commit to user
Beras merupakan komoditas utama bagi masyarakat Indonesia. Akan tetapi
kerap menjadi sebuah permasalahan besar bagi masyarakat Indonesia ketika cadangan
dan ketersediaan beras di Indonesia tidak sesuai dengan lonjakan peningkatan
permintaan dari masyarakat. Di Indonesia produktivitas padi pada tahun 2014 sebesar
5,13 ton/ha (BPS). Masyarakat Indonesia masih terlalu menggantungkan beras
sebagai makanan pokok, sehingga menjadi permasalahan serius bagi Indonesia jika
tidak mampu mencukupi kebutuhan akan beras. Otomatis masalah tersebut akan
menyebabkan kenaikan harga beras, sehingga pemerintah dipaksa untuk mengimpor
beras untuk mengendalikan harga di pasaran yang mengakibatkan pengalihan alokasi
dana APBN dan menurunkan kesejahteraan petani. Usaha pemerintah Indonesia
untuk mengatasi permasalahan tersebut yakni dengan menggalakan program
diversifikasi pangan.
Diversifikasi pangan merupakan upaya untuk menjaga ketahanan pangan agar
masyarakat Indonesia tidak menggantungkan beras sebagai makanan pokok dalam
arti menganekaragamkan makanan pokok, sehingga kebutuhan masyarakat dapat
tercukupi. Salah satu usaha yang dapat meningkatkan ketersedian pangan adalah
memanfaatkan hasil-hasil pertanian yang ada seperti jagung, ubi, dan gandum, dan
mengolah atau memperbaiki proses tradisional yang sudah ada. Pembuatan nasi tiruan
instan merupakan salah satu bentuk solusi yang dapat dikembangkan dalam
mengatasi ketersediaan pangan baik dalam hal penggunaan sumber pangan baru
ataupun untuk penganekaragaman pangan. Nasi tiruan instan ini merupakan hasil
modifikasi pengolahan umbi-umbian yang menyerupai nasi dari beras yang memiliki
commit to user
D3 Teknik KimiaUniversitas Sebelas Maret Surakarta
Kondisi geografis dan iklim tropis yang dimiliki Indonesia sangat mendukung
berbagai macam tanaman untuk tumbuh dan berkembang. Salah satu hasil pertanian
yang banyak ditemukan di berbagai daerah adalah ubi jalar. produktivitas ubi Jalar
pada tahun 2014 sebesar 15,18 ton/ha (BPS). Ubi jalar banyak ditanam di berbagai
daerah karena ubi jalar yang mampu hidup di berbagai tempat, semisal: pasir, tanah,
batu kerikil dengan berbagai macam ketinggian daerah. Selain itu, ubi jalar mudah
dibudidayakan karena cara tanam yang sangat mudah dengan cara menanam umbinya
secara langsung ataupun dengan menanam batang dengan cara stek batang dan masa
panen ubi jalar ungu yang relatif pendek sekitar 4 bulan. Ubi jalar merupakan
komoditi yang potensial untuk bahan pangan dan bahan baku industri apabila dilihat
dari kandungan karbohidrat, umur panen yang relatif pendek, dan mudahnya tanaman
ini untuk beradaptasi terhadap faktor lingkungan dibandingkan tanaman lain.
Amat disayangkan usaha pengolahan ubi jalar di Indonesia saat ini relatif
sedikit dan umumnya masih diusahakan dalam skala yang relatif kecil dengan
manajemen yang sederhana. Hal ini diakibatkan masyarakat kurang mengetahui
potensi-potensi yang ada pada usaha pengolahan ubi jalar serta proses penanganan
ubi jalar yang baik dan benar untuk meningkatkan kualitas produk. Sebagai contoh
adalah ubi jalar ungu. Menurut survey yang dilakukan penulis di pasar daerah Solo
hingga Ngawi, harga untuk ubi jalar ungu per kilogramnya dihargai Rp. 4000-4500.
Sedangkan ubi ungu setelah diolah menjadi makanan seperti kripik, dan stick ubi
harganya bisa mencapai Rp. 10.000-16.000 per 200 gram.
Ubi jalar ungu dipilih sebagai bahan baku pembuatan nasi tiruan instan karena
ubi ungu merupakan umbi-umbian yang mengandung senyawa antioksidan paling
komplek, dari sisi gizi. Ubi jalar ungu tersebut berpotensi untuk dikembangkan
pengolahannya sehingga selain acupan gizi yang dimilikinya, ubi jalar ungu juga
memiliki nilai ekonomi yang lebih tinggi. Salah satu produk pengolahan ubi jalar
adalah menjadi nasi tiruan instan. Nasi tiruan instan tersebut diharapkan dapat
commit to user
3 Laporan Tugas Akhir
Pembuatan Nasi Tiruan Instan Dari Ubi Jalar Ungu (Ipomea batatas poiret) Sebagai Bentuk Diversifikasi Pangan
D3 Teknik Kimia
Universitas Sebelas Maret Surakarta
menjadikan alternatif makanan pokok bagi semua kalangan masyarakat dengan
kelebihan di sisi gizi yang terkandung dalam bahan.
I.2 Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut, perumusan masalah yang akan dikaji
sebagai berikut:
1. Bagaimana cara membuat nasi instan dari ubi jalar ungu?
2. Apakah yang menjadi nilai lebih nasi instan dari ubi jalar ungu dibanding
beras.
3. Bagaimana tanggapan responden terhadap: rasa, aroma, tekstur, warna
berdasarkan indikator: suka, sedang, dan tidak suka?
I.3 Tujuan
Tujuan yang ingin dicapai dari tugas akhir ini ialah:
1. Membuat nasi tiruan instan dari ubi ungu (Ipomoea batatas poiret) sebagai
salah satu upaya diversifikasi pangan untuk mewujudkan ketahanan pangan
nasional.
2. Meningkatkan nilai ekonomi dari ubi jalar ungu.
3. Mengetahui daya penerimaan produk berdasarkan ketertarikan responden.
I.4 Manfaat
1. Pemanfaatan ubi jalar ungu sebagai bahan baku nasi tiruan instan diharapkan
dapat meningkatkan nilai ekonomi ubi.
2. Pemanfaatan ubi jalar sebagai nasi tiruan instan dapat membantu pemerintah
mensukseskan upaya divesifikasi pangan.
3. Dapat memberikan informasi menegenai proses produksi dan pengemasan
commit to user
LAPORAN TUGAS AKHIRPEMBUATAN NASI TIRUAN INSTAN DARI UBI JALAR UNGU (Ipomea
batatas poiret) SEBAGAI BENTUK DIVERSIFIKASI PANGAN
Disusun Oleh:
HANDI WAHYU WARDANA I 8312021
INDRA PAMUNGKAS I 8312026
PROGRAM STUDI DIPLOMA III TEKNIK KIMIA
JURUSAN TEKNIK KIMIA
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
commit to user
ivKATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan rahmatNya
sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan tugas akhir. Laporan tugas akhir ini
disusun sebagai salah satu syarat kelulusan untuk menyelesaikan pendidikan pada
Program Studi Diploma III Teknik Kimia Jurusan Teknik Kimia Fakultas Teknik
Universitas Sebelas Maret, Surakarta.
Dalam menyusun laporan tugas akhir ini, penulis banyak mendapatkan
saran, bimbingan serta bantuan dari berbagai pihak baik secara langsung maupun
tidak langsung. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Tuhan YME yang selalu melancarkan semua hal selama perencanaan,
pengerjaan dan penyelesaian tugas akhir.
2. Bapak Mujtahid Kaavessina, S.T.,M.T.,Ph.D. selaku ketua Program Studi
Diploma III Teknik Kimia Universitas Sebelas Maret Surakarta, dan selaku
pembimbing tugas akhir yang telah memberi pemikiran dan saran yang sangat
bermanfaat bagi penulis untuk menyelesaikan tugas akhir.
3. Orang tua, dan keluarga yang telah memberi dukungan baik secara material
maupun non material.
4. Teman-teman DIII Teknik Kimia 2012 Universitas Sebelas Maret Surakarta,
atas pengalaman belajar dan berproses bersama-sama selama 3 tahun.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan laporan tugas akhir ini masih
banyak kekurangan. Oleh karena itu, penulis mengharapkan saran dan kritik yang
bersifat membangun untuk kesempurnaan laporan ini. Akhirnya penulis berharap
agar laporan ini bermanfaat bagi para pembaca.
Surakarta, Juni 2015
commit to user
I.2.Perumusahan Masalah ... 3
I.3.Tujuan ... 3
IV.2 Perbandingan Uji Proksimat ... 25
IV.3 Daya Penerimaan Produk ... 29
commit to user
viV.1 Kesimpulan ... 32
V.2 Saran ... 32
DAFTAR PUSTAKA
commit to user
viiDAFTAR GAMBAR
commit to user
viiiDAFTAR TABEL
Tabel II.1 Perbandingan Kandungan Antioksidan Ubi Jalar ... 6
Tabel IV.1 Rasio Penambahan Air pada Proses Pembuatan Pasta ... 23
Tabel IV.2 Rasio Penambahan Ubi Ungu dan Tepung Terigu ... 23
Tabel IV.3 Pengaruh Lama Pengukusan Tehadap Hasil Buliran Nasi ... 24
Tabel IV.4 Pengaruh Lama Pengukusan Terhadap Proses Penyeduan (1) . 24 Tabel IV.5 Pengaruh Lama Pengukusan Terhadap Proses Penyeduan (2) . 25 Tabel IV.6 Hasil Analisa Proksimat Nasi Tiruan Instan 26
Tabel IV.7 Hasil Uji Prokosimat Rice, white, short-grain, raw ... 26
commit to user
ixINTISARI
Tiruan Instan dari Ubi Jalar Ungu (Ipomea batatas poiret) Sebagai Bentuk Diversifikasi Pangan. Program Studi DIII Teknik Kimia, Jurusan Teknik Kima, Fakultas Teknik, Universitas Sebelas Maret
Beras merupakan komoditas utama bagi masyarakat Indonesia. Akan tetapi ketersediaan beras di Indonesia tidak sesuai dengan peningkatan permintaan dari masyarakat. Salah satu upaya untuk mengatasi masalah tersebut adalah dengan menganekaragamkan makanan pokok sehingga kebutuhan masyarakat dapat tercukupi. Nasi tiruan instan ini merupakan contoh hasil modifikasi pengolahan umbi-umbian yang menyerupai nasi dengan kelebihan waktu penyajian yang lebih cepat dibanding nasi biasa.
Ubi jalar ungu dipilih sebagai bahan baku pembuatan nasi tiruan instan karena memiliki kandungan senyawa antioksidan paling komplek. Ubi jalar ungu memiliki kandungan gizi dan nilai ekonomis yang lebih tinggi dibanding beras apabila diolah dengan baik.
Proses pembuatan nasi tiruan instan dari ubi jalar ungu melalui tahap pemilihan ubi jalar yang tidak cacat (boleng), pencucian, pengukusan, pengupasan kulit dan pemotongan, pelumatan dengan penambahan air proses sebanyak 0,189 L/kg produk, penambahan tepung terigu sebanyak 0,781 kg/kg Produk, dengan rasio penambahan pasta ubi jalar ungu dan tepung terigu 1:1 ,kemudian dilakukan pengecilan ukuran dengan pemotongan, pengukusan selama 25 menit, dan pengeringan dengan oven selama 2,5 jam dengan suhu ±60oC sampai kadar air ±10% . Pengemasan produk dikemas dalam aluminium foil dengan isi kemasan 250 gram dimana kebutuhan ubi jalar ungu sebanyak 0,630 kg/kg produk.
commit to user
xABSTRACT
Imitation Rice from Purple Sweet Potato (Ipomea batatas poiret) as a Formation of Food Diversity Program Study DIII Chemical Engineering, Departement of Chemical Engineering, Faculty of Engineering, Sebelas Maret Universyty.
Rice is the main commodity for Indonesian people. However, the availability of rice in Indonesia is not in accordance with the increasing demand from the public. One attempt to solve the problem is by diversifying food staple so that community needs can be met. Instant imitation rice are examples of modified processing tubers that resemble rice with excess presentation time faster than ordinary rice.
Purple sweet potato was chosen as raw material for the manufacture of imitation instant rice because it contains antioxidant compounds most complex. Purple sweet potato contains nutrients and a higher economic value than rice, if processed properly.
The processes of making an instant rice from purple sweet potato are through the selection phase that no defect (reject), washing, steaming, peeling and cutting the skin, digestion with the addition of process water as much as 0.189 L / kg of the product, adding flour as much as 0,781 kg / kg products, with the addition of pasta ratio purple sweet potato and wheat flour 1: 1, then made size reduction by cutting, steaming for 25 minutes, and drying in an oven for 2.5 hours at a temperature of ± 60 ° to ± 10% moisture content. Products were packed in aluminum foil with a 250 gram package contents purple sweet potato which needs as much as 0.630 kg / kg of product.