• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERANAN LEAN MANUFACTURING DALAM MENUNJANG EFISIENSI AKTIVITAS LOGISTIK.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PERANAN LEAN MANUFACTURING DALAM MENUNJANG EFISIENSI AKTIVITAS LOGISTIK."

Copied!
34
0
0

Teks penuh

(1)

PERANAN LEAN MANUFACTURING DALAM

MENUNJANG EFISIENSI AKTIVITAS LOGISTIK

(Studi Kasus pada PT. Silver Kris)

SKRIPSI

Diajukan untuk memenuhi salah satu Syarat dalam Menempuh Ujian Sidang Sarjana Ekonomi

pada Program Studi Akuntansi Fakultas Pendidikan Ekonomi dan Bisnis

Universitas Pendidikan Indonesia

Oleh:

LARA SYOFBRINA

1104952

PROGRAM STUDI AKUNTANSI

FAKULTAS PENDIDIKAN EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

2014

(2)

PERANAN LEAN MANUFACTURING DALAM MENUNJANG

EFISIENSI AKTIVITAS LOGISTIK

(Studi Kasus pada PT Silver Kris)

Oleh Lara Syofbrina

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Fakultas Pendidikan Ekonomi dan Bisnis

© 2014 Lara Syofbrina Universitas Pendidikan Indonesia

September 2014

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

(3)

LEMBAR PENGESAHAN

PERANAN LEAN MANUFACTURING DALAM MENUNJANG

EFISIENSI AKTIVITAS LOGISTIK

(Studi Kasus pada PT. Silver Kris)

SKRIPSI

Oleh:

Lara Syofbrina

1104952

Telah disetujui dan disahkan oleh:

Pembimbing

Denny Andriana.,SE.,MBA.,Ak.,CMA.,CA NIP. 198111012010121002

Mengetahui Ketua Prodi Akuntansi

(4)

iv Lara Syofbrina, 2014

PERANAN LEAN MANUFACTURINGT DALAM MENUNJANG EFISIENSI AKTIVITAS LOGISTIK (Studi Kasus Pada PT. Silver Kris)

DAFTAR ISI

Hal

LEMBAR PENGESAHAN

PERNYATAAN KEASLIAN NASKAH

ABSTRAK

ABSTRACT

KATA PENGANTAR ... i

UCAPAN TERIMA KASIH ... ii

DAFTAR ISI ... iv

DAFTAR GAMBAR ... vii

DAFTAR TABEL ... viii

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 7

1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian ... 7

1.4 Kegunaan Penelitian... 8

1.4.1 Kegunaan Akademis ... 8

1.4.2 Kegunaan Praktis ... 8

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kajian Pustaka ... 10

2.1.1 Lean Manufacturing ... 10

2.1.1.1 Sejarah Lean Manufacturing ... 10

(5)

v Lara Syofbrina, 2014

PERANAN LEAN MANUFACTURINGT DALAM MENUNJANG EFISIENSI AKTIVITAS LOGISTIK (Studi Kasus Pada PT. Silver Kris)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

2.1.1.3 Prinsip Pemikiran Lean ... 12

2.1.1.4 Pemborosan ... 13

2.1.1.5 Sumber Pemborosan ... 16

2.1.1.6 Aktivitas ... 17

2.1.1.7 Analisis Aktivitas ... 18

2.2.1 Efisiensi ... 19

2.2 Pembahasan Hasil yang Relevan ... 19

2.3 Kerangka Pemikiran ... 21

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian ... 25

3.2 Metode Penelitian... 26

3.2.1 Desain Penelitian ... 26

3.2.2 Sumber Data dan Teknik Pengumpulan Data ... 27

3.2.3 Instrumen Penelitian ... 31

3.2.4 Teknik Analisis Data ... 32

3.2.5 Pengujian Kredibilitas Data ... 35

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian ... 38

4.1.1 Gambaran Umum Perusahaan ... 39

4.1.1.1 Sejarah Perusahaan ... 39

4.1.1.2 Permodalan ... 41

4.1.1.3 Struktur Organisasi ... 41

4.1.2 Gambaran Identifikasi Aktivitas pada Gudang Benang ... 44

(6)

vi Lara Syofbrina, 2014

PERANAN LEAN MANUFACTURINGT DALAM MENUNJANG EFISIENSI AKTIVITAS LOGISTIK (Studi Kasus Pada PT. Silver Kris)

4.2 Pembahasan ... 63

4.2.1 Identifikasi Aktivitas pada Gudang Benang ... 63

4.2.2 Alur Proses Aktivitas pada Gudang Benang ... 70

4.2.3 Uji Kredibilitas Data ... 71

BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan ... 79

5.2 Saran ... 79

DAFTAR PUSTAKA

(7)

Lara Syofbrina, 2014

PERANAN LEAN MANUFACTURINGT DALAM MENUNJANG EFISIENSI AKTIVITAS LOGISTIK (Studi Kasus Pada PT. Silver Kris)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

PERANAN LEAN MANUFACTURING DALAM MENUNJANG EFISIENSI

AKTIVITAS LOGISTIK

Oleh: Lara Syofbrina

Pembimbing I: Drs. Karli Soedijatno.,M.Si.,Ak

Pembimbing II: Denny Andriana, SE.,MBA., Ak.,CMA.,CA

ABSTRAK

Akhir-akhir ini, persaingan dalam aktivitas bisnis semakin ketat. Banyak perusahaan mencoba untuk mengeliminasi aktivitas tidak bernilai tambah. Pengurangan aktivitas memilki tujuan untuk meningkatkan efisiensi aktivitas yang dibutuhkan. Pendekatan lean manufacturing merupakan salah satu pendekatan yang dapat digunakan untuk menghilangkan aktivias tidak bernilai tambah yang dapat menyebabkan pemborosan. Penelitian ini menjelaskan bagaimana peranan

lean manufacturing dapat menunjang efisiensi aktivitas logistik PT. Silver Kris

dengan mengidentifikasi aktivitas-aktivitas pada perusahaan. Metode penelitian yang digunakan yaitu penelitian kualitatif deskriptif dengan pendekatan studi kasus.

Hasil penelitian menunjukkan ada dua aktivitas tidak bernilai tambah yang menyebabkan timbulnya pemborosan baik dari segi biaya, waktu dan sumber daya. Kedua aktivitas itu adalah stock opname dan repacking, untuk aktivitas

stock opname dikurangi konsumsi waktu dan sumber daya dalam prosesnya

sedangkan aktivitas repacking harus dihilangkan dalam proses aktivitas perusahaan.

(8)

Lara Syofbrina, 2014

PERANAN LEAN MANUFACTURINGT DALAM MENUNJANG EFISIENSI AKTIVITAS LOGISTIK (Studi Kasus Pada PT. Silver Kris)

THE ROLE LEAN MANUFACTURING IN SUPPORTING THE EFIFIIENCY OF LOGISTICS ACTIVITIES

By: Lara Syofbrina

Counselor I: Drs. Karli Soedijatno.,M.Si.,Ak

Counselor II: Denny Andriana, SE., MBA., Ak., CMA.,CA

ABSTRACT

Nowadays, the competition in business activities are increasingly tight. Many companies are trying to eliminate non value added activities. The reduction activities have the goal to increase the efficiency of activity required. Lean manufacturing approach is one of the approaches that can be used to eliminate non value added activities that can lead to waste. This study describes how the role of lean manufacturing can support the efficiency of logistics activity of PT.

Silver Kris by identifying the company's activities. The research method used

descriptive qualitative research by using a case study approach.

The results show there are two non value added activities emerge waste in terms of cost, time and resources. Both two activities are stock opname and repacking, stock opname activities reduces the consumption of time and resources in the process while repacking activities should be eliminated in the process of corporate activity.

(9)

Lara Syofbrina, 2014

PERANAN LEAN MANUFACTURINGT DALAM MENUNJANG EFISIENSI AKTIVITAS LOGISTIK (Studi Kasus Pada PT. Silver Kris)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Penelitian

Keuangan (financial) perusahaan merupakan salah satu indikator penting

yang mempengaruhi stabilitas dan eksistensi perusahaan dalam menjalankan

bisnisnya, pada dasarnya prinsip ini sejalan dengan konsep Going Concern yang

harus merefleksikan nilai perusahaan sejalan dengan trend dan perkembangan

yang ada.

Tujuan dasar dari suatu industri atau bisnis adalah untuk mencapai laba,

atau mencapai titik profitabilitas jangka panjang dalam menjaga kelangsungan

perusahaan dan pertumbuhan perusahaan untuk menghadapi persaingan global

yang semakin ketat. Menurut Mulyadi (2007:380) kompetisi yang dihadapi oleh

perusahaan sekarang jauh lebih tajam dibandingkan dengan perusahaan di masa

lampau, oleh karena itu kemampuan perusahaan dalam melakukan improvement

berkelanjutan terhadap proses untuk menghasilkan produk menentukan

kelangsungan hidup dan pertumbuhan perusahaan.

Upaya yang dapat dilakukan perusahaan untuk menjaga eksistensinya

antara lain dengan cara menghilangkan pemborosoan (waste), dan mendapatkan

nilai tambah dari suatu produk serta memberikan nilai yang diberikan kepada

pelanggan secara terus menerus.

Dalam suatu proses, perusahaan harus dapat memaksimalkan

aktivitas-aktivitas yang bernilai tambah (value added) dan mengurangi atau menghilangkan

(10)

2

Lara Syofbrina, 2014

PERANAN LEAN MANUFACTURINGT DALAM MENUNJANG EFISIENSI AKTIVITAS LOGISTIK (Studi Kasus Pada PT. Silver Kris)

tersebut dapat menambah biaya yang tidak perlu dan menekan kinerja. Setiap

aktivitas tidak bernilai tambah (non value added activity) dalam proses tidaklah

dapat dilihangkan secara menyeluruh, tetapi perusahaan dapat meminimalisir

biaya tersebut sehingga perusahaan berada pada kondisi mampu menghasilkan

output pada suatu tingkat dan standar tertentu dengan biaya yang relatif lebih

rendah daripada input yang didapatkan perusahaan.

Menurut Hansen dan Mowen (2009:342) aktivitas tidak bernilai tambah terdiri atas dua jenis, yaitu: (1) aktivitas yang dapat dihindarkan dalam jangka pendek dan (2) aktivitas yang tidak dapat dihindarkan dalam jangka pendek karena teknologi atau metode produksi saat ini. Dengan dikontrolnya biaya-biaya yang tidak menambah nilai akan menyebabkan hilangnya pemborosan biaya, sehingga akan tercapainya efisiensi.

Karena peningkatan persaingan, banyak perusahaan mencoba untuk

mengeliminasi aktivitas tidak bernilai tambah, karena berbagai aktivitas tersebut

menambah biaya yang tidak perlu dan menekan kinerja. Hansen dan Mowen

(2009:239) Analisis aktivitas mencoba untuk mengidentifikasi yang pada akhirnya

mengeliminasi semua aktivitas yang tidak dibutuhkan, dan pada saat yang sama

akan meningkatkan efisiensi aktivitas yang dibutuhkan.

Menurut Afian Gunasro (2011) kegiatan suatu organisasi dikatakan efisien jika dalam melaksanakan kegiatannya telah dikonsumsi sumber-sumber atau biaya yang lebih kecil untuk menghasilkan keluaran dalam jumlah tertentu dan dalam melaksanakan kegiatannya telah dikonsumsi sumber-sumber atau biaya yang lebih kecil untuk menghasilkan output dalam jumlah yang lebih besar, dengan adanya pengurangan pada aktivitas yang tidak bernilai tambah rendah maka biaya yang digunakan menjadi menurun.

Lean manufacturing merupakan salah satu pendekatan yang dapat

digunakan perusahaan dalam mengurangi pemborosan untuk mencapai efisiensi

biaya. Menurut Gapersz (2011:2) lean manufacturing :

(11)

3

Lara Syofbrina, 2014

PERANAN LEAN MANUFACTURINGT DALAM MENUNJANG EFISIENSI AKTIVITAS LOGISTIK (Studi Kasus Pada PT. Silver Kris)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

tidak bernilai tambah (non-value-adding activities) melalui peningkatan terus menerus (continous improvement) dengan cara mengalirkan produk (material, work in process, output) dan informasi menggunakan sistem tarik (pull system) dari internal dan eksternal untuk mengejar keunggulan dan kesempurnaan..

Sistem lean manufacturing memungkinkan para manajer untuk

meniadakan buangan, mengurangi biaya, dan menjadi lebih efisien. Perusahaan

yang mengimplementasikan lean manufacturing mengejar strategi pengurangan

biaya dengan cara mendefinisikan ulang berbagai aktivitas yang dilaksanakan

perusahaan. Pengurangan biaya secara langsung berkaitan dengan kepemimpinan

biaya, lean manufacturing menambah nilai melalui pengurangan buangan.

Implementasi lean manufacturing yang baik telah memberi berbagai perbaikan

besar, seperti kualitas yang lebih baik, peningkatan produktivitas, pengurangan

waktu tunggu, pengurangan persediaan dalam jumlah besar, pengurangan waktu

penyetelan, penurunan biaya produksi, dan peningkatan tingkat produksi.

Pemborosan sering terjadi tanpa disadari, karena telah dianggap sebagai

sesuatu yang wajar dan umum, padahal sesungguhnya sangat merugikan,

khususnya sering menyebabkan pertambahan biaya operasional (cost) yang

seharusanya bisa dihindari. Oleh karena itu, penerapan lean dapat membantu

organisasi memotong biaya yang tidak perlu.

Menurut Womack & Jones (2003:2) Lean manufacturing berfokus pada

identifikasi dan eliminasi aktivitas-aktivitas yang tidak bernilai tambah (non value

added activities) dalam desain, produksi (untuk bidang manufaktur) atau operasi

(untuk bidang jasa) dan supply chain management yang berkaitan langsung

(12)

4

Lara Syofbrina, 2014

PERANAN LEAN MANUFACTURINGT DALAM MENUNJANG EFISIENSI AKTIVITAS LOGISTIK (Studi Kasus Pada PT. Silver Kris)

Lean Manufacturing telah diterapkan oleh beberapa perusahaan bahkan

banyak perusahaan yang mencoba menerapkan lean pada perusahaan mereka.

Banyak pendekatan yang dapat digunakan untuk menghilangkan pemborosan, tapi

lean manufacturing merupakan suatu pendekatan yang komprehensif

dibandingkan dengan pendekatan lainnya. Salah satu perusahaan besar yang

berhasil mengimplementasikannya adalah Toyota.

Toyota merupakan salah satu perusahaan otomotif terbesar di dunia yang

mengisnpirasi munculnya lean, suatu sistem produksi yang dapat dikatakan

terbaik karena memiliki efisiensi yang luar biasa. Toyota berusaha menghilangkan

waste dalam operasinya, pengeliminasian waste ini dapat menghasilakn efisiensi

dan produktivitas yang luar biasa dan peningkatan keuntngan secara signifikan.

Melalui lean manufactuirng, Toyota dapat merengkuh posisi pertama sebagai

produsen mobil terbesar di dunia. Pada April 2007, Toyota Motor Corp.

mengumumkan perusahaannya telah berhasil mencatat volume penjualan mobil

terbesar, mengalahkan penjualan kampiun otomotif nomor 1 di dunia, General

Motors (GM). Dalam periode 1 Januari-31 Maret, Toyota berhasil menjual

2.348.000 unit mobil di seluruh dunia. Sementara, pada waktu yang sama,

pesaingnya itu hanya menjual 2.260.000 mobil.

Perusahaan yang juga berhasil meningkatkan efisiensi adalah Daktronics

Inc., manufaktur digital screen dan display system. Perusahaan yang berpusat di

Brookings, AS, ini telah berhasil meningkatkan efisiensi operasional pabriknya

sebesar 60% dengan melakukan implementasi lean Manufacturing. Daktronics

mulai menggunakan metode dan tools lean pada tahun 2006 untuk mengeliminasi

(13)

5

Lara Syofbrina, 2014

PERANAN LEAN MANUFACTURINGT DALAM MENUNJANG EFISIENSI AKTIVITAS LOGISTIK (Studi Kasus Pada PT. Silver Kris)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

pelanggan. Prinsip-prinsip lean Manufacturing di Daktronics didorong oleh

filosofi yang dikembangkan oleh orang-orang yang berpengaruh di dunia

manufaktur, seperti Henry Ford dan Taiichi Ohno. Ford mengimplementasikan

konsep lean manufacturing di lini assembly “continuous flow”. Tokoh bisnis

Jepang Taiichi Ohno dan yang lainnya mengembangkan Toyota Production

System yang merupakan cikal bakal lean Manufacturing.

Disisi lain, semakin lama pengetahuan mengenai logistik dan supply chain

management kian berkembang. Hal tersebut diiringi dengan pergeseran paradigma

mengenai pandangan bahwa gudang dan pergudangan merupakan cost, sehingga

gudang dan pergudangan semakin mendapat perhatian yang serius. Oleh karena

itu, banyak perusahaan mulai menyadari dan benar-benar memperhatikan masalah

pergudangan yang ditujukan untuk menekakn cost dan meningkatkan profit.

Menurut Herb Davis Associates (2010) dalam Nindya (2011) menyatakan

bahwa fumgsi pergudangan memberikan kontribusi biaya yang cukup signifikan

terhadap total biaya logsitik. Oleh karena itu, kebutuhan mengenai pengelolaan

yang baik terhadap pergudangan sangat diperlukan untuk mengefisienkan segala

sumber daya yang pada akhirnya dapat menekan cost logsitik.

PT Silver kris merupakan salah satu perusahaan manufaktur di Bandung

yang bergerak di bidang industri tekstil. Perusahaan ini memproduksi benang,

dalam kegiatan operasional perusahaan tentunya diperlukan peningkatan kinerja

produktivitas untuk meningkatan keuntungan yang besar dengan menurunkan

biaya serta meningkatkan kualitas produk. Untuk mencapai tujuan dan

(14)

6

Lara Syofbrina, 2014

PERANAN LEAN MANUFACTURINGT DALAM MENUNJANG EFISIENSI AKTIVITAS LOGISTIK (Studi Kasus Pada PT. Silver Kris)

berbagai aktivitas apa saja yang meningkatkan nilai tambah (value added) produk

dan pemborosan (waste) apa saja yang sering terjadi pada perusahaan. Pada

bagian logistik PT Siler Kris pernah terjadi penumpukan barang jadi yang

disebebakan penundaan pengiriman barang, hal ini menyebabkan adanya

penambahan biaya. Selain itu, dibutuhkannya tambahan gudang yang harus

disewa. Dalam aktivitas perusahaan khususnya bagian logistik tentunya terdapat

beberapa aktivitas yang dapat memicu berbagai potensi permasalahan. oleh karena

itu, penerapa lean manufacturing diharapkan dapat meningkatkan efisiensi

aktivitas pada persahaan.

Uraian diatas menunjukkan pentingnya mengontrol aktivitas-aktvitas

perusahaan yang dapat menimbulkan biaya yang tidak menambah nilai dan

menghilangkan pemborosan pada perusahaan. selain itu, keuntungan penerapan

lean sudah dapat dibuktikan dapat meningkatkan efisiensi kebanyakan

organisasi-organisasi dunia.

Penelitian ini mengacu pada penelitian Fakhrudy Firmansyah (2011).

Analisis Lean Manufacturing pada perusahaan intermitten process untuk

meningkatkan kapasitas produksi. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian

terdahulu adalah penelitian ini difokuskan kepada bagaimana mencapai efisiensi

biaya dengan penerapan lean manufacturing pada perusahaan. Selain itu, tempat

penelitian yang berbeda dari penelitian terdahulu, penulis memilih salah

perusahaan manufaktur di bandung yang bergerak di bidang tekstil, penulis

memilih PT. Silverkris sebagai tempat penelitian karena perusahaan ini belum

menerapkan lean manufacturing dan dalam aktivitas produksi masih terdapat

(15)

7

Lara Syofbrina, 2014

PERANAN LEAN MANUFACTURINGT DALAM MENUNJANG EFISIENSI AKTIVITAS LOGISTIK (Studi Kasus Pada PT. Silver Kris)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

yang memilih tempat penelitian pada perusahaan yang telah menerapkan lean

Manufacturing. Sesuai dengan uraian diatas, penulis tertarik untuk mlakukan

penelitian dengan judul PERANAN LEAN MANUFACTURING DALAM

MENUNJANG EFISISENSI AKTIVITAS LOGISTIK” (Studi kasus pada

PT Silver kris).

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang penelitian yang telah diuraikan diatas, maka

perumusan masalah dapat dirumuskan sebagai berikut:

1. Bagaimana aliran proses kerja pada aktivitas logistik, dan apa saja

aktivitas-aktivitas dalam proses kerja yang termasuk dalam

pemborosan

2. Bagaimana usulan perbaikan untuk efisiensi aktivitas logistik pada

perusahaan

1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian

Adapun maksud penelitian yang dilakukan peneliti adalah untuk

memahami dan mempelajari serta membuat kesimpulan mengenai lean

Manufacturing dan bagaimana peranannya dalam meningkatkan efisiensi dan

merekomendasikan usulan penerapan.

Tujuan yang ingin dicapai penulis dalam melakukan penelitian ini adalah

untuk mencapai jawaban atas rumusan masalah yang telah disampaikan di atas

yaitu:

1. Untuk mengetahui dan mengidentifikasi aktivitas-aktivitas apa saja

dari proses pengadaan barang yang tidak menambah nilai dan

(16)

8

Lara Syofbrina, 2014

PERANAN LEAN MANUFACTURINGT DALAM MENUNJANG EFISIENSI AKTIVITAS LOGISTIK (Studi Kasus Pada PT. Silver Kris)

2. Menyusun usulan perbaikan dengan menerapkan lean manufacturing

dan mengevaluasi proses yang dihasilkan sehingga efisiensi bisa

tercapai

1.4 Kegunaan Penelitian

Penulis mengharapkan agar hasil penelitian akan dapat memberikan

manfaat bagi kegunaan praktis dan kegunaan teoritis, yaitu:

1.4.1 Kegunaan Akademis

1. Agar dapat memberikan sumbangan yang positif bagi perkembangan ilmu

pengetahuan di bidang ilmu akuntansi khususnya ilmu akuntansi yang

berkaitan dengan Akuntansi Manajemen dan peranan lean Manufacturing

dalam peningkatan efisiensi aktivitas logistik

2. Bagi peneliti selanjutnya, sebagai bahan referensi untuk mengkaji

topik-topik yang berkaitan dengan masalah yang dibahas dalam peranan lean

manufacturing sebagai usulan penerapan dalam peningkatan efisiensi

aktivitas logistik

3. Bagi peneliti lain, sebagai bahan referensi bagi peneliti lain yang ingin

mengkaji dalam bidang ekonomi khususnya akuntansi.

1.4.2 Kegunaan Praktis

1. Bagi Perusahaan, diharapkan hasil dari penelitian ini dapat memberikan

masukan-masukan yang dapat digunakan untuk bahan pertimbangan dan

referensi terutama dalam masalah yang menyangkut peranan lean

manufacturing dalam peningkatan efisiensi aktivitas logistik

2. Bagi pembuat kebijakan, hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan

(17)

9

Lara Syofbrina, 2014

PERANAN LEAN MANUFACTURINGT DALAM MENUNJANG EFISIENSI AKTIVITAS LOGISTIK (Studi Kasus Pada PT. Silver Kris)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

diterapkan atau untuk merumuskan kebijakan-kebijakan yang ada pada

perusahaan sehingga dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan untuk

(18)

Lara Syofbrina, 2014

PERANAN LEAN MANUFACTURINGT DALAM MENUNJANG EFISIENSI AKTIVITAS LOGISTIK (Studi Kasus Pada PT. Silver Kris)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB III

OBJEK DAN METODE PENELITIAN

3.1 Objek Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini ialah untuk mengetahui bagaimana

penerapan lean manufacturing dalam mengurangi pemborosan dengan

mengidentifikasi aktivitas yang tidak bernilai tambah pada perusahaan untuk

mencapai efisiensi.

Dari latar belakang yang telah dipaparkan pada bagian sebelumnya maka

diperlukan sebuah pendekatan yang dapat menghilangkan pemborosan yang ada

pada perusahaan, khusunya pemborosan yang ada pada gudang benang.

Sebagaimana diketahui bahwa aktivitas yang tidak bernilai tambah dapat

menyebabkan pemborosan pada perusahaan. Pemborosan dalam hal ini tidak

hanya dilihat dari segi biaya namun juga dari segi waktu dan sumber daya.

Penelitian ini akan terarah pada aktivitas gudang benang yang ada pada

perusahaan, oleh karena itu fokus penelitian ini kepada pihak-pihak yang dinilai

dapat memberikan keterangan mendalam yaitu pihak-pihak yang terkait langsung

dengan penelitian. Pihak-pihak tersebut adalah divisi logistik yang berkaitan

langsung dengan aktivitas yang ada pada divisi logistik khususnya aktivitas pada

gudang benang serta accounting inventory.

Berkenaan dengan tempat penelitian, maka penulis akan melakukan

(19)

26

Lara Syofbrina, 2014

PERANAN LEAN MANUFACTURINGT DALAM MENUNJANG EFISIENSI AKTIVITAS LOGISTIK (Studi Kasus Pada PT. Silver Kris)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

perusahaan tersebut dikarenakan perusahaan ini merupakan salah satu perusahaan

manufaktur yang belum menerepakan lean manufacturing dalam aktivitas

perusahaannya.

3.2 Metode Penelitian

3.2.1 Desain Penelitian

Desain penelitian merupakan rencana yang terstruktur berisi pendekatan

yang digunakan untuk menjawab perumusan permasalahan. Desain penelitian

yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kualitatif deskriptif dengan

pendekatan studi kasus. Penelitian ini memusatkan pada satu objek tertentu, data

yang terkumpul akan disusun dan dipelajari kemudian dihubungkan dengan yang

lain secara menyeluruh. Tidak hanya sebatas pengumpulan dan penyusunan data

tapi juga menganalisa dan menginterpretasi data tersebut. Menurut Sugiyono

(2013:8) metode penelitian kualitatif adalah metode penelitian yang berlandaskan

pada filsafat postpositivisme, digunakan untuk meneliti pada kondisi obyek yang

alamiah, (sebagai lawannya adalah eksperimen) dimana peneliti adalah sebagai

instrumen kunci, teknik pengumpulan data dilakukan secara triangulasi

(gabungan), analisis data bersifat induktif/kualitatif, dan hasil penelitian kualitatif

lebih menekankan makna dari pada generalisasi.

Sesuai dengan pengertian diatas, peneliti akan melakukan penelitian yang

dimana peneliti menggambarkan suatu proses dari penerapan lean manufacturing,

dimulai dari mengidentifikasi aktivitas gudang benang, hingga memamparkan

hal-hal yang berkaitan dengan kendala dan pendukung ke dalam bentuk kata-kata dan

(20)

27

Lara Syofbrina, 2014

PERANAN LEAN MANUFACTURINGT DALAM MENUNJANG EFISIENSI AKTIVITAS LOGISTIK (Studi Kasus Pada PT. Silver Kris)

akan dilakukan, data yang dikumpulkan dinyatakan dalam bentuk informasi

tertulis, flowchart, dan melihat obyek dan aktivitas pihak –pihak yang terkait

dengan melakukan wawancara.

3.2.2 Sumber Data dan Teknik Pengumpulan Data

Menurut lofland dalam (Moleong, 2009:157), sumber data utama dalam

penelitian kualitatif ialah kata-kata dan tindakan, selebihnya adalah data tambahan

seperti dokumen dan lain-lain. Moleong juga menyebutkan bahwa kata-kata dan

tindakan orang-orang yang diamati atau di wawancarai merupakan sumber data

utama yang kemudian sumber data utama akan dicatat ke dalam catatan-catatan

tertulis melalui media-media pendukung.

Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer,

yakni data yang diperoleh langsung dari informan yang bersangkutan. Menurut

Sugiyono (2013:56), data primer merupakan sumber data yang langsung

memberikan data kepada pengumpul data. Menurut Hasan (2002:82), data primer

adalah data yang diperoleh atau dikumpulkan langsung di lapangan oleh orang

yang melakukan penelitian atau bersangkutan yang memerlukannya.

Data primer yang dibutuhkan dalam penelitian ini adalah data hasil

wawancara dan standar operasional prosedur (SOP) yang berkaitan. Data-data

tersebut dapat diperoleh dari beberapa informan. Berikut daftar informan yang

(21)

28

Lara Syofbrina, 2014

PERANAN LEAN MANUFACTURINGT DALAM MENUNJANG EFISIENSI AKTIVITAS LOGISTIK (Studi Kasus Pada PT. Silver Kris)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Tabel 3.1

Informan Penelitian

No Informan Tujuan

1 Supervisor Logistik Untuk mengetahui penetapan standar pada perusahaan

Untuk mengetahui prosedur, proses gudang yang ada pada perusahaan, khusu gudang benang

Untuk mengetahui pelaksanaan kegiatan atau aktivitas yang ada pada gudang benang

2 Kepala Gudang Benang (Barang jadi)

Untuk mengetahui aktivitas- aktivitas serta proses yang ada pada gudang benang.

Untuk mengetahui alur proses gudang benang

3 Accounting Inventory Untuk mengetahui aktivitas yang

berkaitan dengan logistik dan hubungan aktivitas accounting inventory denan bagian logistik

Sebagai catatan, bahwa dari informan-informan tersebut bisa saja berubah

sesuai dengan kebutuhan nanti dalam penelitian dikarenakan beberapa hal, seperti

kesibukan informan sehingga dialihkan ke informan lain yang sama tingkat

pengetahuannya mengenai topik penelitian.

Sedangkan untuk data yang diperoleh data sekunder berupa profil

perusahaan dan SOP perusahaan. Data sekunder menjadi penting mengingat

dalam pengumpulan data dari informan perlu diverifikasi melalui berbagai sumber

lainnya yang dapat mendukung data yang telah ditemukan sehingga menjadi lebih

(22)

29

Lara Syofbrina, 2014

PERANAN LEAN MANUFACTURINGT DALAM MENUNJANG EFISIENSI AKTIVITAS LOGISTIK (Studi Kasus Pada PT. Silver Kris)

Setelah penentuan sumber data dilakukan, maka selanjutnya dilakukan

teknik pengumpulan data. Pengumpulan data adalah pencatatan

peristiwa-peristiwa atau hal-hal atau keterangan-keterangan, atau karakteristik-karakteistik

sebagian atau seluruh elemen populasi yang akan menunjang atau mendukung

penelitian (Hasan, 2002:83). Dalam penelitian ini teknik pengumpulan data

dilakukan dengan cara melakukan observasi, wawancaradan dokumentasi

1. Pengumpulan data dengan observasi

Nasution (dalam Sugiyono, 2012: 403) menyatakan bahwa observasi

adalah dasar semua ilmu pengetahuan. Dengan observasi peneliti dapat

mengungkapkan fakta yang berada di lapangan.

Menurut Sanafiah Faisal (1990) (dalam Sugiyono, 2013:64)

mengklasifikasikan observasi menjadi observasi berpartisipasi (participant

observation), observasi yang secara terang-terangan dan tersamar (overt

observation dan covert observation), dan obsevasi yang tak berstruktur

(unstructured observation).

Dari pengklasifikasian mengenai observasi diatas, peneliti akan memilih

observasi tak berstruktur yang bersifat pasif sebagai pengumpulan data melalui

observasi.

Seperti yang telah dipaparkan sebelumnya, dalam penelitian ini peneliti

memilih observasi tak berstruktur yang bersifat pasif, dimana peneliti tidak ikut

terlibat dalam kegiatan-kegiatan tersebut. Peneliti hanya melihat dan mengamati

keadaan sekitar mengenai kegiatan tersebut, serta mendengar apa yang mereka

(23)

30

Lara Syofbrina, 2014

PERANAN LEAN MANUFACTURINGT DALAM MENUNJANG EFISIENSI AKTIVITAS LOGISTIK (Studi Kasus Pada PT. Silver Kris)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

proses perbaikan berkesinambungan yang ada dilapangan. Jadi dalam hal ini

peneliti datang di tempat kegiatan orang yang diamati, tetapi tidak ikut terlibat

dalam kegiatan tersebut.

Dalam penelitian ini, peneliti akan melakukan observasi dengan cara

mengumpulkan Standar Operasional Prosedur yang ada diperusahaan(SOP). SOP

yang telah didapat peneliti akan mempelajarinya, kemudian melakukan

pengamatan atas aktivitas yang dilakukan serta mengidentifikasi

aktivitas-aktivitas tersebut.

2. Pengumpulan Data Hasil Wawancara (Interview)

Menurut Esterberg (2002) (dalam Sugiyono, 2013:231) wawancara adalah

merupakan pertemuan dua orang untuk bertukar informasi dan ide melalui tanya

jawab, sehingga dapat dikonstruksikan makna dalam suatu topik tertentu.

Dalam penelitian ini pengumpulan data dilakukan dengan cara wawancara

langsung dalam bentuk tanya jawab dengan pihak-pihak yang terkait mengenai

masalah yang berhubungan dengan penelitian.

Wawancara digunakan sebagai teknik pengumpulan data, selain peneliti

ingin melakukan studi pendahuluan untuk menemukan permasalahan yang harus

diteliti, peneliti juga ingin mengetahui hal-hal dari informan yang lebih dalam

mengenai aktivitas pada gudang benang serta proses yang berkaitan dengan

penelitian. Dari awal melakukan perencanaan atas langkah-langkah yang akan

dilakukan hingga melakukan tinjauan lanjutan dan tindakannya. Pada penelitian

ini, peneliti mengunakan wawancara semiterstruktur, karena selain menemukan

(24)

31

Lara Syofbrina, 2014

PERANAN LEAN MANUFACTURINGT DALAM MENUNJANG EFISIENSI AKTIVITAS LOGISTIK (Studi Kasus Pada PT. Silver Kris)

3. Teknik pengumpulan data dengan dokumen

Dokumen merupakan catatan atas kejadian yang telah berlalu, dokumen

bisa berbentuk tulisan, gambar, atau karya monumental dari seseorang. Dokumen

yang berbentuk tulisan menurut Sugiyono (2013:82) yaitu catatan harian, sejarah

kehidupan, cerita, biografi, peraturan dan juga kebijakan. Sedangkan dokumen

yang berbentuk gambar contohnya foto, gambar hidup, sketsa, dan lain-lain.

Dokumen merupakan alat penunjang dari teknik pengumpulan data

lainnya yaitu wawancara dan observasi, selain itu dokumen merupakan alat valid

dalam mengungkapkan temuan dilapangan. Oleh karena itu dokumen sangat

diperlukan dalam menunjang penelitian, dokumen-dokumen tersebut diantaranya

standar operasional prosedur (SOP) perusahaan, profil perusahaan, dan

dokumen/catatan penting lainnya.

3.2.3 Instrumen Penelitian

Instrumen utama dalam penelitian kulitatif ialah peneliti sendiri sebagai

human instrument, berfungsi menetapkan fokus penelitian, memilih informan

sebagai sumber data, melakukan pengumpulan data, menilai kualitas data, analisis

data, menfasirkan data dan membuat kesimpulan atas semuanya. Oleh karena itu

peneliti sebagai instrumen juga harus “divalidasi” seberapa jauh peneliti kualitatif

siap melakukan penelitian yang selanjutnya terjun ke lapangan (Sugiyono,

2013:222). Selanjutnya setelah peneliti menetapkan fokus penelitian menjadi

jelas, maka kemungkinan akan dikembangkan instrumen penelitian menjadi

(25)

32

Lara Syofbrina, 2014

PERANAN LEAN MANUFACTURINGT DALAM MENUNJANG EFISIENSI AKTIVITAS LOGISTIK (Studi Kasus Pada PT. Silver Kris)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

data yang telah ditemukan melalui observasi dan wawancara. Instrumen sederhana

yang digunakan Peneliti dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Pedoman Wawacara

Pedoman yang berisikan mengenai daftar pertanyaan yang akan

diajukan kepada informan guna mendaptkan data dan informasi

mengenai penelitian ini.

2. Pedoman Observasi

Pedoman yang berisikan mengenai daftar pertanyaan yang akan

diajukan kepada informan guna mendapatkan data dan informasi

mengenai penelitian ini.

3. Pedoman Dokumentasi

Pedoman yang digunakan peneliti yang berupa daftar data dan

informasi yang diperlukan dalam rangka penyelesaian penelitian ini.

3.2.4 Teknik Analisis Data

Menurut sugiyono (2005:89) analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh melalui hasil wawancara, catatan lapangan, dokumentasi, dengan cara mengorganisasikan data kedalam kategori, menjabarkan ke dalam unit-unit, melakukan sintesa, menyusun ke dalam pola, memilih mana yang penting dan akan dipelajari dan membuat kesimpulan sehingga mudah dipahami oleh diri sendiri maupun orang lain.

. Adapun aktivitas dalam analisis data yang peneliti lakukan adalah

sebagai berikut:

a. Data Reduction (reduksi data)

Data yang diperoleh dari lapangan jumlahnya cukup banyak, untuk

itu maka perlu dicatat secara teliti dan rinci. Seperti yang telah

(26)

33

Lara Syofbrina, 2014

PERANAN LEAN MANUFACTURINGT DALAM MENUNJANG EFISIENSI AKTIVITAS LOGISTIK (Studi Kasus Pada PT. Silver Kris)

semakin banyak, kompleks dan rumit. Untuk itu perlu segera dilakukan

analisis data melalui reduksi data. Mereduksi data berarti merangkum,

memilih hal-hal yang pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting,

dicari tema dan polanya. Dengan demikian data yang telah direduksi akan

memberikan gambaran yang lebih jelas dan mempermudah peneliti untuk

melakukan pengumpulan data selanjutnya dan mencarinya bila diperlukan.

Maka, dalam penelitian ini hasil data dilapangan baik berupa

rekaman wawancara ataupun berdasarkan data-data lainnya akan disatukan

serta direduksi dengan dicari tema da polanya agar lebih sesuai dengan

tujuan penelitian yang diinginkan. Peneliti akan memberikan kode pada

setiap data atau informasi yang diperoleh. Adapun pengkodean yang

digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

Tabel 3.2 Pengkodean

No Kode Keterangan

1 PGB Digunakan untuk data dan informasi

yang berkaitan dengan alur proses

aktivitas gudang benang

2 AGB Digunakan untuk data dan informasi

yang berkaitan dengan aktivitas pada

(27)

34

Lara Syofbrina, 2014

PERANAN LEAN MANUFACTURINGT DALAM MENUNJANG EFISIENSI AKTIVITAS LOGISTIK (Studi Kasus Pada PT. Silver Kris)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Pengkodean ini dapat ditambahkan apabila diperlukan selama proses

penelitian. Selanjutnya, hasil pengkodean yang telah digolongkan dalam tiga

kategori utama ini akan diuraikan dan dibahas kedalam bentuk data display

dan conclusing drawing.

b. Data Display

Setelah data direduksi, maka langkah selanjutnya adalah

mendisplay data. Menurut Miles dan Huberman (sugiyono, 2010:341)

mengemukakan bahwa:

“Dalam penelitian kualitatif penyajian data bisa dilakukan dalam

bentuk uraian singkat, bagan, hubungan antar kategori, flowchart dan

sejenisnya. Bentuk teks yang bersifat naratif adalah penyajian data yang

paling sering digunakan dalam kualitatif “

Maka, setelah data hasil penelitian digolongkan menjadi tiga

kategori utama seperti pada penjelasan di atas, peneliti melanjutkannya

dengan mengungkapkan dan menyajikan data yang di dapat secara

gamblang melalui teks yang bersifat naratif. Penyajian teks ini berdasarkan

pemahaman peneliti sendiri dalam menfsirkan data-data yang diperoleh

namun tetap berdasarkan pada teori-teori yang berkaitan dengan topik

penelitian. Selain itu, penyajian data berupa bagan, flowchart, tabel

ataupun grafik akan peneliti sajikan apabila diperlukan dalam proses

pengungkapan data.

c. Conclution Drawing atau Verification

Langkah ketiga dalam analisis kualitatif adalah penarikan

(28)

35

Lara Syofbrina, 2014

PERANAN LEAN MANUFACTURINGT DALAM MENUNJANG EFISIENSI AKTIVITAS LOGISTIK (Studi Kasus Pada PT. Silver Kris)

sementara dan akan berubah bila tidak ditemukan bukti-bukti kuat yang

mendukung pada tahap pengumpulan data berikutnya. Akan tetapi apabila

yang dikemukakan pada tahap awal di dukung oleh bukti-bukti yang valid

dan konsisten saat peneliti kembali ke lapangan mengumpulkan data,

maka kesimpulan yang dikemukakan merupakan kesimpulan yang

kredibel.

Dengan demikian kesimpulan dalam kualitatif mungkin dapat

menjawab rumusan masalah yang dirumuskan sejak awal, tetapi mungkin

juga tidak, karena seperti yang telah dikemukakan bahwa masalah dan

rumusan masalah dalam penelitian kualitatif masih bersifat sementara dan

akan berkembang setelah penelitian berada di lapangan. Kesimpulan

dalam penelitian ini akan diungkapkan berupa gambaran atau teks secara

deskripsi berdasarkan hasil peneltian di lapangan yang dilakukan oleh

peneliti.

3.2.5 Pengujian Kredibilitas Data

Salah satu cara yang paling penting dan mudah dalam uji keabsahan hasil

penelitian adalah dengan melakukan triangulasi. Triangulasi adalah teknik

pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain (Moleong,

2009:330). Menurut Sugiyono (273:2013) Triangulasi dalam pengujian kredibiltas

merupakan pengecekan data dari berbagai sumber dengan berbagai cara dan

berbagai waktu. Triangulasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah

(29)

36

Lara Syofbrina, 2014

PERANAN LEAN MANUFACTURINGT DALAM MENUNJANG EFISIENSI AKTIVITAS LOGISTIK (Studi Kasus Pada PT. Silver Kris)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Menurut Pattong (1987:331) dalam Moleong (2009:330) triangulasi

sumber berarti membandingkan dan mengecek balik derajat kepercayaan suatu

informasi yang diperoleh melalui waktu dan alat yang berbeda dalam penelitian

kualitatif. Hal ini dapat dicapai melalui: 1) membandingkan data hasil

pengamatan dengan hasil wawancara; 2) membandingkan apa yang dikatakan

orang-orang tentang suatu penelitian dengan apa yang dikatakan informan; dan 3)

membandingkan hasil wawancara dengan dokumen yang terkait.

Triangulasi Teori berarti penggunaan berbagai teori yang berlainan untuk

memastikan bahwa data yang dikumpulkan sudah memasuki syarat. Menurut

peneliti ini menjadi sangat penting sehingga data yang diperoleh menjadi lebih

valid, misalnya dalam hal kelengkapan dokumen, maka pihak yang akan menjadi

sumber data adalah supervisor logisitik dan kepala gudang benang perusahaan.

Jadi triangulasi berarti cara terbaik untuk menghilangkan

perbedaan-perbedaan konstruksi kenyataan yang ada dalam konteks suatu studi sewaktu

mengumpulkan data tentang berbagai kejadian dan hubungan dari berbagai

pandangan. Dengan kata lain triangulasi dapat mengecek kembali temuan dan

jalan membandingkannya dengan sumber dan teori. Untuk itu maka peneliti dapat

melakukannya dengan jalan yaitu:

1. Membuat daftar wawancara untuk setiap informan serta melakukan

observasi

2. Membandingkan data hasil pengamatan dan wawancara

3. Mengeceknya dengan berbagai sumber data

(30)

37

Lara Syofbrina, 2014

PERANAN LEAN MANUFACTURINGT DALAM MENUNJANG EFISIENSI AKTIVITAS LOGISTIK (Studi Kasus Pada PT. Silver Kris)

5. Jika hasil wawancara dengan observasi dan dokumen terkait tidak

relevan, maka peneliti akan melakukan wawancara ulang dengan

informan untuk mengkonfirmasi perbedaan tersebut

(31)

Lara Syofbrina, 2014

PERANAN LEAN MANUFACTURINGT DALAM MENUNJANG EFISIENSI AKTIVITAS LOGISTIK (Studi Kasus Pada PT. Silver Kris)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

79

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah diuraikan pada

bab sebelumnya, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:

1. Aliran kerja serta aktivitas pada bagian logistik khususnya gudang benang

sudah sesuai dengan prosedur yang ada pada perusahaan. Namun dalam

pelaksanaanya masih terdapat beberapa aktivitas yang menimbulkan

pemborosan. Hasil identifikasi menunjukkan dua aktivitas yang

menyebakan timbulnya pemborosan yaitu aktivitas stock opname dan

aktivitas repacking. Aktivitas stock opname tidak dapat dihilangkan dalam

aliran kerja gudang benang, namun dalam pelaksanaanya dapat dikurangi

konsumsi sumber daya sehingga dapat meminimalisir pemborosan. Sedangkan

untuk aktivitas repacking harus dihilangkan atau dihapus dalam aliran kerja

gudang benang.

2. Usulan perbaikan untuk gudang benang adalah mengurangi konsumsi

sumber daya berdasarkan kebutuhan stock opname dan mempersempit

peluang tejadinya pemborosan dengan menghilangkan aktivitas repacking.

Pengurangan aktivitas stock opname dan penghapusan aktivitas repacking dapat

meminimalisir pemborosan dan perusahaan dapat menghemat biaya dan waktu

dalam pelaksanaanya,sehingga efisiensi aktivitas gudang benang dapat meningkat

Untuk jangka panjang perlu diperhatikan kembali kondisi gudang benang

yang ada pada perusahaan, diperlukannya beberapa perbaikan agar

aktivitas dapat berjalan lancar.

5.2 Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang telah diperoleh, penulis dapat

(32)

80

Lara Syofbrina, 2014

PERANAN LEAN MANUFACTURINGT DALAM MENUNJANG EFISIENSI AKTIVITAS LOGISTIK (Studi Kasus Pada PT. Silver Kris)

1. Untuk perusahaan, diharapkan dapat mempersempit peluang terjadinya

kesalahan karena kelalaian, serta mempertimbangkan beberapa

kebijakan pelaksanaan aktivitas yang ada pada gudang benang.

Dengan diperhatikannya konsumsi sunber daya, waktu dan biaya

aktivitas gudang benang, perusahaan dapat meminimalisir pemborosan

serta dapat meningkatkan efisiensi.

2. Untuk peneliti selanjutnya kasus lean manufacturing dapat diteliti

lebih lanjut, karena menarik untuk dibahas karena banyak tools yang

dapat digunakan. Selain itu, lean manufacturing tidak hanya dapat

diteliti pada perusahaan manufaktur namu dapat diteliti pada

perusahaan jasa. Peneliti dapat menggunakan pendekatan lean

(33)

Lara Syofbrina, 2014

PERANAN LEAN MANUFACTURINGT DALAM MENUNJANG EFISIENSI AKTIVITAS LOGISTIK (Studi Kasus Pada PT. Silver Kris)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR PUSTAKA

Arfian Gunarso. (2012). “Analisis Penggunaan Activity Based Management

(ABM) untuk Meningkatkan Efisisensi Biaya Produksi dan Profitabilitas pada Perusahaan Tahu UD. 3 S’Prima Kota Batu”. Skripsi. Malang: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya

Baldric Siregar, et al. (2013). Akuntansi Manajemen. Jakarta: Salemba Empat

Fakhrudy Firmansyah. (2011). “Analisis Lean Manufacturing pada Perusahaan

Intermitten Process untuk Meningkatkan Kapasias Produksi”. Skripsi.

Surabaya: Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Perbanas

Gaspersz, Vincent. (2007). Lean Six Sigma for Manufacturing and services

Industries. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama

Hansen dan Mowen. (2009). Managerial Accounting (Akuntansi manajerial) Buku 1. Edisi 8. Jakarta : Salemba Empat

Hansen dan Mowen. (2011). Managerial Accounting (Akuntansi manajerial) Buku 2. Edisi 8. Jakarta : Salemba Empat

Henry Simamora. (2003). Akuntansi Manajemen. Jakarta: Salemba Empat

Moleong, Lexy.J. (2009). Metodologi Penelitian Kualitatif. Edisi Revisi. Bandung : PT Remaja Rosdakarya

Liker, J. (2004). The Toyota Way: 14 Prinsip Manajemen dari Perusahaan Manufaktur Terhebat di Dunia. Erlangga

Liker, J dan Meier, David. (2006). The toyota Way Fieldbook: Panduan untuk

Mengmplmentasikan Model 4P Toyota. Erlangga

(34)

Lara Syofbrina, 2014

PERANAN LEAN MANUFACTURINGT DALAM MENUNJANG EFISIENSI AKTIVITAS LOGISTIK (Studi Kasus Pada PT. Silver Kris)

Mulyadi. (2009). Akuntansi Biaya. Edisi 5. Yogyakarta: UPP STIM YKPN

Nindya Kusuma Pertiwi. (2012). “Lean Hospital sebagai Usulan Perbaikan Sistem Rack Addressing dan Order Picking Gudang Logistik Perbekalan Kesehatan Rumah Sakit Islam Jakarta Cempaka Putih”. Skripsi. Jakarta: Universitas Indonesia

Sugiyono. (2013). Metode penelitian kuantitatif kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta

Syahu Sugian. (2006). Kamus Manajemen (Mutu). Jakarta: Gramedia Pustaka Utama

Womack, J Dan Jones, D. (2003). Lean Thingking. New York: Simon & Schuster

Gambar

Tabel 3.1 Informan Penelitian
Tabel 3.2 Pengkodean

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui adanya peranan audit internal dalam menunjang optimalisasi penjualan obat di Bagian Farmasi Rumah Sakit. Metode penelitian

Berkenaan dengan hal tersebut, maka peneliti mencoba mengidentifikasi peranan sistem informasi akuntansi penjualan untuk menunjang aktivitas sistem pengendalian intern dalam

Hasil ini tidak meyakinkan penulis akan peranan biaya outsourcing sumber daya manusia dalam menunjang efisiensi biaya operasional, berarti teori yang dikemukakan oleh Richardus

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui adanya peranan audit internal dalam menunjang optimalisasi penjualan obat di Bagian Farmasi Rumah Sakit. Metode penelitian