No. Daftar FPIPS: 1877/UN.40.2.2/PL/2013
BUDAYA PESTA LAUT NADRAN SEBAGAI UPAYA MELESTARIKAN
KEARIFAN LOKAL DALAM MENGEMBANGKAN CIVIC CULTURE
(Studi Deskriptif di Desa Eretan Wetan Kabupaten Indramayu)
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh
Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Kewarganegaraan
Oleh
Ageng Sine Yogi
0909036
JURUSAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN
FAKULTAS PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
BANDUNG
BUDAYA PESTA LAUT NADRAN SEBAGAI UPAYA MELESTARIKAN
KEARIFAN LOKAL DALAM MENGEMBANGKAN CIVIC CULTURE
(Studi Deskriptif di Desa Eretan Wetan Kabupaten Indramayu)
Oleh
Ageng Sine Yogi
Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Fakultas Pendidikan Imu Pegetahuan Sosial
© Ageng Sine Yogi 2013
Universitas Pendidikan Indonesia
Oktober 2013
dengan dicetak ulang, difoto kopi, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis
AGENG SINE YOGI
0909036
BUDAYA PESTA LAUT NADRAN SEBAGAI UPAYA MELESTARIKAN
KEARIFAN LOKAL DALAM MENGEMBANGKAN CIVIC CULTURE
(Studi Deskriptif Analitis di Desa Eretan Wetan Kabupaten Indramayu)
DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH PEMBIMBING:
Pembimbing I,
Prof. Dr. H. Endang Danial AR., M.Pd. NIP. 19500502 197603 1 002
Pembimbing II,
Prof. Dr. H. Endang Sumantri., M.Ed. NPP. 13032111100
Mengetahui
Ketua Jurusan Pendidikan Kewarganegaraan
Skripsi ini telah diuji pada :
Hari, Tanggal : Rabu, 30 Oktober 2013
Tempat : Gedung FPIPS UPI Bandung
Panitia ujian terdiri dari :
1. Ketua :
Prof. Dr. H. Karim Suryadi, M.Si. NIP. 19700814 199402 1 001
2. Sekretaris :
Prof. Dr. H. Sapriya, M. Ed. NIP. 19630820 198803 1 001
3. Penguji : 3.1
Prof. Dr. H. Sapriya, M. Ed. NIP. 19630820 198803 1 001
3.2
Dr. Dadang Sundawa, M.Pd. NIP. 19600515 198803 1 002
ABSTRAK
AGENG SINE YOGI (0909036). BUDAYA PESTA LAUT NADRAN SEBAGAI UPAYA MELESTARIKAN KEARIFAN LOKAL DALAM MENGEMBANGKAN CIVIC CULTURE (Studi deskriptif di Desa Eretan Wetan
Kabupaten Indramayu).
PKn dan seni budaya. Dan upaya yang dilakukan masyarakat yaitu dengan ikut berpartisipasi dalam pelaksanaan tradisi pesta laut nadran.
ABSTRACT
AGENG SINE YOGI (0909036). CULTURAL FEAST NADRAN SEA PRESERVE AS EFFORTS IN DEVELOPING LOCAL WISDOM CIVIC CULTURE (Descriptive Study in Eretan Wetan Village Indramayu Regency).
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT karena dengan
rahmat dan hidayah-Nya. Shalawat beserta salam tak lupa penulis ucapkan kepada
Baginda Rasulullah Muhammad SAW yang telah member suri teladan dan kepada
diri yang berlumuran dosa ini, tak lupa juga kepada keluarganya, sahabat dan para
pengikutnya sampai akhir jaman. Degna seizing-Nya memberikan kesempatan
kepada penulis dapat menyeleseikan skripsi ini dengan baik. Skripsi yang berjudul
“Budaya Pesta Laut Nadran Sebagai Upaya Melestarikan Kearifan Lokal
Dalam Mengembangkan Civic Culture” (Studi Deskriptif di Desa Eretan
Wetan Kabupaten Indramayu).
Skripsi ini mengkaji bagaimana Budaya Pesta Laut Nadran Sebagai Upaya
Melestarikan Kearifan Lokal Dalam Mengembangkan Civic Culture.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna. Oleh
karena itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun untuk
perbaikan di masa yang akan datang. Akhirnya penulis berharap skripsi ini dapat
bermanfaat bagi semua pihak yang membacanya.
Bandung, Oktober 2013
UCAPAN TERIMAKASIH
Dalam penulisan skripsi ini, penulis banyak mendapatkan bantuan berupa
doa, dukungan, nasehat, arahan, bimbingan, ide, ilmu dan hal lain yang
bermanfaat dari berbagai pihak. Oleh karena itu, dalam kesempatan ini penulis
mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:
1. Allah SWT yang telah mengabulkan segala do’a, angan, dan harapan penulis
sehingga skripsi ini atas izin-Nya dapat selesei dengan baik.
2. Kedua orang tua yang sangat ananda cintai dan banggakan, Bapak Kursin HG
dan Ibu Sunenti yang tiada hentinya memberikan kasih sayang, do’a restu dan
dukungan baik moril maupun materil yang tidak pernah akan ternilai. Semoga
skripsi ini menjadi langkah awal untuk membuat kalian bangga. Terima kasih
untuk segalanya.
3. Bapak Prof. Dr. H. Sunaryo Kartadinata, M.Pd. selaku Rektor Universitas
Pendidikan Indonesia (UPI).
4. Bapak Prof. Dr. Karim Suryadi, M.Si., selaku Dekan Fakultas Pendidikan
Ilmu Pengetahuan Sosial UPI.
5. Bapak Prof. Dr. H. Sapriya, M.Ed., selaku Ketua Jurusan Pendidikan
Kewarganegaraan.
6. Bapak Dr. Prayoga Bestari, S.Pd., M.Si., selaku Sekertaris Jurusan
Pendidikan Kewarganegaraan.
7. Bapak Prof. Dr. H. Endang Danial, AR., M.Pd. selaku Pembimbing I yang
senantiasa memberikan arahan, masukan, keramahan dan membuat penulis
untuk tetap semangat untuk menyelesaikan skripsi ini
8. Bapak Prof. Dr. H. Endang Sumantri, M.Ed., selaku Pembimbing II yang
telah berkenan menjadi pembimbing penulis yang baik dan mempermudah
kelancaran penyusunan skripsi. Terima kasih banyak bapak semoga panjang
umur dan sehat selalu.
9. Ibu Hj. Lili Solihat, SH., selaku Pembimbing Akademik yang telah
10.Seluruh dosen Jurusan dan dosen mata kuliah yang telah membekali penulis
dengan wawasan yang sangat berharga.
11.Bapak Yayat, selaku Staf Administrasi Jurusan Pendidikan Kewarganegaraan,
yang telah melayani penulis dengan baik.Terima kasih banyak bapak semoga
suatu hari nanti bisa jadi Haji pak.
12.Segenap masyarakat Desa Eretan Wetan, Kecamatan Kandanghaur,
Kabupaten Indramayu yang telah mengijinkan penulis mengadakan
penelitian, terutama pada semua responden yang telah membantu penulis
menyelesaikan penulisan skripsi ini.
13.Bapak Sumarso, Bapak M.Noor, Bapak Tinus, Kang Dede Jaelani terima
kasih banyak atas bantuannya dilapangan pak.
14.Adik-adikku tersayang Ray Bagus Sinendi dan Angrum Bunga Listy, terima
kasih atas doa dan dukungannya yang selalu tercurah kepada penulis.
15.Seluruh Keluarga Besar di Jangga, keluarga Om Lukman, Wa Eti, Mimi Net,
Wa Ipa, Bi Atun, terima kasih doa dan dukungannya.
16. Kang Hermawan, Teh Pipy, A Evan dan Mba Ampuh yang sudah
meminjamkan kamera dan kendaraan untuk penelitian.
17.Mas Muflih dan Teh Eka yang selalu memberi motivasi, dukungan, dan
tumpangan bagi penulis. Semoga kalian disatukan di pernikahan. Kesuwun
mas uwis dipai tumpang kanggo turu.
18.Sahabat seperjuangan, (Rifqi, Dedy, Suarifki, Aditya, Umi Tia, Cici, Fatimah,
Dadi, Venty) kesuwun dulur, karena sudah mengisi hari-hari di Bandung ini
dengan penuh kegembiraan dan keceriaan.
19.Teman-teman sekelas PKn 2009A, Deden, Aziz, Tito, Dadi, Rudi, Riza,
Tado, Ryan, Asep (terimakasih teman atas doa, dukungan, semangatnya,
mudah-mudahan kita tetap menjadi saudara selamanya)
20.Teman-teman satu angkatan PKn 2009 B Ibnu, Aries, Fajar, Dwizky.
(terimakasih atas kebersamaannya, mudah-mudahan silaturahmi kita bisa
21.Temen temen IDA Komasariat UPI Bandung, Wahyu, Herdy, Fajar, Adnan,
Ibnu Hajar, Teguh, Supriyana, dkk. (Kita harus membangun daerah kita
setelah ini.)
22.Teman-teman satu kosan (Ari, Kang Jayus, Kang Ulu, Witra, Niko, Abdul,
Egi, Allan, Bayu, Ega) terima kasih atas bantuan dan nasihatnya.
23.Sahabat di SMA Ade, Wahyu, Karyanto, Suta, Sandi, Gian, Hasyim, Fia,
Etha, Sella, Revita terima kasih kalian sudah mewarnai kehidupan ku.
24.Sahabat Deanfis band, Ryan, Sandi, Dedi, Wahyudi, Erik (yuukk maen PES)..
25.Kepada seseorang yang selalu dihati dan akan selamanya dihati. Seseorang
yang selalu kucintai dan kusayangi. Dirimu adalah belahan jiwaku.Terima
kasih atas semuanya.
26.Teman-teman satu praktikan di SMP Labschool UPI Bandung, Allan, Dena,
Muaro, Taufik dkk (terima kasih dukungan dan kebersamaannya).
27.Kepada semua pihak yang telah membantu penulis yang tidak bisa disebutkan
satu persatu di sini, terima kasih atas kebaikan dan bantuannya.
Bandung, Oktober 2013
DAFTAR ISI
ABSTRAK ... i
KATA PENGANTAR ... ii
UCAPAN TERIMAKASIH ... iii
DAFTAR ISI ... vi
DAFTAR BAGAN ... ix
DAFTAR TABEL ... x
BAB I PENDAHULUAN ... 1
A. Latar Belakang Masalah ... 1
B. Rumusan Masalah ... 5
C. Tujuan Penelitian ... 6
D. Manfaat Penelitian ... 7
1. Manfaat Teoritis ... 7
2. Manfaat Praktis ... 7
E. Struktur Organisasi Skripsi ... 8
BAB II KAJIAN PUSTAKA ... 10
A. Nilai-nilai Kebudayaan ... 10
1. Pengertian Kebudayaan ... 10
2. Unsur-Unsur Kebudayaan ... 12
3. Wujud Kebudayaan ... 13
4. Komponen Kebudayaan ... 14
B. Nilai-nilai Budaya ... 14
1. Pengertian Nilai ... 14
2. Sistem Nilai Budaya ... 15
3. Fungsi Nilai Budaya ... 17
C. Masyarakat ... 18
1. Pengertian Masyarakat ... 18
2. Unsur-unsur Masyarakat ... 20
3. Ciri atau Karakteristik Masyarakat ... 21
4. Sifat Umum Masyarakat Indonesia ... 22
D. Upacara Adat Pesta Laut Nadran ... 26
1. Pengertian Upacara Adat Pesta Laut Nadran... 26
2. Upacara Adat Nadran Sebagai Upacara Tradsional ... 26
3. Unsur Upacara Adat Pesta Laut Nadran ……….. .. 29
4. Fungsi Upacara Pesta Laut Nadran ... 30
E. Kearifan Lokal ………... 31
1. Pengertian Kearifan Lokal ………. 31
2. Local Genus sebagai Local Wisdom ……….. 32
3. Contoh dan Fungsi Kearifan Lokal ……….. . 35
1. Pengertian Budaya Kewarganegaraan ……… 37
2. Elemen Civic Culture ……… . 38
3. Pengembangan Civic Culture ……….. 39
BAB III METODE PENELITIAN ... 41
A. Metode Penelitian dan Pendekatan Penelitian ... 41
1. Metode Penelitian ... 41
2. Pendekatan Penelitian ... 42
B. Teknik Pengumpulan Data ... 43
1. Wawancara ... 43
2. Observasi ... 44
3. Studi Dokumentasi ... 44
4. Studi Literatur ... 44
C. Lokasi dan Subjek Penelitian ... 45
1. Lokasi Penelitian ... 45
2. Subjek Penelitian ... 45
D. Teknik Pengolahan dan Analisis Data ... 46
1. Reduksi Data ... 47
2. Penyajian Data ... 47
3. Kesimpulan/Verifikasi... 48
E. Pengujian Keabsahan Data ... 48
1. Credibility (Validitas Internal)... 48
2. Transferability (Validitas Eksternal) ... 50
3. Dependability (Reliabilitas) ... 51
4. Confirmability (Objektifitas) ... 51
F. Tahap Penelitian ... 52
1. Tahap Pra Penelitian... 52
2. Tahap Pelaksanaan ... 53
3. Tahap Analisis Data ... 53
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 55
A. Gambaran Umum Desa Eretan Wetan ... 55
1. Kondisi Geografis Desa Eretan Wetan ... 55
2. Struktur Organisasi Desa Eretan Wetan ... 57
3. Penduduk ... 56
4. Lembaga Pemerintah ... 59
5. Lembaga Ekonomi ... 59
6. Lembaga Pendidikan ... 60
7. Sarana dan Prasarana Sosial Masyarakat ... 60
B. Deskripsi Hasil Penelitian ... 61
1. Sejarah Nadran ... 61
2. Latar Belakang Tradisi Pesta Laut Nadran ... 64
3. Makna dari Tradisi Pesta Laut Nadran yang Ada di Masyarakat Sekarang ... 67
5. Proses Pewarisan Nilai-nilai Budaya Pesta Laut Nadran dalam Menanamkan Budaya Kewarganegaraan (Civic
Culture) dari Generasi Tua ke Generasi Muda ... 74
6. Kendala-kendala yang ditemui dalam Proses Pewarisan Nilai-nilai Budaya dari Pesta Laut Nadran dan Cara Mengatasinya ... 77
C. Pembahasan Hasil Penelitian ... 80
1. Faktor-faktor yang Melatarbelakangi Tradisi Pesta Laut Nadran ... 80
2. Makna Pesta Laut nadran Sebagai Upaya Melestaraikan Kearifan Lokal dalam Mengembangkan Budaya Kewarganegaraan (Civic Culture) ... 83
3. Proses Pelaksanaan Tradisi Pesta Laut Nadran ... 85
4. Pewarisan Nilai-nilai Budaya Pesta Laut Nadran dalam Menanamkan Budaya Kewarganegaraan (Civic Culture) ke Generasi Berikutnya ... 88
5. Kendala-kendala yang ditemui dalam Pewarisan nilai-nilai Budaya dari Pesta Laut Nadran dan Cara Mengatasinya ... 90
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 94
A. Kesimpulan ... 94
1. Kesimpulan Umum ... 94
2. Kesimpulan Khusus ... 94
B. Saran... 96
DAFTAR PUSTAKA ... 98 LAMPIRAN-LAMPIRAN
DAFTAR BAGAN
DAFTAR TABEL
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Negara Indonesia merupakan wilayah yang memiliki keanekaragaman
kebudayaan dan masyarakat multikultural. Setiap wilayah memiliki corak dan
kekhasannya masing-masing, berbeda-beda sesuai dengan letak geografisnya.
Salah satu diantaranya wilayah Indramayu, yang merupakan salah satu wilayah
yang terletak di sebelah utara Provinsi Jawa Barat. Posisinya yang berbatasan
antara dua wilayah yang memiliki corak kebudayaan berbeda, akibatnya
Indramayu memiliki kekhasan tertentu dalam Provinsi Jawa Barat.
Indramayu memiliki adat dan kebudayaan yang beragam yang khas
diantaranya yaitu, pesta laut nadran, mapag sri, sedekah bumi, memitu atau
tingkeban, puputan, cukuran, baritan, rasulan, ruatan atau ngaruat, ngunjung,
mapag tamba, jaringan, sintren, tari topeng, tari trebang randu kentir, berokan,
rudat, sisingaan atau singa barong, dan sandiwara. Begitu pun dengan upacara
adat atau tradisional yang masih perlu digali nilai-nilai budayanya dan menjadi
tradisi yang kuat, yang dilakukan oleh masyarakat tersebut yang dari tahun ke
tahun dirayakan oleh sebagaian besar masyarakat Eretan. Upacara adat atau
tradisional merupakan salah satu bentuk ungkapan budaya yang saat ini masih
dipertahankan. Sebagaimana dijelaskan dalam pasal 32 ayat (1) yang berbunyi: “negara memajukan kebudayaan nasional Indonesia di tengah peradaban dunia dengan menjamin kebebasan masyarakat dalam memelihara dan mengembangkan
nilai-nilai budayanya”. Hal ini menunjukkan bahwa kita harus menghormati dan
menghargai budaya suatu daerah salah satunya adalah upacara tradisional sebagai
cerminan penghargaan terhadap kebudayaan bangsa. Dengan dilestarikannya
suatu tradisi, maka generasi penerus dapat mengetahui warisan budaya nenek
moyangnya. Sebagaimana dikemukakan oleh Wahjudi Pantja Sunjata (2008: 415)
bahwa “dengan mengamati suatu tradisi yang dilakukan oleh sekelompok
2
Berkenaan dengan kebudayaan menurut Koentjaraningrat (2009: 144)
mengemukakan bahwa “kebudayaan adalah keseluruhan sistem gagasan, tindakan,
dan hasil karya manusia dalam kehidupan masyarakat yang dijadikan milik diri manusia dengan belajar”. Sedangkan menurut Djoko Widagdho dkk (2004: 21), “kebudayaan adalah keseluruhan sistem gagasan, dan tindakan dan hasil karya manusia untuk memenuhi kehidupannya dengan cara belajar, yang semuanya tersusun dalam kehidupan bermasyarakat”.
Berdasarkan uraian diatas, dapat diketahui bahwa kebudayaan merupakan
sesuatu hal yang sangat berharga yang tercipta dari suatu sistem nilai-nilai luhur
yang berkembang dimasyarakat. Nilai-nilai luhur inilah yang dijadikan bahan
untuk menciptakan kebudayaan melalui suatu proses belajar.
Kebudayaan merupakan salah satu pencerminan dari karakteristik dalam
sebuah masyarakat, salah satunya adalah masyarakat Indramayu. Oleh sebab itu
kebudayaan dan masyarakat memiliki keterikatan yang saling erat. Seperti koin
uang dengan dua sisi, dapat dibedakan namun tidak dapat dipisahkan, dimana ada
masyarakat disitu juga ada kebudayaan.
Masyarakat Indramayu memiliki keunikan tersendiri dibandingkan dengan
daerah lain, dimana ada dalam kebiasaan-kebiasaan yang dilakukan masyarakat
Indramayu seperti halnya gotong royong, dan kerja sama. Ini merupakan
nilai-nilai budaya kewarganegaraan (civic culture). Hal ini bisa dilihat dalam
pelaksanaan tradisi yang leluhur wariskan kepada generasi berikutnya yang masih
dilakukan oleh masyarakat dalam upaya menjaga kebudayaan serta nilai-nilai
yang ada dimasyarakat.
Budaya kewarganegaraan (civic culture) wajib dipelihara oleh setiap
masyarakat. Hal ini dikarenakan supaya nilai-nilai luhur ini terus ada, agar tidak
hilang dan di aplikasikan dalam kehidupan sehari-hari, sehingga identitas
warganegara tetap terlihat. Selaras dengan yang diungkapkan Winataputra dan
Budimansyah (2007: 220) tentang budaya kewarganegaraan (civic culture)
3
“Budaya kewarganegaraan (civic culture) merupakan budaya yang menopang kewarganegaraan yang berisikan seperangkat ide-ide yang dapat diwujudkan secara efektif dalam representasi kebudayaan untuk tujuan pembentukan identitas warganegara”.
Dalam menerapkan nilai-nilai luhur yang ada dalam kebudayaan,
masyarakat menyalurkannya dalam bentuk kegiatan yaitu upacara adat. Upacara
atau pesta adat merupakan bentuk kegiatan manusia dalam hidup bermasyarakat
yang didorong oleh hasrat untuk memperoleh ketentraman batin atau mencari
keselamatan. Dengan memenuhi tata cara yang ditradisikan masyarakat, bentuk
upacara atau pesta adat yang berkaitan dengan adat dan kehidupan beragama,
mencerminkan sistem kepercayaan akan pikiran serta pandangan hidup
masyarakatnya. Upacara atau pesta yang dilakukan merupakan aktivitas tetap dari
masyarakat pada kurun waktu tertentu yang secara keseluruhan melibatkan
masyarakat sebagai pendukungnya.
Berkenaan dengan upacara tradisional/adat, Yopi Wanganea dkk (1985: 2)
mengungkapkan sebagai berikut :
“Upacara tradisional/adat adalah kegiatan sosialisasi dimana rasa keterlibatan bersama dari para warga masyarakat pendukungnya, mendorong mereka untuk mengambil peranan dalam hal ini mempertebal rasa solidaritas kelompok”.
Salah satu upacara yang terdapat di Kabupaten Indramayu adalah pesta
laut nadran di Eretan Wetan. Pesta laut ini merupakan sebuah cerminan dari
hubungan antara manusia dengan Sang Pencipta berupa ungkapan rasa syukur
akan hasil tangkapan ikan dan mengharapkan akan peningkatan hasil ditahun
mendatang serta dijauhkan dari bencana dan marabahaya dalam mencari nafkah
dilaut.
Pada saat pra-penelitian yang dilakukan, penulis tertarik terhadap pesta
laut Nadran tersebut. Hal ini timbul karena pesta laut nadran yang tiap tahun
dilakukan oleh masyarakat Eretan Wetan terdapat banyak unsur budaya yang unik
4
sandiwara juga digelar sebagai bentuk pesta untuk meluapkan kebahagiaan para
nelayan Eretan Wetan.
Tradisi nadran ini memiliki keunikan tersendiri dibandingkan dengan pesta
adat lain. Tradisi nadran diawali dengan pemotongan kerbau sehari sebelum acara
puncak. Sesaji dan dan doa dipanjatkan sebelum kerbau disembelih agar proses
penyembelihan lancar. Kepala kerbau yang sudah dipotong kemudian menjadi
sesaji yang dilarung ke tengah laut dengan pendamping beragam tumpeng,
kembang tujuh rupa, dan jajanan pasar.
Saat sesaji dilarung, saat itu pula nelayan saling berebut untuk
mendapatkan barang sesaji yang diyakininya dapat mendatangkan berkah. Selain
melarung kepala kerbau, beragam kesenian tradisional seperti pertunjukkan
wayang kulit, hingga sandiwara juga digelar sebagai bentuk pesta untuk
meluapkan kebahagiaan para nelayan Eretan Wetan.
Pesta laut nadran merupakan suatu sistem gotong royong masyarakat
Eretan yang diwujudkan dalam ritual keagamaan yang bersifat religi dan bernilai
sosial. Pesta laut nadran ini mengandung nilai-nilai, norma-norma dan aturan yang
berguna bagi kehidupan masyarakat sehingga budaya ini akan menciptakan
hubungan kekeluargaan yang erat dan pada akhirnya akan terwujud semangat
persatuan dan kesatuan di masyarakat. Hal ini dapat dilihat ketika masyarakat
Eretan mempersiapkan perayaan pesta laut nadran ini, kemudian di aplikasikan
dalam kehidupan sehari-hari, masyarakat bergotong royong dan bekerja sama
terlihat dalam mempersiapkan segala bentuk materi untuk arak-arakan misalnya
hiasan atau patung yang mirip seperti burung, ular naga, perahu dan lainnya. Dari
kegiatan tersebut mampu menciptakan keakraban dan kebersamaan diantara
masyarakat dan akhirnya terwujud semangat persatuan dan kesatuan diantara
masyarakat Eretan.
Masyarakat Eretan masih melakukan budaya pesta laut nadran karena
masyarakat merasa bahwa pesta laut nadran ini sangat bermakna dan bermanfaat
5
kewarganegaraan (civiv culture) positif dan bermakna yang harus dijunjung tinggi
dari pesta laut nadran ini diantaranya nilai gotong royong, nilai kebersamaan, dan
silaturahmi antar warga masyarakat, yang paling utama adalah sebagai
perwujudan ucapan syukur kepada Allah SWT telah memberikan nikmat dan
keselamatan bagi masyarakatnya. Hal ini merujuk bahwa dalam tradisi pesta laut
nadran yang di selenggarakan oleh masyarakat Eretan terdapat nilai-nilai budaya
kewarganegaraan (civic culture) yang masih dipelihara dengan baik oleh
masyarakat Eretan seperti kerjasama dan gotong royong. Karena, kita mengetahui
bahwa sekarang ini nilai-nilai tersebut kian hari semakin luntur. Orang lebih
bersifat individual (sifat mementingkan diri sendiri) di bandingkan dengan
memahami kepentingan orang lain.
Hal itu yang menarik peneliti untuk mengkaji penelitian ini adalah bahwa
kehidupan manusia saat ini jauh berubah dari kehidupan masyarakat sebelumnya.
Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi (iptek) telah membawa manusia ke
dalam kehidupan modern dan globalisasi.
Dengan berdasarkan latar belakang diatas, peneliti mengangkat judul “Budaya Pesta Laut Nadran Sebagai Upaya Melestarikan Kearifan Lokal Dalam Mengembangkan Civic Culture”. (Studi Deskriptif di Desa Eretan Wetan
Kecamatan Kandanghaur Kabupaten Indramayu).
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian dari latar belakang di atas, maka peneliti merumuskan
suatu masalah pokok didalam penelitian ini yaitu “bagaimana pewarisan nilai
-nilai budaya pesta nadran yang dilakukan oleh masyarakat Eretan Wetan dalam
melestarikan kearifan lokal nadran”?. Berdasarkan masalah pokok tersebut, untuk
mempermudah pembahasan penelitian, penulis menjabarkan masalah pokok
6
1. Faktor-faktor apa saja yang melatarbelakangi masih dilakukannya tradisi
pesta laut Nadran?
2. Bagaimana gambaran makna dari tradisi pesta laut nadran yang ada di
masyarakat sekarang?
3. Bagaimana proses pelaksanaan tradisi pesta laut Nadran?
4. Bagaimana proses pewarisan nilai-nilai budaya pesta laut nadran dalam
menanamkan budaya kewarganegaraan (civic culture) dari generasi tua ke
generasi muda?
5. Kendala apa saja yang ditemui dalam proses pewarisan nilai-nilai budaya
dari pesta laut nadran? Bagaimana cara mengatasinya?
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum.
Sesuai dengan rumusan permasalahan, secara umum penelitian ini
bertujuan untuk mengungkapkan mengenai bagaimana pewarisan nilai-nilai
budaya pesta laut nadran yang dilakukan oleh masyarakat Eretan Wetan dalam
melestarikan kearifan lokal pesta laut nadran.
2. Tujuan Khusus
Adapun secara khusus yang menjadi tujuan penelitian ini adalah untuk
mengungkapkan:
1. Faktor-faktor apa saja yang melatarbelakangi masih dilakukannya
tradisi pesta laut Nadran.
2. Bagaimana gambaran makna dari tradisi pesta laut nadran yang ada di
masyarakat sekarang.
3. Bagaimana proses pelaksanaan tradisi pesta laut Nadran.
4. Bagaimana proses pewarisan nilai-nilai budaya pesta nadran dalam
menanamkan budaya kewarganegaraan (civic culture) ke generasi
berikutnya.
5. Kendala yang ditemui dalam proses pewarisan nilai-nilai budaya dari
7
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
Secara teoritis hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan
sumbangan pengetahuan yang dapat digunakan lam rangka mengetahui
nilai-nilai budaya yang terkandung dalam pesta laut nadran dan juga
pengembangan budaya kewarganegaraan (civic culture) khususnya dalam
konsep Pendidikan Kewarganegaraan. Serta memberikan sumbangan
pengetahuan tentang Hukum Adat sebagai salah satu sarana melestaraikan
budaya daerah.
2. Manfaat Praktis
Secara praktis hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan
manfaat sebagai berikut :
a. Bagi peneliti, manfaat penelitian ini, yaitu: Peneliti perlu mengangkat,
memperkenalkan serta melestarikan tradisi Pesta Laut Nadran ini ke
masyarakat luas karena tradisi Nadran ini memiliki nilai–nilai luhur
yang patut dilestarikan.
b. Bagi masyarakat, manfaat penelitian ini, yaitu :
1) Meningkatkan rasa kebersaman dan rasa kekeluargaan sehingga
mampu mempererat tali silaturahmi diantara masyarakat,
2) Mampu merubah pola pikir masyarakat menjadi lebih baik,
3) Mampu melestarikan dan menerapkan nilai–nilai luhur yang
terkandung dalam pesta laut nadran serta diaplikasikan dalam
kehidupan sehari-hari.
c. Bagi pemerintah daerah, penelitian ini, yaitu:
1) Menjaga supaya kekayaan budaya di daerah tidak musnah di
tengah arus globalisasi.
2) Dinas Pemuda Olahraga Kebudayaan dan Pariwisata
(DISPORABUDPAR) Kabupaten Indramayu supaya memberikan
8
d. Bagi institusi/jurusan
1) Penelitian ini dapat menjadi sumbangan pengetahuan dan
keilmuwan pengetahuan dan keilmuwan mengenai pewarisan budaya
kewarganegaraaan (civic culture) yang merupakan salah satu ruang
lingkup Pendidikan Kewarganegaraan. Sebagai sarana pengembangan
budaya kewarganegaraan (civic culture) sehingga mampu diaplikasikan secara luas dalam dunia pendidikan terutama jurusan
pendidikan kewarganegaraan.
E. Struktur Organisasi Skripsi
Bab I, yaitu pendahuluan. Merupakan bagian awal dari penelitian, dalam
bab ini terbagi–bagi dalam beberapa sub bab seperti: latar belakang masalah,
yang berisikan mengenai mengapa masalah yang diteliti itu timbul dan apa
yang menjadi alasan peneliti mengangkat masalah tersebut. Selain latar
belakang masalah, dalam penelitian ini terdapat pula rumusan masalah dan
pertanyaaan penelitian dibuat agar penelitian menjadi lebih terfokus. Tujuan
penelitian bertujuan untuk menyajikan hal yang ingin dicapai setelah
melaksanakan penelitian. Terdapat pula manfaat penelitian dan sistematika
penelitian.
Bab II, merupakan landasan teoritis. Bab ini sangat penting karena melalui
kajian pustaka ditunjukan dari teori yang sedang dikaji dan kedudukan masalah
peneliti dalam bidang ilmu yang diteliti. Sub kedua menjelaskan mengenai
masyarakat, kebudayaan, nilai–nilai budaya definisi civic culture, nilai budaya
pesta laut nadran apabila ditinjau dari civic culture.
Bab III, yaitu metode penelitian. Bab ini merupakan pengajaran lebih rinci
mengenai metode penelitian yang digunakan peneliti dalam penelitianya. Lebih
jelasnya yaitu langkah – langkah apa saja yang akan ditempuh dalam
9
penelitian, lokasi dan subjek penelitian, tehnik pengumpulan data, instrument
penelitian, tehnik pengolahan dan analisis data.
Bab IV, merupakan pembahasan. Pada bab ini berisikan hasil penelitian,
dalam hal ini peneliti akan menguraikan hasil–hasil data yang telah diolah
peneliti serta adanya analisis dari hasil penegelolahan tersebut. Dalam bab ini
pula digambarkan hasil penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti. Bab V,
penutup. Bab ini adalah bab yang terakhir, dalam bab ini disajiakan penafsiran
atau pemaknaan penelitian berupa kesimpulan terhadap hasil penelitian yang
telah dilakukan. Selain kesimpulan adapula saran yang bertolak dari titik lemah
atau kekurangan didapat selama penelitian.
Setelah memaparkan beberapa isi dari beberapa bab, maka bagian yang
terakhir adalah menampilkan daftar pustaka. Daftar pustaka memuat semua
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Metode Penelitian dan Pendekatan Penelitian
1. Metode Penelitian
Metode yang peneliti gunakan dalam penelitian ini adalah metode
deskriptif, yaitu metode penelitian untuk membuat gambaran mengenai situasi
atau kejadian, fenomena-fenomena yang sedang terjadi dan berhubungan dengan
kondisi masa kini, dan memusatkan pada masalah aktual yang terjadi pada saat
penelitian dilaksanakan. Hal ini sesuai dengan apa yang dikemukakan Nazir
(2005: 54) bahwa:
Metode deskriptif adalah suatu metode dalam meneliti status sekelompok manusia, suatu objek, suatu kondisi, suatu sistem pemikiran atau sesuatu pada masa sekarang. Tujuan dari penelitian deskriptif ini adalah untuk membuat deskripsi akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat serta hubungan antar fenomena yang terjadi.
Metode deskriptif dipandang tepat digunakan dalam penelitian ini. Alasan
penggunaan metode deskriptif yaitu pertama, metode deskriptif tidak terbatas
hanya sampai pengumpulan data saja, tetapi meliputi analisis data dan
menginterpretasikan tentang arti data tersebut. Dengan menggunakan metode
tersebut, pembahasan masalah dan analisis data menjadi efektif serta akan mudah
dipahami. Kedua, metode deskriptif dapat mendeskripsikan data atau informasi
hasil pendapat ahli, observasi dan wawancara yang selanjutnya dapat ditarik suatu
kesimpulan sehingga memiliki hasil yang maksimal. Ketiga, peneliti bermaksud
untuk menggambarkan fenomena serta membuat gambaran mengenai situasi atau
kejadian mengenai suatu tradisi yang ada dalam masyarakat pesisir yaitu
pelaksanaan pesta laut Nadran pada masyarakat Eretan Wetan, Kecamatan
42
2. Pendekatan Penelitian
Sesuai dengan permasalahan yang diteliti dalam penelitian ini, maka
pendekatan yang cocok digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan
kualitatif yaitu prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa
kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati
(Moleong, 2007: 3).
Pendapat Moleong di atas selaras dengan pendapat Nasution (2003: 9)
yang menjelaskan bahwa dalam penelitian kualitatif, peneliti sebagai instrumen
penelitian. Peneliti adalah “key instrument” atau alat peneliti utama. Peneliti
mengadakan sendiri pengamatan atau wawancara sehingga dapat menyelami dan
memahami makna interaksi antar-manusia secara mendalam.
Pendapat tersebut sejalan dengan pendapat Bogdan dan Taylor dalam
Basrowi (2008: 1) yang menyatakan bahwa :
Kualitatif sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan prilaku yang dapat diamati. Pendekatan ini diarahkan pada latar dan individu tersebut secara holistik (utuh). Jadi, dalam hal ini tidak boleh mengisolasikan individu atau organisasi kedalam variabel atau atau hipotesis, tetapi perlu memamdangnya sebagai bagian dari kesatuan utuh.
Berdasarkan definisi di atas menunjukan bahwa pada dasarnya dalam
penelitian kualitatif yang menjadi alat peneliti utama adalah peneliti itu sendiri,
hal ini memungkinkan penelitian dapat dilakukan secara mendalam dan
memperoleh data secara akurat.
Peneliti memandang bahwa pendekatan kualitatif sangat tepat digunakan
dalam penelitian ini. Peneliti bermaksud untuk menggambarkan hasil penelitian
atau fenomena-fenomena yang diteliti, kemudian menggambarkannya kedalam
bentuk uraian-uraian yang menunjukan bagaimana suatu tradisi dalam masyarakat
adat bisa menjadi sarana dalam interaksi dan evalausi diri masyarakat adat.
Dengan menggunakan pendekatan kualitatif, peneliti berharap dapat
melakukan penelitian secara mendalam, maksimal dan mendapatkan data yang
43
penelitian yang penulis lakukan di lapangan pada waktunya nanti menjadi
penelitian yang ilmiah dan empirik.
B. Teknik Pengumpulan Data
Supaya data yang diperoleh dari lapangan akurat dan valid, maka peneliti
bertindak sebagai instrumen utama (key instrument) atau terjun langsung ke
lapangan dan menyatu dengan sumber data dalam situasi yang alamiah (natural
setting). Adapun teknik pengumpulan data yang peneliti gunakan dalam melakukan penelitian di lapangan adalah:
1. Wawancara
“Wawancara adalah teknik mengumpul data dengan cara mengadakan dialog, tanya jawab antara peneliti dan responden secara sungguh-sungguh” (Danial dan Wasriah, 2009: 71).
Sebagaimana dikemukakan oleh Moleong (2007: 186) bahwa wawancara adalah percakapan yang dilakukan oleh dua pihak yaitu pewawancara (interviewer) yang mengajukan pertanyaan dan terwawancara (interviewee) yang memberikan jawaban atas pertanyaan itu.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa wawancara merupakan teknik
pengumpulan data yang dilakukan dengan cara tanya jawab dengan responden
mengenai permasalahan yang diangkat dalam penelitian.
Wawancara yang dilakukan peneliti adalah wawancara terbuka sehingga
responden mempunyai kebebasan untuk memberikan jawaban atau ulasan. Dalam
implementasinya di lapangan peneliti melakukan wawancara kepada ketua KUD
Misaya Mina, Kepala desa, tokoh agama, tokoh budaya, dan tokoh masyarakat,
aparat Desa Eretan Wetan, DISPORABUDPAR, serta anggota masyarakat pesisir
Eretan Wetan untuk memperoleh data dan mengetahui gambaran mengenai
upacara adat Nadran sebagai ungkapan rasa syukur masyarakat Pesisir Eretan
44
2. Observasi
Mengenai observasi, Danial dan Wasriah (2009: 77) mengemukakan bahwa:
Observasi dalam bahasa Indonesia sering digunakan istilah pengamatan. Alat ini digunakan untuk mengamati; dengan melihat, mendengarkan, merasakan, mencium, mengikuti, segala hal yang terjadi dengan cara mencatat/merekam segala sesuatunya tentang orang atau kondisi suatu fenomena tertentu.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa melalui observasi, peneliti
mempunyai kesempatan untuk mengumpulkan data lebih mendalam, terinci dan
lebih cermat sehingga data yang diperlukan dapat terkumpul secara menyeluruh
yang didasarkan pada konteks data dalam keseluruhan situasi.
Adapun observasi yang dilakukan oleh peneliti dalam penelitian ini yaitu
pada pelaksanaan upacara adat pesta laut Nadran untuk melihat perwujudan
nilai-nilai budaya yang ada pada upacara adat pesta laut Nadran khususnya yang
berkaitan dengan budaya kewarganegaraan (civic culture) di desa Eretan Wetan.
3. Studi Dokumentasi
Danial dan Wasriah (2009: 66) mengungkapkan “bahwa studi dokumentasi adalah pengumpulan sejumlah dokumen yang diperlukan sebagai
bahan data informasi sesuai dengan masalah penelitian.”
Guba dan Lincoln sebagaimana dikutip Moleong (2007: 216) memaknai
dokumen sebagai bahan tertulis atau film, lain dari record, yang tidak
dipersiapkan karena adanya permintaan peneliti.
Studi dokumen yang diambil oleh penulis yaitu berupa gambar-gambar
kegiatan upacara adat Nadran dan data-data dari pemerintah desa seperti profil
desa dan sejarah tradisi pesta laut Nadran.
45
“Studi literatur adalah teknik penelitian yang dilakukan oleh peneliti dengan mengumpulkan sejumlah buku-buku, majalah, liflet, yang berkenaan
dengan masalah dan tujuan penelitian” (Danial dan Wasriah, 2009: 80).
Dengan demikian dapat penulis simpulkan studi literatur yaitu teknik
pengumpulan data yang dilakukan dengan cara mempelajari dan mengkaji
buku-buku, majalah, artikel yang berhubungan dengan berbagai teori-teori yang relevan
dengan permasalahan yang sedang diteliti sebagai bahan pembahasan hasil
penelitian.Teknik ini dilakukan dengan cara membaca, mempelajari, dan mengkaji
literatur-literatur yang berhubungan dengan pelaksanaan tradisi pesta laut nadran.
C. Lokasi dan Subjek Penelitian
1. Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Desa Eretan Wetan Kecamatan Kandanghaur
Kabupaten Indramayu Provinsi Jawa Barat. Alasan pemilihan tempat ini, karena
peneliti menemukan suatu kondisi yang unik dan di tempat lain tidak ada, yaitu
upacara adat pesta laut nadran. Dimana upacara nadran ini dilakukan sebagai
ucapan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa. Dari dulu sampai sekrang ini selalu
dilaksanakan oleh masyarakatnya. Dan disini tidak ada generasi muda yang
berkompeten untuk melanjutkan tradisi pesta laut nadran tersebut sehingga
membuat resah para leluhurnya akan keberadaan dan kelestarian tradisi ini.
2. Subjek Penelitian
“Subjek penelitian adalah benda, hal atau orang tempat data untuk variable penelitian yang dipermasalahkan melekat” (Arikunto, 2009: 152). Subjek penelitian ini merupakan sesuatu yang sangat penting kedudukannya di dalam
penelitian. Subjek penelitian harus ditentukan terlebih dahulu sebelum peneliti
siap untuk mengumpulkan data.
Berdasarkan uraian ahli di atas, maka yang dijadikan subjek penelitian
46
1. Satu orang sesepuh nadran, sebagai yang dituakan dan yang mengetahui
sejarah daerah tersebut.
2. Satu orang Anggota KUD Misaya Mina, sebagai penyelenggara upacara adat
Nadran.
3. Satu orang tokoh agama, sebagai pengontrol masyarakat agar tidak
menyimpang terhadap agama dalam pelaksanaan upacara adat Nadran.
4. Satu orang staf/aparat pemerintah desa Eretan Wetan, sebagai aparat
pemerintah yang memiliki kebijakan dalam melestarikan nilai-nilai khasanah
budaya masyarakat setempat.
5. Satu orang tokoh budaya, sebagai orang yang mengetahui tentang upacara
adat Nadran
6. Satu orang staff DISPORABUDPAR, sebagai aparat pemilik kebijakan dalam
melestarikan nilai-nilai khasanah budaya masyarakat setempat.
7. 30 orang anggota masyarakat Eretan Wetan, sebagai pelaksana dari kegiatan
upacara adat Nadran.
D. Teknik Pengolahan dan Data Analisis
Data yang telah terjaring dan terkumpul selanjutnya diolah, dianalisis,
dan diinterpretasi sehingga data tersebut memiliki makna untuk menjawab
pertanyaan-pertanyaan dalam masalah penelitian. Proses tersebut dilakukan
secara terus menerus sejak awal perolehan data hingga akhir penelitian. Dengan
hasil analisis dan interpretasi data tersebut maka dapat dilakukan penarikan
kesimpulan serta rekomendasi yang perlu.
Menurut Nasution (2003: 129) menyatakan bahwa:
Tidak ada satu cara tertentu yang dapat dijadikan pegangan bagi semua penelitian. Salah satu cara yang dapat dianjurkan ialah mengikuti langkah-langkah berikut, yaitu: reduksi data, penyajian (display) data, dan pengambilan kesimpulan Reduksi Data.
Data yang terkumpul dan terekam dalam catatan-catatan lapangan
47
Kegiatan ini sekaligus juga mencakup proses penyusunan data ke dalam
berbagai fokus, kategori atau pokok permasalahan yang sesuai. Pada akhir
tahap ini semua data yang relevan diharapkan telah tersusun dan terorganisir
sesuai kebutuhan.
Dalam analisis data kualitatif yang peneliti lakukan selama di lapangan
menggunakan model Miles dan Huberman yang terdiri atas tiga aktivitas, yaitu
reduksi data, display data dan kesimpulan/verifikasi. Ketiga rangkaian aktivitas
teknik analisis data tersebut, penulis terapkan dalam penelitian ini sebagai berikut:
1. Reduksi Data
Sugiyono (2010: 247) menjelaskan bahwa “reduksi data adalah merangkum, memilih hal-hal yang pokok, memfokuskan pada hal-hal yang
penting, dicari tema dan polanya dan membuang yang tidak perlu”.
Pada tahap ini, peneliti merangkum dan memilih data mana saja yang
penting yang diperoleh dari lapangan yang akan digunakan untuk dijadikan bahan
laporan. Melalui teknik memilah dan memilih, peneliti akan mengetahui data
mana saja yang diperlukan dan membuang data yang tidak perlu. Data yang telah
direduksi ini lah yang akan memberikan gambaran jelas dan mempermudah
peneliti untuk melakukan pengumpulan data selanjutnya bila diperlukan.
2. Penyajian Data (Display Data)
“Data yang bertumpuk dan laporan lapangan yang tebal akan sulit dipahami, oleh karena itu agar dapat melihat gambaran atau bagian-bagian tertentu dalam penelitian harus diusahakan membuat berbagai macam matrik, uraian singkat, networks, chart, dan grafik” (Nasution, 2003: 128).
Pendapat Nasution diatas sejalan dengan pendapat Sugiyono (2010: 249) yang menyatakan bahwa dalam “penelitian kualitatif, penyajian data dilakukan dalam bentuk uraian singkat, bagan, hubungan antar kategori, flowchart dan sejenisnya”.
Data yang diperoleh dari lapangan pasti banyak sekali, oleh karena itu
48
peneliti melakukan penyajian data. Penyajian data yang dilakukan lebih banyak
dituangkan dalam bentuk uraian singkat.
3. Kesimpulan/Verifikasi
Langkah terakhir dalam analisis data kualitatif adalah penarikan kesimpulan dan verifikasi. Kesimpulan dalam penelitian kualitatif mungkin dapat menjawab rumusan masalah yang dirumuskan sejak awal, tetapi mungkin juga tidak, karena masalah dan rumusan masalah dalam penelitian kualitatif masih bersifat sementara dan akan berkembang setelah penelitian berada di lapangan (Sugiyono, 2010: 252-253).
Lebih lanjut Nasution (2003: 130) mengatakan bahwa “kesimpulan itu mula-mula masih sangat tentatif, kabur, diragukan, akan tetapi dengan bertambahnya data, maka kesimpulan itu lebih “Grounded”. Jadi kesimpulan itu harus senantiasa diverifikasi selama penelitian berlangsung”.
Tujuan dari kesimpulan dan verifikasi adalah untuk mendapatkan temuan
baru yang sebelumnya belum pernah ada. Temuan dapat berupa deskripsi atau
gambaran suatu objek yang sebelumnya masih remang-remang atau gelap
sehingga setelah diteliti menjadi jelas, dapat berupa hubungan kausal atau
interaktif, hipotetis atau teori.
Langkah yang ketiga ini peneliti lakukan di lapangan dengan maksud
untuk mencari makna dari data yang dikumpulkan. Agar mencapai suatu
kesimpulan yang baik, kesimpulan tersebut senantiasa diverifikasi selama
penelitian berlangsung, supaya hasil penelitiannya jelas dan dapat dirumuskan
kesimpulan akhir yang akurat.
E. Pengujian Keabsahan Data
Sugiyono (2010: 267) mengatakan bahwa “untuk menetapkan keabasahan data diperlukan teknik pemeriksaan. Pelaksanaan teknik pemeriksaan tersebut
49
1. Credibility (validitas internal)
“Uji kredibilitas data atau kepercayaan terhadap data hasil penelitian kualitatif antara lain dilakukan dengan perpanjangan pengamatan, peningkatan
ketekunan dalam penelitian, triangulasi, analisis kasus negatif, menggunakan bahan referensi, dan member check” (Sugiyono, 2010: 270).
a. Memperpanjang pengamatan
Pada tahap awal peneliti memasuki lapangan, peneliti masih dianggap
orang asing, masih dicurigai, sehingga informasi yang diberikan belum lengkap,
tidak mendalam dan mungkin masih banyak yang dirahasiakan. Dengan
perpanjangan pengamatan ini, peneliti mengecek kembali apakah data yang
diperoleh merupakan data yang benara atau tidak. Bila ada yang data yang tidak
benar, maka peneliti melakukan pengataman lagi yang lebih luas dan mendalam
sehingga diperoleh data yang pasti kebenarannya. Perpanjangan pengamatan
peneliti lakukan untuk memperoleh data yang sahih (valid) dari sumber data.
b. Peningkatan ketekunan dalam penelitian
Dalam melakukan penelitian, terkadang peneliti dilanda dengan penyakit
malas, maka untuk menanggulangi hal tersebut peneliti meningkatkan ketekunan
dengan membulatkan niat dan tetap menjaga semangat dengan cara meningkatkan
intensitas hubungan dengan motivator. Hal ini peneliti lakukan agar dapat
melakukan penelitian dengan cermat dan berkesinambungan.
c. Triangulasi data
“Triangulasi dalam pengujian kredibilitas adalah pengecekan data dari berbagai sumber dengan berbagai cara, dan berbagai waktu” (Sugiyono, 2010: 273). Dalam penelitian ini triangulasi dilakukan terhadap informasi yang
diberikan sumber yaitu dari sesepuh masyarakat, tokoh agama, pemerintah desa
Eretan Wetan, dan masyarakat Eretan Wetan, yang dilakukan dengan cara
menggali dan mengecek informasi dari mereka dengan mengkombinasikan teknik
wawancara dan observasi.
d. Analisis kasus negatif
50
kasus negatif ini untuk mencari data yang berbeda bahkan bertentangan dengan
data yang ditemukan di lapangan. Dalam penelitian ini penulis mencari data yang
berbeda terhadap pelaksanaan upacara adat yang sejenisnya, yaitu ke desa Eretan
Kulon, yang juga melaksanakan upacara adat serupa dengan upacara adat pesta
Nadran.
e. Menggunakan referensi yang cukup
“Yang dimaksud dengan menggunakan referensi adalah adanya pendukung untuk membuktikan data yang telah ditemukan oleh peneliti” (Sugiyono, 2010: 275). Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan bahan
dokumentasi yaitu hasil rekaman wawancara dengan subjek penelitian, foto-foto
dan lainnya yang diambil dengan cara yang tidak mengganggu atau menarik
perhatian sumber penelitian, sehingga informasi yang diperlukan akan diperoleh
dengan tingkat kesahihan yang tinggi.
f. Member check
“Member check adalah proses pengecekan data yang diperoleh peneliti kepada pemberi data. Tujuan member check ini adalah untuk mengetahui seberapa
jauh data yang diperoleh sesuai dengan apa yang diberikan pemberi data” (Sugiyono, 2010: 276). Dalam penelitian ini peneliti melakukan member check
kepada semua sumber data yaitu kepada sesepuh masyarakat, tokoh agama, tokoh
budaya, staff DISPORABUDPAR Kabupaten Indramayu, staff pemerintah desa
Eretan Wetan, dan masyarakat Eretan Wetan.
2. Transferability (Validitas Eksternal)
Berkenaan dengan transferability, Sugiyono (2010: 276) menjelaskan
bahwa:
Transferability merupakan konsep yang menunjukan derajat ketepatan atau dapat diterapkannya hasil penelitian ke populasi dimana sampel tersebut diambil. Nilai transfer berkenaan dengan pertanyaan, hingga mana hasil penelitian dapat diterapkan atau digunakan dalam situasi lain.
51
hasil penelitian ini pada kesempatan yang berbeda, maka peneliti dalam membuat
laporan memberikan uraian yang rinci, jelas dan sistematis. Dengan demikian
peneliti berharap pembaca menjadi jelas atas hasil penelitian ini, sehingga dapat
menentukan dapat atau tidaknya untuk mengplikasikan hasil penelitian tersebut di
tempat lain.
3. Dependability (Reliabilitas)
Mengenai Reliabilitas Affifuddin dan Ahmad Saebani (2009: 145) menjelaskan bahwa:
Reliabilitas merupakan konsep yang mengacu pada seberapa jauh penelitian berikutnya akan mencapai hasil yang sama apabila penelitian yang sama dilakukan. Dalam penelitian kualitatif reliabilitas mengacu pada kemungkinan penelitian selanjutnya memperoleh hasil yang sama apabila penelitian dilakukan kembali dalam subjek yang sama, yang menekankan pada desain penelitian dan metode serta teknik pengumpulan data dan analisis data.
Berkaitan dengan uji reliabilitas, peneliti dibimbing dan diarahkan secara
kontinyu oleh dua orang pembimbing dalam mengaudit terhadap keseluruhan
proses penelitian dengan tujuan supaya penulis dapat menunjukan hasil aktivitas
di lapangan dan mempertanggungjawabkan seluruh rangkaian penelitian di
lapangan mulai dari menentukan masalah/fokus, memasuki lapangan, menentukan
sumber data, melakukan analisis data, melakukan keabsahan data, sampai
membuat kesimpulan.
4. Confirmability (Obyektivitas)
Berkenaan dengan Confirmability Sugiyono (2010: 277) menjelaskan
bahwa:
52
Mengenai konfirmabiliy peneliti menguji hasil penelitian dengan
mengaitkannya dengan proses penelitian yang dilakukan di lapangan dan
mengevaluasi hasil penelitiannya, apakah hasil penelitian merupakan fungsi dari
proses penelitian yang dilakukan atau tidak.
F. Tahap Penelitian
Sebuah penelitian akan dapat berjalan dengan baik dan mencapai tujuan
seperti yang diharapkan, jika penelitian itu dilaksanakan sesuai dengan
langkah-langkah yang telah direncanakan. Oleh karena itu, supaya penelitian yang peneliti
lakukan dapat berjalan dengan baik guna mencapai hasil yang maksimal, maka
dalam melakukan penelitian ini peneliti menyusun langkah-langkah penelitian
secara sistematis sebagai berikut:
1. Tahap Pra Penelitian
Pada tahap ini, peneliti menyusun rangan penelitian dengan terlebih
dahulu melakukan pra penelitian ke Desa Eretan Wetan Kecamatan Kandanghaur
Kabupaten Indramayu pada bulan Agustus 2012. Tujuannya adalah untuk
mengetahui kondisi secara umum dari desa Eretan Wetan terutama yang berkaitan
dengan pelaksanaan upacara adat pesta Nadran di desa tersebut. Hal ini dilakukan
guna mendapatkan data tentang bagaimana nilai-nilai budaya yang terkandung
dalam upacara adat pesta Nadran dan seperti apa proses pelaksanaannya.
Setelah mengadakan pra penelitian selanjutnya peneliti mengajukan
rancangan penelitian yang memuat latar belakang masalah, permasalahan, tujuan
penelitian, manfaat penelitian, pendekatan dan metode penelitian, teknik
pengumpulan data, lokasi dan subjek penelitian. Kemudian peneliti memilih dan
menentukan lokasi yang dijadikan sebagai sumber data atau lokasi penelitian yang
disesuaikan dengan keperluan dan kepentingan fokus penelitian. Setelah lokasi
penelitian ditetapkan, selanjutnya penulis mengupayakan perizinan dari instansi
yang tekait, prosedur perizinan yang penulis tempuh adalah sebagai berikut :
53
b. Mengajukan surat rekomendasi permohonan izin untuk mengadakan
penelitian, dari Dekan FPIPS UPI Bandung c.q Pembantu Dekan I untuk
disampaikan kepada Rektor UPI Bandung.
c. Rektor UPI Bandung c.q Pembantu Rektor I mengeluarkan surat permohonan
izin untuk disampaikan kepada Kepala Kesbang dan Polinmas Kabupaten
Indramayu.
d. Kepala Kesbang dan Polinmas Kabupaten Indramayu mengeluarkan surat
permohonan izin untuk disampaikan kepada Camat Kandanghaur Kabupaten
Indramayu.
e. Camat Kandanghaur Kabupaten Indramayu mengeluarkan surat permohonan
izin untuk disampaikan Kepala Desa Eretan Wetan.
f. Kepala Desa Eretan Wetan memberikan izin kepada peneliti untuk
mengadakan penelitian.
2. Tahap Pelaksanaan
Setelah selesai tahap persiapan penelitian, dan persiapan-persiapan yang
menunjang telah lengkap, maka peneliti langsung terjun ke lapangan untuk
melaksanakan penelitian. Dalam melaksanakan penelitian, peneliti menekankan
bahwa instrumen yang utama adalah peneliti sendiri (key instrument). Peneliti
sebagai instrumen utama dibantu oleh pedoman observasi dan pedoman
wawancara antara peneliti dengan responden. Pedoman wawancara yang penulis
persiapkan untuk sesepuh masyarakat, tokoh agama, pemerintah desa,
DISPORABUDPAR dan masyarakat Eretan Wetan.
Tujuan dari wawancara ini adalah untuk mendapatkan informasi yang
diperlukan agar dapat menjawab permasalahan penelitian yang tidak dapat penulis
ketahui. Setiap selesai melakukan penelitian di lapangan, peneliti menuliskan
kembali data-data yang terkumpul kedalam catatan lapangan, dengan tujuan
supaya dapat mengungkapkan data secara mendetail dan lengkap.
54
Tahap yang terakhir adalah analisis data. Kegiatan analisis data dilakukan
setelah data yang diperlukan terkumpul. Pada tahap ini peneliti berusaha
mengorganisasikan data yang diperoleh dalam bentuk catatan dan dokumentasi.
Selaras seperti yang dikemukakan oleh Afifuddin dan Ahmad Saebani (2009: 159)
bahwa:
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
1. Kesimpulan Umum
Budaya pesta laut nadran masih tetap dipertahankan dan dilestarikan
oleh masyarakat Eretan Wetan, karena tradisi nadran merupakan bentuk
syukur kepada Allah Swt yang telah memberikan limpahan rejeki dan
keselamatan masyarakat serta untuk melestarikan budaya lokal yang telah
temurun dilaksanakan oleh para leluhur. Dalam pelasksanaan tradisi pesta laut
nadran di desa Eretan Wetan kabupaten Indramayu tentunya mengandung
nilai-nilai budaya kewarganegaraan (civic culture) di dalamnya. Nilai-nilai
budaya kewarganegaraan (civic culture) tersebut, seperti semangat
kebersamaan, kekeluargaan, gotong royong yang membentuk karakter dan
identitas warganegara dijadikan sebagai pedoman dalam menjalankan
kehidupan bermasyarakat.
2. Kesimpulan Khusus
Secara khusus, penelitian ini dapat dirumuskan dalam beberapa
kesimpulan sebagai berikut:
a. Faktor-faktor yang melatarbelakangi masyarakat Eretan Wetan di
kabupaten Indramayu melakukan tradisi pesta laut nadran adalah masih
melekatnya kepercayaan masyarakat terhadap tradisi nenek moyang,
tradisi adat atau kebiasaan yang turun temurun dari leluhur, dan sebagai
upaya pelestarian kearifan lokal. Dalam tradisi pesta laut nadran
mengandung fungsi seperti fungsi sosial, fungsi, religi, fungsi hiburan,
94
b. Tradisi pesta laut nadran di desa masyarakat Eretan Wetan mengandung
makna sebagai bentuk rasa syukur kepada Allah Swt atas limpahan rejeki
dan agar terhindar dari segala marabahaya ketika melaut. Serta
menjunjung tinggi nilai-nilai budaya yang terkandung dalam tradisi pesta
laut nadran seperti nilai kebersamaan, kekeluargaan, gotong royong, tali
silaturahmi antar warga masyarakat, dan nilai religi.
c. Tradisi pesta lau nadran merupakan salah satu budaya masyarakat pesisir
desa Eretan Wetan yang sampa saat ini masih di lestarikan. Masyarakat
desa Eretan Wetan telah melaksanakan tradisi nadran dari nenek moyang
sejak dulu yang mempunyai maksud sebagai ungkapan rasa syukur
masyarakat pesisir Eretan Wetan atas nikmat dan karunia Allah Swt.
Tradisi ini terbagi menjadi dua bagian, yaitu sedekah laut dan nadaranan.
Sedekah laut merupakan ritual yang diadakan di laut berupa melarung
meron ke laut. Sedangkan nadaranan itu sendiri tempatnya berada didarat seperti arak-arakan, pertunjukan wayang kulit, sandiwara, dan pengajian
umum.
d. Proses pewarisan nilai budaya pada tradisi pesta laut nadran dari generasi
tua ke generasi muda dilakukan di lingkungan keluarga, sekolah dan
masyarakat desa Eretan Wetan kecamatan Kandanghaur kabupaten
Indramayu. Di lingkungan keluarga, orang tua menanamkan nilai budaya
pesta laut nadran sejak dini dengan cara membiasakan anak untuk menaati
adat istiadat yang berlaku. Di lingkungan sekolah, guru memberikan
pengetahuan dan pemahaman kepada anak didiknya ketika dalam
pembelajaran mata pelajaran PKn, dan seni budaya. Di lingkungan
masyarakat, generasi muda ikut serta dalam seluruh rangkaian
pelaksanaan tradisi pesta laut nadran.
95
sesungguhnya dari pesta laut nadran sendiri dan kurangnya kesadaran
orang tua untuk menanamkan nilai-nilai budaya pesta laut nadran kepada
anaknya. Sedangkan faktor eksternal yaitu adanya pengaruh budaya luar,
dalam bentuk tayangan-tayangan di televisi, pergaulan hidup sehari-hari
dan akses internet yang mudah. Dan cara mengatasi kendala upaya
melestarikan nilai budaya pesta laut nadran dilakukan oleh orang tua di
keluarga, guru di sekolah, masyarakat, dan lembaga pemerintah desa
Eretan Wetan. Upaya yang dilakukan oleh orang tua adalah memberikan
pengetahuan dan pemahaman kepada anak-anaknya. Sedangkan upaya
yang dilakukan guru dengan mengaitkan tradisi nadran dalam sumber
pembelajaran PKn dan seni budaya. Upaya yang dilakukan masyarakat
yaitu dengan ikut berpartisipasi dalam pelaksanaan tradisi pesta laut
nadran. Dan terakhir upaya yang dilakukan pemerintah desa yaitu dengan
mengupayakan pelaksanaan tradisi pesta laut nadran setiap tahun sekali.
B. Saran
Berdasarkan kesimpulan dalam penelitian ini, maka penulis
mengemukakan beberapa rekomendasi sebagai berikut:
1. Bagi masyarakat
Kepada masyarakat pesisir Eretan Wetan agar terus melaksanakan tradisi
nadran ini sebagai kegiatan rutin setiap tahunnya, supaya dapat mewariskan
kepada generasi penerusnya sebagai bentuk pelestarian kebudayaan lokal.
2. Bagi tokoh agama
Diharapkan dapat memberikan pemahaman kepada masyarakat Eretan Wetan,
agar pelaksanaan tradisi pesta laut nadran tidak bertentangan dengan ajaran
agama Islam.
3. Bagi Pemerintah
Kepada aparat pemerintah diharapkan ikut serta menjaga dan melestarikan
96
ikut andil dalam memajukan kebudayaan daerahnya khususnya tradisi nadran
supaya dapat mendatangkan manfaat bagi masyarakat dan pemerintah daerah
baiku itu dari segi ekonomi maupun pembangunan.
4. Bagi Institusi/Jurusan Pendidikan Kewarganegaraan
Lebih mengintensifkan kajian-kajian tentang kearifan lokal untuk dijadikan
bahan kajian studi jurusan pendidikan kewarganegaraan dan memperbanyak
melaksanakan pengabdian pada masyarakat untuk mengembangkan nilai-nilai
kearifan lokal.
5. Bagi Peneliti Selanjutnya
Untuk peneliti selanjutnya, supaya dapat mengimplementasikan dan
menerapkan nilai budaya yang ada dalam tradisi pesta laut nadran untuk
dijadikan sebagai sumber pembelajaran PKn dan pelestarian kearifan budaya
lokal. Hal tersebut dilakukan agar para peserta didik dapat membentuk
DAFTAR PUSTAKA
1. Sumber Buku
Afifuddin dan Ahmad Saebani. (2009). Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Pustaka Setia.
Arikunto, Suharisimi. (2009). Manajemen Penelitian. Jakarta: PT Rineka Cipta.
Ayatrohaedi. 1986. Kepribadian Budaya Bangsa (Local Genius). Jakarta: Pustaka Jaya
Basrowi. 2008. Memahami Penelitian Kualitatif. Jakarta: PT Rineka Cipta.
Budimansyah, Dasim dan Karim, S. 2008. Pkn dan Masyarakat Multikultural. Bandung: Laboraturium Pendidikan Kewarganegaraan
Budimansyah, Dasim dan Udin Winataputra. (2007). Civic Education: Konteks, Landasan, Bahan Ajar dan Kultur Kelas. Bandung: Program Studi Pendidikan Kewarganegaraan SPs UPI.
Bratawidjaja, Thomas Wiyasa. 2008. Upacara Tradisional Masyarakat Jawa. Jakarta: Pustaka Sinar Harapan.
Danial, Endang dan Wasriah. (2009). Metode Penulisan Karya Ilmiah. Bandung: Laboratorium PKn Universitas Pendidikan Indonesia
Darwis, Ranidar. (2008). Hukum Adat. Bandung: Labolatorium PKn Universitas Pendidikan Indonesia.
Daryanto. 2012. Perubahan Pendidikan dalam Masyarakat Sosial Budaya. Bandung: Satu Nusa
Kalidjernih, Freddy K. (2010). Kamus Studi Kewarganegaraan: Perspektif Sosiologikal dan Politikal. Bandung: Widya Aksara Press
Kuntowijoyo. (2006). Budaya dan Masyarakat. Yogyakarta: Tiara Wacana.
Koentjaraningrat. 2009. Pengantar Ilmu Antropologi. Jakarta: Rineka Cipta
Moleong, Lexi J. (2007). Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja Rosda Karya.
Nasution. (2003). Metode Penelitian Naturalistik Kualitatif. Bandung: Tarsito.
Nazir, Muhammad. (2005). Metode Penelitian. Bogor: Ghalia Indonesia
Purnama, Yuzar. DKK. (2004). Budaya Tradisional Pada Masyarakat Indramayu. Bandung: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan
Ranjabar, Jacobus. 2006. Sistem Sosial Budaya Indonesia Suatu Pengantar. Bogor: Penerbit Ghalia Indonesia
Setiadi, Elly. dkk. 2010. Ilmu Sosial dan Budaya Dasar. Jakarta: Kencana Prenada Media Group
Sibarani, Robert. 2012. KEARIFAN LOKAL: Hakikat, Peran, dan Metode Tradisi Lisan. Jakarta: Asosiasi Tradisi Lisan (ATL)
Soelaeman, Munandar. (2010). Ilmu Sosial Dasar: suatu teori. Bandung: PT Refika Aditama
Sugiyono. (2010). Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D). Bandung: Alfabeta.
Sunjata, Wahjudi Pantja. 2008. Upacara Tradisional Larung Tumpeng Sesaji Di Telaga Sarangan (Dalam Patrawidya Seri Penerbitan Sejarah Dan Budaya vol. 9 no. 2). Yogyakarta: Balai Pelestarian Sejarah Dan Nilai Tradisional Yogyakarta.
Taalami, La Ode. Dkk. 2010. Kearifan Lokal dalam Kebudayaan Suku Bangsa-Suku Bangsa Masyarakat di Sulawesi Tenggara. Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Sulawesi Tenggara: Lembaga Penelitian Dan Pengembangan Sumber Daya Bangsa
Wahab dan Sapriya. 2011. Teori dan Landasan Pendidikan Kewarganegaraan. Bandung: Alfabeta CV.
Wanganea, Yopi, DKK. (1985). Upacara Tradisional Daerah Khusus Ibukota Jakarta. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan
Widagdho, Djoko. (2004). Ilmu Budaya Dasar. Jakarta: Bumi Aksara
2. Sumber Skripsi, Jurnal, Artikel, dan lain-lain.
As’arie, Denis. 2011. Suatu Kajian Tentang Nilai Budaya Pesta Pecung di Masyarakat Kasugengan Kidul, Kabupaten Cirebon ditinjau dari Civic Culture. Skripsi Sarjana pada FPIPS UPI. Bandung: Tidak diterbitkan
Dwijayanti, Ratih. 2012. Pengembangan Nilai-nilai Kebajikan Warga Negara (Civic Virtue) dalam Mempertahankan Kearifan Budaya Lokal Melalui Upacara Adat Nyangku. Bandung: Tidak Diterbitkan
Muslikhatun. (2010). Pewarisan Budaya. [Online]. Tersedia:http://muslikhatun-antropologi.blogspot.com/pewarisan-budaya.html [21 November 2010]
Noviani, Hani.(2009). Suatu Kajian Tentang Pelaksanaan Upacara Adat Sakral Nyangku Pada Masyarakat Panjalu. Skripsi Sarjana pada FPIPS UPI. Bandung: Tidak Diterbitkan
Praja, Wina N. 2012. Kajian Nilai-nilai Budaya Upacara Nyuguh dalam Mempertahankan Green Moral Masyarakat Kuta. Bandung: Tidak Diterbitkan Sartini. (2004). MENGGALI KEARIFAN LOKAL NUSANTARA SEBUAH
KAJIAN FILSAFATI. Jurnal Filsafat. Jilid 37, (2)
Sirtha, Nyoman.(2003). Menggali Kearifan Lokal untuk Ajeg Bali . [Online]. Tersedia: http://www.balipos.co.id. [15 April 2012]
Sumantri Endang dan Masyitoh. (2008). Hand Out Pendidikan Nilai. Bandung: Laboratorium Pendidikan Kewarganegaraan
Supriyanto. 2010. Pewarisan Budaya. [Online]. Tersedia: http://gurumuda.com/bse/pewarisan-budaya [2011]
Undang-Undang Dasar Republik Indonesia Hasil Amandemen tahun 1945.