DAFTAR ISI
PENGANTAR ……….………
UCAPAN TERIMA KASIH ………..
ABSTRAK ………...
DAFTAR ISI ………...
DAFTAR TABEL ………...
DAFTAR GAMBAR ………..
DAFTAR GRAFIK ………
i iii v vii x xi xii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ………..
B. Rumusan Masalah ……….
C. Tujuan Penelitian ………..
D. Manfaat Penelitian ………
E. Definisi Operasional ……….
1
3
3
4
5
BAB II KAJIAN PUSTAKA
A. Pendekatan Pemecahan Masalah ………...
1. Pengertian Pendekatan Pemacahan Masalah ………
2. Pembelajaran dengan Pemecahan Masalah ………..
B. Konsep dan Struktur Pemecahan Masalah dalam Pembela-
jaran Matematika di Kelas IV SD ……….
6
6
7
1. Pengertian Matematika ……….
2. Tujuan ………..
3. Ruang Lingkup Faktor dan Kelipatan ………..
a. Menentukan Kelipatan Suatu Bilangan ……….
b. Menentukan Kelipatan Persekutuan dua bilangan ….
c. Menentukan Faktor Suatu Bilangan ………..
d. Memntukan Faktor Persekutuan dua bilangan ……...
e. Konsep dan struktur pemecahan masalah dalam
pembelajaran Matematika ………..
C. Konsep Hasil Belajar ……….
12 13 14 14 15 16 17 17 23
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Metode Penelitian ……….
B. Lokasi dan Subjek Penelitian ………
C. Instrumen Penelitian ……….
D. Teknik-teknik Pengumpulan Data ……….
27
35
37
38
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A.Penjelasan Persiklus ………
B.Pembahasan Hasil Penelitian …..………
41
53
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
B. Saran
55
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam pembelajaran di kelas, guru dan peserta didik sering menghadapi
bermacam masalah. Salah satu kesulitan yang nampak adalah rendahnya tingkat
pemahaman siswa dalam memahami konsep-konsep Matematika. Dari
pengalaman mengajar dan laporan guru kelas yang mengajarkan Matematika di
SDN Cisabuk , peserta didik sangat sulit untuk diajak berpartisipasi aktif dalam
kegiatan pembelajaran. Tidak semua peserta didik di SDN Cisabuk, khususnya di
kelas IV dapat mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM). Dalam proses
pembelajaran mereka masih bingung dalam memahami materi pelajaran yang
berhubungan dengan bilangan dan operasi hitung, yang salah satunya
mempelajari faktor dan kelipatan bilangan. Hal tersebut di atas, nampak pada
hasil ulangan harian, banyak siswa yang nilai mata pelajaran Matematika rendah
yaitu rata-rata 5,6 (KKM = 6,0). Salah satu faktor penyebabnya adalah dalam
proses pembelajaran guru kurang mengaktifkan peserta didik. Disamping itu
karena keterbatasan keterampilan guru dalam memilah-milah pendekatan dengan
tepat sesuai materi pelajaran yang diajarkan. Akibat dari pemilihan pendekatan
pembelajaran yang kurang tepat, peserta didik kurang perhatian, main-main,
yang disampaikan guru tidak terserap oleh peserta didik dengan baik.
Agar peserta didik bergairah dalam belajar, pembelajaran matematika harus
selalu dikaitkan dengan kehidupan sehari-hari karena sifat dan materi matematika
abstrak, hal ini menyebabkan siswa merasa kesulitan dalam belajar. Kegiatan
pembelajaran dikatakan berhasil, jika siswa dapat mengakomodasikan dan
mengkonstruksi pengetahuannya untuk dapat diterapkan dalam kehidupan
sehari-hari. Lebih jauh bahwa dengan belajar matematika siswa dapat menyelesaikan
permasalahan dalam kehidupan. Oleh karena itu kemampuan guru dalam
mengajar sangat penting. Kemampuan tersebut berupa penguasaan materi,
mengorganisir kelas, memilih dan menggunakan media dan pendekatan.
Salah satu keterampilan guru untuk merubah suasana belajar agar
menyenangkan adalah keterampilan dalam menentukan pemilihan pendekatan
sesuai dengan materi pembelajaran. Dari banyaknya alternatif pendekatan
pembelajaran yang dapat dikembangkan untuk memecahkan masalah tersebut di
atas, salah satunya adalah pendekatan Pemecahan Masalah .
Pendekatan pemecahan masalah adalah sebuah pendekatan atau cara
mengajar yang menuntut guru dalam membantu siswa dalam memecahkan
masalah untuk menemukan sendiri data, fakta dan informasi dari suatu
permasalahan. Dari langkah-langkah pemecahan masalah yang dilaksanakan akan
membantu ia untuk lebih memahami suatu konsep.
Untuk mengetahui lebih lanjut mengenai permasalahan siswa-siswa Kelas
IV SDN Cisabuk yang kurang berhasil dalam menyerap materi dalam pelajaran
menerapkan pendekatan pemecahan masalah dalam materi pelajaran Faktor dan
Kelipatan, sehingga peserta didik dapat menggali kemampuannya dalam
memahami dan menghayati materi pelajaran mengenai Faktor dan Kelipatan
dalam pelajaran Matematika.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, masalah yang akan dikaji disusun
sebagai berikut :
1. Bagaimanakah perencanaan pembelajaran Faktor dan Kelipatan
dengan menggunakan pendekatan Pemecahan Masalah ?
2. Bagaimanakah pelaksanaan Pendekatan Pemecahan Masalah pada
materi Faktor dan Kelipatan?
3. Bagaimana hasil belajar siswa pada mata pelajaran Matematika
tentang materi Faktor dan Kelipatan setelah penggunaan pendekatan
pembelajaran pemecahan masalah?
C. Tujuan Penelitian
Penelitian Tindakan Kelas ini akan penulis laksanakan di kelas IV SDN
Cisabuk Kecamatan Rancabali Kabupaten Bandung, tujuan yang ingin dicapai
untuk mengungkap:
1. perencanaan pembelajaran Faktor dan Kelipatan dengan menggunakan
2. pelaksanaan pendekatan Pemecahan Masalah pada materi Faktor dan
Kelipatan.
3. peningkatan hasil belajar Matematika dengan menggunakan
pendekatan Pemecahan Masalah pada materi Faktor dan Kelipatan .
D. Manfaat Penelitian
1. Bagi Peneliti
Manfaat dari penelitian ini antara lain adalah untuk memperluas
wawasan dan pengetahuan penulis mengenai model pembelajaran
Pemecahan Masalah dalam mengajarkan mata pelajaran Matematika
sehingga dapat digunakan untuk meningkatkan mutu proses dan mutu hasil
belajar peserta didik kelas IV SDN Cisabuk Kecamatan Rancabali
Kabupaten Bandung.
2. Bagi Siswa
Pembelajaran dengan menggunakan pendekatan Pemecahan Masalah
diharapkan akan meningkatkan hasil belajar peserta didik,
menumbuhkembangkan sikap dan keinginan untuk memecahkan masalah.
3. Bagi Lembaga
Memberi konstribusi yang positif bagi sekolah dalam mengembangkan
peluang kepada semua guru untuk meningkatkan profesionalisme dalam
pengelolaan pembelajaran.
E. Definisi Operasional
1. Pendekatan Pemecahan Masalah
Pendekatan pemecahan masalah adalah sebuah metode atau cara
mengajar yang menuntut guru dalam membantu siswa dalam memecahkan
masalah untuk menemukan sendiri data, fakta dan informasi dari suatu
permasalahan. Dari langkah-langkah pemecahan masalah yang dilaksanakan
akan membantu ia untuk lebih memahami suatu konsep.
2. Hasil Belajar
Hasil belajar adalah hasil dari pengukuran serta penilaian usaha
belajar. Dalam setiap perbuatan manusia untuk mencapai tujuan selalu
diikuti oleh pengukuran dan penilaian, demikian pula halnya dengan proses
pembelajaran. Dengan mengetahui prestasi belajar dapat diketahui
kedudukan anak di dalam kelas dan sebagai dasar umpan balik (feed back)
dari proses belajar mengajar yang dilakukan. Umpan balik tersebut dapat
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Metode Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif
kualitatif dengan pendekatan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang
difokuskan pada situasi yang berlangsung di dalam kelas, sering disebut
classroom action research. Dalam penelitian tindakan kelas guru dapat
meneliti praktek pembelajaran yang dilakukan di kelas, guru juga dapat
melakukan penelitian terhadap siswa dilihat dari interaksinya dalam proses
pembelajaran, melalui tindakan-tindakan yang direnacanakan dan dievaluasi,
agar memperoleh umpan balik yang sistematis dari apa yang telah
dilakukannya dalam proses pembelajaran. Hal ini sesuai dengan pendapat
Suyanto (1997:7) bahwa karakteristik penelitian tindakan kelas yaitu adanya
tindakan-tindakan tertentu untuk memperbaiki proses belajar mengajar.
Taggart (dalam Sapria, dkk, 2006:50) menyatakan bahwa penelitian
tindakan kelas adalah suatu pendekatan untuk memperbaiki pembelajaran
dengan cara melanjutkan perubahan-perubahan itu sendiri, jenis dan sifat
perubahan tersebut dapat terjadi sebagai hasil mengajar reflektif.
Dengan demikian, penelitian tindakan kelas merupakan upaya guru
atau praktisi dalam bentuk berbagai kegiatan yang dilakukan untuk
memperbaiki dan meningkatkan kualitas pembelajaran di kelas, karena guru
melihat atau merasakan adanya masalah atau kekurangan pada proses
pembelajaran.
Adapun alasan digunakannya penelitian tindakan kelas dalam
penelitian ini adalah :
Penelitian tindakan kelas menawarkan cara dan prosedur baru yang dapat
menjembatani kesenjangan antara teori dan praktek dalam pendidikan
untuk memperbaiki dan meningkatkan kemampuan/profesionalisme guru
dalam proses belajar mengajar. Dari berbagai indikator keberhasilan
proses belajar mengajar, guru dapat melihat, merasakan, menghayati
apakah praktek pembelajaran yang dilakukan memiliki efektifitas tinggi.
(Ruswandi Hermawan, dkk, 2007:79).
Penelitian tidak membuat guru meninggalkan tugasnya, artinya guru tetap
melakukan kegiatana pembelajaran seperti biasa, namun pada saat
bersamaan secara terintegrasi melaksanakan penelitian (Kasbolah,
1998:12).
Penelitian tindakan kelas dapat dijadikan sebagai bahan latihan dalam
jabatan, sehingga membekali guru yang bersangkutan dengan
keterampilan dan teknik mengajar yang baru (Marzuki, 1997:27).
PTK dilaksanakan melalui proses pengkajian berdaur yang terdiri atas
4 (empat) tahap momen berbentuk spiral, meliputi: perencanaan (plan),
1998: 4). Penelitian dilakukan dalam tiga siklus, setiap siklus terdiri atas dua
tindakan. Siklus kegiatan dapat digambarkan sebagai berikut :
STUDI AWAL
SIKLUS I
SIKLUS II
SIKLUS III
Gambar 3.1
Model Spiral (Kemis dan Mc. Taggart, dalam Kasihani Kasbolah,
1999:113) Refleksi Awal Identifikasi dan Perumusan Studi Eksplorasi
Dialog - Diskusi
Penelitian yang dilaksanakan harus memiliki alur penelitian yang jelas.
Yang dimaksud alur penelitian adalah jalannya penelitian supaya peneliti
tidak menyimpang dari apa yang direncanakan. Adapun alur penelitian
meliputi :
1) Observasi awal
Observasi merupakan kegiatan untuk mengenal, merekam dan
mendokumentasikan setiap hal dari proses dan hasil yang dicapai oleh
tindakan yang direncanakan. Observasi dilaksanakan pada awal penelitian
untuk mengetahui keadaan awal atau sebagai titik tolak dalam penelitian.
b) Identifikasi Masalah
Ada tiga hal yang dirumuskan dengan jelas sebelum melaksanakan
penelitian, yaitu : (1) masalah yang ingin diteliti atau pertanyaan yang
harus dijawab, (2) metode penelitian atau cara yang akan ditempuh untuk
mengukur atau menemukan jawaban atas permasalahan yang terjadi, dan
(3) alasan mengapa penelitian itu dilakukan.
Identifikasi dan perurumusan masalah merupakan langkah pertama
yang harus dilakukan peneliti karena tanpa identifikasi dan perumusan
masalah yang jelas, sebuah penelitian akan kehilangan makna dan
landasan keilmuan sebagai kerangka kajian yang akan dilakukan.
(a) Menelaah isi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP)
Matematika untuk kelas IV SD, dan mengkaji buku-buku sumber
yang relevan.
(b) Menelaah beberapa pokok bahasan yang belum berhasil disampaikan
kepada siswa, dan membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
(c) Merumuskan tujuan pembelajaran yang sesuai serta pengelolaan kelas
dengan memanfaatkan lingkungan sebagai sumber belajar.
(d) Memilih media yang sesuai dengan materi yang akan disampaikan.
(e) Merancang dan menyusun kegiatan secara menyeluruh yang berupa
siklus tindakan kelas.
(f) Menelaah segala kendala yang mungkin terjadi serta beberapa
alternatif pemecahannya.
c) Rencana Pelaksanaan Tindakan
Pada tahap ini peneliti merangkap sebagai praktisi melakukan
tindakan berupa intervensi terhadap pelaksanaan kegiatan. Agar berjalan
lancar dan mencapai tujuan yang diinginkan, ada beberapa tindakan yang
perlu dilaksanakan, yaitu :
(1) Memberikan informasi kepada rekan sejawat yang membantu
penelitian untuk mengamati jalannya pelaksanaan tindakan sesuai
dengan instrumen-instrumen yang ada.
(2) Menyiapkan sarana dan prasarana pendukung yang diperlukan selama
(3) Menyiapkan cara pelaksanaan observasi terhadap proses dan hasil
pada pelaksanaan tindakan yang berlangsung.
d) Penyusunan Instrumen
Instrumen yang disusun untuk digunakan dalam penelitian berupa RPP,
alat tes, LKS, catatan lapangan dan lembar observasi.
e) Pelaksanaan
Peneliti menggunakan tiga siklus, tiap siklus terdiri atas dua
tindakan. Tindakan yang dilaksanakan tiap siklus disesuaikan dengan
peningkatan dan perbaikan proses dalam pembelajaran. Sebelum tahapan
kegiatan dilaksanakan, diawali oleh studi kelayakan sebagai penelitian
pendahuluan yang bertujuan meningkatkan perbaikan dalam mengajar.
Adapun tahapan dalam tiap siklus dapat dijelaskan sebagai berikut:
Siklus I
1. Tahap Perencanaan
Kegiatan yang dilakukan pada tahap ini adalah :
a) Merencanakan dan menyusun silabus dan RPP untuk pelaksanaan
pembelajaran Matematika. Perencanaan dibuat sesuai dengan
alokasi waktu.
b) Membuat alat pengumpulan data berupa lembar observasi yang
akan digunakan pada saat kegiatan observasi dalam proses
Pada tahap ini peneliti melaksanakan tindakan sesuai dengan
perencanaan yang telah dirumuskan. Dengan alat observasi, tim
observer mencermati jalannya pembelajaran secara wajar dan guru
melakukan proses pembelajaran sebagaimana mestinya.
3. Tahap observasi
Guru dibantu teman sejawat melakukan observasi atau pengamatan
proses pembelajaran Matematika yang dilakukan guru (peneliti).
Sasaran pengamatan yang diutamakan adalah kemampuan guru dalam
mengelola kelas serta aktivitas siswa selama pembelajaran dengan
menggunakan instrumen observasi yang telah disiapkan.
4. Tahap Refleksi
Hasil temuan pada pelaksanaan kegiatan pembelajaran
ditindaklanjuti dengan kegiatan refleksi. Guru dengan observer
mengamati hasil pengamatan selama proses pembelajaran dan dari
instrumen observasi untuk menyusun tindakan pada siklus kedua.
Siklus II
1. Tahap Perencanaan
Setelah diperoleh gambaran keadaan awal tentang proses
pembelajaran, peneliti menyusun rencana tindakan dan merancang
dengan mempersiapkan instrumen yang diperlukan dalam kegiatan
pembelajaran.
2. Tahap tindakan
Pada tahap tindakan Siklus II dilaksanakan sesuai dengan
perencanaan sebelumnya yaitu perbaikan pembelajaran pada Siklus I
serta pembelajaran yang mendukung kepada adaptasi untuk
mengoftimalan pembelajaran.
3. Tahap Observasi
Guru dan observer memperhatikan pembelajaran pada beberapa
aspek, yaitu aspek intelektual siswa yang termasuk di dalamnya yaitu
kemampuan berfikir, rasa ingin tahu dan respon siswa. Sedangkan
yang termasuk aspek sosial yaitu sikap kerjasama dalam melakukan
kerjasama dalam diskusi kelompok untuk memecahkan masalah yang
harus dipecahkan.
4. Tahap Refleksi
Pada tahap ini, guru melakukan perbaikan-perbaikan yang
ditemukan dari kelemahan, kekurangan dan hambatan pada saat proses
pembelajaran, baik dari segi perencanaan, pelaksanaan maupun dari
Matematika berdasarkan hasil evaluasi dari hasil pengamatan ketika
siswa menyelesaikan kuis (soal).
Siklus III
Siklus III dilakukan apabila peneliti dan observer masih melihat
adanya kekurangan yang menyebabkan tidak tercapainya tujuan penelitian,
yaitu peningkatan hasil belajar siswa.
B. Lokasi dan Subjek Penelitian
1. Lokasi Penelitian
Tempat penelitian dilaksanakan di SD Negeri Cisabuk Kecamatan
Rancabali Kabupaten Bandung. Sekolah ini mempunyai lingkungan fisik
dan sosial di daerah perkotaan sekitar 49 kilometer di sebelah selatan ibu
kota Kabupaten Bandung. Masyarakat sekitar sekolah memiliki latar
belakang sosial ekonomi menengah ke bawah, dengan rata-rata berprofesi
sebagai buruh tani. Yang menjadi subjek penelitian adalah siswa kelas IV
tahun pelajaran 2012/2013, sebanyak 15 orang, terdiri atas 11 orang
laki-laki dan 4 orang perempuan.
Mata pelajaran yang dikembangkan dalam penelitian ini adalah mata
pelajaran Matematika pada materi Faktor dan Kelipatan. Untuk
menunjang berhasilnya pembelajaran digunakan Model Pembelajaran
dikembangkan mengacu pada Kurikulum SD Negeri Cisabuk Kecamatan
Rancabali Kabupaten Bandung, kelas IV semester ganjil.
2. Sasaran Penelitian
Adapun yang menjadi subjek/Infut penelitian adalah peserta didik
kelas IV SDN Cisabuk.
Alasan mengapa kelas ini dipilih sebagai subjek penelitian, karena
peserta didik di kelas tersebut relatif lebih pasif dibandingkan dengan
kelas lainnya dan pada mata pelajaran Matematika mendapat nilai rata –
rata ulangan harian selalu dibawah KKM.
3. Variabel yang diselidiki
Variabel infut terdiri atas siswa kelas IV di SD Negeri Cisabuk
Kecamatan Rancabali Kabupaten Bandung, guru kelas, bahan pelajaran
mengenai Faktor dan Kelipatan, sumber belajar diambil dari buku paket
Matematika kelas IV. Prosedur evaluasi atas pre test, proses, dan pos test.
Variabel proses pembelajaran berupa pemusatan perhatian siswa
terhadap materi Faktor dan Kelipatan, siswa melakukan analisa soal,
memecahkan masalah serta membangun pola berpikir atas dasar
pemecahan masalah ketika mengerjakan soal.
Variabel output dengan cara mengarahkan siswa agar
mengaplikasikan pengalamannya ketika mempelajari materi Faktor dan
Kelipatan, menumbuhkan rasa ingin tahu lebih jauh mengenai materi
C. Instrumen Penelitian
Sarat untuk mendapatkan data yang benar yaitu diperlukan instrumen yang
tepat sehingga masalah yang diteliti akan terefleksi dengan baik, instrumen
penelitian yang digunakan untuk mengumpulkan data yaitu :
1. Observasi
Observasi adalah semua kegiatan yang ditujukan untuk mengenali,
merekam, dan mendokumentasikan sikap indikator dari proses dan hasil
yang dicapai (perubahan yang terjadi) baik yang ditimbulkan oleh tindakan
terencana maupun tindakan yang tidak direncanakan atau akibat
sampingannya (Kasbolah, 1999:94).
Fungsi dari observasi adalah untuk mengetahui kesesuaian
pelaksanaan tindakan dengan rencana tindakan yang disusun sebelumnya.
Observasi dalam pelaksanaannya dibagi menjadi dua, yaitu observasi non
partisipasi dan observasi partisipasi. Pelaksanaan penelitian ini
menggunakan observasi partisipasif yaitu observasi yang pengamatannya
terlibat pada sebagian atau seluruh kegiatan yang diamati.
2. Alat Evaluasi
Alat evaluasi yang digunakan berbentuk test dan dalam bentuk
Lembar Kerja (LKS). Lembar Kerja Siswa ini berisi tentang beberapa
kegiatan siswa yang berupa tugas, latihan, atau permasalahan yang harus
dipecahkan oleh setiap kelompok tentang konsep yang akan dipelajari.
untuk mengaplikasikan konsep-konsep yang telah dikuasainya. LKS ini
akan digunakan sebagai patokan untuk melakukan refleksi dan merancang
pelaksanaan tindakan pembelajaran selanjutnya.
3. Catatan Lapangan
Menurut Suryanto (1997:7), catatan lapangan sangat cocok
digunakan untuk mencatat data kualitatif. Catatan lapangan merupakan
catatan teknis tentang apa yang didengar, dilihat, dialami, dan dipikirkan
dalam rangka pengumpulan data dan refkesi terhadap penelitian kualitatif.
D. Teknik-teknik Pengumpulan Data
1. Pedoman Observasi
Observasi berfungsi untuk mengetahui keseuaian pelaksanaan
tindakan dengan rencana tindakan yang disusun sebelumnya dan untuk
mengetahui sejauh mana pelaksanaan tindakan yang sedang berlangsung
dapat diharapkan menghasilkan perubahan yang diinginkan. Lembar
observasi yang digunakan mengamati tentang aktifitas guru dan siswa,
serta sejauh mana pemahaman siswa tentang konsep materi Faktor dan
Kelipatan serta sejauh mana keberhasilan pembelajaran yang telah
dilaksanakan. Hasil observasi akan dijadikan bahan untuk melaksanakan
tindakan selanjutnya.
2. Alat Evaluasi
postes juga bertujuan untuk menentukan apakah pembelajaran akan
dilanjutkan pada tindakan selanjutnya atau dilakukan perbaikan. Alat
evaluasi dapat berupa LKS (Lembar Kerja Siswa).
LKS ini memiliki tujuan untuk melihat hasil siswa secara
berkelompok untuk mengaplikasikan konsep-konsep yang telah
dikuasainya. Lembar kerja siswa ini berisi beberapa kegiatan siswa yang
berupa tugas, latihan atau permasalahan. LKS dikerjakan secara
berkelompok dengan memperhatikan karakteristik-karekateristik
pembelajaran pada pembelajaran Faktor dan Kelipatan. Data atau hasil
dari LKS ini akan digunakan sebagai patokan dalam menentukan refleksi
dan merancang tindakan pembelajaran selanjutnya.
3. Analisisa Data
Analisa data yang digunakan adalah analisa data kualitatif dan
kuantitatif . Hal-hal yang dianalisis adalah hasil observasi aktivitas siswa,
pemahaman siswa, dan hasil belajar siswa beserta faktor-faktor yang
menyebabkan siswa kurang memahami konsep mengenai Faktor dan
Kelipatan.
Teknis analisis data pada penelitian ini adalah teknik analisis
kualitatif yang dikembangkan oleh Milles dan Huberman (1992), yaitu
dengan cara reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan data
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan tujuan penelitian dan hasil Penelitian Tindakan Kelas
di SD Negeri Cisabuk Kecamatan Rancabali Kabupaten Bandung, Peneliti
menarik simpulan sebagai berikut :
[image:22.595.142.515.289.566.2]1) Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang disusun sudah memberi
gambaran yang jelas, pada :
a. Perumusan indikator yang spesifik, berisi satu keterampilan dan
dapat diukur tingkat ketercapaiannya. Gambaran pendekatan
pemecahan masalah harus secara jelas terdapat pada rumusan
indikator tersebut.
b. Pengelolaan pembelajaran diarahkan pada suasana yang
memungkinkan siswa menemukan sendiri konsep-konsep dan
mencari alternatif pemecahan masalah sebagaimana tertuang pada
indikator pembelajaran.
c. Pemilihan media dan penentuan sumber belajar harus diarahkan
sehingga melaui media dan sumber belajar tersebut siswa dapat
menemukan konsep-konsep sesuai dengan indikator.
d. Penilaian penguasaan siswa atas indikator pembelajaran pada
pemecahan masalah berlangsung sepanjang pembelajaran. Guru
harus menyiapkan strategi penilaian berupa lembar observasi,
angket, pedoman wawancara, catatan lapangan dan lain-lain.
2) Kemampuan guru dalam melaksanakan pendekatan pemecahan masalah.
Pendekatan pemecahan masalah merupakan salah satu pendekatan
belajar yang menekankan pada proses untuk menerima tantangan dalam
menjawab masalah sikap atau tindakan dalam bekerjapada suatu struktur
yang teratur untuk memecahkan masalah.
Aplikasi model pembelajaran dengan menggunakan pendekatan
pemecahan masalah, bukan mengalirkan pengetahuan dari guru kepada
siswa, akan tetapi proses pembelajaran itu memungkinkan siswa bekerja,
mengalami, mengamati, dan memecahkan sendiri konsep-konsep yang
tertuang dalam indikator pembelajaran. Kuncinya terletak pada sejauh
mana guru dapat membuat skenario pembelajaran yang dapat
menciptakan pembelajaran berlangsung secara alamiah. Kemampuan
guru tersebut terkait erat dengan pemahaman mengenai standar isi,
standar proses dan standar penilaian pada kurikulum yang berlaku, dan
sejauh mana ia dapat “menterjemahkan” standar-standar tersebut pada
skenario pembelajaran.
3) Aktifitas peserta didik selama melaksanakan tahap-tahap pembelajaran
dengan menggunakan pendekatan pemecahan masalah pada materi faktor
Kabupaten Bandung menunjukkan peningkatan yang signifikan. Ini
terbukti dari peningkatan minat siswa pada siklus I sebesar 35.9% siswa
menyenangi dan berminat pada pelajaran Matematika. Sedangkan
sebanyak 64.1% siswa tidak berminat terhadap pelajaran Matematika
menjadi 100% (80% katagori baik dan 20% katagori cukup) pada Siklus
II. Begitu pula dalam penguasaan materi pelajaran mengenai faktor dan
kelipatan pada Siklus I secara klasikal hanya 5.13, dibawah KKM sebesar
6.00. dan hanya ada 4 (empat) orang siswa yang mencapai nilai tertinggi
5.50, dibawah KKM 6.00. Sedangkan pada Siklus II Seluruh siswa telah
dapat melampaui KKM yang ditetapkan (6.00); Nilai tertinggi yang
diperoleh siswa adalah 9, 5 terendah 7, dan Nilai rata-rata kelas adalah 7,8
diatas KKM 6.00.
Pembelajaran Matematika dengan menggunakan pendekatan
pemecahan masalah pada materi faktor dan kelipatan di kelas IV SD
Negeri Cisabuk Kecamatan Rancabali Kabupaten Bandung dilaksanakan
dalam penelitian tindakan kelas yang terbagi atas 2 (dua) siklus, dapat
meningkatkan hasil belajar siswa. Hal ini dibuktikan dengan
meningkatnya perolehan nilai rata-rata kelas pada setiap siklus yang
dilaksanakan. Tingkat pemahaman siswa atas materi pembelajaran dan
aktifitas siswa selama pembelajaran pada setiap siklus meningkat secara
signifikan. Ini terbukti dari peningkatan minat siswa menjadi 100%
meningkat sangat tajam dari perolehan rata-rata kelas 5.13 pada pos tes di
siklus I menjadi 7.8 pada siklus II.
B. Saran
Berdasarkan kajian teoritis dan temuan penelitian, Peneliti
mengajukan saran-saran sebagai berikut:
1. Dalam pembelajaran Matematika di kelas IV SD pada materi faktor
dan kelipatan, guru sebaiknya menggunakan pendekatan pemecahan
masalah. Karena penggunaan pendekatan pemecahan masalah telah
terbukti dapat meningkatkan hasil belajar. Suasana belajar siswa lebih
menyenangkan, aktifitas pembelajaran berlangsung secara maksimal
dan dapat menuntun siswa untuk memecahkan masalah.
2. Guru sebaiknya melakukan penelitian tindakan kelas sebagai salah
satu upaya meningkatkan mutu dan kualitas pembelajaran. Sekolah
sebagai salah satu lembaga pendidikan sejalan dengan manajemen
berbasis sekolah telah memberi peluang luas kepada guru untuk hal
tersebut.
3. Dinas Pendidikan Kabupaten Bandung
Dinas Pendidikan Kabupaten Bandung sebagai regulator pendidikan
di Kabupaten Bandung untuk menjadi masukan agar secara
prosedural dan birokrasi dapat berupaya terus dalam meningkatkan
kualitas pendidikan melalui pelaksanaan pembelajaran yang lebih
lebih intensif.
4. UPI Bandung
Dapat menjadi dokumen referensi tentang pelaksanaan pembelajaran
di sekolah dasar untuk kemudian dapat menjadi masukan bagi UPI,
sekaligus sebagai evaluasi dalam merumuskan kurikulum
DAFTAR PUSTAKA
Abdul Azis Wahab (2007) Metode dan Model – Model Mengajar Matematika,
Bandung: Alfabeta
Depdiknas (2006) Permen Nomor 22, Standar Isi.
E. Mulyasa.( 2009) Praktik Penelitian Tindakan Kelas. Bandung : PT Remaja Rosda
Karya
KTSP SD Negeri Cisabuk (2012).
Muhsetyo, Gatot, dkk. (2009) Pembelajaran Matematika SD, Jakarta: Universitas Terbuka
Trianto, S. (2007) Model Pembelajaran Terpadu dalam Teori Dan Praktek. Jakarta: Prestasi Pustaka Publisher
Subroto, Tisno Hadi, Drs. & Ida Siti Herawati, Dra. (2007) Pembelajaran
Terpadu. Jakarta : Universitas Terbuka
Sukirman, Dadang, Drs., M.Pd. & Nana Jumhana, Drs. M.Pd. (2006)
Peerencanaan Pembelajaran. Bandung : UPI Press
Sukirman, dkk. (2005) Matematika, Jakarta: Universitas Terbuka
Suyitno, Amin. (2006). Petunjuk Praktis Penelitian Tindakan Kelas
untuk Penyusunan Skripsi. Bahan Perkuliahan Program
Pendidikan Matematika Fakultas Matematika dan Ilmu
Pengetahuan Alam. Semarang : UNNES.
--. 2006. Pemilihan Model-model Pembelajaran dan Penerapannya di
Sekolah. Bahan Penelitian bagi Guru-Guru Matematika SD, SMP,
SMA atau sederajat se Jawa Tengah. Semarang: UNNES.
UPI Bandung ( 2011) Bahan Ajar Matematika SD/MI. (Pendidikan dan Latihan Guru (PLPG) Rayon 110)