• Tidak ada hasil yang ditemukan

Hubungan kompetensi guru Ekonomi dengan motivasi dan prestasi belajar siswa.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Hubungan kompetensi guru Ekonomi dengan motivasi dan prestasi belajar siswa."

Copied!
192
0
0

Teks penuh

(1)

ABSTRAK

HUBUNGAN KOMPETENSI GURU EKONOMI DENGAN

MOTIVASI DAN PRESTASI BELAJAR SISWA

Aurelia Neneng Astriani Universitas Sanata Dharma

2017

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: 1) Apakah ada hubungan kompetensi guru ekonomi dengan motivasi belajar siswa kelas XI IPS dan XII IPS di SMA Negeri 1 Depok; 2) Apakah ada hubungan kompetensi guru ekonomi dengan prestasi belajar siswa kelas XI IPS dan XII IPS di SMA Negeri 1 Depok.

Jenis penelitian ini adalah deskriptif korelasional. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan November sampai Desember 2016. Populasi dalam penelitian ini yaitu siswa kelas X IPS, XI IPS dan XII IPS di SMA Negeri 1 Depok dengan jumlah 285 siswa. Sampel sebanyak 189 siswa diambil dengan teknik Purposive Sampling. Teknik pengumpulan data menggunakan kuesioner dan dokumentasi. Data dianalisis dengan teknik analisis korelasi.

(2)

ABSTRACT

THE CORRELATION BETWEEN COMPETENCE OF

ECONOMICS TEACHER TOWARDS MOTIVATION AND

STUDENTS ACHIEVEMENT

Aurelia Neneng Astriani Sanata Dharma University

2017

This study aims to find out whether: 1) there is a correlation between competence of economics teachers to motivate students of the eleventh and twelfth grade students of the Social and Sciences Department in SMA Negeri 1 Depok; 2) there is a correlation between competence of economics teachers towards students achievement of the eleventh and twelfth grade students of Social and Sciences Department in SMA Negeri 1 Depok.

This research is a descriptive correlational study. This research was conducted from November to December 2016. The population of this research were 285 students of the eleventh and twelfth grade students of Social and Sciences Department in SMA Negeri 1 Depok. The samples were 189 students taken by purposive sampling technique. Data collection techniques were questionnaires and documentation. Data were analyzed by correlation analysis techniques.

(3)

HUBUNGAN KOMPETENSI GURU EKONOMI

DENGAN MOTIVASI DAN PRESTASI BELAJAR SISWA

Penelitian dilakukan di SMA Negeri 1 Depok Yogyakarta

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Ekonomi Bidang Keahlian Khusus Pendidikan Akuntansi

Oleh:

Aurelia Neneng Astriani 121334010

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI

BIDANG KEAHLIAN KHUSUS PENDIDIKAN AKUNTANSI JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA

(4)
(5)
(6)

iv

PERSEMBAHAN

Kupersembahkan karya ini untuk:

 TUHAN YESUS KRISTUS dan BUNDA MARIA

 Kedua orang tuaku Bapak Laurensius Pandi dan Ibu

Anastasia Kartini

 Abangku Silvester Rande Putra

 Saudara/saudariku serta seluruh keluargaku

 Temanku tercinta Pendidikan Akuntansi 2012

(7)

v

MOTTO

Apa saja yang kamu minta dalam doa dengan penuh

kepercayaan, kamu akan menerimanya.

(Matius 21:22)

Dia memberi kekuatan kepada yang lelah dan menambah

semangat kepada yang tiada berdaya.

(Yesaya 40:29)

Bermimpilah, karena Tuhan akan memeluk mimpi-mimpi itu.

~ Andrea Hirata ~

Jangan pernah menyerah , karena ada tempat dan saat dimana

ombak paling tinggi sekalipun akan berbalik arah.

~ Harriet Beecher Stowe ~

Sebuah mimpi dapat terwujud bukan karena keajaiban, melainkan

karena keringat dan kerja keras.

~ Colin Powell ~

All it takes is faith and trust.

(8)

vi

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebut dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.

Yogyakarta, 27 Februari 2017

Penulis

(9)

vii

LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

PUBLIKAS KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma:

Nama : Aurelia Neneng Astriani

Nomor Mahasiswa : 121334010

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul:

HUBUNGAN KOMPETENSI GURU EKONOMI DENGAN MOTIVASI DAN PRESTASI BELAJAR SISWA

Dengan demikian saya memberikan hak kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama mencantumkan nama saya sebagai penulis.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.

Dibuat di Yogyakarta

Pada tanggal: 27 Februari 2017

Yang menyatakan

(10)

viii

ABSTRAK

HUBUNGAN KOMPETENSI GURU EKONOMI DENGAN

MOTIVASI DAN PRESTASI BELAJAR SISWA

Aurelia Neneng Astriani Universitas Sanata Dharma

2017

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: 1) Apakah ada hubungan kompetensi guru ekonomi dengan motivasi belajar siswa kelas XI IPS dan XII IPS di SMA Negeri 1 Depok; 2) Apakah ada hubungan kompetensi guru ekonomi dengan prestasi belajar siswa kelas XI IPS dan XII IPS di SMA Negeri 1 Depok.

Jenis penelitian ini adalah deskriptif korelasional. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan November sampai Desember 2016. Populasi dalam penelitian ini yaitu siswa kelas X IPS, XI IPS dan XII IPS di SMA Negeri 1 Depok dengan jumlah 285 siswa. Sampel sebanyak 189 siswa diambil dengan teknik Purposive Sampling. Teknik pengumpulan data menggunakan kuesioner dan dokumentasi. Data dianalisis dengan teknik analisis korelasi.

(11)

ix

ABSTRACT

THE CORRELATION BETWEEN COMPETENCE OF

ECONOMICS TEACHER TOWARDS MOTIVATION AND

STUDENTS ACHIEVEMENT

Aurelia Neneng Astriani Sanata Dharma University

2017

This study aims to find out whether: 1) there is a correlation between competence of economics teachers to motivate students of the eleventh and twelfth grade students of the Social and Sciences Department in SMA Negeri 1 Depok; 2) there is a correlation between competence of economics teachers towards students achievement of the eleventh and twelfth grade students of Social and Sciences Department in SMA Negeri 1 Depok.

This research is a descriptive correlational study. This research was conducted from November to December 2016. The population of this research were 285 students of the eleventh and twelfth grade students of Social and Sciences Department in SMA Negeri 1 Depok. The samples were 189 students taken by purposive sampling technique. Data collection techniques were questionnaires and documentation. Data were analyzed by correlation analysis techniques.

(12)

x

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas pertolongan dan

penyertaanNya kepada penulis dalam persiapan, pelaksanaan, dan penyelesaian

skripsi ini, yang berjudul “Pengaruh Kompetensi Guru Ekonomi Terhadap

Motivasi dan Prestasi Belajar Siswa”.

Skripsi ini ditulis dan diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh

gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Ekonomi BKK Pendidikan

Akuntansi, Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial, Fakultas Keguruan dan

Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma.

Penulis menyadari bahwa terselesainya penulisan skripsi ini tidak terlepas dari

bimbingan dan dukungan dari banyak pihak. Oleh karena itu, penulis

mengucapkan terima kasih yang sedalam-dalamnya kepada:

1. Bapak Rohandi, Ph.D., selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

2. Bapak Ig. Bondan Suratno, S.Pd., M.Si., selaku ketua Program Studi

Pendidikan Ekonomi BKK Pendidikan Akuntansi Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta.

3. Ibu Benedecta Indah Nugraheni, S.Pd., S.I.P., M.Pd., selaku Dosen

Pembimbing yang telah banyak meluangkan waktu dan memberikan

(13)

xi

4. Ibu Cornelio Purwantini, S.Pd., M.SA. dan Ibu Natalina Premastuti

Brataningrum, S.Pd., M.Pd., selaku Dosen Pembimbing Akademik yang telah

banyak memberikan bimbingan, semangat dan motivasi selama perkuliahan.

5. Seluruh Bapak/Ibu Dosen yang telah banyak memberikan tambahan

pengetahuan dalam proses perkuliahan.

6. Ibu Theresia Aris Sudarsilah selaku tenaga administrasi Pendidikan

Akuntansi.

7. Bapak Drs.Shobariman, M.Pd. selaku kepala SMA Negeri 1 Depok yang telah

memberikan ijin bagi penulis untuk melakukan penelitian di SMA Negeri 1

Depok.

8. Bapak Drs. Tri Nardono selaku guru mata pelajaran Ekonomi.

9. Siswa-siswi kelas XI IPS dan XII IPS yang bersedia membantu penulis dalam

melakukan penelitian.

10.Bapak dan Ibu terkasih, Laurensius Pandi dan Anastasia Kartini yang telah

memberikan dukungan, semangat, kasih, dan doa kepada penulis.

11.Keluarga besarku yang telah memberi dukungan baik spiritual maupun materi,

dan memotivasi penulis sampai akhirnya penulis dapat menyelesaikan

penyusunan skripsi ini.

12.Ignatius Yudi yang telah memberi dukungan, semangat dan doa sehingga

penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi ini.

13.Sahabat tercinta Fia, Didi, Kak Sara, Siwi, Ega, Allo, Kak Ella, Mas Bojes,

(14)

xii

memberikan dukungan sehingga penulis mampu menyelesaikan penyusunan

skripsi ini.

14.Teman-teman Pendidikan Akuntansi angkatan 2012, yang telah membantu

penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

15.Semua pihak yang telah banyak membantu dan tidak dapat penulis sebutkan

satu-persatu.

Penulis menyadari penyusunan skripsi ini masih jauh dari sempurna. Oleh

karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang bermanfaat. Akhir kata,

semoga skripsi ini bermanfaat bagi semua pihak.

Yogyakarta, 27 Februari 2017

Penulis,

(15)

xiii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv

HALAMAN MOTTO ... v

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... vi

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ... vii

ABSTRAK ... viii

ABSTRACT ... ix

KATA PENGANTAR ... x

DAFTAR ISI ... xiii

DAFTAR TABEL ... xvi

DAFTAR LAMPIRAN ... xviii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1

B. Rumusan Masalah ... 5

C. Tujuan Penelitian ... 5

D. Manfaat Penelitian ... 6

BAB II KAJIAN TEORI A. Kajian Teori ... 7

1. Kompetensi ... 7

2. Guru ... 11

3. Kompetensi Guru ... 14

4. Motivasi Belajar ... 17

5. Prestasi Belajar ... 24

B. Penelitian yang Relevan ... 27

C. Kerangka Berfikir ... 30

D. Hipotersis Penelitian ... 31

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Penelitian ... 32

B. Tempat dan Waktu Penelitian ... 32

C. Subjek dan Objek Penelitian ... 32

1. Subjek Penelitian ... 33

2. Objek Penelitian ... 33

D. Populasi, Sampel, dan Teknik Penarikan Sampel ... 33

1. Populasi Penelitian ... 33

2. Sampel Penelitian ... 33

(16)

xiv

E. Operasionalisasi Variabel ... 34

1. Variabel Independen ... 34

2. Variabel Dependen ... 34

F. Teknik Pengumpulan Data ... 35

1. Kuesioner ... 36

2. Dokumentasi ... 38

G. Teknik Pengujian Instrumen... 39

1. Uji Validitas... 39

2. Uji Reliabilitas ... 44

H. Teknik Analisis Data ... 46

1. Analisis Deskriptif ... 46

2. Uji Prasyarat Analisis ... 49

3. Pengujian Hipotesis dan Penarikan Kesimpulan ... 49

BAB IV GAMBARAN UMUM SMA NEGERI 1 DEPOK YOGYAKARTA A. Sejarah SMA Negeri 1 Depok Sleman Yogyakarta ... 53

B. Visi, Misi dan Tujuan SMA Negeri 1 Depok ... 57

1. Visi Sekolah... 57

2. Misi Sekolah ... 58

3. Tujuan SMA Negeri 1 Depok ... 59

C. Kondisi Fisik dan Lingkungan Sekolah Satuan Pendidikan SMA Negeri 1 Depok ... 60

1. Kondisi Gedung dan Lingkungan ... 60

2. Kondisi Ruang Kelas, Kantor dan Sumber Belajar ... 61

3. Fasilitas Penunjang Satuan Pendidikan SMA Negeri 1 Depok ... 62

D. Data Siswa SMA Negeri 1 Depok ... 66

E. Sumber Daya Manusia Satuan Pendidikan... 68

F. Kurikulum SMA Negeri 1 Depok ... 68

1. Struktur Kurikulum Kelas X ... 69

2. Struktur Kurikulum Kelas XI-XII Program IPA ... 69

3. Struktur Kurikulum Kelas XI-XII Program IPS ... ….. 70

BAB V ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Data ... 72

1. Kompetensi Guru Ekonomi ... 72

2. Motivasi Belajar ... 74

3. Prestasi Belajar ... 75

B. Pengujian Prasyarat Analisis Data ... 77

1. Pengujian Normalitas ... 77

C. Pengujian Hipotesis ... 78

1. Pengujian Hipotesis Pertama ... 79

2. Pengujian Hipotesis Kedua ... 80

(17)

xv

Motivasi Belajar Siswa ... 82

2. Hubungan Kompetensi Guru Ekonomi dengan Prestasi Belajar Siswa ... 83

BAB VI KESIMPULAN, SARAN, DAN KETERBATASAN A. Kesimpulan ... 85

B. Keterbatasan Penelitian ... 85

C. Saran ... 86

DAFTAR PUSTAKA ... 87

(18)

xvi

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Skala Pengukuran Model Likert ... 35

Tabel 3.2 Kisi-kisi Kuesioner Kompetensi Guru Ekonomi ... 36

Tabel 3.3 Kisi-kisi Kuesioner Motivasi Belajar ... 38

Tabel 3.4 Hasil Pengujian Validitas item Variabel Kompetensi Guru Ekonomi ... 40

Tabel 3.5 Hasil Pengujian Ulang Validitas Item Variabel Kompetensi Guru ... 42

Tabel 3.6 Hasil Pengujian Validitas Item Variabel Motivasi Belajar ... 43

Tabel 3.7 Hasil Pengujian Ulang Validitas Item Variabel Motivasi Belajar ... 43

Tabel 3.8 Pedoman untuk Memberikan Interpretasi Koefisien Korelasi ... 45

Tabel 3.9 Hasil Pengujian Reliabilitas Kuesioner Variabel Kompetesi Guru ... 46

Tabel 3.10 Hasil Pengujian Reliabilitas Kuesioner Variabel Motivasi Belajar ... 46

Tabel 3.11 Penilaian Acuan Patokan (PAP) Tipe II ... 47

Tabel 3.12 Kategori PAP II Variabel Kompetensi Guru Ekonomi ... 48

Tabel 3.13 Kategori PAP II Variabel Motivasi Belajar ... 49

Tabel 4.1 Jumlah Siswa Berdasarkan Jenis Kelamin, Jumlah Kelas dan Rombel Tahun Pelajaran 2016/2017 ... 67

Tabel 5.1 Distribusi Frekuensi Variabel Kompetensi Guru Ekonomi ... 73

Tabel 5.2 Nilai-nilai Statistik Variabel Kompetensi Guru Ekonomi ... 73

Tabel 5.3 Distribusi Frekuensi Variabel Motivasi Belajar ... 74

Tabel 5.4 Nilai-nilai Statistik Variabel Motivasi Belajar ... 75

Tabel 5.5 Rentang Skor Variabel Prestasi Belajar ... 75

Tabel 5.6 Nilai-nilai Statistik Variabel Prestasi Belajar ... 76

(19)

xvii

Ekonomi dengan Motivasi Belajar ... 78 Tabel 5.9 Hasil Uji Korelasi Variabel Kompetensi Guru Ekonomi

dengan Motivasi Belajar Siswa………. 79

(20)

xviii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran I : Kuesioner Penelitian... 91

Lampiran II : Data Induk Penelitian ... 101

Lampiran III : Pengujian Validitas dan Reliabilitas... 131

Lampiran IV : Deskripsi Data ... 138

Lampiran V : Pengujian Normalitas ... 144

Lampiran VI : Pengujian Hipotesis ... 146

Lampiran VII : Tabel Statistik ... 148

Lampiran VIII : Surat Ijin Penelitian ... 151

Lampiran IX : Nilai Raport ... 155

(21)

1

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Bagi sebuah bangsa pendidikan merupakan sebuah elemen penting, baik

itu bersifat intern untuk bangsa itu sendiri maupun bersifat ekstern yang

berkaitan dengan persaingan antar bangsa. Seringkali dalam dunia

internasional, pendidikan menjadi tolak ukur terhadap kemajuan sebuah

bangsa. Tujuan pendidikan terbagi dalam beberapa kategori yaitu tujuan

pendidikan umum dan khusus, tujuan jangka panjang, menengah dan jangka

pendek (Hidayat, 2013: 52).

Akhir-akhir ini, kualitas pendidikan di Indonesia sering diperbincangkan,

baik di kalangan praktisi pendidikan, politisi, masyarakat maupun pihak

pengambil kebijakan. Kualitas pendidikan nasional dinilai banyak kalangan

belum memiliki kualitas yang memadai bila dibandingkan dengan

negara-negara besar lainnya. Kualitas pendidikan di Indonesia semakin terpuruk bila

dibandingkan dengan negara lainnya di abad 21, padahal pendidikan menjadi

variabel penting dalam proses pencerdasan bangsa (Janawi, 2012: 1).

Kunandar (Janawi, 2012: 1), menjelaskan bahwa rendahnya kualitas

pendidikan di Indonesia dilihat dari faktor lulusan dari sekolah atau perguruan

tinggi yang belum siap memasuki dunia kerja karena minimnya kompetensi

yang dimiliki. Bekal kecakapan yang diperoleh dari lembaga pendidikan tidak

(22)

lembaga pendidikan lebih bersifat teoritik sehingga peserta didik kurang

inovatif dan kreatif.

Dari fakta yang ada, kualitas pendidikan memang perlu disikapi secara

serius agar mengalami perkembangan yang signifikan. Misalnya, di gugusan

negara-negara Asia saja, dan bahkan di Asia Tenggara bargaining power pendidikan belum dapat berbicara banyak. Realitas faktual tersebut

menyebabkan kegusaran proyek kemanusiaan bangsa sehingga pemerhati

pendidikan menilai bahwa pendidikan kehilangan vitalitas dan

progresivitasnya (Janawi, 2012: 10).

Kini, di tengah perbaikan kualitas dan kesejahteraan guru, stigma “Oemar

Bakri” kian hari kian jauh dari sosok guru. Profesi guru merupakan profesi

yang harus dihargai secara profesional, seperti profesi dokter, advokat,

akuntan, dan apoteker. Dengan kata lain, tugas guru merujuk pada pekerjaan

profesional, antara lain mendidik, mengajar, membimbing dan mengevaluasi

perkembangan serta kemampuan peserta didik dimana ia melakukan tugas

profesinya di ruang-ruang kelas sekolah maupun di luar sekolah (Suyanto,

2013).

Salah satu komponen yang harus diperhatikan secara terus menerus dalam

meningkatkan kualitas pendidikan adalah guru. Guru dalam konteks

pendidikan mempunyai peranan besar dan strategis. Hal ini disebabkan karena

guru menjadi “garda terdepan” dalam proses pelaksanaan pendidikan. Guru

adalah sosok yang langsung berhadapan dengan peserta didik dalam

(23)

penerus bangsa dengan nilai konstruktif. Guru mengemban misi dan tugas

yang berat, sehingga profesi guru dipandang sebagai tugas mulia. Walaupun

dalam realitasnya, guru selalu dipandang sebelah mata dan senantiasa disebut

sebagai “pahlawan tanpa tanda jasa” (Janawi, 2010: 10).

Pendidikan dewasa ini telah menjadi kebutuhan yang semakin hari

semakin penting, akan tetapi dalam proses pemenuhan kebutuhan pendidikan

ternyata menghadapi cukup banyak permasalahan. Di dalam suatu pendidikan

perlu adanya suatu proses belajar. Belajar adalah proses mendapatkan

pengetahuan (Suprijono, 2009: 3). Belajar merupakan suatu proses yang

berlangsung sepanjang hayat. Belajar adalah proses penting yang terjadi dalam

kehidupan setiap orang dan berlangsung seumur hidup, sejak masih bayi

(bahkan dalam kandungan) hingga liang lahat (Khodijah, 2014: 3). Orang

dapat dikatakan belajar apabila ada perubahan perilaku dari diri orang

tersebut.

Secara operasional, kita mendukung PP No.19 tahun 2005 tentang Standar

Nasional Pendidikan yang diantaranya mengatur standarisasi proses

pembelajaran sehingga di lembaga pendidikan diharapkan ada pembaharuan

pembelajaran dengan model inovatif (Daryanto, 2012: 228).

Pihak-pihak yang terlibat dalam pembelajaran adalah pendidik

(perorangan dan/ atau kelompok) serta peserta didik (perorangan, kelompok,

dan/atau komunitas) yang berinteraksi edukatif antara satu dengan yang

lainnya. Isi kegiatan adalah bahan (materi) belajar yang bersumber dari

(24)

atau tahapan yang dilalui pendidik dan peserta didik dalam pembelajaran

(Isjoni, 2009: 14).

Terkait dengan proses pembelajaran pada saat ini, masih banyak sekolah

yang menerapkan pembelajaran yang berpusat pada guru. Guru sebagai

sumber ilmu dan murid sebagai pendengar. Berdasarkan Kurikulum Tingkat

Satuan Pendidikan (KTSP) kegiatan belajar mengajar yang dilaksanakan harus

berpusat kepada peserta didik, mengembangkan kreativitas, menciptakan

kondisi yang menyenangkan dan menantang, kontekstual, menyediakan

pengalaman belajar yang beragam, dan belajar melalui berbuat. Dalam

kaitannya dengan kegiatan belajar mengajar peran guru sangat penting dalam

pendampingan belajar siswa, terlebih guru yang mempunyai kompetensi

mengajar sehingga dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Masalah yang

harus diperhatikan pula dalam meningkatkan prestasi siswa adalah motivasi.

Seringkali motivasi berpengaruh pada prestasi siswa, faktor motivasi tersebut

dapat berasal dari diri siswa sendiri maupun dari luar. Kompetensi guru dalam

mengajar turut mempengaruhi motivasi siswa dalam mengikuti pembelajaran,

jika dalam mengajar guru cenderung menggunakan model pembelajaran yang

kurang menarik maka motivasi siswa pun menjadi berkurang dalam mengikuti

pembelajaran sehingga siswa cenderung melakukan sesuatu yang seharusnya

tidak dilakukan saat pembelajaran seperti mengganggu temannya, tidak

memperhatikan penjelasan dari guru sampai tidur di kelas saat jam pelajaran.

Hal tersebut sangat memprihatinkan, apabila setiap pembelajaran siswa tidak

(25)

pada prestasinya. Dengan adanya kompetensi yang dimiliki guru diharapkan

pada setiap pembelajaran guru dapat menumbuhkan rasa ingin tahu dan

motivasi siswa sehingga siswa benar-benar mengikuti pembelajaran dengan

baik sehingga dapat meningkatkan prestasi belajarnya.

Terkait dengan permasalahan di atas, maka dalam penelitian ini peneliti

akan melakukan penelitian tentang hubungan kompetensi guru ekonomi

dengan motivasi dan prestasi belajar siswa.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian di atas, maka dapat dirumuskan permasalahan dalam

penelitian ini sebagai berikut:

1. Apakah kompetensi guru ekonomi berhubungan dengan motivasi belajar

siswa kelas XI IPS dan XII IPS di SMA Negeri 1 Depok?

2. Apakah kompetensi guru ekonomi berhubungan dengan prestasi belajar

siswa kelas XI IPS dan XII IPS di SMA Negeri 1 Depok?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian ini yaitu:

1. Untuk mengetahui apakah ada hubungan kompetensi guru ekonomi

dengan motivasi belajar siswa kelas XI IPS dan XII IPS di SMA Negeri 1

(26)

2. Untuk mengetahui apakah ada hubungan kompetensi guru ekonomi

dengan prestasi belajar siswa kelas XI IPS dan XII IPS di SMA Negeri 1

Depok.

D. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat penelitian ini dapat peneliti rangkum ke dalam 2 bagian

yaitu:

1. Manfaat Praktis

a. Memberikan sumbangan pemikiran dalam rangka pengembangan ilmu

pendidikan terutama dikaitkan dengan hal-hal yang mempengaruhi

prestasi belajar siswa.

b. Hasil penelitian dapat digunakan sebagai sumbangan pemikiran dalam

rangka penyempurnaan konsep maupun implementasi praktik

pendidikan sebagai upaya yang strategis dalam pengembangan kualitas

sumber daya manusia.

2. Manfaat Teoritis

Hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi guru mata pelajaran

ekonomi secara khusus dan pihak-pihak terkait dalam dunia pendidikan

pada umumnya sebagai bahan evaluasi sekaligus sebagai masukan dalam

(27)

7

BAB II KAJIAN TEORI

A. Kajian Teori 1. Kompetensi

a. Pengertian Kompetensi

Pengertian kompetensi menurut para ahli sebagai berikut:

1) Menurut Nana Sudjana (Janawi, 2012: 30), “kompetensi sebagai

suatu kemampuan yang diisyaratkan untuk memangku profesi”.

2) Menurut Sardiman (Janawi, 2012: 30), “kompetesi adalah

kemampuan dasar yang harus dimiliki seseorang berkenaan dengan

tugasnya”.

3) Menurut Majid (Janawi, 2012: 33) “kompetensi adalah seperangkat

tindakan inteligen penuh tanggung jawab yang harus dimiliki

seseorang sebagai syarat untuk dianggap mampu melaksanakan

tugas-tugas dalam bidang pekerjaan tertentu”.

b. Komponen Kompetensi

Menurut Nana Sudjana (Janawi, 2012: 41), pembagian kompetensi

yang harus dimiliki guru sebenarnya meliputi tiga aspek, yaitu:

1) Kompetensi bidang kognitif

Kompetensi ini berhubungan dengan kompetensi intelektual seperti

(28)

pengetahuan mengenai belajar dan tingkah laku individu,

pengetahuan bimbingan dan penyuluhan, pengetahuan tentang

administrasi kelas, dan cara mengevaluasi hasil belajar anak.

2) Kompetensi bidang sikap

Kompetensi ini berhubungan dengan kesiapan dan kesediaan guru

terhadap berbagai hal yang berkenaan dengan tugas dan

profesinya, seperti sikap mencintai pekerjaannya dan lainnya.

3) Kompetensi prilaku/performance

Kompetensi ini berhubungan dengan keterampilan/perilaku guru,

seperti keterampilan mengajar, membimbing, menilai,

menggunakan alat bantu (teknologi pendidikan), dan

berkomunikasi dengan anak.

c. Standar Kompetensi

1) Kualifikasi Akademik

Kualifikasi akademik sebagaimana dimaksud pasal 8 diperoleh

melalui pendidikan tinggi dan program Pascasarjana dan atau

program Diploma Empat (D4). Kompetensi akademik yang

dimaksud dalam pasal 8 ini meliputi kompetensi pedagogik,

kepribadian, sosial dan profesional yang diperoleh melalui

(29)

2) Standar Kualifikasi

Standar kualifikasi adalah standar minimal tingkat pendidikan

guru. Untuk tingkat awal, dasar dan menengah, standar kualifikasi

minimal guru adalah sarjana (strata satu) sesuai dengan bidang

studi atau mata pelajaran tertentu. Sedangkan standar minimal

tingkat perguruan tinggi adalah strata dua. Program ini mulai

dilaksanakan pemerintah yang disebut sebagai program sertifikasi

guru (Janawi, 2012: 59).

Program peningkatan kompetensi tenaga kependidikan bagi

guru-guru yang belum berijazah strata satu sesuai dengan

bidangnya menjadi kewajiban mutlak. Bahkan sejak tahun 2006,

pemerintah mulai mengalokasikan anggaran bantuan biaya

pendidikan bagi guru yang belum memenuhi standar minimal

kualifikasi. Program peningkatan kualifikasi guru ini telah menjadi

program nasional (Janawi, 2012, 60).

Standar kualifikasi akademik minimum guru adalah S1/D4

yang dibuktikan dengan ijazah sesuai dengan jenis, jenjang dan

satuan pendidikan formal di tempat penugasan. Dalam ketentuan

peralihan Pasal 66 Peraturan Pemerintah No.74 tahun 2008, guru

dalam jabatan yang belum memenuhi kualifikasi akademik S1 atau

D4 dapat mengikuti ujian kompetensi untuk memperoleh sertifikat

pendidik apabila sudah mencapai usia 50 tahun dan mempunyai

(30)

IV-a, atau yang memenuhi angka kredit kumulatif setara dengan

golongan IV-a (Janawi, 2012: 61).

3) Standar Kompetensi

Dalam UU No.14 tahun 2005, kompetensi dibagi menjadi

kompetensi pedagogik, profesional, kepribadian, dan sosial

(Janawi, 2012: 62).

4) Standar Kinerja

Standar kinerja adalah berkenaan dengan kinerja guru dalam

melaksanakan tugasnya sebagai tenaga pendidik. Kinerja guru

dapat dirumuskan diantaranya adalah:

a) Menyelenggarakan kegiatan pembelajaran yang mendidik.

b) Menyelenggarakan kegiatan penelitian dan pengembangan

ilmu secara terus menerus.

c) Menyelenggarakan kegiatan pengabdian kepada masyarakat

atas dasar keikhlasan sebagai wujud pengamalan ilmu dan

teknologi yang telah dikuasai.

d) Beradaptasi dan berkomunikasi dengan komunitas profesi

untuk meningkatkan sinergi dalam pengembangan ilmu dan

kinerja profesional.

e) Bersikap inklusif, bertindak objektif dan berkomunikasi secara

(31)

2. Guru

Dalam UU No.14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen, Pasal (1) ayat

(1) dinyatakan, “Guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama

mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih menilai dan

mengevaluasi siswa pada jalur pendidikan formal, pendidikan dasar dan

pendidikan menengah” (Suyanto, 2013: 23).

Guru bertanggung jawab terhadap perkembangan anak didik dengan

tetap berusaha mengupayakan seluruh potensinya, baik potensi afektif,

kognitif maupun psikomotorik demi kelangsungan sebuah proses

pendidikan. Guru juga berarti orang dewasa yang bertanggung jawab

memberikan bantuan kepada anak didik dalam perkembangan jasmani dan

rohani, agar mencapai tingkat kedewasaan serta mampu berdiri sendiri

dalam memenuhi segala tugas dan kewajibannya sebagai mahkluk hidup

(Rimang, 2011: 2).

Guru sebagai pendidik profesional memiliki tugas utama yaitu

mendidik, Proses pembelajaran yang diselenggarakan hendaknya dapat

mendorong semangat untuk belajar dan timbulnya inspirasi pada peserta

didik untuk memunculkan ide baru, mengembangkan inisiatif dan

kreatifitas. Guru harus dapat memotivasi siswa untuk terlibat aktif dalam

proses pembelajaran (Asmani, 2009).

Kualitas seorang guru harus menjadi prioritas dalam upaya

mengembangkan sebuah pola pendidikan yang efektif. Kualitas seorang

(32)

loyalitas yang tinggi serta ikhlas dalam memajukan dan mencerdaskan

anak didik (Asmani, 2009).

a. Kepribadian Guru

Untuk menjadi guru, seseorang harus memiliki kepribadian yang

kuat dan terpuji. Kepribadian yang harus ada pada diri guru adalah

kepribadian yang mantap dan stabil, dewasa, arif dan berwibawa

(Suyanto, 2013: 15).

b. Profesionalisme Guru

1) Memaknai Profesionalisme Guru

Makna profesional mengacu pada orang yang menyandang suatu

profesi atau sebutan untuk penampilan seseorang dalam

mewujudkan unjuk kerja sesuai dengan profesinya. Sebutan guru

“profesional” mengacu pada guru yang telah mendapat pengakuan

secara formal berdasarkan ketentuan yang berlaku, baik dalam

kaitan dengan jabatan maupun latar belakang pendidikan

formalnya. Profesionalisme adalah sebutan yang mengacu kepada

sikap mental dalam bentuk komitmen anggota suatu profesi untuk

(33)

2) Kedudukan Guru

Guru mempunyai tanggung jawab untuk melihat segala sesuatu

yang terjadi dalam kelas untuk membantu proses yang dinamis

dalam segala fase dan proses perkembangan anak didik (Rimang,

2011: 7). Secara terperinci tugas guru berpusat pada:

a) Mendidik dengan titik berat memberikan arah dan motivasi

pencapaian tujuan, baik jangka pendek maupun jangka

panjang.

b) Menurut Ahmad Tafsir (Rimang, 2011: 7), tugas guru adalah

tanggung jawab dalam perkembangan anak didik dengan

mengupayakan perkembangan seluruh potensi afektif, kogitif,

maupun psikomotorik. Memberi fasilitas pencapaian tujuan

melalui pengalaman belajar yang memadai.

c) Membantu perkembangan aspek-aspek pribadi seperti sikap,

nilai-nilai dan penyesuaian diri (Rimang, 2011: 7).

3) Profesi Guru

Suyanto (Suyanto, 2013: 28), mengemukakan empat prasyarat

agar seorang guru dapat dikatakan profesional, yaitu:

a) Kemampuan guru mengolah atau menyiasati kurikulum.

b) Kemampuan guru mengaitkan materi kurikulum dengan

lingkungan.

(34)

d) Kemampuan guru untuk mengintegrasikan berbagai bidang

studi atau mata pelajaran menjadi kesatuan konsep yang utuh.

4) Tugas Profesi Guru

Menurut Gerstener (Suyanto, 2013: 30-31), tugas guru tidak

hanya sebagai pengajar, melainkan harus berperan sebagai:

a) Pelatih, guru profesional ibarat pelatih olah raga yang lebih

banyak membantu siswanya dalam permainan. Guru

mendorong siswa untuk menguasai alat belajar dan memotivasi

siswa untuk bekerja keras mencapai prestasi setinggi-tingginya.

b) Konselor, guru akan menjadi sahabat siswa, teladan dalam

pribadi yang mengundang rasa hormat dan keakraban dari

siswa, menciptakan suasana dimana siswa belajar di dalam

kelompok kecil di bawah bimbingan guru.

c) Manajer belajar, dia membimbing siswanya belajar, mengambil

prakarsa, mengeluarkan ide terbaik yang dimilikinya.

3. Kompetensi Guru

a. Kompetensi Guru dalam Konteks Kebijakan 1) Kompetensi Pedagogik

Kompetensi pedagogik guru adalah kemampuan guru berkenaan

dengan penguasaan teoritis dan proses aplikasinya dalam

(35)

a) Menguasai karakteristik peserta didik

b) Menguasai teori-teori dan prinsip-prinsip pembelajaran yang

mendidik

c) Mengembangkan kurikulum dan rancangan pembelajaran

d) Menyelenggarakan pembelajaran yang mendidik

e) Memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi (TIK)

untuk kepentingan pembelajaran

f) Memfasilitasi pengembangan potensi peserta didik

g) Berkomunikasi secara efektif, empatik, dan santun dengan

peserta didik

h) Menyelenggarakan evaluasi dan penilaian proses hasil belajar

i) Memanfaatkan hasil evaluasi dan penilaian untuk kepentingan

pembelajaran

j) Melakukan tindakan refektif untuk peningkatan kualitas

pembelajaran.

2) Kompetensi Kepribadian

Janawi (2012:125) menjelaskan bahwa kepribadian adalah

kesatuan organisasi yang dinamis sifatnya dari sistem psikofisis

individu yang unik sifatnya terhadap lingkungan. Pengertian di atas

menjelaskan bahwa kepribadian merupakan kemampuan

(36)

Janawi (2012: 126) menjabarkan kepribadian ke dalam

beberapa indikator, yaitu :

a) Berjiwa pendidikan dan bertindak sesuai dengan norma yang

berlaku

b) Jujur, berakhlak mulia dan menjadi teladan

c) Dewasa, stabil dan berwibawa

d) Memiliki etos kerja, tanggung jawab dan percaya diri.

3) Kompetensi Sosial

Kompetensi sosial merupakan kemampuan yang harus dimiliki

guru, adapun subkompetensi sosial guru yaitu:

a) Mampu berkomunikasi dan bergaul secara efektif dengan siswa

b) Mampu berkomunikasi dan bergaul secara efektif dengan

sesama pendidik

c) Mampu berkomunikasi dan bergaul secara efektif dengan

orangtua/wali siswa dan masyarakat.

4) Kompetensi Profesional

Oemar Hamalik (Janawi, 2012: 99), menjelaskan bahwa

masalah kompetensi profesional guru merupakan salah satu

kompetensi yang harus dimiliki oleh setiap guru dalam jenjang

(37)

keahlian, kecakapan dasar tenaga pendidik yang harus dikuasai

dalam melaksanakan tugasnya sebagai guru.

a) Memahami mata pelajaran yang telah dipersiapkan untuk

mengajar

b) Memahami standar kompetensi dan standar isi mata pelajaran

yang tertera dalam peraturan menteri serta bahan ajar yang ada

dalam kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP)

c) Memahami struktur konsep dan metode keilmuan yang

menaungi materi ajar

d) Memahami hubungan konsep antar mata pelajaran yang terkait

dan menerapkan konsep-konsep keilmuan dalam kehidupan

sehari-hari.

4. Motivasi Belajar

Motivasi (motivation) melibatkan proses yang memberikan energi, mengarahkan, dan mempertahankan prilaku. Dengan demikian, prilaku

yang termotivasi adalah prilaku yang mengandung energi, memiliki arah,

dan dapat dipertahankan (Santrock, 2009: 199).

Motivasi juga menyebabkan suatu perubahan energi yang ada pada diri

manusia, sehingga akan bergelut dengan persoalan gejala kejiwaan,

perasaan dan juga emosi untuk kemudian bertindak atau melakukan

sesuatu. Semua ini didorong karena adanya tujuan, kebutuhan dan

(38)

Motivasi dapat dirangsang oleh faktor dari luar tetapi motivasi ini

tumbuh di dalam diri seseorang. Dalam kegiatan belajar, motivasi dapat

dikatakan sebagai keseluruhan daya penggerak di dalam diri siswa yang

menimbulkan kegiatan belajar sehingga tujuan yang dikehendaki oleh

subjek belajar dapat tercapai (Sardiman, 2008: 75).

a. Fungsi Motivasi dalam Belajar

Agar siswa dapat mencapai hasil belajar yang optimal maka

diperlukan motivasi. Dari pembahasan awal sudah tertulis dengan jelas

bahwa motivasi berkaitan dengan suatu tujuan. Sehubungan dengan

hal tersebut, maka ada tiga fungsi motivasi yaitu:

1) Mendorong manusia untuk berbuat, jadi sebagai penggerak atau

motor yang melepaskan energi. Motivasi dalam hal ini merupakan

motor penggerak dari setiap kegiatan yang akan dikerjakan.

2) Menentukan arah perbuatan, yakni ke arah tujuan yang hendak

dicapai. Dengan demikian motivasi dapat memberikan arah dan

kegiatan yang harus dikerjakan sesuai dengan rumusan tujuannya.

3) Menyeleksi perbuatan, yakni menentukan perbuatan-perbuatan apa

yang harus dikerjakan yang serasi guna mencapai tujuan dengan

menyisihkan perbuatan-perbuatan yang tidak bermanfaat bagi

tujuan tersebut.

b. Macam-macam Motivasi

(39)

Motivasi intrinsik adalah motivasi internal untuk melakukan

sesuatu demi hal itu sendiri (sebuah hal itu sendiri) (Santrock,

2009: 204). Jenis motivasi ini timbul sebagai akibat dari dalam diri

individu sendiri tanpa ada paksaan dorongan dari orang lain, tetapi

atas kemauan sendiri (Daryanto, 2012: 10).

Motivasi intrinsik adalah motivasi yang menjadi aktif berfungsi

tanpa harus dirangsang dari luar, karena dari dalam individu sudah

ada dorongan untuk melakukan sesuatu. Dilihat dari segi tujuan

kegiatan yang dilakukan, maka yang dimaksud dengan motivasi

intrinsik adalah ingin mencapai tujuan yang ada dalam proses

belajar. Oleh karena itu, motivasi intrinsik disebut juga sebagai

bentuk motivasi yang didalamnya aktivitas belajar dimulai dan

diteruskan berdasarkan suatu dorongan dari dalam diri dan secara

mutlak berkaitan dengan aktivitas belajarnya (Sardiman, 1986).

2) Motivasi Ekstrinsik (extrinsic motivation)

Motivasi ekstrinsik adalah melakukan sesuatu untuk

mendapatkan sesuatu yang lain (sebuah cara untuk mencapai suatu

tujuan). Motivasi ekstrinsik seringkali dipengaruhi oleh insentif

eksternal seperti penghargaan dan hukuman (Santrock, 2009: 199).

Jenis motivasi ini timbul sebagai akibat pengaruh dari luar

individu, apakah karena adanya ajakan, suruhan atau paksaan dari

orang lain sehingga dengan kondisi yang demikian akhirnya ia mau

(40)

adalah motif yang aktif dan berfungsi karena adanya dorongan dari

luar. Motivasi ekstrinsik lebih pada ingin mendapatkan nilai yang

baik atau bahkan mendapatkan pujian.

c. Belajar

Belajar adalah proses mendapatkan pengetahuan. Belajar sebagai

konsep mendapatkan pengetahuan dalam praktiknya banyak dianut.

Guru bertindak sebagai pengajar yang berusaha memberikan ilmu

pengetahuan sebanyak-banyaknya dan peserta didik giat

mengumpulkan atau menerimanya. Proses belajar mengajar ini banyak

didominasi aktivitas menghafal. Peserta didik sudah belajar jika

mereka sudah hafal dengan hal-hal yang telah dipelajarinya

(Suprijono, 2009: 3). Khodijah (2014: 3) berpendapat bahwa belajar

merupakan suatu proses yang berlangsung sepajang hayat. Belajar

merupakan proses penting yang terjadi dalam kehidupan setiap orang.

Belajar merupakan sebuah proses yang kompleks yang terjadi pada

semua orang dan berlangsung seumur hidup, sejak masih bayi (bahkan

dalam kandungan) hingga liang lahat. Jadi dapat disimpulkan bahwa

belajar adalah proses mendapatkan pengetahuan yang dilakukan oleh

seseorang yang berlangsung seumur hidup sejak dalam kandungan

(41)

1) Bentuk-bentuk Belajar

Menurut Muhibbin Syah (Khodijah, 2014: 53-55),

bentuk-bentuk belajar yang umum dijumpai dalam proses pembelajaran

antara lain adalah:

a) Belajar abstrak, ialah belajar dengan menggunakan cara-cara

berpikir abstrak.

b) Belajar keterampilan, adalah belajar dengan menggunakan

gerakan-gerakan motorik yakni yang berhubungan dengan

urat-urat syaraf.

c) Belajar sosial, pada dasarnya adalah belajar memahami

masalah-masalah dan teknik-teknik untuk memecahkan

masalah tersebut.

d) Belajar pemecahan masalah, adalah belajar menggunakan

metode ilmiah atau bepikir secara sistematis, logis, teratur dan

teliti.

e) Belajar rasional, ialah belajar dengan menggunakan

kemampuan berpikir secara logis dan sistematis.

f) Belajar kebiasaan, adalah proses pembentukan

kebiasaan-kebiasaan baru atau perbaikan kebiasaan-kebiasaan-kebiasaan-kebiasaan yang telah

ada. Belajar kebiasaan selain menggunakan perintah, suri

teladan, pengalaman khusus juga menggunakan hukuman dan

(42)

g) Belajar apresiasi, adalah belajar mempertimbangkan arti

penting atau nilai suatu objek.

h) Belajar pengetahuan, ialah belajar dengan cara melakukan

penyelidikan mendalam terhadap objek pengetahuan tertentu.

Belajar adalah perubahan tingkah laku yang relatif tetap yang

terjadi karena latihan dan pengalaman (Mustaqim, 2001: 34).

Dengan kata lain yang lebih rinci belajar adalah:

a) Suatu aktivitas atau usaha yang disengaja

b) Aktivitas tersebut menghasilkan perubahan, berupa sesuatu

yang baru, baik yang segera nampak atau tersembunyi tetapi

juga hanya berupa penyempurnaan terhadap sesuatu yang

pernah dipelajari

c) Perubahan-perubahan itu meliputi perubahan keterampilan

jasmani, kecepatan perseptual, isi ingatan, abilitas berpikir,

sikap terhadap nilai-nilai dan inhibisi serta lain-lain fungsi jiwa

(perubahan yang berkenaan dengan aspek psikis dan fisik).

2) Prinsip-prinsip Belajar

Menurut Mustaqim (2001: 69), prinsip-prinsip belajar antara

lain sebagai berikut:

(43)

b) Belajar akan lebih berhasil jika disertai berbuat, latihan dan

ulangan.

c) Belajar lebih berhasil jika memberi sukses yang

menyenangkan.

d) Belajar lebih berhasil jika tujuan belajar berhubungan dengan

aktifitas belajar itu sendiri atau berhubungan dengan kebutuhan

hidupnya.

e) Belajar lebih berhasil jika bahan yang sedang dipelajari,

dipahami, bukan sekedar menghafal kata.

f) Dalam proses belajar memerlukan bantuan dan bimbingan

orang lain.

g) Hasil belajar dibuktikan dengan adanya perubahan dalam diri si

pelajar.

h) Ulangan dan latihan perlu akan tetapi harus didahului oleh

pemahaman.

3) Faktor-faktor yang Mempengaruhi Belajar

Menurut uraian H.C. Witherington dan Lee J. Croncobath

Bapemsi (Mustaqim, 2001: 69-70), faktor-faktor serta

kondisi-kondisi yang mendorong perbuatan belajar dapat diringkas sebagai

berikut:

a) Situasi belajar (kesehatan jasmani, keadaan psikis, pengalaman

(44)

b) Penguasaan alat-alat intelektual

c) Latihan-latihan yang terpencar

d) Penggunaan unit-unit yang berarti

e) Latihan yang efektif

f) Kebaikan bentuk dan sistem

g) Efek penghargaan (reward) dan hukuman

h) Tindakan-tindakan pedagogis

i) Kapasitas dasar.

5. Prestasi Belajar

a. Pengertian Prestasi Belajar

Susana (2006: 10), menyatakan bahwa prestasi belajar adalah hasil

yang ingin dicapai, bagaimana cara pencapaiannya, metode belajar

mengajarnya, apa kriteria keberhasilannya dan bagaimana cara

pengukurannya. Jadi dapat diambil kesimpulan bahwa prestasi belajar

adalah penguasaan pengetahuan atau keterampilan menguasai

pelajaran yang diterimanya melalui mata pelajaran dari guru,

dilakukan secara sengaja dan dikaitkan dengan tes hasil belajar siswa

berupa nilai.

Prestasi belajar menurut Tu’u (2004: 75), adalah penguasaan,

pengetahuan atau keterampilan yang dikembangkan oleh mata

pelajaran, lazimnya ditunjukkan dengan nilai tes atau nilai angka yang

(45)

yang mampu mencapai tujuan pembelajaran secara efektif dengan

prestasi belajar siswa yang memuaskan. Mulyasa (2002: 49)

menyatakan bahwa prestasi belajar yang memuaskan merupakan hal

yang didambakan oleh setiap siswa dalam pembelajaran. Menurut

Tu’u (2004: 75), prestasi belajar dapat dirumuskan sebagai berikut:

1) Prestasi belajar siswa adalah hasil belajar yang dicapai siswa ketika

mengikuti dan mengerjakan tugas dan kegiatan pembelajaran di

sekolah.

2) Prestasi belajar siswa tersebut terutama dinilai aspek kognitifnya

karena bersangkutan dengan kemampuan siswa dalam pengetahuan

atau ingatan, pemahaman, aplikasi, analisis, sintesa, dan evaluasi.

3) Prestasi belajar dibuktikan dan ditunjukkan melalui nilai atau

angka nilai dari hasil evaluasi yang dilakukan oleh guru terhadap

tugas siswa dan ulangan-ulangan atau ujian yang ditempuhnya.

b. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar

Menurut Purwanto (2007: 102), bahwa faktor yang mempengaruhi

kegiatan belajar dan prestasi belajar yaitu:

1) Faktor yang ada pada diri organisme itu sendiri yang kita sebut

faktor individual.

2) Faktor yang ada di luar individu yang kita sebut faktor sosial.

Faktor individual di atas antara lain termasuk faktor

(46)

pribadi. Faktor sosial di atas antara lain faktor keluarga/keadaan rumah

tangga, guru, dan cara mengajarnya, alat-alat yang dipergunakan

dalam belajar mengajar, lingkungan dan kesempatan yag tersedia dan

motivasi sosial.

Menurut Tu’u (2004: 78), ada beberapa faktor yang mempengaruhi

prestasi belajar antara lain:

1) Faktor kecerdasan

Kecerdasan atas intelegensi adalah kecakapan untuk

menghadapi dan menyesuaikan ke dalam situasi yang baru dengan

cepat dan efektif, mengetahui atau menggunakan konsep-konsep

yang abstrak secara efektif, dan mengetahui relasi dan

mempelajarinya dengan cepat.

2) Faktor bakat

Bakat adalah kemampuan yang ada pada seseorang yang

dibawa sejak lahir yang diterima sebagai warisan dari orang tua.

Kemampuan itu berpotensi akan terealisasikan menjadi kecakapan

yang nyata.

3) Faktor minat dan perhatian

Minat adalah kecenderungan yang tetap untuk memperhatikan

dan mengenang beberapa kegiatan. Perhatian adalah keaktifan jiwa

yang dipertinggi, jiwa itupun setuju pada suatu objek atau

(47)

4) Faktor motif

Motif adalah dorongan yang ada dalam individu untuk

melakukan sesuatu. Motif erat kaitannya dengan tujuan yang akan

dicapai siswa.

5) Faktor cara berpikir

Cara belajar yang efisien memungkinkan mencapai prestasi

belajar yang lebih dibanding cara-cara belajar yang tidak efektif.

6) Faktor lingkungan keluarga

Faktor lingkungan keluarga meliputi cara orang tua mendidik,

relasi antar anggota keluarga, suasana rumah tangga dan keadaan

ekonomi keluarga.

7) Faktor sekolah

Selain keluarga, sekolah adalah lingkaran khusus yang

berperan besar memberi pengaruh pada prestasi belajar siswa.

Sekolah merupakan lingkungan pendidikan yang sudah terstruktur,

memiliki sistem dan organisasi yang baik bagi penanaman modal,

etika, moral, mental, spiritual, disiplin dan pengetahuan.

B. Penelitian yang Relevan

1. Penelitian yang relevan dengan penelitian ini adalah penelitian yang

dilakukan oleh Yosafat (2012) dari Universitas Sanata Dharma, yang

meneliti tentang hubungan penggunaan media pembelajaran dan motivasi

(48)

Yosafat ini dilatarbelakangi oleh banyaknya sekolah yang bermasalah

dengan media pembelajaran seperti sulitnya penyediaan media

pembelajaran, pengoptimalan penggunaan media pembelajaran, ketepatan

penggunaan media pembelajaran dengan materi yang diajarkan. Apabila

penggunaan media pembelajaran tersedia dan dapat digunaka dengan baik

maka akan meningkatkan motivasi belajar siswa, dan hal tersebut akan

berpengaruh pada prestasi belajarnya. Hasil penelitian yang dilakukan oleh

Yosafat menunjukkan bahwa:

a. Tidak ada hubungan yang positif dan signifikan antara penggunaan

media pembelajaran dengan prestasi belajar siswa.

b. Tidak ada hubungan yang positif dan signifikan antara motivasi belajar

dengan prestasi belajar.

c. Tidak ada hubungan yang positif dan signifikan antara penggunaan

media pembelajaran dan motivasi belajar dengan prestasi belajar

siswa.

2. Penelitian lainnya yang relevan dengan penelitian ini adalah penelitian

yang dilakukan oleh Diyan (2015) dari Universitas Sanata Dharma, yang

meneliti tentang hubungan motivasi belajar siswa, lingkungan sekolah, dan

peran guru dengan prestasi belajar siswa. Penelitian yang dilakukan oleh

Diyan dilatarbelakangi oleh pentingnya lingkungan sekolah dalam proses

belajar siswa. Sarana prasarana yang terdapat di sekolah sangat diperlukan

dalam proses pembelajaran. Apabila sarana dan prasarana yang tidak

(49)

dengan peran guru dalam proses pembelajaran yang digunakan oleh guru

dalam menyampaikan materi kepada siswa. Jika keinginan setiap siswa

dalam belajar harus didukung oleh peran guru maka motivasi siswa dalam

belajar harus didukung oleh peran guru maka motivasi siswa dalam

belajarpun akan semakin meningkat sehingga tujuan dari pembelajaran

juga akan tercapai yaitu mendapatkan prestasi belajar yang optimal. Dari

hasil penelitian yang dilakukan oleh Diyan terbukti bahwa:

a. Tidak ada hubungan positif dan signifikan motivasi belajar siswa

dengan prestasi belajar siswa.

b. Tidak ada hubungan positif dan signifikan lingkungan sekolah dengan

prestasi belajar siswa.

c. Tidak ada hubungan positif dan signifikan peran guru dengan prestasi

belajar siswa.

3. Penelitian yang lain lagi yang relevan dengan penelitian ini adalah

penelitian yang dilakukan oleh Wasri (2016) dari Universitas Sanata

Dharma, yang meneliti tentang hubungan motivasi belajar, persepsi siswa

tentang kompetensi guru dengan kompetensi siswa. Penelitian yang

dilakukan oleh Wasri ini dilatarbelakangi oleh kondisi lulusan SMK yang

saat ini kebanyakan belum siap menghadapi dunia kerja, bahkan tidak

sedikit lulusan SMK yang bingung menentukan tujuannya setelah lulus.

Dari hasil penelitian yang dilakukan oleh Wasri membuktikan bahwa:

(50)

b. Ada hubungan persepsi siswa tentang kompetensi guru dengan

kompetensi siswa SMK.

C. Kerangka Berfikir

Pada dasarnya guru sebagai kunci keberhasilan peserta didik dalam proses

belajar. Keberhasilan peserta didik tersebut dapat dilihat dari nilai akademik

maupun non akademik yang nantinya mencerminkan prestasi yang dimiliki

peserta didik. Masalah prestasi belajar di Indonesia sangat memprihatinkan

bila dibandingkan dengan negara-negara lain. Kurangnya prestasi belajar yang

dimiliki peserta didik dapat disebabkan oleh berbagai faktor. Faktor yang turut

mempengaruhi prestasi belajar peserta didik misalnya kurangnya motivasi

yang dimiliki peserta didik untuk mengikuti pelajaran. Motivasi ini sendiri

dapat dipengaruhi dari dalam diri peserta didik maupun dari luar peserta didik.

Salah satu faktor yang menyebabkan kurangnya motivasi peserta didik dalam

mengikuti pembelajaran adalah cara guru dalam menyampaikan materi

pelajaran, misalnya guru hanya menggunakan metode ceramah dan hal

tersebut dapat mempengaruhi motivasi belajar peserta didik. Kemampuan

guru dalam menyampaikan materi tergantung pada kompetensi yang

dimilikinya, jika seorang guru kompeten maka dalam menyampaikan materi

pelajaran guru tersebut menyampaikan dengan cara yang menarik dan

menggunakan media yang mudah dipahami dan dapat menumbuhkan

partisipasi aktif siswa sehingga peserta didik termotivasi mengikuti pelajaran

(51)

pelajaran dan dapat memahami materi dengan baik maka akan berpengaruh

pada prestasinya.

D. Hipotesis Penelitian

Menurut Suharsimi dalam Zuriah (2007: 162) “hipotesis dapat diartikan

sebagai alternatif suatu jawaban yang dibuat oleh peneliti bagi problematika

yang diajukan dalam penelitian”. Berdasarkan pendapat di atas maka peneliti

merumuskan hipotesis:

Hipotesis I

H01 : Tidak ada hubungan kompetensi guru ekonomi dengan motivasi belajar

siswa kelas XI IPS dan XII IPS di SMA Negeri 1 Depok Yogyakarta.

Ha1 : Ada hubungan kompetensi guru ekonomi dengan motivasi belajar siswa

kelas XI IPS dan XII IPS di SMA Negeri 1 Depok Yogyakarta

Hipotesis II

H02 : Tidak ada hubungan kompetensi guru ekonomi dengan prestasi belajar

siswa kelas XI IPS dan XII IPS di SMA Negeri 1 Depok Yogyakarta.

Ha2 : Ada hubungan kompetensi guru ekonomi dengan prestasi belajar siswa

(52)

32

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah deskriptif korelasional, yaitu penelitian yang

diarahkan untuk menjelaskan pengaruh antara dua variabel yaitu variabel

bebas dengan variabel terikat (Notoadmodjo, 2002). Dalam penelitian ini

variabel bebas adalah kompetensi guru dan variabel terikat adalah motivasi

dan prestasi siswa. Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri 1 Depok

Yogyakarta.

B. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat Penelitian

Penelitian ini dilakukan di SMA Negeri 1 Depok Yogyakarta, yang

beralamat di jalan Babarsari.

2. Waktu Penelitian

Penelitian dilaksanakan dalam jangka waktu 2 (dua) bulan yang

berlangsung mulai bulan November – Desember 2016.

C. Subjek dan Objek Penelitian

1. Subjek Penelitian

Subjek penelitian ini adalah siswa kelas XI IPS dan XII IPS di SMA

(53)

2. Objek Penelitian

Objek penelitian ini adalah pengaruh kompetensi guru terhadap motivasi

dan prestasi belajar siswa.

D. Populasi, Sampel, dan Teknik Penarikan Sampel

1. Populasi Penelitian

Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas X IPS, XI IPS dan XII

IPS di SMA Negeri 1 Depok Yogyakarta yang berjumlah 285 siswa.

2. Sampel Penelitian

Sampel dalam penelitian ini adalah siswa kelas XI IPS dan XII IPS di

SMA Negeri 1 Depok Yogyakarta yang berjumlah 189 siswa.

3. Teknik Penarikan Sampel

Pengambilan sampel dengan teknik purposive sampling. Purposive

sampling merupakan teknik penentuan sampel dengan pertimbangan khusus sehingga layak dijadikan sampel (Noor, 2011: 155). Dalam

penelitian ini peneliti hanya memilih siswa kelas XI IPS dan XII IPS SMA

Negeri 1 Depok Yogyakarta sebagai sampel dengan pertimbangan bahwa

siswa kelas XI dan XII sudah lebih mengenal guru mata pelajaran

ekonomi dan sudah memiliki tingkat kedewasaan dalam menilai

(54)

E. Operasionalisasi Variabel

Variabel penelitian adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang atau

kegiatan yang mempunyai variasi tertentu.

1. Variabel independen dalam penelitian ini adalah kompetensi guru

ekonomi. Pengukuran variabel kompetensi guru ekonomi menggunakan

instrumen kuesioner yang meliputi 4 dimensi kompetensi guru yaitu

kompetensi pedagogik, profesional, kepribadian, dan sosial guru.

2. Variabel dependen dalam penelitian ini adalah motivasi dan prestasi

belajar siswa. Pengukuran variabel motivasi akan dilakukan dengan

instrumen kuesioner dengan indikator perasaan senang jika memiliki

wawasan dan pengetahuan yang luas, kemauan untuk memperoleh nilai

baik, adanya minat dan perhatian siswa terhadap pembelajaran, dorongan

dari orang tua, dorongan dari teman dan adanya kegiatan yang menarik

dalam belajar. Variabel prestasi akan diukur dengan teknik dokumentasi

(55)

F. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data pada penelitian ini adalah kuesioner dan

dokumentasi.

1. Kuesioner

Metode angket atau kueioner adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang

digunakan untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan

tentang pribadinya, atau hal-hal yang diketahuinya (Suharsimi, 2010: 194).

Kuesioner ini untuk mendapatkan data mengenai pengaruh kompetensi

guru dalam mengajar dan motivasi belajar siswa. Pengukuran yang

dilakukan untuk mengukur variabel kompetensi guru ekonomi dan

motivasi belajar menggunakan skala pengukuran Likert. Skala pengukuran

Likert adalah skala yang digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial

(Sugiyono, 2012:136). Alternatif jawaban tiap item disajikan sebagai berikut:

Tabel 3.1

Skala Pengukuran Model Likert

Alternatif Jawaban Skor

Positif Negatif

Sangat Setuju (SS) Setuju (S) Ragu-ragu (RR) Tidak Setuju (TS) Sangat Tidak Setuju (STS)

5 4 3 2 1

1 2 3 4 5

(56)

a. Kisi-kisi kuesioner

Tabel 3.2

Kisi-kisi Kuesioner Variabel Kompetensi Guru Ekonomi

Variabel Dimensi Indikator No. Butir

(+) (-) Kompetensi Guru Kompetensi Pedagogik Menguasai karakteristik peserta didik

1 2

Menguasai teori-teori belajar dan prinsip-prinsip pembelajaran

yang mendidik

4 3

Mengembangkan kurikulum dan rancangan pembelajaran 5,6 Menyelenggarakan pembelajaran yang mendidik 7,8 Memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi (TIK)

unntuk kepentingan pembelajaran 9,10 Memfasilitasi pengembangan potensi peserta didik 11,12,13 Berkomunikasi secara efektif, empatik, dan santun dengan peserta

didik

14,15 16

Menyelenggarakan evaluasi dan penilaian proses dan hasil belajar

17

Memanfaatkan hasil evaluasi dan penilaian

untuk kepentingan pembelajaran

(57)

Variabel Dimensi Indikator No. Butir (+) (-) Melakukan tindakan reflektif untuk peningkatan kualitas pembelajaran 19,20 Kompetensi Kepribadian Berjiwa pendidikan dan bertindak sesuai

dengan norma yang berlaku

22,23,24 21

Jujur, berakhlak mulia

dan menjadi teladan 25,26 Dewasa, stabil dan

berwibawa 27

Memiliki etos kerja, tanggung jawab dan

percaya diri 28,29,30 ,31 Kompetensi Sosial Mampu berkomunikasi dan bergaul secara efektif dengan siswa

32,34 33

Mampu berkomunikasi dan bergaul secara efektif dengan sesama

pendidik

35

Mampu berkomunikasi dan bergaul secara

efektif dengan orangtua/wali siswa dan masyarakat 36,37,38 Kompetensi Profesional Memahami matapelajaran yang telah dipersiapkan untuk mengajar

39,40,42 41,43,4 4

Memahami standar kompetensi dan standar

isi mata pelajaran yang tertera dalam peraturan

menteri serta bahan ajar yang ada dalam kurikulum tingkat satuan pendidikan

(KTSP)

46 45

Memahami struktur konsep dan metode

keilmuan yang menaungi materi ajar

(58)

Variabel Dimensi Indikator No. Butir

(+) (-)

Memahami hubungan konsep antar mata pelajaran yang terkait

dan menerapkan konsep-konsep keilmuan dalam kehidupan sehari-hari. 48 Tabel 3.3

Kisi-kisi Kuesioner Variabel Motivasi Belajar

Variabel Dimensi Indikator No. Butir

(+) (-)

Motivasi Belajar

Intrinsik Perasaan senang jika memiliki wawasan dan

pengetahuan luas

49,50,51

Kemauan untuk memperoleh nilai baik

53,54,56 ,57,59,6 1,62,64

52,55,5 8,60,63

Adanya minat dan perhatian siswa terhadap

pembelajaran

65,66

Ekstrinsik Dorongan dari orangtua 67 68

Dorongan dari teman 69

Adanya kegiatan yang menarik dalam belajar

70,71 72

(sumber: skripsi Valleria dan Yuliana)

2. Dokumentasi

Teknik dokumentasi digunakan untuk memperoleh data langsung dari

tempat penelitian, meliputi buku-buku yang relevan, peraturan-peraturan,

laporan kegiatan, foto-foto, film dokumenter (Sudaryono, 2013: 41).

Dalam penelitian ini, teknik dokumentasi digunakan untuk mengumpulkan

data nilai raport siswa kelas XI dan XII IPS SMA Negeri 1 Depok

[image:58.595.85.520.110.619.2]
(59)

jumlah siswa kelas XI dan XII IPS di SMA Negeri 1 Depok Yogyakarta

yang menjadi responden dalam penelitian ini.

G. Teknik Pengujian Instrumen

1. Uji Validitas

Validitas adalah salah satu ukuran yang menunjukkan tingkat keaslian

atau kevalidan suatu instrumen. Suatu instrumen yang valid mempunyai

validitas yang tinggi, sebaliknya instrumen yang kurang valid mempunyai

validitas yang rendah.

Untuk menguji kesahihan setiap butir penyataan dilakukan dengan cara

mengkorelasikan antara skor tiap butir dengan skor total. Rumus yang

digunakan untuk nilai rtabel korelasi Product Moment dari Pearson

(Arikunto, 2006: 170) sebagai berikut:

Keterangan:

= koefisien validitas butir

= banyaknya siswa

= skor tiap butir

= skor total tiap siswa

= hasil perkalian antara X dan Y

Untuk melakukan pengujian validitas digunakan bantuan program

(60)

valid jika pada = 5% (0,05), rhitung bersifat positif dan nilainya lebih

besar dari rtabel. Pelaksanaan analisis uji validitas ini dilakukan kepada

siswa siswi kelas XI IPS dan XII IPS di SMA Negeri 1 Depok Yogyakarta

dengan jumlah responden 189 dengan dk= n-2. Dari hasil pengujian

diketahui bahwa derajat kebebasan sebesar 187 (dk= 189-2) dengan taraf

signifikan 5% menunjukkan rtabel = 0,1428.

Tabel 3.4

Hasil Pengujian Validitas Item Variabel Kompetensi Guru Ekonomi

No Butir Rhitung rtabel Keterangan

1 B1 .420 0,1428 Valid

2 B2 .210 0,1428 Valid

3 B3 .396 0,1428 Valid

4 B4 .390 0,1428 Valid

5 B5 .548 0,1428 Valid

6 B6 .316 0,1428 Valid

7 B7 .292 0,1428 Valid

8 B8 .305 0,1428 Valid

9 B9 .362 0,1428 Valid

10 B10 .221 0,1428 Valid

11 B11 .463 0,1428 Valid

12 B12 .436 0,1428 Valid

13 B13 .166 0,1428 Valid

14 B14 .439 0,1428 Valid

15 B15 .501 0,1428 Valid

16 B16 .334 0,1428 Valid

17 B17 .286 0,1428 Valid

18 B18 .543 0,1428 Valid

19 B19 .318 0,1428 Valid

20 B20 .465 0,1428 Valid

21 B21 .543 0,1428 Valid

22 B22 .556 0,1428 Valid

23 B23 .408 0,1428 Valid

24 B24 .591 0,1428 Valid

25 B25 .619 0,1428 Valid

(61)

No Butir Rhitung rtabel Keterangan

27 B27 .356 0,1428 Valid

28 B28 .578 0,1428 Valid

29 B29 .486 0,1428 Valid

30 B30 .512 0,1428 Valid

31 B31 .341 0,1428 Valid

32 B32 .454 0,1428 Valid

33 B33 .232 0,1428 Valid

34 B34 .483 0,1428 Valid

35 B35 .326 0,1428 Valid

36 B36 -.161 0,1428 Tidak Valid

37 B37 .484 0,1428 Valid

38 B38 .411 0,1428 Valid

39 B39 .582 0,1428 Valid

40 B40 .321 0,1428 Valid

41 B41 -.159 0,1428 Tidak Valid

42 B42 .544 0,1428 Valid

43 B43 .492 0,1428 Valid

44 B44 .359 0,1428 Valid

45 B45 .537 0,1428 Valid

46 B46 .586 0,1428 Valid

47 B47 .551 0,1428 Valid

48 B48 .353 0,1428 Valid

Dari Tabel 3.4 menunjukkan hasil pengujian validitas item variabel

kompetensi guru dengan 48 butir soal dapat diketahui bahwa ada 46 butir

soal valid karena rhitung lebih besar dari rtabel dan ada 2 butir soal tidak

valid.

Tabel 3.5

Hasil Pengujian Ulang Validitas Item Variabel Kompetensi Guru Ekonomi

No Butir Rhitung rtabel Keterangan

1 B1 .426 0,1428 Valid

2 B2 .200 0,1428 Valid

3 B3 .400 0,1428 Valid

4 B4 .394 0,1428 Valid

5 B5 .557 0,1428 Valid

(62)

No Butir Rhitung rtabel Keterangan

7 B7 .285 0,1428 Valid

8 B8 .336 0,1428 Valid

9 B9 .353 0,1428 Valid

10 B10 .214 0,1428 Valid

11 B11 .474 0,1428 Valid

12 B12 .446 0,1428 Valid

13 B13 .185 0,1428 Valid

14 B14 .441 0,1428 Valid

15 B15 .510 0,1428 Valid

16 B16 .315 0,1428 Valid

17 B17 .288 0,1428 Valid

18 B18 .547 0,1428 Valid

19 B19 .313 0,1428 Valid

20 B20 .465 0,1428 Valid

21 B21 .547 0,1428 Valid

22 B22 .565 0,1428 Valid

23 B23 .405 0,1428 Valid

24 B24 .599 0,1428 Valid

25 B25 .635 0,1428 Valid

26 B26 .433 0,1428 Valid

27 B27 .370 0,1428 Valid

28 B28 .598 0,1428 Valid

29 B29 .486 0,1428 Valid

30 B30 .523 0,1428 Valid

31 B31 .335 0,1428 Valid

32 B32 .463 0,1428 Valid

33 B33 .223 0,1428 Valid

34 B34 .494 0,1428 Valid

35 B35 .327 0,1428 Valid

36 B37 .492 0,1428 Valid

37 B38 .416 0,1428 Valid

38 B39 .588 0,1428 Valid

39 B40 .327 0,1428 Valid

40 B42 .546 0,1428 Valid

41 B43 .485 0,1428 Valid

42 B44 .355 0,1428 Valid

43 B45 .530 0,1428 Valid

44 B46 .598 0,1428 Valid

45 B47 .552 0,1428 Valid

(63)

Tabel 3.6

Hasil Pengujian Validitas Item Variabel Motivasi Belajar

No Butir rhitung rtabel Keterangan

1 B49 .198 0,1428 Valid

2 B50 .376 0,1428 Valid

Gambar

Tabel 5.10
Tabel 3.3   Kisi-kisi Kuesioner Variabel Motivasi Belajar
tabel dan perhitungan nilai-nilai statistik dengan menggunakan bantuan
Tabel 5.1 menunjukkan bahwa 23 siswa (12,17%) menyatakan
+6

Referensi

Dokumen terkait

Actual result Test Status Proses 11 Mengambil dan menampilkan data jenis aset sesuai database Sistem menampilkan data sesuai dengan database Sistem sudah menampilkan

Rp240.399.000,00 (Dua Ratus Empat Puluh Juta Tiga Ratus Sembilan. Puluh Sembilan

Penulisan Ilmiah ini berisikan mengenai pembuatan website untuk rumah sakit mom yang bertujuan membantu rumah sakit tersebut dalam menyampaikan informasi mengenai fasilitas

Rumusan masalah dalam penelitian ini dapat dirinci sebagai berikut: (1) ” Apakah pendekatan kontekstual dapat meningkatkan kemampuan menulis deskripsi pada siswa kelas IV

Pada dasarnya tema- tema tersebut saling berhubungan safu sarna lainnya untuk menjelaskan suatu esensi pengalaman emosional anak usia sekolah melalui menggambar. Dari

kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini

[r]

[r]