• Tidak ada hasil yang ditemukan

Hasil penelitian yang telah dilaksanakan variabel word of mouth, kualitas produk dan persepsi harga memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian di Tahu Sumedang Renyah Cabang Kampar

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "Hasil penelitian yang telah dilaksanakan variabel word of mouth, kualitas produk dan persepsi harga memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian di Tahu Sumedang Renyah Cabang Kampar"

Copied!
84
0
0

Teks penuh

(1)

TAHU SUMEDANG RENYAH CABANG KAMPAR

SKRIPSI

OLEH : CINDI TRIDINA

NIM. 11870120177

PROGRAM STUDI MANAJEMEN S1 FAKULTAS EKONOMI DAN ILMU SOSIAL

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTAN SYARIF KASIM RIAU PEKANBARU

1444 H / 2022 M

(2)

PENGARUH WORD OF MOUTH , KUALITAS PRODUK DAN PERSEPSI HARGA TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN PADA USAHA

TAHU SUMEDANG RENYAH CABANG KAMPAR

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana (SE)

Studi S1 Manajemen

OLEH :

CINDI TRIDINA NIM. 11870120177

PROGRAM STUDI MANAJEMEN S1 FAKULTAS EKONOMI DAN ILMU SOSIAL

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTAN SYARIF KASIM RIAU PEKANBARU

1444 H / 2022 M

(3)
(4)
(5)
(6)

i ABSTRAK

PENGARUH WORD OF MOUTH, KUALITAS PRODUK DAN PERSEPSI HARGA TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN PADA USAHA

TAHU SUMEDANG RENYAH CABANG KAMPAR

OLEH :

CINDI TRIDINA 11870120177

Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui word of mouth, kualitas produk dan persepsi harga mempengaruhi keputusan pembelian pada Usaha Tahu Sumedang Renyah, Dengan pendekatan deskriptif kuantitatif.

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh pelanggan yang datang ke Tahu Sumedang Renyah yang tidak diketahui jumlahnya. Metode pengambilan sampel yang digunakan adalah Accidental sampling, dengan jumlah sampel sebesar 96 responden. Analisis data menggunakan regresi linier berganda memakai SPSS 25.

Hasil penelitian yang telah dilaksanakan variabel word of mouth, kualitas produk dan persepsi harga memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian di Tahu Sumedang Renyah Cabang Kampar. Secara simultan variabel word of mouth, kualitas produk dan persepsi harga memiliki pengaruh yang signifikan terhadap variabel keputusan pembelian. Sedangkan nilai adjusted R menjelaskan variabel word of mouth, kualitas produk dan persepsi harga dapat mempengaruhi variabel keputusan pembelian di Tahu Sumedang Renyah cabang Kampar sebesar 54,4% sedangkan sisanya sebesar 45,6% dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini.

Kata kunci : Word of mouth, Kualitas produk, Persepsi Harga, Keputusan Pembelian

(7)

ii

TAHU SUMEDANG CRISPY KAMPAR BRANCH

BY:

CINDI TRIDINA 11870120177

The purpose of this study was to find out word of mouth, product quality and price perceptions influencing purchasing decisions at Crispy Sumedang Tofu Enterprises, with a quantitative descriptive approach. The population in this study were all customers who came to Tahu Sumedang Crispy, an unknown number.

The sampling method used was accidental sampling, with a total sample of 96 respondents. Data analysis used multiple linear regression using SPSS 25. The results of the research that had been carried out were word of mouth variables, product quality and price perceptions that had a positive and significant influence on purchasing decisions at Sumedang Crispy Tofu, Kampar branch.

Simultaneously word of mouth variables, product quality and price perceptions have a significant influence on purchasing decision variables. While the adjusted R value explains word of mouth variables, product quality and price perceptions can affect the purchasing decision variable at Crispy Sumedang Tofu Kampar branch by 54.4% while the remaining 45.6% is influenced by other variables not examined in this study.

Keywords : Word of Mouth , Product Quality, Price Perception, Purchasing Decision

(8)

iii

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Alhamdulillah, segala puji bagi Allah SWT Tuhan semesta alam yang selalu memberikan nikmat kesehatan dan rezki yang banyak kepada penulis sehingga penulis bisa menyelesaikan skripsi ini tepat pada waktunya. Shalawat berserta salam, penulis kirimkan buat kekasih Allah SWT yakni Nabi besar kita Muhammad SAW.

Skripsi dengan judul “Pengaruh Word Of Mouth, Kualitas Produk Dan Persepsi Harga Terhadap Keputusan Pembelian Pada Usaha Tahu Sumedang Renyah Cabang Kampar”, merupakan hasil karya ilmiah yang ditulis untuk memenuhi salah satu persyaratan mendapatkan gelar Sarjana Ekonomi (SE) pada jurusan Manajemen S1 Falkutas Ekonomi dan Ilmu Sosial Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau.

Dalam penulisan skripsi ini penulis menyadari bahwa masih banyak kelemahan dan kekurangan yang disebabkan ole keterbatasan pengetahuan dan pengalaman penyusun. Namun banyak pihak yang telah memberikan dukungan, bimbingan, dan dorongan dari berbagai pihak yang telah menyumbangkan pikiran, waktu, tenaga, materi dan sebagainya.Maka perkenankanlah penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar besarnya kepada :

(9)

iv

untuk menimba ilmu pengetahuan di Universitas tercinta ini.

2. Dekan Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial Universitas Islam Negeri sultan Syarif Kasim Riau, Ibu Dr.Mahyarni,SE,MM. Wakil dekan I, Bapak Dr. Kamaruddin S.Sos, M.Si. Wakil Dekan II, Bapak Dr.

Mahmuzar. Wakil Dekan III, Ibu Dr. Julina,SE .M.Si.

3. Ketua Jurusan S1 Manajemen Universitas Islam Negeri sultan Syarif Kasim Riau, Ibu Astuti Meflinda, SE,M.M. Sekretaris Jurusan manajemen, Bapak Fakhrurrozi, SE,MM.

4. Dosen Pembimbing Ibu Dr. Julina, S.E.,M.Si yang telah senantiasa memberikan arahan serta motivasi dan nasehat yang sangat berharga kepada penulis mulai dari penyusunan proposal hingga pembuatan skripsi.

5. Kedua Orang tua tercinta Ayahanda Kidamon dan Ibunda Almh Asni.

Terima kasih telah mendidik dan memberikan kasih sayang dan dukungan kepada penulis, dan selalu mendoakan yang terbaik untuk anaknya.

6. Kedua kakak tercinta Chintia Pratiwi.S.Pd dan Briptu Brian Arinanda S.E. yang telah memberi dukungan serta biaya uang kuliah tunggal dan uang jajan ketika adiknya tidak berpenghasilan.

7. Sahabat kecilku Nurul Arifah yang telah bersedia mendengarkan curhatan saya dan berbagi cerita. Adik angkat Pepy Hendriani dan Novita

(10)

v

Septiara yang telah menemani kekampus untuk urusan skripsi dan kepada seseorang spesial Muhammad Fazli yang telah membantu menghibur dikala pusing memikirkan skripsi.

8. Teman sepejuangan Windy, Fridika, Ringga, Meissy, Putri. Terima kasih atas kebersamaan dan semangatnya semoga kalian semua sukses. Kalian yang terbaik

9. Seluruh teman-teman Manajemen A angkatan 2018 Terima kasih atas kebersamaannya selama 4 tahun.

10. Last but not least, I wanna thank me I wanna thank me for believing in me, I wanna thank me for doinng all this hard work I wanna thank me for having no days off. I wanna thank me for always being a giver and tryna give more than I receive.

Penulis hanyalah manusia biasa yang tidak pernah luput dari kesalahan. Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan saran dan kritik yang membangun sebagai pembelajaran bagi penulis kedepannya.

Terima kasih.

Wassalamu’alaikum Wr. Wb

Pekanbaru, Agustus 2022 Penulis,

CINDI TRIDINA NIM.11870120177

(11)

vi

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR TABEL... viii

DAFTAR GAMBAR ... ix

BAB I : PENDAHULUAN... 1

1.1.Latar Belakang ... 1

1.2.Rumusan Masalah ... 6

1.3.Tujuan Penelitian ... 7

1.4.Manfaat Penelitian ... 8

1.5.Sistematika Penulisan ... 8

BAB II : TELAAH PUSTAKA ... 10

2.1. Landasan Teori ... 10

2.2. Penelitian Terdahulu ... 26

2.3. Kerangka Pemikiran ... 28

2.4. Hipotesis ... 29

2.5. Definisi Konsep Operasional Penelitian ... 33

BAB III : METODE PENELITIAN ... 34

3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian ... 34

3.2. Jenis dan Sumber Data ... 34

3.3. Populasi dan Sampel ... 35

3.4. Teknik Pengumpulan Data ... 36

3.5. Metode Analisis Data ... 37

BAB IV : GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN ... 46

4.1. Profil Usaha Tahu Sumedang Renyah ... 46

(12)

vii

BAB V : HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 48

5.1. Karakteristik Responden ... 48

5.2. Analisis Deskriptif ... 51

5.3. Uji Kualitas Instrumen Penelitian ... 56

5.4. Uji Asumsi Klasik ... 60

5.5. Uji Regresi Linear Berganda ... 64

5.6. Pembahasan ... 69

BAB IV : KESIMPULAN DAN SARAN ... 75

6.1. Kesimpulan ... 75

6.2. Saran ... 76

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN

(13)

viii

Tabel 2.2 Defenisi Operasional Variabel ... 33

Tabel 3.1 Kriteria Pengujian ... 45

Tabel 5.1 Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ... 48

Tabel 5.2 Responden Berdasarkan Umur ... 49

Tabel 5.3 Responden Berdasarkan Jenis Pekerjaan ... 50

Tabel 5.4 Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir ... 50

Tabel 5.5 Rekapitulasi Tanggapan Responden Word Of Mouth ... 51

Tabel 5.6 Rekapitulasi Tanggapan Responden Kualitas Produk ... 53

Tabel 5.7 Rekapitulasi Tanggapan Responden Persepsi Harga ... 54

Tabel 5.8 Rekapitulasi Tanggapan Responden Keputusan Pembelian .... 55

Tabel 5.9 Uji Validitas Word Of Mouth ... 56

Tabel 5.10 Uji Validitas Kualitas Produk ... 57

Tabel 5.11 Uji Validitas Persepsi Harga ... 58

Tabel 5.12 Uji Validitas Keputusan Pembelian ... 59

Tabel 5.13 Uji Reliabilitas ... 60

Tabel 5.14 Multikolinearitas ... 64

Tabel 5.15 Regresi Linear Berganda ... 64

Tabel 5.16 Uji T ... 66

Tabel 5.17 Uji F ... 68

Tabel 5.18 Uji Koefisien Determinasi ( ) ... 69

(14)

ix

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1 Pendapatan Tahu Sumedang ... 2

Gambar 1.2 Penilaian Online ... 4

Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran ... 29

Gambar 5.1 Histogram Normalitas ... 61

Gambar 5.2 Grafik P.Plot Normalitas ... 61

Gambar 5.3 Grafik Scatter Plot ... 63

(15)

1 BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Indonesia merupakan satu dari banyak negara didunia yang kaya akan berbagai macam kebudayaan. Keanekaragaman kebudayaan dapat menjadi ciri khas suatu daerah, salah satunya adalah aspek kebudayaan makanan tradisional. Makanan tradisional merupakan makanan pokok yang menjadi makanan sehari-hari, baik yang berupa makanan cemilan, atau sajian makanan khusus yang sudah ada secara turun temurun. Oleh karena itu,

makanan tradisional merupakan suatu bagian dari unsur budaya yang sangat penting. Industri makanan memberikan keuntungan yang cukup besar bagi para pelaku bisnis oleh-oleh diberbagai daerah.

Terlebih pada beberapa tahun terakhir, tingkat ekonomi masyarakat indonesia terus mengalami kenaikan, sehingga secara tidak langsung dengan kondisi tersebut tentunya dapat mendorong kemampuan masyarakat untuk melakukan pembelian oleh-oleh khas nusantara.

Salah satu industri yang selalu dibutuhkan konsumen adalah industri makanan. Terdapat banyak makanan tradisional asli yang dapat dinikmati masyarakat salah satunya Tahu Sumedang Renyah. Tahu sumedang ini mulai dibudidayakan di berbagai kota wilayah tertentu.

Tahu sumedang ini memiliki keunikan dan keunggulan tersendiri yang berbeda dengan produk tahu pada umumnya, karena terdapat perbedaan

(16)

2

dalam proses peracikan bumbu sampai ke penggorengan. Tak heran pelaku bisnis usaha Tahu Sumedang mendapatkan penghasilan yang stabil. Secara lebih rinci dapat dilihat pada Gambar 1.1.

Gambar 1.1 Pendapatan Tahu Sumedang Renyah cabang kampar Tahun 2020

Setiap pengusaha akan berupaya untuk mencapai suatu pendapatan yang maksimal dari hasil usaha yang mereka lakukan. Pada gambar 1.1 adalah pendapatan pendapatan Tahu Sumedang Renyah cabang kampar.

Garis Y adalah jumlah pendapatan Tahu Sumedang Renyah. sedangkan garis X adalah waktu dari Januari-Oktober 2020. Pendapatan tertinggi pada bulan Maret sebesar Rp. 32.000.000. Sedangkan pada bulan April pendapatan Tahu Sumedang Renyah mengalami penurunan sebesar Rp.

20.000.000, di karenakan pada saat itu memasuki bulan puasa dan Tahu Sumedang Renyah hanya dibuka pada malam hari pukul 18.00 – 22.00 malam.

0 5 10 15 20 25 30 35

Laporan keuangan

SP

(17)

Terdapat berbagai faktor yang mempengaruhi keputusan konsumen untuk membeli produk. Salah satunya yaitu word of mouth, word of mouth merupakan suatu aktifitas promosi yang tingkat pengendaliannya sangat rendah tetapi memberikan dampak yang sangat luar biasa, selain word of mouth, kualitas produk dan persepsi harga juga sangat mempengaruhi keputusan membeli.

Berdasarkan rekomendasi dari seseorang, konsumen tersebut tertarik untuk membeli, dan karna merasa penasaran akan produk tersebut calon pelanggan yang akan melakukan pembelian terlebih dahulu mencari informasi tentang produk hal ini diperkuat hasil wawancara ketika melakukan survey pada tanggal 28 Desember 2021. Salah satu pelanggan yang bernama Bapak Junaidi mengatakan bahwa “saya mengetahui tempat ini dari rekomendasi seseorang tetapi karna belum pernah kesini saya melihat digoogle dan melihat penilainya juga, karna penilainnya bagus saya tertarik untuk berkunjung kesini dan melakukan pembelian” berikut adalah hasil penilainya secara online di Tahu Sumedang Renyah Cabang Kampar, Kecamatan Tambang.

(18)

4

Gambar 1.2 penilaian online Tahu Sumedang Renyah Cabang Kampar

sumber data : website Tahu Sumedang Renyah

Dari hasil penilaian diatas dapat disimpulkan bahwasannya dengan rating bintang 4.2 Tahu Sumedang Renyah meninggalkan kesan yang cukup baik kepada pelanggan yang telah melakukan pembelian, ketika pelanggan mendapatkan yang sesuai dengan keinginannya maka pelanggan akan menanamkan persepsi di dalam dirinya yang bahwasannya Tahu Sumedang Renyah bagus dan sesuai dengan harapan yang di inginkan oleh pelanggan.

Menurut (Kotler dan Amstrong, 2015) kualitas produk adalah bagaimana produk tersebut memiliki nilai yang dapat memuaskan konsumen baik secara fisik maupun secara psikologis yang menunjukan pada atribut atau sifat-sifat yang terdapat dalam suatu barang atau hasil.

Bagi sebagian konsumen ekonomi menengah keatas berasumsi bahwa produk mahal memiliki kualitas yang bagus. Akan tetapi, sebagian orang menyukai produk yang murah. Kualitas produk berpengaruh positif terhadap keputusan pembelian. Semakin baik kualitas produk maka akan semakin baik kualitas produk maka akan semakin meningkat keputusan pembelian

(19)

konsumen terhadap produk. Kulitas produk pada Tahu Sumedang Renyah sangat baik. Hal ini diperkuat oleh hasil wawancara pada saat survey pada tanggal 29 Desember 2021. Salah satu pelanggan yang bernama Bapak Ikhsan mengatakan bahwa “ Menurut saya, kualitas produk sangat baik dan rasanya sangat enak, dan terlebih lagi jika saya ingin yang hangat mereka akan menggorengkannya.”

Persepsi harga merupakan suatu pandangan seseorang tentang kesesuaian harga terhadap produk dan harga produk terhadap kemampuan financial untuk mendapatkan produk tersebut. Dikarenakan persepsi harga setiap orang berbeda-beda, maka dari itu pemasar harus dapat menentukan bagaimana caranya agar produknya tertanam pada diri konsumen dan memberikan saran yang sesuai dan memiliki solusi yang tepat bagi para calon konsumennya. Harga pada Tahu Sumedang Renyah sesuai dengan cita rasa, walaupun harga Tahu Sumedang Renyah cenderung lebih mahal dari penjual Tahu lainnya akan tetapi Tahu Sumedang ini memiliki ciri khas tersendiri dan hanya Tahu Sumedang Renyah yang menjual dari jam 8 pagi sampai jam 9 malam. Hal ini diperkuat oleh hasil wawancara yang dilakukan pada saat survey pada tanggal 29 Desember 2021. Salah satu pelanggan yang bernama Ibu Rosnita mengatakan bahwa “ Harga tahu ini sangat terjangkau bagi semua kalangan, sangat sesuai dengan ekspetasi saya memang harganya lebih mahal dari penjual lainnya tetapi, terdapat perbedaan pada Tahunya seperti rasa, tekstur, aroma. Ini membuatnya saya lebih suka membeli di Tahu Sumedang Renyah dari pada yang lain.”

(20)

6

Penelitian ini memodifikasi tiga penelitian sebelumnya, diantaranya yaitu (Oktavianto, 2013) meneliti pengaruh word of mouth dan keputusan pembelian, hasil penelitian ini variabel WOM mempunyai pengaruh positif dan memiliki pengaruh yang kuat terhadap keputusan pembelian. Selain itu, (Soraya & Marlena, 2020) meneliti pengaruh word of mouth, kualitas produk dan keputusan pembelian, hasil penelitian word of mouth dan kualitas produk berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap Keputusan Pembelian. (Resmi & Wismiarsi, 2015) meneliti pengaruh kemasan dan harga pada keputusan pembelian minuman isotonik, hasil penelitian kemasan dan harga berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian Minuman Isotonik.

Berdasarkan uraian latar belakang diatas, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “ Pengaruh Word Of Mouth, Kualitas Produk dan Persepsi Harga terhadap Keputusan Pembelian pada Usaha Tahu Sumedang Renyah Cabang Kampar. ”

1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan paparan latar belakang masalah di atas, maka penulis membuat rumusan masalah sebagai berikut :

1. Apakah word of mouth berpengaruh positif dan signifikan secara parsial terhadap keputusan pembelian pada produk Tahu Sumedang Renyah?

2. Apakah kualitas produk berpengaruh positif dan signifikan secara parsial terhadap keputusan pembelian pada produk Tahu Sumedang Renyah?

(21)

3. Apakah persepsi harga berpengaruh positif dan signifikan secara parsial terhadap keputusan pembelian pada produk Tahu Sumedang Renyah?

4. Apakah word of mouth, kualitas produk, dan persepsi harga berpengaruh positif dan signifikan secara simultan terhadap keputusan pembelian pada produk Tahu Sumedang Renyah?

1.3. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan dari penelitian yang hendak dicapai adalah sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui dan menganalisis apakah word of mouth berpengaruh positif dan signifikan secara parsial terhadap keputusan pembelian produk Tahu Sumedang Renyah.

2. Untuk mengetahui dan menganalisis apakah kualitas produk berpengaruh positif dan signifikan secara parsial terhadap keputusan pembelian produk Tahu Sumedang Renyah.

3. Untuk mengetahui dan menganalisis apakah persepsi harga berpengaruh positif dan signifikan secara parsial terhadap keputusan pembelian produk Tahu Sumedang Renyah.

4. Untuk mengetahui dan menganalisis apakah word of mouth, kualitas produk, dan persepsi harga berpengaruh positif dan signifikan secara simultan terhadap keputusan pembelian produk Tahu Sumedang Renyah.

(22)

8

1.4. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

a. Manfaat bagi penulis, dengan penelitian ini diharapkan dapat berguna bagi penulis sendiri untuk memperluas dan memperdalam wawasannya dibidang manajemen, dapat menambah pengetahuan bagi khalayak umum, khususnya dalam mempelajari keputusan pembelian.

b. Manfaat bagi perusahaan, dijadikan masukan serta sebagai bahan pertimbangan perusahaan dengan harapan dapat meningkatkan nilai guna alat setiap tahunnya yang berkaitan dengan manajemen pemasaraan.

c. Manfaat bagi peneliti selanjutnya, hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi kepada peniliti selanjutnya, dan memberi referensi kepada peniliti yang akan sampai pada tahap penyusun proposal ditahun yang akan datang.

1.5. Sistematika Penulisan

Secara ringkas, tahapan pembahasan penelitian ini dibagi dalam enam Bab. Adapun pokok –pokok yang dibahas pada maing-masing Bab dapat ditemukan sebagi berikut :

BAB I : Pendahuluan

Bab ini menjelaskan Latar Belakang Masalah, Perumusan Masalah, Tujuan dan Manfaat Penelitian serta Sistematika Penulisan.

(23)

BAB II : Telaah Pustaka

Pada Bab ini akan dipaparkan sejumlah teori dari hasil pengumpulan data-data kepustakaan, serta hipotesis yang berkaitan dengan masalah yang diteliti, sejumlah teori ini nantinya akan mendukung argumen penulis, hasil penelitian dan pembahsan serta melengkapi pemecahan masalah yang akan diteliti.

BAB III : Metode Penelitian

Bab ini akan menguraikan tentang metode penelitian yang meliputi, Lokasi Penelitian, Jenis dan Sumber Data, Teknik Pengumpulan Data, Populai dan Sampel serta Analisis Data yang digunakan.

BAB IV : Gambaran Umum Perusahaan

Bab ini menjelaskan tentang sejarah singkat peruahaan, struktur orgniasi perusahaa, pembagian tugas dan wewenang, serta aktifitas perusahaan.

BAB V: Hasil Penelitian dan Pembahasan

Bab ini berisi kesimpulan yang didapatkan dari hasil analisis data yang dilakukan dan sarn bagi penelitian selanjutnya.

(24)

10 BAB II

TELAAH PUSTAKA

2.1. Landasan Teori

1. Pengertian Manajemen

Pengertian manajemen banyak dikemukakan oleh para ahli dengan berbagai definisi yang mempunyai ragam penekanan yang berbeda.

Menurut (Anoraga, 2016) manajemen adalah proses yang khas yang terdiri dari tindakan-tindakan perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan dan pengendalian yang masing-masing bidang tersebut digunakan baik ilmu pengetahuan maupun keahlian yang diikuti secara berurutan dalam rangka usaha mencapai tujuan organisasi yang telah ditetapkan.

Sedangkan (Hasibuan, 2017) menjelaskan bahwa manajemen adalah suatu ilmu dan seni yang mengatur proses pemanfaatan Sumber Daya Manusia dan sumber-sumber lainnya secara efektif unuk mencapai suatu tujuan tertentu. Sehingga berdasarkan kedua definisi diatas maka dapat disimpulkan bahwa manajemen adalah proses perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, dan pengawasan kegiatan-kegiatan dalam suatu organisasi untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan oleh organisasi tersebut.

(25)

2. Pengertian Manajemen Pemasaran

Pemasaran merupakan salah satu faktor yang terpenting untuk memajukan perusahaan khususnya perusahaan yang bergerak dalam bidang barang dan jasa. Pemasaran mempunyai peranan penting dalam dunia usaha, pemasaran berhubungan dengan kegiatan untuk memperkirakan atau mengantisipasi kebutuhan dan berkaitan dengan kegiatan mengalirnya produk berupa barang dan jasa dari produsen ke konsumen. Pemasaran merupakan proses mempelajari kebutuhan dan keinginan konsumen dan memuaskan konsumen dengan produk dan pelayanan yang baik.

Manajemen pemasaran adalah proses menganalisis, merencanakan, mengatur, dan mengelola program-program yang mencakup pengkonsepan, penetapan harga, promosi dan distribui dari produk, jasa dan gagasan yang dirancang untuk menciptakan dan memelihara pertukaran yang menguntungkan dengan pasar sasaran untuk mencapai tujuan perusahaan. (Suparyanto & Rosad, 2015)

Maka dapat disimpulkan manajemen pemasaran merupakan kegiatan menyampaikan produk atau jasa ke konsumen yang didalamnya terdapat individu atau kelompok dengan tujuan untuk mencapai kepuasan bagi konsumen, tidak hanya konsumen yang menjadi target pemasarannya, melainkan juga untuk kepentingan karyawan, manajer, pemerintah, pemasok, bahkan pesaing sekalipun.

(26)

12

3. Bauran Pemasaran

Bauran pemasaran merupakan sekumpulan elemen pada pemasaran yang harus dipahami dan dijalankan oleh sebuah perusahaan untuk tercapainya tujuan dari perusahaan tersebut. Yang dimaksud dengan bauran pemasaran yaitu seperangkat keputusan yang meliputi harga, produk, komunikasi, saluran distribusi, serta manajemen komunikasi dengan pelanggan yang merupakan serangkaian strategi dari pemasaran, sehingga disimpulkan bahwa strategi, taktik, instrumen, atau alat pemasaran termasuk ke dalam bauran pemasaran. (Kotler dan Amstrong, 2016) telah membagi menjadi empat elemen bauran pemasaran yaitu product (produk), price (harga), place (tempat), promotion (promosi).

Berikut penjelasan dari keempat elemen tersebut:

1. Product (produk)

Produk merupakan kombinasi dari barang dan jasa seperti variasi, kualitas, desain, fitur, nama merek, kemasan, dan layanan) yang disediakan dan ditawarkan oleh perusahaan kepada target pasar.

2. Price (harga)

Harga adalah sejumlah uang yang telah ditetapkan oleh perusahaan dan pelanggan harus membayar sejumlah uang untuk dapat memiliki produk yang dibutuhkan atau inginkan.

3. Place (tempat)

Yang dimaksud tempat yaitu lokasi atau letak perusahaan melakukan aktivitasnya serta menyediakan kebutuhan untuk para konsumen.

(27)

4. Promotion (promosi)

Promosi adalah kegiatan menginformasikan sebuah barang dan jasa serta meyakinkan konsumen untuk membelinya. Tujuannya untuk membangun dan meningkatkan permintaan konsumen, promosi memiliki empat komponen.

4. Word of Mouth

Definisi menurut (Sernovitz, 2012) menyatakan word of mouth marketing yaitu membicarakan suatu produk ke orang lain dengan apa yang dirasakannya. WOM adalah percakapan untuk menanyakan perihal suatu produk ke keluarga, sahabat atau rekan kerja. Dampak dari WOM mampu menjadikan salah satu tahap untuk kemajuan suatu bisnis, dengan kata lain WOM yaitu memberikan informasi melalui percakapan dari orang ke orang lainnya. WOM juga dapat dijadikan suatu perbincangan pada kebaikan suatu produk yang dirasakan oleh konsumen.

a. Jenis- jenis Word of Mouth

Jenis- jenis Word of mouth ada dua macam , antara lain:

1. Amplified Word of Mouth, merupakan pemasaran dari mulut ke mulut yang dimulai ketika pemasar telah melakukan kampanye atau promosi yang dirancang untuk mempercepat terjadinya akitivitas Word Of Mouth.

2. Organic Word of Mouth, merupakan pemasaran dari mulut ke mulut yang terjadi secara alami. Konsumen yang merasa puas dengan sebuah merek akan merasa terdorong untuk

(28)

14

menyebarkan pengalamannya setelah membeli dan menggunakan merk tersebut.

Sedangkan word of mouth marketing merupakan usaha pemasaran yang memicu konsumen untuk melakukan hal-hal sebagai berikut:

1. Membicarakan 2. Mempromosikan 3. Merekomendasikan

4. Menjual merek kepada pelanggan lain

Pemasaran yang timbul dari pemberian informasi dari mulut ke mulut dari konsumen sebelumnya. Pada dasarnya strategi pemasaran dari WOM sangat rendah tetapi efeknya sangat baik untuk perusahaan dimasa yang akan datang. WOM dari sisi pemasaran produk dengan terciptanya efek yang positif dari konsumen terhadap produk melalui percakapan dari mulut ke mulut konsumen.

b. Indikator Word of mouth

Menurut (Sumardy, 2011) mengemukakan terdapat empat indikator word of mouth yaitu :

1. Membicarakan 2. Mempromosikan 3. Merekomendasikan

4. Menjual merek kepada pelanggan lain.

(29)

5. Kualitas Produk

Menurut (Kotler dan Keller, 2009) kualitas adalah totalitas fitur dan karakteristik produk atau jasa yang bergantung pada kemampuannya untuk memuaskan kebutuhan yang di nyatakan atau tersirat. Sehingga kualitas produk menjadi senjata strategis yang potensial untuk mengalahkan pesaing, karena dengan memberikan kualitas produk baik akan mempengaruhi tingkat pembelian dan tumbuh dengan pesat dalam jangka waktu panjang, sedangkan menurut (Kotler dan Amstrong, 2016) mengungkapkan bahwa semakin baik kualitas produk yang dihasilkan maka akan memberikan kesempatan kepada konsumen untuk melakukan keputusan pembelian.

Defenisi lain menurut Menurut (Kotler dan Amstrong, 2016) kualitas produk adalah keseluruhan kualitas atau keunggulan suatu produk atau jasa layanan berkaitan dengan apa yang diharapkan oleh konsumen. Jika suatu produk dapat berjalan dengan baik sesuai dengan fungsinya maka konsumen akan tertarik untuk melakukan pembelian terhadap produk tersebut. Pengembangan dari kualitas produk sangat didasari oleh kondisi persaingan yang sangat keras antar perusahaan satu sama lain,serta didasari juga oleh kemajuan teknologi, tahapan perekonomian pada saat ini dan juga pada sejarah masyarakat yang ada, dengan demikian maka perusahaan tetap berusaha untuk menjaga nama baik dan reputasinya dengan cara tetap mempertahankan kualitas produk yang dihasilkan tersebut.

(30)

16

Kualitas merupakan salah satu kunci dalam memenangkan dalam persaingan. Ketika perusahaan telah mampu menyediakan produk atau jasa yang berkualitas maka telah membangun salah satu fondasi untuk menciptakan kepuasan konsumen. Beberapa pakar dalam (Yamit, 2010) mengartikan kualitas sebagai berikut :

a) Deming : mendefinisikan kualitas adalah apapun yang menjadi kebutuhan dan keinginan konsumen.

b) Crosby: mempersepsikan kualitas sebagai nihil cacat, kesempurnaan dan kesesuaian terhadapan persyaratan

c) Juran : mendefinisikan kualitas adalah sebagai kesesuaian terhadap spesifikasi.

Adapun dimensi kualitas produk adalah : 1. Kinerja

Yang dimaksud kinerja di sini adalah kinerja utama dari karakteristik pengoperasian.

2. Reliabilitas atau Keandalan

Reliabilitas adalah konsistensi kinerja produk. Bebas dari kerusakan atau tidak berfungsi.

3. Daya Tahan

Rentang kehidupan produk / umur pemakaian produk.

4. Keamanan (Safety)

Produk yang tidak aman merupakan produk yang mempunyai kualitas yang kurang rendah

(31)

a. Indikator kualitas produk

Menurut (Sopiah dan Sangadji, 2013) kualitas produk terdiri dari beberapa indikator, yaitu :

1. Kualitas 2. Rasa 3. Bahan baku 6. Persepsi Harga

Persepsi konsumen terhadap suatu harga dapat mempengaruhi keputusan dalam membeli maupun menggunakan sebuah produk sehingga suatu perusahaan harus mampu memberikan kualitas yang baik di produk dan jasa yang mereka jual. (Juniantara dan Sukawati, 2018) berpendapat persepsi ialah suatu proses seorang individu dalam menilai, mengoganisasikan maupun menterjemahkan stimulus-stimulus informasi yang didapat menjadi suatu gambaran yang menyeluruh.Harga menurut (Kotler dan Amstrong, 2015) harga adalah sejumlah uang yang ditagihkan atas suatu produk atau jasa, atau jumlah dari nilai yang ditukarkan para pelanggan untuk memperoleh manfaat dari memiliki atau menggunakan suatu produk atau jasa.

Ada dua pengaruh faktor harga dalam proses pengambilan keputusan pembeli yaitu sebagai berikut:

1. Peranan alokasi berdasarkan harga yaitu memperoleh manfaat atau kegunaan yang diharapkan oleh konsumen dengan minat daya belinya.

(32)

18

2. Peranan informasi berdasarkan harga yaitu konsumen mencari informasi untuk mengetahui tentang produk terutama dalam manfaat mengenai kualitasnya.

(Tjiptono, 2015) menjelaskan bahwa ketika konsumen sulit untuk membuat keputusan tentang kualitas produk secara objektif, atau dengan menggunakan nama merek atau citra toko, konsumen sering kali menggunakan harga sebagai cerminan dari kualitas suatu produk. Bagi sebuah perusahaan, menetapkan harga suatu poduk tidaklah mudah, ada beberapa proses yang harus dilakukan dalam penetapan harga suatu produk. Ada beberapa proses yang harus dilakukan oleh suatu perusahaan dalam menetapkan harga suatu produk, yaitu :

a. Menentukan tujuan penetapan harga.

b. Memperkirakan permintaan, biaya, dan laba.

c. Memilih strategi harga untuk membantu menentukan harga dasar.

d. Menyesuaikan harga dasar dengan teknik penetapan harga.

Menurut (Tjiptono, 2015) ,ada empat jenis tujuan penetapan harga, yaitu:

1. Tujuan berorientasi pada laba

Asumsi teori ekonomi klasik menyatakan bahwa setiap perusahaan selalu memilih harga yang dapat menghasilkan laba paling tinggi.

Tujuan ini dikenal dengan istilah maksimalisasi laba.

2. Tujuan berorientasi pada volume

Selain tujuan berorientasi pada laba, ada pula perusahaan yang menetapkan harganya berdasarkan tujuan yang berorientasi pada

(33)

volume tertentu atau yang biasa dikenal dengan istilah volume pricing objective.

3. Tujuan berorientasi pada citra

Citra suatu perusahaan dapat dibentuk melalui strategi penetapan harga. Perusahaan dapat menetpkan harga tinggi untuk membentuk atau mempertahankan citra pretisius. Sementara itu harga rendah dapat digunakan untuk membentuk nilai tertentu, misalnya dengan memberikan jaminan bahwa harganya merupakan harga yang terendah disuatu wilayah tertentu.

4. Tujuan stabilitasi harga

Dalam pasar dan konumennya sangat sensitif terhadap harga, bila suatu perusahaan menurunkan harganya, maka para pesaingnya harus menurunkan pula harga mereka. Kondisi seperti ini yang mendasari terbentuknya tujuan stabilisasi harga dalam industi-industri tertentu yang produknya terstandardisai. Tujuan stabilisasi ini dilakukan dengan jalan menetapkan harga untuk hubungan yang stabil antara harga suatu perusahaan dan harga pemimpin industri.

Harga meupakan hal yang penting bagi produsen dan konsumen , bagi seorang produsen harga akan mampu memberikan keuntungan bagi perusahaan melalui hasil penjualan produk, sedangkan bagi pihak konsumen melalui harga yang pantas, konsumen berharap dapat memperoleh keuntungan atau kepuasan dari kegiatan konsumsi yang telah dilakukan. Konsumen akan merasa puas ketika pengorbana yang mereka

(34)

20

keluarkan melalui harga dapat terbayar oleh manfaat produk yang sesuai dengan harapan mereka. Bagi konsumen harga merupakan alah satu faktor penentu dalam pemilihan produk yang berkaitan dengan keputusan membeli yang akan dilakukan.

a. Indikator persepsi harga

Menurut (Peter dan Olson, 2013) terdapat tiga indikator persepsi harga, yaitu :

1. Terjangkau

2. Kesesuaian harga kualitas

3. Bersaing dengan harga yang ditetapkan oleh pesaing 7. Keputusan Pembelian

Keputusan pembelian merupakan salah satu cara konsumen melakukan pembelian terhadap barang atau jasa. Untuk memahami karakter pada konsumen perlu mempelajari tentang perilaku konsumen agar bisa mengetahui aktivitas yang diinginkan konsumen. Menurut (Kotler dan Amstrong, 2015) keputusan pembelian merupakan keputusan konsumen ada beberapa tahap proses secara aktual dalam melakukan suatu pembelian. Menurut (Tjiptono, 2014) keputusan pembelian merupakan alternatif konsumen dalam mengevaluasi terhadap produk tertentu dengan mengenal merek untuk memenuhi kebutuhannya.

keputusan pembelian merupakan proses interaksi antara sikap afektif, sikap kognitif, sikap behavioral dengan faktor lingkungan dengan mana manusia melakukan pertukaran dalam semua aspek kehidupannya.

(35)

Rangsangan pemasaran dan lingkungan mulai memasuki kesadaran pembeli. Kualitas produk, harga, promosi dan lokasi menjadi bagian dari rangsangan pemasaran. Setiap pembeli memiliki rangsangan berbeda- beda dalam proses pengambilan keputusan. Produsen harus mengetahui apa yang diinginkan konsumen dengan menciptakan produk-produk yang ternilai berdasarkan manfaat.

Proses keputusan pembelian konsumen menurut (Kotler dan Amstrong, 2015), ada lima langkah-langkah dalam proses keputusan pembelian :

a. Pengenalan masalah

Proses dimulai saat pembelian menyadari adanya masalah atau kebutuhan. Pembeli merasakan adanya perbedaan antara keadaan aktual dan sejumlah keadaan rangsangan internal maupun eksternal.

Para pemasar perlu mengidentifikasi keadaan yang memicu kebutuhan tertentu. Para pemasar dapat mengevaluasi beberapa informasi yang dinilai konsumen dalam seiring minat terhadap produk. Selain itu pemicu pembelian konsumen dapat dilihat dari strategi pemasaran.

b. Pencarian informasi

Sebelum melakukan pembelian konsumen terdorong mencari segala informasi dari suatu produk dengan bertanya kepada seseorang yang pernah melakukan pembelian atau melihat dari internet.

(36)

22

c. Penilaian Alternatif

Terdapat beberapa proses evaluasi konsumen adalah oriental kognitif , yakni memandang konsumen sebagai pembuat pertimbangan mengenai produk terutama berlandasan pada pertimbangan yang sadar dan rasioal.

d. Keputusan pembeli

Jika keputusan yang diambil adalah membeli, maka pembeli akan menjumpai serangkaian keputusan yang menyangkut jenis pembelian, waktu pembelian, dan cara pembelian. Pada tahap ini konsumen benar- benar membeli produk.

e. Prilaku setelah Membeli

Setelah membeli suatu produk, konsumen akan mengalami beberapatingkatan kepuasan atau ketidakpuasan yang dirasakan, ada kemungkinan bahwa pembeli memiliki ketidakpuasan setelah melakukan pembelian.

A. Indikator keputusan pembelian

Menurut Kotler dan Amstrong, 2016 ) terdapat tiga indikator keputusan pembelian, yaitu :

1. Keputusan yang tepat 2. Preferensi konsumen 3. Pembelian ulang

(37)

8. Pandangan Islam Tentang Variabel Penelitian 8.1. Pandangan islam tentang word of mouth

Islam mengajarkan kegiatan pemasaran harus dilakukan secara jujur begitu juga untuk kegiatan promosi. Promosi suatu barang atau jasa harus dilakukan apa adanya tanpa harus menyembunyikan kekurangan dari barang atau jasa tersebut. Marketing dalam islam harus didasarkan pada prinsip-prinsip syarat islam dan nilai-nilai spiritual.

Dalam hal ini sikap yang harus diterapkan dalm pengucapan yaitu shiddiq (benar dan jujur). Seperti yang dijelaskan dalam Al-Quran surat Al-Ahzab ayat 70-71 :

ْنُكَلاَوْعَأ ْنُكَل ْحِلْصُيااذيِذَس الًَْْق اُْلُْقَّ َ َّاللَّ اُْقَّتا اٌَُْهآ َييِزَّلا اَُِّيَأ اَي ااويِظَع ااصَْْف َصاَف ْذَقَف ََُلُْسَسَّ َ َّاللَّ ِعِطُي يَهَّ ۗ ْنُكَبًُُْر ْنُكَل ْشِفْغَيَّ

Artinya : “ Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kamu sekalian kepada Allah dan katakanlah perkataan yang benar, niscaya Allah memperbaiki amalan-amalanmu dan mengampuni dosa-dosamu.

Barangsiapa mentaati Allah dan RasulNya, maka sesungguhnya ia telah mendapat kemenengan yang besar”.

8.2. Pandangan islam tentang kualitas produk

Suatu pekerjaan pasti didasari oleh niat dan tujuan yang ingin dicapai. Ketika perusahaan melakukan kegiatan pemasarannya niat yang ada adalah mendapatkan keuntungan yang semaksimal mungkin.

(38)

24

Namun dalam prinsip syariah kegiatan pemasaran ini hrus dilandasi oleh semangat ibadah kepada Tuhan Sang Maha Pencipta, berusaha semaksimal mungkin dengan tujuan untuk kesejahteraan bersama bukan untuk kepentingan golongan apalagi kepentingan sendiri.

Islam mengajarkan bila ingin memberikan hasil usaha baik berupa barang maupun pelayanan/jasa hendaknya memberikan yang berkualitas jangan memberikan yang buruk atau tidak berkualitas kepada orang lain.

Selain itu, ternyata Islam melalui Al-Quran surat Al- Baqarah ayat 168 telah memberikan pedoman kepada mukmin ( pelaku usaha ) agar mencarai rezeki yang halal dan baik :

اَهُّيَآٰ ي

ُ ساَّنلا ا ْو ل ك

اَّمِم

ُ ِض ْرَ ْلْا ىِف

ًُل ل َح اًبِّيَط

َُلْ َّو ۖ ا ْو عِبَّتَت

ُِت و ط خ

ُ ِن طْيَّشلا

ُ هَّنِا

ُْم كَل

ُ و دَع

ُ نْيِبُّم

Artinya : “Wahai manusia! Makanlah dari (makanan) yang halal dan baik yang terdapat di bumi, dan janganlah kamu mengikuti langkah- langkah setan. Sungguh, setan itu musuh yang nyata bagimu”. ( Qs. Al- Baqarah :168).

8.3. Pandangan islam tentang persepsi harga

Dalam pandangan islam terutama terkait biaya sangatlah di haramkan tentang untung yang sangat besar yang biasa dikatakan riba, sesuai pada QS.

Al- Baqarah ayat 275 yaitu :

َيِه ُيٰطْيَّشلا َُُطَّبَخَت َي ْيِزَّلا ُمُْْقَي اَوَك َّلًِا َىُْْهُْْقَي َلً اْٰبِّشلا َىُْْلُكْأَي َيْيِزَّلَا

َمَّشَحَّ َعْيَبْلا ُ ّٰاللَّ َّلَحَاَّ ۘاْٰبِّشلا ُلْثِه ُعْيَبْلا اَوًَِّا ا ُْْْٓلاَق ْنًََُِّاِب َكِل ٰر ِّۗسَوْلا

(39)

ۗ ِ ّٰاللَّ ىَلِا ٍُْٓٗشْهَاَّ َۗفَلَس اَه ََٗلَف ىَِٰتًْاَف َِّٖبَّس ْيِّه ٌةَظِعَْْه ٍَٗءۤاَج ْيَوَف ۗاْٰبِّشلا َى ُّْذِل ٰخ اَِْيِف ْنُُ ۚ ِساٌَّلا ُب ٰحْصَا َكِ ى ٰۤلُّاَف َداَع ْيَه َّ

Artinya : ” Orang-orang yang memakan riba tidak dapat berdiri melainkan seperti berdirinya orang yang kemasukan setan karena gila. Yang demikian itu karena mereka berkata bahwa jual beli sama dengan riba. Padahal Allah telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba. Barang siapa mendapat peringatan dari Tuhannya, lalu dia berhenti, maka apa yang telah diperolehnya dahulu menjadi miliknya dan urusannya (terserah) kepada Allah. Barang siapa mengulangi, maka mereka itu penghuni neraka, mereka kekal di dalamnya.”

8.4. Pandangan islam tentang keputusan pembelian

Konsumen yang cerdas adalah konsumen yang selalu mempertimbangkan apa yang hendak dibeli. Dalam proses pengambilan keputusan, konsumen mencari informasi apa dan bagaimana produk tersebut. Sehingga, konsumen harus mempunyai pilihan alternatif. Dengan adanya pilihan alternatif maka konsumen dapat memilih mana produk yang terbaik dan kemudian melakukan keputusan pembelian. Ayat Al-Quran yang memberikan petunjuk bagaiman sebaiknya seorang muslim membelajakan hartanya adalah sebagai berikut :

َّ

َييِزَّلٱ

ااهاََْق َكِل َٰر َيْيَب َىاَكَّ ۟اُّشُتْقَي ْنَلَّ ۟اُْفِشْسُي ْنَل ۟اُْقَفًَأ ْٓاَرِإ

(40)

26

Artinya :”Dan orang-orang yang apabila membelanjakan (harta), mereka tidak berlebihan, dan tidak (pula) kikir, dan adalah (pembelanjaan itu) di tengah-tengah antara yang demikian. (QS. Al-Furqaan : 67).

2.2. Penelitian Terdahulu

Tabel 2.1 NO

Judul peneliti Publikasi Variabel Metode Hasil 1. Pengaruh Word

Of Mouth dan Kualitas Produk terhadap

Keputusan Pembelian Bakso Boedjangan di Surabaya (Soraya dan Marlena, 2020)

JPIM (Jurnal Penelitian Ilmu

Manajemen) , 5(3), 229- 245.

X1 : Word of Mouth X2 : Kualitas Produk Y :

Keputusan Pembelian

Regresi Linear Berganda

Hasil penelitian ini adalah Word Of Mouth dan Kualitas Produk berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap Keputusan Pembelian Bakso Boedjangan di Surabaya

2. Pengaruh Word of mouth,

Kesadaran Merek dan Kualitas Produk terhadap Keputusan Pembelian (Studi pada Mie Akhirat Di Surabaya).

(Linggar Apriliya, 2018)

BISMA (Bisnis dan Manajemen ), 8(2), 237- 252.

X1: Word Of Mouth X2

:Kesadaran Merek X3 : Kualitas Produk Y :

Keputusan Pembelian

Regresi Linear Berganda

Word Of Mouth tidak berpengaruh terhadap Keputusan Pembelian, terdapat pengaruh Kesadaran Merek dan Kualitas Produk terhadap Keputusan Pembelian.

3. Pengaruh Harga Terhadap Keputusan Pembelian Di Rumah Makan Bebek Tresnah Bangkalan. (Rika Maliana, 2020)

Jurnal Ilmu dan Riset Manajemen (JIRM), 4(12).

X : Harga Y :

Keputusan Pembelian

Regresi Linear Berganda

Harga berpengaruh signifikan terhadap Keputusan Pembelian.

(41)

4. Pengaruh Kemasan dan Harga pada Keputusan Pembelian Minuman

Isotonik. (Resmi dan Wismiarsi, 2015)

Jurnal Manajemen dan Bisnis Sriwijaya, 13(1), 1-20.

X1:

Kemasan X2 : Harga Y :

Keputusan Pembelian

Regresi Linear Berganda

Kemasan dan Harga berpengaruh positif dan signifikan terhadap Keputusan Pembelian Minuman Isotonik.

5. Pengaruh Persepsi Harga, Citra Merek Dan Kualitas Produk Terhadap Keputusan Pembelian.

(Dzulkharnain dan Emylia, 2020)

IQTISHAD equity jurnal Manajemen , 1(2).

X1 : Persepsi harga X2: citra merek X3:

Kualitas produk Y :

Keputusan pembelian

Regresi Linear Berganda

secara parsial/sendiri persepsi harga, citra merek dan kualitas produk berpengaruh positif dan

signifikan/bermakna terhadap keputusan pembelian produk tas sophie martin di Kabupaten Sidoarjo.

6. Pengaruh word of mouth terhadap keputusan pembelian makanan khas daerah jambi.

(Yenny

Yurniati, 2017)

Jurnal Manajemen Terapan dan

Keuangan, 6(3), 220- 225.

X1 : word of mouth Y :

Keputusan pembelian

Regresi Linear Berganda

Hasil penelitian

variabel word of mouth berpengaruh terhadap keputusan pembelian makanan khas daerah jambi

7. Pengaruh word of mouth dan

kualitas produk terhadap keputusan pembelian dirumah makan bebek sinjay bangkalan.

(Wilanda dan Sudarwanto, 2022)

Jurnal Pendidikan Tata Niaga (JPTN), 10(1), 1573-1582.

X1: word of mouth X2 : kualitas produk Y :

Keputusan Pembelian

Regresi Linear Berganda

Hasil penelitian word of mouth dan kualitas produk berpengaruh positif dan signifikan terhadap Keputusan Pembelian rumah makan bebek sinjay bangkalan

(42)

28

8. Pengaruh Kualitas Produk Dan Harga Terhadap Keputusan Pembelian Makanan Kripik Seblak Bantet Di Desa Bumiharjo.

(Sari dan Bara, 2021)

Jurnal Manajemen Bisnis Syariah, 1(1), 61-67.

X1: kualitas produk X2 : Harga Y :

Keputusan Pembelian

Regresi Linear Berganda

Hasil penelitian kualitas produk dan harga berpengaruh positif terhadap Keputusan Pembelian keripik seblak bantet didesa bumiharjo

9. Pengaruh

Kualitas Produk, Word Of Mouth Dan Citra Merk Lokal Terhadap Keputusan Pembelian Pada Makanan Khas Gresik. (Hasyim Asy’ari, 2021)

Jurnal EMBA:

Jurnal Riset Ekonomi, Manajemen , Bisnis dan Akuntansi, 5(2).

X1: kualitas produk X2 : word of mouth X3 : citra merek Y :

Keputusan Pembelian

Regresi Linear Berganda

Hasil penelitian kualitas produk ,word of mouth dan citra merek berpengaruh positif dan signifikan terhadap Keputusan Pembelian makanan khas gresik

10. Pengaruh Persepsi Harga, Persepsi Kualitas Produk Dan Kualitas Layanan Terhadap

Keputusan Pembelian Konsumen Eden International Daily Food, Semarang.

(Dinata dan Khasanah, 2022)

Diponegoro Journal of Manageme nt, 11(2).

X1:

persepsi harga X2 : persepsi kualitas produk X3 : kualitas layanan Y :

Keputusan Pembelian

Regresi Linear Berganda

Hasil penelitian persepsi harga , persepsi kualitas produk dan kualitas layanan berpengaruh positif dan signifikan terhadap Keputusan Pembelian Daily food

2.3. Kerangka Pemikiran

Berdasarkan penjelasan latar belakang perumusan masalah diatas, maka penulis dalam penelitian ini dapat menggambarkan konsepsional, sebagai berikut :

(43)

1. Variabel bebas (X) yaitu Word of Mouth (X1), Kualitas Produk (X2), Persepsi Harga (X3)

2. Variabel Terikat ( Y) yaitu Keputusan Pembelian.

Gambar 2.1 Kerangka pemikiran

H1 H2

H3

H4

Sumber : Diolah oleh penulis,2022 Keterangan :

Pengaruh secara parsial Pengaruh secara simultan

2.4. Hubungan antara variabel dan Hipotesis

2.4.1. Hubungan Antara Word Of Mouth Terhadap Keputusan Pembelian word of mouth marketing yaitu membicarakan suatu produk ke orang lain dengan apa yang dirasakannya. WOM adalah percakapan untuk menanyakan perihal suatu produk ke keluarga, sahabat atau rekan kerja.

Dampak dari WOM mampu menjadikan salah satu tahap untuk kemajuan Word of mouth

( X1)

KuKualitas Produk (X2)

Persepsi Harga (X3)

Keputusan Pembelian (Y)

(44)

30

suatu bisnis, dengan kata lain WOM yaitu memberikan informasi melalui percakapan dari orang ke orang lainnya. WOM juga dapat dijadikan suatu perbincangan pada kebaikan suatu produk yang dirasakan oleh konsumen.

(Sernovitz, 2012)

word of mouth marketing adalah suatu proses pemasaran yang dilakukan dari mulut kemulut. Pada dasarnya, teknik satu ini berfokus memberikan peklayanan sebaik mungkin kepada konsumen. Misalnya, ada seseorang pelanggan yang sangat menyukai produk tertentu. Tidak sekedar menyukai saja ia juga membicarakan produk tersebut kepada orang lain.

Hipotesis untuk penelitian ini berdasarkan uraian diatas, yaitu :

H1 : Diduga ada pengaruh positif signifikan antara word of mouth terhadap keputusan pembelian pada Tahu Sumedang Renyah.

2.4.2. Hubungan Antara Kualitas Produk Terhadap Keputusan Pembelian kualitas produk adalah keseluruhan kualitas atau keunggulan suatu produk atau jasa layanan berkaitan dengan apa yang diharapkan oleh konsumen. Jika suatu produk dapat berjalan dengan baik sesuai dengan fungsinya maka konsumen akan tertarik untuk melakukan pembelian terhadap produk tersebut. (Kotler dan Amstrong, 2016)

menurut (Kotler dan Amstrong, 2016) mengungkapkan bahwa semakin baik kualitas produk yang dihasilkan maka akan memberikan kesempatan kepada konsumen untuk melakukan keputusan pembelian.

Kualitas produk adalah sejumlah atribut atau sifat-sifat yang dideskripkan didalam produk (barang dan jasa) dan digunakan untuk

(45)

memenuhi harapan-harapan pelanggan. Kualitas produk merupakan aspek penting yang sangat berpengaruh pada kinerja aspek-aspek yang lain didalam perusahaan. Semakin rendah tingkat kegagalan produk yang dihasilkan maka produk yang dihasilkan semakin berkualitas.

Hipotesis untuk penelitian ini berdasarkan uraian diatas, yaitu :

H2 : Diduga ada pengaruh positif signifikan antara kualitas produk terhadap keputusan pembelian pada Tahu Sumedang Renyah.

2.4.3. Hubungan Antara Persepsi Harga Terhadap Keputusan Pembelian Persepsi konsumen terhadap suatu harga dapat mempengaruhi keputusan dalam membeli maupun menggunakan sebuah produk sehingga suatu perusahaan harus mampu memberikan kualitas yang baik di produk dan jasa yang mereka jual. (Jiang, 2015) berpendapat persepsi ialah suatu proses seorang individu dalam menilai, mengoganisasikan maupun menterjemahkan stimulus-stimulus informasi yang didapat menjadi suatu gambaran yang menyeluruh.

Persepsi memiliki pengaruh yang erat dalam proses pengambilan keputusan pembelian, karena semakin tinggi persepsi seseorang terhadap produk tersebut, maka semakin tinggi pula tingkat pemgambilan keputusannya untuk membeli produk tersebut.

Hipotesis untuk penelitian ini berdasarkan uraian diatas, yaitu :

H3 : Diduga ada pengaruh positif signifikan antara persepsi harga terhadap keputusan pembelian pada Tahu Sumedang Renyah.

(46)

32

Berdasarkan penelitian yang dilakukan Linggar Apriliya (2018) Word Of Mouth tidak berpengaruh terhadap Keputusan Pembelian, terdapat pengaruh Kesadaran Merek dan Kualitas Produk terhadap Keputusan Pembelian.

2.4.4. Hubungan antara word of mouth, kualitas produk dan persepsi harga terhadap keputusan pembelian

word of mouth, kualitas produk dan persepsi harga diindikasi memiliki pengaruh secara simultan terhadap keputusan pembelian. Apabila konsumen mendapatkan keinginannya maka mereka akan meninggalkan kesan yang baik terhadap word of mouth, kualitas produk dan persepsi harga yang dibelinya. Persepsi harga juga akan mempengaruhi kkeputusan pembelian dikarenakan persepsi harga setiap orang berbeda-beda, maka dari itu pemasar harus dapat menentukan bagaimana caranya agar produknya tertanam pada diri konsumen dan memberikan saran yang sesuai dan memiliki solusi yang tepat bagi para calon konsumennya.

Berdasarkan penelitian yang dilakukan (Soraya dan Marlena, 2020) Word Of Mouth dan kualitas produk berpengaruh terhadap Keputusan Pembelian Bakso Boedjangan di Surabaya.

Hipotesis untuk penelitian ini berdasarkan uraian diatas, yaitu :

H4 : Diduga ada pengaruh secara simultan antara Word of mouth, kualitas produk, dan persepsi harga terhadap keputusan pembelian pada Tahu Sumedang Renyah.

(47)

2.5. Definisi Konsep Operasional variabel penelitian

Tabel 2.2. Defenisi Operasional Variabel Penelitian :

Variabel Definisi Indikator Skala

Word of Mouth ( X1)

Word of Mouth adalah kegiatan pemasaran melalui perantara orang keorang baik secara lisan, tulisan, maupun lewat alat komunikasi elektonik yang terhubung internet yang didasari oleh pengalaman atas produk atau jasa.

1. Membicarakan 2. Mempromosikan 3. Merekomendasikan 4. Menjual merek

kepada pelanggan lain.

Likert

Kualitas Produk (X2)

Kemampuan suatu perusahaan terhadap pengembangan produksi dituntut oleh adanya kemampuan mengidentifikasi adanya hambatan atau peluang yang akan didapatkan dari dalamnya.

1. Kualitas 2. Rasa 3. Bahan baku

Likert

Persepsi Harga (X3)

Persepsi harga (Price Perception) adalah nilai yang terkandung dalam suatu harga yang

berhubungan dengan manfaat dan memiliki atau menggunakan suatu produk atau jasa.

1. Terjangkau 2. Kesesuaian harga

kualitas.

3. Bersaing dengan harga yang ditetapkan oleh pesaing.

Likert

Keputusan Pembelian (Y)

Keputusan pembelian adalah tahap dimana pembeli telah menentukan pilihannya dan melakukan

pembelian produk serta mengkonsumsinya.

1. Keputusan yang tepat.

2. Preferensi konsumen.

3. Pembelian ulang.

Likert

(48)

34 BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1. Lokasi dan waktu penelitian

Jenis penelitian ini adalah kuantitatif dengan pendekatan deskriptif. Penelitian ini dilakukan di Usaha Tahu Sumedang Renyah yang beralamat di Jl. Raya Pekanbaru-Bangkinang Desa Sungai Pinang.

Kecamatan Tambang, Kabupaten Kampar, Riau. Waktu penelitian dilaksanakan pada tanggal 28 Desember 2021 sampai juli 2022. Dengan pengambilan sampel pada umumnya dilakukan secara random dan pengumpulan data menggunakan instrumen penelitian. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh variabel independen dengan dependen, seberapa kuat pengaruh antar variabel tersebut dan menunjukkan hubungan antar variabel.

3.2. Jenis dan Sumber Data a. Data Pimer

Data primer adalah data yang diperoleh secara langsung dari responden yang terdiri atas indentitas responden dan juga hasil tanggapan responden berhubungan dengan objek penelitian dan membutuhkan pengolahan lebih lanjut.data primer tersebut berupa data mentah untuk tanggapan responden mengenai word of mouth, kualitas produk dan persepsi harga pada produk Tahu Sumedang Renyah cabang Kampar.

(49)

b. Data Sekunder

Data sekunder adalah data yang diperoleh secara tidak langsung dari objek yang diteliti. Data yang diperoleh ada hubungannya dengan penelitian ini, yaitu melalui sumber informasi sesuai dengan masalah yang diteliti dan juga sumber-sumber teori yang mendukung penelitian ini.

3.3. Populasi dan Sampel a. Populasi

Menurut (Hartono, 2011) Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian, jadi penelitian populasi adalah penelitian yang dilakukan dengan menggunakan semua subjek penelitian sebagai sumber data, sehingga hasil penelitiannya disebut dengan populasi. Adapun populasi dalam penelitian ini adalah seluruh pelanggan yang datang ke Tahu Sumedang Renyah.

b. Sampel

Secara umum besarnya sampel yang diperlukan sangat dipengaruhi oleh maksimum eror (e) dan derajat kepercayaan dalam penaksiran populasi tersebut sehingga besarnya dapat diketahui sebagai berikut (Hadi, 2001) :

1. Dengan tingkat kepercayaan 95% dan error sampling sebesar 5%

besar sampel . Diketahui nilai Z pada tingkat kerpercayaan 95%

adalah 1,96. Maka besarnya sampel:

(50)

36

( )

( )

n = 96,4

Berdasarkan perhitungan, maka sampel dalam penelitian ini berjumlah 96 orang. Peneliti menetapkan sampel dalam penelitian ini yaitu 96 orang pelanggan yang berkunjung ke Tahu Sumedang Renyah.

3.3.1. Teknik Pengambilan Sampel

Penelitian ini menggunakan teknik accidental sampling dimana pengumpulan data dilakukan kepada siapa saja yang bertemu dengan peneliti dapat digunakan sebagai sampel, bila dipandang cocok untuk sebagai sumber data (Sugiyono, 2018). Teknik penentuan sampelnya menggunakan rumus lemeshow.

Adapun kriteria dari sampel adalah responden yang pernah membeli Tahu Sumedang Renyah, konsumen yang bersedia menjadi responden, konsumen yang berusia 10 keatas.

3.4. Teknik Pengumpulan Data

Untuk dapat mengumpulkan data-data di atas penulis menggunakan metode pengumpulan data. Alat ukur pengumpulan data yang peneliti gunakan adalah :

(51)

a. Wawancara

Yaitu teknik pengumpulan data yang merupakan pertemuan dua orang untuk bertukar pikiran, dilakukan dengan melakukan tanggung jawab langsung dengan responden dan pihak-pihak yang ada kaitannya dengan masalah yang akan diteliti.

b. Kuesioner

Yaitu merupakan suatu pengumpulan data yang memberikan daftar pertanyaan kepada responden dengan harapan mendapatkan respon atas dasar pertanyaan tersebut, kuesioner dilakukan oleh pembeli produk Tahu Sumedang Renyah dengan menggunakan skala Likert.

3.5. Metode Analisis Data

Analisis data dapat dilakukan baik terhadap data primer maupun data sekunder menggunakan metode deskriktif kuantitatif yaitu mengklasifikasikan data berdasarkan persamaan jenis dari data tersebut.

Analisis kuantitatif adalah analisa menggunakan angka-angka dan perhitungan dengan metode statistik.

Menurut (Lupiyadi dan Ridho ,2013) statistik deskriptif merupakan bagian dari statistika yang mempelajari alat, teknik ataupun prosedur yang ditujukan untuk mendapatkan gambaran atau mendeskripsikan sekumpulan data dari hasil pengamatan. Fungsi analisis deskriptif adalah memberikan gambaran umum untuk melihat karakteristik data yang kita peroleh.Gambaran umum ini bisa menjadi acuan untuk melihat karakteristik data yang diperoleh.

(52)

38

Berdasarkan metode penelitian yang telah dikemukakan di atas, maka data informasi yang diperoleh akan dikelompokkan dan dipisahkan sesuai dengan jenisnya dan dianalisa secara kuantitatif yang disajikan dalam bentuk tabel dan uraian. Didalam pengukuran terhadap masing- masing variabel penulis membuat suatu daftar pertanyaan yang nantinya akan dijawab oleh responden dan diberi skor, sehingga nantinya data tersebut akan menjadi data yang bersifat kuantitatif. Untuk menentukan nilai jawaban setiap pertanyaan digunakan skala likert yaitu digunakan untuk mengukur tanggapan atau respon seseorang tentang objek.

Setiap pertanyaan mempunyai lima alternative jawaban, maka untuk itu penulis menetapkan skor bagi masing-masing alternatif jawaban yang dipilih sebagai berikut :

1. Jika memilih SS = Sangat setuju diberi skor 4 2. Jika memilih S = setuju diberi skor 3

3. Jika memilih TS= tidak setuju diberi skor 2

4. Jika memilih STS = sangat tidak setuju diberi skor 1 a. Uji Kualitas Data

Kualitas data penelitian suatu hipotesis sangat tergantung pada kualitas data yang dipakai dalam penelitian tersebut. Untuk menentukan batas kebenaran maka ketepatan alat ukur suatu indikator variabel penelitian dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut :

(53)

1. Uji Validitas

Uji Validitas menunjukkan sejauh mana suatu alat ukur benar-benar cocok atau sesuai sebagai alat ukur yang diinginkan. Pengujian ini berguna untuk mengetahui apakah ada pertanyaan pada kuisioner yang harus dibuang atau diganti karena dianggap tidak relevan. Taraf signifikansi yang disediakan ada tiga jenis yaitu 0,01, 0,05 dan 0,10. Penentuan taraf signifikansi ini disesuaikan kembali oleh si peneliti, bersedia menentukan sebebas-bebasnya berapa taraf signifikansi yang diinginkan dalam penelitian. Seandainya jika ada item yang tidak memenuhi persyaratan maka item tersebut gugur dan tidak akan diteliti lebih lanjut.

Pengujian dilakukan dengan membandingkan nilai korelasi produk moment (r) hitung dengan nilai r tabel. Menurut (Widiyanto, 2010) Teknik corrected-item total correlation secara teoritis mengunakan rumus korelasi terhadap efek spurios overlap. Nilai ini kemudian kita bandingkan dengan , dicari pada signifikasi 0,05 atau 5% dengan jumlah (n) = 96,maka didapat sebesar 0,203.

Kriteria penilainya adalah :

1) Jika r hitung > tabel (0,203) maka dikatakan item pernyataan tersebut valid.

2) Jika r hitung < tabel (0,203) maka dikatakan item pertanyaan tidak valid.

(54)

40

2. Uji Reliabilitas

Uji Reliabilitas dilakukan dalam sebuah penelitian untuk mengetahui seberapa besar tingkat keabsahan sehingga dapat menghasilkan data yang memang benar-benar sesuai dengan kenyataan dan dapat digunakan berkali-kali pada waktu yang berbeda, pengujian ini menggunakan metode alpha. Suatu instrument dikatakan reliable apabila didapatkan angka reliabilitas. Suatu variabel dikatakan reliabel apabila kriteria suatu pengujian pengujian menunjukkan nilai cronbach‟s alpha lebih dari 0,06 (α > 0,06), maka ukuran kuesioner yang dipakai sudah reliabel.

b. Uji Asumsi Klasik

Untuk mengetahui apakah hasil estimasi yang dilakukan betul- betul terbebas dari yang bias mengakibatkan hasil Regresi yang diperoleh tidak valid dan akhir regresi tersebut tidak dapat dipergunakan sebagai dasar untuk menguji hipotesis dan penarikan kesimpulan, maka dilakukan pengujian yang disebut dengan uji asumsi klasik.

1. Uji Normalitas Data

Uji normalitas digunakan untuk menguji dalam model regresi, variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal. Seperti diketahui bahwa uji t dan F mengasumsikan bahwa nilai residual mengikuti distribusi normal. Kalau asumsi ini dilanggar maka uji statistik menjadi tidak valid untuk jumlah sampel kecil. Untuk mendeteksi normalitas pada penelitian ini menggunakan analisis grafik, dengan

(55)

melihat grafik histogram yang membandingkan antara data observasi dengan distribusi yang mendekati normal. Metode yang lebih handal yaitu dengan melihat normal probability plot. Distribusi normal akan membentuk satu garis lurus diagonal. Jika distribusi data residual normal, maka garis yang menggambarkan data sesungguhnya akan mengikuti garis diagonalnya. Jika distribusi data residual normal, maka garis yang menggambarkan data sesungguhnya akan mengikuti garis diagonalnya (Ghozali, 2013).

2. Uji Multikoliniearitas

Multikoliniearitas berarti terjadi kolerasi linear yang mendekati sempurna antar lebih dari dua variabel bebas. Tujuan untuk menguji apakah dalam model regresi yang terbentuk kolerasi yang tinggi atau sempurna diantara variabel bebas atau tidak. Jika dalam model regresi yang terbentuk terdapat kolerasi yang tinggi atau sempurna diantara variable bebas maka model regresi tersebut dinyatakan mengandung gejala Multikoliniear.

Uji multikoloneritas bertujuan untuk menguji pada model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (Ghozali, 2018). Dalam penelitian ini, multikolonieritas dapat dilihat dari nilai tolerance dan Variance Inflation Factor (VIF). Multikolinearitas terjadi jika nilai tolerance ≤ 0,1 dan nilai VIF ≥ 10 dalam model.

Referensi

Garis besar

Dokumen terkait

Jika salah satu arus dalam alat penukar panas merupakan fluida proses yang dikondensasikan sedangkan fluida yang lain merupakan refrigerant atau fluida

Penelitian ini diharapkan mampu memberikan data ilmiah yang digunakan untuk mengetahui spektrum efek toksik/ potensi ketoksikan dan gejala toksik yang ditimbulkan

Kedua klon yang ditargetkan sebagai kentang sayur ini memiliki potensi menghasilkan rata-rata jumlah umbi yang cukup tinggi antara 10.27-10.53 umbi per tanaman dan

Dari hasil wawancara tersebut dapat disimpulkan jumlah pengunjung Paralayang Gunung Panten Majalengka pada awal berdiri sangat melonjak namun pada tahun 2017 menurun karena

kecuali untuk asal-usul geogenik yang tidak umum, kontaminan logam berat secara tidak sengaja diperkenalkan ke tanah melalui aktivitas antropogenik seperti penambangan,

Dari penelitian yang telah dilakukan, teknik yang sering digunakan pada film “Muhammad : The Messenger of God” pada shot yang memiliki hubungan dengan karakter

Pada makalah ini dikaji dependensi dalam model resiko individual menggunakan metode direct calculation dan hubungannya dengan independensi resiko dalam asuransi

Narasumber yang dimaksud adalah Ketua Divisi Perencanaan dan Pengembangan Edukasi Keilmiahan (P2EK) Kelompok Peneliti Muda Universitas Negeri Jakarta 2018 sebagai