• Tidak ada hasil yang ditemukan

MENINGKATKAN PEMBELAJARAN GERAK DASAR CHEST PASS BOLA BASKET MELALUI MODIFIKASI PERMAINAN BOLA TANGAN (Penelitian Tindakan Kelas pada Siswa Kelas V SDN Baranangsiang Kecamatan Tanjungsiang Kabupaten Subang).

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "MENINGKATKAN PEMBELAJARAN GERAK DASAR CHEST PASS BOLA BASKET MELALUI MODIFIKASI PERMAINAN BOLA TANGAN (Penelitian Tindakan Kelas pada Siswa Kelas V SDN Baranangsiang Kecamatan Tanjungsiang Kabupaten Subang)."

Copied!
54
0
0

Teks penuh

(1)

( Penelitian Tindakan Kelas pada Siswa Kelas V SDN Baranangsiang Kecamatan Tanjungsiang Kabupaten Subang)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Oleh

DIKDIK ADITIA 0903259

PROGRAM STUDI S-1 PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR PENJAS KAMPUS SUMEDANG

(2)

MENINGKATKAN PEMBELAJARAN GERAK DASAR CHEST PASS BOLA BASKET MELALUI MODIFIKASI

PERMAINANBOLA TANGAN

Oleh Dikdik Aditia

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Ilmu Pendidikan

© Dikdik Aditia 2013 Universitas Pendidikan Indonesia

Januari 2013

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

(3)

(Penelitian Tindakan Kelas pada Siswa Kelas V SDN Baranangsiang Kecamatan Tanjungsiang Kabupaten Subang)

DIKDIK ADITIA

NIM. 0903259

Disetujui dan disahkan oleh:

Pembimbing I,

Respaty Mulyanto.M.Pd

NIP. 195905201988031002

Pembimbing II,

Indra Safari, M.Pd

NIP. 197709022008011016

Mengetahui,

Ketua Program PGSD S-1 PENJAS

Respaty Mulyanto.M.Pd

(4)

iii

B. Rumusan Masalah dan Pemecahan Masalah . ... 6

1. Rumusan Masalah . ... 6

1. Hakikat Pendidikan Jasmani ... 12

a. Pengertian Pendidikan Jasmani ... 14

b. Tujuan dan Manfaat Pendidikan Jasmani ... 15

c. Ruang Lingkup Pendidikan Jasmani . ... 16

d. Permainan Bola Basket ... 17

e. Chestpass (Passing Dada) ... 25

2. Perkembangan Peserta Didik ... 26

a. Perkembangan Kognitif ... 26

b. Perkembangan Afektif ... 27

c. Perkembangan Motorik . ... 28

3. Pembelajaran Pendidikan Jasmani . ... 29

a. Metode . ... 29

b. Strategi . ... 30

4. Modifikasi Permainan Bola Tangan . ... 30

a. Pengertian Modifikasi . ... 30

b. Permainan Bola Tangan . ... 30

5. Modifikasi Permainan Bola Tangan dalam Pembelajaran Chest Pass Bola Basket . ... 31

B. Kajian Praktis . ... 31

C.Hipotesis Tindakan . ... 34

BAB III METODE PENELITIAN . ... 35

A.Lokasi dan Waktu Penelitian ... 35

(5)

a. Keadaan Siswa . ... 36

1. Tahap Perencanaan Tindakan . ... 42

2. Tahap Pelaksanaan Tindakan . ... 43

3. Observasi . ... 44

F. Pengolahan dan Analisis Data ... 59

1. Pengolahan Data ... 59

2. Analisis Data . ... 62

G.Validasi Data . ... 63

BAB IV PAPARAN DATA DAN PEMBAHASAN . ... 65

A.Paparan Data Awal . ... 65

1. Data Awal Hasil Observasi Perencanaan Pembelajaran ... 65

2. Data Awal Hasil Observasi Pelaksanaan Pembelajaran .. ... 67

3. Data Awal Hasil Observasi Aktivitas Siswa . ... 70

4. Data Awal Observasi Hasil Belajar Siswa . ... 72

5. Analisis Data Awal ... 74

B. Paparan Data Tindakan . ... 74

1. Paparan Data Tindakan Siklus I . ... 74

a. Paparan Data Perencanaan Siklus I . ... 74

b. Paparan Data Pelaksanaan Siklus I ... 78

c. Paparan Data Observasi Aktivitas Siswa Siklus I . ... 81

d. Paparan Data Hasil Belajar Siswa Siklus I ... 84

e. Catatan Lapangan . ... 86

f. Analisis dan Refleksi Siklus I ... 86

2. Paparan Data Tindakan Siklus II ... ... 90

a. Paparan Data Perencanaan Siklus II . ... 90

b. Paparan Data Pelaksanaan Siklus II . ... 93

(6)

v

d. Paparan Data Hasil Belajar Siswa Siklus II ... 99

e. Catatan Lapangan ... 101

f. Analisis dan Refleksi Siklus II . ... 101

3. Paparan Data Tindakan Siklus III .... ... 106

a. Paparan Data Perencanaan Siklus III . ... 106

b. Paparan Data Pelaksanaan Siklus III . ... 108

c. Paparan Data Observasi Aktivitas Siswa Siklus III ... 112

d. Paparan Data Hasil Belajar Siswa Siklus III ... 115

e. Catatan Lapangan ... 117

f. Analisis dan Refleksi Siklus III ... 117

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN . ... 126

A.Kesimpulan ... 126

1. Perencanaan Kinerja Guru ... 126

2. Pelaksanaan Kinerja Guru . ... 127

3. Aktivitas Siswa . ... 127

4. Hasil Belajar Siswa . ... 127

B. Saran . ... 128

1. Bagi Siswa . ... 128

2. Bagi Guru . ... 128

3. Bagi Sekolah ... 129

4. Bagi Lembaga ... 129

5. Bagi Peneliti Berikutnya . ... 129

DAFTAR PUSTAKA . ... 130

LAMPIRAN-LAMPIRAN . ... 132

(7)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan jasmani adalah salah satu mata pelajaran yang di berikan di semua sekolah baik sekolah dasar negeri maupun swasta. Pendidikan jasmani merupakan bagian dari pendidikan nasional yang bertujuan sebagai sarana untuk mencapai pendidikan pada umumnya. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) pendidikan jasmani sekolah dasar tahun 2006 dijelaskan bahwa:

Pendidikan jasmani merupakan media untuk mendorong perkembangan keterampilan motorik, kemampuan fisik, pengetahuan dan penalaran, penghayatan (sikap, mental, emosional, spritual, sosial) serta pembiasan pola hidup sehat yang bermuara untuk merangsang pertumbuhan dan perkembangan yang seimbang. Semua itu mengandung arti bahwa pendidikan jasmani atau (penjas) adalah salah satu media pelajaran yang berkepentingan dalam proses menumbuhkembangkan seluruh aspek dan potensi yang dimiliki peserta siswa melalui proses pembelajaran.

Segala sesuatu itu pada dasarnya mesti dipelajari, begitu juga permainan bola basket, dimana permainan bola basket merupakan permainan bola besar yang harus diajarkan pada siswa. Permainan bola basket merupakan salah satu permainan yang cukup menarik. Namun, permainan bola basket kurang dipahami

dan dikenal di lingkungan sekolah dasar.

Permainan bola basket adalah suatu permainan yang dimainkan oleh dua regu. Tujuan masing-masing regu ialah memasukkan bola ke dalam keranjang lawan dan mencegah regu lawan meguasai bola untuk membuat biji atau nilai. Permainan bola basket menurut Sodikun (1992: 8) adalah:

Bola basket merupakan permainan yang menggunakan bola besar, dimainkan dengan tangan. Bola boleh dioper (dilempar ke teman), boleh dipantulkan ke lantai (di tempat atau sambil berjalan) dan tujunannya adalah memasukkan bola ke basket (keranjang) lawan. Permainan dimainkan oleh dua regu masing-masing terdiri dari 5 (pemain) setiap regu.

(8)

2

salah satunya adalah teknik Chest Pass. Chest Pass menurut Suyatno dan Teguh (2010: 73) adalah “lemparan bola dari depan dada dengan dua tangan”. Chest Pass biasanya digunakan untuk operan jarak pendek.

Perlu latihan yang yang sistematis dan bervariasi agar keterampilan Chest Pass bola basket dapat dikuasai oleh setiap siswa, terutama saat proses

pembelajaran berlangsung. Tujuannya agar siswa lebih antusias dalam

pembelajaran. Untuk itu guru penjas dituntut harus mampu menyajikan materi dengan baik sehingga siswa menyenangi dan memiliki motivasi tinggi untuk melakukan aktivitas gerak dan mencoba menyelesaikan tantangan belajar gerak yang ditugaskan oleh guru.

Anak anak jaman dahulu berbeda dengan jaman sekarang, di mana permainan sekarang banyak yang menggunakan alat elektronik dalam pelaksanaannnya, bahkan sudah merambah ke pelosok desa, sedangkan permainan elektronik ini sangat jarang sekali yang memerlukan banyak gerak artinya cuma tangan saja dan pikiran yang berjalan. Sehingga aktivitas fisik jarang dilakukan.

Kurangnya aktivitas fisik sering menjadi persoalan yang dihadapi setiap individu dalam kehidupan, bahkan cenderung menjadi budaya. Pendidikan jasmani merupakan alat untuk mendorong perkembangan keterampilan motorik, kemampuan fisik, pengetahuan, penalaran, penghayatan nilai (sikap, mental, emosional, spiritual, sosial), dan pembiasaan pola hidup sehat yang bermuara untuk merangsang pertumbuhan serta perkembangan yang seimbang. Sehingga pendidikan jasmani sebagai wahana untuk mendidik anak. Hal tersebut sesuai dengan pendapat Lutan (2001:17) yaitu sebagai berikut, “Bahwa pendidikan jasmani merupakan alat untuk membina anak muda agar kelak mampu membuat keputusan terbaik tentang aktivitas jasmani yang dilakukan dan menjalani pola hidup sehat disepanjang hayatnya”.

(9)

manusia. Hal tersebut di atas sesuai dengan pendapat Syarifuddin (1993:7), bahwa tujuan pendidikan jasmani adalah

Memacu kepada pertumbuhan dan perkembangan jasmani, mental, emosional, dan sosial yang selaras dalam upaya membentuk dan mengembangkan kemampuan gerak dasar, menanamkan nilai, sikap, dan membiasakan hidup sehat.

Adapun hasil penelitian yang dilakukan pada tanggal 5 Desember 2012 terbukti bahwa pada pembelajaran Chest Pass bola basket, ternyata anak-anak kurang menguasai gerak dasar Chest Pass bola basket dan masih dibawah KKM yang ditentukan, yaitu 70. Hal tersebut diakibatkan karena kurang maksimalnya kinerja guru dimana dalam pengemasan pembelajarannya tidak menarik, siswa tidak memperhatikan guru ketika menjelaskan karena siswa tidak antusias terhadap materi yang akan diajarkan, dan siswa lebih antusias terhadap pembelejaran sepak bola daripada pembelajaran bola basket. Dalam penelitian ini yang dijadikan subjek penelitian adalah siswa kelas V SDN Baranangsiang Kecamatan Tanjungsiang Kabupaten Subang, berjumlah 20 orang siswa.

Karena fakta di atas peneliti berpikiran untuk membuat suatu modifikasi pembelajaran yang mampu merangsang anak untuk lebih antusias dalam pembelajaran bola basket terutama teknik Chest Pass sehingga kemampuan anak dalam teknik Chest Pass menjadi lebih meningkat dengan adanya modifikasi

pembelajaran yang mampu membuat anak lebih terangsang.

Dari uraian di atas dalam membina dan meningkatkan pengembangan kemampuan gerak siswa terhadap permainan bola basket, guru penjas harus merancang bentuk-bentuk latihan yang menarik dan harus disesuaikan dengan karakteristik dari siswa SD. Bila masih ada kesalahan, ini harus tetap dikoreksi dan terus diteliti. Hal ini berfungsi untuk melihat anak didik kita sudah berkembang kemampuannya atau tidak, minimal sudah memenuhi Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM).

(10)

4

pembelajaran Chest Pass bola basket, ternyata siswa kurang menguasai kemampuan ini. Berikut adalah data awal hasil tes Chest Pass pada siswa kelas V SDN Baranangsiang Kecamatan Tanjungsiang Kabupaten Subang.

Tabel 1.1

Data Awal Hasil Tes Chest Pass

Nilai = �� � ��

Siswa dikatakan tuntas jika mendapat nilai ≥ 70

(11)

Siswa dikatakan belum tuntas jika mendapat nilai < 70

Berdasarkan hasil observasi, data awal yang didapatkan dapat diinterpretasikan bahwa ada 2 orang siswa (10%) dinyatakan tuntas dan 18 orang siswa (90%) dinyatakan belum tuntas. Ini membuktikan bahwa hasil belajar Chest Pass bola basket siswa kelas V SDN Baranangsiang Kecamatan Tanjungsiang

Kabupaten Subang sangatlah kurang. Maka dari itu, penulis akan mencoba

melakukan penelitian dari masalah ini.

Aspek yang dinilai di atas bertitik tolak pada teknik dasar melakukan Chest Pass menurut Khoirul (2010), adalah sebagai berikut.

1. Cara Memegang Bola

a. Sikap tangan membentuk mangkok besar, b. Bola berada diantara kedua telapak tangan, c. Telapak tangan berada disamping bola

d. Ibu jari terletak dekat dengan badan di bagian belakang bola yang menghadapa ke bagian tengah depan.

2. Awalan Chest Pass

a. Ibu jari menghadap ke atas saat memegang bola,

b. Kedua kaki membentuk kuda-kuda dengan salah satu kaki di depan atau sejajar

c. Lutut rileks

3. Tolakan atau Lemparan Chest Pass

a. Kedua kaki bisa sejajar atau salah satu di depan b. Kedua lutut sedikit menekuk

c. Langkahkan kaki ke arah sasaran

d. Dorong bola dengan jari, pergelangan tangan, dan lengan e. Pada akhir gerakan ibu jari harus menghadap ke bawah 4. Gerakan Lanjutan

a. Posisi siku lurus

b. Telapak tangan di posisikan mengarah ke luar

c. Putar bola dengan jari telunjuk, jari tengah, dan ibu jari saat bola lepas dari tangan

Guru Pendidikan Jasmani harus pandai dalam memodifikasi pembelajaran sesuai dengan situasi dan kondisi yang dihadapinya agar dapat meningkatkan kemampuan anak didiknya. Untuk mendukung keberhasilan dalam mengajarkan Pendidikan Jasmani di SD, guru harus mampu mengembangkan media pembelajaran untuk mencapai keberhasilan dalam program pembelajaran.

(12)

6

mengajar (PBM). Ketiga sumber ini harus dikelola dan dimanfaatkan sebaik-baiknya karena bersifat langka”.

Dalam hal ini penulis tertarik untuk meneliti dengan cara memodifikasi pembelajaran untuk meningkatkan pembelajaran Chest Pass bola basket melalui modifiaksi permainan bola tangan. Penulis menduga dengan penggunaan modifikasi permainan bola tangan akan meningkatkan hasil pembelajaran Chest

Pass bola basket. Chest Pass dalam bola tangan lebih mudah karena tidak

banyaknya peraturan dalam melakukan Chest Pass. Anak juga akan lebih antusias dalam pembelajaran karena permainan bola tangan menyerupai sepak bola yang sebagian besar anak inginkan dalam pembelajaran. Seperti yang dikemukakan Haris (1991: 3), ia berpendapat bahwa permainan bola tangan adalah sebagai berikut.

Permainan bola tangan adalah suatu permainan beregu yang berbentuk gabungan dari permainan sepakbola dan bola basket, di mana dua regu dengan masing-masing 7 pemain (6 pemain dan 1 penjaga gawang) berusaha memasukkan sebuah bola ke gawang lawan.

Kendala yang dihadapi di SDN Baranangsiang penguasaan Chest Pass bola basket siswa-siswanya kurang memadai karena siswa lebih tertarik dalam pembelajaran sepak bola, serta penyampaian pembelajaran yang belum maksimal oleh guru penjas. Maka diperlukan suatu cara untuk menyelesaikan permasalahan di atas sehingga bertitik tolak dari uraian di atas penulis terdorong untuk mencoba meneliti tentang “Meningkatkan Pembelajaran Gerak Dasar Chest Pass Bola Basket melalui Modifikasi Permainan Bola Tangan (Penelitian Tindakan Kelas pada Siswa Kelas V SDN Baranangsiang Kecamatan Tanjungsiang Kabupaten Subang)”.

B. Rumusan Masalah dan Pemecahan Masalah 1. Rumusan Masalah

(13)

a. Bagaimanakah perencanaan pembelajaran gerak dasar Chest Pass bola basket melalui modifikasi permainan bola tangan pada siswa kelas V SDN Baranangsiang Kecamatan Tanjungsiang Kabupaten Subang?

b. Bagaimanakah kinerja guru dalam pembelajaran gerak dasar Chest Pass bola basket melalui modifikasi permainan bola tangan pada siswa kelas V SDN Baranangsiang Kecamatan Tanjungsiang Kabupaten Subang?

c. Bagaimanakah aktivitas siswa pembelajaran gerak dasar Chest Pass bola basket melalui modifikasi permainan bola tangan pada siswa kelas V SDN Baranangsiang Kecamatan Tanjungsiang Kabupaten Subang?

d. Bagaimanakah hasil pembelajaran gerak dasar Chest Pass bola basket melalui modifikasi permainan bola tangan pada siswa kelas V SDN Baranangsiang Kecamatan Tanjungsiang Kabupaten Subang?

2. Pemecahan Masalah

a. Tahap Perencanaan Tindakan

1) Mengadakan penelitian awal untuk mengidentifikasi masalah yang perlu diatasi. Dalam tahap ini peneliti melakukan observasi pada proses pembelajaran Chest Pass bola basket.

2) Membuat Rencana Pembelajaran (RPP) untuk setiap siklus.

3) Peneliti dan guru mengadakan diskusi mengenai cara melakukan tindakan, mengenai langkah-langkah penerapan tiga kunci, dan memotivasi anak untuk belajar.

4) Menyiapkan alat pembelajaran dalam rangka meningkatkan kemampuan gerak dasar Chest Pass bola basket.

5) Mendesain alat evaluasi untuk melihat:

a) Apakah kemampuan gerak dasar Chest Pass bola basket dapat meningkat? b) Apakah melalui modifikasi permainan bola tangan pembelajaran bola basket

akan mampu menjadikan alat bantu yang dapat meningkatkan tujuan?

b. Pelaksanaan Tindakan

(14)

8

1) Kegiatan Awal

a) Menyiapkan alat-alat pelajaran. b) Guru dan siswa berdoa bersama.

c) Siswa dan guru melaksanakan pemanasan sesuai dengan petunjuk guru. d) Menjelaskan kegiatan belajar yang akan dilaksanakan siswa. Pada kegiatan

ini peneliti menerapkan strategi memotivasi siswa belajar atau berlatih yang

berorentasi pada keberhasilan. 2) Kegiatan Inti.

a) Peneliti yang berperan sebagai guru dan observer melakukan pengamatan terhadap perilaku siswa yang belajar sebagai informasi peneliti. Proses pengamatan harus didasari dengan sadar, kritis, sistematis, dan objektif. b) Peneliti menjelaskan tentang pengertian Chest Pass.

c) Peneliti menjelaskan tentang cara melakukan Chest Pass yang baik. 3) Kegiatan Akhir.

a) Setelah pembelajaran berakhir, peneliti mencatat segala bentuk kegiatan, kejadian, kendala-kendala yang muncul selama pembelajaran berlangsung ke dalam lembar observasi yang disiapkan.

b) Murid duduk membuat formasi setengah lingkaran, guru menjelaskan kembali materi yang sudah disampaikan, kemudian menyampaikan tindak lanjut.

c. Observasi

Selama pelaksanaan tindakan tugas peneliti adalah mengobservasi semua kegiatan yang dilakukan selama pembelajaran berlangsung.Pelaksanaan observasi dilaksanakan sesuai dengan rencana penelitian objek yang diamati adalah seluruh aktivitas siswa selama pembelajaran dilaksanakan, baik berupa perubahan yang bersifat individu maupun secara klasikal. Observasi yang dapat dilakukan adalah

sebagai berikut.

1. Observasi Peer (pengamatan sejawat).

(15)

2. Observasi Terstruktur.

Pelaksanaan observasi terstruktur dilakukan peneliti dengan cara bertanya kepada siswa. Peneliti sebagai guru mengajukan beberapa pertanyaan kepada siswa kemudian siswa menjawab.

d. Refleksi

Tahap refleksi merupakan tahap kegiatan untuk menganalisa, interprestasi

dan penjelasan terhadap semua informasi yang diperoleh selama pelaksanaan tindakan. Informasi yang berhasil didokumentasikan, kemudian dianalisa dan dibandingkan dengan data awal. Hasil informasi atau data yang sudah dianalisis kemudian melalui proses refleksi akan ditarik kesimpulan.

Hasilnya akan dijadikan sumber bagi tindakan selanjutnya yaitu dalam rangka memperbaiki, menyempurnakan atau meningkatkan kebiasaan yang kurang yang baik menjadi baik dalam pelaksanaan tindakan. Adapun langkah refleksi adalah sebagai berikut.

1) Analisis, sintensis, dan interprestasi terhadap semua informasi yang diperoleh dalam pelaksanaan tindakan.

2) Melakukan evaluasi terhadap keberhasilan dan pencapaian tujuan tindakan. 3) Apabila hasil refleksi menunjukkan belum ada peningkatan optimal maka

dibuat perencanaan siklus 2-3 yang perlu dibuat langkah-langkahnya seperti siklus 1.

C. Tujuan Penelitian

Adapun Tujuan khusus dalam penelitian ini adalah ingin:

1. Mengetahui perencanaan pembelajaran gerak dasar Chest Pass bola basket melalui modifikasi permainan bola tangan pada siswa kelas V SDN

Baranangsiang Kecamatan Tanjungsiang Kabupaten Subang.

2. Mengetahui kinerja guru dalam pembelajaran gerak dasar Chest Pass bola

(16)

10

3. Mengetahui aktivitas siswa pembelajaran gerak dasar Chest Pass bola basket melalui modifikasi permainan bola tangan pada siswa kelas V SDN Baranangsiang Kecamatan Tanjungsiang Kabupaten Subang.

4. Mengetahui hasil pembelajaran gerak dasar Chest Pass bola basket melalui modifikasi permainan bola tangan pada siswa kelas V SDN Baranangsiang Kecamatan Tanjungsiang Kabupaten Subang.

D. Manfaat Penelitian

1. Bagi Siswa

Mempercepat penguasaan gerak dasar Chest Pass bola basket. 2. Bagi Guru

Sebagai umpan balik dari pembelajaran sebelumnya sehingga guru yang merangkap jadi pelatih dapat mengkaji sendiri praktek pembelajaran, berbagai teknik pembelajaran yang dapat meningkatkan keterampilan dan kemampuan dalam olahraga permainan bola basket terutama Chest Pass bola basket.

3. Bagi Lembaga:

Dapat dijadikan aset berharga seandainya siswa-siswinya dapat berprestasi. 4. Bagi Peneliti:

Menambah pengetahuan, mempunyai kemampuan penggunaan media pembelajaran, dan dapat digunakan bagi peneliti yang lain.

E. Batasan Istilah

Gerak dasar adalah kemampuan awal yang dimiliki seseorang (Kamus Besar:

359)

Chest Pass adalah lemparan bola dari depan dada dengan dua tangan (Suyatno dan Teguh, 2010: 73)

Permainan bola basket adalah Bola basket merupakan permainan yang

menggunakan bola besar, dimainkan dengan tangan. Bola boleh dioper (dilempar

(17)

Permainan bola tangan adalah suatu permainan beregu yang berbentuk

(18)

35 Kelas I

Kelas II

Kelas III

Kelas IV

Kelas V

Kelas VI

Ruang Guru dan Kepala Sekolah Ruang Olahraga

Kantin

WC Lapangan

Upacara

Tempat Parkir

Ge

rba

ng

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Lokasi dan Waktu Penelitian 1. Lokasi Penelitian

Lokasi pelaksanaan penelitian ini adalah Sekolah Dasar Negeri

Baranangsiang Kecamatan Tanjungsiang Kabupaten Subang. Alasan lokasi ini dipilih karena terdapat permasalahan yang belum terselesaikan terutama dalam pembelajaran bola basket sehingga diperlukan suatu upaya untuk mengatasi permasalahan tersebut. Selain itu juga kondisi pihak tenaga pendidik yang sangat mendukung adanya kegiatan Penelitian Tindakan Kelas.

Gambar 3.1

(19)

a. Keadaan Siswa

Jumlah siswa SDN Baranangsiang Kecamatan Tanjungsiang Kabupaten Subang adalah 168 orang dengan jumlah siswa laki-laki 87 orang, sedangkan jumlah siswa perempuan 81 orang. Adapun rinciannya adalah sebagai berikut.

Tabel 3.1

Daftar Siswa SDN Baranangsiang

No Kelas Banyak Siswa Jumlah

Laki-laki Perempuan

1 I 12 10 22

2 II 11 15 26

3 III 14 18 32

4 IV 18 15 33

5 V 10 13 23

6 VI 22 10 32

Jumlah 87 81 168

b. Keadaan Guru

SDN Baranangsiang mempunyai tenaga pengajar sebanyak 11 orang yang terdiri dari delapan orang dari Pegawai Negeri Sipil (PNS) dan tiga orang dari sukarelawan (sukwan) serta satu orang penjaga sekolah.

Tabel 3.2

Daftar Tenaga Pendidik SDN Baranangsiang

No Nama NIP Gol Jabatan

1 Dedeh Juarsih, S.Pd 196202221981092001 IV/a Kepala Sekolah 2 Ade Priatna, S.Pd 196111251982041001 IV/a Guru Kelas III 3 Dadang Supriatna, S.Pd 198205081983051002 IV/a Guru Kelas V 4 Cunayah Karyati, S.Pd 196601111986102002 IV/a Guru Kelas II 5 Toha, S.Pd 197014032008011001 III/a Guru Kelas VI 6 Yoyoh Rokayah, S.Pd 197005122007012005 II/b Guru Kelas IV 7 Maman, S.Pd.I 195505211983081001 IV/a Guru PAI Kelas I-VI 8 Daryamah, S.Pd 196907072007012014 III/a Guru PJOK Kelas I-VI

9 Lia Parida, S.Pd.I - - Guru Kelas I

10 Sunariyati, S.Pd - - Guru Bahasa Inggris

(20)

37

2. Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan selama selama 4 bulan, yaitu dari bulan Pebruari 2013 sampai dengan Mei 2013. Waktu yang dibutuhkan relatif lama hal ini disebabkan karena penelitian tindakan kelas dilakukan dalam beberapa siklus hingga permasalahan dapat diatasi.

Tabel 3.3 Jadwal Penelitian

No. Uraian Kegiatan

Waktu Pelaksanaan

Maret April Mei Juni

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

1 Persiapan dan pembekalan

2 Perencanaan

3 Pelaksanaan siklus 1

4 Pelaksanaan siklus 2

5 Pelaksanaan siklus 3

6 Pengolahan data

7 Penyusunan laporan

B. Subjek Penelitian

Subjek dalam penelitian ini adalah siswa-siswi SDN Baranangsiang tahun ajaran 2012/2013 yang berjumlah 20 siswa, yang terdiri dari 10 siswa laki-laki

(21)

Tabel 3.4

Daftar Nama Siswa Kelas V SDN Baranangsiang

No. Nama Siswa Jenis Kelamin

Laki-laki Perempuan

1 Aep √

2 Arya √

3 Ade Tria √

4 Bunga √

5 Dedem √

6 Dicky √

7 Egi √

8 Eri √

9 Ela √

10 Handika √

11 Herni √

12 M. Hadi √

13 Putri √

14 Resti √

15 Susilawati √

16 Saripudin √

17 Topan √

18 Tazqia √

19 Yani √

20 Salwa √

Jumlah 10 10

(22)

39

C. Metode dan Desain Penelitian 1. Metode Penelitian

Berdasarkan latar belakang dari masalah-masalah yang sering muncul dalam proses kegiatan belajar mengajar di sekolah, diperlukan upaya untuk memecahkan permasalahan tersebut. Salah satu cara yang harus dilakukan yaitu guru dapat menggunakan penelitian pendidikan untuk meningkatkn hasil pembelajaran. Agar

diperoleh hasil yang diharapkan, metode penelitian yang digunakan harus tepat. Pemilihan metode penelitian akan menentukan hasil dari penelitian itu sendiri. Metode penelitian secara umum dapat dikelompokan menjadi dua yaitu metode kuantitatif dan kualitatif.

Metode kuantitatif disebut juga sebagai metode tradisional, dikarenakan metode ini sudah cukup lama digunakan sebagai metode untuk penelitian. Metode kuantitatif juga disebut sebagai metode discoveri, hal ini karena di metode discoveri dapat ditemukan dan dikembangkan berbagai penelitian yang berhubungan dengan ilmi pengetahuan dan teknologi yang hasil penelitiannya berupa angka-angka dan analisis menggunakan statistik.

Menurut Sugiyono (2010;14) metode kuantitatif adalah :

Metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat positivisme, digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu, teknik pengambilan sampel pada umumnya dilakukan secara random, pengumpulan data menggunakan instrument penelitian, analisis data bersifat kuantitatif/ statistik dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan.

(23)

Menurut Sugiyono (2010;15), metode penelitian kualitatif adalah :

Metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat postpositivisme, digunakan untuk meniliti pada kondisi objek yang alamiah, dimana peneliti adalah sebagai instrument kunci, pengambilan sampel sumber data dilakukan secara purposive dan snowball, teknik pengumpulan dengan triangulasi (gabungan), analisis data bersifat induktif/ kualitatif, dan hasil penelitian kualitatif lebih menekankan makna dari pada generalisasi.

Metode kualitatif sering digunakan untuk mendapatkan data lebih mendalam, data yang mengandung makna yang berarti data yang sebenarnya, data yang pasti merupakan suatu nilai di balik data yang tampak. Dalam penelitian kualitatif tidak menekankan pada generalisasi seperti pada penelitian kuantitatif, tetapi penelitian kualitatif lebih menekankan pada makna itu sendiri.

Salah satu metode penelitian kualitatif adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Metode penelitian tindakan kelas (Classroom Action Research) adalah

metode yang dilakukan oleh peneliti untuk memperbaiki mutu praktek pembelajaran di kelas sebagai refleksi dari pembelajaran sebelumnya. Salahudin (2011; 227) menyatakan pendapatnya “penelitian tindakan kelas adalah suatu penelitian yang dilakukan secara sistematis reflektif terhadap berbagai tindakan yang dilakukan oleh guru yang sekaligus sebagai peneliti”. Penelitian tindakan kelas merupakan penelitian praktis yang dimaksudkan untuk memperbaiki pembelajaran di kelas. Upaya perbaikan ini dilakukan dengan melaksanakan tindakan untuk mencari jawaban atas permasalahan yang ditemukan selama kegiatan belajar mengajar di kelas, yang diharapkan kegiatan tersebut mampu memperbaiki dan meningkatkan kualitas proses belajar mengajar. Menurut Wiriaatmadja (2005: 13) PTK adalah:

Bagaimana sekelompok guru dapat mengorganisasikan kondisi praktek pembelajaran mereka, dan belajar dari pengalaman mereka sendiri. Mereka dapat mencobakan suatu gagasan perbaikan dalam praktek pembelajaran mereka, dan melihat pengaruh nyata dari upaya itu.

(24)

41

2. Desain Penelitian

Desain penelitian yang dilakukan pada penelitian tindakan kelas ini menggunakan bentuk siklus, setiap siklus terdiri dari satu pertemuan. Keberlangsungan siklus ini tergantung hasil belajar yang dicapai siswa, jika hasil yang diperoleh telah memenuhi target maka penelitian ini dianggap selesai. Pada akhir siklus/pertemuan, diharapkan tujuan yang direncanakan dapat tercapai

dalam meningkatkan hasil belajar siswa. Berikut bagan siklus model Spiral Kemmis dan Taggrat yang ditafsirkan oleh Rukmana (2011):

Gambar 3.2 Siklus Penelitian Tindakan Kelas Menurut Kemmis dan Mc. Taggart (Rukmana, 2011: 6)

?

SIKLUS I

Refleksi

Pengamatan

Pelaksanaan

Perencanaan

Pengamatan

Pelaksanaan

SIKLUS II

Refleksi

Perencanaan

SIKLUS I

Refleksi

Pengamatan

(25)

D. Prosedur Penelitian

Bagan Model pada gambar 3.2 menunjukkan sebuah spiral dari beberapa siklus kegiatan. Dari siklus pertama apabila peneliti menilai adanya kesalahan atau kekurangan tetapi peneliti masih bisa menambahkan, memodifikasi atau memperbaiki permainan sesuai dengan masalah pada siklus pertama. Kemudian dibentuk lagi dengan perencanaan tindakan kedua dan seterusnya. Siklus dalam

spiral ini baru berhenti apabila tindakan yang dilakukan oleh penyaji sudah di evaluasi dengan penyaji, dan peneliti sendiri sudah menguasai keterampilan mengajar yang dicobakan.

Dalam melakukan penelitian, peneliti berperan sebagai aktor (guru) dibantu oleh observer (guru PJOK) untuk melaksanakan rancangan/desain penelitian yang sudah dibentuk. Ada beberapa hal yang harus dilakukan oleh peneliti dan observer diantaranya adalah sebagai berikut:

1. Tahap Perencanaan Tindakan

Pada tahap perencanaan tindakan peneliti dan guru menentukan suatu perencanaan tindakan dengan langkah-langkah sebagai berikut :

a. Mengadakan pertemuan antara guru PJOK, kepala sekolah dan peneliti berdiskusi tentang persiapan penelitian.

b. Mempersiapkan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) dengan menerapkan permainan bola tangan ke dalam pembelajaran chest pass bola basket serta alat dan media pembelajaran yang akan digunakan peneliti. c. Menyiapkan lembar observasi aktivitas guru, lembar aktivitas siswa, dan

catatan lapangan yang bertujuan mengamati kinerja guru dan aktivitas siswa selama kegiatan pembelajaran penerapan permainan bentengan.

d. Merancang alat evaluasi yang tepat untuk mengetahui sejauh mana peningkatan pemahaman siswa dalam materi chest pass bola basket melalui

permainan bola tangan..

(26)

43

Setelah itu, peneliti membentuk rencana tindakan pada tiap siklusnya, diantaranya :

1. Mempersiapkan materi pembelajaran

2. Mempersiapkan sumber belajar yang diperlukan

3. Mempersiapkan kelas dalam setting pembelajaran klasikal dengan metode ceramah

4. Membuat lembar observasi siswa selama proses belajar mengajar

5. Mengevaluasi, berdiskusi dengan teman sejawat tentang pelaksanaan siklus 6. Memperbaiki pelaksanaan tindakan sesuai hasil evaluasi, untuk digunakan

pada siklus berikutnya.

2. Tahap Pelaksanaan Tindakan

Pada tahap ini kegiatan yang akan dilaksanakan berdasarkan rencana yang telah ditetapkan, yaitu dengan melaksanakan pembelajaran yang telah dibuat pada tahap perencanaan tindakan. Fokusnya adalah meningkatkan pembelajaran gerak dasar chest pass bola basket melalui permainan bola tangan. Peneliti berperan sebagai guru yang terjun langsung untuk melaksanakan pembelajaran gerak dasar chest pass bola basket melalui permainan bola tangan.

Langkah-langkah yang ditempuh dalam tahap pelaksanaan tindakan ini adalah :

a. Peneliti menerapkan permainan bola tangan dalam pembelajaran chest pass bola basket yang telah dirancang dalam suatu skenario pembelajaran.

b. Peneliti melakukan pengajaran secara langsung di lapangan sekaligus melakukan pengamatan terhadap siswa. Dalam proses pengamatan, peneliti harus melakukannya dengan sadar, kritis, sitematis, dan objektif.

c. Di akhir pembelajaran, peneliti mencatat segala bentuk kegiatan, kejadian, kendala-kendala yang muncul selama kegiatan pembelajaran penerapan

(27)

3. Observasi

Tahapan ini terdiri dari proses pengumpulan data dan mencatat segala kegiatan pada saat pelaksanaan pembelajaran gerak dasar chest pass bola basket melalui permainan bola tangan yang bertujuan untuk perbaikan selama tindakan itu berlangsung. Pada kenyataannya tahap observasi tindakan dilakukan bersamaan dengan pelaksanaan tindakan observasi, semua kegiatan dilakkukan

untuk mengenal, merekam dan mendemonstrasikan setiap hal dari proses dan hasil yang dicapai dari tindakan yang direncanakan. Observasi dilakukan untuk mengetahui sejauh mana keterlibatan siswa dalam pembelajaran gerak dasar chest pass bola basket melalui permainan bola tangan. Melalui tahap observasi semua

data dikumpulkan dengan membuat catatan lapangan yang lengkap mengenai hal yang terjadi dalam proses pembelajaran gerak dasar chest pass bola basket melalui permainan bola tangan.

Langkah-langkah observasi yang dilakukan peneliti untuk mengumpulkan data dan teknik observasi yang digunakan adalah sebagai berikut :

a. Observasi langsung, yaitu observasi yang dilakukan dengan peneliti langsung berada bersama objek yang diteliti pada saat pelaksanaan pembelajaran penerapan permainan bola tangan.

b. Observasi tidak langsung, yaitu peneliti melakukan pengamatan tidak pada saat berlangsungnya pembelajaran, observasi tidak langsung ini bisa berupa dokumentasi dan catatan lapangan.

4. Tahap Refleksi

Pada tahap ini, data yang diperoleh dari hasil observasi kemudian di analisis sehingga dapat diketahui apakah tindakan yang dilakukan telah mencapai tujuan. Hasil yang didapatkan dalam tahap observasi dikumpulkan serta dianalisa dalam tahap ini. Hasil analisis tersebut digunakan untuk merefleksi pelaksanaan

(28)

45

evaluasi sehingga dapat disusun langkah-langkah dalam tindakan/siklus berikutnya.

E. Instrumen Penelitian

Untuk memperoleh informasi yang objektif dalam pengumpulan data diperlukan adanya instrumen atau alat pengumpul data yang tepat. Dengan penggunaan alat pengumpul data penelitian yang tepat, permasalahan yang

sebelumnya dirumuskan akan dapat dipecahkan dan terekam dengan baik. Adapun Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.

1. Observasi

Observasi adalah suatu cara pengumpulan data yang mengiventasikan data tentang sikap siswa dalam pembelajaran, sikap guru, serta interaksi antara guru dengan siswa, dan siswa dengan siswa lain selama proses pembelajaran berlangsung dan juga mengatahui hal-hal yang harus diperbaiki, dipertahankan, atau ditingkatkan pada pembelajaran selanjutnya.

Observasi yang dilakukan peneliti adalah dengan mengamati berbagai aktivitas siswa dan guru dalam pelaksanaan pembelajaran gerak dasar chest pass bola basket melalui permainan bola tangan. Di bawah ini format observasi dalam pelaksanaan pembelajaran penerapan permainan bola tangan untuk meningkatkan chest pass bola basket yang dilakukan peneliti adalah sebagai berikut.

a. IPKG 1 (Instrument Penilain Kinerja Guru 1)

(29)

Tabel 3.5 Format IPKG 1

Kemampuan Merencanakan Pembelajaran

NO KOMPONEN RENCANA PEMBELAJARAN Skor Tafsiran

1 2 3 4 BS B C K A. PERUMUSAN TUJUAN PEMBELAJARAN

1. Merumuskan tujuan pembelajaran 2. Kejelasan rumusan

3. Kejelasan cakupan rumusan

4. Kesesuaian dengan kompetensi dasar JUMLAH A

B. MENGEMBANGKAN DAN MENGORGANISASIKAN MATERI MEDIA SUMBER BELAJAR DAN METODE PEMBELAJARAN

1. Mengembangkan dan mengorganisasikan materi belajar 2. Menentukan dan mengembangkan alat bantu

3. Memilih sumber belajar 4. Memilih sumber pembelajaran

JUMLAH B

C. MERENCANAKAN SKENARIO KEGIATAN PEMBELAJARAN

1. Menentukan jenis kegiatan pembelajaran 2. Menyusun langkah-langkah pembelajaran 3. Menentukan alokasi waktu pembelajaran

4. Kesesuaian metode, materi dan tujuan pembelajaran 5. Kesesuaian metode, materi dan peserta didik

JUMLAH C

D. MERENCANAKAN PROSEDUR, JENIS DAN MENYIAPKAN ALAT PENILAIAN

1. Menentukan proses dan jenis penilaian 2. Membuat alat penilaian

3. Menentukan kriteria penilaian JUMLAH D

E TAMPILAN DOKUMEN RENCANA PEMBELAJARAN 1. Kebersian dan kerapihan

1. Rumusan tujuan pembelajaran tidak jelas dan tidak lengkap.

2. Rumusan tujuan pembelajaran jelas tapi tidak lengkap atau tidak jelas tapi lengkap.

(30)

47

lengkap dan logis.

4. Rumusan tujuan pembelajaran lengkap dan disusun secara logis.

B. Mengembangkan dan mengorganisasikan meteri, media (alat bantu pembelajaran) metode pembelajaran dan sumber pembelajaran.

1. Mengembangkan dan mengorganisasikan meteri pembelajaran a. Cakupan materi.

b. Sistematika meteri.

c. Kesesuaian dengan kemampuan dan kebutuhan siswa.

d. Kemutakhiran (kesesuaian dengan perkembangan terakhir dalam bidangnya). 2. Menentukan dan mengembangkan alat pembelajaran

a. Direncanakan penggunaan satu macam media tetapi tidak sesuai dengan tujuan.

b. Direncanakan penggunaan lebih dari satu media tetapi tidak sesuai dengan tujuan.

c. Direncanakan penggunaan setu media yang sesuai dengan tujuan.

d. Direncanakan penggunaan lebih dari satu macam media yang sesuai dengan media.

3. Memilih sumber belajar

a. Kesesuaian sumber belajar dengan tujuan.

b. Kesesuaian sumber belajar dengan perkembangan siswa.

c. Kesesuaian sumber belajar dengan materi yanga akan di ajarkan. d. Kesesuaian sumber belajar dengan lingkungan siswa.

4. Memilih metode pembelajaran

a. Direncanakan menggunakan satu macam media tetapi tidak sesuai dengan tujuan.

b. Direncanakan menggunakan lebih dari satu media tetapi tidak sesuai dengan

tujuan.

c. Direncanakan penggunaan satu macam media yang sesuai dengan tujuan. d. Direacanakan penggunaan media yang sesuai dengan tujuan.

(31)

a. Sesuai dengan tujuan.

b. Sesuai dengan perkembangan anak. c. Sesuai dengan bahan yang di ajarkan. d. Sesuai dengan waktu yang tersedia. 2. Menyusun langkah-langkah pembelajaran

a. Dicantumkan langkah pembukaan, inti, penutup tetapi tidak rinci.

b. Dicantumkan langkah pembukaan, inti, dan penutup secara rinci tatapi tidak sesuai dengan tujuan dan materi pembelajaran.

c. Dicantumkan langkah pembukaan, inti, dan penutup secara rinci dan sesuai dengan tujuan atau sesuai dengan materi pembelajaran.

d. Dicantumkan langkah pembukaan, inti, dan penutup secara rinci serta sesuai dengan tujuan dan meteri pembelajaran.

3. Menentukan alokasi waktu pembelajaran

a. Alokasi waktu keseluruhan dicantumkan pada rencana pembelajaran.

b. Alokasi waktu untuk setiap langkah (kegiatan pembukaan, inti, dan penutup) dicantumkan.

c. Alokasi waktu kegiatan inti lebih besar daripada jumlah waktu kegiatan pembukaan dan penutup.

d. Alokasi waktu untuk setiap kegiatan dalam langkah-langkah pembelajaran dirinci secara proporsional.

4. Kesesuaian metode, materi dan tujuan

a. Dicantumkan strategi pembelajaran digunakan.

b. Dicantumkan strategi pembelajaran sesuai dengan tujuan.

c. Dicantumkan strategi pembelajaran sesuai dengan meteri dan tujuan.

d. Dicantumkan strategi pembelajaran sesuai dengan materi dan tujuan secara rinci.

5. Kesesuaian metode, mteri dan peserta didik

a. Dicantumkan metode, materi yang memudahkan peserta didik.

b. Dicantumkan metode, materi yang dapat di demonstrasikan peserta didik. c. Dicantumkan metode, materi yang dapat menyebapkan perubahan peserta

(32)

49

d. Dicantumkan metode, materi yang dapat menyebapkan perubahan watak, sikap dan keterampilan peserta didik.

D. Merencanakan prosedur, jenis, dan menyiapkan alat penilaian 1. Merencanakan prosedur dan jenis penilaian

a. Tercantum prosedur atau jenis penilaian saja tetapi tidak sesuai dengan tujuan.

b. Tercantum prosedur atau jenis penilaian saja yanag sesuaia dangan tujuan.. c. Tercantum prosedur atau jenis penilaian salah satu di antaranya sesuai dengan

tujuan.

d. Tercantum prosedur atau jenis penilaian keduanya sesuai dengan tujuan 2. Membuat alat penilaian sesuai dengan tujuan

a. Tidak tercantum alat penilaian yang sesuai dengan bentuk penilaian.

b. Alat penilai ada tapi tidak sesuai dengan bentuk perubahan dan tidak lengkap. c. Alat penilaian ada sesuai dengan bentuk perubahan tetapi tidak lengkap. d. Alat penilai ada sesuai dengan bentuk perubahan dan lengkap.

3. Menentukan kriteria penilaian

a. Menulisakan deskriptor keberhasilan secara jelas.

b. Kriteria penilaian ditulis dengan bahasa yang jelas dan mudah dipahami. c. Tafsiran penilaian mewakili hasil hasil kegiatan.

d. Deskriptor atau kunci jawaban jelas dan sesuai dengan alat penilaian. E. Tampilan dokumen rencana pembelajaran

1. Kebersihan dan kerapihan

a. Tulisan dapat di baca dengan mudah. b. Tidak banyak coretan.

c. Bentuk dan tulisan baku. 2. Penggunaan bahasa tulis

a. Bahasa komuniktif, mudah dimengerti dan dilaksanakan. b. Pilihan kata tepat.

c. Struktur kalimat baku.

(33)

b. Format IPKG 2 ( Instrument Penilaian Kinerja Guru 2) Tabel 3.6

Format IPKG 2

(Kemampuan Melaksanakan Pembelajaran)

NO KOMPONEN RENCANA PEMBELAJARAN SKOR Tafsiran

1 2 3 4 BS B C K

A PRA PEMBELAJARAN

1. Kesiapan sarana, prasarana, alat, dan media 2. Memeriksa kesiapan belajar

JUMLAH A B MEMBUKA PEMBELAJARAN

1. Melakukan kegiatan apersepsi dan pemanasan

2.Menyampaikan tujuan kompetensi yang akan dicapai dan rencana kegiatan

JUMLAH B C MENGELOLA INTI PEMBELAJARAN

1. Memberi petunjuk dan penjelasan yang berkaitan dengan materi yang akan disampaikan.

2. Menyesuaikan dengan tingkat pertumbuhan anak 3. Melakukan komunikasi verbal, visual dan praktek 4. Mengkondisikan dan menjaga ketertiban siswa 5. Memantapkan penguasaan keterampilan gerak anak

JUMLAH C

D. MENDEMONSTRASIKAN KEMAMPUAN KHUSUS DALAM PEMBELAJARAN PENJAS

1. Merangkaikan gerakan

2. Memberikan kesempatan secara leluasa kepada siswa untuk mengembangkan aktivitas gerak

3. Membimbing siswa melakukan permainan

4. Memberikan bimbingan siswa yang mengalami kesulitan 5. Penggunaan media dan alat pembelajaran

JUMLAH D

E MELAKSANAKAN EVALUASI PROSES DAN HASIL BELAJAR

1. Melaksanakan penilaian selama proses pembelajaran 2. Melaksanakan penilaian pada akhit pembelajaran

JUMLAH E

F. KESAN UMUM KINERJA GURU/CALON GURU 1. Keefektifan proses pembelajaran

2. Penampilan guru pada pembelajaran JUMLAH F RATA-RATA

(34)

51

Deskriptor Kinerja Guru

A. Pra pembelajaran

1. Kesiapan ruang, alat dan media pembelajaran. 2. Memeriksa kesiapan siswa.

B. Membuka kegiatan pembelajaran 1. Menarik perhatian anak.

2. Memotivasi anak.

3. Mengaitkan materi dengan pengalaman anak 4. Mengarah pada kegiatan inti

C. Mengelola inti pembelajaran

1. Isi kegiatan yang disampaikan benar, tidak ada yang menyimpang. 2. Penyampaian lancar, tidak tersendat-sendat.

3. Penyampaian sistematis.

4. Meterinya benar dan mudah dimengerti anak.

D. Mendemontrasikan kemampuan khusus dalam pembelajaran penjas 1. Melakukan gerakan persiapan, pelaksanaan dan akhir.

2. Leluasa melakukan aktivitas siswa. 3. Mengarahkan dan mengoreksi gerakan.

4. Membantu atau menentukan solousi pada siswa E. Melaksanakan penilaian proses dann hasil belajar

1. Melaksanakan penilaian/ pengamatan selama kegiatan berlangsung sesuai dengan bentuk penilaian yang sudah ada.

2. Menilai kemajuan anak secara individual.

3. Mengajukan pertanyaan atau tugas selama kegiatan berlangsung. 4. Member balikan dan perbaiakan dari hasi penilaian

F. Kesan umum kinerja guru

1. Guru terlibat langsung dalam pembelajaran.

(35)

Penjelasan :

1 = Satu deskriptor tampak 2 = Dua deskriptor tampak 3 = Tiga deskriptor tampak 4 = Empat deskriptor tampak

c. Format Penilaian Hasil Belajar Siswa Tabel 3.7

Format Penilaian Gerakan Chest Pass

(36)

53

Deskriptor Penilaian:

1. Cara Memegang Bola

a. Sikap tangan membentuk mangkok besar, b. Bola berada diantara kedua telapak tangan, c. Telapak tangan berada disamping bola

d. Ibu jari terletak dekat dengan badan di bagian belakang bola yang menghadap

ke bagian tengah depan. Indikator penilainnya:

1) Skor 4 jika siswa mampu melakukan empat cara memegang bola dengan benar

2) Skor 3 jika siswa mampu melakukan tiga cara memegang bola dengan benar 3) Skor 2 jika siswa mampu melakukan dua cara memegang bola dengan benar 4) Skor 1 jika siswa mampu melakukan satu cara memegang bola dengan benar 2. Awalan Chest Pass

a. Ibu jari menghadap ke atas saat memegang bola,

b. Kedua kaki membentuk kuda-kuda dengan salah satu kaki di depan atau sejajar

c. Lutut rileks

Indikator penilainnya:

1) Skor 4 jika siswa mampu melakukan semua awalan chest pass dengan benar 2) Skor 3 jika siswa mampu melakukan sebagian besarawalan chest pass dengan

benar

3) Skor 2 jika siswa mampu melakukan sebagian kecilawalan chest pass dengan benar

4) Skor 1 jika siswa mampu melakukan cara awalan chest pass dengan kurang benar

3. Tolakan atau Lemparan Chest pass

a. Kedua kaki bisa sejajar atau salah satu di depan b. Kdua lutut sedikit menekuk

c. Langkahkan kaki kea rah sasaran

(37)

e. Pada akhir gerakan ibu jari harus menghadap ke bawah Indikator penilainnya:

1) Skor 4 jika siswa mampu melakukan semua tolakan atau lemparan chest pass dengan benar

2) Skor 3 jika siswa mampu melakukan sebagian besar tolakan atau lemparan chest pass dengan benar

3) Skor 2 jika siswa mampu melakukan sebagian kecil tolakan atau lemparan chest pass dengan benar

4) Skor 1 jika siswa mampu melakukan tolakan atau lemparan chest pass dengan kurang benar

4. Gerakan Lanjutan a. Posisi siku lurus

b. Telapak tangan di posisikan mengarah ke luar

c. Putar bola dengan jari telunjuk, jari tengah, dan ibu jari saat bola lepas dari tangan

Indikator penilainnya:

1) Skor 4 jika siswa mampu melakukan semua gerakan lanjutan dengan benar 2) Skor 3 jika siswa mampu melakukan sebagian besar gerakan lanjutan dengan

benar

3) Skor 2 jika siswa mampu melakukan sebagian kecil gerakan lanjutan dengan benar

4) Skor 1 jika siswa mampu melakukan gerakan lanjutan dengan kurang benar

Nilai = �� � ��

� � ( �) ×

Keterangan : T = Tuntas

BT = Belum Tuntas KKM = 70

Siswa dikatakan tuntas jika mendapat nilai ≥ 70

(38)

55

d. Format Aktivitas Belajar Siswa

Tabel 3.8

Format Aktivitas Siswa

Deskriptor penilaian

a. Kerjasama

Skor 4 : Jika siswa bekerjasama dalam pembelajaran dengan sangat baik Skor 3 : Jika siswa bekerjasama dalam pembelajaran dengan baik Skor 2 : Jika siswa bekerjasama dalam pembelajaran dengan cukup baik Skor 1 : Jika siswa bekerjasama dalam pembelajaran dengan kurang baik

b. Sportivitas

Skor 4 : Jika siswa bersikap sportif dalam pembelajaran dengan sangat baik Skor 3 : Jika siswa bersikap sportif dalam pembelajaran dengan baik

No Nama Kerjasama Sportivitas Kejujuran

(39)

Skor 2 : Jika siswa bersikap sportif dalam pembelajaran dengan cukup baik Skor 1 : Jika siswa bersikap sportif dalam pembelajaran dengan kurang baik c. Kejujuran

Skor 4 : Jika siswa bersikap jujur dalam pembelajaran dengan sangat baik Skor 3 : Jika siswa bersikap jujur dalam pembelajaran dengan baik Skor 2 : Jika siswa bersikap jujur dalam pembelajaran dengan cukup baik

Skor 1 : Jika siswa bersikap jujur dalam pembelajaran dengan kurang baik

2. Wawancara

Wawancara yaitu suatu teknik pengumpulan dan pencatatan data, informasi, atau pendapat dengan cara mengajukan pertanyaan kepada siswa, pengamat, atau responden namun dilakukan secara tertulis. Wawancara dilakukan peneliti yang bertujuan untuk memperoleh informasi mengenai kondisi pembelajaran yang

sebelumnya dilakukan oleh guru PJOK pada saat pembelajaran. Selain itu, wawancara dilakukan pada saat penelitian dilakukan. Adapun format wawancara yang digunakan adalah sebagai berikut.

a. Pedoman Wawancara untuk Guru Tabel 3.9

Pedoman Wawancara Guru

No. Pertanyaan Jawaban

1. Apakah Anda melaksanakan kegiatan pembelajaran yang sesuai dengan tujuan pembelajaran?

2. Apakah Anda mengelola waktu pembelajaran dengan efisien?

3. Apakah Anda memicu dan memberi petunjuk dan penjelasan yang berkaitan dengan materi yang akan diberikan? 4. Apakah Anda memicu dan memelihara

ketertiban siswa?

5. Apakah Anda melaksanakan penilaian selama proses pembelajaran?

(40)

57

b. Pedoman Wawancara untuk Siswa Tabel 3.10

Pedoman Wawancara Siswa

No. Pertanyaan Jawaban

1.

Apakah siswa menunjukkan perhatian dan antusias selama pembelajaran permainan bola tangan berlangsung?

2.

Apakah siswa menunjukkan rasa sportivitas dan kerjasama dalam beregu saat pembelajaran permainan bola tangan?

3.

Apakah siswa dapat mengikuti proses pembelajaran dengan baik dan memahami materi yang diajarkan?

4.

(41)

3. Catatan Lapangan

Catatan lapangan adalah catatan tertulis tentang apa yang didengar, dilihat, dialami, dan difikirkan dalam rangka pengumpulan data penelitian dimana di dalamnya memuat mengenai peristiwa yang terjadi selama proses pembelajaran.

Tabel 3.11

Format Catatan Lapangan

Kegiatan Guru Dan Siswa Selama Kegiatan Pembelajaran

No. Tahapan

Pembelajaran Fokus Kajian Komentar

1. Tahap Perencanaan

2.

Tahap Pelaksanaan (Kinerja Guru)

3.

Tahap Pelaksanaan (Aktivitas Siswa)

4. Tahap Evaluasi

4. Dokumentasi

(42)

59

F. Pengolahan dan Analisis Data 1. Pengolahan Data

Data yang diperoleh dari hasil observasi, wawancara dan tes hasil pembelajaran yang dilakukan pada siswa kelas V SD Negeri Baranangsiang. Data pada penelitian ini terdiri dari data proses dan data hasil belajar.

a. Data proses

Teknik yang digunakan dalam pengolohan data proses yaitu penilaian terhadap aspek-aspek yang terdapat dalam lembar observasi kinerja guru dan aktifitas siswa. Masing-masing memiliki skor 1-2-3 dengan deskriptor penilaian. b. Data Hasil

Pengolahan data dilakukan untuk mengetahui kemampuan siswa dalam pembelajaran gerak dasar chest pass bola basket melalui permainan bola tangan.Dalam tes praktek ini diperoleh lembar evaluasi tes hasil belajar siswa dalam melakukan chest pass. Penilaiannya dilakukan kepada siswa dengan cara melakukan permainan bola tangan. Aspek yang dinilai yaitu:

1. Cara Memegang Bola

a. Sikap tangan membentuk mangkok besar,

b. Bola berada diantara kedua telapak tangan,

c. Telapak tangan berada disamping bola

d. Ibu jari terletak dekat dengan badan di bagian belakang bola yang menghadap ke bagian tengah depan.

Indikator penilainnya:

1) Skor 4 jika siswa mampu melakukan empat cara memegang bola dengan benar

2) Skor 3 jika siswa mampu melakukan tiga cara memegang bola dengan benar 3) Skor 2 jika siswa mampu melakukan dua cara memegang bola dengan benar

4) Skor 1 jika siswa mampu melakukan satu cara memegang bola dengan benar 2. Awalan Chest Pass

a. Ibu jari menghadap ke atas saat memegang bola,

(43)

c. Lutut rileks

Indikator penilainnya:

1) Skor 4 jika siswa mampu melakukan semua awalan chest pass dengan benar 2) Skor 3 jika siswa mampu melakukan sebagian besar awalan chest pass

dengan benar

3) Skor 2 jika siswa mampu melakukan sebagian kecil awalan chest pass dengan

benar

4) Skor 1 jika siswa mampu melakukan cara awalan chest pass dengan kurang benar

3. Tolakan atau Lemparan Chest pass

a. Kedua kaki bisa sejajar atau salah satu di depan b. Kdua lutut sedikit menekuk

c. Langkahkan kaki kea rah sasaran

d. Dorong bola dengan jari, pergelangan tangan, dan lengan e. Pada akhir gerakan ibu jari harus menghadap ke bawah

Indikator penilainnya:

1) Skor 4 jika siswa mampu melakukan semua tolakan atau lemparan chest pass dengan benar

2) Skor 3 jika siswa mampu melakukan sebagian besar tolakan atau lemparan chest pass dengan benar

3) Skor 2 jika siswa mampu melakukan sebagian kecil tolakan atau lemparan chest pass dengan benar

4) Skor 1 jika siswa mampu melakukan tolakan atau lemparan chest pass dengan kurang benar

4. Gerakan Lanjutan a. Posisi siku lurus

b. Telapak tangan di posisikan mengarah ke luar

c. Putar bola dengan jari telunjuk, jari tengah, dan ibu jari saat bola lepas dari tangan

Indikator penilainnya:

(44)

61

2) Skor 3 jika siswa mampu melakukan sebagian besar gerakan lanjutan dengan benar

3) Skor 2 jika siswa mampu melakukan sebagian kecil gerakan lanjutan dengan benar

4) Skor 1 jika siswa mampu melakukan gerakan lanjutan dengan kurang benar

Nilai = �� � ��

� � ( �) ×

Keterangan : T = Tuntas

BT = Belum Tuntas KKM = 70

Siswa dikatakan tuntas jika mendapat nilai ≥ 70

Siswa dikatakan belum tuntas jika mendapat nilai < 70

Dalam menentukan interpretasi tuntas atau tidak tuntas pada pembelajaran chest pass bola basket jika siswa memperoleh skor 70 atau lebih dinyatakan

tuntas, sedangkan bila siswa memperoleh skor kurang dari 70 berarti dinyatakan

belum tuntas.

Apabila seluruh data yang diperoleh dari instrumen penelitian telah terkumpul. Pengolahan data dilakukan melalui tiga tahap, yaitu reduksi data, paparan data, dan penyimpulan. Reduksi data adalah proses penyederhanaan yang dilakukan melalui seleksi, pemfokusan dan pengabstrakan data mentah menjadi informasi yang bermakna. Paparan data adalah proses penampilan data secara lebih sederhana dalam bentuk paparan naratif, termasuk dalam format matrik, representatif grafik dan sebagainya. Sedangkan penyimpulan data adalah proses pengambilan intisari dari penyajian yang telah diorganisir dalam bentuk uraian yang singkat dan padat tetapi mengandung arti yang sebenarnya.

2. Analisis Data

(45)

setiap peneliti harus mencarai sendiri metode yang dirasakan cocok dengan sifat penelitiannya”.

Dalam menganalisis data, peneliti menggunakan teknik analisis kuantitatif dan kualitatif. Data yang diperoleh dari lapangan jumlahnya cukup banyak, untuk itu maka perlu dicatat secara teliti dan rinci. Makin lama peneliti ke lapangan, maka jumlah data akan makin banyak, kompleks dan rumit. Untuk itu perlu segera

dilakukan pengolahan data melalui reduksi data. Mereduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal yang pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema dan polanya dan membuang yang tidak perlu. Dengan demikian data yang telah direduksi akan memberikan gambaran yang lebih jelas, dan mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan data selanjutnya, dan mencarinya bila diperlukan.

Dalam analisis kuantitatif peneliti menggunakan analisis statistik deskriptif, menurut Sugiyono (2010:207) statistik deskriptif adalah “statistik yang digunakan untuk menganalisis data dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku umum atau generalisasi”. Kegiatan dalam analisis data kuantitatif adalah menglompokkan, menstabulasi, dan menyajikan data berdasarkan variabel dan seluruh responden, serta melakukan penghitungan untuk menjawab rumusan masalah dan menguji hipotesis tindakan yang telah diajukan.

Langkah selanjutnya adalah mendisplaykan data, hal ini bisa dilakukan dengan dalam bentuk tabel, grafik, phie chard, pictogram dan sejenisnya. Melalui penyajian data tersebut, maka data terorganisasikan, tersusun dalam pola hubungan, sehingga akan semakin mudah difahami. Yang paling sering digunakan dalam penelitian kualitatif adalah dengan teks yang bersifat naratif. Dengan mendisplaykan data, maka akan memudahkan untuk memahami apa yang terjadi,

(46)

63

analisis dan refleksi terhadap data yang diperoleh dari hasil penilaian, sehingga dapat diketahui apakah penelitian yang dilakukan dapat meningkatkan kelincahan pada kebugaran jasmani yang dimiliki siswa.

G. Validasi Data

Keabsahan data penelitian dapat dilihat dari kemampuan menilai data dari

aspek validitas data penelitian. Untuk menguji validitas penelitian dapat dilakukan dengan teknik triangulasi, member check, audit trial, dan expert opinion. Pendapat Hopkins (Wiriaatmadja: 2005: 168-171).

1. Triangulasi yaitu memeriksa kebenaran data yang diperoleh peneliti dengan membandingkan terhadap hasil yang diperoleh mitra peneliti (observer/peneliti penulis, bersama pendapat guru PJOK) secara kolaboratif. Dalam hal ini peneliti membandingkan hasil penelitian dengan guru PJOK SDN Baranangsiang yaitu Darayamah, S.Pd

Waktu : 19 Maret 2013 Tempat : SDN Baranangsiang

Kegiatan : Dalam kegiatan ini, peneliti mengadakan pertemuan khusus bersama Kepala Sekolah SDN Baranangsiang, yaitu mengobservasi dan mewawancarai mengenai aktivitas guru dan aktivitas siswa mengenai chest pass bola basket pada siswa kelas V banyak yang tidak tuntas.

2. Member check yaitu memeriksa kembali keterangan-keterangan atau informasi

yang diperoleh selama observasi atau wawancara dilakukan dengan cara mengkonfirmasi dengan guru dan siswa melalui diskusi pada setiap kali pertemuan. Dalam proses ini data atau informasi tentang seluruh pelaksanaan tindakan dikonfirmasikan kepada guru PJOK SDN Baranangsiang yaitu Darayamah, S.Pd dan siswa kelas V melalui kegiatan reflektif pada setiap

akhir pembelajaran melalui diskusi. Waktu : 19 Maret 2013

Tempat : SDN Baranangsiang

(47)

dan wawancara mengenai data chest pass bola basket dengan hasil yang telah telah ada di Guru Pamong.

3. Audit trail yaitu mengecek kebenaran prosedur dan metode pengumpul data dengan cara mendiskusikan dengan dosen pembimbing. Dilakukan dengan cara mendikusikan dengan dosen pembimbing I yaitu Drs. Respati Mulyanto, M.Pd dan dosen pembimbing II yaitu Indra Safari, M.Pd.

Waktu : 18 Maret 2013

Tempat : UPI Kampus Sumedang

Kegiatan : Dalam kegiatan ini peneliti mengadakan pertemuan dengan pembimbing 1 (Drs. Respaty Mulyanto, M.Pd) dan pembimbing 2 (Indra Safari M.Pd), yaitu mendiskusikan data-data yang telah diperoleh juga prosedur penelitian apakah benar prosedur dan metode penelitian tersebut dapat dicek kebenarannya dan juga diberi pengarahan oleh pembimbing mengenai prosedur dan metode pengumpulan data

4. Expert opinion yaitu meminta nasehat kepada pakar khususnya yang menguasai bidang kajian penelitian yang sedang dilakukan. Dalam hal ini peneliti mengkonfirmasikan temuan kepada pembimbing I yaitu Drs. Respati Mulyanto, M.Pd dan dosen pembimbing II yaitu Indra Safari, M.Pd untuk memperoleh arahan dan masukan sehingga validasi temuan penelitian dapat dipertanggungjawabkan.

Waktu : 18 Maret 2013

Tempat : UPI Kampus Sumedang

Kegiatan : Dalam kegiatan ini peneliti mengadakan pertemuan dengan pembimbing 1 (Drs. Respaty Mulyanto) dan pembimbing ke-2 (Indra Safari M.Pd), yaitu mendiskusikan hasil penelitian bersama pembimbing 1 dan pembimbing 2 tentang chest pass bola basket bahwa hasil belajar chest pass

(48)

126

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian tentang meningkatkan pembelajaran gerak

dasar chest pass bola basket melalui modifikasi permainan bola tangan pada siswa kelas V SDN Baranangsiang Kecamatan Tanjungsiang Kabupaten Subang dapat disimpulkan bahwa:

1. Perencanaan Kinerja Guru

Perencanaan pembelajaran meningkatkan pembelajaran gerak dasar chest pass bola basket melalui modifikasi permainan bola tangan, memberikan arah dan

acuan yang jelas tentang materi chest pass bola basket terutama tentang gerak dasar chest pass. Perencanaan pembelajaran yang dilaksanakan sesuai dengan rencana pelaksanaan pembelajaran yang telah disiapkan dan ditentukan. Pada data awal siswa melakukan pembelajaran chest pass bola basket dimana perolehan data perencanaan hanya mencapai 48%. Perencanaan pembelajaran dilaksanakan sesuai RPP, pada siklus I kegiatan siswa adalah siswa melakukan chest pass bola basket melalui modifikasi permainan bola tangan. Modifikasi permainannya yaitu siswa hanya boleh melakukan gerakan chest pass dalam melakukan operan. Dalam tahap ini siswa diperbolehkan melakukan gerakan menggiring bola. Perolehan persentase perencanaan kinerja guru pada siklus I sebesar 59,5%. Kegiatan siswa pada siklus II adalah hampir sama seperti siklus I, tetapi siswa hanya boleh menggiring bola sebanyak 3 langkah. Perolehan persentase

perencanaan kinerja guru siklus II sebesar 73%. Kegiatan siswa pada siklus ke III adalah siswa tidak diperbolehkan melakukan gerakan menggiring bola dalam

(49)

2. Pelaksanaan Kinerja Guru

Pelaksanaan pembelajaran yang dilakukan tetap mengacu pada perencanaan pembelajaran yang sudah disusun dan disiapkan sebelumnya yang terdapat pada RPP. Pelaksanaan pembelajaran meningkatkan pembelajaran gerak dasar chest pass bola basket melalui modifikasi permainan bola tangan, mengarahkan dan

membimbing siswanya untuk meningkatkan gerak dasar chest pass bola basket.

Pada kegiatan inti pembelajaran, kegiatan lebih memfokuskan terhadap kreativitas siswa untuk lebih meningkatkan gerak dasar chest pass bola basket melalui modifikasi permainan bola tangan.

Pada siklus I dalam kegiatan awal pembelajaran dalam pemanasan siswa melakukan permainan boy-boyan. Kemudian dalam pelaksanaan permainan bola tangan siswa diperbolehkan menggiring bola dan hanya boleh menggunakan chest pass dalam melakukan passing. Pada siklus II dalam kegiatan awal pembelajaran

dalam pemanasan siswa melakukan permainan kucing tangkap bola. Kemudian dalam pelaksanaan permainan bola tangan siswa diperbolehkan menggiring bola, tetapi hanya boleh tiga langkah dan hanya boleh menggunakan chest pass dalam melakukan passing. Pada siklus III dalam kegiatan awal pembelajaran dalam pemanasan siswa melakukan permainan bola raja. Kemudian dalam pelaksanaan permainan bola tangan siswa tidak diperbolehkan menggiring bola dan hanya boleh menggunakan chest pass dalam melakukan passing.

Pada data awal, kinerja guru hanya 46,25%, siklus I sebesar 65%, sikus II sebesar 76%, dan pada siklus III sebesar 98%. Perolehan siklus III telah mencapai target yang diharapkan yaitu 85%. Hal tersebut sesuai yang diharapkan dan hasilnya signifikan.

3. Aktivitas Siswa

Untuk aktivitas siswa data awalnya adalah 10% yang berkriteria baik sekali

(50)

128

III jumlah siswa yang mendapat kriteria baik sekali sebesar 85% dan yang mendapat kriteria baik sebesar 15%. Perolehan persentase pada siklus III telah mencapai target yang ditetapkan.

4. Hasil Belajar Siswa

Peningkatan kualitas pembelajaran yang meliputi kinerja guru dan aktivitas siswa, menunjukan hasil yang nyata, mampu melampaui KKM yang telah

ditentukan sebesar 70. Peningkatan gerak dasar chest pass bola basket terbukti dari peningkatan setiap siklus dimana pada data awal jumlah sisiwa yang tuntas hanya dua siswa dengan presentase 10%, pada siklus I jumlah siswa yang tuntas adalah 20% atau empat siswa, pada siklus II jumlah siswa yang tuntas meningkat menjadi 55% atau 11 siswa, pada siklus III jumlah siswa yang tuntas kembali meningkat menjadi 90% atau 18 siswa, sedangkan dua siswa dinyatakan belum tuntas karena nilai yang diperoleh belum mencapai KKM, tetapi hasil pembelajaran yang telah tercapai sudah melewati KKM 70 dan target 85%. Dengan demikian, pembelajaran gerak dasar chest pass bola basket melalui modifikasi permainan bola tangan dapat meningkatkan pembelajaran chest pass bola basket pada siswa kelas V SDN Baranangsiang Kecamatan Tanjungsiang Kabupaten Subang.

B. Saran

Pembelajaran gerak dasar chest pass bola basket melalui modifikasi permainan bola tangan merupakan suatu cara yang dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam pembelajaran gerak dasar chest pass bola baske. Dengan memperhatikan hasil penelitian tindakan kelas yang telah dilaksanakan di SDN Baranangsiang Kecamatan Tanjungsiang Kabupaten Subang, ada beberapa hal

yang dapat disarankan sebagai implikasi dari hasil penelitian ini.

1. Bagi siswa

a. Aktivitas pengembangan seperti materi chest pass bola basket harus diajarkan kepada siswa dengan memperhatikan tingkat perkembangan siswa.

(51)

pendidikan jasmani, ini dimaksudkan untuk meningkatkan bakat yang dimiliki setiap anak.

2. Bagi guru

a. Modifikasi permainan bola tangan merupakan salah satu solusi yang dapat digunakan dan diterapkan oleh guru pendidikan jasmani dalam pembelajaran chest pass bola basket. Namun demikian, guru pendidikan jasmani harus

mampu memilih dan mengembangkan teknik-teknik pembelajaran lainnya yang cocok untuk diterapkan pada pembelajaran dengan memperhatikan karakteristik siswa, kedalaman materi, dan hal-hal lainnya yang masih perlu dipertimbangkan.

b. Guru hendaknya perlu memahami secara mendalam mengenai permainan bola tangan, sehingga dalam penerapannya tidak menjadi salah persepsi. c. Guru sebagai fasilitator harus mau dan mampu mengadakan perubahan pada

cara mengajar yang tadinya lebih banyak terpusat pada guru, sekarang harus mulai merubahnya menjadi suatu pembelajaran yang lebih menitik beratkan pada kreativitas peserta didik sehingga pembelajaran itu akan lebih menarik. d. Guru disarankan untuk memiliki kemauan, keuletan, kreatif, dan punya

keberanian untuk mengembangkan pembelajaran dan mengembangkan berbagai potensi, baik potensi diri sebagai guru, potensi lingkungan maupun potensi siswa. Karena penelitian membuktikan bahwa pembelajaran chest pass bola basket selama ini dinilai sulit oleh para guru, dengan kerja keras

ternyata dapat dioptimalkan dengan baik.

3. Bagi Sekolah

a. Untuk menunjang pelaksanaan pembelajaran pendidikan jasmani, maka pihak

sekolah diharapkan dapat berupaya untuk memberikan kontribusi yang maksimal agar pembelajaran ini berlangsung dengan tuntutan kurikulum. Hal

tersebut juga dapat dilakukan dengan sarana dan prasarana penunjang pembelajaran baik untuk siswa maupun guru.

Gambar

Tabel 1.1 Data Awal Hasil Tes
Gambar 3.1  Denah SDN Baranangsiang
Tabel 3.2 Daftar Tenaga Pendidik SDN Baranangsiang
Tabel 3.3 Jadwal Penelitian
+7

Referensi

Dokumen terkait

Dan pada hakekatnya apabila seseorang sudah berniat menjadi seorang pelatih salah satu cabang olahraga, maka sebenarnya ia sudah harus mempersiapkan dirinya untuk menjadi contoh

Penelitian ini juga menemukan bahwa tidak - terdapat perbedaan yang'berarti mengenai performans kerja guru yang berumur lebih dari 40 tahun dengan guru yang te. lah berumur kurang

Hasil analisis sidik ragam dan uji lanjut DMRT daya serap air setelah pemaparan.. Sumber Keragaman Derajat Bebas Jumlah Kuadrat Kuadrat Tengah

Website RanyCatering ini diharapkan dapat memberikan nilai tambah dari usaha pemasaran yang dilakukan oleh catering ini dan mempermudah pelanggan dalam

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA DINI ANAK KELOMPOK B MELALUI PERMAINAN POHON HURUF.. Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |

Penerapan Model Pembangkit Argumen D engan Metode Investigasi Sains Untuk Meningkatkan Kemampuan Berargumentasi Siswa Pada Materi Kalor.. Universitas Pendidikan Indonesia |

Puji syukur kepada Tuhan Yesus Kristus yang telah melimpahkan berkat kasih karunia sehingga penulis dapat menyelesaikan Laporan Tugas Akhir dengan judul “ DESAIN DAN

Siti Saidah Nasution, S.Kp., M.Kep., Sp.Mat selaku Wakil Dekan III Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara dan selaku Dosen Pembimbing yang telah banyak