1
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Padi merupakan tanaman pangan utama bagi warga negara Indonesia yang memiliki peranan pokok untuk memenuhi kebutuhan pangan sehari-hari. Beras (padi) merupakan makanan sehari-hari bagi warga Indonesia. Kebutuhan beras saat ini terus meningkat seiring dengan bertambahnya jumlah penduduk. Di Indonesia setiap tahun terjadi pertambahan jumlah penduduk hal tersebut dikarenakan tidak seimbangnya jumlah kematian dan kelahiran yang terjadi.
Kendala dalam peningkatan produktivitas tanaman pangan semakin kompleks yang disebabkan oleh berbagai perubahan dan perkembangan lingkungan di luar sektor pertanian. Hal ini berpengaruh pada upaya peningkatan produktivitas tanaman pangan. Tantangan utama yang dihadapi dalam upaya peningkatan produktivitas tanaman pangan adalah meningkatnya permintaan beras sesuai dengan peningkatan jumlah penduduk. Terbatasnya ketersediaan beras dunia dan juga meningkatnya harga pangan, juga merupakan tantangan utama upaya peningkatan produktivitas tanaman pangan (Sembiring 2015).
Kabupaten Sukoharjo di daerah Jawa Tengah menurut data Badan Pusat Statistik (BPS 2014), memiliki produksi tanaman padi yang fluktuatif. Pada tahun 2012 ke 2013 terjadi penurunan yaitu dari 346.039 kg menjadi 327.182 kg. Penurunan produksi padi di Kabupaten Sukoharjo dari data tersebut mencapai 18.857 kg dalam jangka satu tahun. Hal tersebut juga diikuti dengan penurunan pada komoditas lain yaitu jagung, kacang tanah dan ubi jalar. Berdasarkan produktivitas padinya di Kabupaten Sukoharjo terjadi peningkatan yaitu 6,6 ton/ha pada tahun 2012 menjadi 6,8 ton/ha tahun 2013, sedangkan pada tahun 2014 produktivitas padi mengalami penurunan menjadi 6,34 ton/ha (BPS 2015).
2
faktornya yaitu mengenai kesuburan tanah. Salah satu upaya yang dapat dilakukan meningkatkan produktivitas yaitu dengan meningkatkan kesuburan tanah di Kabupaten Sukoharjo. Kesuburan tanah dapat diketahui dari indeks kualitas tanah pada suatu daerah.
Kualitas tanah merupakan suatu indikator yang didasarkan pada sifat fisika, kimia dan juga biologi (Karlen et al. 1996). Kualitas tanah dan kesuburan tanah merupakan suatu hal yang penting bagi produktivitas tanaman pertanian. Analisis kualitas tanah dapat digunakan sebagai ukuran perbaikan kondisi tanah yang telah dicapai di lapangan dan untuk menguji perbaikan kualitas tanah yang terjadi pada penggunaan lahan sawah. Parameter-parameter yang digunakan dalam kualitas tanah yaitu indikator sifat fisika (permeabilitas, tekstur), kimia (pH, BO, KTK, P-tersedia, K-tersedia, N-total) dan biologi (respirasi tanah). Kualitas tanah yang baik yaitu suatu kondisi tanah yang dapat menghasilkan produktivitas tanaman yang tinggi dan umur guna tanahnya bertahan lama (Yuwono 2007).
Kabupaten Sukoharjo masih belum diketahui kualitas tanah sawahnya, oleh sebab itu perlu penelitian tentang hubungan antara kualitas tanah dengan produktivitas padi sawah. Penelitian hubungan kualitas tanah dengan produktivitas padi juga berguna untuk mengetahui penyebab dari menurunnya produktivitas padi sawah. Indikator-indikator kualitas tanah juga dapat digunakan untuk memperbaiki kualitas tanah. Kualitas tanah perlu diketahui agar kondisi tanah di Kabupaten Sukoharjo dapat diperbaiki sehingga produktivitas padi dapat ditingkatkan. Produktivitas padi yang meningkat akan membuat ketersediaan dan ketahanan pangan dapat terpenuhi, dan dapat meningkatkan kesejahteraan petani di Kabupaten Sukoharjo.
B. Perumusan Masalah
3
sebab kualitas tanah dapat digunakan untuk mengetahui kondisi kesuburan suatu tanah, sehingga dapat digunakan untuk memperbaiki tanah yang rusak dalam rangka menunjang peningkatan produktivitas padi di Kabupaten Sukoharjo.
C. Tujuan Penelitian
Mengetahui kualitas tanah di Kabupaten Sukoharjo dan hubungannya dengan produktivitas padi sawah di Kabupaten Sukoharjo Jawa tengah.