REPRESENTASI DIRI PASANGAN CALON PRESIDEN DAN
WAKIL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA DALAM IKLAN
KAMPANYE PEMILU 2014 DI MEDIA TELEVISI
(Kajian Linguistik Fungsional)
TESIS
diajukan untuk memenuhi sebagian syarat untuk memperoleh gelar Magister Humaniora dalam Bidang Linguistik
Oleh
Ria Angraini NIM 1202614
PROGRAM STUDI LINGUISTIK
SEKOLAH PASCASARJANA
REPRESENTASI DIRI PASANGAN CALON PRESIDEN DAN
WAKIL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA DALAM IKLAN
KAMPANYE PEMILU 2014 DI MEDIA TELEVISI
(Kajian Linguistik Fungsional)
Oleh
Ria Angraini
Sebuah Tesis yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Magister Humaniora (M.Hum) dalam Bidang Linguistik
© Ria Angraini 2014
Universitas Pendidikan Indonesia
Oktober 2014
Hak Cipta dilindungi undang-undang.
HALAMAN PENGESAHAN
Ria Angraini
REPRESENTASI DIRI PASANGAN CALON PRESIDEN DAN
WAKIL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA DALAM IKLAN
KAMPANYE PEMILU 2014 DI MEDIA TELEVISI
(Kajian Linguistik Fungsional)
disetujui dan disahkan oleh pembimbing :
Pembimbing I
Prof. A. Chaedar Alwasilah, M.A., Ph.D. NIP 195303301980021001
Pembimbing II
Iwa Lukmana, M.A., Ph.D. NIP 196611271993031002
Mengetahui,
Ketua Program Studi Linguistik Sekolah Pascasarjana Universitas Pendidikan Indonesia
Ria Angraini, 2014
Representasi Diri Pasangan Calon Presiden Dan Wakil Presiden Republik Indonesia Dalam Iklan Kampanye Pemilu 2014 Di Media Televisi (Kajian Linguistik Fungsional)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
ABSTRAK
Penelitian ini mengkaji representasi diri pasangan calon presiden dan wakil presiden Republik Indonesia secara diskursif dalam iklan kampanye pemilu 2014 di media televisi dan ideologi yang melandasi representasi diri tersebut. Dengan menggunakan metode deskriptif kualitatif dengan alat analisis Systemic Functional Linguistics (Halliday 1978, 1994, & 2004) yang dipadukan dengan pendekatan Analisis Wacana Kritis perspektif Fairclough (1989, 1992, 1995, 2003, & 2010) penelitian ini menggunakan data primer sebanyak 24 teks iklan kampanye politik pasangan calon presiden dan wakil presiden Republik Indonesia pada pemilu 2014 di media televisi. Hasil temuan menunjukan; Pertama, secara
experiential meaning pasangan capres-cawapres Republik Indonesia 2014 merepresentasikan diri mereka sebagai partisipan yang aktif yang menempatkan mutu dan identitas lewat penggunaan nominal group (participant in relational process)., sebagai pasangan capres-cawapres yang melakukan satu proses/satu tindakan dalam mencapai dan merealisasikan apa yang diinginkan dan diharapkan masyarakat lewat penggunaan verbal group (relational process)., dan sebagai pasangan capres-cawapres yang melibatkan circumstance khususnya memfokuskan pada kejelasan waktu dan tempat lewat penggunaan kelompok
adverbial atau frase preposisi (circumstance of location) dari tindakan yang dilakukan. Secara logical meaning pasangan capres-cawapres Republik Indonesia 2014 merepresentasikan diri mereka sebagai pasangan capres-cawapres yang menyampaikan pesan secara simpel dengan dominasi penggunaan clause simplex
DAFTAR ISI
HALAMAN PERNYATAAN ... i
ABSTRAK ... ii
KATA PENGANTAR ... iii
UCAPAN TERIMA KASIH ... iv
DAFTAR ISI ... v
DAFTAR TABEL ... xi
DAFTAR DIAGRAM ... xii
DAFTAR LAMPIRAN ... xiii
BAB I PENDAHULUAN ... 1
1.1.Latar Belakang Penelitian ... 1
1.2Perumusan Masalah ... 4
1.3Tujuan Penelitian ... 4
1.4 Manfaat Penelitian ... 4
1.5 Struktur Organisasi Tesis ... 5
BAB II KAJIAN PUSTAKA ... 6
2.1 Analisis Wacana Kritis ... 6
2.2 Representasi ... 10
2.3 Representasi dalam Systemic Functional Linguistics (SFL) ... 21
2.3.1 Makna Ideasional (Ideational Meaning) ... 22
2.3.1.1 Struktur Makna Pengalaman: Transitivitas atau The Grammar of Experiential Meaning: Transitivity ... 22
2.3.1.1.1 Proses (Process) ... 23
2.3.1.1.1.1 Proses Material (Material Process) ... 24
2.3.1.1.1.2 Proses Prilaku (Behavioural Process) ... 25
2.3.1.1.1.3 Proses Mental (Mental Process) ... 25
Ria Angraini, 2014
Representasi Diri Pasangan Calon Presiden Dan Wakil Presiden Republik Indonesia Dalam Iklan Kampanye Pemilu 2014 Di Media Televisi (Kajian Linguistik Fungsional)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
2.3.1.1.1.5 Proses Relasional (Relational Process) ... 26
dalam proses Attributive (Carrier & attribute)
danpartisipan dalam proses Identifying
(Commitation &Addition) ... 32
2.3.1.1.3.7 Circumstance of Role (Guise & Product) ... 33
2.3.1.1.3.8 Circumstance of Matter ... 33
2.3.1.1.3.9 Circumstance of Angle ... 33
2.3.1.2 Struktur Makna Logikal: Klausa Kompleks atau The grammar of Logical Meaning: Clause Complex... 33
2.3.1.2.1 The Tactic System (Parataxis & Hypotaxis) ... 35
2.3.1.2.2 The Logico Semantic System ... 35
2.4 Iklan ... 36
2.4.1 Wacana Iklan Kampanye Pemilu ... 37
2.4.2 Media Televisi ... 37
2.5 Penelitian Sebelumnya ... 38
BAB III METODE PENELITIAN ... 40
3.1 Metode Penelitian ... 40
3.2 Definisi Operasional ... 41
3.3 Teknik Pengumpulan Data ... 41
3.4 Analisis Data ... 42
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 44
4.1 Representasi dalam Experiential Meaning ... ... 44
4.1.1 Proses (Process) ... 45
4.1.1.1 Temuan Umum ... 45
4.1.1.2 Proses Material (Material Process) ... 46
4.1.1.3 Proses Prilaku (Behavioural Process) ... 47
Ria Angraini, 2014
Representasi Diri Pasangan Calon Presiden Dan Wakil Presiden Republik Indonesia Dalam Iklan Kampanye Pemilu 2014 Di Media Televisi (Kajian Linguistik Fungsional)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
4.1.2.3 Partisipan dalam Proses Prilaku/Behavioural (Behaver) ... 56
4.1.2.4 Partisipan dalam Proses Mental (Senser, Phenomenon) ... 57
4.1.2.5 Partisipan dalam Proses Verbal (Sayer, Receiver, Verbiage) ... 58
4.1.2.6 Partisipan dalam Proses Relasional ... 59
4.1.2.6.1 Partisipan dalam Proses Atributif (Carrier, Attribute) ... 60
4.1.3.2.1 Distance (Spatial) ... 66
4.1.3.2.2 Duration (Temporal) ... 66
4.1.3.3 Circumstance of Location ... 67
4.1.3.3.1 Place ... 67
4.1.3.3.2 Time ... 68
4.1.3.4 Circumstance of Manner ... 68
4.1.3.4.1 Means ... 69
4.1.3.4.2 Quality ... 69
4.1.3.5 Circumstance of Cause ... 70
4.1.3.5.1 Purpose ... 70
4.1.3.5.2 Behalf ... 70
4.1.3.6 Circumstance of Contingency ... 71
4.1.3.6.1 Condition ... 71
4.1.3.7 Circumstance of Accompaniment ... 72
4.1.3.7.1 Commitation ... 72
4.1.3.7.2 Addition ... 73
4.1.3.8 Circumstance of Role ... 73
4.1.3.8.1 Product ... 73
4.1.3.9 Circumstance of Matter ... 74
4.1.3.10 Circumstance of Angle ... 74
4.1.3.11 Kontribusi Circumstance terhadap Representasi ... 75
4.2 Representasi dalam Logical Meaning ... 76
4.2.1 Temuan Umum ... 76
4.2.2 Taxis ... 77
4.2.2.1 Parataxis ... 78
4.2.2.2 Hypotaxis ... 78
Ria Angraini, 2014
Representasi Diri Pasangan Calon Presiden Dan Wakil Presiden Republik Indonesia Dalam Iklan Kampanye Pemilu 2014 Di Media Televisi (Kajian Linguistik Fungsional)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
4.2.3.1 Projection ... 79
4.2.3.1.1 Locution ... 79
4.2.3.1.2 Idea ... 80
4.2.3.2 Expansion ... 80
4.2.3.2.1 Extension ... 81
4.2.3.2.2 Enhancement ... 81
4.2.4 Kontribusi Logical Meaning terhadap Representasi ... 82
4.3 Pembahasan ... 83
4.3.1 Dimensi Teks ... 83
4.3.1.1 Representasi diri (Prabowo-Hatta) secara diskursif dalam teks iklan kampanye pasangan capres dan cawapres RI pemilu 2014 di media televisi ... 83
4.3.1.2 Representasi diri (Jokowi-JK) secara diskursif dalam teks iklan kampanye pasangan capres dan cawapres RI pemilu 2014 di media televisi ... 84
4.3.2 Dimensi Praktik Wacana ... 85
4.3.3 Dimensi Sosial Practice ... 87
4.3.3.1 Ideologi yang melandasi representasi diri pasangan calon presiden dan wakil presiden dalam iklan kampanye pemilu 2014 di media televisi ... 87
BAB V SIMPULAN DAN SARAN ... 90
5.1 Simpulan ... 90
5.2 Saran ... 92
Ria Angraini, 2014
Representasi Diri Pasangan Calon Presiden Dan Wakil Presiden Republik Indonesia Dalam Iklan Kampanye Pemilu 2014 Di Media Televisi (Kajian Linguistik Fungsional)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Penelitian
Bahasa merupakan alat bagi manusia dalam berkomunikasi. Melalui
bahasa, manusia dapat mengungkapkan ide, pikiran, dan perasaannya. Alwasilah
(2014, hlm. 298) mengatakan “Language not only reflects people’s thought, but
also shape their thought.” Sejalan dengan pendapat di atas, Lukmana (2003, hlm.
333) mengatakan bahwa bahasa merupakan sarana yang sangat potensial untuk
menjadi salah satu dasar bagi analisis terhadap struktur dan dinamika sosial.
Bahasa dapat berperan seperti itu karena sifatnya yang dapat mempengaruhi juga
dipengaruhi oleh struktur sosial. Selain berfungsi sebagai alat komunikasi dan
menjadi media perantara dalam pelaksanaan kehidupan sosial masyarakat,
Fairclough (2010, hlm. 131) menyatakan bahwa ada hubungan yang bersifat dua
arah antara bahasa dan struktur sosial, pertama realitas berbahasa dapat menjadi
cerminan dari kondisi sosial-budaya masyarakat pemakainya dan bahasa dapat
dijadikan pendorong terjadinya perubahan sosial itu sendiri.
Salah satu bidang yang juga memanfaatkan bahasa dalam kaitannya
dengan dinamika sosial seperti yang dijelaskan di atas adalah bidang media
massa. Bahasa yang digunakan oleh media dapat menciptakan realitas tertentu
kepada khalayak (Badara 2012, hlm. 57). Sejalan dengan pendapat di atas
Hermawan (2007, hlm. 80) mengatakan “Media and Society are closely related
and influence each other in ways that are often difficult to carefully elaborate.”
Media massa memiliki banyak fungsi diantaranya adalah memaparkan berita
dengan lengkap dan jelas (Cahya, 2012, hlm. 24). Selain itu, Eriyanto (2012, hlm.
177) mengatakan bahwa media adalah tempat dimana khalayak memperoleh
informasi mengenai realitas politik dan sosial yang terjadi di sekitar mereka.
Ria Angraini, 2014
radio, televisi atau internet telah melalui proses penyaringan dan seleksi dari
pengelolah media itu untuk berbagai kepentingannya. Media massa sebagai alat
untuk menyampaikan berita, penilaian, dan gambaran umum tentang banyak hal.
Selain itu media mempunyai kemampuan untuk berperan sebagai institusi yang
dapat membentuk opini publik. Media juga berkembang menjadi kelompok
penekan atas suatu ide atau gagasan yang direpresentasikan dalam konteks
kehidupan yang lebih empiris (Sobur, 2009, hlm. 16).
Pemanfaatan bahasa yang saat ini mendominasi media adalah penggunaan
bahasa dalam wacana politik di televisi. Televisi menjadi salah satu media massa
yang mempunyai banyak penonton, menjadi jendela bagi masyarakat untuk
mendapatkan informasi melalui wacana politik yang ditayangkan. Santoso (2012,
hlm. 8) mengatakan bahwa dalam wacana politik akan terjadi dominasi
simbol-simbol kebahasaan dari partisipan yang memiliki kuasa yang lebih tinggi atau
lebih besar kepada partisipan yang dikuasai, atau terjadi subordinasi terhadap
partisipan yang berada pada posisi rendah oleh partisipan pemegang kendali.
Frosh (2009, hlm. 92) menambahkan “Television can be held reponsible for constituting and maintaining facial expressivity as part of a universal language of
the human, a resposibility with significant political and moral implications.”
Televisi memberikan pengaruh yang sangat berarti secara politik karena
penggunaan bahasa media khususnya televisi menyediakan multimakna dalam
merekonstruksi realitas.
Salah satu wacana politik di media televisi yang menjadi sorotan dan
publikasi saat ini adalah iklan politik kampanye calon presiden dan wakil
presiden. Beberapa profil pasangan calon presiden dan wakil presiden potensial
dan fenomenal muncul di tengah krisis kepemimpinan dan warna-warni pesta
demokrasi tingkat nasional. Elektabilitas para calon presiden dan wakil presiden
terus berubah menjelang pemilu, dan media televisi menjadi salah satu sarana
promosi yang dipilih untuk meningkatkan elektabilitas kandidat capres-cawapres
Ria Angraini, 2014
Representasi Diri Pasangan Calon Presiden Dan Wakil Presiden Republik Indonesia Dalam Iklan Kampanye Pemilu 2014 Di Media Televisi (Kajian Linguistik Fungsional)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
kampanye menjadi bagian yang sangat penting dan itu perlu diperhatikan oleh tim
sukses kandidat capres dan cawapres karena televisi menjadi salah satu media
massa yang mempunyai banyak penonton, menjadi jendela bagi masyarakat untuk
mendapat informasi mengenai kandidat capres-cawapres. Media massa, baik
cetak, online, radio, dan terutama televisi menjadi semacam ‘panggung besar’
bagi konser politik nasional untuk menunjukan diri sebagai terbaik agar diterima
rakyat (Sangga, www.kpi.go.id.2014). Lewat rangkaian kata yang disampaikan
secara diskursif, masing-masing saling menyajikan perspektif dengan cara
memberikan pemaknaan terhadap suatu persoalan sehingga pandangannya dapat
diterima oleh publik. Selain itu dalam upaya memperbesar skala keberhasilan
meraih suara rakyat yang tersebar di dalam maupun di luar negeri, tidak sedikit di
antaranya mempromosikan, menggiring opini publik, merepresentasikan diri
maupun partai secara diskursif.
Studi representasi telah banyak dikaji baik dalam wacana politik
(Lefkofridi & Katsanidou 2013; Rezeifeka & Osakwe 2013; dan Khosravinik
2009) maupun wacana sosial (Alvaro 2013; Wibeck 2012; Jaspal & Nerlick 2012;
dan Macdonald 2011). Namun, sejauh ini studi representasi diri masih jarang
ditemukan dan kalaupun ada penelitian-penelitiannya terkait dengan bidang
psikologi serta sosial dengan menggunakan metode deskriptif kuantitatif (Snider
& McCarthy 2012; dan Bailenson, Blascovich, & Guadagno 2008). Sobur (2009,
hlm. 3) menyatakan bahwa penelitian yang menggunakan pendekatan kualitatif
seperti analisis wacana dan analisis semiotik, masih tergolong baru dalam kajian
media di Indonesia. Model kajian media dengan analisis wacana termasuk analisis
wacana kritis memberikan perspektif baru dan perlu terus dikembangkan.
Berdasarkan hal tersebut di atas studi ini mengkaji wacana politik
khususnya tuturan dan tulisan yang digunakan dalam merepresentasikan diri
pasangan calon presiden dan wakil presiden Republik Indonesia yang terdapat
dalam iklan kampanye pemilu 2014 di media televisi. Dengan menggunakan
Ria Angraini, 2014
menghubungkan hasil analisis teks dengan perspektif model Norman Fairclough
dimana model yang dikemukakan sering disebut juga model perubahan sosial
(social change). Penelitian ini berusaha mengintegrasikan antara aspek linguistik
dengan pemikiran sosial dan politik menuju perubahan sosial. Diharapkan melalui
penelitian ini upaya untuk membangkitkan kesadaran pembaca khususnya dan
masyarakat umumnya untuk lebih memahami dan menyadari hak dan
kewajibanya sebagai warga negara yang bertanggung jawab sosial dan kritis
sehingga ketidakadilan dan kesetaraan dapat diminimalisasi (Lukmana, 2006,
hlm. 99).
1.2 Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas dapat dirumuskan
pertanyaan penelitian sebagai berikut:
1. Bagaimana pasangan calon presiden dan wakil presiden Republik
Indonesia merepresentasikan diri secara diskursif dalam iklan kampanye
pemilu 2014 di media televisi ?
2. Apa ideologi yang melandasi representasi diri pasangan calon presiden
dan wakil presiden dalam iklan kampanye pemilu 2014 di media televisi?
1.3 Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah untuk menjawab beberapa rumusan
permasalahan yang telah dijabarkan melalui pertanyaan-pertanyaan penelitian.
Maka, tujuan tersebut adalah sebagai berikut:
1. untuk mengetahui representasi diri pasangan calon presiden dan wakil
presiden Republik Indonesia secara diskursif dalam iklan kampanye
pemilu 2014 di media televisi.
2. untuk mengetahui ideologi yang melandasi representasi diri pasangan
calon presiden dan wakil presiden dalam iklan kampanye pemilu 2014 di
Ria Angraini, 2014
Representasi Diri Pasangan Calon Presiden Dan Wakil Presiden Republik Indonesia Dalam Iklan Kampanye Pemilu 2014 Di Media Televisi (Kajian Linguistik Fungsional)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
1.4 Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberi kontribusi secara teoretis dan
praktis. Secara teoretis penelitian ini diharapkan dapat memperkaya dan
memperluas tema penelitian dalam bidang bahasa, khususnya analisis wacana
kritis dengan alat analisis SFL. Selain itu melalui penelitian yang berjudul
representasi diri pasangan calon presiden dan wakil presiden republik Indonesia
dalam iklan kampanye pemilu 2014 di media televisi ini dapat memberi informasi
tambahan dan membangkitkan kesadaran kritis kepada institusi media dan
pengguna media agar lebih awas terhadap segala bentuk pemberitaan yang
di-salurkan melalui bahasa media serta lebih memahami dan menyadari hak dan
kewajibannya sebagai mahluk sosial sesuai dengan peran dan profesinya
masing-masing dalam kehidupan dan peristiwa sosial yang terjadi di masyarakat
khususnya.
1.5 Struktur Organisasi Tesis
Laporan hasil penelitian ini disampaikan dalam lima bab sebagai berikut.
Bab I, pendahuluan yang terdiri atas latar belakang penelitian, perumusan
masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan struktur organisasi tesis. Bab
II, kajian pustaka berisi pembahasan mengenai teori-teori yang digunakan dalam
penelitian ini. Bab III, metode penelitian yang terdiri atas metode penelitian,
definisi operasional, teknik pengumpulan data dan analisis data. Bab IV, hasil
40
Ria Angraini, 2014
Representasi Diri Pasangan Calon Presiden Dan Wakil Presiden Republik Indonesia Dalam Iklan Kampanye Pemilu 2014 Di Media Televisi (Kajian Linguistik Fungsional)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
BAB III
METODE PENELITIAN
Bab ini berisi uraian metode penelitian yang digunakan dalam penelitian,
termasuk beberapa komponen yakni metode penelitian berikut justifikasi dari
penggunaan metode penelitian, teknik pengumpulan data dan analisis data.
3.1 Metode Penelitian
Metode penelitian merupakan, alat, prosedur dan teknik yang dipilih
dalam melaksanakan penelitian (dalam pengumpulan data). Metode penelitian
bahasa berhubungan erat dengan tujuan penelitian (Djajasudarma, 2010, hlm. 4).
Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan secara sistematis, faktual, dan
kritis mengenai fakta kebahasaan khususnya representasi diri pasangan calon
presiden dan wakil presiden Republik Indonesia secara diskursif dalam iklan
kampanye pemilu 2014 di media televisi dan ideologi yang melandasi representasi
tersebut. Data digambarkan sesuai dengan hakikatnya serta menekankan kualitas
sesuai dengan pemahaman deskriptif dan alamiah. Berdasarkan hal tersebut di
atas, metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif
kualitatif dengan alat analisis Systemic Functional Linguistics (SFL) Halliday
yang dipadukan dengan pendekatan Analisis Wacana Kritis (AWK) berdasarkan
pertimbangan linguistik bahwa dalam SFL, bahasa bukan sekedar untaian
kata-kata dan struktur, dalam hal ini ada kesengajaan pemilihan struktur dan kata-kata-kata-kata
dalam menyampaikan pesan. SFL menempati posisi yang strategis dalam
kerangka kerja CDA sebagai alat untuk mendeskripsikan makna-makna sosial
juga sebagai refleksi gejala sosial dan praktek sosial. Dalam CDA, hubungan
antara dimensi-dimensi sosial itu dijembatani oleh istilah yang bergulir dalam
analisis wacana, yaitu power dan ideologi (Gunawan, 2004, hlm. 17-18). CDA
merupakan salah satu upaya untuk membangkitkan kesadaran kritis terhadap
41
Ria Angraini, 2014
3.2 Definisi Operasional
Representasi diri dalam penelitian ini merujuk pada bagaimana seseorang,
satu kelompok, gagasan, atau pendapat tertentu ditampilkan dalam pemberitaan
secara diskursif. Dalam hal ini bagaimana aktor sosial atau pasangan calon
presiden dan wakil presiden Republik Indonesia republik Indonesia menampilkan
diri mereka atau ditampilkan dalam iklan kampanye capres dan cawapres RI
pemilu 2014 di media televisi.
Pasangan calon presiden dan wakil presiden dalam penelitian ini adalah
pasangan yang diusung oleh partai koalisi peserta pemilu yang mencalonkan diri,
terdaftar dan disahkan sebagai calon presiden dan wakil presiden oleh KPU.
Wacana iklan kampanye pemilu dalam penelitian ini mengacu pada tulisan
dan ujaran yang terdapat pada iklan kampanye calon presiden dan wakil presiden
dari partai politik nasional yang ditayangkan di media televisi yang juga dapat
dilihat di situs www.iklan kampanye politik pemilu 2014/youtube.com. Daftar
nama pasangan calon presiden dan wakil presiden dan daftar judul iklan
kampanye capres dan cawapres pemilu 2014 di media televisi yang telah
terkumpul dapat dilihat di Lampiran 1, Table 3.2.1 dan 3.2.2.
3.3 Teknik Pengumpulan Data
Penelitian ini menggunakan data primer dan data sekunder. Data primer
dalam penelitian ini adalah wacana lisan dan tulisan iklan kampanye politik
pasangan calon presiden dan wakil presiden Republik Indonesia pada pemilu 2014
di media televisi yang ditanyangkan pada masa kampanye pemilu 2014 yaitu
sebelum pelaksanaan pemilu 9 Juli 2014 (www.kpu.go.id). Wacana iklan
kampanye pemilu 2014 di media televisi dipilih karena pertama, memberikan
pengaruh yang sangat berarti secara politik karena penggunaan bahasa media
42
Ria Angraini, 2014
Representasi Diri Pasangan Calon Presiden Dan Wakil Presiden Republik Indonesia Dalam Iklan Kampanye Pemilu 2014 Di Media Televisi (Kajian Linguistik Fungsional)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
politik kampanye calon presiden dan wakil presiden sebagai wacana politik di
media televisi menjadi sorotan dan publikasi saat ini karena beberapa profil
pasangan calon presiden dan wakil presiden potensial dan fenomenal muncul
ditengah krisis kepemimpinan dan warna-warni pesta demokrasi tingkat nasional.
Elektabilitas para calon presiden dan wakil presiden terus berubah menjelang
pemilu, dan media televisi menjadi salah satu sarana promosi yang dipilih untuk
meningkatkan elektabilitas kandidat capres-cawapres tersebut., ketiga, iklan
ditanyangkan berulang-ulang di beberapa stasiun televisi dan luasnya media
penyebaran iklan diperkirakan juga membawa dampak yang lebih luas terhadap
konsumsi wacana tersebut.
Sejumlah 24 sampel yang dikategorikan purposive sampling, yang
digunakan dalam penelitian ini secara keseluruhan adalah data yang dinilai
memiliki muatan teks yang mengandung representasi diri pasangan calon presiden
dan wakil presiden Republik Indonesia pada pemilu 2014. Puprosive sampling
merupakanjurus agar manusia, latar, dan kejadian tertentu betul-betul diupayakan
terpilih (tersertakan) untuk memberikan informasi penting yang tidak mungkin
diperoleh melalui jurus lain (Alwasilah, 2012, hlm. 103). Untuk data sekunder,
penelitian ini menggunakan literature, sumber bacaan yang relevan serta informasi
tambahan terkait iklan kampanye capres dan cawapres pemilu 2014 yang juga
ditayangkan di situs internet www.youtube.com untuk mendukung data primer.
Dalam pengumpulan data, penelitian ini menggunakan teknik dokumentasi
secara interaktif, yaitu teknik pengumpulan data yang secara berulang dicari dan
dianalisis sampai menemukan titik jenuh. Dokumentasi merupakan suatu teknik
mengumpulkan data yang dilakukan dengan cara mencatat, mempelajari, dan
meneliti. Setelah data ditemukan, direduksi, ditranskrip dan dicatat kemudian
43
Ria Angraini, 2014
3.4 Analisis Data
Setelah semua data dikumpulkan, data dianalisis dengan menggunakan
beberapa tahapan antara lain; Tahap pertama, penelitian dimulai dengan
mengumpulkan data wacana lisan dan tulisan yang terdapat di dalam iklan
kampanye pasangan calon presiden dan wakil presiden Republik Indonesia pada
pemilu 2014 yang telah didokumentasi/diambil dari media televisi maupun
rekaman di situs internet youtube. Kemudian direduksi, ditranskrip, dan dicatat.
Tahap kedua, menganalisis teks yaitu mendeskripsikan data teks yang telah
diperoleh dengan menggunakan analisis transitivitas dan klausa kompleks dari
Systemic Functional Grammar (SFL) Halliday. Tahap ketiga, hasil analisis teks
dibahas dan dikaitkan dengan perspektif Fairclough khususnya yang dikenal
dengan wacana tiga dimensi yaitu; dimensi teks/textual yaitu pendeskripsian
(description) mengenai teks., dimensi kewacanaan/discourse practice yaitu
(interpretation) hubungan antara proses produksi wacana dan teks., dimensi social
practice atau penjelasan (explanation) hubungan antara proses wacana dengan
konteks sosial yang ada di luar media. Tahap keempat, menarik kesimpulan
berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan khususnya terkait bagaimana
representasi diri pasangan capres dan cawapres Republik Indonesia secara
diskursif dalam iklan kampanye pemilu 2014 di media televisi dan apa ideologi
yang melandasi representasi diri pasangan capres dan cawapres Republik
Ria Angraini, 2014
Representasi Diri Pasangan Calon Presiden Dan Wakil Presiden Republik Indonesia Dalam Iklan Kampanye Pemilu 2014 Di Media Televisi (Kajian Linguistik Fungsional)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
Bab ini berisi kesimpulan dan saran. Kesimpulan dan saran menyajikan
penafsiran dan pemaknaan terhadap hasil analisis temuan penelitian ini.
Kesimpulan menjawab pertanyaan penelitian, sementara itu saran metodologis
dan praktis ditujukan kepada para pengguna hasil penelitian dan juga kepada
peneliti berikutnya yang berminat untuk melakukan penelitian selanjutnya.
5.1 Simpulan
Seperti diungkapkan pada bab I, penelitian ini mengkaji (1) Bagaimana
pasangan calon presiden dan wakil presiden Republik Indonesia
merepresentasikan diri secara diskursif dalam iklan kampanye pemilu 2014 di
media televisi ? (2) Apa ideologi yang melandasi representasi diri pasangan calon
presiden dan wakil presiden dalam iklan kampanye pemilu 2014 di media
televisi?
Lewat analisis data disimpulkan bahwa; Pertama, secara experiential
meaning pasangan capres-cawapres Republik Indonesia 2014 merepresentasikan
diri mereka sebagai pasangan capres-cawapres yang memiliki identitas, nilai,
mutu lewat penggunaan nominal group (seperti kita, harapan, sederhana,
presidenku, pemimpin yang lahir dari rakyat dll)., sebagai pasangan
capres-cawapres yang melakukan satu proses/satu tindakan dalam mencapai dan
merealisasikan apa yang diinginkan dan diharapkan masyarakat lewat
penggunaan verbal group (seperti bisa memimpin, bekerja, ingin dll)., dan
sebagai pasangan capres-cawapres yang melibatkan circumstance khususnya
memfokuskan pada kejelasan waktu, tempat, hal dan tujuan lewat penggunaan
kelompok adverbial atau frase preposisi (seperti sekarang, 2014, di dunia, di
Ria Angraini, 2014
dilakukan., secara logical meaning kedua kandidat merepresentasikan diri
mereka sabagai pasangan yang menyampaikan pesan secara simpel dengan
dominasi penggunaan clause simplex dan penggunaan clause complex yang
dikategorikan hypotaxis yaitu klausa yang terkait dengan klausa utama melalui
hubungan projeksi dan ekspansi dalam teks iklan kampanye pemilu 2014 di media
televisi. Kedua, ideologi yang melandasi representasi diri pasangan calon
presiden dan wakil presiden Republik Indonesia dalam iklan kampanye pemilu
2014 di media televisi tersebut adalah ideologi pasar (pencitraan diri) yang
berorientasi kekuasaan lewat ekplorasi konsep demokrasi dan mengangkat
topik-topik yang berkaitan dengan kepentingan publik.
Dari sudut pandang analisis wacana kritis khususnya perspektif Fairclough
yakni dimensi praktik diskursif dan dimensi praktik sosial, hasil temuan dapat
disimpulkan bahwa teks yang ditampilkan merupakan praktik wacana yang
mencerminkan realitas (sebagai suatu peristiwa, tindakan dan keadaan yang
terjadi) yang dimunculkan lewat bahasa iklan di media televisi oleh kedua
pasangan yang sedang mencalonkan diri sebagai capres-cawapres Republik
Indonesia pemilu 2014. Lewat ekplorasi konsep demokrasi yang berkaitan dengan
upaya bersama penyelesaian permasalahan yang dihadapi oleh masyarakat serta
mengangkat topik-topik yang mengusung kepentingan dan keinginan rakyat
dapat disadari kedua kandidat yang melakukan praktik sosial (praktik politik)
yakni sedang menanamkan ideologi pasar (pencitraan diri) yang berorientasi
kekuasaan sehingga dapat menghantarkan pasangan tersebut menduduki tampuk
kekuasaan. Dan sebaliknya, dengan kekuasaan yang mereka miliki nantinya bisa
mewujudkan harapan dan keinginan yang telah disampaikan oleh masyarakat
yang memiliki fungsi dalam struktur sosial tersebut yakni keinginan dipimpin oleh
pasangan calon presiden-wakil presiden yang bisa mewujudkan semua harapan
dan cita-cita menjadikan kehidupan masyarakat Indonesia lebih baik di masa yang
Ria Angraini, 2014
Representasi Diri Pasangan Calon Presiden Dan Wakil Presiden Republik Indonesia Dalam Iklan Kampanye Pemilu 2014 Di Media Televisi (Kajian Linguistik Fungsional)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
5.2 Saran
Berdasarkan hasil analisis terhadap permasalahan di atas, ada beberapa
saran yang dapat diberikan, yakni saran metodologis dan praktis yang ditujukan
kepada para pengguna hasil penelitian dan juga kepada peneliti berikutnya yang
berminat untuk melakukan penelitian selanjutnya.
Saran metodologis ditujukan kepada peneliti berikutnya, sebaiknya
diadakan penelitian lebih lanjut yakni tidak hanya mengkaji representasi tetapi
juga mencakup hubungan relasi dan identitas serta mengkaji masalah lainnya
yang lebih luas dalam metafungsi bahasa, misalnya dihubungkan dengan
fungsi interpersonal ataupun fungsi tekstualnya dengan penggunaan instrumen
seperti wawancara terhadap narasumber dan partisipan yang terlibat dalam
data yang dianalisis. Selain itu disarankan tidak hanya mengkaji dengan kajian
tata bahasa fungsional dengan perspektif analisis wacana kritis namun dipadukan
dengan ranah pragmatik, sosiolinguistik dll agar melangkah satu tahap lebih baik
dari penelitian yang telah dilakukan sebelumnya sehingga memperkaya dan
memperluas tema penelitian dalam bidang bahasa.
Saran praktis khususnya ditujukan kepada para pengguna hasil penelitian,
seperti konsumen (publik) agar dapat mengkritisi segala bentuk pemberitaan yang
disalurkan melalui bahasa media serta lebih memahami, menyadari hak dan
kewajibannya sebagai warga negara sesuai dengan peran dan profesinya
masing-masing dalam kehidupan dan peristiwa sosial yang terjadi di masyarakat lewat
kesadaran kritis terhadap bahasa politik yang diproduksi oleh institusi media.
Begitu juga sebaliknya kepada produsen (institusi media maupun pembuat teks)
Ria Angraini, 2014
bukan pencitraan semata sehingga lewat penggunaan bahasa yang baik dapat
menjadi pendorong terjadinya perubahan sosial yang lebih baik pula.
93
Ria Angraini, 2014
Representasi Diri Pasangan Calon Presiden Dan Wakil Presiden Republik Indonesia Dalam Iklan Kampanye Pemilu 2014 Di Media Televisi (Kajian Linguistik Fungsional)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
DAFTAR PUSTAKA
Ademilokun, M., & Taiwo, R. (2011). Discursive strategies in newspaper campaign
advertisements for Nigeria’s 2011 election. SAGE Journal. Discourse & Communication, http://dcm.sagepub.com/content/7/4/435. DOI:10.1177/1750481313494501.
Aliah, D Y. (2009). Analisis wacana kritis. Bandung: CV. Yrama Widya.
Alvaro, J. (2013). Discursive representations of a dissident: the case of Liu Ziaobo
in China’s english press. SAGE Journal. Discourse & Society,
http://das.sagepub.com/content/24/3/289. DOI:10.1177/0957926512471760.
Alwasilah, A.C. (2012). Pokoknya kualitatif: dasar-dasar merancang dan melakukan penelitian kualitatif. Cetakan ke tujuh. Bandung: Pustaka Jaya.
Alwasilah, A. C. (2014). Islam, culture, and education. Essay on contemporary indonesia. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
Badara, A. (2012). Analisis wacana: teori, metode, dan penerapannya pada wacana media. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.
Bailenson, J., Blascovich, J., & Guadagno, R. (2008). Self representations in immersive virtual environments. Journal of Applied Social Psychology, 38
(11), pp. 2673-2690.
Barker, C. (2004). Cultural studies, teori & praktik. Bantul: Kreasi Wacana.
Branston, G, & Roy, S. (1996). The media student’s book. New York: Roudledge.
Budiarjo, M. (2008). Dasar-dasar ilmu politik. Edisi Revisi. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.
Cahya S, I. (2012). Menulis berita di media massa. Yogyakarta: PT. Citra Aji Parama.
94
Ria Angraini, 2014
Danesi, M. (2012). Pesan, tanda, dan makna: buku teks dasar mengenai semiotika dan dasar komunikasi. Yogyakarta: Jalasura Anggota IKAPI.
Darmadi, D., Sugiarto, A., & Widajaj, H. (2003). Invansi pasar dengan iklan yang efektif. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.
Djajasudarma, T F. (2010). Metode linguistik: ancangan metode penelitian dan kajian. Bandung: PT Refika Aditama.
Eriyanto. (2011). Analisis wacana: pengantar analisis teks media, Cetakan ke-5, Edisi khusus Komunitas. Yogyakarta: LKIS.
Eriyanto. (2012). Analisis framing. konstruksi, ideologi, dan politik media. Cetakan VII. Yogyakarta: LKIS.
Eggins, S. (2004). An introduction to systemic functional linguistics Second Edition. London: Continuum International Publishing Group.
Fairclough, N. (1985). Critical and descriptive goals in discourse analysis. Journal of Pragmatics, 9: hlm. 739-763.
Fairclough, N. (1989). Language and power. London: Longman.
Fairclough, N. (1992a). Discourse and social change. Cambridge: Polity Press.
Fairclough, N. (1992b). Critical language awareness. Singapore: Longman Singapore Publishers Ltd.
Fairclough, N. (1995). Media discourse. London : Arnold
Fairclough, N. (2003). Analysing discourse. Textual analysis for social research. New York: Routledge.
Fairclough, N. (2008). The language of critical discourse analysis: replay to Michael Billig. SAGE Journal. Discourse & Society,
http://das.sagepub.com/content/19/6/811. DOI: 10.1177/0957926508095896.
Fairclough, N. (2010). Critical discourse analysis: the critical study of language.
Second Edition. London: Longman.
95
Ria Angraini, 2014
Representasi Diri Pasangan Calon Presiden Dan Wakil Presiden Republik Indonesia Dalam Iklan Kampanye Pemilu 2014 Di Media Televisi (Kajian Linguistik Fungsional)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Frosh, P. (2009). The face television. SAGE Journal. The ANNALS of The American Academy of Political and Social Science,
http://ann.sagepub.com/content/625/1/87. DOI: 10.1177/0002716209338571.
Gunawan, W. (2004). Critical discourse analysis (CDA): teori, metoda, dan aplikasi untuk mengangkat nilai sosial dalam pengajaran bahasa.
ENGLISHIANA Journal of English Language Pedagogy Department of English Education Universitas Pendidikan Indonesia, 1(1), September 2004. ISSN 0216 2334.
Halliday, M.A.K. (1978). Language as social semiotic: the social interpretation of language and meaning. London: Edwar Arnold.
Halliday, M.A.K., & Hasan, R. (1986). Language, context, and text: aspects of language in a social-semiotic perspective. Victoria: Deakin University.
Halliday, M.A.K. (1994). An introduction to functional grammar, 2nd Edition, London: Edward Arnold.
Halliday, M.A.K., & Matthiessen, C. (2004). An introduction to functional grammar. Third Edition. London: Arnold.
Hall, S. (1997). Representation: cultural representations and signifying practices. London: Sage Publications.
Hall, S. (2003). The work of representation. representation: cultural representation and signifying practices. Ed. Stuart Hall. London: Sage Publication.
Hermawan, B. (2007). Finding ‘reality’ in mass media ( language to reflect and distort ‘reality’). Jurnal Sastra Inggris “Sastra dan Linguistik”. Program
Studi Sastra Inggris Fakultas Sastra Universitas Kristen Maranatha Bandung. 7 (2), hlm. 75-81. ISSN 1411-9315.
Hoed, B H., Wijoyo, M S., & Noorsalim, M. (2004). Bahasa sebagai arena pertarungan: sebuah pendahuluan. Dalam Wijoyo, M S., & Noorsalim, M. (Penyunting), Bahasa Negara versus Bahasa Gerakan Mahasiswa (hlm.1-31). Jakarta: LIPI Press.
96
Ria Angraini, 2014
Understanding of Science, http://pus.sagepub.com/content/23/2/122. DOI: 10.1177/09636625124 40219.
Khosravinik, M. (2009). The representation of refugees, asylum seekers and immigrants in british newspapers during the balkan conflict (1999) and the british general election (2005). SAGE Journal. Discourse & Society,
http://das.sagepub.com/content/20/4/477. DOI: 10.1177/0957926509104024.
Kim, M. (2010). Translation error analysis: a systemic functional grammar
approach. Dalam Coffin, C., Lillis, T., & O’Halloran, K. (Edited), Applied linguistics methods: a reader: systemic functional linguistics, critical discourse analysis and ethnography (hlm. 84-94). New York: Routledge.
Kridalaksana, H. (2011). Kamus lingusitik. Edisi Keempat. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.
Lefkofridi, Z., & Katsanidou, A. (2013). Multilevel representation in the european
parliament. SAGE Journal. European Union Politics.
http://ecp.sagepub.com/content/15/1/108. DOI: 10.1177/1465116513501907.
Litosseliti, L. (2010) Research methods in linguistics. New York: Continuum International Publishing Group.
Lukmana, I. (2003). Critical discourse analisis (CDA): rekonstruksi kritis terhadap makna. Jurnal Pendidikan Bahasa, Sastra dan Pengajarannya, 3(5), hlm. 325-335. ISSN 1412-0712.
Lukmana, I. (2006). Kajian bahasa dan pemberdayaan sosial. Jurnal Bahasa dan Sastra, 6(2), hlm 85-202. ISSN 1412-0712.
Macdonald, M. (2011). British muslims, memory, and identity: representations in british film and television documentary. SAGE Journal. European Journal of Cultural Studies, http://ecs.sagepub.com/content/14/4/411. DOI: 10.1177/1367546411404617.
Machin, D., & Mayr, A. (2012). How to do critical discourse analysis. London: SAGE Publications Ltd.
97
Ria Angraini, 2014
Representasi Diri Pasangan Calon Presiden Dan Wakil Presiden Republik Indonesia Dalam Iklan Kampanye Pemilu 2014 Di Media Televisi (Kajian Linguistik Fungsional)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Sapiro, V., Walsh, K C., Strach, P., & Hennings, V. (2009). Gender, context, and television advertising: a comprehensive analysis of 2000 and 2002 house
races. Journal SAGE. Political Reseach Quarterly.
http://prq.sagepub.com/content/64/1/107. DOI: 10.1177/1065912909343583.
Santoso, A. (2012). Studi bahasa kritis: menguak bahasa membongkar kuasa. Bandung: CV. Mandar Maju.
Sangga, B D. (2014). Menyikapi iklan politik. www.kpi.go.id. 14 Februari 2014.
Snider, E., & McCarthy, A. (2012). Self-representation and student identity: a case study of international student users of sakai. International Journal of e Portfolio, http://www.theijep.com. 2(2),hlm. 99-111. ISSN 2157-622X.
Sobur, A. (2009). Analisis teks media, suatu pengantar untuk analisis wacana, analisis semiotik, dan analisis framing. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
Subagyo, A. (2010). Pragmatik kritis: paduan pragmatik dengan analisis wacana kritis. Jurnal Linguistik Indonesia. Masyarakat Linguistik Indonesia, Tahun ke-28, No. 2. hlm. 177-187.
Utami, S. (2000). Upaya koheren wacana iklan televisi. Jurnal LINGUA. Jurnal Bahasa dan Sastra, 2(1), Desember 2000.
Van Leeuwen, T. (1996). The representation of social actors, in C.R. Caldas-Coulthard and M. Caldas-Coulthard (eds) texs and practices, London: Routledge.
Wang, J. (2010). A critical discourse analysis of Barack Obama’s speeches.
Journal of Language Teaching and Research, 1(4), pp. 254-261. ACADEMY PUBLISHER Manufactured in Finland. ISSN 1798-4769. Doi: 10.4304/jltr.1.3.254-261.
Wibeck, V. (2012). Social representations of climate change in Swedish lay focus groups: local or distant, gradual or catastrophic?. SAGE Journal. Public Understanding of Science, http://pus.sagepub.com/content/23/2/204. DOI: 10.1177/0963662512462787.
Wodak, R., & Meyer, M. (2009). Methods of critical discourse analysis. London: SAGE Publication Ltd.
98
Ria Angraini, 2014
Zantides, E, & Zapiti, A. (2011). Children’s representation in advertising: a
content analytic look. International Journal of Humanities and Social Science, 1(20), Desember 2011.
Sumber Situs Internet
www. Iklan kampanye politik pemilu 2014/youtube.com.
www.kpi.go.id
www.kpu.go.id.
www.kompas.com
Ria Angraini, 2014
Representasi Diri Pasangan Calon Presiden Dan Wakil Presiden Republik Indonesia Dalam Iklan Kampanye Pemilu 2014 Di Media Televisi (Kajian Linguistik Fungsional)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Lampiran 1
3.2Daftar Nama dan Judul Iklan Kampanye Pemilu Calon Presiden dan Wakil
Presiden Republik Indonesia 2014 di Media Televisi
Tabel 3.2.1 Nama Pasangan Calon Presiden dan Wakil Presiden RI Pemilu 2014
No Urut Nama Pasangan Calon Presiden & Calon Wakil Presiden Republik Indonesia Pemilu 2014
1 Prabowo Subianto & Hatta Rajasa 2 Joko Widodo & Jusuf Kalla
Sumber: (www.kpu.go.id)
Tabel 3.2.2 Daftar Judul Iklan Kampanye Pemilu Calon Presiden dan Wakil Presiden (No Urut 1 dan 2) Republik Indonesia 2014 di Media Televisi
Judul Iklan Kampanye
Capres (Prabowo) & Cawapres (Hatta) di Media Televisi
(1)
Judul Iklan Kampanye
Capres (Jokowi ) & Cawapres (JK) di Media Televisi
2-05-2014 2.1 Jokowi adalah kita 6-05-2014
1.2 Indonesia Macan Asia - Prabowo Subianto Presidenku
30-05-2014 2.2 Joko Widodo adalah kita
versi permintaan rakyat
1.4 Prabowo-Hatta 1-06- 2014 2.4 Siapkah kita dipimpin untuk menjadi bersih? Jokowi – JK adalah KITA
1-06-2014
1.5 Prabowo Presidenku 3-06- 2014 2.5 Jokowi adalah kita 3-06-2014 1.6 Prabowo-Hatta Koalisi
Merah Putih
3-06- 2014 2.6 Mewujudkan mimpi
bersama Jokowi-JK
13-06-2014 2.12 Jokowi- JK adalah Kita
Versi Ibunda Jokowi
Ria Angraini, 2014