LEMBAR PERNYATAAN
A. Hakikat Ilmu Pengetahuan Alam di SD ...
C. Konsep Daun dan Fungsinya...
D. Hasil Belajar
1. Pengertian Hasil Belajar...
2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar...
3. Hasil Belajar IPA...
E. Pendekatan Kontekstual
1. Latar Belakang Pendekatan Kontekstual...
2. Pengertian Pendekatan Kontekstual...
3. Tujuh Komponen Pendekatan Kontekstual...
4. Keunggulan Pendekatan Kontekstual...
5. Kelemahan Pendekatan Kontekstual...
6. Langkah-langkah Pendekatan Kontekstual...
7. Penerapan Pendekatan Kontekstual pada Pembelajaran
IPA Konsep Daun dan Fungsinya...
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Metode Penelitian...
B. Subjek dan Lokasi Penelitian...
C. Prosedur Penelitian...
D. Instrumen Penelitian...
1. Siklus I
a. Perencanaan Pembelajaran...
b. Pelaksanaan Pembelajaran...
c. Observasi
1) Hasil Observasi Terhadap Guru...
2) Hasil Observasi Terhadap Siswa...
d. Refleksi...
2. Siklus II
a. Perencanaan Pembelajaran...
b. Pelaksanaan...
c. Observasi
1) Hasil Observasi Terhadap Guru...
2) Hasil Observasi Terhadap Siswa...
d. Refleksi...
C. Pembahasan...
BAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI
Depdikbud tahun 2008... 57
Tabel 4.1 Hasil Belajar Post Test Siklus I... 69
Tabel 4.2 Persentase Ketuntasan Belajar Siklus I... 70
Tabel 4.3 Hasil Belajar Post Test Siklus II... 90
Tabel 4.4 Persentase Ketuntasan Belajar Siklus II... 90
dengan Siklus I... 70
Grafik 4.2 Perbandingan Persentase Pencapaian Nilai KKM Data Awal
dengan Siklus I... 71
Grafik 4.3 Perbandingan Persentase Daya Serap Siswa... 72
Grafik 4.4 Perbandingan Nilai Rata-Rata Siswa Siklus I dengan Siklus
II... 95
Grafik 4.5 Perbandingan Persentase Pencapaian Nilai KKM Siklus I
dengan Siklus II... 91
Grafik 4.6 Perbandingan Persentase Daya Serap Siswa Siswa Antara
Siklus I dengan Siklus II... 92
Grafik 4.7 Perbandingan Persentase Pencapaian Nilai KKM Siklus I,
Grafik 2.2 Daun Lengkap... 21
Grafik 2.3 Daun Tidak Lengkap... 21
Grafik 2.4 Daun Menyirip... 22
Grafik 2.5 Daun Menjari... 22
Grafik 2.6 Daun Melengkung... 22
Grafik 2.7 Berbagai Bentuk Daun 23 Grafik 2.8 Daun Tunggal Dan Majemuk... 24
Grafik 2.9 Penampakan Melintang Daun ... 25
Lampiran 1 Instrumen Siklus I
1.a Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I
1.b Kisi-Kisi Penulisan Soal Siklus I
1.c Lembar Kerja Siswa Siklus I
1.d Lembar Tes Siklus I
1.e Lembar Observasi Siklus I
Lampiran 2 Instrumen Siklus II
2.a Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus II
2.b Kisi-Kisi Penulisan Soal Siklus II
2.c Lembar Kerja Siswa Siklus II
2.d Lembar Tes Siklus II
2.e Lembar Observasi Siklus II
Lampiran 3 Tabel Nilai Rata-rata Siswa
1.1 Nilai Ulangan Harian Siswa
4.1 Nilai Rata-rata Siswa Siklus I
4.b Lembar observasi
Lampiran 5 Dokumentasi Penelitian
Lampiran 6 Lain-Lain6.a Surat Pengangkatan Dosen Pembimbing
6.b Surat Izin Penelitian
6.c Kartu Bimbingan Skripsi
BAB I
PENDAHULUAN
A.Latar Belakang Masalah
Adanya tuntutan peningkatan kualitas lulusan SD untuk melanjutkan
belajar ke jenjang yang lebih tinggi maupun untuk mengembangkan dan
menumbuhkan bakat, minat, dan penyesuaian diri dengan lingkungan
membawa konsekuensi di bidang pendidikan, antara lain perubahan dari
pendekatan pembelajaran yang mengajarkan mata pelajaran ke pendekatan
pembelajaran berbasis kompetensi. Dengan adanya tuntutan tersebut maka
kemampuan guru dalam mengembangkan kemampuan siswa SD khususnya
bidang Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) sangat diperlukan.
Mata pelajaran IPA merupakan salah satu cabang ilmu yang fokus
pengkajiannya adalah alam dan proses-proses di dalamnya. Dalam belajar
IPA,s siswa dituntut untuk menguasai konsep-konsep dalam IPA serta
menerapkan konsep dalam masalah sehari-hari. Pembelajaran IPA harus
dapat membelajarkan siswa secara utuh yaitu pembelajaran yang meliputi
pembelajaran sebagai produk, proses dan sikap.
Untuk mencapai hal itu, maka peran guru dalam konteks pembelajaran
menuntut perubahan mutlak diperlukan. Guru dituntut mempunyai
kemampuan dalam merancang pendekatan pembelajaran yang sesuai dengan
Salah satu perubahan merancang pembelajaran itu adalah dalam penggunaan
pendekatan pembelajaran di kelas.
Guru mempunyai peranan yang penting dalam mewujudkan tercapainya
tujuan pembelajaran, guru harus mampu menciptakan kondisi dan situasi
yang memungkinkan pembelajaran berlangsung secara aktif. Apabila guru
menggunakan pendekatan pembelajaran yang kurang tepat maka dapat
menimbulkan kebosanan, kurang dipahaminya materi, dan dapat
menyebabkan kemonotonan sehingga siswa kurang termotivasi untuk belajar.
Karena penggunaan pendekatan yang kurang tepat itu mengakibatkan siswa
tidak bisa menerapkan konsep IPA dalam kehidupan sehari-hari, tidak
memiliki kepekaan terhadap lingkungannya serta siswa tidak memiliki minat
terhadap teknologi.
Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan di kelas IV di SD Negeri
2 Padasuka (observasi pada bulan Agustus 2012) dalam pembelajaran IPA
diperoleh hasil belajar pada materi bagian–bagian tumbuhan yang selayaknya
mencapai KKM yaitu 65, namun diperoleh hasil kurang memuaskan.
Pencapaian nilai rata–rata kelas yang diperoleh yaitu 57,74 dengan 9 orang
siswa memperoleh nilai di atas KKM dan sisanya yaitu 26 orang siswa di
bawah KKM. Selain itu, pembelajaran pun dinilai kurang interaktif. Hal ini
terlihat dari kurang aktivitas guru dan para siswa dalam proses pembelajaran.
Siswa cenderung pasif dan kemampuan guru terlihat belum maksimal dalam
menggunakan pendekatan, dan sumber pembelajaran. Guru mengajar
guru (teacher centered) dengan menggunakan sumber belajar berupa buku
paket dan pendekatan yang digunakan oleh guru adalah ceramah. Dengan
pembelajaran seperti itu mengakibatkan proses pembelajaran terasa monoton
dan kurang menarik bagi siswa, serta kurangnya pemahaman siswa
dikarenakan guru kurang mengaitkan konsep yang akan dipelajari dengan
konsep awal yang dimiliki siswa. Dalam pembelajaran, guru tidak
memanfaatkan benda konkrit atau benda-benda nyata yang telah dibawa
siswa sehingga kurang membantu anak memahami materi dan ketercapaian
hasil belajar anak pada indikator pembelajaran. Kecenderungan
menggunakan pendekatan konvensional dan siswa hanya membaca buku teks
yang dilanjutkan dengan pembahasan verbal tidak membuat siswa aktif
membangun atau menggali pengetahuan dari guru ke siswa. Pembelajaran
berpusat pada guru, ini terlihat pada pembelajaran yang tidak memberikan
kesempatan kepada siswa untuk mengeksplorasi yang terkandung dalam
materi yang diajarkan. Siswa dianggap sebagai obyek pengajaran yang duduk,
diam serta mendengarkan guru tanpa memberikan tantangan pembelajaran
sehingga akhirnya hasil pembelajaran dapat memberdayakan siswa yakni
proses pembelajaran berlangsung yang alamiah dalam bentuk kegiatan siswa
bekerja dan mengalami, bukan transfer pengetahuan dari guru ke siswa.
Untuk itu perlu dicari pemecahan masalah dalam menentukan
pembelajaran yang tepat. Dengan alasan tersebut, peneliti bermaksud
mengadakan upaya perbaikan dengan menerapkan pendekatan kontekstual
dapat membantu guru mengaitkan antara materi yang diajarkan dengan
situasi dunia nyata siswa dan mendorong siswa membuat hubungan antara
pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan
sehari-hari. Siswa berperan aktif serta dapat mengeksplorasi materi yang
diajarkan dan peran guru dalam pembelajaran pun tidak mendominasi hanya
membimbing aktivitas siswa dalam proses pembelajaran.
Dengan alasan tersebut maka penulis termotivasi untuk
melaksanakan penelitian tindakan kelas di kelas IV SDN 2 Padasuka
Kecamatan Lembang Kabupaten Bandung Barat dengan mengambil judul
“Peningkatan Hasil Belajar IPA Pada Konsep Bagian Daun Dan
Fungsinya Melalui Pendekatan Kontekstual”.
B.Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka masalah
dalam penelitian ini dirumuskan sebagai berikut “Bagaimanakah peningkatan
hasil belajar IPA pada konsep bagian daun dan fungsinya melalui pendekatan
kontekstual Siswa di Kelas IV SDN 2 Padasuka Kecamatan Lembang
Kabupaten Bandung Barat Semester I Tahun Ajaran 2012/2013?”.
Agar penelitian ini lebih terarah maka permasalahan tersebut dijabarkan
ke dalam bentuk pertanyaan sebagai berikut:
1. Bagaimana perencanaan pembelajaran IPA pada konsep bagian daun dan
fungsinya melalui pendekatan kontekstual?
2. Bagaimana pelaksanaan pembelajaran IPA pada konsep bagian daun dan
3. Bagaimana peningkatan hasil belajar siswa dalam pembelajaran IPA pada
konsep bagian daun dan fungsinya melalui pendekatan kontekstual?
C.Hipotesis Tindakan
Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah yang telah dipaparkan
di atas, maka hipotesis tindakan penelitian ini adalah sebagai berikut :
“Dengan menggunakan pendekatan kontekstual dalam pembelajaran IPA pada
konsep bagian daun dan fungsinya di kelas IV SDN 2 Padasuka Kecamatan
Lembang Kabupaten Bandung Barat Semester I tahun ajaran 2012/2013 dapat
meningkatkan hasil belajar”.
D.Tujuan Penelitian
Secara umum penelitian ini bertujuan mengetahui gambaran peningkatan
hasil belajar IPA pada konsep bagian daun dan fungsinya melalui pendekatan
kontekstual.
Secara khusus penelitian ini bertujuan :
1. Memperoleh gambaran perencanaan pembelajaran IPA pada konsep
bagian daun dan fungsinya melalui pendekatan kontekstual.
2. Memperoleh gambaran pelaksanaan pembelajaran IPA pada konsep
bagian daun dan fungsinya melalui pendekatan kontekstual.
3. Memperoleh gambaran peningkatan hasil belajar siswa dalam
pembelajaran IPA pada konsep bagian daun dan fungsinya melalui
E.Manfaat Penelitian
Adapun manfaat dari penelitian ini adalah :
1. Bagi Siswa
Dengan pendekatan kontekstual ini, siswa dapat menemukan pengalaman
dan mengembangkan pengetahuan awal yang dimilikinya, serta dapat
meningkatkan hasil belajar IPA.
2. Bagi Guru
Memperoleh gambaran strategi pembelajaran yang relevan sebagai
alternatif pendekatan pembelajaran untuk memperbaiki proses
pembelajaran terutama pada pembelajaran IPA serta meningkatkan
pengembangan pengetahuan dan keterampilan dalam membimbing anak.
3. Bagi Pihak Sekolah
Dapat dijadikan salah satu bahan masukan penggunaan pendekatan
pembelajaran dalam rangka meningkatkan hasil belajar dan juga sebagai
bahan pertimbangan dalam perkembangan dan penyempurnaan program
pengajaran IPA di sekolah.
4. Bagi Orang tua
Dapat menginformasikan, memberikan gambaran dan pengayaan bagi
orang tua dalam memberikan bimbingan belajar IPA kepada anak.
5. Bagi Peneliti
Sebagai pengalaman langsung dalam pelaksanaan pembelajaran dengan
penerapan pendekatan kontekstual serta dapat menambah wawasan dalam
F. Definisi Operasional
Sebelum dibahas permasalahan di atas, ada beberapa istilah yang
terdapat dalam penelitian ini yang perlu dijelaskan, dan dimaksudkan
untuk menghindari kesalahan persepsi terhadap pokok-pokok masalah yang
hendak diteliti. Berikut adalah beberapa istilah yang digunakan dalam
penelitian ini:
1. Pembelajaran IPA di SD
Pembelajaran identik dengan kata “mengajar” berasal dari kata dasar
“ajar” yang berarti petunjuk yang diberikan kepada mengetahui. Ditambah
awalan “pe” dan akhiran “an” menjadi “pembelajaran”, yang berarti proses,
perbuatan, cara mengajar atau mengajarkan sehingga anak didik mau belajar
(KBBI), sedangkan IPA merupakan salah satu cabang ilmu yang fokus
pengkajiannya adalah alam dan proses-proses di dalamnya.
Jadi pembelajaran IPA di SD merupakan keterampilan proses yang di
dalamnya terdapat ketrampilan dasar dan ketrampilan terintegrasi yang
dapat melatih siswa untuk menemukan dan menyelesaikan masalah secara
ilmiah untuk menghasilkan masalah secara ilmiah untuk menghasilkan
produk-produk IPA.
2. Pendekatan Kontekstual
Pendekatan kontekstual (Contextual Teaching and Learning /CTL)
merupakan konsep belajar yang membantu guru mengaitkan antara materi
membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan
penerapannya dalam kehidupan.
Pendekatan kontekstual dijadikan alternatif dalam pembelajaran IPA
konsep bagian daun dan fungsinya karena pendekatan ini memberikan
kesempatan pada siswa dalam berfikir, bernalar, memcahkan masalah,
menanggapi, dan menerapkan konsep-konsep IPA dalam kehidupan
sehari-hari sehingga diharapkan materi yang dipelajari akan tertanam erat dalam
memori siswa, sehingga tidak akan mudah dilupakan.
Pendekatan kontekstual (Contextual Teaching and Learning)
melibatkan tujuh komponen utama, yaitu konstruktivisme (contructivisme),
menemukan (inquiry), bertanya (questioning), masyarakat belajar (learning
community), pemodelan (modelling), refleksi (reflection), dan penilaian
yang sebenarnya (authentic assessment).
3. Hasil Belajar
Hasil belajar menurut Munawar (2009) adalah seseorang dikatakan
telah belajar akan terjadi perubahan tingkah laku pada orang tersebut,
misalnya dari tidak tahu menjadi tahu, dan dari tidak mengerti menjadi
mengerti.
Hasil belajar digunakan guru untuk dijadikan ukuran atau kriteria
dalam mencapai suatu tujuan pendidikan. Hal ini dapat tercapai apabila
siswa sudah memahami belajar dengan diiringi oleh perubahan tingkah laku
4. Materi Daun dan Fungsinya
Umumnya, tumbuhan terdiri atas akar, batang, daun, bunga, buah, dan
biji. Daun merupakan bagian tubuh tumbuhan yang paling banyak
mengandung klorofil atau zat hijau daun. Daun yang lengkap terdiri atas tiga
bagian. Ada helaian daun, tangkai daun, dan pelepah daun. Sebagian
tumbuhan mempunyai bagian daun tidak lengkap.
Pada lembaran permukaan daun terdapat tulang atau urat daun. Tipe
tulang daun ada empat macam, yaitu:
a. Menyirip
Tulang daun menyirip berbentuk seperti susunan sirip ikan, contohnya
adalah daun mangga, daun jambu, daun nangka.
b. Menjari
Bentuk tulang daun menjari terdapat lebih dari satu tulang daun besar dan
bentuk daunnya seperti susunan jari-jari tangan. Contohnya adalah daun
pepaya dan daun jarak.
c. Tulang Daun Melengkung
Bentuk tulang daun melengkung seperti garis-garis lengkung dengan
ujung-ujung tulang daun melengkung terlihat menyatu. Contohnya
adalah daun sirih dan daun genjer.
d. Tulang Daun Sejajar
Bentuk tulang daun sejajar memiliki tulang daun berbentuk seperti
garis-garis lurus yang sejajar mulai dari pangkal daun hingga ujung daun.
Secara umum fungsi daun sebagai berikut:
a. Membuat makanan melalui proses fotosintesis
b. Sebagai tempat pengeluaran air
c. Menyerap karbondioksida (CO2) dari udara
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Metode Penelitian
1. Pendekatan dan Jenis Penelitian
Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan
kualitatif dan kuantitatif (statistic). Pendekatan kualitatif adalah penelitian
yang tidak menggunakan angka dalam mengumpulkan data dan dalam
penafsiran terhadap hasilnya. Sebaliknya penelitian kuantitatif adalah
penelitian yang menggunakan angka yang dimulai dari pengumpulan data,
penafsiran serta penafsiran dari hasilnya. Pendekatan penelitian kuantitatif
digunakan dengan didasarkan bahwa penelitian ini adalah proses terhadap
perilaku atau aktivitas murid dan guru yang terlibat dalam proses
pembelajaran dengan menggunakan pendekatan kontekstual.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Penelitian
Tindakan Kelas atau PTK (classroom action research). Menurut Arikunto
(2006:3), penelitian tindakan kelas merupakan suatu pencermatan terhadap
kegiatan belajar berupa sebuah tindakan yang sengaja dimunculkan dan
terjadi dalam sebuah kelas secara bersama.
Sedangkan menurut Natalia dan Dewi (2008:7) mengemukakan
bahwa:
kelas yang berupa kegiatan belajar mengajar. Hal ini dilakukan dalam rangka memperbaiki kondisi pembelajaran di kelas serta untuk meningkatkan kualitas pendidikan atau pengajaran.
Berdasarkan pernyataan di atas, dapat disimpulkan bahwa PTK
merupakan penelitian tindakan kelas merupakan suatu penelitian yang
terjadi di dalam kelas yang menghendaki adanya perubahan terhadap
subjek yang diteliti. Perubahan untuk perbaikan ke arah yang lebih baik
dalam memecahkan permasalahan sehingga mendorong guru untuk
merancang, melaksanakan, mengamati, serta mengevaluasi dan
mereflesikan upaya-upaya perbaikan kinerjanya untuk meningkatkan hasil
belajar.
2. Desain Penelitian
Dalam penelitian ini, model penelitian yang digunakan adalah model
penelitian yang dikembangkan oleh Kemmis dan Mc Taggart yaitu model
penelitian yang menggunakan model spiral refleksi yang terdiri dari
beberapa siklus. Hal sebagaimana yang diungkapkan oleh Arikunto
(2009:20), “Penelitian Tindakan Kelas tidak pernah merupakan kegiatan
tunggal, tetapi harus berupa rangkaian kegiatan yang akan kembali ke asal
sehingga membentuk suatu siklus”. Yang dimaksud siklus adalah
hubungan dari empat komponen pokok penelitian yaitu perencanaan
(planning), kemudian tindakan (acting), pengamatan (observing), serta
yang terakhir adalah refleksi (reflecting).
Desain penelitian pada model Kemmis dan Mc Taggart yang dimulai
melaksanakannya, setelah pelaksanaan tindakan siklus I dan observasi
kemudian melakukan refleksi tindakan I, mengevaluasi dan merencanakan
kembali tindakan pada siklus selanjutnya.
Untuk lebih jelasnya tentang desain penelitian ini digambarkan
seperti di bawah ini:
Gambar 3.1
Siklus PTK menurut Kemmis & McTaggart
(Natalia dan Dewi 2010:21)
Pada model Kemmis dan Mc Taggart merupakan pengembangan
dari model yang diperkenalkan Kurl Lewin, hanya komponen acting
(tindakan) dengan observing (pengamatan) dijadikan satu kesatuan dengan
alasan bahwa penerapan acting dan observing merupakan dua kegiatan
yang tidak terpisahkan. Maksudnya, kedua kegiatan harus dilakukan dalam
satu waktu, sehingga ketika tindakan dilaksanakan begitu pula observasi
harus dilaksanakan. Komponen selanjutnya adalah refleksi (reflecting).
diselesaikan. Apabila tujuan penelitian belum tercapai, maka penelitian
akan dilanjutkan pada siklus selanjutnya, namun apabila tujuan penelitian
sudah tercapai maka penelitian dihentikan. Hal ini dilakukan dengan
alasan bahwa setiap tahap dalam PTK saling melengkapi dan merupakan
suatu proses penyempurnaan yang harus dilaksanakan secara terus
menerus sehingga mendapatkan hasil yang diharapkan tercapai.
B. Subjek dan Lokasi Penelitian
1. Subjek Penelitian
Penelitian tindakan kelas ini, akan dilaksanakan di kelas IV A SDN
2 Padasuka Kecamatan Lembang Kabupaten Bandung Barat. Subyek
penelitian adalah siswa SD sebanyak 35 orang, yang terdiri 13 siswa
laki-laki dan 22 siswa perempuan. Adapun fokus dalam penelitian tindakan
kelas ini adalah pembelajaran IPA tentang konsep bagian daun dan
fungsinya di kelas IV SD. Peneliti memilih lokasi ini, karena peneliti
adalah guru di sekolah tersebut sehingga mengetahui situasi dan kondisi
serta karakter siswa. Pada setiap tindakan, perlakuan kelas dilaksanakan
dengan membagi siswa ke dalam 7 kelompok kecil dengan
masing-masing kelompok terdiri atas 5 orang siswa.
2. Lokasi Penelitian
Lokasi dalam penelitian ini adalah SD Negeri 2 Padasuka
Kecamatan Lembang Kabupaten Bandung Barat. Sekolah Dasar yang
memliki karakteristik heterogen dari lingkungan warga yang menempati
buruh, wiraswasta, pedagang dan pegawai swasta. Lokasi sekolah ini
sangat strategis karena berada di daerah pemukiman penduduk. SD Negeri
2 Padasuka terletak di Jalan Wangunsari No. 29 Kecamatan Lembang
Kabupaten Bandung Barat 40791.
C. Prosedur Penelitian
Prosedur yang ditempuh dalam melakukan penelitian ini adalah sebagai
berikut:
1. Orientasi Lapangan (penelitian awal)
a. Observasi dan evaluasi terhadap kegiatan pembelajaran untuk
memperoleh gambaran pelaksanaan pembelajaran IPA sebelum
penggunaan pendekatan kontekstual.
b. Mengidentifikasi masalah-masalah pembelajaran yang terdapat di
sekolah tempat penelitian.
2. Perencanaan
Tahap perencanaan tindakan yang akan dilaksanakan diantaranya,
sebagai berikut:
a. Menetapkan pokok bahasan yang akan dipergunakan dalam
penelitian. Hal ini dilakukan untuk mempermudah peneliti dalam
menyusun instrumen penelitian.
b. Merancang dan menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran yang
akan dilakukan sehingga proses pembelajaran dapat lebih terarah
c. Menyusun instrumen penelitian. Instrumen penelitian berfungsi untuk
merekam semua data-data yang dibutuhkan sehingga instrumen
penelitian harus disusun secara baik.
d. Konsultasi instrumen kepada dosen pembimbing. Hal ini dilakukan
agar instrumen yang dibuat memiliki kualitas yang baik.
e. Merevisi instrumen jika diperlukan.
3. Pelaksanaan
Persiapan-persiapan yang telah dilakukan secara matang pada tahap
perencanaan, selanjutnya dilakukan pelaksanaan tindakan penelitian di
kelas IV SDN 2 Padasuka sesuai dengan perencanaannya. Adapun
tindakan pembelajarannya, yaitu pembelajaran mata pelajaran IPA tentang
konsep bagian daun dan fungsinya dengan pendekatan kontekstual.
Pelaksanaan pembelajaran dalam penelitian tindakan kelas ini
dilaksanakan sebanyak dua siklus, yaitu pada tanggal 2 November 2012,
dan 7 Desember 2012. Penelitian ini dibantu oleh observer yaitu wali kelas
V SDN 2 Padasuka yaitu Ibu Atty Setyawati, S.Pd dan juga dibantu rekan
sejawat yang membantu guru dalam mendokumentasikan penelitian.
Pada tahap pelaksanaan tindakan ini, dilakukan proses pembelajaran
sesuai dengan skenario pembelajaran yang telah dibuat pada tahap
perencanaan. Secara garis besar proses pembelajaran pada setiap
pertemuan meliputi kegiatan orientasi umum secara klasikal, belajar
4. Observasi (Pengamatan)
Tahap observasi atau pemantauan merupakan pengamatan terhadap
pelaksanaan tindakan. Ada dua fungsi observasi yaitu: Pertama, untuk
memperoleh gambaran kesesuaian pelaksanaan tindakan dengan rencana
tindakan. Kedua, untuk memperoleh gambaran seberapa besar pelaksanaan
tindakan sedang berlangsung dapat menghasilkan perubahan yang
diinginkan.
Di dalam penelitian ini digunakan teknik observasi langsung yang
dilaksanakan pada tiap-tiap pelaksanaan pembelajaran. Keuntungan yang
diperoleh dengan teknik observasi langsung adalah dapat memberikan
masukan mengenai pengalaman-pengalaman terutama kelemahan atau
kekurangan selama proses pembelajaran berlangsung saat itu juga tentang
aktivitas siswa dan guru selama proses pembelajaran berlangsung secara
mendalam.
5. Refleksi
Refleksi adalah kegiatan mengulas secara kritis tentang perubahan
yang terjadi, baik pada siswa, suasana kelas, maupun guru. Pada tahap ini
data yang diperoleh dianalisis berdasarkan kriteria-kriteria yang telah
ditetapkan kemudian direfleksikan sebagai bahan evaluasi dan koreksi
untuk memperbaiki siklus berikutnya. Guru merenungkan kembali
mengenai kegiatan yang telah dilaksanakan di dalam tindakan. Apabila
dilaksanakan, tetapi apabila dalam tindakan itu perlu adanya perbaikan
maka tindakan tersebut perlu diulangi.
Dalam tahap refleksi ini peneliti mengadakan diskusi dengan
observer di setiap tindakan. Diskusi dilakukan berdasarkan hasil observasi,
dan hasil wawancara secara cermat dengan indikator pemantauan yang
telah ditentukan sebelum tindakan. Penentuan indikator penting untuk
dilakukan sebelum tindakan agar pelaksanaan pemantauan dapat terarah
sesuai dengan rencana tindakan.
D. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian diperlukan untuk pengumpulan data sesuai
permasalahan yang dihadapi serta untuk mengetahui perkembangan
pembelajaran siswa. Untuk dapat mengetahui perkembangan pembelajaran
siswa dengan menerapkan pendekatan kontekstual, dirancang beberapa
instrumen penelitian sebagai berikut:
1. Instrumen Pembelajaran
a. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dijabarkan dari
silabus, dan merupakan skenario proses pembelajaran untuk
mengarahkan kegiatan belajar siswa dalam upaya mencapai
kompetensi dasar, berfungsi sebagai pedoman atau panduan serta
menggambarkan hasil yang akan dicapai juga sebagai alat kontrol dan
sebagai alat evaluasi. Guru mempersiapkan RPP sebelum mengajar
RPP pada penelitian ini dibuat per siklus yang berisi standar
kompetensi, kompetensi dasar, indikator, tujuan pembelajaran, materi
pokok, metode pembelajaran, langkah-langkah pembelajaran,
alat/bahan/sumber belajar, dan penilaian.
b. Lembar Keja Siswa (LKS)
Lembar kerja siswa (LKS) digunakan sebagai alat bantu siswa
dalam menemukan konsep yang hendak dicari dalam pembelajaran,
atau patokan untuk merancang, melakanakan tindakan pembelajaran,
dan untuk melihat adanya perubahan hasil belajar siswa. Sebagai alat
bantu, LKS juga digunakan sebagai alat penilaian sikap.
Lembar kerja siswa (LKS) dalam penelitian ini adalah berupa
soal yang harus dikerjakan oleh siswa baik secara berkelompok
maupun individu untuk memperoleh informasi mengenai kemampuan
siswa mengenai bagian daun dan fungsinya. Isi LKS disesuaikan
dengan pokok bahasan atau sub pokok bahasan dalam pembelajaran
yang disajikan dengan diawali petunjuk langkah-langkah kegiatan
yang harus dilakukan siswa dan dilanjutkan dengan memberikan
pertanyaan-pertanyaan sesuai dengan kompetensi dasar yang ingin
dicapai.
2. Instrumen Pengumpulan Data
Pengumpulan data adalah kegiatan inti dalam PTK karena
proses ini merupakan penentu baik tidaknya proses PTK. Data yang
kuantitatif. Instrumen pengumpulan data yang dipergunakan dalam
penelitian ini adalah lembar observasi guru dan siswa, lembar tes, dan
dokumentasi.
a. Lembar Observasi Guru dan Siswa
Lembar observasi dirancang untuk mendapatkan gambaran
mengenai hal-hal yang berkaitan dengan aktivitas guru dan siswa
secara keseluruhan untuk mengamati aktivitas perilaku dan
keadaan yang berhubungan dengan pembelajaran IPA pada pokok
bahasan konsep bagian daun dan fungsinya dengan penerapan
pendekatan kontekstual di kelas IV SDN 2 Padasuka tempat
penelitian dilakukan. Selain itu, juga untuk melihat kesesuaian
antara perencanaan dengan pelaksanaan pembelajaran, mengukur
tingkah laku individu atau terjadinya suatu proses kegiatan yang
dapat diamati. Kegiatan observasi selama penelitian ini
berlangsung dilakukan oleh observer. Peneliti dan observer
bekerjasama untuk melihat serta mengamati proses pembelajaran
yang sedang berlangsung untuk mendapatkan informasi tentang
gambaran aktifitas belajar mengajar dari awal hingga akhir
pembelajaran untuk selanjutnya dianalisis setelah pembelajaran
selesai.
b. Lembar Tes
Lembar tes digunakan untuk memperoleh gambaran
dilaksanakan, hasil lembar tes selain diperoleh sejumlah data
tentang prestasi belajar siswa juga dapat mengetahui taraf serap
tingkat keberhasilan terhadap materi pembelajaran yang diberikan
sehingga dapat mengukur tingkat keberhasilan guru dalam
mengajar.
Tes yang digunakan dalam penelitian ini adalah soal tes
akhir siklus. Soal tes akhir siklus dilaksanakan pada setiap akhir
siklus. Soal tes akhir siklus bertujuan untuk memperoleh gambaran
kemampuan siswa dan sebagai bahan refleksi pembelajaran yang
dilaksanakan untuk memperbaiki proses pembelajaran berikutnya.
Sasaran dilakukannya tes adalah untuk melihat ada tidaknya
peningkatan pemahaman siswa antara sebelum pembelajaran
menggunakan pendekatan konstektual dan setelah menggunakan
pendekatan konstektual pada materi bagian daun dan fungsinya.
c. Dokumentasi
Dokumentasi dilakukan untuk mengetahui proses
berjalannya pembelajaran. Pengambilan gambar dilakukan pada
setiap tindakan, baik kegiatan siswa, kegiatan guru, wawancara
guru dengan siswa, dan proses observasi.
E. Pengolahan dan Analisis Data
Data yang diperoleh melalui instrumen yang telah dikumpulkan
sebelumnya, kemudian diolah menjadi dua jenis yaitu secara kuantitatif dan
1. Pengolahan Data Kualitatif
Data kualitatif melalui observasi untuk mengetahui kekurangan dan
kukurangan dari pembelajaran yang telah dilakukan. Analisis terhadap
observasi dilakukan dengan cara menafsirkan hasil kemudian
dideskripsikan dan selanjutnya disimpulkan sehingga diketahui gambaran
terhadap pembelajaran secara keseluruhan.
2. Pengolahan Data Kuantitatif
Data kuantitatif berasal dari hasil evaluasi setelah pembelajaran
dilakukan baik secara individu maupun kelompok yang dilakukan setiap
akhir siklus pembelajaran.
Data tes yang berupa jawaban siswa terhadap soal-soal yang
diberikan guru, dengan patokan jawaban benar sesuai dengan petunjuk
yang ada pada soal tersebut. Data yang diperoleh dari tes kemudian
dianalisis dengan mencari nilai tertinggi, terendah, rata-rata, selanjutnya
dipersentasekan.
Untuk mengetahui kemampuan siswa dalam pembelajaran IPA
dengan pendekatan kontekstual konsep bagian daun dan fungsinya,
digunakan rumus :
Penguasaan konsep= jumlah skor yang diperoleh x 100 skor total
Untuk menghitung rata-rata kelas dilakukan dengan rumus:
�
=
∑�Keterangan:
� = nilai rata-rata kelas
∑� = total nilai yang diperoleh siswa
� = jumlah siswa
Sedangkan untuk mengetahui ketuntasan belajar atau persentase
jumlah siswa yang sudah mencapai nilai KKM dalam pembelajaran IPA
dengan pendekatan kontekstual konsep bagian daun dan fungsinya,
digunakan rumus :
Menghitung daya serap dengan rumus:
Daya Serap = Jumlah nilai total subjek x 100 % Jumlah nilai total maksimum
Untuk mengetahui peningkatan hasil belajar siswa dengan
menggunakan pendekatan kontekstual pada setiap siklus, selanjutnya
dianalisis dengan cara diinterpretasikan pada tabel tingkat aktivitas dan
penguasaan materi. Tabel ini dinilai dalam skala lima dengan kategori
baik sekali, baik, sedang, kurang, dan sangat kurang. Berikut adalah tabel
proses dan kategori nilai untuk mengetahui peningkatan hasil belajar siswa
tiap siklusnya:
Tabel 3.1
Proses Nilai Dan Kategori Menurut Dirjen Dikti Pendidikan
Depdikbud Tahun 2008
No Nilai Persentase Kategori Konversi
1 86 - 100 86% - 100% Baik sekali A
2 76 - 85 76% - 85% Baik B
3 60 - 75 60% - 75% Cukup C
4 55 - 59 55% - 59% kurang D
5 ≤ 54 ≤ 54% Sangat kurang E
BAB V
SIMPULAN DAN REKOMENDASI
Berdasarkan hasil penelitian dan analisis serta berdasarkan rumusan
masalah yang telah disusun terhadap pembelajaran IPA tentang konsep daun dan
fungsinya melalui penerapan pendekatan kontekstual di kelas IV SDN 2
Padasuka, maka berikut akan dikemukakan simpulan dan rekomendasi bagi pihak
terkait.
A.Simpulan
Simpulan yang dapat diambil dari hasil penelitian ini adalah sebagai
berikut:
1. Perencanaan pada penerapan pendekatan kontekstual dirumuskan dengan
terlebih dahulu membuat rancangan tindakan dalam bentuk rencana
pelaksanaan pembelajaran (RPP). Sebelum perencanaan, guru melakukan
penelaahan terhadap program pengajaran berdasarkan Kurikulum KTSP
2006, untuk mempersiapkan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) IPA
di kelas IV sesuai dengan materi yaitu mengenai daun dan fungsinya.
Standar Kompetensi memahami hubungan antara struktur bagian
tumbuhan dengan fungsinya dan Kompetensi Dasar menjelaskan
hubungan antara struktur daun tumbuhan dengan fungsinya dipilih dalam
penelitian ini. Setelah pemilihan Standar Kompetensi dan Kompetensi
Dasar, langkah selanjutnya adalah mengembangkan indikator dan tujuan
penelitian ini adalah pendekatan yang digunakan, yaitu pendekatan
konstektual yaitu pendekatan belajar yang membantu guru mengaitkan
antara materi yang diajarkan dengan situasi dunia nyata siswa dan
melibatkan tujuh komponen pendekatan kontekstual. Setelah itu guru
mempersiapkan bahan ajar atau alat bantu pembelajaran serta sumber
belajar. Kegiatan selanjutnya adalah membuat LKS, menyusun lembar
observasi serta membagi kelas ke dalam kelompok belajar siswa yang
heterogen. dengan tujuan agar interaksi membimbing antar siswa dalam
kelompok tersebut dapat terjadi. Selain itu, guru juga melakukan
koordinasi dengan observer dalam pengisian lembar observasi siswa dan
guru yang telah disusun. Penyusunan RPP siklus II mengacu pada refleksi
siklus I yang telah direfleksi.
2. Pelaksanaan kegiatan dengan pendekatan kontekstual mempunyai ciri
yaitu dengan adanya tujuh komponen utama dalam pembelajaran, yaitu
bertanya (questioning), konstruktivisme (constructivism), pemodelan
(modelling), menemukan (inquiry), masyarakat belajar (learning
community), refleksi (reflection), dan penilaian yang sebenarnya (authentic
assesment). Langkah-langkah dalam pembelajaran dengan pendekatan
kontekstual diantaranya dengan menggali pengetahuan awal siswa dengan
kegiatan bertanya, memfasilitasi siswa untuk menemukan sendiri
pengalaman belajarnya. Setelah itu, menunjukkan sesuatu yang dapat
ditiru oleh setiap siswa, kemudian mengarahkan siswa melakukan
Pembelajaran selanjutnya yakni dengan memfasilitasi siswa melalui
diskusi bersama teman sekelompoknya melakukan pengamatan dan
mendiskusikan hipotesis. Kegiatan refleksi dilakukan dengan
menyimpulkan materi dan siswa mengerjakan post test untuk mengetahui
kemajuan belajar siswa.
3. Hasil belajar yang diperoleh siswa dalam pembelajaran IPA pada konsep
bagian daun dan fungsinya melalui pendekatan kontekstual menunjukkan
peningkatan yang siginifikan, hal itu terlihat dari adanya peningkatan hasil
belajar pada tiap siklusnya. Hasil belajar pada siklus I mencapai
ketuntasan 69,42% sedangkan pada siklus II mencapai 83,14%.
B. Rekomendasi
Berdasarkan temuan-temuan dalam penelitian ini ada beberapa
saran/rekomendasi sebagai berikut:
1. Siswa
Dengan meningkatnya hasil belajar IPA konsep daun dan fungsinya di
kelas IV SDN 2 Padasuka dengan pendekatan kontekstual, diharapkan
siswa dengan pemahamannya tentang daun dan fungsinya dapat digunakan
pada jenjang yang lebih tinggi selanjutnya.
2. Bagi Guru
Hendaknya guru menjadikan pendekatan kontekstual sebagai alternatif
pendekatan pembelajaran untuk memperbaiki proses pembelajaran pada
pembelajaran IPA juga mata pelajaran lainnya. Diharapkan dengan
dan keterampilan dalam membimbing anak, karena seorang guru
mempunyai tanggungjawab yang menentukan kualitas pendidikan suatu
bangsa.
3. Bagi Pihak Sekolah
Untuk meningkatkan hasil belajar yang diharapkan, sekolah diharapkan
dapat membantu menyediakan sarana dan prasarana yang dapat menunjang
keberhasilan pembelajaran.
4. Bagi Peneliti Lain
Diharapkan ada penelitian lebih lanjut mengenai daun dan fungsinya untuk
memperbaiki serta memperdalam juga mengembangkan pendekatan yang
DAFTAR PUSTAKA
Anni, Catharina (2004). Psikologi Belajar. Semarang:UNNES
Arikunto, S. (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik (Edisi Revisi VI). Jakarta: PT Rineka Cipta.
Arikunto S. et al (2009). Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta : Bumi Aksara.
Azmiyawati Choiril, dkk (2009). IPA Salingtemas. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional.
Devi Popy K, Anggraeni S (2008). Ilmu Pengetahuan Alam. Jakarta: Depdiknas.
Dimyati dan Mudjiono (2006). Belajar dan Pembelajaran Edisi Ketiga.. Jakarta: PT. Rineka Cipta
Depdiknas, (2006). Kurikulum Tingkat Satuan Pendidiikan (KTSP). Jakarta: Dijen Disdasmen
________. (2006), Kurikulum Pembelajaran IPA, Jakarta: Depdiknas
Hamalik, O, (2006). Proses Belajar Mengajar, Jakarta: Bumi Aksara
Henni Purba Rista (2010). Pembelajaran Berbasis Paikem (CTL, Pembelajaran
Terpadu, Pembelajaran Tematik. Tersedia:
http://ristahennipurba.wordpress.com/2010/10/01/pembelajaran-berbasis-paikem-ctl-pembelajaran-terpadu-pembelajaran-tematik/[September:2012]
Hermawan R et al. (2008). Metode Penelitian Pendidikan Sekolah Dasar (Edisi Kesatu). Bandung: UPI PRESS.
_______.Kamus Besar Bahasa Indonesia (2008) Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional Republik Indonesia.
Kusumah Wiyata & Dwitagama Dedi (2010). Mengenal Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Indeks
Natalia Margaretha Mega & Dewi Kania Islami (2008). Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: Tinta Emas Publishing
Pedoman Penulisan Karya Ilmiah (2003). Universitas Pendidikan Indonesia.
Permendiknas RI No.41. (2007). Standar Proses Untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah. Jakarta: BSNP.
Permen No.22. (2005). Standar Proses Untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah. Jakarta: BSNP.
Roestiyah (2008). Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: PT Rineka Cipta.
Riduwan (2011). Belajar Mudah Penelitian untuk Guru Karyawan Peneliti Pemula. Bandung: Alfabeta.
Rositawaty, S dan Muharam Aris (2008). Senang Belajar Ilmu Pengetahuan Alam 4. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional.
S, Agus (2003). Pengertian Ilmu Pengetahuan Alam. Tersedia :
http://id.wikipedia.org/wiki/Ilmu_Pengetahuan_Alam.html [Oktober:2012]
Samatowa U. (2006). Bagaimana Membelajarkan IPA di Sekolah Dasar. Jakarta: Depdiknas.
D. S. Ikhwan dan Wahyudi. (2009). Ilmu Pengetahuan Alam untuk SD kelas IV. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional.
Sudjana N. (2011). Penilaian Hasil Proses belajar Mengajar. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Sudjana, N. dkk. (2004). Pengertian Hasil Belajar. [online]. Tersedia: http://sudjana.technologi13.wordpress.com/2009/07/04/pengertian-hasil-belajar [7 April 2012].
Sularmi, Wijayanti D M. (2009). Sains Ilmu Pengetahuan Alam. Jakarta: Depdiknas.
Sulistyanto Heri dan Muharam Edy. (2008). Senang Belajar Ilmu Pengetahuan Alam 4. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional.
Sugiyono, 2005. Metodologi Penelitian Kuantitatif. Bandung: PT Alfa Beta
Tresnawati T. (2010). Penerapapan Pendekatan CTL (Contextual Teaching and Learning) untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada Pelajaran IPA tentang Perubahan Kenampakan Bumi dan Benda Langit. Skripsi pada jurusan PGSD SI FIP UPI Bandung. Tidak diterbitkan.