• Tidak ada hasil yang ditemukan

PEMBELAJARAN BAHASA DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA GAMBAR SEBAGAI UPAYA UNTUK MENINGKATKAN PEMBENDAHARAAN KOSA KATA DAN KETERAMPILAN BERBICARA PADA ANAK USIA DINI : Penelitian Eksperimen di TK Juwita Cibiru Bandung.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PEMBELAJARAN BAHASA DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA GAMBAR SEBAGAI UPAYA UNTUK MENINGKATKAN PEMBENDAHARAAN KOSA KATA DAN KETERAMPILAN BERBICARA PADA ANAK USIA DINI : Penelitian Eksperimen di TK Juwita Cibiru Bandung."

Copied!
28
0
0

Teks penuh

(1)

Hal.

PERNYATAAN ……… i

ABSTRAK ………. ii

KATA PENGANTAR ……….. iii

UCAPAN TERIMA KASIH ………. v

DAFTAR ISI ………. ix

DAFTAR GAMBAR ………. xi

DAFTAR TABEL ………. xii

DAFTAR GRAFIK ……… xiii

DAFTAR BAGAN ……… xiv

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian ……… 1

B. Identifikasi Masalah……… 10

C. Perumusan dan Pembatasan Masalah ……… 11

D. Tujuan Penelitian ……….………. 12

E. Manfaat Penelitian ………. 13

1. Manfaat Teoretis ………. 13

2. Manfaat Praktis ………... 14

F. Definisi Operasional……… 15

G. Hipotesis……….. 16

H. Keterbatasan Penelitian……… 17

BAB II LANDASAN TEORETIS A. Pembelajaran anak Usia Dini ………. 19

1.Pembelajaran ………. 19

2.Pembelajaran Anak Usia Dini……….. 22

B. Media Pembelajaran……… 27

1. Pengertian Media Pembelajaran………. 27

2. Manfaat Media Pembelajaran ……… 29

3. Jenis-Jenis Media Pembelajaran………. . 32

C. Pembendaharaan Kosakata dan Keterampilan Berbicara Anak Usia Dini ………... 48

1.Perkembangan Bahasa Anak……….. 48

2.Pembelajaran Kosakata Anak Usia Dini ……… 50

3.Keterampilan Berbicara……….. 60

BAB III METDE PENELITIAN A. Metode Penelitian ………... 71

B. Lokasi dan Subjek Penelitian ………….……… 73

1. Deskripsi Lokasi Penelitian……… 73

2. Subjek Penelitian……… 74

C. Waktu dan Tahap Penelitian ..……… 74

a. Waktu Penelitian……… . 74

b. Tahap Penelitian………. 75

D. Instrumen Penelitian ……….. 76

(2)

G. Teknik Pengolahan Data……….. . . 78

1. Data Hasil Test Pembendaharaan Kosa Kata dan Keterampilan Berbicara……… 78

2. Data hasil observasi ……… 79

H. Teknik Analisis Data……… 80

I. Prosedur Penelitian……… 80

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS A. Hasil Penelitian………. 82

1. Proses Pembelajaran Bahasa Menggunakan Media Gambar Dalam Pembelajaran Aspek Pengembangan Kosa Kata Dan Keterampilan... 82

2. Peningkatan Pembendaharaan Kosa Kata Antara Anak Yang Belajar Menggunakan Media Gambar Dengan Anak Usia Dini Yang Memperoleh Pembelajaran Konvensional Di TK Juwita Cibiru Bandung... 93

3.Peningkatan Keterampilan Berbicara Antara Anak Yang Belajar Menggunakan Media Gambar Dengan Anak Usia Dini Yang Memperoleh Pembelajaran Konvensional Di TK Juwita Cibiru Bandung……….. 103

B. Analisis ……….. 107

1. Kemampuan Pengembangan Kosa Kata Menggunakan Media Gambar ………..……….. 108

2. Pembelajaran Pengembangan Keterampilan Brrbicara Menggunakan Media Gambar (PMG)…... 113

3. Aktivitas Guru dan Siswa Selama Proses Pembelajaran Bahasa Aspek Berbicara Menggunakan Media Gambar ……… 122

4. Keunggulan dan Keterbatasan Penggunaan Media Gambar dalam Pembelajaran untuk Meningkatkan Pembendaharaan Kosa Kata dan Keterampilan Berbicara ……… 124

BAB V SIMPULANDAN REKOMENDASI A. Simpulan ………... 128

B. Rekomendasi ………. 129

DAFTAR PUSTAKA ……….. 132

(3)

1. Gambar 2.1 Papan Tulis...32

2. Gambar 2.2 Papan Flannel...32

3. Gambar 2.3 Papan Magnetis...33

4. Gambar 2.4 Papan Tali...34

5. Gambar 2.5 Wall Chart...35

6. Gambar 2.6 Flash Card...36

7. Gambar 2.7 Kartu Gambar...37

8. Gambar 2.8 Kartu Gambar...38

9. Gambar 2.9 Modul... 39

10. Gambar 2.10 Model... 40

11. Gambar 2.11 Peta...40

12. Gambar 2.12 Bagan...41

13. Gambar 2.13 Poster...42

14. Gambar 2.14 Film...42

15. Gambar 2.15 Slide dan Film Strip...43

16. Gambar 2.16 OHP (Overhead Projectort)...43

17. Gambar 2.17 Radio dan Televisi...44

18. Gambar 2.18 Gambar...44

(4)

1. Tabel 2.1 Tahap-tahap Perkembangan Bahasa Anak menurut Jean

Piageat...49

2. Tabel 2.2 Jumlah kosa kata yang dimiliki anak sesuai dengan usianya...53

3. Tabel 3.1 Desain Penelitian...72

4. Tabel 3.2 Jadwal Rencana Kegiatan Penelitian...75

5. Tabel 3.3 Klasifikasi Gain (g)...78

6. Tabel 4.1 Hasil perhitungan Data Observasi Tiap Pertemuan...91

7. Tabel 4.2 Peningtkatan Pembendaharaan Kosa kata ...94

8. Tabel 4.3 Rerata Gain Pengembangan Kosa Kata... ...95

9. Tabel 4.4 Uji normalitas distribusi data peningkatan kemampuan pengembangan kosa kata test of normality...96

10.Tabel 4.5 Uji Homogenitas Varians data Peningkatan Kemampuan Pengembangan Kosa Kata...97

11.Tabel 4.6 Rangkuman uji-t data peningkatan kemampuan pengembangan kosa kata...98

12.Tabel 4.7 Kondisi kemampuan pengembangan kosa kata dasar kelas eksperimen dan kelas kontrol sebelum dan sesudah perlakuan...99

13.Tabel 4.8 Hasil perhitungan rerata dan standar deviasi...101

14.Tabel 4.9 Keterampilan berbicara anak usia dini TK Juwita pada kelompok Kontrol dan kelompok eksperimen (sebelum dan sesudah perlakuan; Berdasarkan hasil pre-test post-test)...103

15.Tabel 4.10 Rerata Gain Keterampilan Berbicara... ...105

16.Tabel 4.11 Uji Normalitas Distribusi data Gain dan Keterampilan Berbicara...106

17.Tabel 4.12 Test of Homogenity of Variences N-Gain...106

(5)

DAFTAR GRAFIK

(6)
(7)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Potensi anak usia dini harus terus dikenali, digali, dipelihara, dan ditumbuhkembangkan agar benar-benar terarah sehingga nantinya bermanfaat bagi dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara. Menurut Munandar (2004:130), hal ini perlu dilakukan karena riset menunjukkan bahwa orang-orang yang mencapai prestasi yang luar biasa ketika dewasa, dimulai dari masa usia dini mereka yang telah memperoleh pengalaman yang beragam dan merangsang, serta mulai memusatkan perhatian pada bidang-bidang khusus. Mereka juga menunjukkan motivasi tinggi yang dapat dipertahankan. Potensi akan berkembang secara baik apabila dilakukan melalui pendidikan. Usia dini pada anak merupakan masa yang sangat menentukan bagi pertumbuhan dan perkembangan anak. Dalam masa ini, anak berada dalam masa peka untuk menerima rangsangan, terarah, dan didorong ke tingkat pertumbuhan dan perkembangan yang optimal. Dengan demikian diharapkan pembiasaan perilaku kemampuan dasar anak dapat berkembang dan tumbuh secara baik dan optimal. Upaya seperti ini yang sedang populer dilakukan oleh negara kita khususnya, dikenal dengan Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD).

(8)

dinikmatinya sebagai suasana rekreatif. Hal ini diperkuat oleh pernyataan Semiawan dalam bulletin PADU (2003: 3) bahwa:

Bermain sangat berperan dalam mengoptimalkan pertumbuhan dan perkembangan anak. Bagi anak, bermain adalah suatu kegiatan yang serius, namun mengasyikkan. Melalui aktivitas bermain, berbagai pekerjaan terwujud. Bagi anak, bermain adalah aktivitas yang dipilih sendiri oleh anak karena menyenangkan bukan karena akan memperoleh hadiah atau pujian. Bermain adalah salah satu alat utama yang menjadi latihan untuk pertumbuhannya.

Pendidikan anak usia dini merupakan pendidikan yang bertujuan meletakkan dasar-dasar ke arah perkembangan sikap terutama kemandirian, disiplin, rasa percaya diri, sosialisasi, pengaturan emosi, moral, pengetahuan, keterampilan, serta kepekaan terhadap lingkungan alam dan sosial yang diperlukan oleh olehnya. Oleh karena itu, pendidikan anak usia dini harus dilakukan melalui pemberian berbagai rangsangan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar memiliki kesiapan dalam memasuki jenjang pendidikan berikutnya. Melalui pendidikan pada usia dini, anak diharapkan dapat mengembangkan seluruh potensinya yang meliputi pengembangan moral, nilai-nilai agama, fisik, sosial emosional, bahasa, seni, serta menguasai sejumlah pengetahuan dan keterampilan sesuai dengan perkembangannya serta memiliki motivasi dan sikap belajar untuk berkreatif.

(9)

akan mendapatkan pengalaman yang kaya, baik pengalaman dengan dunianya sendiri, orang lain, maupun lingkungan sekitar. Oleh karena itu, pendidikan anak usia dini, khususnya TK, perlu menyediakan beragam kegiatan dalam mengembangkan berbagai aspek perkembangan yang meliputi aspek kognitif, bahasa, sosial, emosi, kemandirian, dan motorik. Bahasa perlu disajikan dengan mempertimbangkan karakteristik anak. Bahasa sangat vital karena merupakan alat komunikasi verbal utama dalam keseharian. Oleh karena itu bahasa anak perlu dikembangkan baik dalam aspek pembendaharaan kosa kata ataupun kemampuan berbicara karena kedua aspek bahasa tersebut yang paling dasar harus dikuasai dan dipahami serta diungkapkan sesuai dengan usianya.

Pembelajaran bahasa bagi anak usia dini menjadi signifikan sesuai dengan posisi bahasa itu sendiri bagi manusia sebagai sarana komunikasi, sarana berfikir, dan sarana pembentukan kebudayaan (Suhartono, 2005:12-13). Karena posisinya ini, kemampuan berbahasa mendapatkan posisi yang signifikan dalam pendidikan usia dini di TK, RA, dan PAUD, sebagaimana dilakukan oleh TK Juwita Cibiru Bandung. Pada saat ini, kemampuan berbahasa yang dikembangkan TK, termasuk TK Juwita Cibiru Bandung, adalah bahasa Indonesia. Hal ini dapat dipahami karena Bahasa Indonesia berkedudukan sebagai bahasa nasional dan bahasa resmi negara. Selain bahasa Indonesia, umumnya TK di Indonesia, mengajarkan pula kemampuan berbahasa daerah, dan khusus TK di Jawa Barat, mengajarkan pula kemampuan berbahasa Sunda1.

1

(10)

Menurut Chomsky (1957), pengembangan bahasa pada anak menyangkut dua hal, yaitu pemerolehan bahasa (language acquisition), dan pembelajaran bahasa (language learning). Pemerolehan bahasa berkenaan dengan bahasa pertama, sedangkan pembelajaran bahasa berkenaan dengan bahasa kedua dan bahasa asing. Di dalam pemerolehan dan pembelajaran bahasa, menurut Chomsky (1957), terjadi dua proses yang dialami oleh anak-anak, yakni kompetensi dan performansi. Kompetensi merupakan proses penguasaan tata bahasa yang berlangsung secara tidak disadari, sedangkan performansi merupakan proses pemahaman dan penuangan kalimat-kalimat (Chaer, 2003:167-168).

Pembelajaran bahasa dianggap sangat kompleks karena siswa-siswi TK, sebagaimana terdapat di TK Juwita Bandung, berasal dari lingkungan keluarga dan masyarakat yang sangat beragam. Oleh karena itu, diperlukan persiapan dan perencanaan matang agar tujuan pembelajarannya tercapai secara baik. Salah satu diantaranya adalah menentukan media pembelajaran yang disesuaikan dengan karakteristik materi ajar serta karakteristik siswa itu sendiri. Media digunakan untuk lebih memperjelas materi ajar agar mudah dipahami siswa, serta anak lebih termotivasi dalam mengikuti pembelajaran sehingga mereka merasa senang dan mengikuti serta mampu berkreasi sesuai dengan usianya. Ketepatan pememilihan media dan bahan penyampai materi pelajaran merupakan hal yang sangat penting

(11)

terutama untuk mendukung proses pembelajaran sehingga mencapai standar yang diharapkan.

Salah satu aspek pembelajaran bahasa anak usia dini yang berkaitan dengan keterampilan berbicara adalah kosa kata. Kosa kata diartikan sebagai pembendaharaan kata, vokabuler (Poerwadarminta, 2003:617; Badudu dan Zain, 2001; Depdikbud, 1990:462). Sedangkan pembendaharaan itu sendiri dimaknai sebagai pemahaman dan keterampilan mengenai kata-kata tersebut. Sementara itu, Kerap (1987:68) menjelaskan pengertian kosa kata sebagai pembendaharaan kata, yakni kata-kata yang segera akan diketahui artinya apabila terdengar kembali, walaupun jarang atau tidak penah lagi dipergunakan dalam percakapan atau tulisannya sendiri. Penjelasan mengenai kosa kata disampaikan oleh Soejito (1988:1). Menurutnya, kosa kata (pembendaharaan kata-kata) dapat dimaknai sebagai berikut:

1. Semua kata yang terdapat dalam suatu bahasa

2. Kekayaan kata yang dimiliki oleh seorang pembicara atau penulis 3. Kata yang dipakai dalam suatu bidang ilmu pengetahuan, dan

4. Daftar kata yang disusun seperti kamus disertai penjelasan secara singkat dan praktis.

(12)

kuantitas dan kualitas kosa kata yang dikuasainya. Coleman (1993:21) berpendapat bahwa kosa kata dainggap sebagai komponen penting di samping kompnen keterampilan berbahasa lainnya.

Berdasarkan hal di atas, kosa kata mempunyai posisi yang signifikan dalam meningkatkan keterampilan berbahasa, termasuk keterampilan berbicara anak. Pembelajaran keterampilan berbicara anak usia dini harus diawali dengan pengajaran kosa kata, baik dari sisi jumlah kosa kata maupun dari sisi pemahaman akan kosa kata itu sendiri. Artinya bahwa tanpa penguasaan kosa kata yang memadai maka keterampilan berbicara anak akan sulit dicapai dan pemahaman anak mengenai kosa kata tidak akan berkembang.

Untuk meningkatkan penguasaan aspek kosa kata dan keterampilan berbicara anak usia dini, diperlukan media pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik materi ajar dan karakteristik anak usia dini. Media pembelajaran yang dirancang harus mampu membuat anak usia dini tertarik untuk mengikuti dan menirukannya serta membahasakannya dalam bahasa lisan. Hal ini disebabkan media pembelajaran merupakan pembawa pesan bagi anak usia dini, sebagaimana disebutkan Romiszowski (dalam Wibawa, 1992:8), “Media pembelajaran adalah pembawa pesan yang berasal dari suatu sumber pesan (berupa orang atau benda) kepada penerima pesan. Dalam proses pembelajaran, penerima pesan itu adalah anak didik. Sedangkan pembawa pesan adalah media yang berinteraksi dengan indera anak didik”.

(13)

televisi, radio, dan semacamnya. Penggunaan media pembelajaran ini dimaksud agar lebih merangsang anak didik untuk belajar. Hamalik (1980:23) mendukung kedua pendapat di atas. Menurutnya bahwa “Media pembelajaran adalah alat, metode, dan teknik yang digunakan dalam rangka mengefektifkan komunikasi dan interaksi antara guru dan anak didik dalam proses belajar mengajar di sekolah”. Sementara Wina Sanjaya (2006:160) mengemukakan, “Dengan menggunakan media komunikasi bukan saja dapat mempermudah dan mengefektifkan proses pembelajaran, akan tetapi juga dapat membuat proses pembelajaran lebih menarik”. Proses pembelajaran merupakan proses komunikasi. Proses komunikasi melibatkan tiga komponen pokok yaitu 1) pengirim pesan, 2) penerima pesan, dan 3) materi yang berisi pesan. Dalam proses pembelajaran guru berperan sebagai pesan, anak didik sebagai penerima pesan, sedangkan materi pembelajaran sebagai pesan komunikasi.

TK Juwita Cibiru Bandung, sebagai salah satu institusi pendidikan yang

(14)

pembendaharaan kosa kata dan tentu saja keterampilan berbicara pada anak usia dini. Untuk level anak usia dini, papan flannel dianggap sulit untuk dipahami apalagi untuk diungkapkan karena jenisnya yang variatif. Papan tulis juga menjadi kurang efektif karena guru harus membuat sesuatu terlebih dahulu, selain kurang efektif dari segi waktu, guru juga harus pandai menggambar atau menulis yang mampu ditangkap siswa untuk dilatih bicara. Flash-chard nampaknya lebih fokus kepada menulis karena terdiri atas gambar atau huruf-huruf yang abstrak untuk ditarik oleh anak menjadi gambar atau tulisan yang baik.

Nampaknya media gambar dapat menjadi alternatif yang tepat apabila digunakan dalam pembelajaran bahasa terutama dalam meningkatkan pembendaharaan kosa kata dan keterampilan berbicara. Hal ini disebabkan gambar adalah sesuatu yang diwujudkan secara visual dalam bentuk dua dimensi sebagai curahan atau pikiran. Gambar-gambar yang dapat digunakan sebagai media pembelajaran adalah lukisan, ilustrasi, iklan, kartun, potret, karikatur, dan gambar berseri. Semuanya itu dapat diperoleh dari majalah, buletin, kalender, dan media lainnya; bahkan guru yang kreatif dapat membuatnya sendiri. Penggunaan media tersebut jelas akan membuat anak tertarik untuk mengikuti dan aktif dalam menyebutkan setip gambar yang tertera dalam setiap media gambar tersebut, bahkan bukan hanya pada tataran peningkatan kosa kata, media gambar bisa melatih keterampilan berbicara anak sebagaimana dikatakan Suparto (997:23) bahwa media gambar berfungsi untuk melatih keterampilan berbicara.

(15)

terkait dengan penggunaan media yang tepat guna dalam pembelajaran sebagai upaya meningkatkan pembendaharaan kosa kata dan keterampilan berbicara anak usia dini. Permasalahan tersebut juga sangat urgen untuk diteliti karena apabila dibiarkan akan menjadi permasalahan yang klasik sehingga nantinya ada media solutif yang efektif bagi peningkatan pembendaharaan kosa kata dan keterampilan berbicara anak usia dini. Selebihnya permasalahan tersebut sangat meaningful

untuk diteliti karena akan mermakna bagi pengajaran bahasa ke depan terutama penggunaan media pembelajaran yang tepat bagi peningkatan pembendaharaan kosa kata dan keterampilan berbicara anak usia dini.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan uraian pada latar belakang di atas, maka dapat diidentifikasi berbagai permasalahan yang menyangkut kajian penggunaan media gambar dalam pembelajaran bahasa anak usia dini aspek peningkatan keterampilan berbicara, khususnya dalam pengembangan kosa kata sebagai berikut:

1. Masa usia dini termasuk rawan dan labil manakala kurang mendapat rangsangan yang positif. Kondisi ini mempunyai implikasi terhadap rangsangan awal di masa anak-anak untuk tumbuh dan berkembang sesuai dengan tahapan perkembangan anak yang sangat besar manfaatnya di kemudian hari.

(16)

3. Penggunaan media gambar masih kurang efektifitasnya dalam pembelajaran, padahal media ini disinyalir akan mampu merangsang anak usia dini untuk berlatih terutama dalam meningkatkan kemampuan berbicara.

4. Pengembangan kosa kata memiliki posisi yang signifikan, karena kosa kata berkaitan dengan pelafalan (bunyi), variasi arti, pengenalan konsep(si), dan bahasa sebagai media berpikir kritis dan ilmiah. Hal ini karena kosa kata pada masa usia dini akan menjadi dasar bagi dirinya dalam melakukan interaksi dan komunikasi dengan lingkungannya. Ide dan pemikiran anak (demikian pula yang lainnya) akan dipahami dengan baik oleh pihak lain jika ia menggunakan dengan kosa kata yang dipilihnya secara tepat.

5. Pembendaharaan kosa kata dan keterampilan berbicara anak akan berkembang apabila guru mampu berkreasi dalam penggunaan metode dan media pembelajaran yang disesuaikan dengan karakteristik materi dan psikologi anak usia dini.

(17)

7. Salah satu keberhasilan dalam pembelajaran bahasa anak usia dini adalah meningkat pembendaharaan kosa kata dan terampil berbicara sesuai dengan usianya.

Kecenderungan umum dari permasalahan tersebut adalah adanya indikasi bahwa penggunaan media pembelajaran belum mampu meningkatkan keterampilan berbicara anak usia dini.

B. Perumusan Masalah

Sebagaimana telah diungkapkan di atas bahwa penggunaan media gambar dalam pembelajaran anak usia dini mempunyai pengaruh terhadap peningkatan keterampilan berbicara, khususnya dalam pengembangan kosa kata. Berdasarkan hasil identifikasi dapat dirumuskan permasalahan penelitian sebagai berikut: Apakah penggunaan media gambar dalam pembelajaran bahasa anak usia dini dapat meningkatkan pembendaharaan kosa kata dan keterampilan berbicara anak usia dini di TK Juwita Cibiru Bandung?

Berdasarkan rumusan masalah tersebut, secara khusus dijabarkan ke dalam rumusan pertanyaan penelitian sebagai berikut:

1. Bagaimana kondisi objektif pembelajaran bahasa di TK Juwita Cibiru Bandung?

(18)

3. Apakah terdapat perbedaan peningkatan kosa kata yang signifikan antara anak yang belajar menggunakan media gambar dengan anak usia dini yang memperoleh pembelajaran konvensional di TK Juwita Cibiru Bandung? 4. Apakah terdapat perbedaan peningkatan keterampilan berbicara yang

signifikan antara anak usia dini yang belajar menggunakan media gambar dengan anak usia dini yang memperoleh pembelajaran konvensional di TK Juwita Cibiru Bandung?

5. Apakah pembelajaran dengan menggunakan media gambar efektif dalam meningkatkan pembendaharaan kosa kata dan keterampilan berbicara anak usia dini di TK Juwita Cibiru Bandung?

6. Bagaimana keunggulan dan keterbatasan penggunaan media gambar dalam pembelajaran kosa kata dan keterampilan berbicara anak usia dini di TK Juwita Cibiru Bandung?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini secara umum adalah untuk mengetahui penggunaan media gambar dalam meningkatkan keterampilan berbicara anak TK Juwita Cibiru Bandung. Secara khusus, tujuan penelitian ini adalah untuk:

(19)

2. mengetahui disain dan proses pembelajaran bahasa menggunakan media gambar dalam meningkatkan kosa kata dan berbicara di TK Juwita Cibiru Bandung

3. mengetahui perbedaan peningkatan keterampilan berbicara yang signifikan antara anak usia dini yang belajar menggunakan media gambar dengan anak usia dini yang memperoleh pembelajaran konvensional di TK Juwita Cibiru Bandung

4. mengetahui perbedaan peningkatan keterampilan berbicara yang signifikan antara anak usia dini yang belajar menggunakan media gambar dengan anak usia dini yang memperoleh pembelajaran konvensional di TK Juwita Cibiru Bandung

5. mengetahui efektivitas pembelajaran dengan menggunakan media gambar dalam meningkatkan pembendaharaan kosa kata dan keterampilan berbicara anak usia dini di TK Juwita Cibiru Bandung

6. mengetahui keunggulan dan keterbatasan penggunaan media gambar dalam pembelajaran kosa kata dan keterampilan berbicara anak usia dini di TK Juwita Cibiru Bandung

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoretis

(20)

pembelajaran di TK Juwita Cibiru Bandung perlu terus-menerus dikaji efektivitas dan efisiensinya untuk mengetahui apakah media tersebut perlu disempurnakan atau diperbaiki, dikembangkan, atau ditinggalkan.

Secara teoritis, manfaat dari hasil penelitian ini diharapkan bisa memberikan:

a. kajian dan informasi tentang penggunaan media gambar dalam pembelajaran sebagai upaya mengembangkan penguasaan kosa kata dan keterampilan berbicara anak usia dini

b. pengembangan konsep-konsep media gambar dalam pembelajaran sebagai upaya mengembangkan penguasaan kosa kata dan keterampilan berbicara anak usia dini

c. sumbangan pemikiran untuk mendukung hasil-hasil penelitian orang lain tentang objek dan kondisi yang berbeda

2. Manfaat Praktis

Secara praktis, hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan:

a. sebagai bahan masukan bagi para guru TK Juwita Cibiru Bandung khususnya, dan umumnya TK-TK lainnya dalam memilih dan menggunakan media gambar dalam pembelajaran sebagai upaya meningkatkan penguasaan kosa kata dan keterampilan berbicara anak usia dini.

(21)

c. sebagai bahan masukan bagi para perencana program pendidikan pada level TK dalam memahami konsep media pembelajaran serta penerapan konsep tersebut dalam kegiatan pembelajaran, sebagai dasar pertimbangannya adalah karena penggunaan media gambar baik secara teoritik maupun empirik, terbukti dapat mengembangkan penguasaan kosa kata dan keterampilan berbicara anak usia dini sesuai dengan kebutuhannya.

E. Definisi Operasional

Untuk menghindari salah penafsiran, penulis mencoba mendefinisikan beberapa istilah yang ada kaitannya dengan permasalahan, yaitu:

1. Pembelajaran adalah suatu proses komunikasi dua arah, mengajar dilakukan oleh guru sebagai pendidik sedangkan belajar dilakukan oleh peserta didik. Pembelajaran dipandang sebagai kegiatan atau proses interaksi antara guru, siswa, metode, materi dengan lingkungannya untuk mencapai tujuan yang diharapkan.

(22)

3. Gambar adalah sesuatu yang diwujudkan secara visual dalam bentuk dua dimensi sebagai curahan atau pikiran. Gambar-gambar yang dapat digunakan sebagai media pembelajaran adalah lukisan, ilustrasi, iklan, kartun, potret, karikatur, dan gambar berseri. Kesemua itu dapat diperoleh dari majalah, buletin, kalender, dan media lainnya. Bahkan guru yang kreatif dapat membuatnya sendiri.

4. Anak Usia Dini merupakan kesempatan emas bagi anak untuk belajar. Oleh karena itu kesempatan ini hendaknya dimanfaatkan sebaik-baiknya untuk proses belajar anak. Rasa ingin tahu pada usia ini berada pada posisi puncak. Tidak ada usia sesudahnya yang menyimpan rasa ingin tahu anak melebihi usia dini, khususnya usia 3-6 tahun.

5. Meningkatkan adalah membuat kondisi/kemampuan sesuatu/seseorang meningkat akibat perlakuan yang terjadi. Perlakuan dalam pembelajaran bisa berupa penggunaan/pemilihan media pembelajaran, metode pembelajaran, atau situasi lingkungan.

6. Kosa kata diartikan sebagai pembendaharaan kata, vokabuler (Poerwadarminta, 2003:617; Badudu dan Zain, 2001; Depdikbud, 1990:462). Sedangkan pembendaharaan itu sendiri dimaknai sebagai pemahaman dan keterampilan mengenai kata-kata tersebut.

(23)

F. Hipotesis

Hipotesis merupakan pemecahan sementara atas masalah penelitian (Dalen, 1969:61). Ia merupakan pernyatan sementara tentang hubungan yang diaharpkan antara dua variable atau lebih (McMillan dan Schumacher, 1989). Dengan kata lain, hipotesis merupakan prediksi terhadap hasil penelitian yang diusulkan. Penelitian ini merupakan penelitian kuasi eksperimen dalam bentuk

desain kelompok kontrol non-ekuivalen atau desain prates-pascates kelompok kontrol tanpa acak. Penelitian ini berusaha mencari hubungan antara penggunaan media gambar dalam pembelajaran kosa kata dan keterampilan berbicara siswa TK Juwita Cibiru Bandung. Oleh karena itu, hipotesis yang diusulkan adalah menggunakan bentuk hipotesis diferensial terarah dari hubungan antar variabel. Adapun hipotesisnya adalah:

1. Terdapat perbedaan penguasaan kosa kata antara siswa yang memperoleh pembelajaran dengan menggunakan media gambar dengan siswa yang memperoleh pembelajaran konvensional.

2. Terdapat perbedaan peningkatan keterampilan berbicara antara siswa yang memperoleh pembelajaran dengan menggunakan media gambar dengan siswa yang memperoleh pembelajaran konvensional.

G. Keterbatasan Penelitian

(24)

1. Penelitian ini hanya dilakukan dalam waktu relatif sangat singkat lebih kurang satu bulan, sehingga akan berdampak pada hasil yang dicapai belum maksimal.

2. Penguasaan pembendaharaan kosa anak usia dini hanya dilihat dari kemampuan memahami gambar yang sangat terbatas dan sederhana sesuai dengan usianya, belum kepada makna yang lebih luas, apalagi diksi. 3. Keterampilan berbicara anak usia dini hanya dilihat dari sisi bagaimana

(25)

128

SIMPULAN DAN REKOMENDASI

A. Simpulan

Berdasarkan hasil analisis data yang diperoleh dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:

1. Berdasarkan hasil observasi tentang proses pembelajaran bahasa dengan menggunakan

media gambar berdasarkan SKH yang dibuat guru menunjukkan proses pembelajaran

berlangsung sangat kondusif dan hidup. Suasana kelas sangat hidup, anak memperhatikan

ketika guru membawakan gambar-gambar, anak memperhatikan dengan seksama apa yang

diucapkan guru dari gambar tersebut dan anak mampu menyebutkan apa yang disebutkan

guru sebelumnya, bahkan anak mampu menyebutkan setiap apa yang ditunjuk guru dari

gambar secara antusias. Gambar yang disajikan secara bervariasi baik itu warna gambar

maupun jenis gambarnya itu sendiri ternyata mampu menyita perhatian anak. Anak mampu

menambah jumlah kosa kata dan memahaminya. Selain itu, anak ternyata mampu

menyebutkan dan menggunakan kata-kata tersebut dalam berkomunikasi baik dengan

teman bahkan dengan gurunya.

2. Hasil penelitian yang berkenaan dengan kemampuan pengembangan kosa kata diperoleh

melalui tes pengembangan kosa kata. Rerata gain kemampuan pengembangan kosa kata

anak usia dini yang belajar dengan penggunaan media gambar (PMG) adalah sebesar 0,81,

terlihat lebih tinggi dibanding anak usia dini yang belajar dengan pembelajaran

konvensional yaitu sebesar 0,27. Hal ini menunjukkan bahwa pembelajaran bahasa

dengan menggunakan media gambar lebih baik daripada kelas konvensional dalam

(26)

129

penggunaan media gambar merupakan media yang efektif untuk digunakan dalam

mengembangkan kosa kata dasar anak baik secara umum maupun pada masing-masing

aspek.

3. Hasil penelitian yang berkenaan dengan pembelajaran menggunakan media gambar dalam

meningkatkan keterampilan berbicara anak usia dini di TK Juwita dilakukan tes. Hasilnya

adalah rerata gain keterampilan berbicara anak usia dini yang belajar dengan menggunakan

media gambar adalah 0,82, sedangkan pembelajaran konvensional yaitu sebesar 0,31.

Artinya bahwa Pembelajaran keterampilan berbicara menggunakan media gambar lebih

baik dibandingkan dengan pembelajaran konvensional. Setelah dilakukan pengolahan data

dan pengujian hipotesis, penelitian ini dapat menjawab bahwa penggunaan media gambar

merupakan media yang efektif untuk digunakan dalam meningkatkan keterampilan

berbicara dasar anak.

B. Rekomendasi

Rekomendasi diberikan sebagai tindak lanjut dari hasil penelitian yang dilakukan dan

diberikan kepada semua pihak baik bagi TK, PAUD, guru, maupun lainnya, mengenai

penggunaan media gambar sebagai media untuk meningkatkan kemampuan bahasa aspek

berbicara anak usia dini. Adapun rekomendasi penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Bagi pihak pengelola TK

Diharapkan dapat memepertimbangkan penggunaan media alternatif dalam upaya

(27)

130 berbicara, membaca, dan berkreatifitas.

2. Bagi guru TK

Diharapkan guru membuat perencanaan pembelajaran yang terencana dan terarah agar

lebih efektif. Keefektifan itu bisa dilihat dari antusiasme dan aktivitas anak dalam proses

pembelajaran. Selain itu, guru harus memaksimalkan semua media yang dapat digunakan

untuk pembelajaran bahasa anak usia dini, agar mereka tertarik, terdorong, dan aktif

dalam belajar.

3. Bagi para perencana program TK

Diharapkan lebih memahami konsep dan penggunaan media pembelajaran dalam proses

pembelajaran sebagai upaya meningkatkan antusiasme dan aktifitas anak dalam belajar.

Hal ini disebabkan oleh semakin berkembangnya alih teknologi yang justru harus

dimanfaatkan untuk meningkatkan proses, hasil, dan aktifitas belajar. Pemilihan media

gambar dalam pembelajaran bahasa harus mendapat pertimbangan matang disesuaikan

dengan karakteristik anak dan materi ajar. Ketepatan memilih media dan tentu saja

strategi pembelajaran akan berdampak positif bagi peningkatan kebahasaan anak.

4. Bagi para peneliti

Bagi para peneliti selanjutnya diharapkan bisa mengklarifikasi hasil penelitian ini untuk

dilakukan penelitian ulang agar benar-benar hasil penelitian ini berdaya guna bagi

(28)

131

untuk menelaah dampak pembelajaran bahasa dengan menggunakan media gambar

terhadap peningkatan berbahasa anak usia dini untuk dijadikan bahan bagi yang

kompeten tentang perlunya kelengkapan media pembelajaran khususnya gambar yang

bervariasi dalam pembelajaran bahasa sesuai dengan aspek atau jenis keterampilan

Gambar

Grafik 2.1 Kuantitas Pembendaharaan Kosa kata anak-anak …………………………   54
gambar adalah sesuatu yang diwujudkan secara visual dalam bentuk dua dimensi
gambar masih
gambar dalam meningkatkan kosa kata dan berbicara di TK Juwita Cibiru
+5

Referensi

Dokumen terkait

Peserta didik etnik Tionghoa Medan yang menjadi bagian penelitian dalam kedwibahasaan di mana bahasa Indonesia dan bahasa Inggris menjadi bahasa asing bagi orang

mengerjakan tugas kelompok yang telah diberikan pada pertemuan sebelumnya, yakni tentang observasi dan wawancara terhadap penjual kerajinan bahan Alam khas daerah

Sistem operasi penangkapan ikan seperti ini dapat menyebabkan produktivitas yang rendah (Barus et al. Faktor yang dianggap sebagai penyebab rendahnya produktivitas ini

Promosi Kesehatan di Puskesmas adalah upaya puskesmas untuk meningkatkan kemampuan pasien, agar dapat mandiri dalam mempercepat kesembuhan dan rehabilitasinya, dalam

[r]

[r]

Profil Lulusan Program Studi Ilmu Pendidikan Agama Islam Tahun 2011-2013 dan Relev Ansinya dengan Penyerapan Dunia Kerja.. Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |

[r]