• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh tingkat pendapatan dan persepsi wisatawan atas sestinasi wisata pada minat kunjung Ulang ke destinasi wisata di Kabupaten Purworejo

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pengaruh tingkat pendapatan dan persepsi wisatawan atas sestinasi wisata pada minat kunjung Ulang ke destinasi wisata di Kabupaten Purworejo"

Copied!
200
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH TINGKAT PENDAPATAN DAN PERSEPSI WISATAWAN ATAS DESTINASI WISATA PADA MINAT KUNJUNG ULANG

KE DESTINASI WISATA DI KABUPATEN PURWOREJO

SKRIPSI

Diajukan dalam Rangka Menulis Skripsi Program Studi Manajemen Jurusan Manajemen

Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma

Oleh:

Yohana Cristiani Dewi NIM: 122214011

PROGRAM STUDI MANAJEMEN JURUSAN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA

(2)

i

PENGARUH TINGKAT PENDAPATAN DAN PERSEPSI WISATAWAN ATAS DESTINASI WISATA PADA MINAT KUNJUNG ULANG

KE DESTINASI WISATA DI KABUPATEN PURWOREJO

SKRIPSI

Diajukan dalam Rangka Menulis Skripsi Program Studi Manajemen Jurusan Manajemen

Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma

Oleh:

Yohana Cristiani Dewi NIM: 122214011

PROGRAM STUDI MANAJEMEN JURUSAN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA

(3)
(4)
(5)

iv

Motto dan Persembahan

Untuk menjadi juara kita harus rela berjalan untuk melalui jalan yang namanya proses. –Coach Danny Kosasih-

“Ia membuat segala sesuatu indah pada waktu Nya bahkan Ia memberikan kekekalan dalam hati mereka”

(Pengkotbah 3:11)

“Never give up, stay focussed, stay positive, stay strong” -clsknights-

Ini adalah pilihan Do or Die. Kalau kamu tidak ingin mati

ya lakukan penyelamatan, dan hanya kamu yang tau cara

menyelamatkan diri

-Penulis-

Skripsi ini kupersembahkan

kepada:

(6)
(7)
(8)

vii

KATA PENGANTAR

Puji syukur dan terima kasih kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul

Pengaruh Tingkat Pendapatan dan Persepsi Wisatawan atas Destinasi Wisata pada Minat Kunjung Ulang ke Destinasi Wisata di Kabupaten Purworejo”. Skripsi ini ditulis sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Program Studi Manajemen, Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

Penulis menyadari bahwa tanpa adanya bantuan, dukungan, bimbingan dari berbagai pihak, penulisan skripsi ini tidak akan terlaksana dengan baik. Oleh karena itu, penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada:

1. Tuhan Yesus Kristus dan Bunda Maria yang memberi berkatNya sehingga skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik.

2. Bapak Albertus Yudi Yuniarto, S.E., M.B.A., selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma.

3. Bapak Dr. Lukas Purwoto, S.E., M.Si., selaku Kepala Program Studi Manajemen Universitas Sanata Dharma.

(9)

viii

5. Ibu Lucia Kurniawati, S.Pd., M.S.M. selaku Dosen Pembimbing II yang bersedia meluangkan waktu, tenaga, dan pikiran untuk memberikan bimbingan, perhatian, dukungan serta koreksi, dan saran dalam penulisan skripsi ini sehingga skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik.

6. Seluruh dosen dan Staf Sekretariat Prodi Manajemen Fakultas Ekonomi, Universitas Sanata Dharma yang telah memberikan bekal ilmu pengetahuan dan pengalaman hidup selama penulis menempuh proses perkuliahan dan selama proses penyusunan skripsi.

7. Orang tua saya Antonius Eko Permono dan Vincentia Sri Rahayu, yang selalu mendukung melalui doa, nasihat, kasih sayang, dan semangat untuk terus berjuang, tidak putus asa dan selalu tekun dalam mencapai cita-cita yang diinginkan.

8. Kakakku tersayang Yosephin Kurnia Christiani, Lek Semi, saudara-saudaraku yang telah memberikan dukungan, doa, semangat, masukan-masukan, motivasi yang berguna bagi terwujudnya pembuatan skripsi ini. 9. Untuk sahabat-sahabat yang saya kasihi, Remalya Foty, Putu Hendry,

(10)
(11)

x DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN ... iv

HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS ... v

HALAMAN PERNYATAAN PUBLIKASI ... vi

(12)

xi

B. Geografis dan Topologi Kabupaten Purworejo... 52

C. Kepariwisataan di Kabupaten Purworejo ... 54

BAB V ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN ... 73

A. Penelitian Tahap Pertama ... 73

B. Penelitian Tahap Kedua ... 84

1. Hasil Karakteristik Responden ... 84

2. Analisis Uji Validitas dan Reliabilitas ... 90

3. Analisis Deskriptif Variabel Penelitian ... 92

4. Uji Asumsi Klasik ... 96

5. Analisis Regresi Linear Sederhana ... 97

6. Uji Beda Rata-rata (Independent Sample T-Test) ... 98

C. Implikasi bagi Pemerintah Daerah Kabupaten Purworejo ... 106

D. Implikasi bagi Pemangku Kepentingan bidang Pariwisata ... 107

E. Implikasi bagi Penelitian Selanjutnya ... 108

DAFTAR PUSTAKA ... 109

(13)

xii

DAFTAR TABEL

Tabel Judul Halaman

1.1 Jumlah Kedatangan Wisatawan Mancanegara ke Indonesia Menurut

Pintu Masuk Tahun 2010-2014 ... 3

1.2 Banyaknya Pengunjung Daya Tarik Wisata dan Event di Jawa Tengah Tahun 2010-2014 ... 4

1.3 Banyaknya Pengunjung Daya Tarik Wisata dan Event di Kabupaten Purworejo Tahun 2011-2015 ... 5

1.4 Daftar Daya Tarik Wisata Potensial di Kabupaten Purworejo ... 6

2.1 Keputusan Pembelian yang Dipengaruhi oleh Karakteristik Pribadi ... 23

2.2 Segmentasi Berdasarkan Karakteristik Konsumen ... 29

2.3 Dasar Kemampuan Pemberian Jenis Pariwisata ... 31

4.1 Daftar Kuliner Khas di Kabupaten Purworejo ... 69

4.2 Daftar Hotel Melati di Kabupaten Purworejo ... 70

4.3 Daftar Hotel Belum Klasifikasi di Kabupaten Purworejo ... 71

4.4 Daftar Biro Perjalanan dan Jasa Transportasi Wisata di Kabupaten Purworejo ... 72

5.1 Profil Wisatawan Berdasarkan Kunjungan ... 84

5.2 Profil Wisatawan Berdasarkan Asal ... 85

5.3 Profil Wisatawan Berdasarkan Jenis Kelamin ... 85

5.4 Profil Wisatawan Berdasarkan Usia... 86

5.5 Profil Wisatawan Berdasarkan Pekerjaan ... 86

5.6 Profil Wisatawan Berdasarkan Status Kunjungan ... 87

5.7 Profil Lama Tinggal atau Berkunjung Wisatawan ... 88

5.8 Profil Kedatangan Wisatawan Bersama Dengan ... 89

5.9 Profil Pendapatan Wisatawan ... 89

5.10 Hasil Uji Validitas Variabel Persepsi Wisatawan atas Atribut-atribut Destinasi Wisata ... 90

(14)

xiii

5.12 Hasil Uji Reliabilitas ... 92 5.13 Analisis Deskriptif Variabel Persepsi Wisatawan atas Atribut-atribut

Destinasi Wisata ... 93 5.14 Analisis Deskriptif Variabel Minat Kunjung Ulang ke Destinasi Wisata . 95 5.15 Hasil Uji Beda Independent Sample T-Test Berdasarkan Kategori

(15)
(16)

xv

DAFTAR LAMPIRAN

No. Lampiran Judul Halaman

Lampiran 1 Surat Ijin Penelitian ... 113

Lampiran 2 Daftar Pertanyaan dan Hasil Penelitian Tahap I ... 120

Lampiran 3 Kuesioner ... 134

Lampiran 4 Deskripsi Responden ... 140

Lampiran 5 Hasil Tabulasi Data dan Peneliian Tahap II ... 148

Lampiran 6 Hasil Output Uji Validitas dan Reliabilitas ... 160

Lampiran 7 Uji Asumsi Klasik ... 169

Lampiran 8 Regresi Linear Sederhana ... 171

Lampiran 9 Independent Sample T-Test ... 173

(17)

xvi

PENGARUH TINGKAT PENDAPATAN DAN PERSEPSI WISATAWAN ATAS DESTINASI WISATA PADA MINAT KUNJUNG ULANG

KE DESTINASI WISATA DI KABUPATEN PURWOREJO Yohana Cristiani Dewi

Universitas Sanata Dharma Yogyakarta

2017 ABSTRAK

Penelitian ini memiliki tujuan untuk mengetahui; 1) atribut-atribut yang harus dipenuhi oleh destinasi wisata untuk menarik minat kunjung ulang; 2) persepsi wisatawan atas atribut-atribut destinasi wisata; 3) pengaruh persepsi wisatawan atas atribut-atribut destinasi wisata pada minat kunjung ulang ke destinasi wisata dan; 4) perbedaan minat kunjung ulang dilihat dari tingkat pendapatan wisatawan di Kabupaten Purworejo. Penelitian ini dilakukan dengan dua tahap penelitian yaitu tahap pertama dilakukan dengan metode wawancara Hasil dari penelitian tahap pertama digunakan sebagai dasar untuk membuat kuesioner yang akan digunakan pada penelitian tahap kedua.

Pada penelitian tahap pertama digunakan metode content analysis dan

common theme approach untuk menganalisa hasil dari wawancara. Kemudian

pada penelitian tahap kedua, analisis data menggunakan teknik analisis regresi linear sederhana dan uji beda rata-rata independent sample T-Test. Hasil dari penelitian ini menunjukkan; 1) persepsi wisatawan atas atribut-atribut destinasi wisata berpengaruh pada minat kunjung ulang ke destinasi wisata; 2) adanya perbedaan minat kunjung ulang dilihat dari tingkat pendapatan wisatawan.

(18)

xvii

THE INFLUENCE OF INCOME LEVEL AND TOURIST PERCEPTION FOR TOURISM DESTINATION ON REVISIT INTEREST

TO TOURISM DESTINATION IN PURWOREJO REGENCY

Yohana Cristiani Dewi tourism destination to attract interest to revisit; 2) to understand tourist perception on attributes of tourism destinations; 3) to analyze the influence of tourist variables examined in the second phase.

The first phase of research employed content analysis method and common theme approach to analyze the result of interview. The second phase of research utilized simple linear regression analysis technique and independent sample T-test to analyze the data. The results of this research show that; 1) tourist perception on tourism destination attributes influence positively interest to revisit to tourist attractions; 2) there are differences in repeat visit interest based on tourist income levels.

(19)

1 BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Menurut Undang-Undang Pariwisata no 10 tahun 2009, industri pariwisata adalah kumpulan usaha pariwisata yang saling terkait dalam rangka menghasilkan barang dan atau jasa bagi pemenuhan kebutuhan wisatawan dalam penyelenggaraan pariwisata. Kepariwisataan dan penyelenggaraan pariwisata saling berhubungan satu sama lain. Kepariwisataan disebut sebagai suatu peluang bisnis terutama peluang bisnis yang berkaitan dengan keramah-tamahan (hospitality), manusia dan budaya.

(20)

2

menutun tingkah laku, menuju satu arah (sasaran) tertentu (Chaplin, 2008:255 dalam Fanaima, 2011).

Sebuah destinasi wisata mencakup beberapa unsur yaitu, pertama adalah daya tarik wisata. Daya tarik wisata dapat dibuat atau daya tarik yang sudah ada di tempat tersebut. Kedua adalah aksesbilitas, destinasi wisata harus memiliki sebuah transportasi dan akses jalan yang baik untuk menuju daya tarik wisata tersebut. Berkaitan dengan akses, unsur ketiga sebuah destinasi wisata harus memiliki infrastruktur yang menunjang sepeti fasilitas yang memadai seperti hotel, restoran, perusahaan perjalanan, dan pusat oleh-oleh (souvenir). Unsur keempat adalah hospitality. Destinasi wisata memerlukan peran keramah-tamahan masyarakat sebagai tuan rumah untuk menerima wisatawan. Unsur kelima yaitu pemasaran destinasi wisata. Pemasaran dan pencitraan destinasi sebagai alat untuk memperkenalkan destinasi wisata kepada wisatawan. Dengan memenuhi aspek-aspek tersebut sebuah destinasi wisata berpotensi menarik minat kunjung wisatawan.

(21)

dapat menjadi peluang pemerintah dan institusi terkait untuk mengembangkan pariwisata.

Indonesia adalah negara yang dikenal sebagai tujuan wisata yang memiliki potensi kepariwisataan yang besar. Kepariwisataan yang dimiliki oleh Indonesia antara lain yaitu wisata alam, wisata belanja, kuliner, wisata budaya, sejarah hingga religi. Banyaknya destinasi wisata di Indonesia membuat kunjungan wisatawan mancanegara ke Indonesia meningkat. Menurut data BPS, berikut ini adalah tabel peningkatan jumlah turis asing yang mengunjungi Indonesia sejak 2009-2014 melalui pintu masuk.

Tabel 1.1

Jumlah Kedatangan Wisatawan Mancanegara ke Indonesia Menurut Pintu Masuk, 2010-2014

Tahun

Sumber : Data BPS Tahun 2015 (http://jateng.bps.go.id)

(22)

4

Jawa Tengah merupakan provinsi yang terkenal akan adat istiadat, budaya dan religi. Pariwisata di Jawa Tengah sudah banyak dikenal hingga mancanegara maupun domestik. Menurut data BPS berikut ini adalah tabel jumlah pengunjung wisatawan domestik dan mancanegara yang berkunjung ke Jawa Tengah 2010-2014:

Tabel 1.2

Banyaknya Pengunjung ke Daya Tarik Wisata dan

Event di Jawa Tengah Tahun 2010-2014

Tahun Wisatawan

Mancanegara

Wisatawan

Nusantara Total 2010 317.805 22.275.146 22.592.951 2011 381.514 21.838.351 22.219.865 2012 363.150 25.240.007 25.603.157 2013 388.143 29.430.609 29.818.752 2014 419.584 29.852.095 30.271.679

Sumber : Data BPS Tahun 2015 (http://jateng.bps.go.id)

Data tersebut menggambarkan bahwa adanya minat kunjung wisatawan domestik maupun mancanegara ke Jawa Tengah. Sebagai upaya meningkatkan jumlah wisatawan domestik dan mancanegara untuk berkunjung melakukan wisata di Jawa Tengah, maka perlu diperhatikan mengenai atribut-atribut destinasi wisata guna meningkatkan minat kunjung.

(23)

pengunjung daya tarik wisata Kabupaten Purworejo tahun 2013-2014 menurut data BPS:

Tabel 1.3

Banyaknya Pengunjung Daya Tarik Wisata dan Event di Kabupaten Purworejo Tahun 2011-2015

Data di atas menggambarkan adanya jumlah kunjungan yang fluktuatif yang dialami oleh daya tarik wisata dan event di Kabupaten Purworejo. Angka tersebut menunjukkan kontribusi jumlah kunjungan wisatawan Kabupaten Purworejo untuk Jawa Tengah dinilai masih kurang. Apabila dilihat dari jumlah kabupaten/kota di Jawa Tengah sejumlah 35 kabupaten/kota, setiap kabupaten harus berkontribusi rata-rata sebesar 2,86 %. Sehingga kinerja pariwisata Kabupaten Purworejo ke Jawa Tengah masih kurang dan untuk kontribusi di tahun 2015 belum terhitung, karena data untuk pembanding belum ada (belum dipublikasikan).

(24)

6

Tabel 1.4

Daftar Daya Tarik Wisata Potensial di Kabupaten Purworejo

No. Objek Wisata Lokasi

1. Goa Seplawan Desa Donorejo, Kecamatan Kaligesing

2. Pantai Jatimalang Desa Jatimalang, Kecamatan Purwodadi

3. Curug Siklothok Desa Kaligono, Kecamatan Kaligesing

4. Museum Tosan Aji Kota Purworejo 5. Area Kolam Renang Artha Tirta

dan Geger Menjangan

Kelurahan Baledono, Kecamatan Purworejo

6. Bedug Pendowo Sebelah barat Alun-alun Purworejo 7. Pantai Keburuhan Desa Keburuhan, Kecamatan

Ngombol

Sumber : Dinas Pariwisata Kabupaten Purworejo Tahun 2015

Wisatawan yang datang ke Kabupaten Purworejo sebagian besar merupakan wisatawan domestik (data tabel 1.3). Sebagai upaya meningkatkan jumlah kunjung wisatawan domestik, maka perlu dipahami mengenai atribut-atribut yang harus dipenuhi oleh destinasi wisata Kabupaten Purworejo.

(25)

Terpenuhinya atribut-atribut pariwisata juga akan berpengaruh dalam menarik minat kunjung wisatawan ke destinasi wisata di Kabupaten Purworejo. Apabila atribut terpenuhi sebagai destinasi wisata maka konsumen juga akan memiliki persepsi yang baik atas atribut-atribut destinasi wisata tersebut, maka mereka akan berminat untuk berkunjung kembali. Apabila atribut belum terpenuhi sebagai destinasi wisata maka persepsi konsumen akan sebaliknya, hal tersebut dapat membawa dampak turunnya kunjungan ke destinasi wisata di Kabupaten Purworejo.

Selain persepsi wisatawan, ada hal lain yang berpengaruh dalam menarik minat kunjung wisatawan, yaitu segmentasi. Segmentasi yang dimaksudkan ialah segmentasi yang dilihat dari tingkat pendapatan. Dari segmentasi ini kita dapat melihat bahwa pilihan seseorang tergantung pada seseorang tersebut berada di kelas sosial yang mana. Kabupaten Purworejo terdiri dari wisatawan dengan kelas sosial yang berbeda-beda yang terlihat dari ragam masyarakat Kabupaten Purworejo yang memiliki pekerjaan yang berbeda dengan tingkat pendapatan yang berbeda pula. Oleh karena itu, penulis ingin mengetahui lebih lanjut mengenai persepsi wisatawan atas destinasi wisata di Kabupaten Purworejo dan perbedaan minat kunjung ulang wisatawan ke destinasi wisata di Kabupaten Purworejo.

B. Rumusan Masalah Penelitian

(26)

8

akan tetapi selama ini jumlah kunjungan ke destinasi wisata di Kabupaten Purworejo terhitung rendah. Oleh karena itu, pengelola destinasi perlu mengetahui apa yang sebenarnya diharapkan dari penduduk Kabupaten Purworejo tersebut untuk ingin dan berminat mengunjungi destinasi wisata yang ada di Kabupaten Purworejo. Untuk mengetahui hal tersebut perlu dilakukannya penelitian, apabila tidak maka kita tidak akan pernah tahu apa yang sebenarnya diinginkan oleh wisatawan Kabupaten Purworejo. Berdasarkan rumusan masalah tersebut, penelitian ini mengajukan pertanyaan penelitian sebagai berikut :

1. Apa sajakah atribut-atribut yang harus dipenuhi oleh destinasi wisata Kabupaten Purworejo?

2. Bagaimana persepsi wisatawan atas atribut-atribut destinasi wisata Kabupaten Purworejo tersebut?

3. Apakah persepsi wisatawan atas atribut-atribut destinasi wisata berpengaruh pada minat kunjung ulang ke destinasi wisata tersebut?

4. Apakah ada perbedaan minat kunjung ulang dilihat dari tingkat pendapatan wisatawan?

C. Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui atribut-atribut yang harus dipenuhi oleh destinasi wisata Kabupaten Purworejo untuk menarik minat kunjung ulang.

(27)

3. Untuk mengetahui pengaruh persepsi wisatawan atas atribut-atribut destinasi wisata pada minat kunjung ulang ke destinasi wisata di Kabupaten Purworejo.

4. Untuk mengetahui perbedaan minat kunjung ulang dilihat dari tingkat pendapatan wisatawan.

D. Batasan Penelitian

Penelitian hanya dilakukan di Kabupaten Purworejo dengan responden yang memiliki pendapatan Rp 1000.000,- sampai ≥ Rp2.500.000,- yang datang ke destinasi wisata Kabupaten Purworejo serta pihak-pihak yang yang berkaitan dengan penyelenggaraan pariwisata Kabupaten Purworejo seperti pemerintah (Dinas Pariwisata) dan organisasi tentang kepariwisataan di Kabupaten Purworejo. Penelitian ini dilihat dari sudut pandang pemasaran, dan perilaku konsumen terutama pengaruh persepsi wisatawan pada minat kunjung ulang ke destinasi wisata di Kabupaten Purworejo dan perbedaan minat kunjung ulang dilihat dari tingkat pendapatan wisatawan.

E. Manfaat Penelitian

(28)

10

2. Bagi Masyarakat/Konsumen/Wisatawan untuk mengetahui seberapa besar minat kunjung ulang wisatawan ke destinasi wisata di Kabupaten Purworejo serta memberikan informasi atribut-atribut yang harus dipenuhi oleh destinasi wisata di Kabupaten Purworejo.

(29)

BAB II

TINJAUAN LITERATUR DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

A. Tinjauan Literatur 1. Pariwisata

a. Pengertian Pariwisata

Ada definisi pariwisata menurut beberapa sumber antara lain: Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) pariwisata merupakan perihal yang berhubungan dengan perjalanan untuk rekreasi. Kepariwisataan yaitu perihal yang berhubungan dengan pariwisata (http://kbbi.web.id/pariwisata).

Menurut Kodhayat (1983) yang dikutip oleh Spillane (1987:21) definisi yang luas pariwisata adalah perjalanan dari satu tempat ke tempat lain. Bersifat sementara, dilakukan perorangan maupun kelompok, sebagai usaha mencari keseimbangan atau keserasian dan kebahagiaan dengan lingkungan hidup dalam dimensi sosial, budaya, alam dan ilmu.

Menurut Yoeti (2008:8) pariwisata adalah perjalanan untuk bersenang-senang. Ada pernyataan “What is tourism?” maka, jawabannya ialah “Tourism is travel for pleasure”. Berdasarkan ketiga definisi diatas dapat disimpulkan bahwa pariwisata adalah perjalanan untuk mencari kesenangan atau rekreasi.

(30)

12

b. Jenis Pariwisata

Menurut Spillane (1987:29-31) ada beberapa jenis dari Pariwisata, antara lain :

1) Pariwisata untuk menikmati perjalanan (pleasure tourism). Perjalanan untuk menikmati tempat dan alam yang berbeda antara satu dengan lainnya.

2) Pariwisata untuk rekreasi (recreation tourism). Jenis pariwisata ini dilakukan oleh orang-orang yang menghendaki pemanfaatan hari liburnya untuk beristirahat, untuk memulihkan kembali kesegaran jasmani dan rohaninya, yang ingin menyegarkan keletihan dan kelelahannya.

3) Pariwisata untuk kebudayaan (cultural tourism). Jenis pariwisata ini, yaitu motivasi atau keinginan untuk belajar di pusat pengajaran, seperti mampelajari adat istiadat, kelembagaan dan cara hidup rakyat negara lain.

4) Pariwisata untuk olah raga (sports tourism). Jenis ini dibagi menjadi dua yaitu :

a) Big sports events, yaitu peristiwa olah raga besar.

b) Sporting Tourism of the Practitioners, yaitu pariwisata olah

raga bagi mereka yang ingin berlatih dan mempraktekkan sendiri.

(31)

c. Wisatawan

1) Definisi Wisatawan

Menurut UU RI No 10 Tahun 2009 Tentang Kepariwisataan wisatawan adalah orang yang melakukan kegiatan wisata.

2) Wisatawan Menurut Sifat Wisatawan (dalam Kusumaningrum, 2009:18 yang dikutip www.tourismeconomic.wordpress.com) : a) Wisatawan modern idealis, wisatawan yang sangat menaruh

minat pada budaya multinasional serta eksplorasi alam secara individual.

b) Wisatawan modern materialis, wisatawan dengan golongan hedonisme (mencari keuntungan) secara berkelompok.

c) Wisatawan tradisional idealis, wisatawan yang menaruh minat pada kehidupan sosial budaya yang bersifat tradisional dan sangat menghargai sentuhan alam yang tidak terlalu tercampur oleh arus modernisasi.

d) Wisatawan tradisional materialis, wisatawan yang berpandangan konvensional, mempertimbangkan keterjangkauan, murah dan keamanan.

d. Pemain Utama dalam Pariwisata

(32)

14

1) Mereka yang mencari kepuasan atau kesejahteraan lewat perjalanan mereka (wisatawan atau tamu) (guests).

2) Mereka yang tinggal dan berdomisili dalam masyarakat yang menjadi “alat” pariwisata (tuan rumah atau penduduk setempat)

(hosts).

3) Mereka yang mempromosikan dan menjadi perantaranya (bisnis pariwisata atau perantara) (brokers).

e. Faktor Sosio-Ekonomis dan Pariwisata

Spillane (1987:105-106) menyatakan faktor penting penyebab perkembangan pariwisata antara lain yaitu meningkatnya kehidupan masyarakat. Makin besar pendapatan seseorang makin besar pula bagian yang bisa disisihkan untuk berpariwisata. Selain itu unsur waktu, uang, sumber daya, dan motivasi berjalan merupakan kesatuan unsur yang diperlukan untuk pariwisata.

f. Pariwisata Sebagai Industri Jasa

Menurut Spillane (1994:81) ada ciri khas ekonomi dari industri pariwisata menjelaskan jenis dampaknya terhadap masyarakat tempat wisata. Ada lima ciri khas yang khusus yang dimiliki oleh industri pariwisata :

1) Produk pariwisata tidak dapat disimpan

2) Permintaan produk pariwisata tergantung pada musim (highly seasonal)

(33)

4) Permintaan tergantung pada sejumlah motivasi yang rumit.

5) Pariwisata sangat elastis akan harga dan pendapatan. Permintaan terhadap produk pariwisata sangat dipengaruhi oleh perubahan yang relatif kecil dalam harga dan pendapatan. Maksudnya, kalau harga dan pendapatan naik atau turun maka, perubahan tersebut sangat mempengaruhi konsumsi jasa-jasa pariwisata.

Spillane (1994:84) menyatakan motivasi wisatawan untuk mengunjungi suatu tempat tujuan adalah untuk memenuhi atau memuaskan beberapa kebutuhan dan permintaan. Biasanya mereka tertarik pada suatu lokasi karena ciri-ciri khas tertentu. Ciri khas yang menarik wisatawan adalah :

1) Keindahan alam 2) Iklim atau cuaca 3) Kebudayaan 4) Sejarah

5) Ethnicity-sifat kesukuan

6) Accessibility-kemampuan atau kemudahan berjalan ketempat

tertentu.

2. Pemasaran Pariwisata

a. Pengertian Pemasaran Pariwisata

(34)

16

institusi pariwisata untuk melakukan identifikasi terhadap wisatawan untuk memenuhi kepuasan wisatawan.

Menurut Yoeti (1990) pemasaran pariwisata adalah koordinasi yang dilaksanakan oleh pihak-pihak yang bergerak dalam bidang kepariwisataan milik swasta maupun pemerintah dalam lingkup lokal, regional, nasional maupun internasional guna mencapai kepuasan wisatawan untuk memperoleh keuntungan (www.scribd.com).

b. Positioning Destinasi Wisata

Positioning merupakan memposisikan sebuah produk di dalam benak pembeli sasaran sebagai keuntungan utama (Kotler dan Keller, 2009:13).

Dalam positioning destinasi wisata, apabila sebuah destinasi ingin berkembang dan unggul dari pesaing maka adanya upaya pengembangan dan mengkomunikasikan perbedaan yang bermakna untuk sebuah destinasi wisata. Ada beberapa kriteria pembeda yang dipenuhi, antara lain (Kotler dan Keller, 2009 dalam Purbawisesa, 2014) :

1) Penting : suatu perbedaan dapat memberikan manfaat yang tinggi bagi pembeli.

2) Unik : memiliki perbedaan dan memiliki keunikan tersendiri dengan produk pesaing.

(35)

4) Dapat dikomunikasikan : dapat dikomunikasikan dan diterima dengan jelas oleh pembeli.

5) Mendahului : sebuah perbedaan mendahului perkembangan produk dan tidak dapat ditiru oleh pesaing.

6) Terjangkau : seorang pembeli mampu membayar untuk sebuah perbedaan tersebut.

7) Menguntungkan : perusahaan akan memperoleh laba setinggi-tingginya.

c. Pengembangan Destinasi Wisata

Menurut Yoeti (1997:2-3) dalam Purbawisesa (2014:37-38) ada beberapa aspek yang perlu diperhatikan dalam pengembangan destinasi wisata, antara lain :

1) Wisatawan

Dalam pengembangan destinasi wisata harus diperhatikan karakteristik dari wisatawan tersebut seperti asal, hobi, usia, gender,

dan high seasonal atau pada musim apa mereka datang dan

melakukan perjalanan. 2) Transportasi

Transportasi yang tersedia yang dibutuhkan wisatawan untuk membawa wisatawan ke daerah tujuan yang dituju.

3) Daya Tarik Wisata

Daya tarik wisata yang ditawarkan kepada wisatawan memenuhi unsur :

(36)

18

b) Apa yang dilakukan (something to do). c) Apa yang dibeli (something to buy). 4) Fasilitas Pelayanan

Fasilitas yang tersedia untuk memenuhi kebutuhan wisatawan, seperti amenitas dan fasilitas pendukung. Fasilitas tersebut, antara lain : hotel, restoran, toko cendera mata, oleh-oleh, kantor pos, rumah sakit, money changers, telekomunikasi.

5) Informasi dan Promosi

Tersedianya pusat informasi bagi wisatawan dan diperlukannya publikasi sehingga promosi tersampaikan kepada wisatawan.

3. Destinasi Wisata

a. Pengertian Destinasi Wisata

Menurut Surjanto (dalam Purbawisesa, 2014:42) daerah tujuan wisata adalah daerah yang berdasarkan kesiapan sarana dan prasarana dinyatakan siap menerima kunjungan wisatawan di Indonesia.

Menurut Undang-Undang Republik Indonesia No. 10 Tahun 2009 tentang kepariwisataan menyatakan destinasi wisata adalah kawasan geografis yang berada dalam satu atau lebih wilayah admnistrasi yang di dalamnya terdapat daya tarik wisata, fasilitas umum, fasilitas pariwisata, aksesbilitas, hospitality dan melengkapi terwujudnya kepariwisataan.

(37)

kekayaan alam, budaya dan hasil buatan manusia yang menjadi sasaran communicated and delivered by product attributes such

as quality, features, and style.”

Dari definisi diatas menjelaskan bahwa atribut produk dan jasa melibatkan manfaat yang akan ditawarkan dan manfaat tersebut dikomunikasikan melalui atribut seperti kualitas, fitur dan gaya.

Spillane (1994:63) menyatakan bahwa suatu objek pariwisata atau destination meliputi lima unsur yang penting, yaitu :

1) Attractions yaitu hal-hal yang menarik perhatian para wisatawan

(menarik wisatawan ke suatu lokasi)

2) Fasilitas-fasilitas yang dibutuhkan. Fasilitas memenuhi kebutuhan wisatawan selama mereka tinggal di suatu tempat yang jauh dari rumah.

3) Infrastruktur dan transportasi. Keduanya diperlukan supaya wisatawan dapat mengunjungi tempat-tempat yang menjadi tujuan dalam perjalanan sebagai wisatawan.

4) Hospitality. Keramah-tamahan atau kesediaan untuk menerima

(38)

20

Menurut Sunaryo (2013:159) sebuah destinasi wisata harus mencakup komponen-komponen utama, yaitu:

1) Objek dan daya tarik (attractions) yang mencakup daya tarik kekayaan alam, budaya maupun buatan seperti event atau yang sering disebut minat khusus (special interest).

2) Aksesbilitas (accessbility), yang mencakup dukungan sistem transportasi, seperti rute atau jalur transportasi, fasilitas terminal, bandara, pelabuhan dan modal transportasi lainnya.

3) Amenitas (amenities), yang mencakup fasilitas penunjang dan pendukung wisata yang meliputi: akomodasi, rumah makan, retail, toko cinderamata, fasilitas penukaran uang, biro perjalanan, pusat informasi wisata, dan fasilitas kenyamanan lainnya.

4) Fasilitas pendukung (ancillary service) yaitu ketersediaan fasilitas pendukung yang digunakan oleh wisatawan, seperti bank, telekomunikasi, pos, rumah sakit, dan sebagainya.

5) Kelembagaan (institutions) yaitu terkait keberadaan dan peran masing-masing unsur dalam mendukung terlaksananya kegiatan pariwisata termasuk masyarakat setempat sebagai tuan rumah (host).

(39)

Menurut Spillane (Spillane, 1994:40) dalam kepariwisataan dapat dibagi menjadi beberapa bidang pokok yaitu :

1) Hotel dan Restoran 2) Tour and Trevel 3) Transportasi

4) Pusat wisata dan Souvenir

5) Bidang pendidikan kepariwisataan 4. Perilaku Konsumen

Dalam buku Peter and Olson (2013:6) American Marketing Association mendefinisikan perilaku konsumen (consumer behavior) sebagai “dinamika interaksi antara pengaruh kesadaran, perilaku, dan

lingkungan dimana manusia melakukan pertukaran aspek-aspek kehidupan.”

Menurut Peter and Olson (2013:6) perilaku konsumen melibatkan interaksi antara pemikiran seseorang, perasaan, dan tindakan serta lingkungan.

Zeithaml dan Bitner (1996) yang dikutip oleh Lupiyoadi (2013:228) menyatakan faktor utama penentu kepuasan pelanggan adalah persepsi pelanggan terhadap kualitas jasa.

(40)

22

konsumen dipengaruhi oleh adanya faktor budaya, sosial dan pribadi. Faktor budaya merupakan faktor yang memberikan pengaruh luas dan dalam.

a. Faktor Budaya

Kelas budaya, sub budaya dan sosial sangat mempengaruhi perilaku pembelian konsumen. Budaya adalah determinan dasar keinginan dan perilaku seseorang. Melalui keluarga dan institusi utama lainnya (Kotler dan Keller, 2009:166).

b. Faktor Sosial

Selain faktor budaya, faktor sosial seperti kelompok referensi, keluarga, serta peran sosial dan status sosial mempengaruhi perilaku pembelian. Kelompok referensi adalah semua kelompok yang mempunyai pengaruh langsung (tatap muka) atau tidak langsung terhadap sikap dan perilaku seseorang tersebut. Keluarga merupakan organisasi pembelian konsumen yang paling penting dalam masyarakat, dan anggota keluarga mempresentasikan kelompok referensi utama yang paling berpengaruh. Peran terdiri dari kegiatan yang diharapkan dapat dilakukan seseorang. Setiap peran menyandang status (Kotler dan Keller, 2009:170-171).

c. Faktor Pribadi

(41)

Tabel 2.1

Keputusan pembelian yang dipengaruhi oleh karakteristik pribadi (Kotler and Keller, 2009)

 usia dan tahap dalam siklus hidup pembeli  pekerjaan dan keadaan ekonomi

 kepribadian dan konsep diri  gaya hidup dan nilai

Peter dan Olson (2013:21) menyatakan afeksi dan kognisi konsumen mengacu pada dua jenis respons mental yang ditunjukkan konsumen terhadap stimulus atau kejadian di sekitar mereka. Afeksi

(affect) mengacu kepada hal yang mereka rasakan mengenai stimulus dan

kejadian di sekitar mereka, seperti suka atau tidak terhadap suatu produk. Sedangkan kognisi (cognition) mengacu kepada hal yang mereka pikirkan seperti kepercayaan terhadap produk.

Peter dan Olson (2013:77) menyatakan konsumen dapat mengombinasikan tiga jenis pengetahuan produk untuk membentuk jaringan asosiatif yang disebut rantai tujuan. Rantai alat tujuan merupakan penghubung antara pengetahuan konsumen mengenai atribut produk dengan pengetahuan mengenai konsekuensi dan nilai, dengan kata lain konsumen melihat atribut produk sebagai cara atau alat tujuan tertentu.

Gambar 2.1

Representasi Umum Rantai Alat-Tujuan yang Memiliki Empat Tingkatan (Peter dan Olson, 2013:77)

Atribut Konsekuensi Nilai-nilai

Psikososial Konsekuensi

(42)

24

Peter dan Olson (2013:84) menyatakan keterlibatan adalah kondisi motivasi yang memberi energi dan mengarahkan proses kognitif dan afektif konsumen dan perilakunya saat mengambil keputusan.

5. Minat Kunjung Ulang

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) minat adalah kencenderungan hati yang tinggi terhadap sesuatu. Minat sering disebut juga sebagai gairah atau keinginan (http://kbbi.web.id/minat).

Minat kunjung merupakan bagian dari perilaku konsumen dalam mengkonsumsi sebuah jasa, dalam konteks ini adalah jasa pariwisata. Apabila seseorang mempunyai ketertarikan disertai rasa senang yang kuat akan objek tertentu maka seseorang tersebut akan cenderung untuk menguasai objek tersebut, tetapi apabila orang tersebut memiliki ketertarikan yang lemah maka seseorang tersebut cenderung akan menghindar dari objek tersebut. Minat merupakan salah satu alat indikator sukses tidaknya suatu produk di pasar, oleh karena itu perilaku ini digunakan pemasar sebagai alat untuk memberikan prediksi perilaku dan minat konsumen kedepannya.

Menurut Ajzen dan Fishbein (dalam Kusuma, 2016:26) Minat kunjung ulang adalah keinginan untuk melakukan perjalanan di masa depan dipengaruhi oleh sikap mereka terhadap pengalaman masa lalunya.

(43)

a. Minat transaksional, yaitu kecenderungan seseorang untuk membeli produk.

b. Minat referensial, yaitu kecenderungan seseorang untuk mereferensikan produk kepada orang lain.

c. Minat preferensial, yaitu minat yang menggambarkan perilaku seseorang yang memiliki prefrensi utama pada produk tersebut. Preferensi ini hanya dapat diganti jika terjadi sesuatu dengan produk prefrensinya.

d. Minta eksploratif, minat ini menggambarkan perilaku seseorang yang selalu mencari informasi mengenai produk yang diminatinya dan mencari informasi untuk mendukung sifat-sifat positif dari produk tersebut.

6. Persepsi

Menurut Mowen (1998) tahap pemaparan, perhatian, dan pemahaman sebagai persepsi. Persepsi ini bersama keterlibatan konsumen

(level of consumer involvevment dan memori akan mempengaruhi

pengolahan informasi. Selanjutnya persepsi sebagai: “perception is the process throught which individual are exposed to information , attend to

that information, and comprehend it” (Mowen, 1998:63 yang dikutip Sumarwan, 2011:96).

(44)

26

Persepsi menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia yaitu tanggapan atau penerimaan langsung dari sesuatu (http://kbbi.web.id/persepsi). Pembeli memilih penawaran yang berbeda-beda berdasarkan persepsinya akan penawaran yang akan memberikan nilai terbesar (Kotler dan Keller 2009:14)

Berdasarkan definisi di atas, peneliti menyimpulkan bahwa persepsi merupakan proses seseorang (konsumen) memberikan penilaian/tanggapan terhadap sesuatu (informasi). Seorang konsumen akan memberikan penilaian terhadap suatu objek (produk) lebih baik dari pesaingnya.

Kotler dan Keller (2009:180) menyatakan bahwa orang mempunyai persepsi berbeda tentang objek yang sama karena tiga proses:

a. Atensi Selektif (perhatian/atensi) adalah alokasi pemrosesan kapasitas terhadap beberapa rangsangan :

1) Orang cenderung lebih memperhatikan rangsangan yang berhubungan dengan kebutuhannya saat ini.

2) Orang cenderung lebih memperhatikan rangsangan yang mereka antisipasi.

3) Orang cenderung lebih memperhatikan rangsangan yang deviasinya besar dalam hubungannya dengan ukuran normal rangsangan. b. Distorsi Selektif adalah kecenderungan untuk menerjemahkan informasi

(45)

c. Retensi Selektif yaitu pada sebagian besar diri kita tidak mengingat kebanyakan informasi yang dipaparkan kepada kita, tetapi kita mempertahankan informasi yang mendukung sikap dan keyakinan kita, karena retensi selektif, kita akan mengingat poin bagus tentang sebuah produk yang kita sukai dan melupakan poin bagus tentang produk pesaing.

Persepsi konsumen terhadap kualitas adalah penilaian konsumen secara menyeluruh terhadap kinerja produk atau jasa. Dalam melakukan penilaian, konsumen sangat tergantung dengan atribut-atribut intrinsik produk. Apakah atribut instrinsik tersebut dapat dirasakan dan dievaluasi saat akan melakukan pembelian (Ferrinadewi, 2008:61). Konsumen akan memberikan persepsinya didasari oleh adanya faktor kualitas jasa.

Menurut John Sviokla (dalam Lupiyoadi dan Hamdani, 2006:176) menyatakan kualitas produk (jasa) yang diberikan oleh perusahaan dapat menciptakan persepsi positif dari pelanggan terhadap perusahaan dan menghasilkan kepuasan dan loyalitas pelanggan. Tingkat keberhasilan dan kualitas perusahaan yaitu kemampuan perusahaan dalam memberikan pelayanan kepada pelanggannya (konsumen).

(46)

28

7. Segmentasi Pasar

Segmentasi menurut (Kotler and Keller, 2012:214) adalah:

Market segmentation divides a market into well-slices. A

market segment consists of a group of customers who share a similar set of needs and wants. The marketer’s task is to identify the appropriate number and nature of market segments and decide which one(s) to target”.

Dari definisi tersebut Kotler dan Keller (2012) menjelaskan segmentasi pasar berarti membagi pasar dalam irisan. Segmen pasar tersebut terdiri dari kelompok pelanggan yang memiliki kesamaan kebutuhan dan keinginan. Sebagai marketer, bertugas untuk mengidentifikasi jumlah yang tepat dan sifat segmen pasar serta memutuskan siapa yang menjadi target pasar.

Schiffman dan Kanuk (2007:37) menyatakan segmentasi pasar dapat didefinisiskan sebagai proses membagi pasar menjadi irisan-irisan konsumen yang khas yang mempunyai kebutuhan atau sifat yang sama dan kemudian memilih satu atau lebih segmen yang akan dijadikan sasaran bauran pemasaran yang berbeda.

(47)

Tabel 2.2

Segmentasi Berdasarkan Karakteristik Konsumen (Lupiyoadi, 2013:60)

SEGMENTASI DASAR

Demografis-Sosio-ekonomi

Umur, jenis kelamin, besar keluarga, siklus kehidupan keluarga, pendidikan, agama, pekerjaan, pendapatan. Psikografis Pola perilaku, gaya hidup atau kepribadian.

Geografi Negara, pulau, provinsi, kota, desa, pantai, pegunungan atau kompleks perumahan.

Berdasarkan definisi diatas dapat disimpulkan bahwa segmentasi pasar adalah membagi pasar atau pengelompokan konsumen kedalam irisan berdasarkan karakter yang sama, seperti keinginan dan kebutuhan yang sama. Segmentasi pasar berguna dalam membantu perusahaan untuk dapat memuaskan konsumen secara efektif dan menjamin konsumen tersebut kembali dan menciptakan loyalitas konsumen. Tugas marketer adalah mengidentifikasi dan menentukan segmen mana yang akan dipilih : a. Segmentasi Demografi

(48)

30

adanya tekanan kompetitif yang lebih sedikit atau loyalitas konsumen yang lebih besar (Kotler dan Keller, 2009:238).

b. Segmentasi Psikografis

Dalam segmentasi psikografis, pembeli atau dalam konteks wisata yaitu pengunjung (wisatawan) dibagi dalam berbagai kelompok seperti kepribadian, gaya hidup atau nilai yang berbeda. Psikografis merupakan ilmu untuk menggunakan psikologi dan demografi guna lebih memahami konsumen (Kotler dan Keller, 2009:241).

c. Segmentasi Perilaku

Dalam segmentasi perilaku, marketer membagi pembeli menjadi beberapa kelompok berdasarkan pengetahuan, sikap, respons terhadap suatu produk dan penggunaan (Kotler dan Keller, 2009:243). Oleh karena itu seorang marketer harus tepat dalam membagi pembeli atau pengunjung.

Adapun segmentasi berdasarkan respon konsumen, segmentasi ini mengelompokkan pembeli berdasarkan pada pengetahuan, sikap, penggunaan atau reaksi mereka terhadap suatu produk (Lupiyoadi, 2013:60) :

a. Segmentasi Manfaat. Segmentasi ini membagi pasar menjadi kelompok menurut beraneka manfaat yang dicari konsumen dari produk.

(49)

c. Segmentasi Respon Promosi. Segmentasi ini mengelompokkan konsumen berdasarkan bagaimana konsumen merespons bentuk-bentuk promosi.

d. Segmentasi Loyalitas. Pasar dapat disegmentasikan berdasarkan loyalitas konsumen.

e. Segmentasi Jasa. Segmentasi berdasarkan jasa berfokus pada apakah penawaran jasa dapat dibedakan, apakah sebuah produk membutuhkan level jasa yang sama dan bisakah pengelompokkan konsumen diidentifikasikan dengan permintaan jasa yang sama.

Segmentasi pasar pariwisata dapat dibagi dalam bermacam-macam segi. Salah satu faktor yang menentukan sukses dari negara tertentu untuk menarik jumlah besar dari wisatawan mancanegara maupun nusantara adalah kemampuan untuk “memberi” jenis pariwisata yang sangat

diminati, tergantung pada dasar (Spillane,1994:38) : Tabel 2.3

Dasar Kemampuan Pemberian Jenis Pariwisata (Spillane, 1994:38)

Sumber daya (resource base).

Keunggulan komparatif (comparative advantage) : iklim yang baik dan pantai yang indah.

Struktur biaya.

Kebijakan pemerintah. Strategi pemasaran.

(50)

32

diterima oleh seorang konsumen dari pekerjaan yang dilakukannya untuk mencari nafkah. Pendapatan pada umumnya diterima berupa uang. Pendapatan merupakan sumber yang sangat vital bagi konsumen, Karena dengan pendapatan itulah seorang konsumen dapat membiayai kegiatan konsumsinya. Pendapatan merupakan indikator untuk besarnya jumlah produk yang dapat dibeli oleh konsumen.

Pengukuran pendapatan seorang konsumen pada umumnya tidak hanya pendapatan yang diterima oleh seorang saja, melainkan diukur dengan pendapatan yang diterima oleh semua anggota keluarga yang tersebut.

B. Perumusan Hipotesis

1. Relasi antara persepsi wisatawan atas atribut-atribut destinasi wisata Kabupaten Purworejo dengan minat kunjung ulang

(51)

berdasarkan persepsinya terhadap produk tersebut. Wisatawan sebagai konsumen jasa pariwisata akan memutuskan kunjunganya ke suatu destinasi wisata berdasarkan persepsinya.

Menurut Kotler dan Keller (2009:166) menyatakan perilaku pembelian konsumen dipengaruhi oleh adanya faktor budaya, sosial dan pribadi. Pada umumnya penilaian atau persepsi wisatawan terhadap suatu objek akan berpengaruh pada minat kunjungnya. Jika persepsi wisatawan atas atribut-atribut positif pada destinasi wisata di Kabupaten Purworejo, maka minat kunjung ulang wisatawan juga akan tinggi.

Berdasarkan argumentasi di atas, maka penelitian ini mengajukan H1 sebagai berikut :

H1 : Persepsi wisatawan atas atribut-atribut destinasi wisata

Kabupaten Purworejo berpengaruh positif pada minat kunjung ulang.

2. Perbedaan minat kunjung ulang ke destinasi wisata dilihat dari tingkat pendapatan wisatawan

(52)

34

Salomon (1999) menyatakan bahwa gaya hidup mencermikan pola konsumsi yang menggambarkan pilihan seseorang bagaimana ia menggunakan waktu dan uang (dikutip oleh Sumarwan, 2011:45).

Sumarwan (2011:257) menyatakan jumlah pendapatan akan menggambarkan besarnya daya beli dari seorang konsumen. Daya beli tersebut akan menggambarkan banyaknya produk dan jasa yang bisa dibeli dan dikonsumsi oleh seorang konsumen dan seluruh anggota keluarganya.

(53)

Berdasarkan argumentasi di atas, maka penelitian ini mengajukan H2 sebagai berikut :

H2 : Minat kunjung wisatawan ke destinasi wisata Kabupaten

Purworejo lebih tinggi untuk wisatawan yang memiliki pendapatan menengah ke bawah dibanding wisatawan yang memiliki pendapatan menengah ke atas.

C. Kerangka Pemikiran

Berdasarkan kedua hipotesis tersebut, maka secara sederhana peneliti dapat menggambarkan model penelitian sebagai berikut :

Gambar 2.2 Model Penelitian PERSEPSI WISATAWAN

ATAS ATRIBUT-ATRIBUT DESTINASI

WISATA

TINGKAT PENDAPATAN

MINAT KUNJUNG

(54)

36

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Pendahuluan

Menurut Sugiyono (2014) metode penelitian merupakan sebagai dasar cara ilmiah mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. (Sugiyono, 2014:24).

Penelitian ini akan dilakukan dengan 2 tahap. Penelitian pada tahap I dimaksudkan untuk mengetahui atribut-atribut apa saja yang harus dipenuhi oleh destinasi wisata Kabupaten Purworejo. Sedangkan di penelitian tahap II, dimaksudkan untuk mengetahui persepsi wisatawan atas atribut-atribut destinasi wisata Kabupaten Purworejo tersebut. Selanjutnya, penelitian ini dilanjutkan untuk mengetahui pengaruh persepsi wisatawan atas atribut-atribut destinasi wisata pada minat kunjung ulang ke destinasi wisata tersebut. Selain itu penelitian tahap II dimaksudkan untuk mengetahui adanya perbedaan minat kunjung ulang berdasarkan segmentasi yaitu tingkat pendapatan.

B. Jenis Penelitian

Penelitian ini menggunakan jenis penelitian Mix Method, yaitu penelitian yang menggabungkan pendekatan kualitatif dengan pendekatan kuantitatif (Johnson dan Cristensen 2007, yang dikutip oleh Sugiyono, 2014:457).

(55)

C. Penelitian Tahap I 1. Tujuan Penelitian

Penelitian tahap I ini bertujuan untuk memperoleh data dari pihak yang berkaitan dengan penelitian ini, gunanya untuk mengetahui atribut-atribut yang harus dan sudah dipenuhi oleh destinasi wisata Kabupaten Purworejo.

2. Jenis Penelitian

Penelitian tahap I menggunakan metode kualitatif yang menjelaskan rumusan masalah “Apa sajakah atribut-atribut yang harus dipenuhi oleh destinasi wisata Kabupaten Purworejo?”.

3. Teknik Pengumpulan Data

Teknik yang digunakan pada penelitian tahap I, peneliti mengumpulkan data dengan metode wawancara dengan alat pengambilan data yaitu pedoman wawancara. Wawancara ini untuk mendapatkan informasi narasumber secara langsung.

4. Identifikasi Narasumber

(56)

38

a. Ibu Dyah Woro Setyaningsih sebagai Kepala Seksi Promosi dan Kerjasama pada Diskoperindagpar Kabupaten Purworejo.

b. Bapak Budi Sardjonoe sebagai Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Kabupaten Purworejo.

c. Bapak Adi Kurnia Putra sebagai Wakil dari Biro Perjalanan Wisata Kabupaten Purworejo.

5. Analisis Data

Dalam penelitian tahap I ini, teknik analisis data yang digunakan adalah metode content analysis, yaitu atribut-atribut yang sering diucapkan narasumber dan common-theme-approach, yaitu atribut-atribut yang sering diucapakan serupa dengan narasumber lainnya.

D. Penelitian Tahap II 1. Tujuan Penelitian

Penelitian tahap II ini merupakan penelitian lanjut dari penelitian tahap I. Penelitian tahap II ini akan dilakukan apabila sudah mendapatkan data dari penelitian tahap I, yang mendukung segala atribut atau data yang akan digunakan dalam kuesioner.

2. Jenis Penelitian

Penelitian tahap II menggunakan metode kuantitatif yang menjawab pertanyaan penelitian sebagai berikut:

(57)

b. Apakah persepsi wisatawan atas atribut-atribut destinasi wisata berpengaruh pada minat kunjung ulang ke destinasi wisata tersebut? c. Apakah ada perbedaan minat kunjung ulang dilihat dari tingkat

pendapatan wisatawan? 3. Subjek dan Objek Penelitian

a. Subjek Penelitian

Dalam penelitian ini yang menjadi subjek penelitian adalah wisatawan nusantara yang berkunjung ke Kabupaten Purworejo. Spesifiknya wisatawan di Kabupaten Purworejo.

b. Objek Penelitian

Dalam penelitian terdapat objek penelitian yaitu minat kunjung ulang ke destinasi wisata di Kabupaten Purworejo, persepsi wisatawan atas atribut-atribut destinasi wisata di Kabupaten Purworejo dan pendapatan wisatawan.

4. Lokasi dan Waktu Penelitian a. Lokasi Penelitian

Penelitian ini mengambil lokasi di wilayah Kabupaten Purworejo, khususnya di daya tarik yang ada di Kabupaten Purworejo.

b. Waktu Penelitian

(58)

40

5. Populasi dan Sampel a. Populasi

Populasi sebagai wilayah generalisasi yang terdiri atas : objek atau subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono 2014:363). Populasi penelitian ini adalah wisatawan nusantara yang berkunjung ke daya tarik wisata di Kabupaten Purworejo.

b. Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel

Sampel adalah sebagian dari populasi itu (Sugiyono, 2014:363). Untuk pengambilan sampel, peneliti menggunakan Purposive

Sampling. Sampling Purposive merupakan teknik penentuan sampel

dengan kriteria tertentu, atau adanya pertimbangan-pertimbangan yang sudah ditentukan (Sugiyono, 2014:156). Kriteria yang ditentukan peneliti adalah wisatawan nusantara yang berkunjung ke destinasi Kabupaten Purworejo yang berusia ≥ 15 tahun dengan rentang pendapatan Rp. 1.000.000,- sampai ≥ Rp 2.500.000,-. Dalam penelitian ini peneliti akan menggunakan 160 anggota sampel.

7. Jenis dan Sumber Data

(59)

8. Teknik Pengumpulan Data

Teknik yang digunakan penelitian tahap ke II, peneliti mengumpulkan data dengan metode survei dengan alat pengambilan data kuesioner.

9. Variabel Penelitian

Kata “variabel” hanya ada pada penelitian kuantitatif, karena

penelitian kuantitatif berpandangan bahwa, suatu gejala dapat diklasifikasikan menjadi variabel-variabel (Sugiyono, 2014:95). Variabel yang penelitian dibedakan menjadi dua yaitu variabel bebas (independent

variable), variabel terikat (dependent variable) :

1. Hipotesis Satu

Variabel persepsi wisatawan atas atribut-atribut destinasi wisata (X1a).

Variabel minat kunjung ulang ke destinasi wisata (Y). 2. Hipotesis Dua

Variabel pendapatan wisatawan (X1b).

Variabel minat kunjung ulang ke destinasi wisata (Y). 10. Definisi Konseptual dan Definisi Operasional

a. Definisi Konseptual

1) Atribut Destinasi Wisata

(60)

42

aksesbilitas (accessbility), fasilitas tambahan (ancillary service), amenitas (amenities), pemasaran destinasi (promotion).

2) Persepsi

Menurut Kotler dan Keller (2009:180) persepsi (perception) adalah proses dimana kita memilih, mengatur, dan menerjemahkan masukan informasi untuk menciptakan gambaran dunia yang berarti. Persepsi merupakan proses seseorang (konsumen) memberikan penilaian/tanggapan terhadap sesuatu (informasi).

3) Minat Kunjung Ulang

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) minat adalah kencenderungan hati yang tinggi terhadap sesuatu (http://kbbi.web.id/minat).

Ada beberapa Indikator minat yang dikemukakan oleh Ferdinand (2002:129) yang dikutip oleh Dwityanti (2008) :

a. Minat transaksional, yaitu kecenderungan seseorang untuk membeli produk.

b. Minat referensial, yaitu kecenderungan seseorang untuk mereferensikan produk kepada orang lain.

(61)

d. Minat eksploratif, minat ini menggambarkan perilaku seseorang yang selalu mencari informasi mengenai produk yang diminatinya dan mencari informasi untuk mendukung sifat-sifat positif dari produk tersebut.

4) Tingkat pendapatan

Menurut Sumarwan (2011:257) Pendapatan merupakan imbalan yang diterima oleh seorang konsumen dari pekerjaan yang dilakukannya untuk mencari nafkah. Pendapatan merupakan suatu hal yang bersifat pribadi yang miliki oleh konsumen, oleh karena itu untuk mengukur suatu pendapatan konsumen akan digunakan metode pendekatan pengeluaran konsumen atau rumah tangga. Konsumen akan ditanyakan pengeluaran selama satu bulan untuk kebutuhan rumah tangga seperti kebutuhan makan, minum dan kebutuhan lainnya yang bermacam-macam. Jumlah pengeluaran rumah tangga inilah yang nantinya menjadi indikator pendapatan rumah tangga tersebut.

b. Definisi Operasional

Untuk mencapai tujuan, peneliti mentetapkan variabel-variabel operasional sebagai berikut :

1) Persepsi wisatawan atas atribut-atribut destinasi wisata dioperasionalkan sebagai :

a) Daya tarik wisata ini sangat unik

(62)

44

c) Fasilitas di daya tarik wisata ini bersih

d) Daya tarik wisata ini menawarkan kuliner yang beragam

e) Terdapat toko oleh-oleh, oleh-oleh dan cendera mata khas yang lengkap dan tersebar

f) Daya tarik wisata ini memiliki akses jalan yang baik g) Daya tarik wisata ini memiliki akses jalan yang mudah h) Kapasitas jalan yang lebar menuju daya tarik wisata i) Akses terhubung dengan destinasi yang lain

j) Daya tarik wisata ini menyediakan persewaan alat pendukung menikmati atraksi yang memadai

k) Daya tarik wisata ini memiliki fasilitas pendukung wisata yang memenuhi kebutuhan wisatawan (warung makan dan minuman, pulsa, dll)

l) Masyarakat yang ramah-tamah

m) Daya tarik wisata ini menyediakan kapasitas kantong parkir yang memadai

n) Sebuah destinasi yang rapi dan tertata

o) Pelayanan yang ramah dan cepat bagi wisatawan p) Daya tarik wisata yang murah

q) Destinasi yang aman bagi wisatawan

r) Informasi dan promosi yang tersampaikan kepada wisatawan s) Daya tarik wisata ini memberikan atraksi (event-event) yang

menarik bagi wisatawan

(63)

u) Daya tarik wisata menawarkan pariwisata minat khusus yang menarik bagi wisatawan

2) Minat kunjung ulang dioperasionalkan sebagai :

a) Akan mengunjungi destinasi wisata di Kabupaten Purworejo dalam waktu dekat.

b) Memberikan rekomendasi kepada teman/kerabat/keluarga untuk mengunjungi destinasi wisata Kabupaten Purworejo

c) Mengunjungi destinasi wisata di Kabupaten Purworejo bersama keluarga/teman/kerabat.

3) Pengeluaran merupakan proxy untuk pendapatan. Pengeluaran dioperasionalkan sebagai :

a) Pengeluaran Rp 1.000.000,- - Rp 2.499.000,- /bulan b) Pengeluaran ≥ Rp 2.500.000,- /bulan

11. Skala Penelitian

Modified Likert Scale

Dalam penelelitian ini, peneliti menggunakan Modified Likert

Scale. Skala ini yang digunakan dalam mengukur persepsi seseorang.

Sehingga skala ini cocok untuk penelitian ini. Dalam skala Likert terdapat 4 kategori jawaban skor :

Sangat Setuju (SS) : 4

Setuju (S) : 3

(64)

46

12. Teknik Pengujian Instrumen a. Uji Validitas

Suatu skala pengukuran dikatakan valid apabila melakukan apa yang seharusnya dilakukan dan mengukur apa yang seharusnya diukur (Kuncoro, 2013:172). Untuk teknik korelasi yang digunakan adalah korelasi Pearson Product Moment.

∑ ∑ ∑

√ ∑

Keterangan :

r : Koefisien korelasi antara X dan Y (product moment)

X : Nilai total jawaban dari masing-masing nomor dari responden Y : Total butir dari jawaban responden

∑X : Jumlah skor butir

∑XY : Jumlah hasil kali antara X dan Y N : Banyaknya partisipasi uji coba

b. Uji Reliabilitas

(65)

Keterangan :

R : Koefisien reliabelitas instrument.

K : Banyaknya butir pertanyaan yang diajukan. ∑

: Total varian butir.

:

Total varian.

13. Teknik Analisis Data

a. Analisis Statistika Deskriptif

Statistika deskriptif merupakan teknik analisis data dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum (Sugiyono, 2014:238). Analisis statistika deskriptif yang digunakan untuk menjawab rumusan masalah kedua. Tujuannya untuk mengetahui persepsi wisatawan atas atribut-atribut destinasi wisata di Kabupaten Purworejo.

b. Regresi Linear Sederhana

Regresi linear sederhana yang digunakan untuk menjawab rumusan masalah ketiga. Tujuannya untuk mengetahui pengaruh persepsi wisatawan pada minat kunjung ulang ke destinasi wisata Kabupaten Purworejo.

Regresi linear sederhana digunakan untuk mengetahui pengaruh satu variabel bebas terhadap satu variabel terikat, dengan persamaan :

Y = a + bx + e

Keterangan :

(66)

48

b = Kemiringan garis regresi x = Variabel bebas

e = Faktor penganggu (error).

Ada 1 rumusan masalah yang menggunakan teknik analisis regresi, maka terlebih dahulu digunakan uji asumsi klasik.

1) Uji Asumsi Klasik Normalitas

Dalam uji asumsi klasik normalitas, akan menguji data variabel bebas (X) dan data variabel terikat (Y) pada persamaan regresi yang dihasilkan. Pada persamaan regresi dikatakan baik jika data memiliki data variabel bebas dan data variabel terikat berdistribusi mendekati normal atau normal sama sekali (Sunyoto, 2011:131).

(67)

sebaliknya. Pada cara grafik histogram lebih sesuai untuk data yang relatif banyak dan tidak cocok untuk banyak data yang sedikit. Sedangkan pada cara normal probability membandingkan data rill dengan data distribusi normal (otomatis oleh komputer) secara kumulatif.

2) Uji Asumsi Klasik Heteroskedastisitas

Pada persamaan regresi perlu juga diuji mengenai sama atau tidak varians dan residual dari observasi yang satu dengan observasi yang lain. Apabila residual nya memiliki varian yang sama (Homoskedastisitas) dan apabila varians tidak sama atau berbeda (heteroskedastisitas) (Sunyoto, 2011:134).

c. Uji Beda Rata-rata (Independent sample t-test)

Uji beda ini digunakan untuk menjawab rumusan masalah keempat. Tujuannya untuk mengetahui perbedaan minat kunjung ulang dilihat dari tingkat pendapatan. Uji beda yang digunakan yaitu uji beda

Independent sample T-Test dengan SPSS 16.

14. Uji Hipotesis

Uji hipotesis digunakan untuk mengetahui signifikansi pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen. Signifikansi tersebut diestimasikan melalui perbandingan antara nilai .

(68)

50

tersebut menggambarkan bahwa variabel independen tidak mempengaruhi variabel dependen.

berarti ditolak dan diterima

berarti diterima dan ditolak.

Signifikansi pada uji t :

(69)

BAB IV

GAMBARAN UMUM DAN OBJEK PENELITIAN

Pada penelitian ini, Kabupaten Purworejo merupakan objek penelitian ini terutama pada destinasi pariwisatanya, persepsi dari wisatawan nusantara dan pendapatan wisatawan yang berkunjung ke Kabupaten Purworejo itu sendiri. Berikut ini merupakan informasi yang mendeskripsikan mengenai destinasi Kabupaten Purworejo.

Kabupaten Purworejo merupakan bagian dari Provinsi Jawa Tengah. Kabupaten ini berbatasan langsung dengan Kabupaten Kulon Progo, DIY di sebelah Timur. Kabupaten Kebumen di sebelah Barat. Kabupaten Wonosobo dan Kabupaten Magelang di sebelah Utara. Di sebelah selatan Kabupaten Purworejo berbatasan langsung dengan laut selatan yaitu Samudera Hindia. Kabupaten Purworejo memiliki slogan “Purworejo Berirama”.

A. Sejarah Kabupaten Purworejo

Kabupaten Purworejo merupakan wilayah yang subur yang berada di Jawa Tengah bagian selatan tepatnya antara sungai Progo dan Cingcingguling. Wilayah ini dikenal sebagai bagian dari Kerajaan Galuh. Oleh karena itu wilayah ini disebut sebagai wilayah Pegaluhan atau Pengalihan. Perubahan nama dari “pengalihan” berubah menjadi Pagelen dan terakhir kali berubah menjadi Bagelen.

(70)

52

Tanggal 5 Oktober 901 merupakan peristiwa penting bagi titik awal dari Kabupaten Purworejo yaitu pematokan tanah Perdikan (Shima) yang dikukuhkan dengan sebuah Prasasti yang disebut sebagai prasasti Kayu Ara Hiwang. Prasasti ini ditemukan di bawah pohon Sono yang berada di dusun Boro Wetan Kecamatan Banyuurip. Prasasti tersebut mengungkapkan bahwa pada tanggal 5 Oktober 901 adanya peristiwa peresmian sebagai adanya wilayah perdikan (Shima). Wilayah perdikan tersebut meliputi sawah, padang rumput, goa, tanah garapan, dan segala isinya.

Sebelum dikenal dengan nama Purworejo, wilayah Kabupaten Purworejo lebih dikenal sebagai wilayah Bagelen. Dalam perang Diponegoro pada abad ke-19, wilayah Bagelen dijadikan sebagai wilayah karesedanan sebagai kekuasaan Hindia-Belanda dengan ibukota yaitu Kota Purworejo. Adanya berbagai pertimbangan maka pada tanggal 1 Agustus 1901 Karesidenan Bagelen diganti menjadi Karesidenan Kedu dan menjadi Kabupaten Purworejo. Mulai saat itu ditetapkanlah tanggal 5 Oktober merupakan Hari Jadi Kabupaten Purworejo. Peristiwa ini ditetapkan oleh Sidang DPRD Kabupaten Purworejo pada tanggal 5 Oktober 1994.

B. Geografis dan Topologi Kabupaten Purworejo

(71)

1. Timur : Kabupaten Kulon Progo, DIY 2. Barat : Kabupaten Kebumen

3. Utara : Kabupaten Wonosobo dan Kabupaten Magelang 4. Selatan : Laut selatan yaitu Samudera Hindia.

Secara topografis wilayah Kabupaten Purworejo merupakan wilayah beriklim tropis basah dengan suhu 19oC – 28o C. Kelembaban udara wilayah Kabupaten Purworejo antara 70%-90% dengan curah hujan tertinggi pada bulan Desember 311 mm dan bulan Maret 289mm.

(72)

54

Gambar 4.1

Peta Kabupaten Purworejo

Sumber : https://pdkpurworejo.wordpress.com/2010/04/10/informasi-geografis-kabpur/

C. Kepariwisataan di Kabupaten Purworejo 1. Daya Tarik di Kabupaten Purworejo

(73)

a. Goa Seplawan

Goa Seplawan merupakan salah satu daya tarik alam di Kabupaten Purworejo. Goa Seplawan terletak di gugusan Bukit Menoreh perbatasan Kabupaten Purworejo dan Kulon Progo, tepatnya berada di Desa Donorejo, Kecamatan Kaligesing, sekitar 20 km ke timur dari pusat Kota Purworejo. Goa Seplawan berada di sekitar 700 meter di atas permukaan air laut. Goa seplawan merupakan peninggalan sejarah peradaban masa lalu. Hal ini dibuktikan dengan ditemukannya arca emas 22 karat setinggi 9 cm dengan berat 2,5 kg dengan rupa sepasang pria dan wanita yang sedang bergandengan tangan yang ditemukan pada 15 Agustus 1979. Arca tersebut dinamakan Arca Kencana.

Patung Arca tersebut diyakini oleh para arkeolog merupakan rupa dari Dewa Siwa dan Dewi Parwati. Arca Kencana merupakan arca peninggalan Hindu Siwa. Saat ini Arca Kencana tersebut disimpan di Museum Nasional sebagai koleksi negara dan saat ini yang berada di kawasan Goa Seplawan hanyalah replika Arca Kencana.

(74)

56

Gambar 4.2

Replika Arca Kencana di Goa Seplawan

Sumber : http://gooaseplawan.blogspot.co.id/ Gambar 4.3

Bagian Dalam dari Goa Seplawan

(75)

Gambar 4.4

Pemandangan Di Goa Seplawan

Sumber : http://tempatberwisata.com/tempat-wisata-di-purworejo.html

b. Pantai Jatimalang

(76)

58

Gambar 4.5

Daya Tarik Wisata Pantai Jatimalang

Sumber : Dokumen Sendiri Gambar 4.6

Pesisir Pantai Jatimalang

Sumber : Dokumen Sendiri Gambar 4.7

Area Tepi Pantai Jatimalang

(77)

c. Area Kolam Renang Artha Tirta dan Area Geger Menjangan

Area Geger Menjangan merupakan kawasan yang diminati wisatawan untuk menikmati keindahan kota Purworejo dan pantai Selatan dari ketinggian puncak bukit. Di puncak bukit Geger Menjangan terdapat sebuah makam seorang tokoh yang diyakini ikut andil dalam keberadaan Kabupaten Purworejo, yaitu makam Kyai Imam Puro. Kawasan Geger Menjangan juga menawarkan daya tarik buatan seperti kolam renang, area bermain anak dan taman kota yang berada di sisi sebelah timur dari kolam renang. Wisata buatan kolam renang Artha Tirta diminati oleh wisatawan karena area ini menawarkan pamandangan pegunungan dengan pemandangan hijau yang berada di area tersebut. Area wisata Geger Menjangan mudah dijangkau oleh wisatawan karena berada di Jalan Purworejo-Magelang dan dekat dari kota Purworejo.

(78)

60

Gambar 4.8

Area Taman Kota Geger Menjangan

Sumber : https://twitter.com/MovieOnline_ Gambar 4.9

Area Wisata Kolam Renang Artha Tirta

Sumber : Dokumen Sendiri Gambar 4.10

Kolam Renang Artha Tirta

(79)

Gambar 4.11

Kolam dan Area Bermain Anak

Sumber : Dokumen Sendiri d. Museum Tosan Aji

Museum Tosan Aji merupakan salah satu wisata budaya yang dimiliki oleh Kabupaten Purworejo. Museum Tosan Aji terletak di pusat Kota Purworejo, tepatnya berada di sebelah selatan dari Alun-alun Kota Purworejo. Arti nama Tosan Aji adalah sejenis senjata pusaka dari logam besi yang memiliki kehormatan di masyarakat, terutama pada masa lampau, antara lain seperti keris, tombak, pedang, kudi dan menur. Museum Keris Tosan Aji merupakan museum yang menyimpan berbagai jenis senjata perang atau pusaka. Pusaka tersebut merupakan peninggalan kerajaan-kerajaan di nusantara pada masa lalu. Pusaka yang menjadi koleksi dari Museum Tosan Aji, antara lain :

1. Seperangkat Gamelan Kyai Puguh Cakranegara

Gambar

Gambar 2.1 Representasi Umum Rantai Alat-Tujuan yang Memiliki Empat Tingkatan
Tabel 2.2 Segmentasi Berdasarkan Karakteristik Konsumen
Tabel 2.3 Dasar Kemampuan Pemberian Jenis Pariwisata
Gambar 2.2 Model Penelitian
+7

Referensi

Dokumen terkait

sehingga penulis dapat menyelesaikan tesis dengan judul “Pengaruh Persepsi tentang Mutu Pelayanan Kesehatan terhadap Minat Kunjung Ulang Pasien Rawat Inap di RSUD DR.. Tesis

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan persepsi wisatawan tentang destinasi wisata Taman Marga Satwa dan Budaya Kinantan di Kota Bukittinggi ditinjau dari

Hasil penelitian menunjukan bahwa penilaian tingkat kinerja berada di bawah tingkat kepentingan pada destinasi wisata Taman Tebing Breksi dengan nilai kesenjangan sebesar

Penelitian ini berangkat dari masalah penelitian yang ada, yaitu : “bagaimana meningkatkan minat kunjung ulang pada obyek wisata pemandian air panas GUCI” penelitian ini

Dhiajeng Dwi Suryani melakukan penelitian berjudul “Pengaruh Promosi dan Kualitas Pelayanan Terhadap Minat Kunjung Kembali Wisatawan Di Pulau Pahawang Lampung”

Penelitian bertujuan untuk (1) menganalisis pengaruh physical evidence, emotional factor, service quality dan komponen destinasi wisata (4A) terhadap kepuasan konsumen dan minat

Pengaruh citra destinasi terhadap minat berkunjung ulang Hasil penyebaran kuesioner yang telah dilakukan oleh peneliti terkait dengan persepsi citra destinasi maka indikator tanggapan

ABSTRAK PENGARUH PELAKSANAAN TRADISI “SIMAH LAUT” DI PANTAI UJUNG PANDARAN TERHADAP MINAT KUNJUNG ULANG WISATAWAN Studi kasus pada Wisatawan yang Pernah Menyaksikan Tradisi