• Tidak ada hasil yang ditemukan

(1)1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perekonomian Indonesia mengalami pemulihan yang terus berlanjut dan semakin menguat di tengah tekanan inflasi global dan ancaman resesi yang ada

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "(1)1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perekonomian Indonesia mengalami pemulihan yang terus berlanjut dan semakin menguat di tengah tekanan inflasi global dan ancaman resesi yang ada"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

1 BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Perekonomian Indonesia mengalami pemulihan yang terus berlanjut dan semakin menguat di tengah tekanan inflasi global dan ancaman resesi yang ada.

Sesuai dengan laporan Badan Pusat Statistik yang dikeluarkan pada tanggal 5 Agustus 2022 yang diakses melalui www.bps.go.id, ekonomi nasional berdasarkan nilai Produk Domestik Bruto atau lebih sering disingkat sebagai PDB atas dasar harga berlaku triwulan II-2022 menggapai nilai Rp 4.919,9 triliun dan dilihat dari atas dasar harga konstan 2010 menggapai nilai Rp 2.923,7 triliun. Kinerja ekonomi pada triwulan II-2022 secara year-on-year sudah lebih tinggi dibandingkan sebelum adanya pandemi Covid-19. Pertumbuhan ekonomi di Indonesia dipengaruhi oleh usaha mikro, kecil dan menengah atau lebih sering disingkat sebagai UMKM dimana memiliki peranan yang sangat besar. Menurut Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian melalui www.ekon.go.id menjelaskan bahwa UMKM berkontribusi untuk pertumbuhan ekonomi nasional dengan jumlah yang mencapai 99 persen dari kesuluruhan unit usaha.

UMKM memiliki kontribusi terhadap PDB dengan jumlah mencapai 60,5 persen sedangkan berdasarkan penyerapan tenaga kerja yaitu 96,9 persen dari total penyerapan tenaga kerja secara nasional. UMKM dianggap sebagai critical engine perekonomian nasional agar perekonomian tetap terus maju, dengan begitu UMKM menjadi topang yang besar untuk perekonomian nasional. Adanya pandemi banyak UMKM yang terpuruk tetapi untuk saat ini sebanyak 84,8 persen UMKM sudah

(2)

membaik dan beroperasi normal yang telah didukung oleh kebijakan pemerintah yang terus ditingkatkan selama pandemi. Kebijakan strategis yang dibuat oleh Pemerintah adalah Program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN), implementasi UU Cipta Kerja dan aturan turunannya, serta program Bangga Buatan Indonesia.

UMKM memiliki peran yang penting untuk ekonomi nasional karena beberapa hal yaitu jumlah UMKM yang terbilang banyak dan tersebar di pedesaaan ataupun perkotaan hingga ke pelosok-pelosok, termasuk padat karya dimana memiliki potensi yang besar dalam pertumbuhan kesempatan kerja yang besar dan peningkatan pendapatan, membantu mempekerjakan tenaga kerja yang memiliki tingkat pendidikan yang rendah, pada saat terjadi krisis ekonomi mampu mempertahankan usahanya, memiliki tingkat fleksibilitas yang tinggi, dan lain sebagainya (Tambunan, 2012).

Usaha mikro, kecil dan menengah atau UMKM mempunyai peran yang signifikan bagi perekonomian daerah. Sesuai data yang telah tersaji pada laporan perhitungan nilai tambah bruto yang diakses melalui https://diskopukm.jatimprov.go.id/ UMKM yang ada di Jawa Timur juga berperan secara signifikan bagi perekonomian daerah, lebih spesifiknya berkontribusi dalam pembentukan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Provinsi Jawa Timur.

Nilai tambah bruto digunakan untuk melihat kekuatan pasar yang sesungguhnya dengan tidak melibatkan intervensi harga dari pemerintah dan digunakan untuk melihat perkembangan produktifitas secara aktual. Estimasi kontribusi nilai tambah bruto UMKM di wilayah Jawa Timur tahun 2021 secara keseluruhan mengalami peningkatan sebesar 0,56 persen dibandingkan tahun 2020.

(3)

Nilai tambah bruto UMKM di Jawa Timur didominasi utama pada Kota Surabaya, Kab. Sidoarjo, dan Kab Pasuruan. Sedangkan, salah satu yang berkonstribusi rendah pada nilai tambah bruto di Provinsi Jawa Timur tahun 2021 yaitu Kota Mojokerto. Hal tersebut ditunjukkan pada laporan hasil perhitungan nilai tambah koperasi dan UMKM di Jawa Timur tahun 2021 yang telah terpublikasi pada https://diskopukm.jatimprov.go.id/. Nilai tambah bruto pada tahun 2018 dengan nilai tambah konstan 2010 sebesar Rp 2.834 milyar lalu tahun 2019 meningkat menjadi Rp 3.000 milyar, tahun 2020 mengalami penurunan sebesar Rp 2.913 milyar lalu meningkat untuk tahun 2021 menjadi sebesar Rp 3.192 milyar.

Kota Mojokerto berada pada posisi paling rendah dengan distribusi nilai tambah bruto pada tahun 2021 di Jawa Timur sebesar Rp 4,51 milyar. Nilai tambah bruto UMKM yang kecil menunjukkan produktifitas UMKM tersebut termasuk kategori rendah. Tinggi dan rendahnya produktifitas yang ada di UMKM dapat dievaluasi melalui laporan keuangan yang dibuat rutin setiap periodenya. Laporan keuangan bertujuan untuk memberikan informasi mengenai posisi keuangan dan kinerja suatu entitas. Jika UMKM telah mengetahui bahwa biaya usahanya besar, maka untuk periode selanjutnya biaya yang memang tidak penting maka dapat diminimalisir untuk tidak digunakan kembali. Sedangkan, jika pendapatan dirasa memang terlalu kecil, maka pada periode selanjutnya dapat menyusun strategi untuk meningkatkan pendapatan untuk UMKM seperti memperluas pemasaran, memperoleh modal yang lebih besar untuk menciptakan produk lebih berkualitas, dan lain sebagainya.

UMKM yang telah menyusun laporan keuangan akan dengan mudah untuk mengembangkan usaha dan meningkatkan produktifitas usahanya. Jika

(4)

produktifitas UMKM meningkat maka nilai tambah bruto daerah ataupun nasional juga akan meningkat. Upaya yang dapat dilakukan oleh Dinas Koperasi, Usaha Kecil Menengah, Perindustrian, dan Perdagangan (diskopukmperindag) setempat untuk meningkatkan nilai tambah bruto Kota Mojokerto yaitu dengan menciptakan kebijakan bagi UMKM untuk menyusun laporan keuangan secara rutin.

Namun, masih terdapat kendala yang sampai saat ini dihadapi oleh UMKM di Kota Mojokerto yang dilansir dari hasil wawancara dengan pemilik UMKM yaitu dengan Ibu Astutik, pemilik UMKM Jahit Sulam Pita. Permasalahan yang pertama yaitu sulitnya mendapatkan pinjaman modal. Permasalahan tersebut dapat diselesaikan dengan menggunakan salah satu program pemerintah yaitu Kredit Usaha Rakyat (KUR). Program KUR bertujuan membantu UMKM untuk mengatasi permasalahan pembiayaan modal. Jika UMKM memberikan laporan keuangan yang kurang memadai maka pihak bank yang ditunjuk sebagai penyalur KUR tidak akan memberikan bantuan modal. Maka UMKM bisa mendapatkan bantuan tersebut jika memberikan informasi mengenai laporan keuangan usahanya secara benar dan memadai. Permasalahan kedua yaitu masih banyak UMKM yang mencampurkan keuangan pribadi dengan usahanya, dengan begitu laporan keuangan UMKM akan susah untuk disajikan dan akan menjadi kacau.

Permasalahan ketiga yaitu masih banyak yang tidak mencatat keuangan usahanya apalagi sesuai dengan standar akuntansi yang berlaku(Astutik, 2022). Dengan adanya permasalahan di atas, UMKM kesulitan dalam membuat laporan keuangan yang mengakibatkan salah menentukan keputusan masa depan usahanya yang akan merugikan usahanya sendiri.

(5)

Pemerintah telah menetapkan peraturan yang tertera pada Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2013 dimana mewajibkan usaha kecil untuk melakukan pencatatan akuntansi yaitu laporan keuangan. Informasi laporan keuangan dapat menggambarkan peningkatan kualitas dari suatu UMKM.

Suatu informasi yang mempunyai nilai dan manfaat terdapat dua elemen utama yaitu informasi yang dihasilkan dan sumber daya yang menghasilkannya (Wahyono, 2004). Sumber daya manusia yang berkewajiban untuk menyusun laporan keuangan diharuskan untuk mempunyai keahlian yang memadai atau mempunyai keinginan untuk belajar dan mengembangkan kemampuan di bidang akuntansi. Dengan begitu, kompetensi sumber daya manusia tentu menjadi peranan penting dalam menciptakan kualitas informasi laporan keuangan. Kompetensi sumber daya manusia dapat dilihat salah satunya dengan tingkat pendidikannya.

Pendidikan menggambarkan tindakan suatu individu untuk mengembangkan pengetahuan umumnya, termasuk dalam hal pengembangan penguasaan teori dan keterampilan menyelesaikan permasalahan yang berkaitan dengan kegiatan dalam mencapai tujuan (Novianti et al., 2018). Pendidikan menjadi kebutuhan yang penting untuk menciptakan sumber daya manusia yang berkompeten. Semakin tinggi pendidikan yang ditempuh, semakin banyak pengetahuan yang telah diterima dan akan semakin kompeten suatu individu. Oleh karena itu, banyak usaha yang mempekerjakan sumber daya manusia yang memiliki tingkat pendidikan yang tinggi. Tingginya tingkat pendidikan menandakan semakin mudah individu tersebut menerima informasi baru dan semakin mudah untuk menyelesaikan kewajiban yang telah diberikan, salah satunya dalam hal menyusun

(6)

laporan keuangan. Hal tersebut sejalan dengan hasil penelitian Nurwanto et al.

(2022) serta Jabat (2022) yang membuktikan bahwa pendidikan berpengaruh positif dan signifikan terhadap penyusunan laporan keuangan. Namun, terdapat perbedaan dalam penelitian yang dilakukan oleh Tuti & Dwijayanti (2016) yang membuktikan bahwa tingkat pendidikan tidak berpengaruh terhadap penyusunan laporan keuangan.

Penyusunan laporan keuangan juga ditentukan oleh skala usaha UMKM tersebut. Skala usaha menggambarkan kemampuan suatu perusahaan yang didasarkan dengan melihat dari jumlah tenaga kerja dan besaran pendapatan yang diterima yang digunakan untuk menjalankan usahanya dalam periode tertentu (Kurniawan et al., 2019). Usaha yang besar akan semakin membutuhkan informasi keuangan mengenai usahanya disajikan secara tepat waktu untuk menghindari dari tertundanya pengambilan keputusan. Hal tersebut mengakibatkan akan semakin besar minat sumber daya manusia yang ada di UMKM dalam menyusun laporan keuangan, dimana digunakan untuk menganalisis usahanya serta mengambil suatu keputusan. Dengan begitu, semakin besar skala usaha UMKM akan semakin besar minat sumber daya manusia yang ada dalam menyusun laporan keuangan. Sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Jabat (2022) serta Risal et al. (2019) yang membuktikan bahwa skala usaha berpengaruh positif dan signifikan terhadap pemahaman penyusunan laporan keuangan. Namun berbanding terbalik dengan penelitian yang dilakukan oleh Satiya et al. (2020) serta Tuti & Dwijayanti (2016) yang membuktikan bahwa skala usaha tidak berpengaruh pada penyusunan laporan keuangan.

(7)

Sumber daya manusia yang ada di UMKM dalam menyusun laporan keuangan perlu berpedoman pada standar akuntansi yang berlaku. Dalam menyusun laporan keuangan dibutuhkan sumber daya manusia yang memiliki kemampuan akuntansi. Kemampuan akuntansi tersebut dapat didapatkan melalui pelatihan akuntansi. Pelatihan akuntansi merupakan suatu proses untuk mengembangkan kemampuan setiap individu agar mencapai keahlian serta kemampuan akuntansi yang dimiliki khusunya untuk menyusun laporan keuangan (Rivai & Mulyadi, 2012). Pelatihan akuntansi dapat dilakukan oleh lembaga pendidikan seperti perguruan tinggi dan lain sebagainya dimana memiliki narasumber yang berkompeten pada bidang akuntansi. Sumber daya manusia UMKM yang mengikuti pelatihan akuntansi akan berkompeten dalam menyusun laporan keuangan untuk usahanya. Jika semakin sering individu mengikuti pelatihan akuntansi maka akan semakin ahli dalam menyusun laporan keuangan.

Dengan begitu akan menguntungkan usahanya untuk lebih cepat berkembang. Hal tersebut sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Oktavia et al. (2015) menunjukkan hasil bahwa pelatihan berpengaruh terhadap penyusunan laporan keuangan. Namun, berbanding terbalik dengan penelitian yang dilakukan oleh Risal et al. (2019) yang membuktikan bahwa pelatihan akuntansi tidak berpengaruh terhadap penerapan penyusunan laporan keuangan.

Selain pelatihan akuntansi, sumber daya manusia yang ada di UMKM harus memiliki pemahaman akuntansi yang baik. Pemahaman akuntansi sendiri merupakan upaya yang digunakan untuk mempelajari pengetahuan akuntansi termasuk pembukuan dan pelaporan keuangan yang berpedoman pada prinsip dan

(8)

standar akuntansi yang berlaku saat ini Mutiari & Yudantara (2021). Sumber daya manusia yang memiliki pemahaman akuntansi yang baik akan membantu dalam penyusunan laporan keuangan agar sesuai dengan standar akuntansi yang berlaku.

Semakin luas atau semakin besar pemahaman akuntansi yang dimiliki pemahaman akuntansinya makan akan semakin mudah dalam hal menyusun laporan keuangan usahanya. Hal tersebut sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Yousida et al. (2020) yang membuktikan bahwa pemahaman akuntansi berpengaruh terhadap penyusunan laporan keuangan sesuai Standar Akuntansi Keuangan.

Penelitian tersebut juga didukung oleh penelitian dari Nurwanto et al. (2022), Yousida et al. (2020), Mutiari & Yudantara (2021), Yenni (2017), dan Risal et al.

(2019) dimana membuktikan bahwa pemahaman akuntansi berpengaruh terhadap penerapan penyusunan laporan keuangan. Selain itu, belum ditemukan penelitian yang menyatakan bahwa pemahaman akuntansi tidak berpengaruh terhadap penyusunan laporan keuangan.

Pemilik UMKM juga berperan sebagai pemimpin dalam usaha tersebut.

Pemilik yang dianggap juga seorang pemimpin maka mampu untuk menganalisis suatu kondisi yang sedang terjadi dan mampu menyelesaikan semua permasalahan yang ada. Teori yang menggunakan pendekatan dengan mencocokkan pemimpin dengan kondisi dimana pemimpin tersebut akan sukses yaitu adalah teori kontingensi. Teori tersebut juga menyatakan bahwa kinerja kelompok dapat meningkat berdasarkan perilaku pemimpin (Ghufron, 2020). Teori ini menitikberatkan kepada pemimpin organisasi yang dapat memecahkan setiap kondisi yang ada. Pemilik usaha harus bisa menganalisis kondisi yang sedang

(9)

terjadi pada usahanya dan dapat menyelesaikannya. Salah satu hal yang dapat membantu para pelaku usaha adalah laporan keuangan, dimana dengan menyusun laporan keuangan, semua informasi yang berkaitan dengan keuangan UMKM untuk setiap periodenya dapat tersusun dengan lengkap dan baik.

Maka, penelitian ini akan menguji pengaruh dari pendidikan, skala usaha, pelatihan penyusunan laporan keuangan, dan pemahaman akuntansi terhadap penyusunan laporan keuangan UMKM di Kota Mojokerto yang akan berpedoman terhadap teori kontingensi. Penelitian ini dirasa penting karena masih banyaknya pemilik UMKM yang belum paham cara menyusun laporan keuangan apalagi yang sesuai dengan standar akuntansi yang telah berlaku. Seiring berjalannya waktu, produk-produk UMKM di Mojokerto ini akan bersaing dengan banyaknya produk lokal lainnya dan juga produk luar negeri. Pemilik UMKM harus terus bisa meningkatkan kualitas dari kinerja usahanya dengan cara menyusun laporan keuangan untuk bisa mengetahui kondisi usaha dalam periode tertentu. Terlebih lagi dengan adanya kondisi pandemi yang sedang terjadi sekarang ini, pemilik UMKM perlu menyusun strategi untuk masa depan yang baik agar dapat mempertahankan usahanya serta memperluas penjualan dari produknya. Selain itu, penelitian ini diperkuat dengan adanya kebaruan yaitu dengan melakukan penelitian di UMKM Mojokerto dimana sebelumnya belum ada yang meneliti faktor apa saja yang memengaruhi penyusunan laporan keuangan pada UMKM di Mojokerto.

Maka dari itu penelitian ini berjudul “FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN UMKM: STUDI PADA UMKM DI KOTA MOJOKERTO”.

(10)

1.2 Perumusan Masalah

Berdasarkan penjelasan dari latar belakang di atas, maka rumusan masalah dari penelitian ini yaitu:

1. Apakah pendidikan mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap penyusunan laporan keuangan untuk UMKM Mojokerto?

2. Apakah skala usaha mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap penyusunan laporan keuangan untuk UMKM Mojokerto?

3. Apakah pelatihan akuntansi mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap penyusunan laporan keuangan untuk UMKM Mojokerto?

4. Apakah pemahaman akuntansi mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap penyusunan laporan keuangan untuk UMKM Mojokerto?

1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan uraian rumusan masalah yang telah dijelaskan maka penelitian ini memiliki tujuan sebagai berikut:

1. Untuk menguji signifikansi pengaruh pendidikan terhadap penyusunan laporan keuangan untuk UMKM Mojokerto.

2. Untuk menguji signifikansi pengaruh skala usaha terhadap penyusunan laporan keuangan untuk UMKM Mojokerto.

3. Untuk menguji signifikansi pengaruh pelatihan akuntansi terhadap penyusunan laporan keuangan untuk UMKM Mojokerto.

4. Untuk menguji signifikansi pengaruh pemahaman akuntansi terhadap penyusunan laporan keuangan untuk UMKM Mojokerto.

(11)

1.4 Manfaat Penelitian 1.4.1 Manfaat Teoritis

Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat digunakan untuk menambah bahan referensi dan tambahan pengetahuan untuk peneliti selanjutnya dalam membuat karya ilmiah dengan topik yang berkaitan dengan penelitian ini.

Selanjutnya, peneliti dapat memperluas pengetahuan mengenai faktor-faktor yang memengaruhi penyusunan laporan keuangan. Dengan begitu adanya penelitian ini dapat menjadi sarana belajar untuk menganalisis data aktual yang ada di dunia nyata.

1.4.2 Manfaat Praktis

UMKM dapat menggunakan penelitian ini untuk mengetahui gambaran mengenai faktor-faktor mana saja yang memengaruhi penyusunan laporan keuangan UMKM yang dapat dijadikan bahan pertimbangan dalam membuat kebijakan dalam perencanaan pengelolaan usaha di masa yang akan datang. Hasil penelitian ini dapat memberi kontribusi untuk menambah karya tulis ilmiah untuk Universitas Hayam Wuruk Perbanas serta diharapakan dapat menjadi pedoman untuk melakukan inovasi dan kontribusi pada UMKM.

1.5 Sistematika Penulisan Skripsi

Penulis memberikan gambaran mengenai sistematika penulisan penelitian agar dengan mudah memperoleh gambaran yang jelas mengenai subyek-subyek penelitian dan isi dari setiap bab yang ada. Sistematika penulisan pada penelitian ini yaitu sebagai berikut:

(12)

BAB I: PENDAHULUAN

Dalam bab pendahuluan ini berisikan mengenai fenomena yang menjadi latar belakang penelitian ini, serta kemudian membahas apa saja yang menjadi rumusan masalah penelitian, tujuan dari penelitian, manfaat penelitian, dan juga sistematika penulisan yang digunakan dalam penelitian ini.

BAB II: TINJAUAN PUSTAKA

Pada bab tinjauan Pustaka berisikan mengenai penelitian terdahulu yang sejenis atau mempunyai keterkaitan dengan topik penelitian yang akan digunakan. Berisikan teori-teori yang melandasi penelitian yang diperoleh dari beberapa literatur yang dipergunakan sebagai landasan teori yang berfungsi untuk menarik hipotesis. Dibahas pula mengenai hubungan antar variabel, menampilkan kerangka pemikiran dan hipotesis penelitian.

BAB III: METODE PENELITIAN

Metodologi penelitian membahas tentang rancangan penelitian, batasan penelitian, identifikasi variabel, definisi operasional serta pengukuran variabel, populasi, sampel, serta teknik pengambilan data, metode pengumpulan data, dan yang terakhir akan membahas teknik analisis data.

BAB IV: GAMBARAN SUBYEK PENELITIAN DAN ANALISIS DATA Pada bab gambaran subyek penelitian dan analisis data membahas mengenai gambaran subyek penelitian serta analisis data yang terdiri dari analisis deskriptif dan analisis statistik disertai dengan pembahasan.

(13)

BAB V: PENUTUP

Bab terakhir adalah bab penutup dimana menjelaskan mengenai kesimpulan dari hasil penelitian yang meliputi kesimpulan, keterbatasan dan saran untuk penelitian selanjutnya.

Referensi

Dokumen terkait

Namun kemudahan strategi penjualan ini ternyata masih belum dimanfaatkan oleh banyak pedagang kecil dan menengah, sehingga dibutuhkan pelatihan singkat untuk memahami strategi

ketika negara ingin membangun infrastruktur seharusnya alokasi anggaran ditingkatkan. Tidak akan tercapai pembangunan infrastruktur yang maksimal apabila tidak

Oleh karena itu, maka komunikasi penyuluhan yang dilakukan baik dari segi teknik, bahasa, dan sarana yang digunakan harus disesuaikan dengan daya nalar masyarakat yang dilihat

Hal ini seperti yang dijelaskan oleh Puguh Harianto sebagai Ketua Pelaksana yaitu tugas dari dua divisi ini hampir sama dan sesuai dengan keputusan dari DPM agar

Penelitian yang dilakukan di Rumah Sakit Islam "Ibnu Sina" Yarsi Sumbar Bukittinggi menunjukkan bahwa 54,7% perawat memiliki kecendrungan turnover, dari

value Teks default yang akan dimunculkan jika user hendak mengisi input maxlength Panjang teks maksimum yang dapat dimasukkan. emptyok Bernilai true jika user dapat tidak

Sebelumnya dikatakan bahwa Kecamatan Reok lolos untuk menjadi Pusat Kegiatan Lokal dikarenakan memiliki pelabuhan kelas III dan jalan areteri yang mendukung

Lokasi tersebut dipilih secara purposif dengan alasan (a) ja- lan lintas Papua merupakan jalan yang mengikuti garis perbatasan antara Indonesia dan Papua New Guinea