UPAYA MENINGKATKAN KEBUGARAN JASMANI SISWA MELALUI AKTIVITAS MODIFIKASI PERMAINAN
BOLAVOLI
(Penelitian Tindakan Kelas di Kelas 4 – D SD Negeri Gegerkalong KPAD)
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat untuk Memperoleh Gelar
Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Pendidikan Jasmani
Oleh :
NURUL UTSWATUN HASANAH 0902655
PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR PENDIDIKAN JASMANI FAKULTAS PENDIDIKAN OLAHRAGA DAN KESEHATAN
UPAYA MENINGKATKAN KEBUGARAN JASMANI SISWA
MELALUI AKTIVITAS MODIFIKASI PERMAINAN
BOLAVOLI
Oleh
Nurul Utswatun Hasanah
Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Oahraga dan Kesehatan
© Nurul Utswatun Hasanah 2013 Universitas Pendidikan Indonesia
Oktober 2013
Hak Cipta dilindungi undang-undang.
LEMBAR PENGESAHAN
NURUL UTSWATUN HASANAH
UPAYA MENINGKATKAN KEBUGARAN JASMANI SISWA MELALUI AKTIVITAS MODIFIKASI PERMAINAN
BOLAVOLI
DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH:
Pembimbing I
Dr. Yunyun Yudiana, M.Pd NIP. 196506141990011001
Pembimbing II
Carsiwan, M.Pd NIP. 197101052002121001
Mengetahui
Ketua Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD) Pendidikan Jasmani
PERNYATAAN
’’Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi yang berjudul “ UPAYA MENINGKATKAN KEBUGARAN JASMANI SISWA MELALUI AKTIVITAS MODIFIKASI PERMAINAN BOLAVOLI” ini dan seluruh isinya adalah benar -benar karya saya sendiri, dan saya tidak melakukan penjiplakan atau pengutipan dengan cara-cara yang tidak sesuai dengan etika ilmu yang berlaku dalam masyarakat keilmuan. Atas pernyataan tersebut, saya siap menanggung resiko/sanksi yang dijatuhkan kepada saya apabila kemudian hari ditemukan adanya pelanggaran terhadap etika keilmuan dalam karya saya ini, atau ada klaim dari pihak lain terhadap keaslian karya saya ini”.
Bandung, Oktober 2013
Yang membuat pernyataan
ABSTRAK
Nurul Utswatun Hasanah. Skripsi ini berjudul “Upaya Meningkatkan
Kebugaran Jasmani Siswa Melalui Aktivitas Modifikasi Permainan
BolaVoli”. Pembimbing I Dr. Yunyun Yudiana, M.Pd dan Pembimbing II
Carsiwan, M.Pd.
Permasalahan yang muncul dilapangan adalah rendahnya tingkat kebugaran jasmani siswa dari mulai SD sampai SLTA. Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui apakah dengan menerapkan modifikasi bola dan peraturan permainan dalam aktivitas pembelajaran permainan bolavoli dapat meningkatkan kebugaran jasmani siswa dalam pembelajaran aktivitas permainan bolavoli di sekolah?
ABSTRAK ENGLISH
Nurul Utswatun Hasanah. An Effort to Improve Physical Fitness Student Through The Activity Modification volleyball game. Pembimbing I Dr. Yunyun Yudiana, M.Pd dan Pembimbing II Carsiwan, M.Pd.
The problems that arise in the area is the low level of physical fitness students from elementary to high school. The purpose of this study is to determine whether to apply the modifications and the regulation game ball in a volleyball game learning activities can improve the physical fitness of students in learning activities at school volleyball game ?
BAB II. KAJIAN TEORETIS DAN
2.3Fungsi Pendidikan.………....
2.4 Fungsi Ketahanan Sosial………..
3. Hakikat Kebugaran Jasmani……...……….
3.1 Karakteristik Siswa SDN 1 KPAD Kota Bandung……...
3.2 Asfek Afektif Dalam Aktivitas Permainan Bolavoli……
3.3 Bentuk Gerak Dasar Permainan Bolavoli……….
BAB III. METODELOGI PENELITIAN... A. Lokasi dan Subjek Penelitian………..
B. Subjek Penelitian………..
C. Metode dan Desain Penelitia……….…. D. Prosedur Penelitian………... E. Instrument Penelitian…...………... F. Teknik Pengumpulan dan Analisis Data………... G. Teknik Pengolahan dan Analisis Data………..
BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN...
A. Hasil Penelitian………..
1. Paparan dan Data Awal………
B. Data Hasil Observasi……..………..
C. Pembahasan Hasil Penelitian………..
D. Diskusi Temuan………
BAB I
PENDAHULUAN
A.Latar Belakang
Telah disadari bahwa pendidikan pada umumnya berarti upaya untuk memajukan budipekerti (karakter, kekuatan bathin), pikiran (intellect) dan jasmani anak-anak selaras dengan alam dan masyarakatnya. Menurut Kusuma dan Somarya (2009:4) merumuskan bahwa :
Pengertian pendidikan secara memadai memang kompleks, sebab dapat dipandang dari berbagai bentuk, aspek unsur, dipandang dari setiap disiplin ilmu, dasar falsafanya, tetapi tidak merisaukan, yang penting adalah makna pengertian pendidikan yang tertuju pada upaya pengembangan sumber daya manusia.
Sekolah merupakan tempat untuk mendapatkan pendidikan dimana salah satunya adalah pendidikan jasmani, yang dalam pelaksanaannya terdapat upaya untuk meningkatkan kebugaran jasmani siswa. Menurut Juliantine, dkk, (2012:6), menyatakan bahwa: ”Pendidikan jasmani merupakan alat pendidikan yang menggunakan aktivitas fisik dan olahraga sebagai media untuk mencapai tujuan-tujuan pendidikan”.
Menurut Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP, 2006:207) dijelaskan bahwa tujuan pendidikan jasmani adalah sebagai berikut:
Pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan merupakan bagian integral dari pendidikan secara keseluruhan, bertujuan untuk mengembangkan aspek kebugaran jasmani, keterampilan gerak, keterampilan berfikir kritis, keterampilan sosial, penalaran, stabilitas emosional, tindakan moral, aspek pola hidup sehat dan pengenalan lingkungan bersih melalui aktivitas jasmnai.
Tujuan pendidikan jasmani untuk sekolah dasar yang terdapat dalam standar isi Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP, 2006:208) yaitu:
1. Mengembangkan keterampilan pengelolaan diri dalam upaya pengembangan dan pemeliharaan kebugaran jasmani serta pola hidup sehat melalui berbagai aktivitas jasmani dan olahraga yang terpilih. 2. Meningkatkan pertumbuhan fisik dan pengembangan psikis yang lebih
3. Meningkatkan kemampuan dan keterampilan gerak dasar.
4. Meletakkan landasan karakter moral yang kuat melalui internalisasi nilai-nilai yang terkandung di dalam pendidikan jasmani, olahraga dan kesehatan.
5. Mengembangkan sikap sportif, jujur, bertanggung jawab, kerjasama, percaya diri dan demokratis.
6. Mengembangkan keterampilan untuk menjaga keselamatan diri sendiri, orang lain dan lingkungan.
7. Memahami konsep aktivitas jasmani dan olahraga di lingkungan yang bersih sebagai informasi untuk mencapai pertumbuhan fisik yang sempurna, pola hidup sehat dan kebugaran, terampilan, serta memiliki sikap yang positif.
Pendidikan jasmani memiliki peran yang sangat penting dalam mengintensifkan penyelenggaraan pendidikan sebagai suatu proses pembinaan manusia yang berlangsung seumur hidup. Pendidikan jasmani memberikan kesempatan pada siswa untuk terlibat langsung dalam aneka pengalaman belajar melalui aktivitas jasmnai permainan dan olahraga yang dilakukan secara sistematis terarah dan terencana. Adapun tujuan dari bermain tersebut diantaranya adalah:
1. Menyediakan pengalaman gerak yang menyenangkan. 2. Menyediakan rasa aman secara psikologis dan sosial anak.
3. Menyediakan partisipasi aktif anak untuk berinteraksi dengan teman. 4. Memberikan anak kesempatan untuk tumbuh secara fisik, emosional,
spiritual, melalui partisipasi dalam aktifitas bermain.
3
Awal mula permainan bolavoli adalah permainan Minonette, yaitu memantul-mantulkan bola menyebrangi atas net. Permainan ini diperkenalkan di negara bagian Massachustes Amerika Serikaat oleh William G. Morgan pada tahun 1895, sebagai sarana rekreasi. Melihat
karakteristik permainan “Minonete” adalah memantul-mantulkan bola, maka Dr. Alfred T. Halstead menganjurkan nama permainan ini di ganti menjadi Volley ball.
Jadi, permainan dalam bolavoli dimainkan oleh dua tim berlawanan, yang masing-masin tim memiliki enam orang pemain. Aspek afektif yang dapat terbentuk secara positif melalui pendidikan jasmani diantaranya adalah sikap disiplin, kejujuran, kerjasama, fair play dan saling menghargai. Aspek ini dapat dikembangkan melalui materi-materi olahraga yang merupakan salah satu materi yang dalam pelaksanaannya sering melibatkan aktivitas siswa secara berkelompok atau lebih dari satu orang. Hal ini mengindikasikan bahwa materi-materi olahraga dan permainan dominan mengandung nilai-nilai sosial yang dapat di transpormasikan kepada siswa agar kebugaran siswa lebih baik dari sebelumnya.
Faktor yang mempengaruhi agar tujuan tersebut dapat tercapai diantaranya kondisi sekolah yang meliputi sarana dan prasarana pembelajaran serta kualitas seorang guru yang meliputi kemampuan guru dalam mengajar. Maka, seorang guru penjas dituntut agar mampu menciptakan situasi pembelajaran yang aktif dan efektif dalam waktu yang relatif sedikit agar hasil dari pembelajaran mengenai materi yang diajarkan meningkat. Misalnya gerak tubuh siswa dalam bermain bolavoli menjadi lebih baik atau meningkat. Pengertian bermain voli menurut Subroto dan Yudiana, (2010:36) mengemukakan bahwa:
permainan bolavoli pada dasarnya adalah permainan memantul-mantulkan bola (to volley) oleh tangan atau lengan dari dua regu yang bermain di atas lapangan yang mempunyai ukuran-ukuran tertentu, yang terbagi menjadi dua tim regu sama besar oleh net atau tali yang dibetangkan diatas lapangan dengan ukuran ketinggian tertentu.
dengan cara pola penyerangan dan bertahan terhadap tim lawan dan mempertahankan atau menjaga daerah sendiri dari serangan lawan, teknik dasar yang digunakan dintaranya pasing bawah, pasing atas, servis, dan spike. Namun pada dasarnya banyak pula siswa yang tidak gemar atau cenderung lebih malas mengikuti pembelajaran penjas dalam hal ini pelajaran bolavoli. Karena jenis alat yang digunakan terlalu berat dan ada pula yang beranggapan bahwa bola itu menakutkan serta adanya keterbatasan guru penjas dalam memberikan materi yang berkaitan dengan bolavoli. Maka ketika melihat bola sering menimbulkan rasa takut dan sakit kepada siswa, serta waktu belajar yang relatif singkat dan monoton dalam pemberian materi pembelajaran serta adanya keterbatasan alat pembelajaran yang ada disekolah.
Untuk menciptaka hasil yang maksimal dalam waktu yang sangat terbatas, maka dibutuhkan suatu cara atau metode pembelajaran yaitu melalui modivikasi pembelajaran yang dapat mengakomodasi kebutuhan siswa dalam melaksanakan tugas geraknya dalam pembelajaran, untuk pencapaian tujuan tersebut, melibatkan peserta didik secara aktif dalam pembelajaran penjas di sekolah. Penulis mencoba untuk mensiasati keterbatasan sarana dan prasarana tersebut dengan memodifikasi alat dan peraturan permainan dalam pembelajaran aktivitas permainan bolavoli yaitu berupa bola modifikasi karet yang akan penulis gunakan adalah yang terbuat dari balon atau yang biasa disebut dengan
“bola semangka”. Serta berusaha melakukan penyesuaian-penyesuaian dalam hal peraturan dan cara memainkannya agar lebih mudah dan menarik untuk dilakukan. Penggunaan alat pembelajaran dengan menggunakan bola karet tentunya tidak akan terlalu banyak mengeluarkan biaya, dengan tidak menghilangkan nilai guna dan manfaat dari alat tersebut. Berdasarkan uraian di atas, maka penulis tertarik melakukan penelitian pendidikan yang berjudul:
5
B.Identifikasi Masalah
Dengan berlakunya Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) telah memberikan ruang gerak bagi guru untuk memanfaatkan segala sesuatu yang ada di lingkungan sekolah untuk dijadikan alat pembelajaran pendidikan jasmani. Maka, dalam pencapaian tujuan pendidikan jasmani bukan hal yang mudah, dikarenakan terdapat masalah-masalah yang dihadapi dan sering kali muncul dilapangan pada saat proses pembelajaran berlangsung diantaranya: 1. Masih banyaknya peserta didik yang belum memahami perbedaan
pendidikan jasmani dan olahraga sehingga proses pembelajaran pendidikan jasmani seringkali mengalami hambatan.
2. Kurangnya sarana dan prasarana yang memadai untuk mengembangkan potensi gerak siswa.
3. Adanya perbedaan daya ingat siswa dalam proses pembelajaran.
4. Banyaknya jumlah peserta didik sehingga sulit untuk di jangkau secara individu oleh guru.
5. Kurangnya kreativitas guru dalam menyajikan pembelajaran pendidikan jasmani sehingga terjadi kebosanan dan proses pembelajaran terkesan monoton.
Berdasarkan pemaparan di atas, maka penulis akan menerapkan pembelajaran modifikasi permainan bolavoli dalam memecahkan masalah-masalah yang telah terindentifikasi.
C.Rumusan Masalah
Dengan bertitik tolak pada latar belakang masalah di atas, maka penulis merumuskan masalah penelitian ini, yaitu:”Apakah rendahnya tingkat kebugaran jasmani siswa kelas IV-D SDN KPAD dapat ditingkatkan melalui modifikasi
permainan bolavoli?”.
D.Pemecahan Masalah
dalam pembelajaran permainan bolavoli yang diterapkan seperti langkah-langkah Penelitian Tindakan Kelas (PTK).
E.Tujuan Penelitian
Sesuai dengan rumusan masalah yang penulis rumuskan, maka tujuan penelitian untuk mengetahui apakah melalui memodifikasi permainan bolavoli dapat meningkatkan kebugaran jasmani siswa kelas IV-D SDN 1 KPAD Gegerkalong dalam pembelajaran permainan bolavoli.
F. Manfaat Penelitian
Manfaat yang dapat diambil dari penelitian ini adalah : 1. Manfaat Teoritis
a. Penelitian ini diharapkan berguna bagi penulis untuk mengetahui manfaat penerapan modifikasi permainan bolavoli dalam meningkatkan kebugaran jasmani siswa melalui permainan bolavoli yang dimodifikasi. b. Hasil dari penelitian ini dapat dijadikan acuan dalam proses pembelajaran
untuk peningkatan kebugaran jasmani siswa pada pembelajaran permainan bolavoli.
c. Memberikan mutu pembelajaran di sekolah dalam jangka pendek.
d. Memberikan sumbangan pemikiran dan tambahan referensi bagi lembaga pendidikan terutama dalam pengoptimalan proses pembelajaran pendidikan jasmani SD khususnya di SD Negeri 1 KPAD dalam meningkatkan kebugaran jasmani siswa dalam pembelajaran penjas. 2. Manfaat Praktis
a. Bagi guru, penelitian ini dapat digunakan sebagai masukan dalam menyususn rencana pembelajaran untuk meningkatkan kebugaran jasmani siswa pada pembelajaran permainan bolavoli.
b. Penggunaan pendekatan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dapat dipakai sebagai alternatif pendekatan dalam pembelajaran dalam upaya untuk meningkatkan kebugaran jasmani siswa.
7
d. Bagi sekolah, hasil penelitian dapat diguakan sebagai input atau masukan bagi pihak sekolah untuk mengembangkan kualitas guru pendidikan jasmani dalam mengajar pembelajaran pendidikan jasmani di SD Negeri 1 KPAD.
G.Batasan Masalah
Berdasarkan permasalahan yang terdapat dalam rumusan masalah di atas maka permasalahan yang dikaji dalam penelitian ini dibatasi disekitar pemecahan masalah pembelajaran akibat keterbatasan jumlah bola/media alat yang tersedia di sekolah SD Negeri 1 KPAD. Sehingga untuk memperoleh gambaran yang jelas maka diperlukan pembatasan serta ruang lingkup penelitian. Seperti yang dikemukakan oleh Surakhmad (1998:36), yang dikutip oleh Mulia (2012:12), sebagai berikut:
Pembatasan ini diperlukan bukan saja untuk memudahkan atau menyederhanakan masalah bagi penyelidik tetapi juga untuk dapat menetapkan lebih dahulu segala sesuatu yang diperlukan untuk pemecahannya : Tenaga, kecekatan, waktu, biaya dan lain sebagainya yang diambil dari rencana tersebut.
Sedangkan menurut Sugiyono (2012:32) mengemukakan bahwa: ’’Masalah dapat diartikan sebagai penyimpangan antara yang seharusnya dengan apa yang benar-benar terjadi, antara teori dengan praktek, antara aturan dengan pelaksanaan, antara rencana dengan pelaksanaan’’.
Sesuai dengan masalah yang penulis kemukakan, maka penulis membatasi ruang lingkup penelitian sebagai berikut:
1. Variabel bebas dalam penelitian ini yaitu kebugaran jasmani, dan variabel terikatnya adalah modifikasi permainan bolavoli. Penelitian hanya terbatas kepada penerapan modifikasi bola, dan lapangan, dalam permainannya untuk meningkatkan pola gerak dasar dominan dan kebugaran jasmani siswa melalui pembelajaran aktivitas bolavoli.
3. Lokasi Penelitian adalah di SDN KPAD Gegerkalong kota Bandung. Jl. Manunggal No.1 KPAD Kelurahan Gegerkalong, Kecamatan Sukasari kota Bandung.
4. Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian tindakan kelas (PTK).
H.Definisi Operasional
Untuk mempermudah serta menghindari penafsiran terhadap istilah yang digunakan dalam penelitian ini, maka penulis perlu untuk memberikan gambaran dalam judul penelitian sebagai berikut:
1. Pengertian belajar. Belajar merupakan proses pemahaman secara sistematis dan berulang-ulang dengan adanya stimulus dan respon. Menurut Juliantine, dkk (2012:4). Karena belajar merupakan salah satu aktivitas manusia yang dianggap vital, tanpa belajar manusia akan sulit memiliki kecakapan dalam kehidupan. Melalui belajarlah manusia memperoleh pengalaman dan perkembangan dalam hidupnya, manusia membutuhkan kepandaian yang bersifat jasmaniah dan rohaniah, dan semuanya ini hanya dapat dicapai
melalui belajar. Belajar akan efektif kalau ada dalam keadaan “fun”, maka
pelajaran apapun yang diambil mahasiswa, tolak ukurnya ada dalam system pendidikan.
2. Pendidikan jasmani merupakan alat pendidikan yang menggunakan aktivitas fisik dan olahraga sebagai media untuk mencapai tujuan-tujuan pendidikan. Menurut Juliantine, dkk (2012:6). Karena pendidikan jasmani bukan hanya mengembangkan aspek fisik semata, melainkan juga mengembangkan aspek-aspek kognitif, emosi, mental, social, moral, dan estetika, melainkan terdapat adanya pengaruh positif terhadap perkembangan kognitif, afektif, dan psikomotor. Pendidikan jasmani dapat merangsang fungsi simpul-simpul syaraf, sehingga secara neorologis pendidikan jasmani dapat mengembangkan kemampuan akademik siswa.
9
mengalami kelelahan yang berarti, serta dapat terhindar dari penyakit kurang gerak (hypokinetik) sehingga dapat menikmati kehidupan dengan baik dan bersahaja. Menurut Tarigan (2012:30-33). Tujuan dari pendidikan jasmani yaitu untuk mengambangkan pribadi manusia secara utuh baik manusia sebagai mahluk individu, sosial dan religious dan secara operasional bertujuan meningkatkan pertumbuhan dan perkembangan siswa secara maksimal yang meliputi: Perkembangan pengetahuan, kerjasama, penalaran,emosional, sikap sportif, menghargai perbedaan, saling menolong, keterampilan, kesehatan, bahkan kebugaran jasmani dapat meningkatkan perkembangan inteligensia. Berkaitan dengan penjelasan tersebut, maka optimalisasi kebugaran jasmani bertujuan agar para siswa dapat berhasil dan eksis dalam kehidupannya yang meliputi tingkat kesehatan dan kebugaran yang prima, eksis dalam olahraga prestasi sekolah, termasuk mampu mengikuti dan bersaing dalam pertandingan olahraga antar kelas, antar sekolah dan bahkan antar daerah.
4. Pengertian bolavoli menurut Subroto dan Yudiana (2010:36). Yaitu permainan memantul-mantulkan bola (to volley) oleh tangan dari dua regu yang bermain di atas lapangan yang mempunyai ukuran-ukuran tertentu. Uuntuk masing-masing regu, lapangan dibagi dua sama besar oleh net atau tali yang dibentangkan diatas lapangan dengan ukuran ketinggian tertentu. Satu orang pemain tidak boleh memantulkan bola dua kali berturut-turut, dan satu regu dapat memainkan bola maksimal tiga kali sentuhan dilapangannya sendiri.
BAB III
METODE PENELITIAN
A.Lokasi dan Subyek Penelitian
1. Lokasi Penelitian
Tempat yang dijadikan penelitian ini adalah SD Negeri 1 KPAD Gegerkalong . Kota Bandung. Jl. Manunggal No.1 Kelurahan Gegerkalong, kecamatan Sukasari ,Kota Bandung. Alasan memilih SDN 1 KPAD Kota Bandung adalah karena penulis pernah melakukan praktek mengajar di sekolah tersebut yaitu pada saat PLP. Jadi penulis merasakan langsung masalah yang ada, sehingga ingin mencoba untuk melakukan penelitian, selain itu juga karena sekolah yang penulis pilih ini memiliki keterbatasan sarana pembelajaran yang memadai, sebaliknya sekolah tersebut memiliki lapangan yang cukup luas untuk diterapkannya pembelajaran aktivitas permainan bolavoli.
B.Subjek Penelitian
Subjek penelitian merupakan objek utama yang diteliti dalam sebuah penelitian tindakan kelas ini. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas IV-D dengan jumlah siswa yaitu 37 siswa yang terdiri dari 18 siswa laki-laki dan 19 orang siswa perempuan, alasan peneliti memilih kelas IV-D, karena peneliti pernah mengajar dikelas ini, dan peneliti merasakan langsung masalah yang muncul pada kelas ini , menurut peneliti satu kelas ini sudah cukup mewakili seluruh siswa kelas IV.
31 Siti Nurhasanah P
32 Wahyudi L
33 Yunita Gustini Putri p
34 Teuku Zakkki L
35 Haifa Zahwa Lunggara p
36 Kayla Imania Aurelia P
37 Rama Aripin L
18 19
C.Metode dan Desain Penelitian
1.Metode Penelitian
Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode penelitian tindakan kelas (Classroom Action Reseach) atau PTK dengan berdasarkan pada latar belakang bahwa penulis akan mengatasi atau memperbaiki proses dan hasil belajar didalam kelas, khususnya untuk meningkatkan kebugaran jasmani siswa dalam permainan bolavoli yang dimodifikasi.
2. Desain Penelitian
43
Gambar 3.1
Siklus Penelitian Tindakan Kelas
Secara garis besarnya bagan pada halaman sebelumnya menunjukan, pertama sebelum melaksanakan tindakan terlebih dahulu peneliti harus merencanakan secara seksama jenis tindakan yang akan dilakukan. Kedua, setelah rencana disusun secara matang, barulah tindakan itu dilakukan. Ketiga, bersama dengan dilaksanakannya tindakan, peneliti mengamati proses pelaksanaan tindakan itu sendiri dan akibat yang ditimbulkannya. Keempat, berdasarkan hasil pengamatan tersebut, peneliti kemudian melakukan refleksi atas tindakan yang telah dilakukannya. Jika hasil refleksi menunjukan perlunya dilakukan perbaikan atas tindakan yang dilakukan, maka rencana tindakan perlu disempurnakan lagi
Identifikasi Masalah
Perencanaa n
Tindakan
Observasi Refleksi
SIKLUS I
Perencanaan
Ulang 2 Tindakan
Observasi Refleksi
SIKLUS II
Perencanaan Ulang 3
Tindakan
Observasi Hasil
Kesimpulan
agar tindakan yang dilaksanakan berikutnya tidak sekedar mengulang apa yang telah dilakukan sebelumnya. Demikian seterusnya sampai masalah yang diteliti dapat dipecahkan secara optimal.
D.Prosedur Penelitian
Penelitian tindakan kelas ini akan dilaksanakan dalam dua siklus dimana kegiatan setiap siklusnya meliputui perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi, evaluasi dan refleksi. Adapun rincian kegiatan pada setiap siklusnya diuraikan sebagai berikut:
1. Perencanaan(Planning)
a. Mengadakan pertemuan, guru pelaksanaan tindakan dan guru pengamat berdiskusi tentang persiapan penelitian.
b. Mempersiapkan mediamodifikasi yang akan digunakan dalam pembelajaran bolavoli.
c. Menyiapkan rencana pelajaran yang telah disusun pada persiapan penelitian. d. Menyiapkan lembar observasi aktivitas siswa, dan catatan lapangan.
2. Pelaksanaan Tindakan (Action)
Pada tahap ini kegiatan yang akan dilaksanakan berdasarkan perencanaan tindakan yang telah ditetapkan, yaitu melaksakan pembelajaran sesuai rencana pembelajaran yang telah dibuat. Fokusnya adalah meningkatkan kebugaran jasmani siswa dalam bermain bolavoli menggunakan media pembelajaran yang dimodifikasi.
a. Observasi
Pada tahap observasi ini, dilakukan observasi aktivitas siswa, Observasi dilakukan oleh guru pengamat dan kegiatan dicatat dalam catatan lapangan.
Menurut Kasbolah (1998/1999:91) obserevasi adalah sebagai berikut:
45
b. Evaluasi
Pada tahap evaluasi ini, untuk mengukur tingkat partisifasi siswa menggunakan sumber catatan lapangan dan bentuk video hasil pembelajaran. c. Refleksi
Pada tahap refleksi, data yang diperoleh dari hasil evaluasi kemudian dianalisis. Hasil analisis digunakan untuk merefleksi pelaksanaan tindakan pada siklus tersebut, hasil refleksi kemudian digunakan untuk merencanakan tindakan pada siklus berikutnya. Prosedur, alat, pelaku, sumber informasi, dan cara analisis. Menurut Kasbolah (1998/1999:100) pada dasarnya refleksi “Merupakan kegiatan analisis-sintesis, interprestasi, dan ekplanasi (penjelasan) terhadap semua informasi yang diperoleh dari penelitian tindakan”.
E.Instrumen Penelitian
Instrumen yang digunakan oleh penulis untuk mengumpulkan data dalam penelitian ini adalah:
1. Observasi
Observasi yang dilaksanakan penulis sebagai peneliti untuk mengetahui segala hal yang berhubungan dengan pelaksanaan pembelajaran keterampilan permainan bolavoli di kelas IV SDN 1 KPAD Kota Bandung. Alat yang digunakan adalah lembar observasi tentang aktivitas siswa. Kegiatan observasi dilaksanakan pada saat pembelajaran berlangsung, untuk memperoleh data tentang pelaksanaan pembelajaran keterampilan dasar permainan bolavoli dan evaluasi hasil pembelajaran, serta faktor-faktor penunjang dan menghambat pelaksanaan pembelajaran. Menurut Marshall dalam Sugiyono (2005:54) menyatakan bahwa “Through observation, the researcher learn about behavior and the meaning attached to those behavior”. Melalui observasi; peneliti belajar tentang perilaku, dan makna dari perilaku tersebut.
2. Tes Kebugaran Jasmani
Dalam tes kebugaran jasmani menurut Nurhasan dan Cholil (2007:104) Tes kebugaran Jasmani Indonesia terdiri dari:
2.1 Tingkat sekolah dasar
1.2untuk kelas 4, 5 dan 6 (umur 10 – 12 tahun) 2.2 Tingkat sekolah menengah pertama (13 – 15 tahun) 2.3 Tingkat sekolah menengah atas (16 – 19 tahun)
Berdasarkan pernyataan tersebut, maka penulis mengambil tes kebugaran jasmani tingkat sekolah dasar kelompok umur 10-12 tahun yaitu kelas IV-VI. Berikut Proses Tes Kebugaran Jasmani menurut Nurhasan dan Cholil (2007:104) untuk sekolah dasar kelas IV adalah sebagai berikut:
1. Lari cepat 40 meter
a. Tujuan : Tes ini bertujuan untuk mengukur kecepatan b. Alat dan Fasilitas :
1) Lintasan lurus, rata, tidak licin, dan berjarak 40 meter 2) Peluit
2) Pengukur waktu merangkap pencatat hasil tes d. Pelaksanaan
1) Sikap permulaaan
Peserta berdiri dibelakang garis start 2) Gerakan
a) pada aba-aba “SIAP” peserta mengambil sikap start berdiri, siap untuk lari
b) pada aba- aba “YA” peserta lari secepat mungkin menuju garis finish 3) Lari masih bisa diulang apabila peserta :
a) mencuri start
b) tidak melewati garis finish c) terganggu oleh pelari lainnya d) jatuh / terpeleset
1)Pengukuran waktu
Pengukuran waktu dilakukan dari saat bendera start diangkat sampai pelari melintasi garis Finish.
5) Pencatat hasil
a) hasil yang dicatat adalah waktu yang dicapai oleh pelari untuk menempuh jarak 40 meter dalam satuan detik
47
Gambar 3.2 Lari cepat 40 meter
2. Angkat tubuh (pull-up) 30 detik
a. Tujuan
Tes ini bertujuan untuk mengukur kekuatan dan ketahanan otot lengan dan bahu.
b. Alat dan fasilitas 1) Lantai rata
2) Palang tunggal yang dapat diatur ketinggiannya yang disesuaikan dengan ketinggian peserta. Pipa pegangan terbuat dari besi ukuran ¾ inchi.
3) Stopwatch 4) Serbuk kapur 5) Alat tulis c. Petugas tes
1) pengamat waktu
2) penghitung gerakan merangkap pencatat hasil
d. Pelaksanaan Tes Gantung Angkat Tubuh 30 detik (Untuk Putera) 1) Sikap permulaan
Peserta berdiri di bawah palang tunggal. Kedua tangan berpegangan pada palang tunggal selebar bahu (gambar 3.2). Pegangan telapak tangan menghadap ke arah letak kepala
Gambar 3.3
Sikap pegangan telapak tangan 2) Gerakan (Untuk Putera)
b) Selama melakukan gerakan, mulai dan kepala sampai ujung kaki tetáp merupakan satu garis lurus.
c) Gerakan ini dilakukan berulang-ulang, tanpa istirahat sebanyak mungkin selama 30 detik.
Gambar 3.4
Posisi angkat tubuh untuk putera
3) Angkatan dianggap gagal dan tidak dihitung apabila:
a) pada waktu mengangkat badan, peserta melakukan gerakan mengayun
b) pada waktu mengangkat badan, dagu tidak menyentuh palang tunggal
c) pada waktu kembali ke sikap permulaan kedua lengan tidak lurus
e. Pencatatan Hasil
1) Yang dihitung adalah angkatan yang dilakukan dengan sempurna. 2) Yang dicatat adalah jumlah (frekuensi) angkatan yang dapat dilakukan
dengan sikap sempurna tanpa istirahat selama 30 detik.
3) Peserta yang tidak mampu melakukan Tes angkatan tubuh ini, walaupun telah berusaha, diberi nilai nol (0).
f. Pelaksanaan Tes Gantung Siku Tekuk ( Untuk Puteri)
Palang tunggal dipasang dengan ketinggian sedikit di atas kepala peserta. 1) Sikap perrnulaan
Peserta berdiri di bawah palang tunggal, kedua tangan berpegangan pada palang tunggal selebar bahu. Pegangan telapak tangan menghadap ke arah kepala (Lihat gambar 3.2)
2) Gerakan
Dengan bantuan tolakan kedua kaki, peserta melompat ke atas sampai dengan mencapai sikap bergantung siku tekuk, dagu berada di atas palang tunggal (Iihat gambar 3.4). Sikap tersebut dipertahankan selama mungkin (dalam hitungan detik).
49
Gambar 3.5
Posisi angkat tubuh untuk puteri 3) Pencatatan Hasil
Hasil yang dicatat adalah waktu yang dicapai oleh peserta untuk mempertahankan sikap tersebut diatas, dalam satuan detik. Peserta yang tidak dapat melakukan sikap diatas maka dinyatakan gagal dan diberikan nilai nol (0).
3. Tes Baring duduk (sit-up) 30 detik
a. Tujuan
Mengukur kekuatan dan ketahanan otot perut b. Alat dan fasilitas
1)lantai / lapangan yang rata dan bersih 2)stopwatch
3)alat tulis
4)alas / tikar / matras dll c. Petugas tes
1)pengamat waktu
2)penghitung gerakan merangkap pencatat hasil d. Pelaksanaan
1) sikap permulaan
a) berbaring telentang di lantai, kedua lutut ditekuk dengan sudut 90˚ dengan kedua jari-jarinya diletakkan di belakang kepala (lihat gambar 3.6).
Gambar 3.6 Posisi awal sit-up
2) Gerakan
a) Gerakan aba-aba “YA” peserta bergerak mengambil sikap duduk sampai kedua sikunya menyentuh paha, kemudian kembali ke sikap awal (lihat gambar 3.7).
b) Lakukan gerakan ini berulang-ulang tanpa henti selama 30 detik.
Gambar 3.7
Posisi saat melakukan sit-up e. Pencatatan Hasil
1) Gerakan tes tidak dihitung apabila :
a) pegangan tangan terlepas sehingga kedua tangan tidak terjalin lagi
b) kedua siku tidak sampai menyentuh paha
c) menggunakan sikunya untuk membantu menolak tubuh
2) Hasil yang dihitung dan dicatat adalah gerakan tes yang dapat dilakukan dengan sempurna selama 30 detik
3) Peserta yang tidak mampu melakukan tes ini diberi nilai nol (0)
4. Loncat tegak (vertical jump)
a. Tujuan
Tes ini bertujuan untuk mengukur daya ledak / tenaga eksplosif b. Alat dan fasilitas
1) Papan berskala centimeter, warna gelap, ukuran 30 x 150 cm, dipasang pada dinding yang rata atau tiang. Jarak antara lantai dengan angka nol (0) pada papan tes adalah 120 cm.
2) Serbuk kapur
3) Alat penghapus papan tulis 4) Alat tulis
c. Petugas tes
Pengamat dan pencatat hasil d. Pelaksanaan tes
1)Sikap permulaan
2)Terlebih dulu ujung jari peserta diolesi dengan serbuk kapur
51
Gambar 3.8
Posisi tubuh pada saat sebelum melakukan vertical jump e. Gerakan
1) Peserta mengambil awalan dengan sikap menekukkan lutut dan kedua lengan diayun ke belakang, Kemudian peserta meloncat setinggi mungkin sambil menepuk papan dengan tangan yang terdekat sehingga menimbulkan bekas.
2) Lakukan tes ini sebanyak tiga (3) kali tanpa istirahat atau boleh diselingi peserta lain
Gambar 3.9
Posisi pada saat vertical jump f. Pencatatan Hasil
1) Selisih raihan loncatan dikurangi raihan tegak 2) Ketiga selisih hasil tes dicatat
3) Masukkan hasil selisih yang paling besar 5. Lari 600 meter
a.Tujuan
Tes ini bertujuan untuk mengukur daya tahan jantung paru, peredaran darah dan pernafasan
1) Petugas pemberangkatan 2) Pengukur waktu
3) Pencatat hasil
4) Pengawas dan pembantu umum d. Pelaksanaan tes
1) Sikap permulaan
Peserta berdiri dibelakang garis start 2) Gerakan
a)Pada aba-aba “SIAP” peserta mengambil sikap berdiri, siap untuk lari.
Gambar 3.10
Posisi start
b)Pada aba-aba “YA” peserta lari semaksimal mungkin menuju garis finish
Gambar 3.11 Posisi pada saat berlari e.Pencatatan Hasil
1) Pengambilan waktu dilakukan mulai saat bendera start diangkat sampai peserta tepat Melintasi garis finish
53
F. Teknik Pengumpulan dan Analisis Data
1. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian tindakan kelas ini sebagai berikut:
a. Observasi
Observasi adalah kegiatan pengamatan oleh pengamat secara langsung yang memperlihatkan proses belajar siswa dan bertujuan untuk mendapatkan data tentang suatu masalah, hingga diperoleh pemahaman atau sebagai alat pembuktian terhadap informasi atau keterangan yang diperoleh. Observasi dapat diartikan sebagai pengamatan dan pencatatan kejadian yang diselidiki secara sistematik.
b. Tes
Tes merupakan instrument atau alat yang digunakan untuk memperoleh informasi tentang individu atau objek. Sebagai alat pengumpul informasi atau data. Data yang dikumpulkan yaitu data hasil tes belajar siswa dalam permainan bolavoli terhadap peningkatan kebugaran jasmani siswa dalam modifikasi permainan bolavoli setelah mengikuti pembelajaran berlangsung.
Data penelitian dikumpulkan dan disusun melalui teknik pengumpulan data yang meliputi: Sumber data, jenis data, teknik pengumpulan data, dan instrumen yang digunakan. Adapun instrumen pengumpulan data penelitian ini dapat dilihat pada tabel 3.2, menurut Nurhasan sebagai berikut:
Tabel 3.2
Keterangan Kriteria Penilaian:
3. Baring Duduk 30 Detik Kelompok Umur 10-12 Tahun
PUTERA Nilai PUTERI
4. Loncat Tegak Kelompok Umur 10-12 Tahun
PUTERA Nilai PUTERI
5. Lari 600 Meter Kelompok Umur 10-12 Tahun
55
Tabel 3.3
Lembar Observasi Pengamatan Siswa
No
Aspek Yang Diamati Kriteria
Ya Tidak
1. Siswa saling memberikan semangat
2. Siswa memiliki sikap toleransi dan ingin semua bermain
3. Semua siswa ikut berperan aktif dalam pembelajaran yang diberikan
4. Siswa memiliki jiwa disiplin dalam pembelajaran yang diberikan
5. Sisiwa memiliki jiwa sportivitas dalam pembelajaran yang diberikan
6. Siswa memiliki jiwa bertanggung jawab selama pembelajaran yang diberikan
7. Siswa selalu berkomunikasi dan bermain secara terkendali
8. Siswa mematuhi pada peraturan yang diberikan oleh guru
Keterangan :
Ya : Memiliki sikap
Tidak : Tidak memiliki sikap
1. Cara Pengambilan Data
a. Data hasil belajar di ambil dari sekenario pembelajaran.
b. Data tentang situasi pembelajar permainan bolavoli guna meningkatkan kebugaran diambil dengan menggunakan lembar observasi.
c. Data tentang keterkaitan antara perencanaan dan pelaksanaan didapat dari sekenario pembelajaran dan lembar observasi.
d. Data dokumentasi dilakukan pada saat proses pembelajaran permainan bolavoli berlangsung.
2. Analisis Data
1. Menelaah seluruh data yang telah dikumpulkan. Penelaahan dilakukan dengan cara menganalisis, mensinentesis, menerangkan, dan menyimpulkan.
2. Mereduksi data yang didalamnya melibatkan pengkatagorian dan mengklasifikasian, hasil yang diperoeh berupa pola-pola dan kcendrungan-kecenderungan yang berlaku dalam pelaksaan pembelajaran permainan bolavoli.
3. Menyimpulkan data dan memverifikasi data.
G.Teknik Pengolahan Dan Analisis Data
Menurut Nasution (1996: 114) dalam Putra (2013:53) proses pengolahan data seiring dengan proses pelaksanaan tindakan pembelajaran sebagai bentuk rancangan pengolahan data kualitatif dalam kerangka penelitian tindakan kelas. Selain itu analisis data biasanya dilakukan pada tahap akhir penelitian tindakan untuk menjawab pertanyaan penelitian, tetapi untuk kepentingan tertentu analisis data pun dapat dilaksanakan beriringan dengan pengolahan data di setiap selesainya satu tahap tindakan pembelajaran.
Teknik analisis data merupakan kegiatan setelah data dari seluruh responden atau sumber data lain terkumpul. Analisis data merupakan bagian yang sangat penting dari suatu penelitian. Oleh sebab itu, peneliti harus memahami teknik analisis data agar hasil penelitiannya mempunyai nilai ilmiah yang lebih baik. Dalam penelitian tindakan kelas ada dua jenis data yang dapat dikumpulkan dan di analisis yaitu:
a. Data kuantitatif yang berwujud hasil belajar siswa, dianalisis secara deskriptif dengan menggunakan statistik deskriptif.
b. Data kualitatif yaitu data yang tidak berbentuk satuan waktu maupun angka nominal yang diperoleh saat proses pembelajaran dan wawancara yang berhubungan dengan pandangan atau sikap siswa, antusiasme dalam belajar, dan motivasi siswa. Data jenis ini dapat dianalisis secara kualitatif.
57
1. Pengolahan dan Kategorisasi Data
Data mentah yang terkumpul dari hasil observasi, wawancara dan tes kebugaran jasmani dikelompokan menjadi unit-unit dengan memperhatikan karakteristik data mentah. Berdasarkan unti-unit yang ada lalu diterapkan kategorisasi. Dalam pengolahan data ini, penerapan modifikasi permainan dalam pembelajaran bolavoli dilaksanakan dengan bentuk-bentuk tugas gerak yang sistematis dikategorikan sebagai aktivitas siswa yaitu motivasi, partisipasi siswa dalam melakukan berbagai macam penguasaan gerak dasar pada pembelajaran permainan bolavoli.
Dalam penelitian ini akan dicari rata-rata dari masing-masing tes. Nilai tersebut akan dibandingkan untuk kepentingan statistik. Berikut adalah rumus untuk menghitung rata-rata:
=
Keterangan: = nilai rata-rata
X = skor yang dicapai seseorang N = banyaknya jumlah orang.
2. Validasi
Menurut Hopkins (1993) dalam Rochiati (2005) dalam Kusnandar (2008:107-109) tahap validasi dibagi menjadi beberapa tahap yaitu sebagai berikut:
a. Dengan member check
b. Tahap Triangulasi
Yaitu memeriksa kebenaran hipotesis, konstruk atau analisis dari peneliti dengan membandingkan hasil dari mitra peneliti. Triangulasi dilakukan berdasarkan tiga sudut pandang, yaitu sudut pandang guru sebagai peneliti, sudut pandang siswa dan sudut pandang mitra peneliti yang melakukan pengamatan atau observasi.
c. Tahap Saturasi
Tahap ini digunakan saat situasi pada waktu sudah jenuh atau tidak ada lagi data lain yang berhasil dikumpulkan atau tidak ada lagi tambahan data baru. d. Tahap Audit Trail
Tahap ini digunakan untuk memeriksa kesalahan-kesalahan dalam metode atau prosedur yang digunakan peneliti dan didalam pengambilan keputusan. Selain itu peneliti juga memeriksa catatan-catatan yang ditulis oleh peneliti atau mitra peneliti.
e. Tahap Expert opinion
Yaitu dengan meminta kepada orang yang dianggap ahli atau pakar penelitian tindakan kelas untuk memeriksa semua tahap penelitian dan memberikan arahan terhadap masalah-masalah penelitian yang dikaji.
f. Tahap Key Respondent Review
Key respondent reviceadalah meminta salah seseorang atau beberapa mitra
peneliti yang banyak mengerti tentang penelitian tindakan kelas, untuk membaca draft awal laporan penelitian dan meminta pendapatnya.
3. Interpretasi
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A.Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pengolahan data yang peneliti lakukan, maka diperoleh hasil kesimpulan sebagai berikut:
1. Data dari hasil observasi awal jumlah keseluruhan dari setiap keterangan kriteria yang tidak melaksanakan sebanyak 187 dan yang melaksanakan sebanyak 109. Hasil tindakan satu dengan total yang tidak melaksanakan sebanyak 156 dan yang melaksanakan 140. Tindakan kedua total yang tidak melaksanakan 129 dan yang melaksanakan 167. Tindakan ke tiga total yang tidak melaksanakan 113 dan yang melaksanakan 183. Tindakan ke empat total yang tidak melaksanakan 86 dan yang melaksanakan 210. Tindakan ke lima total yang tidak melaksanakan 71 dan yang melaksanakan 225. Tindakan ke enam yang tidak melaksanakan sebanyak 56 dan yang melaksanakan 240.
2. Terdapat peningkatan hasil dari observasi pengamatan mulai dari siklus 1 sampai siklus 3. Dimana observasi awal dengan nilai 36.82%,
siklus 1 tindakan 1 mendapat hasil 47.29%,dan tindakan 2 dengan hasil 56.41%.
Siklus 2 Tindakan 1 dengan hasil 61.82%, dan tindakan 2 dengan hasil 70.94%.
Siklus 3 tindakan 1 dengan perolehan 76.01%, dan tindakan 2 siklus 3 memperoleh hasil 81.08%.
4. Terdapat peningkatan yang positif dari hasil proses pembelajaran bolavoli terhadap kebugaran jasmani siswa selama proses pembelajaran berlangsung. 5. Pembelajaran aktivitas permainan bolavoli yang dimodifikasi serta adanya
tes kebugaran jasmani selama proses pembelajaran dapat memberikan peningkatan yang berarti terhadap hasil belajar siswa dalam upaya meningkatkan kebugarannya.
6. Dengan adanya penerapan modifikasi permainan, maka proses pembelajaran tidak terkesan monoton sehingga terdapat partisipasi aktif dari setiap siswa untuk ikut dan berperan aktif selama proses pembelajaran.
B.Saran
Berdasarkan hasil penelitian dan kesimpulan, maka penulis mengemukakan beberapa saran dalam penelitian ini, yaitu sebagai berikut:
1. Bagi guru pendidikan jasmani, dalam memberikan pembelajaran aktivitas permainan bolavoli, hendaknya guru membuat permainan yang sangat menarik dan lebih bervariasi sehingga siswa termotivasi dan merasa senang ketika mengikuti proses pembelajaran.
2. Modifikasi alat dan peraturan permainan dapat digunakan untuk memecahkan masalah keterbatasan sarana dan prasarana sekolah. 3. Guru pendidikan jasmani diharapkan mampu menggali dan mengenali
kemampuan peserta didiknya dalam pelaksanaan proses belajar mengajar.
4. Bagi sekolah, sebagai suatu referensi dalam menggunakan model pembelajaran modifikasi alat dan peraturan permainan bolavoli.
DAFTAR PUSTAKA
Buku:
Bachtiar, (1998). Permainan Besar II Bola Voli Dan Bola Tangan. Jakarta: Universitas Terbuka – Depdikbud
Bahagia, dan Suherman. (2000). Prinsip – Prinsip Pengembangan Dan Modifikasi Cabang Olahraga. Jakarta: Depdiknas
Giriwijoyo, Santosa. (2007). Ilmu Faal Olahraga Fungsi Tubuh Manusia Pada
Olahraga. Bandung: FPOK UPI
Hendrayana, Yudy. (2003). Pembelajaran Permainan Dasar. Jakarta. Depdiknas
Hidayat, Yusup. (2011). Penulisan Penelitian Tindakan Kelas Dalam Pendidikan
Jasmani, Olahraga Dan Kesehatan. Bandung: FPOK UPI
Juliantine, Subroto, dan Yudiana. (2012). Belajar dan Pembelajaran Penjas. Bandung: Modul FPOK UPI
Kasbolah, (1999:14). Penelitian Tindakan Kelas (PTK), Depdikbud Dirjen Dikti Bagian Proyek Pengembangan PGSD, IBRD: LOAN – IND
Kusnandar. (2008). Langkah Mudah Penelitian Tindakan Kelas Sebagai
Pengembangan Profesi Guru. Jakarta: PT Rajagrafindo persada.
Kusuma, dan Somarya (2009). Landasan Pendidikan. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia
Mahendra, Agus. (2007). Asas Dan Falsafah Pendidikan Jasmani. FPOK UPI
Subroto, Toto. (2010) Teori Bermain. FPOK. UPI
Subroto, dan Yudiana. (2010). Modul Permainan Bola Voli. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia
Sugala, Syaeful. (2005). Konsep Dasar Makna Pembelajaran. Bandung: CV Alfabeta
Sugiyanto, dan Sudjarwo. (1993). Perkembangan Dan Belajar Gerak. Jakarta: Depdikbud, Proyek Penataan Guru Penjaskes SD Setara D-II
Sugiyono, ( 2005 ). Memahami Penelitian Kualitatif. CV. Alfabeta Bandung
Sugiyono, (2012). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, Dan R & D. Bandung: ALFABETA, CV
Suherman, Adang. (2000). Dasar – Dasar Penjaskes. Jakarta: Depdikbud
Tarigan, Beltasar. (2012). Optimalisasi Pendidikan Jasmani Dan Olahraga
Berlandaskan Ilmu Faal Olahraga. Bandung: eidos
Sumber:
File.//PDF/Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP). (2006). Jakarta
Mulia, Anisa. (2012). Penerapan Modifikasi Raket Dalam Upaya Meningkatkan
Pola Gerak Dasar Dominan Dan Aspek Afektif Siswa Dalam Pembelajaran Aktivitas Permainan Bulu Tangkis. Skripsi. Upi
Putra, Nugraha Permana. (2013). Modifikasi Aktivitas Permainan Bolavoli Untuk