• Tidak ada hasil yang ditemukan

DESAIN PEMBELAJARAN KIMIA BERMUATAN NILAI PADA TOPIK LARUTAN ELEKTROLIT DAN NON ELEKTROLIT.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "DESAIN PEMBELAJARAN KIMIA BERMUATAN NILAI PADA TOPIK LARUTAN ELEKTROLIT DAN NON ELEKTROLIT."

Copied!
30
0
0

Teks penuh

(1)

DESAIN PEMBELAJARAN KIMIA BERMUATAN NILAI PADA TOPIK LARUTAN ELEKTROLIT DAN NON ELEKTROLIT

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Kimia

Astrid Sutrianing Tria 0901977

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA JURUSAN PENDIDIKAN KIMIA

FAKULTAS PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

(2)

DESAIN PEMBELAJARAN KIMIA BERMUATAN NILAI PADA TOPIK LARUTAN ELEKTROLIT DAN NON ELEKTROLIT

Oleh

Astrid Sutrianing Tria

0901977

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar

Sarjana Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Kimia Fakultas Pendidikan

Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

© Astrid Sutrianing Tria 2014

Universitas Pendidikan Indonesia

Januari 2014

Hak Cipta dilindungi Undang-Undang.

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhnya atau sebagian,

(3)

DESAIN PEMBELAJARAN KIMIA BERMUATAN NILAI PADA TOPIK LARUTAN ELEKTROLIT DAN NON ELEKTROLIT

Oleh:

ASTRID SUTRIANING TRIA

0901977

DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH :

Pembimbing I,

Dr. Wawan Wahyu, S.Pd, M.Pd. NIP. 19711120 199802 1 001

Pembimbing II,

Dr. Nahadi, S.Pd, M.Si, M.Pd. NIP. 19710204 199702 1 002

Mengetahui

Ketua Jurusan Pendidikan Kimia FPMIPA UPI

(4)

ABSTRAK

Penelitian ini berjudul ”Desain Pembelajaran Kimia Bermuatan Nilai Pada Topik Larutan Elektrolit dan Non Elektrolit”. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendapatkan informasi mengenai desain pembelajaran kimia bermuatan nilai pada topik larutan elektrolit dan non elektrolit. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah deskriptif. Instrumen penelitian berupa format kesesuaian pembuatan desain pembelajaran bermuatan nilai dan lembar validasi. Desain pembelajaran disusun sesuai dengan format kesesuaian. Desain pembelajaran divalidasi oleh tujuh validator yang terdiri dari tiga guru kimia SMA dan empat dosen pendidikan kimia. Setiap desain pembelajaran yang dikembangkan akan dihitung nilai validasinya. Hasil analisis data CVI untuk desain kompetensi/tujuan adalah 0,89 dengan kategori sangat sesuai. Karakteristik dari desain kompetensi/tujuan bermuatan nilai adalah dirumuskannya tujuan/kompetensi aspek afektif yang dapat menanamkan nilai-nilai kehidupan pada siswa. Hasil data CVI untuk analisis materi ajar bermuatan nilai menunjukkan angka sebesar 1 dengan kategori sangat sesuai. Karakteristik dari materi ajar bermuatan nilai yakni materi ajar dapat disisipkan nilai-nilai kehidupan yang berguna bagi kehidupan siswa. Hasil analisis data CVI untuk desain strategi/metode pembelajaran adalah 0,99 dengan kategori sangat sesuai. Karakteristik dari desain strategi/metode pembelajaran bermuatan nilai adalah dipilihnya metode praktikum & diskusi, pendekatan scientific dan model pembelajaran kooperatif inkuiri yang dapat menanamkan nilai-nilai kehidupan pada diri siswa. Hasil analisis data CVI untuk desain evaluasi/assessment pada topik larutan elektrolit dan non elektrolit adalah 0,94 dengan kategori sangat sesuai. Karakteristik desain evaluasi/assessment

bermuatan nilai ialah dirumuskannya penilaian menggunakan self assessment dan

peer assessment. Materi ajar bermuatan nilai pada topik larutan elektrolit dan non elektrolit dapat menanamkan nilai kerja keras, religius dan disiplin.

(5)

ABSTRACT

The title of this research is “Instructional Design of Chemistry Contained Value on Topic Electrolytes and Non Electrolytes Solution”. The purpose of this research is to obtain information about instructional design of chemistry contained value on topic electrolytes and non electrolytes solution. The method of this research is descriptive method. Instruments of this research are suitability of instructional design and validation sheet. Instructional design validated by seven validator. The result of CVI on the competencies design is 0,89 and belong to very appropriate category. Characteristic of competencies design, there are a affective aspect that can instill the values of life. The result of CVI on the instructional material design is 1 and belong to very appropriate category. Characteristic of the instructional material design is instructional material can be inserted values of life. The result of CVI on instructional strategies design is 0,99 and belong to very appropriate category. Characteristic of strategies design are choosed experiment and discussion method, scientific approach, and cooperative inquiry model. The result of CVI on evaluation design is 0,94 and belong to very appropriate category. Characteristic of evaluation design, there are self and peer assessment. Instructional materials on topic electrolytes and non electrolytes solution can instill work hard, religious and discipline.

(6)

DAFTAR ISI LEMBAR PENGESAHAN

PERNYATAAN ... i

KATA PENGANTAR ... ii

UCAPAN TERIMA KASIH ... iii

ABSTRAK ... iv

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL ... vii

DAFTAR GAMBAR ... viii

DAFTAR LAMPIRAN ... ix

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah ... 5

C. Batasan Masalah... 6

D. Tujuan Penelitian ... 6

E. Manfaat Penelitian ... 6

BAB II KAJIAN PUSTAKA ... 8

A. Desain Pembelajaran ... 8

B. Pembelajaran Bermuatan Nilai ... 33

C. Tinjauan Materi Larutan Elektrolit dan Non Elektrolit... 36

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 42

A. Lokasi dan Obyek Penelitian ... 42

B. Metode Penelitian... 41

C. Definisi operasional ... 44

D. Instrumen Penelitian... 44

E. Prosedur Pengumpulan Data ... 44

F. Teknik Analisis Data ... 45

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 49

A. Hasil Penelitian ... 49

1. Validasi Desain Kompetensi/Tujuan... 49

(7)

3. Validasi Desain Strategi/Metode Pembelajaran ... 51

4. Validasi Desain Evaluasi/Assessment ... 52

B. Pembahasan ... 53

1. Desain Kompetensi/Tujuan ... 53

2. Desain Materi Pembelajaran ... 55

3. Desain Strategi/Metode Pembelajaran ... 56

4. Validasi Desain Evaluasi/Assessment ... 59

5. Materi Ajar Bermuatan Nilai ... 61

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 63

A. Kesimpulan ... 63

B. Saran ... 64

DAFTAR PUSTAKA ... 65

LAMPIRAN A ... 69

LAMPIRAN B ... 86

LAMPIRAN C ... 97

(8)

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1. Sintak Model Pembelajaran Kooperatif ... 21

Tabel 2.2. Sintak Model Pembelajaran Inkuiri ... 23

Tabel 2.3. Prinsip Model Pembelajaran Kooperatif Inkuiri ... 23

Tabel 2.4. Nilai-nilai Pendidikan Karakter dalam Pembelajaran ... 35

Tabel 2.5. Perbedaan Larutan Elektrolit Kuat, Elektrolit Lemah dan Non Elektrolit ... 40

Tabel 3.1. Kriteria Penilaian Angket Tanggapan ... 46

Tabel 3.2. Harga CVR Kritis Lawshe dari Beberapa Validator ... 47

Tabel 3.3. Kategori Hasil Perhitungan CVI ... 48

Tabel 4.1. Data Hasil Validasi Desain Kompetensi/Tujuan Pembelajaran ... 49

Tabel 4.2. Data Hasil Validasi Desain Materi Pembelajaran ... 50

Tabel 4.3. Data Hasil Validasi Desain Strategi/Metode Pembelajaran ... 51

(9)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1. Ranah Kemampuan Intelektual ... 12

Gambar 2.2. Domain Kognitif ... 13

Gambar 2.3. Domain Afektif ... 15

Gambar 2.4. Domain Psikomotor ... 17

Gambar 2.5. Rangkaian Alat untuk Pengujian Daya Hantar Listrik pada Larutan ... 38

Gambar 2.6. Gejala Daya Hantar Listrik Larutan ... 40

(10)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran A... 69

Lampiran B...86

(11)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

Negara Indonesia akan menjadi negara yang tentram apabila sumber daya

manusianya memiliki budi pekerti yang baik. Budi pekerti yang baik dapat

diupayakan melalui pendidikan. Pendidikan adalah unsur terpenting dalam

pembangunan bangsa, karena melalui pendidikan nilai-nilai dalam kehidupan

dapat ditanamkan. Pendidikan berlandaskan nilai sebenarnya telah dicita-citakan

bangsa Indonesia, hal ini tercantum pada Peraturan Menteri Pendidikan dan

Kebudayaan nomer 81 A tahun 2013 tentang Implementasi Kurikulum, bahwa

untuk mencapai kualitas yang telah dirancang dalam dokumen kurikulum,

kegiatan pembelajaran perlu menggunakan prinsip yang bermuatan nilai, etika,

estetika, logika, dan kinestetika. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan

nomer 81 A tentang Implementasi Kurikulum itu bermaksud agar pendidikan

tidak hanya membentuk insan Indonesia yang cerdas, namun juga berkepribadian

atau berkarakter, sehingga nantinya akan lahir generasi bangsa yang tumbuh

berkembang dengan karakter yang bernafas nilai-nilai luhur bangsa serta agama

(Kemendikbud, 2013).

Seperti yang telah kita ketahui, bahwa pendidikan Indonesia kini mengacu

pada kurikulum baru yakni kurikulum 2013. Berbeda dengan kurikulum

sebelumnya, kurikulum 2013 tidak hanya menekankan pada aspek pengetahuan

saja. Pada kurikulum 2013, aspek kompetensi lulusan dibuat berimbang antara

soft skills dan hard skills yang meliputi aspek kompetensi sikap, keterampilan,

dan pengetahuan. Pada jenjang SMA dan sederajat, kurikulum 2013 menuntut

siswa agar memiliki perilaku yang mencerminkan sikap orang beriman, berakhlak

mulia, berilmu, percaya diri, dan bertanggung jawab dalam berinteraksi secara

efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai

cerminan bangsa dalam pergaulan dunia. Hal ini dipertegas oleh Menteri

Pendidikan dan Kebudayaan yang menyatakan bahwa kurikulum 2013 diharapkan

dapat menghasilkan insan Indonesia yang produktif, kreatif, inovatif, dan afektif

(12)

Jika kita telaah lebih dalam, kondisi perilaku para siswa di Indonesia kini

sangat menghawatirkan. Para siswa di Indonesia dihadapkan oleh nilai-nilai

modernitas yang kian lama kian menghantam nilai-nilai tradisi masyarakat

Indonesia. Materialisme dan hedonisme begitu lebih diagungkan dari norma

agama dan Pancasila. Beberapa siswa terjerumus pada sikap permisif, agresif, dan

arogan. Krisis nilai pada diri siswa begitu dahsyat sehingga menghantam

sendi-sendi kehidupan berbangsa, bernegara, dan juga bermasyarakat. Beberapa siswa di

Indonesia mengalami disorientasi nilai dimana arah kehidupan yang lama tiba-tiba

berubah dan menjadi sangat tidak beraturan. Nilai-nilai tradisional seperti

gotong-royong, santun, dan jujur seperti kehilangan relevansi dari kehidupan para siswa

di Indonesia. Penelitian yang dilakukan Hasan (2009) dengan judul Correlation Between Learning Motivation and Academic Cheating Behavior at PI High

School Student Jakarta menemukan bahwa sekitar 90,7 % siswa kelas XI SMA

(usia 16-18 tahun) pernah mencontek minimal satu kali, bahkan sebagian besar

(65,1%) mencontek lebih dari 10 kali. Hal ini sangat ironis, mencontek seperti

sudah membudaya pada kehidupan di negara ini.

Dari pemamaparan di atas dapat ditarik suatu pernyataan bahwa terjadi ketidaksejalanan antara tuntutan pemerintah dan tuntutan kurikulum dengan fakta yang terjadi pada dunia pendidikan saat ini. Pendidikan yang menurut Permendikbud no. 81 A tahun 2013 dan kurikulum 2013 seharusnya bisa membentuk nilai dan budi pekerti yang baik, kini belum dapat terlaksana dengan maksimal. Fenomena krisis nilai yang telah dipaparkan pada paragraf sebelumnya salah satunya disebabkan karena

adanya kesalahan sistem pendidikan di sekolah. Kesalahan pendidikan pada zaman sekarang adalah para guru lebih mengutamakan nilai yang bersifat kuantitatif saja daripada nilai yang bersifat kualitatif yang merupakan nilai moral dan sangat bermanfaat bagi kehidupannya. Dengan kata lain, nilai dalam bentuk angka lebih diutamakan daripada nilai moral yang baik.

Krisis nilai pada siswa di Indonesia tidak bisa dibiarkan begitu saja, oleh

karena itu perlu adanya penanaman nilai-nilai karakter pada setiap kegiatan di

(13)

nilai-nilai karakter dapat juga dilakukan saat proses pembelajaran berlangsung.

Praktik pendidikan nilai di sekolah bukan hanya menjadi tanggung jawab mata

pelajaran Agama atau Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) saja, semua mata

pelajaran pun bertanggung jawab untuk mengintegrasikan nilai-nilai kehidupan

dalam setiap pokok bahasannya, termasuk dalam mata pelajaran kimia. Oleh

karena itu perlu disusun suatu desain pembelajaran kimia yang mengedepankan

pada penanaman nilai-nilai kehidupan. Desain pembelajaran dapat dituangkan

dalam bentuk Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). Pembuatan Rencana

Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) sangat penting karena setiap pelaksanaan

pembelajaran diperlukan suatu perencanaan yang baik, matang dan optimal.

Penanaman nilai-nilai kehidupan pada saat proses pembelajaran berlangsung

dapat dilakukan seorang guru dengan cara penggunaan model pembelajaran yang

menekankan partisipasi siswa dalam aktivitas pembelajaran. Salah satu model

pembelajaran yang dapat digunakan untuk mengatasi hal ini adalah model

pembelajaran kooperatif inkuiri.

Pembelajaran kooperatif yang dipadukan dengan inkuiri dipilih karena

pembelajaran ini dapat memenuhi tuntutan Kompetensi Inti yang tertera pada

Silabus Kurikulum 2013. Kompetensi Inti menuntut agar siswa tidak hanya dapat

mencapai tujuan kognitif saja, tetapi juga harus memperhatikan aspek afektif dan

psikomotor. Dalam pembelajaran kooperatif inkuiri dapat disusun sebuah usaha

untuk meningkatkan partisipasi siswa, memfasilitasi siswa dengan pengalaman

sikap kepemimpinan dan membuat keputusan dalam kelompok, sikap rasa ingin

tahu, nilai kejujuran, serta memberikan kesempatan kepada siswa untuk

berinteraksi dan belajar bersama-sama sehingga akan muncul sikap saling

menghargai dan bekerja sama antar siswa. Kurikulum 2013 mengembangkan dua

modus pembelajaran yaitu pembelajaran langsung dan pembelajaran tidak

langsung. Proses pembelajaran langsung merupakan proses pendidikan dimana

peserta didik mengembangkan pengetahuan, kemampuan berpikir dan

keterampilan psikomotorik melalui interaksi langsung dengan sumber belajar

yang dirancang dalam RPP berupa kegiatan-kegiatan pembelajaran. Dalam

(14)

pola 5M yaitu mengamati, menanya, mengumpulkan informasi, mengasosiasi atau

menganalisis, dan mengkomunikasikan apa yang sudah ditemukannya dalam

kegiatan analisis. Proses pembelajaran langsung menghasilkan pengetahuan dan

keterampilan langsung atau yang disebut dengan instructional effect.

Terdapat penelitian yang berkaitan dengan pendidikan nilai, salah satunya

yang dilakukan oleh Trisnahada (2011). Penelitian ini memberikan informasi

bahwa pembelajaran IPA yang dikembangkan dengan strategi penanaman

nilai-nilai kejujuran menunjukkan adanya perubahan sikap yang diperlihatkan terhadap

mata pelajaran IPA dan perilaku siswa di kelas dan di luar kelas, keberanian untuk

mengakui bila melakukan kekeliruan, selalu melaksanakan tugas-tugas dengan

baik, serta percaya diri dalam berucap dan bertindak.

Penelitian mengenai pembelajaran kooperatif juga telah dilakukan oleh

peneliti terdahulu. Penelitian yang dilakukan Umar (2011) menunjukkan bahwa

model pembelajaran kooperatif sangat efektif mengembangkan nilai-nilai

demokrasi bagi upaya penumbuhan sikap warga negara yang demokratis, yaitu:

kebebasan mengemukakan pendapat, bertanya, dan menghargai pendapat

temannya, saling bekerja sama, terjadinya dialog, rembug dan musyawarah,

terciptanya rasa persaudaraan dalam keberagamaan; dan bersikap toleran bersama

teman/orang lain.

Penelitian mengenai pembelajaran dengan model inkuri telah dilakukan oleh

Sulistyarini (2011). Hasil dari penelitian tersebut menunjukkan bahwa model

inkuiri bermuatan nilai demokrasi memunculkan kemampuan berpikir kritis,

tumbuh semangat berkreativitas, komitmen yang tinggi terhadap nilai-nilai

demokrasi, keberanian bertanya, mengeluarkan pendapat, ide, gagasan serta

berargumentasi, tidak takut salah dalam belajar dan berani berbeda pendapat tetapi

tetap bertoleransi. Proses pembelajaran lebih terarah, interaksi di kelas menjadi

lebih optimal, siswa merasa tidak bosan dan tidak merasa tertekan. Siswa mampu

menunjukkan sikap bekerja sama, menunjukkan sikap keterbukaan dan sikap

bertanggung jawab.

Penelitian yang dilakukan Murtiani et al. (2009) menunjukkan bahwa hasil

(15)

ditingkatkan dengan menggunakan kolaborasi model pembelajaran kooperatif dan

inkuiri. Dengan menggunakan model kooperatif dan inkuri, ketuntasan hasil

belajar siswa mengalami peningkatan dan mencapai batas ketuntasan klasikal

yang ditetapkan ≥ 85%. Selain itu, terdapat juga penelitian yang dilakukan

Ramadhani et al. (2013), penelitian menunjukkan bahwa siswa yang

pembelajarannya menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw

dengan pendekatan inkuiri lebih baik dari hasil belajar siswa yang

pembelajarannya menggunakan pembelajaran konvensional.

Agar tidak bertentangan dengan pembelajaran kontekstual, metode

pembelajaran dilakukan dengan praktikum. Dengan metode praktikum dapat

memberikan gambaran yang konkrit tentang suatu peristiwa, siswa dapat

mengembangkan keterampilan inkuri, sikap ilmiah, mengamati proses, serta siswa

dilatih berbagai kecakapan hidup dan penanaman nilai kehidupan. Pada topik

larutan elektrolit dan non elektrolit ada banyak nilai-nilai kehidupan yang dapat

ditanamkan pada diri siswa. Selain itu, praktikum dengan topik larutan elektrolit

dan non elektrolit ini dapat merangsang rasa ingin tahu pada diri siswa. Oleh

karena itu, larutan elektrolit dan non elektrolit dipilih sebagai topik pada

penelitian ini. Berdasarkan latar belakang tersebut, peneliti melakukan penelitian

dengan judul “Desain Pembelajaran Kimia Bermuatan Nilai pada Topik Larutan

Elektrolit dan Non Elektrolit”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang tersebut, maka pokok permasalahan dalam

penelitian ini adalah : “Bagaimana desain pembelajaran kimia bermuatan nilai pada topik larutan elektrolit dan non elektrolit?“. Pokok permasalahan tersebut

dijabarkan menjadi sub masalah yang dirumuskan dalam bentuk pertanyaan

penelitian sebagai berikut:

1. Bagaimana karakteristik desain pembelajaran bermuatan nilai pada topik

larutan elektrolit dan non elektrolit?

2. Nilai-nilai apakah yang dapat ditanamkan dari topik larutan elektrolit dan

(16)

C. Batasan Masalah

Agar penelitian ini berjalan lancar dan terarah diperlukan adanya pembatasan

masalah yang diteliti, yaitu:

1. Desain pembelajaran berupa Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dan

perangkatnya.

2. Model pembelajaran menggunakan model pembelajaran kooperatif inkuiri

pola 5 M.

3. Nilai yang dikembangkan adalah religius, rasa ingin tahu, disiplin, jujur,

terbuka, teliti, tanggung jawab, kritis, demokratis, komunikatif, kerja sama,

santun, toleran, peduli lingkungan, responsif, pro-aktif, kerja keras dan

menghargai prestasi.

D. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan informasi mengenai desain

pembelajaran kimia bermuatan nilai pada topik larutan elektrolit dan non

elektrolit.

E. Manfaat Penelitian

Manfaat yang diperoleh dari penelitian mengenai desain pembelajaran kimia

bermuatan nilai pada topik larutan elektrolit dan non elektrolit dengan

menggunakan model pembelajaran kooperatif inkuiri adalah:

1. Guru

Hasil penelitian ini dapat memberikan informasi dan gambaran mengenai

desain pembelajaran kimia bermuatan nilai pada topik larutan elektrolit dan non

elektrolit sehingga dapat memberikan referensi baru bagi guru kimia mengenai

strategi pembelajaran yang dapat digunakan pada topik larutan elektrolit dan non

elektrolit.

2. Institusi

Hasil penelitian diharapkan dapat menjadi bahan pertimbangan untuk

(17)

3. Peneliti

Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai bahan

pertimbangan peneliti lain untuk mengembangkan desain pembelajaran bermuatan

(18)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Lokasi dan Obyek Penelitian

Penelitian dilakukan di Universitas Pendidikan Indonesia dan beberapa

Sekolah Menengah Atas di kota Bandung. Penelitian difokuskan pada pembuatan

desain pembelajaran kimia bermuatan nilai pada topik larutan elektrolit dan non

elektrolit yang berupa Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dan

Perangkatnya.

B. Metode Penelitian

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif.

Menurut (Arikunto, 2005), metode penelitian deskriptif adalah suatu metode yang

digunakan untuk mengumpulkan informasi mengenai suatu gejala yang ada, yaitu

gejala menurut apa adanya pada saat penelitian dilakukan.

Pada penelitian ini, peneliti menggambarkan kondisi apa adanya dalam

menjelaskan temuan yang diperoleh selama penelitian. Peneliti akan menjelaskan

nilai validitas yang diperoleh dari hasil validasi desain pembelajaran bermuatan

nilai, karakteristik dari desain pembelajaran bermuatan nilai serta pembahasan

mengenai nilai-nilai yang ditanamkan pada topik larutan elektrolit dan non

elektrolit. Hasil penelitian akan disajikan dalam bentuk kata-kata atau frase. Di

bawah ini merupakan alur/tahap-tahap kegiatan yang peneliti lakukan dalam

melaksanakan penelitian. Alur penelitian tersebut akan disajikan dalam bentuk

(19)

Gambar 3.1. Alur Penelitian Kurikulum 2013

Standar Kompetensi Lulusan Standar Isi Standar Proses Standar Penilaian

Kompetensi Inti (KI) dan Kompetensi Dasar (KD)

Materi Ajar Strategi

Pembelajaran

Alat Evaluasi

Validasi

Jika belum valid

Jika sudah valid Format Kesesuaian Tujuan Pembelajaran Format Kesesuaian Materi Ajar Format Kesesuaian Strategi Pembelajaran Format Kesesuaian Penilaian Pembelajaran Indikator Ketercapaian Kompetensi Materi Ajar Bermuatan Nilai Metode, Pendekatan, dan Model Pembelajaran Lembar Penilaian  Aspek pengetahuan

 Aspek sikap

(observasi, self dan peer assessment)  Aspek keterampilan Desain Tujuan Pembelajaran Bermuatan Nilai Desain Materi Ajar Bermuatan Nilai Desain Strategi Pembelajaran Bermuatan Nilai Desain Evaluasi Pembelajaran Bermuatan Nilai Instrumen Lembar Validasi

Desain Pembelajaran Kimia Bermuatan Nilai (hipotetik)

Revisi

Analisis Data

Desain Pembelajaran Kimia Bermuatan Nilai

(20)

C. Definisi Operasional

Agar tidak terjadi salah penafsiran terhadap istilah yang digunakan pada

penelitian, maka istilah-istilah yang digunakan dijelaskan sebagai berikut:

1. Desain Pembelajaran

Desain pembelajaran merupakan kumpulan proses tentang kebutuhan dan

tujuan belajar serta sistem penyampaiannya. Desain pembelajaran dilakukan

untuk mendekatkan kegiatan pembelajaran yang dikerjakan agar memenuhi

tujuan.

2. Pendidikan Bermuatan Nilai

Pendidikan bermuatan nilai merupakan proses pendidikan dengan cara

menanamkan dan mengembangkan nilai-nilai kehidupan pada peserta didik agar

dapat diterapkan dalam kehidupannya.

D. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian yang berupa lembar format kesesuaian pembuatan

desain pembelajaran kimia bermuatan nilai dan validasi Rencana Pelaksanaan

Pembelajaran (RPP), materi ajar, dan lembar kerja siswa (LKS) yang diuji secara

hati-hati dan kritis oleh tujuh orang yang ahli dalam bidangnya (expert

judgement). Validator terdiri dari empat orang dosen kimia dan tiga orang guru

kimia, sehingga diperoleh validitas yang baik.

E. Prosedur Pengumpulan Data

Berdasarkan bagan alur diatas maka dapat dijelaskan bahwa alur penelitian

yang dilakukan adalah:

1. Tahap persiapan

Tahap persiapan dilakukan untuk mempersiapkan berbagai sumber dan

acuan guna mempermudah proses pembuatan desain pembelajaran bermuatan

nilai

(21)

a). Menganalisis Kurikulum 2013 untuk mengetahui bagaimana Standar

Kompetensi Lulusan, Standar Isi, Standar Proses dan Standar Penialian yang

ditetapkan serta memperkaya pustaka penunjang.

b). Membuat format kesesuaian dalam pembuatan tujuan pembelajaran, materi

ajar, strategi pembelajaran, dan alat ukur pembelajaran.

c). Membuat lembar validasi untuk materi ajar bermuatan nilai, RPP bermuatan

nilai serta LKS.

2. Tahap pelaksanaan

Kegiatan dalam tahap pelaksanaan meliputi:

a). Pembuatan materi ajar bermuatan nilai

b). Pembuatan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) bermuatan nilai dan

perangkatnya.

c). Menyebarkan lembar validasi kepada para ahli, yaitu tiga orang guru yang

berpengalaman dan ahli di bidang kimia serta empat orang dosen pendidikan

kimia.

d). Merevisi materi ajar, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dan LKS

bermuatan nilai dengan topik larutan elektrolit dan non elektrolit dengan

menggunakan model pembelajaran bermuatan kooperatif inkuiri pola 5 M.

3. Tahap penyusunan laporan

Dalam tahap akhir ini kegiatan yang dilakukan adalah:

a). Mengolah data hasil penelitian.

b). Menganalisis dan membahas data penelitian.

c). Menarik kesimpulan dari hasil pengolahan dan analisis data.

F. Teknik Analisis Data

Analisis validasi RPP bermuatan nilai dan perangkatnya menggunakan

metode Content Validity Ratio (CVR). Menurut lawshe (1975), CVR merupakan

sebuah pendekatan validitas isi untuk mengetahui kesesuaian item dengan domain

(22)

dan tiga guru yang ahli dalam bidang kimia. Untuk mengukur Content Validity

Ratio (CVR), sejumlah ahli (panel) diminta untuk memeriksa setiap komponen

pada instrumen pengukuran. Masukan para ahli ini kemudian digunakan untuk

menghitung Content Validity Ratio (CVR) untuk setiap komponen. Hasil validasi

dari seluruh validator dianalisis dengan cara:

1. Kriteria Penilaian Tanggapan Validator

Pemberian skor pada tanggapan validator memiliki kriteria sebagai berikut:

Tabel 3.1. Kriteria Penilaian Angket Tanggapan

Kriteria Skor

Ya 1

Tidak 0

2. Pemberian Skor pada Jawaban Item Diolah dengan Menggunakan CVR.

Setelah semua item mendapat skor, kemudian skor tersebut diolah.

a). Menghitung nilai CVR

e : jumlah responden yang menyatakan ya

N : total respon

Ketentuan:

1). Saat kurang ½ total responden yang menyatakan Ya maka nilai CVR = -.

2). Saat ½ dari total responden yang menyatakan Ya maka nilai CVR = 0

3). Saat seluruh responden menyatakan Ya maka nilai CVR = 1 (hal ini diatur

menjadi 0.99 disesuaikan dengan jumlah responden)

4). Saat jumlah responden yang menyatakan Ya lebih dari ½ total responden maka

(23)

b). Menghitung nilai CVI (Indeks Validitas Konten)

Setelah mengidentifikasi setiap sub pertanyaan pada instrumen angket

dengan menggunakan CVR, CVI digunakan untuk menghitung keseluruhan

jumlah sub pertanyaan. Secara sederhana CVI merupakan rata-rata dari nilai CVR

untuk komponen RPP, LKS, dan materi ajar yang dijawab Ya.

CVI =

(Lawshe, 1975)

c). Kategori hasil perhitungan CVR dan CVI

Telah disebutkan sebelumnya, bahwa nilai CVR digunakan untuk menguji

validitas dari tiap komponen materi ajar bermuatan nilai, RPP dan perangkatnya,

sedangkan untuk menguji validitas secara keseluruhan dapat dihitung

menggunakan CVI (Content Validity Index). Berikut tabel harga CVR kritis

Lawshe (CVR kritis) untuk harga CVR kritis Lawshe (CVR kritis) untuk sejumlah

ahli yang berbeda.

Tabel 3.2. Harga CVR Kritis Lawshe dari Beberapa Validator

Jumlah Ahli Nilai CVR Minimum

5 0.736

6 0.672

7 0.622

8 0.582

9 0.548

10 0.520

11 0.496

12 0.475

13 0.456

14 0.440

15 0.425

20 0.368

25 0.329

30 0.300

35 0.278

40 0.260

(24)

Hasil perhitungan CVI adalah berupa rasio angka 0-1. Angka tersebut dapat

dikategorikan sebagai berikut

Tabel 3.3. Kategori Hasil Perhitungan CVI

Rentang Kategori

0-0,33 Tidak sesuai

0,34-0,67 Sesuai

(25)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan penelitian yang dilakukan, terdapat dua kesimpulan:

1. Karakteristik desain pembelajaran bermuatan nilai pada topik larutan

elektrolit dan non elektrolit meliputi:

a. Hasil analisis data CVI untuk desain kompetensi/tujuan pada topik larutan

elektrolit dan non elektrolit termasuk dalam kategori sangat sesuai.

Karakteristik dari desain kompetensi/tujuan bermuatan nilai pada topik

larutan elektrolit dan non elektrolit adalah dirumuskannya tujuan/kompetensi

aspek afektif yang dapat menanamkan nilai-nilai kehidupan pada siswa.

b. Hasil analisis data CVI untuk desain materi pada topik larutan elektrolit dan

non elektrolit termasuk dalam kategori sangat sesuai. Karakteristik dari

desain materi bermuatan nilai pada topik larutan elektrolit dan non elektrolit

adalah materi pembelajaran disisipkan dengan nilai-nilai kehidupan.

c. Hasil analisis data CVI untuk desain strategi/metode pembelajaran pada topik

larutan elektrolit dan non elektrolit termasuk dalam kategori sangat sesuai.

Karakteristik dari desain strategi/metode pembelajaran bermuatan nilai pada

topik larutan elektrolit dan non elektrolit adalah dipilihnya metode praktikum

& diskusi, pendekatan scientific dan model pembelajaran kooperatif inkuiri

sebagai upaya menanamkan nilai kehidupan pada diri siswa.

d. Hasil analisis data CVI untuk desain evaluasi/assessment pada topik larutan

elektrolit dan non elektrolit termasuk dalam kategori sangat sesuai.

Karakteristik desain evaluasi/assessment bermuatan nilai ialah

dirumuskannya penilaian menggunakan self assessment dan peer assessment.

2. Materi ajar bermuatan nilai pada topik larutan elektrolit dan non elektrolit

(26)

B. Saran

a. Bagi guru-guru kimia hendaknya memasukkan pendidikan nilai dalam proses

pembelajaran kimia yang dilakukan.

b. Bagi peneliti selanjutnya, disarankan dilakukan penelitian penanaman nilai

yang didasari dari delapan belas karakter yang dikembangkan Kemendikbud.

c. Diperlukan penelitian implementasi ke dalam kelas kimia terhadap desain

(27)

Daftar Pustaka

Arikunto, S. (2005). Manajemen Penelitian. Jakarta: Penerbit Rineka Cipta.

Barnawi & Arifin. (2012). Strategi dan Kebijakan Pembelajaran Pendidikan Karakter. Yogyakarta: Ar-Ruzz media.

Departemen Pendidikan Nasional. (2005). Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama

Departemen Pendidikan Nasional. (2008). Panduan Pengembangan Indikator. Jakarta: Depdiknas

Departemen Pendidikan Nasional. (2008). Peraturan Menteri Pendidikan dan Nasional nomor 52 tahun 2008 tentang Kriteria dan Perangkat Akreditasi Sekolah Menengah Atas/Madrasah Aliyah. Jakarta: Kemendikbud

Departemen Pendidikan Nasional. (2005). Standar Nasional Pendidikan. Jakarta: Depdiknas.

Elfindri. et al. (2012). Pendidikan Karakter. Jakarta: Baduose Media.

Hasan, A.B.P. (2009). “Correlation Between Learning Motivation and Academic

Cheating Behavior at PI High School Students Jakarta”. Psibernetika Jurnal Psikologi Universitas Bunda Mulia. 2(1), 1-22.

Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan. (2013). Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan nomor 65 tahun 2013 tentang Standar Proses Pendidikan Dasar dan Menengah. Jakarta: Kemendikbud

(28)

Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan. (2013). Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan nomor 81 A tahun 2013 tentang Implementasi Kurikulum.

Jakarta: Kemendikbud.

Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan. (2013). Pedoman Kegiatan Pendampingan Implementasi Kurikulum 2013 Bagi Pengawas Sekolah, Kepala Sekolah, dan Guru Inti. Jakarta: Kemendikbud

Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan. (2013). Standar Proses Pendidikan Dasar dan Menengah. Jakarta: Kemendikbud.

Lawshe. (1975). “A Quantitative Approach to Content Validity”. Personal Psychology. 28, 563-575

Lie, A. (2004). Cooperative Learning Mempraktikkan Cooperative Learning di Ruang-Ruang Kelas. Jakarta: PT Gramedia

Marzuki. (2012). “Pengintegrasian Pendidikan Karakter dalam Pembelajaran di

Sekolah”.Jurnal Pendidikan Karakter. 1, 33-44

Munthe, B. (2009). Desain Pembelajaran. Yogyakarta: Pustaka Insan Madani

Murtiani. et al. (2009). “Penggunaan Pendekatan Inquiri dengan Pendekatan

Kooperatif pada Materi Difusi dan Osmosis di SMP Negeri 1 Batu Ampar”. Jurnal Wahana-Bio. 1, 11-22.

Permana, I. (2009). Memahami Kimia SMA/MA. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional.

Ramadhani. et al. (2013). “Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw dengan Pendekatan Inkuiri pada Pembelajaran Matematika Siswa

Kelas VII MTsN Payakumbuh”.Jurnal Universitas Bung Hatta. 1, 1.

(29)

Sanjaya, W. (2012). Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta: Kencana

Sardjiyo. (2011). Kajian Model Implementasi Pendidikan Nilai Sebagai Dukungan Akademik Terhadap Pendidikan Karakter. Disertasi Doktor pada Prodi Pendidikan Umum UPI Bandung: tidak diterbitkan.

Sastroamihardjo. (2008). Media dan Sumber Pembelajaran. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia.

Sulistyarini. (2011). Pengembangan Model Inkuiri Bermuatan Nilai Demokrasi untuk Pengayaan Berpikir Kritis dalam Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan. Disertasi Doktor pada Prodi Pendidikan Umum UPI Bandung: tidak diterbitkan

Sunarya, Y. & Setiabudi, A. (2009). Mudah dan Aktif Belajar Kimia. Jakarta: Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional.

Suyanti, R. D. (2010). Strategi Pembelajaran Kimia. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Team Penyusun Desain Pembelajaran. (2013). Desain Pembelajaran. Bandung: UIN Sunan Gunung Djati.

Trisnahada. (2011). Pengembangan Strategi Penanaman Nilai-Niai Kejujuran dalam Upaya Membina Disiplin dan Kemandirian Siswa melelui Pembelajaran IPA di sekolah. Disertasi Doktor pada Prodi Pendidikan Umum UPI Bandung: tidak diterbitkan

Umar, S. (2011). Implementasi Model Pengembangan Nilai-Nilai Demokrasi Melalui Pembelajaran Kooperatif Bagi Upaya Penumbuhan Sikap Warga Negara yang Demokratis. Disertasi Doktor pada Prodi Pendidikan Umum UPI Bandung: tidak diterbitkan

(30)

Widjajanti, E. (2008). Kualitas Lembar Kerja Siswa. Makalah Seminar Pelatihan Penyusunan LKS untuk Guru SMK/MAK pada Kegiatan Pengabdian Kepada Masyarakat Jurusan Pendidikan FMIPA Universitas Yogyakarta.

Wilson, F.R., Pan, W., and Schumsky, D.A. (2012). “ Recalculation of the Critical

Values for Lawshe’s Content Validity Ratio”. Measurement and evaluation in Counseling and Development. 20, (10), 1-14

Gambar

Gambar 3.1.  Alur Penelitian................................................................................
Gambar 3.1. Alur Penelitian
Tabel 3.1. Kriteria Penilaian Angket Tanggapan
Tabel 3.2. Harga CVR Kritis Lawshe dari Beberapa Validator
+2

Referensi

Dokumen terkait

Koordinat awal dari setiap subjek dapat diperoleh melalui cara yang sama seperti metode MDS metrik dengan asumsi bahwa meskipun data bukan jarak informasi yang

Uji Perbedaan Rerata N-Gain Koneksi Siswa Kategori KAM tinggi Independent Samples Test. Levene's Test for

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dosis optimal ekstrak daun mara tunggal ( Clausena excavata Burm F) sebagai bioinsektisida hama Spodoptera litura pada tanaman sawi

Hasil penelitian ini diharapkan dapat dimanfaatkan dalam pengembangan studi keperawatan yang baik dalam pemberian promosi kesehatan kepada masyarakat khususnya yang

Dengan ini saya menyatakan bahwa tesis Penggunaan fitase dalam pakan berbasis tepung bungkil kedelai untuk ikan baung ( Hemibagrus nemurus ) adalah benar hasil karya saya sendiri

 If the enzyme glyceraldehyde 3-phosphate dehydrogenase that has play role in the converting reaction is inhibited, the and the production of 4 molecule of ATP and 2 molecule of

JUDUL : ANALISIS BUDAYA ORGANISASI DAN KEADILAN ORGANISASI TERHADAP ORGANIZATIONAL CITIZENSHIP BEHAVIOR DENGAN KOMITMEN ORGANISASIONAL SEBAGAI VARIABEL INTERVENING

BUPATI  BARITO  KUALA PROVINSI  KALIMANTAN  SELATAN.