• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisa Pengaruh Penagihan Pajak Dengan Surat Paksa Terhadap Tingkat Pencairan Tunggakan Pajak Wajib Pajak Perorangan dan Wajib Pajak Badan.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Analisa Pengaruh Penagihan Pajak Dengan Surat Paksa Terhadap Tingkat Pencairan Tunggakan Pajak Wajib Pajak Perorangan dan Wajib Pajak Badan."

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

v

ABSTRAK

Pajak mempunyai peranan yang sangat besar dalam pemasukan ke kas negara yang akan digunakan untuk membiayai pengeluaran Negara. Penerimaan pajak diharapkan dapat semaksimal mungkin untuk mendukung pembangunan nasional, oleh karena itu tunggakan pajak harus seminimal mungkin. Pemerintah berusaha mengatasi tunggakan pajak tersebut dengan melakukan proses penagihan pajak dengan melakukan serangkaian tindakan yang dilakukan oleh fiskus, karena Wajib Pajak tidak memenuhi peraturan perpajakan, khususnya pembayaran pajak terutang. Dengan menerbitkan Surat Tagihan Pajak (STP), Surat Keterangan Kurang Bayar (SKPKB), Surat Ketetapan Kurang Bayar Tambahan (SKPKBT), Surat Keputusan Pembetulan, Surat Keputusan Pembetulan, Surat Keputusa Keberatan dan Putusan Banding yang mengakibatkan bertambahnya jumlah pajak yang terutang. Maka fiskus melaksanakan penagihan pajak aktif dengan menerbitkan Surat Teguran, Surat Paksa, SPMP, Pemblokiran dan Pelaksanaan Lelang dalam upaya peningkatan pencairan tunggakan pajak.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui analisa pengaruh penagihan pajak dengan Surat Paksa terhadap tingkat pencairan tunggakan pajak Wajib Pajak Perorangan dan Wajib Pajak Badan. Objek Penelitian ini adalah KPP Pratama Bojonagara. Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode deskriptif analitis, yaitu metode yang berupa pengumpulan data pada organisasi yang menjadi objek penelitian, dan berdasarkan data-data tersebut, disusun suatu gambaran yang sistematis dan akurat untuk analisis, diteliti dna diinterprestasikan. Di samping itu juga penulis melakukan pengamatan dengan melakukan wawancara, dan melakukan penelitian kepustakaan.

Dari hasil penelitian yang dilakukan, penulis menarik kesimpulan bahwa adanya peranan penagihan pajak aktif dengan Surat Paksa yang dilakukan oleh KPP Bojonagara untuk meningkatkan pencairan tunggakan pajak. Diketahui pula bahwa sudah dipenuhinya target pencairan tunggakan pajak yang ditargetkan DJP Kanwil Wajib Pajak Besar yang terdiri dari 30% pencairan dari saldo tunggakan awal tahun dan 50% dari total penambahan keselurahan pada tahun 2006 dan 2007 yaitu pada tahun pajak 2005 dan 2006.

(2)

vi

2.1.4 Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar (SKPKB) ... 20

2.1.5 Jangka Waktu penerbitan SKPKB ... 22

2.2 Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar Tambahan (SKPKBT) ... 22

2.2.1 Biaya Penagihan Pajak ... 23

2.2.2 Pelaksanaan Penagihan Pajak ... 25

2.3 Penagihan Pajak Dengan Surat Paksa ... 27

2.3.1 Definisi Surat Paksa ... 27

2.3.2 Surat Teguran ... 27

2.3.3 Dasar Hukum Penagihan Dengan Surat Paksa... 28

2.3.4 Isi Surat Paksa ... 29

2.3.5 Penerbitan Surat Paksa ... 29

2.4 Keberatan dan Banding ... 36

2.4.1 Keberatan ... 36

2.4.2 Tata Cara Penyelesaian Banding ... 38

2.5 Pemblokiran dan Penyitaan Harta Kekayaan yang Tersimpan di Bank ... 39

2.6 Kebijakan Penagihan Pajak ... 42

(3)

vii

BAB 3 ... 51

METODE PENELITIAN ... 51

3.1. Objek Penelitian ... 51

3.2 Metode Penelitian... 51

3.3 Gambaran Umun Kantor Pelayanan Pajak ... 54

3.3.1 Sejarah Singkat Kantor Pelayanan Pajak Pratama Bojonagara... 54

3.3.2 Struktur Organisasi KPP Pratama Bandung Bojonagara ... 56

3.3.3 Uraian Tugas ... 56

3.3.4 Visi dan Misi Kantor Pelayanan Pajak Bandung Bojonagara ... 60

3.4 Kedudukan, Tujuan, Tugas, dan Fungsi Kantor Pelayanan Pajak. ... 60

BAB 4 ... 62

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 62

4.1. Proses Pelaksanaan Penagihan Pajak ... 62

4.1.1. Proses Penagihan Pajak Aktif ... 62

4.1.2. Penerbitan Surat Teguran ... 62

4.1.3. Penerbitan dan Pelaksanaan Surat Paksa (S.5.0.23.06) ... 63

4.1.4. Pengeluaran Surat Perintah Melaksanakan Penyitaan (S.5.0.23.07) ... 65

4.1.5 Pengajuan Permintaan Jadwal Waktu dan Tempat Pelelangan... 67

4.1.6. Proses Penagihan Pajak Dalam Usaha Meningkatkan Pencairan Tunggakan Pajak ... 70

4.1.7. Analisa Tunggakan Pajak dan Kegiatan Penagihan dengan Surat Paksa tahun 2006 dan tahun 2007 di KPP Pratama Bojonagara Bandung. ... 71

4.1.8. Proses Penagihan Pajak Pasif ... 84

(4)

viii

DAFTAR TABEL

(5)

1 Universitas Kristen Maranatha

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Penelitian

Seluruh kehidupan perseorangan dan perkembangan dunia bisnis dipengaruhi oleh ketentuan peraturan perudangan-undangan perpajakan. Perundang-undangan perpajakan dibuat untuk mendukung usaha pemerintah dalam melakukan pembangunan nasional. Sumber penerimaan dana pemerintah berasal dari luar negeri dan dalam negeri. Dana penerimaan yang paling besar berasal dari penerimaan dalam negeri yaitu berupa penerimaan pajak. Oleh karena itu pajak merupakan sumber yang sangat penting bagi pemerintah dalam usaha melakukan pembangunan nasional yang bertujuan menyejahterakan rakyat. (sumber: http://ksdpajak.blogspot.com/2007/09/latar-belakang.html)

Pajak merupakan iuran rakyat yang diatur dalam Undang-undang sebagai wujud pengabdian dan peran serta masyarakat dalam membiayai pembangunan nasional dan dalam menjalankan pemerintah yang hasilnya untuk kepentingan rakyat.. (sumber : www.wikipedia.org/wiki.Pajak)

(6)

BAB I PENDAHULUAN

2 Universitas Kristen Maranatha

menghindari pembayaran pajak karena menganggap pajak tersebut sebagai beban yang dapat mengurangi kemampuan ekonomis. Oleh karena itu masyarakat melakukan berbagai cara untuk menghindari dan mengurangi jumlah pembayaran pajak. Wajib pajak cenderung tidak atau menunda pelunasan utang pajaknya.

Pemungutan pajak oleh pemerintah diatur dalam Undang-undang. Oleh karena itu pemerintah perlu melakukan tindakan yang tegas untuk wajib pajak yang menghindari pembayaran pajak.

Tindakan yang dilakukan pemerintah adalah dengan penagihan pajak yaitu supaya memaksa wajib pajak untuk melaksanakan kewajibannya. Pemerintah melakukan penagihan pajak dengan harapan masyarakat melaksanakan kewajibanya sebagai wajib pajak untuk mendukung keberhasilan penerimaan pajak yang dapat membantu pemerintah untuk menjalankan pemerintahanya.

Namun terkadang penagihan saja tidaklah cukup. Masih banyak kasus dimana wajib pajak berupaya agar tidak melaksanakan kewajibanya membayar pajak meskipun penagihan telah dilakukan. Sehingga pemerintah melakukan beberapa tindakan tegas dengan mengeluarkan beberapa surat keputusan, diantaranya Surat Paksa.

(7)

3 Universitas Kristen Maranatha

Terhadap Tingkat Pencairan Tunggakan Pajak Wajib Pajak Perorangan dan

Wajib Pajak Badan.” (sumber: www.google.com)

1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang tersebut, penulis mengidentifikasikan masalah yaitu: 1. Bagaimana penerapan penagihan pajak dengan surat paksa pada wajib pajak di

KPP Bojonagara Bandung

2. Bagaimana kelemahan-kelemahan/kendala apa saja yang ditemukan dalam praktek penagihan pajak dengan surat paksa di KPP Bojonagara Bandung.

1.3 Tujuan Penelitian

Penelitian dilakukan dengan tujuan untuk:

1. Mengetahui pengaruh dan proses penagihan pajak kepada wajib pajak dengan surat paksa serta pengaruhnya terhadap kepatuhan wajib pajak.

2. Mengetahui kelemahan dan kendala yang mungkin ditemukan dalam praktek penagihan pajak dengan surat paksa.

3. Mengetahui upaya serta proses penagihan pajak dengan surat paksa terhadap wajib pajak perorangan.

1.4 Kegunaan Penelitian

(8)

BAB I PENDAHULUAN

4 Universitas Kristen Maranatha

- Untuk menambah wawasan dan pengetahuan penulis sehubungan dengan proses penagihan pajak dan dampaknya terhadap kepatuhan wajib pajak,

- Sebagai bahan dalam penulisan skripsi yang merupakan salah satu syarat untuk menempuh ujian siding sarjana Ekonomi jurusan Akuntansi, Universitas Kristen Maranatha Bandung.

2. Kantor Pelayanan pajak

Sebagai masukan dan informasi bagi kantor pajak mengenai hal-hal yang berhubungan dengan penagihan pajak dengan surat paksa dan kendala-kendala yang terjadi pada saat penagihan pajak agar wajib pajak kembali patuh terhadap kewajibanya membayar pajak.

3. Bagi pihak lain

Sebagai pengetahuan di bidang perpajakan dan sumber informasi untuk penelitian dan bahan kepustakaan atau sumber pengetahuan serta penambah wawasan bagi masyarakat luas umumnya.

1.5 Rerangka Pemikiran

Sistem pemungutan pajak yang ada di Indonesia adalah self assesstment

system yaitu sistem yang memberikan hak kepada wajib pajak untuk membayar,

(9)

5 Universitas Kristen Maranatha

Karena penerimaan pajak sangat berarti bagi negara untuk pemulihan ekonomi dan pembiayaan negara maka pemerintah harus mengatahui benar atau setidaknya pelaksaan self assesstment system oleh wajib pajak. Hal ini dapat dilakukan dengan dua cara yaitu penelitian dan pemeriksaan untuk uji kepatuhan. Dari kedua cara tersebut akan didapatkan hasil penelitian dan hasil pemeriksaan.

Hasil yang didapatkan dari penelitian dan pemeriksaan dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu pertama hasilnya adalah wajib pajak telah melaksanakan self asssesstment system dengan benar sehingga tidak menimbulkan pajak terutang yang harus dibayar oleh wajib pajak dan kedua, hasilnya adalah wajib pajak tidak melaksanakan self assesstment system dengan baik sehingga mengakibatkan adanya pajak yang terutang yang harus dibayar oleh wajib pajak.

Perlakuan wajib pajak terhadap pajak terutang tersebut dapat dibedakan menjadi dua macam. Pertama, wajib pajak melunasi atau membayar utang pajaknya sehingga tidak ada lagi utang pajak. Kedua pajak terutang tersebut menjadi tunggakan pajak. Hal ini bisa disebabkan karena wajib pajak tidak melunasi atau tidak membayar utang pajaknya dan adanya sengketa pajak karena wajib pajak tidak meyetujui jumlah pajak yang terutang menurut penelitian dan pemeriksaan sehingga mengajukan keberatan dan banding.

(10)

BAB I PENDAHULUAN

6 Universitas Kristen Maranatha

yang dilakukan oleh fiskus karena wajib pajak tidak memenuhi peraturan perpajakan khususnya pembayaran pajak yang terutang.

Masih banyak wajib pajak yang tidak melakukan kewajibanya dengan benar sehingga penerimaan pemerintah tidak optimal. Penagihan pajak diatur dalam Undang-undang nomor 6 tahun 1983 sebagaimana telah diubah terakhir dengan Undang-undang nomor 28 tahun 2007 tentang ketentuan umum perpajakan yang mulai berlaku 1 Januari 2008.

Proses penagihan pajak yang dilakukan seperti penrbitan Surat Tagihan Pajak (STP), Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar (SKPKB), Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar Tambahan (SKPKBT), Surat Keputusan Pembetulan (SKP), Surat Paksa (SP), pengumuman lelang dan pelaksanaan lelang, pencegahan dan penyaderaan, penagihan seketika dan sekaligus.

Dengan proses penagihan pajak tersebut diharapkan dapat meningkatkan cairan tunggakan pajak terhutang yang lebih mengutamakan penyertaan dengan Surat Paksa. Penelitian ini dimaksudkan untuk mengetahui sejauh mana peranan proses penagihan pajak dengan surat paksa dalam usaha pencairan tunggakan pajak serta kepatuhan wajib pajak pribadi setelah dikeluarkanya surat paksa.

1.6 Metodologi Penelitian

Metodologi Penelitian yang dilakukan oleh penulis adalah deskriptif

analitis yaitu suatu metode yang berusaha untuk mengumpulkan, menyajikan

(11)

7 Universitas Kristen Maranatha

objek yang diteliti dan diolah untuk ditarik suatu kesimpulan. (sumber: deskriptif analitis – Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas)

1.7 Lokasi Penelitian

(12)

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

88 Universitas Kristen Maranatha

BAB 5

SIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian tahun 2006 sampai dengan tahun 2007 mengenai analisa pengaruh penagihan pajak dengan Surat Paksa terhadap tingkat pencairan tunggakan pajak wajib pajak perorangan dan wajib pajak badan di KPP Bojonagara, maka kesimpulan yang dapat dipeoleh adalah:

(13)

89 Universitas Kristen Maranatha

tentang kesadaran dan manfaat dari membayar pajak serta perturan perpajakn yang ada.

2. Proses penagihan pajak yang dilakukan di KPP Bojonagara dalam kurun waktu 2 tahun tersebut mempunyai peranan dalam usaha meningkatkan pencairan tunggakan pajak yang memenuhi bahkan melebihi target 30%. Hal ini mungkin disebabkan karena Wajib Pajak atau Penanggung Pajak cooperative dalam melunasi utang pajaknya. Namun proses penagihan pajak kurang berperan dalam usaha meningkatkan pencairan tunggakna pajak, dilihat dari jumlah tunggakan pajak yang semakin meningkat hal ini mungkin disebabkan karena target pencairan tunggakan yang terlalu rendah yakni 30% dan mudah untuk dicapai dan adanya berbagai hambatan dalam melaksanakan proses penagihan pajak seperti Wajib Pajak pindah alamat sehingga tidak diketahui keberadaanya dan menyebabkan banyaknya Surat Teguran atau Surat Paksa yang kembali atau ditolak, dna banyaknya Wajib Pajak yang mengajukan Keberatan menunda proses penagihan pajak sehingga tidak melunasi utang pajaknya. Dalam melakukan perbandingan target dan realisasi tunggakan pajak di Seksi Penagihan tidak mejelaskan secara rinci pencairan tunggakan pajak yang terjadi merupakan pembayaran dari saldo tunggakan awal atau penambahan.

(14)

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

90 Universitas Kristen Maranatha

5.2. Saran

Beberapa saran yang diajukan untuk memeperbaiki kelemahan-kelemahan dalam proses penagihan pajak yang dibahas pada bab sebelumnya, diantaranya adalah:

1. Proses penagihan pajak yang lama dan tanpa ada kepastian waktu selesainya, sebaiknya peraturan perpajakan dilengkapi dengan jangka waktu paling lama untuk proses penagihan.

2. Target pencairan tunggakan pajak di seksi penagihan yang terlalu rendah dan mudah dicapai, sebaiknya target tersebut dapat ditingkatkan sehingga dapat lebih meningkatkan realisasi pencairan tunggakan pajak.

3. Untuk mengatasi hambatan-hambatan dalam proses penagihan pajak, sebaiknya wajib pajak segera memberitahu jika pindah alamat kepada aparat perpajakan dan hendaknya aparat perpajakan dapat memberikan penyuluhan kepada Wajib Pajak bahwa keberatan tidak menunda proses penagihan pajak dan pelunasan utang pajak.

4. Untuk mengatasi data untuk perbandingan target dan realisasi pencairan tunggakan pajak, sebaiknya format laporan tunggakan pajak diperbaharui.

5. Meningkatkan kesadaran Wajab Pajak akan pentingnya membayar pajak. Karena pajak salah satu sumber pendapatan pemerintah yang utama untuk membantu pembangunan. Sehingga Wajib Pajak tidak membayar pajak tidak melewati tanggal jatuh tempo yang mengakibatkan tunggakan pajak.

(15)

91 Universitas Kristen Maranatha

(16)

92 Universitas Kristen Maranatha

Daftar Pustaka

Mardiasmo. (2006). Edisi Revisi 2006. Perpajakan. Yogyakarta: Andi.

Meliala, Tulis S. (2007). Edisi 4. Perapajakan dan Akuntansi Pajak. Jakarta: Semesta Media.

Waluyo. (2005). Edisi Revisi. Perpajakan Indonesia. Buku 1. Jakarta: Salemba Empat.

Waluyo. (2005). Edisi Revisi. Perapajakan Indonesia. Buku 2. Jakarata: Salemba Empat.

Surat Edaran Direjen Pajak Nomor SE-01/ PJ.75/ 2005 Tentang Kebijakan Penagihan Pajak.

Direktorat Pemeriksaan dan Penagihan Pajak. Pedoman Penagihan Pajak Edisi

2008.

Keputusan Direktur Jendral Pajak nomor KEP-474/ PJ./ 2002 Tetang Bentuk, Jenis, dan Kode Kartu, Formulir, Surat dan Buku yang Digunakan Dalam Pelaksanaan Penagihan Pajak dengan Surat Paksa.

Keputusan Direktur Jendral Pajak nomor KEP-627/ PJ./ 2001 Tentang Tata Cara Pelaksanaan Pemblokiran dan Penyitaan Harta Kekayaan Penanggung Pajak yang Tersimpan Pada Bank Dalam Rangka Penagihan Pajak Dengan Surat Paksa.

(17)

93 Universitas Kristen Maranatha

www.google.com www.pajak.go.id

Referensi

Dokumen terkait

Hasil penelitian menunjukkan pengaruh karakteristik individu, khususnya locus of control dan employee performance secara langsung dapat mempengaruhi penerimaan pemeriksa atas

[r]

[r]

Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Kuasa, penulis ucapkan karena skripsi dengan judul “ Analisis Kinerja Perusahaan Terhadap Return Saham: Studi Kasus Pada Perusahaan Manufaktur

algoritma memprediksi sampel baru berdasarkan sampel sebelumnya. Selama fase pembaruan filter menyaring perkiraan ini berdasarkan sampel baru dari sistem. Jumlah titik referensi

Bagian-bagian Tubuh yang Diukur (A. Tinggi ekor). Hubungan kekerabatan fenetik pada spesies ikan yang didapatkan ditentukan dengan urutan kerja sebagai berikut: a) Menentukan

Variabel independen ( predikt or) adalah nilai t iga subt es Tes Bakat Skolast ik ( TBS) : verbal, kuant it at if, dan penalaran, yang m erepresent asikan bakat skolast ik;

Liza’s childhood life is monotonous because she only interacts with her mother. The way her mother chooses to live simply in an isolated place limits Liza’s social life. The