ABSTRAK
HUBUNGAN TINGKAT PENDIDIKAN, TINGKAT PENDAPATAN, DAN JENIS PEKERJAAN ORANG TUA TERHADAP MINAT
BERWIRAUSAHA PADA MAHASISWA
Studi Kasus: Mahasiswa Program Studi Pendidikan Akuntansi, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta angkatan 2007-2010.
Martina Crisetia Jayanti Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta 2010
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) hubungan tingkat pendidikan orang tua terhadap minat berwirausaha; (2) hubungan tingkat pendapatan orang tua terhadap minat berwirausaha; (3) hubungan jenis pekerjaan orang tua terhadap minat berwirausaha.
Populasi dalam penelitian ini adalah mahasiswa Program Studi Pendidikan Akuntansi angkatan 2007 sampai dengan 2010, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta, yang berjumlah 299 mahasiswa dan dibentuk sampel penelitian berjumlah 150. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah kuesioner. Permasalahan dijawab dengan menggunakan statistik non-parametrik Contingency Coefficient (C).
Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) tidak ada hubungan antara tingkat pendidikan orang tua terhadap minat berwirausaha (Ayah: , ; ibu: , ; (2) tidak ada hubungan antara tingkat pendapatan orang tua terhadap minat berwirausaha ( , ; (3) tidak ada hubungan antara jenis pekerjaan ayah terhadap minat berwirausaha ( , dan ada hubungan yang signifikan antara jenis pekerjaan ibu terhadap minat berwirausaha
ABSTRACT
THE CORRELATION BETWEEN PARENTS’ EDUCATIONAL BACKGROUND, PARENTS’ INCOME, PARENTS’ OCCUPATION
AND THE INTEREST OF ENTREPRENEURSHIP OF STUDENTS
A Case Study on Students of Accounting Faculty of Education, Sanata Dharma University 2007 – 2010 Batch.
Martina Crisetia Jayanti Sanata Dharma University
Yogyakarta 2011
The purposes of this research are to know: (1) the correlation between parents’ educational background and the interest of the entrepreneurship; (2) the correlation between parents’ income and the interest of the entrepreneurship; (3) the correlation between parents’ occupation and the interest of the entrepreneurship.
The population of this research are 299 students of Accounting Faculty of Education, 2007 – 2010 batch, Sanata Dharma University Yogyakarta. The samples are 150 students. The technique of collecting data is questionnaire. To analyze the data, coefficient contingency was applied.
The results of the research are: (1) there isn’t any correlation between parents’ educational background and the interest of the entreprenurship (father: , ; mother: , ; (2) there isn’t any correlation between parents’ income and the interest of the entrepreneurship ( , ; (3) there isn’t any correlation between father’s occupation and the interest of the entrepreneurship ( , and there is any correlation between mother’s occupation and the interest of the entrepreneurship
HUBUNGAN TINGKAT PENDIDIKAN, TINGKAT
PENDAPATAN, DAN JENIS PEKERJAAN ORANG TUA
TERHADAP MINAT BERWIRAUSAHA PADA MAHASISWA
Studi Kasus : Mahasiswa Program Studi Pendidikan AkuntansiUniversitas Sanata Dharma Yogyakarta angkatan 2007-2010
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Akuntansi
Oleh:
MARTINA CRISETIA JAYANTI NIM: 071334072
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AKUNTANSI JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA
HUBUNGAN TINGKAT PENDIDIKAN, TINGKAT
PENDAPATAN, DAN JENIS PEKERJAAN ORANG TUA
TERHADAP MINAT BERWIRAUSAHA PADA MAHASISWA
Studi Kasus : Mahasiswa Program Studi Pendidikan AkuntansiUniversitas Sanata Dharma Yogyakarta angkatan 2007-2010
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Akuntansi
Oleh:
MARTINA CRISETIA JAYANTI NIM: 071334072
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AKUNTANSI JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
PERSEMBAHAN
Skripsi ini kupersembahkan untuk mereka yang senantiasa ada dihati, yang memberikan semangat disaat sedang lemah, yang memberi doa dan restu, serta bantuan dalam berbagai bentuk sehingga skripsi ini memberikan kebanggaan dan kepuasan bagi diriku dan bagi mereka semua, yaitu:
MOTTO
“Menjadi berkat dan diberkati Tuhan”
“Lebih membahagiakan menjadi pendengar daripada merasa harus didengarkan. Hidup kita harus dibagi dengan yang lain”
“Tidak ada istilah cinta tidak harus memiliki. Cinta HARUS memiliki, memiliki keberanian untuk memilih tidak……….”
“Cinta yang paling romantis adalah cinta yang paling tidak romantis: tegar, tidak cengeng, dan seolah tanpa perasaan”
“Rendah hati, tanpa menuntut yang lain untuk rendah hati”
“Mencintai harus sampai sakit ☺ “
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA
Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.
Yogyakarta, 29 November 2011
Penulis
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN
PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma: Nama : Martina Crisetia Jayanti
Nomor Mahasiswa : 071334072
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul:
HUBUNGAN TINGKAT PENDIDIKAN, TINGKAT PENDAPATAN, DAN JENIS PEKERJAAN ORANG TUA TERHADAP MINAT
BERWIRAUSAHA PADA MAHASISWA
Studi Kasus: Mahasiswa Program Studi Pendidikan Akuntansi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta angkatan 2007-2010
beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di Internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan royalty kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.
Demikian pernyataan ini yang saya buat dengan sebenarnya.
Dibuat di Yogyakarta
Pada tanggal: 29 November 2011 Yang menyatakan
ABSTRAK
HUBUNGAN TINGKAT PENDIDIKAN, TINGKAT PENDAPATAN, DAN JENIS PEKERJAAN ORANG TUA TERHADAP MINAT
BERWIRAUSAHA PADA MAHASISWA
Studi Kasus: Mahasiswa Program Studi Pendidikan Akuntansi, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta angkatan 2007-2010.
Martina Crisetia Jayanti Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta 2010
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) hubungan tingkat pendidikan orang tua terhadap minat berwirausaha; (2) hubungan tingkat pendapatan orang tua terhadap minat berwirausaha; (3) hubungan jenis pekerjaan orang tua terhadap minat berwirausaha.
Populasi dalam penelitian ini adalah mahasiswa Program Studi Pendidikan Akuntansi angkatan 2007 sampai dengan 2010, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta, yang berjumlah 299 mahasiswa dan dibentuk sampel penelitian berjumlah 150. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah kuesioner. Permasalahan dijawab dengan menggunakan statistik non-parametrik Contingency Coefficient (C).
Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) tidak ada hubungan antara tingkat pendidikan orang tua terhadap minat berwirausaha (Ayah: , ; ibu: , ; (2) tidak ada hubungan antara tingkat pendapatan orang tua terhadap minat berwirausaha ( , ; (3) tidak ada hubungan antara jenis pekerjaan ayah terhadap minat berwirausaha ( , dan ada hubungan yang signifikan antara jenis pekerjaan ibu terhadap minat berwirausaha
ABSTRACT
THE CORRELATION BETWEEN PARENTS’ EDUCATIONAL BACKGROUND, PARENTS’ INCOME, PARENTS’ OCCUPATION
AND THE INTEREST OF ENTREPRENEURSHIP OF STUDENTS
A Case Study on Students of Accounting Faculty of Education, Sanata Dharma University 2007 – 2010 Batch.
Martina Crisetia Jayanti Sanata Dharma University
Yogyakarta 2011
The purposes of this research are to know: (1) the correlation between parents’ educational background and the interest of the entrepreneurship; (2) the correlation between parents’ income and the interest of the entrepreneurship; (3) the correlation between parents’ occupation and the interest of the entrepreneurship.
The population of this research are 299 students of Accounting Faculty of Education, 2007 – 2010 batch, Sanata Dharma University Yogyakarta. The samples are 150 students. The technique of collecting data is questionnaire. To analyze the data, coefficient contingency was applied.
The results of the research are: (1) there isn’t any correlation between parents’ educational background and the interest of the entreprenurship (father: , ; mother: , ; (2) there isn’t any correlation between parents’ income and the interest of the entrepreneurship ( , ; (3) there isn’t any correlation between father’s occupation and the interest of the entrepreneurship ( , and there is any correlation between mother’s occupation and the interest of the entrepreneurship
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Kasih karena skripsi ini telah selesai tepat pada waktunya. Skripsi ini ditulis dan diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Akuntansi. Penulis menyadari bahwa proses penyusunan skripsi ini mendapatkan berbagai masukan, kritik, dan saran dari berbagai pihak. Untuk itu penulis mengucapkan terima kasih yang sedalam-dalamnya kepada:
1. Bapak Rohandi, Ph. D. selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
2. Bapak Indra Darmawan, S.E., M.Si. selaku Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
3. Bapak Laurentius Saptono, S.Pd., M.Si. selaku Ketua Program Studi Pendidikan Akuntansi, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
4. Bapak Ignatius Bondan Suratno, S.Pd., M.Si. selaku Dosen Pembimbing yang telah sabar dan bersedia meluangkan waktunya untuk memberikan bimbingan, dukungan, kritik, dan saran untuk kesempurnaan skripsi ini.
5. Ibu Cornelio Purwantini, S.Pd., M.SA. selaku Dosen Penguji yang telah memberikan masukan dan penyempurnaan skripsi ini.
6. Bapak Agustinus Heri Nugroho, S.Pd., M.Pd. selaku Dosen Penguji yang telah memberikan masukan dan penyempurnaan skripsi ini.
8. Segenap dosen Program Studi Pendidikan Akuntansi yang telah memberikan ilmu pengetahuan kepada penulis sehingga menjadi bekal dalam penyusunan skripsi ini.
9. Karyawan di sekretariat Pendidikan Akuntansi (Mbak Aris) atas segala pelayanannya dan bantuannya selama penulis kuliah di Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
10.Kedua orang tuaku tercinta Bapak Yohanes Suhardi dan Ibu Yuliana Sri Wahyuni yang selalu memberikan perhatian, kasih saying, dukungan, dan pengorbanan baik material maupun spiritual sehingga penulis mampu menyelesaikan skripsi ini.
11.Saudara-saudaraku Mas Thomas, Mbak Lucy, Mbak Vega, Baw Baw, dan Micky yang selalu memberikan doa dan dukungan kepada penulis.
12.Sahabatku terkasih Romo Toemp dan Mas Leo yang selalu memberikan doa, dukungan, perhatian, dan semangat kepada penulis.
13.Teman-teman seperjuanganku Vio, Rini, Yoshe, Ratna, Novi, Iwi, Vera, dan Ira. Terima kasih atas kebersamaannya selama ini.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna. Penulis masih membuka diri terhadap saran dan kritik yang membangun. Semoga skripsi ini dapat berguna bagi pihak-pihak yang membutuhkan.
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ……… i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ……… ii
HALAMAN PENGESAHAN ………. iii
HALAMAN PERSEMBAHAN ……….. iv
HALAMAN MOTTO ……….. v
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ……….. vi
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ……….. vii
ABSTRAK ……… viii
ABSTRACT ……….. ix
KATA PENGANTAR ………. x
DAFTAR ISI ……… xii
DAFTAR TABEL ……… xv
DAFTAR GAMBAR ……… xvii
DAFTAR LAMPIRAN ……… xviii
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ………. 1
B. Batasan Masalah ………. 5
C. Rumusan Masalah ……….. 5
D. Tujuan Penelitian ……… 5
BAB II KAJIAN TEORITIK
A. Minat Berwirausaha ……… 7
1. Minat ………. 7
2. Kewirausahaan ……….. 9
B. Tingkat Pendidikan Orang Tua ……… 14
1. Definisi Pendidikan ……… 14
2. Tingkat Pendidikan ……… 15
C. Tingkat Pendapatan Orang Tua ………... 16
D. Jenis Pekerjaan Orang Tua ………. 17
E. Kerangka Berfikir ………... 18
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian ……….. 22
B. Tempat dan Waktu Penelitian ……… 22
C. Subyek dan Obyek Penelitian ……… 23
D. Populasi dan Sampel ……….. 23
E. Variabel Penelitian dan Pengukurannya ……… 25
F. Teknik Pengumpulan Data ………. 30
G. Teknik Pengujian Instrumen Penelitian ………. 30
H. Teknik Analisis Data ………. 35
BAB IV GAMBARAN UMUM A. Sejarah Universitas Sanata Dharma ……….. 40
D. Sejarah Fakultas Keguruan Ilmu Pendidikan ……… 49
E. Visi dan Misi Fakultas Keguruan Ilmu Pendidikan ……….. 51
F. Sejarah Program Studi Pendidikan Akuntansi ……….. 52
G. Deskripsi Program Studi Pendidikan Akuntansi …………... 53
H. Visi, Misi, dan Sasaran PS Pendidikan Akuntansi ……….... 54
I. Sumber Daya Manusia ……….. 56
J. Sarana dan Prasarana ………. 56
K. Kemahasiswaan ………. 57
BAB V ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN A. Statistik Deskriptif ………. 59
B. Pengujian Hipotesis ……… 64
C. Pembahasan ……… 70
BAB VI KESIMPULAN, KETERBATASAN PENELITIAN, DAN SARAN A. Kesimpulan ……… 75
B. Keterbatasan Penelitian ………. 75
C. Saran ……….. 76
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Sampel Penelitian ………. 25
Tabel 3.2 Tingkat Pendidikan Orang Tua ………. 26
Tabel 3.3 Tingkat Pendapatan Orang Tua ……… 27
Tabel 3.4 Jenis Pekerjaan Orang Tua ……….. 27
Tabel 3.5 Operasional Variabel Minat Berwirausaha ……….. 28
Tabel 3.6 Skala Likert Minat Berwirausaha ………. 29
Tabel 3.7 Hasil Pengukuran Validitas Minat Berwirausaha ………. 32
Tabel 3.8 Hasil Pengukuran Validitas Ulang Minat Berwirausaha …….. 33
Tabel 3.9 Hasil Pengukuran Reliabilitas Minat Berwirausaha …………. 35
Tabel 5.1 Deskripsi Tingkat Pendidikan Ayah ………. 59
Tabel 5.2 Deskripsi Tingkat Pendidikan Ibu ……… 60
Tabel 5.3 Deskripsi Tingkat Pendapatan Orang Tua (Ayah dan Ibu) …… 61
Tabel 5.4 Deskripsi Jenis Pekerjaan Ayah ……… 62
Tabel 5.5 Deskripsi Jenis Pekerjaan Ibu ……… 62
Tabel 5.6 Deskripsi Minat Berwirausaha Mahasiswa ……… 64
Tabel 5.7 Pengujian Hipotesis Tingkat Pendidikan Orang Tua (Ayah) dan Minat Berwirausaha ……… 65
Tabel 5.10 Pengujian Hipotesis Jenis Pekerjaan Orang Tua (Ayah) dan Minat Berwirausaha ……….. 68 Tabel 5.11 Pengujian Hipotesis Jenis Pekerjaan Orang Tua (Ibu) dan
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran I Instrumen Penelitian (Kuesioner) ……….. 80
Lampiran II Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Minat Berwirausaha ….. 87
Lampiran III Kategori Kecenderungan Variabel ……… 93
Lampiran IV Data dan Hasil Uji Koefisien Kontingensi ……… 95
Lampiran V Tabel r dan Tabel Chi Square ……… 112
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Di Indonesia, aktivitas kewirausahaan (entrepreneurial activity)
masih rendah. Hal ini ditunjukkan dengan sedikitnya jumlah pembuka kerja
(wirausahawan) daripada pencari kerja. Jumlah individu yang memulai bisnis
baru jika dinyatakan dalam persen total penduduk yang aktif bekerja relatif
masih rendah. Keadaan ini mengakibatkan angka pengangguran tinggi
sehingga jumlah penduduk miskin pun juga tinggi. Menurut Menteri Koperasi
dan Usaha Kecil Menengah, Syarifuddin Hasan dalam KOMPAS.com
tanggal 26 Februari 2011, jumlah wirausaha di Indonesia hanya sekitar 0,24
persen dari jumlah penduduk di Indonesia yang sekitar 238 juta jiwa. Jumlah
itu lebih rendah dibandingkan dengan jumlah wirausaha di beberapa negara
luar yang tingkat pertumbuhan ekonominya tinggi, seperti Amerika Serikat
yang merupakan negara maju di dunia mencapai sekitar 11 persen, Singapura
mencapai 7 persen, dan Malaysia mencapai 5 persen.
Penyebab rendahnya aktivitas kewirausahaan yaitu munculnya
pandangan negatif terhadap profesi wirausaha. Salah satu faktor yang
menyebabkan munculnya pandangan negatif terhadap profesi wirausaha salah
satunya adalah faktor psikologi yang membentuk sikap negatif masyarakat
penghasilan tidak stabil, kurang terhormat, pekerjaan rendah, dsb (Buchari,
2000:2). Pandangan negatif tersebut dirasakan oleh sebagian besar
masyarakat terutama mahasiswa perguruan tinggi. Mereka lebih tertarik untuk
menjadi pegawai negeri dengan penghasilan yang tetap, tunjangan pensiun,
dan mapan, dibandingkan menjadi seorang wirausahawan yang memiliki
penghasilan tidak menentu dan resiko untuk gagal (bangkrut).
Untuk mengurangi pandangan negatif tersebut, pemerintah
mengeluarkan Instruksi Presiden (Inpres) Nomor: 4 Tahun 1995 tanggal 30
Juni 1995 yang berbunyi “Gerakan Nasional Memasyarakatkan dan
Membudayakan Kewirausahaan” dengan tujuan menumbuhkan semangat di
kalangan generasi muda agar mampu menjadi wirausahawan di tengah
ketatnya persaingan dalam mencari pekerjaan. Pemerintah juga perlu
melakukan pembangunan sumber daya manusia (SDM) secara menyeluruh,
terarah, dan terpadu di berbagai bidang (mencakup bidang pendidikan,
latihan, dan penyediaan lapangan pekerjaan). Program sumber daya manusia
yang terdiri dari pengembangan kemampuan intelektual, keterampilan, dan
kreativitas pada dasarnya diarahkan agar manusia mampu beradaptasi dengan
lingkungan serta mampu aktif mengeksplorasi lingkungan. Dengan demikian
mereka mempunyai keyakinan diri yang tinggi, mampu mandiri, dan selalu
berupaya meningkatkan etos kerja yang selanjutnya mereka dapat membuka
usaha sendiri (berwirausaha).
Berwirausaha merupakan salah satu pendukung yang menentukan
mempunyai kebebasan untuk berkarya, mandiri, dan mampu menciptakan
lapangan kerja baru yang dapat menyerap banyak tenaga kerja. Berwirausaha
juga mampu menyediakan lapangan kerja bagi dirinya sendiri dan tidak perlu
bergantung pada orang lain. Apabila usahanya semakin maju, juga mampu
membuka lapangan kerja bagi orang lain. Dengan demikian, berwirausaha
berarti ikut serta dalam mengurangi angka pengangguran dan kemiskinan.
Salah satu faktor yang mampu memberikan dorongan motivasi bagi
mahasiswa untuk terjun dalam dunia wirausaha dan mampu mempengaruhi
seorang anak dalam memilih karir yang akan dipilihnya adalah status sosial
ekonomi orang tua (Sukardi, 1987:52) yang terdiri dari: tingkat pendidikan,
tingkat pendapatan, dan jenis pekerjaan orang tua. Dalam realita yang ada
saat ini, orang tua cenderung lebih mendukung dan mengarahkan anaknya
untuk bekerja di sebuah instansi tertentu atau pegawai negeri dengan
anggapan anak mereka akan memiliki masa depan yang jelas dan mapan.
Tingkat pendidikan orang tua dapat mempengaruhi minat
berwirausaha pada diri seorang anak. Tinggi rendahnya tingkat pendidikan
orang tua dapat mempengaruhi cara berpikir mereka terhadap masa depan
anaknya. Orang tua yang berpendidikan tinggi cenderung akan lebih
memotivasi anaknya untuk berwirausaha, dibandingkan dengan orang tua
yang berpendidikan rendah. Dalam kenyataan, tidak sedikit juga orang tua
yang berpendidikan rendah mampu menyekolahkan anaknya hingga
Tingkat pendapatan orang tua dapat mempengaruhi minat
berwirausaha pada diri seorang anak. Orang tua yang memiliki pendapatan
tinggi cenderung akan lebih memotivasi anaknya untuk berwirausaha,
dibandingkan dengan orang tua yang memiliki pendapatan yang rendah.
Namun tidak menutup kemungkinan bahwa orang tua yang memiliki
pendapatan rendah dapat juga memotivasi anaknya untuk menjadi seorang
wirausaha, yakni dengan melihat kondisi orang tua mereka sendiri, misalnya
buruh dengan gaji yang sedikit.
Jenis pekerjaan orang tua dapat juga mempengaruhi minat
berwirausaha pada diri seorang anak. Mahasiswa yang orang tuanya memiliki
pekerjaan yang gengsinya tinggi dalam masyarakat, misalnya pegawai negeri
cenderung akan menanamkan sikap-sikap positif terhadap anaknya (tidak
takut gagal, tidak cepat puas, selalu berusaha lebih baik dari sebelumnya, dll)
dibandingkan dengan pekerjaan orang tua yang gengsinya rendah dalam
masyarakat. Sikap-sikap ini dapat menumbuhkan minat berwirausaha pada
diri seorang anak. Namun, di dalam masyarakat, kita sering menjumpai orang
tua yang berprofesi sebagai pegawai negeri dan menginginkan anaknya
menjadi seperti kedua orang tua mereka.
Berkaitan dengan hal-hal yang telah dipaparkan di atas, penulis
tertarik untuk meneliti mahasiswa Program Studi Pendidikan Akuntansi
angkatan 2007 – 2010 Universitas Sanata Dharma Yogyakarta tentang
“Hubungan Tingkat Pendidikan, Tingkat Pendapatan, dan Jenis
B. Batasan Masalah
Ada banyak faktor yang berhubungan dengan minat berwirausaha,
namun dalam penelitian ini hanya dibatasi pada status sosial ekonomi orang
tua, yang terdiri dari tingkat pendidikan, tingkat pendapatan, dan jenis
pekerjaan orang tua. Faktor status sosial ekonomi dinilai lebih dominan
berhubungan dengan keputusan anak dalam memilih karir. Faktor-faktor lain
yang mempengaruhi minat, seperti latar belakang pendidikan, nilai-nilai
personal, usia, dan pengalaman kerja tidak diteliti.
C. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas,
masalah dalam penelitian ini dirumuskan sebagai berikut :
1. Apakah ada hubungan yang signifikan antara tingkat pendidikan orang tua
dengan minat berwirausaha pada mahasiswa?
2. Apakah ada hubungan yang signifikan antara tingkat pendapatan orang tua
dengan minat berwirausaha pada mahasiswa?
3. Apakah ada hubungan yang signifikan antara jenis pekerjaan orang tua
dengan minat berwirausaha pada mahasiswa?
D. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas, tujuan yang ingin dicapai dari
penelitian ini adalah sebagai berikut :
2. Untuk mengetahui apakah tingkat pendapatan orang tua berhubungan
signifikan dengan minat berwirausaha pada mahasiswa.
3. Untuk mengetahui apakah jenis pekerjaan orang tua berhubungan
signifikan dengan minat berwirausaha pada mahasiswa.
E. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai masukan bagi
pihak-pihak yang berkepentingan, yaitu :
1. Bagi Penulis
Untuk menerapkan ilmu yang telah diperoleh selama kuliah ke
dalam praktik dan untuk menambah pengetahuan sejauh mana teori itu
diterapkan.
2. Bagi Mahasiswa Universitas Sanata Dharma
Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai motivasi, bahan
pertimbangan, dan menambah pengetahuan akan pentingnya aspek-aspek
kewirausahaan dalam menghadapi perkembangan jaman yang semakin
global dan penuh tantangan.
3. Bagi Universitas Sanata Dharma
Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai salah satu
bagian informasi untuk penelitian lebih lanjut dan dapat dijadikan
BAB II
KAJIAN TEORITIK
A. Minat Berwirausaha
1. Minat
Menurut Masidjo (1995:52) minat adalah suatu kecenderungan
yang agak menetap dalam diri subyek dimana ia merasa tertarik akan suatu
hal dan merasa senang bersama hal tersebut.
Menurut Mapiare (1982:82) minat diartikan sebagai perangkat
mental yang terdiri dari suatu campuran perasaan, harapan, pendirian,
prasangka, atau kecenderungan yang mengarahkan individu kepada suatu
pilihan tertentu. Dalam hal pembentukan minat menurut Andi Mappiare
(1992), minat berasal dari harapan. Karena minat terdiri dari perasaan,
harapan, prasangka atau kecenderungan untuk mengarahkan individu pada
suatu pilihan. Hal ini berarti bahwa minat seseorang akan timbul jika
seseorang memiliki rasa senang, memiliki harapan terhadap obyek,
memiliki pandangan untuk dirinya sendiri, dan ada kecenderungan untuk
melakukan pekerjaan itu sebagai obyek.
Menurut Winkle (1984:30) minat merupakan kecenderungan yang
menetap dalam subyek untuk merasa tertarik pada bidang / hal tertentu dan
merasa senang berkecimpung dalam bidang itu. Mengenai munculnya
Perasaan merupakan faktor psikis yang non intelektual, yang khusus
berpengaruh terhadap semangat / gairah terhadap sesuatu. Dengan melalui
perasaannya seseorang akan melakukan penilaian yang agak spontan
terhadap sesuatu. Penilaian yang positif akan terungkap dalam “perasaan
senang” (rasa puas, rasa gembira, rasa simpati, dsb). Sedangkan penilaian
yang negatif akan terungkap dalam “perasaan tidak senang” (rasa segan,
rasa benci, rasa takut, dsb). Rasa-rasa tersebut akan main peranan sebagai
aspek afektif dalam pembentukan suatu sikap. Perasaan senang akan
menimbulkan minat yang diperkuat lagi oleh sikap yang positif. Yang
mana diantara hal-hal itu timbul lebih dahulu, sukar ditentukan secara
pasti.
Dalam Buku Pendidikan Konseling dan Bimbingan Karir (Dewa
Ketut Sukardi, 1998:63), ada 3 (tiga) cara untuk menentukan minat, yaitu:
a. Minat yang Diekspresikan (Expressed Interest)
Yaitu seseorang dapat mengungkapkan minat dengan kata tertentu.
Misalnya: Seseorang mengatakan bahwa dirinya suka belajar
kewirausahaan.
b. Minat yang Diwujudkan (Manifest Interest)
Yaitu seseorang dapat mengekspresikan minat bukan melalui
kata-kata, tetapi melalui tindakan atau perbuatan, ikut serta berperan aktif
dalam suatu aktivitas tertentu. Misalnya: Seseorang yang sering
c. Minat yang Diinventarisasikan (Inventoried Interest)
Yaitu seseorang dapat diukur minatnya dengan menjawab terhadap
sejumlah pertanyaan tertentu atau urutan pilihannya untuk kelompok
aktivitas tertentu.
2. Kewirausahaan
a. Definisi Kewirausahaan
Ada beberapa pendapat para ahli mengenai kewirausahaan
menurut Suryana (2001:7) adalah sebagai berikut:
1) Kewirausahaan adalah suatu nilai yang diwujudkan dalam perilaku
yang dijadikan dasar sumber daya, tenaga penggerak, tujuan,
siasat, kiat, proses, dan hasil bisnis (Ahmad Sanusi, 1994).
2) Kewirausahaan adalah suatu kemampuan untuk menciptakan
sesuatu yang baru dan berbeda (ability to create the new and
different) (Drucker, 1995).
3) Kewirausahaan adalah suatu proses penerapan kreativitas dan
keinovasian dalam memecahkan persoalan dan menemukan
peluang untuk memperbaiki kehidupan (Zimmere, 1996).
4) Kewirausahaan adalah suatu nilai yang diperlukan untuk memulai
suatu usaha (start-up phase) dan perkembangan usaha (venture
5) Kewirausahaan adalah suatu proses dalam mengerjakan sesuatu
yang baru (creative) dan sesuatu yang berbeda (innovative) yang
bermanfaat memberikan nilai lebih.
6) Kewirausahaan adalah usaha menciptakan nilai tambah dengan
jalan mengkombinasikan sumber-sumber melalui cara-cara baru
dan berbeda untuk memenangkan persaingan. Nilai tambah
tersebut dapat diciptakan dengan cara mengembangkan teknologi
baru, menemukan pengetahuan baru, menemukan cara baru untuk
menghasilkan barang dan jasa baru yang lebih efisien,
memperbaiki produk dan jasa yang sudah ada, dan menemukan
cara baru dalam rangka memberikan kepuasan pada konsumen,
Berdasarkan beberapa konsep tentang kewirausahaan, secara
ringkas dapat disimpulkan sebagai suatu kemampuan kreatif dan
inovatif yang dijadikan kiat, dasar, sumber daya, proses, dan
perjuangan untuk menciptakan nilai tambah barang dan jasa yang
dilakukan dengan keberanian untuk menghadapi resiko.
b. Karakteristik Kewirausahaan
Banyak para ahli yang mengemukakan karakteristik
kewirausahaan dengan konsep yang berbeda-beda. Geoffrey .G
Meredith (1996:5-6) merupakan salah satu ahli yang mengemukakan
1) Percaya diri : keyakinan, ketidaktergantungan, individualitas, dan
optimisme.
2) Berorientasi pada tugas dan hasil : kebutuhan untuk berprestasi,
berorientasi laba, ketekunan & ketabahan, tekad kerja keras,
mempunyai dorongan kuat, energik, dan inisiatif.
3) Pengambilan resiko : kemampuan untuk mengambil resiko yang
wajar dan suka tantangan.
4) Kepemimpinan : perilaku sebagai pemimpin, bergaul dengan orang
lain, menanggapi saran & kritik.
5) Keorisinilan : inovatif, kreatif, serta fleksibel.
6) Berorientasi ke masa depan : pandangan ke depan, perspektif.
Sedangkan, menurut M. Scarborough dan Thomas .W
Zimmerer (1993:6-7) mengemukakan karakteristik-karakteristik
kewirausahaan sebagai berikut:
1) Desire for responsibility, yaitu memiliki rasa tanggung jawab atas usaha-usaha yang dilakukannya. Seseorang yang memiliki rasa
tanggung jawab akan selalu mawas diri.
2) Preference for moderate risk, yaitu lebih memilih risiko yang moderat, artinya ia selalu menghindari resiko yang tinggi.
4) Desire for immediate feedback, yaitu selalu menghendaki umpan balik yang segera.
5) High level of energy, yaitu memiliki semangat dan kerja keras untuk mewujudkan keinginannya demi masa depan yang lebih
baik.
6) Future orientation, yaitu berorientasi ke masa depan, perspektif, dan berwawasan jauh ke depan.
7) Skill at Organizing, yaitu memiliki keterampilan dalam mengorganisasikan sumber daya untuk menciptakan nilai tambah.
8) Value of achievement over money, yaitu selalu menilai prestasi dengan uang.
Dalam beberapa pendapat tersebut, dapat disimpulkan bahwa
wirausaha harus selalu optimis dalam melakukan pekerjaannya sampai
tujuan tercapai. Wirausaha harus tekun, ulet, tidak mudah putus asa
sebelum tujuannya tercapai. Dalam bekerja, wirausaha tidak asal
berspekulasi, tapi segala sesuatunya telah diperhitungkan sebelumnya.
Karena itu wirausaha harus didukung dengan semangat yang tinggi
yang mendorong wirausaha terus berjuang mencari peluang sampai
usahanya membuahkan hasil. Hasil-hasil yang dicapai harus jelas dan
obyektif, juga merupakan umpan balik bagi kelancaran usahanya.
keuntungan uang yang diperoleh harus dikelola secara aktif dan
dianggap sebagai sumber daya yang penting.
c. Fungsi Berwirausaha
Menurut Suryana (2006:77) dilihat dari ruang lingkupnya,
wirausaha memiliki dua fungsi, yaitu fungsi makro dan fungsi mikro.
Secara makro, wirausaha berperan sebagai penggerak, pengendali, dan
pemacu perekonomian suatu bangsa. Sedangkan secara mikro, peran
wirausaha adalah penanggung resiko dan ketidakpastian,
mengkombinasi sumber-sumber ke dalam cara yang baru dan berbeda
untuk menciptakan nilai tambah dan usaha-usaha baru.
Dalam melakukan fungsi mikronya, menurut Marzuki Usman
(dalam Suryana 2006:77) secara umum, wirausaha memiliki dua peran,
yaitu :
1) Sebagai penemu (innovator)
Sebagai penemu, wirausaha berperan dalam menemukan dan
menciptakan :
a) Produk baru (the new product)
b) Teknologi baru (the new technology)
c) Ide-ide baru (the new image)
d) Organisasi usaha baru (the new organization)
a) Perencanaan perusahaan (corporate plan)
b) Strategi perusahaan (corporate strategy)
c) Ide-ide dalam perusahaan (corporate image)
d) Organisasi perusahaan (corporate organization)
Menurut Zimmerer (1996:51) (dalam Suryana, 2006:78).
Fungsi wirausaha adalah menciptakan nilai barang dan jasa di pasar
melalui proses pengkombinasian sumber daya dengan cara-cara baru
dan berbeda untuk dapat melakukan persaingan. Nilai tambah tersebut
diciptakan melalui:
1)Pengembangan teknologi baru
2)Penemuan pengetahuan baru
3)Perbaikan produk dan jasa yang ada
4)Penemuan cara-cara yang berbeda untuk menyediakan barang dan
jasa dalam jumlah lebih banyak dengan menggunakan sumber daya
yang lebih sedikit.
B. Tingkat Pendidikan Orang Tua
1. Definisi Pendidikan
a. Pendidikan (http://id.wikipedia.org/wiki/pendidikan) adalah usaha sadar
dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses
pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi
diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang
diperlukan dirinya dan masyarakat. Pendidikan meliputi keahlian
khusus dan juga sesuatu yang tidak dapat dilihat tetapi lebih mendalam
yaitu pemberian pengetahuan, pertimbangan, dan kebijaksanaan. Salah
satu dasar utama pendidikan adalah untuk mengajar kebudayaan
melewati generasi.
b. Menurut S.A. Branata, dkk. (Zahara Idris, 1984 : 9), pendidikan adalah
usaha yang sengaja diadakan baik secara langsung maupun tidak
langsung untuk membantu anak dalam perkembangannya mencapai
kedewasaan.
c. Menurut John Dewey (Zahara Idris, 1984 : 9), pendidikan adalah proses
pembentukan kecakapan-kecakapan fundamental secara intelektual dan
emosional ke arah alam dan sesama.
d. Menurut Rousseau (Zahara Idris, 1984 : 9), pendidikan adalah memberi
kita perbekalan yang tidak ada pada masa kanak-kanak, akan tetapi kita
membutuhkannya pada waktu dewasa.
2. Tingkat Pendidikan
Tingkat pendidikan (http://id.wikipedia.org/wiki/pendidikan)
adalah tahapan pendidikan yang ditetapkan berdasarkan tingkat
perkembangan peserta didik, tujuan yang akan dicapai, dan kemampuan
a. Pendidikan Dasar
Pendidikan dasar merupakan jenjang pendidikan awal selama
9 tahun pertama masa sekolah anak-anak yang melandasi jenjang
pendidikan menengah.
b. Pendidikan Menengah
Pendidikan menengah merupakan jenjang pendidikan lanjutan
pendidikan dasar yang harus dilaksanakan minimal 3 tahun.
c. Pendidikan Tinggi
Pendidikan tinggi adalah jenjang pendidikan setelah
pendidikan menengah yang mencakup program pendidikan diploma,
sarjana, magister, doctor, dan spesialis yang diselenggrakan oleh
perguruan tinggi. Mata pelajaran pada perguruan tinggi merupakan
penjurusan dari SMA, akan tetapi semestinya tidak boleh terlepas dari
pelajaran SMA.
C. Tingkat Pendapatan Orang Tua
Menurut S. Hutabarat (1978:92) menyatakan bahwa pendapatan
adalah suatu hasil yang diperoleh dalam jangka waktu tertentu, misalnya
bunga simpanan di bank. Gilarso (1994:63) berpendapat bahwa pendapatan
adalah semua balas jasa atau karya yang akan diperoleh sebagai imbalan atas
Pendapatan itu bersumber pada usaha sendiri, bekerja pada orang lain,
dan bisa juga bersumber dari milik sendiri. Besarnya pengeluaran untuk
memenuhi kebutuhan hidup tergantung pada hal-hal sebagai berikut :
1. Besarnya tingkat pendapatan.
2. Jumlah keluarga.
3. Tingkat harga kebutuhan hidup.
4. Tingkat penndidikan keluarga.
5. Lingkungan sosial ekonomi keluarga.
6. Kebijakan mengelola dan mengendalikan keuangan keluarga.
D. Jenis Pekerjaan Orang Tua
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (1995 : 488), pekerjaan
didefinisikan sebagai sesuatu yang dilakukan untuk mencari nafkah.
Sedangkan, menurut Biro Pengembangan Sosial Budaya (hal. 12), pekerjaan
dibedakan menjadi :
1. Pekerjaan Pokok
Pekerjaan pokok adalah jenis pekerjaan yang dimiliki seseorang
sebagai sumber utama dari penghasilan, yang digunakan untuk memenuhi
kebutuhan hidup sehari-hari. Sifat dari pekerjaan ini adalah tetap.
2. Pekerjaan Sampingan
Pekerjaan sampingan adalah pekerjaan yang dimiliki atau
penghasilan tambahan guna memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari. Sifat
dari pekerjaan ini adalah melengkapi pekerjaan pokok.
Tidak dapat dipungkiri bahwa jenis pekerjaan berpengaruh terhadap
penghasilan, kekayaan seseorang, status sosial ekonomi orang tua, dan juga
berpengaruh pada anaknya dalam pemilihan pekerjaan.
E. Kerangka Berfikir
1. Hubungan antara tingkat pendidikan orang tua terhadap minat
berwirausaha pada mahasiswa.
Minat berwirausaha adalah kecenderungan-kecenderungan yang
agak menetap dalam diri mahasiswa untuk merasa tertarik pada
kewirausahaan dan merasa senang berkecimpung dalam berwirausaha.
Tingkat pendidikan (http://id.wikipedia.org/wiki/pendidikan) merupakan
tahapan pendidikan yang ditetapkan berdasarkan tingkat perkembangan
peserta didik, tujuan yang akan dicapai, dan kemampuan yang
dikembangkan.
Tinggi rendahnya tingkat pendidikan orang tua akan
mempengaruhi cara berfikir mereka terhadap masa depan anaknya.
Biasanya orang tua yang berpendidikan tinggi akan lebih memotivasi
anaknya untuk berwirausaha, dibandingkan dengan orang tua yang
berpendidikan rendah. Dengan pendidikan yang tinggi, orang tua memiliki
berwirausaha, misalnya: bagaimana awal membuka usaha, apa saja yang
dibutuhkan dalam membuka usaha, mengelola usaha dengan baik, dan
mengatasi kemungkinan terjadi kegagalan. Dengan demikian, tinggi
rendahnya tingkat pendidikan orang tua berhubungan dengan minat
berwirausaha pada mahasiswa.
Hipotesis : Ada hubungan yang signifikan antara tingkat pendidikan orang
tua dengan minat berwirausaha pada mahasiswa.
2. Hubungan antara tingkat pendapatan orang tua terhadap minat
berwirausaha pada mahasiswa.
Minat berwirausaha adalah kecenderungan-kecenderungan yang
agak menetap dalam diri mahasiswa untuk merasa tertarik pada
kewirausahaan dan merasa senang berkecimpung dalam berwirausaha.
Pendapatan adalah suatu hasil yang diperoleh dalam jangka waktu tertentu,
misalnya bunga simpanan di bank (Hutabarat, 1978:92). Sedangkan
menurut Gilarso (1994 : 63) berpendapat bahwa pendapatan adalah semua
balas jasa atau karya yang akan diperoleh sebagai imbalan atas balas jasa
atau sumbangan seseorang terhadap proses produksi.
Biasanya orang tua yang memiliki pendapatan yang tinggi akan
lebih memotivasi anaknya untuk berwirausaha, dibandingkan dengan
orang tua yang memiliki pendapatan yang rendah. Dengan pendapatan
hal dana. Dengan demikian tinggi rendahnya tingkat pendapatan orang tua
berhubungan dengan minat berwirausaha pada mahasiswa.
Hipotesis : Ada hubungan yang signifikan antara tingkat pendapatan orang
tua dengan minat berwirausaha pada mahasiswa.
3. Hubungan antara jenis pekerjaan orang tua terhadap minat
berwirausaha pada mahasiswa.
Minat berwirausaha adalah kecenderungan-kecenderungan yang
agak menetap dalam diri mahasiswa untuk merasa tertarik pada
kewirausahaan dan merasa senang berkecimpung dalam berwirausaha.
Pekerjaan dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (1995 : 488) adalah
sesuatu yang dilakukan untuk mencari nafkah. Sedangkan, pekerjaan
menurut Biro Pengembangan Sosial Budaya (hal. 12) dibedakan menjadi 2
(dua), yaitu pekerjaan pokok dan pekerjaan sampingan.
Pekerjaan orang tua memiliki peranan penting dalam memotivasi
minat berwirausaha seorang anak. Mahasiswa yang orang tuanya memiliki
pekerjaan yang gengsinya tinggi dalam masyarakat, biasanya akan
menanamkan sikap-sikap positif terhadap anaknya, misalnya: tidak takut
gagal, tidak cepat puas, dan selalu berusaha lebih baik daripada
sebelumnya. Sikap-sikap ini dapat menumbuhkan minat berwirausaha
pada diri seorang anak. Hal ini berbeda dengan mahasiswa yang orang
tuanya memiliki pekerjaan yang gengsi rendah dalam masyarakat,
yang dapat menumbuhkan minat berwirausaha pada diri seorang anak,
dimana dalam kehidupan sehari-harinya sikap-sikap tersebut tidak selalu
muncul dan dibiasakan pada anak.
Hipotesis : Ada hubungan yang signifikan antara jenis pekerjaan orang tua
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini :
1. Deskriptif
Penelitian deskriptif merupakan penelitian yang dimaksudkan
untuk mengumpulkan informasi mengenai status suatu gejala yang ada,
yaitu keadaan gejala menurut apa adanya pada saat penelitian dilakukan.
(Arikunto, 2003:309)
2. Studi Kasus
Adalah penelitian tentang subyek tertentu, dimana subyek tersebut
terbatas, maka kesimpulan yang diperoleh hanya berlaku pada subyek
yang diteliti (Consuelo, 1993 : 73), yakni mahasiswa Program Studi
Pendidikan Akuntansi angkatan 2007 – 2010 Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta.
B. Tempat dan Waktu Penelitian
1. Tempat Penelitian
Tempat penelitian ini adalah di Universitas Sanata Dharma , Jl. Mrican
Tromol Pos 29, Yogyakarta.
2. Waktu Penelitian
C. Subyek dan Objek Penelitian
1. Subyek Penelitian
Subyek penelitian adalah orang-orang yang terlibat dalam
penelitian, mereka yang bertindak sebagai pemberi informasi yang
berhubungan dengan penelitian yang dilakukan. Subyek penelitian ini
adalah mahasiswa angkatan 2007 - 2010 Program Studi Pendidikan
Akuntansi, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
2. Objek Penelitian
Objek penelitian adalah sesuatu yang menjadi pokok pembicaraan
dalam penelitian. Dalam hal ini yang menjadi objek penelitian adalah
tingkat pendidikan, tingkat pendapatan, jenis pekerjaan, dan minat
berwirausaha pada mahasiswa.
D. Populasi dan Sampel
1. Populasi Penelitian
Populasi adalah tiap grup atau kumpulan yang merupakan subyek
penelitian (Restu Kartiko, 2010:197).
Populasi adalah keseluruhan obyek penelitian baik terdiri dari
benda yang nyata, abstrak, peristiwa, ataupun gejala yang merupakan
sumber data dan memiliki karakter tertentu dan sama (Sukandarrumidi,
Pendidikan Akuntansi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
2. Sampel Penelitian
Sampel adalah bagian dari populasi yang memiliki sifat-sifat yang
sama dari obyek yang merupakan sumber data (Sukandarrumidi, 2002:50).
Sampel dalam penelitian ini adalah mahasiswa angkatan 2007 - 2010
Program Studi Pendidikan Akuntansi, Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta.
3. Teknik Penentuan Sampel
Teknik penentuan sampel dalam penelitian ini adalah Accidental
Sampling (pengambilan sampel secara kebetulan). Anggota sampel yang diambil tidak direncanakan terlebih dahulu tetapi didapatkan / dijumpai
secara tiba-tiba (Sukandarrumidi, 2002:63). Tahapan yang dilakukan
adalah sebagai berikut:
a. Menentukan kriteria dari populasi yang diinginkan.
Jumlah mahasiswa Pendidikan Akuntansi angkatan 2007-2010 adalah
299 mahasiswa.
b. Peneliti langsung mengumpulkan informasi dari unit sampling yang
didapatkan. Setelah jumlah sampel terpenuhi, pencarian data
1) Peneliti mengambil 50% dari jumlah mahasiswa angakatan
2007-2010
= 50% x 299 mahasiswa
= 149.5 dibulatkan menjadi 150 mahasiswa.
2) Pengambilan anggota sampel disesuaikan dengan jumlah mahasiswa
masing-masing angkatan, dengan rumus sebagai berikut:
2007=
E. Variabel Penelitian dan Pengukurannya
1. Variabel Penelitian
variabel yang akan diukur dalam penelitian ini yaitu variabel bebas dan
variabel terikat :
a. Variabel bebas yaitu variabel yang mendahului atau mempengaruhi
variabel terikat. Variabel bebas meliputi :
1) Tingkat Pendidikan (X )
2) Tingkat Pendapatan X
3) Jenis Pekerjaan X
b. Variabel terikat merupakan akibat tergantung pada variabel yang
mendahului. Yang menjadi variabel terikat adalah Minat Berwirausaha
pada Mahasiswa (Y).
2. Pengukuran Variabel Penelitian
a. Tingkat Pendidikan Orang Tua
Tingkat pendidikan orang tua mahasiswa yaitu tingkat
pendidikan tertinggi yang berhasil diselesaikan oleh orang tua
mahasiswa dikelompokkan dan diberi skor sebagai berikut :
Tabel 3.2
Tingkat Pendidikan Orang Tua
No Pendidikan Terakhir Orang Tua Skor
1 Tidak tamat SD 1
2 Tamat SD 2
3 Tamat SMP / SLTP 3
4 Tamat SMU / SMK 4
b. Tingkat Pendapatan Orang Tua
Tingkat pendapatan orang tua mahasiswa yaitu seluruh
penghasilan yang diterima dari pekerjaan pokok orang tua selama satu
bulan dikelompokkan dan diberi skor sebagai berikut :
Tabel 3.3
Tingkat Pendapatan Orang Tua (Ayah dan Ibu)
No Pendapatan Orang Tua Skor
1 Kurang dari Rp1.500.000 1
2 Antara Rp1.500.000 - < Rp2.250.000 2
3 Antara Rp2.250.000 - < Rp3.000.000 3
4 Antara Rp3.000.000 – Rp3.750.000 4
5 Lebih dari Rp3.750.000 5
c. Jenis Pekerjaan Orang Tua
Jenis pekerjaan orang tua mahasiswa yaitu bidang pekerjaan
pokok yang ditekuni orang tua mahasiswa setiap harinya. Dalam
penelitian ini, penulis membedakan jenis pekerjaan orang tua
berdasarkan prestise (gengsi) dalam masyarakat dan diberi skor sebagai
berikut :
Tabel 3.4
Jenis Pekerjaan Orang Tua
No Pendidikan Terakhir Orang Tua Skor
1 Pegawai Negeri 5
2 Pegawai Swasta 4
d. Minat Berwirausaha
Minat berwirausaha adalah kecenderungan-kecenderungan
mahasiswa untuk mendirikan usaha sendiri setelah mereka
menyelesaikan kuliah. Minat seseorang akan timbul jika seseorang
memiliki rasa senang, memiliki harapan terhadap obyek, memiliki
pandangan untuk dirinya sendiri, dan ada kecenderungan untuk
melakukan pekerjaan itu sebagai obyek.
Instrumen penelitian merupakan suatu alat yang digunakan
mengukur fenomena alam maupun sosial yang diamati. Dalam
penelitian ini, penulis membuat instrument pengukuran variabel minat
berwirausaha mengacu pada pendapat Mapiare dan Winkle (1984:30)
tentang minat, seperti tampak pada tabel berikut ini.
Tabel 3.5
Operasional Variabel Minat Berwirausaha
Aspek Indikator Pernyataan
Positif -Mengikuti acara TV
atau radio tentang kewirausahaan. -Membaca artikel
2.Memiliki
-Membuka usaha sendiri setelah lulus kuliah. -Dukungan orang tua -Ada fleksibilitas jam
kerja.
-Keleluasaan mengatur waktu untuk keluarga -Mengurangi
-Memiliki sikap kepemimpinan. -Menyukai tantangan. -Percaya diri.
-Kreatifitas dan inovasi. -Memiliki sifat supel,
ramah, dan cepat beradaptasi.
Variabel minat berwirausaha diukur dengan menggunakan
instrument yang berupa 5 (lima) skala yang disebut dengan Skala
Likert. Dengan skala ini, responden diminta memberi jawaban atau
respons dalam skala ukur yang telah disediakan.
F. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
teknik angket atau kuesioner dengan pertanyaan tertutup. Kuesioner adalah
teknik pengumpulan data dengan cara mengirimkan suatu daftar pertanyaan
kepada responden untuk diisi. Dan pertanyaan tertutup adalah suatu kuesioner
dimana pertanyaan-pertanyaan yang dituliskan telah disediakan jawaban
pilihan, sehingga responden tinggal memilih salah satu dari jawaban yang
telah disediakan (Sukandarrumidi, 2002:78-80). Dengan kuesioner ini,
diharapkan dapat diketahui minat berwirausaha yang dimiliki mahasiswa
Pendidikan Akuntansi dilihat dari tingkat pendidikan, tingkat pendapatan, dan
jenis pekerjaan orang tua mahasiswa.
G. Teknik Pengujian Instrumen Penelitian
1. Pengujian Validitas
Suharsimi Arikunto (1998:160) menyatakan, validitas adalah suatu
ukuran untuk menunjukkan tingkat kevalidan atau kesahihan suatu
instrument. Suatu instrument yang valid atau sahih mempunyai validitas
yang tinggi, sebaliknya jika kevalidan suatu instrument rendah
menunjukkan bahwa instrument tersebut kurang valid.
Sebuah instrument dikatakan valid apabila dapat mengungkap data
dari variabel yang diteliti secara tepat, yaitu apabila butir-butir yang
membentuk instrument tidak menyimpang dari fungsi instrument.
validitas item yaitu dengan mengkorelasikan antara butir soal dengan skor
total. Hasil uji coba dihitung dengan rumus korelasi product moment,
yaitu:
∑ – ∑ ∑
∑ – ∑ ∑ – ∑
Keterangan :
= Validitas instrument
= Jumlah responden
X = Skor butir soal
Y = Skor total soal
∑X = Jumlah skor butir soal ∑Y = Jumlah skor total soal
Hasil perhitungan selanjutnya dikonsultasikan dengan r pada
taraf signifikan 5%. Apabila hasil perhitungan r lebih besar dari
r , maka instrument dikatakan valid. Dan apabila r lebih kecil
dari r , maka instrument dikatakan tidak valid.
Pelaksanaan uji coba instrument penelitian ini dilakukan pada
mahasiswa Program Studi Pendidikan Ekonomi Universitas Sanata
Dharma angkatan 2008 dengan jumlah responden 30 orang. Dari hasil uji
coba tersebut diketahui harga product moment tabel (r tabel) sebesar 0,361
dengan taraf signifikansi 5%.
Dari uji coba tersebut, ternyata ada 2 item dari 26 item soal yang
validitas 26 item pertanyaan pada variabel Minat Berwirausaha adalah
sebagai berikut:
Tabel 3.7
Hasil Pengukuran Validitas Minat Berwirausaha
No.Item Keterangan
1 0,381 0,361 Valid
Item variabel minat berwirausaha yang tidak valid adalah nomor 6
dan 11. Item yang tidak valid kemudian dihapus dan dilakukan uji validitas
Tabel 3.8
Hasil Pengukuran Validitas Minat Berwirausaha
No.Item Keterangan
1 0,381 0,361 Valid
Dari tabel di atas tampak bahwa item-item yang digunakan untuk
mengukur Minat Berwirausaha valid semua karena corrected item – total
2. Pengujian Reliabilitas
Reliabilitas menunjukkan suatu pengertian bahwa instrument
cukup dapat dipercaya untuk dapat digunakan sebagai alat pengumpul data
karena instrument tersebut sudah baik (Suharsimi Arikunto, 1998:170).
Instrument dikatakan reliabel apabila alat tersebut merupakan ketetapan
atau kondisi konsisten, artinya jika alat tersebut dikenakan pada obyek
yang sama pada waktu yang berbeda, hasilnya akan relative sama atau
tetap.
Pengujian reliabilitas instrument pada metode angket dalam
penelitian ini akan diukur menggunakan rumus alpha, yaitu :
∑
Keterangan :
= Reliabilitas instrument
= Banyaknya butir pertanyaan atau soal ∑ = Jumlah varian total
= Jumlah varian butir
Nilai varian butir dapat dicari berdasarkan rumus sebagai berikut :
∑ ∑
Keterangan :
n = Jumlah responden
Reliabilitas kuesioner pada penelitian ini menggunakan teknik
Cronbach’s Alpha. Jika nilai Cronbach’s Alpha pada taraf signifikansi 5% lebih besar dari 0,6 maka instrument penelitian dinyatakan reliabel (dapat
dipercaya), sebaliknya jika alpha kurang dari 0,6 maka instrument
penelitian dinyatakan tidak reliabel.
Dari hasil analisis dengan jumlah data (n) sebanyak 30 responden
pada taraf signifikansi 5% dengan bantuan program SPSS versi 16.0
didapat hasil seperti pada tabel berikut:
Tabel 3.9
Hasil Pengukuran Reliabilitas Minat Berwirausaha
Cronbach’s Alpha
Cronbach’s Alpha Based on Standardized Items
N of Items
0,936 0,939 26
Output SPSS tersebut menunjukkan Cronbach’s Alpha sebesar
0,936 > 0,6. Karena koefisien alpha lebih besar (>) dari 0,6 maka dapat
disimpulkan instrument penelitian tersebut reliabel (dapat dipercaya).
H. Teknik Analisis Data
1. Statistik Deskriptif
Statistik deskriptif adalah statistik yang digunakan untuk
menganalisa data dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan
membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum atau generalisasi
(Sugiyono, 1999:142).
2. Pengujian Hipotesis
Pengujian hipotesis menggunakan statistik nonparametrik, yaitu
koefisien kontingensi (contingency coefficient). Koefisien Kontingensi (C)
menurut Wahid Sulaiman (hal. 147) adalah suatu ukuran asosiasi antara 2
(dua) variable yang berbentuk atribut.
Fungsi koefisien kontingensi C adalah alat pengukur untuk
menentukan keeratan atau korelasi di antara dua gugus tanda.
Kekhususannya adalah dapat dipergunakan dalam bentuk skala nominal
atau keterangan yang bersifat kategori tentang salah satu atau keduagugus
tersebut, yaitu dalam hal ini apabila keterangan tentang tanda, hanya
meliputi data yang tidak tersusun seri atau hanya dalam frekuensi. Dalam
penggunaan koefisien kontingensi, tidak diperlukan asumsi kontinuitas
pengukuran pada salah satu atau kedua gugus tanda tersebut. Koefisien
kontingensi dalam perhitungannya, memerlukan tabel kontingensi dan tiap
sel harus mempunyai kesamaan sifat dalam bentuk baris serta lajurnya.
Rumus koefisien kontingensi, adalah:
di mana:
C : koefisien kontingensi : nilai chi-square
Nilai chi-square, adalah:
∑ ∑
di mana:
: nilai frekuaensi pengamatan : nilai frekuensi harapan
a. Pengujian Hipotesis
Nilai koefisien kontingensi yang didapatkan dari penelitian
merupakan nilai kontingensi sampel yang merupakan harga estimasi
dari koefisien kontingensi populasi yang dilambangkan dengan C.
Untuk selanjutnya kita akan mengadakan uji hipotesis mengenai
koefisien kontingensi populasi yang tidak diketahui berdasarkan pada
estimasi nilai koefisien kontingensi sampel, yaitu: C. Pengujian
hipotesis adalah sebagai berikut:
Untuk uji 2 (dua) arah:
: C = 0 (tidak ada hubungan antara variabel X dan Y) : C ≠ 0 (ada hubungan antara variabel X dan Y)
Untuk uji 1 (satu) arah:
: C = 0 (tidak ada hubungan antara variabel X dan Y) : C < 0 (ada hubungan antara variabel X dan Y)
atau:
Merumuskan hipotesis:
: - Tidak ada hubungan yang signifikan antara tingkat pendidikan
orang tua dengan minat berwirausaha pada mahasiswa.
: - Tidak ada hubungan yang signifikan antara tingkat pendapatan
orang tua dengan minat berwirausaha pada mahasiswa.
: - Tidak ada hubungan yang signifikan antara jenis pekerjaan
orang tua dengan minat berwirausaha pada mahasiswa.
: - Ada hubungan yang signifikan antara tingkat pendidikan orang
tua dengan minat berwirausaha pada mahasiswa.
: - Ada hubungan yang signifikan antara tingkat pendapatan orang
tua dengan minat berwirausaha pada mahasiswa.
: - Ada hubungan yang signifikan antara jenis pekerjaan orang tua
dengan minat berwirausaha pada mahasiswa.
b. Kaidah Pengambilan Keputusan
Statistik uji yang digunakan adalah:
di mana:
Untuk uji 2 (dua) arah:
Sig. (2-tailed) ≤α/2 → tolak . Sig. (2-tailed) > α/2 → tolak .
Untuk uji 1 (satu) arah:
Sig. (2-tailed) ≤α→ tolak . Sig. (2-tailed) > α→ tolak .
Catatan:
Jika tidak tahu apakah mengharapkan korelasi positif atau negatif, lebih
BAB IV
GAMBARAN UMUM
A. Sejarah Universitas Sanata Dharma
1. PTPG Sanata Dharma (1955-1958)
Ide untuk mendirikan Perguruan Tinggi Pendidikan Guru (PTPG)
oleh Prof. Moh. Yamin, S.H. (Menteri Pendidikan, Pengajaran, dan
Kebudayaan RI) pada tahun 1950-an disambut baik oleh para imam
Katolik, terutama Ordo Societas Jesus (Serikat Yesus yang lazim disingkat
S.J.). Waktu itu Ordo ini telah membuka kursus-kursus B1, antara lain B1
Mendidik (Yayasan De Britto) di Yogyakarta yang dikelola oleh Pater H.
Loeff, S.J. dan B1 Bahasa Inggris (Yayasan Loyola) di Semarang yang
dikelola oleh Pater W.J. Van der Meulen, S.J. dan Pater H. Bastiaanse, S.J.
Dengan dukungan dari Conggregatio de Propaganda Fide, selanjutnya
Pater Kester yang waktu itu menjabat sebagai Superior Misionaris Serikat
Yesus menggabungkan kursus-kursus ini menjadi sebuah perguruan tinggi
dan lahirlah PTPG Sanata Dharma pada tanggal 20 Oktober 1955 dan
diresmikan oleh pemerintah pada tanggal 17 Desember 1955.
Pada awalnya PTPG Sanata Dharma mempunyai 4 jurusan, yaitu
Bahasa Inggris, Sejarah, IPA, dan Ilmu Mendidik. Para pembesar misi
Serikat Yesus menunjuk Pater Prof. Nicolaus Driyarkara, S.J. menjadi
Dekan PTPG Sanata Dharma dan Pater H. Loeff sebagai Wakil Dekan.
waktu itu menjadi pejabat Departemen Pendidikan, Pengajaran, dan
Kebudayaan di Kantor Wali Gereja Indonesia. “Sanata Dharma”
sebenarnya dibaca “Sanyata Dharma” yang artinya “kebaktian yang
sebenarnya” atau “pelayanan yang nyata”. Kebaktian dan pelayanan itu
ditujukan kepada tanah air dan gereja (Pro Patria et Eclessia).
2. FKIP Sanata Dharma (1958-1965)
Untuk menyesuaikan diri dengan ketentuan pemerintah, dalam hal
ini Kementrian Pendidikan, Pengajaran, dan Kebudayaan tentang
perubahan PTPG menjadi FKIP, maka PTPG Sanata Dharma pada bulan
November 1958 berubah menjadi FKIP (Fakultas Keguruan Ilmu
Pendidikan) Sanata Dharma dan merupakan bagian dari Universitas
Katolik Indonesia cabang Yogyakarta. Pada masa FKIP ini Sanata Dharma
berhasil memperoleh status “disamakan” dengan negeri berdasarkan SK
Menteri PTIP No.1/1961 pada tanggal 6 Mei 1961 jo No.77/1962 tanggal
11 Juli 1962. Walaupun bagian dari Universitas Katolik Indonesia, secara
de facto FKIP Sanata Dharma berdiri sendiri.
3. IKIP Sanata Dharma (1965-1993)
Untuk mengatasi kerancuan antara menjadi bagian dari Universita
Katolik Indonesia cabang Yogyakarta dengan kemandirian FKIP Sanata
No.237/B-Swt/U/1965. Surat keputusan itu berlaku mulai tanggal 1
September 1965. Selain melaksanakan Program S1 (sebelumnya Sarjana
Muda dan Sarjana), IKIP Sanata Dharma juga dipercaya pemerintah untuk
mengelola Program Diploma I, II, dan III untuk jurusan Matematika,
Fisika, Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris, IPS, dan PMP. Berbagai
program Diploma ini ditutup pada tahun 1990 dan selanjutnya dibuka
program Diploma II PGSD (Pendidikan Guru Sekolah Dasar).
4. Universitas Sanata Dharma (1993 sampai sekarang)
Akhirnya untuk menyesuaikan diri dengan tuntutan dan kebutuhan
masyarakat serta kemajuan zaman, tanggal 20 April 1993 sesuai dengan
SK Mendikbud No.46/D/O/1993, IKIP Sanata Dharma dikembangkan
menjadi Universitas Sanata Dharma atau lebih dikenal dengan nama USD.
Dengan perkembangan ini, USD diharapkan tetap dapat memajukan sistem
pendidikan guru sekaligus berpartisipasi dalam memperluas wawasan ilmu
pengetahuan dan teknologi. Setelah berkembang menjadi universitas,
Sanata Dharma terdorong untuk memperluas muatan program
pendidikannya. Di samping tetap mempertahankan pendidikan guru
dengan tetap membuka FKIP (Fakultas Keguruan Ilmu Pendidikan),
Sanata Dharma membuka beberapa fakultas baru. Universitas Sanata
Dharma sekarang memiliki 8 Fakultas dengan 25 Program Studi, 3
Program Pasca Sarjana, 1 Program Profesi, dan 3 Program Khusus
Dharma. Perkembangannya meliputi berbagai aspek, baik sarana fisik
(gedung, lab, perpustakaan, dan fasilitas fisik lainnya), administrasi
(sistem informasi, manajemen, biro/lembaga/pusat/serta unit pendukung),
peningkatan mutu akademik, penelitian, pengajaran, serta pengabdian pada
masyarakat.
5. Nama-nama yang pernah menjabat Rektor Universitas Sanata
Dharma:
a. Prof. Dr. N. Drijarkara, S.J. (1955-1967)
b. Drs. J. Drost, S.J. (1968-1976)
c. Prof. Dr. A.M. Kadarman, S.J. (1977-1984)
d. Drs. F.X. Danuwinata, S.J. (1984-1988)
e. Drs. A. Tutoyo, M.Sc. (1988-1993)
f. Dr. M. Sastrapratedja, S.J. (1993-2001)
g. Dr. Paulus Suparno, S.J., MST (2001-2006)
h. Dr. Ir. Paulus Wiryono Priyotamtama, S.J., M.Sc. (2006-sekarang)
B. Visi, Misi, dan Tujuan Pendidikan Universitas Sanata Dharma
1. Visi
Universitas Sanata Dharma (USD) didirikan oleh Serikat Yesus
Provinsi Indonesia bersama dengan rekan imam dan awam Katolik untuk
manusia dengan memadukan keunggulan akademik dan nilai
kemanusiaan.
a. Universitas Sanata Dharma terdorong untuk terus mencari,
menemukan, dan mengungkapkan kebenaran secara obyektif dengan
kebebasannya. Hal itu didasarkan pada pengakuan akan kebaikan
hakiki dunia sebagai ciptaan Allah yang harus dipelajari, diselidiki,
dan direnungkan maknanya serta dibangun dan dilestarikan demi
kesejahteraan umat manusia dan kemuliaan Allah yang lebih besar.
b. Menyadari peran penting generasi muda dalam mewujudkan masa
depan bangsa Indonesia. Universitas Sanata Dharma merasa terpanggil
untuk memberikan sumbangan positif kepada usaha bersama dalam
pengembangan pikiran, hati, dan kehendak kaum muda, dengan
maksud membangkitkan potensi mereka untuk secara aktif dan kreatif
ikut membangun masyarakat pluralistic yang adil, demokratis, dan
sejahtera.
c. Usaha pengembangan itu didasarkan pada nilai kebangsaan dan
kebudayaan nasional seperti terungkap dalam Pancasila dan UUD
1945. Pada visi kristiani mengenai martabat manusia sebagai ciptaan
Allah, tanggung jawab sosialnya serta tujuannya yang luhur dan pada
spiritualitas Ignatian yang terwujud dalam arah pendidikan Serikat
Yesus seperti “menjadi manusia bagi sesama” (men and women for
2. Misi
a. Mengembangkan sistem pendidikan yang dapat memadukan
keunggulan akademik dan nilai kemanusiaan.
b. Mengembangkan universitas yang dapat menjadi hati nurani kritis
masyarakat.
c. Menyelenggarakan penelitian terutama untuk lebih menggali secara
kritis kebenaran manusiawi dan mengembangkan martabat manusia.
d. Mengembangkan kebebasan akademik dan otonomi keilmuan untuk
dapat menemukan kebenaran berdasarkan pada etika keilmuan.
e. Menyelenggarakan pendidikan yang humanis dengan semangat
dialogis yang mengembangkan segi intelektual, moral, emosional, dan
spiritual secara terpadu.
f. Membantu mahasiswa menjadi manusia yang utuh, kritis, dewasa, dan
dapat berguna bagi masyarakat.
g. Memberikan pelayanan kepada masyarakat dan sekaligus membantu
mahasiswa untuk mengembangkan kepekaan social terhadap
masyarakat.
h. Mempersiapkan tenaga yang professional, baik dalam bidang keilmuan
maupun dalam bidang kependidikan.
3. Tujuan Pendidikan
humanistic yang berlandaskan nilai-nilai Kristiani yang universal dan
cita-cita kemanusiaan sebagaimana terkandung dalam Pancasila, sehingga
memiliki kemampuan akademik sesuai dengan bidang studinya dan
integritas kepribadian yang tinggi.
C. Struktur Organisasi
Keterangan:
: Garis komando : Garis koordinasi SENAT
FAKULTAS
Unit MKK Fakultas (MKDK)
LPPM DEKAN FKIP
WD I WD II
Pusat Penelitian & Pelayanan Pendidikan (PA) Unit PPL dan
Laboratorium Micro Teaching Unit Tata Usaha
1. Senat Fakultas merupakan badan normatif dan perwakilan tertinggi di
tingkat fakultas yang memiliki wewenang dalam menjabarkan kebijakan
dan peraturan universitas untuk fakultas.
2. Dekan FKIP memimpin FKIP dibantu oleh WD I (Wakil Dekan I bidang
akademik) dan WD II (Wakil Dekan II bidang administrasi umum dan
bidang keuangan). Tugas Dekan dan Wakil Dekan (Staf Dekanat) adalah
sebagai berikut:
a. Dekan bertugas memimpin penyelenggaraan pendidikan, pengajaran,
penelitian, dan pengabdian pada masyarakat, membina tenaga
kependidikan, mahasiswa, tenaga administrasi, dan bertanggung jawab
kepada Rektor.
b. Wakil Dekan I (WD I) bertugas membantu dekan dalam memimpin
pelaksanaan kegiatan di bidang akademik yang meliputi pengajaran,
penelitian, dan pengabdian pada masyarakat.
c. Wakil Dekan II (WD II) bertugas membantu Dekan dalam memimpin
pelaksanaan kegiatan di bidang administrasi umum dan keuangan.
d. Tugas yang berhubungan dengan pelaksanaan kegiatan di bidang
pendidikan yang bersifat kokurikuler dan ekstrakurikuler serta
kemahasiswaan menjadi tanggung jawab bersama Staf Dekanat,
sedangkan urusan yang berhubungan dengan keuangan kegiatan
kemahasiswaan tingkat fakultas dikelola oleh WD II.
Dasar Keahlian (MKDK) di lingkup fakultas. Unit ini dipimpin oleh WD I
yang bertanggung jawab langsung kepada dekan.
4. Pusat Penelitian dan Pelayanan Pendidikan (P4) bertugas membantu dan
mengkoordinasikan kegiatan penelitian dan pelayanan pendidikan kepada
masyarakat luar dan membagikan berbagai tugas tersebut kepada
dosen-dosen yang terkait dalam koordinasi dengan dekanat FKIP. P4 dipimpin
oleh kepala P4.
5. Unit tata usaha menyelenggarakan administrasi kegiatan akademik pada
tiap-tiap program studi. Unit tata usaha dalam menjalankan tugasnya
berada di bawah koordinasi Wakil Dekan II. Unit tata usaha FKIP
dipimpin oleh seorang Kepala Tata Usaha (KTU) yang bertanggung jawab
langsung kepada WD II.
6. Unit PPL bertugas mengatur dan mengkoordinasikan penyelenggaraan
PPL mahasiswa dalam lingkup fakultas dan mengelola Laboratorium
Micro Teaching fakultas. Unit PPL fakultas dipimpin oleh seorang ketua unit PPL yang sekaligus menjadi koordinator Laboratorium Micro
Teaching fakultas dan bertanggung jawab langsung kepada dekan.
7. Ketua Jurusan (kajur) bertugas memimpin jurusan, dibantu oleh sekretaris
jurusan (sekjur).
8. Ketua program studi (kaprodi) bertugas memimpin prodi, dibantu oleh
seorang wakil ketua program studi (wakaprodi). Prodi adalah satuan
pelaksana pendidikan yang bertugas melaksanakan satuan kurikulum