PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPS MENGGUNAKAN METODE PEMBELAJARAN QUANTUM TEACHING LEARNING KELAS IV SD NEGERI JATEN
(Skripsi).Yogyakarta. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Universitas Sanata Dharma.
Novan Krisna Jati Nugroho Universitas Sanata Dharma
2016
Penelitian ini dilatar belakangi oleh rendahnya motivasi belajar siswa kelas IV SD Negeri Jaten. Penelitian bertujuan untuk mengetahui (1) bagaimana upaya peningkatan motivasi belajar IPS menggunakan metode pembelajaran Quantum teaching learning; (2) apakah penggunaan metode pembelajaran Quantum teaching learning dapat meningkatkan motivasi dalam mata pelajaran IPS secara keseluruhan pada siswa kelas IV A SD Negeri Jaten tahun pelajaran 2015/2016.
Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas IV SD Negeri Jaten tahun pelajaran 2015/2016 yang berjumlah 25 siswa. Objek penelitian ini adalah peningkatan motivasi belajar siswa dalam mata pelajaran IPS. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner, lembar pengamatan motivasi. Teknik analisis data yang digunakan yaitu analisis deskriptif kuantitatif dan kualitatif.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) upaya peningkatan motivasi dan prestasi belajar IPS menggunakan metode pembelajaran Quantum Teaching Learning dapat terlaksana dengan rancangan pembelajaran Quantum Teaching Learning yaitu tumbuhkan, alami, namai, demonstrasikan, ulangi, rayakan; (2) penerapan metode pembelajaran Quantum Teaching Learning dapat meningkatkan motivasi. Hal ini dapat dilihat dari kondisi awal nilai motivasi siswa sebesar 52,55 (sangat kurang) jumlah siswa yang memiliki motivasi minimal baik berjumlah 3 siswa dengan persentase 12%. Setelah dilakukan tindakan pada siklus I meningkat menjadi 78,11 (baik) kemudian dengan tindakan pada siklus II meningkat menjadi 87,15 (sangat baik) jumlah siswa yang memiliki motivasi minimal baik berjumlah 25 siswa dengan persentase 100%; sehingga dapat disimpulkan bahwa penggunaan metode belajar Quantum teaching learning dapat meningkatkan motivasi belajar pada pembelajaran IPS di kelas IV SD Negeri Jaten.
INCREASING STUDENT LEARNING MOTIVATION IN LEARNING SOCIAL STUDY USING QUANTUM TEACHING
LEARNING CLASS IV JATEN ELEMENTARY SCHOOL ACADEMIC.
Yogyakarta.The Faculty of Education, Primary School Teacher Education, University of Sanata Dharma.
Novan Krisna Jati Nugroho Sanata Dharma University
2016
This research was motivated by the low motivation to learn Elementary School fourth grade students Jaten. The study aims to determine (1) how efforts to increase motivation to learn social studies used methods for teaching Quantum learning; (2) whether the learning method Quantum Learning teaching can improve motivation in the overall social studies in grade IV A primary school Jaten academic year 2015/2016.
This type of research is the Classroom Action Research. The subjects were fourth grade students of Jaten elementary school academic 2015/2016 school year totaling 25 students. The object of this study is to increase students' motivation in social studies. The instrument used in this study were questionnaires, observation sheets motivation. Data analysis technique used is descriptive analysis of quantitative and qualitative.
The results showed that : (1) efforts to increase motivation and achievement of social studies teaching methods Quantum Teaching Learning could be accomplished by learning design Quantum Teaching Learning that grow , natural , frontage , demonstrate , repeat , celebrate ; (2) the application of learning method Quantum Teaching Learning can increase motivation . It was apparent from the beginning of student motivation value of 52.55 (very approximately) the number of students who have a minimum of a good motivation consists of 3 students with a percentage of 12 % . After the action in the first cycle increased to 78.11 (good) and then to the action on the second cycle increased to 87.15 (very good) the number of students who have a good motivation minimal amount to 25 students with a percentage of 100 %; so it can be concluded that the use of teaching learning method Quantum Learning can increase learning motivation in learning social studies in fourth grade elementary school Jaten.
i
PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPS MENGGUNAKAN METODE PEMBELAJARAN QUANTUM TEACHING
LEARNING KELAS IV SD NEGERI JATEN
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Oleh:
Novan Krisna Jati Nugroho NIM: 111134094
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN ILMU PENDIDIKAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA
ii SKRIPSI
PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPS MENGGUNAKAN METODE PEMBELAJARAN QUANTUM TEACHING
LEARNING KELAS IV SD NEGERI JATEN
Oleh:
Novan Krisna Jati Nugroho NIM :111134094
Telah disetujui oleh:
Pembimbing I
(Drs. Paulus Wahana, M.Hum.) Tanggal, 22 Juli 2016
Pembimbing II
iii SKRIPSI
PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPS MENGGUNAKAN METODE PEMBELAJARAN QUANTUM TEACHING
LEARNING KELAS IV SD NEGERI JATEN
Dipersiapkan dan ditulis oleh: Novan Krisna Jati Nugroho
NIM: 111134094
Telah dipertahankan di depan Panitia Penguji pada tanggal 22 Juli 2016
dan dinyatakan telah memenuhi syarat
Susunan Panitia Penguji
Yogyakata, 22 Juli 2016
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma
Dekan,
iv
PERSEMBAHAN
Tuhan Yesus Kristus sumber kekuatan dan keselamatan yang senantiasa menjaga dan melindungi setiap helaan nafas hidupku
Skripsi ini ku persembahkan untuk:
Bapak dan Ibuku yang selalu menjadi semangat hidupku Bapak Sokeh Mustofa dan Ibu Tri Endang dan juga Ibu Sri Susilah beserta seluruh keluarga besar terima kasih atas doa dan dukungannya selama ini. Teman-teman seperjuangan, seluruh warga SD Negeri Jaten terima kasih atas bantuan, dan perhatian yang diberikan.
v MOTTO
Ilmu tanpa agama adalah lumpuh, agama tanpa ilmu adalah buta (Albert Einstein)
Pengetahuan sejati memberi kedudukan moral dan kekuatan moral. (Mahatma Gandhi)
Keluarlah dari zona nyamanmu maka kau akan mendapat imbalan yang layak. (Walt Disney)
Kebahagiaan adalah api suci yang membuat kita hangat dan kecerdasan kita tetap bersinar.
(Helen Keller)
Ketika dirimu merasa bahwa kamu bisa melakukan hal besar maka lakukanlah itu
Tanpa kamu sadari bahwa didalam dirimu ada kekuatan yaitu keberanian
viii ABSTRAK
PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPS MENGGUNAKAN METODE PEMBELAJARAN QUANTUM
TEACHING LEARNING KELAS IV SD NEGERI JATEN (Skripsi).Yogyakarta. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan,
Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Universitas Sanata Dharma.
Novan Krisna Jati Nugroho Universitas Sanata Dharma
2016
Penelitian ini dilatar belakangi oleh rendahnya motivasi belajar siswa kelas IV SD Negeri Jaten. Penelitian bertujuan untuk mengetahui (1) bagaimana upaya peningkatan motivasi belajar IPS menggunakan metode pembelajaran Quantum teaching learning; (2) apakah penggunaan metode pembelajaran Quantum teaching learning dapat meningkatkan motivasi dalam mata pelajaran IPS secara keseluruhan pada siswa kelas IV A SD Negeri Jaten tahun pelajaran 2015/2016.
Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas IV SD Negeri Jaten tahun pelajaran 2015/2016 yang berjumlah 25 siswa. Objek penelitian ini adalah peningkatan motivasi belajar siswa dalam mata pelajaran IPS. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner, lembar pengamatan motivasi. Teknik analisis data yang digunakan yaitu analisis deskriptif kuantitatif dan kualitatif.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) upaya peningkatan motivasi dan prestasi belajar IPS menggunakan metode pembelajaran Quantum Teaching Learning dapat terlaksana dengan rancangan pembelajaran Quantum Teaching Learning yaitu tumbuhkan, alami, namai, demonstrasikan, ulangi, rayakan; (2) penerapan metode pembelajaran Quantum Teaching Learning dapat meningkatkan motivasi. Hal ini dapat dilihat dari kondisi awal nilai motivasi siswa sebesar 52,55 (sangat kurang) jumlah siswa yang memiliki motivasi minimal baik berjumlah 3 siswa dengan persentase 12%. Setelah dilakukan tindakan pada siklus I meningkat menjadi 78,11 (baik) kemudian dengan tindakan pada siklus II meningkat menjadi 87,15 (sangat baik) jumlah siswa yang memiliki motivasi minimal baik berjumlah 25 siswa dengan persentase 100%; sehingga dapat disimpulkan bahwa penggunaan metode belajar Quantum teaching learning dapat meningkatkan motivasi belajar pada pembelajaran IPS di kelas IV SD Negeri Jaten.
ix ABSTRACT
INCREASING STUDENT LEARNING MOTIVATION IN LEARNING SOCIAL STUDY USING QUANTUM TEACHING LEARNING CLASS IV JATEN ELEMENTARY SCHOOL ACADEMIC. Yogyakarta.The Faculty of Education, Primary School Teacher Education,
University of Sanata Dharma.
Novan Krisna Jati Nugroho Sanata Dharma University
2016
This research was motivated by the low motivation to learn Elementary School fourth grade students Jaten. The study aims to determine (1) how efforts to increase motivation to learn social studies used methods for teaching Quantum learning; (2) whether the learning method Quantum Learning teaching can improve motivation in the overall social studies in grade IV A primary school Jaten academic year 2015/2016.
This type of research is the Classroom Action Research. The subjects were fourth grade students of Jaten elementary school academic 2015/2016 school year totaling 25 students. The object of this study is to increase students' motivation in social studies. The instrument used in this study were questionnaires, observation sheets motivation. Data analysis technique used is descriptive analysis of quantitative and qualitative.
The results showed that : (1) efforts to increase motivation and achievement of social studies teaching methods Quantum Teaching Learning could be accomplished by learning design Quantum Teaching Learning that grow , natural , frontage , demonstrate , repeat , celebrate ; (2) the application of learning method Quantum Teaching Learning can increase motivation . It was apparent from the beginning of student motivation value of 52.55 (very approximately) the number of students who have a minimum of a good motivation consists of 3 students with a percentage of 12 % . After the action in the first cycle increased to 78.11 (good) and then to the action on the second cycle increased to 87.15 (very good) the number of students who have a good motivation minimal amount to 25 students with a percentage of 100 %; so it can be concluded that the use of teaching learning method Quantum Learning can increase learning motivation in learning social studies in fourth grade elementary school Jaten.
x
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Tuhan Yesus Kristus dan Bunda Maria atas segala
berkat, kasih dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang
berjudul “PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPS MENGGUNAKAN METODE PEMBELAJARAN
QUANTUM TEACHING LEARNING KELAS IV SD NEGERI JATEN”
dengan lancar. Penulisan skripsi ini bertujuan untuk memenuhi salah satu syarat
untuk memperoleh gelar sarjana pendidikan program studi S-1 PGSD Universitas
Sanata Dharma serta dapat bermanfaat bagi semua pihak.
Penulis menganggap bahwa skripsi ini tidak akan selesai dengan baik, tanpa
bantuan dan dorongan dari berbagai pihak. Oleh karena itu dalam kesempatan ini
penulis sekaligus ingin mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnyakepada:
1. Rohandi, Ph.D. selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan.
2. Christiyanti Aprinastuti, S.Si., M.Pd. selaku Kaprodi PGSD.
3. Apri Damai Sagita Krissandi, S.S., M.Pd. selaku Wakaprodi PGSD
4. Drs. Paulus Wahana, M.Hum. selaku dosen pembimbing I yang telah
membimbing penulis dalam penyelesaian skripsi ini.
5. Eny Winarty, Ph.D. selaku dosen pembimbing II yang telah membimbing
peneliti dalam penyelesaian skripsi ini.
6. Drs. Sobari selaku Kepala SD Negeri Jaten yang telah memberikan ijin
melakukan penelitian kepada penulis.
7. Estu Dwi Rahayu, S.Pd. selaku guru kelasIV SD Negeri Jaten yang telah
xi
8. Para guru SD Negeri Jaten yang telah meluangkan waktu dan membantu
penulis menyelesaikan skripsi ini.
9. Siswa/siswi kelas IV SD Negeri Jaten tahun pelajaran 2015/2016 yang telah
bekerja sama selama penelitian.
10. Natalia Desy Cahyaningtyas S.Pd. yang memberi dorongan motivasi bagi
saya.
11. Para dosen Program Studi PGSD Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Sanata Dharma Yogyakarta yang ikhlas dalam memberikan
pengetahuan agar menjadi guru yang baik.
12. Teman-teman PGSD angkatan 2011 khususnya kelas D, yang berjuang
dalam suka dan duka di PGSD.
13. Keluargaku, Bapak Sokheh Mustofa, Ibu Tri Endang, dan Ibu Sri Susilah
sebagai wali orang tua yang telah mencurahkan segala daya dan upaya supaya
saya dapat melanjutkan tingkat pendidikan saya.
14. Dan semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu, yang telah
memberikan dukungan atas kelancaran penulisan skripsi ini.
Peneliti menyadari bahwa karya ini masih jauh dari sempurna. Oleh
karena itu peneliti mengharapkan kritik dan saran dari pembaca agar dapat
lebih baik dalam menyusun karya selanjutnya. Semoga karya peneliti ini dapat
bermanfaat bagi dunia pendidikan.
xii
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ... i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii
HALAMAN PENGESAHAN ... iii
HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv
HALAMAN MOTTO ... v
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... vi
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ... vii
ABSTRAK ... viii
ABSTRACT ... ix
KATA PENGANTAR ... x
DAFTAR ISI ... xii
DAFTAR TABEL ... xv
DAFTAR GAMBAR ... xvii
DAFTAR LAMPIRAN ... xviii
BAB I PENDAHULUAN ... 1
A. Latar Belakang Masalah ... 1
B. Rumusan Masalah ... 5
C. Pembatasan Masalah ... 6
D. Tujuan Penelitian ... 6
E. Manfaat Penelitian ... 6
F. Definisi Operasional... 6
1. Motivasi Belajar ... 6
2. Quantum Teaching Learning ... 7
3. Pembelajaran IPS ... 7
BAB II LANDASAN TEORI ... 8
A. Pembelajaran IPS di Sekolah Dasar ... 8
1. Pengertian Belajar ... 8
xiii
3. Prinsip-prinsip Pembelajaran di Sekolah Dasar ... 10
4. Karakteristik Anak Sekolah Dasar ... 11
5. Ilmu Pengetahuan Sosial ... 13
6. Tujuan IPS Dalam Pendidikan ... 14
7. Pembelajaran IPS ... 15
B. Motivasi Belajar ... 16
1. Pengertian Motivasi Belajar ... 16
2. Fungsi Motivasi ... 17
3. Jenis-jenis Motivasi ... 17
4. Unsur-unsur yang memperngaruhi motivasi belajar ... 18
C. Quantum Teaching Learning ... 19
1. Pengertian Quantum Teaching Learning ... 19
2. Asas Quantum Teaching Learning ... 20
3. Prinsip-Prinsip Quantum Teaching Learning ... 21
4. Kerangka rancangan Quantum Teaching Learning ... 22
D. Hasil Penelitian Yang Relevan ... 23
E. Peta Literatur ... 25
F. Kerangka Berpikir ... 26
G. Hipotesis Tindakan... 27
BAB III METODE PENELITIAN ... 28
A. Jenis Penelitian ... 28
B. Variabel Penelitian ... 31
1. Variabel independen... 32
2. Variabel independen... 32
C. Setting Penelitian ... 32
1. Lokasi Dan Subjek Penelitian ... 32
2. Waktu Penelitian ... 32
D. Rencana Tindakan ... 33
1. Persiapan ... 33
2. Rencana Tindakan Tiap Siklus... 34
xiv
4. Refleksi ... 43
E. Teknik Pengumpulan Data ... 44
1. Observasi ... 45
2. Wawancara ... 45
3. Instrumen Penelitian Motivasi Belajar ... 46
F. Uji validitas Dan Reliabilitas Instrumen ... 50
1. Validitas ... 51
2. Reliabilitas ... 55
G. Analisis Data ... 56
1. Perhitungan Kuesioner Motivasi Belajar ... 57
H. Kriteria Keberhasilan ... 58
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 59
A. Hasil Penelitian ... 59
1. Pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas (PTK)... 60
2. Peningkatan Motivasi ... 70
B. Pembahasan ... 75
1. Penerapan Metode Quantum Teaching learning... 75
2. Peningkatan Motivasi Siswa ... 77
BAB V PENUTUP ... 83
A. Kesimpulan ... 83
B. Keterbatasan Penelitian ... 84
C. Saran ... 85
DAFTAR REFERENSI ... 86
LAMPIRAN ... 90
xv
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 3.1 Jadwal Penelitian ... 33
Tabel 3.2 Variabel Instrumen Penelitian Motivasi ... 46
Tabel 3.3 Pernyataan Instrumen Kuesioner Motivasi ... 47
Tabel 3.4 Kisi-kisi Kuesioner Motivasi Siswa ... 47
Tabel 3.5 Pedoman Penskoran Kuesioner Motivasi ... 48
Tabel 3.6 Kriteria Skor Kuesioner ... 49
Tabel 3.7 Rubrik Pengamatan Motivasi Siswa ... 49
Tabel 3.8 Kriteria Skor Lembar Pengamatan ... 50
Tabel 3.9 Kriteria Validasi Lembar Observasi ... 51
Tabel 3.10 Skor Hasil Perhitungan Validasi Lembar Observasi ... 51
Tabel 3.11Kriteria Validasi Lembar kuesioner... 52
Tabel 3.12 Nilai Hasil Validasi lembar Kuesioner ... 52
Tabel 3.13 Krieria Nilai Validasi Silabus ... 53
Tabel 3.14 Kriteria Nilai Validasi RPP ... 53
Tabel 3.15 Kriteria Validasi Bahan Ajar ... 54
Tabel 3.16 Hasil Rata-rata Validasi Perangkat Pembelajaran ... 54
Tabel 3.17 Kriteria Reliabilitas ... 56
Tabel 3.18 Target Kriteria Keberhasilan... 58
Tabel 4.1Kondisi Awal Data Kuesioner ... 70
Tabel 4.2 Kondisi Awal Hasil Rata-rata Motivasi Siswa... 71
Tabel 4.3 Data Observasi Siklus I ... 72
xvi
Tabel 4.5 Hasil Rata-rata Motivasi Siswa Siklus I ... 73
Tabel 4.6 Data Observasi Siklus II ... 73
Tabel4.7 Data Kuesioner Siklus II ... 74
Tabel 4.8 Hasil Nilai Rata-rata Motivasi Siswa Siklus II ... 75
Tabel 4.9 Data Persentase Jumlah Siswa Siklus I ... 78
Tabel 4.10 Data Persentase Jumlah Siswa Siklus II ... 79
xvii
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.1 Peta Literatur Penelitian yang Relevan ... 25
Gambar 3.1 Siklus Penelitian Tindakan Kelas ... 29
Gambar4.1 Prosentase Peningkatan Motivasi Siswa Siklus I ... 78
Gambar 4.2 Persentase Peningkatan Motivasi Siswa SiklusII ... 79
xviii
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
LAMPIRAN 1 Validasi Instrumen ... 90
LAMPIRAN 2 Validasi Perangkat Pembelajaran ... 97
LAMPIRAN 3 Data Kuesioner dan Observasi Kondisi Awal ... 109
LAMPIRAN 4 Perangkat Pembelajaran Siklus I ... 115
LAMPIRAN 5 Perangkat Pembelajaran Siklus II ... 141
LAMPIRAN 6 Hasil Lembar Observasi Siklus I ... 167
LAMPIRAN 7 Hasil Lembar Kuesioner Siklus I ... 178
LAMPIRAN 8 Hasil Lembar Observasi Siklus II ... 184
LAMPIRAN 9 Hasil Lembar Kuesioner Siklus II ... 195
LAMPIRAN 10 Foto-foto Kegiatan ... 201
1 BAB I PENDAHULUAN
Dalam bab ini akan diuraikan mengenai latar belakang; rumusan masalah; tujuan
penelitian, manfaat penelitian;
A. Latar Belakang Masalah
Di dalam dunia pendidikan sekarang ini banyak tantangan yang dihadapi oleh
sistem pendidikan di Indonesia seperti kurangnya tenaga pengajar dan fasilitas.
Dalam menyiapkan generasi penerus bangsa yang berkualitas dan handal dalam
menghadapi perkembangan jaman. Salah satu tempat membangun generasi
penerus bangsa yang berkualitas dan handal adalah sekolah. Para pendidik
diharapkan mampu mengedepankan visi pendidikan manusia yang dicanangkan
oleh UNESCO, yaitu learning how to think, learning how to do, learning how to be, learning how to learn, dan learning how to live together yang artinya belajar bagaimana berpikir, belajar dengan melakukan, belajar menjadi diri sendiri,
belajar untuk hidup, dan belajar hidup bersama (Marno & Idris, 2008:49).
Dalam rangka mencapai visi tersebut Pemerintah Indonesia sendiri sudah
berupaya memperbaiki sistem pendidikan untuk meningkatkan mutu pendidikan
di Indonesia. Salah satunya memperbaiki kurikulum, yaitu dengan mengganti
kurikulum 2006 dengan kurikulum 2013 yang diharapkan mampu membawa
perubahan dalam sistem pendidikan di Indonesia, namun dalam realitasnya belum
menunjukan perubahan yang signifikan dalm sistem pendidikan hal ini terkait
dengan berbagai faktor yang mempengaruhi berjalannya kurikulum yang baru.
Berdasarkan penelitian yang daiadakan oleh Federasi Serikat Guru Indonesia
2
implementasi kurikulum 2013 menunjukkan bahwa terdapat beberapa masalah
yang berpotensi akan menghambat implementasi kurikulum 2013 diantaranya
kurangnya kompetensi guru pada kurikulum 2013. Dinas pendidikan pun
berupaya untuk memperbaiki hal tersebut dengan berbagai seminar mengenai
kurikulum 2013. Karena dirasa masih belum siap maka pemerintah mengambil
keputusan untuk menunda penerapan kurikulum 2013 dan tahun 2015 kembali
menggunakan kurikulum KTSP.
Menurut kurikulum KTSP mata pelajaran IPS termasuk ke dalam mata
pelajaran yang diajarkan di sekolah-sekolah di Indonesia. Pembelajaran IPS
sangat menyenangkan jika dilakukan dengan metode yang benar dengan suasana
kelas yang menarik terutama jika IPS menggunakan metode konstektual dengan
dihubungkan dengan kehidupan sehari-hari siswa. Sehingga siswa merasa belajar
IPS merupakan kebutuhan yang penting dan siswa menjadi sangat termotivasi
untuk belajar. Namun, Pembelajaran IPS di Indonesia memiliki beberapa
kekurangan. Menurut beberapa penelitian Hasan, Dkk. (Agustiana
Permatasari,2013) mengindikasikan bahwa kekurangan pembelajaran IPS di
Indonesia lebih disebabkan guru menggunakan metode tradisional dari pada
pembelajaran saintifik,konsep yang diberikan kering, suasana kelas cenderung
membosankan sehingga siswa menjadi kurang memiliki motivasi belajar dalam
mengikuti pembelajaran terutama siswa mudah teralih perhatiannya akibat bosan
dalam mengikuti pelajaran. Umumnya guru yang mengharapkan siswa duduk,
diam dengar, catat dan hafal, dan pembelajaran cenderung teacher centered (somantri :2001). Sedangkan menurut Arends (Trianto, 2008 : 6) dalam mengajar
3
tentang bagaimana siswa belajar. Guru juga hanya mengejar ketercapaian
kurikulum dan menuntut siswa untuk menyelesaikan masalah, namun guru jarang
mengajarkan bagaimana cara menyelesaikan suatu masalah. Hal ini menjadi salah
satu sebab siswa menjadi bosan dan malas dalam pembelajaran IPS dan kurang
memiliki motivasi dalam belajar.
Menurut Slameto tahun (2003:2) motivasi sendiri memiliki pengaruh
yang cukup besar dalam pembelajaran. Hal ini terkait dengan bahan pelajaran
atau metode yang digunakan oleh guru untuk menarik perhatian dari siswa. Dari
hasil pengamatan awal rendahnya motivasi belajar siswa kelas IV SD Negeri
Jaten mendorong peneliti melakukan penelitian di SD tersebut. Hal ini
dimaksudkan untuk meningkatkan motivasi belajar siswa. Di samping itu, peneliti
ingin meningkatkan kinerja guru agar dapat memberikan pembelajaran yang
menyenangkan bagi siswa. Maka dari itu peneliti menggunakan sebuah metode
pembelajaran yaitu Quantum Teaching Learning untuk meningkatkan motivasi belajar siswa dengan membuat kelas lebih menarik dan menyenangkan karena
Quantum Teaching Learning dapat memberikan keleluasaan kepada siswa untuk berinteraksi sama lain.
Demi memudahkan guru dalam menumbuhkan motivasi belajar agar tidak
bosan dan konsentrasi siswa tetap terjaga, maka dari itu diperlukan suatu
perubahan pembelajaran yang menciptakan suasana belajar yang menarik dan
menyenangkan salah satunya dengan bermain dan bernyanyi. Suasana belajar
yang membuat siswa senang akan memudahkan siswa dalam belajar. Salah satu
4
Menurut Asmoro Reni (2009) Quantum Teaching Learning memberikan gambaran tentang sebuah pembelajaran yang menyenangkan bagi siswa. Misalnya
anak diajak bermain dan bernyanyi lagu-lagu daerah sesuai dengan keragaman
suku bangsa dan budaya. Model pembelajaran ini akan lebih disukai oleh siswa
daripada duduk mendengarkan ceramah guru. Namun, kenyataan di lapangan
menunjukkan kecenderungan bahwa guru belum mampu menerapkan atau
terbiasa metode pembelajaran Quantum Teaching Learnig.
Selanjutnya, Asmoro Reni (2009) mengungkapkan. Keterbatasan guru
menciptakan suasana belajar yang menyenangkan akan semakin membuat siswa
kurang memiliki motivasi dalam belajar. Namun setidaknya guru perlu berupaya
menciptakan pembelajaran yang menarik bagi siswa. Oleh karena itu guru dituntut
mengembangkan keterlibatan siswa dan diharapkan dapat dikenalkan dengan
metode pembelajaran yang menarik dan menyenangkan.
Untuk meningkatkan motivasi belajar siswa dan konsentrasi siswa dalam
pembelajaran IPS diperlukan suatu metode pembelajaran yang menumbuhkan
motivasi belajar serta melibatkan siswa dengan mengikuti suatu proses,
mengamati, dan menganalisis sendiri. Metode pembelajaran tersebut adalah
Quantum Teaching Learning. Pada akhirnya peneliti memilih judul “Peningkatan Motivasi Belajar Siswa Dalam Pembelajaran IPS Menggunakan Metode
Pembelajaran Quantum Teaching Learning Kelas IV SD Negeri Jaten” B. Rumusan Masalah
5
1. bagaimana penggunaan metode Quantum Teaching Learning agar dapat meningkatkan motivasi belajar siswa dalam pembelajaran IPS kelas IV di
SD Negeri Jaten?
2. Apakah terdapat peningkatan motivasi belajar siswa dalam pembelajaran
IPS setelah menggunakan metode Quantum Teaching Learning kelas IV di SD Negeri Jaten?
C. Pembatasan Masalah
Dari latar belakang diatas maka peneliti melakukan pembatasan masalah
pada siswa kelas IV SD Negeri Jaten khususnya menyangkut penggunaan metode
Quantum Teaching Learning untuk meningkatkan motivasi belajar siswa pada pembelajaran IPS menyangkut kompetensi dasar 1.4 Menghargai keragaman suku
bangsa dan budaya setempat (kabupaten/kota, provinsi).
D. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah dan pembatasan masalah di atas, maka
tujuan dari penelitian ini adalah:
1. Untuk menggambarkan peningkatan motivasi belajar siswa dalam
pembelajaran IPS menggunakan metode Quantum Teaching Learning
2. Untuk meningkatkan motivasi belajar siswa dalam pembelajaran
IPS menggunakan implementasi metode Quantum Teaching Learning
6
Dari hasil penelitian ini akan digunakan untuk mengkaji pembelajaran
dengan metode Quantum Teaching Learning dalam pembelajaran IPS, khususnya dalam meningkatkan motivasi belajar siswa. Sedangkan bagi
penelitian ini dapat memberi sumbangan signifikan terhadap pendidikan di
sekolah.
2. Manfaat praktis
Penulis dapat menerapkan ilmu yang diperoleh dari hasil penelitian selama
berada di lingkungan sekolah untuk meningkatkan kemampuan dalam
pembelajaran kelak ketika menjadi guru. Dan dari hasil penelitian ini juga
dapat digunakan guru untuk memberikan alternatif pembelajaran yang
menarik dan menyenangkan kepada siswa. Terutama dalam pembelajaran
IPS melalui penerapan Quantum teaching Learning selain itu Siswa sebagai subjek penelitian, diharapkan memperoleh pengalaman
pembelajran yang menarik, menyenangkan, aktif, dan kreatif melalui
kegiatan pembelajaran Quantum teaching Learning. F. Definisi Operasional
Definisi Operasional dalam penelitian ini adalah:
1. Motivasi belajar
Motivasi adalah dorongan dari dalam diri sendiri untuk mencpai suatu
tujuan yang diinginkan. Dalam hal ini motivasi dapat diartikan sebagai
rangsangan yang membuat seseorang melakukan sesuatu. Dalam hal ini
peneliti menggunakan bebeapa indikator dalam melakukan penelitian.
7
Quantum teaching adalah suatu model pembelajaran yang meriah dan
menyenangkan dengan segala nuansanya. Quantum teaching juga
menyertakan segala kaitan, interaksi dan perbedaan yang memaksimalkan
momen belajar.
Menurut DePorter (2005: 5), Quantum teaching learning adalah
orkestrasi bermacam-macam interaksi yang ada di dalam dan di sekitar
momen belajar. Interaksi-interaksi ini mencakup unsur-unsur untuk belajar
efektif yang mempengaruhi kesuksesan siswa.
3. Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS)
IPS adalah ilmu pengetahuan tentang kehidupan manusia dalam
lingkungan hidupnya, yaitu mempelajari kegiatan sosial dalam kehidupan
manusia dengan kelompok yang disebut masyarakat dengan menggunakan
berbagai disiplin ilmu sosial, seperti sosiologi, geografi, ekonomi, sejarah,
antropologi, dan sebagainya.menurut Ischak (2004 : 136) IPS adalah bidang
studi yang mempelajari, menelaah, menganalisis tentang kehidupan manusia.
IPS dipandang sebagai ilmu sosial yang secara keilmuan sangat dekat dengan
kehidupan manusia. IPS sangat didukung dengan teori-teori perkembangan
peradaban manusia di bumi sehingga ilmu ini sangat membantu dalam
8 BAB II LANDASAN TEORI
Pada bab II ini memuat tentang kajian teori, penelitian yang relevan, desain
diagram penelitian yang relevan, kerangka berpikir, dan hipotesis tindakan.
Berikut ini adalah uraian dari bab kajian pustaka:
A. Pembelajaran di Sekolah Dasar 1. Pengertian Belajar
Belajar adalah sesuatu yang dibutuhkan bagi perkembangan makhluk
hidup. Bagi manusia belajar merupakan sesuatu yang dapat menuntun
seseorang kepada tujuan yang ingin dicapai. Dengan belajar terus menerus
maka manusia akan semakin terlatih dalam mengembangkan dirinya.
Menurut Cronbach (dalam Sardiman 2003:20) belajar adalah perubahan
perilaku seseorang sebagai hasil dari pengalaman hidupnya yaitu membaca,
menulis dll. Sedangkan menurut Cronbach dan Skinner (Muhibbin, 2003)
berpandangan bahwa belajar adalah suatu perilaku. Saat seseorang belajar
maka dia akan lebih responsif terhadap apa yang ada di sekitarnya. Namun,
apabila seseorang tidak belajar maka kemungkinan responnya akan
berkurang. Informasi ini dapat diolah di dalam pikiran manusia yang terus
berkembang.
Berdasarkan pengertian belajar diatas dapat disimpulkan bahwa belajar
merupakan proses yang terjadi dalam diri anak lahir melalui praktek dan
latihan dan dapat diamati sehingga pengalaman yang diperoleh anak anak
9 2. Jenis Jenis Belajar
Belajar memiliki beberapa jenis yang tidak sama karena tidaklah harus
selalu terpaku kepada satu jenis belajar. Menurut Slameto (2003), jenis-jenis
belajar dibedakan menjadi sebelas jenis yaitu:
a. Belajar bagian yaitu individu belajar dengan memecahkan suatu
masalah satu dengan yang lain berdiri sendiri.
b. Belajar dengan wawasan menurut G.A Miller dalam Slameto yaitu
berupa belajar menggunakan kreasi untuk mengontrol pola tingkah laku
yang ada.
c. Belajar diskriminatif adalah memilih beberapa sifat untuk dijadikan
referensi bertingkah laku.
d. Belajar keseluruhan yaitu mempelajari secara menyeluruh sampai
menguasainya.
e. Belajar incidental yaitu belajar tanpa instruksi atau petunjuk untuk
mempelajari materi
f. Belajar instrumental yaitu belajar reaksi individu yang diperlihatkan
apakah ia mendapat hukuman, hadiah, berhasil, atau gagal.
g. Belajar intensional yaitu lawan dari belajar incidental.
h. Belajar laten yaitu belajar perubahan tingkah laku individu secara tidak
spontan
i. Belajar mental yaitu perubahan mental yang tidak terlihat
j. Belajar produktif yaitu mampu mentransfer prinsip utuk
10
k. Belajar verbal yaitu belajar yang diungkapkan secara verbal.
3. Prinsip-prinsip Pembelajaran di Sekolah Dasar
Prinsip-prinsip belajar dapat mempengaruhi kondisi kelas saat ada
kegiatan belajar mengajar. Dalam belajar prinsip-prinsip ini harus sesuai dengan tingkat perkembangan siswa. Menurut Depdikbud (Asy’ari, 2006: 44) prinsip-prinsip pembelajaran di Sekolah Dasar adalah sebagai
berikut :
a. Prinsip Motivasi
Motivasi adalah dorongan seseorang untuk melakukan sesuatu.
Motivasi ada yang berasal dari dalam dan ada yang timbul akibat
adanya rangsangan dari luar. Motivasi intrinsik akan mendorong rasa
ingin tahu, keinginan mencoba, mandiri dan ingin maju.
b. Prinsip Latar
Pada dasarnya siswa telah memiliki pengetahuan awal. Untuk itu,
guru perlu menggali pengetahuan, keterampilan, dan pengalaman apa
yang telah dimiliki siswa sehingga kegiatan belajar mengajar tidak
berawal dari suatu kekosongan.
c. Prinsip Menemukan
Siswa perlu diberi kesempatan untuk mengembangkan potensi
yang dimiliki agar mereka merasa senang dan tidak bosan.
d. Prinsip Belajar Sambil Melakukan
Pengalaman yang diperoleh siswa melalui bekerja merupakan hasil
11
proses belajar mengajar sebaiknya siswa diarahkan untuk melakukan kegiatan atau “Learning by doing”.
e. Prinsip Belajar Sambil Bermain
Bermain merupakan kegiatan yang dapat menimbulkan suasana
gembira dan menyenangkan, sehingga dapat mendorong siswa untuk
melibatkan diri dalam proses pembelajaran. Setiap pembelajaran perlu
diciptakan suasana yang menyenangkan lewat kegiatan bermain yang
kreatif.
f. Prinsip Hubungan Sosial
Kegiatan belajar akan lebih berhasil jika dikerjakan secara
berkelompok. Dari kegiatan kelompok, siswa tahu kelebihan dan
kekurangannya sehingga tumbuh kesadaran perlunya interaksi dan
kerja sama dengan orang lain.
4. Karakteristik Anak Sekolah Dasar
Karakteristik siswa menurut Piaget (Sri Esti, 2002:72) perkembangan
kognitif anak dapat dibedakan antara beberapa tahap sejalan dengan
usianya, yaitu :
a. Tahap sensori motorik (0-2 tahun)
Pada tahap ini, intelegensi anak lebih didasarkan pada tindakan
inderawi anak terhadap lingkungannya, sperti melihat, meraba,
menjamah, dan mendengar. Anak belum memiliki bahasa simbol
untuk mengungkapkan adanya suatu benda yang tidak berada
12
b. Tahap praoperasional (2-7 tahun)
Dalam tahap ini, anak menunjukkan kemampuan menggunakan
simbol-simbol yang menggambarkan objek yang ada di sekitarnya.
Pemikiran anak cenderung egoisentris atau memikirkan dirinya
sendiri.
c. Tahap operasional konkrit (7-11 tahun)
Anak kelas IV Sekolah Dasar berada pada tahap ini, di mana anak
mampu berpikir logis untuk memecahkan persoalan-persoalan yang
sifatnya konkret yaitu dengan cara mengamati atau melakukan sesuatu
yang berkaitan dengan pemecahan masalah.
d. Tahap formal (>11 tahun)
Pada tahap ini anak sudah mulai maju dalam memahami konsep
proporsi dengan baik. Anak mampu berpikir abstrak dan dapat
menganalisis masalah secara ilmiah dan kemudian menyelesaikan
masalah tersebut.
Pada umumnya, anak mulai masuk Sekolah Dasar pada usia 6-7
tahun dan rentang waktu belajar di Sekolah Dasar selam 6 tahun,
maka usia anak Sekolah Dasar berkisar 6-12 tahun. Ini berarti bahwa
anak usia Sekolah Dasar masuk pada tahap akhir praoperasional
sampai awal opersional formal. Pada tahap tersebut umumnya anak
memiliki sifat :
13 2) Senang bermain.
3) Mengatur dirinya sendiri, mengeksplorasi situasi sehingga suka
mencoba-coba.
4) Memiliki dorongan yang kuat untuk berprestasi.
5) Akan belajar efektif bila ia merasa senang dengan situasi yang
ada.
6) Belajar dengan cara bekerja dan suka mengajarkan apa yang ia
bisa pada temannya (Asy’ari, 2006:38). 5. Ilmu Pengetahuan Sosial
a. Pengertian IPS
IPS merupakan suatu ilmu yang mengkaji kehidupan sosial yang
semuanya diintegrasikan ke dalam bidang-bidang ilmu sosial dan
humaniora (Sumaatmaja, 2003 :19). beberapa bidang ilmu sosial
mencakup beberapa aspek langsung kepada kehidupan manusia.
Sedangkan menurut Ischak (2004 : 136) IPS adalah bidang studi yang
mempelajari, menelaah, menganalisis tentang kehidupan manusia. IPS
dipandang sebagai ilmu sosial yang secara keilmuan sangat dekat dengan
kehidupan manusia. IPS sangat didukung dengan teori-teori
perkembangan peradapan manusia di bumi sehingga ilmu ini sangat
membantu dalam kehidupan manusia.
Menurut Jarolimek (2014: 9) ilmu sosial bersifat praktis, yaitu IPS
dipandang sebagai penguatan secara fisik dan sosial agar anak dapat
beradaptasi dengan lingkungannya. Maka dari itu IPs dapat menjadi
14
Pembelajaran IPS di SD perlu melakukan inovasi agar pembelajaran
yang diberikan dapat sesuai dengan realita yang sebenarnya. Selain itu,
IPS sebagai ilmu sosial yang berkaitan dengan kehidupan manusia
haruslah sangat teliti dalam menelaah dan mengkaji kehidupan anak di
lingkungan sosialnya.
6. Tujuan IPS dalam pendidikan
Tujuan IPS Menurut Badan Nasional Pendidikan (2006: 175) Tujuan
IPS sebagaimana disebutkan dalam Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan/KTSP (2006 : 375) adalah :
a. mengenal konsep-konsep yang berkaitan dengan kehidupan
masyarakat dan lingkungannya.
b. memiliki kemampuan dasar untuk berpikir logis dan kritis, rasa ingin
tahu, memecahkan masalah
c. memiliki komitmen dan kesadaran terhadap nilai-nilai sosial dan
kemanusiaan;
d. memiliki kemampuan berkomunikasi, bekerjasama, dan berkompetisi
dalam masyarakat yang majemuk di tingkat lokal, nasional, dan
global.
Dengan demikian dengan mempelajari IPS siswa dapat menjadi
manusia yang lebih mengenal bahwa kita adalah makhluk sosial. Di
samping itu, dengan mempelajari IPS kita menjadi yakin akan kehidupan
15 7. Pembelajaran IPS
Menurut komalasari (2010: 3) Pembelajaran adalah suatu sistem
yang dirancang dan dilakukan untuk mencapai suatu tujuan tertentu.
Dalam pembelajaran IPS yang dilaksanakan baik pada pendidikan dasar
maupun pada pendidikan tinggi Dalam kegiatan belajar mengajar IPS
membahas manusia dengan lingkungannya dari berbagai sudut ilmu sosial
pada masa lampau, sekarang, dan masa mendatang, baik pada lingkungan
yang dekat maupun lingkungan yang jauh dari siswa dan siswi dengan
interaksi pembelajaran. Oleh karena itu, guru IPS harus sungguh-sungguh
memahami apa dan bagaimana bidang studi IPS itu.
Menurut Bruner (Sapriya, 2007: 38) terdapat tiga prinsip
pembelajaran IPS di SD, yaitu
Pembelajaran harus berhubungan dengan pengalaman serta konteks
lingkungan, sehingga mudah dipahami oleh siswa.
Pembelajaran harus terstruktur, sehingga siswa belajar dari hal-hal
mudah kepada hal yang sulit, dan
Pembelajaran harus disusun sedemikian rupa, sehingga
memungkinkan siswa dapat melakukan eksplorasi sendiri dalam
mengkonstruksi pengetahuannya.
Berdasaarkan penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa
pembelajaran IPS merupakan suatu sistem yang dilakukan untuk
16 B. Motivasi Belajar
1. Pengertian motivasi belajar
Motif berasal dari akar kata bahasa latin “movere” yang kemudian menjadi “motion” yang artinya gerak atau dorongan untuk bergerak. Jadi, motif merupakan daya dorong, daya gerak, atau penyebab seseorang
untuk melakukan berbagai kegiatan dengan tujuan tertentu. Hal ini sejalan
dengan pengertian yang dikemukakan oleh Woodworth dan Marquis
dalam bukunya Psychology (1996: 337), yaitu motif adalah suatu sel yang
menjadikan individu ingin atau memiliki dorongan untuk mencapai tujuan
tertentu.
Pengertian lain dikemukakan oleh Mc Donald (Sardiman 2003: 73) yakni terjadinya “feeling” yang membuat seseoran berperilaku seusai dengan apa yang dia kehendaki untuk mencapai suatu tujuan. Lebih lanjut
Riduwan (2006: 210) mengatakan motivasi merupakan suatu daya yang
timbul dalam diri seseorang untuk menggapai tujuan yang diinginkannya.
Berdasarkan pendapat dari beberapa ahli peneliti menyimpulkan
bahwa motivasi adalah suatu keinginan atau dorongan dari dalam diri
seseorang dengan maksud atau tujuan tertentu.
2. Fungsi motivasi
Fungsi motivasi dalam diri seseorang dapat dibagi menjadi 3 fungsi.
Masing-masing fungsi motivasi tersebut antara lain:
a. Mendorong manusia untuk berbuat, sehingga seseorang akan merasa
17
b. Menentukan arah perbuatan, mengarahkan seseorang pada satu
tujuan yang ingin dicapai.
c. Menyelesaikan perbuatan, menentukan perbuatan-perbuatan apa
yang harus dikerjakan.
3. Jenis-jenis motivasi
Menurut sifatnya, motivasi dibedakan atas tiga macam (Sukmadinata,
2003: 63), yaitu:
a. Motivasi Takut (fear motivation)
Motivasi takut dapat diartikan individu melakukan kegiatan karena
takut akan sesuatu yang membuat dia seakan tertekan oleh keadaan
yang harus dia lakukan sehingga seseorang akan melakukan suatu
tindakan untuk mencapai tujuan yang telah ada.
b. Motivasi insentif (incentive motivation)
Individu melakukan suatu perbuatan untuk mendapatkan sesuatu
insentif (hadiah, penghargaan, penghargaan, tanda jasa, kenaikan
pangkat, dan sebagainya).
c. Sikap (attitude motivation atau self motivation)
Motivasi ini lebih bersifat intrinsik, muncul dari dalam individu.
Seseorang yang memiliki sifat yang positif terhadap sesuatu akan
menunjukan motivasi yang besar terhadap hal tersebut. Motivasi ini
dating dari dirinya sendiri karena adanya rasa senang atau suka serta
18
4. Unsur-unsur yang mempengaruhi motivasi belajar
Menurut Muhammad Faiq Dzaki (2009), unsur-unsur yang
mempengaruhi motivasi belajar adalah sebagai berikut :
a. Cita-cita atau aspirasi siswa
Cita-cita merupakan hal yang sacara langsung dapat mempengaruhi
seseorang dari kecil. Seseorang yang sudah memiliki cita-cita dari
kecil maka termotivasi dalam belajarnya untuk mencapai tujuannya.
b. Kemampuan siswa
Keinginan seorang anak perlu disertai dengan kemampuan atau
kecakapan mencapainya. Kemampuan akan memperkuat motivasi
anak untuk melaksanakan tugas-tugas perkembangan.
c. Kondisi siswa
Kondisi siswa yang dimaksud meliputi kondisi jasmani dan kondisi
rohani. Kondisi yang seimbang akan sangat berpengaruh terhadap
motivasi belajar anak.
d. Kondisi lingkungan
Jika kondisi lingkungan anak aman, tentram, tertib, dan nyaman
maka semangat dan motivasi belajar mudah diperkuat.
e. Unsur-unsur dinamis dalam belajar dan pembelajaran
Siswa memiliki perasaan, perhatian, kemauan, ingatan, pikiran yang
mengalami perubahan berkat pengalaman hidup. Pengalaman dengan
teman sebayanya berpengaruh pada motivasi dan perilaku belajar.
19
Guru adalah seorang pendidik profesional. Ia bergaul setiap hari
dengan siswa-siswanya. Guru dapat memilih dan memilah yang baik.
Partisipasi dan teladan memilih perilaku yang baik tersebut sudah
merupakan upaya membelajarkan dan memotivasi siswa.
C. Quantum Teaching learning
1. Pengertian Quantum Teaching learning
Quantum Teaching Learning adalah suatu metode pembelajaran yang meriah dan menyenangkan dengan segala nuansa kelasnya.
Quantum Teaching Learning juga menyertakan berbagai kaitan, interaksi dan perbedaan yang memaksimalkan momen belajar di kelas.
Menurut DePorter (2005: 5), Quantum Teaching Learning adalah suatu penyatuan bermacam-macam interaksi yang ada di dalam dan di
sekitar kelas. Banyak unsur-unsur yang menyangkut proses belajar efektif
bagi siswa. Unsur-unsur ini mengubah kemampuan dan bakat alamiah
siswa menjadi keahlian tersendiri bagi siswa yang akan bermanfaat bagi
mereka sendiri dan orang lain. Quantum Teaching Learning menciptakan suasana belajar yang menyenangkan sekaligus menarik yang diharapkan
dapat meningkatkan kemampuan dan motivasi siswa untuk belajar lebih
cepat dan kemudian menerapkan ilmunya dalam kehidupan sehari-hari.
2. Asas Quantum Teaching learning
20
tersebut memberikan pengertian bahwa langkah awal yang harus
dilakukan guru dalam pembelajaran yaitu mencoba memasuki dunia yang
dialami peserta didik. Hal ini dimaksudkan untuk memudahkan bagi guru
untuk mengenal lebih dalam apa yang diinginkan siswa ketika belajar di
kelas. Dalam pembelajaran, guru perlu mengkaitkan apa yang diajarkan
dengan sebuah pikiran, peristiwa atau perasaan siswa di lingkungan
rumah mereka. Setelah itu kita dapat membawa mereka ke dalam dunia
kita dan memberi mereka pemahaman mengenai isi dunia itu.
3. Prinsip-prinsip Quantum Teaching learning
Quantum Teaching Learning berusaha untuk mengubah suasana belajar yang biasa dan cenderung membosankan menjadi lebih meriah dan
dan memadukan potensi fisik, psikis dan dan emosi siswa menjadi sesuatu
yang integral.
Quantum Teaching Learning berisi prinsip-prinsip sistem yang lebih mudah dalam penyajiannya untuk mendapatkan hasil yang baik
dengan waktu yang sedikit (sahaka. http://sahaka.multyply.com).
DePorter (2005: 7) menyebutkan bahwa Quantum Teaching Learning memiliki lima prinsip atau kebenaran tetap. Beberapa prinsip-prinsip tersebut adalah:
a. Segala berbicara
Segala sesuatu yang berpengaruh dalam proses belajar termasuk cara
21
sudah merasa nyaman dengan guru maka akan sangat membantu
dalam proses pembelajaran yang menyenangkan.
b. Segala bertujuan
Prinsip ini menggambarkan bahwa segala sesuatu dalam proses
belajar memiliki tujuan tertentu.
c. Pengalaman sebelum pemberian nama
Proses belajar yang paling baik terjadi ketika siswa telah mengalami
informasi sebelum mereka memperoleh nama untuk apa yang
mereka pelajari.
d. Akui setiap usaha
Belajar sebenarnya mengajarkan peserta didik untuk berusaha
menggali kemampuan diri. Pada saat siswa mengambil langkah ini,
mereka patut mendapat apresiasi sehingga siswa merasa nyaman dan
percaya diri.
e. Jika layak dipelajari, maka layak pula dirayakan
Perayaan memberikan penguatan kepada siswa dengan emosi yang
positif dengan belajar. Perayaan membangun keinginan sukses.
Beberapa perayaan yang bisa digunakan adalah: tepuk tangan, poster
umum, pengakuan kekuatan, kejutan.
4. Kerangka Rancangan Quantum Teaching Learning
DePorter (2005: 88) menyajikan rancangan belajar Quantum Teaching Learning sebagai berikut :
22
Dalam proses belajar mengajar lebih baik siswa diikut sertakan,
sehingga menumbuhkan motivasi belajar siswa. Penyertaan jalinan
dan kemampuan saling memahami. Misalnya : anak diberi
pertanyaan atau cerita yang menarik sehingga anak akan
termotivasi untuk belajar.
b. Alami
Unsur ini memberikan pengalaman kepada siswa dalam
menemukan susatu konsep.
c. Namai
Penamaan memuaskan hasrat alami otak untuk memberikan
identitas penamaan dibangun di atas pengetahuan dan
keingintahuan siswa saat itu. Penamaan adalah saatnya untuk
mengajarkan konsep, keterampilan, dan strategi belajar, misalnya
menggunakan susunan gambar, warna, alat bantu, alat tulis, dan
poster atau mading.
d. Demonstrasikan
Pembelajaran yang dilakukan guru sangat berpengaruh dalam
proses belajar siswa. Apabila guru mendemonstrasikan materi yang
dipelajari dengan menggunakan media maka siswa akan tertarik
dengan pembelajaran. Dengan demonstrasi siswa dapat
mengaplikasikan pembelajaran dalam kehidupan sehari-hari.
e. Ulangi
Setelah memperagakan materi guru memberi kesempatan untuk
23
menumbuhkan rasa ingin tahu dan memudahkan mengingat
informasi.
f. Rayakan
Siswa membutuhkan penguatan dalam belajar agar siswa
termotivasi untuk mencobanya. Untuk itu, penguatan harus
diberikan kepada siswa untuk menghormati usaha, ketekunan, dan
kesuksesan yang telah diraih siswa.
D. Hasil Penelitian Yang Relevan
Hasil- hasil penelitian yang relevan terhadap metode Quantum Teaching Learning adalah sebagai berikut:
Mardiana (2012) melakukan penelitian tindakan kelas yang berjudul “Penerapan Model Quantum Teaching Untuk meningkatkan Hasil Belajar IPS Siswa kelas IV SD Negeri 145 Pekanbaru” dalam penelitian ini peneleti melakukan penelitian secara klasikal. Hasil penelitian
menunjukkan peningkatan hasil belajar pada pembelajaran IPS. Hasil
belajar dari kondisi awal 74.83 menjadi 78.88 pada siklus I dan 84.11 pad
siklus II. Sehingga terjadi peningkatan hasil belajar sebesar 6.82 %.
Fajar (2013) melakukan penelitian eksperimen yang berjudul “Model Quantum Teaching Menggunakan Media Gambar Seri Terhadap Hasil Belajar Bahasa Indonesia Kelas V Sd Negeri Kuripan Wonosobo” peneliti melakukan penelitian ini menggunakan teknik eksperimen hasil penelitian
yang menunjukkan adanya peningkatan pada siswa eksperimen sebesar
24
Dewi (2013) yang melakukan penelitian yang berjudul “Penggunaan Model Pembelajaran Quantum Teaching Dalam Peningkatan Pembelajaran Ipa Siswa Kelas V SDN 4 Pandansari Tahun Ajaran 2012/2013” menggunkan penelitian tindakan kelas hasil penelitian menunjukkan
adanya peningkatan dalam pembelajaran ipa menggunakan Quantum Teaching Learning pemilihan model pembelajaran yang tepat merupakan alternatif yang baik.
Isna (2009) yang melakukan penelitian tindakan kelas yang berjudul “Peningkatan Hasil Belajar Ipa Melalui Pembelajaran Kuantum Pada Siswa Kelas IV SD Negeri Banyuputih 04 Kecamatan Kalinyamatan Kabupaten Jepara” dari penelitian tersebut terdapat peningkatan hasil belajar sebesar 43.33%.selain itu terdapat peningkatan kreatifitas siswa.
Dari beberapa penelitian yang relevan tersebut maka peneliti
mngambil judul Peningkatan Motivasi Belajar Siswa Dalam Pembelajaran
IPS Menggunakan Metode Pembelajaran Quantum Teaching Learning
25 E. Peta Literatur
Mardiana (2012) melakukan penelitian
tindakan kelas yang berjudul “Penerapan Model Quantum Teaching Untuk
meningkatkan Hasil Belajar Ips Siswa kelas IV Sd Negeri 145 Pekanbaru”
Dewi (2013) yang melakukan penelitian yang berjudul “Penggunaan Model Pembelajaran Quantum Teaching Dalam Peningkatan
Pembelajaran Ipa Siswa Kelas V Sdn 4 Pandansari Tahun Ajaran 2012/2013”
Fajar (2013) melakukan penelitian eksperimen yang berjudul “Model Quantum Teaching Menggunakan Media Gambar Seri Terhadap Hasil Belajar Bahasa Indonesia Kelas V Sd Negeri Kuripan Wonosobo”
Isna (2009) yang melakukan penelitian tindakan kelas yang berjudul “Peningkatan Hasil Belajar Ipa Melalui Pembelajaran
Kuantum Pada Siswa Kelas IV Sd Negeri
Banyuputih 04 Kecamatan Kalinyamatan
Kabupaten Jepara”
26 F. Kerangka Pikir
IPS adalah ilmu yang mempelajari atau mengkaji kehidupan sosial
manusia di lingkungan sosialnya. IPS bertujuan menumbuhkan sikap
berpikir kritis dan logis sekaligus memiliki kemampuan komunikasi,
bekerjasama, dan berkompetisi dalam masyarakat. Pembelajaran IPS yang
diajarkan di dalam kelas saat ini sangat memprihatinkan dikarenakan
pembelajaran IPS lebih banyak diisi dengan ceramah guru sehingga
interaksi guru dan siswa sangat kurang. Pembelajaran IPS yang seharusnya
dapat sangat menyenangkan jika didukung dengan suasana kelas yang
menyenangkan dan kondusif. Dengan Metode pengajaran guru yang
cenderung menggunakan metode ceramah dan keterbatasan guru dalam
melakukan inovasi pembelajaran sehingga motivasi belajar siswa sangat
rendah.
Berdasarkan uraian di atas maka metode yang cocok digunakan adalah
menggunakan metode Quantum Teaching Learning dalam pembelajaran IPS agar motivasi belajar siswa meningkat. Pembelajaran IPS seharusnya
dajarkan melalui pembelajaran yang menyenangkan sekaligus meriah agar
siswa tidak merasa bosan dalam mengikuti pelajaran. Dengan metode
Quantum Teaching Learning yang ditawarkan akan memberikan suasana belajar yang menyenangkan sekaligus meriah bagi siswa sehingga
motivasi belajar siswa meningkat dalam belajar IPS. Quantum teaching learning juga berperan dalam memberikan guru alternatif pembelajaran yang diluar kebiasaan guru dalam mengajar IPS di dalam kelas.
27 G. Hipotesis Tindakan
1. Meningkatan motivasi belajar siswa dilakukan dengan menerapkan
asas dan prinsip-prinsip Quantum Teaching Learning dalam pembelajaran IPS dengan rancangan pembelajaran sebagai berikut:
a. Tumbuhkan
b. Alami
c. Namai
d. Demonstrasikan
e. Ulangi
f. rayakan
2. Dengan penerapan Quantum Teaching Learning, motivasi belajar siswa kelas IV SD Negeri Jaten tahun ajaran 2015/2016 dalam
28 BAB III
METODE PENELITIAN
Dalam bab ini akan diuraikan jenis penelitian, setting penelitian, prosedur pengembangan, instrument penelitian, teknik pengumpulan data, serta teknik analisis data.
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Penelitian
Tindakan Kelas (PTK). Karena dalam hal ini peneliti mencoba menemukan
sebuah permasalahan dalam kelas dan mencari obat yang manjur dalam
memecahkan suatu permasalahan yang dihadapi siswa. Sedangkan Penelitian
Tindakan Kelas adalah penelitian yang dilakukan oleh guru di kelas dengan cara
(1) merencanakan, (2) melaksanakan, dan (3) merefleksikan tindakan secara
kolaboratif dan partisipasif dengan tujuan memperbaiki kinerja sebagai guru,
sehingga hasil belajar siswa dapat meningkat (Kusumah dan Dwitagama, 2009:
9). Tujuan utama PTK adalah untuk memecahkan permasalahan nyata yang
terjadi di dalam kelas dan lebih berorientasi proses perbaikan yang terjadi tidak
sekedar berorientasi pada hasil atau dampak yang ditimbulkan dari tindakan yang
diberikan.
Sedangkan menurut Susilo (Andreas, 2015) menjelaskan penelitian
tindakan kelas dilakukan dengan tujuan sebagai berikut :
1. Memperbaiki dan meningkatkan kualitas proses pembelajaran di kelas.
2. Memperbaiki dan meningkatkan pelayanan profesional guru kepada peserta
29
3. Mendapatkan pengalaman belajar baru yang reflektif bukan hanya untuk
mendapatkan ilmu baru.
4. Mengembangkan kemampuan dan keterampilan guru dalam mengatasi
permasalahan di kelas
Dari Penjelasan di atas penelitian tindakan kelas adalah suatu penelitian
yang sangat tepat atau relevan untuk meningkatkan kualitas pembelajaran yang
dapat dilakukan secara kolaboratif, yaitu antara praktisi dan peneliti mulai dari
perencanaan ,tindakan, pengamatan sampai refleksi.
3.1 Gambar Bagan Siklus PTK Menurut Arikunto
Penelitian ini akan dilaksanakan dengan dua siklus. Menurut Arikunto dan
Taniredja (2010: 17-19) Proses penelitian masing-masing meliputi empat tahap
30 1. Persiapan
Untuk melaksanakan penelitian, peneliti mempersiapkan untuk
mengidentifikasi masalah, mengkaji kompetensi dasar dan materi pokok
pembelajaran, mempersiapkan silabus, menyusun Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP), menyusun alat dan bahan yang diperlukan untuk
pembelajaran.
Mengkaji kompetensi dasar dan materi pokok pembelajaran yang mengalami
permasalahan
Penetapan tindakan yang diharapkan mmpu menghasilkan dampak ke arah
perbaikan program.
Mempersiapkan silabus
Silabus disusun dengan mengambil satu kompetensi dasar dari tiga
kompetensi dasar yang ada dalam kurikulum kelas IV semester I yang sesuai
dengan permasalahan yang diteliti.
Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
Langkah berikutnya adalah menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
(RPP).RPP dibuat tiap siklus.
2. Tindakan
Jika jenis tindakan sudah tersusun dengan matang, peneliti tinggal
melaksanakan sesuai dengan skenario yng sudah disusun untuk mengetahui
tindakan sudah sesuai rencana maka peneliti harus melakukan pemantauan.
Pelaksanan pembelajaran dengan Quantum Teaching Lerning agar semua
31
bermain sambil menggunakan kartu bergambar dan diminta
mengklasifiksikannya.
3. Observasi
Peneliti dibantu observer dalam mengadakan pengamatan selama proses
pembelajaran berlangsung, peneliti dan observer sama-sama mengadakan
pengamatan secara langsung dengan mengacu pada catatan lapangan dan
observasi yang telah dipersiapkan Catatan lapangan digunakan untuk
mengumpulkan data tentang dampak tindakan dalam aspek proses pembelajaran
dari awal sampai akhir. Observasi dilakukan untuk mengamati partisipasi siswa
dalam mengikuti pembelajaran.
4. Refleksi
Refleksi merupakan uraian tentang prosedur analisis terhadap hasil
penelitian dan refleksi berkaitan dengan proses dan dampak tindakan perbaikan
bagi siklus berikutnya. Refleksi ini dilakukan secara kolaboratif, yaitu adanya
diskusi terhadap berbagai masalah yang terjadi di kelas penelitian (Kusumah dan
Dwitagama, 2009: 40). Kegiatan refleksi ini akan dilakukan setelah guru selesai
melakukan tindakan dan bersama peneliti mendiskusikan implementasi rancangan
tindakan. Dalam tahapan ini juga dikaji ulang secara seksama dari catatan lembar
observasi,
B. Variabel Penelitian
Menurut Margono (2010:133), variabel dapat diartikan sebagai
pengelompokkan yang logis dari dua atribut atau lebih. Jenis variabel yang
32 1. Variabel independen
Variabel independen dapat disebut juga variabel bebas.Variabel
bebas merupakan variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab
perubahannya atau timbulnya variabel dependen (Sugiyono,
2008:39).Variabel penelitian ini adalah motivasi siswa.
2. Variabel dependen
Variabel dependen disebut juga variabel terikat. Varibel terikat
merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat karena
adanya variabel bebas (Sugiyono, 2008:39).
C. Setting Penelitian
1) Lokasi Dan Subjek Penelitian
penelitian tindakan kelas ini dilksanakan di SD Negeri Jaten,
Bimomartani, Ngemplak, Sleman, Yogyakarta. Penelitian ini dilakukan di kelas
IV dimana jumlah siswanya 25 anak, jumlah siswa laki-laki 14 dan siswa
Keadaan kelas yang digunakan dalam penelitian sudah memenuhi standar
kelayakan untuk melakukan aktivitas belajar mengajar.Kelas terlihat rapi, bersih
33
dengan nyaman. Objek penelitian ini adalah motivasi belajar siswa terhadap
kompetensi dasar 1.4 menghargai suku bangsa dan budaya setempat.
2) Waktu Penelitian
Tabel 3.1 Jadwal Kegiatan Penelitian
D. Rencana Tindakan
Penelitian ini akan dilaksanakan dengan dua siklus terdiri dari tiga jam
pembelajaran (3 x 35 menit). Proses penelitian masing-masing meliputi empat
tahap yaitu persiapan, tindakan, observasi, dan refleksi.
1. Persiapan
No Rencana Kegiatan Waktu
Sep okt Nov Des Jan Fe
5 Persiapan penelitian V
6 Pelaksanaan penelitian V V
7 Penulisan laporan V V
34
Untuk melaksanakan penelitian, peneliti mempersiapkan untuk
mengidentifikasi masalah, mengkaji kompetensi dasar dan materi pokok
pembelajaran, mempersiapkan silabus, menyusun Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP), menyusun alat dan bahan yang diperlukan untuk
pembelajaran.
Mengkaji kompetensi dasar dan materi pokok pembelajaran yang
mengalami permasalahan
Penetapan tindakan yang diharapkan mmpu menghasilkan dampak ke
arah perbaikan program.
Mempersiapkan silabus
Silabus disusun dengan mengambil satu kompetensi dasar dari tiga
kompetensi dasar yang ada dalam kurikulum kelas IV semester I yang
sesuai dengan permasalahan yang diteliti.
Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
Langkah berikutnya adalah menyusun Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP).RPP dibuat tiap siklus.
2. Rencana Tindakan Tiap Siklus
Jika jenis tindakan sudah tersusun dengan matang, peneliti tinggal
melaksanakan sesuai dengan skenario yng sudah disusun untuk mengetahui
tindakan sudah sesuai rencana maka peneliti harus melakukan pemantauan.
Berikut adalah rencana tindakan tiap siklus:
1) Siklus I
35
Pembelajaran pada siklus I terdiri dari 2 pertemuan, setiap
pertemuan 2 jp dengan waktu 35 menit per jp. Dalam pembelajaran
siklus I, peneliti terlebih dahulu menyiapkan instrumen penelitian
seperti: Silabus, RPP, dan Bahan Ajar yang sesuai dengan penggunaan
pembelajaran Quantum teaching and learning yang akan digunakan
dalam penelitian. Setelah itu, peneliti dan guru menentukan
keberhasilan motivasi yang akan dicapai oleh siswa. Peneliti kemudian
menyiapkan kelas yang akan digunakan untuk melaksanakan
penelitian. Mempersiapkan media pembelajaran yang diperlukan
dalam pelaksanaan penelitian.
B. Pelaksanaan Tindakan Siklus I
Pelaksanaan tindakan siklus I dilaksanakan dalam dua kali
pertemuan dan di dalam setiap pertemuan dilaksanakan 2x35 menit.
Adapun langkah-langkah kegiatan pembelajaran sebagai berikut:
Pertemuan I, Siklus I Kegiatan Awal
a) Guru menyampaikan salam pembuka.
b) Guru mengajak siswa untuk berdoa bersama.
c) Guru menyapa siswa dan menanyakan kabar mereka.
d) Guru melakukan presensi.
e) Siswa diberi motivasi untuk memulai pelajaran dengan yel-yel dan
36
f) Guru menggali pengetahuan siswa mengenai materi keberagaman
suku bangsa dan budaya setempat.
g) Guru menyampaikan indikator pembelajaran.
Kegiatan Inti
a) Siswa diminta untuk mengamati gambar yang terdapat dalam buku
b) Setelah mengamati gambar siswa menuliskan apa yang ada di
dalam gambar tersebut.
c) Siswa mencari informasi mengenai keberagaman suku bangsa dan
budaya.
d) Setelah selesai mengumpulkan informasi tentang keberagaman
suku dan budaya daerah siswa menuliskan laporannya.
e) Guru lalu membagi siswa ke dalam beberapa kelompok,
masing-masing kelompok beranggotakan 4-5 siswa.
f) Setiap kelompok berdiskusi tentang jenis suku bangsa, kebudayaan,
dan asal daerah lalu menuliskannya ke dalam tabel
g) Guru berkeliling kedalam kelompok
h) Setelah itu guru memberikan sebuah kata kunci yaitu
macam-macam lagu daerah dan alat musik daerah.
i) Siswa diminta untuk menyanyikan lagu daerah yang mereka hafal.
j) Guru dan teman sekelas memberikan apresiasi kepada kelompok
siswa yang bernyanyi.
k) Guru memberikan narasi penghubung antar kompetensi
37
l) Siswa menjawab beberapa pertanyaan berkaitan dengan materi
pembelajaran.
Kegiatan Akhir
a) Siswa bersama guru merangkum pembelajaran yang sudah
dilakukan.
b) Guru memberikan penguatan kepada siswa, dan memberikan
sumber-sumber lain yang dapat dipelajari oleh siswa.
c) Guru memberikan tugas rumah untuk dikerjakan siswa.
d) Salam penutup.
Pertemuan II, Siklus I Kegiatan Awal
a) Guru menyampaikan salam pembuka.
b) Guru mengajak siswa untuk berdoa bersama.
c) Guru menyapa siswa dan menanyakan kabar mereka.
d) Guru melakukan presensi.
e) Siswa diberi motivasi untuk memulai pelajaran dengan yel-yel dan
bernyanyi.
f) Guru menggali pengetahuan siswa mengenai materi yang akan
disampaikan.
g) Guru menyampaikan indikator pembelajaran.
Kegiatan Inti