• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENERAPAN PENDEKATAN PEMECAHAN MASALAH UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA TENTANG FAKTOR DAN KELIPATAN No Panggil S PGSD FAR p-2013.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENERAPAN PENDEKATAN PEMECAHAN MASALAH UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA TENTANG FAKTOR DAN KELIPATAN No Panggil S PGSD FAR p-2013."

Copied!
27
0
0

Teks penuh

(1)

DAFTAR ISI

PENGANTAR ……….………

UCAPAN TERIMA KASIH ………..

ABSTRAK ………...

DAFTAR ISI ………...

DAFTAR TABEL ………...

DAFTAR GAMBAR ………..

DAFTAR GRAFIK ………

i iii v vii x xi xii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ………..

B. Rumusan Masalah ……….

C. Tujuan Penelitian ………..

D. Manfaat Penelitian ………

E. Definisi Operasional ……….

1

3

3

4

5

BAB II KAJIAN PUSTAKA

A. Pendekatan Pemecahan Masalah ………...

1. Pengertian Pendekatan Pemacahan Masalah ………

2. Pembelajaran dengan Pemecahan Masalah ………..

B. Konsep dan Struktur Pemecahan Masalah dalam Pembela-

jaran Matematika di Kelas IV SD ……….

6

6

7

(2)

1. Pengertian Matematika ……….

2. Tujuan ………..

3. Ruang Lingkup Faktor dan Kelipatan ………..

a. Menentukan Kelipatan Suatu Bilangan ……….

b. Menentukan Kelipatan Persekutuan dua bilangan ….

c. Menentukan Faktor Suatu Bilangan ………..

d. Memntukan Faktor Persekutuan dua bilangan ……...

e. Konsep dan struktur pemecahan masalah dalam

pembelajaran Matematika ………..

C. Konsep Hasil Belajar ……….

12 13 14 14 15 16 17 17 23

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

A. Metode Penelitian ……….

B. Lokasi dan Subjek Penelitian ………

C. Instrumen Penelitian ……….

D. Teknik-teknik Pengumpulan Data ……….

27

35

37

38

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A.Penjelasan Persiklus ………

B.Pembahasan Hasil Penelitian …..………

41

53

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

B. Saran

55

(3)

DAFTAR PUSTAKA

(4)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dalam pembelajaran di kelas, guru dan peserta didik sering menghadapi

bermacam masalah. Salah satu kesulitan yang nampak adalah rendahnya tingkat

pemahaman siswa dalam memahami konsep-konsep Matematika. Dari

pengalaman mengajar dan laporan guru kelas yang mengajarkan Matematika di

SDN Cisabuk , peserta didik sangat sulit untuk diajak berpartisipasi aktif dalam

kegiatan pembelajaran. Tidak semua peserta didik di SDN Cisabuk, khususnya di

kelas IV dapat mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM). Dalam proses

pembelajaran mereka masih bingung dalam memahami materi pelajaran yang

berhubungan dengan bilangan dan operasi hitung, yang salah satunya

mempelajari faktor dan kelipatan bilangan. Hal tersebut di atas, nampak pada

hasil ulangan harian, banyak siswa yang nilai mata pelajaran Matematika rendah

yaitu rata-rata 5,6 (KKM = 6,0). Salah satu faktor penyebabnya adalah dalam

proses pembelajaran guru kurang mengaktifkan peserta didik. Disamping itu

karena keterbatasan keterampilan guru dalam memilah-milah pendekatan dengan

tepat sesuai materi pelajaran yang diajarkan. Akibat dari pemilihan pendekatan

pembelajaran yang kurang tepat, peserta didik kurang perhatian, main-main,

(5)

yang disampaikan guru tidak terserap oleh peserta didik dengan baik.

Agar peserta didik bergairah dalam belajar, pembelajaran matematika harus

selalu dikaitkan dengan kehidupan sehari-hari karena sifat dan materi matematika

abstrak, hal ini menyebabkan siswa merasa kesulitan dalam belajar. Kegiatan

pembelajaran dikatakan berhasil, jika siswa dapat mengakomodasikan dan

mengkonstruksi pengetahuannya untuk dapat diterapkan dalam kehidupan

sehari-hari. Lebih jauh bahwa dengan belajar matematika siswa dapat menyelesaikan

permasalahan dalam kehidupan. Oleh karena itu kemampuan guru dalam

mengajar sangat penting. Kemampuan tersebut berupa penguasaan materi,

mengorganisir kelas, memilih dan menggunakan media dan pendekatan.

Salah satu keterampilan guru untuk merubah suasana belajar agar

menyenangkan adalah keterampilan dalam menentukan pemilihan pendekatan

sesuai dengan materi pembelajaran. Dari banyaknya alternatif pendekatan

pembelajaran yang dapat dikembangkan untuk memecahkan masalah tersebut di

atas, salah satunya adalah pendekatan Pemecahan Masalah .

Pendekatan pemecahan masalah adalah sebuah pendekatan atau cara

mengajar yang menuntut guru dalam membantu siswa dalam memecahkan

masalah untuk menemukan sendiri data, fakta dan informasi dari suatu

permasalahan. Dari langkah-langkah pemecahan masalah yang dilaksanakan akan

membantu ia untuk lebih memahami suatu konsep.

Untuk mengetahui lebih lanjut mengenai permasalahan siswa-siswa Kelas

IV SDN Cisabuk yang kurang berhasil dalam menyerap materi dalam pelajaran

(6)

menerapkan pendekatan pemecahan masalah dalam materi pelajaran Faktor dan

Kelipatan, sehingga peserta didik dapat menggali kemampuannya dalam

memahami dan menghayati materi pelajaran mengenai Faktor dan Kelipatan

dalam pelajaran Matematika.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, masalah yang akan dikaji disusun

sebagai berikut :

1. Bagaimanakah perencanaan pembelajaran Faktor dan Kelipatan

dengan menggunakan pendekatan Pemecahan Masalah ?

2. Bagaimanakah pelaksanaan Pendekatan Pemecahan Masalah pada

materi Faktor dan Kelipatan?

3. Bagaimana hasil belajar siswa pada mata pelajaran Matematika

tentang materi Faktor dan Kelipatan setelah penggunaan pendekatan

pembelajaran pemecahan masalah?

C. Tujuan Penelitian

Penelitian Tindakan Kelas ini akan penulis laksanakan di kelas IV SDN

Cisabuk Kecamatan Rancabali Kabupaten Bandung, tujuan yang ingin dicapai

untuk mengungkap:

1. perencanaan pembelajaran Faktor dan Kelipatan dengan menggunakan

(7)

2. pelaksanaan pendekatan Pemecahan Masalah pada materi Faktor dan

Kelipatan.

3. peningkatan hasil belajar Matematika dengan menggunakan

pendekatan Pemecahan Masalah pada materi Faktor dan Kelipatan .

D. Manfaat Penelitian

1. Bagi Peneliti

Manfaat dari penelitian ini antara lain adalah untuk memperluas

wawasan dan pengetahuan penulis mengenai model pembelajaran

Pemecahan Masalah dalam mengajarkan mata pelajaran Matematika

sehingga dapat digunakan untuk meningkatkan mutu proses dan mutu hasil

belajar peserta didik kelas IV SDN Cisabuk Kecamatan Rancabali

Kabupaten Bandung.

2. Bagi Siswa

Pembelajaran dengan menggunakan pendekatan Pemecahan Masalah

diharapkan akan meningkatkan hasil belajar peserta didik,

menumbuhkembangkan sikap dan keinginan untuk memecahkan masalah.

3. Bagi Lembaga

Memberi konstribusi yang positif bagi sekolah dalam mengembangkan

(8)

peluang kepada semua guru untuk meningkatkan profesionalisme dalam

pengelolaan pembelajaran.

E. Definisi Operasional

1. Pendekatan Pemecahan Masalah

Pendekatan pemecahan masalah adalah sebuah metode atau cara

mengajar yang menuntut guru dalam membantu siswa dalam memecahkan

masalah untuk menemukan sendiri data, fakta dan informasi dari suatu

permasalahan. Dari langkah-langkah pemecahan masalah yang dilaksanakan

akan membantu ia untuk lebih memahami suatu konsep.

2. Hasil Belajar

Hasil belajar adalah hasil dari pengukuran serta penilaian usaha

belajar. Dalam setiap perbuatan manusia untuk mencapai tujuan selalu

diikuti oleh pengukuran dan penilaian, demikian pula halnya dengan proses

pembelajaran. Dengan mengetahui prestasi belajar dapat diketahui

kedudukan anak di dalam kelas dan sebagai dasar umpan balik (feed back)

dari proses belajar mengajar yang dilakukan. Umpan balik tersebut dapat

(9)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Metode Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif

kualitatif dengan pendekatan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang

difokuskan pada situasi yang berlangsung di dalam kelas, sering disebut

classroom action research. Dalam penelitian tindakan kelas guru dapat

meneliti praktek pembelajaran yang dilakukan di kelas, guru juga dapat

melakukan penelitian terhadap siswa dilihat dari interaksinya dalam proses

pembelajaran, melalui tindakan-tindakan yang direnacanakan dan dievaluasi,

agar memperoleh umpan balik yang sistematis dari apa yang telah

dilakukannya dalam proses pembelajaran. Hal ini sesuai dengan pendapat

Suyanto (1997:7) bahwa karakteristik penelitian tindakan kelas yaitu adanya

tindakan-tindakan tertentu untuk memperbaiki proses belajar mengajar.

Taggart (dalam Sapria, dkk, 2006:50) menyatakan bahwa penelitian

tindakan kelas adalah suatu pendekatan untuk memperbaiki pembelajaran

dengan cara melanjutkan perubahan-perubahan itu sendiri, jenis dan sifat

perubahan tersebut dapat terjadi sebagai hasil mengajar reflektif.

Dengan demikian, penelitian tindakan kelas merupakan upaya guru

atau praktisi dalam bentuk berbagai kegiatan yang dilakukan untuk

(10)

memperbaiki dan meningkatkan kualitas pembelajaran di kelas, karena guru

melihat atau merasakan adanya masalah atau kekurangan pada proses

pembelajaran.

Adapun alasan digunakannya penelitian tindakan kelas dalam

penelitian ini adalah :

 Penelitian tindakan kelas menawarkan cara dan prosedur baru yang dapat

menjembatani kesenjangan antara teori dan praktek dalam pendidikan

untuk memperbaiki dan meningkatkan kemampuan/profesionalisme guru

dalam proses belajar mengajar. Dari berbagai indikator keberhasilan

proses belajar mengajar, guru dapat melihat, merasakan, menghayati

apakah praktek pembelajaran yang dilakukan memiliki efektifitas tinggi.

(Ruswandi Hermawan, dkk, 2007:79).

 Penelitian tidak membuat guru meninggalkan tugasnya, artinya guru tetap

melakukan kegiatana pembelajaran seperti biasa, namun pada saat

bersamaan secara terintegrasi melaksanakan penelitian (Kasbolah,

1998:12).

 Penelitian tindakan kelas dapat dijadikan sebagai bahan latihan dalam

jabatan, sehingga membekali guru yang bersangkutan dengan

keterampilan dan teknik mengajar yang baru (Marzuki, 1997:27).

PTK dilaksanakan melalui proses pengkajian berdaur yang terdiri atas

4 (empat) tahap momen berbentuk spiral, meliputi: perencanaan (plan),

(11)

1998: 4). Penelitian dilakukan dalam tiga siklus, setiap siklus terdiri atas dua

tindakan. Siklus kegiatan dapat digambarkan sebagai berikut :

STUDI AWAL

SIKLUS I

SIKLUS II

SIKLUS III

Gambar 3.1

Model Spiral (Kemis dan Mc. Taggart, dalam Kasihani Kasbolah,

1999:113) Refleksi Awal Identifikasi dan Perumusan Studi Eksplorasi

Dialog - Diskusi

(12)

Penelitian yang dilaksanakan harus memiliki alur penelitian yang jelas.

Yang dimaksud alur penelitian adalah jalannya penelitian supaya peneliti

tidak menyimpang dari apa yang direncanakan. Adapun alur penelitian

meliputi :

1) Observasi awal

Observasi merupakan kegiatan untuk mengenal, merekam dan

mendokumentasikan setiap hal dari proses dan hasil yang dicapai oleh

tindakan yang direncanakan. Observasi dilaksanakan pada awal penelitian

untuk mengetahui keadaan awal atau sebagai titik tolak dalam penelitian.

b) Identifikasi Masalah

Ada tiga hal yang dirumuskan dengan jelas sebelum melaksanakan

penelitian, yaitu : (1) masalah yang ingin diteliti atau pertanyaan yang

harus dijawab, (2) metode penelitian atau cara yang akan ditempuh untuk

mengukur atau menemukan jawaban atas permasalahan yang terjadi, dan

(3) alasan mengapa penelitian itu dilakukan.

Identifikasi dan perurumusan masalah merupakan langkah pertama

yang harus dilakukan peneliti karena tanpa identifikasi dan perumusan

masalah yang jelas, sebuah penelitian akan kehilangan makna dan

landasan keilmuan sebagai kerangka kajian yang akan dilakukan.

(13)

(a) Menelaah isi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP)

Matematika untuk kelas IV SD, dan mengkaji buku-buku sumber

yang relevan.

(b) Menelaah beberapa pokok bahasan yang belum berhasil disampaikan

kepada siswa, dan membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

(c) Merumuskan tujuan pembelajaran yang sesuai serta pengelolaan kelas

dengan memanfaatkan lingkungan sebagai sumber belajar.

(d) Memilih media yang sesuai dengan materi yang akan disampaikan.

(e) Merancang dan menyusun kegiatan secara menyeluruh yang berupa

siklus tindakan kelas.

(f) Menelaah segala kendala yang mungkin terjadi serta beberapa

alternatif pemecahannya.

c) Rencana Pelaksanaan Tindakan

Pada tahap ini peneliti merangkap sebagai praktisi melakukan

tindakan berupa intervensi terhadap pelaksanaan kegiatan. Agar berjalan

lancar dan mencapai tujuan yang diinginkan, ada beberapa tindakan yang

perlu dilaksanakan, yaitu :

(1) Memberikan informasi kepada rekan sejawat yang membantu

penelitian untuk mengamati jalannya pelaksanaan tindakan sesuai

dengan instrumen-instrumen yang ada.

(2) Menyiapkan sarana dan prasarana pendukung yang diperlukan selama

(14)

(3) Menyiapkan cara pelaksanaan observasi terhadap proses dan hasil

pada pelaksanaan tindakan yang berlangsung.

d) Penyusunan Instrumen

Instrumen yang disusun untuk digunakan dalam penelitian berupa RPP,

alat tes, LKS, catatan lapangan dan lembar observasi.

e) Pelaksanaan

Peneliti menggunakan tiga siklus, tiap siklus terdiri atas dua

tindakan. Tindakan yang dilaksanakan tiap siklus disesuaikan dengan

peningkatan dan perbaikan proses dalam pembelajaran. Sebelum tahapan

kegiatan dilaksanakan, diawali oleh studi kelayakan sebagai penelitian

pendahuluan yang bertujuan meningkatkan perbaikan dalam mengajar.

Adapun tahapan dalam tiap siklus dapat dijelaskan sebagai berikut:

Siklus I

1. Tahap Perencanaan

Kegiatan yang dilakukan pada tahap ini adalah :

a) Merencanakan dan menyusun silabus dan RPP untuk pelaksanaan

pembelajaran Matematika. Perencanaan dibuat sesuai dengan

alokasi waktu.

b) Membuat alat pengumpulan data berupa lembar observasi yang

akan digunakan pada saat kegiatan observasi dalam proses

(15)

Pada tahap ini peneliti melaksanakan tindakan sesuai dengan

perencanaan yang telah dirumuskan. Dengan alat observasi, tim

observer mencermati jalannya pembelajaran secara wajar dan guru

melakukan proses pembelajaran sebagaimana mestinya.

3. Tahap observasi

Guru dibantu teman sejawat melakukan observasi atau pengamatan

proses pembelajaran Matematika yang dilakukan guru (peneliti).

Sasaran pengamatan yang diutamakan adalah kemampuan guru dalam

mengelola kelas serta aktivitas siswa selama pembelajaran dengan

menggunakan instrumen observasi yang telah disiapkan.

4. Tahap Refleksi

Hasil temuan pada pelaksanaan kegiatan pembelajaran

ditindaklanjuti dengan kegiatan refleksi. Guru dengan observer

mengamati hasil pengamatan selama proses pembelajaran dan dari

instrumen observasi untuk menyusun tindakan pada siklus kedua.

Siklus II

1. Tahap Perencanaan

Setelah diperoleh gambaran keadaan awal tentang proses

pembelajaran, peneliti menyusun rencana tindakan dan merancang

(16)

dengan mempersiapkan instrumen yang diperlukan dalam kegiatan

pembelajaran.

2. Tahap tindakan

Pada tahap tindakan Siklus II dilaksanakan sesuai dengan

perencanaan sebelumnya yaitu perbaikan pembelajaran pada Siklus I

serta pembelajaran yang mendukung kepada adaptasi untuk

mengoftimalan pembelajaran.

3. Tahap Observasi

Guru dan observer memperhatikan pembelajaran pada beberapa

aspek, yaitu aspek intelektual siswa yang termasuk di dalamnya yaitu

kemampuan berfikir, rasa ingin tahu dan respon siswa. Sedangkan

yang termasuk aspek sosial yaitu sikap kerjasama dalam melakukan

kerjasama dalam diskusi kelompok untuk memecahkan masalah yang

harus dipecahkan.

4. Tahap Refleksi

Pada tahap ini, guru melakukan perbaikan-perbaikan yang

ditemukan dari kelemahan, kekurangan dan hambatan pada saat proses

pembelajaran, baik dari segi perencanaan, pelaksanaan maupun dari

(17)

Matematika berdasarkan hasil evaluasi dari hasil pengamatan ketika

siswa menyelesaikan kuis (soal).

Siklus III

Siklus III dilakukan apabila peneliti dan observer masih melihat

adanya kekurangan yang menyebabkan tidak tercapainya tujuan penelitian,

yaitu peningkatan hasil belajar siswa.

B. Lokasi dan Subjek Penelitian

1. Lokasi Penelitian

Tempat penelitian dilaksanakan di SD Negeri Cisabuk Kecamatan

Rancabali Kabupaten Bandung. Sekolah ini mempunyai lingkungan fisik

dan sosial di daerah perkotaan sekitar 49 kilometer di sebelah selatan ibu

kota Kabupaten Bandung. Masyarakat sekitar sekolah memiliki latar

belakang sosial ekonomi menengah ke bawah, dengan rata-rata berprofesi

sebagai buruh tani. Yang menjadi subjek penelitian adalah siswa kelas IV

tahun pelajaran 2012/2013, sebanyak 15 orang, terdiri atas 11 orang

laki-laki dan 4 orang perempuan.

Mata pelajaran yang dikembangkan dalam penelitian ini adalah mata

pelajaran Matematika pada materi Faktor dan Kelipatan. Untuk

menunjang berhasilnya pembelajaran digunakan Model Pembelajaran

(18)

dikembangkan mengacu pada Kurikulum SD Negeri Cisabuk Kecamatan

Rancabali Kabupaten Bandung, kelas IV semester ganjil.

2. Sasaran Penelitian

Adapun yang menjadi subjek/Infut penelitian adalah peserta didik

kelas IV SDN Cisabuk.

Alasan mengapa kelas ini dipilih sebagai subjek penelitian, karena

peserta didik di kelas tersebut relatif lebih pasif dibandingkan dengan

kelas lainnya dan pada mata pelajaran Matematika mendapat nilai rata –

rata ulangan harian selalu dibawah KKM.

3. Variabel yang diselidiki

Variabel infut terdiri atas siswa kelas IV di SD Negeri Cisabuk

Kecamatan Rancabali Kabupaten Bandung, guru kelas, bahan pelajaran

mengenai Faktor dan Kelipatan, sumber belajar diambil dari buku paket

Matematika kelas IV. Prosedur evaluasi atas pre test, proses, dan pos test.

Variabel proses pembelajaran berupa pemusatan perhatian siswa

terhadap materi Faktor dan Kelipatan, siswa melakukan analisa soal,

memecahkan masalah serta membangun pola berpikir atas dasar

pemecahan masalah ketika mengerjakan soal.

Variabel output dengan cara mengarahkan siswa agar

mengaplikasikan pengalamannya ketika mempelajari materi Faktor dan

Kelipatan, menumbuhkan rasa ingin tahu lebih jauh mengenai materi

(19)

C. Instrumen Penelitian

Sarat untuk mendapatkan data yang benar yaitu diperlukan instrumen yang

tepat sehingga masalah yang diteliti akan terefleksi dengan baik, instrumen

penelitian yang digunakan untuk mengumpulkan data yaitu :

1. Observasi

Observasi adalah semua kegiatan yang ditujukan untuk mengenali,

merekam, dan mendokumentasikan sikap indikator dari proses dan hasil

yang dicapai (perubahan yang terjadi) baik yang ditimbulkan oleh tindakan

terencana maupun tindakan yang tidak direncanakan atau akibat

sampingannya (Kasbolah, 1999:94).

Fungsi dari observasi adalah untuk mengetahui kesesuaian

pelaksanaan tindakan dengan rencana tindakan yang disusun sebelumnya.

Observasi dalam pelaksanaannya dibagi menjadi dua, yaitu observasi non

partisipasi dan observasi partisipasi. Pelaksanaan penelitian ini

menggunakan observasi partisipasif yaitu observasi yang pengamatannya

terlibat pada sebagian atau seluruh kegiatan yang diamati.

2. Alat Evaluasi

Alat evaluasi yang digunakan berbentuk test dan dalam bentuk

Lembar Kerja (LKS). Lembar Kerja Siswa ini berisi tentang beberapa

kegiatan siswa yang berupa tugas, latihan, atau permasalahan yang harus

dipecahkan oleh setiap kelompok tentang konsep yang akan dipelajari.

(20)

untuk mengaplikasikan konsep-konsep yang telah dikuasainya. LKS ini

akan digunakan sebagai patokan untuk melakukan refleksi dan merancang

pelaksanaan tindakan pembelajaran selanjutnya.

3. Catatan Lapangan

Menurut Suryanto (1997:7), catatan lapangan sangat cocok

digunakan untuk mencatat data kualitatif. Catatan lapangan merupakan

catatan teknis tentang apa yang didengar, dilihat, dialami, dan dipikirkan

dalam rangka pengumpulan data dan refkesi terhadap penelitian kualitatif.

D. Teknik-teknik Pengumpulan Data

1. Pedoman Observasi

Observasi berfungsi untuk mengetahui keseuaian pelaksanaan

tindakan dengan rencana tindakan yang disusun sebelumnya dan untuk

mengetahui sejauh mana pelaksanaan tindakan yang sedang berlangsung

dapat diharapkan menghasilkan perubahan yang diinginkan. Lembar

observasi yang digunakan mengamati tentang aktifitas guru dan siswa,

serta sejauh mana pemahaman siswa tentang konsep materi Faktor dan

Kelipatan serta sejauh mana keberhasilan pembelajaran yang telah

dilaksanakan. Hasil observasi akan dijadikan bahan untuk melaksanakan

tindakan selanjutnya.

2. Alat Evaluasi

(21)

postes juga bertujuan untuk menentukan apakah pembelajaran akan

dilanjutkan pada tindakan selanjutnya atau dilakukan perbaikan. Alat

evaluasi dapat berupa LKS (Lembar Kerja Siswa).

LKS ini memiliki tujuan untuk melihat hasil siswa secara

berkelompok untuk mengaplikasikan konsep-konsep yang telah

dikuasainya. Lembar kerja siswa ini berisi beberapa kegiatan siswa yang

berupa tugas, latihan atau permasalahan. LKS dikerjakan secara

berkelompok dengan memperhatikan karakteristik-karekateristik

pembelajaran pada pembelajaran Faktor dan Kelipatan. Data atau hasil

dari LKS ini akan digunakan sebagai patokan dalam menentukan refleksi

dan merancang tindakan pembelajaran selanjutnya.

3. Analisisa Data

Analisa data yang digunakan adalah analisa data kualitatif dan

kuantitatif . Hal-hal yang dianalisis adalah hasil observasi aktivitas siswa,

pemahaman siswa, dan hasil belajar siswa beserta faktor-faktor yang

menyebabkan siswa kurang memahami konsep mengenai Faktor dan

Kelipatan.

Teknis analisis data pada penelitian ini adalah teknik analisis

kualitatif yang dikembangkan oleh Milles dan Huberman (1992), yaitu

dengan cara reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan data

(22)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan tujuan penelitian dan hasil Penelitian Tindakan Kelas

di SD Negeri Cisabuk Kecamatan Rancabali Kabupaten Bandung, Peneliti

menarik simpulan sebagai berikut :

[image:22.595.142.515.289.566.2]

1) Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang disusun sudah memberi

gambaran yang jelas, pada :

a. Perumusan indikator yang spesifik, berisi satu keterampilan dan

dapat diukur tingkat ketercapaiannya. Gambaran pendekatan

pemecahan masalah harus secara jelas terdapat pada rumusan

indikator tersebut.

b. Pengelolaan pembelajaran diarahkan pada suasana yang

memungkinkan siswa menemukan sendiri konsep-konsep dan

mencari alternatif pemecahan masalah sebagaimana tertuang pada

indikator pembelajaran.

c. Pemilihan media dan penentuan sumber belajar harus diarahkan

sehingga melaui media dan sumber belajar tersebut siswa dapat

menemukan konsep-konsep sesuai dengan indikator.

d. Penilaian penguasaan siswa atas indikator pembelajaran pada

(23)

pemecahan masalah berlangsung sepanjang pembelajaran. Guru

harus menyiapkan strategi penilaian berupa lembar observasi,

angket, pedoman wawancara, catatan lapangan dan lain-lain.

2) Kemampuan guru dalam melaksanakan pendekatan pemecahan masalah.

Pendekatan pemecahan masalah merupakan salah satu pendekatan

belajar yang menekankan pada proses untuk menerima tantangan dalam

menjawab masalah sikap atau tindakan dalam bekerjapada suatu struktur

yang teratur untuk memecahkan masalah.

Aplikasi model pembelajaran dengan menggunakan pendekatan

pemecahan masalah, bukan mengalirkan pengetahuan dari guru kepada

siswa, akan tetapi proses pembelajaran itu memungkinkan siswa bekerja,

mengalami, mengamati, dan memecahkan sendiri konsep-konsep yang

tertuang dalam indikator pembelajaran. Kuncinya terletak pada sejauh

mana guru dapat membuat skenario pembelajaran yang dapat

menciptakan pembelajaran berlangsung secara alamiah. Kemampuan

guru tersebut terkait erat dengan pemahaman mengenai standar isi,

standar proses dan standar penilaian pada kurikulum yang berlaku, dan

sejauh mana ia dapat “menterjemahkan” standar-standar tersebut pada

skenario pembelajaran.

3) Aktifitas peserta didik selama melaksanakan tahap-tahap pembelajaran

dengan menggunakan pendekatan pemecahan masalah pada materi faktor

(24)

Kabupaten Bandung menunjukkan peningkatan yang signifikan. Ini

terbukti dari peningkatan minat siswa pada siklus I sebesar 35.9% siswa

menyenangi dan berminat pada pelajaran Matematika. Sedangkan

sebanyak 64.1% siswa tidak berminat terhadap pelajaran Matematika

menjadi 100% (80% katagori baik dan 20% katagori cukup) pada Siklus

II. Begitu pula dalam penguasaan materi pelajaran mengenai faktor dan

kelipatan pada Siklus I secara klasikal hanya 5.13, dibawah KKM sebesar

6.00. dan hanya ada 4 (empat) orang siswa yang mencapai nilai tertinggi

5.50, dibawah KKM 6.00. Sedangkan pada Siklus II Seluruh siswa telah

dapat melampaui KKM yang ditetapkan (6.00); Nilai tertinggi yang

diperoleh siswa adalah 9, 5 terendah 7, dan Nilai rata-rata kelas adalah 7,8

diatas KKM 6.00.

Pembelajaran Matematika dengan menggunakan pendekatan

pemecahan masalah pada materi faktor dan kelipatan di kelas IV SD

Negeri Cisabuk Kecamatan Rancabali Kabupaten Bandung dilaksanakan

dalam penelitian tindakan kelas yang terbagi atas 2 (dua) siklus, dapat

meningkatkan hasil belajar siswa. Hal ini dibuktikan dengan

meningkatnya perolehan nilai rata-rata kelas pada setiap siklus yang

dilaksanakan. Tingkat pemahaman siswa atas materi pembelajaran dan

aktifitas siswa selama pembelajaran pada setiap siklus meningkat secara

signifikan. Ini terbukti dari peningkatan minat siswa menjadi 100%

(25)

meningkat sangat tajam dari perolehan rata-rata kelas 5.13 pada pos tes di

siklus I menjadi 7.8 pada siklus II.

B. Saran

Berdasarkan kajian teoritis dan temuan penelitian, Peneliti

mengajukan saran-saran sebagai berikut:

1. Dalam pembelajaran Matematika di kelas IV SD pada materi faktor

dan kelipatan, guru sebaiknya menggunakan pendekatan pemecahan

masalah. Karena penggunaan pendekatan pemecahan masalah telah

terbukti dapat meningkatkan hasil belajar. Suasana belajar siswa lebih

menyenangkan, aktifitas pembelajaran berlangsung secara maksimal

dan dapat menuntun siswa untuk memecahkan masalah.

2. Guru sebaiknya melakukan penelitian tindakan kelas sebagai salah

satu upaya meningkatkan mutu dan kualitas pembelajaran. Sekolah

sebagai salah satu lembaga pendidikan sejalan dengan manajemen

berbasis sekolah telah memberi peluang luas kepada guru untuk hal

tersebut.

3. Dinas Pendidikan Kabupaten Bandung

Dinas Pendidikan Kabupaten Bandung sebagai regulator pendidikan

di Kabupaten Bandung untuk menjadi masukan agar secara

prosedural dan birokrasi dapat berupaya terus dalam meningkatkan

kualitas pendidikan melalui pelaksanaan pembelajaran yang lebih

(26)

lebih intensif.

4. UPI Bandung

Dapat menjadi dokumen referensi tentang pelaksanaan pembelajaran

di sekolah dasar untuk kemudian dapat menjadi masukan bagi UPI,

sekaligus sebagai evaluasi dalam merumuskan kurikulum

(27)

DAFTAR PUSTAKA

Abdul Azis Wahab (2007) Metode dan Model – Model Mengajar Matematika,

Bandung: Alfabeta

Depdiknas (2006) Permen Nomor 22, Standar Isi.

E. Mulyasa.( 2009) Praktik Penelitian Tindakan Kelas. Bandung : PT Remaja Rosda

Karya

KTSP SD Negeri Cisabuk (2012).

Muhsetyo, Gatot, dkk. (2009) Pembelajaran Matematika SD, Jakarta: Universitas Terbuka

Trianto, S. (2007) Model Pembelajaran Terpadu dalam Teori Dan Praktek. Jakarta: Prestasi Pustaka Publisher

Subroto, Tisno Hadi, Drs. & Ida Siti Herawati, Dra. (2007) Pembelajaran

Terpadu. Jakarta : Universitas Terbuka

Sukirman, Dadang, Drs., M.Pd. & Nana Jumhana, Drs. M.Pd. (2006)

Peerencanaan Pembelajaran. Bandung : UPI Press

Sukirman, dkk. (2005) Matematika, Jakarta: Universitas Terbuka

Suyitno, Amin. (2006). Petunjuk Praktis Penelitian Tindakan Kelas

untuk Penyusunan Skripsi. Bahan Perkuliahan Program

Pendidikan Matematika Fakultas Matematika dan Ilmu

Pengetahuan Alam. Semarang : UNNES.

--. 2006. Pemilihan Model-model Pembelajaran dan Penerapannya di

Sekolah. Bahan Penelitian bagi Guru-Guru Matematika SD, SMP,

SMA atau sederajat se Jawa Tengah. Semarang: UNNES.

UPI Bandung ( 2011) Bahan Ajar Matematika SD/MI. (Pendidikan dan Latihan Guru (PLPG) Rayon 110)

Gambar

gambaran yang jelas, pada :

Referensi

Dokumen terkait

Tugas Akhir yang berjudul ” Analisis Stress Corrosion Cracking Stainless Steel AISI 430 Dengan Variasi Pembebanan Pada Media Korosi HCL 0,8 M ” ini dimaksudkan untuk

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Teknologi dan Kejuruan. © Dede

Belut yang mempunyai bahasa latin ordo Anguilliformes / merupakan jenis hewan air tawar dengan bentuk tubuh bulat memanjang yang hanya memiliki sirip punggung dan tubuhnya licin

Bantuan teropong besar dengan statip (kaki tiga) akan sangat menggembirakan si pengamat, karena dengan perbesaran yang cukup akan dapat mengamati jenis-jenis

(4) Besaran Insentif yang dibayarkan kepada pihak lain sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 ayat (2) huruf d diberikan Kepada Kepolisian Daerah sebagai pihak yang

Menerapkan rotasi tanaman dan membiarkan lahan bera (tidak ditanami sementara waktu).. Menggunakan kompos padat atau kompos cair. Menggunakan rumput laut, kotoran ternak,

itu, spora tumbuh dengan ukuran yang lebih panjang karena akan berfungsi. sebagai

Sebagaimana penjelasan pada ayat (1), Transmigrasi Swakarsa Mandiri yang dilaksanakan oleh masyarakat baik secara kelompok maupun perseorangan maupun kelompok yang