26
2.2 Perubahan Artikel Nomina Berdasarkan Kasus ... 34
3.1 Data Uji Validitas Instrumen Pretest Posttest... 59
3.2 Hasil Penghitungan SPSS... 63
3.3 Data Uji Reliabilitas Instrumen Pretest Posttest... 66
4.1 Nilai Rata-Rata Tes Awal dan Tes Akhir... 44
4.2 Hasil Pretest Posttest Kelas Eksperimen ... 105
4.3 Kategori Penilaian Menurut Arikunto ... 106
4.4 Uji Normalitas Data Pretest ... 108
4.5 Uji Normalitas Data Posttest... 110
4.6 Hasil Pretest Posttest Kelas Kontrol ... 112
4.7 Uji Normalitas Data Pretest ... 114
4.8 Uji Normalitas Data Posttest... 116
4.9 Varians Data Tes Awal Eksperimen (X0) dan Tes Awal Kontrol (X1) ... 118
4.10 Varians Data Kelas Eksperimen Tes Awal (X0) dan Tes Akhir (X1)... 119
4.11 Varians Data Kelas Eksperimen Tes Awal (X0) dan Tes Akhir (X1)... 120
4.12 Varians Data Kelas Eksperimen Tes Akhir (X1) dan Tes Akhir (Y1) ... 121
4.13 Distribusi Nilai Tes Awal, Tes Akhir dan Gain(d) Kelas Eksperimen ... 124
4.14 Jumlah Kuadrat Deviasi (∑x²d) ... 126
4.15 Distribusi Nilai Tes Awal, Tes Akhir dan Gain (d) Kelas Kontrol ... 128
xi
Claindri Celica Pardede, 2015
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Instrumen Uji Coba Soal Lampiran 2 Uji Validitas
Lampiran 3 Uji Reliabilitas
Lampiran 4 Soal yang Sudah Diuji
Lampiran 5 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP1) Lampiran 6 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP2) Lampiran 7 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP3) Lampiran 8 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP4) Lampiran 9-11 Uji Normalitas Kelas Eksperimen
Lampiran 12-13 Uji Normalitas Kelas Kontrol Lampiran 14-17 Uji Homogenitas
Lampiran 18-21 Uji Ditribusi t Lampiran 22-26 Daftar Tabel
1
Claindri Celica Pardede, 2015
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di Indonesia menuntut seseorang untuk memiliki kemampuan lebih khususnya dalam bidang komunikasi, baik lisan maupun tulisan dengan memiliki keterampilan berbahasa secara reseptif dan produktif. Keterampilan berbahasa yang dimaksud, yaitu keterampilan menyimak (Hörfertigkeit), berbicara (Sprechfertigkeit), membaca (Lesefertigkeit), dan menulis (Schreibfertigkeit). Untuk menunjang penguasaan keempat keterampilan berbahasa tersebut diperlukan bekal pengetahuan yang cukup mengenai unsur-unsur kaidah kebahasaan seperti tatabahasa dan kosakata.
Penguasaan kosakata pada pembelajaran bahasa asing khususnya bahasa Jerman sangat diperlukan guna mendukung penguasaan dan pengembangan keempat keterampilan berbahasa seperti yang sudah disebutkan di awal. Untuk menunjang keempat keterampilan berbahasa tersebut, penguasaan kosakata dan kemampuan tatabahasa yang baik sangat diperlukan oleh para siswa. Semakin baik penguasaan kosakata dan kemampuan tatabahasa seseorang, maka akan semakin cepat seseorang dalam menguasai bahasa Jerman.
Para pembelajar bahasa Jerman pada tingkat pemula sering mengalami kesulitan dalam mempelajari kosakata. Hal tersebut dikarenakan kosakata dalam bahasa Jerman sangat luas ruang lingkupnya. Tidak mudah bagi siswa untuk mempelajari kosakata bahasa Jerman, terutama nomina (Nomen) karena setiap Nomen dalam bahasa Jerman memiliki artikel, yaitu der untuk maskulin, die
untuk feminin dan das untuk netral. Untuk menguasai nomina, siswa tidak hanya mengingat nominanya saja tetapi juga harus dengan artikelnya, misal das Kind, der Vater, die Mutter. Penguasaan nomina yang kurang antara lain disebabkan
2
Claindri Celica Pardede, 2015
tanggung jawab yang besar untuk mengupayakan terciptanya kegiatan pembelajaran yang menyenangkan bagi siswa, salah satunya yaitu dengan menghadirkan serta menggunakan suatu teknik tertentu untuk mempengaruhi ketiga faktor penghambat proses pembelajaran tadi.
Dari beberapa penelitian terdahulu mengenai permasalahan penguasaan nomina siswa dalam konteks pembelajaran, dapat disimpulkan bahwa penggunaan teknik permainan tertentu di dalam pembelajaran kosakata terutama nomina memiliki pengaruh yang kuat terhadap keberhasilan pembelajaran yang mengarah pada penguasaan nomina. Dalam hal ini, peneliti memiliki alternatif teknik permainan lain untuk meningkatkan penguasaan nomina. Salah satu alternatif untuk meningkatkan penguasaan nomina di dalam pembelajaran bahasa Jerman siswa adalah dengan menerapkan teknik permainan Pinoy Henyo. Pinoy Henyo merupakan permainan menebak suatu kata yang merupakan bagian dari tema yang telah ditentukan sebelumnya. Secara kebahasaan Pinoy berarti Filipina dan Henyo berarti jenius. Dalam permainan ini ada dua orang yang terlibat. Orang kesatu mengambil sebuah kata, lalu orang kedua harus menebak kata tersebut dengan menyebutkan hal-hal yang berhubungan dengan kata tersebut. Tetapi, petunjuk yang digunakan hanya dengan menyebutkan kata ja ‘ya’, nein ‘tidak’ dan vielleicht ‘mungkin’ saja. Bila petunjuk yang diberikan masih belum jelas, maka orang kesatu berkata vielleicht. Tetapi, bila petunjuk yang disebutkan oleh orang kedua berhubungan dengan jawaban, maka orang kesatu menyebutkata ja. Setelah itu orang kedua menyebutkan petunjuk lain yang lebih spesifik yang bisa menjurus ke jawaban hingga kata yang tersembunyi itu terjawab. Permainan ini terinspirasi dari sebuah acara televisi nasional yang disiarkan di SCTV bernama Eat Bulaga Indonesia dimana acara ini di adaptasi dari kuis serupa yang telah lama ditayangkan sebelumnya di Filipina. Dalam segmen acara inilah permainan Pinoy Henyo dilakukan. Permainan ini penulis anggap bisa menjadikan
pengajaran bahasa Jerman lebih menarik dan membuat pembelajar lebih mudah mengingat kosakata dalam bahasa Jerman.
3
Claindri Celica Pardede, 2015
PERMAINAN “PINOY HENYO” DALAM PENGUASAAN KOSAKATA
BAHASA JERMAN
B.Identifikasi Masalah
Berdasarkan dari latar belakang yang telah dijelaskan, maka dapat diidentifikasi adanya berbagai masalah penelitian, antara lain:
1. Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi siswa dalam penguasaan kosakata bahasa Jerman?
2. Faktor-faktor apa saja yang menyebabkan siswa mengalami kesulitan dalam meningkatkan penguasaan kosakata bahasa Jerman?
3. Apakah teknik permainan Pinoy Henyo dapat meningkatkan penguasaan kosakata bahasa Jerman siswa?
4. Apakah teknik permainan Pinoy Henyo efektif digunakan dalam meningkatkan penguasaan kosakata bahasa Jerman siswa?
5. Seberapa besar peningkatan penguasaan kosakata siswa sebelum dan sesudah teknik permainan Pinoy Henyo.
C.Batasan Masalah
Agar penelitian ini lebih terarah dan tidak meluas pembahasannya serta mengingat adanya keterbatasan waktu, biaya serta kemampuan yang dimiliki penulis, maka masalah dalam penelitian efektivitas teknik permainan Pinoy Henyo dalam proses pembelajaran bahasa Jerman untuk meningkatkan penguasaan kosakata siswa ini dibatasi hanya dalam lingkup nomina.
D.Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang, identifikasi dan batasan masalah yang sudah dikemukakan, maka rumusan masalahnya sebagai berikut:
1. Bagaimana kemampuan siswa dalam penguasaan nomina bahasa Jerman sebelum penggunaan teknik permainan Pinoy Henyo?
4
Claindri Celica Pardede, 2015
3. Apakah teknik permainan Pinoy Henyo efektif dalam meningkatkan penguasaan nomina bahasa Jerman siswa?
E.Tujuan Penelitian
Penelitian ini dilakukan untuk memperoleh data atau informasi tentang taraf penguasaan kosakata siswa dan mempunyai tujuan yakni:
1. Untuk mengetahui bagaimana kemampuan siswa dalam penguasaan nomina bahasa Jerman sebelum penggunaan teknik permainan Pinoy Henyo.
2. Untuk mengetahui bagaimana kemampuan siswa dalam penguasaan nomina bahasa Jerman setelah penggunaan teknik permainan Pinoy Henyo.
3. Untuk mengetahui efektivitas teknik permainan Pinoy Henyo dalam meningkatkan penguasaan nomina bahasa Jerman siswa.
F.Manfaat Penelitian
Penulis berharap dapat memberikan hasil penelitian yang bermanfaat bagi semua pihak yang terlibat baik secara langsung maupun tidak dalam penelitian ini, di antaranya:
1. Bagi Siswa
Penerapan teknik permainan Pinoy Henyo dalam pembelajaran bahasa Jerman diharapkan dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam penguasaan kosakata bahasa Jerman khususnya penguasaan nomina dan siswa menjadi lebih termotivasi serta aktif dalam proses pembelajaran bahasa Jerman.
2. Bagi Guru
Penelitian ini diharapkan menjadi salah satu referensi bagi para guru dan calon guru dalam menerapkan metode pembelajaran yang kooperatif dalam pembelajaran bahasa Jerman, khususnya untuk meningkatkan penguasaan kosakata bahasa Jerman.
3. Bagi Penulis
38
Claindri Celica Pardede, 2015
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Metode Penelitian
Metode penelitian adalah suatu cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan
tujuan tertentu. Penelitian yang mengangkat judul “Efektivitas Teknik Permainan
Pinoy Henyo dalam Meningkatkan Penguasaan Kosakata Bahasa Jerman”
menggunakan metode kuantitatif eksperimen semu (quasi experiment) dengan
desain Nonequivalent Control Group Design. Penelitian ini melibatkan dua kelas, yaitu satu kelas eksperimen yang mendapatkan perlakuan (treatment) berupa pembelajaran bahasa Jerman dengan menggunakan teknik permainan Pinoy Henyo dan satu kelas kontrol sebagai pembanding yang tidak dikenai
perlakuan tetapi di kelas tersebut pembelajaran dilakukan sesuai dengan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran yang telah ditentukan. Sebelum menggunakan teknik permainan Pinoy Henyo, terlebih dahulu penulis melakukan pretest (tes awal). Setelah melakukan pretest, penulis melakukan treatment (perlakuan) sebanyak tiga kali dengan menggunakan teknik permainan Pinoy Henyo. Selanjutnya penulis melakukan posttest (tes akhir). Data yang diperoleh dianalisis secara statistik dengan cara membandingkan hasil pretest keterampilan penguasaan kosakata siswa sebelum penerapan permainan Pinoy Henyo dengan posttest setelah penerapan permainan Pinoy Henyo.
B. Variabel Penelitian
Penelitian ini terdiri dari dua variabel, yaitu satu variabel bebas (X) dan satu
variabel terikat (Y). Variabel bebas dalam penelitian ini adalah teknik permainan
Pinoy Henyo dan variabel terikatnya adalah penguasaan kosakata.
C. Desain Penelitian
Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah Nonequivalent Control Group Design yang merupakan pengembangan dari true experimental design.
39
Claindri Celica Pardede, 2015
pelaksanaan eksperimen. Jika dalam true experimental design, kelas eksperimen dan kelas kontrol melibatkan sampel secara random, maka desain ini melibatkan sampel yang sebelumnya telah ditentukan dalam sebuah kelas. Menurut Sugiono (2013:345) desaindapat digambarkan sebagai berikut :
O1 X O2
O3 O4
Gambar 3.1
Keterangan :
O1 :Siswa kelas eksperimen diminta mengerjakan tes awal O2 :Siswa kelas eksperimen diminta mengerjakan tes akhir O3 :Siswa kelas kontrol diminta mengerjakan tes awal O4 :Siswa kelas kontrol diminta mengerjakan tes akhir
X :Perlakuan berupa penerapan teknik permainan Pinoy Henyo.
D. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di SMA Pasundan 1 Bandung pada semester ganjil tahun ajaran 2015/2016.
E. Populasi dan Sampel
[image:16.596.192.430.177.219.2]40
Claindri Celica Pardede, 2015 F. Instrumen Penelitian
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah instrumen tes untuk mengukur penguasaan kosakata bahasa Jerman. Siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol diminta untuk menyelesaikan soal-soal pada tes awal (pretest) dan tes akhir (posttest). Tes awal bertujuan untuk mengetahui tingkat penguasaan kosakata bahasa Jerman siswa sebelum perlakuan (treatment), sedangkan tes akhir bertujuan untuk mengetahui tingkat penguasaan kosakata bahasa Jerman siswa setelah perlakuan. Pada tes awal dan tes akhir dipergunakan perangkat tes yang sama, yaitu tes kosakata. Soal tes diambil dari buku Studio D A2 Deutsch als FremdspracheKurs- und Übungsbuch, Berliner Platz 1 Deutsch im Alltag dan
Ideen Deutsch als Fremdsprache Arbeitsbuch dengan soal tes 25 yang dijadikan
instrument tes awal dan tes akhir.
G. Prosedur Penelitian
Adapun langkah-langkah penelitian yang dilakukan, adalah sebagai berikut. 1. Menemukan masalah penelitian.
2. Melakukan kajian pustaka sesuai masalah penelitian yang ditemukan. 3. Merumuskan masalah penelitian.
4. Menyusun proposal.
5. Mengikuti seminar proposal dan menerima surat persetujuan judul skripsi. 6. Mengajukan izin permohonan penelitian di SMA Pasundan 1 Bandung.
7. Melakukan kajian pustaka sesuai dengan tema penelitian termasuk untuk penyusunan instrumen penelitian.
8. Menyusun instrumen penelitian.
9. Melakukan uji coba instrumen penelitian dan mengukur validitas, reliabilitas dan tingkat kesukaran butir soal.
41
Claindri Celica Pardede, 2015
H. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data dilaksanakan berdasarkan langkah-langkah di bawah ini, yaitu:
1. Mengumpulkan data teoretis yang berhubungan dengan topik atau masalah penelitian dari literatur di perpustakaan dan internet untuk menemukan referensi sebagai acuan penyusunan instrumen.
2. Menyusun instrumen penelitian.
3. Mengukur penguasaan awal menyimak materi bahasa Jerman siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol dengan tes awal, kemudian menghitung nilai rata-ratanya.
4. Membuat catatan ketika perlakuan berlangsung.
5. Mengukur penguasaan menyimak bahasa Jerman siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol dengan tes akhir, kemudian menghitung nilai rata-ratanya.
I. Teknik Analisis Data
Adapun tahap-tahap analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Hasil tes awal dan tes akhir diperiksa dan dianalisis kemudian ditabulasikan. Tujuannya untuk mengetahui nilai rata-rata siswa, standard deviasi dan varians kelas yang dijadikan sampel.
2. Menentukan uji normalitas dan uji homogenitas.Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah sampel yang diambil berasal dari distribusi normal atau tidak dan uji homogenitas digunakan untuk mengetahui apakah suatu data atau sampel yang diambil berasal dari varian yang homogen atau tidak. 3. Menguji signifikansi perbedaan rata-rata dengan menggunakan uji t dan uji t
independen melalui rumus sebagai berikut: Uji t
√
Keterangan:
42
Claindri Celica Pardede, 2015 2
d :jumlah kuadrat deviasi. n :subyek.
Uji t independen, t =
) 1 1 ( 2 ) 1 ( ) 1 ( 2 1 2 1 2 2 2 2 1 1 2 1 n n n n S n S n X X Keterangan: 1
X : Nilai rata-rata skor tes awal kelas atas 2
X : Nilai rata-rata skor tes awal kelas bawah S12 : Varians skor tes awal kelas atas
S22 : Varians skor tes awal kelas atas n1 : Banyaknya data kelas atas n2 : Banyaknya data kelas bawah
4. Menguji hipotesis statistik. Kriteria pengujiannya adalah sebagai berikut: Ho : µ SsP = µ SbP
Hi : µ Ssp > µ SbP Keterangan:
µ Ssp : Hasil belajar sesudah perlakuan (tes akhir) µ SbP : Hasil belajar sebelum perlakuan (tes awal)
H0 :Tidak terdapat peningkatan menyimak bahasa Jerman siswa setelah menerima perlakuan.
H1 :Terdapat peningkatan menyimak bahasa Jerman siswa setelah menerima perlakuan.
Jika thitung< ttabel maka hipotesis nol (H0) diterima, dengan kata lain hipotesis penelitian (H1) ditolak. Artinya tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara variabel bebas dan terikat pada taraf signifikasi 0,05.
55
Claindri Celica Pardede, 2015
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan
Setelah melakukan penelitian mengenai efektivitas model teknik permainan Pinoy Henyo dalam meningkatkan penguasaan kosakata bahasa Jerman, maka dapat disimpulkan beberapa hal, sebagai berikut:
1. Pada tes awal, siswa kelas eksperimen memperoleh nilai tertinggi sebesar 85 (dalam skala 1-100) dan nilai terendah sebesar 45 dengan rata-rata 71,80, sedangkan siswa kelas kontrol memperoleh nilai tertinggi sebesar 80, dan nilai terendah 60 dengan rata-rata 70,80. Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa siswa kelas eksperimen memiliki penguasaan kosakata bahasa Jerman yang sama dengan siswa kelas kontrol.
2. Pada tes akhir, siswa kelas eksperimen memperoleh nilai tertinggi sebesar 95 dan nilai terendah sebesar 65 dengan rata-rata 79,80, sedangkan siswa kelas kontrol memperoleh nilai tertinggi sebesar 85, dan nilai terendah 65 dengan rata-rata 73. Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa siswa kelas eksperimen memiliki penguasaan kosakata bahasa Jerman yang lebih baik daripada siswa kelas kontrol.
3. Berdasarkan selisih nilai rata-rata tes akhir kelas eksperimen dan kelas kontrol diperoleh nilai uji t independen sebesar 2,615. Hal ini menunjukkan bahwa thitung > ttabel (2,615 > 2,0106). Hal ini berarti bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara penguasaan kosakata bahasa Jerman siswa kelas eksperimen dan siswa kelas kontrol setelah menerima perlakuan. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa teknik permainan Pinoy Henyo efektif untuk diterapkan dalam pembelajaran kosakata bahasa Jerman.
B. Saran
56
Claindri Celica Pardede, 2015
1. Berdasarkan hasil penghitungan uji-t diketahui bahwa teknik permainan Pinoy Henyo dapat meningkatkan keterampilan penguasaan kosakata bahasa Jerman.
Oleh karena itu, teknik permainan ini dapat dijadikan sebagai salah satu alternatif bagi pengajar untuk mengajarkan kosakata bahasa Jerman.
2. Berdasarkan kendala yang ditemukan di lapangan, sebaiknya siswa dibiasakan untuk belajar secara kooperatif agar siswa belajar bertanggung jawab menyelesaikan tugas-tugasnya, baik secara individual maupun secara berkelompok.
Claindri Celica Pardede, 2015
DAFTAR PUSTAKA
Arsyad, Azhar. (2010). Media Pembelajaran. Jakarta: PT Raja Grafinda Persada
Barsch, Achim. (2006). Medien didaktik Deutsch. Paderborn: Verlag Ferdinand Schöningh.
Bimmel, Peter et.al. (2011). Deutschunterricht. Planen NEU. München: Langenscheidt
Bobezani. (2003). Teknik Pengajaran dan Pembelajaran. Tersedia: http:members.tripod.com/Bobezani/teknik.html.
Bohn, Rainer. (2000). Probleme der Wortschatzarbeit. Berlin: Langenscheidt
Clamer, Friedrich. (2002). Deutsch als Fremdsprache. Berlin: Verlag Liebaug Dartmann.
Cyffka, A & Haverkamp, S. (2007). PONS Kompaktwörtebuch Deutsch als Fremdsprache. Stuttgart: Ernst Klett Sprachen GmbH
Dauviller, Christa dan Levy-Hillerich, Dorothea. (2004). Spiele im Deutschunterricht. München: Langenscheidt
Djamarah, S.B dan Zain, Aswan. (2006). Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: PT Rineka Cipta
Dvořáková, Dana. (2007). Spiele im Deutschunterricht. Brün: Masaryle
Universität. [online]. Tersedia:
http://is.muni.cz/th/79404/pedf_m/diplom._prace.pdf
Dvořáková, Dana. (2007). Spiele im Deutschunterricht .Brünn: Masaryk Universität.
Engel, U. (2004). Deutsch Grammatik –Neuarbeitung-. München: IUDICIUM Verlag GmbH
Engel, U. (2009). Duden-Die Grammatik. Mannheim: Duden Verlag
[ Online]. Tersedia: http://
Claindri Celica Pardede, 2015
Erdmenger, Manfred. (1997). Medien im Fremdsprachen unterricht. Braunscweig: Universität Braunschweig.
[Online].Tersedia: http://rzbl04.biblio.etc.tu bs.de:8080/docportal/servlets/MCRFileNodeServlet/DocPortal_deriv ate_00001158/Document.pdf yang diakses pada tanggal 1 Juni 2015 Fandyrch, C. (2010). Die Grammatik: Deutsch für die Grundstufe.
Stuttgart: Ernst Klett Sprachen GmbH
Fleer, Sarah. (2008). Langenscheidt Kurzgrammatik Deutsch. Berlin und München: Langenscheidt KG
Heyd, Getraude. (1990). Deutsch Lernen. Frankfurt: Diesterweg
Ismail, Andang. (2009). Metode Permainan dalam Pembelajaran. [Online]. Tersedia: http://belajarpsikologi.com/metode-permainan-dalam pembelajaran yang diakses pada tanggal 26 Juni 2015 Keraf, G (1996). Diksi dan Gaya Bahasa. Jakarta: Gramedia Pustaka Langenscheidt. (2009). Langenscheidt Power Wörterbuch
Deutsch.Würzburg: Stürtz GmbH
Munadi, Yudhi. (2008). Media Pembelajaran. Jakarta: Gaung Persada Press.
Neubold, Joachim. (2008). PONS Grammatik kurz& bündig DEUTSCH mit dem Leicht- Merk-System. Stuttgart: Ernst Klett Sprachen GmbH
Oeter. (2008). Begriff von Medienpädagogik und Medienkompetenz.
[Online]. Tersedia:
http://www.edu.uni-muenchen.de/~oerter/index.php?option=com docman&task=doc view&gid=55. [11 Februari 2015]
Pitriana, Awal. (2009). Efektivitas Media Anagram dalam Pembelajaran Kosakata Bahasa Perancis (studi eksperimen terhadap mahasiswa semester III jurusan pendidikan bahasa perancis FPBS Universitas Pendidikan Indonesia tahun akademik 2009/2010). Bandung: Tidak diterbitkan
Polymath. (2011). [Online]. Tersedia: Http://proactive-pinoy.blogspot.com yang diakses pada tanggal 29 Mei 2015
Claindri Celica Pardede, 2015
Röhe, K. & Balcik, I. (2006). PONS Deutsche Gramatik & Rechtschreibung. Stuttgart: Ernst Klett Sprachen GmbH
Sardiman, A.S. et al. (2008). Media Pendidikan. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada
Sanaky, Hujair AH. (2013). Media Pembelajaran Interaktif-Inovatif. Buku bacaan Wajib Guru, Dosen dan Calon Pendidik. Yogyakarta: Kaikaba
Santoso, Iman. (2005). Jurnal Pendidikan Bahasa Asing Vol.2 No.4. Bandung: UPI
Sardiman, Arief. (2008). Media Pendidikan. Jakarta: Raja Grafindo Persad
Sukarini, Ayu. Dan Kembarini. (2010). Be Smart and Fun with English Games. Jakarta: Kesaint Blanc
Suharso. (2011). Pembelajaran Kosakata. [Online]. Tersedia: staff.uny.ac.id yang diakses pada bulan Desember 2011
Surkamp, C (Hrsg). (2010). Fremdsprachendidaktik. Weinmar: J.B Metzler
Ulrich, Winfried. (2007). Wortschatz arbeit im muttersprachligen Deutschunterricht. Baltmannsweiler: Schneider Verlag Hoengehren.
Wahidi, Jajat Munajat. (2010). Hubungan antara Tingkat Intelegensi dan Penguasaan Kosakata. Skripsi pada FPBS UPI Bandung: Tidak diterbitkan.