• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA PADA KONSEP BAGIAN DAUN DAN FUNGSINYA MELALUI PENDEKATAN KONTEKSTUAL.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA PADA KONSEP BAGIAN DAUN DAN FUNGSINYA MELALUI PENDEKATAN KONTEKSTUAL."

Copied!
39
0
0

Teks penuh

(1)

LEMBAR PERNYATAAN

A. Hakikat Ilmu Pengetahuan Alam di SD ...

(2)

C. Konsep Daun dan Fungsinya...

D. Hasil Belajar

1. Pengertian Hasil Belajar...

2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar...

3. Hasil Belajar IPA...

E. Pendekatan Kontekstual

1. Latar Belakang Pendekatan Kontekstual...

2. Pengertian Pendekatan Kontekstual...

3. Tujuh Komponen Pendekatan Kontekstual...

4. Keunggulan Pendekatan Kontekstual...

5. Kelemahan Pendekatan Kontekstual...

6. Langkah-langkah Pendekatan Kontekstual...

7. Penerapan Pendekatan Kontekstual pada Pembelajaran

IPA Konsep Daun dan Fungsinya...

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

A. Metode Penelitian...

B. Subjek dan Lokasi Penelitian...

C. Prosedur Penelitian...

D. Instrumen Penelitian...

(3)

1. Siklus I

a. Perencanaan Pembelajaran...

b. Pelaksanaan Pembelajaran...

c. Observasi

1) Hasil Observasi Terhadap Guru...

2) Hasil Observasi Terhadap Siswa...

d. Refleksi...

2. Siklus II

a. Perencanaan Pembelajaran...

b. Pelaksanaan...

c. Observasi

1) Hasil Observasi Terhadap Guru...

2) Hasil Observasi Terhadap Siswa...

d. Refleksi...

C. Pembahasan...

BAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI

(4)

Depdikbud tahun 2008... 57

Tabel 4.1 Hasil Belajar Post Test Siklus I... 69

Tabel 4.2 Persentase Ketuntasan Belajar Siklus I... 70

Tabel 4.3 Hasil Belajar Post Test Siklus II... 90

Tabel 4.4 Persentase Ketuntasan Belajar Siklus II... 90

(5)

dengan Siklus I... 70

Grafik 4.2 Perbandingan Persentase Pencapaian Nilai KKM Data Awal

dengan Siklus I... 71

Grafik 4.3 Perbandingan Persentase Daya Serap Siswa... 72

Grafik 4.4 Perbandingan Nilai Rata-Rata Siswa Siklus I dengan Siklus

II... 95

Grafik 4.5 Perbandingan Persentase Pencapaian Nilai KKM Siklus I

dengan Siklus II... 91

Grafik 4.6 Perbandingan Persentase Daya Serap Siswa Siswa Antara

Siklus I dengan Siklus II... 92

Grafik 4.7 Perbandingan Persentase Pencapaian Nilai KKM Siklus I,

(6)

Grafik 2.2 Daun Lengkap... 21

Grafik 2.3 Daun Tidak Lengkap... 21

Grafik 2.4 Daun Menyirip... 22

Grafik 2.5 Daun Menjari... 22

Grafik 2.6 Daun Melengkung... 22

Grafik 2.7 Berbagai Bentuk Daun 23 Grafik 2.8 Daun Tunggal Dan Majemuk... 24

Grafik 2.9 Penampakan Melintang Daun ... 25

(7)

Lampiran 1 Instrumen Siklus I

1.a Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I

1.b Kisi-Kisi Penulisan Soal Siklus I

1.c Lembar Kerja Siswa Siklus I

1.d Lembar Tes Siklus I

1.e Lembar Observasi Siklus I

Lampiran 2 Instrumen Siklus II

2.a Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus II

2.b Kisi-Kisi Penulisan Soal Siklus II

2.c Lembar Kerja Siswa Siklus II

2.d Lembar Tes Siklus II

2.e Lembar Observasi Siklus II

Lampiran 3 Tabel Nilai Rata-rata Siswa

1.1 Nilai Ulangan Harian Siswa

4.1 Nilai Rata-rata Siswa Siklus I

(8)

4.b Lembar observasi

Lampiran 5 Dokumentasi Penelitian

Lampiran 6 Lain-Lain6.a Surat Pengangkatan Dosen Pembimbing

6.b Surat Izin Penelitian

6.c Kartu Bimbingan Skripsi

(9)

BAB I

PENDAHULUAN

A.Latar Belakang Masalah

Adanya tuntutan peningkatan kualitas lulusan SD untuk melanjutkan

belajar ke jenjang yang lebih tinggi maupun untuk mengembangkan dan

menumbuhkan bakat, minat, dan penyesuaian diri dengan lingkungan

membawa konsekuensi di bidang pendidikan, antara lain perubahan dari

pendekatan pembelajaran yang mengajarkan mata pelajaran ke pendekatan

pembelajaran berbasis kompetensi. Dengan adanya tuntutan tersebut maka

kemampuan guru dalam mengembangkan kemampuan siswa SD khususnya

bidang Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) sangat diperlukan.

Mata pelajaran IPA merupakan salah satu cabang ilmu yang fokus

pengkajiannya adalah alam dan proses-proses di dalamnya. Dalam belajar

IPA,s siswa dituntut untuk menguasai konsep-konsep dalam IPA serta

menerapkan konsep dalam masalah sehari-hari. Pembelajaran IPA harus

dapat membelajarkan siswa secara utuh yaitu pembelajaran yang meliputi

pembelajaran sebagai produk, proses dan sikap.

Untuk mencapai hal itu, maka peran guru dalam konteks pembelajaran

menuntut perubahan mutlak diperlukan. Guru dituntut mempunyai

kemampuan dalam merancang pendekatan pembelajaran yang sesuai dengan

(10)

Salah satu perubahan merancang pembelajaran itu adalah dalam penggunaan

pendekatan pembelajaran di kelas.

Guru mempunyai peranan yang penting dalam mewujudkan tercapainya

tujuan pembelajaran, guru harus mampu menciptakan kondisi dan situasi

yang memungkinkan pembelajaran berlangsung secara aktif. Apabila guru

menggunakan pendekatan pembelajaran yang kurang tepat maka dapat

menimbulkan kebosanan, kurang dipahaminya materi, dan dapat

menyebabkan kemonotonan sehingga siswa kurang termotivasi untuk belajar.

Karena penggunaan pendekatan yang kurang tepat itu mengakibatkan siswa

tidak bisa menerapkan konsep IPA dalam kehidupan sehari-hari, tidak

memiliki kepekaan terhadap lingkungannya serta siswa tidak memiliki minat

terhadap teknologi.

Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan di kelas IV di SD Negeri

2 Padasuka (observasi pada bulan Agustus 2012) dalam pembelajaran IPA

diperoleh hasil belajar pada materi bagian–bagian tumbuhan yang selayaknya

mencapai KKM yaitu 65, namun diperoleh hasil kurang memuaskan.

Pencapaian nilai rata–rata kelas yang diperoleh yaitu 57,74 dengan 9 orang

siswa memperoleh nilai di atas KKM dan sisanya yaitu 26 orang siswa di

bawah KKM. Selain itu, pembelajaran pun dinilai kurang interaktif. Hal ini

terlihat dari kurang aktivitas guru dan para siswa dalam proses pembelajaran.

Siswa cenderung pasif dan kemampuan guru terlihat belum maksimal dalam

menggunakan pendekatan, dan sumber pembelajaran. Guru mengajar

(11)

guru (teacher centered) dengan menggunakan sumber belajar berupa buku

paket dan pendekatan yang digunakan oleh guru adalah ceramah. Dengan

pembelajaran seperti itu mengakibatkan proses pembelajaran terasa monoton

dan kurang menarik bagi siswa, serta kurangnya pemahaman siswa

dikarenakan guru kurang mengaitkan konsep yang akan dipelajari dengan

konsep awal yang dimiliki siswa. Dalam pembelajaran, guru tidak

memanfaatkan benda konkrit atau benda-benda nyata yang telah dibawa

siswa sehingga kurang membantu anak memahami materi dan ketercapaian

hasil belajar anak pada indikator pembelajaran. Kecenderungan

menggunakan pendekatan konvensional dan siswa hanya membaca buku teks

yang dilanjutkan dengan pembahasan verbal tidak membuat siswa aktif

membangun atau menggali pengetahuan dari guru ke siswa. Pembelajaran

berpusat pada guru, ini terlihat pada pembelajaran yang tidak memberikan

kesempatan kepada siswa untuk mengeksplorasi yang terkandung dalam

materi yang diajarkan. Siswa dianggap sebagai obyek pengajaran yang duduk,

diam serta mendengarkan guru tanpa memberikan tantangan pembelajaran

sehingga akhirnya hasil pembelajaran dapat memberdayakan siswa yakni

proses pembelajaran berlangsung yang alamiah dalam bentuk kegiatan siswa

bekerja dan mengalami, bukan transfer pengetahuan dari guru ke siswa.

Untuk itu perlu dicari pemecahan masalah dalam menentukan

pembelajaran yang tepat. Dengan alasan tersebut, peneliti bermaksud

mengadakan upaya perbaikan dengan menerapkan pendekatan kontekstual

(12)

dapat membantu guru mengaitkan antara materi yang diajarkan dengan

situasi dunia nyata siswa dan mendorong siswa membuat hubungan antara

pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan

sehari-hari. Siswa berperan aktif serta dapat mengeksplorasi materi yang

diajarkan dan peran guru dalam pembelajaran pun tidak mendominasi hanya

membimbing aktivitas siswa dalam proses pembelajaran.

Dengan alasan tersebut maka penulis termotivasi untuk

melaksanakan penelitian tindakan kelas di kelas IV SDN 2 Padasuka

Kecamatan Lembang Kabupaten Bandung Barat dengan mengambil judul

Peningkatan Hasil Belajar IPA Pada Konsep Bagian Daun Dan

Fungsinya Melalui Pendekatan Kontekstual.

B.Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka masalah

dalam penelitian ini dirumuskan sebagai berikut “Bagaimanakah peningkatan

hasil belajar IPA pada konsep bagian daun dan fungsinya melalui pendekatan

kontekstual Siswa di Kelas IV SDN 2 Padasuka Kecamatan Lembang

Kabupaten Bandung Barat Semester I Tahun Ajaran 2012/2013?”.

Agar penelitian ini lebih terarah maka permasalahan tersebut dijabarkan

ke dalam bentuk pertanyaan sebagai berikut:

1. Bagaimana perencanaan pembelajaran IPA pada konsep bagian daun dan

fungsinya melalui pendekatan kontekstual?

2. Bagaimana pelaksanaan pembelajaran IPA pada konsep bagian daun dan

(13)

3. Bagaimana peningkatan hasil belajar siswa dalam pembelajaran IPA pada

konsep bagian daun dan fungsinya melalui pendekatan kontekstual?

C.Hipotesis Tindakan

Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah yang telah dipaparkan

di atas, maka hipotesis tindakan penelitian ini adalah sebagai berikut :

“Dengan menggunakan pendekatan kontekstual dalam pembelajaran IPA pada

konsep bagian daun dan fungsinya di kelas IV SDN 2 Padasuka Kecamatan

Lembang Kabupaten Bandung Barat Semester I tahun ajaran 2012/2013 dapat

meningkatkan hasil belajar”.

D.Tujuan Penelitian

Secara umum penelitian ini bertujuan mengetahui gambaran peningkatan

hasil belajar IPA pada konsep bagian daun dan fungsinya melalui pendekatan

kontekstual.

Secara khusus penelitian ini bertujuan :

1. Memperoleh gambaran perencanaan pembelajaran IPA pada konsep

bagian daun dan fungsinya melalui pendekatan kontekstual.

2. Memperoleh gambaran pelaksanaan pembelajaran IPA pada konsep

bagian daun dan fungsinya melalui pendekatan kontekstual.

3. Memperoleh gambaran peningkatan hasil belajar siswa dalam

pembelajaran IPA pada konsep bagian daun dan fungsinya melalui

(14)

E.Manfaat Penelitian

Adapun manfaat dari penelitian ini adalah :

1. Bagi Siswa

Dengan pendekatan kontekstual ini, siswa dapat menemukan pengalaman

dan mengembangkan pengetahuan awal yang dimilikinya, serta dapat

meningkatkan hasil belajar IPA.

2. Bagi Guru

Memperoleh gambaran strategi pembelajaran yang relevan sebagai

alternatif pendekatan pembelajaran untuk memperbaiki proses

pembelajaran terutama pada pembelajaran IPA serta meningkatkan

pengembangan pengetahuan dan keterampilan dalam membimbing anak.

3. Bagi Pihak Sekolah

Dapat dijadikan salah satu bahan masukan penggunaan pendekatan

pembelajaran dalam rangka meningkatkan hasil belajar dan juga sebagai

bahan pertimbangan dalam perkembangan dan penyempurnaan program

pengajaran IPA di sekolah.

4. Bagi Orang tua

Dapat menginformasikan, memberikan gambaran dan pengayaan bagi

orang tua dalam memberikan bimbingan belajar IPA kepada anak.

5. Bagi Peneliti

Sebagai pengalaman langsung dalam pelaksanaan pembelajaran dengan

penerapan pendekatan kontekstual serta dapat menambah wawasan dalam

(15)

F. Definisi Operasional

Sebelum dibahas permasalahan di atas, ada beberapa istilah yang

terdapat dalam penelitian ini yang perlu dijelaskan, dan dimaksudkan

untuk menghindari kesalahan persepsi terhadap pokok-pokok masalah yang

hendak diteliti. Berikut adalah beberapa istilah yang digunakan dalam

penelitian ini:

1. Pembelajaran IPA di SD

Pembelajaran identik dengan kata “mengajar” berasal dari kata dasar

“ajar” yang berarti petunjuk yang diberikan kepada mengetahui. Ditambah

awalan “pe” dan akhiran “an” menjadi “pembelajaran”, yang berarti proses,

perbuatan, cara mengajar atau mengajarkan sehingga anak didik mau belajar

(KBBI), sedangkan IPA merupakan salah satu cabang ilmu yang fokus

pengkajiannya adalah alam dan proses-proses di dalamnya.

Jadi pembelajaran IPA di SD merupakan keterampilan proses yang di

dalamnya terdapat ketrampilan dasar dan ketrampilan terintegrasi yang

dapat melatih siswa untuk menemukan dan menyelesaikan masalah secara

ilmiah untuk menghasilkan masalah secara ilmiah untuk menghasilkan

produk-produk IPA.

2. Pendekatan Kontekstual

Pendekatan kontekstual (Contextual Teaching and Learning /CTL)

merupakan konsep belajar yang membantu guru mengaitkan antara materi

(16)

membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan

penerapannya dalam kehidupan.

Pendekatan kontekstual dijadikan alternatif dalam pembelajaran IPA

konsep bagian daun dan fungsinya karena pendekatan ini memberikan

kesempatan pada siswa dalam berfikir, bernalar, memcahkan masalah,

menanggapi, dan menerapkan konsep-konsep IPA dalam kehidupan

sehari-hari sehingga diharapkan materi yang dipelajari akan tertanam erat dalam

memori siswa, sehingga tidak akan mudah dilupakan.

Pendekatan kontekstual (Contextual Teaching and Learning)

melibatkan tujuh komponen utama, yaitu konstruktivisme (contructivisme),

menemukan (inquiry), bertanya (questioning), masyarakat belajar (learning

community), pemodelan (modelling), refleksi (reflection), dan penilaian

yang sebenarnya (authentic assessment).

3. Hasil Belajar

Hasil belajar menurut Munawar (2009) adalah seseorang dikatakan

telah belajar akan terjadi perubahan tingkah laku pada orang tersebut,

misalnya dari tidak tahu menjadi tahu, dan dari tidak mengerti menjadi

mengerti.

Hasil belajar digunakan guru untuk dijadikan ukuran atau kriteria

dalam mencapai suatu tujuan pendidikan. Hal ini dapat tercapai apabila

siswa sudah memahami belajar dengan diiringi oleh perubahan tingkah laku

(17)

4. Materi Daun dan Fungsinya

Umumnya, tumbuhan terdiri atas akar, batang, daun, bunga, buah, dan

biji. Daun merupakan bagian tubuh tumbuhan yang paling banyak

mengandung klorofil atau zat hijau daun. Daun yang lengkap terdiri atas tiga

bagian. Ada helaian daun, tangkai daun, dan pelepah daun. Sebagian

tumbuhan mempunyai bagian daun tidak lengkap.

Pada lembaran permukaan daun terdapat tulang atau urat daun. Tipe

tulang daun ada empat macam, yaitu:

a. Menyirip

Tulang daun menyirip berbentuk seperti susunan sirip ikan, contohnya

adalah daun mangga, daun jambu, daun nangka.

b. Menjari

Bentuk tulang daun menjari terdapat lebih dari satu tulang daun besar dan

bentuk daunnya seperti susunan jari-jari tangan. Contohnya adalah daun

pepaya dan daun jarak.

c. Tulang Daun Melengkung

Bentuk tulang daun melengkung seperti garis-garis lengkung dengan

ujung-ujung tulang daun melengkung terlihat menyatu. Contohnya

adalah daun sirih dan daun genjer.

d. Tulang Daun Sejajar

Bentuk tulang daun sejajar memiliki tulang daun berbentuk seperti

garis-garis lurus yang sejajar mulai dari pangkal daun hingga ujung daun.

(18)

Secara umum fungsi daun sebagai berikut:

a. Membuat makanan melalui proses fotosintesis

b. Sebagai tempat pengeluaran air

c. Menyerap karbondioksida (CO2) dari udara

(19)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Metode Penelitian

1. Pendekatan dan Jenis Penelitian

Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan

kualitatif dan kuantitatif (statistic). Pendekatan kualitatif adalah penelitian

yang tidak menggunakan angka dalam mengumpulkan data dan dalam

penafsiran terhadap hasilnya. Sebaliknya penelitian kuantitatif adalah

penelitian yang menggunakan angka yang dimulai dari pengumpulan data,

penafsiran serta penafsiran dari hasilnya. Pendekatan penelitian kuantitatif

digunakan dengan didasarkan bahwa penelitian ini adalah proses terhadap

perilaku atau aktivitas murid dan guru yang terlibat dalam proses

pembelajaran dengan menggunakan pendekatan kontekstual.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Penelitian

Tindakan Kelas atau PTK (classroom action research). Menurut Arikunto

(2006:3), penelitian tindakan kelas merupakan suatu pencermatan terhadap

kegiatan belajar berupa sebuah tindakan yang sengaja dimunculkan dan

terjadi dalam sebuah kelas secara bersama.

Sedangkan menurut Natalia dan Dewi (2008:7) mengemukakan

bahwa:

(20)

kelas yang berupa kegiatan belajar mengajar. Hal ini dilakukan dalam rangka memperbaiki kondisi pembelajaran di kelas serta untuk meningkatkan kualitas pendidikan atau pengajaran.

Berdasarkan pernyataan di atas, dapat disimpulkan bahwa PTK

merupakan penelitian tindakan kelas merupakan suatu penelitian yang

terjadi di dalam kelas yang menghendaki adanya perubahan terhadap

subjek yang diteliti. Perubahan untuk perbaikan ke arah yang lebih baik

dalam memecahkan permasalahan sehingga mendorong guru untuk

merancang, melaksanakan, mengamati, serta mengevaluasi dan

mereflesikan upaya-upaya perbaikan kinerjanya untuk meningkatkan hasil

belajar.

2. Desain Penelitian

Dalam penelitian ini, model penelitian yang digunakan adalah model

penelitian yang dikembangkan oleh Kemmis dan Mc Taggart yaitu model

penelitian yang menggunakan model spiral refleksi yang terdiri dari

beberapa siklus. Hal sebagaimana yang diungkapkan oleh Arikunto

(2009:20), “Penelitian Tindakan Kelas tidak pernah merupakan kegiatan

tunggal, tetapi harus berupa rangkaian kegiatan yang akan kembali ke asal

sehingga membentuk suatu siklus”. Yang dimaksud siklus adalah

hubungan dari empat komponen pokok penelitian yaitu perencanaan

(planning), kemudian tindakan (acting), pengamatan (observing), serta

yang terakhir adalah refleksi (reflecting).

Desain penelitian pada model Kemmis dan Mc Taggart yang dimulai

(21)

melaksanakannya, setelah pelaksanaan tindakan siklus I dan observasi

kemudian melakukan refleksi tindakan I, mengevaluasi dan merencanakan

kembali tindakan pada siklus selanjutnya.

Untuk lebih jelasnya tentang desain penelitian ini digambarkan

seperti di bawah ini:

Gambar 3.1

Siklus PTK menurut Kemmis & McTaggart

(Natalia dan Dewi 2010:21)

Pada model Kemmis dan Mc Taggart merupakan pengembangan

dari model yang diperkenalkan Kurl Lewin, hanya komponen acting

(tindakan) dengan observing (pengamatan) dijadikan satu kesatuan dengan

alasan bahwa penerapan acting dan observing merupakan dua kegiatan

yang tidak terpisahkan. Maksudnya, kedua kegiatan harus dilakukan dalam

satu waktu, sehingga ketika tindakan dilaksanakan begitu pula observasi

harus dilaksanakan. Komponen selanjutnya adalah refleksi (reflecting).

(22)

diselesaikan. Apabila tujuan penelitian belum tercapai, maka penelitian

akan dilanjutkan pada siklus selanjutnya, namun apabila tujuan penelitian

sudah tercapai maka penelitian dihentikan. Hal ini dilakukan dengan

alasan bahwa setiap tahap dalam PTK saling melengkapi dan merupakan

suatu proses penyempurnaan yang harus dilaksanakan secara terus

menerus sehingga mendapatkan hasil yang diharapkan tercapai.

B. Subjek dan Lokasi Penelitian

1. Subjek Penelitian

Penelitian tindakan kelas ini, akan dilaksanakan di kelas IV A SDN

2 Padasuka Kecamatan Lembang Kabupaten Bandung Barat. Subyek

penelitian adalah siswa SD sebanyak 35 orang, yang terdiri 13 siswa

laki-laki dan 22 siswa perempuan. Adapun fokus dalam penelitian tindakan

kelas ini adalah pembelajaran IPA tentang konsep bagian daun dan

fungsinya di kelas IV SD. Peneliti memilih lokasi ini, karena peneliti

adalah guru di sekolah tersebut sehingga mengetahui situasi dan kondisi

serta karakter siswa. Pada setiap tindakan, perlakuan kelas dilaksanakan

dengan membagi siswa ke dalam 7 kelompok kecil dengan

masing-masing kelompok terdiri atas 5 orang siswa.

2. Lokasi Penelitian

Lokasi dalam penelitian ini adalah SD Negeri 2 Padasuka

Kecamatan Lembang Kabupaten Bandung Barat. Sekolah Dasar yang

memliki karakteristik heterogen dari lingkungan warga yang menempati

(23)

buruh, wiraswasta, pedagang dan pegawai swasta. Lokasi sekolah ini

sangat strategis karena berada di daerah pemukiman penduduk. SD Negeri

2 Padasuka terletak di Jalan Wangunsari No. 29 Kecamatan Lembang

Kabupaten Bandung Barat 40791.

C. Prosedur Penelitian

Prosedur yang ditempuh dalam melakukan penelitian ini adalah sebagai

berikut:

1. Orientasi Lapangan (penelitian awal)

a. Observasi dan evaluasi terhadap kegiatan pembelajaran untuk

memperoleh gambaran pelaksanaan pembelajaran IPA sebelum

penggunaan pendekatan kontekstual.

b. Mengidentifikasi masalah-masalah pembelajaran yang terdapat di

sekolah tempat penelitian.

2. Perencanaan

Tahap perencanaan tindakan yang akan dilaksanakan diantaranya,

sebagai berikut:

a. Menetapkan pokok bahasan yang akan dipergunakan dalam

penelitian. Hal ini dilakukan untuk mempermudah peneliti dalam

menyusun instrumen penelitian.

b. Merancang dan menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran yang

akan dilakukan sehingga proses pembelajaran dapat lebih terarah

(24)

c. Menyusun instrumen penelitian. Instrumen penelitian berfungsi untuk

merekam semua data-data yang dibutuhkan sehingga instrumen

penelitian harus disusun secara baik.

d. Konsultasi instrumen kepada dosen pembimbing. Hal ini dilakukan

agar instrumen yang dibuat memiliki kualitas yang baik.

e. Merevisi instrumen jika diperlukan.

3. Pelaksanaan

Persiapan-persiapan yang telah dilakukan secara matang pada tahap

perencanaan, selanjutnya dilakukan pelaksanaan tindakan penelitian di

kelas IV SDN 2 Padasuka sesuai dengan perencanaannya. Adapun

tindakan pembelajarannya, yaitu pembelajaran mata pelajaran IPA tentang

konsep bagian daun dan fungsinya dengan pendekatan kontekstual.

Pelaksanaan pembelajaran dalam penelitian tindakan kelas ini

dilaksanakan sebanyak dua siklus, yaitu pada tanggal 2 November 2012,

dan 7 Desember 2012. Penelitian ini dibantu oleh observer yaitu wali kelas

V SDN 2 Padasuka yaitu Ibu Atty Setyawati, S.Pd dan juga dibantu rekan

sejawat yang membantu guru dalam mendokumentasikan penelitian.

Pada tahap pelaksanaan tindakan ini, dilakukan proses pembelajaran

sesuai dengan skenario pembelajaran yang telah dibuat pada tahap

perencanaan. Secara garis besar proses pembelajaran pada setiap

pertemuan meliputi kegiatan orientasi umum secara klasikal, belajar

(25)

4. Observasi (Pengamatan)

Tahap observasi atau pemantauan merupakan pengamatan terhadap

pelaksanaan tindakan. Ada dua fungsi observasi yaitu: Pertama, untuk

memperoleh gambaran kesesuaian pelaksanaan tindakan dengan rencana

tindakan. Kedua, untuk memperoleh gambaran seberapa besar pelaksanaan

tindakan sedang berlangsung dapat menghasilkan perubahan yang

diinginkan.

Di dalam penelitian ini digunakan teknik observasi langsung yang

dilaksanakan pada tiap-tiap pelaksanaan pembelajaran. Keuntungan yang

diperoleh dengan teknik observasi langsung adalah dapat memberikan

masukan mengenai pengalaman-pengalaman terutama kelemahan atau

kekurangan selama proses pembelajaran berlangsung saat itu juga tentang

aktivitas siswa dan guru selama proses pembelajaran berlangsung secara

mendalam.

5. Refleksi

Refleksi adalah kegiatan mengulas secara kritis tentang perubahan

yang terjadi, baik pada siswa, suasana kelas, maupun guru. Pada tahap ini

data yang diperoleh dianalisis berdasarkan kriteria-kriteria yang telah

ditetapkan kemudian direfleksikan sebagai bahan evaluasi dan koreksi

untuk memperbaiki siklus berikutnya. Guru merenungkan kembali

mengenai kegiatan yang telah dilaksanakan di dalam tindakan. Apabila

(26)

dilaksanakan, tetapi apabila dalam tindakan itu perlu adanya perbaikan

maka tindakan tersebut perlu diulangi.

Dalam tahap refleksi ini peneliti mengadakan diskusi dengan

observer di setiap tindakan. Diskusi dilakukan berdasarkan hasil observasi,

dan hasil wawancara secara cermat dengan indikator pemantauan yang

telah ditentukan sebelum tindakan. Penentuan indikator penting untuk

dilakukan sebelum tindakan agar pelaksanaan pemantauan dapat terarah

sesuai dengan rencana tindakan.

D. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian diperlukan untuk pengumpulan data sesuai

permasalahan yang dihadapi serta untuk mengetahui perkembangan

pembelajaran siswa. Untuk dapat mengetahui perkembangan pembelajaran

siswa dengan menerapkan pendekatan kontekstual, dirancang beberapa

instrumen penelitian sebagai berikut:

1. Instrumen Pembelajaran

a. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dijabarkan dari

silabus, dan merupakan skenario proses pembelajaran untuk

mengarahkan kegiatan belajar siswa dalam upaya mencapai

kompetensi dasar, berfungsi sebagai pedoman atau panduan serta

menggambarkan hasil yang akan dicapai juga sebagai alat kontrol dan

sebagai alat evaluasi. Guru mempersiapkan RPP sebelum mengajar

(27)

RPP pada penelitian ini dibuat per siklus yang berisi standar

kompetensi, kompetensi dasar, indikator, tujuan pembelajaran, materi

pokok, metode pembelajaran, langkah-langkah pembelajaran,

alat/bahan/sumber belajar, dan penilaian.

b. Lembar Keja Siswa (LKS)

Lembar kerja siswa (LKS) digunakan sebagai alat bantu siswa

dalam menemukan konsep yang hendak dicari dalam pembelajaran,

atau patokan untuk merancang, melakanakan tindakan pembelajaran,

dan untuk melihat adanya perubahan hasil belajar siswa. Sebagai alat

bantu, LKS juga digunakan sebagai alat penilaian sikap.

Lembar kerja siswa (LKS) dalam penelitian ini adalah berupa

soal yang harus dikerjakan oleh siswa baik secara berkelompok

maupun individu untuk memperoleh informasi mengenai kemampuan

siswa mengenai bagian daun dan fungsinya. Isi LKS disesuaikan

dengan pokok bahasan atau sub pokok bahasan dalam pembelajaran

yang disajikan dengan diawali petunjuk langkah-langkah kegiatan

yang harus dilakukan siswa dan dilanjutkan dengan memberikan

pertanyaan-pertanyaan sesuai dengan kompetensi dasar yang ingin

dicapai.

2. Instrumen Pengumpulan Data

Pengumpulan data adalah kegiatan inti dalam PTK karena

proses ini merupakan penentu baik tidaknya proses PTK. Data yang

(28)

kuantitatif. Instrumen pengumpulan data yang dipergunakan dalam

penelitian ini adalah lembar observasi guru dan siswa, lembar tes, dan

dokumentasi.

a. Lembar Observasi Guru dan Siswa

Lembar observasi dirancang untuk mendapatkan gambaran

mengenai hal-hal yang berkaitan dengan aktivitas guru dan siswa

secara keseluruhan untuk mengamati aktivitas perilaku dan

keadaan yang berhubungan dengan pembelajaran IPA pada pokok

bahasan konsep bagian daun dan fungsinya dengan penerapan

pendekatan kontekstual di kelas IV SDN 2 Padasuka tempat

penelitian dilakukan. Selain itu, juga untuk melihat kesesuaian

antara perencanaan dengan pelaksanaan pembelajaran, mengukur

tingkah laku individu atau terjadinya suatu proses kegiatan yang

dapat diamati. Kegiatan observasi selama penelitian ini

berlangsung dilakukan oleh observer. Peneliti dan observer

bekerjasama untuk melihat serta mengamati proses pembelajaran

yang sedang berlangsung untuk mendapatkan informasi tentang

gambaran aktifitas belajar mengajar dari awal hingga akhir

pembelajaran untuk selanjutnya dianalisis setelah pembelajaran

selesai.

b. Lembar Tes

Lembar tes digunakan untuk memperoleh gambaran

(29)

dilaksanakan, hasil lembar tes selain diperoleh sejumlah data

tentang prestasi belajar siswa juga dapat mengetahui taraf serap

tingkat keberhasilan terhadap materi pembelajaran yang diberikan

sehingga dapat mengukur tingkat keberhasilan guru dalam

mengajar.

Tes yang digunakan dalam penelitian ini adalah soal tes

akhir siklus. Soal tes akhir siklus dilaksanakan pada setiap akhir

siklus. Soal tes akhir siklus bertujuan untuk memperoleh gambaran

kemampuan siswa dan sebagai bahan refleksi pembelajaran yang

dilaksanakan untuk memperbaiki proses pembelajaran berikutnya.

Sasaran dilakukannya tes adalah untuk melihat ada tidaknya

peningkatan pemahaman siswa antara sebelum pembelajaran

menggunakan pendekatan konstektual dan setelah menggunakan

pendekatan konstektual pada materi bagian daun dan fungsinya.

c. Dokumentasi

Dokumentasi dilakukan untuk mengetahui proses

berjalannya pembelajaran. Pengambilan gambar dilakukan pada

setiap tindakan, baik kegiatan siswa, kegiatan guru, wawancara

guru dengan siswa, dan proses observasi.

E. Pengolahan dan Analisis Data

Data yang diperoleh melalui instrumen yang telah dikumpulkan

sebelumnya, kemudian diolah menjadi dua jenis yaitu secara kuantitatif dan

(30)

1. Pengolahan Data Kualitatif

Data kualitatif melalui observasi untuk mengetahui kekurangan dan

kukurangan dari pembelajaran yang telah dilakukan. Analisis terhadap

observasi dilakukan dengan cara menafsirkan hasil kemudian

dideskripsikan dan selanjutnya disimpulkan sehingga diketahui gambaran

terhadap pembelajaran secara keseluruhan.

2. Pengolahan Data Kuantitatif

Data kuantitatif berasal dari hasil evaluasi setelah pembelajaran

dilakukan baik secara individu maupun kelompok yang dilakukan setiap

akhir siklus pembelajaran.

Data tes yang berupa jawaban siswa terhadap soal-soal yang

diberikan guru, dengan patokan jawaban benar sesuai dengan petunjuk

yang ada pada soal tersebut. Data yang diperoleh dari tes kemudian

dianalisis dengan mencari nilai tertinggi, terendah, rata-rata, selanjutnya

dipersentasekan.

Untuk mengetahui kemampuan siswa dalam pembelajaran IPA

dengan pendekatan kontekstual konsep bagian daun dan fungsinya,

digunakan rumus :

Penguasaan konsep= jumlah skor yang diperoleh x 100 skor total

Untuk menghitung rata-rata kelas dilakukan dengan rumus:

=

∑�

(31)

Keterangan:

� = nilai rata-rata kelas

∑� = total nilai yang diperoleh siswa

� = jumlah siswa

Sedangkan untuk mengetahui ketuntasan belajar atau persentase

jumlah siswa yang sudah mencapai nilai KKM dalam pembelajaran IPA

dengan pendekatan kontekstual konsep bagian daun dan fungsinya,

digunakan rumus :

Menghitung daya serap dengan rumus:

Daya Serap = Jumlah nilai total subjek x 100 % Jumlah nilai total maksimum

Untuk mengetahui peningkatan hasil belajar siswa dengan

menggunakan pendekatan kontekstual pada setiap siklus, selanjutnya

dianalisis dengan cara diinterpretasikan pada tabel tingkat aktivitas dan

penguasaan materi. Tabel ini dinilai dalam skala lima dengan kategori

baik sekali, baik, sedang, kurang, dan sangat kurang. Berikut adalah tabel

proses dan kategori nilai untuk mengetahui peningkatan hasil belajar siswa

tiap siklusnya:

(32)

Tabel 3.1

Proses Nilai Dan Kategori Menurut Dirjen Dikti Pendidikan

Depdikbud Tahun 2008

No Nilai Persentase Kategori Konversi

1 86 - 100 86% - 100% Baik sekali A

2 76 - 85 76% - 85% Baik B

3 60 - 75 60% - 75% Cukup C

4 55 - 59 55% - 59% kurang D

5 ≤ 54 ≤ 54% Sangat kurang E

(33)

BAB V

SIMPULAN DAN REKOMENDASI

Berdasarkan hasil penelitian dan analisis serta berdasarkan rumusan

masalah yang telah disusun terhadap pembelajaran IPA tentang konsep daun dan

fungsinya melalui penerapan pendekatan kontekstual di kelas IV SDN 2

Padasuka, maka berikut akan dikemukakan simpulan dan rekomendasi bagi pihak

terkait.

A.Simpulan

Simpulan yang dapat diambil dari hasil penelitian ini adalah sebagai

berikut:

1. Perencanaan pada penerapan pendekatan kontekstual dirumuskan dengan

terlebih dahulu membuat rancangan tindakan dalam bentuk rencana

pelaksanaan pembelajaran (RPP). Sebelum perencanaan, guru melakukan

penelaahan terhadap program pengajaran berdasarkan Kurikulum KTSP

2006, untuk mempersiapkan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) IPA

di kelas IV sesuai dengan materi yaitu mengenai daun dan fungsinya.

Standar Kompetensi memahami hubungan antara struktur bagian

tumbuhan dengan fungsinya dan Kompetensi Dasar menjelaskan

hubungan antara struktur daun tumbuhan dengan fungsinya dipilih dalam

penelitian ini. Setelah pemilihan Standar Kompetensi dan Kompetensi

Dasar, langkah selanjutnya adalah mengembangkan indikator dan tujuan

(34)

penelitian ini adalah pendekatan yang digunakan, yaitu pendekatan

konstektual yaitu pendekatan belajar yang membantu guru mengaitkan

antara materi yang diajarkan dengan situasi dunia nyata siswa dan

melibatkan tujuh komponen pendekatan kontekstual. Setelah itu guru

mempersiapkan bahan ajar atau alat bantu pembelajaran serta sumber

belajar. Kegiatan selanjutnya adalah membuat LKS, menyusun lembar

observasi serta membagi kelas ke dalam kelompok belajar siswa yang

heterogen. dengan tujuan agar interaksi membimbing antar siswa dalam

kelompok tersebut dapat terjadi. Selain itu, guru juga melakukan

koordinasi dengan observer dalam pengisian lembar observasi siswa dan

guru yang telah disusun. Penyusunan RPP siklus II mengacu pada refleksi

siklus I yang telah direfleksi.

2. Pelaksanaan kegiatan dengan pendekatan kontekstual mempunyai ciri

yaitu dengan adanya tujuh komponen utama dalam pembelajaran, yaitu

bertanya (questioning), konstruktivisme (constructivism), pemodelan

(modelling), menemukan (inquiry), masyarakat belajar (learning

community), refleksi (reflection), dan penilaian yang sebenarnya (authentic

assesment). Langkah-langkah dalam pembelajaran dengan pendekatan

kontekstual diantaranya dengan menggali pengetahuan awal siswa dengan

kegiatan bertanya, memfasilitasi siswa untuk menemukan sendiri

pengalaman belajarnya. Setelah itu, menunjukkan sesuatu yang dapat

ditiru oleh setiap siswa, kemudian mengarahkan siswa melakukan

(35)

Pembelajaran selanjutnya yakni dengan memfasilitasi siswa melalui

diskusi bersama teman sekelompoknya melakukan pengamatan dan

mendiskusikan hipotesis. Kegiatan refleksi dilakukan dengan

menyimpulkan materi dan siswa mengerjakan post test untuk mengetahui

kemajuan belajar siswa.

3. Hasil belajar yang diperoleh siswa dalam pembelajaran IPA pada konsep

bagian daun dan fungsinya melalui pendekatan kontekstual menunjukkan

peningkatan yang siginifikan, hal itu terlihat dari adanya peningkatan hasil

belajar pada tiap siklusnya. Hasil belajar pada siklus I mencapai

ketuntasan 69,42% sedangkan pada siklus II mencapai 83,14%.

B. Rekomendasi

Berdasarkan temuan-temuan dalam penelitian ini ada beberapa

saran/rekomendasi sebagai berikut:

1. Siswa

Dengan meningkatnya hasil belajar IPA konsep daun dan fungsinya di

kelas IV SDN 2 Padasuka dengan pendekatan kontekstual, diharapkan

siswa dengan pemahamannya tentang daun dan fungsinya dapat digunakan

pada jenjang yang lebih tinggi selanjutnya.

2. Bagi Guru

Hendaknya guru menjadikan pendekatan kontekstual sebagai alternatif

pendekatan pembelajaran untuk memperbaiki proses pembelajaran pada

pembelajaran IPA juga mata pelajaran lainnya. Diharapkan dengan

(36)

dan keterampilan dalam membimbing anak, karena seorang guru

mempunyai tanggungjawab yang menentukan kualitas pendidikan suatu

bangsa.

3. Bagi Pihak Sekolah

Untuk meningkatkan hasil belajar yang diharapkan, sekolah diharapkan

dapat membantu menyediakan sarana dan prasarana yang dapat menunjang

keberhasilan pembelajaran.

4. Bagi Peneliti Lain

Diharapkan ada penelitian lebih lanjut mengenai daun dan fungsinya untuk

memperbaiki serta memperdalam juga mengembangkan pendekatan yang

(37)

DAFTAR PUSTAKA

Anni, Catharina (2004). Psikologi Belajar. Semarang:UNNES

Arikunto, S. (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik (Edisi Revisi VI). Jakarta: PT Rineka Cipta.

Arikunto S. et al (2009). Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta : Bumi Aksara.

Azmiyawati Choiril, dkk (2009). IPA Salingtemas. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional.

Devi Popy K, Anggraeni S (2008). Ilmu Pengetahuan Alam. Jakarta: Depdiknas.

Dimyati dan Mudjiono (2006). Belajar dan Pembelajaran Edisi Ketiga.. Jakarta: PT. Rineka Cipta

Depdiknas, (2006). Kurikulum Tingkat Satuan Pendidiikan (KTSP). Jakarta: Dijen Disdasmen

________. (2006), Kurikulum Pembelajaran IPA, Jakarta: Depdiknas

Hamalik, O, (2006). Proses Belajar Mengajar, Jakarta: Bumi Aksara

Henni Purba Rista (2010). Pembelajaran Berbasis Paikem (CTL, Pembelajaran

Terpadu, Pembelajaran Tematik. Tersedia:

http://ristahennipurba.wordpress.com/2010/10/01/pembelajaran-berbasis-paikem-ctl-pembelajaran-terpadu-pembelajaran-tematik/[September:2012]

Hermawan R et al. (2008). Metode Penelitian Pendidikan Sekolah Dasar (Edisi Kesatu). Bandung: UPI PRESS.

(38)

_______.Kamus Besar Bahasa Indonesia (2008) Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional Republik Indonesia.

Kusumah Wiyata & Dwitagama Dedi (2010). Mengenal Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Indeks

Natalia Margaretha Mega & Dewi Kania Islami (2008). Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: Tinta Emas Publishing

Pedoman Penulisan Karya Ilmiah (2003). Universitas Pendidikan Indonesia.

Permendiknas RI No.41. (2007). Standar Proses Untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah. Jakarta: BSNP.

Permen No.22. (2005). Standar Proses Untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah. Jakarta: BSNP.

Roestiyah (2008). Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: PT Rineka Cipta.

Riduwan (2011). Belajar Mudah Penelitian untuk Guru Karyawan Peneliti Pemula. Bandung: Alfabeta.

Rositawaty, S dan Muharam Aris (2008). Senang Belajar Ilmu Pengetahuan Alam 4. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional.

S, Agus (2003). Pengertian Ilmu Pengetahuan Alam. Tersedia :

http://id.wikipedia.org/wiki/Ilmu_Pengetahuan_Alam.html [Oktober:2012]

(39)

Samatowa U. (2006). Bagaimana Membelajarkan IPA di Sekolah Dasar. Jakarta: Depdiknas.

D. S. Ikhwan dan Wahyudi. (2009). Ilmu Pengetahuan Alam untuk SD kelas IV. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional.

Sudjana N. (2011). Penilaian Hasil Proses belajar Mengajar. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Sudjana, N. dkk. (2004). Pengertian Hasil Belajar. [online]. Tersedia: http://sudjana.technologi13.wordpress.com/2009/07/04/pengertian-hasil-belajar [7 April 2012].

Sularmi, Wijayanti D M. (2009). Sains Ilmu Pengetahuan Alam. Jakarta: Depdiknas.

Sulistyanto Heri dan Muharam Edy. (2008). Senang Belajar Ilmu Pengetahuan Alam 4. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional.

Sugiyono, 2005. Metodologi Penelitian Kuantitatif. Bandung: PT Alfa Beta

Tresnawati T. (2010). Penerapapan Pendekatan CTL (Contextual Teaching and Learning) untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada Pelajaran IPA tentang Perubahan Kenampakan Bumi dan Benda Langit. Skripsi pada jurusan PGSD SI FIP UPI Bandung. Tidak diterbitkan.

Gambar

Gambar 3.1
Tabel 3.1

Referensi

Dokumen terkait

Selain berfungsi untuk menggiling atau menghaluskan material bahan mentah semen, juga sekaligus sebagai pengering material dengan menggunakan gas panas yang diperoleh gas panas

Semua nilai dasar tersebut tersebut begitu dituangkan dalam norma, akhirnya pertanyaan “mengapa” semua itu baik dan buruk akan mendapatkan jawaban yang berbeda. Barangkali benar

Metode Penyusunan Proposal Penelitian Ilmu – Ilmu Sosial.. Jakarta: Prenada

Model bimbingan eklektik memiliki beberapa assumsi dasar yaitu : individu memerlukan bantuan professional secara periodic dalam memahami dirinya dan

Sahabat MQ/ melihat geliat penggalangan akan adanya kemungkinan terjadi koalisi/ Dewan Pimpinan Pusat DPP Partai Demokrat tidak merisaukan pertumuan yang

Sikap dan Mentalitas Bangsawan Ternate Menghadapi Tarikan Tradisi dan Modernitas ...138.. Peranan Bangsawan Ternate dalam Melestarikan Nila-nilai Tradisional

Skema 2.1 Tahap-Tahap Siklus Tidur Orang Dewasa (Potter & Perry, 2013) Tahap 1 NREM merupakan tahap awal dari mengantuk atau tahap transisi dari bangun ke keadaan mengantuk

Secara umum tujuan penelitian ini yaitu menemukan informasi tentang respon masyarakat dan bangsawan Ternate menghadapi tarikan tradisi dan modernitas dalam