• Tidak ada hasil yang ditemukan

Hubungan tingkat pendidikan, tingkat pendapatan, dan jenis pekerjaan orang tua terhadap minat berwirausaha pada mahasiswa : studi kasus mahasiswa Program Studi Pendidikan Akuntansi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta angkatan 2007-2010.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Hubungan tingkat pendidikan, tingkat pendapatan, dan jenis pekerjaan orang tua terhadap minat berwirausaha pada mahasiswa : studi kasus mahasiswa Program Studi Pendidikan Akuntansi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta angkatan 2007-2010."

Copied!
148
0
0

Teks penuh

(1)

ABSTRAK

HUBUNGAN TINGKAT PENDIDIKAN, TINGKAT PENDAPATAN, DAN JENIS PEKERJAAN ORANG TUA TERHADAP MINAT

BERWIRAUSAHA PADA MAHASISWA

Studi Kasus: Mahasiswa Program Studi Pendidikan Akuntansi, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta angkatan 2007-2010.

Martina Crisetia Jayanti Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta 2010

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) hubungan tingkat pendidikan orang tua terhadap minat berwirausaha; (2) hubungan tingkat pendapatan orang tua terhadap minat berwirausaha; (3) hubungan jenis pekerjaan orang tua terhadap minat berwirausaha.

Populasi dalam penelitian ini adalah mahasiswa Program Studi Pendidikan Akuntansi angkatan 2007 sampai dengan 2010, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta, yang berjumlah 299 mahasiswa dan dibentuk sampel penelitian berjumlah 150. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah kuesioner. Permasalahan dijawab dengan menggunakan statistik non-parametrik Contingency Coefficient (C).

Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) tidak ada hubungan antara tingkat pendidikan orang tua terhadap minat berwirausaha (Ayah: , ; ibu: , ; (2) tidak ada hubungan antara tingkat pendapatan orang tua terhadap minat berwirausaha ( , ; (3) tidak ada hubungan antara jenis pekerjaan ayah terhadap minat berwirausaha ( , dan ada hubungan yang signifikan antara jenis pekerjaan ibu terhadap minat berwirausaha

(2)

ABSTRACT

THE CORRELATION BETWEEN PARENTS’ EDUCATIONAL BACKGROUND, PARENTS’ INCOME, PARENTS’ OCCUPATION

AND THE INTEREST OF ENTREPRENEURSHIP OF STUDENTS

A Case Study on Students of Accounting Faculty of Education, Sanata Dharma University 2007 – 2010 Batch.

Martina Crisetia Jayanti Sanata Dharma University

Yogyakarta 2011

The purposes of this research are to know: (1) the correlation between parents’ educational background and the interest of the entrepreneurship; (2) the correlation between parents’ income and the interest of the entrepreneurship; (3) the correlation between parents’ occupation and the interest of the entrepreneurship.

The population of this research are 299 students of Accounting Faculty of Education, 2007 – 2010 batch, Sanata Dharma University Yogyakarta. The samples are 150 students. The technique of collecting data is questionnaire. To analyze the data, coefficient contingency was applied.

The results of the research are: (1) there isn’t any correlation between parents’ educational background and the interest of the entreprenurship (father: , ; mother: , ; (2) there isn’t any correlation between parents’ income and the interest of the entrepreneurship ( , ; (3) there isn’t any correlation between father’s occupation and the interest of the entrepreneurship ( , and there is any correlation between mother’s occupation and the interest of the entrepreneurship

(3)

HUBUNGAN TINGKAT PENDIDIKAN, TINGKAT

PENDAPATAN, DAN JENIS PEKERJAAN ORANG TUA

TERHADAP MINAT BERWIRAUSAHA PADA MAHASISWA

Studi Kasus : Mahasiswa Program Studi Pendidikan Akuntansi

Universitas Sanata Dharma Yogyakarta angkatan 2007-2010

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Akuntansi

Oleh:

MARTINA CRISETIA JAYANTI NIM: 071334072

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AKUNTANSI JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA

(4)

HUBUNGAN TINGKAT PENDIDIKAN, TINGKAT

PENDAPATAN, DAN JENIS PEKERJAAN ORANG TUA

TERHADAP MINAT BERWIRAUSAHA PADA MAHASISWA

Studi Kasus : Mahasiswa Program Studi Pendidikan Akuntansi

Universitas Sanata Dharma Yogyakarta angkatan 2007-2010

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Akuntansi

Oleh:

MARTINA CRISETIA JAYANTI NIM: 071334072

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AKUNTANSI JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

(5)
(6)
(7)

PERSEMBAHAN

Skripsi ini kupersembahkan untuk mereka yang senantiasa ada dihati, yang memberikan semangat disaat sedang lemah, yang memberi doa dan restu, serta bantuan dalam berbagai bentuk sehingga skripsi ini memberikan kebanggaan dan kepuasan bagi diriku dan bagi mereka semua, yaitu:

(8)

MOTTO

“Menjadi berkat dan diberkati Tuhan”

“Lebih membahagiakan menjadi pendengar daripada merasa harus didengarkan. Hidup kita harus dibagi dengan yang lain”

“Tidak ada istilah cinta tidak harus memiliki. Cinta HARUS memiliki, memiliki keberanian untuk memilih tidak……….”

“Cinta yang paling romantis adalah cinta yang paling tidak romantis: tegar, tidak cengeng, dan seolah tanpa perasaan”

“Rendah hati, tanpa menuntut yang lain untuk rendah hati”

“Mencintai harus sampai sakit ☺ “

(9)

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.

Yogyakarta, 29 November 2011

Penulis

(10)

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN

PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma: Nama : Martina Crisetia Jayanti

Nomor Mahasiswa : 071334072

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul:

HUBUNGAN TINGKAT PENDIDIKAN, TINGKAT PENDAPATAN, DAN JENIS PEKERJAAN ORANG TUA TERHADAP MINAT

BERWIRAUSAHA PADA MAHASISWA

Studi Kasus: Mahasiswa Program Studi Pendidikan Akuntansi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta angkatan 2007-2010

beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di Internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan royalty kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.

Demikian pernyataan ini yang saya buat dengan sebenarnya.

Dibuat di Yogyakarta

Pada tanggal: 29 November 2011 Yang menyatakan

(11)

ABSTRAK

HUBUNGAN TINGKAT PENDIDIKAN, TINGKAT PENDAPATAN, DAN JENIS PEKERJAAN ORANG TUA TERHADAP MINAT

BERWIRAUSAHA PADA MAHASISWA

Studi Kasus: Mahasiswa Program Studi Pendidikan Akuntansi, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta angkatan 2007-2010.

Martina Crisetia Jayanti Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta 2010

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) hubungan tingkat pendidikan orang tua terhadap minat berwirausaha; (2) hubungan tingkat pendapatan orang tua terhadap minat berwirausaha; (3) hubungan jenis pekerjaan orang tua terhadap minat berwirausaha.

Populasi dalam penelitian ini adalah mahasiswa Program Studi Pendidikan Akuntansi angkatan 2007 sampai dengan 2010, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta, yang berjumlah 299 mahasiswa dan dibentuk sampel penelitian berjumlah 150. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah kuesioner. Permasalahan dijawab dengan menggunakan statistik non-parametrik Contingency Coefficient (C).

Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) tidak ada hubungan antara tingkat pendidikan orang tua terhadap minat berwirausaha (Ayah: , ; ibu: , ; (2) tidak ada hubungan antara tingkat pendapatan orang tua terhadap minat berwirausaha ( , ; (3) tidak ada hubungan antara jenis pekerjaan ayah terhadap minat berwirausaha ( , dan ada hubungan yang signifikan antara jenis pekerjaan ibu terhadap minat berwirausaha

(12)

ABSTRACT

THE CORRELATION BETWEEN PARENTS’ EDUCATIONAL BACKGROUND, PARENTS’ INCOME, PARENTS’ OCCUPATION

AND THE INTEREST OF ENTREPRENEURSHIP OF STUDENTS

A Case Study on Students of Accounting Faculty of Education, Sanata Dharma University 2007 – 2010 Batch.

Martina Crisetia Jayanti Sanata Dharma University

Yogyakarta 2011

The purposes of this research are to know: (1) the correlation between parents’ educational background and the interest of the entrepreneurship; (2) the correlation between parents’ income and the interest of the entrepreneurship; (3) the correlation between parents’ occupation and the interest of the entrepreneurship.

The population of this research are 299 students of Accounting Faculty of Education, 2007 – 2010 batch, Sanata Dharma University Yogyakarta. The samples are 150 students. The technique of collecting data is questionnaire. To analyze the data, coefficient contingency was applied.

The results of the research are: (1) there isn’t any correlation between parents’ educational background and the interest of the entreprenurship (father: , ; mother: , ; (2) there isn’t any correlation between parents’ income and the interest of the entrepreneurship ( , ; (3) there isn’t any correlation between father’s occupation and the interest of the entrepreneurship ( , and there is any correlation between mother’s occupation and the interest of the entrepreneurship

(13)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Kasih karena skripsi ini telah selesai tepat pada waktunya. Skripsi ini ditulis dan diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Akuntansi. Penulis menyadari bahwa proses penyusunan skripsi ini mendapatkan berbagai masukan, kritik, dan saran dari berbagai pihak. Untuk itu penulis mengucapkan terima kasih yang sedalam-dalamnya kepada:

1. Bapak Rohandi, Ph. D. selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

2. Bapak Indra Darmawan, S.E., M.Si. selaku Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

3. Bapak Laurentius Saptono, S.Pd., M.Si. selaku Ketua Program Studi Pendidikan Akuntansi, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

4. Bapak Ignatius Bondan Suratno, S.Pd., M.Si. selaku Dosen Pembimbing yang telah sabar dan bersedia meluangkan waktunya untuk memberikan bimbingan, dukungan, kritik, dan saran untuk kesempurnaan skripsi ini.

5. Ibu Cornelio Purwantini, S.Pd., M.SA. selaku Dosen Penguji yang telah memberikan masukan dan penyempurnaan skripsi ini.

6. Bapak Agustinus Heri Nugroho, S.Pd., M.Pd. selaku Dosen Penguji yang telah memberikan masukan dan penyempurnaan skripsi ini.

(14)

8. Segenap dosen Program Studi Pendidikan Akuntansi yang telah memberikan ilmu pengetahuan kepada penulis sehingga menjadi bekal dalam penyusunan skripsi ini.

9. Karyawan di sekretariat Pendidikan Akuntansi (Mbak Aris) atas segala pelayanannya dan bantuannya selama penulis kuliah di Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

10.Kedua orang tuaku tercinta Bapak Yohanes Suhardi dan Ibu Yuliana Sri Wahyuni yang selalu memberikan perhatian, kasih saying, dukungan, dan pengorbanan baik material maupun spiritual sehingga penulis mampu menyelesaikan skripsi ini.

11.Saudara-saudaraku Mas Thomas, Mbak Lucy, Mbak Vega, Baw Baw, dan Micky yang selalu memberikan doa dan dukungan kepada penulis.

12.Sahabatku terkasih Romo Toemp dan Mas Leo yang selalu memberikan doa, dukungan, perhatian, dan semangat kepada penulis.

13.Teman-teman seperjuanganku Vio, Rini, Yoshe, Ratna, Novi, Iwi, Vera, dan Ira. Terima kasih atas kebersamaannya selama ini.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna. Penulis masih membuka diri terhadap saran dan kritik yang membangun. Semoga skripsi ini dapat berguna bagi pihak-pihak yang membutuhkan.

(15)

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ……… i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ……… ii

HALAMAN PENGESAHAN ………. iii

HALAMAN PERSEMBAHAN ……….. iv

HALAMAN MOTTO ……….. v

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ……….. vi

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ……….. vii

ABSTRAK ……… viii

ABSTRACT ……….. ix

KATA PENGANTAR ………. x

DAFTAR ISI ……… xii

DAFTAR TABEL ……… xv

DAFTAR GAMBAR ……… xvii

DAFTAR LAMPIRAN ……… xviii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ………. 1

B. Batasan Masalah ………. 5

C. Rumusan Masalah ……….. 5

D. Tujuan Penelitian ……… 5

(16)

BAB II KAJIAN TEORITIK

A. Minat Berwirausaha ……… 7

1. Minat ………. 7

2. Kewirausahaan ……….. 9

B. Tingkat Pendidikan Orang Tua ……… 14

1. Definisi Pendidikan ……… 14

2. Tingkat Pendidikan ……… 15

C. Tingkat Pendapatan Orang Tua ………... 16

D. Jenis Pekerjaan Orang Tua ………. 17

E. Kerangka Berfikir ………... 18

BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian ……….. 22

B. Tempat dan Waktu Penelitian ……… 22

C. Subyek dan Obyek Penelitian ……… 23

D. Populasi dan Sampel ……….. 23

E. Variabel Penelitian dan Pengukurannya ……… 25

F. Teknik Pengumpulan Data ………. 30

G. Teknik Pengujian Instrumen Penelitian ………. 30

H. Teknik Analisis Data ………. 35

BAB IV GAMBARAN UMUM A. Sejarah Universitas Sanata Dharma ……….. 40

(17)

D. Sejarah Fakultas Keguruan Ilmu Pendidikan ……… 49

E. Visi dan Misi Fakultas Keguruan Ilmu Pendidikan ……….. 51

F. Sejarah Program Studi Pendidikan Akuntansi ……….. 52

G. Deskripsi Program Studi Pendidikan Akuntansi …………... 53

H. Visi, Misi, dan Sasaran PS Pendidikan Akuntansi ……….... 54

I. Sumber Daya Manusia ……….. 56

J. Sarana dan Prasarana ………. 56

K. Kemahasiswaan ………. 57

BAB V ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN A. Statistik Deskriptif ………. 59

B. Pengujian Hipotesis ……… 64

C. Pembahasan ……… 70

BAB VI KESIMPULAN, KETERBATASAN PENELITIAN, DAN SARAN A. Kesimpulan ……… 75

B. Keterbatasan Penelitian ………. 75

C. Saran ……….. 76

(18)

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Sampel Penelitian ………. 25

Tabel 3.2 Tingkat Pendidikan Orang Tua ………. 26

Tabel 3.3 Tingkat Pendapatan Orang Tua ……… 27

Tabel 3.4 Jenis Pekerjaan Orang Tua ……….. 27

Tabel 3.5 Operasional Variabel Minat Berwirausaha ……….. 28

Tabel 3.6 Skala Likert Minat Berwirausaha ………. 29

Tabel 3.7 Hasil Pengukuran Validitas Minat Berwirausaha ………. 32

Tabel 3.8 Hasil Pengukuran Validitas Ulang Minat Berwirausaha …….. 33

Tabel 3.9 Hasil Pengukuran Reliabilitas Minat Berwirausaha …………. 35

Tabel 5.1 Deskripsi Tingkat Pendidikan Ayah ………. 59

Tabel 5.2 Deskripsi Tingkat Pendidikan Ibu ……… 60

Tabel 5.3 Deskripsi Tingkat Pendapatan Orang Tua (Ayah dan Ibu) …… 61

Tabel 5.4 Deskripsi Jenis Pekerjaan Ayah ……… 62

Tabel 5.5 Deskripsi Jenis Pekerjaan Ibu ……… 62

Tabel 5.6 Deskripsi Minat Berwirausaha Mahasiswa ……… 64

Tabel 5.7 Pengujian Hipotesis Tingkat Pendidikan Orang Tua (Ayah) dan Minat Berwirausaha ……… 65

(19)

Tabel 5.10 Pengujian Hipotesis Jenis Pekerjaan Orang Tua (Ayah) dan Minat Berwirausaha ……….. 68 Tabel 5.11 Pengujian Hipotesis Jenis Pekerjaan Orang Tua (Ibu) dan

(20)

DAFTAR GAMBAR

(21)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran I Instrumen Penelitian (Kuesioner) ……….. 80

Lampiran II Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Minat Berwirausaha ….. 87

Lampiran III Kategori Kecenderungan Variabel ……… 93

Lampiran IV Data dan Hasil Uji Koefisien Kontingensi ……… 95

Lampiran V Tabel r dan Tabel Chi Square ……… 112

(22)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Di Indonesia, aktivitas kewirausahaan (entrepreneurial activity)

masih rendah. Hal ini ditunjukkan dengan sedikitnya jumlah pembuka kerja

(wirausahawan) daripada pencari kerja. Jumlah individu yang memulai bisnis

baru jika dinyatakan dalam persen total penduduk yang aktif bekerja relatif

masih rendah. Keadaan ini mengakibatkan angka pengangguran tinggi

sehingga jumlah penduduk miskin pun juga tinggi. Menurut Menteri Koperasi

dan Usaha Kecil Menengah, Syarifuddin Hasan dalam KOMPAS.com

tanggal 26 Februari 2011, jumlah wirausaha di Indonesia hanya sekitar 0,24

persen dari jumlah penduduk di Indonesia yang sekitar 238 juta jiwa. Jumlah

itu lebih rendah dibandingkan dengan jumlah wirausaha di beberapa negara

luar yang tingkat pertumbuhan ekonominya tinggi, seperti Amerika Serikat

yang merupakan negara maju di dunia mencapai sekitar 11 persen, Singapura

mencapai 7 persen, dan Malaysia mencapai 5 persen.

Penyebab rendahnya aktivitas kewirausahaan yaitu munculnya

pandangan negatif terhadap profesi wirausaha. Salah satu faktor yang

menyebabkan munculnya pandangan negatif terhadap profesi wirausaha salah

satunya adalah faktor psikologi yang membentuk sikap negatif masyarakat

(23)

penghasilan tidak stabil, kurang terhormat, pekerjaan rendah, dsb (Buchari,

2000:2). Pandangan negatif tersebut dirasakan oleh sebagian besar

masyarakat terutama mahasiswa perguruan tinggi. Mereka lebih tertarik untuk

menjadi pegawai negeri dengan penghasilan yang tetap, tunjangan pensiun,

dan mapan, dibandingkan menjadi seorang wirausahawan yang memiliki

penghasilan tidak menentu dan resiko untuk gagal (bangkrut).

Untuk mengurangi pandangan negatif tersebut, pemerintah

mengeluarkan Instruksi Presiden (Inpres) Nomor: 4 Tahun 1995 tanggal 30

Juni 1995 yang berbunyi “Gerakan Nasional Memasyarakatkan dan

Membudayakan Kewirausahaan” dengan tujuan menumbuhkan semangat di

kalangan generasi muda agar mampu menjadi wirausahawan di tengah

ketatnya persaingan dalam mencari pekerjaan. Pemerintah juga perlu

melakukan pembangunan sumber daya manusia (SDM) secara menyeluruh,

terarah, dan terpadu di berbagai bidang (mencakup bidang pendidikan,

latihan, dan penyediaan lapangan pekerjaan). Program sumber daya manusia

yang terdiri dari pengembangan kemampuan intelektual, keterampilan, dan

kreativitas pada dasarnya diarahkan agar manusia mampu beradaptasi dengan

lingkungan serta mampu aktif mengeksplorasi lingkungan. Dengan demikian

mereka mempunyai keyakinan diri yang tinggi, mampu mandiri, dan selalu

berupaya meningkatkan etos kerja yang selanjutnya mereka dapat membuka

usaha sendiri (berwirausaha).

Berwirausaha merupakan salah satu pendukung yang menentukan

(24)

mempunyai kebebasan untuk berkarya, mandiri, dan mampu menciptakan

lapangan kerja baru yang dapat menyerap banyak tenaga kerja. Berwirausaha

juga mampu menyediakan lapangan kerja bagi dirinya sendiri dan tidak perlu

bergantung pada orang lain. Apabila usahanya semakin maju, juga mampu

membuka lapangan kerja bagi orang lain. Dengan demikian, berwirausaha

berarti ikut serta dalam mengurangi angka pengangguran dan kemiskinan.

Salah satu faktor yang mampu memberikan dorongan motivasi bagi

mahasiswa untuk terjun dalam dunia wirausaha dan mampu mempengaruhi

seorang anak dalam memilih karir yang akan dipilihnya adalah status sosial

ekonomi orang tua (Sukardi, 1987:52) yang terdiri dari: tingkat pendidikan,

tingkat pendapatan, dan jenis pekerjaan orang tua. Dalam realita yang ada

saat ini, orang tua cenderung lebih mendukung dan mengarahkan anaknya

untuk bekerja di sebuah instansi tertentu atau pegawai negeri dengan

anggapan anak mereka akan memiliki masa depan yang jelas dan mapan.

Tingkat pendidikan orang tua dapat mempengaruhi minat

berwirausaha pada diri seorang anak. Tinggi rendahnya tingkat pendidikan

orang tua dapat mempengaruhi cara berpikir mereka terhadap masa depan

anaknya. Orang tua yang berpendidikan tinggi cenderung akan lebih

memotivasi anaknya untuk berwirausaha, dibandingkan dengan orang tua

yang berpendidikan rendah. Dalam kenyataan, tidak sedikit juga orang tua

yang berpendidikan rendah mampu menyekolahkan anaknya hingga

(25)

Tingkat pendapatan orang tua dapat mempengaruhi minat

berwirausaha pada diri seorang anak. Orang tua yang memiliki pendapatan

tinggi cenderung akan lebih memotivasi anaknya untuk berwirausaha,

dibandingkan dengan orang tua yang memiliki pendapatan yang rendah.

Namun tidak menutup kemungkinan bahwa orang tua yang memiliki

pendapatan rendah dapat juga memotivasi anaknya untuk menjadi seorang

wirausaha, yakni dengan melihat kondisi orang tua mereka sendiri, misalnya

buruh dengan gaji yang sedikit.

Jenis pekerjaan orang tua dapat juga mempengaruhi minat

berwirausaha pada diri seorang anak. Mahasiswa yang orang tuanya memiliki

pekerjaan yang gengsinya tinggi dalam masyarakat, misalnya pegawai negeri

cenderung akan menanamkan sikap-sikap positif terhadap anaknya (tidak

takut gagal, tidak cepat puas, selalu berusaha lebih baik dari sebelumnya, dll)

dibandingkan dengan pekerjaan orang tua yang gengsinya rendah dalam

masyarakat. Sikap-sikap ini dapat menumbuhkan minat berwirausaha pada

diri seorang anak. Namun, di dalam masyarakat, kita sering menjumpai orang

tua yang berprofesi sebagai pegawai negeri dan menginginkan anaknya

menjadi seperti kedua orang tua mereka.

Berkaitan dengan hal-hal yang telah dipaparkan di atas, penulis

tertarik untuk meneliti mahasiswa Program Studi Pendidikan Akuntansi

angkatan 2007 – 2010 Universitas Sanata Dharma Yogyakarta tentang

“Hubungan Tingkat Pendidikan, Tingkat Pendapatan, dan Jenis

(26)

B. Batasan Masalah

Ada banyak faktor yang berhubungan dengan minat berwirausaha,

namun dalam penelitian ini hanya dibatasi pada status sosial ekonomi orang

tua, yang terdiri dari tingkat pendidikan, tingkat pendapatan, dan jenis

pekerjaan orang tua. Faktor status sosial ekonomi dinilai lebih dominan

berhubungan dengan keputusan anak dalam memilih karir. Faktor-faktor lain

yang mempengaruhi minat, seperti latar belakang pendidikan, nilai-nilai

personal, usia, dan pengalaman kerja tidak diteliti.

C. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas,

masalah dalam penelitian ini dirumuskan sebagai berikut :

1. Apakah ada hubungan yang signifikan antara tingkat pendidikan orang tua

dengan minat berwirausaha pada mahasiswa?

2. Apakah ada hubungan yang signifikan antara tingkat pendapatan orang tua

dengan minat berwirausaha pada mahasiswa?

3. Apakah ada hubungan yang signifikan antara jenis pekerjaan orang tua

dengan minat berwirausaha pada mahasiswa?

D. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, tujuan yang ingin dicapai dari

penelitian ini adalah sebagai berikut :

(27)

2. Untuk mengetahui apakah tingkat pendapatan orang tua berhubungan

signifikan dengan minat berwirausaha pada mahasiswa.

3. Untuk mengetahui apakah jenis pekerjaan orang tua berhubungan

signifikan dengan minat berwirausaha pada mahasiswa.

E. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai masukan bagi

pihak-pihak yang berkepentingan, yaitu :

1. Bagi Penulis

Untuk menerapkan ilmu yang telah diperoleh selama kuliah ke

dalam praktik dan untuk menambah pengetahuan sejauh mana teori itu

diterapkan.

2. Bagi Mahasiswa Universitas Sanata Dharma

Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai motivasi, bahan

pertimbangan, dan menambah pengetahuan akan pentingnya aspek-aspek

kewirausahaan dalam menghadapi perkembangan jaman yang semakin

global dan penuh tantangan.

3. Bagi Universitas Sanata Dharma

Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai salah satu

bagian informasi untuk penelitian lebih lanjut dan dapat dijadikan

(28)

BAB II

KAJIAN TEORITIK

A. Minat Berwirausaha

1. Minat

Menurut Masidjo (1995:52) minat adalah suatu kecenderungan

yang agak menetap dalam diri subyek dimana ia merasa tertarik akan suatu

hal dan merasa senang bersama hal tersebut.

Menurut Mapiare (1982:82) minat diartikan sebagai perangkat

mental yang terdiri dari suatu campuran perasaan, harapan, pendirian,

prasangka, atau kecenderungan yang mengarahkan individu kepada suatu

pilihan tertentu. Dalam hal pembentukan minat menurut Andi Mappiare

(1992), minat berasal dari harapan. Karena minat terdiri dari perasaan,

harapan, prasangka atau kecenderungan untuk mengarahkan individu pada

suatu pilihan. Hal ini berarti bahwa minat seseorang akan timbul jika

seseorang memiliki rasa senang, memiliki harapan terhadap obyek,

memiliki pandangan untuk dirinya sendiri, dan ada kecenderungan untuk

melakukan pekerjaan itu sebagai obyek.

Menurut Winkle (1984:30) minat merupakan kecenderungan yang

menetap dalam subyek untuk merasa tertarik pada bidang / hal tertentu dan

merasa senang berkecimpung dalam bidang itu. Mengenai munculnya

(29)

Perasaan merupakan faktor psikis yang non intelektual, yang khusus

berpengaruh terhadap semangat / gairah terhadap sesuatu. Dengan melalui

perasaannya seseorang akan melakukan penilaian yang agak spontan

terhadap sesuatu. Penilaian yang positif akan terungkap dalam “perasaan

senang” (rasa puas, rasa gembira, rasa simpati, dsb). Sedangkan penilaian

yang negatif akan terungkap dalam “perasaan tidak senang” (rasa segan,

rasa benci, rasa takut, dsb). Rasa-rasa tersebut akan main peranan sebagai

aspek afektif dalam pembentukan suatu sikap. Perasaan senang akan

menimbulkan minat yang diperkuat lagi oleh sikap yang positif. Yang

mana diantara hal-hal itu timbul lebih dahulu, sukar ditentukan secara

pasti.

Dalam Buku Pendidikan Konseling dan Bimbingan Karir (Dewa

Ketut Sukardi, 1998:63), ada 3 (tiga) cara untuk menentukan minat, yaitu:

a. Minat yang Diekspresikan (Expressed Interest)

Yaitu seseorang dapat mengungkapkan minat dengan kata tertentu.

Misalnya: Seseorang mengatakan bahwa dirinya suka belajar

kewirausahaan.

b. Minat yang Diwujudkan (Manifest Interest)

Yaitu seseorang dapat mengekspresikan minat bukan melalui

kata-kata, tetapi melalui tindakan atau perbuatan, ikut serta berperan aktif

dalam suatu aktivitas tertentu. Misalnya: Seseorang yang sering

(30)

c. Minat yang Diinventarisasikan (Inventoried Interest)

Yaitu seseorang dapat diukur minatnya dengan menjawab terhadap

sejumlah pertanyaan tertentu atau urutan pilihannya untuk kelompok

aktivitas tertentu.

2. Kewirausahaan

a. Definisi Kewirausahaan

Ada beberapa pendapat para ahli mengenai kewirausahaan

menurut Suryana (2001:7) adalah sebagai berikut:

1) Kewirausahaan adalah suatu nilai yang diwujudkan dalam perilaku

yang dijadikan dasar sumber daya, tenaga penggerak, tujuan,

siasat, kiat, proses, dan hasil bisnis (Ahmad Sanusi, 1994).

2) Kewirausahaan adalah suatu kemampuan untuk menciptakan

sesuatu yang baru dan berbeda (ability to create the new and

different) (Drucker, 1995).

3) Kewirausahaan adalah suatu proses penerapan kreativitas dan

keinovasian dalam memecahkan persoalan dan menemukan

peluang untuk memperbaiki kehidupan (Zimmere, 1996).

4) Kewirausahaan adalah suatu nilai yang diperlukan untuk memulai

suatu usaha (start-up phase) dan perkembangan usaha (venture

(31)

5) Kewirausahaan adalah suatu proses dalam mengerjakan sesuatu

yang baru (creative) dan sesuatu yang berbeda (innovative) yang

bermanfaat memberikan nilai lebih.

6) Kewirausahaan adalah usaha menciptakan nilai tambah dengan

jalan mengkombinasikan sumber-sumber melalui cara-cara baru

dan berbeda untuk memenangkan persaingan. Nilai tambah

tersebut dapat diciptakan dengan cara mengembangkan teknologi

baru, menemukan pengetahuan baru, menemukan cara baru untuk

menghasilkan barang dan jasa baru yang lebih efisien,

memperbaiki produk dan jasa yang sudah ada, dan menemukan

cara baru dalam rangka memberikan kepuasan pada konsumen,

Berdasarkan beberapa konsep tentang kewirausahaan, secara

ringkas dapat disimpulkan sebagai suatu kemampuan kreatif dan

inovatif yang dijadikan kiat, dasar, sumber daya, proses, dan

perjuangan untuk menciptakan nilai tambah barang dan jasa yang

dilakukan dengan keberanian untuk menghadapi resiko.

b. Karakteristik Kewirausahaan

Banyak para ahli yang mengemukakan karakteristik

kewirausahaan dengan konsep yang berbeda-beda. Geoffrey .G

Meredith (1996:5-6) merupakan salah satu ahli yang mengemukakan

(32)

1) Percaya diri : keyakinan, ketidaktergantungan, individualitas, dan

optimisme.

2) Berorientasi pada tugas dan hasil : kebutuhan untuk berprestasi,

berorientasi laba, ketekunan & ketabahan, tekad kerja keras,

mempunyai dorongan kuat, energik, dan inisiatif.

3) Pengambilan resiko : kemampuan untuk mengambil resiko yang

wajar dan suka tantangan.

4) Kepemimpinan : perilaku sebagai pemimpin, bergaul dengan orang

lain, menanggapi saran & kritik.

5) Keorisinilan : inovatif, kreatif, serta fleksibel.

6) Berorientasi ke masa depan : pandangan ke depan, perspektif.

Sedangkan, menurut M. Scarborough dan Thomas .W

Zimmerer (1993:6-7) mengemukakan karakteristik-karakteristik

kewirausahaan sebagai berikut:

1) Desire for responsibility, yaitu memiliki rasa tanggung jawab atas usaha-usaha yang dilakukannya. Seseorang yang memiliki rasa

tanggung jawab akan selalu mawas diri.

2) Preference for moderate risk, yaitu lebih memilih risiko yang moderat, artinya ia selalu menghindari resiko yang tinggi.

(33)

4) Desire for immediate feedback, yaitu selalu menghendaki umpan balik yang segera.

5) High level of energy, yaitu memiliki semangat dan kerja keras untuk mewujudkan keinginannya demi masa depan yang lebih

baik.

6) Future orientation, yaitu berorientasi ke masa depan, perspektif, dan berwawasan jauh ke depan.

7) Skill at Organizing, yaitu memiliki keterampilan dalam mengorganisasikan sumber daya untuk menciptakan nilai tambah.

8) Value of achievement over money, yaitu selalu menilai prestasi dengan uang.

Dalam beberapa pendapat tersebut, dapat disimpulkan bahwa

wirausaha harus selalu optimis dalam melakukan pekerjaannya sampai

tujuan tercapai. Wirausaha harus tekun, ulet, tidak mudah putus asa

sebelum tujuannya tercapai. Dalam bekerja, wirausaha tidak asal

berspekulasi, tapi segala sesuatunya telah diperhitungkan sebelumnya.

Karena itu wirausaha harus didukung dengan semangat yang tinggi

yang mendorong wirausaha terus berjuang mencari peluang sampai

usahanya membuahkan hasil. Hasil-hasil yang dicapai harus jelas dan

obyektif, juga merupakan umpan balik bagi kelancaran usahanya.

(34)

keuntungan uang yang diperoleh harus dikelola secara aktif dan

dianggap sebagai sumber daya yang penting.

c. Fungsi Berwirausaha

Menurut Suryana (2006:77) dilihat dari ruang lingkupnya,

wirausaha memiliki dua fungsi, yaitu fungsi makro dan fungsi mikro.

Secara makro, wirausaha berperan sebagai penggerak, pengendali, dan

pemacu perekonomian suatu bangsa. Sedangkan secara mikro, peran

wirausaha adalah penanggung resiko dan ketidakpastian,

mengkombinasi sumber-sumber ke dalam cara yang baru dan berbeda

untuk menciptakan nilai tambah dan usaha-usaha baru.

Dalam melakukan fungsi mikronya, menurut Marzuki Usman

(dalam Suryana 2006:77) secara umum, wirausaha memiliki dua peran,

yaitu :

1) Sebagai penemu (innovator)

Sebagai penemu, wirausaha berperan dalam menemukan dan

menciptakan :

a) Produk baru (the new product)

b) Teknologi baru (the new technology)

c) Ide-ide baru (the new image)

d) Organisasi usaha baru (the new organization)

(35)

a) Perencanaan perusahaan (corporate plan)

b) Strategi perusahaan (corporate strategy)

c) Ide-ide dalam perusahaan (corporate image)

d) Organisasi perusahaan (corporate organization)

Menurut Zimmerer (1996:51) (dalam Suryana, 2006:78).

Fungsi wirausaha adalah menciptakan nilai barang dan jasa di pasar

melalui proses pengkombinasian sumber daya dengan cara-cara baru

dan berbeda untuk dapat melakukan persaingan. Nilai tambah tersebut

diciptakan melalui:

1)Pengembangan teknologi baru

2)Penemuan pengetahuan baru

3)Perbaikan produk dan jasa yang ada

4)Penemuan cara-cara yang berbeda untuk menyediakan barang dan

jasa dalam jumlah lebih banyak dengan menggunakan sumber daya

yang lebih sedikit.

B. Tingkat Pendidikan Orang Tua

1. Definisi Pendidikan

a. Pendidikan (http://id.wikipedia.org/wiki/pendidikan) adalah usaha sadar

dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses

pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi

(36)

diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang

diperlukan dirinya dan masyarakat. Pendidikan meliputi keahlian

khusus dan juga sesuatu yang tidak dapat dilihat tetapi lebih mendalam

yaitu pemberian pengetahuan, pertimbangan, dan kebijaksanaan. Salah

satu dasar utama pendidikan adalah untuk mengajar kebudayaan

melewati generasi.

b. Menurut S.A. Branata, dkk. (Zahara Idris, 1984 : 9), pendidikan adalah

usaha yang sengaja diadakan baik secara langsung maupun tidak

langsung untuk membantu anak dalam perkembangannya mencapai

kedewasaan.

c. Menurut John Dewey (Zahara Idris, 1984 : 9), pendidikan adalah proses

pembentukan kecakapan-kecakapan fundamental secara intelektual dan

emosional ke arah alam dan sesama.

d. Menurut Rousseau (Zahara Idris, 1984 : 9), pendidikan adalah memberi

kita perbekalan yang tidak ada pada masa kanak-kanak, akan tetapi kita

membutuhkannya pada waktu dewasa.

2. Tingkat Pendidikan

Tingkat pendidikan (http://id.wikipedia.org/wiki/pendidikan)

adalah tahapan pendidikan yang ditetapkan berdasarkan tingkat

perkembangan peserta didik, tujuan yang akan dicapai, dan kemampuan

(37)

a. Pendidikan Dasar

Pendidikan dasar merupakan jenjang pendidikan awal selama

9 tahun pertama masa sekolah anak-anak yang melandasi jenjang

pendidikan menengah.

b. Pendidikan Menengah

Pendidikan menengah merupakan jenjang pendidikan lanjutan

pendidikan dasar yang harus dilaksanakan minimal 3 tahun.

c. Pendidikan Tinggi

Pendidikan tinggi adalah jenjang pendidikan setelah

pendidikan menengah yang mencakup program pendidikan diploma,

sarjana, magister, doctor, dan spesialis yang diselenggrakan oleh

perguruan tinggi. Mata pelajaran pada perguruan tinggi merupakan

penjurusan dari SMA, akan tetapi semestinya tidak boleh terlepas dari

pelajaran SMA.

C. Tingkat Pendapatan Orang Tua

Menurut S. Hutabarat (1978:92) menyatakan bahwa pendapatan

adalah suatu hasil yang diperoleh dalam jangka waktu tertentu, misalnya

bunga simpanan di bank. Gilarso (1994:63) berpendapat bahwa pendapatan

adalah semua balas jasa atau karya yang akan diperoleh sebagai imbalan atas

(38)

Pendapatan itu bersumber pada usaha sendiri, bekerja pada orang lain,

dan bisa juga bersumber dari milik sendiri. Besarnya pengeluaran untuk

memenuhi kebutuhan hidup tergantung pada hal-hal sebagai berikut :

1. Besarnya tingkat pendapatan.

2. Jumlah keluarga.

3. Tingkat harga kebutuhan hidup.

4. Tingkat penndidikan keluarga.

5. Lingkungan sosial ekonomi keluarga.

6. Kebijakan mengelola dan mengendalikan keuangan keluarga.

D. Jenis Pekerjaan Orang Tua

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (1995 : 488), pekerjaan

didefinisikan sebagai sesuatu yang dilakukan untuk mencari nafkah.

Sedangkan, menurut Biro Pengembangan Sosial Budaya (hal. 12), pekerjaan

dibedakan menjadi :

1. Pekerjaan Pokok

Pekerjaan pokok adalah jenis pekerjaan yang dimiliki seseorang

sebagai sumber utama dari penghasilan, yang digunakan untuk memenuhi

kebutuhan hidup sehari-hari. Sifat dari pekerjaan ini adalah tetap.

2. Pekerjaan Sampingan

Pekerjaan sampingan adalah pekerjaan yang dimiliki atau

(39)

penghasilan tambahan guna memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari. Sifat

dari pekerjaan ini adalah melengkapi pekerjaan pokok.

Tidak dapat dipungkiri bahwa jenis pekerjaan berpengaruh terhadap

penghasilan, kekayaan seseorang, status sosial ekonomi orang tua, dan juga

berpengaruh pada anaknya dalam pemilihan pekerjaan.

E. Kerangka Berfikir

1. Hubungan antara tingkat pendidikan orang tua terhadap minat

berwirausaha pada mahasiswa.

Minat berwirausaha adalah kecenderungan-kecenderungan yang

agak menetap dalam diri mahasiswa untuk merasa tertarik pada

kewirausahaan dan merasa senang berkecimpung dalam berwirausaha.

Tingkat pendidikan (http://id.wikipedia.org/wiki/pendidikan) merupakan

tahapan pendidikan yang ditetapkan berdasarkan tingkat perkembangan

peserta didik, tujuan yang akan dicapai, dan kemampuan yang

dikembangkan.

Tinggi rendahnya tingkat pendidikan orang tua akan

mempengaruhi cara berfikir mereka terhadap masa depan anaknya.

Biasanya orang tua yang berpendidikan tinggi akan lebih memotivasi

anaknya untuk berwirausaha, dibandingkan dengan orang tua yang

berpendidikan rendah. Dengan pendidikan yang tinggi, orang tua memiliki

(40)

berwirausaha, misalnya: bagaimana awal membuka usaha, apa saja yang

dibutuhkan dalam membuka usaha, mengelola usaha dengan baik, dan

mengatasi kemungkinan terjadi kegagalan. Dengan demikian, tinggi

rendahnya tingkat pendidikan orang tua berhubungan dengan minat

berwirausaha pada mahasiswa.

Hipotesis : Ada hubungan yang signifikan antara tingkat pendidikan orang

tua dengan minat berwirausaha pada mahasiswa.

2. Hubungan antara tingkat pendapatan orang tua terhadap minat

berwirausaha pada mahasiswa.

Minat berwirausaha adalah kecenderungan-kecenderungan yang

agak menetap dalam diri mahasiswa untuk merasa tertarik pada

kewirausahaan dan merasa senang berkecimpung dalam berwirausaha.

Pendapatan adalah suatu hasil yang diperoleh dalam jangka waktu tertentu,

misalnya bunga simpanan di bank (Hutabarat, 1978:92). Sedangkan

menurut Gilarso (1994 : 63) berpendapat bahwa pendapatan adalah semua

balas jasa atau karya yang akan diperoleh sebagai imbalan atas balas jasa

atau sumbangan seseorang terhadap proses produksi.

Biasanya orang tua yang memiliki pendapatan yang tinggi akan

lebih memotivasi anaknya untuk berwirausaha, dibandingkan dengan

orang tua yang memiliki pendapatan yang rendah. Dengan pendapatan

(41)

hal dana. Dengan demikian tinggi rendahnya tingkat pendapatan orang tua

berhubungan dengan minat berwirausaha pada mahasiswa.

Hipotesis : Ada hubungan yang signifikan antara tingkat pendapatan orang

tua dengan minat berwirausaha pada mahasiswa.

3. Hubungan antara jenis pekerjaan orang tua terhadap minat

berwirausaha pada mahasiswa.

Minat berwirausaha adalah kecenderungan-kecenderungan yang

agak menetap dalam diri mahasiswa untuk merasa tertarik pada

kewirausahaan dan merasa senang berkecimpung dalam berwirausaha.

Pekerjaan dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (1995 : 488) adalah

sesuatu yang dilakukan untuk mencari nafkah. Sedangkan, pekerjaan

menurut Biro Pengembangan Sosial Budaya (hal. 12) dibedakan menjadi 2

(dua), yaitu pekerjaan pokok dan pekerjaan sampingan.

Pekerjaan orang tua memiliki peranan penting dalam memotivasi

minat berwirausaha seorang anak. Mahasiswa yang orang tuanya memiliki

pekerjaan yang gengsinya tinggi dalam masyarakat, biasanya akan

menanamkan sikap-sikap positif terhadap anaknya, misalnya: tidak takut

gagal, tidak cepat puas, dan selalu berusaha lebih baik daripada

sebelumnya. Sikap-sikap ini dapat menumbuhkan minat berwirausaha

pada diri seorang anak. Hal ini berbeda dengan mahasiswa yang orang

tuanya memiliki pekerjaan yang gengsi rendah dalam masyarakat,

(42)

yang dapat menumbuhkan minat berwirausaha pada diri seorang anak,

dimana dalam kehidupan sehari-harinya sikap-sikap tersebut tidak selalu

muncul dan dibiasakan pada anak.

Hipotesis : Ada hubungan yang signifikan antara jenis pekerjaan orang tua

(43)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini :

1. Deskriptif

Penelitian deskriptif merupakan penelitian yang dimaksudkan

untuk mengumpulkan informasi mengenai status suatu gejala yang ada,

yaitu keadaan gejala menurut apa adanya pada saat penelitian dilakukan.

(Arikunto, 2003:309)

2. Studi Kasus

Adalah penelitian tentang subyek tertentu, dimana subyek tersebut

terbatas, maka kesimpulan yang diperoleh hanya berlaku pada subyek

yang diteliti (Consuelo, 1993 : 73), yakni mahasiswa Program Studi

Pendidikan Akuntansi angkatan 2007 – 2010 Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta.

B. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat Penelitian

Tempat penelitian ini adalah di Universitas Sanata Dharma , Jl. Mrican

Tromol Pos 29, Yogyakarta.

2. Waktu Penelitian

(44)

C. Subyek dan Objek Penelitian

1. Subyek Penelitian

Subyek penelitian adalah orang-orang yang terlibat dalam

penelitian, mereka yang bertindak sebagai pemberi informasi yang

berhubungan dengan penelitian yang dilakukan. Subyek penelitian ini

adalah mahasiswa angkatan 2007 - 2010 Program Studi Pendidikan

Akuntansi, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

2. Objek Penelitian

Objek penelitian adalah sesuatu yang menjadi pokok pembicaraan

dalam penelitian. Dalam hal ini yang menjadi objek penelitian adalah

tingkat pendidikan, tingkat pendapatan, jenis pekerjaan, dan minat

berwirausaha pada mahasiswa.

D. Populasi dan Sampel

1. Populasi Penelitian

Populasi adalah tiap grup atau kumpulan yang merupakan subyek

penelitian (Restu Kartiko, 2010:197).

Populasi adalah keseluruhan obyek penelitian baik terdiri dari

benda yang nyata, abstrak, peristiwa, ataupun gejala yang merupakan

sumber data dan memiliki karakter tertentu dan sama (Sukandarrumidi,

(45)

Pendidikan Akuntansi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

2. Sampel Penelitian

Sampel adalah bagian dari populasi yang memiliki sifat-sifat yang

sama dari obyek yang merupakan sumber data (Sukandarrumidi, 2002:50).

Sampel dalam penelitian ini adalah mahasiswa angkatan 2007 - 2010

Program Studi Pendidikan Akuntansi, Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta.

3. Teknik Penentuan Sampel

Teknik penentuan sampel dalam penelitian ini adalah Accidental

Sampling (pengambilan sampel secara kebetulan). Anggota sampel yang diambil tidak direncanakan terlebih dahulu tetapi didapatkan / dijumpai

secara tiba-tiba (Sukandarrumidi, 2002:63). Tahapan yang dilakukan

adalah sebagai berikut:

a. Menentukan kriteria dari populasi yang diinginkan.

Jumlah mahasiswa Pendidikan Akuntansi angkatan 2007-2010 adalah

299 mahasiswa.

b. Peneliti langsung mengumpulkan informasi dari unit sampling yang

didapatkan. Setelah jumlah sampel terpenuhi, pencarian data

(46)

1) Peneliti mengambil 50% dari jumlah mahasiswa angakatan

2007-2010

= 50% x 299 mahasiswa

= 149.5 dibulatkan menjadi 150 mahasiswa.

2) Pengambilan anggota sampel disesuaikan dengan jumlah mahasiswa

masing-masing angkatan, dengan rumus sebagai berikut:

2007=

E. Variabel Penelitian dan Pengukurannya

1. Variabel Penelitian

(47)

variabel yang akan diukur dalam penelitian ini yaitu variabel bebas dan

variabel terikat :

a. Variabel bebas yaitu variabel yang mendahului atau mempengaruhi

variabel terikat. Variabel bebas meliputi :

1) Tingkat Pendidikan (X )

2) Tingkat Pendapatan X

3) Jenis Pekerjaan X

b. Variabel terikat merupakan akibat tergantung pada variabel yang

mendahului. Yang menjadi variabel terikat adalah Minat Berwirausaha

pada Mahasiswa (Y).

2. Pengukuran Variabel Penelitian

a. Tingkat Pendidikan Orang Tua

Tingkat pendidikan orang tua mahasiswa yaitu tingkat

pendidikan tertinggi yang berhasil diselesaikan oleh orang tua

mahasiswa dikelompokkan dan diberi skor sebagai berikut :

Tabel 3.2

Tingkat Pendidikan Orang Tua

No Pendidikan Terakhir Orang Tua Skor

1 Tidak tamat SD 1

2 Tamat SD 2

3 Tamat SMP / SLTP 3

4 Tamat SMU / SMK 4

(48)

b. Tingkat Pendapatan Orang Tua

Tingkat pendapatan orang tua mahasiswa yaitu seluruh

penghasilan yang diterima dari pekerjaan pokok orang tua selama satu

bulan dikelompokkan dan diberi skor sebagai berikut :

Tabel 3.3

Tingkat Pendapatan Orang Tua (Ayah dan Ibu)

No Pendapatan Orang Tua Skor

1 Kurang dari Rp1.500.000 1

2 Antara Rp1.500.000 - < Rp2.250.000 2

3 Antara Rp2.250.000 - < Rp3.000.000 3

4 Antara Rp3.000.000 – Rp3.750.000 4

5 Lebih dari Rp3.750.000 5

c. Jenis Pekerjaan Orang Tua

Jenis pekerjaan orang tua mahasiswa yaitu bidang pekerjaan

pokok yang ditekuni orang tua mahasiswa setiap harinya. Dalam

penelitian ini, penulis membedakan jenis pekerjaan orang tua

berdasarkan prestise (gengsi) dalam masyarakat dan diberi skor sebagai

berikut :

Tabel 3.4

Jenis Pekerjaan Orang Tua

No Pendidikan Terakhir Orang Tua Skor

1 Pegawai Negeri 5

2 Pegawai Swasta 4

(49)

d. Minat Berwirausaha

Minat berwirausaha adalah kecenderungan-kecenderungan

mahasiswa untuk mendirikan usaha sendiri setelah mereka

menyelesaikan kuliah. Minat seseorang akan timbul jika seseorang

memiliki rasa senang, memiliki harapan terhadap obyek, memiliki

pandangan untuk dirinya sendiri, dan ada kecenderungan untuk

melakukan pekerjaan itu sebagai obyek.

Instrumen penelitian merupakan suatu alat yang digunakan

mengukur fenomena alam maupun sosial yang diamati. Dalam

penelitian ini, penulis membuat instrument pengukuran variabel minat

berwirausaha mengacu pada pendapat Mapiare dan Winkle (1984:30)

tentang minat, seperti tampak pada tabel berikut ini.

Tabel 3.5

Operasional Variabel Minat Berwirausaha

Aspek Indikator Pernyataan

Positif -Mengikuti acara TV

atau radio tentang kewirausahaan. -Membaca artikel

(50)

2.Memiliki

-Membuka usaha sendiri setelah lulus kuliah. -Dukungan orang tua -Ada fleksibilitas jam

kerja.

-Keleluasaan mengatur waktu untuk keluarga -Mengurangi

-Memiliki sikap kepemimpinan. -Menyukai tantangan. -Percaya diri.

-Kreatifitas dan inovasi. -Memiliki sifat supel,

ramah, dan cepat beradaptasi.

Variabel minat berwirausaha diukur dengan menggunakan

instrument yang berupa 5 (lima) skala yang disebut dengan Skala

Likert. Dengan skala ini, responden diminta memberi jawaban atau

respons dalam skala ukur yang telah disediakan.

(51)

F. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah

teknik angket atau kuesioner dengan pertanyaan tertutup. Kuesioner adalah

teknik pengumpulan data dengan cara mengirimkan suatu daftar pertanyaan

kepada responden untuk diisi. Dan pertanyaan tertutup adalah suatu kuesioner

dimana pertanyaan-pertanyaan yang dituliskan telah disediakan jawaban

pilihan, sehingga responden tinggal memilih salah satu dari jawaban yang

telah disediakan (Sukandarrumidi, 2002:78-80). Dengan kuesioner ini,

diharapkan dapat diketahui minat berwirausaha yang dimiliki mahasiswa

Pendidikan Akuntansi dilihat dari tingkat pendidikan, tingkat pendapatan, dan

jenis pekerjaan orang tua mahasiswa.

G. Teknik Pengujian Instrumen Penelitian

1. Pengujian Validitas

Suharsimi Arikunto (1998:160) menyatakan, validitas adalah suatu

ukuran untuk menunjukkan tingkat kevalidan atau kesahihan suatu

instrument. Suatu instrument yang valid atau sahih mempunyai validitas

yang tinggi, sebaliknya jika kevalidan suatu instrument rendah

menunjukkan bahwa instrument tersebut kurang valid.

Sebuah instrument dikatakan valid apabila dapat mengungkap data

dari variabel yang diteliti secara tepat, yaitu apabila butir-butir yang

membentuk instrument tidak menyimpang dari fungsi instrument.

(52)

validitas item yaitu dengan mengkorelasikan antara butir soal dengan skor

total. Hasil uji coba dihitung dengan rumus korelasi product moment,

yaitu:

∑ – ∑ ∑

∑ – ∑ ∑ – ∑

Keterangan :

= Validitas instrument

= Jumlah responden

X = Skor butir soal

Y = Skor total soal

∑X = Jumlah skor butir soal ∑Y = Jumlah skor total soal

Hasil perhitungan selanjutnya dikonsultasikan dengan r pada

taraf signifikan 5%. Apabila hasil perhitungan r lebih besar dari

r , maka instrument dikatakan valid. Dan apabila r lebih kecil

dari r , maka instrument dikatakan tidak valid.

Pelaksanaan uji coba instrument penelitian ini dilakukan pada

mahasiswa Program Studi Pendidikan Ekonomi Universitas Sanata

Dharma angkatan 2008 dengan jumlah responden 30 orang. Dari hasil uji

coba tersebut diketahui harga product moment tabel (r tabel) sebesar 0,361

dengan taraf signifikansi 5%.

Dari uji coba tersebut, ternyata ada 2 item dari 26 item soal yang

(53)

validitas 26 item pertanyaan pada variabel Minat Berwirausaha adalah

sebagai berikut:

Tabel 3.7

Hasil Pengukuran Validitas Minat Berwirausaha

No.Item Keterangan

1 0,381 0,361 Valid

Item variabel minat berwirausaha yang tidak valid adalah nomor 6

dan 11. Item yang tidak valid kemudian dihapus dan dilakukan uji validitas

(54)

Tabel 3.8

Hasil Pengukuran Validitas Minat Berwirausaha

No.Item Keterangan

1 0,381 0,361 Valid

Dari tabel di atas tampak bahwa item-item yang digunakan untuk

mengukur Minat Berwirausaha valid semua karena corrected item – total

(55)

2. Pengujian Reliabilitas

Reliabilitas menunjukkan suatu pengertian bahwa instrument

cukup dapat dipercaya untuk dapat digunakan sebagai alat pengumpul data

karena instrument tersebut sudah baik (Suharsimi Arikunto, 1998:170).

Instrument dikatakan reliabel apabila alat tersebut merupakan ketetapan

atau kondisi konsisten, artinya jika alat tersebut dikenakan pada obyek

yang sama pada waktu yang berbeda, hasilnya akan relative sama atau

tetap.

Pengujian reliabilitas instrument pada metode angket dalam

penelitian ini akan diukur menggunakan rumus alpha, yaitu :

Keterangan :

= Reliabilitas instrument

= Banyaknya butir pertanyaan atau soal ∑ = Jumlah varian total

= Jumlah varian butir

Nilai varian butir dapat dicari berdasarkan rumus sebagai berikut :

∑ ∑

Keterangan :

n = Jumlah responden

(56)

Reliabilitas kuesioner pada penelitian ini menggunakan teknik

Cronbach’s Alpha. Jika nilai Cronbach’s Alpha pada taraf signifikansi 5% lebih besar dari 0,6 maka instrument penelitian dinyatakan reliabel (dapat

dipercaya), sebaliknya jika alpha kurang dari 0,6 maka instrument

penelitian dinyatakan tidak reliabel.

Dari hasil analisis dengan jumlah data (n) sebanyak 30 responden

pada taraf signifikansi 5% dengan bantuan program SPSS versi 16.0

didapat hasil seperti pada tabel berikut:

Tabel 3.9

Hasil Pengukuran Reliabilitas Minat Berwirausaha

Cronbach’s Alpha

Cronbach’s Alpha Based on Standardized Items

N of Items

0,936 0,939 26

Output SPSS tersebut menunjukkan Cronbach’s Alpha sebesar

0,936 > 0,6. Karena koefisien alpha lebih besar (>) dari 0,6 maka dapat

disimpulkan instrument penelitian tersebut reliabel (dapat dipercaya).

H. Teknik Analisis Data

1. Statistik Deskriptif

Statistik deskriptif adalah statistik yang digunakan untuk

menganalisa data dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan

(57)

membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum atau generalisasi

(Sugiyono, 1999:142).

2. Pengujian Hipotesis

Pengujian hipotesis menggunakan statistik nonparametrik, yaitu

koefisien kontingensi (contingency coefficient). Koefisien Kontingensi (C)

menurut Wahid Sulaiman (hal. 147) adalah suatu ukuran asosiasi antara 2

(dua) variable yang berbentuk atribut.

Fungsi koefisien kontingensi C adalah alat pengukur untuk

menentukan keeratan atau korelasi di antara dua gugus tanda.

Kekhususannya adalah dapat dipergunakan dalam bentuk skala nominal

atau keterangan yang bersifat kategori tentang salah satu atau keduagugus

tersebut, yaitu dalam hal ini apabila keterangan tentang tanda, hanya

meliputi data yang tidak tersusun seri atau hanya dalam frekuensi. Dalam

penggunaan koefisien kontingensi, tidak diperlukan asumsi kontinuitas

pengukuran pada salah satu atau kedua gugus tanda tersebut. Koefisien

kontingensi dalam perhitungannya, memerlukan tabel kontingensi dan tiap

sel harus mempunyai kesamaan sifat dalam bentuk baris serta lajurnya.

Rumus koefisien kontingensi, adalah:

di mana:

C : koefisien kontingensi : nilai chi-square

(58)

Nilai chi-square, adalah:

∑ ∑

di mana:

: nilai frekuaensi pengamatan : nilai frekuensi harapan

a. Pengujian Hipotesis

Nilai koefisien kontingensi yang didapatkan dari penelitian

merupakan nilai kontingensi sampel yang merupakan harga estimasi

dari koefisien kontingensi populasi yang dilambangkan dengan C.

Untuk selanjutnya kita akan mengadakan uji hipotesis mengenai

koefisien kontingensi populasi yang tidak diketahui berdasarkan pada

estimasi nilai koefisien kontingensi sampel, yaitu: C. Pengujian

hipotesis adalah sebagai berikut:

Untuk uji 2 (dua) arah:

: C = 0 (tidak ada hubungan antara variabel X dan Y) : C ≠ 0 (ada hubungan antara variabel X dan Y)

Untuk uji 1 (satu) arah:

: C = 0 (tidak ada hubungan antara variabel X dan Y) : C < 0 (ada hubungan antara variabel X dan Y)

atau:

(59)

Merumuskan hipotesis:

: - Tidak ada hubungan yang signifikan antara tingkat pendidikan

orang tua dengan minat berwirausaha pada mahasiswa.

: - Tidak ada hubungan yang signifikan antara tingkat pendapatan

orang tua dengan minat berwirausaha pada mahasiswa.

: - Tidak ada hubungan yang signifikan antara jenis pekerjaan

orang tua dengan minat berwirausaha pada mahasiswa.

: - Ada hubungan yang signifikan antara tingkat pendidikan orang

tua dengan minat berwirausaha pada mahasiswa.

: - Ada hubungan yang signifikan antara tingkat pendapatan orang

tua dengan minat berwirausaha pada mahasiswa.

: - Ada hubungan yang signifikan antara jenis pekerjaan orang tua

dengan minat berwirausaha pada mahasiswa.

b. Kaidah Pengambilan Keputusan

Statistik uji yang digunakan adalah:

di mana:

(60)

Untuk uji 2 (dua) arah:

Sig. (2-tailed) ≤α/2 → tolak . Sig. (2-tailed) > α/2 → tolak .

Untuk uji 1 (satu) arah:

Sig. (2-tailed) ≤α→ tolak . Sig. (2-tailed) > α→ tolak .

Catatan:

Jika tidak tahu apakah mengharapkan korelasi positif atau negatif, lebih

(61)

BAB IV

GAMBARAN UMUM

A. Sejarah Universitas Sanata Dharma

1. PTPG Sanata Dharma (1955-1958)

Ide untuk mendirikan Perguruan Tinggi Pendidikan Guru (PTPG)

oleh Prof. Moh. Yamin, S.H. (Menteri Pendidikan, Pengajaran, dan

Kebudayaan RI) pada tahun 1950-an disambut baik oleh para imam

Katolik, terutama Ordo Societas Jesus (Serikat Yesus yang lazim disingkat

S.J.). Waktu itu Ordo ini telah membuka kursus-kursus B1, antara lain B1

Mendidik (Yayasan De Britto) di Yogyakarta yang dikelola oleh Pater H.

Loeff, S.J. dan B1 Bahasa Inggris (Yayasan Loyola) di Semarang yang

dikelola oleh Pater W.J. Van der Meulen, S.J. dan Pater H. Bastiaanse, S.J.

Dengan dukungan dari Conggregatio de Propaganda Fide, selanjutnya

Pater Kester yang waktu itu menjabat sebagai Superior Misionaris Serikat

Yesus menggabungkan kursus-kursus ini menjadi sebuah perguruan tinggi

dan lahirlah PTPG Sanata Dharma pada tanggal 20 Oktober 1955 dan

diresmikan oleh pemerintah pada tanggal 17 Desember 1955.

Pada awalnya PTPG Sanata Dharma mempunyai 4 jurusan, yaitu

Bahasa Inggris, Sejarah, IPA, dan Ilmu Mendidik. Para pembesar misi

Serikat Yesus menunjuk Pater Prof. Nicolaus Driyarkara, S.J. menjadi

Dekan PTPG Sanata Dharma dan Pater H. Loeff sebagai Wakil Dekan.

(62)

waktu itu menjadi pejabat Departemen Pendidikan, Pengajaran, dan

Kebudayaan di Kantor Wali Gereja Indonesia. “Sanata Dharma”

sebenarnya dibaca “Sanyata Dharma” yang artinya “kebaktian yang

sebenarnya” atau “pelayanan yang nyata”. Kebaktian dan pelayanan itu

ditujukan kepada tanah air dan gereja (Pro Patria et Eclessia).

2. FKIP Sanata Dharma (1958-1965)

Untuk menyesuaikan diri dengan ketentuan pemerintah, dalam hal

ini Kementrian Pendidikan, Pengajaran, dan Kebudayaan tentang

perubahan PTPG menjadi FKIP, maka PTPG Sanata Dharma pada bulan

November 1958 berubah menjadi FKIP (Fakultas Keguruan Ilmu

Pendidikan) Sanata Dharma dan merupakan bagian dari Universitas

Katolik Indonesia cabang Yogyakarta. Pada masa FKIP ini Sanata Dharma

berhasil memperoleh status “disamakan” dengan negeri berdasarkan SK

Menteri PTIP No.1/1961 pada tanggal 6 Mei 1961 jo No.77/1962 tanggal

11 Juli 1962. Walaupun bagian dari Universitas Katolik Indonesia, secara

de facto FKIP Sanata Dharma berdiri sendiri.

3. IKIP Sanata Dharma (1965-1993)

Untuk mengatasi kerancuan antara menjadi bagian dari Universita

Katolik Indonesia cabang Yogyakarta dengan kemandirian FKIP Sanata

(63)

No.237/B-Swt/U/1965. Surat keputusan itu berlaku mulai tanggal 1

September 1965. Selain melaksanakan Program S1 (sebelumnya Sarjana

Muda dan Sarjana), IKIP Sanata Dharma juga dipercaya pemerintah untuk

mengelola Program Diploma I, II, dan III untuk jurusan Matematika,

Fisika, Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris, IPS, dan PMP. Berbagai

program Diploma ini ditutup pada tahun 1990 dan selanjutnya dibuka

program Diploma II PGSD (Pendidikan Guru Sekolah Dasar).

4. Universitas Sanata Dharma (1993 sampai sekarang)

Akhirnya untuk menyesuaikan diri dengan tuntutan dan kebutuhan

masyarakat serta kemajuan zaman, tanggal 20 April 1993 sesuai dengan

SK Mendikbud No.46/D/O/1993, IKIP Sanata Dharma dikembangkan

menjadi Universitas Sanata Dharma atau lebih dikenal dengan nama USD.

Dengan perkembangan ini, USD diharapkan tetap dapat memajukan sistem

pendidikan guru sekaligus berpartisipasi dalam memperluas wawasan ilmu

pengetahuan dan teknologi. Setelah berkembang menjadi universitas,

Sanata Dharma terdorong untuk memperluas muatan program

pendidikannya. Di samping tetap mempertahankan pendidikan guru

dengan tetap membuka FKIP (Fakultas Keguruan Ilmu Pendidikan),

Sanata Dharma membuka beberapa fakultas baru. Universitas Sanata

Dharma sekarang memiliki 8 Fakultas dengan 25 Program Studi, 3

Program Pasca Sarjana, 1 Program Profesi, dan 3 Program Khusus

(64)

Dharma. Perkembangannya meliputi berbagai aspek, baik sarana fisik

(gedung, lab, perpustakaan, dan fasilitas fisik lainnya), administrasi

(sistem informasi, manajemen, biro/lembaga/pusat/serta unit pendukung),

peningkatan mutu akademik, penelitian, pengajaran, serta pengabdian pada

masyarakat.

5. Nama-nama yang pernah menjabat Rektor Universitas Sanata

Dharma:

a. Prof. Dr. N. Drijarkara, S.J. (1955-1967)

b. Drs. J. Drost, S.J. (1968-1976)

c. Prof. Dr. A.M. Kadarman, S.J. (1977-1984)

d. Drs. F.X. Danuwinata, S.J. (1984-1988)

e. Drs. A. Tutoyo, M.Sc. (1988-1993)

f. Dr. M. Sastrapratedja, S.J. (1993-2001)

g. Dr. Paulus Suparno, S.J., MST (2001-2006)

h. Dr. Ir. Paulus Wiryono Priyotamtama, S.J., M.Sc. (2006-sekarang)

B. Visi, Misi, dan Tujuan Pendidikan Universitas Sanata Dharma

1. Visi

Universitas Sanata Dharma (USD) didirikan oleh Serikat Yesus

Provinsi Indonesia bersama dengan rekan imam dan awam Katolik untuk

(65)

manusia dengan memadukan keunggulan akademik dan nilai

kemanusiaan.

a. Universitas Sanata Dharma terdorong untuk terus mencari,

menemukan, dan mengungkapkan kebenaran secara obyektif dengan

kebebasannya. Hal itu didasarkan pada pengakuan akan kebaikan

hakiki dunia sebagai ciptaan Allah yang harus dipelajari, diselidiki,

dan direnungkan maknanya serta dibangun dan dilestarikan demi

kesejahteraan umat manusia dan kemuliaan Allah yang lebih besar.

b. Menyadari peran penting generasi muda dalam mewujudkan masa

depan bangsa Indonesia. Universitas Sanata Dharma merasa terpanggil

untuk memberikan sumbangan positif kepada usaha bersama dalam

pengembangan pikiran, hati, dan kehendak kaum muda, dengan

maksud membangkitkan potensi mereka untuk secara aktif dan kreatif

ikut membangun masyarakat pluralistic yang adil, demokratis, dan

sejahtera.

c. Usaha pengembangan itu didasarkan pada nilai kebangsaan dan

kebudayaan nasional seperti terungkap dalam Pancasila dan UUD

1945. Pada visi kristiani mengenai martabat manusia sebagai ciptaan

Allah, tanggung jawab sosialnya serta tujuannya yang luhur dan pada

spiritualitas Ignatian yang terwujud dalam arah pendidikan Serikat

Yesus seperti “menjadi manusia bagi sesama” (men and women for

(66)

2. Misi

a. Mengembangkan sistem pendidikan yang dapat memadukan

keunggulan akademik dan nilai kemanusiaan.

b. Mengembangkan universitas yang dapat menjadi hati nurani kritis

masyarakat.

c. Menyelenggarakan penelitian terutama untuk lebih menggali secara

kritis kebenaran manusiawi dan mengembangkan martabat manusia.

d. Mengembangkan kebebasan akademik dan otonomi keilmuan untuk

dapat menemukan kebenaran berdasarkan pada etika keilmuan.

e. Menyelenggarakan pendidikan yang humanis dengan semangat

dialogis yang mengembangkan segi intelektual, moral, emosional, dan

spiritual secara terpadu.

f. Membantu mahasiswa menjadi manusia yang utuh, kritis, dewasa, dan

dapat berguna bagi masyarakat.

g. Memberikan pelayanan kepada masyarakat dan sekaligus membantu

mahasiswa untuk mengembangkan kepekaan social terhadap

masyarakat.

h. Mempersiapkan tenaga yang professional, baik dalam bidang keilmuan

maupun dalam bidang kependidikan.

3. Tujuan Pendidikan

(67)

humanistic yang berlandaskan nilai-nilai Kristiani yang universal dan

cita-cita kemanusiaan sebagaimana terkandung dalam Pancasila, sehingga

memiliki kemampuan akademik sesuai dengan bidang studinya dan

integritas kepribadian yang tinggi.

C. Struktur Organisasi

Keterangan:

: Garis komando : Garis koordinasi SENAT

FAKULTAS

Unit MKK Fakultas (MKDK)

LPPM DEKAN FKIP

WD I WD II

Pusat Penelitian & Pelayanan Pendidikan (PA) Unit PPL dan

Laboratorium Micro Teaching Unit Tata Usaha

(68)

1. Senat Fakultas merupakan badan normatif dan perwakilan tertinggi di

tingkat fakultas yang memiliki wewenang dalam menjabarkan kebijakan

dan peraturan universitas untuk fakultas.

2. Dekan FKIP memimpin FKIP dibantu oleh WD I (Wakil Dekan I bidang

akademik) dan WD II (Wakil Dekan II bidang administrasi umum dan

bidang keuangan). Tugas Dekan dan Wakil Dekan (Staf Dekanat) adalah

sebagai berikut:

a. Dekan bertugas memimpin penyelenggaraan pendidikan, pengajaran,

penelitian, dan pengabdian pada masyarakat, membina tenaga

kependidikan, mahasiswa, tenaga administrasi, dan bertanggung jawab

kepada Rektor.

b. Wakil Dekan I (WD I) bertugas membantu dekan dalam memimpin

pelaksanaan kegiatan di bidang akademik yang meliputi pengajaran,

penelitian, dan pengabdian pada masyarakat.

c. Wakil Dekan II (WD II) bertugas membantu Dekan dalam memimpin

pelaksanaan kegiatan di bidang administrasi umum dan keuangan.

d. Tugas yang berhubungan dengan pelaksanaan kegiatan di bidang

pendidikan yang bersifat kokurikuler dan ekstrakurikuler serta

kemahasiswaan menjadi tanggung jawab bersama Staf Dekanat,

sedangkan urusan yang berhubungan dengan keuangan kegiatan

kemahasiswaan tingkat fakultas dikelola oleh WD II.

(69)

Dasar Keahlian (MKDK) di lingkup fakultas. Unit ini dipimpin oleh WD I

yang bertanggung jawab langsung kepada dekan.

4. Pusat Penelitian dan Pelayanan Pendidikan (P4) bertugas membantu dan

mengkoordinasikan kegiatan penelitian dan pelayanan pendidikan kepada

masyarakat luar dan membagikan berbagai tugas tersebut kepada

dosen-dosen yang terkait dalam koordinasi dengan dekanat FKIP. P4 dipimpin

oleh kepala P4.

5. Unit tata usaha menyelenggarakan administrasi kegiatan akademik pada

tiap-tiap program studi. Unit tata usaha dalam menjalankan tugasnya

berada di bawah koordinasi Wakil Dekan II. Unit tata usaha FKIP

dipimpin oleh seorang Kepala Tata Usaha (KTU) yang bertanggung jawab

langsung kepada WD II.

6. Unit PPL bertugas mengatur dan mengkoordinasikan penyelenggaraan

PPL mahasiswa dalam lingkup fakultas dan mengelola Laboratorium

Micro Teaching fakultas. Unit PPL fakultas dipimpin oleh seorang ketua unit PPL yang sekaligus menjadi koordinator Laboratorium Micro

Teaching fakultas dan bertanggung jawab langsung kepada dekan.

7. Ketua Jurusan (kajur) bertugas memimpin jurusan, dibantu oleh sekretaris

jurusan (sekjur).

8. Ketua program studi (kaprodi) bertugas memimpin prodi, dibantu oleh

seorang wakil ketua program studi (wakaprodi). Prodi adalah satuan

pelaksana pendidikan yang bertugas melaksanakan satuan kurikulum

Gambar

Tabel 5.11 Pengujian Hipotesis Jenis Pekerjaan Orang Tua (Ibu) dan
Tabel r dan Tabel Chi Square ……………………………… 112
Tabel 3.1 Sampel Penelitian
Tabel 3.3 Tingkat Pendapatan Orang Tua (Ayah dan Ibu)
+7

Referensi

Dokumen terkait

- Biarkan kosong atau Coret dengan TANDA SILANG (X) pada. kotak tanda tangan PESERTA yang

 Bersama dengan siswa membuat kesimpulan mengenai jenis jenis teknologi yang terkait dengan kelainan pada sistem gerak.  Memberikan evaluasi dalam bentuk

Universitas

Pengalaman Ibu dalam Merawat Anak Penderita Kanker di Yayasan Onkologi Anak Medan

Berdasarkan permasalahan tersebut, model pembelajaran kooperatif tipe make a match perlu diterapkan dalam pembelajaran Bahasa Indonesia menulis karangan deskripsi di kelas

Pengaruh Kualitas Pelayanan dan Costumer Delight Pada Loyalitas Pelanggan (Studi: Pelanggan Toko Karya Baru, Kuamang Kuning, Bungo, Jambi).. Skripsi S1 oleh Arif

Tingkat Diskon seringkali digunakan untuk menghitung bunga wesel atau bunga pinjaman yang dipotong di muka... Agus meminjam Koperasi Simpan Pinjam selama 12 bulan dengan

Undang- undang kepariwisataan yang bersifat nasional dan menyeluruh sangat diperlukan sebagai dasar hukum dalam rangka pembinaan dan penyelenggaraan kepariwisataan, khususnya