Altri Tiyar Barunawati, 2013
No. Daftar FPIPS :1364/UN.40.2.5.1/PL/2012
DAMPAK KAWASAN WISATA TERHADAP MASYARAKAT LOKAL
DALAM MENANGANI WISATAWAN
DI EMTE HIGHLAND RESORT
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pariwisata Program Studi Manajemen Resort Dan Leisure
Oleh:
Altri Tiyar Barunawati 1105764
PROGRAM STUDI MANAJEMEN RESORT DAN LEISURE
FAKULTAS PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
Altri Tiyar Barunawati, 2013
Dampak Kawasan Wisata Terhadap
Masyarakat Lokal
Dalam Menangani Wisatawan
Di eMTe Highland Resort
Oleh
Altri Tiyar Barunawati
Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Pendidikan Sosial
© Altri Tiyar 2013
Universitas Pendidikan Indonesia Februari 2013
Hak Cipta dilindungi undang-undang.
Altri Tiyar Barunawati, 2013
Altri Tiyar Barunawati 1105764
DAMPAK KAWASAN WISATA TERHADAP MASYARAKAT LOKAL DALAM MENANGANI WISATAWAN
DI EMTE HIGHLAND RESORT
Disetujui dan disahkan oleh pembimbing
Pembimbing I
Prof. Dr. Darsiharjo, M.Si
19620921 198603 1 005
Pembimbing II
Drs. H. Gumelar S. Sastrayuda, CTM
Diketahui oleh
Ketua Prodi Studi Manajemen Resort dan Leisure
Fitri Rahmafitria, SP., M.Si
Altri Tiyar Barunawati, 2013
ABSTRAK
DAMPAK KAWASAN WISATA TERHADAP MASYARAKAT LOKAL DALAM MENANGANI WISATAWAN
DI
EMTE HIGHLAND RESORT
Oleh:
Altri Tiyar Barunawati, 1105764
Penelitian di eMTe highland Resort ini bertujuan untuk memperoleh gambaran dampak kawasan wisata terhadap kehidupan masyarakat dan adanya wisatawan yang berkunjung ke eMTe Highland Resort, dengan permasalahan pendapatan masyarakat yang belum mencapai tingkat sejahtera sehingga untuk melayani wisatawan yang datang perlu ditingkatkan lagi. Penelitian ini mengkaji bagaimana potensi wisata yang ada di eMTe Highland Resort, bagaimana dampak kehidupan masyarakat dalam menangani wisatawan ke eMTe Highland Resort.
Populasi dalam penelitian ini adalah masyarakat yang ada disekitar eMTe Highland Resort yang berjumlah 151 responden, terdiri dari masyarakat yang berada disekitar eMTe Highland Resort yang berjumlah 100 orang dan wisatawan yang berkunjung ke eMTe Highland Resort sebanyak 51 orang. Penelitian dilakukan dengan metode deskriptif. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan cara observasi lapangan, wawancara, studi literatur, dan penyebaran angket. Teknik pengolahan data yang digunakan yaitu dengan menggunakan analisis deskriptif kuantitatif dan analisis kuesioner.
Berdasarkan analisis kuesioner dan analisis deskriptif kuantitatif, diketahui bahwa dampak kehidupan masyarakat terhadap keberadaan eMTe Higland Resort dan dengan adanya wisatawan yang berkunjung sudah sangat baik, namun dalam segi pendapatan masyarakat masih sangat kurang sejahtera. Terlihat dari banyaknya masyarakat yang mencari nafkah disekitar eMTe Highland Resort mengeluhkan pendapatan mereka belum cukup untuk memenuhi kebutuhan. Kebutuhan wisatawan terhadap fasilitas yang ada di eMTe Highland Resort sudah baik, namun perlu kelengkapan kualitas atraksi wisata dan kualitas kelengkapan cinderamata yang kurang tidak bevariatif. Untuk itu upaya pengelola adalah bekerjasama dengan aparat desa setempat dan lembaga adat untuk mengadakan pelatihan kepada masyarakat agar semua potensi yang ada didaerah bisa lebih dikembangkan dan dipasarkan agar dapat melayani wisatawan dengan baik. Pelatihan tersebut dilakukan agar masyarakat dapat hidup mandiri serta wisatawan mempunyai antusias yang tinggi mengunjungi objek wisata eMTe Highland
Resort.
Altri Tiyar Barunawati, 2013
ABSTRACT
THE EFFECT OF TOUR AREA AGAINST SOCIETY FOR HANDLING VISITOR IN EMTE HIGHLAND RESORT
By:
Altri Tiyar Barunawati, 1105764
The research at eMTe Highland Resort have purpose for getting the effect of tour area against society for handling visitor who want to visit the eMTe
Highland Resort with the problem about the income of its society that still have
not prosperous. So, in this case, for giving the services for the tourist still not good enough. On the other hand, this research are also talking about the prospect of eMTe Highland Resort, and how is the effect of the society tour area against of eMTe Highland Resort for handling visitor.
Around 151 respondents that used in this research are the community at the area of eMTe Highland Resort who divided into two categories. The first, around 100 people are the origin society at around the resort. The second, around 51 people are the tourist. Description method is used in this research. And the data are collected by using directly observation, interviews, literature studies, and questionnaires. Descriptive and qualitative analysis, and also questionnaires analysis are used for data processing technique.
Based on the questionnaires analysis and qualitative-descriptive analysis, it is known that the effect of the society toward the visitor is very well, but in the case of the income of society is still not prosperous. In this case, many origin society who still find money around the resort feel they income is not good enough. The effect of the visitor for quality in the resort is quite good, but still needed improvement in tourism quality of attraction and quality of souvenir. So, in this case, the management of resort have to corporate with the origin society and give the practice to the society in order to improve all potential ability around the resort area for giving or storing facility to the visitors. This practice also can make the society life by themselves and also the visitor more interest to visit eMTe Highland Resort.
Keyword: The effect of tour area, Visiting from visitor.
Altri Tiyar Barunawati, 2013
DAFTAR ISI
ABSTRAK ... i
KATA PENGANTAR ... iii
UCAPAN TERIMAKASIH ... iv
DAFTAR ISI ... vi
DAFTAR TABEL ... xi
DAFTAR GAMBAR ... xiii
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1
B. Rumusan Masalah ... 4
C. Tujuan Penelitian ... 4
D. Manfaat Penelitian ... 4
E. Sistematika Penulisan ... 5
BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Definisi Pariwisata dan Kawasan Wisata ... 7
1. Pariwisata ... 7
2. Kawasan Wisata ... 8
B. Pengertian Usaha Jasa Pariwisata ... 8
1. Daya Tarik wisata ... 8
C. Pengertian Ekowisata, Konservasi, Resort dan Highland ... 9
1. Ekowisata ... 9
2. Konservasi ... 10
3. Resort ... 10
4. Highland ... 11
D. Pengertian Masyarakat dan Peranan Masyarakat dalam Pengembangan wisata ... 11
Altri Tiyar Barunawati, 2013
2. Peranan Masyarakat dalam Pengembangan Kawasan
Wista ... 13
E. Pengertian Wisatawan dan Motivasi Wisatawan ... 16
1. Pengertian Wisatawan ... ... 16
2. Motivasi Wisatawan ... 17
F. Pengertian Industri Pariwisata dan Pengaruh Industri Pariwisata ... 19
1. Pengertian Industri Pariwisata ... 19
2. Pengaruh Industri Pariwisata ... 21
a. Dimensi Dampak ... 21
b. Dimensi Dampak Pariwisata ... 21
c. Komponen Dampak Pariwisata ... 27
G. Pengertian Fasilitas, Prasarana dan Sarana Kepariwistaan .. 27
1. Pengertian Fasilitas ... 27
2. Dimensi Fasilitas ... 28
3. Pengertian Prasarana dan Sarana Kepariwisataan ... 28
a. Pengertian Prasarana Kepariwisataan ... 28
b. Pengertian Sarana Kepariwisataan ... 29
H. Kerangka Pemikiran ... 31
BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Waktu Penelitian ... 36
1. Lokasi ... 36
2. Waktu ... 36
B. Desain Penelitian ... 37
1. Metode Penelitian ... 37
C. Definisi Operasional ... 38
D. Populasi, Sampel dan Teknik Sampling ... 42
1. Populasi ... 42
2. Sampel ... 43
Altri Tiyar Barunawati, 2013
E. Alat dan Teknik Pengumpulan Data ... 44
1. Data Primer ... 45
2. Data Sekunder ... 45
F. Analisis Data ... 47
1. Instrument penelitian ... 47
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Temuan Penelitian ... 54
1. Kondisi umum ... 54
2. Letak Geografis ... 56
3. Iklan, Curah Hujan dan Suhu Udara ... 56
4. Vegetasi dan Satwa ... 56
5. Topografi, Hidrologi dan Aksesibilitas ... 57
6. Sejarah eMTe highland Resort ... 58
7. Struktur Organisasi eMTe highland Resort ... 61
8. Akomodasi dan fasilitas eMTe highland Resort ... 62
B. Pembahasan hasil temuan ... 71
1. Uji Validitas dan Reabilitas ... 71
2. Karakteristik masyarakat di sekitar eMTe Highland Resort ... 72
a. Jenis Kelamin ... 73
b. Usia ... 73
c. Pendidikan terakhir ... 75
d. Jenis pekerjaan ... 76
e. Domisili ... 77
f. Pendapatan/bulan ... 78
3. Karakteristik wisatawan yang berkunjung ke eMTe Highland Resort ... 79
a. Jenis Kelamin ... 79
b. Usia ... 80
Altri Tiyar Barunawati, 2013
d. Jenis pekerjaan ... 82
e. Domisili ... 84
4. Dampak Kehidupan Masyarakat terhadap keberadaan
eMTe Highland Resort(X1)... 55
a. Ekonomi ... 85
1. Peran eMTe Highland Resort dalam memberikan
kesempatan peluang kerja ... 85
2. Kontribusi eMTe Highland Resort terhadap
pembangunan daerah ... 86
3. Pendapatan masyarakat setelah adanya eMTe
Highland Resort ... 88
4. Jumlah kunjungan wisatawan dengan
pendapatan masyarakat ... 89
b. Sosial ... 90
1. Pengetahuan dan wawasan yang luas setelah
adanya eMTe Highland Resort ... 90
2. Sikap dan perilaku wisatawan yang datang ... 92
c. Budaya... 93
1. Perubahan kehidupan bermasyarakat setelah
adanya eMTe Highland Resort ... 93
2. Perubahan budaya dengan adanya wisatawan
yang datang ... 94
d. Lingkungan ... 96
1. Keadaan ekologis dan habitat setelah adanya
eMTe Highland Resort ... 96
2. Polusi yang ditimbulkan setelah adanya eMTe
Highland Resort ... 97
5. Fasilitas yang dibutuhkan wisatawan di eMTe Highland
Resort(X1) ... 101
a. Penginapan di sekitar eMTe Highland Resort ... 101
Altri Tiyar Barunawati, 2013
c. Restoran yang ada di eMTe Highland Resort ... 103
d. Kualitas Produk Cinderamata yang ada di eMTe Highland Resort ... 104
e. Fasilitas umum yang ada di eMTe Highland Resort .... 104
f. Harga Penginapan yang ada di eMTe Highland Resort .. 105
g. Harga atraksi wisata yang ada di eMTe Highland Resort ... 106
h. Kondisi jalan menuju eMTe Highland Resort ... 107
i. Sikap dan perilaku masyarakat sekitar eMTe Highland Resort ... 108
j. Jumlah Kunjungan Wisatawan yang datang ke eMTe Highland Resort ... 109
k. Suasana hati wisatawan setelah mengunjungi eMTe Highland Resort ... 109
6. Tanggapan pengelola mengenai keberadaan eMTe Highland Resort ... 114
BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI A. Kesimpulan ... 116
B. Rekomendasi ... 117
DAFTAR PUSTAKA ... 119
Altri Tiyar Barunawati, 2013
BAB I PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Jawa Barat merupakan kawasan Propinsi terluas di Indonesia dan
mempunyai banyak potensi wisata. Propinsi Jawa Barat memiliki potensi alam
dan potensi budaya yang tersebar di berbagai daerah, kota maupun kabupaten
dimana potensi wisata ini dapat membangun perkembangan daya tarik wisata dan
meningkatkan penerimaan devisa negara. Salah satunya adalah Kabupaten
Bandung yang memiliki keanekaragaman daya tarik wisata seperti daerah wisata
Ciwidey, daerah ini kaya akan pemandangan alam dan mempunyai udara yang
sejuk karena letaknya berada di dataran tinggi dengan ketinggian 700-1500 m dpl
(di atas permukaan laut). Dataran tinggi yang dikelilingi oleh hutan alam dan
hutan lindung, dimana hutan ini dikelola oleh Perhutani.
Salah satu daya tarik wisata yang terdapat di Ciwidey-Bandung Selatan
adalah eMTe Highland Resort. Kawasan resort ini adalah salah satu kawasan
destinasi wisata yang dapat dikembangkan karena letaknya sangat strategis,
dikelilingi oleh berbagai destinasi wisata lainnya seperti wana wisata Kawah
Putih, Ranca Upas, kolam pemandian air panas Cimanggu, perkebunan the
Ciwalini dan Situpatengan. Kawasan eMTe Highland Resort sudah berlangsung
selama tiga tahun terakhir dan bekerjasama dengan Perhutani dalam kepemilikan
2
Altri Tiyar Barunawati, 2013
eMTe Highland Resort mempunyai konsep “One Stop Area” yang
berbasis ekowisata dan ramah lingkungan. fasilitas yang ada di resort ini beragam
seperti atraksi wisata outbond, flying fox, ATV, permainan perahu, berkuda,
perkebunan strawberry, kolam rendam air panas, kolam pemancingan dan fasilitas
pendukung lainnya seperti musholla, lahan parkir, ruang informasi, wc umum dan
lainnya. eMTe Highland Resort masih terus berupaya mengembangkan sarana dan
prasarana yang menunjang seperti penambahan cottage, fasilitas area mini zoo
dan arboterioum, ruang karaoke, spa dan gedung pertemuan.
Suatu kawasan daya tarik wisata tidak terlepas dari dukungan masyarakat
sekitar dan wisatawan. begitu pula dengan eMTe Highland Resort. Oleh karena
itu, hal ini dapat memberikan pengaruh dampak positif dan negative baik secara
langsung atau tidak langsung kepada masayakat local yang berada di sekitar eMTe
Highland Resort mengingat masyarakat lokal yang berada di kawasan resort ini
sebagian menggantungkan hidupnya bekerja sebagai petani, buruh dan pedagang,
begitu pula dengan adanya wisatawan yang berkunjung ke eMTe Highland Resort.
Keberadaan eMTe Highland Resort memiliki dampak positif yang
dirasakan masyarakat sekitar adalah terjadinya kegiatan ekonomi yang
berlangsung seperti penghasilan yang diterima sehingga masyarakat dapat
berapresiasi akan ada wistawan yang berkunjung ke eMTe Highland Resort,
mereka dapat mengembangkan ide membuat dan mengerjakan sesuatu untuk
kelangsungan hidup dalam mencari nafkah serta memanfaatkan lapangan
pekerjaan yang disediakan pengelola resort dalam bentuk perekrutan karyawan.
3
Altri Tiyar Barunawati, 2013
di dalam lingkungan yang akan tercemar atau tidak terawat dimana masyarakat
telah lama hadir dan tinggal sebelum adanya kawasan resort ini. Selain itu,
pergeseran budaya dan nilai social dapat memicu dampak buruk akibat arus
kunjungan wistawan yang datang karena akan ada kontak atau interaksi antara
masyarakat dan wisatawan yang masing-masing mempunyai dan membawa ciri
dari budayanya sendiri.
Dilihat dari kunjungan wisatawan yang datang ke eMTe Highland Resort
sangat beragam dan berasal dari berbagai daerah. Sebagian besar dari wisatawan
menginginkan suatu kawasan wisata mempunyai nilai jual yang baik dari kawasan
daya tarik wisata tersebut sehingga wisatawan merasa puas terhadap apa yang
mereka cari, apa yang mereka lihat, apa yang mereka kerjakan dan apa yang
mereka bawa setelah mengunjungi kawasan eMTe Highland Resort. Suatu resort
tidak akan berjalan dan berkembang dengan baik tanpa adanya dukungan sarana
dan prasarana yang menunjang seperti fasilitas dan pelayanan di berikan terhadap
wisatawan.
Dari penyataan yang telah dijelaskan sebelumnya bahwa perkembangan
suatu kawasan daya tarik wisata dapat berjalan salah satunya adalah ada kontak
dan interaksi antara masyarakat, wisatawan dan pihak pengelola, karena dari
interaksi tersebut dapat menimbulkan cara pandang yang berbeda dari suatu
individu satu dan lainnya dan akan menghasilkan cara pandang yang berdampak
positif ataupun negative, hal ini dapat terjadi tergantung dari apa yang mereka
nilai. Berdasarkan masalah yang telah dipaparkan sebelumnya, maka penulis
4
Altri Tiyar Barunawati, 2013
“DAMPAK KAWASAN WISATA TERHADAP MASYARAKAT
LOKAL DALAM MENANGANI WISATAWAN DI EMTE HIGHLAND
RESORT CIWIDEY KABUPATEN BANDUNG”.
2. Rumusan Masalah
1. Bagaimana dampak ekonomi, social budaya dan lingkungan hidup
masyarakat dalam menangani wisatawan yang berkunjung ke kawasan eMTe
Highland Resort ?
2. Sejauh mana wisatawan menanggapi fasilitas yang ada di eMTe Highland
Resort ?
3. Tujuan Penelitian
1. Menganalisis dampak apa saja yang dirasakan oleh masyarakat dilihat dari
segi ekonomi-sosial budaya dan lingkungan yang ada di kawasan eMTe
Highland Resort.
2. Menganalisis tanggapan wisatawan mengenai fasilitas yang ada di
kawasan eMTe Highland Resort.
4. Manfaat Penelitian
Suatu kegiatan penelitian dilakukan untuk mendapatkan jawaban dari
sejumlah masalah yang ada sehingga dapat memberikan manfaat antara lain
5
Altri Tiyar Barunawati, 2013 1. Manfaat teoritis
1. Hasil Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan ilmu di
dalam persepsi seseorang bedasarkan penataan lokasi disekitar objek
wisata.
2. Hasil penelitian ini diharapkan dapat mendukung teori yang telah ada
tentang dampak dari suatu kawasan objek wisata oleh kunjungan
wisatawan dan fasilitas yang ada didalam suatu kawasan objek wisata .
3. Manfaat Praktis
1. Pengelola, hasil penelitian ini dapat memberikan informasi empiris sebagai
masukan kepada dinas terkait, seperti pemerintah dan aparat desa setempat
yang ada di Desa Alam Endah di dalam penataan dan pengelolaan suatu
kawasan objek wisata.
2. Bagi Penulis, penelitian ini dapat sebagai sarana untuk menerapkan ilmu
yang diperoleh dalam perkuliahan dan menambah wawasan yang
berhubungan dengan hasil penelitian.
3. Bagi akademisi, hasil ini dapat dijadikan sebagai bahan masukan atau
evaluasi bagi para akademisi yang tertarik untuk mengadakan penelitian
lebih lanjut tentang penataan dan pengelolaan suatu objek wisata.
4. Sistematika Penulisan
Untuk memudahkan membaca urutan penulisan laporan ini, penulis
6
Altri Tiyar Barunawati, 2013 BAB I PENDAHULUAN
Berisikan pendahuluan yang terdiri dari latar belakang masalah, rumusan masalah,
tujuan penelitian, manfaat penelitian, definisi operasional dan sistem penelitian.
BAB II KAJIAN PUSTAKA
Berisikan berbagai teori-teori yang berkaitan dengan topic bahasan penulisan yang
dikemukakan oleh beberapa ahli dari berbagai referensi yang kemudian menjadi
landasan bagi penulis, untuk menulis tugas akhir.
BAB III METODE PENELITIAN
Berdasarkan lokasi penelitian, desain penelitian, variable penelitian, populasi dan
sampel, teknik pengumpulan data, alat yang digunakan untuk mengambil data dan
teknik pengumpulan data.
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
Berisikan tentang hasil dan data-data yang telah diperoleh kemudian menjadi
suatu pembahasan.
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
Berisikan kesimpulan dari seluruh pembahasan dan rekomendasi dari penulis.
DAFTAR PUSTAKA
Altri Tiyar Barunawati, 2013
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Lokasi dan Waktu Penelitian 1. Lokasi
eMTe Highland Resort adalah sebuah Daerah Tujuan Wisata (DTW) yang
terletak di blok Cimanggu , tepatnya berada di Blok 80A dan 81C KRPH Tambak
Ruyung Timur KPH Bandung Selatan UNIT III Jawa Barat., tepat berada
didepan/berseberangan dengan Gerbang Kawah Putih. Ciwidey Bandung.
2. Waktu
Waktu dalam penelitian dilakukan 3 bulan dari tanggal 1 April sampai
dengan 30 Juni 2012, sedangkan penyusunan skripsi ini dilakukan selama 4 bulan,
dari tanggal 1 April sampai dengan 30 November 2012.
37
Altri Tiyar Barunawati, 2013
B. Desain Penelitian 1. Metode Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode deskriptif.
Metode deskriptif yaitu dapat mendeskripsikan, memperoleh gambaran dan
memaparkan secara sistematis, fluktual, akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat
serta hubungan antara fenomena yang ada di daerah penelitian.
Adapun definisi serupa mengenai penelitian deskriptif adalah penelitian
yang diarahkan untuk memberikan gejala-gejala atau kejadian-kejadian secara
sistematis dan akurat mengenai sifat-sifat populasi atau daerah tertentu. Dalam
penelitian deskriptif cenderung tidak perlu mencari atau menerangkan saling
hubungan dan menguji hipotesis (zuriah 2009:49). Metode penelitian deskriptif
menggunakan pendekatan secara analisis deskriptif kuantitafif, dimana metode
penelitian berangkat dari penelitian terhadap suatu permasalahan yang sudah jelas,
kemudian dirumuskan, mengetahui maksud dan tujuan dan adanya studi literatur.
Menurut sugiyono (2012:14) metode peneltian kuantitatif merupakan metode
yang berlandaskan pada filsafat positivme digunakan untuk meneliti pada populasi
atau sampel tertentu, teknik pengumpulan sampel biasanya dilakukan secara
random, penggunaan data menggunakan instrumen penelitian, analisis data
bersifat kuantitatif atau statistik dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang
38
Altri Tiyar Barunawati, 2013
C. Definisi Operasional
Definisi operasional adalah suatu konsep dalam penelitan, yang menjadi
petunjuk suatu variabel, bagaimana pengukuran suatu variabel dilaksanakan,
mengetahui baik buruknya suatu pengukuran dan memahami sejauh mana maksud
dari suatu konsep penelitan dibuat.
Adapun pengertian dari definisi variabel Menurut Hatch dan Fahrady
(Sugiyono, 2012) variabel secara teoritis didefinisikan sebagai atribut seseorang,
atau objek, yang mempunyai “variasi” antara satu orang dengan yang lain, dan
variabel adalah suatu kualitas (qualities) dimana peneliti mempelajari dan menarik
kesimpulan darinya, memperoleh segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang
ditetapkan peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal
tersebut, seperti variabel penelitian Tabel 3.1
Tabel 3.1 Variabel Penelitian
No. Variabel Dimensi Keterangan Bentuk data
1. Dampak daerah terhadap sarana dan prasarana umum di
eMTe Highland Resort
3) Kehadiran eMTe
Highland Resort dengan
tingkat perekonomian masyarakat
4) Pengaruh kunjungan
wisatawan dengan
39
3. Budaya 1) Perubahan kehidupan bermasyarakat setelah
4. Lingkungan 1) Keadaan ekologis dan habitat yang ada di eMTe
Highland Resort 5) Fasilitas umum yang ada
40
Altri Tiyar Barunawati, 2013
wisatawan yang ada di
eMTe Highland Resort
10)Jumlah Kunjungan wisatawan yang datang ke eMTe Highland
Resort
11)Suasana hati setelah mengunjungi eMTe
Highland Resort
Sumber : Diolah dari Prajogo 1993 dan Baud – Bovy 1998
Dari pernyataan tabel variabel 3.1 penulis akan memaparkan arti dari
dampak pariwisata terhadap masyarakat, wisatawan dan keterkaitan dengan
keberadaan objek wisata yang diteliti.
1. Dampak Pariwita dalam pemahaman ini merupakan mempelajari sikap, bentuk
pemikiran dan cara pandang dan tindakan antara penduduk yang ada disekitar
objek wisata terhadap keberadaan objek wisata tersebut dan adanya wisatawan
yang berkunjung dan setiap keberadaan suatu objek wisata akan berdampak
positif atau negatif yang berpengaruh terhadap aspek ekonomi, sosilal-budaya
dan lingkungan hidup. Dampak positif dari keberadaan kawasan resort ini
seperti adanya penghasilan masyarakat dan lapangan pekerjaan yang
disediakan oleh pengelola resort dalam mengembangkan potensi wisata dan
terlebih lagi untuk kaum wanita sebagai wujud dari pemberdayaan masyarakat
dan meningkatkan pendapatan daerah. Namun kondisi terburuk yang di
khawatirkan masyarakat adalah adanya peubahan status sosial dan banyaknya
tindak kejahatan dan perubahan budaya asli yang telah dimiliki leluhur jauh
41
Altri Tiyar Barunawati, 2013
2. Wisatawan diartikan sebagai seseorang atau kelompok yang berpergian dari
tempat tinggal aslinya untuk berkunjung ketempat lain dengan menikmati
perjalanan dan kunjungan itu. Wisatawan merupakan pelaku wisata didalam
suatu kawasan objek tersebut dimana wisatawan ingin dipenuhi kebutuhannya
pada saat mereka berlibur, baik dari segi pelayanan, fasilitas yang ada
didalamnya serta hubungan timbal balik dengan masyarakat sekitar objek
wisata dalam menciptakan situasi yang kondusif bagi wisatawan sehingga
kedatangan wisatawan dapat berkesan dengan baik.
Adapun hubungan pandangan masyarakat mengenai dampak yang
ditimbulkan oleh pengembangan suatu resort dengan keberadaan wisatawan yang
ingin dipenuhi kebutuhannya pada saat berada di kawasan wisata adalah :
1. Dampak dari kehidupan masyarakat disini adalah pihak eMTe Highland Resort
harus mampu memberikan menjadi penengah agar tidak terjadi erosi
kebudayaan dan sosial antara masyarakat dan wisatawan, serta memberikan
solusi dan menjadi penggerak masyarakat di sekitar eMTe Highland Resort
seperti merangkul masyarakat mengenai pentingnya melakukan penataan
terhadap potensi daerah agar hidup lebih mandiri dan mengadakan pelatihan
hasil olahan seperti pembuatan hasil olahan kerajinan tangan, melestarikan
kebudayaan yang ada dan sebagainya. Hal itu bisa dilakukan baik dalam
bantuan moril ataupun materil. Dengan harapan SDM terhadap masyarakat
sekitar dapat meningkat, dapat berkontribusi membantu pendapatan daerah
sehingga mendapatkan respon yang positif dalam pengembangan kawasan
42
Altri Tiyar Barunawati, 2013
2. Wisatawan disini merupakan sisi yang menjadi pelaku wisata yang berkunjung
ke eMTe Higland Resort, eMTe Highland Resort mempunyai peran aktif dalam
memberikan pelayanan yang baik terhadap kebutuhan wisatawan, khususnya
pengadaan fasilitas yang ada di objek wisata eMTe Highland Resort. Jika
fasilitas yang ada memadai dan sangat berkesan, maka menciptakan respon
positif dan dengan kemungkinan akan menarik kembali wisatawan untuk
datang mengunjungi objek wisata eMTe Highland Resort.
Dengan harapan yang ada, dengan adanya eMTe Highland Resort tidak
akan terjadi perubahan yang negatif yang dapat berimbas kepada masyarakat
sekitar namun dapat menghasilkan perubahan dalam hidup masyarakat yang
positif, khususnya dalam kegiatan mencari nafkah disekitar eMTe Highland
Resort, pendapatan yang belum optimal dapat dimaksimalkan, karena selama ini
masyarakat kesulitan dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari dan tidak akan
adanya perubahan terhadap aspek sosial budaya dan pencemaran lingkungan
sekitar. Masyarakat sangat mengharapkan ada kerjasama dan peran aktif dari
pihak eMTe Highland Resort dengan aparat sekitar sebagai bentuk
simbiosismutualisme terhadap peningkatan dan pengembangan potensi objek
wisata.
D. Populasi, Sampel dan Teknik Sampling 1. Populasi
Populasi menurut Sugiyono ( 2012:297) adalah wilayah generalisasi yang
43
Altri Tiyar Barunawati, 2013
ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh masyarakat yang ada Desa Alam
Endah.
2. Sampel
Sampel menurut Sugiyono (2012:62) adalah bagian dari jumlah dan
karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Sampel dalam penelitian ini
adalah penduduk disekitar wilayah eMTe Highland Resort dengan jumlah
masyarakat yang ditemui dilapangan sebanyak 100 orang. Melihat sampel
wisatawan yang berkunjung ke eMTe Highland Resort yang menjadi responden
sebanyak 51 orang , maka dalam penelitian ini penyusun menggunakan rumus
slovin (Tatang, 2011)
) 1 ( ne2
N n
Keterangan :
n : Number of samples (jumlah sampel)
N : Total population (jumlah seluruh anggota populasi)
e : Error tolerance (toleransi terjadinya galat atau ketidaktelitian karena
taraf signifikansi atau kesalahan)
Jumlah Penduduk Desa Alam Endah pada sensus penduduk terakhir tahun
2010 yang akan dijadikan sampel sebagai ukuran populasi adalah 18007 orang
yang akan dihitung dengan menggunakan rumus Slovin. Maka diperoleh jumlah
44
Dari perhitungan, diketahui jumlah sampel masyarakat adalah 99.9 dan
dibulatkan menjadi 100 orang.
3. Teknik Sampling
Penelitian ini berhubungan langsung dengan penduduk atau masyarakat
yang tinggal atau yang mencari nafkah di wilayah kawasan resort dan wisatawan
yang berkunjung ke eMTe Highland Resort. Teknik pengambilan responden
masyarakat dan sampel wisatawan akan dilakukan adalah dengan menggunakan
Nonprobability Sampling yaitu dengan Sampling Insidental.
Sampling Insidential adalah teknik penentuan sampai berdasarkan
kebetulan, yaitu siapa saja yang secara kebetulan insidential bertemu dengan
peneliti dapat digunakan sebagai sampel bila dipandang orang yang kebetulan
ditemui itu cocok sebagai sumber data.
E. Alat dan Teknik Pengumpulan Data
Metode Pengumpulan data adalah cara-cara yang dapat digunakan peneliti
sebagai pengumpul data (Arikunto, 1998:134), didalam melaksanakan penelitian,
peneliti harus menggunakan alat ukur atau instrumen sebagai pengumpul data
45
Altri Tiyar Barunawati, 2013
sesuai prosedur dan ketentuan syarat yang berlaku. Sehingga akan menghasilkan
pengumpulan data yang baik. Untuk memperoleh data yang baik, peneliti harus
memahami masalah data secara mendalam, mulai dari pemahaman terhadap
jenisnya, sumbernya, sampai dengan cara pengambilannya. Adapun jenis data
yang dilakukan oleh penulis yaitu menggunakan jenis data sekunder dan primer.
Menurut Wardiyanata .(2000:8) data primer merupakan informasi yang diperoleh
dari sumber-sumber primer, yakni yang asli, informasi dari tangan pertama atas
responden. Sedangkan data sekunder merupakan informasi yang tidak diperoleh
secara langsung dari responden, melainkan dari pihak ketiga.
1. Data primer
Informasi yang diperoleh dari sumber primer, yakni yang asli, informasi
dari tangan pertama atau responden. Beberapa cara yang sering digunakan dalam
mengumpulkan data primer yaitu dengan metode survei, metode observasi,
wawancara dan kuesioner
a. Wawancara
Wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu. Percakapan itu
dilakukan oleh kedua belah pihak, yaitu pewawancara (interviewer) yang
memberikan jawaban atas pertanyaan dan terwawancara (interviewee) yang
memberikan jawaban atas pertanyaan itu (Moloeng, 2006:186). Pewawancara
disini adalah penulis memberikan pertanyaan kepada terwawancara yaitu kepada
perhutani, masyarakat yang mencari nafkah disekitar objek yang diteliti,
wisatawan yang berkunjung dan pengelola resort yang menjadi latar belakang
46
Altri Tiyar Barunawati, 2013 b. Studi Literatur
Teknik penelitian ini, penyusun memperoleh bahan-bahan yang
dibutuhkan secara tertulis. Selain itu penyusun juga menggunakan teknik ini
untuk melengkapi pengetahuan tentang masalah-masalah yang diteliti dengan
mempelajari dan membaca buku-buku yang mempunyai hubungannya dengan
data yang akan menjadi bahan penyusunan.
c. Kuesioner
Kuisioner adalah teknik pengumpul data yang dilakukan dengan cara
memberikan seperangkat pertanyaan atau penyataan kepada orang lain yang
dijadikan responden untuk dijawabnya. Beberapa hal yang perlu diperhatikan
dalam penyusunan angket menurut Umar Sekaram (dalam Sugiyono, 2007:163)
terkait dengan penulisan kuesioner.kuesioner disini adalah jenis kuesioner
tertutup, diberikan kepada responden dengan mengisi lembar dengan sejumlah
pertanyaan yang diberikan oleh penulis dan diisi dengan jawaban yang sesuai
dengan keadaan sebenarnya. Adapun yang menjadi responden dalam penelitian ini
adalah masyarakat sekitar mengenai karakteristik masyarkat dan tanggapan
mengenai Dampak Kehidupan masyarakat terhadap keberadaan eMTe Highland
Resort, fasilitas yang dibutuhkan wisatawan di eMTe Highland Resort, dan
tanggapan pengelola.
d. Studi dokumentasi
Teknik pengumpulan data dengan tujuan untuk melengkapi data dengan
cara mencari informasi di lokasi objek penelitian. Terkait dengan ini, cara yang
47
Altri Tiyar Barunawati, 2013 2. Data Sekunder
Data sekunder adalah informasi yang diperoleh tidak secara langsung dari
responden tetapi pada bukti-bukti penelitian baik yang sudah dipublikasikan
maupun yang belum dipublikasikan. Beberapa data sekunder yang didapat seperti
brosur, dan profil perusahaan.
F. Analisis Data
Menurut Wardiyanta (2006:37) analisis data pada dasarnya merupakan
proses penyederhanaan data ke dalam bentuk yang lebih mudah dibaca dan
diinterpretasi-kan, biasanya menggunakan statistic.Sesuai dengan bahan analisis,
analisis data yang digunakan adalah analisis data kuantitatif yaitu mengolah
angka-angka melalui alat pengumpulan data agar mudah disimpulkan kemudian
data tersebut diolah dengan program microsoft excel for windows2010
1. Instrument Penelitian
Instrument dalam penelitian ini adalah kuesioner. Kuesioner alat sebagai
pengumpulan data merupakan datar sejumlah pertanyaan, karena untuk
memperoleh informasi yang relevan dan mengetahui data yang valid dan
realiable.
a. Uji validitas
Validitas adalah tingkat keandalan dan analisis alat ukur yang digunakan.
Instrumen dikatakan valid berarti menunjukkan alat ukur yang dipergunakan
untuk mendapatkan data itu valid atau dapat digunakan untuk mengukur apa yang
48
Altri Tiyar Barunawati, 2013
Hal pertama dilakukan yaitu menguji kevaliditasan angket yang
digunakan. Berdasarkan data yang diperoleh dari hasil kuesioner yang diberikan
kepada responden, yang masuk ke dalam sampel, kemudian dilakukan pengujian
terhadap kuesioner untuk mengukur tingkat kebaikan kuesioner, maka kita dapat
melakukan analisis validitas dan reliabilitas kuesioner. Dalam melakukan analisis
dan relibilitas kuesioner pada dasarnya mencari korelasi pearson.
Langkah-langkah dalam mencari korelasi person yaitu :
1) Menganalisis dan menghitung nilai skor tiap item pertanyaan dengan nilai
total pada pertanyaan tersebut, dengan rumus Product Moment Correlation
Keterangan
rhitung = Koefisien korelasi
Xi = Jumlah skor item
Yi = Jumlah skor total (seluruh item)
n = jumlah responden
2) Selanjutnya koefisien korelasi yang diperoleh r masih harus diuji
signifikansinya bisa menggunakan uji t atau membandingkannya dengan r
tabel. Bila t hitung > dari t tabel atau r hitung > dari r tabel, maka nomor
pertanyaan tersebut valid. asalkan r yang diperoleh diikuti harga p < 0,5
berarti nomor pertanyaan itu valid atau berada pada titik signifasi 5% dan
suatu pertanyaan dikatakan valid dan dapat mengukur variabel penelitian yang
49
Altri Tiyar Barunawati, 2013
dimaksud jika nilai koefisien validitasnya lebih dari atau sama dengan 0,3
(Robert M. Kaplan, 1993:141). Sedangkan menurut Friedenberg (1995)
biasanya dalam pengembangan dan penyusunan skala-skala psikologi,
digunakan harga koefisien korelasi yang minimal sama dengan 0,30. Dengan
demikian, semua item yang memiliki korelasi kurang dari 0,30 dapat
disisihkan dan item yang akan dimasukkan dalam alat test adalah
item-item yang memiliki korelasi diatas 0,30 dengan pengertian semakin tinggi
korelasi itu mendekati angka satu (1,00) maka semakin baik pula
konsistensinya (validitasnya).
b. Uji Realibilitas Instrument
Reliabilitas menunjukkan sejauh mana tingkat kekonsistenan pengukuran
dari suatu responden ke responden yang lain atau dengan kata lain sejauh mana
pertanyaan dapat dipahami sehingga tidak menyebabkan beda interpretasi dalam
pemahaman pertanyaan tersebut. Lebih lanjut menurut Kaplan (1993)
menyatakan:
“It has been suggested that reliability estimates in the range of 0.7 to 0.8
are good enough for most purposes in basic research.”.
Dalam penghitungan realibilitas dapat dihitung dalam teori Sperman
Brown, dengan rumus nilai korelasinya adalah
50
Altri Tiyar Barunawati, 2013 Keterangan
tot
r. = Nilai reliabilitas variabel
tt
r. = Nilai korelasi pearson
Bila koefisien reliabilitas telah dihitung, maka untuk menentukan keeratan
hubungan bisa digunakan kriteria Guilford (1956) yaitu :
1) kurang dari 0,20 : Hubungan yang sangat kecil dan bisa diabaikan
2) 0,20 - < 0,40 : Hubungan yang kecil (tidak erat)
3) 0,40 - < 0,70 : Hubungan yang cukup erat
4) 0,70 - < 0,90 : Hubungan yang erat (reliabel)
5) 0,90 - < 1,00 : Hubungan yang sangat erat (sangat reliabel)
6) 1,00 : Hubungan yang sempurna
Alat pengumpulan data ini dengan menggunakan pendekatan skala likert, skala
likert digunakan Skala Likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan
persepsi seseorang atau kelompok tentang fenomena sosial. Untuk keperluan ini
penyusun menggunakan alternatif dengan skor.
Untuk menyusun item-item instrumen dapat berupa penyataan atau
pertanyaan. Jadi setiap item-item instrumen yang menggunakan skala likert
mempunyai gradasi dari sangat positif sampai dengan negatif, yang dapat berupa
kata-kata serta setiap jawaban diberi bobot sesuai dengan urutannya seperti pada
51
Altri Tiyar Barunawati, 2013
Tabel 3.2 Skala Likert
Pernyataan Nilai
Sangat Setuju/Selalu/Sangat Baik 4
Setuju/Sering/Baik 3
Tidak setuju/Hampir Tidak Pernah/Pernah/Kurang Baik 2 Sangat Tidak Setuju/Tidak Pernah/Sangat Tidak Baik 1 Sumber : sugiyono :2012
Proses pengolahan data kuesioner digunakan penulis untuk memeriksa
data terlebih dahulu, kelengkapan data yang diperoleh dari kuesioner yang telah
disebarkan baik dari masyarakat desa Alam Endah dan wisatawan yang
berkunjung ke eMTe Highland Resort. Adapun langkah-langkah dari analisis
kuesioner yaitu :
1. Teknik pengumpulan data
Teknik Pengumpulan data yang ada di dalam kuesioner dengan melakukan
penyebaran angket, dan dalam penelitian ini yang menjadi responden adalah
seluruh masyarakat Desa Alam Endah, yang bermata pencaharian pedagang,
buruh dan petani sebanyak 100 orang dan seluruh wisatawan yang menginap di
eMTe Highland Resort 51 orang dan sebagai acuan dengan menggunakan rumus
slovin, dengan tahan teknik pengumpulan data sebagai berikut :
a) Tahap mengolah kuesioner
b) Pengklasifikasian kuesioner,
1) Menanyakan kesediaan calon responden didalam pengisian kuesioner
2) Memberikan informasi dan menjelaskan pertanyaan mengenai kuesioner
52
Altri Tiyar Barunawati, 2013
3) Memeriksa kembali kuesioner yang telah disampaikan kepada responden
4) Mengisian responden diisi oleh mahasiswa yang bersangkutan dalam
pembuatan kuesioner.
2. Tabulasi data
Kuesioner yang telah tersebar, terkumpul dan sudah berisi jawaban dari
tiap responden selanjutnya kuesioner tersebut akan dianalisis dalam penyajian
data dalam bentuk tabel (tabulasi data) dengan menggunakan rumus sederhana
yaitu rumus persentase untuk melihat seberapa banyak frekuensi yang diberikan
oleh responden. Rumus persentase ini yaitu:
% 100 x n
f P
Keterangan
P = Persentase
f = Frekuensi dari setiap jawaban yang jawabannya dipilih oleh responden..
n = Jumlah responden
100% = Bilangan tetap
3. Jarak Interval dengan garis kontinum
Tabulasi data yang sudah disusun ke dalam hasil peritungan rumus
persentase kemudian diukur dengan skala semantik differencial. Menurut Rino
Safrizal, semantik differencial ialah skala untuk mengukur sikap, tetapi bentuknya
bukan pilihan ganda maupun checklist, tetapi tersusun dalam satu garis kontinum
53
Altri Tiyar Barunawati, 2013
yang sangat negative terletak dibagian kiri garis, atau sebaliknya. Dengan
Perhitungan rumus garis kontinum adalah
Skor total = hasil keseluruhan dari item pertanyaan Nilai indeks maksimum
(nilai tertinggi kategori pertanyaan x jumlah item pertanyaan x jumlah responden)
Nilai indeks minimum
(nilai terendah kategori pertanyaan x jumlah item pertanyaan x jumlah responden) Range
(nilai maksimum – nilai minimum) : kategori pertanyaan
Prosentase skor
[(total skor) : nilai maksimum)] x 100%
Sangat Tidak Baik Kurang Baik Baik Sangat Baik
Altri Tiyar Barunawati, 2013
BAB V
KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
A. Kesimpulan
1. Dari 100 orang masyarakat yang menjadi responden dalam penelitian ini
yaitu 55 orang masyarakat, Hampir setengahnya masyarakat yang bekerja di
sekitar eMTe Highland Resort berusia 41-50 tahun. Masyarakat yang berada
di sekitar eMTe Highland Resort sebagian besar lulusan Sekolah Dasar (SD)
yang bertempat tinggal tidak jauh dari lokasi kawasan resort yaitu di
Kampung Barutunggul dan didominasi oleh masyarakat yang bermata
pencaharian sebagai wiraswasta yaitu sebagai pedagang warung.
2. Masyarakat disekitar eMTe Highland Resort seperti pedagang warung,
pedagang musiman, buruh, petani strawberry dan penduduk asli melihat
keberadaan eMTe Highland Resort membawa dampak positif dan tidak
dianggap mengganggu dengan adanya eMTe Highland Resort, bagi
masyarakat sekitar mereka sudah merasa senang dapat berpartisipasi dalam
mencari nafkah terhadap kunjungan wisatawan yang ada, sikap dan
karakteristik wisatawan yang datang berkunjung sudah sangat ramah,
masyarakat beranggapan selama mereka bekerja ataupun mencari nafkah di
sekitar area resort belum pernah ada konflik antara wisatawan dan masyarakat
ataupun masyarakat dengan pihak pengelola . Hanya saja dalam segi tingkat
pendapatan kebanyakan dari mereka menyatakan pendapatannya masih
117
Altri Tiyar Barunawati, 2013
kurangnya keikutsertaan pengelola untuk berpartisipasi di dalam peningkatan
taraf hidup masyarakat sekitar eMTe Highland Resort. Namun pengelola
berusaha mengupayakan kerjasama dengan LSM (Lembaga Swadaya
Masyarakat) yang dibantu oleh pihak desa untuk mengatur agar pendapatan
masyarakat sekitar sejahtera.
3. Upaya yang dilakukan oleh pihak pengelola yaitu berusaha memfasilitasi dan
membuka jalan kepada masyarakat dengan cara memberikan meberi
pengarahan mengenai pelayanan terhadap wisatawan yang datang,
masyarakat bekerjasama dengan UKM mengenai pembuatan hasil daerah
seperti pengolahan hasil bumi (pertanian dan perkebunan) dan pelatihan
kesenian tradisional daerah mengingat kawasan eMTe Highland Resort
merupakan kawasan desa wisata, dimana banyak potensi yang dapat dikemas
secara menarik agar dapat meningkatkan kesejahteraan masayarakat.
Disamping itu masyarakat mendapatkan pengetahuan dan wawasan yang luas
dan lebih mandiri dalam memenuhi kebutuhan hidup serta secara tidak
langsung masyarakat dapat berkontribusi dalam perekonomian pemerintah
Desa setempat.
B. Rekomendasi
1. Pengelolahan harus lebih berusaha merangkul masyarakat agar kesejahteraan
masyarakat lebih terjamin yaitu dengan cara memberikan pelatihan balai kerja
mengenai bagaimana menjual hasil usaha yang lebih bervariatif, memberikan
118
Altri Tiyar Barunawati, 2013
pelatihan mengenai cara perawatan tanaman holtikultur dan hasil olahan buah
kemudian dapat dikemas secara menarik yang dilihat dari segi artistik,
keindahan, kebersihan dan juga kesehatan, serta mengadakan pelatihan
kesenian untuk mengangkat kembali budaya dan kesenian tradisional daerah
seperti ritual pemeliharaan saluran air dalam pengolahan lahan pertanian dan
memperkenalkan alat music seperti tarawangsa dan sebagainya serta
masyarakat diberikan pelatihan dalam membuat souvenir seperti baju, tas,
gantungan kunci atau sejenis merchandise lainnya dengan bertuliskan tulisan
dan logo “eMTe Highland Resort”.
2. Pengelola harus berkoordinasi dengan pihak setempat dan menunjuk salah
satu orang yang dapat dipercaya penuh untuk memimpin sebagai bentuk
pemberdayaan masyarakat yang aktif dalam mencari nafkah di sekitar eMTe
Highland Resort, hal ini dapat dilakukan untuk mengatur segala kebutuhan
warga, dapat menampung aspirasi masyarakat dalam penataan system
managemen yang baik antara pihak pengelola, masyarakat, aparat desa
setempat ataupun wisatawan yang berkunjung ke eMTe Highland Resort.
3. Mengadakan pelatihan mengenai cara melayani setiap kebutuhan wisatawan
yang datang berkunjung seperti adanya pelatihan pemandu wisata, dan
sebagainya.
4. Penataan kembali sarana dan prasarana yang ada di eMTe Highland seperti
pemeliharaan dan penambahan atraksi wisata, penambahan penginapan atau
cottage dan sarana lainnya agar banyak wisatawan yang datang berkunjung
Altri Tiyar Barunawati, 2013
DAFTAR PUSTAKA
Gerungan, W.A. 2004. Psikologi Sosial, PT. Refika Aditama, IKAPI, Bandung
Ibrahim, Drs. 1999. Dampak Pengembangan Pariwisata Terhadap Kehidupan
Sosial Di Daerah Jawa Tengah. Departemen Pendidikan Dan Kebudayaan
Direktorat Sejarah Dan Nilai Tradisional Bagian Proyek Penelitian, Pengkajian, Dan Pembinaan Nilai-Nilai Budaya. Yogyakarta. .
Irawan, DR. Soehartono, 2004. Prosedur Penelitian Sosial. PT Remaja Rosda Karya, Bandung
Koentjaraningrat. 2000. Pengantrar Antropologi. Jakarta : Radar Jaya Offset.
Mill, Robert Christie. 2001. Tourism The International Bussiness. Edisi Bahasa Indonesia. PT. RajaGrafindo Persada. Jakarta.
Moekijat, 2001. Pengembangan Managemen dan Motivasi. Cetakan 1.Brebes, Jawa Tengah.
Noerhadi. H. Toety. 1998. Psikologi Pariwisata. Yayasan Obor. Jakarta
Pendit, Nyoman S. 1987. Ilmu Pariwisata Sebuah Pengantar Perdana. Jakarta : Pradnya Paramita.
Pitana. Gde I, 2005. Sosiologi Pariwisata. ANDI.Yogyakarta.
Santosa, Slamet. 1999. Dinamika Kelompok, PT. BumiAksara. Jakarta.
Soepono, Saadah Sri, 1998. Pengembangan Jaringan Ekonomi di Kaasan
pariwisata di Kawasan Danau Toba, CV Supara. Jakarta.
Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif,
Kualitatif, dan R&D. Bandung :Alfabeta.
Suwantoro, Gamal 1997.Dasar –Dasar Pariwisata. ANDI, Yogyakarta.
Walgito, Bimo. 2003. Psikologi Sosial Suatu Pengantar, ANDI. Yogyakarta
Wardiyanata, 2010. Metode Penelitian Pariwisata. Yogyakarta: ANDI Offset
Wardiyanto, 2011. Perencanaan Pengembangan Pariwisata. Lubuk Agung, Bandung.
Wunder, Hakim Luchman, 2004. Dasar – Dasar Ekowisata, Bayumedia
Publishing, IKAPI.Jakarta Timur.
Altri Tiyar Barunawati, 2013
Yoeti.A Oka, 1996. Pengantar Ilmu Pariwisata. Bandung :Angkasa Bandung.
Zuriah, Nurul 2009.Metode Penelitian Sosial dan pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.
Internet :
Tatang M. Amirin; 19 April 2009; 9 Mei 2010; 24 September 2010; 5 Januari 2011
(Kutipkan dalam daftar pustaka:Amirin, Tatang M. 2011. “Populasi dan sampel
penelitian 4: Ukuran sampel rumus Slovin.”
Tatangmanguny.wordpress.com.)
Tersedia:http://tatangmangung.word.press.com/2010/04/19/ukuran-sampel-rumus.slovin (21september 2012)