• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH MOTIVASI GURU DAN PERSEPSI GURU TENTANG KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH TERHADAP KINERJA GURU DI Pengaruh Motivasi Guru Dan Persepsi Guru Tentang Kepemimpinan Kepala Sekolah Terhadap Kinerja Guru Di Kecamatan Karanggede Kabupaten Boyolali Tahun 201

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH MOTIVASI GURU DAN PERSEPSI GURU TENTANG KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH TERHADAP KINERJA GURU DI Pengaruh Motivasi Guru Dan Persepsi Guru Tentang Kepemimpinan Kepala Sekolah Terhadap Kinerja Guru Di Kecamatan Karanggede Kabupaten Boyolali Tahun 201"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH MOTIVASI GURU DAN PERSEPSI GURU TENTANG

KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH TERHADAP KINERJA GURU DI

KECAMATAN KARANGGEDE KABUPATEN BOYOLALI

TAHUN 2012/2013

NASKAH PUBLIKASI

Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Prasyarat Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Akuntansi

Diajukan oleh : NINA PRISTIWATI

A210090003

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

(2)
(3)
(4)

1 ABSTRAK

PENGARUH MOTIVASI GURU DAN PERSEPSI GURU TENTANG KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH TERHADAP KINERJA GURU DI

KECAMATAN KARANGGEDE KABUPATEN BOYOLALI TAHUN 2012/2013

Nina Pristiwati A210090003, Progdi Pendidikan Akuntansi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Muhammadiyah Surakarta, 2013.

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh motivasi guru dan persepsi guru tentang kepemimpinan kepala sekolah terhadap kinerja guru.

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif. Populasi dalam penelitian ini adalalah guru dari beberapa sekolah di Kecamatan Karanggede Kabupaten Boyolali Tahun 2012/2013 yang berjumlah 118 guru. Sampel dalam penelitian adalah sebanyak 84 guru yang diambil dengan teknik proporsional random sampling. Teknik pengumpulan data dengan menggunakan metode angket dan dokumentasi. Metode angket sebelumnya telah diuji cobakan dengan uji validitas dan uji reliabilitas. Teknik analisis yang digunakan adalah regresi linear ganda, uji t, uji F dan sumbangan efektif serta sumbangan relatif.

Berdasarkan hasil analisis data diperoleh persamaan regresi linier ganda sebagai berikut , Y = 43,464 + 0,649.X1 + 0,184.X2 artinya kinerja guru dipengaruhi

oleh motivasi guru dan persepsi guru tentang kepemimpnan kepala sekolah. Berdasarkan analisis dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa : (1) Motivasi guru berpengaruh terhadap kinerja guru. Hal ini terbukti berdasarkan hasil perhitungan thitung > ttabel yaitu 8,786 > 1,990 atau 0,000 < 0,05. (2) Persepsi guru tentang

kepemimpinan kepala sekolah berpengaruh terhadap kinerja guru. Hal ini terbukti berdasarkan hasil perhitungan thitung > ttabel yaitu 2,038 > 1,990 atau 0,045 < 0,05.

(3) Motivasi guru dan persepsi guru tentang kepemimpinan kepala sekolah bersama – sama berpengaruh positif terhadap kinerja guru di Kecamatan Karanggede Kabupaten Boyolali Tahun 2012/2013. Hal ini terbukti dari hasil uji F yang memperoleh Fhitung > Ftabel, yaitu 41,532 > 3,109 atau 0,000 < 0,05. (4) Hasil

perhitungan untuk nilai R2 sebesar 0,506, berarti 50,6% kinerja guru dipengaruhi oleh motivasi guru dan persepsi guru tentang kepemimpinan kepala sekolah, sisanya sebesar 49,4% dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak ikut dalam penelitian ini.

(5)

2 PENDAHULUAN

Pendidikan merupakan cara untuk mencerdaskan bangsa yang sesuai dengan pembukaan Undang Undang Dasar 1945 alinea ke-4 serta ingin mencapai tujuan pendidikan nasional. Didalam Undang Undang Republik Indonesia No.20 Tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional Bab II pasal 3 pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.

Akan tetapi kualitas guru ternyata masih dalam kondisi buruk atau mengalami keterpurukan. Kinerja guru dan kepala sekolah, khususnya dijenjang SMP kurang terprogram. Koordinator pengawas SMP Disdikpora kota Solo, Rachmat Sutasman mengatakan kurang terprogramnya kinerja guru dan kepala sekolah dikarenakan banyaknya tugas yang harus mereka jalani. (http://kinerja-guru-kurang-terprogram-harianjoglosemar/).

(6)

3

Sertifikasi guru merupakan upaya pemerintah untuk meningkatkan mutu guru sehingga pembelajaran disekolah juga akan berkualitas. Hal ini dengan asumsi, peningkatan mutu guru akan dibarengi dengan peningkatan kesejahteraan guru sehingga diharapkan dapat meningkatkan mutu pembelajaran dan mutu pendidikan secara berkelanjutan yang pada akhirnya akan dapat mencapai tujuan pendidikan.

Menurut Rusman (2010:50) “Kinerja adalah performance atau unuk kerja”. Berkaitan dengan kinerja guru, wujud dari perilaku yang dimaksud adalah kegiatan guru dalam proses pembelajaran, yaitu bagaimana seorang guru merencanakan pembelajaran, melaksanakan kegiatan pembelajaran dan menilai hasil belajar. Dalam kinerja yang baik maka dibutuhkan motivasi. Dalam membahas motivasi, penting untuk diingatkan bahwa motivasi tidak dapat dipaksakan. Menurut Sudarwan Danim (2008:265) menyatakan bahwa “Motivasi adalah sebagai kekuatan, dorongan, kebutuhan, semangat, tekanan, atau mekanisme psikologis yang mendorong individu untuk mencapai prestasi tertentu sesuai dengan apa yang dikehendakinya”.

(7)

4

kajian terhadap organisasi sekolah memberi temuan tentang besarnya kontribusi kepemimpinan kepala sekolah dalam menciptakan perbaikan efektifitas sekolah. Kepemimpinan kepala sekolah yang efektif sangat menentukan keberhasilan sekolah. Dalam mewujudkan sekolah yang bermutu ini jelas membutuhkan kepemimpinan sekolah efektif. Oleh karena itu, diperlukan seorang kepala sekolah yang mempunyai wawasan kedepan dan kemampuan yang memadai dalam mengerakkan organisasi sekolah. Seorang kepala sekolah juga tidak lepas dari adanya penilaian dari para pegawai dari organisasi sekolah, karena sebagai tokoh panutan tidak hanya sebagai pengajar saja, melainkan harus dapat juga memberikan contoh dan bimbingan dalam pelaksanannya. Dengan penilaian ini akan dapat juga timbul persepsi, sehingga dapat dikatakan kalau penilaian terhadap pimpinan itu baik, maka persepsinya juga akan baik dan secara tidak langsung keikutsertaan pegawai dalam melaksanakan tugasnya pun akan terwujud, karena pegawai akan lebih memahami program yang ada.

METODE PENELITIAN

Dalam penelitian ini jenis penelitannya adalah penelitian deskriptif , karena penelitian ini berusaha untuk menganalisis data dengan mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul. Sedangkan pendekatan penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif atau pendekatan kualitatif yang diangkakan. Penelitian ini meneliti tentang guru SD, SMP, dan SMA yang berada di kecamatan Karanggede kabupaten Boyolali. Populasi penelitian ini sebanyak 118 dan sampel sebanyak 84 dengan menggunakan taraf signifikansi 5%. Teknik sampling dalam penelitian ini adalah teknik proporsional random sampling cara undian, dan teknik pengumpulan data menggunakan angket dan dokumentasi. Variabel penelitian di dalam penelitian ini ada dua, yang pertama yaitu variabel terikatnya yaitu kinerja guru (Y), sedangkan variabel bebasnya atau yang mempengaruhi adalah motivasi guru (X1) dan persepsi

guru tentang kepemimpinan kepala sekolah (X2). Instrumen penelitian berupa

(8)

5

subyek uji coba yang berjumlah 20 guru SD, SMP, SMA di Kecamatan Karanggede Kabupaten Boyolali tahun pelajaran 2012/2013 dengan pernyataan pada variabel motivasi guru (X1) sebanyak 11 pernyataan dan pada variabel prsepsi guru tentang

kepemimpinan kepala sekolah (X2) sebanyak 13 pernyataan . Hasil uji coba

instrumen dianalisis dengan menggunakan uji validitas dan uji reliabilitas dimana variabel motivasi guru (X1) dinyatakan valid semua, variabel persepsi guru tentang

kepemimpinan kepala sekolah (X2) dinyatakan valid semua. Item-item soal

dinyatakan tidak valid karena memiliki nilai rhitung < rtabel dan nilai signifikansi > 0,05

yaitu . Dengan demikian soal angket yang valid dapat digunakan sebagai instrumen penelitian selanjutnya. Berdasarkan uji reliabilitas terhadap angket memperoleh koefisien reliabilitas (r11) 0,783 dan 0,787. Harga r11 untuk semua variabel lebih besar

dari rtabel pada taraf signifikansi () = 5% yaitu sebesar 0,444 sehingga seluruh angket

dinyatakan reliabel (andal).

Hasil pengumpulan data inilah yang kemudian dianalisis. Tahap pertama yaitu dilakukan uji prasarat analisis yang terdiri dari uji normalitas dan uji linieritas. Setelah memenuhi kriteria pada uji prasarat analisis langkah selanjutnya adalah melakukan analisis untuk menguji hipotesis yang telah diajukan. Teknik analisis dalam penelitian ini menggunakan analisis regresi linier berganda.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

(9)

6

x rata-rata-modus/standar deviasi = 70,15-70/5,210 = 0,028. Hasil 0,028 tersebut menandakan data distribusi tersebut miring ke kanan, karena α > 0. Dengan demikian dapat disimpulkan kecenderungan distribusi tersebut buruk.

Data motivasi guru (X1), hasil analisis dan perhitungan diperoleh dari output

SPSS Versi 15.0: Mean sebesar 31,24 dengan standar error of mean adalah 0,601, sehingga rata-rata nilai: rata-rata  2 standar error of mean = 31,24  (2 x 0,601) = 30,038 sampai 32,443. Median diperoleh angka 31,50. Modus diperoleh angka 30. Nilai Minimum, didapat nilai terendahnya adalah 16. Nilai maximum, didapat nilai tertinggi 43. Standar deviasi, diperoleh angka standar deviasi 5,511 yang merupakan akar dari varians yaitu 30,376, sehingga rata-rata nilainya : rata-rata  2 standar deviasi = 31,24  (2 x 5,511) = 20,238 sampai 42,262. Kemiringan data distribusi : α = x rata-rata-modus/standar deviasi = 31,24-30/5,511 = 0,225. Hasil 0,225 tersebut menandakan data distribusi tersebut miring ke kanan, karena α < 0. Dengan demikian dapat disimpulkan kecenderungan distribusi tersebut buruk.

Data persepsi guru tentang kepemimpinan kepala sekolah (X2), hasil analisis

dan perhitungan diperoleh dari output SPSS Versi 15.0: Mean sebesar 34,90 dengan standar error of mean adalah 0,493, sehingga rata-rata nilai: rata-rata  2 standar error of mean = 34,90  (2 x 0,493) = 33,914 sampai 35,886. Median diperoleh angka 35,00. Modus diperoleh angka 33. Nilai Minimum, didapat nilai terendahnya adalah 19. Nilai maximum, didapat nilai tertinggi 46. Standar deviasi, diperoleh angka standar deviasi 4,513 yang merupakan akar dari varians yaitu 20,376, sehingga rata-rata nilainya : rata-rata-rata-rata  2 standar deviasi = 34,90  (2 x 4,514) = 25,872 sampai 43,928. Kemiringan data distribusi : α = x rata-rata-modus/standar deviasi = 34,90-33/4,514 = 0,420. Hasil 0,420 tersebut menandakan data distribusi tersebut miring ke kanan, karena α > 0. Dengan demikian dapat disimpulkan kecenderungan distribusi tersebut buruk.

(10)

7

sebaran atau distribusi normal. Uji normalitas data dalam penelitian ini menggunakan metode Lilliefors melalui uji Kolmogrov-Smirnov dalam program SPSS 15.0. Untuk menolak atau menerima hipotesis dengan cara membandingkan nilai probabilitas dengan taraf signifikansi (α) =5%. Jika nilai probabilitas > 0.05 maka dapat dinyatakan bahwa data berdistribusi normal. Adapun ringkasan hasil uji normalitas menyimpulkan bahwa ketiga data yaitu kinerja guru, motivasi guru, dan persepsi guru tentang kepemimpinan kepala sekolah berdistribusi normal. Dengan nilai signifikansi untuk variabel kinerja guru yaitu 0,57 > 0,05. Variabel motivasi guru nilai signifikansi yaitu 0,200 > 0,05. Variabel persepsi guru tentang kepemimpinan kepala sekolah nilai signifikansi yaitu 0,177 > 0,05.

Uji hasil analisis prasyarat kedua yaitu uji linieritas. Uji linieritas digunakan untuk mengetahui apakah hubungan antara variabel bebas dan variabel terikat berupa garis lurus (hubungan linieritas). Penghitungan pengujian ini dengan menggunakan bantuan program SPSS Versi 15.0 adalah variabel motivasi guru terhadap kinerja guru memberikan hasil harga Fhitung sebesar 1,183, harga ini dikonsultasikan dengan

Ftabel pada taraf signifikansi () = 5% dan derajat bebas (23;59) sebesar = 1,714.

Hasilnya adalah 1,183 < 1,714. Sedangkan untuk variabel persepsi guru tentang kepemimpinan kepala sekolah terhadap kinerja guru memberikan hasil harga Fhitung

sebesar 0,523, harga ini dikonsultasikan dengan Ftabel pada taraf signifikansi () = 5%

dan derajat bebas (17;65) sebesar = 1,782. Hasilnya adalah 0,523 < 1,782.

Berdasarkan hasil analisis data diperoleh persamaan regresi linier ganda sebagai berikut , Y = 43,464 + 0,649.X1 + 0,184.X2 artinya kinerja guru dipengaruhi

oleh motivasi guru dan persepsi guru tentang kepemimpnan kepala sekolah. Hasil uji hipotesis pertama yaitu ”ada pengaruh yang signifikan motivasi guru terhadap kinerja guru”. Berdasarkan perhitungan hasil uji t regresi memperoleh thitung variabel motivasi

guru (X1) sebesar 8,786 lebih besar dari ttabel (1,990) pada taraf signifikansi 5%.

(11)

8

guru memberiakan sumbangan relatif sebesar 94,33% dan sumbangan efektif sebesar 47,73%. Hal ini berarti motivasi guru berpengaruh positif terhadap kinerja guru. Artinya semakin tinggi motivasi guru, maka semakin tinggi kinerja guru. Sebaliknya semakin rendah motivasi guru, maka semakin rendah kinerja guru.

Hasil uji hipotesis kedua yaitu ”ada pengaruh yang signifikan persepsi guru tentang kepemimpinan kepala sekolah terhadap kinerja guru”. Berdasarkan hasil perhitungan uji t regresi memperoleh thitung variabel persepsi guru tentang

kepemimpinan kepala sekolah (X2) sebesar 2,038 lebih besar dari ttabel (1,990) pada

taraf signifikansi 5%. Dengan hasil perhitungan sumbangan efektif dan sumbangan relatif variabel persepsi guru tentang kepemimpinan kepala sekolah memberiakan sumbangan relatif sebesar 5,82% dan sumbangan efektif sebesar 2,94%. Hal ini berarti persepsi guru tentang kepemimpinan kepala sekolah berpengaruh positif terhadap kinerja guru. Artinya semakin tinggi persepsi guru tentang kepemimpinan kepala sekolah, maka semakin tinggi kinerja guru. Sebaliknya semakin rendah persepsi guru tentang kepemimpinan kepala sekolah, maka semakin rendah kinerja guru.

Pengujian hipotesis ketiga yaitu ”ada pengaruh yang signifikan motivasi guru dan persepsi guru tentang kepemimpinan kepala sekolah terhadap kinerja guru”. Berdasarkan perhitungan uji F memperoleh nilai Fhitung > Ftabel (41,532 > 3,109) pada

taraf signifikansi 5%, maka motivasi guru dan persepsi guru tentang kepemimpinan kepala sekolah secara bersama-sama berpengaruh positif terhadap kinerja guru. Dengan total sumbangan relatif variabel motivasi guru dan persepsi guru tentang kepemimpinan kepala sekolah terhadap kinerja guru sebesar 50,6%. Sedangkan sisanya 49,4% dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak diteliti.

SIMPULAN

Berdasarkan hasil analisis data diperoleh persamaan regresi linier ganda sebagai berikut , Y = 43,464 + 0,649.X1 + 0,184.X2 artinya kinerja guru dipengaruhi

(12)

9

Berdasarkan analisis dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa : (1) Motivasi guru berpengaruh terhadap kinerja guru. Hal ini terbukti berdasarkan hasil perhitungan thitung > ttabel atau yaitu 8,786 > 1,990 atau 0,000 < 0,05. (2) Persepsi guru tentang

kepemimpinan kepala sekolah berpengaruh terhadap kinerja guru. Hal ini terbukti berdasarkan hasil perhitungan thitung > ttabel yaitu 2,038 > 1,990 atau 0,045 < 0,05.

(3) Motvasi guru dan persepsi guru tentang kepemimpinan kepala sekolah bersama – sama berpengaruh positif terhadap kinerja guru di Kecamatan Karanggede Kabupaten Boyolali Tahun 2012/2013. Hal ini terbukti dari hasil uji F yang memperoleh Fhitung >

Ftabel, yaitu 41,532 > 3,109 atau 0,000 < 0,05. (4) Hasil perhitungan untuk nilai R2

(13)

10

DAFTAR PUSTAKA

Denim, Sudarwan. 2004. Motivasi Kepemimpinan & Efektivitas Kelompok. Jakarta : Rineka Cipta

Danim, Sudarwan dan Suparno. 2008. Manajemen Kepemimpinan Transformasional kekepalasekolahan. Jakarta : PT. Rineka Cipta

Daryanto. 2001. Administrasi pendidikan. Jakarta : PT. Rineka Cipta

Stenberg, J Robert. 2008. Psikologi Kognitif. Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Referensi

Dokumen terkait

Mesin pulper yang digunakan pada usaha pengolahan biji kopi ini berjumlah 2 unit dengan kapasitas 100 kg/jam dan jam kerja selama 5 jam/hari, maka dapat diketahui total bahan

Dengan hak bebas royalti non-eksklusif ini Universitas Sebelas Maret berhak menyimpan, mengaiihnediakan, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data (database),

Dari penelitian yang dilakukan, susu yang dicampurkan dengan air, air beras, air tajin, dan santan memiliki korelasi antara konsentrasi bahan tambahan dengan

Hal ini membuktikan bahwa pencucian dapat meningkatkan bilangan penyabunan karena dengan adanya perlakuan pencucian terhadap biodiesel , maka dapat dihasilkan

Berdasarkan uraian di atas maka penulis tertarik untuk mengadakan penelitian dengan judul “Perbandingan Densitas Latihan Kecepatan 3x, 4x dan 5x dalam Satu Minggu Terhadap

Ke-tiga, seorang remaja akan dianggap sebagai bagian dari kelompok jika ia berpenampilan atau bertingkah laku serupa dengan anggota kelompok lainnya, dan yang terakhir adalah

Kearl (1982) menjelaskan bahwa standar konsumsi protein kasar untuk bakalan induk domba lokal untuk bobot 10-15 kg dengan pertambahan bobot badan 100 g/hr adalah sekitar 70- 95

Model pembelajaran ini menggunakan pendekatan antar mata pelajaran yang dipadukan. Beberapa mata pelajaran dicari konsep, sikap, dan ketrampilan yang tumpang tindih dipadukan