ABSTRAK
HUBUNGAN KOMPETENSI GURU EKONOMI DENGAN
MOTIVASI DAN PRESTASI BELAJAR SISWA
Aurelia Neneng Astriani Universitas Sanata Dharma
2017
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: 1) Apakah ada hubungan kompetensi guru ekonomi dengan motivasi belajar siswa kelas XI IPS dan XII IPS di SMA Negeri 1 Depok; 2) Apakah ada hubungan kompetensi guru ekonomi dengan prestasi belajar siswa kelas XI IPS dan XII IPS di SMA Negeri 1 Depok.
Jenis penelitian ini adalah deskriptif korelasional. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan November sampai Desember 2016. Populasi dalam penelitian ini yaitu siswa kelas X IPS, XI IPS dan XII IPS di SMA Negeri 1 Depok dengan jumlah 285 siswa. Sampel sebanyak 189 siswa diambil dengan teknik Purposive Sampling. Teknik pengumpulan data menggunakan kuesioner dan dokumentasi. Data dianalisis dengan teknik analisis korelasi.
ABSTRACT
THE CORRELATION BETWEEN COMPETENCE OF
ECONOMICS TEACHER TOWARDS MOTIVATION AND
STUDENTS ACHIEVEMENT
Aurelia Neneng Astriani Sanata Dharma University
2017
This study aims to find out whether: 1) there is a correlation between competence of economics teachers to motivate students of the eleventh and twelfth grade students of the Social and Sciences Department in SMA Negeri 1 Depok; 2) there is a correlation between competence of economics teachers towards students achievement of the eleventh and twelfth grade students of Social and Sciences Department in SMA Negeri 1 Depok.
This research is a descriptive correlational study. This research was conducted from November to December 2016. The population of this research were 285 students of the eleventh and twelfth grade students of Social and Sciences Department in SMA Negeri 1 Depok. The samples were 189 students taken by purposive sampling technique. Data collection techniques were questionnaires and documentation. Data were analyzed by correlation analysis techniques.
HUBUNGAN KOMPETENSI GURU EKONOMI
DENGAN MOTIVASI DAN PRESTASI BELAJAR SISWA
Penelitian dilakukan di SMA Negeri 1 Depok Yogyakarta
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Ekonomi Bidang Keahlian Khusus Pendidikan Akuntansi
Oleh:
Aurelia Neneng Astriani 121334010
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI
BIDANG KEAHLIAN KHUSUS PENDIDIKAN AKUNTANSI JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA
iv
PERSEMBAHAN
Kupersembahkan karya ini untuk:
TUHAN YESUS KRISTUS dan BUNDA MARIA
Kedua orang tuaku Bapak Laurensius Pandi dan Ibu
Anastasia Kartini
Abangku Silvester Rande Putra
Saudara/saudariku serta seluruh keluargaku
Temanku tercinta Pendidikan Akuntansi 2012
v
MOTTO
Apa saja yang kamu minta dalam doa dengan penuh
kepercayaan, kamu akan menerimanya.
(Matius 21:22)
Dia memberi kekuatan kepada yang lelah dan menambah
semangat kepada yang tiada berdaya.
(Yesaya 40:29)
Bermimpilah, karena Tuhan akan memeluk mimpi-mimpi itu.
~ Andrea Hirata ~
Jangan pernah menyerah , karena ada tempat dan saat dimana
ombak paling tinggi sekalipun akan berbalik arah.
~ Harriet Beecher Stowe ~
Sebuah mimpi dapat terwujud bukan karena keajaiban, melainkan
karena keringat dan kerja keras.
~ Colin Powell ~
All it takes is faith and trust.
vi
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA
Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebut dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.
Yogyakarta, 27 Februari 2017
Penulis
vii
LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA
PUBLIKAS KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma:
Nama : Aurelia Neneng Astriani
Nomor Mahasiswa : 121334010
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul:
HUBUNGAN KOMPETENSI GURU EKONOMI DENGAN MOTIVASI DAN PRESTASI BELAJAR SISWA
Dengan demikian saya memberikan hak kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama mencantumkan nama saya sebagai penulis.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.
Dibuat di Yogyakarta
Pada tanggal: 27 Februari 2017
Yang menyatakan
viii
ABSTRAK
HUBUNGAN KOMPETENSI GURU EKONOMI DENGAN
MOTIVASI DAN PRESTASI BELAJAR SISWA
Aurelia Neneng Astriani Universitas Sanata Dharma
2017
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: 1) Apakah ada hubungan kompetensi guru ekonomi dengan motivasi belajar siswa kelas XI IPS dan XII IPS di SMA Negeri 1 Depok; 2) Apakah ada hubungan kompetensi guru ekonomi dengan prestasi belajar siswa kelas XI IPS dan XII IPS di SMA Negeri 1 Depok.
Jenis penelitian ini adalah deskriptif korelasional. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan November sampai Desember 2016. Populasi dalam penelitian ini yaitu siswa kelas X IPS, XI IPS dan XII IPS di SMA Negeri 1 Depok dengan jumlah 285 siswa. Sampel sebanyak 189 siswa diambil dengan teknik Purposive Sampling. Teknik pengumpulan data menggunakan kuesioner dan dokumentasi. Data dianalisis dengan teknik analisis korelasi.
ix
ABSTRACT
THE CORRELATION BETWEEN COMPETENCE OF
ECONOMICS TEACHER TOWARDS MOTIVATION AND
STUDENTS ACHIEVEMENT
Aurelia Neneng Astriani Sanata Dharma University
2017
This study aims to find out whether: 1) there is a correlation between competence of economics teachers to motivate students of the eleventh and twelfth grade students of the Social and Sciences Department in SMA Negeri 1 Depok; 2) there is a correlation between competence of economics teachers towards students achievement of the eleventh and twelfth grade students of Social and Sciences Department in SMA Negeri 1 Depok.
This research is a descriptive correlational study. This research was conducted from November to December 2016. The population of this research were 285 students of the eleventh and twelfth grade students of Social and Sciences Department in SMA Negeri 1 Depok. The samples were 189 students taken by purposive sampling technique. Data collection techniques were questionnaires and documentation. Data were analyzed by correlation analysis techniques.
x
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas pertolongan dan
penyertaanNya kepada penulis dalam persiapan, pelaksanaan, dan penyelesaian
skripsi ini, yang berjudul “Pengaruh Kompetensi Guru Ekonomi Terhadap
Motivasi dan Prestasi Belajar Siswa”.
Skripsi ini ditulis dan diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh
gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Ekonomi BKK Pendidikan
Akuntansi, Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial, Fakultas Keguruan dan
Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma.
Penulis menyadari bahwa terselesainya penulisan skripsi ini tidak terlepas dari
bimbingan dan dukungan dari banyak pihak. Oleh karena itu, penulis
mengucapkan terima kasih yang sedalam-dalamnya kepada:
1. Bapak Rohandi, Ph.D., selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
2. Bapak Ig. Bondan Suratno, S.Pd., M.Si., selaku ketua Program Studi
Pendidikan Ekonomi BKK Pendidikan Akuntansi Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta.
3. Ibu Benedecta Indah Nugraheni, S.Pd., S.I.P., M.Pd., selaku Dosen
Pembimbing yang telah banyak meluangkan waktu dan memberikan
xi
4. Ibu Cornelio Purwantini, S.Pd., M.SA. dan Ibu Natalina Premastuti
Brataningrum, S.Pd., M.Pd., selaku Dosen Pembimbing Akademik yang telah
banyak memberikan bimbingan, semangat dan motivasi selama perkuliahan.
5. Seluruh Bapak/Ibu Dosen yang telah banyak memberikan tambahan
pengetahuan dalam proses perkuliahan.
6. Ibu Theresia Aris Sudarsilah selaku tenaga administrasi Pendidikan
Akuntansi.
7. Bapak Drs.Shobariman, M.Pd. selaku kepala SMA Negeri 1 Depok yang telah
memberikan ijin bagi penulis untuk melakukan penelitian di SMA Negeri 1
Depok.
8. Bapak Drs. Tri Nardono selaku guru mata pelajaran Ekonomi.
9. Siswa-siswi kelas XI IPS dan XII IPS yang bersedia membantu penulis dalam
melakukan penelitian.
10.Bapak dan Ibu terkasih, Laurensius Pandi dan Anastasia Kartini yang telah
memberikan dukungan, semangat, kasih, dan doa kepada penulis.
11.Keluarga besarku yang telah memberi dukungan baik spiritual maupun materi,
dan memotivasi penulis sampai akhirnya penulis dapat menyelesaikan
penyusunan skripsi ini.
12.Ignatius Yudi yang telah memberi dukungan, semangat dan doa sehingga
penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi ini.
13.Sahabat tercinta Fia, Didi, Kak Sara, Siwi, Ega, Allo, Kak Ella, Mas Bojes,
xii
memberikan dukungan sehingga penulis mampu menyelesaikan penyusunan
skripsi ini.
14.Teman-teman Pendidikan Akuntansi angkatan 2012, yang telah membantu
penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
15.Semua pihak yang telah banyak membantu dan tidak dapat penulis sebutkan
satu-persatu.
Penulis menyadari penyusunan skripsi ini masih jauh dari sempurna. Oleh
karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang bermanfaat. Akhir kata,
semoga skripsi ini bermanfaat bagi semua pihak.
Yogyakarta, 27 Februari 2017
Penulis,
xiii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ... i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii
HALAMAN PENGESAHAN ... iii
HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv
HALAMAN MOTTO ... v
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... vi
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ... vii
ABSTRAK ... viii
ABSTRACT ... ix
KATA PENGANTAR ... x
DAFTAR ISI ... xiii
DAFTAR TABEL ... xvi
DAFTAR LAMPIRAN ... xviii
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1
B. Rumusan Masalah ... 5
C. Tujuan Penelitian ... 5
D. Manfaat Penelitian ... 6
BAB II KAJIAN TEORI A. Kajian Teori ... 7
1. Kompetensi ... 7
2. Guru ... 11
3. Kompetensi Guru ... 14
4. Motivasi Belajar ... 17
5. Prestasi Belajar ... 24
B. Penelitian yang Relevan ... 27
C. Kerangka Berfikir ... 30
D. Hipotersis Penelitian ... 31
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Penelitian ... 32
B. Tempat dan Waktu Penelitian ... 32
C. Subjek dan Objek Penelitian ... 32
1. Subjek Penelitian ... 33
2. Objek Penelitian ... 33
D. Populasi, Sampel, dan Teknik Penarikan Sampel ... 33
1. Populasi Penelitian ... 33
2. Sampel Penelitian ... 33
xiv
E. Operasionalisasi Variabel ... 34
1. Variabel Independen ... 34
2. Variabel Dependen ... 34
F. Teknik Pengumpulan Data ... 35
1. Kuesioner ... 36
2. Dokumentasi ... 38
G. Teknik Pengujian Instrumen... 39
1. Uji Validitas... 39
2. Uji Reliabilitas ... 44
H. Teknik Analisis Data ... 46
1. Analisis Deskriptif ... 46
2. Uji Prasyarat Analisis ... 49
3. Pengujian Hipotesis dan Penarikan Kesimpulan ... 49
BAB IV GAMBARAN UMUM SMA NEGERI 1 DEPOK YOGYAKARTA A. Sejarah SMA Negeri 1 Depok Sleman Yogyakarta ... 53
B. Visi, Misi dan Tujuan SMA Negeri 1 Depok ... 57
1. Visi Sekolah... 57
2. Misi Sekolah ... 58
3. Tujuan SMA Negeri 1 Depok ... 59
C. Kondisi Fisik dan Lingkungan Sekolah Satuan Pendidikan SMA Negeri 1 Depok ... 60
1. Kondisi Gedung dan Lingkungan ... 60
2. Kondisi Ruang Kelas, Kantor dan Sumber Belajar ... 61
3. Fasilitas Penunjang Satuan Pendidikan SMA Negeri 1 Depok ... 62
D. Data Siswa SMA Negeri 1 Depok ... 66
E. Sumber Daya Manusia Satuan Pendidikan... 68
F. Kurikulum SMA Negeri 1 Depok ... 68
1. Struktur Kurikulum Kelas X ... 69
2. Struktur Kurikulum Kelas XI-XII Program IPA ... 69
3. Struktur Kurikulum Kelas XI-XII Program IPS ... ….. 70
BAB V ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Data ... 72
1. Kompetensi Guru Ekonomi ... 72
2. Motivasi Belajar ... 74
3. Prestasi Belajar ... 75
B. Pengujian Prasyarat Analisis Data ... 77
1. Pengujian Normalitas ... 77
C. Pengujian Hipotesis ... 78
1. Pengujian Hipotesis Pertama ... 79
2. Pengujian Hipotesis Kedua ... 80
xv
Motivasi Belajar Siswa ... 82
2. Hubungan Kompetensi Guru Ekonomi dengan Prestasi Belajar Siswa ... 83
BAB VI KESIMPULAN, SARAN, DAN KETERBATASAN A. Kesimpulan ... 85
B. Keterbatasan Penelitian ... 85
C. Saran ... 86
DAFTAR PUSTAKA ... 87
xvi
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Skala Pengukuran Model Likert ... 35
Tabel 3.2 Kisi-kisi Kuesioner Kompetensi Guru Ekonomi ... 36
Tabel 3.3 Kisi-kisi Kuesioner Motivasi Belajar ... 38
Tabel 3.4 Hasil Pengujian Validitas item Variabel Kompetensi Guru Ekonomi ... 40
Tabel 3.5 Hasil Pengujian Ulang Validitas Item Variabel Kompetensi Guru ... 42
Tabel 3.6 Hasil Pengujian Validitas Item Variabel Motivasi Belajar ... 43
Tabel 3.7 Hasil Pengujian Ulang Validitas Item Variabel Motivasi Belajar ... 43
Tabel 3.8 Pedoman untuk Memberikan Interpretasi Koefisien Korelasi ... 45
Tabel 3.9 Hasil Pengujian Reliabilitas Kuesioner Variabel Kompetesi Guru ... 46
Tabel 3.10 Hasil Pengujian Reliabilitas Kuesioner Variabel Motivasi Belajar ... 46
Tabel 3.11 Penilaian Acuan Patokan (PAP) Tipe II ... 47
Tabel 3.12 Kategori PAP II Variabel Kompetensi Guru Ekonomi ... 48
Tabel 3.13 Kategori PAP II Variabel Motivasi Belajar ... 49
Tabel 4.1 Jumlah Siswa Berdasarkan Jenis Kelamin, Jumlah Kelas dan Rombel Tahun Pelajaran 2016/2017 ... 67
Tabel 5.1 Distribusi Frekuensi Variabel Kompetensi Guru Ekonomi ... 73
Tabel 5.2 Nilai-nilai Statistik Variabel Kompetensi Guru Ekonomi ... 73
Tabel 5.3 Distribusi Frekuensi Variabel Motivasi Belajar ... 74
Tabel 5.4 Nilai-nilai Statistik Variabel Motivasi Belajar ... 75
Tabel 5.5 Rentang Skor Variabel Prestasi Belajar ... 75
Tabel 5.6 Nilai-nilai Statistik Variabel Prestasi Belajar ... 76
xvii
Ekonomi dengan Motivasi Belajar ... 78 Tabel 5.9 Hasil Uji Korelasi Variabel Kompetensi Guru Ekonomi
dengan Motivasi Belajar Siswa………. 79
xviii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran I : Kuesioner Penelitian... 91
Lampiran II : Data Induk Penelitian ... 101
Lampiran III : Pengujian Validitas dan Reliabilitas... 131
Lampiran IV : Deskripsi Data ... 138
Lampiran V : Pengujian Normalitas ... 144
Lampiran VI : Pengujian Hipotesis ... 146
Lampiran VII : Tabel Statistik ... 148
Lampiran VIII : Surat Ijin Penelitian ... 151
Lampiran IX : Nilai Raport ... 155
1
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Bagi sebuah bangsa pendidikan merupakan sebuah elemen penting, baik
itu bersifat intern untuk bangsa itu sendiri maupun bersifat ekstern yang
berkaitan dengan persaingan antar bangsa. Seringkali dalam dunia
internasional, pendidikan menjadi tolak ukur terhadap kemajuan sebuah
bangsa. Tujuan pendidikan terbagi dalam beberapa kategori yaitu tujuan
pendidikan umum dan khusus, tujuan jangka panjang, menengah dan jangka
pendek (Hidayat, 2013: 52).
Akhir-akhir ini, kualitas pendidikan di Indonesia sering diperbincangkan,
baik di kalangan praktisi pendidikan, politisi, masyarakat maupun pihak
pengambil kebijakan. Kualitas pendidikan nasional dinilai banyak kalangan
belum memiliki kualitas yang memadai bila dibandingkan dengan
negara-negara besar lainnya. Kualitas pendidikan di Indonesia semakin terpuruk bila
dibandingkan dengan negara lainnya di abad 21, padahal pendidikan menjadi
variabel penting dalam proses pencerdasan bangsa (Janawi, 2012: 1).
Kunandar (Janawi, 2012: 1), menjelaskan bahwa rendahnya kualitas
pendidikan di Indonesia dilihat dari faktor lulusan dari sekolah atau perguruan
tinggi yang belum siap memasuki dunia kerja karena minimnya kompetensi
yang dimiliki. Bekal kecakapan yang diperoleh dari lembaga pendidikan tidak
lembaga pendidikan lebih bersifat teoritik sehingga peserta didik kurang
inovatif dan kreatif.
Dari fakta yang ada, kualitas pendidikan memang perlu disikapi secara
serius agar mengalami perkembangan yang signifikan. Misalnya, di gugusan
negara-negara Asia saja, dan bahkan di Asia Tenggara bargaining power pendidikan belum dapat berbicara banyak. Realitas faktual tersebut
menyebabkan kegusaran proyek kemanusiaan bangsa sehingga pemerhati
pendidikan menilai bahwa pendidikan kehilangan vitalitas dan
progresivitasnya (Janawi, 2012: 10).
Kini, di tengah perbaikan kualitas dan kesejahteraan guru, stigma “Oemar
Bakri” kian hari kian jauh dari sosok guru. Profesi guru merupakan profesi
yang harus dihargai secara profesional, seperti profesi dokter, advokat,
akuntan, dan apoteker. Dengan kata lain, tugas guru merujuk pada pekerjaan
profesional, antara lain mendidik, mengajar, membimbing dan mengevaluasi
perkembangan serta kemampuan peserta didik dimana ia melakukan tugas
profesinya di ruang-ruang kelas sekolah maupun di luar sekolah (Suyanto,
2013).
Salah satu komponen yang harus diperhatikan secara terus menerus dalam
meningkatkan kualitas pendidikan adalah guru. Guru dalam konteks
pendidikan mempunyai peranan besar dan strategis. Hal ini disebabkan karena
guru menjadi “garda terdepan” dalam proses pelaksanaan pendidikan. Guru
adalah sosok yang langsung berhadapan dengan peserta didik dalam
penerus bangsa dengan nilai konstruktif. Guru mengemban misi dan tugas
yang berat, sehingga profesi guru dipandang sebagai tugas mulia. Walaupun
dalam realitasnya, guru selalu dipandang sebelah mata dan senantiasa disebut
sebagai “pahlawan tanpa tanda jasa” (Janawi, 2010: 10).
Pendidikan dewasa ini telah menjadi kebutuhan yang semakin hari
semakin penting, akan tetapi dalam proses pemenuhan kebutuhan pendidikan
ternyata menghadapi cukup banyak permasalahan. Di dalam suatu pendidikan
perlu adanya suatu proses belajar. Belajar adalah proses mendapatkan
pengetahuan (Suprijono, 2009: 3). Belajar merupakan suatu proses yang
berlangsung sepanjang hayat. Belajar adalah proses penting yang terjadi dalam
kehidupan setiap orang dan berlangsung seumur hidup, sejak masih bayi
(bahkan dalam kandungan) hingga liang lahat (Khodijah, 2014: 3). Orang
dapat dikatakan belajar apabila ada perubahan perilaku dari diri orang
tersebut.
Secara operasional, kita mendukung PP No.19 tahun 2005 tentang Standar
Nasional Pendidikan yang diantaranya mengatur standarisasi proses
pembelajaran sehingga di lembaga pendidikan diharapkan ada pembaharuan
pembelajaran dengan model inovatif (Daryanto, 2012: 228).
Pihak-pihak yang terlibat dalam pembelajaran adalah pendidik
(perorangan dan/ atau kelompok) serta peserta didik (perorangan, kelompok,
dan/atau komunitas) yang berinteraksi edukatif antara satu dengan yang
lainnya. Isi kegiatan adalah bahan (materi) belajar yang bersumber dari
atau tahapan yang dilalui pendidik dan peserta didik dalam pembelajaran
(Isjoni, 2009: 14).
Terkait dengan proses pembelajaran pada saat ini, masih banyak sekolah
yang menerapkan pembelajaran yang berpusat pada guru. Guru sebagai
sumber ilmu dan murid sebagai pendengar. Berdasarkan Kurikulum Tingkat
Satuan Pendidikan (KTSP) kegiatan belajar mengajar yang dilaksanakan harus
berpusat kepada peserta didik, mengembangkan kreativitas, menciptakan
kondisi yang menyenangkan dan menantang, kontekstual, menyediakan
pengalaman belajar yang beragam, dan belajar melalui berbuat. Dalam
kaitannya dengan kegiatan belajar mengajar peran guru sangat penting dalam
pendampingan belajar siswa, terlebih guru yang mempunyai kompetensi
mengajar sehingga dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Masalah yang
harus diperhatikan pula dalam meningkatkan prestasi siswa adalah motivasi.
Seringkali motivasi berpengaruh pada prestasi siswa, faktor motivasi tersebut
dapat berasal dari diri siswa sendiri maupun dari luar. Kompetensi guru dalam
mengajar turut mempengaruhi motivasi siswa dalam mengikuti pembelajaran,
jika dalam mengajar guru cenderung menggunakan model pembelajaran yang
kurang menarik maka motivasi siswa pun menjadi berkurang dalam mengikuti
pembelajaran sehingga siswa cenderung melakukan sesuatu yang seharusnya
tidak dilakukan saat pembelajaran seperti mengganggu temannya, tidak
memperhatikan penjelasan dari guru sampai tidur di kelas saat jam pelajaran.
Hal tersebut sangat memprihatinkan, apabila setiap pembelajaran siswa tidak
pada prestasinya. Dengan adanya kompetensi yang dimiliki guru diharapkan
pada setiap pembelajaran guru dapat menumbuhkan rasa ingin tahu dan
motivasi siswa sehingga siswa benar-benar mengikuti pembelajaran dengan
baik sehingga dapat meningkatkan prestasi belajarnya.
Terkait dengan permasalahan di atas, maka dalam penelitian ini peneliti
akan melakukan penelitian tentang hubungan kompetensi guru ekonomi
dengan motivasi dan prestasi belajar siswa.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian di atas, maka dapat dirumuskan permasalahan dalam
penelitian ini sebagai berikut:
1. Apakah kompetensi guru ekonomi berhubungan dengan motivasi belajar
siswa kelas XI IPS dan XII IPS di SMA Negeri 1 Depok?
2. Apakah kompetensi guru ekonomi berhubungan dengan prestasi belajar
siswa kelas XI IPS dan XII IPS di SMA Negeri 1 Depok?
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian ini yaitu:
1. Untuk mengetahui apakah ada hubungan kompetensi guru ekonomi
dengan motivasi belajar siswa kelas XI IPS dan XII IPS di SMA Negeri 1
2. Untuk mengetahui apakah ada hubungan kompetensi guru ekonomi
dengan prestasi belajar siswa kelas XI IPS dan XII IPS di SMA Negeri 1
Depok.
D. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat penelitian ini dapat peneliti rangkum ke dalam 2 bagian
yaitu:
1. Manfaat Praktis
a. Memberikan sumbangan pemikiran dalam rangka pengembangan ilmu
pendidikan terutama dikaitkan dengan hal-hal yang mempengaruhi
prestasi belajar siswa.
b. Hasil penelitian dapat digunakan sebagai sumbangan pemikiran dalam
rangka penyempurnaan konsep maupun implementasi praktik
pendidikan sebagai upaya yang strategis dalam pengembangan kualitas
sumber daya manusia.
2. Manfaat Teoritis
Hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi guru mata pelajaran
ekonomi secara khusus dan pihak-pihak terkait dalam dunia pendidikan
pada umumnya sebagai bahan evaluasi sekaligus sebagai masukan dalam
7
BAB II KAJIAN TEORI
A. Kajian Teori 1. Kompetensi
a. Pengertian Kompetensi
Pengertian kompetensi menurut para ahli sebagai berikut:
1) Menurut Nana Sudjana (Janawi, 2012: 30), “kompetensi sebagai
suatu kemampuan yang diisyaratkan untuk memangku profesi”.
2) Menurut Sardiman (Janawi, 2012: 30), “kompetesi adalah
kemampuan dasar yang harus dimiliki seseorang berkenaan dengan
tugasnya”.
3) Menurut Majid (Janawi, 2012: 33) “kompetensi adalah seperangkat
tindakan inteligen penuh tanggung jawab yang harus dimiliki
seseorang sebagai syarat untuk dianggap mampu melaksanakan
tugas-tugas dalam bidang pekerjaan tertentu”.
b. Komponen Kompetensi
Menurut Nana Sudjana (Janawi, 2012: 41), pembagian kompetensi
yang harus dimiliki guru sebenarnya meliputi tiga aspek, yaitu:
1) Kompetensi bidang kognitif
Kompetensi ini berhubungan dengan kompetensi intelektual seperti
pengetahuan mengenai belajar dan tingkah laku individu,
pengetahuan bimbingan dan penyuluhan, pengetahuan tentang
administrasi kelas, dan cara mengevaluasi hasil belajar anak.
2) Kompetensi bidang sikap
Kompetensi ini berhubungan dengan kesiapan dan kesediaan guru
terhadap berbagai hal yang berkenaan dengan tugas dan
profesinya, seperti sikap mencintai pekerjaannya dan lainnya.
3) Kompetensi prilaku/performance
Kompetensi ini berhubungan dengan keterampilan/perilaku guru,
seperti keterampilan mengajar, membimbing, menilai,
menggunakan alat bantu (teknologi pendidikan), dan
berkomunikasi dengan anak.
c. Standar Kompetensi
1) Kualifikasi Akademik
Kualifikasi akademik sebagaimana dimaksud pasal 8 diperoleh
melalui pendidikan tinggi dan program Pascasarjana dan atau
program Diploma Empat (D4). Kompetensi akademik yang
dimaksud dalam pasal 8 ini meliputi kompetensi pedagogik,
kepribadian, sosial dan profesional yang diperoleh melalui
2) Standar Kualifikasi
Standar kualifikasi adalah standar minimal tingkat pendidikan
guru. Untuk tingkat awal, dasar dan menengah, standar kualifikasi
minimal guru adalah sarjana (strata satu) sesuai dengan bidang
studi atau mata pelajaran tertentu. Sedangkan standar minimal
tingkat perguruan tinggi adalah strata dua. Program ini mulai
dilaksanakan pemerintah yang disebut sebagai program sertifikasi
guru (Janawi, 2012: 59).
Program peningkatan kompetensi tenaga kependidikan bagi
guru-guru yang belum berijazah strata satu sesuai dengan
bidangnya menjadi kewajiban mutlak. Bahkan sejak tahun 2006,
pemerintah mulai mengalokasikan anggaran bantuan biaya
pendidikan bagi guru yang belum memenuhi standar minimal
kualifikasi. Program peningkatan kualifikasi guru ini telah menjadi
program nasional (Janawi, 2012, 60).
Standar kualifikasi akademik minimum guru adalah S1/D4
yang dibuktikan dengan ijazah sesuai dengan jenis, jenjang dan
satuan pendidikan formal di tempat penugasan. Dalam ketentuan
peralihan Pasal 66 Peraturan Pemerintah No.74 tahun 2008, guru
dalam jabatan yang belum memenuhi kualifikasi akademik S1 atau
D4 dapat mengikuti ujian kompetensi untuk memperoleh sertifikat
pendidik apabila sudah mencapai usia 50 tahun dan mempunyai
IV-a, atau yang memenuhi angka kredit kumulatif setara dengan
golongan IV-a (Janawi, 2012: 61).
3) Standar Kompetensi
Dalam UU No.14 tahun 2005, kompetensi dibagi menjadi
kompetensi pedagogik, profesional, kepribadian, dan sosial
(Janawi, 2012: 62).
4) Standar Kinerja
Standar kinerja adalah berkenaan dengan kinerja guru dalam
melaksanakan tugasnya sebagai tenaga pendidik. Kinerja guru
dapat dirumuskan diantaranya adalah:
a) Menyelenggarakan kegiatan pembelajaran yang mendidik.
b) Menyelenggarakan kegiatan penelitian dan pengembangan
ilmu secara terus menerus.
c) Menyelenggarakan kegiatan pengabdian kepada masyarakat
atas dasar keikhlasan sebagai wujud pengamalan ilmu dan
teknologi yang telah dikuasai.
d) Beradaptasi dan berkomunikasi dengan komunitas profesi
untuk meningkatkan sinergi dalam pengembangan ilmu dan
kinerja profesional.
e) Bersikap inklusif, bertindak objektif dan berkomunikasi secara
2. Guru
Dalam UU No.14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen, Pasal (1) ayat
(1) dinyatakan, “Guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama
mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih menilai dan
mengevaluasi siswa pada jalur pendidikan formal, pendidikan dasar dan
pendidikan menengah” (Suyanto, 2013: 23).
Guru bertanggung jawab terhadap perkembangan anak didik dengan
tetap berusaha mengupayakan seluruh potensinya, baik potensi afektif,
kognitif maupun psikomotorik demi kelangsungan sebuah proses
pendidikan. Guru juga berarti orang dewasa yang bertanggung jawab
memberikan bantuan kepada anak didik dalam perkembangan jasmani dan
rohani, agar mencapai tingkat kedewasaan serta mampu berdiri sendiri
dalam memenuhi segala tugas dan kewajibannya sebagai mahkluk hidup
(Rimang, 2011: 2).
Guru sebagai pendidik profesional memiliki tugas utama yaitu
mendidik, Proses pembelajaran yang diselenggarakan hendaknya dapat
mendorong semangat untuk belajar dan timbulnya inspirasi pada peserta
didik untuk memunculkan ide baru, mengembangkan inisiatif dan
kreatifitas. Guru harus dapat memotivasi siswa untuk terlibat aktif dalam
proses pembelajaran (Asmani, 2009).
Kualitas seorang guru harus menjadi prioritas dalam upaya
mengembangkan sebuah pola pendidikan yang efektif. Kualitas seorang
loyalitas yang tinggi serta ikhlas dalam memajukan dan mencerdaskan
anak didik (Asmani, 2009).
a. Kepribadian Guru
Untuk menjadi guru, seseorang harus memiliki kepribadian yang
kuat dan terpuji. Kepribadian yang harus ada pada diri guru adalah
kepribadian yang mantap dan stabil, dewasa, arif dan berwibawa
(Suyanto, 2013: 15).
b. Profesionalisme Guru
1) Memaknai Profesionalisme Guru
Makna profesional mengacu pada orang yang menyandang suatu
profesi atau sebutan untuk penampilan seseorang dalam
mewujudkan unjuk kerja sesuai dengan profesinya. Sebutan guru
“profesional” mengacu pada guru yang telah mendapat pengakuan
secara formal berdasarkan ketentuan yang berlaku, baik dalam
kaitan dengan jabatan maupun latar belakang pendidikan
formalnya. Profesionalisme adalah sebutan yang mengacu kepada
sikap mental dalam bentuk komitmen anggota suatu profesi untuk
2) Kedudukan Guru
Guru mempunyai tanggung jawab untuk melihat segala sesuatu
yang terjadi dalam kelas untuk membantu proses yang dinamis
dalam segala fase dan proses perkembangan anak didik (Rimang,
2011: 7). Secara terperinci tugas guru berpusat pada:
a) Mendidik dengan titik berat memberikan arah dan motivasi
pencapaian tujuan, baik jangka pendek maupun jangka
panjang.
b) Menurut Ahmad Tafsir (Rimang, 2011: 7), tugas guru adalah
tanggung jawab dalam perkembangan anak didik dengan
mengupayakan perkembangan seluruh potensi afektif, kogitif,
maupun psikomotorik. Memberi fasilitas pencapaian tujuan
melalui pengalaman belajar yang memadai.
c) Membantu perkembangan aspek-aspek pribadi seperti sikap,
nilai-nilai dan penyesuaian diri (Rimang, 2011: 7).
3) Profesi Guru
Suyanto (Suyanto, 2013: 28), mengemukakan empat prasyarat
agar seorang guru dapat dikatakan profesional, yaitu:
a) Kemampuan guru mengolah atau menyiasati kurikulum.
b) Kemampuan guru mengaitkan materi kurikulum dengan
lingkungan.
d) Kemampuan guru untuk mengintegrasikan berbagai bidang
studi atau mata pelajaran menjadi kesatuan konsep yang utuh.
4) Tugas Profesi Guru
Menurut Gerstener (Suyanto, 2013: 30-31), tugas guru tidak
hanya sebagai pengajar, melainkan harus berperan sebagai:
a) Pelatih, guru profesional ibarat pelatih olah raga yang lebih
banyak membantu siswanya dalam permainan. Guru
mendorong siswa untuk menguasai alat belajar dan memotivasi
siswa untuk bekerja keras mencapai prestasi setinggi-tingginya.
b) Konselor, guru akan menjadi sahabat siswa, teladan dalam
pribadi yang mengundang rasa hormat dan keakraban dari
siswa, menciptakan suasana dimana siswa belajar di dalam
kelompok kecil di bawah bimbingan guru.
c) Manajer belajar, dia membimbing siswanya belajar, mengambil
prakarsa, mengeluarkan ide terbaik yang dimilikinya.
3. Kompetensi Guru
a. Kompetensi Guru dalam Konteks Kebijakan 1) Kompetensi Pedagogik
Kompetensi pedagogik guru adalah kemampuan guru berkenaan
dengan penguasaan teoritis dan proses aplikasinya dalam
a) Menguasai karakteristik peserta didik
b) Menguasai teori-teori dan prinsip-prinsip pembelajaran yang
mendidik
c) Mengembangkan kurikulum dan rancangan pembelajaran
d) Menyelenggarakan pembelajaran yang mendidik
e) Memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi (TIK)
untuk kepentingan pembelajaran
f) Memfasilitasi pengembangan potensi peserta didik
g) Berkomunikasi secara efektif, empatik, dan santun dengan
peserta didik
h) Menyelenggarakan evaluasi dan penilaian proses hasil belajar
i) Memanfaatkan hasil evaluasi dan penilaian untuk kepentingan
pembelajaran
j) Melakukan tindakan refektif untuk peningkatan kualitas
pembelajaran.
2) Kompetensi Kepribadian
Janawi (2012:125) menjelaskan bahwa kepribadian adalah
kesatuan organisasi yang dinamis sifatnya dari sistem psikofisis
individu yang unik sifatnya terhadap lingkungan. Pengertian di atas
menjelaskan bahwa kepribadian merupakan kemampuan
Janawi (2012: 126) menjabarkan kepribadian ke dalam
beberapa indikator, yaitu :
a) Berjiwa pendidikan dan bertindak sesuai dengan norma yang
berlaku
b) Jujur, berakhlak mulia dan menjadi teladan
c) Dewasa, stabil dan berwibawa
d) Memiliki etos kerja, tanggung jawab dan percaya diri.
3) Kompetensi Sosial
Kompetensi sosial merupakan kemampuan yang harus dimiliki
guru, adapun subkompetensi sosial guru yaitu:
a) Mampu berkomunikasi dan bergaul secara efektif dengan siswa
b) Mampu berkomunikasi dan bergaul secara efektif dengan
sesama pendidik
c) Mampu berkomunikasi dan bergaul secara efektif dengan
orangtua/wali siswa dan masyarakat.
4) Kompetensi Profesional
Oemar Hamalik (Janawi, 2012: 99), menjelaskan bahwa
masalah kompetensi profesional guru merupakan salah satu
kompetensi yang harus dimiliki oleh setiap guru dalam jenjang
keahlian, kecakapan dasar tenaga pendidik yang harus dikuasai
dalam melaksanakan tugasnya sebagai guru.
a) Memahami mata pelajaran yang telah dipersiapkan untuk
mengajar
b) Memahami standar kompetensi dan standar isi mata pelajaran
yang tertera dalam peraturan menteri serta bahan ajar yang ada
dalam kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP)
c) Memahami struktur konsep dan metode keilmuan yang
menaungi materi ajar
d) Memahami hubungan konsep antar mata pelajaran yang terkait
dan menerapkan konsep-konsep keilmuan dalam kehidupan
sehari-hari.
4. Motivasi Belajar
Motivasi (motivation) melibatkan proses yang memberikan energi, mengarahkan, dan mempertahankan prilaku. Dengan demikian, prilaku
yang termotivasi adalah prilaku yang mengandung energi, memiliki arah,
dan dapat dipertahankan (Santrock, 2009: 199).
Motivasi juga menyebabkan suatu perubahan energi yang ada pada diri
manusia, sehingga akan bergelut dengan persoalan gejala kejiwaan,
perasaan dan juga emosi untuk kemudian bertindak atau melakukan
sesuatu. Semua ini didorong karena adanya tujuan, kebutuhan dan
Motivasi dapat dirangsang oleh faktor dari luar tetapi motivasi ini
tumbuh di dalam diri seseorang. Dalam kegiatan belajar, motivasi dapat
dikatakan sebagai keseluruhan daya penggerak di dalam diri siswa yang
menimbulkan kegiatan belajar sehingga tujuan yang dikehendaki oleh
subjek belajar dapat tercapai (Sardiman, 2008: 75).
a. Fungsi Motivasi dalam Belajar
Agar siswa dapat mencapai hasil belajar yang optimal maka
diperlukan motivasi. Dari pembahasan awal sudah tertulis dengan jelas
bahwa motivasi berkaitan dengan suatu tujuan. Sehubungan dengan
hal tersebut, maka ada tiga fungsi motivasi yaitu:
1) Mendorong manusia untuk berbuat, jadi sebagai penggerak atau
motor yang melepaskan energi. Motivasi dalam hal ini merupakan
motor penggerak dari setiap kegiatan yang akan dikerjakan.
2) Menentukan arah perbuatan, yakni ke arah tujuan yang hendak
dicapai. Dengan demikian motivasi dapat memberikan arah dan
kegiatan yang harus dikerjakan sesuai dengan rumusan tujuannya.
3) Menyeleksi perbuatan, yakni menentukan perbuatan-perbuatan apa
yang harus dikerjakan yang serasi guna mencapai tujuan dengan
menyisihkan perbuatan-perbuatan yang tidak bermanfaat bagi
tujuan tersebut.
b. Macam-macam Motivasi
Motivasi intrinsik adalah motivasi internal untuk melakukan
sesuatu demi hal itu sendiri (sebuah hal itu sendiri) (Santrock,
2009: 204). Jenis motivasi ini timbul sebagai akibat dari dalam diri
individu sendiri tanpa ada paksaan dorongan dari orang lain, tetapi
atas kemauan sendiri (Daryanto, 2012: 10).
Motivasi intrinsik adalah motivasi yang menjadi aktif berfungsi
tanpa harus dirangsang dari luar, karena dari dalam individu sudah
ada dorongan untuk melakukan sesuatu. Dilihat dari segi tujuan
kegiatan yang dilakukan, maka yang dimaksud dengan motivasi
intrinsik adalah ingin mencapai tujuan yang ada dalam proses
belajar. Oleh karena itu, motivasi intrinsik disebut juga sebagai
bentuk motivasi yang didalamnya aktivitas belajar dimulai dan
diteruskan berdasarkan suatu dorongan dari dalam diri dan secara
mutlak berkaitan dengan aktivitas belajarnya (Sardiman, 1986).
2) Motivasi Ekstrinsik (extrinsic motivation)
Motivasi ekstrinsik adalah melakukan sesuatu untuk
mendapatkan sesuatu yang lain (sebuah cara untuk mencapai suatu
tujuan). Motivasi ekstrinsik seringkali dipengaruhi oleh insentif
eksternal seperti penghargaan dan hukuman (Santrock, 2009: 199).
Jenis motivasi ini timbul sebagai akibat pengaruh dari luar
individu, apakah karena adanya ajakan, suruhan atau paksaan dari
orang lain sehingga dengan kondisi yang demikian akhirnya ia mau
adalah motif yang aktif dan berfungsi karena adanya dorongan dari
luar. Motivasi ekstrinsik lebih pada ingin mendapatkan nilai yang
baik atau bahkan mendapatkan pujian.
c. Belajar
Belajar adalah proses mendapatkan pengetahuan. Belajar sebagai
konsep mendapatkan pengetahuan dalam praktiknya banyak dianut.
Guru bertindak sebagai pengajar yang berusaha memberikan ilmu
pengetahuan sebanyak-banyaknya dan peserta didik giat
mengumpulkan atau menerimanya. Proses belajar mengajar ini banyak
didominasi aktivitas menghafal. Peserta didik sudah belajar jika
mereka sudah hafal dengan hal-hal yang telah dipelajarinya
(Suprijono, 2009: 3). Khodijah (2014: 3) berpendapat bahwa belajar
merupakan suatu proses yang berlangsung sepajang hayat. Belajar
merupakan proses penting yang terjadi dalam kehidupan setiap orang.
Belajar merupakan sebuah proses yang kompleks yang terjadi pada
semua orang dan berlangsung seumur hidup, sejak masih bayi (bahkan
dalam kandungan) hingga liang lahat. Jadi dapat disimpulkan bahwa
belajar adalah proses mendapatkan pengetahuan yang dilakukan oleh
seseorang yang berlangsung seumur hidup sejak dalam kandungan
1) Bentuk-bentuk Belajar
Menurut Muhibbin Syah (Khodijah, 2014: 53-55),
bentuk-bentuk belajar yang umum dijumpai dalam proses pembelajaran
antara lain adalah:
a) Belajar abstrak, ialah belajar dengan menggunakan cara-cara
berpikir abstrak.
b) Belajar keterampilan, adalah belajar dengan menggunakan
gerakan-gerakan motorik yakni yang berhubungan dengan
urat-urat syaraf.
c) Belajar sosial, pada dasarnya adalah belajar memahami
masalah-masalah dan teknik-teknik untuk memecahkan
masalah tersebut.
d) Belajar pemecahan masalah, adalah belajar menggunakan
metode ilmiah atau bepikir secara sistematis, logis, teratur dan
teliti.
e) Belajar rasional, ialah belajar dengan menggunakan
kemampuan berpikir secara logis dan sistematis.
f) Belajar kebiasaan, adalah proses pembentukan
kebiasaan-kebiasaan baru atau perbaikan kebiasaan-kebiasaan-kebiasaan-kebiasaan yang telah
ada. Belajar kebiasaan selain menggunakan perintah, suri
teladan, pengalaman khusus juga menggunakan hukuman dan
g) Belajar apresiasi, adalah belajar mempertimbangkan arti
penting atau nilai suatu objek.
h) Belajar pengetahuan, ialah belajar dengan cara melakukan
penyelidikan mendalam terhadap objek pengetahuan tertentu.
Belajar adalah perubahan tingkah laku yang relatif tetap yang
terjadi karena latihan dan pengalaman (Mustaqim, 2001: 34).
Dengan kata lain yang lebih rinci belajar adalah:
a) Suatu aktivitas atau usaha yang disengaja
b) Aktivitas tersebut menghasilkan perubahan, berupa sesuatu
yang baru, baik yang segera nampak atau tersembunyi tetapi
juga hanya berupa penyempurnaan terhadap sesuatu yang
pernah dipelajari
c) Perubahan-perubahan itu meliputi perubahan keterampilan
jasmani, kecepatan perseptual, isi ingatan, abilitas berpikir,
sikap terhadap nilai-nilai dan inhibisi serta lain-lain fungsi jiwa
(perubahan yang berkenaan dengan aspek psikis dan fisik).
2) Prinsip-prinsip Belajar
Menurut Mustaqim (2001: 69), prinsip-prinsip belajar antara
lain sebagai berikut:
b) Belajar akan lebih berhasil jika disertai berbuat, latihan dan
ulangan.
c) Belajar lebih berhasil jika memberi sukses yang
menyenangkan.
d) Belajar lebih berhasil jika tujuan belajar berhubungan dengan
aktifitas belajar itu sendiri atau berhubungan dengan kebutuhan
hidupnya.
e) Belajar lebih berhasil jika bahan yang sedang dipelajari,
dipahami, bukan sekedar menghafal kata.
f) Dalam proses belajar memerlukan bantuan dan bimbingan
orang lain.
g) Hasil belajar dibuktikan dengan adanya perubahan dalam diri si
pelajar.
h) Ulangan dan latihan perlu akan tetapi harus didahului oleh
pemahaman.
3) Faktor-faktor yang Mempengaruhi Belajar
Menurut uraian H.C. Witherington dan Lee J. Croncobath
Bapemsi (Mustaqim, 2001: 69-70), faktor-faktor serta
kondisi-kondisi yang mendorong perbuatan belajar dapat diringkas sebagai
berikut:
a) Situasi belajar (kesehatan jasmani, keadaan psikis, pengalaman
b) Penguasaan alat-alat intelektual
c) Latihan-latihan yang terpencar
d) Penggunaan unit-unit yang berarti
e) Latihan yang efektif
f) Kebaikan bentuk dan sistem
g) Efek penghargaan (reward) dan hukuman
h) Tindakan-tindakan pedagogis
i) Kapasitas dasar.
5. Prestasi Belajar
a. Pengertian Prestasi Belajar
Susana (2006: 10), menyatakan bahwa prestasi belajar adalah hasil
yang ingin dicapai, bagaimana cara pencapaiannya, metode belajar
mengajarnya, apa kriteria keberhasilannya dan bagaimana cara
pengukurannya. Jadi dapat diambil kesimpulan bahwa prestasi belajar
adalah penguasaan pengetahuan atau keterampilan menguasai
pelajaran yang diterimanya melalui mata pelajaran dari guru,
dilakukan secara sengaja dan dikaitkan dengan tes hasil belajar siswa
berupa nilai.
Prestasi belajar menurut Tu’u (2004: 75), adalah penguasaan,
pengetahuan atau keterampilan yang dikembangkan oleh mata
pelajaran, lazimnya ditunjukkan dengan nilai tes atau nilai angka yang
yang mampu mencapai tujuan pembelajaran secara efektif dengan
prestasi belajar siswa yang memuaskan. Mulyasa (2002: 49)
menyatakan bahwa prestasi belajar yang memuaskan merupakan hal
yang didambakan oleh setiap siswa dalam pembelajaran. Menurut
Tu’u (2004: 75), prestasi belajar dapat dirumuskan sebagai berikut:
1) Prestasi belajar siswa adalah hasil belajar yang dicapai siswa ketika
mengikuti dan mengerjakan tugas dan kegiatan pembelajaran di
sekolah.
2) Prestasi belajar siswa tersebut terutama dinilai aspek kognitifnya
karena bersangkutan dengan kemampuan siswa dalam pengetahuan
atau ingatan, pemahaman, aplikasi, analisis, sintesa, dan evaluasi.
3) Prestasi belajar dibuktikan dan ditunjukkan melalui nilai atau
angka nilai dari hasil evaluasi yang dilakukan oleh guru terhadap
tugas siswa dan ulangan-ulangan atau ujian yang ditempuhnya.
b. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar
Menurut Purwanto (2007: 102), bahwa faktor yang mempengaruhi
kegiatan belajar dan prestasi belajar yaitu:
1) Faktor yang ada pada diri organisme itu sendiri yang kita sebut
faktor individual.
2) Faktor yang ada di luar individu yang kita sebut faktor sosial.
Faktor individual di atas antara lain termasuk faktor
pribadi. Faktor sosial di atas antara lain faktor keluarga/keadaan rumah
tangga, guru, dan cara mengajarnya, alat-alat yang dipergunakan
dalam belajar mengajar, lingkungan dan kesempatan yag tersedia dan
motivasi sosial.
Menurut Tu’u (2004: 78), ada beberapa faktor yang mempengaruhi
prestasi belajar antara lain:
1) Faktor kecerdasan
Kecerdasan atas intelegensi adalah kecakapan untuk
menghadapi dan menyesuaikan ke dalam situasi yang baru dengan
cepat dan efektif, mengetahui atau menggunakan konsep-konsep
yang abstrak secara efektif, dan mengetahui relasi dan
mempelajarinya dengan cepat.
2) Faktor bakat
Bakat adalah kemampuan yang ada pada seseorang yang
dibawa sejak lahir yang diterima sebagai warisan dari orang tua.
Kemampuan itu berpotensi akan terealisasikan menjadi kecakapan
yang nyata.
3) Faktor minat dan perhatian
Minat adalah kecenderungan yang tetap untuk memperhatikan
dan mengenang beberapa kegiatan. Perhatian adalah keaktifan jiwa
yang dipertinggi, jiwa itupun setuju pada suatu objek atau
4) Faktor motif
Motif adalah dorongan yang ada dalam individu untuk
melakukan sesuatu. Motif erat kaitannya dengan tujuan yang akan
dicapai siswa.
5) Faktor cara berpikir
Cara belajar yang efisien memungkinkan mencapai prestasi
belajar yang lebih dibanding cara-cara belajar yang tidak efektif.
6) Faktor lingkungan keluarga
Faktor lingkungan keluarga meliputi cara orang tua mendidik,
relasi antar anggota keluarga, suasana rumah tangga dan keadaan
ekonomi keluarga.
7) Faktor sekolah
Selain keluarga, sekolah adalah lingkaran khusus yang
berperan besar memberi pengaruh pada prestasi belajar siswa.
Sekolah merupakan lingkungan pendidikan yang sudah terstruktur,
memiliki sistem dan organisasi yang baik bagi penanaman modal,
etika, moral, mental, spiritual, disiplin dan pengetahuan.
B. Penelitian yang Relevan
1. Penelitian yang relevan dengan penelitian ini adalah penelitian yang
dilakukan oleh Yosafat (2012) dari Universitas Sanata Dharma, yang
meneliti tentang hubungan penggunaan media pembelajaran dan motivasi
Yosafat ini dilatarbelakangi oleh banyaknya sekolah yang bermasalah
dengan media pembelajaran seperti sulitnya penyediaan media
pembelajaran, pengoptimalan penggunaan media pembelajaran, ketepatan
penggunaan media pembelajaran dengan materi yang diajarkan. Apabila
penggunaan media pembelajaran tersedia dan dapat digunaka dengan baik
maka akan meningkatkan motivasi belajar siswa, dan hal tersebut akan
berpengaruh pada prestasi belajarnya. Hasil penelitian yang dilakukan oleh
Yosafat menunjukkan bahwa:
a. Tidak ada hubungan yang positif dan signifikan antara penggunaan
media pembelajaran dengan prestasi belajar siswa.
b. Tidak ada hubungan yang positif dan signifikan antara motivasi belajar
dengan prestasi belajar.
c. Tidak ada hubungan yang positif dan signifikan antara penggunaan
media pembelajaran dan motivasi belajar dengan prestasi belajar
siswa.
2. Penelitian lainnya yang relevan dengan penelitian ini adalah penelitian
yang dilakukan oleh Diyan (2015) dari Universitas Sanata Dharma, yang
meneliti tentang hubungan motivasi belajar siswa, lingkungan sekolah, dan
peran guru dengan prestasi belajar siswa. Penelitian yang dilakukan oleh
Diyan dilatarbelakangi oleh pentingnya lingkungan sekolah dalam proses
belajar siswa. Sarana prasarana yang terdapat di sekolah sangat diperlukan
dalam proses pembelajaran. Apabila sarana dan prasarana yang tidak
dengan peran guru dalam proses pembelajaran yang digunakan oleh guru
dalam menyampaikan materi kepada siswa. Jika keinginan setiap siswa
dalam belajar harus didukung oleh peran guru maka motivasi siswa dalam
belajar harus didukung oleh peran guru maka motivasi siswa dalam
belajarpun akan semakin meningkat sehingga tujuan dari pembelajaran
juga akan tercapai yaitu mendapatkan prestasi belajar yang optimal. Dari
hasil penelitian yang dilakukan oleh Diyan terbukti bahwa:
a. Tidak ada hubungan positif dan signifikan motivasi belajar siswa
dengan prestasi belajar siswa.
b. Tidak ada hubungan positif dan signifikan lingkungan sekolah dengan
prestasi belajar siswa.
c. Tidak ada hubungan positif dan signifikan peran guru dengan prestasi
belajar siswa.
3. Penelitian yang lain lagi yang relevan dengan penelitian ini adalah
penelitian yang dilakukan oleh Wasri (2016) dari Universitas Sanata
Dharma, yang meneliti tentang hubungan motivasi belajar, persepsi siswa
tentang kompetensi guru dengan kompetensi siswa. Penelitian yang
dilakukan oleh Wasri ini dilatarbelakangi oleh kondisi lulusan SMK yang
saat ini kebanyakan belum siap menghadapi dunia kerja, bahkan tidak
sedikit lulusan SMK yang bingung menentukan tujuannya setelah lulus.
Dari hasil penelitian yang dilakukan oleh Wasri membuktikan bahwa:
b. Ada hubungan persepsi siswa tentang kompetensi guru dengan
kompetensi siswa SMK.
C. Kerangka Berfikir
Pada dasarnya guru sebagai kunci keberhasilan peserta didik dalam proses
belajar. Keberhasilan peserta didik tersebut dapat dilihat dari nilai akademik
maupun non akademik yang nantinya mencerminkan prestasi yang dimiliki
peserta didik. Masalah prestasi belajar di Indonesia sangat memprihatinkan
bila dibandingkan dengan negara-negara lain. Kurangnya prestasi belajar yang
dimiliki peserta didik dapat disebabkan oleh berbagai faktor. Faktor yang turut
mempengaruhi prestasi belajar peserta didik misalnya kurangnya motivasi
yang dimiliki peserta didik untuk mengikuti pelajaran. Motivasi ini sendiri
dapat dipengaruhi dari dalam diri peserta didik maupun dari luar peserta didik.
Salah satu faktor yang menyebabkan kurangnya motivasi peserta didik dalam
mengikuti pembelajaran adalah cara guru dalam menyampaikan materi
pelajaran, misalnya guru hanya menggunakan metode ceramah dan hal
tersebut dapat mempengaruhi motivasi belajar peserta didik. Kemampuan
guru dalam menyampaikan materi tergantung pada kompetensi yang
dimilikinya, jika seorang guru kompeten maka dalam menyampaikan materi
pelajaran guru tersebut menyampaikan dengan cara yang menarik dan
menggunakan media yang mudah dipahami dan dapat menumbuhkan
partisipasi aktif siswa sehingga peserta didik termotivasi mengikuti pelajaran
pelajaran dan dapat memahami materi dengan baik maka akan berpengaruh
pada prestasinya.
D. Hipotesis Penelitian
Menurut Suharsimi dalam Zuriah (2007: 162) “hipotesis dapat diartikan
sebagai alternatif suatu jawaban yang dibuat oleh peneliti bagi problematika
yang diajukan dalam penelitian”. Berdasarkan pendapat di atas maka peneliti
merumuskan hipotesis:
Hipotesis I
H01 : Tidak ada hubungan kompetensi guru ekonomi dengan motivasi belajar
siswa kelas XI IPS dan XII IPS di SMA Negeri 1 Depok Yogyakarta.
Ha1 : Ada hubungan kompetensi guru ekonomi dengan motivasi belajar siswa
kelas XI IPS dan XII IPS di SMA Negeri 1 Depok Yogyakarta
Hipotesis II
H02 : Tidak ada hubungan kompetensi guru ekonomi dengan prestasi belajar
siswa kelas XI IPS dan XII IPS di SMA Negeri 1 Depok Yogyakarta.
Ha2 : Ada hubungan kompetensi guru ekonomi dengan prestasi belajar siswa
32
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini adalah deskriptif korelasional, yaitu penelitian yang
diarahkan untuk menjelaskan pengaruh antara dua variabel yaitu variabel
bebas dengan variabel terikat (Notoadmodjo, 2002). Dalam penelitian ini
variabel bebas adalah kompetensi guru dan variabel terikat adalah motivasi
dan prestasi siswa. Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri 1 Depok
Yogyakarta.
B. Tempat dan Waktu Penelitian
1. Tempat Penelitian
Penelitian ini dilakukan di SMA Negeri 1 Depok Yogyakarta, yang
beralamat di jalan Babarsari.
2. Waktu Penelitian
Penelitian dilaksanakan dalam jangka waktu 2 (dua) bulan yang
berlangsung mulai bulan November – Desember 2016.
C. Subjek dan Objek Penelitian
1. Subjek Penelitian
Subjek penelitian ini adalah siswa kelas XI IPS dan XII IPS di SMA
2. Objek Penelitian
Objek penelitian ini adalah pengaruh kompetensi guru terhadap motivasi
dan prestasi belajar siswa.
D. Populasi, Sampel, dan Teknik Penarikan Sampel
1. Populasi Penelitian
Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas X IPS, XI IPS dan XII
IPS di SMA Negeri 1 Depok Yogyakarta yang berjumlah 285 siswa.
2. Sampel Penelitian
Sampel dalam penelitian ini adalah siswa kelas XI IPS dan XII IPS di
SMA Negeri 1 Depok Yogyakarta yang berjumlah 189 siswa.
3. Teknik Penarikan Sampel
Pengambilan sampel dengan teknik purposive sampling. Purposive
sampling merupakan teknik penentuan sampel dengan pertimbangan khusus sehingga layak dijadikan sampel (Noor, 2011: 155). Dalam
penelitian ini peneliti hanya memilih siswa kelas XI IPS dan XII IPS SMA
Negeri 1 Depok Yogyakarta sebagai sampel dengan pertimbangan bahwa
siswa kelas XI dan XII sudah lebih mengenal guru mata pelajaran
ekonomi dan sudah memiliki tingkat kedewasaan dalam menilai
E. Operasionalisasi Variabel
Variabel penelitian adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang atau
kegiatan yang mempunyai variasi tertentu.
1. Variabel independen dalam penelitian ini adalah kompetensi guru
ekonomi. Pengukuran variabel kompetensi guru ekonomi menggunakan
instrumen kuesioner yang meliputi 4 dimensi kompetensi guru yaitu
kompetensi pedagogik, profesional, kepribadian, dan sosial guru.
2. Variabel dependen dalam penelitian ini adalah motivasi dan prestasi
belajar siswa. Pengukuran variabel motivasi akan dilakukan dengan
instrumen kuesioner dengan indikator perasaan senang jika memiliki
wawasan dan pengetahuan yang luas, kemauan untuk memperoleh nilai
baik, adanya minat dan perhatian siswa terhadap pembelajaran, dorongan
dari orang tua, dorongan dari teman dan adanya kegiatan yang menarik
dalam belajar. Variabel prestasi akan diukur dengan teknik dokumentasi
F. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data pada penelitian ini adalah kuesioner dan
dokumentasi.
1. Kuesioner
Metode angket atau kueioner adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang
digunakan untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan
tentang pribadinya, atau hal-hal yang diketahuinya (Suharsimi, 2010: 194).
Kuesioner ini untuk mendapatkan data mengenai pengaruh kompetensi
guru dalam mengajar dan motivasi belajar siswa. Pengukuran yang
dilakukan untuk mengukur variabel kompetensi guru ekonomi dan
motivasi belajar menggunakan skala pengukuran Likert. Skala pengukuran
Likert adalah skala yang digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial
(Sugiyono, 2012:136). Alternatif jawaban tiap item disajikan sebagai berikut:
Tabel 3.1
Skala Pengukuran Model Likert
Alternatif Jawaban Skor
Positif Negatif
Sangat Setuju (SS) Setuju (S) Ragu-ragu (RR) Tidak Setuju (TS) Sangat Tidak Setuju (STS)
5 4 3 2 1
1 2 3 4 5
a. Kisi-kisi kuesioner
Tabel 3.2
Kisi-kisi Kuesioner Variabel Kompetensi Guru Ekonomi
Variabel Dimensi Indikator No. Butir
(+) (-) Kompetensi Guru Kompetensi Pedagogik Menguasai karakteristik peserta didik
1 2
Menguasai teori-teori belajar dan prinsip-prinsip pembelajaran
yang mendidik
4 3
Mengembangkan kurikulum dan rancangan pembelajaran 5,6 Menyelenggarakan pembelajaran yang mendidik 7,8 Memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi (TIK)
unntuk kepentingan pembelajaran 9,10 Memfasilitasi pengembangan potensi peserta didik 11,12,13 Berkomunikasi secara efektif, empatik, dan santun dengan peserta
didik
14,15 16
Menyelenggarakan evaluasi dan penilaian proses dan hasil belajar
17
Memanfaatkan hasil evaluasi dan penilaian
untuk kepentingan pembelajaran
Variabel Dimensi Indikator No. Butir (+) (-) Melakukan tindakan reflektif untuk peningkatan kualitas pembelajaran 19,20 Kompetensi Kepribadian Berjiwa pendidikan dan bertindak sesuai
dengan norma yang berlaku
22,23,24 21
Jujur, berakhlak mulia
dan menjadi teladan 25,26 Dewasa, stabil dan
berwibawa 27
Memiliki etos kerja, tanggung jawab dan
percaya diri 28,29,30 ,31 Kompetensi Sosial Mampu berkomunikasi dan bergaul secara efektif dengan siswa
32,34 33
Mampu berkomunikasi dan bergaul secara efektif dengan sesama
pendidik
35
Mampu berkomunikasi dan bergaul secara
efektif dengan orangtua/wali siswa dan masyarakat 36,37,38 Kompetensi Profesional Memahami matapelajaran yang telah dipersiapkan untuk mengajar
39,40,42 41,43,4 4
Memahami standar kompetensi dan standar
isi mata pelajaran yang tertera dalam peraturan
menteri serta bahan ajar yang ada dalam kurikulum tingkat satuan pendidikan
(KTSP)
46 45
Memahami struktur konsep dan metode
keilmuan yang menaungi materi ajar
Variabel Dimensi Indikator No. Butir
(+) (-)
Memahami hubungan konsep antar mata pelajaran yang terkait
dan menerapkan konsep-konsep keilmuan dalam kehidupan sehari-hari. 48 Tabel 3.3
Kisi-kisi Kuesioner Variabel Motivasi Belajar
Variabel Dimensi Indikator No. Butir
(+) (-)
Motivasi Belajar
Intrinsik Perasaan senang jika memiliki wawasan dan
pengetahuan luas
49,50,51
Kemauan untuk memperoleh nilai baik
53,54,56 ,57,59,6 1,62,64
52,55,5 8,60,63
Adanya minat dan perhatian siswa terhadap
pembelajaran
65,66
Ekstrinsik Dorongan dari orangtua 67 68
Dorongan dari teman 69
Adanya kegiatan yang menarik dalam belajar
70,71 72
(sumber: skripsi Valleria dan Yuliana)
2. Dokumentasi
Teknik dokumentasi digunakan untuk memperoleh data langsung dari
tempat penelitian, meliputi buku-buku yang relevan, peraturan-peraturan,
laporan kegiatan, foto-foto, film dokumenter (Sudaryono, 2013: 41).
Dalam penelitian ini, teknik dokumentasi digunakan untuk mengumpulkan
data nilai raport siswa kelas XI dan XII IPS SMA Negeri 1 Depok
[image:58.595.85.520.110.619.2]jumlah siswa kelas XI dan XII IPS di SMA Negeri 1 Depok Yogyakarta
yang menjadi responden dalam penelitian ini.
G. Teknik Pengujian Instrumen
1. Uji Validitas
Validitas adalah salah satu ukuran yang menunjukkan tingkat keaslian
atau kevalidan suatu instrumen. Suatu instrumen yang valid mempunyai
validitas yang tinggi, sebaliknya instrumen yang kurang valid mempunyai
validitas yang rendah.
Untuk menguji kesahihan setiap butir penyataan dilakukan dengan cara
mengkorelasikan antara skor tiap butir dengan skor total. Rumus yang
digunakan untuk nilai rtabel korelasi Product Moment dari Pearson
(Arikunto, 2006: 170) sebagai berikut:
√
Keterangan:
= koefisien validitas butir
= banyaknya siswa
= skor tiap butir
= skor total tiap siswa
= hasil perkalian antara X dan Y
Untuk melakukan pengujian validitas digunakan bantuan program
valid jika pada = 5% (0,05), rhitung bersifat positif dan nilainya lebih
besar dari rtabel. Pelaksanaan analisis uji validitas ini dilakukan kepada
siswa siswi kelas XI IPS dan XII IPS di SMA Negeri 1 Depok Yogyakarta
dengan jumlah responden 189 dengan dk= n-2. Dari hasil pengujian
diketahui bahwa derajat kebebasan sebesar 187 (dk= 189-2) dengan taraf
signifikan 5% menunjukkan rtabel = 0,1428.
Tabel 3.4
Hasil Pengujian Validitas Item Variabel Kompetensi Guru Ekonomi
No Butir Rhitung rtabel Keterangan
1 B1 .420 0,1428 Valid
2 B2 .210 0,1428 Valid
3 B3 .396 0,1428 Valid
4 B4 .390 0,1428 Valid
5 B5 .548 0,1428 Valid
6 B6 .316 0,1428 Valid
7 B7 .292 0,1428 Valid
8 B8 .305 0,1428 Valid
9 B9 .362 0,1428 Valid
10 B10 .221 0,1428 Valid
11 B11 .463 0,1428 Valid
12 B12 .436 0,1428 Valid
13 B13 .166 0,1428 Valid
14 B14 .439 0,1428 Valid
15 B15 .501 0,1428 Valid
16 B16 .334 0,1428 Valid
17 B17 .286 0,1428 Valid
18 B18 .543 0,1428 Valid
19 B19 .318 0,1428 Valid
20 B20 .465 0,1428 Valid
21 B21 .543 0,1428 Valid
22 B22 .556 0,1428 Valid
23 B23 .408 0,1428 Valid
24 B24 .591 0,1428 Valid
25 B25 .619 0,1428 Valid
No Butir Rhitung rtabel Keterangan
27 B27 .356 0,1428 Valid
28 B28 .578 0,1428 Valid
29 B29 .486 0,1428 Valid
30 B30 .512 0,1428 Valid
31 B31 .341 0,1428 Valid
32 B32 .454 0,1428 Valid
33 B33 .232 0,1428 Valid
34 B34 .483 0,1428 Valid
35 B35 .326 0,1428 Valid
36 B36 -.161 0,1428 Tidak Valid
37 B37 .484 0,1428 Valid
38 B38 .411 0,1428 Valid
39 B39 .582 0,1428 Valid
40 B40 .321 0,1428 Valid
41 B41 -.159 0,1428 Tidak Valid
42 B42 .544 0,1428 Valid
43 B43 .492 0,1428 Valid
44 B44 .359 0,1428 Valid
45 B45 .537 0,1428 Valid
46 B46 .586 0,1428 Valid
47 B47 .551 0,1428 Valid
48 B48 .353 0,1428 Valid
Dari Tabel 3.4 menunjukkan hasil pengujian validitas item variabel
kompetensi guru dengan 48 butir soal dapat diketahui bahwa ada 46 butir
soal valid karena rhitung lebih besar dari rtabel dan ada 2 butir soal tidak
valid.
Tabel 3.5
Hasil Pengujian Ulang Validitas Item Variabel Kompetensi Guru Ekonomi
No Butir Rhitung rtabel Keterangan
1 B1 .426 0,1428 Valid
2 B2 .200 0,1428 Valid
3 B3 .400 0,1428 Valid
4 B4 .394 0,1428 Valid
5 B5 .557 0,1428 Valid
No Butir Rhitung rtabel Keterangan
7 B7 .285 0,1428 Valid
8 B8 .336 0,1428 Valid
9 B9 .353 0,1428 Valid
10 B10 .214 0,1428 Valid
11 B11 .474 0,1428 Valid
12 B12 .446 0,1428 Valid
13 B13 .185 0,1428 Valid
14 B14 .441 0,1428 Valid
15 B15 .510 0,1428 Valid
16 B16 .315 0,1428 Valid
17 B17 .288 0,1428 Valid
18 B18 .547 0,1428 Valid
19 B19 .313 0,1428 Valid
20 B20 .465 0,1428 Valid
21 B21 .547 0,1428 Valid
22 B22 .565 0,1428 Valid
23 B23 .405 0,1428 Valid
24 B24 .599 0,1428 Valid
25 B25 .635 0,1428 Valid
26 B26 .433 0,1428 Valid
27 B27 .370 0,1428 Valid
28 B28 .598 0,1428 Valid
29 B29 .486 0,1428 Valid
30 B30 .523 0,1428 Valid
31 B31 .335 0,1428 Valid
32 B32 .463 0,1428 Valid
33 B33 .223 0,1428 Valid
34 B34 .494 0,1428 Valid
35 B35 .327 0,1428 Valid
36 B37 .492 0,1428 Valid
37 B38 .416 0,1428 Valid
38 B39 .588 0,1428 Valid
39 B40 .327 0,1428 Valid
40 B42 .546 0,1428 Valid
41 B43 .485 0,1428 Valid
42 B44 .355 0,1428 Valid
43 B45 .530 0,1428 Valid
44 B46 .598 0,1428 Valid
45 B47 .552 0,1428 Valid
Tabel 3.6
Hasil Pengujian Validitas Item Variabel Motivasi Belajar
No Butir rhitung rtabel Keterangan
1 B49 .198 0,1428 Valid
2 B50 .376 0,1428 Valid