• Tidak ada hasil yang ditemukan

MENINGKATKAN GERAK DASAR MEMUKUL BOLA MELALUI MODIFIKASI BOLA DALAM PEMBELAJARAN PERMAINAN BOLA BAKAR (Penelitiantindakankelaspadasiswakelas IV MIN GuwaKidulKecamatan KaliwediKabupaten Cirebon).

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "MENINGKATKAN GERAK DASAR MEMUKUL BOLA MELALUI MODIFIKASI BOLA DALAM PEMBELAJARAN PERMAINAN BOLA BAKAR (Penelitiantindakankelaspadasiswakelas IV MIN GuwaKidulKecamatan KaliwediKabupaten Cirebon)."

Copied!
37
0
0

Teks penuh

(1)

MODIFIKASI BOLA DALAM PEMBELAJARAN PERMAINAN BOLA BAKAR

(Penelitiantindakankelaspadasiswakelas IV MIN GuwaKidulKecamatan KaliwediKabupaten Cirebon)

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Oleh

LIEN KUSLINAH NIM. 0905385

PROGRAM STUDI S-1 PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR PENJAS

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

(2)

Saya menyatakan bahwa skripsi yang berjudul “ Meningkatkan Gerak Dasar Memukul Bola Bakar melalui Modifikasi Bola dalam Pembelajaran Permainan Bola Bakar pada Siswa

Kelas IV MIN Guwa Kidul Kecamatan Kaliwedi, Kabupaten Cirebon” ini sepenuhnya karya

saya sendiri. Tidak ada bagian di dalamnya yang merupakan plagiat dari karya orang lain dan

saya tidak melakukan penjiplakan atau pengutipan dengan cara-cara yang tidak sesuai dengan

etika keilmuan. Adanya pelanggaran atas pernyataan ini, saya siap menanggung resiko atau

sanksi yang dijatuhkan kepada saya apabila dikemudian hari ditemukan adanya pelanggaran

terhadap keilmuan dalam karya saya ini atau ada klaim lain terhadap keaslian karya saya ini.

Cirebon, Mei 2013

Yang membuat pernyataan,

LIEN KUSLINAH

(3)

BAB I PENDAHULUAN

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Pembelajaran Penjas di SD ... 15

1. Pengertian Pendidikan Jasmani ... 15

2. Perkembangan dan Karakteristik Anak ... 23

3. Konsep Permainan ... 30

5. Teknik Dasar Dalam Permainan Kasti... 31

6. Tinjauan Fasilitas Pembelajaran ... 34

C. Hasil Pembelajaran Memukul Bola Kasti ... 35

D. Memodifikasi Bentuk Alat dalam Pembelajaran Permainan Kasti ... 36

E. Temuan Hasil Penelitian yang Relevan ... 41

F. Hipotesis Tindakan ... 42

(4)

BAB IV PAPARAN DATA DAN PEMBAHASAN

A. Paparan Data Awal ... 58

1. Paparan Data Perencanaan Pembelajaran ... 59

2. Paparan Data Kinerja Guru ... 61

a. Paparan Data Perencanaan Tindakan Siklus I ... 70

b. Paparan Data Kinerja Guru Siklus I ... 76

c. Paparan Data Aktivitas Siswa Siklus I ... 79

d. Paparan Data Hasil Belajar Siklus I ... 81

e. Analisis dan Refleksi Siklus I ... 83

2. Paparan Data Tindakan Siklus II... 89

a. Paparan Data Perencanaan Siklus II ... 89

b. Paparan Data Kinerja Guru Siklus II ... 93

c. Paparan Data Aktivitas Siswa Siklus II ... 96

d. Paparan Data Hasil Belajar Siklus II ... 98

e. Analisis dan Refleksi Siklus II ... 99

3. Paparan data Tindakan Siklus III ... 100

a. Paparan Data Perencanaan Tindakan Siklus III ... 104

b. Paparan Data Kinerja Guru Siklus III ... 106

c. Paparan Data Aktivitas Siswa Siklus III ... 108

d. Paparan Data Hasil Observasi Siklus III ... 110

e. Analisis dan Refleksi Siklus III ... 113

C. Pembahasan ... 120

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 130

(5)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan Jasmani merupakan salah satu alat yang sangat penting untuk

merangsang pertumbuhan dan perkembangan manusia karena Pendidikan Jasmani

erat kaitannya dengan gerak manusia. Pendidikan Jasmani merupakan bagian dari

proses pendidikan secara keseluruhan.

Pendidikan jasmani pada hakikatnya adalah proses pendidikan yang memanfaatkan aktivitas fisik dan kesehatan untuk menghasilkan perubahan holistik dalam kualitas individu baik dalam hal fisik, mental, serta emosional, Pendidikan jasmani memperlakukan anak sebagai sebuah kesatuan utuh, makhluk total, dari pada hanya menganggapnya sebagai seorang yang terpisahkan kualitas fisik dan mentalnya.

H.J.S.Husdarta (2009: 3)

Pendidikan jasmani merupakan bagian integral dari pendidikan secara

keseluruhan yang bertujuan untuk mengembangkan aspek kebugaran jasmani,

keterampilan gerak, keterampilan, berfikir kritis, keterampilan sosial, penalaran,

stabilitas emosional dan lain sebagainya melalui aktivitas jasmani terpilih yang

direncanakan secara sistimatis dalm rangka mencapai tujuan nasional. Hal

tersebut sesuai dengan yang dirumuskan dalam kurikulum jasmani untuk sekolah

dasar.

Dalam kurikulum pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan tahun

2006/KTSP merupakan gerak dominan dalam ruang lingkup permainan dan

olahraga, dengan kompetensi dasar yang dihadapkan adalah mempraktikan gerak

dasar permainan kecil yang dimodifikasi secara nilai kerjasama tim, sprotivitas

dan kejujuran. Hal ini selaras dengan pendapat Lutan (2001: 46) : “semakin

banyak pembendaharaan gerak dasarnya, semakin terampil dia melakukan

keterampilan lainnya seperti dalam kehidupan sehari-hari termasuk keterampilan di tempat mereka bekerja’. Melalui pengalaman bergerak dihadapkan akan memberikan kontribusi yang signifikan bagi upaya pembangunan manusia

seutuhnya, dengan demikian betapa pentingnya kegiatan jasmani di sekolah dasar

(6)

untuk diberdayakan baik dalam ruang lingkup intakurikuler maupun

ekstrakurikuler.

Pendidikan jasmani sebagai pendidikan ang integral menjadikan lternatif

terbaik, apabila pendidikan jasmani dibangun dengan benat juga ditunjang dengan

sarana dan prsarana yang memadai akan memberikan kontribusi yang signifikan

bagi upaya pembangunan nmanusia seutuhnya. Hal tersebut sesuai dengan tujuan

pendidikan nasional yang tercantum dalam UU No. 20 tahun 2003 tentang sistem

pendidikan nasional dan peraturan pemerintah No. 19 tahun 2003 tentang standar

pendidikan nasional.

Pembelajaran pendidikan jasmani khususnya pembelajaran permainan

sangat diminati dan disenangi oleh anak-anak, permainan kaitanya dengan

pembelajaran pendidikan jasamani adalah berupa permainan yang penuh

perjuangan fisik untuk memenangkan suatu permainan. Hal ini dapat berupa

permainan oleh raga, permainan tradisional, permainan kecil, permainan suatu

teknik dasar atau keterampilan dan sebagainya.

Permainan dapat menimbulkan kerugian, kelincahan, relaksasi dan

harmonisasi sehingga seseorang cenderung bergairah. Kegairahan cukup penting

dalam kegiatan belajar khususnya pendidikan jasmani, sehingga seorang anak

nantinya akan dapat dengan mudah melakukan gerak yang diinginkan tanpa

tekanan dan hambatan akibat kebosanan. Selanjutnya siswa akan lebih aktif

melakukan persaingan dengan temannya dan akan melupakan sejenak kesulitan

yang sedang dihadapinya serta tidak akan kelihatan lelah dalam melakukannya

karena didasari dengan kesenangan. Kemampuan fisik anak kecil belum

sempurna, potensi-potensi yang ada dalam dirinya perlu dilatih dan dikembangkan

potensi-potensi tersebut salah satunya dengan bermain yang merupakan dorongan

atau naluri sekaligus merupakan kebutuhan dalam hidupnya. Hal ini selaras

dengan pendapat H.J.S. Husdarta (2009: 6) mengatakan bahwa: “bermain pada

intinya adalah aktivitas yang digunakan sebagai hiburan.”

Dalam Kamus Bahasa Indonesia (2008: 968) terdapat pengertian bahwa

“bermain adalah melakukan sesuatu untuk bersenang-senang; berbuat sesuatu

(7)

Permainan bola bakar merupakan salah satu materi dari mata pelajaran

pendidikan jasmani yang harus diberikan ke kelas IV sesuai dengan pegangan

guru yaitu kurikulum pendidikan jasmani, dalam permainan bola bakar tersebut

ada beberapa keterampilan dasar yang harus dimiliki siswa supaya permainan

dapat berjalan denagan baik, keterampilan dasar tersebut diantaranya yaitu

memukul bola. Namun demikian berdasarkan fakta yang terjadi di lapangan masih

banyak faktor-faktor yang menyebabkan tidak lancar proses pembelajaran

sehingga tujuan pembelajaran tidak tercapai. Kesulitan yang dihadapi antara lain

siswa tidak dapat memukul bola dalam permainan bola bakar sehingga permainan

bola bakar tersebut tidak berjalan dengan efektif.

Tabel 1.1

Tes Awal Memukul Bola Sebelum Menggunakan Modifikasi Bola

No Nama Siswa

Memukul Bola Ket.

Sikap Awal Pelaksanaan Sikap Akhir Jumlah

(8)

Keterangan Perolehan Nilai Siswa :

Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) = 65

Dari hasil observasi awal yang dilakukan oleh peneliti di lapangan

terhadap keterampilan memukul bola dalam permainan bola bakar melalui tes

awal memukul bola pada siswa kelas IV MIN Guwa Kidul Kecamatan Kaliwedi

Kabupaten Cirebon, dari 21 siswa, siswa yang dapat memukul bola sekitar tujuh

siswa atau 33% selebihnya 14 siswa atau sekitar 67% tidak dapat memukul bola

sehingga tujuan pembelajaran tidak tercapai dan permainan tidak berjalan dengan

efektif.

Dengan demikian keterampilan dasar memukul bola dalam permainan bola

bakar merupakan suatu masalah yang terjadi di MIN Guwa Kidul Kecamatan

Kaliwedi Kabupaten Cirebon yang harus dicarikan pemecahannya.

Untuk dapat menyelesaikan permasalahan tersebut maka diperlukan suatu

cara yang sesuai dengan pokok permasalahan yang muncul. Adapun upaya yang

dilakukan adalah dengan memodifikasi alat pemukul dari yang kecil sampai pada

ukuran yang sebenarnya, hal ini dilakukan untuk melatih ketepatan memukul bola

bakar sehingga permainan bola bakar dapat berjalan dengan efektif. Melihat

kondisi tersebut peneliti. Akhirnya terinspirasi untuk menghadirkan bola yang

dimodifikasi, tujuannya adalah untuk melatih ketepatan siswa dalam memukul

bola sehingga proses pembelajaran dapat berjalan dengan efektif.

Dalam penyelenggaraan program pendidikan jasmani hendaknya

mencerminkan karakteristik program pendidikan jasmani itu sendiri, yaitu

Developentally Appropriate Practive (DAP), artinya bahwa tugas ajar yang

disampaikan harus memehatikan perubahan kemampuan atau kondisi anak, dan

dapat membantu mendorong kearah perubahan tersebut. Dengan demikian tugas

(9)

anak didik yang diajar. Perkembangan atau kematangan yang dimaksud mencakup

fisik, psikis maupun keterampilannya.

Penggunaan media pembelajaran dalam kegiatan belajar mengajar

merupakan kelanjutan dari konsep bahwa proses belajar mengajar adalah proses

komunikasi antara penerima pesan yaitu siswa dan sumber belajar yang

memprogramkan pembelajaran melalui alat bantu yang dirancangnya. Hal ini selaras dengan pendapat R.Angkowo (2007: 11) bahwa media ialah : “segala sesuatu yang dapat dipergunakan untuk menyalurkan pesan dan dapat merangsang

pikiran, dapat membangitkan semangat, perhatian, dan kemauan siswa sehingga dapat mendorong terjadinya proses pembelajaran pada diri siswa”, dengan tujuan untuk mempermudah proses pembelajaran.

Modifikasi pembelajaran pendidikan jasmani peneliti anggap penting

untuk diketahui oleh para guru pendidikan jasmani. Diharapkan dengan mereka

menjelaskan pengertian dan konsep modifikasi, menyebutkan apa yang

dimodifiksai dan bagaimana cara memodifikasinya, menyebutkan dan

menerangkan beberapa aspek analisis modifikasi. Menurut Lutan dalam

H.J.S.Husdarta (2009: 179) menyatakan modifikasi dalam mata pelajaran

pendidikan jasmani diperlukan, dengan tujuan agar:

1. Siswa memperoleh kepuasan dalam mengikuti pelajaran

2. Meningkatkan kemungkinan keberhasilan dalam berpartisipasi

3. Siswa dapat melakukan pola gerak secara benar.

Kegiatan pendidikan jasmani di sekolah merupakan pelajaran yang wajib

diikuti oleh semua siswa, sebagai upaya untuk meningkatkan kualitas

pembelajaran pendidikan jasmani maka perlu adanya pengembangan program

dengan jalan memodifikasi bentuk-bentuk yang telah diprogram. Modifikasi ini

bukan untuk mengubah muatan kurikulum namun untuk mempermudah guru

dalam proses pembelajaran, dengateri dan modifikasi ini dapat menyesuaikan

materi dengan kemampuan siswa sehingga kurikulum pendidikan jasmani dapat

dilaksanakan secara intensif dan perubahan itu dapat menjadi efektif.

Hal ini selaras dengan pendapat H.J.S. Husdarta (2009: 178) yang

(10)

sesuatu yang baru atau yang sudah ada tetapi disajikan dengan cara yang lebih menarik , sehingga anak merasa senang mengikuti pelajaran”. Esensi definisi tersebut dengan permasalahan bola yang dimodifikasi adalah suatu versi khusus

dalam perubahan bentuk alat sampai pada yang sebenarnya dengan tujuan untuk

memperlancar proses pembelajaran juga meningkatkan keterampilan memukul

bola bakar yang disesuaikan dengan kebutuhan dan kemampuan para pemain,

pengalaman-pengalaman khusus para pemain, fasilitas dan perlengkapan yang

tersedia. Untuk mengembangkan lebih lanjut peneliti menuangkan penelitian

tersebut dalam judul Meningkatkan Gerak Dasar Memukul Bola Melalui

Modifikasi Bola Dalam Pembelajaran Permainan Bola Bakar Pada Siswa Kelas

IV MIN Guwa Kidul Kecamatan Kaliwedi Kabupaten Cirebon.

B. Rumusan dan Pemecahan Masalah 1. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang permasalahan di atas, maka yang menjadi

fokus permasalahan peneliti adalah tentang peningkatan gerak dasar memukul

bola bakar pada siswa kelas IV MIN Guwa Kidul Kecamatan Kaliwedi Kabupaten

Cirebon. Namun untuk memfokuskan permasalahan dalam karya tulis ilmiah,

maka masalah harus dirumuskan secara khusus untuk mencapai tujuan penelitian.

Didalam langkah ini peneliti mengajukan pernyataan terhadap dirinya

tentang hal-hal yang akan dicari jawabannya melalui penelitian berdasarkan latar

belakang yang peneliti paparkan maka rumusan masalah dalam penelitian ini

adalah:

a. Bagaimana perencanaan pembelajaran memukul bola bakar dengan

memodifikasi bola pada permainan bola bakar siswa kelas IV MIN Guwa

Kidul?

b. Bagaimana pelaksanaan pembelajaran memukul bola bakar dengan

memodifikasi bola pada permainan bola bakar siswa kelas IV MIN Guwa

Kidul?

c. Bagaimana aktivitas siswa dalam pembelajaran memukul bola bakar dengan

memodifikasi bola pada permainan bola bakar siswa kelas IV MIN Guwa

(11)

d. Bagaimana peningkatan hasil pembelajaran memukul bola bakar dengan

memodifikasi bola dalam permainan bola bakar siswa kelas IV MIN Guwa

Kidul?

2. Pemecahan Masalah

Berdasarkan permasalahan yang ada dalam penelitian tindakan kelas yang

dilaksanakan, maka langkah selanjutnya mencari alternatif pemecahan masalah

terebut yaitu memodifikasi bola dengan cara menentukan posisi bola yang akan

dipukul. Esensi dari memodifikasi tersebut, siswa dapat dilatih ketepatan

perkenaaan memukul bola yang mengakibatkan terjadinya peningkatan

keterampilan memukul bola dalam permainan bola bakar. Pada siklus 1 langkah

pertama siswa melakukan memukul bola yang digantung. Langkah kedua siswa

melakukan memukul bola yang dilambungkan sendiri seperti dalam permainan

kippers. Langkah ketiga siswa melakukan memukul bola yang dilambungkan oleh

temannya.

Peneliti yakin melalui penyajian pembelajaran memukul bola bakari

dengan memodifikasi bola dapat meningkatkan keterampilan memukul bola pada

permainan bola bakar. Pembelajaran memukul bola pada permainan bola bakar

dengan memodifikasi bola dapat dilakukan dengan langkah-langkah sebagai

berikut :

a. Tahapan persiapan, pada tahapan ini guru mempersiapkan media dan alat

kegiatan dan keterampilan pembelajaran yang diperlukan kemudian guru

mengkondisikan siswa ke arah pembelajaran serta memberikan motivasi pada

siswa dalam mengkuti pembelajaran. Guru menjelaskan kepada siswa

mengenai materi, tujuan, pokok-pokok kegiatan dam keterampilan memukul

bola bakar yang digarapkan serta menjelaskan langkah-langkah gerakan

memukul bola bakar dengan memukul yang dimodifikasi.

b. Tahap Pelaksanaan, pada tahap ini guru memberikan bimbingan kepada siswa

mengenai langkah-langkah pembelajaran memukul bola bakar dengan dengan

bola yang dimodifikasi, juga memberikan motivasi kepada siswa agar lebih

(12)

c. Tahapan pengamatan, pada tahapan ini guru mengevaluasi siswa dengan

mengadakan tes dimana setiap siswa melakukan memukul bola bakar yang

dilambungkan oleh gurunya dan diberikan kesempatan memukul bola

sebanyak tiga kali.

d. Tahapan peningkatan kemampuan, pada tahapan ini guru data melihat

peningkatan keterampilan memukul bola bakar melalui modifikasi bola.

Apabila siswa tersebut melakukan memukul bola bakar melebihi dari data

awal, maka hal tersebut merupakan sebuah peningkatan keterampilan.

C. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian tindakan kelas ini untuk meningkatkan keterampilan

memukul bola bakar melalui modifikasi bola pada pembelajaran permainan bola

bakar. Berdasarkan masalah yang dipaparkan, maka tujuan penelitian tindakan

kelas ini adalah sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui bagaimana perencanaan pembelajaran memukul bola

dengan memodifikasi bola pada permainan bola bakar di MIN Guwa Kidul.

2. Untuk mengetahui bagaimana pelaksanaan pembelajaran memukul bola

dengan memodifikasi bola pada permainan bola bakar di MIN Guwa Kidul.

3. Untuk mengetahui bagaimana aktivitas siswa dalam pembelajaran memukul

bola dengan memodifikasi bola pada permainan bola bakar di MIN Guwa

Kidul.

4. Untuk mengetahui peningkatan yang diharapkan dalam pembelajaran

memukul bola dengan memodifikasi bola pada permainan bola bakar di MIN

Guwa Kidul.

D. Manfaat Penelitian

Hasil dari pelaksanaan penelitian tindakan kelas yang merupakan self

reflective teaching diharapakan akan memberikan manfaat dalam rangka layanan

pendidikan yang harus diselenggarakan dalam konteks peningkatan kualitas

program sekolah secara keseluruhan juga membantu guru menghasilkan

(13)

pembelajaran dalam jangka pendek dan hasilnya dapat memberikan manfaat

berarti bagi :

1. Bagi Guru

Dengan dilaksanakan penelitian tindakan kelas ini, guru pendidikan jasmani

dapat beraksi menciptakan alat mmodifikasi untuk memperlancar

kelangsungan proses pembelajaran sehingga dapat mengatasi permasalahan

yang terjadi dilapangan dengan melihat kondisi kemampuan siswa khususnya

dalam pemberian materi memukul bola dalam permainan bola bakar.

2. Bagi Siswa

Hasil penelitian ini akan bemanfaat dalam upaya meningkatkan keterampilan

memukul bola bakar.

3. Bagi Sekolah Dasar

Hasil penelitian ini akan memberikan sumbangan yang baik pada sekolah itu

sendiri dalam rangka perbaikan pembelajaran pada khusunya dan sekolah

lain pada umumnya.

4. Bagi Lembaga UPI

Hasil-hasil yang didapat dari penelitian ini juga bermanfaat dalam rangka

perbaikan pembelajaran, khususnya bagi program studi penjas UPI Kampus

Sumedang sebagai lembaga yang memproduksi guru penjas.

5. Bagi Peneliti

Sebagai acuan untuk menemukan hal-hal yang baru sebagai alternatif dalam

memecahkan masalah dalam pembelajaran.

E. Batasan Istilah

Untuk menghindari penafsiran yang keliru dalam memahami istilah yang

terdapat dalam judul skripsi ini maka perlu kiranya peneliti memberikan

penjelasan istilah-istilah yaitu sebagai berikut:

1. Meningkatkan adalah upaya untuk menambah tingkat, derajat, kualitas.

(Buku Kamus Besar Bahasa Indonesia, 2008: 1712)

2. Gerak dasar merupakan kemampuan gerak dasar yang dapat diterapkan dalam

aneka permainan, olahraga, dan aktivitas jasmani yang dilakukan dalam

(14)

3. Memukul Bola (Batting) merupakan salah satu teknik dalam softball yang

dilakukan oleh regu penyerang dengan melakukan pukulan terdapat bola yang

dilemparkan oleh pitcher. (Parno, 1992: 54).

4. Modifikasi bola merupakan salah satu upaya yang dapat dilakukan oleh para

pengajar pendidikan jasmani agar pembelajaran dalam bola dapat

mencerminkan DAP esensi dalam mengembangkan materi pelajaran

permainan bola.

5. Pembelajaran adalah proses, cara, perbuatan mengajar. (Buku Kamus Besar

Bahasa Indonesia, 2008: 24)

6. Permainan bola bakar adalah permainan beregu, dimainkan oleh dua tim/regu.

Tiap regu terdiri dari 12 pemain. Regu yang mendapat kesempatan memukul

disebut regu/pihak pemukul. Regu yg bertugas jaga lapangan disebut regu

/pihak lapangan. Permainan bola bakar dapat dimainkan oleh anak putra

(15)

METODOLOGI PENELITIAN

A. Lokasi dan Waktu Penelitian 1. Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian tindakan kelas ini adalah di MIN Guwa Kidul yang

Kecamatan Kaliwedi Kabupaten Cirebon.

a. Kondisi Sekolah

MIN Guwa Kidul memiliki 12 ruang yang terdiri dari 6 ruang

belajar/kelas, 1 ruang guru dan kepala sekolah, 1 ruang dapur, 1 ruang mushola, 1

ruang perpustakaan, 1 WC untuk siswa dan 1 WC untuk guru. Halaman sekolah

cukup luas sehingga halaman tersebut dijadikan sebagai tempat untuk

melaksanakan upacara bendera tiap hari senin atau kegiatan olahraga, selain

sering dijadikan untuk bermain siswa.

Berikut ini gambar denah MIN Guwa Kidul:

U

orang penjaga sekolah dan tenaga TU. Berikut adalah data Tenaga Pengajar MIN

(16)

Keadaan Guru MIN Guwa Kidul

No Nama NIP Jabatan

1 Hj.Mariyah, S.Pd.I 195710051983032002 Kepala Sekolah

2 Hj.Suhaeru, S.Pd.I 197010101990032010 Guru Kelas

3 Khaedaron, S.Pd.I 197312161978032002 Guru Kelas

4 Tasdik, S.Pd.I 196804192005122003 Guru Kelas

5 Sanasi, S.Pd.I 197306192005012003 Guru Kelas

6 Uus Kusmini, S.Pd.I 197009062005122005 Guru Kelas

7 Era Istianah, S.Pd.I 198311142009112010 Guru Kelas

8 Mohammad.Ali, S.Pd.I - Guru Kelas

9 Siti Faijah, S.Pd.I - Guru PAI

10 Yoyok, S.Ag. - Guru PAI

11 Azah Nurazizah, S.hum. - Guru PAI

12 Rubiatul Adawiyah, S.Pd.I - Guru PAI

13 Ade Khafidz, S.Pd.I - Guru PAI

14 Titi setiatim, S.Ag. - Guru Bahasa Arab

15 Iin Ainah, S.Pd.I - Guru Bahasa Cirebon

16 Lien Kuslinah - Guru Penjaskes

17 Riyo Ardiyanto - Guru TU

18 Zuhria Indah - Guru Bahasa Inggris

19 Fadholi - Guru Mulok

20 Ade Falikha, S.Pd.I - Guru PAI

(17)

Pada tahun ajaran 2012/2013, MIN Guwa Kidul memiliki siswa sebanyak

194 siswa, jumlah tersebut terdiri dari 35 siswa kelas I , 26 siswa kelas II, 33

siswa kelas III, 21 siswa kelas IV, 43 siswa kelas V, dan 37 siswa kelas VI.

Berikut data keadaan siswa di MIN Guwa Kidul.

Tabel 3. 2

Keadaan Siswa MIN Guwa Kidul

No Kelas Jenis Kelmin

Jumlah

L P

1 I 13 22 35

2 II 12 13 26

3 III 17 16 33

4 IV 13 8 21

5 V 23 20 43

6 VI 20 17 37

Jumlah 98 96 194

Adapun beberapa pertimbangan peneliti menjadikan MIN Guwa Kidul

menjadi lokasi penelitian tindakan kelas adalah sebagai berikut:

a. MIN Guwa Kidul merupakan tempat peneliti bertugas, sehingga peneliti

merasa bertanggung jawab secara moral untuk meningkatkan mutu

pembelajaran di sekolah tersebut.

b. Siswa MIN Guwa Kidul tidak dapat mengembangkan potensi pembelajaran

penjas dengan sempurna khususnya pembelajaran bola bakar, Oleh karena itu,

maka peneliti mencoba melakukan salah satu upaya untuk meningkatkan

pembelajaran bola bakar melalui modifikasi bola.

c. MIN Guwa Kidul dalam pembelajaran bola bakar belum pernah menggunakan

alat modifikasi bola sehingga kemampuan siswa dalam memukul bola bakar

masih tergolong rendah.

d. Permasalahan yang muncul dalam setiap proses pelaksanaan pembelajaran,

(18)

dan guru-guru untuk bekerja sama dan berupaya meningkatkan kualitas

pembelajaran di MIN Guwa Kidul.

2. Waktu Penelitian

Penelitian dilakukan setiap waktu pelajaran penjas berlangsung yang

dimulai dari bulan Oktober 2012 sampai bulan Maret 2013, kegiatan dipusatkan di

lapangan khususnya dalam pelaksanaan. Sedangkan waktu cadangan seandainya

hari tersebut ada halangan seperti hari libur atau hujan lebat maka kegiatan

dipindahkan ke hari Sabtu karena hari tersebut merupakan hari yang biasa dengan

kegiatan pramuka, jadi masih ada waktu kosong yang bisa diisi dengan kegiatan

ini.

Penelitian tindakan kelas ini dimulai dari tahapan persiapan, perencanaan,

dan pelaksanaan siklus I, pelaksanaan siklus II, pelaksanaan siklus III, pengolahan

data penyusunan laporan.

Penelitian dilaksanakan di MIN Guwa Kidul Kecamatan Kaliwedi

Kabupaten Cirebon pada kelas IV dengan jumlah siswa 21 orang, terdiri dari 13

orang siswa laki-laki dan 8 orang siswa perempuan. Secara umum bila ditinjau

(19)

di MIN Guwa Kidul. Walaupun hal tersebut bukan salah satu faktor yang

menentukan kualitas pendidikan, masih banyak faktor lainnya seperti sarana

prasarana, sumber daya manusia dan pelaksanaan kurikulum serta penerapannya

dalam proses pembelajaran. Pemilihan subjek penelitian tersebut didasarkan pada

permasalahan yang terdapat pada siswa kelas IV MIN Guwa Kidul pada

pembelajaran bola bakar.

Tabel 3. 4

Daftar Siswa Kelas IV MIN Guwa Kidul

No. Nama Siswa Jenis Kelamin

C. Metode dan Desain Penelitian 1. Metode Penelitian

Berawal dari praktek pembelajaran, penelitian menemukan permasalahan

sehingga dibutuhkan suatu penelitian yang mampu memperbaiki pilihan yang

tepat sebab PTK adalah sebuah penelitian yang berangkat dari persoalan praktik

pembelajaran yang dihadapi oleh guru ditandai dengan adanya upaya melakukan

tindakan untuk memperbaiki pembelajaran baik dalam proses maupun dalam hasil

pembelajaran. Atas dasar tersebut penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan

(20)

tindakan merupakan sutu bentuk penelitian yang besifat reflektif yang dilakukan

oleh pelaku dalam masyarakat sosial dan bertujuan untuk memperbaiki

perkerjaannya, memahami pekerjaan ini serta situasi dimana pekerjaan ini

dilakukan.” Pendapat lain tentang pengertian PTK diungkapkan oleh Hopkins

dalam Wiriaatmadja (2005: 11) yang menyatakan bahwa.

Penelitian Tindakan Kelas adalah penelitian yang mengkombinasikan prosedur penelitian yang mengkombinasikan prosedur penelitian dengan tindakan substantive, suatu tindakan yang dilakukan dalam disiplin inquiri, atau suatu usaha untuk memahami apa yang sedang terjadi sambil terlibat dalam sebuah proses Perbaikan dan perubahan.

Sedangkan pengertian penelitian tindakan secara akurat dihubungkan

dengan bidang pendidikan diungkapkan oleh Ebbut dalam Kasbolah

(1998/1999:12) yaitu :”Penelitian tindakan merupakan studi yang sistematis yang

dilakukan dalam upaya memperbaiki praktik-praktik dalam pendidikan dengan

melakukan tindakan praktis serta refleksi dari tindakan tersebut.”

Dari beberapa pakar di atas yang telah mengemukakan definisi penelitian

tindakan, maka dapat dirumuskan pengertian Penelitian Tindakan Kelas adalah

penelitian tindakan dalam bidang pendidikan yang dilaksanakan dalam wilayah

kelas dengan tujuan memperbaiki dan meningkatkan kualitas pembelajaran.

Pebelitian tindakan kelas memiliki ciri khas yaitu adanya penelitian yang

dilakukan secara kolaburatif dengan guru lain atau teman sejawat.

Penelitian tindakan kelas menggunakan metode yang bersifat kualitatif

deskriptif yang artinya bahwa penulisan penelitian mendeskripsikan gejala,

peristiwa kejadian yang terjadi pada saat sekarang. Proses yang berlangsung

dalam prosedur kualitatif memakai metode induktif, memunculkan disain,

kategori yang dipakai sebagai kriteria diidentifikasi selama proses berlangsung.

Bahasa yang digunakan informal, kata-kata bersifat kualitatif, berkembang ke arah

kesimpulan dan keputusan. Sehingga data yang dikumpulkan berupa kata-kata,

(21)

Rancangan penelitian yang akan dilakukan dalam penelitian tindakan kelas

ini adalah berbentuk siklus, setiap siklus terdiri dari satu pertemuan. Pada akhir

pertemuan diharapkan tercapainya tujuan yang ingin dicapai yaitu peningkatan

kemampuan memukul bola bakar.

Ada beberapa macam model desain PTK yang dapat digunakan dalam

melakukan penelitian, yaitu model Lewin (1985), model Kemis & McTaggart

(1988), model Elliot (1991) dan model Hopkin (1993).

Model Lewin memperhatikan alur logika penelitian tindakan, model

Kemis & McTaggart berorientasi pada spiral refleksi diri yang dimulai dengan

rencana, tindakan, pengamatan, dan refleksi, serta perencanaan kembali yang

merupakan dasar untuk suatu ancang-ancang pemecahan permasalahan. Model

Elliot mengutamakan langkah-langkah tindakan refleksi yang terus bergulir dan

menjadi sebuah siklus sama halnya dengan model Kemmis. Model Hopkin lebih

tertuju kepada waktu, hendaknya pemecahan masalah dilakukan secara rasional

dan demokratis.

Berdasarkan beberapa desain model PTK yang dapat diketahui, model

PTK yang cocok di SD yaitu desain model Kemmis & McTaggart yang dirancang

dan dilaksanakan untuk memperbaiki atau mengatasi permasalahan yang terjadi di

kelas/lapangan. Adapun tahapan dalam desain model Kemmis dan Mc Taggart

(Wiriaatmadja, 2005 : 66), yaitu model siklus yang dilakukan secara berulang,

berkelanjutan artinya semakin lama diharapkan semakin meningkat perubahan

(22)

Gambar 3.2

Model Spiral Kemmis dan Mc. Taggart (Wiriaatmadja, 2005: 66)

Desain yang digunakan berbentuk siklus yang dimulai dari suatu

perencanaan, tindakan, observasi dan refleksi, kemudian mengadakan

perencanaan kembali untuk siklus selanjutnya. Pelaksanaan siklus dilakukan

secara berulang-ulang sampai peningkatan yang diharapkan dapat tercapai.

Gambar di atas terlihat jelas alur aktivitas dalam penelitian tindakan yang

diawali dengan:

a. Perencanaan tindakan (planing) yaitu rencana tindakan yang akan

dilaksanakan untuk memperbaiki, rneningkatkan, atau perubahan perilaku

sebagai solusi.

b. Penerapan tindakan (action) yaitu sesuatu yang akan dilakukan oleh peneliti

sebagai upaya perbaikan, perubahan, dan peningkatan yang akan dicapai.

c. Kegiatan observasi, yaitu aktivitas mengamati proses dan hasil dari suatu

tindakan yang akan dilakukan dan mencatat hal-hal yang terjadi selama

pelaksanaan tindakan berlangsung oleh observer dengan pelaksanaan

tindakan.

d. Tahapan akhir, yaitu refleksi (reflection) suatu kegiatan mengkaji, melihat

dan mempertimbangkan hasil dari suatu tindakan, Jika hasil refleksi

(23)

dengan cara memperbaiki atau mengoptimalkan dari suatu tindakan

sebelumnya. Demikian seterusnya sampai masalah yang diteliti dapat

dipecahkan secara optimal.

D. Prosedur Penelitian

Prosedur penelitian tindakan kelas ini terdiri dari beberapa siklus, tiap

siklus dilaksanakan sesuai dengan perubahan yang dicapai, seperti yang sudah

didesain dalam faktor yang diselidiki. Untuk melihat keterampilan awal memukul

bola dalam permainan bola bakar, siswa diberikan latihan tanpa petunjuk teknis

dari guru, hal tersebut sebagai bahan evaluasi. Sedangkan observasi awal

dilakukan untuk mengetahui tindakan yang tepat yang akan diberikan dalam

rangka meningkatkan keterampilan maksimal siswa dalam melaksanakan

permainan bola bakar.

Dari evaluasi dan observasi awal, maka dalam refleksi ditetapkan bahwa

tindakan yang dipergunakan untuk meningkatkan keterampilan memukul bola

dalam pembelajaran permainan bola bakar memerlukan modifikasi bentuk bola

dengan tahapan pembelajaran yang disesuaikan dengan kemampuan siswa untuk

memudahkan siswa dalam melaksanakan pembelajaran memukul bola dalam

permainan bola bakar. Dari refleksi yang digunakan sebagai tolak ukur, maka

dilaksanakan PTK (Penelitian Tindakan Kelas) sebagai berikut:

1. Perencanaan Tindakan (Planning)

a. Mengadakan kerjasama dengan pihak sekolah meminta persetujuan dari

kepala sekolah dan rekan-rekan guru.

b. Melaksanakan observasi untuk mendapatkan data awal sebagai masalah

penelitian

c. Mengidentifikasi pokok permasalahn

d. Menyusun Perencanaan pembelajaran (RPP)

e. Menyiapkan instrumen observasi

(24)

Dalam pelaksanaan tindakan ini kegiatan yang dilakukan yaitu

menerapkan skenario pembelajaran yang sudah direncanaanakan terdiri dari:

a. Tahap Kegiatan Awal

1) Mempersiapkan sarana dan fasilitas pendukung yang diperlukan dalam

pembelajaran memukul bola dalam permainan bola bakar.

2) Dilakukan doa dan mengabsen kehadiran siswa

3) Mempersiapkan alat bantu

4) Mengkondisikan siswa

5) Apresiasi

6) Menjelaskan teori mengenai cara memukul bola dengan cara bola

digantung dalam permainan bola bakar.

b. Tahap Kegiatan Inti

1) Guru Mendemontrasikan pemukulan bola dalam permainan bola bakar.

2) Memantau dan memfasilitasi permainan bola bakar sesuai dengan yang

direncanakan.

c. Tahapan Akhir

Mengumpulkan data perencanaan berdasarkan lembar observasi

perencanaan standar atau APKG I. Mengumpulkan data yang berhubungan

dengan kerja guru. Mengumpulkan data yang berhubungan dengan aktivitas

siswa.

3. Tahap Observasi (Observation)

Selama melaksanakan tindakan pembelajaran, guru sebagai pelaksana dan

yang bertindak sebagai observer adalah teman sejawat untuk mencatat segala

temuan dalam pelaksanaan pembelajaran yang berhubungan dengan fokus

penelitian. Aktivitas siswa, kinerja guru, wawancara guru dan siswa.

4. Tahap Analisis dan refleksi (Reflection)

Tahapan refleksi ini merupakan kegiatan untuk menganalisis

(25)

sebagai acuan untuk perencanaan dan pelaksanaan tindakan siklus selanjutnya.

E. Instrumen atau Alat Pengumpulan Data

Instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian ini berupa pedoman

observasi (kinerja guru dan aktivitas siswa), dan tes hasil belajar.

1. Pedoman Observasi

Pedoman observasi adalah alat untuk mengetahui proses pembelajaran

pendidikan jasmani tentang dalam permainan bola bakar Kegiatan observasi

diarahkan kepada kinerja guru dan aktivitas siswa dalam proses pembelajaran

permainan bola bakar.

Observasi terhadap kinerja guru dilakukan seiring dengan proses

pelaksanaan pembelajaran, mulai dari kegiatan awal, kegiatan inti sampai kegiatan

(26)

Format Observasi Perencanaan Pembelajaran (IPKG 1)

No. Komponen Rencana Pembelajaran Skor

1 2 3 4 A Perumusan Tujuan Pembelajaran

1. Merumuskan tujuan pembelajaran

2. Kejelasan rumusan

3. Kejelasan cakupan rumusan

4. Kesesuaian dengan kompetensi dasar

Jumlah A

B Mengembangkan Dan Mengorganisasikan Materi Media Sumber Belajar Sumber Belajar Dan Metode Pembelajaran.

1. Mengembangkan dan mengorganisasikan materi

pembelajaran

2. Menentukan dan mengembangkan alat bantu pembelajaran

3. Memilih sumber belajar

4. Memilih metode pembelajaran

Jumlah B

C Merencanakan Skenario Kegiatan Pembelajaran.

1. Menentukan jenis kegiatan pembelajaran 2. Menentukan langkah-langkah pembelajaran 3. Menentukan alokasi waktu pembelajaran

4. Kesesuaian metode, materi, dan tujuan pembelajaran 5. Kesesuaian metode, materi, dan peserta didik

Jumlah C

D Merencanakan Prosedur, Jenis, dan Penyiapan Alat Penilaian

1. Menentukan proses dan jenis penilaian 2. Membuat alat penilaian

3. Menentukan kriteria penilaian

Jumlah D

E Tampilan Dokumen Rencana Pembelajaran.

1. Kebersihan dan kerapihan

2. Menggunakan bahasa tulis

Jumlah E

SKOR TOTAL IPKG 1 ...= 5

Berdasarkan Tabel 3.2 tentang perencanaan pembelajaram (IPKG 1),

komponen-komponen yang akan dinilai adalah perumusan tujuan pembelajaran,

mengembangkan dan mengorganisasikan materi media sumber belajar sumber

belajar dan metode pembelajaran, merencanakan skenario kegiatan pembelajaran,

merencanakan prosedur, jenis, dan penyiapan alat penilaian, serta tampilan

(27)

proses pelaksanaan pembelajaran yang dilakukan oleh guru. Alat instrumen untuk

pengamatan berupa lembar observasi, yang meliputi aspek-aspek kerjasama,

sportivitas, dan kejujuran.

Tabel 3.6

Format Observasi Aktivitas Siswa No Nama Siswa L

/

P

Memukul Bola

Sk

o

r

Rata

-rata

Ket

Kerjasama Sportivitas Kejujuran

1 2 3 1 2 3 1 2 3 A B C

Jumlah

Prosentase

(%)

Berdasarkan tabel 3.3 di atas, aspek yang dinilai dalam aktivitas siswa

meliputi aspek kerjasaman, sportivitas, dan tanggung jawab selama mengukti

(28)

Format Observasi Kinerja Guru (IPKG 2)

No. Aspek yang Diamati Skor

4 3 2 1 A Pra Pembelajaran

1. Persiapan ruang, alat, dan media pembelajaran

2. Memeriksa kesiapan siswa

Jumlah A B Membuka Pelajaran.

1. Melakukan kegiatan apersepsi dan pemanasan

2. Menyampaikan komponen (tujuan) yang akan dicapai dan rencana kegiatan

Jumlah B C Mengelola Inti Pembelajaran.

1. Memberi petunjuk dan contoh gerakan yang berkaitan dengan isi pembelajaran

2. Mengenai respon dan pertanyaan siswa

3. Melaksanakan komunikasi lisan, isyarat, dan gerakan badan

4. Memicu dan memelihara ketertiban siswa

5. Memantapkan penguasaan keterampilan gerak siswa

Jumlah C

D Medemonstrasikan Kemampuan Khusus dalam Pembelajaran Penjas

1. Merangkai gerakan

2. Memberikan kesempatan secara leluasa kepada siswa melakukan aktifitas gerak

siswa

3. Membimbing siswa melakukan gerakan dan melakukan aktifitas siswa

4. Memberikan pertolongan kepada siswa yang mengalami kesulitan

5. Penggunaan media dan alat pembelajaran

Jumlah D E Melaksanakan Evaluasi Proses dan Hasil Belajar

1. Melaksanakan penilaian selama proses dan akhir pembelajaran

2. Melakasanakan penilaian pada akhir pembelajaran

Jumlah E F Kesan Umum Kinerja Guru

1. Keefektifan proses pembelajaran

2. Penampilan guru dalam pembelajaran

Jumlah F

Berdasarkan tabel 3.4 di atas, komponen yang akan dinilai dalam IPKG 2

meliputi tentang pelaksanaan pembelajaran yang akan dilaksanakan seperti pra

pembelajaran, membuka pembelajaran, mengelola inti pembelajaran,

mendemonstrasikan kemampuan khusus dalam pembelajaran penjas,

melaksanakan evaluasi proses hasil belajar, dan kesan umum kinerja guru.

2. Tes Hasil Belajar

Dilakukan untuk mengetahui peningkatan dan keberhasilan hasil belajar

sebelum dan sesudah pemberian tindakan dengan membandingkan nilai yang

diperoleh melalui format penilaian (tes praktek).

Alat instrumen tes berupa format penilaian yang berisi sejumlah

(29)

Format Penilaian Tes Hasil Belajar

No Nama

Siswa

Memukul Bola Ket.

Sikap Awal Pelaksanaan Sikap Akhir Jumlah

Skor Nilai T BT

3 2 1 3 2 1 3 2 1

Jumlah

Persentase

Berdasarkan tabel 3.5 di atas, aspek yang dinilai pada format hasil belajar

meliputi aspek sikap awal yaitu posisi kasi dan tangan, pelaksanaan yaitu

perkenaan bola pada pemukul, dan sikap akhir yaitu posisi kaki yang jingjit

setelah melakukan pukulan.

F. Teknik Pengolahan Data dan Analisis Data

1. Teknik Pengolahan Data

Data yang diperoleh dari hasil observasi, wawancara, dan tes hasil belajar

yang dilakukan pada siswa kelas IV MIN Guwa Kidul Kecamatan Kaliwedi

Kabupaten Cirebon. Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM) yang telah

ditentukan adalah 70. Cara untuk menghitung dan mengetahui berhasilnya

suatu pembelajaran adalah =

Analisis data dalam penelitian dilakukan setelah pengumpulan data dan

pengolahan data dalam periode tertentu. Menurut Milles dan Huberman (Rizal,

2010) "Aktivitas dalam analisis data kualitatif dilakukan secara interaktif dan

berlangsung secara terus menerus sampai tuntas, sehingga datanya sudah jenuh".

Menurut Patton (Moleong, 1988: 103), Analisis data adalah "proses

(30)

signifikan terhadap analisis, menjelaskan juga pola uraian dan mencari hubungan

diantara dimensi-dimensi uraian".

Dalam sebuah penelitian data merupakan hal yang sangat penting dan

sebagai penunjang untuk keberhasilan penelitian. Sumber data dari penelitian ini

adalah siswa beserta kegiatannya dalam melakukan pembelajaran permainan bola

bakar melalui modifikasi bola, kemudian jenisnya meliputi data kualitatif yang

dilihat melalui kajian rencana pembelajaran, hasil belajar, dan data hasil observasi

dari pelaksanaan pembelajaran.

Data-data yang di atas diperoleh dari hasil kegiatan selama melaksanakan

kegiatan pembelajaran serta diukur berdasarkan hasil tes yang diberikan kepada

siswa, kemudian data tentang situasi pembelajaran diukur melalui lembar

observasi yang memuat berbagai hasil pengamatan, serta data tentang hasil

penelitian diambil dengan melihat keterkaitan hasil yang dicapai dengan rencana

pelaksanaan pembelajaran.

Kemudian data-data yang telah ada perlu adanya analisis data, hal ini

dilakukan supaya data yang telah ada dapat diproses menurut permasalahan yang

akan dibahas atau diurutkan terlebih dahulu,

Tahapan awal dari proses analisis data yaitu melalui reduksi data atau

proses pemilihan data menurut permasalahan yang akan dibahas, pemilihan

tersebut dilakukan melalui seleksi data berdasarkan tingkat permasalahan yang

dihadapi disesuaikan dengan data yang telah ada. Tahap selanjutnya adalah proses

paparan data yaitu proses penggabungan data yang diperoleh dan telah disusun

pada tahap reduksi data menjadi sebuah uraian narasi yang tersusun menurut

pokok-pokok bagian atau sajian tertentu. Kemudian yang terakhir dari proses

analisis data adalah proses penyimpulan data yang merupakan proses pengambilan

intisari dari berbagai sajian data yang telah diorganisasikan dalam bentuk

(31)

Validasi data pada penelitian ini menunjukan pada pendapat Hopkins

dalam wiraatmadja, (2005:168-171) yaitu :

a. Member chek, yaitu memeriksa kembali keterangan-keterangan atau

informasi yang diperoleh selama observasi dengan cara menginformasikan

dengan guru dan siswa melalui diskusi pada akhir tindakan.

Data-data hasil observasi diperiksa kembali kebenarannya melalui diskusi

dengan siswa pada akhir tindakan, sehingga data dan informasi akan tetap

sifatnya dan tidak berubah. Dengan demikian data yang diperiksa

kebenarannya.

b. Triangulasi, yaitu memeriksa kebenaran data yang diperoleh dengan orang

lain misalnya mitra penelitian secara kolaborasi. Hasil dari observasi

dibandingkan dengan orang lain misalnya mitra penelitian yang hadir

menyaksikan proses pembelajaran. Triangulasi dapat dilakukan berdasarkan

tiga sudut pandang yaitu guru, siswa dan peneliti. Jadi dari ketiganya itu

secara kolaboratif sehingga mendapatkan data yang paling ajeg.

c. Exspert opinion, yaitu pengecekan terakhir terhadap kesahihan temuan peneliti

kepada pakar profesional. Dalam hal ini peneliti mengkonsultasikan temuan

kepada pembimbing / dosen penjas. Data hasil observasi kinerja guru dan

aktivitas siswa dikonsultasikan kepada dosen pembimbing untuk mengetahui

langkah selanjutnya yang harus dilakukan.

d. Audit Trial, adalah proses pengecekan hasil penelitian yang diperoleh dari

pelaksanaan yang telah dilakukan pada penelitian melalui konfirmasi pada

pembimbing, yang memuat keseluruhan informasi kegiatan penelitian dari

data awal, penggunaan metode penelitian, berbagai prosedur pengumpulan

data beserta data hasil penelitian sehingga nantinya dapat memperoleh sebuah

legalitas akademik secara general (umum dan menyeluruh) dari penelitian

(32)

KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan

Berdasarkan pembahasan dan hasil-hasil penelitian yang dilakukan dalam

pembelajaran permainan bola bakar melalui modifikasi bola untuk meningkatkan

hasil belajar siswa kelas IV MIN Guwa Kidul Kecamatan Kaliwedi Kabupaten

Cirebon, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut.

1. Perencanaan Pembelajaran

Penggunaan modifikasi bola dapat meningkatkan perencanaan

pembelajaran permainan bola bakar siswa kelas IV MIN Guwa Kidul. Pada

dasarnya semua aspek dilaksanakan, akan tetapi ada beberapa aspek yang kurang

dilaksanakan dikarenakan beberapa hal. Pada siklus I guru kurang merencanakan

prosedur, jenis, dan penyiapan alat penilaian. Siklus II guru kurang dalam

tampilan dokumen rencana pembelajaran. Pada siklus III, semua aspek

dilaksanakan dengan baik

Secara umum perencanaan pembelajaran pada data awal dilaksanakan

baik, persentase pada indikator perencanaan pembelajaran mencapai 60%. Pada

siklus I perencanaan pembelajaran semakin baik mencapai 78%, persentase

perencanaan pembelajaran siklus II meningkat menjadi 92%. Pada siklus III ini

perencanaan pembelajaran mencapai 100% telah mencapai kriteria keberhasilan

yang telah ditentukan. Berdasarkan data hasil observasi perencanaan pembelajaran

di atas maka penerapan modifikasi bola dapat meningkatkan perencanaan

pembelajaran dalam pembelajaran permainan bola bakar.

2. Kinerja Guru

Pada dasarnya semua aspek dilaksanakan, akan tetapi ada beberapa aspek

yang kurang optimal dilaksanakan dikarenakan beberapa hal. Siklus I guru kurang

mampu mengelola inti pembelajaran, kurang mendemonstrasikan kemampuan

khusus dalam pembelajaran pendidikan jasmani, serta kurang optimal dalam

melaksanakan evaluasi proses dan hasil belajar. Siklus II guru masih kurang

(33)

dilaksanakan dengan baik.

Pada data awal, persentase mencapai sekitar 67% kinerja guru yang

dilaksanakan dengan baik. pada siklus I dilaksanakan baik dan sudah mencapai

82%. Pada siklus II kinerja guru dalam kegiatan pembelajaran semakin baik yaitu

mencapai 92%. Kinerja guru pada siklus III sudah dapat dilaksanakan dengan

optimal, yaitu mencapai 100% dan telah mencapai kriteria keberhasilan yang telah

ditentukan.

Berdasarkan data hasil observasi kinerja guru di atas maka penerapan

modifikasi bola dapat meningkatkan kinerja guru dalam pembelajaran permainan

bola bakar.

3. Aktivitas Siswa

Siklus I siswa masih kurang optimal dalam semua aspek yaitu kerjasama,

sportivitas dan kejujuran. Dari keseluruhan aspek, kategori B (baik) belum

mencapai target yang diharapkan

Berdasarkan hasil pengisian pada format observasi aktivitas siswa,

didapatkan data pada data awal siswa yang minimal berinterpretasi baik adalah 3

siswa atau sekitar 15%, siklus I diperoleh data bahwa dari 21 siswa yang

diinterpretasikan mendapat nilai B (Baik) ada 9 siswa (43%), pada siklus II

bertambah menjadi 16 siswa (76%), dan pada siklus III ada 19 siswa (90%).

Dengan demikian proses pembelajaran permainan bola bakar dengan

menggunakan modifikasi bola dapat meningkatkan aktivitas siswa dalam

permainan bola bakar. Hal ini menujukkan bahwa pelaksanaan pembelajaran telah

dilaksanakan dengan baik.

4. Tes Hasil Belajar

Pada data awal, persentase yang sudah memenuhi ketuntasan belajar

mencapai sekitar 43% hasil belajar yang diperoleh. pada siklus I mencapai 62%.

Pada siklus II hasil belajar siswa semakin baik yaitu mencapai 76%. Pada siklus

(34)

bola dapat meningkatkan kemampuan siswa permainan bola bakar siswa kelas IV

MIN Guwa Kidul.

B. Saran atau Rekomendasi

1. Bagi Guru

Penelitian ini diharapkan menjadi kontribusi bagi guru dalam pembelajaran

ketika menggunakan media pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik

materi yang akan disampaikan sehingga akan dapat membantu meningkatkan

keterampilan proses siswa.

2. Bagi Siswa

Penelitian ini diharapkan memberikan pengalaman langsung bagi siswa untuk

mengembangkan potensi yang ada pada siswa dan sebagai motivasi dalam

menerima setiap pelajaran yang disampaikan.

3. Lembaga UPI Kampus Sumedang

Penelitian ini diharapkan menjadi bahan pertimbangan bagi Lembaga dalam

meningkatkan pemahaman konsep siswa terhadap mata pelajaran Pendidikan

Jasamani atau pelajaran yang lain serta menjadi bahan kontribusi untuk

pengembangan pembelajaran dan dijadikan sebagai bahan inovasi dalam

upaya meningkatkan hasil belajar siswa.

4. Sekolah

Guru dan pihak sekolah harus mulai mengadakan perubahan pada cara

mengajar yang tadinya lebih banyak secara teori saja, sekarang harus mulai

merubahnya menjadi suatu pembelajaran yang lebih menitikberatkan pada

keaktifan dan kreatifitas siswa sehingga pembelajaran itu akan lebih

bermakna.

5. Bagi Peneliti Selanjutnya

Penelitian ini menjadi sebuah masukan dan pengembangan wawasan dalam

kegiatan penelitian tindakan kelas yang diharapkan dapat memberi kontribusi

dalam upaya memperbaiki dan meningkatkan kualitas praktek dalam

(35)

dalam pembelajaran permainan bola bakar siswa kelas IV MIN Guwa Kidul

Kecamatan Kaliwedi, maka dapat peneliti kemukakan beberapa saran sebagai

berikut.

1. Dalam rangka meningkatkan prestasi belajar siswa, guru hendaknya mampu

menyajikan pelajaran yang dapat menggairahkan dan dapat memberikan

motivasi belajar yang tinggi kepada siswa sehingga akan mampu menciptakan

siswa yang memiliki prestasi belajar yang baik. Upaya yang dilakukan adalah

dengan mencari alternatif yang lebih dalam menggunakan media

pembelajaran, terutama media pembelajaran permainan bola bakar. Salah satu

diantaranya adalah dengan menggunakan modifikasi bola. Namun demikian,

guru harus mampu memilih dan mengembangkan media-media pembelajaran

lainnya yang sesuai untuk diterapkan pada pembelajaran dan pada siswa.

2. Penggunaan modifikasi bola hendaknya dapat disosialisasikan pada setiap

materi pelajaran yang lain (Pendidikan Jasamani), karena modifikasi bola

menunjukkan efektivitas bagi perolehan hasil belajar siswa baik dilihat dari

pengaruhnya terhadap penguasaan materi pembelajaran maupun dilihat dari

pengembangan sikap dan keterampilan sosial yang sangat bermanfaat bagi

siswa dalam kehidupannya di masyarakat

3. Guru dan pihak sekolah harus mulai mengadakan perubahan pada cara

mengajar yang tadinya lebih banyak secara teori saja, sekarang harus mulai

merubahnya menjadi suatu pembelajaran yang lebih menitikberatkan pada

keaktifan dan kreatifitas siswa sehingga pembelajaran itu akan lebih

(36)

Angkowo, R., Kosasih, A. 2007. Optimalisasi Media Pembelajaran. Jakarta: Grasindo

Departemen Pendidikan Nasional (2006). Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Jakarta: Depdiknas

Husdarta,H. JS. 2009. Manajemen Pendidikan Jasmani. Bandung: Alfabeta.

Kasbolah, Kasihani. 1999. Penelitian Tindakan Kelas. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi Proyek Penddikan Guru Sekolah dasar.

Mansur. 1987. Interaksi Guru dan Siswa dalam Belajar Mengajar.Jakarta: Mughni Sejahtera

Moleong, L. 1998. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung. PT. Remaja Rosda Karya

Rusli, Lutan (1997). Azas-azas Pendidikan Jasmani. Jakarta: Depdiknas.

Rusli, Lutan. 2001 Olahraga dan Etika Fair Play. Direktorat Pemerdayaan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Olahraga.

Soemitro.1992. Permainan Kecil. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jendral Tinggi Proyek Pembinaan Tenaga Kependidikan.

Sukintaka, 1992. Teori Bermain. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi Proyek Pembinaan Tenaga Kependidikan.

Supandi. 1992. Strategi Belajar Mengajar Pendidikan jasmani dan Kesehatan. Jakarta : Dirjen Dikti PPTK Depdikbud.

http://danteskaze.wordpress.com/2010/11/09/permainan-bola-bakar/

Wiriaatmadja, Rochiati. 2005. Metode Penelitian Tindakan Kelas. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya.

(37)

DepartemenPendidikanNasional (2006). Kurikulum Tingkat SatuanPendidikan. Jakarta: Depdiknas

Husdarta,H. JS. 2009. Manajemen Pendidikan Jasmani. Bandung: Alfabeta.

Kasbolah, Kasihani. 1999. Penelitian Tindakan Kelas. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi Proyek Penddikan Guru Sekolah dasar.

Mansur. 1987. Interaksi Guru danSiswadalamBelajarMengajar.Jakarta: MughniSejahtera

Moleong, L. 1998. MetodologiPenelitianKualitatif. Bandung. PT. RemajaRosdaKarya

Rusli, Lutan(1997). Azas-azasPendidikanJasmani. Jakarta: Depdiknas.

Rusli, Lutan. 2001 Olahraga dan Etika Fair Play. Direktorat Pemerdayaan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Olahraga.

Soemitro.1992. Permainan Kecil. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jendral Tinggi Proyek Pembinaan Tenaga Kependidikan.

Sukintaka, 1992. Teori Bermain. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi Proyek Pembinaan Tenaga Kependidikan.

Supandi. 1992. Strategi Belajar Mengajar Pendidikan jasmani dan Kesehatan. Jakarta : Dirjen Dikti PPTK Depdikbud.

http://danteskaze.wordpress.com/2010/11/09/permainan-bola-bakar/

Gambar

Tabel 1.1 Tes Awal Memukul Bola Sebelum Menggunakan Modifikasi Bola
Gambar 3.1 Denah MIN Guwa Kidul
Tabel 3. 1
Tabel 3. 2
+7

Referensi

Dokumen terkait

Variabel-variabel yang diteliti dan diduga memengaruhi kesejahteraan keluarga terdiri dari karakteristik perbedaan wilayah, akses terhadap lingkungan, modal manusia,

Peran Masyarakat Pemilik / Penghuni Lahan pada Perbatasan Trotoar terhadap Pengendalian Pedagang Kaki Lima (PKL), International Seminar and National Symposium Managing Conflicts

Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan “ Ajén Budaya dina Kasenian Badogar di Désa Margalaksana Kecamatan Cilawu Kabupatén Garut pikeun Bahan Pangajaran Maca di SMA Kelas

Tujuan umum penelitian yang akan dilakukan adalah untuk mendapatkan gambaran tentang pembelajaran meningkatkan kognitif anak usia dini melalui pemanfaatan

Karena pemanfaatan lingkungan sekitar sebagai sumber belajar dalam pembelajaran Pendidikan IPS Geografi dapat meningkatkan perolehan hasil belajar siswa dan proses

fluor air sumur dengan fluorosis gigi pada anak di Dusun 1 Sitiris-Tiris Desa. Sitiris-Tiris Kecamatan Andam Dewi Kabupaten

 pemilihan nama website yang tepat, sesuai dengan produk dan bisnis Anda  pemuatan testimonial (kesaksian) mereka yang telah menggunakan produk Anda  perjelas identitas

utama ke kawasan dari jalan.. 2) Pola kegiatan sehari-hari penduduk di atas rawa tidak ada bedanya dengan penduduk di daratan, hanya saja dalam penggunaan ruangnya