• Tidak ada hasil yang ditemukan

REPRESENTASI DIRI PASANGAN CALON PRESIDEN DAN WAKIL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA DALAM IKLAN KAMPANYE PEMILU 2014 DI MEDIA TELEVISI(Kajian Linguistik Fungsional).

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "REPRESENTASI DIRI PASANGAN CALON PRESIDEN DAN WAKIL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA DALAM IKLAN KAMPANYE PEMILU 2014 DI MEDIA TELEVISI(Kajian Linguistik Fungsional)."

Copied!
34
0
0

Teks penuh

(1)

REPRESENTASI DIRI PASANGAN CALON PRESIDEN DAN

WAKIL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA DALAM IKLAN

KAMPANYE PEMILU 2014 DI MEDIA TELEVISI

(Kajian Linguistik Fungsional)

TESIS

diajukan untuk memenuhi sebagian syarat untuk memperoleh gelar Magister Humaniora dalam Bidang Linguistik

Oleh

Ria Angraini NIM 1202614

PROGRAM STUDI LINGUISTIK

SEKOLAH PASCASARJANA

(2)

REPRESENTASI DIRI PASANGAN CALON PRESIDEN DAN

WAKIL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA DALAM IKLAN

KAMPANYE PEMILU 2014 DI MEDIA TELEVISI

(Kajian Linguistik Fungsional)

Oleh

Ria Angraini

Sebuah Tesis yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Magister Humaniora (M.Hum) dalam Bidang Linguistik

© Ria Angraini 2014

Universitas Pendidikan Indonesia

Oktober 2014

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

(3)

HALAMAN PENGESAHAN

Ria Angraini

REPRESENTASI DIRI PASANGAN CALON PRESIDEN DAN

WAKIL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA DALAM IKLAN

KAMPANYE PEMILU 2014 DI MEDIA TELEVISI

(Kajian Linguistik Fungsional)

disetujui dan disahkan oleh pembimbing :

Pembimbing I

Prof. A. Chaedar Alwasilah, M.A., Ph.D. NIP 195303301980021001

Pembimbing II

Iwa Lukmana, M.A., Ph.D. NIP 196611271993031002

Mengetahui,

Ketua Program Studi Linguistik Sekolah Pascasarjana Universitas Pendidikan Indonesia

(4)
(5)

Ria Angraini, 2014

Representasi Diri Pasangan Calon Presiden Dan Wakil Presiden Republik Indonesia Dalam Iklan Kampanye Pemilu 2014 Di Media Televisi (Kajian Linguistik Fungsional)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

ABSTRAK

Penelitian ini mengkaji representasi diri pasangan calon presiden dan wakil presiden Republik Indonesia secara diskursif dalam iklan kampanye pemilu 2014 di media televisi dan ideologi yang melandasi representasi diri tersebut. Dengan menggunakan metode deskriptif kualitatif dengan alat analisis Systemic Functional Linguistics (Halliday 1978, 1994, & 2004) yang dipadukan dengan pendekatan Analisis Wacana Kritis perspektif Fairclough (1989, 1992, 1995, 2003, & 2010) penelitian ini menggunakan data primer sebanyak 24 teks iklan kampanye politik pasangan calon presiden dan wakil presiden Republik Indonesia pada pemilu 2014 di media televisi. Hasil temuan menunjukan; Pertama, secara

experiential meaning pasangan capres-cawapres Republik Indonesia 2014 merepresentasikan diri mereka sebagai partisipan yang aktif yang menempatkan mutu dan identitas lewat penggunaan nominal group (participant in relational process)., sebagai pasangan capres-cawapres yang melakukan satu proses/satu tindakan dalam mencapai dan merealisasikan apa yang diinginkan dan diharapkan masyarakat lewat penggunaan verbal group (relational process)., dan sebagai pasangan capres-cawapres yang melibatkan circumstance khususnya memfokuskan pada kejelasan waktu dan tempat lewat penggunaan kelompok

adverbial atau frase preposisi (circumstance of location) dari tindakan yang dilakukan. Secara logical meaning pasangan capres-cawapres Republik Indonesia 2014 merepresentasikan diri mereka sebagai pasangan capres-cawapres yang menyampaikan pesan secara simpel dengan dominasi penggunaan clause simplex

(6)

DAFTAR ISI

HALAMAN PERNYATAAN ... i

ABSTRAK ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

UCAPAN TERIMA KASIH ... iv

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL ... xi

DAFTAR DIAGRAM ... xii

DAFTAR LAMPIRAN ... xiii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1.Latar Belakang Penelitian ... 1

1.2Perumusan Masalah ... 4

1.3Tujuan Penelitian ... 4

1.4 Manfaat Penelitian ... 4

1.5 Struktur Organisasi Tesis ... 5

BAB II KAJIAN PUSTAKA ... 6

2.1 Analisis Wacana Kritis ... 6

2.2 Representasi ... 10

2.3 Representasi dalam Systemic Functional Linguistics (SFL) ... 21

2.3.1 Makna Ideasional (Ideational Meaning) ... 22

2.3.1.1 Struktur Makna Pengalaman: Transitivitas atau The Grammar of Experiential Meaning: Transitivity ... 22

2.3.1.1.1 Proses (Process) ... 23

2.3.1.1.1.1 Proses Material (Material Process) ... 24

2.3.1.1.1.2 Proses Prilaku (Behavioural Process) ... 25

2.3.1.1.1.3 Proses Mental (Mental Process) ... 25

(7)

Ria Angraini, 2014

Representasi Diri Pasangan Calon Presiden Dan Wakil Presiden Republik Indonesia Dalam Iklan Kampanye Pemilu 2014 Di Media Televisi (Kajian Linguistik Fungsional)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

2.3.1.1.1.5 Proses Relasional (Relational Process) ... 26

dalam proses Attributive (Carrier & attribute)

danpartisipan dalam proses Identifying

(8)

(Commitation &Addition) ... 32

2.3.1.1.3.7 Circumstance of Role (Guise & Product) ... 33

2.3.1.1.3.8 Circumstance of Matter ... 33

2.3.1.1.3.9 Circumstance of Angle ... 33

2.3.1.2 Struktur Makna Logikal: Klausa Kompleks atau The grammar of Logical Meaning: Clause Complex... 33

2.3.1.2.1 The Tactic System (Parataxis & Hypotaxis) ... 35

2.3.1.2.2 The Logico Semantic System ... 35

2.4 Iklan ... 36

2.4.1 Wacana Iklan Kampanye Pemilu ... 37

2.4.2 Media Televisi ... 37

2.5 Penelitian Sebelumnya ... 38

BAB III METODE PENELITIAN ... 40

3.1 Metode Penelitian ... 40

3.2 Definisi Operasional ... 41

3.3 Teknik Pengumpulan Data ... 41

3.4 Analisis Data ... 42

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 44

4.1 Representasi dalam Experiential Meaning ... ... 44

4.1.1 Proses (Process) ... 45

4.1.1.1 Temuan Umum ... 45

4.1.1.2 Proses Material (Material Process) ... 46

4.1.1.3 Proses Prilaku (Behavioural Process) ... 47

(9)

Ria Angraini, 2014

Representasi Diri Pasangan Calon Presiden Dan Wakil Presiden Republik Indonesia Dalam Iklan Kampanye Pemilu 2014 Di Media Televisi (Kajian Linguistik Fungsional)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

4.1.2.3 Partisipan dalam Proses Prilaku/Behavioural (Behaver) ... 56

4.1.2.4 Partisipan dalam Proses Mental (Senser, Phenomenon) ... 57

4.1.2.5 Partisipan dalam Proses Verbal (Sayer, Receiver, Verbiage) ... 58

4.1.2.6 Partisipan dalam Proses Relasional ... 59

4.1.2.6.1 Partisipan dalam Proses Atributif (Carrier, Attribute) ... 60

(10)

4.1.3.2.1 Distance (Spatial) ... 66

4.1.3.2.2 Duration (Temporal) ... 66

4.1.3.3 Circumstance of Location ... 67

4.1.3.3.1 Place ... 67

4.1.3.3.2 Time ... 68

4.1.3.4 Circumstance of Manner ... 68

4.1.3.4.1 Means ... 69

4.1.3.4.2 Quality ... 69

4.1.3.5 Circumstance of Cause ... 70

4.1.3.5.1 Purpose ... 70

4.1.3.5.2 Behalf ... 70

4.1.3.6 Circumstance of Contingency ... 71

4.1.3.6.1 Condition ... 71

4.1.3.7 Circumstance of Accompaniment ... 72

4.1.3.7.1 Commitation ... 72

4.1.3.7.2 Addition ... 73

4.1.3.8 Circumstance of Role ... 73

4.1.3.8.1 Product ... 73

4.1.3.9 Circumstance of Matter ... 74

4.1.3.10 Circumstance of Angle ... 74

4.1.3.11 Kontribusi Circumstance terhadap Representasi ... 75

4.2 Representasi dalam Logical Meaning ... 76

4.2.1 Temuan Umum ... 76

4.2.2 Taxis ... 77

4.2.2.1 Parataxis ... 78

4.2.2.2 Hypotaxis ... 78

(11)

Ria Angraini, 2014

Representasi Diri Pasangan Calon Presiden Dan Wakil Presiden Republik Indonesia Dalam Iklan Kampanye Pemilu 2014 Di Media Televisi (Kajian Linguistik Fungsional)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

4.2.3.1 Projection ... 79

4.2.3.1.1 Locution ... 79

4.2.3.1.2 Idea ... 80

4.2.3.2 Expansion ... 80

4.2.3.2.1 Extension ... 81

4.2.3.2.2 Enhancement ... 81

4.2.4 Kontribusi Logical Meaning terhadap Representasi ... 82

4.3 Pembahasan ... 83

4.3.1 Dimensi Teks ... 83

4.3.1.1 Representasi diri (Prabowo-Hatta) secara diskursif dalam teks iklan kampanye pasangan capres dan cawapres RI pemilu 2014 di media televisi ... 83

4.3.1.2 Representasi diri (Jokowi-JK) secara diskursif dalam teks iklan kampanye pasangan capres dan cawapres RI pemilu 2014 di media televisi ... 84

4.3.2 Dimensi Praktik Wacana ... 85

4.3.3 Dimensi Sosial Practice ... 87

4.3.3.1 Ideologi yang melandasi representasi diri pasangan calon presiden dan wakil presiden dalam iklan kampanye pemilu 2014 di media televisi ... 87

BAB V SIMPULAN DAN SARAN ... 90

5.1 Simpulan ... 90

5.2 Saran ... 92

(12)
(13)

Ria Angraini, 2014

Representasi Diri Pasangan Calon Presiden Dan Wakil Presiden Republik Indonesia Dalam Iklan Kampanye Pemilu 2014 Di Media Televisi (Kajian Linguistik Fungsional)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Penelitian

Bahasa merupakan alat bagi manusia dalam berkomunikasi. Melalui

bahasa, manusia dapat mengungkapkan ide, pikiran, dan perasaannya. Alwasilah

(2014, hlm. 298) mengatakan “Language not only reflects people’s thought, but

also shape their thought.” Sejalan dengan pendapat di atas, Lukmana (2003, hlm.

333) mengatakan bahwa bahasa merupakan sarana yang sangat potensial untuk

menjadi salah satu dasar bagi analisis terhadap struktur dan dinamika sosial.

Bahasa dapat berperan seperti itu karena sifatnya yang dapat mempengaruhi juga

dipengaruhi oleh struktur sosial. Selain berfungsi sebagai alat komunikasi dan

menjadi media perantara dalam pelaksanaan kehidupan sosial masyarakat,

Fairclough (2010, hlm. 131) menyatakan bahwa ada hubungan yang bersifat dua

arah antara bahasa dan struktur sosial, pertama realitas berbahasa dapat menjadi

cerminan dari kondisi sosial-budaya masyarakat pemakainya dan bahasa dapat

dijadikan pendorong terjadinya perubahan sosial itu sendiri.

Salah satu bidang yang juga memanfaatkan bahasa dalam kaitannya

dengan dinamika sosial seperti yang dijelaskan di atas adalah bidang media

massa. Bahasa yang digunakan oleh media dapat menciptakan realitas tertentu

kepada khalayak (Badara 2012, hlm. 57). Sejalan dengan pendapat di atas

Hermawan (2007, hlm. 80) mengatakan “Media and Society are closely related

and influence each other in ways that are often difficult to carefully elaborate.”

Media massa memiliki banyak fungsi diantaranya adalah memaparkan berita

dengan lengkap dan jelas (Cahya, 2012, hlm. 24). Selain itu, Eriyanto (2012, hlm.

177) mengatakan bahwa media adalah tempat dimana khalayak memperoleh

informasi mengenai realitas politik dan sosial yang terjadi di sekitar mereka.

(14)

Ria Angraini, 2014

radio, televisi atau internet telah melalui proses penyaringan dan seleksi dari

pengelolah media itu untuk berbagai kepentingannya. Media massa sebagai alat

untuk menyampaikan berita, penilaian, dan gambaran umum tentang banyak hal.

Selain itu media mempunyai kemampuan untuk berperan sebagai institusi yang

dapat membentuk opini publik. Media juga berkembang menjadi kelompok

penekan atas suatu ide atau gagasan yang direpresentasikan dalam konteks

kehidupan yang lebih empiris (Sobur, 2009, hlm. 16).

Pemanfaatan bahasa yang saat ini mendominasi media adalah penggunaan

bahasa dalam wacana politik di televisi. Televisi menjadi salah satu media massa

yang mempunyai banyak penonton, menjadi jendela bagi masyarakat untuk

mendapatkan informasi melalui wacana politik yang ditayangkan. Santoso (2012,

hlm. 8) mengatakan bahwa dalam wacana politik akan terjadi dominasi

simbol-simbol kebahasaan dari partisipan yang memiliki kuasa yang lebih tinggi atau

lebih besar kepada partisipan yang dikuasai, atau terjadi subordinasi terhadap

partisipan yang berada pada posisi rendah oleh partisipan pemegang kendali.

Frosh (2009, hlm. 92) menambahkan “Television can be held reponsible for constituting and maintaining facial expressivity as part of a universal language of

the human, a resposibility with significant political and moral implications.”

Televisi memberikan pengaruh yang sangat berarti secara politik karena

penggunaan bahasa media khususnya televisi menyediakan multimakna dalam

merekonstruksi realitas.

Salah satu wacana politik di media televisi yang menjadi sorotan dan

publikasi saat ini adalah iklan politik kampanye calon presiden dan wakil

presiden. Beberapa profil pasangan calon presiden dan wakil presiden potensial

dan fenomenal muncul di tengah krisis kepemimpinan dan warna-warni pesta

demokrasi tingkat nasional. Elektabilitas para calon presiden dan wakil presiden

terus berubah menjelang pemilu, dan media televisi menjadi salah satu sarana

promosi yang dipilih untuk meningkatkan elektabilitas kandidat capres-cawapres

(15)

Ria Angraini, 2014

Representasi Diri Pasangan Calon Presiden Dan Wakil Presiden Republik Indonesia Dalam Iklan Kampanye Pemilu 2014 Di Media Televisi (Kajian Linguistik Fungsional)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

kampanye menjadi bagian yang sangat penting dan itu perlu diperhatikan oleh tim

sukses kandidat capres dan cawapres karena televisi menjadi salah satu media

massa yang mempunyai banyak penonton, menjadi jendela bagi masyarakat untuk

mendapat informasi mengenai kandidat capres-cawapres. Media massa, baik

cetak, online, radio, dan terutama televisi menjadi semacam ‘panggung besar’

bagi konser politik nasional untuk menunjukan diri sebagai terbaik agar diterima

rakyat (Sangga, www.kpi.go.id.2014). Lewat rangkaian kata yang disampaikan

secara diskursif, masing-masing saling menyajikan perspektif dengan cara

memberikan pemaknaan terhadap suatu persoalan sehingga pandangannya dapat

diterima oleh publik. Selain itu dalam upaya memperbesar skala keberhasilan

meraih suara rakyat yang tersebar di dalam maupun di luar negeri, tidak sedikit di

antaranya mempromosikan, menggiring opini publik, merepresentasikan diri

maupun partai secara diskursif.

Studi representasi telah banyak dikaji baik dalam wacana politik

(Lefkofridi & Katsanidou 2013; Rezeifeka & Osakwe 2013; dan Khosravinik

2009) maupun wacana sosial (Alvaro 2013; Wibeck 2012; Jaspal & Nerlick 2012;

dan Macdonald 2011). Namun, sejauh ini studi representasi diri masih jarang

ditemukan dan kalaupun ada penelitian-penelitiannya terkait dengan bidang

psikologi serta sosial dengan menggunakan metode deskriptif kuantitatif (Snider

& McCarthy 2012; dan Bailenson, Blascovich, & Guadagno 2008). Sobur (2009,

hlm. 3) menyatakan bahwa penelitian yang menggunakan pendekatan kualitatif

seperti analisis wacana dan analisis semiotik, masih tergolong baru dalam kajian

media di Indonesia. Model kajian media dengan analisis wacana termasuk analisis

wacana kritis memberikan perspektif baru dan perlu terus dikembangkan.

Berdasarkan hal tersebut di atas studi ini mengkaji wacana politik

khususnya tuturan dan tulisan yang digunakan dalam merepresentasikan diri

pasangan calon presiden dan wakil presiden Republik Indonesia yang terdapat

dalam iklan kampanye pemilu 2014 di media televisi. Dengan menggunakan

(16)

Ria Angraini, 2014

menghubungkan hasil analisis teks dengan perspektif model Norman Fairclough

dimana model yang dikemukakan sering disebut juga model perubahan sosial

(social change). Penelitian ini berusaha mengintegrasikan antara aspek linguistik

dengan pemikiran sosial dan politik menuju perubahan sosial. Diharapkan melalui

penelitian ini upaya untuk membangkitkan kesadaran pembaca khususnya dan

masyarakat umumnya untuk lebih memahami dan menyadari hak dan

kewajibanya sebagai warga negara yang bertanggung jawab sosial dan kritis

sehingga ketidakadilan dan kesetaraan dapat diminimalisasi (Lukmana, 2006,

hlm. 99).

1.2 Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas dapat dirumuskan

pertanyaan penelitian sebagai berikut:

1. Bagaimana pasangan calon presiden dan wakil presiden Republik

Indonesia merepresentasikan diri secara diskursif dalam iklan kampanye

pemilu 2014 di media televisi ?

2. Apa ideologi yang melandasi representasi diri pasangan calon presiden

dan wakil presiden dalam iklan kampanye pemilu 2014 di media televisi?

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk menjawab beberapa rumusan

permasalahan yang telah dijabarkan melalui pertanyaan-pertanyaan penelitian.

Maka, tujuan tersebut adalah sebagai berikut:

1. untuk mengetahui representasi diri pasangan calon presiden dan wakil

presiden Republik Indonesia secara diskursif dalam iklan kampanye

pemilu 2014 di media televisi.

2. untuk mengetahui ideologi yang melandasi representasi diri pasangan

calon presiden dan wakil presiden dalam iklan kampanye pemilu 2014 di

(17)

Ria Angraini, 2014

Representasi Diri Pasangan Calon Presiden Dan Wakil Presiden Republik Indonesia Dalam Iklan Kampanye Pemilu 2014 Di Media Televisi (Kajian Linguistik Fungsional)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

1.4 Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberi kontribusi secara teoretis dan

praktis. Secara teoretis penelitian ini diharapkan dapat memperkaya dan

memperluas tema penelitian dalam bidang bahasa, khususnya analisis wacana

kritis dengan alat analisis SFL. Selain itu melalui penelitian yang berjudul

representasi diri pasangan calon presiden dan wakil presiden republik Indonesia

dalam iklan kampanye pemilu 2014 di media televisi ini dapat memberi informasi

tambahan dan membangkitkan kesadaran kritis kepada institusi media dan

pengguna media agar lebih awas terhadap segala bentuk pemberitaan yang

di-salurkan melalui bahasa media serta lebih memahami dan menyadari hak dan

kewajibannya sebagai mahluk sosial sesuai dengan peran dan profesinya

masing-masing dalam kehidupan dan peristiwa sosial yang terjadi di masyarakat

khususnya.

1.5 Struktur Organisasi Tesis

Laporan hasil penelitian ini disampaikan dalam lima bab sebagai berikut.

Bab I, pendahuluan yang terdiri atas latar belakang penelitian, perumusan

masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan struktur organisasi tesis. Bab

II, kajian pustaka berisi pembahasan mengenai teori-teori yang digunakan dalam

penelitian ini. Bab III, metode penelitian yang terdiri atas metode penelitian,

definisi operasional, teknik pengumpulan data dan analisis data. Bab IV, hasil

(18)
(19)

40

Ria Angraini, 2014

Representasi Diri Pasangan Calon Presiden Dan Wakil Presiden Republik Indonesia Dalam Iklan Kampanye Pemilu 2014 Di Media Televisi (Kajian Linguistik Fungsional)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB III

METODE PENELITIAN

Bab ini berisi uraian metode penelitian yang digunakan dalam penelitian,

termasuk beberapa komponen yakni metode penelitian berikut justifikasi dari

penggunaan metode penelitian, teknik pengumpulan data dan analisis data.

3.1 Metode Penelitian

Metode penelitian merupakan, alat, prosedur dan teknik yang dipilih

dalam melaksanakan penelitian (dalam pengumpulan data). Metode penelitian

bahasa berhubungan erat dengan tujuan penelitian (Djajasudarma, 2010, hlm. 4).

Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan secara sistematis, faktual, dan

kritis mengenai fakta kebahasaan khususnya representasi diri pasangan calon

presiden dan wakil presiden Republik Indonesia secara diskursif dalam iklan

kampanye pemilu 2014 di media televisi dan ideologi yang melandasi representasi

tersebut. Data digambarkan sesuai dengan hakikatnya serta menekankan kualitas

sesuai dengan pemahaman deskriptif dan alamiah. Berdasarkan hal tersebut di

atas, metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif

kualitatif dengan alat analisis Systemic Functional Linguistics (SFL) Halliday

yang dipadukan dengan pendekatan Analisis Wacana Kritis (AWK) berdasarkan

pertimbangan linguistik bahwa dalam SFL, bahasa bukan sekedar untaian

kata-kata dan struktur, dalam hal ini ada kesengajaan pemilihan struktur dan kata-kata-kata-kata

dalam menyampaikan pesan. SFL menempati posisi yang strategis dalam

kerangka kerja CDA sebagai alat untuk mendeskripsikan makna-makna sosial

juga sebagai refleksi gejala sosial dan praktek sosial. Dalam CDA, hubungan

antara dimensi-dimensi sosial itu dijembatani oleh istilah yang bergulir dalam

analisis wacana, yaitu power dan ideologi (Gunawan, 2004, hlm. 17-18). CDA

merupakan salah satu upaya untuk membangkitkan kesadaran kritis terhadap

(20)

41

Ria Angraini, 2014

3.2 Definisi Operasional

Representasi diri dalam penelitian ini merujuk pada bagaimana seseorang,

satu kelompok, gagasan, atau pendapat tertentu ditampilkan dalam pemberitaan

secara diskursif. Dalam hal ini bagaimana aktor sosial atau pasangan calon

presiden dan wakil presiden Republik Indonesia republik Indonesia menampilkan

diri mereka atau ditampilkan dalam iklan kampanye capres dan cawapres RI

pemilu 2014 di media televisi.

Pasangan calon presiden dan wakil presiden dalam penelitian ini adalah

pasangan yang diusung oleh partai koalisi peserta pemilu yang mencalonkan diri,

terdaftar dan disahkan sebagai calon presiden dan wakil presiden oleh KPU.

Wacana iklan kampanye pemilu dalam penelitian ini mengacu pada tulisan

dan ujaran yang terdapat pada iklan kampanye calon presiden dan wakil presiden

dari partai politik nasional yang ditayangkan di media televisi yang juga dapat

dilihat di situs www.iklan kampanye politik pemilu 2014/youtube.com. Daftar

nama pasangan calon presiden dan wakil presiden dan daftar judul iklan

kampanye capres dan cawapres pemilu 2014 di media televisi yang telah

terkumpul dapat dilihat di Lampiran 1, Table 3.2.1 dan 3.2.2.

3.3 Teknik Pengumpulan Data

Penelitian ini menggunakan data primer dan data sekunder. Data primer

dalam penelitian ini adalah wacana lisan dan tulisan iklan kampanye politik

pasangan calon presiden dan wakil presiden Republik Indonesia pada pemilu 2014

di media televisi yang ditanyangkan pada masa kampanye pemilu 2014 yaitu

sebelum pelaksanaan pemilu 9 Juli 2014 (www.kpu.go.id). Wacana iklan

kampanye pemilu 2014 di media televisi dipilih karena pertama, memberikan

pengaruh yang sangat berarti secara politik karena penggunaan bahasa media

(21)

42

Ria Angraini, 2014

Representasi Diri Pasangan Calon Presiden Dan Wakil Presiden Republik Indonesia Dalam Iklan Kampanye Pemilu 2014 Di Media Televisi (Kajian Linguistik Fungsional)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

politik kampanye calon presiden dan wakil presiden sebagai wacana politik di

media televisi menjadi sorotan dan publikasi saat ini karena beberapa profil

pasangan calon presiden dan wakil presiden potensial dan fenomenal muncul

ditengah krisis kepemimpinan dan warna-warni pesta demokrasi tingkat nasional.

Elektabilitas para calon presiden dan wakil presiden terus berubah menjelang

pemilu, dan media televisi menjadi salah satu sarana promosi yang dipilih untuk

meningkatkan elektabilitas kandidat capres-cawapres tersebut., ketiga, iklan

ditanyangkan berulang-ulang di beberapa stasiun televisi dan luasnya media

penyebaran iklan diperkirakan juga membawa dampak yang lebih luas terhadap

konsumsi wacana tersebut.

Sejumlah 24 sampel yang dikategorikan purposive sampling, yang

digunakan dalam penelitian ini secara keseluruhan adalah data yang dinilai

memiliki muatan teks yang mengandung representasi diri pasangan calon presiden

dan wakil presiden Republik Indonesia pada pemilu 2014. Puprosive sampling

merupakanjurus agar manusia, latar, dan kejadian tertentu betul-betul diupayakan

terpilih (tersertakan) untuk memberikan informasi penting yang tidak mungkin

diperoleh melalui jurus lain (Alwasilah, 2012, hlm. 103). Untuk data sekunder,

penelitian ini menggunakan literature, sumber bacaan yang relevan serta informasi

tambahan terkait iklan kampanye capres dan cawapres pemilu 2014 yang juga

ditayangkan di situs internet www.youtube.com untuk mendukung data primer.

Dalam pengumpulan data, penelitian ini menggunakan teknik dokumentasi

secara interaktif, yaitu teknik pengumpulan data yang secara berulang dicari dan

dianalisis sampai menemukan titik jenuh. Dokumentasi merupakan suatu teknik

mengumpulkan data yang dilakukan dengan cara mencatat, mempelajari, dan

meneliti. Setelah data ditemukan, direduksi, ditranskrip dan dicatat kemudian

(22)

43

Ria Angraini, 2014

3.4 Analisis Data

Setelah semua data dikumpulkan, data dianalisis dengan menggunakan

beberapa tahapan antara lain; Tahap pertama, penelitian dimulai dengan

mengumpulkan data wacana lisan dan tulisan yang terdapat di dalam iklan

kampanye pasangan calon presiden dan wakil presiden Republik Indonesia pada

pemilu 2014 yang telah didokumentasi/diambil dari media televisi maupun

rekaman di situs internet youtube. Kemudian direduksi, ditranskrip, dan dicatat.

Tahap kedua, menganalisis teks yaitu mendeskripsikan data teks yang telah

diperoleh dengan menggunakan analisis transitivitas dan klausa kompleks dari

Systemic Functional Grammar (SFL) Halliday. Tahap ketiga, hasil analisis teks

dibahas dan dikaitkan dengan perspektif Fairclough khususnya yang dikenal

dengan wacana tiga dimensi yaitu; dimensi teks/textual yaitu pendeskripsian

(description) mengenai teks., dimensi kewacanaan/discourse practice yaitu

(interpretation) hubungan antara proses produksi wacana dan teks., dimensi social

practice atau penjelasan (explanation) hubungan antara proses wacana dengan

konteks sosial yang ada di luar media. Tahap keempat, menarik kesimpulan

berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan khususnya terkait bagaimana

representasi diri pasangan capres dan cawapres Republik Indonesia secara

diskursif dalam iklan kampanye pemilu 2014 di media televisi dan apa ideologi

yang melandasi representasi diri pasangan capres dan cawapres Republik

(23)

Ria Angraini, 2014

Representasi Diri Pasangan Calon Presiden Dan Wakil Presiden Republik Indonesia Dalam Iklan Kampanye Pemilu 2014 Di Media Televisi (Kajian Linguistik Fungsional)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

Bab ini berisi kesimpulan dan saran. Kesimpulan dan saran menyajikan

penafsiran dan pemaknaan terhadap hasil analisis temuan penelitian ini.

Kesimpulan menjawab pertanyaan penelitian, sementara itu saran metodologis

dan praktis ditujukan kepada para pengguna hasil penelitian dan juga kepada

peneliti berikutnya yang berminat untuk melakukan penelitian selanjutnya.

5.1 Simpulan

Seperti diungkapkan pada bab I, penelitian ini mengkaji (1) Bagaimana

pasangan calon presiden dan wakil presiden Republik Indonesia

merepresentasikan diri secara diskursif dalam iklan kampanye pemilu 2014 di

media televisi ? (2) Apa ideologi yang melandasi representasi diri pasangan calon

presiden dan wakil presiden dalam iklan kampanye pemilu 2014 di media

televisi?

Lewat analisis data disimpulkan bahwa; Pertama, secara experiential

meaning pasangan capres-cawapres Republik Indonesia 2014 merepresentasikan

diri mereka sebagai pasangan capres-cawapres yang memiliki identitas, nilai,

mutu lewat penggunaan nominal group (seperti kita, harapan, sederhana,

presidenku, pemimpin yang lahir dari rakyat dll)., sebagai pasangan

capres-cawapres yang melakukan satu proses/satu tindakan dalam mencapai dan

merealisasikan apa yang diinginkan dan diharapkan masyarakat lewat

penggunaan verbal group (seperti bisa memimpin, bekerja, ingin dll)., dan

sebagai pasangan capres-cawapres yang melibatkan circumstance khususnya

memfokuskan pada kejelasan waktu, tempat, hal dan tujuan lewat penggunaan

kelompok adverbial atau frase preposisi (seperti sekarang, 2014, di dunia, di

(24)

Ria Angraini, 2014

dilakukan., secara logical meaning kedua kandidat merepresentasikan diri

mereka sabagai pasangan yang menyampaikan pesan secara simpel dengan

dominasi penggunaan clause simplex dan penggunaan clause complex yang

dikategorikan hypotaxis yaitu klausa yang terkait dengan klausa utama melalui

hubungan projeksi dan ekspansi dalam teks iklan kampanye pemilu 2014 di media

televisi. Kedua, ideologi yang melandasi representasi diri pasangan calon

presiden dan wakil presiden Republik Indonesia dalam iklan kampanye pemilu

2014 di media televisi tersebut adalah ideologi pasar (pencitraan diri) yang

berorientasi kekuasaan lewat ekplorasi konsep demokrasi dan mengangkat

topik-topik yang berkaitan dengan kepentingan publik.

Dari sudut pandang analisis wacana kritis khususnya perspektif Fairclough

yakni dimensi praktik diskursif dan dimensi praktik sosial, hasil temuan dapat

disimpulkan bahwa teks yang ditampilkan merupakan praktik wacana yang

mencerminkan realitas (sebagai suatu peristiwa, tindakan dan keadaan yang

terjadi) yang dimunculkan lewat bahasa iklan di media televisi oleh kedua

pasangan yang sedang mencalonkan diri sebagai capres-cawapres Republik

Indonesia pemilu 2014. Lewat ekplorasi konsep demokrasi yang berkaitan dengan

upaya bersama penyelesaian permasalahan yang dihadapi oleh masyarakat serta

mengangkat topik-topik yang mengusung kepentingan dan keinginan rakyat

dapat disadari kedua kandidat yang melakukan praktik sosial (praktik politik)

yakni sedang menanamkan ideologi pasar (pencitraan diri) yang berorientasi

kekuasaan sehingga dapat menghantarkan pasangan tersebut menduduki tampuk

kekuasaan. Dan sebaliknya, dengan kekuasaan yang mereka miliki nantinya bisa

mewujudkan harapan dan keinginan yang telah disampaikan oleh masyarakat

yang memiliki fungsi dalam struktur sosial tersebut yakni keinginan dipimpin oleh

pasangan calon presiden-wakil presiden yang bisa mewujudkan semua harapan

dan cita-cita menjadikan kehidupan masyarakat Indonesia lebih baik di masa yang

(25)

Ria Angraini, 2014

Representasi Diri Pasangan Calon Presiden Dan Wakil Presiden Republik Indonesia Dalam Iklan Kampanye Pemilu 2014 Di Media Televisi (Kajian Linguistik Fungsional)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

5.2 Saran

Berdasarkan hasil analisis terhadap permasalahan di atas, ada beberapa

saran yang dapat diberikan, yakni saran metodologis dan praktis yang ditujukan

kepada para pengguna hasil penelitian dan juga kepada peneliti berikutnya yang

berminat untuk melakukan penelitian selanjutnya.

Saran metodologis ditujukan kepada peneliti berikutnya, sebaiknya

diadakan penelitian lebih lanjut yakni tidak hanya mengkaji representasi tetapi

juga mencakup hubungan relasi dan identitas serta mengkaji masalah lainnya

yang lebih luas dalam metafungsi bahasa, misalnya dihubungkan dengan

fungsi interpersonal ataupun fungsi tekstualnya dengan penggunaan instrumen

seperti wawancara terhadap narasumber dan partisipan yang terlibat dalam

data yang dianalisis. Selain itu disarankan tidak hanya mengkaji dengan kajian

tata bahasa fungsional dengan perspektif analisis wacana kritis namun dipadukan

dengan ranah pragmatik, sosiolinguistik dll agar melangkah satu tahap lebih baik

dari penelitian yang telah dilakukan sebelumnya sehingga memperkaya dan

memperluas tema penelitian dalam bidang bahasa.

Saran praktis khususnya ditujukan kepada para pengguna hasil penelitian,

seperti konsumen (publik) agar dapat mengkritisi segala bentuk pemberitaan yang

disalurkan melalui bahasa media serta lebih memahami, menyadari hak dan

kewajibannya sebagai warga negara sesuai dengan peran dan profesinya

masing-masing dalam kehidupan dan peristiwa sosial yang terjadi di masyarakat lewat

kesadaran kritis terhadap bahasa politik yang diproduksi oleh institusi media.

Begitu juga sebaliknya kepada produsen (institusi media maupun pembuat teks)

(26)

Ria Angraini, 2014

bukan pencitraan semata sehingga lewat penggunaan bahasa yang baik dapat

menjadi pendorong terjadinya perubahan sosial yang lebih baik pula.

(27)

93

Ria Angraini, 2014

Representasi Diri Pasangan Calon Presiden Dan Wakil Presiden Republik Indonesia Dalam Iklan Kampanye Pemilu 2014 Di Media Televisi (Kajian Linguistik Fungsional)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR PUSTAKA

Ademilokun, M., & Taiwo, R. (2011). Discursive strategies in newspaper campaign

advertisements for Nigeria’s 2011 election. SAGE Journal. Discourse & Communication, http://dcm.sagepub.com/content/7/4/435. DOI:10.1177/1750481313494501.

Aliah, D Y. (2009). Analisis wacana kritis. Bandung: CV. Yrama Widya.

Alvaro, J. (2013). Discursive representations of a dissident: the case of Liu Ziaobo

in China’s english press. SAGE Journal. Discourse & Society,

http://das.sagepub.com/content/24/3/289. DOI:10.1177/0957926512471760.

Alwasilah, A.C. (2012). Pokoknya kualitatif: dasar-dasar merancang dan melakukan penelitian kualitatif. Cetakan ke tujuh. Bandung: Pustaka Jaya.

Alwasilah, A. C. (2014). Islam, culture, and education. Essay on contemporary indonesia. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Badara, A. (2012). Analisis wacana: teori, metode, dan penerapannya pada wacana media. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

Bailenson, J., Blascovich, J., & Guadagno, R. (2008). Self representations in immersive virtual environments. Journal of Applied Social Psychology, 38

(11), pp. 2673-2690.

Barker, C. (2004). Cultural studies, teori & praktik. Bantul: Kreasi Wacana.

Branston, G, & Roy, S. (1996). The media student’s book. New York: Roudledge.

Budiarjo, M. (2008). Dasar-dasar ilmu politik. Edisi Revisi. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.

Cahya S, I. (2012). Menulis berita di media massa. Yogyakarta: PT. Citra Aji Parama.

(28)

94

Ria Angraini, 2014

Danesi, M. (2012). Pesan, tanda, dan makna: buku teks dasar mengenai semiotika dan dasar komunikasi. Yogyakarta: Jalasura Anggota IKAPI.

Darmadi, D., Sugiarto, A., & Widajaj, H. (2003). Invansi pasar dengan iklan yang efektif. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.

Djajasudarma, T F. (2010). Metode linguistik: ancangan metode penelitian dan kajian. Bandung: PT Refika Aditama.

Eriyanto. (2011). Analisis wacana: pengantar analisis teks media, Cetakan ke-5, Edisi khusus Komunitas. Yogyakarta: LKIS.

Eriyanto. (2012). Analisis framing. konstruksi, ideologi, dan politik media. Cetakan VII. Yogyakarta: LKIS.

Eggins, S. (2004). An introduction to systemic functional linguistics Second Edition. London: Continuum International Publishing Group.

Fairclough, N. (1985). Critical and descriptive goals in discourse analysis. Journal of Pragmatics, 9: hlm. 739-763.

Fairclough, N. (1989). Language and power. London: Longman.

Fairclough, N. (1992a). Discourse and social change. Cambridge: Polity Press.

Fairclough, N. (1992b). Critical language awareness. Singapore: Longman Singapore Publishers Ltd.

Fairclough, N. (1995). Media discourse. London : Arnold

Fairclough, N. (2003). Analysing discourse. Textual analysis for social research. New York: Routledge.

Fairclough, N. (2008). The language of critical discourse analysis: replay to Michael Billig. SAGE Journal. Discourse & Society,

http://das.sagepub.com/content/19/6/811. DOI: 10.1177/0957926508095896.

Fairclough, N. (2010). Critical discourse analysis: the critical study of language.

Second Edition. London: Longman.

(29)

95

Ria Angraini, 2014

Representasi Diri Pasangan Calon Presiden Dan Wakil Presiden Republik Indonesia Dalam Iklan Kampanye Pemilu 2014 Di Media Televisi (Kajian Linguistik Fungsional)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Frosh, P. (2009). The face television. SAGE Journal. The ANNALS of The American Academy of Political and Social Science,

http://ann.sagepub.com/content/625/1/87. DOI: 10.1177/0002716209338571.

Gunawan, W. (2004). Critical discourse analysis (CDA): teori, metoda, dan aplikasi untuk mengangkat nilai sosial dalam pengajaran bahasa.

ENGLISHIANA Journal of English Language Pedagogy Department of English Education Universitas Pendidikan Indonesia, 1(1), September 2004. ISSN 0216 2334.

Halliday, M.A.K. (1978). Language as social semiotic: the social interpretation of language and meaning. London: Edwar Arnold.

Halliday, M.A.K., & Hasan, R. (1986). Language, context, and text: aspects of language in a social-semiotic perspective. Victoria: Deakin University.

Halliday, M.A.K. (1994). An introduction to functional grammar, 2nd Edition, London: Edward Arnold.

Halliday, M.A.K., & Matthiessen, C. (2004). An introduction to functional grammar. Third Edition. London: Arnold.

Hall, S. (1997). Representation: cultural representations and signifying practices. London: Sage Publications.

Hall, S. (2003). The work of representation. representation: cultural representation and signifying practices. Ed. Stuart Hall. London: Sage Publication.

Hermawan, B. (2007). Finding ‘reality’ in mass media ( language to reflect and distort ‘reality’). Jurnal Sastra Inggris “Sastra dan Linguistik”. Program

Studi Sastra Inggris Fakultas Sastra Universitas Kristen Maranatha Bandung. 7 (2), hlm. 75-81. ISSN 1411-9315.

Hoed, B H., Wijoyo, M S., & Noorsalim, M. (2004). Bahasa sebagai arena pertarungan: sebuah pendahuluan. Dalam Wijoyo, M S., & Noorsalim, M. (Penyunting), Bahasa Negara versus Bahasa Gerakan Mahasiswa (hlm.1-31). Jakarta: LIPI Press.

(30)

96

Ria Angraini, 2014

Understanding of Science, http://pus.sagepub.com/content/23/2/122. DOI: 10.1177/09636625124 40219.

Khosravinik, M. (2009). The representation of refugees, asylum seekers and immigrants in british newspapers during the balkan conflict (1999) and the british general election (2005). SAGE Journal. Discourse & Society,

http://das.sagepub.com/content/20/4/477. DOI: 10.1177/0957926509104024.

Kim, M. (2010). Translation error analysis: a systemic functional grammar

approach. Dalam Coffin, C., Lillis, T., & O’Halloran, K. (Edited), Applied linguistics methods: a reader: systemic functional linguistics, critical discourse analysis and ethnography (hlm. 84-94). New York: Routledge.

Kridalaksana, H. (2011). Kamus lingusitik. Edisi Keempat. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.

Lefkofridi, Z., & Katsanidou, A. (2013). Multilevel representation in the european

parliament. SAGE Journal. European Union Politics.

http://ecp.sagepub.com/content/15/1/108. DOI: 10.1177/1465116513501907.

Litosseliti, L. (2010) Research methods in linguistics. New York: Continuum International Publishing Group.

Lukmana, I. (2003). Critical discourse analisis (CDA): rekonstruksi kritis terhadap makna. Jurnal Pendidikan Bahasa, Sastra dan Pengajarannya, 3(5), hlm. 325-335. ISSN 1412-0712.

Lukmana, I. (2006). Kajian bahasa dan pemberdayaan sosial. Jurnal Bahasa dan Sastra, 6(2), hlm 85-202. ISSN 1412-0712.

Macdonald, M. (2011). British muslims, memory, and identity: representations in british film and television documentary. SAGE Journal. European Journal of Cultural Studies, http://ecs.sagepub.com/content/14/4/411. DOI: 10.1177/1367546411404617.

Machin, D., & Mayr, A. (2012). How to do critical discourse analysis. London: SAGE Publications Ltd.

(31)

97

Ria Angraini, 2014

Representasi Diri Pasangan Calon Presiden Dan Wakil Presiden Republik Indonesia Dalam Iklan Kampanye Pemilu 2014 Di Media Televisi (Kajian Linguistik Fungsional)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Sapiro, V., Walsh, K C., Strach, P., & Hennings, V. (2009). Gender, context, and television advertising: a comprehensive analysis of 2000 and 2002 house

races. Journal SAGE. Political Reseach Quarterly.

http://prq.sagepub.com/content/64/1/107. DOI: 10.1177/1065912909343583.

Santoso, A. (2012). Studi bahasa kritis: menguak bahasa membongkar kuasa. Bandung: CV. Mandar Maju.

Sangga, B D. (2014). Menyikapi iklan politik. www.kpi.go.id. 14 Februari 2014.

Snider, E., & McCarthy, A. (2012). Self-representation and student identity: a case study of international student users of sakai. International Journal of e Portfolio, http://www.theijep.com. 2(2),hlm. 99-111. ISSN 2157-622X.

Sobur, A. (2009). Analisis teks media, suatu pengantar untuk analisis wacana, analisis semiotik, dan analisis framing. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Subagyo, A. (2010). Pragmatik kritis: paduan pragmatik dengan analisis wacana kritis. Jurnal Linguistik Indonesia. Masyarakat Linguistik Indonesia, Tahun ke-28, No. 2. hlm. 177-187.

Utami, S. (2000). Upaya koheren wacana iklan televisi. Jurnal LINGUA. Jurnal Bahasa dan Sastra, 2(1), Desember 2000.

Van Leeuwen, T. (1996). The representation of social actors, in C.R. Caldas-Coulthard and M. Caldas-Coulthard (eds) texs and practices, London: Routledge.

Wang, J. (2010). A critical discourse analysis of Barack Obama’s speeches.

Journal of Language Teaching and Research, 1(4), pp. 254-261. ACADEMY PUBLISHER Manufactured in Finland. ISSN 1798-4769. Doi: 10.4304/jltr.1.3.254-261.

Wibeck, V. (2012). Social representations of climate change in Swedish lay focus groups: local or distant, gradual or catastrophic?. SAGE Journal. Public Understanding of Science, http://pus.sagepub.com/content/23/2/204. DOI: 10.1177/0963662512462787.

Wodak, R., & Meyer, M. (2009). Methods of critical discourse analysis. London: SAGE Publication Ltd.

(32)

98

Ria Angraini, 2014

Zantides, E, & Zapiti, A. (2011). Children’s representation in advertising: a

content analytic look. International Journal of Humanities and Social Science, 1(20), Desember 2011.

Sumber Situs Internet

www. Iklan kampanye politik pemilu 2014/youtube.com.

www.kpi.go.id

www.kpu.go.id.

www.kompas.com

(33)

Ria Angraini, 2014

Representasi Diri Pasangan Calon Presiden Dan Wakil Presiden Republik Indonesia Dalam Iklan Kampanye Pemilu 2014 Di Media Televisi (Kajian Linguistik Fungsional)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Lampiran 1

3.2Daftar Nama dan Judul Iklan Kampanye Pemilu Calon Presiden dan Wakil

Presiden Republik Indonesia 2014 di Media Televisi

Tabel 3.2.1 Nama Pasangan Calon Presiden dan Wakil Presiden RI Pemilu 2014

No Urut Nama Pasangan Calon Presiden & Calon Wakil Presiden Republik Indonesia Pemilu 2014

1 Prabowo Subianto & Hatta Rajasa 2 Joko Widodo & Jusuf Kalla

Sumber: (www.kpu.go.id)

Tabel 3.2.2 Daftar Judul Iklan Kampanye Pemilu Calon Presiden dan Wakil Presiden (No Urut 1 dan 2) Republik Indonesia 2014 di Media Televisi

Judul Iklan Kampanye

Capres (Prabowo) & Cawapres (Hatta) di Media Televisi

(1)

Judul Iklan Kampanye

Capres (Jokowi ) & Cawapres (JK) di Media Televisi

2-05-2014 2.1 Jokowi adalah kita 6-05-2014

1.2 Indonesia Macan Asia - Prabowo Subianto Presidenku

30-05-2014 2.2 Joko Widodo adalah kita

versi permintaan rakyat

1.4 Prabowo-Hatta 1-06- 2014 2.4 Siapkah kita dipimpin untuk menjadi bersih? Jokowi – JK adalah KITA

1-06-2014

1.5 Prabowo Presidenku 3-06- 2014 2.5 Jokowi adalah kita 3-06-2014 1.6 Prabowo-Hatta Koalisi

Merah Putih

3-06- 2014 2.6 Mewujudkan mimpi

bersama Jokowi-JK

13-06-2014 2.12 Jokowi- JK adalah Kita

Versi Ibunda Jokowi

(34)

Ria Angraini, 2014

Gambar

Tabel 3.2.2  Daftar Judul Iklan Kampanye Pemilu Calon Presiden dan Wakil Presiden  (No Urut 1 dan 2) Republik Indonesia 2014 di Media Televisi

Referensi

Dokumen terkait

Jika harga tidak hanya mencerminkan informasi di waktu lalu dan informasi yang dipublikasikan, tetapi juga informasi yang diperoleh dari analisis fundamental

Pencemaran yang terjadi pada daerah sungai terdapat dari berbagai sumber, salah satu sumber pencemaran terhadap sungai adalah limbah industri kelapa sawit, untuk itu dilakukuan

Kepala Dinas pengelolaan pasar /M fadli menyampaikan bahwa 227 pedagang di pasar burung tersebut akan dipindah dfan bergabung di bursa agro jogja // disana nantinya fasilitas

Untuk mengolah air limbah hasil pengolahan ikan telah dibuat IPAL di Panjang Wetan dan Panjang Baru, tetapi kondisi IPAL tersebut kurang dirasakan manfaatnya

salah satu keluarga yang bergerak di bidang kepecinta-alaman / adalah kapalasastra // kelompok yang terbentuk pada tahun 1974 ini / merupakan komunitas dari mahasiswa pecinta alam

PENGARUH KUALITAS PELAYANAN TERHADAP KEPUASAN KONSUMEN DI RESTORAN MERGOSARI CIAMIS.. Universitas Pendidikan Indonesia| repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Maurice’s Self-Realization of Being a Homosexual after his Conflicts Seen in E.M Forster’s Maurice .Yogyakarta:.. Jurusan Sastra Inggris, Fakultas Sastra, Universitas Sanata

STOCKS ARE ESTIMATED FROM THE NUMBER OF PACKAGES, "THE IMPORTS FOR CONSUMPTION" FIGURES ARE TO THAT EXTENT APPROXIMATE.. 3) ALL QUANTITIES REPRESENT ACTUAL REPORTED WEIGHT,