Riny Yuliyanti, 2013
Tari Topeng Barong di Sanggar Seni Sekar Pandan Kompleks Keraton Kacirebonan Kota Cirebon Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
TARI TOPENG BARONG
DI SANGGAR SENI SEKAR PANDAN
KOMPLEKS KERATON KACIREBONAN KOTA CIREBON
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Seni Tari
Oleh
RINY YULIYANTI 0900873
JURUSAN PENDIDIKAN SENI TARI FAKULTAS PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI
Riny Yuliyanti, 2013
Tari Topeng Barong di Sanggar Seni Sekar Pandan Kompleks Keraton Kacirebonan Kota Cirebon Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
TARI TOPENG BARONG
DI SANGGAR SENI SEKAR PANDAN
KOMPLEKS KERATON KACIREBONAN
KOTA CIREBON
Oleh
Riny Yuliyanti
Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Bahasa dan Seni
© Asaretkha Adjane 2013
Universitas Pendidikan Indonesia
Juni 2013
Hak Cipta dilindungi undang-undang.
Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian,
Riny Yuliyanti, 2013
Tari Topeng Barong di Sanggar Seni Sekar Pandan Kompleks Keraton Kacirebonan Kota Cirebon Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
LEMBAR PERSETUJUAN SKRIPSI
RINY YULIYANTI 0900873
TARI TOPENG BARONG DI SANGGAR SENI SEKAR PANDAN KOMPLEKS KERATON KACIREBONAN KOTA CIREBON
DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH PEMBIMBING:
Pembimbing I
Yoyoh Siti Mariah, S.Sen., M.Si NIP.195807181986012002
Pembimbing II
Agus Supriyatna, S.Sn., M.Pd NIP.196708192005011001
Mengetahui
Ketua Jurusan Pendidikan Seni Tari
Riny Yuliyanti, 2013
Tari Topeng Barong di Sanggar Seni Sekar Pandan Kompleks Keraton Kacirebonan Kota Cirebon Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
ABSTRAK
Skripsi dengan judul “Tari Topeng Barong di Sanggar Seni Sekar Pandan Kompleks Keraton Kacirebonan Kota Cirebon”dilatarbelakangi bahwa dalam penyajiannya terdiri dari Barongsai dan dua jenis penari topeng, sehingga peneliti mendeskripsikan latar belakang, struktur koreografi, iringan dan busana tari Topeng Barong di Sanggar Seni Sekar Pandan dengan metode deskriptif dan pendekatan kualitatif. Hasil penelitian disimpulkan bahwa tari Topeng Barong diciptakan oleh Elang Herry Komarahadi pada tahun 2001 sebagai wujud untuk menambah hasanah atau ragam seni yang berakar dari seni Barongsai dan tari Topeng Cirebon yang menggambarkan sifat baik dan burukdengan gerakan yang lincah, atraktif dan bobodoran. Busananya terdiri dari dua jenis, pertama beridentik warna putih dan kedua beridentik warna hitam. Iringannya menggunakan seperangkat gamelan yang berlaras pelog serta alat musik seni Barongsai. Dapat disimpulkan bahwa tari Topeng Barong di Sanggar Seni Sekar Pandan memiliki ciri khas yang berkembang di Jawa Barat, sehingga diharapkan dapat menjadi pengayaan bahan ajar tari kreasi baru untuk mengenalkan kekayaan budaya Cirebon.
Kata Kunci:Topeng Barong, Elang Herry K. A, Sekar Pandan Cirebon.
ABSTRACT
Thesis with the title "Barong Mask Dance in Studio Art Sekar Pandan Kacirebonan Cirebon City Palace Complex" backdrop that the presentation consists of the Lion Dance and the two types of masked dancers, so the researchers describe the background, the structure of the choreography, accompaniment and Barong mask dance dress in Studio Art Sekar Pandan with methods of descriptive and qualitative approach.The results concluded that the Barong dance mask created by Herry Komarahadi Eagles in 2001 as a form or variety to add hasanah art rooted in the art of Lion Dance and Cirebon mask dance that describes the nature of good and burukdengan movements agile, attractive and bobodoran. Clothing consisted of two types, the first and second beridentik white black beridentik. Using a set of gamelan accompaniment barreled pelog Lion Dance and musical arts. It can be concluded that the Barong dance mask in Studio Art Sekar Pandan has a characteristic that developed in West Java, which is expected to be the enrichment of teaching materials to introduce new dance creations Cirebon cultural richness.
Riny Yuliyanti, 2013
Tari Topeng Barong di Sanggar Seni Sekar Pandan Kompleks Keraton Kacirebonan Kota Cirebon Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
i
PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi dengan judul “TARI TOPENG BARONG DI SANGGAR SENI SEKAR PANDAN KOMPLEKS KERATON KACIREBONAN KOTA CIREBON” ini beserta seluruh isinya
adalah benar-benar karya saya sendiri, dan saya tidak melakukan penjiplakan atau pengutipan dengan cara-cara yang tidak sesuai dengan etika keilmuan yang berlaku dalam masyarakat keilmuan. Atas pernyataan ini, saya siap menanggung resiko atau sanksi yang dijatuhkan kepada saya apabila kemudian ditemukan adanya pelanggaran etika keilmuan dalam karya saya ini, atau ada klaim dari pihak lain terhadap keaslian karya saya ini.
Bandung, Mei 2013
Yang membuat pernyataan,
Riny Yuliyanti, 2013
Tari Topeng Barong di Sanggar Seni Sekar Pandan Kompleks Keraton Kacirebonan Kota Cirebon Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
ii
ABSTRAK
Skripsi dengan judul “Tari Topeng Barong di Sanggar Seni Sekar Pandan Kompleks Keraton Kacirebonan Kota Cirebon”dilatarbelakangi bahwa dalam
penyajiannya terdiri dari Barongsai dan dua jenis penari topeng, sehingga peneliti mendeskripsikan latar belakang, struktur koreografi, iringan dan busana tari Topeng Barong di Sanggar Seni Sekar Pandan dengan metode deskriptif dan pendekatan kualitatif. Hasil penelitian disimpulkan bahwa tari Topeng Barong diciptakan oleh Elang Herry Komarahadi pada tahun 2001 sebagai wujud untuk menambah hasanah atau ragam seni yang berakar dari seni Barongsai dan tari Topeng Cirebon yang menggambarkan sifat baik dan burukdengan gerakan yang lincah, atraktif dan bobodoran. Busananya terdiri dari dua jenis, pertama beridentik warna putih dan kedua beridentik warna hitam. Iringannya menggunakan seperangkat gamelan yang berlaras pelog serta alat musik seni Barongsai. Dapat disimpulkan bahwa tari Topeng Barong di Sanggar Seni Sekar Pandan memiliki ciri khas yang berkembang di Jawa Barat, sehingga diharapkan dapat menjadi pengayaan bahan ajar tari kreasi baru untuk mengenalkan kekayaan budaya Cirebon.
Riny Yuliyanti, 2013
Tari Topeng Barong di Sanggar Seni Sekar Pandan Kompleks Keraton Kacirebonan Kota Cirebon Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
iii
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur selalu tercurahkan kepada Allah SWT, yang telah
memberikan kesempatan juga jalan kepada peneliti sehingga pada akhirnya
peneliti bisa menyelesaikan skripsi yang berjudul “Tari Topeng Barong di Sanggar Seni Sekar Pandan Kompleks Keraton Kacirebonan Kota Cirebon”. Skripsi ini merupakan salah satu syarat menempuh ujian sidang sarjana di
Universitas Pendidikan Indonesia.
Peneliti menyadari dengan adanya kekurangan dalam pembahasan
masalah ini. Oleh karena itu kritik dan saran serta masukan menjadi penghargaan
bagi peneliti. Dukungan do‟a juga bantuan moral dari berbagai pihak sangat membantu dalam menyelesaikan skripsi ini dan merupakan buah amal baik
sejumlah individual dan lembaga yang mempunyai tempat terpuji dalam hati
penulis. Pada kesempatan ini, peneliti mengucapkan terima kasih kepada:
1. Yoyoh Siti Mariah, S.Sen., M.Si, selaku pembimbing I yang telah bersedia
meluangkan waktu untuk membimbing peneliti dalam menyelesaikan skripsi
ini.
2. Agus Supriatna, S.Sen, M.Pd selaku pembimbing II yang telah mengarahkan
peneliti dalam penulisan skripsi ini dengan penuh kesabaran dan pengertian.
3. Elang Herry Komarahadi selaku pemimpin Sanggar Seni Sekar Pandan, Elang
Ringgo Kresnajaya dan Shandy Berliani Sianto yang telah memberikan
informasi banyak sekaligus mengijinkan peneliti untuk melakukan penelitian
Riny Yuliyanti, 2013
Tari Topeng Barong di Sanggar Seni Sekar Pandan Kompleks Keraton Kacirebonan Kota Cirebon Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
iv
4. Para penguji yang telah memberikan saran dan masukan kepada peneliti
sehingga skripsi ini mendekati kesempurnaan.
5. Dr. Frahma Sekarningsih S.Sen., M.Si selaku ketua Jurusan Pendidikan Seni
Tari FPBS UPI.
6. Keluarga tersayang di Cirebon yang telah memberikan dukungan dan
semangat bagi peneliti.
7. Seluruh dosen dan Staf TU Jurusan Pendidikan Seni Tari FPBS UPI.
8. „Sweaty‟, sahabat-sahabat di Cirebon, serta saudara-saudara baik di Kuningan maupun di Bandung yang menjadi penyemangat bagi peneliti.
9. Teman-teman dan Tonyenk di Kalimusada yang selalu memberikan semangat
dan mengingatkan untuk optimis.
10.Teman-teman angkatan 2009 yang telah berjuang bersama-sama dan
memberikan kenangan yang begitu indah baik suka maupun duka.
11. Untuk semua pihak yang tidak dapat peneliti sebutkan satu persatu, terima
kasih banyak atas dukungan serta do‟anya.
Akhir kata, peneliti berharap skripsi ini dapat bermanfaat bagi kita semua
umumnya dan khusunya bagi peneliti. Semoga penelitian ini dapat
menyumbangkan sesuatu yang berguna bagi Jurusan Pendidikan Seni Tari.
Bandung, Mei 2013
Riny Yuliyanti, 2013
Tari Topeng Barong di Sanggar Seni Sekar Pandan Kompleks Keraton Kacirebonan Kota Cirebon Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
v
DAFTAR ISI
PERNYATAAN ... i
ABSTRAK ... ii
KATA PENGANTAR ... iii
DAFTAR ISI ... v
DAFTAR TABEL ... vii
DAFTAR GAMBAR ... viii
DAFTAR LAMPIRAN ... x
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1
B. Rumusan Masalah ... 4
C. Tujuan Penelitian ... 4
D. Manfaat Penelitian ... 4
E. Struktur Organisasi ... 5
BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Definisi Tari ... 8
B. Topeng di Cirebon ... 10
C. Tari Kreasi ... 10
D. Koreografi ... 12
Riny Yuliyanti, 2013
Tari Topeng Barong di Sanggar Seni Sekar Pandan Kompleks Keraton Kacirebonan Kota Cirebon Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
vi
F. Unsur-Unsur Pendukung Tari ... 15
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Lokasi dan Sasaran Penelitian ... 19
B. Metode dan Pendekatan Penelitian ... 19
C. Definisi Operasional ... 20
D. Instrumen Penelitian ... 21
E. Teknik Pengumpulan Data ... 21
F. Teknik Pengolahan Data ... 27
G. Tahap-Tahap Penelitian ... 29
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 1. Gambaran Lokasi Penelitian ... 32
2. Sanggar Seni Sekar Pandan ... 34
3. Pencipta Tari Topeng Barong ... 37
4. Latar Belakang Terciptanya Tari Topeng Barong ... 40
5. Struktur Koreografi Tari Topeng Barong Barong ... 41
6. Busana tari Topeng Barong ... 55
7. Iringan tari Topeng Barong ... 62
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 71
B. Saran ... 72
DAFTAR PUSTAKA ... 74
LAMPIRAN-LAMPIRAN ... 76
Riny Yuliyanti, 2013
Tari Topeng Barong di Sanggar Seni Sekar Pandan Kompleks Keraton Kacirebonan Kota Cirebon Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
vii
DAFTAR TABEL
Tabel 4.1 Prestasi Sanggar Seni Sekar Pandan ... 36
Tabel 4.2 Koreografi Tari Topeng Barong ... 53
Riny Yuliyanti, 2013
Tari Topeng Barong di Sanggar Seni Sekar Pandan Kompleks Keraton Kacirebonan Kota Cirebon Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
viii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 4.1 Peta Kota ... 32
Gambar 4.2 Sanggar Seni Sekar Pandan ... 35
Gambar 4.3 E. Herry Komarahadi Arkaningrat ... 37
Gambar 4.4 Shandy Berliani Sianto ... 39
Gambar 4.5 Gerak Gegeberan ... 42
Gambar 4.6 Gerak Didis ... 43
Gambar 4.7 Gerak Hormat ... 44
Gambar 4.8 Gerak Depok ... 45
Gambar 4.9 Gerak Mondong ... 46
Gambar 4.10 Gerak Gigibrig ... 47
Gambar 4.11 Gerak Baksarai ... 48
Gambar 4.12 Gerak Godeg Manggut ... 49
Gambar 4.13 Gerak Nglarap ... 50
Riny Yuliyanti, 2013
Tari Topeng Barong di Sanggar Seni Sekar Pandan Kompleks Keraton Kacirebonan Kota Cirebon Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
ix
Gambar 4.15 Gerak Getrok ... 52
Gambar 4.16 Ikat Kepala 1 ... 57
Gambar 4.17 Ikat Kepala 2 ... 57
Gambar 4.18 Baju Kutung 1 ... 57
Gambar 4.19 Baju Kutung 2 ... 57
Gambar 4.20 Ombyok 1 ... 58
Gambar 4.21 Ombyok 2 ... 58
Gambar 4.22 Celana Sontog 1 ... 59
Gambar 4.23 Celana Sontog 2 ... 59
Gambar 4.24 Dodot ... 60
Gambar 4.25 Brusamir ... 60
Gambar 4.26 Barongsai ... 61
Gambar 4.27 Topeng Songong ... 62
Gambar 4.28 Topeng Semblep ... 62
Gambar 4.29 Waditra Kendang ... 64
Gambar 4.30 Waditra Saron ... 64
Gambar 4.31 Waditra Jengglong ... 65
Gambar 4.32 Waditra Bonang ... 66
Gambar 4.33 Waditra Kenong ... 66
Gambar 4.34 Waditra Gong dan Kempul ... 67
Gambar 4.35 Waditra Kecrek ... 67
Gambar 4.36 Simbal ... 68
Riny Yuliyanti, 2013
Tari Topeng Barong di Sanggar Seni Sekar Pandan Kompleks Keraton Kacirebonan Kota Cirebon Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
x
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Pedoman Wawancara ... 76
Lampiran 2. Profil Pencipta Tari Topeng Barong ... 78
Lampiran 3. Profil Asisten Koreografer Tari Topeng Barong ... 79
Lampiran 4. Profil Penata Musik Tari Topeng Barong ... 80
Lampiran 5. Dokumentasi Foto Gambar 4.38 Pelataran Keraton Kacirebonan ... 81
Gambar 4.39 Sanggar Seni Sekar Pandan ... 81
Gambar 4.40 Pekarangan (tempat latihan) tari Topeng Barong ... 82
Gambar 4.41 Wawancara E. Herry Komarahadi ... 82
Gambar 4.42 Wawancara Shandy Berliani Sianto ... 83
Gambar 6.43 Hitam dan Putih ... 83
Riny Yuliyanti, 2013
Tari Topeng Barong di Sanggar Seni Sekar Pandan Kompleks Keraton Kacirebonan Kota Cirebon Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
xi
Gambar 6.45 Hadirnya Topeng Songong dan Topeng Semblep ... 84
Gambar 6.46 Gerak Beksarai Pada Pertunjukan Tari Topeng Barong 85 Gambar 6.47 Gerak Lembean dan Gerak Mondong ... 85
Gambar 6.48 Gerak Lembean dan Gerak Gigibrik ... 86
Gambar 6.49 Pertempuran Sifat Baik dan Buruk ... 86
Gambar 6.50 Gerak Getrok (Memperebutkan Baronngsai) ... 87
1 Riny Yuliyanti, 2013
Tari Topeng Barong di Sanggar Seni Sekar Pandan Kompleks Keraton Kacirebonan Kota Cirebon Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kesenian merupakan salah satu bentuk kebudayaan manusia. Setiap
daerah mempunyai kesenian yang disesuaikan dengan adat istiadat dan
budaya setempat. Jawa Barat terdiri dari berbagai wilayah etnik dan geografis
yang membedakan pula hasil seni budaya sehingga di sisi lain memberikan
keragaman, antara lain: Priangan; Pantura (Kaleran); Pakidulan; dan Cirebon.
Keragaman sub etnik Tatar Sunda tersebut salah satunya berdampak
pada kesenian sehingga pada masing-masing daerah menjadi berbeda serta
mempunyai ciri khas yang spesifik sesuai kreativitas masyarakat
pendukungnya. Kerajaan Jawa kuno Cirebon terletak di pesisir jalur pantai
utara pulau Jawa dari provinsi Jawa Barat. Pada abad 1400-an, belasan
kerajaan didirikan disepanjang pesisir oleh sekelompok Wali. Oleh
perdagangan yang saling menguntungkan dengan India, Cina dan Arab,
kerajaan-kerajaan tepi pantai tersebut menjadi makmur dan secara perlahan
lahan menjadikannya pusat politik dan kebudayaan yang penting. Menurut
Soedarsono (1999:12) menerangkan bahwa, sebagai berikut:
Kontak dengan kebudayaan Hindu yang berasal dari India telah menghasilkan kekayaan seni Indonesia yang luar biasa, oleh karena agama Hindu dan Budha selalu melibatkan seni dalam upacara-upacara keagamaan. Pengaruh ini cukup lama, yaitu dari abad pertama tarikh masehi sampai akhihr abad ke-15. Pengaruh seni yang mendalam semula terjadi di Jawa, Sumatra, Bali bahkan juga sampai ke sebagian pulau Kalimantan.
Salah satu kota di Jawa Barat yang kesenian dan kebudayaannya
banyak mendapat pengaruh dari kebudayaan Hindu dan kebudayaan Islam
2
Riny Yuliyanti, 2013
Tari Topeng Barong di Sanggar Seni Sekar Pandan Kompleks Keraton Kacirebonan Kota Cirebon Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
seperti, gua Sunyaragi (tempat persembunyian para tentara perang yang
dibangun oleh Sunan Kalijati), gapura-gapura, arsitektur Masjid Sang Cipta
Rasa dan keraton-keraton. Keraton-keraton tersebut diantaranya yaitu
Kasepuhan, Kanoman, Kaprabon dan Kacirebonan.
Keraton Kecirebonan dibangun pada tanggal 1800 M, Keraton ini
banyak menyimpan benda-benda peninggalan sejarah seperti keris, wayang,
perlengkapan perang, gamelan dan lain-lain. Seperti halnya Keraton
Kasepuhan dan Keraton Kanoman, Keraton Kecirebonan pun tetap menjaga,
melestarikan serta melaksanakan kebiasaan dan upacara adat seperti Upacara
Panjang Jimat dan sebagainya. Di balik bangunan keraton Kacirebonan yang
dibangun pada tahun 1808 ini terdapat sebuah perkampungan yang disebut
dengan perkampungan Kacirebonan. Perumahan di sini begitu sederhana,
mirip dengan perumahan di daerah padat Jakarta. Namun di sini lebih bersih
dan tenang. Warga di sini adalah orang-orang yang merupakan keturunan
Kesultanan Kacirebonan. Hal yang unik dan menarik adalah di perumahan ini
terdapat tempat pelestarian kesenian tradisional Cirebon.
Elang Heri Komarahadi Arkaningrat memulai berdirinya sanggar
Sekar Pandan pada tahun 1991. Alasan beliau mendirikan tempat pelestarian
kesenian tradisional ini mengaku terpanggil karena memang tradisi leluhur
Cirebon adalah warisan keluarganya (wawancara, 25 Januari 2013).
Tanggung jawab moral tampaknya menjadi alasan utama. Tak semulus
harapannya, mencari anggota sanggar ternyata tak mudah. Pria yang akrab
dipanggil Bang Heri ini harus berkeliling ke sekolah-sekolah untuk
memperkenalkan sanggarnya dan mencari anggota. Beberapa kesenian yang
dipelajari di Sanggar Seni Sekar Pandan ini diantaranya yaitu, tari Topeng
Cirebon, Topeng Barong, Wayang Wong, Sintren, Karawitan, tari Batik,
Telik Sandi, Jaga Regol, tari Manggala Yuda dan Wayang Kulit. Dalam
menghidupi sanggarnya, selain dibantu pihak keraton, Bang Heri juga
3
Riny Yuliyanti, 2013
Tari Topeng Barong di Sanggar Seni Sekar Pandan Kompleks Keraton Kacirebonan Kota Cirebon Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Sanggar Seni Sekar Pandan memiliki tujuh orang pelatih tari, dua
orang pelatih musik dan anggota yang kebanyakan berusia remaja mulai dari
usia dua belas tahun hingga dewasa. Melihat pentingnya pelestarian budaya
asli Cirebon, Elang Herry Komarahadi Arkaningrat dengan penuh tanggung
jawab terhadap kesenian, dibuktikannya dengan memperkaya dan
melestarikan seni tari yang telah ada, namun juga menciptakan tarian-tarian
baru yang memiliki unsur tradisional. Diantaranya yaitu Topeng Beling tahun
1995, topeng Barong tahun 2001, tari Batik tahun 2010 dan tari Manggala
Yuda tahun 2010.
Sejak digelarnya Festival Topeng Nusantara pada tahun 2010 di
Cirebon yang disaksikan 15 duta besar dan perwakilan UNESCO, membuat
Bang Herry mulai kebanjiran order kesenian topeng Cirebon untuk mentas di
luar kota. Seperti halnya tari Topeng Barong hasil karya Elang Herry ini
mampu dipentaskan pada event-event tertentu. Perjuangan Elang Herry dan
teman-temannya ini patut dibanggakan, karena tidak mudah menampilkan
suatu tarian hingga ke mancanegara. Karena kegigihannya, tari Topeng
Barong terpilih sebagai perwakilan tari kreasi dari Jawa Barat yang berhasil
dipertunjukan di Korea Selatan dan Australia pada tahun 2011.
Tari Topeng Barong merupakan salah satu seni tari yang tumbuh dan
berkembang di Cirebon tepatnya di Sanggar Seni Sekar Pandan yang berada di
Kompleks Keraton Kacirebonan oleh Elang Herry Komarahadi yang
diciptakan pada tahun 2001. Sebagai suatu tari kreasi yang menceritakan
tentang konflik untuk mencari nilai-nilai kebenaran, dalam proses pembuatan
tari Topeng Barong ini Elang Herry terinspirasi dari penggambaran seorang
Emban atau Parkan atau juga seorang Inang. Penyajian tari Topeng Barong
terdiri dari seni Barongsai dan tari Topeng Songong serta Topeng Semblep.
Penggambaran Topeng Semblep itulah Elang Herry Komarahadi menciptakan
Tari Topeng Barong dengan gerakan yang bersemangat, gembira disertai
4
Riny Yuliyanti, 2013
Tari Topeng Barong di Sanggar Seni Sekar Pandan Kompleks Keraton Kacirebonan Kota Cirebon Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Berdasarkan pemaparan diatas, peneliti merasa perlu melakukan
penelitian lebih lanjut mengenai data otentik yang didapat langsung dari
lapangan kemudian dideskripsikan dan dianalisis mengenai hal-hal yang
berkaitan dengan latar belakang tari Topeng Barong, koreografi, iringan dan
busana yang dipergunakan pada tari Topeng Barong. Penelitian ini dilakukan
untuk mengkaji lebih dalam mengenai kemunculan tari Topeng Barong
sehingga dikenal oleh masyarakat. Peneliti tertarik dan akan mengangkat
permasalahan tari Topeng Barong tersebut kedalam penelitian yang berjudul “Tari Topeng Barong di Sanggar Seni Sekar Pandan Kompleks Keraton Kacirebonan Kota Cirebon”.
B. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang dan uraian yang telah dikemukakan
sebelumnya, maka rumusan masalah dalam penelitian ini diurai sebagai
berikut:
1. Bagaimana latar belakang terciptanya tari Topeng Barong di Sanggar Seni
Sekar Pandan Kompleks Keraton Kacirebonan Kota Cirebon?
2. Bagaimana struktur koreografi, iringan dan busana tari Topeng Barong di
Sanggar Seni Sekar Pandan Kompleks Keraton Kacirebonan Kota Cirebon?
C. TUJUAN PENELITIAN
Berdasarkan rumusan masalah yang telah diuraikan sebelumnya,
adapun tujuan dari penelitian ini diurai sebagai berikut:
1. Mendeskripsikan latar belakang terciptanya tari Topeng Barong di
Sanggar Seni Sekar Pandan Kompleks Keraton Kacirebonan Kota
Cirebon.
2. Mendeskripsikan struktur koreografi, iringan dan busana tari Topeng
Barong di Sanggar Seni Sekar Pandan Kompleks Keraton Kacirebonan
5
Riny Yuliyanti, 2013
Tari Topeng Barong di Sanggar Seni Sekar Pandan Kompleks Keraton Kacirebonan Kota Cirebon Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
D. MANFAAT PENELITIAN
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi bagi dunia seni
dan pendidikan, diantaranya sebagai berikut:
1. Peneliti
Menambah ilmu, wawasan, pengalaman dan pemahaman mengenai
pertunjukan tari Topeng Barong di Sanggar Seni Sekar Pandan Kompleks
Keraton Kacirebonan Kota Cirebon.
2. E. Herry Komarahadi Arkaningrat
Memberikan gambaran mengenai hasil dari tari Topeng Barong di Sanggar
Seni Sekar Pandan Kompleks Keraton Kacirebonan Kota Cirebon,
sehingga dapat menjadi tolak ukur dalam penciptaan karya-karya sejenis
yang juga akan ditampilkan dalam suatu acara-acara baik tingkat regional,
nasional maupun internasional.
3. Seniman
Hasil penelitian ini dapat memacu para seniman-seniman yang ada di Kota
Cirebon pada khususnya dan seniman-seniman lainnya agar lebih kreatif
lagi dalam menciptakan suatu tarian.
4. Jurusan Pendidikan Seni Tari UPI Bandung
Menambah khasanah pustaka (literature) pada Jurusan Pendidikan Seni
Tari UPI Bandung mengenai tari Topeng Barong di Sanggar Seni Sekar
Pandan Kompleks Keraton Kacirebonan Kota Cirebon.
5. Masyarakat
Peningkatan rasa bangga dari masyarakat, gambaran informasi tentang tari
Topeng Barong di Sanggar Seni Sekar Pandan Kompleks Keraton
Kacirebonan Kota Cirebon sehingga mampu mengembangkan wawasan
dalam budaya.
E. STRUKTUR ORGANISASI
Sistematika yang peneliti terapkan dalam penulisan skripsi, yaitu:
6
Riny Yuliyanti, 2013
Tari Topeng Barong di Sanggar Seni Sekar Pandan Kompleks Keraton Kacirebonan Kota Cirebon Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
2. HALAMAN PENGESAHAN
3. PERNYATAAN TENTANG KEASLIAN KARYA TULIS
4. KATA PENGANTAR
Bab I merupakan uraian tentang pendahuluan dan merupakan bagian awal
dari skripsi. Pendahuluan berisi latar belakang, rumusan masalah, tujuan
penelitian, manfaat dan struktur organisasi penulisan skripsi. Berikut ini
disajikan uraian tiap bagian pendahuluan.
11. BAB II KAJIAN PUSTAKA
Kajian pustaka berfungsi sebagai landasan teoretik dalam menyusun
pertanyaan penelitian. Adapun dalam skripsi ini yaitu definisi tari, topeng di
Cirebon, kreasi baru, koreografi, resensi skripsi di sanggar Seni Sekar
Pandan dan unsur-unsur pendukung tari.
12. BAB III METODE PENELITIAN
Bab III berisi penjabaran yang rinci mengenai metode penelitian, termasuk
beberapa komponen yaitu lokasi dan sasaran penelitian, metode penelitian,
definisi operasional, instrumen penelitian, teknik pengumpulan data. Teknik
pengumpulan data yang peneliti lakukan yaitu menggunakan teknik
observasi, wawancara, dokumentasi dan studi pustaka. Teknik pengolahan
data serta terakhir memaparkan tahap-tahap penelitian, diantaranya yaitu pra
penelitian, pelaksanaan penelitian dan penulisan hasil penelitian.
13. BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Bab Hasil Penelitian dan Pembahasan memaparkan tentang hasil penelitian
yang diperoleh dari lapangan, diantaranya gambaran lokasi penelitian,
7
Riny Yuliyanti, 2013
Tari Topeng Barong di Sanggar Seni Sekar Pandan Kompleks Keraton Kacirebonan Kota Cirebon Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
belakang terciptanya tari Topeng Barong, struktur koreografi tari Topeng
Barong, busana tari Topeng Barong dan iringan tari Topeng Barong.
14. BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
Bab Kesimpulan dan Saran menyajikan penafsiran dan pemaknaan peneliti
terhadap hasil analisis temuan penelitian.
15. DAFTAR PUSTAKA
Daftar pustaka memuat semua sumber tertulis (buku, dokumen, dan
sumber-sumber lain seperti internet) yang pernah dikutip dan digunakan dalam
penulisan karya tulis ilmiah.
16. DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran berisi semua dokumen yang digunakan dalam penelitian dan
penulisan hasil-hasilnya, seperti lampiran 1 memuat tentang pedoman
wawancara, lamipran 2 memuat profil pencipta tari Topeng Barong,
lampiran 3 memuat profil asisten koreografer tari Topeng Barong,
lampiran 4 memuat profil penata musik tari Topeng Barong, lampiran 5
memuat dokumentasi foto, lampiran 6 memuat Surat Keputusan dan surat
penelitian, lampiran 7 memuat dokumentasi mengenai Sanggar Seni Sekar
Pandan dan piagam penghargaan tari Topeng Barong.
19
Riny Yuliyanti, 2013
Tari Topeng Barong di Sanggar Seni Sekar Pandan Kompleks Keraton Kacirebonan Kota Cirebon Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Lokasi dan Sasaran Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di Kompleks Keraton Kacirebonan tepatnya
di RT. 004 RW. 002 No. 74 Kelurahan Pulasaren Kecamatan Pekalipan Kota
Cirebon. Peneliti memilih lokasi ini untuk dijadikan tempat penilitian, karena
di lingkungan inilah kesenian tari Topeng Cirebon khususnya tari Topeng
Barong tumbuh dan berkembang. Sasaran penelitian ini adalah tari Topeng
Barong, perlu diketahui bahwa dalam perkembangannya tari Topeng Barong
tidak hanya ditampilkan pada saat Festival Keraton saja, melainkan pada saat
kegitan-kegiatan lain.
B. Metode dan Pendekatan Penelitian
Sesuai dengan pokok permasalahan yang dikaji penelitian ini
menggunakan pendekatan kualitatif, yaitu pendekatan dengan cara melihat
obyek pengkajian sebagai suatu sistem, dengan kata lain obyek kajian dilihat
sebagai satuan yang terdiri dari unsur yang saling terkait. Penelitian kualitatif
lebih mengutamakan kualitas data, oleh karena itu teknik pengumpulan datanya
banyak menggunakan wawancara yang berkesinambungan dan observasi
langsung. Penelitian yang dilakukan ini bersifat kualitatif, artinya penelitian
yang menghasilkan data deskriptif analisis yang berupa kata-kata tertulis
terhadap apa yang diamati, atau dengan kata lain data yang dianalisis dan hasil
analisisnya berbentuk deskriptif sesuai dengan data yang ada di lapangan
dengan menggunakan instrument pengumpul data yang telah dipersiapkan
sebelumnya. Dalam penelitian ini yang akan diamati yaitu tari Topeng Barong
20
Riny Yuliyanti, 2013
Tari Topeng Barong di Sanggar Seni Sekar Pandan Kompleks Keraton Kacirebonan Kota Cirebon Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Agar data yang didapat lebih lengkap, lebih mendalam, kredibel, dan
bermakna maka metode yang diggunakan adalah Metode Penelitian Deskriptif.
Metode ini dimaksudkan untuk menjelaskan dan memaparkan seluruh hasil
penelitian sesuai dengan keadaan di lapangan. Metode ini juga membantu
dalam mengetahui bagaimana caranya mencapai tujuan yang diinginkan.
Seperti yang diungkapkan Surakhmad (1985:135) mengemukakan bahwa:
Metode deskriptif analisis adalah metode yang dalam pelaksanaannya tidak terbatas hanya pada pengumpulan data saja, akan tetapi analisis dan interpretasi sehingga arti data itu penekanannya dilakukan kepada pemecahan masalah yang terjadi secara actual, setelah data dan informasi yang diperoleh diklasifikasikan untuk dijadikan acuan sebagai bahan analisis pada langkah berikutnya agar menghasilkan kesimpulan dan implikasi pada langkah yang bermakna secara sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta yang diteliti.
Dengan menggunakan metode ini, data-data yang telah terkumpul
kemudian diolah dan dianalisis. Proses analisis data diperkuat oleh hasil
wawancara dan studi literature, kemudian diinterpretasikan dan
dideskripsikan dalam bentuk tulisan oleh peneliti.
Selain itu juga, metode ini dimaksudkan untuk menganalisis data
dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah
terkumpul untuk membuat kesimpulan sesuai dengan kebutuhan yang
diperlukan oleh peneliti. Oleh sebab itu peneliti mendeskripsikan latar
belakang tari Topeng Barong, koreografi, iringan dan busana yang
dipergunakan pada tari Topeng Barong di Sanggar Seni Sekar Pandan
Kompleks Keraton Kacirebonan Kota Cirebon, kemudian menganalisisnya
untuk data yang diperoleh bersifat kualitatif.
C. Definisi Operasional
Agar penelitian yang dilakukan ini tidak terlalu meluas dan
menimbulkan perbedaan persepsi maka penulis akan membatasi istilah-istilah
21
Riny Yuliyanti, 2013
Tari Topeng Barong di Sanggar Seni Sekar Pandan Kompleks Keraton Kacirebonan Kota Cirebon Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Kata topeng, dalam arti sempit adalah penutup muka. Barong disini
merupakan pertunjukan barongsai yang menampilkan binatang mitologi
kucing. Keraton atau kraton (bahasa Jawa) adalah daerah tempat seorang
penguasa (raja atau ratu) memerintah atau tempat tinggalnya (istana). Dalam
bahasa Jawa, kata kraton (ke-ratu-an) berasal dari kata dasar ratu yang berarti
penguasa. Kata Jawa ratu berkerabat dengan kata dalam bahasa Melayu; datuk
atau datu. Sanggar Seni merupakan tempat pelestarian kesenian daerah. Di
Kota Cirebon, Sanggar Seni Sekar Pandan yang berada di Kompleks Keraton
Kacirebonan 74 inilah seni tradisi masih terus dilestarikan dan sebagai tempat
penciptaan tari topeng Barong sebagai penggambaran sifat baik dan buruk.
D. Instrumen Penelitian
Terdapat dua hal utama yang mempengaruhi kualitas data hasil
penelitian, yaitu kualitas instrument penelitian, dan kualitas pengumpulan data.
Dalam penelitian ini instrument penelitian yang utama adalah peneliti sendiri,
namun setelah fokus penelitian menjadi jelas maka dikembangkan instrumen
penelitian sederhana berupa interview guide (pedoman wawancara terlampir),
sehingga dapat mengungkap sedalam mungkin informasi tentang latar belakang
tari Topeng Barong, koreografi, iringan dan busana yang dipergunakan pada
tari Topeng Barong di Sanggar Seni Sekar Pandan Kompleks Keraton
Kacirebonan Kota Cirebon. Pedoman wawancara digunakan untuk Elang Herry
Komarahadi, Shandy Berliani Sianto dan Elang Ringgo Kresnajaya (pedoman
wawancara lihat lampiran 1).
E. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling strategis
dalam penelitian, karena tujuan utama dari penelitian adalah mendapatkan data.
Tanpa mengetahui teknik pengumpulan data, maka peneliti tidak akan
22
Riny Yuliyanti, 2013
Tari Topeng Barong di Sanggar Seni Sekar Pandan Kompleks Keraton Kacirebonan Kota Cirebon Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
peristiwa-peristiwa atau hal-hal atau keterangan-keterangan atau
karakteristik-karakteristik sebagian atau seluruh elemen yang akan menunjang atau
mendukung penelitian.” Oleh sebab itu dalam penelitian ini, pengumpulan data
diperoleh dengan beberapa teknik sebagai berikut:
1. Observasi
Melalui observasi, peneliti memperoleh data dengan terjun langsung
ke lapangan. Dalam kegiatan ini penelitian berperan sebagai subjek utama
(observator) dengan tujuan untuk mengetahui tentang bagaimana latar
belakang tari Topeng Barong, koreografi tari Topeng Barong serta iringan
dan busana yang dipergunakan pada tari Topeng Barong di Sanggar Seni
Sekar Pandan Kompleks Keraton Kacirebonan Kota Cirebon.
Dari segi proses pelaksanaan pengumpulan data, observasi dapat
dibedakan menjadi participant observation dan non participant observation,
selanjutnya dari segi instrumentasi yang digunakan, maka observasi dapat
dibedakan menjadi observasi terstruktur dan tidak terstruktur. Seperti yang
diungkapkan oleh Sugiyono (2011:146) bahwa:
Observasi tidak terstruktur adalah observasi yang tidak dipersiapkan secara sistematis tentang apa yang akan di observasi. Hal ini dilakukan karena peneliti tidak tahu secara pasti tentang apa yang akan diamati. Dalam melakukan pengamatan peneliti tidak menggunakan instrument yang telah baku, tetapi hanya berupa rambu-rambu pengamatan.
Peneliti melakukan observasi langsung dan tidak berstruktur untuk
mendapatkan pengalaman, informasi dan data secara langsung. Kegiatan
observasi dilakukan di Sanggar Seni Sekar Pandan Kompleks Keraton
Kacirebonan sebanyak lima kali. Observasi pertama atau observasi awal
(survey) yaitu pengecekan lokasi dan sasaran penelitian pada tanggal 24
September 2012 di sanggar Seni Sekar Pandan Kompleks Keraton
Kacirebonan. Observasi kedua sampai kelima sebagai peneliti inti dengan
kegiatan pengumpulan data dan bahan-bahan yang dibutuhkan dalam
pembahasan masalah. Observasi kedua yaitu pada tanggal 25 Januari 2013
yang dilakukan di Sanggar Seni Sekar Pandan dan di kediaman Shandy
23
Riny Yuliyanti, 2013
Tari Topeng Barong di Sanggar Seni Sekar Pandan Kompleks Keraton Kacirebonan Kota Cirebon Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
bernama Kelabang. Observasi ketiga dilakukan kepada Shandy untuk
melengkapi hasil penelitian yaitu pada tanggal 08 Februari 2013. Observasi
keempat dilakukan pada tanggal 25 Maret di Sanggar Seni Sekar Pandan
untuk melengkapi hasil penelitian mengenai iringan musik, pada observasi
kali peneliti mewawancarai Elang Ringgo Kresnajaya. Observasi kelima
dilakukan pada tanggal 11 Mei dilakukan di Sanggar Seni Sekar Pandan,
peneliti kali ini dimaksudkan untuk melengkapi hasil penelitian kepada
Elang Herry Komarahadi dan Elang Ringgo Kresnajaya.
2. Wawancara
Wawancara merupakan salah satu teknik pengumpulan data yang
digunakan untuk memperoleh keterangan dalam pengumpulan data
penelitian dengan cara tanya jawab. Selain itu juga wawancara dapat
digunakan apabila peneliti menemukan permasalahan yang harus diteliti,
dan peneliti berkeinginan untuk mengetahui hal-hal yang berhubungan
dengan narasumber lebih mendalam. Begitupun Satori dan Komariah
(2010:130) mengemukakan bahwa:
Wawancara adalah suatu teknik pengumpulan data untuk mendapatkan informasi yang digali dari sumber data langsung melalui percakapan atau Tanya jawab. Wawancara dalam penelitian kualitatif sifatnya mendalam karena ingin mengeksplorasi informasi secara holistic dan jelas dari informan.
Wawancara dapat dilakukan secara terstruktur maupun tidak
terstruktur, dan dapat dilakukan melalui tatap muka maupun dengan
menggunakan telepon. Dalam hal ini peneliti melakukan wawancara tidak
terstruktur karena pada wawancara ini peneliti tidak menyiapkan daftar
pertanyaan dengan susunan kata dan tata urut yang harus dipatuhi serta
pertanyaan-pertanyaan tidak mempunyai struktur tertentu, tetapi tetap
berpusat pada satu pokok.
Beberapa masalah yang ingin dipecahkan dalam penelitian ini
diantaranya bagaimana latar belakang terciptanya tari Topeng Barong,
24
Riny Yuliyanti, 2013
Tari Topeng Barong di Sanggar Seni Sekar Pandan Kompleks Keraton Kacirebonan Kota Cirebon Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Wawancara dilakukan untuk menjawab permasalahn-permasalahn tersebut
dengan para informan yang berkaitan dengan tari Topeng Barong. Namun
sebelum melakukan wawancara peneliti terlebih dahulu melakukan
pemilahan nara sumber untuk menyaring data, diantaranya yaitu sebagai
berikut:
a. Elang Herry Komarahadi Arkaningrat
Elang Herry Komarahadi Arkaningrat adalah koreografer tari
Topeng Barong, beliau juga menjabat sebagai pimpinan di Sanggar Seni
Sekar Pandan. Hal-hal yang ditanyakan kepada beliau yaitu mengenai tari
Topeng Barong mulai dari latar belakang, busana, iringan dan struktur
koreografi tari Topeng Barong. Wawancara dilaksanakan pada tanggal 25
Januari, 25 Maret dan 11 Mei 2013 di Sanggar Seni Sekar Pandan Kompleks
Keraton Kacirebonan Kota Cirebon.
b. Shandy Berliani Sianto
Shandy Berliani Sianto adalah asisten koreografer tari Topeng
Barong, beliau juga pemain tari topeng Barong ketika di Australia dan
Korea pada tahun 2011. Hal-hal yang ditanyakan kepada beliau yaitu
mengenai Barongsai dan gerakan tari Topeng Barong. Wawancara
dilaksanakan pada tanggal 25 Januari dan 08 Februari 2013 di rumah
kediamannya yaitu di Jl. Bondol I No.53 RT. 02 RW. 17. c. Elang Ringgo Kresnajaya
Elang Ringgo Kresnajaya adalah adik dari Elang Herrry
Komarahadi. Hal yang ditanyakan kepada beliau yaitu mengenai notasi yang
dijadikan sebagai musik pengiring tari Topeng Barong. Wawancara
dilaksanakan pada tanggal 25 Maret dan 11 Mei 2013.
Pada kegiatan wawancara peneliti dibantu dengan beberapa alat
bantu wawancara agar wawancara lebih efektif dan efesien. Pada saat
wawancara berlangsung peneliti menggunakan alat bantu berupa handphone,
camera digital dan alat bantu lain yang sifatnya untuk merekam.
25
Riny Yuliyanti, 2013
Tari Topeng Barong di Sanggar Seni Sekar Pandan Kompleks Keraton Kacirebonan Kota Cirebon Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Dokumen merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu. Studi
dokumentasi merupakan suatu teknik pengumpulan data dengan
menghimpun dan menganalisis dokumen-dokumen, baik dokumen tertulis,
gambar, hasil karya, maupun elektronik. Pendokumentasian merupakan
pelengkap dari penggunaan metode wawancara dan hasilnya akan lebih
kredibel atau dapat dipercaya apabila didukung oleh foto-foto atau media
audio visual yang telah diperoleh kemudian dianalisis (diurai), dibandingkan
dan dipadukan (sintesis) membentuk satu hasil kajian yang sistematis,
terpadu, dan utuh. Hal ini diperjelas oleh Satori dan Komariah (2010:149)
bahwa:
Studi dokumen dalam penelitian kualitatif merupakan pelengkap dari penggunaan metode observasi dan wawancara. Studi dokumentasi yaitu mengumpulkan dokumen dan data-data yang diperlukan dalam permasalahan penelitian lalu ditelaah secara intens sehingga dapat mendukung dan menambah kepercayaan dan pembuktian suatu kejadian. Hasil observasi atau wawancara, akan lebih kredibel/ dapat dipercaya kalau didukung oleh dokumen yang terkait dengan fokus penelitian.
Dalam penelitian ini, dokumentasi yang digunakan adalah
piagam-piagam, video dan foto, karena video dan foto menghasilkan data deskriptif
yang cukup berharga dan sering digunakan dalam penelitian-penelitian
kualitatif, serta merupakan sumber data yang stabil dan akurat. Adapun
alat-alat yang digunakan dalam pengumpulan data atau pendokumentasian
adalah sebagai berikut:
1. Kamera Digital
Kamera digital digunakan oleh peneliti untuk memotret gambar,
benda-benda serta pelaku dan informan pada saat melakukan kegiatan yang
berhubungan dengan tari Topeng Barong.
2. Handycam
Saat menyaksikan pertunjukan tari Topeng Barong, peneliti
merekam rangkaian acara yang dilangsungkan. Dengan tujuan supaya
peneliti dapat menyaksikan kembali pertunjukan tersebut, sehingga dapat
26
Riny Yuliyanti, 2013
Tari Topeng Barong di Sanggar Seni Sekar Pandan Kompleks Keraton Kacirebonan Kota Cirebon Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
4. Studi Pustaka
Studi Pustaka yaitu suatu teknik pengumpulan data yang diperlukan
dengan cara menelaah beberapa sumber, seperti buku, majalah, internet,
artikel dan jurnal baik yang diperoleh dari perpustakaan atau referensi.
Dengan studi pustaka peneliti dapat mengumpulkan data dan mengutip
beberapa pendapat atau teori para ahli yang relevan dengan penelitian
dengan cara membaca dan mempelajari berbagai sumber bacaan, kemudian
sumber-sumber itu peneliti pelajari sehingga memperoleh data dan teori dari
literatur tersebut. Satori dan Komariah (2010:151) mengemukakan bahawa:
Bila ingin mengetahui signifikasi suatu sitiran, terlebih dahulu harus memahami perilaku ilmuwan dalam berkomunikasi. Kebiasaan menyetir atau mengutip pendapat atau teori yang terdapat pada karya pengarang lain telah banyak dilakukan oleh penulis. Sitiran itu dipahami untuk mendukung tulisan, dan hal itu telah menjadi keharusan dalam dunia komunikasi ilmiah.
Literatur yang dimaksud dalam penelitian ini yaitu sumber-sumber
yang mendukung, baik dari hasil penelitian berupa skripsi, buku sumber dan
internet. Adapun buku-buku yang peneliti gunakan sebagai acuan adalah
buku yang berjudul Pintar Antropologi ditulis oleh Idan Hermanto (2010),
dalam bukunya Hermanto menguraikan tentang kesenian di Indonesia,
agama dan kepercayaan, keragaman dan dinamika budaya, pewarisan
budaya, bahasa dan dialek, ilmu pengetahuan dan teknologi serta
pewarisannya, studi etnografi dan etnolinguistik Indonesia. Adapun subjudul
yang dibahas yaitu agama dan kepercayaan, hubungan antar budaya serta
etnografi di Indonesia.
Literatur lain yang peneliti gunakan yaitu Tari Topeng Cirebon karya
Toto Amsar Suanda (2009), dalam bukunya menguraikan pertunjukan
topeng Cirebon, koreografi dan aspek-aspeknya, gamelan dan perlengkapan
serta epilog. Subjudul yang peneliti bahas yaitu garis besar kesejarahan dan
beberapa pengertian topeng. Selanjutnya dalam buku Tari di Tatar Sunda
karya Endang Caturwati. Buku ini terdiri dari bab masyarakat Jawa Barat,
27
Riny Yuliyanti, 2013
Tari Topeng Barong di Sanggar Seni Sekar Pandan Kompleks Keraton Kacirebonan Kota Cirebon Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Pelog Salendro karya Lili Suparli (2010) subjudul yang peneliti bahas yaitu
waditra, laras dan surupan.
F. Teknik Pengolahan Data
Data-data yang terkumpul diolah dengan cara diklasifikasi, ditafsirkan
kemudian diambil kesimpulan. Adapun langkah-langkah pengolahan data
adalah sebagai berikut:
a. Menyusun data sesuai dengan permasalahannya.
b. Menyesuaikan data yang diperoleh di lapangan dengan sumber-sumber
tertulis dan data yang didapat dari narasumber.
c. Menarik kesimpulan dari data yang telah disusun.
Langkah-langkah yang diambil dalam menganalisis data di antaranya:
a. Reduksi Data
Reduksi data diartikan sebagai proses pemilahan data “kasar” yang muncul dari catatan-catatan tertulis di lapangan. Reduksi data merupakan
langkah awal dalam menganalisis data, kegiatan ini bertujuan untuk
mempermudah pemahaman terhadap data yang telah terkumpul. Sugiyono
(2010:247) mengemukakan bahwa:
Data yang diperoleh dari lapangan jumlahnya cukup banyak, untuk itu perlu dicatat secara teliti dan rinci. Seperti yang telah dikemukakan, semakin lama peneliti ke lapangan, maka jumlah data akan semakin banyak, kompleks dan rumit. Untuk itu perlu segera dilakukan analisis data melalui reduksi data. Mereduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal yang pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema dan polanya dan membuang yang tidak penting. Data yang telah direduksi akan memberikan gambaran lebih jelas dan mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan data berikutnya, dan mencarinya bila diperlukan.
Hasil kerja lapangan yang terkumpul direduksi dengan cara
merangkum, mengklasifikasikan sesuai dengan fokus dan aspek
permasalahan yang sedang diteliti. Hasil observasi dan wawancara yang
diperoleh dari beberapa sumber, kemudian dikelompokan kedalam beberapa
kategori misalnya mengenai latar belakang tari Topeng Barong, struktur
28
Riny Yuliyanti, 2013
Tari Topeng Barong di Sanggar Seni Sekar Pandan Kompleks Keraton Kacirebonan Kota Cirebon Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
b. Penyajian Data
Setelah data direduksi, maka langkah selanjutnya adalah
mendisplaykan data. Dalam penelitian ini, penyajian data bisa dilakukan
dalam bentuk uraian singkat, hubungan antar kategori dan sejenisnya. Dalam
penyajian data dilakukan dengan teknik triangulasi. Triangulasi merupakan
gabungan atau kombinasi berbagai metode yang dipakai untuk mengkaji
fenomena yang saling terkait dari sudut pandang dan perspektif yang
berbeda. Sebagaimana Sugiyono (2008:241) mengemukakan bahwa
triangulasi diartikan sebagai teknik pengumpulan data yang bersifat
menggabungkan dari berbagai teknik pengumpulan data dan sumber data
yang telah ada. Bila peneliti melakukan pengumpulan data dengan
triangulasi, maka sebenarnya peneliti mengumpulkan data yang sekaligus
menguji kredibilitas data, yaitu mengecek kredibilitas data dengan berbagai
teknik pengumpulan data dan berbagai sumber data.
Terkait dengan penelitian yang dilakukan, menggarisbawahi
pengujian kredibilitas, maka penelitian ini secara garis besar teknik yang
digunakan untuk validasi data adalah triangulasi. Triangulasi dalam
penelitian ini adalah data yang terkumpul dari berbagai metode akan
divalidasi oleh beberapa pakar, dalam hal ini pakar yang dimaksud adalah
pembimbing skripsi.
c. Kesimpulan
Langkah ketiga yaitu penarikan kesimpulan dari data yang tersaji.
Penarikan kesimpulan merupakan tujuan utama dari analisis data yang
dilakukan sejak awal. Hal ini dimaksudkan untuk memberikan makna
terhadap data yang telah dianalisis. Kesimpulan disusun dalam bentuk
pernyataan singkat agar mudah dipahami dengan mengacu kepada tujuan
penelitian yang sudah ditetapkan dari awal. Seluruh analisis data dilakukan
secara terus menerus dan saling berhubungan dari awal hingga akhir
penelitian. Penelitian ini peneliti tidak begitu saja mengambil kesimpulan
29
Riny Yuliyanti, 2013
Tari Topeng Barong di Sanggar Seni Sekar Pandan Kompleks Keraton Kacirebonan Kota Cirebon Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Informasi tersebut didapatkan melalui wawancara, observasi dan pustaka.
Kesimpulan sementara yang sudah dirumuskan masih terus diverifikasi
berulang-ulang sehingga dapat menghasilkan kesimpulan akhir yang akurat.
Kesimpulan dalam penelitian kualitatif adalah merupakan temuan baru yang sebelumnya belum pernah ada. Temuan dapat berupa deskripsi atau gambaran suatu objek yang sebelumnya masih remang-remang atau gelap sehingga setelah diteliti menjadi jelas, dapat berupa hubungan kausal atau interaktif, hipotesis atau teori (Sugiyono, 2010:253).
Berdasarkan dari teori di atas bahwa dalam penelitian kualitatif dapat
menghasilkan suatu temuan baru yang sebelumnya belum pernah ada.
Temuan ini yaitu berupa sebuah deskripsi. Begitupun dalam penelitian ini,
hasil dari penelitiannya berupa skripsi mengenai Tari Topeng Barong di
Sanggar Seni Sekar Pandan Kompleks Keraton Kacirebonan Kota Cirebon.
G. Tahap-Tahap Penelitian
Dalam setiap proses pencapaian suatu tujuan maka di dalamnya
terdapat beberapa tahapan yang harus dilalui. Begitupun dalam penelitian ini
terdapat pula tahapan-tahapan yang harus dilakukan dalam melakukan
penelitian, yaitu sebagai berikut:
1. Pra Penelitian
Langkah-langkah yang terdapat dalam pra penellitian ini adalah
sebagai berikut:
a. Survei
Kegiatan survei awal dilaksanakan pada bulan September. Survei
awal ini dilakukan guna untuk menentukan objek yang akan diteliti dan
mengetahui apa yang akan diteliti. Ketika melakukan survey awal di
lapangan, maka peneliti merumuskan pertanyaan penelitian dan judul yang
kemudian diajukan kepada dewan skripsi Jurusan Pendidikan Seni Tari
untuk ditetapkan sebagi penelitian. Kegiatan ini dilakukan di Sanggar Seni
Sekar Pandan yang berada di Kompleks Keraton Kacirebonan Kota
30
Riny Yuliyanti, 2013
Tari Topeng Barong di Sanggar Seni Sekar Pandan Kompleks Keraton Kacirebonan Kota Cirebon Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
b. Pengajuan Judul
Pada tahapan ini peneliti mengajukan beberapa judul yang akan
diteliti kepada dewan skripsi. Dimana dari beberapa judul tersebut akan
dibahas satu per satu guna mendapatkan judul yang tepat untuk dijadikan
penelitian.
c. Penyusunan Proposal
Setelah judul penelitian ditetapkan oleh dewan skripsi, maka
langkah berikutnya yaitu penyusunan proposal penelitian. Proposal yang
telah peneliti susun selanjutnya akan disidangkan atau diseminarkan.
d. Sidang Proposal
Sidang proposal dilakukan pada bulan November 2012. Hasil dari
ujian proposal tersebut yaitu mendapatkan masukan dari para penguji dan
dewan skripsi mengenai fokus permasalahan penelitian yang akan
dilakukan. Selanjutnya yaitu penentuan pembimbing I dan Pembimbing II
yang mana nantinya akan membimbing peneliti dalam penulisan hasil
penelitian berupa skripsi.
e. Revisi Proposal
Setelah sidang atau seminar proposal dilaksanakan, selanjutnya
adalah tahap revisi proposal sesuai dengan masukan dari para penguji.
Setelah proposal direvisi dan kemudian disahkan oleh pembimbing I, II dan
ketua jurusan, proposal tersebut dijadikan pengajuan SK untuk melakukan
penelitian yang dikeluarkan oleh fakultas.
f. Penetapan Instrumen
Tahap terakhir dalam pra penelitian ini yaitu penetapan instrument
penelitian yang akan diteliti. Peneliti bimbingan dengan pembimbing I dan
II sebelum terjun langsung ke lapangan untuk melakukan penelitian.
31
Riny Yuliyanti, 2013
Tari Topeng Barong di Sanggar Seni Sekar Pandan Kompleks Keraton Kacirebonan Kota Cirebon Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Setelah melewati beberapa tahapan, maka sampailah kepada
tahapan selanjutnya yaitu tahapan pelaksanaan penelitian. Tahap-tahap
yang dilakukan dalam pelaksanaan penelitian ini meliputi observasi,
pengumpulan data, pengolahan data dan analisis data.
a. Observasi
Peneliti melakukan observasi awal ke Sanggar Seni Sekar Pandan
sebagai data awal untuk mendapatkan gambaran umum masalah yang akan
diteliti. Selanjutnya peneliti melakukan observasi secara keseluruhan
mengenai objek yang akan diteliti yaitu tari Topeng Barong yang berada di
sanggar Seni Sekar Pandan Kompleks Keraton Kacirebonan.
b. Pengumpulan Data
Data yang diperoleh pada pengumpulan data menggunakan
beberapa cara yaitu diantaranya, observasi, wawancara, studi pustaka,
dokumentasi. Pengumpulan data ini peneliti lakukan pada bulan Januari
sampai dengan bulan Mei 2013.
c. Pengolahan Data
Kegiatan ini dilakukan untuk menguji atau memantapkan kebenaran
informasi dan data yang diperoleh dengan cara pengecekan kembali atas
data sebelumnya. Hal ini dilakukan dengan melengkapi data, selalu
diperbaharui, dilengkapi dan diperjelas untuk kevalidan penelitian. Dalam
langkah ini peneliti menganalisis data-data yang telah diperoleh yang
kemudian disusun untuk menjadi sebuah skripsi.
3. Penulisan Hasil Penelitian
Dalam tahap ini peneliti menuangkan semua data-data yang telah
diperoleh dari lapangan melalui observasi, wawancara, studi pustaka,
dokumentasi yang telah diolah dan dianalisis kedalam sebuah deskripsi
71
Riny Yuliyanti, 2013
Tari Topeng Barong di Sanggar Seni Sekar Pandan Kompleks Keraton Kacirebonan Kota Cirebon Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Dari hasil pengamatan saat observasi yang didukung oleh bukti-bukti
fisik (data) seperti telah diuraikan pada bab sebelumnya, peneliti dapat
menyimpulkan tari Topeng Barong merupakan tari kreasi baru hasil karya
koreografer asal Cirebon, E. Herry Komarahadi yang diciptakan pada tahun
2001 sebagai wujud untuk menambah hasanah atau ragam seni yang berakar
dari seni Barongsai dan tari topeng Cirebon kepada masyarakat Cirebon dan
sekitarnya. Tari Topeng Barong juga tercipta atas adanya permintaan dari
Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kota Cirebon unttuk tampil pada pergelaran
pembukaan Paket Acara Khusus Anjungan Jawa Barat di Taman Mini
Indonesia Indah (TMII). Tari Topeng Barong merupakan maskot di sanggar
Seni Sekar Pandan karena dengan adanya tarian ini masyarakat Cirebon dan
sekitarnya mengetahui adanya sanggar kesenian khususnya seni tari yang
berada di kota Cirebon.
Pada tahun 2010 tari Topeng Barong mendapat pinunjul II pada
kegiatan Indegenous Culture Appearance West Java yang akhirnya tari Topeng
Barong ini dapat dipertunjukan di Korea Selatan pada kegiatan Integreted
Invesment Promotion 2011. Enam bulan setelah tampil di Korea tari Topeng
Barong menjadi delegasi kesenian perwakilan Jawa Baraat yang dapat
berpartisipasi pada kegiatan Festival Indonesia 8 hingga 12 Sepember 2011 di
Melborne-Australia.
Tari Topeng Barong adalah tari kreasi baru yang dibawakan oleh dua
penari laki-laki dengan karakter sifat baik dan buruk dengan perwujudan gerak
yang atraktif dan dinamis. Tari Topeng Barong menceritakan tentang
sebaik-baiknya manusia ada sisi buruknya dan seburuk-buruknya manusia ada sisi
72
Riny Yuliyanti, 2013
Tari Topeng Barong di Sanggar Seni Sekar Pandan Kompleks Keraton Kacirebonan Kota Cirebon Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
dan putih, Barongsai, Topeng Semblep dan Songong serta pertempuran antara
sifat baik dan buruk. Struktur gerak dalam tari Topeng Barong terinspirasi dari
ragam gerak tari Topeng dan seni Barongsai dengan gerakan yang lincah,
atraktif dan bobodoran dengan tempo yang dinamis sebagai penunjang cerita.
Busana tari Topeng Barong menggunakan dua jenis yang berbeda.
Jenis yang pertama adalah yang diambil atau disebut Topeng Songong
diantaranya yaitu: ikat kepala, baju kutung, celana sontog, ombyok dan dodot.
Warna identik pada jenis ini yaitu putih yang memiliki makna sebaik-baiknya
manusia ada sisi buruknya. Sedangkan jenis kedua yaitu Topeng Sembleb
yang menceritakan seburuk-buruknya manusia ada sisi baiknya. Busananya
yaitu ikat kepala, baju kutung, celana sontog, ombyok dan brusamir yang
beridentikan warna hitam. Iringan tari topeng Barong menggunakan gamelan
Cirebon yang berlaras pelog serta dikolaborasikan dengan alat musik seni
Barongsai seperti Simbal dan Tambur.
Tari Topeng Barong merupakan tarian yang diciptakan untuk
menyadarkan bahwa budaya Cirebon tidak ditinggalkan oleh pendukungnya,
namun budaya Cirebon tetap hidup dan bergerak dengan hadirnya tari Topeng
Barong sebagai salah satu wujudnya.
B. Saran
Dari beberapa hasil penelitian yang berhasil peneliti ungkapkan dalam
bentuk kesimpulan di atas, peneliti juga berkeinginan untuk mengungkapkan
beberapa saran, sebagai berikut:
1. Untuk kelestarian tari topeng Barong di Sanggar Seni Sekar Pandan ini
perlu adanya perhatian dan pembinaan dari para seniman, pecinta seni,
koreografer dan pihak lainnya. Pembinaan yang dilakukan diharapkan akan
menunjang untuk memajukan kreatifitas guna kemajuan tari topeng Barong di
sanggar Seni Sekar Pandan Kompleks Keraton Kacirebonan.
2. Diharapkan adanya keterbukaan dari para pengurus sanggar Seni Sekar
73
Riny Yuliyanti, 2013
Tari Topeng Barong di Sanggar Seni Sekar Pandan Kompleks Keraton Kacirebonan Kota Cirebon Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Seni Sekar Pandan baik kepada para peneliti, wisatawan dan para peminat seni
lainnya. Hal ini dimaksudkan untuk lebih memperkenalkan tari topeng Barong
tersebut kepada masyarakat diluar lingkungan Kota Cirebon.
3. Diharapkan akan ada peneliti-peneliti lainnya yang mengambil kesenian
tradisional di sanggar Seni Sekar Pandan sebagai objek penelitian, dan akan
mendapatkan hasil yang lebih lengkap lagi walaupun dengan topik
permasalahan yang berbeda.
4. Skripsi ini diharapkan akan menambah koleksi naskah-naskah penelitian
diperpustakaan dan bermanfaat bagi para pembaca dilingkungan Universitas
74
Riny Yuliyanti, 2013
Tari Topeng Barong di Sanggar Seni Sekar Pandan Kompleks Keraton Kacirebonan Kota Cirebon Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
http://www.edupaint.com. [5 Juni 2013].
Biografi Peneliti
Riny Yuliyanti lahir di Cirebon, 27 Juni 1991. Putri pertama dari tiga bersaudara dari pasangan Heryanto dan Nani Sukarni. Tinggal di Jl. Gn. Tangkuban Perahu D.XI No.164 RT.07/ RW.05 Larangan Kota Cirebon
Pengalaman pendidikan:
SDN Agung Lulus 2003, SMPN 6 Cirebon, Lulus 2006, SMAN 3 Cirebon, lulus 2009, dan tahun 2009 melanjutkan studi di Universitas Pendidikan Indonesia melalui jalur UM-UPI Jurusan Pendidikan Seni Tari, Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Pendidikan Indonesia.
Prestasi:
1. Juara III Penyajian Topeng dalam Festival Tari Tingkat Pelajar JABARURA 28-30 April 2004.
2. Juara Penyajian Topeng Samba/ Kategori Magang/ dalam Festival Jawara Tari Tingkat Pelajar JABARURA 2005.
2. Peserta Pelatihan Tari Topeng dalam rangka Pemberdayaan Seni Budaya Daerah tanggal 10 s.d 12 Mei 2005.
3. Penari terbaik Topeng Samba di Sanggar Seni Sekar Pandan Kota Cirebon
Pendidikan Seni Tari FPBS UPI dengan SD N Isola 2 Bandung, 19-20 Januari 2010 di Gedung FPBS Lt.4a.
7. Pengisi acara dalam acara “Seminar Nasional” BNI-UPIEDU FAIR 2010, 18
Oktober 2010 di kampus Bumi Siliwangi UPI
8. Panitia pada Pagelaran “Si Ujang Jeumg Urang Kota” Produksi : Pendidikan
Seni Tari Angkatan 2009, 20-21 Januari 2011 di Gedung FPBS Lt.4a.
9. Penari dan panitia dalam kegiatan Pagelaran Komposisi Tari “Jeruji Waktu” Produksi : Pendidikan Seni Tari Angkatan 2009, 9 Juni 2011 di GK. Rumentang Siang.
10. Panitia pada Pagelaran “Asmara Amba” Produksi : Pendidikan Seni Tari
Angkatan 2009, 23-24 Mei 2012 di Teater Tertutup Taman Budaya Bandung.
75
Riny Yuliyanti, 2013
Tari Topeng Barong di Sanggar Seni Sekar Pandan Kompleks Keraton Kacirebonan Kota Cirebon Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Amsar-Toto, Suanda. (2009). Topeng Cirebon. Bandung: Jurusan Tari STSI
Bandung.
Astono, Sigit. (2007). Apresiasi Seni I. Jakarta: Yudhistira.
Caturwati, Endang. (2007). Tari di Tatar Sunda. Bandung: STSI Press.
Dedi Rosala, dkk. (1999). Bunga Rampai Tarian Khas Jawa Barat. Bandung:
Humaniora Utama Press (HUP) – Anggota Ikapi.
Djazuli. M. (1994). Telaah Teoritis Seni Tari. Semarang: IKIP Semarang
Press.
Hermanto, Idan. (2010). Pintar Antropologi. Yogyakarta: Tunas Publishing.
Hasan, Iqbal. (2002). Pokok-Pokok Materi Metodologi Penelitian dan
Aplikasinya. Jakarta: Ghalia Indonesia.
Langer K, Susanne. (1957). Problems of Arts. New York: Charles Scribner’s
Sons.
Martin, John (1965). The Modern Dance. New York: Dance Horizons. New
York
Murgianto, Sal. (1977). Cara Menilai Seorang Penari. Jakarta: Kompas.
____________. (2004). Tradisi dan Inovasi Beberapa Masalah Tari di
Indonesia. Jakarta: Wedatama Widya Sastra.
Nalan, Arthur S. (1996). Kapita Selekta Tari. Bandung: STSI Press Bandung.
Nugraha, Ono. (1983). Tata Busana Tari Indonesia. Bandung: ASTI
Putraningsih, Titik. (2007). Diktat Mata Kuliah Analisis Tari. Yogyakarta:
tidak diterbitkan.
Rochman, Maman. (1993). Strategi dan Langkah-Langkah Penelitian.
Semarang: IPIP Press.
Risman. (2007). Diktat Pemahaman Seni Tari tentang Pengertian dan
Kekayaan. Tidak diterbitkan. SMKN 10 Bandung.
Rusliana, Iyus. (2002). Wayang Wong Priangan. Bandung: Kiblat Buku
76
Riny Yuliyanti, 2013
Tari Topeng Barong di Sanggar Seni Sekar Pandan Kompleks Keraton Kacirebonan Kota Cirebon Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Sachs, Curt. (1963). World History of the Dance. New York: W.W Norton
dan Company, terjemahan Bessie Schonberg.
Satori, Djam’an dan Aan Komariah. (2010). Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta.
Sedyawati Edi, dkk. (2009). SEJARAH KEBUDAYAAN IDONESIA: Seni
pertunjukan dan Seni Media. Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada.
Soedarsono. (1998). Pengantar Pengetahuan dan Komposisi Tari.
Yogyakarta: ASTI.
__________. (1999). Metodologi Penelitian Seni Pertunjukan dan Seni Rupa.
Bandung: MSPI (Masyarakat Seni Pertunjukan Indonesia).
Sugiyono. (2008). Metode Penelitian Kuantitatif, Kuallitatif dan R & D. Bandung:
Alfabeta
_______. (2010). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta
_______. (2011). Metode Penelitian Kuantitatif, Kuallitatif dan R & D. Bandung:
Alfabeta
Suparli, Lili. (2010). Gamelan Pelog Salendro. Bandung: Sunan Ambu Press.
Surakhmad, Winarno. (1985). Pengantar Penelitian Ilmiah Dasar Metode
dan Teknik. Bandung: tarsitu
Suryani, Lusi. (2008). Tari Batik di Sanggar Seni Sekar Pandan Kompleks
Keraton Kacirebonan Kota Cirebon. Bandung: Skripsi Jurusan Seni
Tari UPI
Universitas Pendidikan Indonesia. (2012). Pedoman Penulisan Karya Ilmiah
Universitas Pendidikan Indonesia. Bandung: UPI.
(2009). Keraton Cirebon. [online]. Tersedia: http://www.batikjayaabadi.com.
[9 Oktober 2012].
Makna Warna dalam Budaya China. [online]. Tersedia:
http://www.edupaint.com. [5 Juni 2013].
Peta Kota Cirebon. [online]. Tersedia: http://www.pa-sumber.go.id [19 Mei