• Tidak ada hasil yang ditemukan

Peningkatan motivasi belajar siswa dalam pembelajaran ips menggunakan metode pembelajaran quantum teaching learning kelas IV SD Negeri Jaten.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Peningkatan motivasi belajar siswa dalam pembelajaran ips menggunakan metode pembelajaran quantum teaching learning kelas IV SD Negeri Jaten."

Copied!
231
0
0

Teks penuh

(1)

PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPS MENGGUNAKAN METODE PEMBELAJARAN QUANTUM TEACHING LEARNING KELAS IV SD NEGERI JATEN

(Skripsi).Yogyakarta. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Universitas Sanata Dharma.

Novan Krisna Jati Nugroho Universitas Sanata Dharma

2016

Penelitian ini dilatar belakangi oleh rendahnya motivasi belajar siswa kelas IV SD Negeri Jaten. Penelitian bertujuan untuk mengetahui (1) bagaimana upaya peningkatan motivasi belajar IPS menggunakan metode pembelajaran Quantum teaching learning; (2) apakah penggunaan metode pembelajaran Quantum teaching learning dapat meningkatkan motivasi dalam mata pelajaran IPS secara keseluruhan pada siswa kelas IV A SD Negeri Jaten tahun pelajaran 2015/2016.

Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas IV SD Negeri Jaten tahun pelajaran 2015/2016 yang berjumlah 25 siswa. Objek penelitian ini adalah peningkatan motivasi belajar siswa dalam mata pelajaran IPS. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner, lembar pengamatan motivasi. Teknik analisis data yang digunakan yaitu analisis deskriptif kuantitatif dan kualitatif.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) upaya peningkatan motivasi dan prestasi belajar IPS menggunakan metode pembelajaran Quantum Teaching Learning dapat terlaksana dengan rancangan pembelajaran Quantum Teaching Learning yaitu tumbuhkan, alami, namai, demonstrasikan, ulangi, rayakan; (2) penerapan metode pembelajaran Quantum Teaching Learning dapat meningkatkan motivasi. Hal ini dapat dilihat dari kondisi awal nilai motivasi siswa sebesar 52,55 (sangat kurang) jumlah siswa yang memiliki motivasi minimal baik berjumlah 3 siswa dengan persentase 12%. Setelah dilakukan tindakan pada siklus I meningkat menjadi 78,11 (baik) kemudian dengan tindakan pada siklus II meningkat menjadi 87,15 (sangat baik) jumlah siswa yang memiliki motivasi minimal baik berjumlah 25 siswa dengan persentase 100%; sehingga dapat disimpulkan bahwa penggunaan metode belajar Quantum teaching learning dapat meningkatkan motivasi belajar pada pembelajaran IPS di kelas IV SD Negeri Jaten.

(2)

INCREASING STUDENT LEARNING MOTIVATION IN LEARNING SOCIAL STUDY USING QUANTUM TEACHING

LEARNING CLASS IV JATEN ELEMENTARY SCHOOL ACADEMIC.

Yogyakarta.The Faculty of Education, Primary School Teacher Education, University of Sanata Dharma.

Novan Krisna Jati Nugroho Sanata Dharma University

2016

This research was motivated by the low motivation to learn Elementary School fourth grade students Jaten. The study aims to determine (1) how efforts to increase motivation to learn social studies used methods for teaching Quantum learning; (2) whether the learning method Quantum Learning teaching can improve motivation in the overall social studies in grade IV A primary school Jaten academic year 2015/2016.

This type of research is the Classroom Action Research. The subjects were fourth grade students of Jaten elementary school academic 2015/2016 school year totaling 25 students. The object of this study is to increase students' motivation in social studies. The instrument used in this study were questionnaires, observation sheets motivation. Data analysis technique used is descriptive analysis of quantitative and qualitative.

The results showed that : (1) efforts to increase motivation and achievement of social studies teaching methods Quantum Teaching Learning could be accomplished by learning design Quantum Teaching Learning that grow , natural , frontage , demonstrate , repeat , celebrate ; (2) the application of learning method Quantum Teaching Learning can increase motivation . It was apparent from the beginning of student motivation value of 52.55 (very approximately) the number of students who have a minimum of a good motivation consists of 3 students with a percentage of 12 % . After the action in the first cycle increased to 78.11 (good) and then to the action on the second cycle increased to 87.15 (very good) the number of students who have a good motivation minimal amount to 25 students with a percentage of 100 %; so it can be concluded that the use of teaching learning method Quantum Learning can increase learning motivation in learning social studies in fourth grade elementary school Jaten.

(3)

i

PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPS MENGGUNAKAN METODE PEMBELAJARAN QUANTUM TEACHING

LEARNING KELAS IV SD NEGERI JATEN

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Oleh:

Novan Krisna Jati Nugroho NIM: 111134094

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA

(4)

ii SKRIPSI

PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPS MENGGUNAKAN METODE PEMBELAJARAN QUANTUM TEACHING

LEARNING KELAS IV SD NEGERI JATEN

Oleh:

Novan Krisna Jati Nugroho NIM :111134094

Telah disetujui oleh:

Pembimbing I

(Drs. Paulus Wahana, M.Hum.) Tanggal, 22 Juli 2016

Pembimbing II

(5)

iii SKRIPSI

PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPS MENGGUNAKAN METODE PEMBELAJARAN QUANTUM TEACHING

LEARNING KELAS IV SD NEGERI JATEN

Dipersiapkan dan ditulis oleh: Novan Krisna Jati Nugroho

NIM: 111134094

Telah dipertahankan di depan Panitia Penguji pada tanggal 22 Juli 2016

dan dinyatakan telah memenuhi syarat

Susunan Panitia Penguji

Yogyakata, 22 Juli 2016

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma

Dekan,

(6)

iv

PERSEMBAHAN

Tuhan Yesus Kristus sumber kekuatan dan keselamatan yang senantiasa menjaga dan melindungi setiap helaan nafas hidupku

Skripsi ini ku persembahkan untuk:

Bapak dan Ibuku yang selalu menjadi semangat hidupku Bapak Sokeh Mustofa dan Ibu Tri Endang dan juga Ibu Sri Susilah beserta seluruh keluarga besar terima kasih atas doa dan dukungannya selama ini. Teman-teman seperjuangan, seluruh warga SD Negeri Jaten terima kasih atas bantuan, dan perhatian yang diberikan.

(7)

v MOTTO

Ilmu tanpa agama adalah lumpuh, agama tanpa ilmu adalah buta (Albert Einstein)

Pengetahuan sejati memberi kedudukan moral dan kekuatan moral. (Mahatma Gandhi)

Keluarlah dari zona nyamanmu maka kau akan mendapat imbalan yang layak. (Walt Disney)

Kebahagiaan adalah api suci yang membuat kita hangat dan kecerdasan kita tetap bersinar.

(Helen Keller)

Ketika dirimu merasa bahwa kamu bisa melakukan hal besar maka lakukanlah itu

Tanpa kamu sadari bahwa didalam dirimu ada kekuatan yaitu keberanian

(8)
(9)
(10)

viii ABSTRAK

PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPS MENGGUNAKAN METODE PEMBELAJARAN QUANTUM

TEACHING LEARNING KELAS IV SD NEGERI JATEN (Skripsi).Yogyakarta. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan,

Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Universitas Sanata Dharma.

Novan Krisna Jati Nugroho Universitas Sanata Dharma

2016

Penelitian ini dilatar belakangi oleh rendahnya motivasi belajar siswa kelas IV SD Negeri Jaten. Penelitian bertujuan untuk mengetahui (1) bagaimana upaya peningkatan motivasi belajar IPS menggunakan metode pembelajaran Quantum teaching learning; (2) apakah penggunaan metode pembelajaran Quantum teaching learning dapat meningkatkan motivasi dalam mata pelajaran IPS secara keseluruhan pada siswa kelas IV A SD Negeri Jaten tahun pelajaran 2015/2016.

Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas IV SD Negeri Jaten tahun pelajaran 2015/2016 yang berjumlah 25 siswa. Objek penelitian ini adalah peningkatan motivasi belajar siswa dalam mata pelajaran IPS. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner, lembar pengamatan motivasi. Teknik analisis data yang digunakan yaitu analisis deskriptif kuantitatif dan kualitatif.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) upaya peningkatan motivasi dan prestasi belajar IPS menggunakan metode pembelajaran Quantum Teaching Learning dapat terlaksana dengan rancangan pembelajaran Quantum Teaching Learning yaitu tumbuhkan, alami, namai, demonstrasikan, ulangi, rayakan; (2) penerapan metode pembelajaran Quantum Teaching Learning dapat meningkatkan motivasi. Hal ini dapat dilihat dari kondisi awal nilai motivasi siswa sebesar 52,55 (sangat kurang) jumlah siswa yang memiliki motivasi minimal baik berjumlah 3 siswa dengan persentase 12%. Setelah dilakukan tindakan pada siklus I meningkat menjadi 78,11 (baik) kemudian dengan tindakan pada siklus II meningkat menjadi 87,15 (sangat baik) jumlah siswa yang memiliki motivasi minimal baik berjumlah 25 siswa dengan persentase 100%; sehingga dapat disimpulkan bahwa penggunaan metode belajar Quantum teaching learning dapat meningkatkan motivasi belajar pada pembelajaran IPS di kelas IV SD Negeri Jaten.

(11)

ix ABSTRACT

INCREASING STUDENT LEARNING MOTIVATION IN LEARNING SOCIAL STUDY USING QUANTUM TEACHING LEARNING CLASS IV JATEN ELEMENTARY SCHOOL ACADEMIC. Yogyakarta.The Faculty of Education, Primary School Teacher Education,

University of Sanata Dharma.

Novan Krisna Jati Nugroho Sanata Dharma University

2016

This research was motivated by the low motivation to learn Elementary School fourth grade students Jaten. The study aims to determine (1) how efforts to increase motivation to learn social studies used methods for teaching Quantum learning; (2) whether the learning method Quantum Learning teaching can improve motivation in the overall social studies in grade IV A primary school Jaten academic year 2015/2016.

This type of research is the Classroom Action Research. The subjects were fourth grade students of Jaten elementary school academic 2015/2016 school year totaling 25 students. The object of this study is to increase students' motivation in social studies. The instrument used in this study were questionnaires, observation sheets motivation. Data analysis technique used is descriptive analysis of quantitative and qualitative.

The results showed that : (1) efforts to increase motivation and achievement of social studies teaching methods Quantum Teaching Learning could be accomplished by learning design Quantum Teaching Learning that grow , natural , frontage , demonstrate , repeat , celebrate ; (2) the application of learning method Quantum Teaching Learning can increase motivation . It was apparent from the beginning of student motivation value of 52.55 (very approximately) the number of students who have a minimum of a good motivation consists of 3 students with a percentage of 12 % . After the action in the first cycle increased to 78.11 (good) and then to the action on the second cycle increased to 87.15 (very good) the number of students who have a good motivation minimal amount to 25 students with a percentage of 100 %; so it can be concluded that the use of teaching learning method Quantum Learning can increase learning motivation in learning social studies in fourth grade elementary school Jaten.

(12)

x

KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Tuhan Yesus Kristus dan Bunda Maria atas segala

berkat, kasih dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang

berjudul “PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPS MENGGUNAKAN METODE PEMBELAJARAN

QUANTUM TEACHING LEARNING KELAS IV SD NEGERI JATEN

dengan lancar. Penulisan skripsi ini bertujuan untuk memenuhi salah satu syarat

untuk memperoleh gelar sarjana pendidikan program studi S-1 PGSD Universitas

Sanata Dharma serta dapat bermanfaat bagi semua pihak.

Penulis menganggap bahwa skripsi ini tidak akan selesai dengan baik, tanpa

bantuan dan dorongan dari berbagai pihak. Oleh karena itu dalam kesempatan ini

penulis sekaligus ingin mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnyakepada:

1. Rohandi, Ph.D. selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan.

2. Christiyanti Aprinastuti, S.Si., M.Pd. selaku Kaprodi PGSD.

3. Apri Damai Sagita Krissandi, S.S., M.Pd. selaku Wakaprodi PGSD

4. Drs. Paulus Wahana, M.Hum. selaku dosen pembimbing I yang telah

membimbing penulis dalam penyelesaian skripsi ini.

5. Eny Winarty, Ph.D. selaku dosen pembimbing II yang telah membimbing

peneliti dalam penyelesaian skripsi ini.

6. Drs. Sobari selaku Kepala SD Negeri Jaten yang telah memberikan ijin

melakukan penelitian kepada penulis.

7. Estu Dwi Rahayu, S.Pd. selaku guru kelasIV SD Negeri Jaten yang telah

(13)

xi

8. Para guru SD Negeri Jaten yang telah meluangkan waktu dan membantu

penulis menyelesaikan skripsi ini.

9. Siswa/siswi kelas IV SD Negeri Jaten tahun pelajaran 2015/2016 yang telah

bekerja sama selama penelitian.

10. Natalia Desy Cahyaningtyas S.Pd. yang memberi dorongan motivasi bagi

saya.

11. Para dosen Program Studi PGSD Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Universitas Sanata Dharma Yogyakarta yang ikhlas dalam memberikan

pengetahuan agar menjadi guru yang baik.

12. Teman-teman PGSD angkatan 2011 khususnya kelas D, yang berjuang

dalam suka dan duka di PGSD.

13. Keluargaku, Bapak Sokheh Mustofa, Ibu Tri Endang, dan Ibu Sri Susilah

sebagai wali orang tua yang telah mencurahkan segala daya dan upaya supaya

saya dapat melanjutkan tingkat pendidikan saya.

14. Dan semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu, yang telah

memberikan dukungan atas kelancaran penulisan skripsi ini.

Peneliti menyadari bahwa karya ini masih jauh dari sempurna. Oleh

karena itu peneliti mengharapkan kritik dan saran dari pembaca agar dapat

lebih baik dalam menyusun karya selanjutnya. Semoga karya peneliti ini dapat

bermanfaat bagi dunia pendidikan.

(14)

xii

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv

HALAMAN MOTTO ... v

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... vi

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ... vii

ABSTRAK ... viii

ABSTRACT ... ix

KATA PENGANTAR ... x

DAFTAR ISI ... xii

DAFTAR TABEL ... xv

DAFTAR GAMBAR ... xvii

DAFTAR LAMPIRAN ... xviii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah ... 5

C. Pembatasan Masalah ... 6

D. Tujuan Penelitian ... 6

E. Manfaat Penelitian ... 6

F. Definisi Operasional... 6

1. Motivasi Belajar ... 6

2. Quantum Teaching Learning ... 7

3. Pembelajaran IPS ... 7

BAB II LANDASAN TEORI ... 8

A. Pembelajaran IPS di Sekolah Dasar ... 8

1. Pengertian Belajar ... 8

(15)

xiii

3. Prinsip-prinsip Pembelajaran di Sekolah Dasar ... 10

4. Karakteristik Anak Sekolah Dasar ... 11

5. Ilmu Pengetahuan Sosial ... 13

6. Tujuan IPS Dalam Pendidikan ... 14

7. Pembelajaran IPS ... 15

B. Motivasi Belajar ... 16

1. Pengertian Motivasi Belajar ... 16

2. Fungsi Motivasi ... 17

3. Jenis-jenis Motivasi ... 17

4. Unsur-unsur yang memperngaruhi motivasi belajar ... 18

C. Quantum Teaching Learning ... 19

1. Pengertian Quantum Teaching Learning ... 19

2. Asas Quantum Teaching Learning ... 20

3. Prinsip-Prinsip Quantum Teaching Learning ... 21

4. Kerangka rancangan Quantum Teaching Learning ... 22

D. Hasil Penelitian Yang Relevan ... 23

E. Peta Literatur ... 25

F. Kerangka Berpikir ... 26

G. Hipotesis Tindakan... 27

BAB III METODE PENELITIAN ... 28

A. Jenis Penelitian ... 28

B. Variabel Penelitian ... 31

1. Variabel independen... 32

2. Variabel independen... 32

C. Setting Penelitian ... 32

1. Lokasi Dan Subjek Penelitian ... 32

2. Waktu Penelitian ... 32

D. Rencana Tindakan ... 33

1. Persiapan ... 33

2. Rencana Tindakan Tiap Siklus... 34

(16)

xiv

4. Refleksi ... 43

E. Teknik Pengumpulan Data ... 44

1. Observasi ... 45

2. Wawancara ... 45

3. Instrumen Penelitian Motivasi Belajar ... 46

F. Uji validitas Dan Reliabilitas Instrumen ... 50

1. Validitas ... 51

2. Reliabilitas ... 55

G. Analisis Data ... 56

1. Perhitungan Kuesioner Motivasi Belajar ... 57

H. Kriteria Keberhasilan ... 58

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 59

A. Hasil Penelitian ... 59

1. Pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas (PTK)... 60

2. Peningkatan Motivasi ... 70

B. Pembahasan ... 75

1. Penerapan Metode Quantum Teaching learning... 75

2. Peningkatan Motivasi Siswa ... 77

BAB V PENUTUP ... 83

A. Kesimpulan ... 83

B. Keterbatasan Penelitian ... 84

C. Saran ... 85

DAFTAR REFERENSI ... 86

LAMPIRAN ... 90

(17)

xv

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 3.1 Jadwal Penelitian ... 33

Tabel 3.2 Variabel Instrumen Penelitian Motivasi ... 46

Tabel 3.3 Pernyataan Instrumen Kuesioner Motivasi ... 47

Tabel 3.4 Kisi-kisi Kuesioner Motivasi Siswa ... 47

Tabel 3.5 Pedoman Penskoran Kuesioner Motivasi ... 48

Tabel 3.6 Kriteria Skor Kuesioner ... 49

Tabel 3.7 Rubrik Pengamatan Motivasi Siswa ... 49

Tabel 3.8 Kriteria Skor Lembar Pengamatan ... 50

Tabel 3.9 Kriteria Validasi Lembar Observasi ... 51

Tabel 3.10 Skor Hasil Perhitungan Validasi Lembar Observasi ... 51

Tabel 3.11Kriteria Validasi Lembar kuesioner... 52

Tabel 3.12 Nilai Hasil Validasi lembar Kuesioner ... 52

Tabel 3.13 Krieria Nilai Validasi Silabus ... 53

Tabel 3.14 Kriteria Nilai Validasi RPP ... 53

Tabel 3.15 Kriteria Validasi Bahan Ajar ... 54

Tabel 3.16 Hasil Rata-rata Validasi Perangkat Pembelajaran ... 54

Tabel 3.17 Kriteria Reliabilitas ... 56

Tabel 3.18 Target Kriteria Keberhasilan... 58

Tabel 4.1Kondisi Awal Data Kuesioner ... 70

Tabel 4.2 Kondisi Awal Hasil Rata-rata Motivasi Siswa... 71

Tabel 4.3 Data Observasi Siklus I ... 72

(18)

xvi

Tabel 4.5 Hasil Rata-rata Motivasi Siswa Siklus I ... 73

Tabel 4.6 Data Observasi Siklus II ... 73

Tabel4.7 Data Kuesioner Siklus II ... 74

Tabel 4.8 Hasil Nilai Rata-rata Motivasi Siswa Siklus II ... 75

Tabel 4.9 Data Persentase Jumlah Siswa Siklus I ... 78

Tabel 4.10 Data Persentase Jumlah Siswa Siklus II ... 79

(19)

xvii

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1 Peta Literatur Penelitian yang Relevan ... 25

Gambar 3.1 Siklus Penelitian Tindakan Kelas ... 29

Gambar4.1 Prosentase Peningkatan Motivasi Siswa Siklus I ... 78

Gambar 4.2 Persentase Peningkatan Motivasi Siswa SiklusII ... 79

(20)

xviii

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

LAMPIRAN 1 Validasi Instrumen ... 90

LAMPIRAN 2 Validasi Perangkat Pembelajaran ... 97

LAMPIRAN 3 Data Kuesioner dan Observasi Kondisi Awal ... 109

LAMPIRAN 4 Perangkat Pembelajaran Siklus I ... 115

LAMPIRAN 5 Perangkat Pembelajaran Siklus II ... 141

LAMPIRAN 6 Hasil Lembar Observasi Siklus I ... 167

LAMPIRAN 7 Hasil Lembar Kuesioner Siklus I ... 178

LAMPIRAN 8 Hasil Lembar Observasi Siklus II ... 184

LAMPIRAN 9 Hasil Lembar Kuesioner Siklus II ... 195

LAMPIRAN 10 Foto-foto Kegiatan ... 201

(21)

1 BAB I PENDAHULUAN

Dalam bab ini akan diuraikan mengenai latar belakang; rumusan masalah; tujuan

penelitian, manfaat penelitian;

A. Latar Belakang Masalah

Di dalam dunia pendidikan sekarang ini banyak tantangan yang dihadapi oleh

sistem pendidikan di Indonesia seperti kurangnya tenaga pengajar dan fasilitas.

Dalam menyiapkan generasi penerus bangsa yang berkualitas dan handal dalam

menghadapi perkembangan jaman. Salah satu tempat membangun generasi

penerus bangsa yang berkualitas dan handal adalah sekolah. Para pendidik

diharapkan mampu mengedepankan visi pendidikan manusia yang dicanangkan

oleh UNESCO, yaitu learning how to think, learning how to do, learning how to be, learning how to learn, dan learning how to live together yang artinya belajar bagaimana berpikir, belajar dengan melakukan, belajar menjadi diri sendiri,

belajar untuk hidup, dan belajar hidup bersama (Marno & Idris, 2008:49).

Dalam rangka mencapai visi tersebut Pemerintah Indonesia sendiri sudah

berupaya memperbaiki sistem pendidikan untuk meningkatkan mutu pendidikan

di Indonesia. Salah satunya memperbaiki kurikulum, yaitu dengan mengganti

kurikulum 2006 dengan kurikulum 2013 yang diharapkan mampu membawa

perubahan dalam sistem pendidikan di Indonesia, namun dalam realitasnya belum

menunjukan perubahan yang signifikan dalm sistem pendidikan hal ini terkait

dengan berbagai faktor yang mempengaruhi berjalannya kurikulum yang baru.

Berdasarkan penelitian yang daiadakan oleh Federasi Serikat Guru Indonesia

(22)

2

implementasi kurikulum 2013 menunjukkan bahwa terdapat beberapa masalah

yang berpotensi akan menghambat implementasi kurikulum 2013 diantaranya

kurangnya kompetensi guru pada kurikulum 2013. Dinas pendidikan pun

berupaya untuk memperbaiki hal tersebut dengan berbagai seminar mengenai

kurikulum 2013. Karena dirasa masih belum siap maka pemerintah mengambil

keputusan untuk menunda penerapan kurikulum 2013 dan tahun 2015 kembali

menggunakan kurikulum KTSP.

Menurut kurikulum KTSP mata pelajaran IPS termasuk ke dalam mata

pelajaran yang diajarkan di sekolah-sekolah di Indonesia. Pembelajaran IPS

sangat menyenangkan jika dilakukan dengan metode yang benar dengan suasana

kelas yang menarik terutama jika IPS menggunakan metode konstektual dengan

dihubungkan dengan kehidupan sehari-hari siswa. Sehingga siswa merasa belajar

IPS merupakan kebutuhan yang penting dan siswa menjadi sangat termotivasi

untuk belajar. Namun, Pembelajaran IPS di Indonesia memiliki beberapa

kekurangan. Menurut beberapa penelitian Hasan, Dkk. (Agustiana

Permatasari,2013) mengindikasikan bahwa kekurangan pembelajaran IPS di

Indonesia lebih disebabkan guru menggunakan metode tradisional dari pada

pembelajaran saintifik,konsep yang diberikan kering, suasana kelas cenderung

membosankan sehingga siswa menjadi kurang memiliki motivasi belajar dalam

mengikuti pembelajaran terutama siswa mudah teralih perhatiannya akibat bosan

dalam mengikuti pelajaran. Umumnya guru yang mengharapkan siswa duduk,

diam dengar, catat dan hafal, dan pembelajaran cenderung teacher centered (somantri :2001). Sedangkan menurut Arends (Trianto, 2008 : 6) dalam mengajar

(23)

3

tentang bagaimana siswa belajar. Guru juga hanya mengejar ketercapaian

kurikulum dan menuntut siswa untuk menyelesaikan masalah, namun guru jarang

mengajarkan bagaimana cara menyelesaikan suatu masalah. Hal ini menjadi salah

satu sebab siswa menjadi bosan dan malas dalam pembelajaran IPS dan kurang

memiliki motivasi dalam belajar.

Menurut Slameto tahun (2003:2) motivasi sendiri memiliki pengaruh

yang cukup besar dalam pembelajaran. Hal ini terkait dengan bahan pelajaran

atau metode yang digunakan oleh guru untuk menarik perhatian dari siswa. Dari

hasil pengamatan awal rendahnya motivasi belajar siswa kelas IV SD Negeri

Jaten mendorong peneliti melakukan penelitian di SD tersebut. Hal ini

dimaksudkan untuk meningkatkan motivasi belajar siswa. Di samping itu, peneliti

ingin meningkatkan kinerja guru agar dapat memberikan pembelajaran yang

menyenangkan bagi siswa. Maka dari itu peneliti menggunakan sebuah metode

pembelajaran yaitu Quantum Teaching Learning untuk meningkatkan motivasi belajar siswa dengan membuat kelas lebih menarik dan menyenangkan karena

Quantum Teaching Learning dapat memberikan keleluasaan kepada siswa untuk berinteraksi sama lain.

Demi memudahkan guru dalam menumbuhkan motivasi belajar agar tidak

bosan dan konsentrasi siswa tetap terjaga, maka dari itu diperlukan suatu

perubahan pembelajaran yang menciptakan suasana belajar yang menarik dan

menyenangkan salah satunya dengan bermain dan bernyanyi. Suasana belajar

yang membuat siswa senang akan memudahkan siswa dalam belajar. Salah satu

(24)

4

Menurut Asmoro Reni (2009) Quantum Teaching Learning memberikan gambaran tentang sebuah pembelajaran yang menyenangkan bagi siswa. Misalnya

anak diajak bermain dan bernyanyi lagu-lagu daerah sesuai dengan keragaman

suku bangsa dan budaya. Model pembelajaran ini akan lebih disukai oleh siswa

daripada duduk mendengarkan ceramah guru. Namun, kenyataan di lapangan

menunjukkan kecenderungan bahwa guru belum mampu menerapkan atau

terbiasa metode pembelajaran Quantum Teaching Learnig.

Selanjutnya, Asmoro Reni (2009) mengungkapkan. Keterbatasan guru

menciptakan suasana belajar yang menyenangkan akan semakin membuat siswa

kurang memiliki motivasi dalam belajar. Namun setidaknya guru perlu berupaya

menciptakan pembelajaran yang menarik bagi siswa. Oleh karena itu guru dituntut

mengembangkan keterlibatan siswa dan diharapkan dapat dikenalkan dengan

metode pembelajaran yang menarik dan menyenangkan.

Untuk meningkatkan motivasi belajar siswa dan konsentrasi siswa dalam

pembelajaran IPS diperlukan suatu metode pembelajaran yang menumbuhkan

motivasi belajar serta melibatkan siswa dengan mengikuti suatu proses,

mengamati, dan menganalisis sendiri. Metode pembelajaran tersebut adalah

Quantum Teaching Learning. Pada akhirnya peneliti memilih judul “Peningkatan Motivasi Belajar Siswa Dalam Pembelajaran IPS Menggunakan Metode

Pembelajaran Quantum Teaching Learning Kelas IV SD Negeri Jaten B. Rumusan Masalah

(25)

5

1. bagaimana penggunaan metode Quantum Teaching Learning agar dapat meningkatkan motivasi belajar siswa dalam pembelajaran IPS kelas IV di

SD Negeri Jaten?

2. Apakah terdapat peningkatan motivasi belajar siswa dalam pembelajaran

IPS setelah menggunakan metode Quantum Teaching Learning kelas IV di SD Negeri Jaten?

C. Pembatasan Masalah

Dari latar belakang diatas maka peneliti melakukan pembatasan masalah

pada siswa kelas IV SD Negeri Jaten khususnya menyangkut penggunaan metode

Quantum Teaching Learning untuk meningkatkan motivasi belajar siswa pada pembelajaran IPS menyangkut kompetensi dasar 1.4 Menghargai keragaman suku

bangsa dan budaya setempat (kabupaten/kota, provinsi).

D. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah dan pembatasan masalah di atas, maka

tujuan dari penelitian ini adalah:

1. Untuk menggambarkan peningkatan motivasi belajar siswa dalam

pembelajaran IPS menggunakan metode Quantum Teaching Learning

2. Untuk meningkatkan motivasi belajar siswa dalam pembelajaran

IPS menggunakan implementasi metode Quantum Teaching Learning

(26)

6

Dari hasil penelitian ini akan digunakan untuk mengkaji pembelajaran

dengan metode Quantum Teaching Learning dalam pembelajaran IPS, khususnya dalam meningkatkan motivasi belajar siswa. Sedangkan bagi

penelitian ini dapat memberi sumbangan signifikan terhadap pendidikan di

sekolah.

2. Manfaat praktis

Penulis dapat menerapkan ilmu yang diperoleh dari hasil penelitian selama

berada di lingkungan sekolah untuk meningkatkan kemampuan dalam

pembelajaran kelak ketika menjadi guru. Dan dari hasil penelitian ini juga

dapat digunakan guru untuk memberikan alternatif pembelajaran yang

menarik dan menyenangkan kepada siswa. Terutama dalam pembelajaran

IPS melalui penerapan Quantum teaching Learning selain itu Siswa sebagai subjek penelitian, diharapkan memperoleh pengalaman

pembelajran yang menarik, menyenangkan, aktif, dan kreatif melalui

kegiatan pembelajaran Quantum teaching Learning. F. Definisi Operasional

Definisi Operasional dalam penelitian ini adalah:

1. Motivasi belajar

Motivasi adalah dorongan dari dalam diri sendiri untuk mencpai suatu

tujuan yang diinginkan. Dalam hal ini motivasi dapat diartikan sebagai

rangsangan yang membuat seseorang melakukan sesuatu. Dalam hal ini

peneliti menggunakan bebeapa indikator dalam melakukan penelitian.

(27)

7

Quantum teaching adalah suatu model pembelajaran yang meriah dan

menyenangkan dengan segala nuansanya. Quantum teaching juga

menyertakan segala kaitan, interaksi dan perbedaan yang memaksimalkan

momen belajar.

Menurut DePorter (2005: 5), Quantum teaching learning adalah

orkestrasi bermacam-macam interaksi yang ada di dalam dan di sekitar

momen belajar. Interaksi-interaksi ini mencakup unsur-unsur untuk belajar

efektif yang mempengaruhi kesuksesan siswa.

3. Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS)

IPS adalah ilmu pengetahuan tentang kehidupan manusia dalam

lingkungan hidupnya, yaitu mempelajari kegiatan sosial dalam kehidupan

manusia dengan kelompok yang disebut masyarakat dengan menggunakan

berbagai disiplin ilmu sosial, seperti sosiologi, geografi, ekonomi, sejarah,

antropologi, dan sebagainya.menurut Ischak (2004 : 136) IPS adalah bidang

studi yang mempelajari, menelaah, menganalisis tentang kehidupan manusia.

IPS dipandang sebagai ilmu sosial yang secara keilmuan sangat dekat dengan

kehidupan manusia. IPS sangat didukung dengan teori-teori perkembangan

peradaban manusia di bumi sehingga ilmu ini sangat membantu dalam

(28)

8 BAB II LANDASAN TEORI

Pada bab II ini memuat tentang kajian teori, penelitian yang relevan, desain

diagram penelitian yang relevan, kerangka berpikir, dan hipotesis tindakan.

Berikut ini adalah uraian dari bab kajian pustaka:

A. Pembelajaran di Sekolah Dasar 1. Pengertian Belajar

Belajar adalah sesuatu yang dibutuhkan bagi perkembangan makhluk

hidup. Bagi manusia belajar merupakan sesuatu yang dapat menuntun

seseorang kepada tujuan yang ingin dicapai. Dengan belajar terus menerus

maka manusia akan semakin terlatih dalam mengembangkan dirinya.

Menurut Cronbach (dalam Sardiman 2003:20) belajar adalah perubahan

perilaku seseorang sebagai hasil dari pengalaman hidupnya yaitu membaca,

menulis dll. Sedangkan menurut Cronbach dan Skinner (Muhibbin, 2003)

berpandangan bahwa belajar adalah suatu perilaku. Saat seseorang belajar

maka dia akan lebih responsif terhadap apa yang ada di sekitarnya. Namun,

apabila seseorang tidak belajar maka kemungkinan responnya akan

berkurang. Informasi ini dapat diolah di dalam pikiran manusia yang terus

berkembang.

Berdasarkan pengertian belajar diatas dapat disimpulkan bahwa belajar

merupakan proses yang terjadi dalam diri anak lahir melalui praktek dan

latihan dan dapat diamati sehingga pengalaman yang diperoleh anak anak

(29)

9 2. Jenis Jenis Belajar

Belajar memiliki beberapa jenis yang tidak sama karena tidaklah harus

selalu terpaku kepada satu jenis belajar. Menurut Slameto (2003), jenis-jenis

belajar dibedakan menjadi sebelas jenis yaitu:

a. Belajar bagian yaitu individu belajar dengan memecahkan suatu

masalah satu dengan yang lain berdiri sendiri.

b. Belajar dengan wawasan menurut G.A Miller dalam Slameto yaitu

berupa belajar menggunakan kreasi untuk mengontrol pola tingkah laku

yang ada.

c. Belajar diskriminatif adalah memilih beberapa sifat untuk dijadikan

referensi bertingkah laku.

d. Belajar keseluruhan yaitu mempelajari secara menyeluruh sampai

menguasainya.

e. Belajar incidental yaitu belajar tanpa instruksi atau petunjuk untuk

mempelajari materi

f. Belajar instrumental yaitu belajar reaksi individu yang diperlihatkan

apakah ia mendapat hukuman, hadiah, berhasil, atau gagal.

g. Belajar intensional yaitu lawan dari belajar incidental.

h. Belajar laten yaitu belajar perubahan tingkah laku individu secara tidak

spontan

i. Belajar mental yaitu perubahan mental yang tidak terlihat

j. Belajar produktif yaitu mampu mentransfer prinsip utuk

(30)

10

k. Belajar verbal yaitu belajar yang diungkapkan secara verbal.

3. Prinsip-prinsip Pembelajaran di Sekolah Dasar

Prinsip-prinsip belajar dapat mempengaruhi kondisi kelas saat ada

kegiatan belajar mengajar. Dalam belajar prinsip-prinsip ini harus sesuai dengan tingkat perkembangan siswa. Menurut Depdikbud (Asy’ari, 2006: 44) prinsip-prinsip pembelajaran di Sekolah Dasar adalah sebagai

berikut :

a. Prinsip Motivasi

Motivasi adalah dorongan seseorang untuk melakukan sesuatu.

Motivasi ada yang berasal dari dalam dan ada yang timbul akibat

adanya rangsangan dari luar. Motivasi intrinsik akan mendorong rasa

ingin tahu, keinginan mencoba, mandiri dan ingin maju.

b. Prinsip Latar

Pada dasarnya siswa telah memiliki pengetahuan awal. Untuk itu,

guru perlu menggali pengetahuan, keterampilan, dan pengalaman apa

yang telah dimiliki siswa sehingga kegiatan belajar mengajar tidak

berawal dari suatu kekosongan.

c. Prinsip Menemukan

Siswa perlu diberi kesempatan untuk mengembangkan potensi

yang dimiliki agar mereka merasa senang dan tidak bosan.

d. Prinsip Belajar Sambil Melakukan

Pengalaman yang diperoleh siswa melalui bekerja merupakan hasil

(31)

11

proses belajar mengajar sebaiknya siswa diarahkan untuk melakukan kegiatan atau “Learning by doing”.

e. Prinsip Belajar Sambil Bermain

Bermain merupakan kegiatan yang dapat menimbulkan suasana

gembira dan menyenangkan, sehingga dapat mendorong siswa untuk

melibatkan diri dalam proses pembelajaran. Setiap pembelajaran perlu

diciptakan suasana yang menyenangkan lewat kegiatan bermain yang

kreatif.

f. Prinsip Hubungan Sosial

Kegiatan belajar akan lebih berhasil jika dikerjakan secara

berkelompok. Dari kegiatan kelompok, siswa tahu kelebihan dan

kekurangannya sehingga tumbuh kesadaran perlunya interaksi dan

kerja sama dengan orang lain.

4. Karakteristik Anak Sekolah Dasar

Karakteristik siswa menurut Piaget (Sri Esti, 2002:72) perkembangan

kognitif anak dapat dibedakan antara beberapa tahap sejalan dengan

usianya, yaitu :

a. Tahap sensori motorik (0-2 tahun)

Pada tahap ini, intelegensi anak lebih didasarkan pada tindakan

inderawi anak terhadap lingkungannya, sperti melihat, meraba,

menjamah, dan mendengar. Anak belum memiliki bahasa simbol

untuk mengungkapkan adanya suatu benda yang tidak berada

(32)

12

b. Tahap praoperasional (2-7 tahun)

Dalam tahap ini, anak menunjukkan kemampuan menggunakan

simbol-simbol yang menggambarkan objek yang ada di sekitarnya.

Pemikiran anak cenderung egoisentris atau memikirkan dirinya

sendiri.

c. Tahap operasional konkrit (7-11 tahun)

Anak kelas IV Sekolah Dasar berada pada tahap ini, di mana anak

mampu berpikir logis untuk memecahkan persoalan-persoalan yang

sifatnya konkret yaitu dengan cara mengamati atau melakukan sesuatu

yang berkaitan dengan pemecahan masalah.

d. Tahap formal (>11 tahun)

Pada tahap ini anak sudah mulai maju dalam memahami konsep

proporsi dengan baik. Anak mampu berpikir abstrak dan dapat

menganalisis masalah secara ilmiah dan kemudian menyelesaikan

masalah tersebut.

Pada umumnya, anak mulai masuk Sekolah Dasar pada usia 6-7

tahun dan rentang waktu belajar di Sekolah Dasar selam 6 tahun,

maka usia anak Sekolah Dasar berkisar 6-12 tahun. Ini berarti bahwa

anak usia Sekolah Dasar masuk pada tahap akhir praoperasional

sampai awal opersional formal. Pada tahap tersebut umumnya anak

memiliki sifat :

(33)

13 2) Senang bermain.

3) Mengatur dirinya sendiri, mengeksplorasi situasi sehingga suka

mencoba-coba.

4) Memiliki dorongan yang kuat untuk berprestasi.

5) Akan belajar efektif bila ia merasa senang dengan situasi yang

ada.

6) Belajar dengan cara bekerja dan suka mengajarkan apa yang ia

bisa pada temannya (Asy’ari, 2006:38). 5. Ilmu Pengetahuan Sosial

a. Pengertian IPS

IPS merupakan suatu ilmu yang mengkaji kehidupan sosial yang

semuanya diintegrasikan ke dalam bidang-bidang ilmu sosial dan

humaniora (Sumaatmaja, 2003 :19). beberapa bidang ilmu sosial

mencakup beberapa aspek langsung kepada kehidupan manusia.

Sedangkan menurut Ischak (2004 : 136) IPS adalah bidang studi yang

mempelajari, menelaah, menganalisis tentang kehidupan manusia. IPS

dipandang sebagai ilmu sosial yang secara keilmuan sangat dekat dengan

kehidupan manusia. IPS sangat didukung dengan teori-teori

perkembangan peradapan manusia di bumi sehingga ilmu ini sangat

membantu dalam kehidupan manusia.

Menurut Jarolimek (2014: 9) ilmu sosial bersifat praktis, yaitu IPS

dipandang sebagai penguatan secara fisik dan sosial agar anak dapat

beradaptasi dengan lingkungannya. Maka dari itu IPs dapat menjadi

(34)

14

Pembelajaran IPS di SD perlu melakukan inovasi agar pembelajaran

yang diberikan dapat sesuai dengan realita yang sebenarnya. Selain itu,

IPS sebagai ilmu sosial yang berkaitan dengan kehidupan manusia

haruslah sangat teliti dalam menelaah dan mengkaji kehidupan anak di

lingkungan sosialnya.

6. Tujuan IPS dalam pendidikan

Tujuan IPS Menurut Badan Nasional Pendidikan (2006: 175) Tujuan

IPS sebagaimana disebutkan dalam Kurikulum Tingkat Satuan

Pendidikan/KTSP (2006 : 375) adalah :

a. mengenal konsep-konsep yang berkaitan dengan kehidupan

masyarakat dan lingkungannya.

b. memiliki kemampuan dasar untuk berpikir logis dan kritis, rasa ingin

tahu, memecahkan masalah

c. memiliki komitmen dan kesadaran terhadap nilai-nilai sosial dan

kemanusiaan;

d. memiliki kemampuan berkomunikasi, bekerjasama, dan berkompetisi

dalam masyarakat yang majemuk di tingkat lokal, nasional, dan

global.

Dengan demikian dengan mempelajari IPS siswa dapat menjadi

manusia yang lebih mengenal bahwa kita adalah makhluk sosial. Di

samping itu, dengan mempelajari IPS kita menjadi yakin akan kehidupan

(35)

15 7. Pembelajaran IPS

Menurut komalasari (2010: 3) Pembelajaran adalah suatu sistem

yang dirancang dan dilakukan untuk mencapai suatu tujuan tertentu.

Dalam pembelajaran IPS yang dilaksanakan baik pada pendidikan dasar

maupun pada pendidikan tinggi Dalam kegiatan belajar mengajar IPS

membahas manusia dengan lingkungannya dari berbagai sudut ilmu sosial

pada masa lampau, sekarang, dan masa mendatang, baik pada lingkungan

yang dekat maupun lingkungan yang jauh dari siswa dan siswi dengan

interaksi pembelajaran. Oleh karena itu, guru IPS harus sungguh-sungguh

memahami apa dan bagaimana bidang studi IPS itu.

Menurut Bruner (Sapriya, 2007: 38) terdapat tiga prinsip

pembelajaran IPS di SD, yaitu

Pembelajaran harus berhubungan dengan pengalaman serta konteks

lingkungan, sehingga mudah dipahami oleh siswa.

Pembelajaran harus terstruktur, sehingga siswa belajar dari hal-hal

mudah kepada hal yang sulit, dan

Pembelajaran harus disusun sedemikian rupa, sehingga

memungkinkan siswa dapat melakukan eksplorasi sendiri dalam

mengkonstruksi pengetahuannya.

Berdasaarkan penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa

pembelajaran IPS merupakan suatu sistem yang dilakukan untuk

(36)

16 B. Motivasi Belajar

1. Pengertian motivasi belajar

Motif berasal dari akar kata bahasa latin “movere” yang kemudian menjadi “motion” yang artinya gerak atau dorongan untuk bergerak. Jadi, motif merupakan daya dorong, daya gerak, atau penyebab seseorang

untuk melakukan berbagai kegiatan dengan tujuan tertentu. Hal ini sejalan

dengan pengertian yang dikemukakan oleh Woodworth dan Marquis

dalam bukunya Psychology (1996: 337), yaitu motif adalah suatu sel yang

menjadikan individu ingin atau memiliki dorongan untuk mencapai tujuan

tertentu.

Pengertian lain dikemukakan oleh Mc Donald (Sardiman 2003: 73) yakni terjadinya “feeling” yang membuat seseoran berperilaku seusai dengan apa yang dia kehendaki untuk mencapai suatu tujuan. Lebih lanjut

Riduwan (2006: 210) mengatakan motivasi merupakan suatu daya yang

timbul dalam diri seseorang untuk menggapai tujuan yang diinginkannya.

Berdasarkan pendapat dari beberapa ahli peneliti menyimpulkan

bahwa motivasi adalah suatu keinginan atau dorongan dari dalam diri

seseorang dengan maksud atau tujuan tertentu.

2. Fungsi motivasi

Fungsi motivasi dalam diri seseorang dapat dibagi menjadi 3 fungsi.

Masing-masing fungsi motivasi tersebut antara lain:

a. Mendorong manusia untuk berbuat, sehingga seseorang akan merasa

(37)

17

b. Menentukan arah perbuatan, mengarahkan seseorang pada satu

tujuan yang ingin dicapai.

c. Menyelesaikan perbuatan, menentukan perbuatan-perbuatan apa

yang harus dikerjakan.

3. Jenis-jenis motivasi

Menurut sifatnya, motivasi dibedakan atas tiga macam (Sukmadinata,

2003: 63), yaitu:

a. Motivasi Takut (fear motivation)

Motivasi takut dapat diartikan individu melakukan kegiatan karena

takut akan sesuatu yang membuat dia seakan tertekan oleh keadaan

yang harus dia lakukan sehingga seseorang akan melakukan suatu

tindakan untuk mencapai tujuan yang telah ada.

b. Motivasi insentif (incentive motivation)

Individu melakukan suatu perbuatan untuk mendapatkan sesuatu

insentif (hadiah, penghargaan, penghargaan, tanda jasa, kenaikan

pangkat, dan sebagainya).

c. Sikap (attitude motivation atau self motivation)

Motivasi ini lebih bersifat intrinsik, muncul dari dalam individu.

Seseorang yang memiliki sifat yang positif terhadap sesuatu akan

menunjukan motivasi yang besar terhadap hal tersebut. Motivasi ini

dating dari dirinya sendiri karena adanya rasa senang atau suka serta

(38)

18

4. Unsur-unsur yang mempengaruhi motivasi belajar

Menurut Muhammad Faiq Dzaki (2009), unsur-unsur yang

mempengaruhi motivasi belajar adalah sebagai berikut :

a. Cita-cita atau aspirasi siswa

Cita-cita merupakan hal yang sacara langsung dapat mempengaruhi

seseorang dari kecil. Seseorang yang sudah memiliki cita-cita dari

kecil maka termotivasi dalam belajarnya untuk mencapai tujuannya.

b. Kemampuan siswa

Keinginan seorang anak perlu disertai dengan kemampuan atau

kecakapan mencapainya. Kemampuan akan memperkuat motivasi

anak untuk melaksanakan tugas-tugas perkembangan.

c. Kondisi siswa

Kondisi siswa yang dimaksud meliputi kondisi jasmani dan kondisi

rohani. Kondisi yang seimbang akan sangat berpengaruh terhadap

motivasi belajar anak.

d. Kondisi lingkungan

Jika kondisi lingkungan anak aman, tentram, tertib, dan nyaman

maka semangat dan motivasi belajar mudah diperkuat.

e. Unsur-unsur dinamis dalam belajar dan pembelajaran

Siswa memiliki perasaan, perhatian, kemauan, ingatan, pikiran yang

mengalami perubahan berkat pengalaman hidup. Pengalaman dengan

teman sebayanya berpengaruh pada motivasi dan perilaku belajar.

(39)

19

Guru adalah seorang pendidik profesional. Ia bergaul setiap hari

dengan siswa-siswanya. Guru dapat memilih dan memilah yang baik.

Partisipasi dan teladan memilih perilaku yang baik tersebut sudah

merupakan upaya membelajarkan dan memotivasi siswa.

C. Quantum Teaching learning

1. Pengertian Quantum Teaching learning

Quantum Teaching Learning adalah suatu metode pembelajaran yang meriah dan menyenangkan dengan segala nuansa kelasnya.

Quantum Teaching Learning juga menyertakan berbagai kaitan, interaksi dan perbedaan yang memaksimalkan momen belajar di kelas.

Menurut DePorter (2005: 5), Quantum Teaching Learning adalah suatu penyatuan bermacam-macam interaksi yang ada di dalam dan di

sekitar kelas. Banyak unsur-unsur yang menyangkut proses belajar efektif

bagi siswa. Unsur-unsur ini mengubah kemampuan dan bakat alamiah

siswa menjadi keahlian tersendiri bagi siswa yang akan bermanfaat bagi

mereka sendiri dan orang lain. Quantum Teaching Learning menciptakan suasana belajar yang menyenangkan sekaligus menarik yang diharapkan

dapat meningkatkan kemampuan dan motivasi siswa untuk belajar lebih

cepat dan kemudian menerapkan ilmunya dalam kehidupan sehari-hari.

2. Asas Quantum Teaching learning

(40)

20

tersebut memberikan pengertian bahwa langkah awal yang harus

dilakukan guru dalam pembelajaran yaitu mencoba memasuki dunia yang

dialami peserta didik. Hal ini dimaksudkan untuk memudahkan bagi guru

untuk mengenal lebih dalam apa yang diinginkan siswa ketika belajar di

kelas. Dalam pembelajaran, guru perlu mengkaitkan apa yang diajarkan

dengan sebuah pikiran, peristiwa atau perasaan siswa di lingkungan

rumah mereka. Setelah itu kita dapat membawa mereka ke dalam dunia

kita dan memberi mereka pemahaman mengenai isi dunia itu.

3. Prinsip-prinsip Quantum Teaching learning

Quantum Teaching Learning berusaha untuk mengubah suasana belajar yang biasa dan cenderung membosankan menjadi lebih meriah dan

dan memadukan potensi fisik, psikis dan dan emosi siswa menjadi sesuatu

yang integral.

Quantum Teaching Learning berisi prinsip-prinsip sistem yang lebih mudah dalam penyajiannya untuk mendapatkan hasil yang baik

dengan waktu yang sedikit (sahaka. http://sahaka.multyply.com).

DePorter (2005: 7) menyebutkan bahwa Quantum Teaching Learning memiliki lima prinsip atau kebenaran tetap. Beberapa prinsip-prinsip tersebut adalah:

a. Segala berbicara

Segala sesuatu yang berpengaruh dalam proses belajar termasuk cara

(41)

21

sudah merasa nyaman dengan guru maka akan sangat membantu

dalam proses pembelajaran yang menyenangkan.

b. Segala bertujuan

Prinsip ini menggambarkan bahwa segala sesuatu dalam proses

belajar memiliki tujuan tertentu.

c. Pengalaman sebelum pemberian nama

Proses belajar yang paling baik terjadi ketika siswa telah mengalami

informasi sebelum mereka memperoleh nama untuk apa yang

mereka pelajari.

d. Akui setiap usaha

Belajar sebenarnya mengajarkan peserta didik untuk berusaha

menggali kemampuan diri. Pada saat siswa mengambil langkah ini,

mereka patut mendapat apresiasi sehingga siswa merasa nyaman dan

percaya diri.

e. Jika layak dipelajari, maka layak pula dirayakan

Perayaan memberikan penguatan kepada siswa dengan emosi yang

positif dengan belajar. Perayaan membangun keinginan sukses.

Beberapa perayaan yang bisa digunakan adalah: tepuk tangan, poster

umum, pengakuan kekuatan, kejutan.

4. Kerangka Rancangan Quantum Teaching Learning

DePorter (2005: 88) menyajikan rancangan belajar Quantum Teaching Learning sebagai berikut :

(42)

22

Dalam proses belajar mengajar lebih baik siswa diikut sertakan,

sehingga menumbuhkan motivasi belajar siswa. Penyertaan jalinan

dan kemampuan saling memahami. Misalnya : anak diberi

pertanyaan atau cerita yang menarik sehingga anak akan

termotivasi untuk belajar.

b. Alami

Unsur ini memberikan pengalaman kepada siswa dalam

menemukan susatu konsep.

c. Namai

Penamaan memuaskan hasrat alami otak untuk memberikan

identitas penamaan dibangun di atas pengetahuan dan

keingintahuan siswa saat itu. Penamaan adalah saatnya untuk

mengajarkan konsep, keterampilan, dan strategi belajar, misalnya

menggunakan susunan gambar, warna, alat bantu, alat tulis, dan

poster atau mading.

d. Demonstrasikan

Pembelajaran yang dilakukan guru sangat berpengaruh dalam

proses belajar siswa. Apabila guru mendemonstrasikan materi yang

dipelajari dengan menggunakan media maka siswa akan tertarik

dengan pembelajaran. Dengan demonstrasi siswa dapat

mengaplikasikan pembelajaran dalam kehidupan sehari-hari.

e. Ulangi

Setelah memperagakan materi guru memberi kesempatan untuk

(43)

23

menumbuhkan rasa ingin tahu dan memudahkan mengingat

informasi.

f. Rayakan

Siswa membutuhkan penguatan dalam belajar agar siswa

termotivasi untuk mencobanya. Untuk itu, penguatan harus

diberikan kepada siswa untuk menghormati usaha, ketekunan, dan

kesuksesan yang telah diraih siswa.

D. Hasil Penelitian Yang Relevan

Hasil- hasil penelitian yang relevan terhadap metode Quantum Teaching Learning adalah sebagai berikut:

Mardiana (2012) melakukan penelitian tindakan kelas yang berjudul “Penerapan Model Quantum Teaching Untuk meningkatkan Hasil Belajar IPS Siswa kelas IV SD Negeri 145 Pekanbaru” dalam penelitian ini peneleti melakukan penelitian secara klasikal. Hasil penelitian

menunjukkan peningkatan hasil belajar pada pembelajaran IPS. Hasil

belajar dari kondisi awal 74.83 menjadi 78.88 pada siklus I dan 84.11 pad

siklus II. Sehingga terjadi peningkatan hasil belajar sebesar 6.82 %.

Fajar (2013) melakukan penelitian eksperimen yang berjudul “Model Quantum Teaching Menggunakan Media Gambar Seri Terhadap Hasil Belajar Bahasa Indonesia Kelas V Sd Negeri Kuripan Wonosobo” peneliti melakukan penelitian ini menggunakan teknik eksperimen hasil penelitian

yang menunjukkan adanya peningkatan pada siswa eksperimen sebesar

(44)

24

Dewi (2013) yang melakukan penelitian yang berjudul “Penggunaan Model Pembelajaran Quantum Teaching Dalam Peningkatan Pembelajaran Ipa Siswa Kelas V SDN 4 Pandansari Tahun Ajaran 2012/2013” menggunkan penelitian tindakan kelas hasil penelitian menunjukkan

adanya peningkatan dalam pembelajaran ipa menggunakan Quantum Teaching Learning pemilihan model pembelajaran yang tepat merupakan alternatif yang baik.

Isna (2009) yang melakukan penelitian tindakan kelas yang berjudul “Peningkatan Hasil Belajar Ipa Melalui Pembelajaran Kuantum Pada Siswa Kelas IV SD Negeri Banyuputih 04 Kecamatan Kalinyamatan Kabupaten Jepara” dari penelitian tersebut terdapat peningkatan hasil belajar sebesar 43.33%.selain itu terdapat peningkatan kreatifitas siswa.

Dari beberapa penelitian yang relevan tersebut maka peneliti

mngambil judul Peningkatan Motivasi Belajar Siswa Dalam Pembelajaran

IPS Menggunakan Metode Pembelajaran Quantum Teaching Learning

(45)

25 E. Peta Literatur

Mardiana (2012) melakukan penelitian

tindakan kelas yang berjudul “Penerapan Model Quantum Teaching Untuk

meningkatkan Hasil Belajar Ips Siswa kelas IV Sd Negeri 145 Pekanbaru”

Dewi (2013) yang melakukan penelitian yang berjudul “Penggunaan Model Pembelajaran Quantum Teaching Dalam Peningkatan

Pembelajaran Ipa Siswa Kelas V Sdn 4 Pandansari Tahun Ajaran 2012/2013”

Fajar (2013) melakukan penelitian eksperimen yang berjudul “Model Quantum Teaching Menggunakan Media Gambar Seri Terhadap Hasil Belajar Bahasa Indonesia Kelas V Sd Negeri Kuripan Wonosobo”

Isna (2009) yang melakukan penelitian tindakan kelas yang berjudul “Peningkatan Hasil Belajar Ipa Melalui Pembelajaran

Kuantum Pada Siswa Kelas IV Sd Negeri

Banyuputih 04 Kecamatan Kalinyamatan

Kabupaten Jepara”

(46)

26 F. Kerangka Pikir

IPS adalah ilmu yang mempelajari atau mengkaji kehidupan sosial

manusia di lingkungan sosialnya. IPS bertujuan menumbuhkan sikap

berpikir kritis dan logis sekaligus memiliki kemampuan komunikasi,

bekerjasama, dan berkompetisi dalam masyarakat. Pembelajaran IPS yang

diajarkan di dalam kelas saat ini sangat memprihatinkan dikarenakan

pembelajaran IPS lebih banyak diisi dengan ceramah guru sehingga

interaksi guru dan siswa sangat kurang. Pembelajaran IPS yang seharusnya

dapat sangat menyenangkan jika didukung dengan suasana kelas yang

menyenangkan dan kondusif. Dengan Metode pengajaran guru yang

cenderung menggunakan metode ceramah dan keterbatasan guru dalam

melakukan inovasi pembelajaran sehingga motivasi belajar siswa sangat

rendah.

Berdasarkan uraian di atas maka metode yang cocok digunakan adalah

menggunakan metode Quantum Teaching Learning dalam pembelajaran IPS agar motivasi belajar siswa meningkat. Pembelajaran IPS seharusnya

dajarkan melalui pembelajaran yang menyenangkan sekaligus meriah agar

siswa tidak merasa bosan dalam mengikuti pelajaran. Dengan metode

Quantum Teaching Learning yang ditawarkan akan memberikan suasana belajar yang menyenangkan sekaligus meriah bagi siswa sehingga

motivasi belajar siswa meningkat dalam belajar IPS. Quantum teaching learning juga berperan dalam memberikan guru alternatif pembelajaran yang diluar kebiasaan guru dalam mengajar IPS di dalam kelas.

(47)

27 G. Hipotesis Tindakan

1. Meningkatan motivasi belajar siswa dilakukan dengan menerapkan

asas dan prinsip-prinsip Quantum Teaching Learning dalam pembelajaran IPS dengan rancangan pembelajaran sebagai berikut:

a. Tumbuhkan

b. Alami

c. Namai

d. Demonstrasikan

e. Ulangi

f. rayakan

2. Dengan penerapan Quantum Teaching Learning, motivasi belajar siswa kelas IV SD Negeri Jaten tahun ajaran 2015/2016 dalam

(48)

28 BAB III

METODE PENELITIAN

Dalam bab ini akan diuraikan jenis penelitian, setting penelitian, prosedur pengembangan, instrument penelitian, teknik pengumpulan data, serta teknik analisis data.

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Penelitian

Tindakan Kelas (PTK). Karena dalam hal ini peneliti mencoba menemukan

sebuah permasalahan dalam kelas dan mencari obat yang manjur dalam

memecahkan suatu permasalahan yang dihadapi siswa. Sedangkan Penelitian

Tindakan Kelas adalah penelitian yang dilakukan oleh guru di kelas dengan cara

(1) merencanakan, (2) melaksanakan, dan (3) merefleksikan tindakan secara

kolaboratif dan partisipasif dengan tujuan memperbaiki kinerja sebagai guru,

sehingga hasil belajar siswa dapat meningkat (Kusumah dan Dwitagama, 2009:

9). Tujuan utama PTK adalah untuk memecahkan permasalahan nyata yang

terjadi di dalam kelas dan lebih berorientasi proses perbaikan yang terjadi tidak

sekedar berorientasi pada hasil atau dampak yang ditimbulkan dari tindakan yang

diberikan.

Sedangkan menurut Susilo (Andreas, 2015) menjelaskan penelitian

tindakan kelas dilakukan dengan tujuan sebagai berikut :

1. Memperbaiki dan meningkatkan kualitas proses pembelajaran di kelas.

2. Memperbaiki dan meningkatkan pelayanan profesional guru kepada peserta

(49)

29

3. Mendapatkan pengalaman belajar baru yang reflektif bukan hanya untuk

mendapatkan ilmu baru.

4. Mengembangkan kemampuan dan keterampilan guru dalam mengatasi

permasalahan di kelas

Dari Penjelasan di atas penelitian tindakan kelas adalah suatu penelitian

yang sangat tepat atau relevan untuk meningkatkan kualitas pembelajaran yang

dapat dilakukan secara kolaboratif, yaitu antara praktisi dan peneliti mulai dari

perencanaan ,tindakan, pengamatan sampai refleksi.

3.1 Gambar Bagan Siklus PTK Menurut Arikunto

Penelitian ini akan dilaksanakan dengan dua siklus. Menurut Arikunto dan

Taniredja (2010: 17-19) Proses penelitian masing-masing meliputi empat tahap

(50)

30 1. Persiapan

Untuk melaksanakan penelitian, peneliti mempersiapkan untuk

mengidentifikasi masalah, mengkaji kompetensi dasar dan materi pokok

pembelajaran, mempersiapkan silabus, menyusun Rencana Pelaksanaan

Pembelajaran (RPP), menyusun alat dan bahan yang diperlukan untuk

pembelajaran.

Mengkaji kompetensi dasar dan materi pokok pembelajaran yang mengalami

permasalahan

Penetapan tindakan yang diharapkan mmpu menghasilkan dampak ke arah

perbaikan program.

Mempersiapkan silabus

Silabus disusun dengan mengambil satu kompetensi dasar dari tiga

kompetensi dasar yang ada dalam kurikulum kelas IV semester I yang sesuai

dengan permasalahan yang diteliti.

Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

Langkah berikutnya adalah menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

(RPP).RPP dibuat tiap siklus.

2. Tindakan

Jika jenis tindakan sudah tersusun dengan matang, peneliti tinggal

melaksanakan sesuai dengan skenario yng sudah disusun untuk mengetahui

tindakan sudah sesuai rencana maka peneliti harus melakukan pemantauan.

Pelaksanan pembelajaran dengan Quantum Teaching Lerning agar semua

(51)

31

bermain sambil menggunakan kartu bergambar dan diminta

mengklasifiksikannya.

3. Observasi

Peneliti dibantu observer dalam mengadakan pengamatan selama proses

pembelajaran berlangsung, peneliti dan observer sama-sama mengadakan

pengamatan secara langsung dengan mengacu pada catatan lapangan dan

observasi yang telah dipersiapkan Catatan lapangan digunakan untuk

mengumpulkan data tentang dampak tindakan dalam aspek proses pembelajaran

dari awal sampai akhir. Observasi dilakukan untuk mengamati partisipasi siswa

dalam mengikuti pembelajaran.

4. Refleksi

Refleksi merupakan uraian tentang prosedur analisis terhadap hasil

penelitian dan refleksi berkaitan dengan proses dan dampak tindakan perbaikan

bagi siklus berikutnya. Refleksi ini dilakukan secara kolaboratif, yaitu adanya

diskusi terhadap berbagai masalah yang terjadi di kelas penelitian (Kusumah dan

Dwitagama, 2009: 40). Kegiatan refleksi ini akan dilakukan setelah guru selesai

melakukan tindakan dan bersama peneliti mendiskusikan implementasi rancangan

tindakan. Dalam tahapan ini juga dikaji ulang secara seksama dari catatan lembar

observasi,

B. Variabel Penelitian

Menurut Margono (2010:133), variabel dapat diartikan sebagai

pengelompokkan yang logis dari dua atribut atau lebih. Jenis variabel yang

(52)

32 1. Variabel independen

Variabel independen dapat disebut juga variabel bebas.Variabel

bebas merupakan variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab

perubahannya atau timbulnya variabel dependen (Sugiyono,

2008:39).Variabel penelitian ini adalah motivasi siswa.

2. Variabel dependen

Variabel dependen disebut juga variabel terikat. Varibel terikat

merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat karena

adanya variabel bebas (Sugiyono, 2008:39).

C. Setting Penelitian

1) Lokasi Dan Subjek Penelitian

penelitian tindakan kelas ini dilksanakan di SD Negeri Jaten,

Bimomartani, Ngemplak, Sleman, Yogyakarta. Penelitian ini dilakukan di kelas

IV dimana jumlah siswanya 25 anak, jumlah siswa laki-laki 14 dan siswa

Keadaan kelas yang digunakan dalam penelitian sudah memenuhi standar

kelayakan untuk melakukan aktivitas belajar mengajar.Kelas terlihat rapi, bersih

(53)

33

dengan nyaman. Objek penelitian ini adalah motivasi belajar siswa terhadap

kompetensi dasar 1.4 menghargai suku bangsa dan budaya setempat.

2) Waktu Penelitian

Tabel 3.1 Jadwal Kegiatan Penelitian

D. Rencana Tindakan

Penelitian ini akan dilaksanakan dengan dua siklus terdiri dari tiga jam

pembelajaran (3 x 35 menit). Proses penelitian masing-masing meliputi empat

tahap yaitu persiapan, tindakan, observasi, dan refleksi.

1. Persiapan

No Rencana Kegiatan Waktu

Sep okt Nov Des Jan Fe

5 Persiapan penelitian V

6 Pelaksanaan penelitian V V

7 Penulisan laporan V V

(54)

34

Untuk melaksanakan penelitian, peneliti mempersiapkan untuk

mengidentifikasi masalah, mengkaji kompetensi dasar dan materi pokok

pembelajaran, mempersiapkan silabus, menyusun Rencana Pelaksanaan

Pembelajaran (RPP), menyusun alat dan bahan yang diperlukan untuk

pembelajaran.

Mengkaji kompetensi dasar dan materi pokok pembelajaran yang

mengalami permasalahan

Penetapan tindakan yang diharapkan mmpu menghasilkan dampak ke

arah perbaikan program.

Mempersiapkan silabus

Silabus disusun dengan mengambil satu kompetensi dasar dari tiga

kompetensi dasar yang ada dalam kurikulum kelas IV semester I yang

sesuai dengan permasalahan yang diteliti.

Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

Langkah berikutnya adalah menyusun Rencana Pelaksanaan

Pembelajaran (RPP).RPP dibuat tiap siklus.

2. Rencana Tindakan Tiap Siklus

Jika jenis tindakan sudah tersusun dengan matang, peneliti tinggal

melaksanakan sesuai dengan skenario yng sudah disusun untuk mengetahui

tindakan sudah sesuai rencana maka peneliti harus melakukan pemantauan.

Berikut adalah rencana tindakan tiap siklus:

1) Siklus I

(55)

35

Pembelajaran pada siklus I terdiri dari 2 pertemuan, setiap

pertemuan 2 jp dengan waktu 35 menit per jp. Dalam pembelajaran

siklus I, peneliti terlebih dahulu menyiapkan instrumen penelitian

seperti: Silabus, RPP, dan Bahan Ajar yang sesuai dengan penggunaan

pembelajaran Quantum teaching and learning yang akan digunakan

dalam penelitian. Setelah itu, peneliti dan guru menentukan

keberhasilan motivasi yang akan dicapai oleh siswa. Peneliti kemudian

menyiapkan kelas yang akan digunakan untuk melaksanakan

penelitian. Mempersiapkan media pembelajaran yang diperlukan

dalam pelaksanaan penelitian.

B. Pelaksanaan Tindakan Siklus I

Pelaksanaan tindakan siklus I dilaksanakan dalam dua kali

pertemuan dan di dalam setiap pertemuan dilaksanakan 2x35 menit.

Adapun langkah-langkah kegiatan pembelajaran sebagai berikut:

Pertemuan I, Siklus I Kegiatan Awal

a) Guru menyampaikan salam pembuka.

b) Guru mengajak siswa untuk berdoa bersama.

c) Guru menyapa siswa dan menanyakan kabar mereka.

d) Guru melakukan presensi.

e) Siswa diberi motivasi untuk memulai pelajaran dengan yel-yel dan

(56)

36

f) Guru menggali pengetahuan siswa mengenai materi keberagaman

suku bangsa dan budaya setempat.

g) Guru menyampaikan indikator pembelajaran.

Kegiatan Inti

a) Siswa diminta untuk mengamati gambar yang terdapat dalam buku

b) Setelah mengamati gambar siswa menuliskan apa yang ada di

dalam gambar tersebut.

c) Siswa mencari informasi mengenai keberagaman suku bangsa dan

budaya.

d) Setelah selesai mengumpulkan informasi tentang keberagaman

suku dan budaya daerah siswa menuliskan laporannya.

e) Guru lalu membagi siswa ke dalam beberapa kelompok,

masing-masing kelompok beranggotakan 4-5 siswa.

f) Setiap kelompok berdiskusi tentang jenis suku bangsa, kebudayaan,

dan asal daerah lalu menuliskannya ke dalam tabel

g) Guru berkeliling kedalam kelompok

h) Setelah itu guru memberikan sebuah kata kunci yaitu

macam-macam lagu daerah dan alat musik daerah.

i) Siswa diminta untuk menyanyikan lagu daerah yang mereka hafal.

j) Guru dan teman sekelas memberikan apresiasi kepada kelompok

siswa yang bernyanyi.

k) Guru memberikan narasi penghubung antar kompetensi

(57)

37

l) Siswa menjawab beberapa pertanyaan berkaitan dengan materi

pembelajaran.

Kegiatan Akhir

a) Siswa bersama guru merangkum pembelajaran yang sudah

dilakukan.

b) Guru memberikan penguatan kepada siswa, dan memberikan

sumber-sumber lain yang dapat dipelajari oleh siswa.

c) Guru memberikan tugas rumah untuk dikerjakan siswa.

d) Salam penutup.

Pertemuan II, Siklus I Kegiatan Awal

a) Guru menyampaikan salam pembuka.

b) Guru mengajak siswa untuk berdoa bersama.

c) Guru menyapa siswa dan menanyakan kabar mereka.

d) Guru melakukan presensi.

e) Siswa diberi motivasi untuk memulai pelajaran dengan yel-yel dan

bernyanyi.

f) Guru menggali pengetahuan siswa mengenai materi yang akan

disampaikan.

g) Guru menyampaikan indikator pembelajaran.

Kegiatan Inti

Gambar

Tabel 4.9 Data Persentase Jumlah Siswa Siklus I .........................................
Gambar4.1 Prosentase Peningkatan Motivasi Siswa Siklus I ....................... 78
Tabel 3.1 Jadwal Kegiatan Penelitian
Tabel 3.2 Variabel dan Instrumen Penelitian Motivasi
+7

Referensi

Dokumen terkait

Masalah dalam penelitian ini dibatasi pada kegiatan Peningkatan Motivasi Belajar dan Hasil Belajar IPS Pokok Bahasan Sumber Daya Alam dan Kegiatan Ekonomi dengan Menerapkan

Dengan ridho dan rahmat-Nya, penulis telah menyelesaikan tugas penulisan skripsi dengan judul “Peningkatan Motivasi Belajar IPS melalui Pendekatan Pembelajaran

Permasalahan yang dijabarkan diatas adalah bagaimana meningkatkan prestasi belajar IPS melalui model Quantum Teaching pada siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Purbolinggo Kabupaten

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan peningkatan motivasi dan hasil belajar bangun kubus dengan metode pembelajaran contextual. teaching and

Masalah yang ada dalam penelitian ini adalah apakah dengan menggunakan model pembelajaran Quantum Teaching dapat meningkatkan motivasi belajar siswa pada mata

Penelitian tindakan kelas dengan judul “M eningkatkan Hasil Belajar Siswa pada Mata Pelajaran IPS dengan Menggunakan Model Pembelajaran Quantum Teaching di Kelas IV

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk meningkatkan apakah penerapan model pembelajaran Resource Based Learning (RBS) dapat meningkatkan motivasi belajar IPS siswa

Penelitian ini bertujuan untuk mengukur bagaimana peningkatan hasil belajar siswa apakah meningkat setelah menggunakan model pembelajaran Cotextual Teaching and Learning (CTL)