• Tidak ada hasil yang ditemukan

Persepsi guru terhadap sertifikasi guru dalam jabatan ditinjau dari masa kerja, tingkat pendidikan, golongan jabatan dan status kepegawaian.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Persepsi guru terhadap sertifikasi guru dalam jabatan ditinjau dari masa kerja, tingkat pendidikan, golongan jabatan dan status kepegawaian."

Copied!
151
0
0

Teks penuh

(1)

viii (Yanita Minarmi)

ABSTRAK

PERSEPSI GURU TERHADAP SERTIFIKASI GURU DALAM JABATAN DITINJAU DARI MASA KERJA, TINGKAT PENDIDIKAN,

GOLONGAN JABATAN DAN STATUS KEPEGAWAIAN

Survei : Guru-guru Sekolah Dasar se-Kecamatan Ngawen, Kabupaten Klaten

Yanita Minarmi Universitas Sanata Dharma

2008

Penelitian ini bertujuan mengetahui: (1) perbedaan persepsi guru terhadap sertifikasi guru dalam jabatan ditinjau dari masa jabatan, (2) perbedaan persepsi guru terhadap sertifikasi guru dalam jabatan ditinjau dari tingkat pendidikan, (3) perbedaan persepsi guru terhadap sertifikasi guru dalam jabatan ditinjau dari golongan jabatan, (4) perbedaan persepsi guru terhadap sertifikasi guru dalam jabatan ditinjau dari status kepegawaian.

Penelitian ini merupakan penelitian survei. Populasi penelitian ini adalah seluruh guru Sekolah Dasar se-Kecamatan Ngawen, Kabupaten Klaten yang berjumlah 252 orang. Teknik pengumpulan data adalah kuesioner dan wawancara. Teknik analisis data menggunakan Analysis of Variance (ANOVA).

Hasil penelitian menunjukkan bahwa : (1) tidak ada perbedaan persepsi gur u terhadap sertifikasi guru dalam jabatan ditinjau dari masa kerja (sign. value=0.979 > a= 0,05); (2) tidak ada perbedaan persepsi guru terhadap sertifikasi guru dalam jabatan ditinjau dari tingkat pendidikan (sign. value=0,896 > a= 0,05); (3) tidak ada perbedaan persepsi guru terhadap sertifikasi guru dalam jabatan ditinjau dari golongan jabatan (sign. value=0,392 > a= 0,05); (4) tidak ada perbedaan persepsi guru terhadap sertifikasi guru dalam jabatan ditinjau dari status kepegawaian (sign. value=0,480 > a= 0,05).

(2)

ix

ABSTRACT

TEACHER’S PERCEPTION TOWARDS THE FUNCTION OF TEACHER CERTIFICATE PERCEIVED FROM PERIOD OF WORKING,

LEVEL OF EDUCATION, OFFICIAL STRATIFICATION, AND OFFICIAL STATUS

A Survey done on Elementary School Teachers in Ngawen District, Klaten Regency

Yanita Minarmi Sanata Dharma University

2008

The research aims to find out the differences of teacher’s perseption towards the function of teacher certificate perceived from (1) period of working, (2) level of education, (3) official stratification, (4) official status.

This study is a kind of an observation research. The sourses of population in this research are 252 Elementary School teachers in Ngawen District, Klaten Regency. The techniques of collecting data are questionnaire and interview. The technique of analysing the data is Analysis of Variance (ANOVA).

(3)

PERSEPSI GURU TERHADAP SERTIFIKASI GURU DALAM JABATAN

DITINJAU DARI MASA KERJA, TINGKAT PENDIDIKAN,

GOLONGAN JABATAN DAN STATUS KEPEGAWAIAN

Survei : Guru-guru Sekolah Dasar se-Kecamatan Ngawen, Kabupaten Klaten

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Akuntansi

Oleh : Yanita Minarmi

041334024

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AKUNTANSI

JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

(4)

i

PERSEPSI GURU TERHADAP SERTIFIKASI GURU DALAM JABATAN

DITINJAU DARI MASA KERJA, TINGKAT PENDIDIKAN,

GOLONGAN JABATAN DAN STATUS KEPEGAWAIAN

Survei : Guru-guru Sekolah Dasar se-Kecamatan Ngawen, Kabupaten Klaten

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Akuntansi

Oleh : Yanita Minarmi

041334024

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AKUNTANSI

JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

(5)
(6)
(7)

iv

PERSEMBAHAN

“Let God lead your

way”

Biar kan Tuhan yang menunt un j alanmu

Skripsi ini kupersembahkan kepada: Yesus Kristus & Bunda Maria, My Savior Bapak di surga

(8)

v

MOTTO

I know the Lord

will make a way for

me

“ku t ahu Tuhan past i buka j alan unt ukku”

If there is a will

there is a way

(9)
(10)

vii

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN

PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Yang bertandatangan dibawah ini, saya mahasiswa Sanata Dharma : Nama : Yanita Minarmi

Nomor Mahasiswa : 041334024

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul :

PERSEPSI GURU TERHADAP SERTIFIKASI GURU DALAM JABATAN DITINJAU DARI MASA KERJA, TINGKAT PENDIDIKAN,

GOLONGAN JABATAN DAN STATUS KEPEGAWAIAN

beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikannya secara terbatas, dan mempublikasikannya di internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa poerlu meminta izin kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.

Demikian pernyataan ini yang saya buat dengan sebenarnya.

Dibuat di Yogyakarta

Pada tanggal 30 September 2008

(11)

viii (Yanita Minarmi)

ABSTRAK

PERSEPSI GURU TERHADAP SERTIFIKASI GURU DALAM JABATAN DITINJAU DARI MASA KERJA, TINGKAT PENDIDIKAN,

GOLONGAN JABATAN DAN STATUS KEPEGAWAIAN

Survei : Guru-guru Sekolah Dasar se-Kecamatan Ngawen, Kabupaten Klaten

Yanita Minarmi Universitas Sanata Dharma

2008

Penelitian ini bertujuan mengetahui: (1) perbedaan persepsi guru terhadap sertifikasi guru dalam jabatan ditinjau dari masa jabatan, (2) perbedaan persepsi guru terhadap sertifikasi guru dalam jabatan ditinjau dari tingkat pendidikan, (3) perbedaan persepsi guru terhadap sertifikasi guru dalam jabatan ditinjau dari golongan jabatan, (4) perbedaan persepsi guru terhadap sertifikasi guru dalam jabatan ditinjau dari status kepegawaian.

Penelitian ini merupakan penelitian survei. Populasi penelitian ini adalah seluruh guru Sekolah Dasar se-Kecamatan Ngawen, Kabupaten Klaten yang berjumlah 252 orang. Teknik pengumpulan data adalah kuesioner dan wawancara. Teknik analisis data menggunakan Analysis of Variance (ANOVA).

Hasil penelitian menunjukkan bahwa : (1) tidak ada perbedaan persepsi gur u terhadap sertifikasi guru dalam jabatan ditinjau dari masa kerja (sign. value=0.979 > a= 0,05); (2) tidak ada perbedaan persepsi guru terhadap sertifikasi guru dalam jabatan ditinjau dari tingkat pendidikan (sign. value=0,896 > a= 0,05); (3) tidak ada perbedaan persepsi guru terhadap sertifikasi guru dalam jabatan ditinjau dari golongan jabatan (sign. value=0,392 > a= 0,05); (4) tidak ada perbedaan persepsi guru terhadap sertifikasi guru dalam jabatan ditinjau dari status kepegawaian (sign. value=0,480 > a= 0,05).

(12)

ix

ABSTRACT

TEACHER’S PERCEPTION TOWARDS THE FUNCTION OF TEACHER CERTIFICATE PERCEIVED FROM PERIOD OF WORKING,

LEVEL OF EDUCATION, OFFICIAL STRATIFICATION, AND OFFICIAL STATUS

A Survey done on Elementary School Teachers in Ngawen District, Klaten Regency

Yanita Minarmi Sanata Dharma University

2008

The research aims to find out the differences of teacher’s perseption towards the function of teacher certificate perceived from (1) period of working, (2) level of education, (3) official stratification, (4) official status.

This study is a kind of an observation research. The sourses of population in this research are 252 Elementary School teachers in Ngawen District, Klaten Regency. The techniques of collecting data are questionnaire and interview. The technique of analysing the data is Analysis of Variance (ANOVA).

(13)

x

KATA PENGANTAR

Puji syukur dan terima kasih kepada Tuhan Yang Maha Esa, yang telah melimpahkan rahmat dan karunia kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini. Penulisan skripsi ini bertujuan untuk memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana pada Program Studi Pendidikan Akuntansi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma.

Dalam menyelesaikan skripsi ini penulis mendapat bantuan, bimbingan dan arahan dari berbagai pihak. Oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih yang tak terhingga kepada:

a. Romo Dr. Ir. Paulus Wiryono Priyotamtama, S.J. selaku Rektor Universitas Sanata Dharma yang telah memberikan kesempatan untuk belajar dan mengembangkan kepribadian kepada penulis.

b. Bapak Drs. T. Sarkim, M.Ed., Ph.D selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

c. Bapak Y. Harsoyo, S.Pd., M.Si. selaku Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Universitas Sanata Dharma.

(14)

xi

menyediakan waktu, memberikan saran dan kritik yang sangat berarti dalam membimbing penyelesaian skripsi ini.

e. Bapak Drs. Bambang Purnomo, SE., M.Si. dan Ibu Rita Eni Purwanti, S.Pd., M.Si. selaku dosen penguji yang telah meluangkan waktu dalam memberikan bimbingan, memberi kritik, dan saran untuk kesempurnaan skripsi ini.

f. Segenap staff pengajar Program Studi Pendidikan Akuntansi atas ilmu yang telah diberikan melalui perkuliahan.

g. Tenaga administrasi Program Studi Pendidikan Akuntansi yang telah membantu proses kelancaran dalam proses belajar selama ini.

h. Seluruh kepala sekolah dan para guru Sekolah Dasar se-Kecamatan Ngawen, Kabupaten Klaten atas bantuan dan keramahtamahan selama penulis melakukan penelitian, khususnya Ibu N. Trinurwati, Ibu Ag. Bakti Widarti, Bpk. FX. Sukarno, dan Bpk. FX. Joko Susanto yang telah membantu kelancaran penelitian.

i. Seluruh keluargaku: Bapak terkasih, Gregorius Sarnyoto yang ada di surga, atas doanya, Ibu tersayang, Paulina Sri Muryati atas segala dukungan doa, cinta, dan kesabaran sampai sekarang. Mbak Yustina Kartika (santai wae mbak aku lulus kok tahun ini) dan Mas Agus Widyatmoko, Dek M.M. Ratnasari, untuk segala perhatian, nasihat, dukungan moril, materiil, dan spiritual, dan seluruh keluarga besar Mangun Sumarto. Semua yang telah Bapak, Ibu, Pakde, Budhe, Om, Tante, Mbak, Mas dan adik berikan begitu berarti bagiku.

(15)

xii

tapi itu sangat berarti), Christina Rini W (aku berharap kamu cepat lulus, semoga kerja keras yang kamu lakukan selama ini akan membantumu mencapai cita-citamu), Margareta Novita (terima kasih karena selalu menghiburku), Putri kurnia, Febriantari Eka M (Rani), Swastika Putri (Puput), Alfonsa Ika, terima kasih atas semua bantuan, perhatian, nasihat, omelan, dan semangat agar aku segera menyelesaikan skripsi. Kalian memang benar-benar hebat, sehinggga kalian membuat hidupku menjadi lebih berwarna. Terima kasih untuk persahabatan yang telah kalian berikan.

k. Mas Moko’03 atas diskusi yang sangat membantuku walaupun harus mencari rumahmu yang jauh dan Mbak Yeni’03 atas pinjaman buku dan telah mengajariku mengolah data (maaf ya mbak mengganggu dirimu terus).

l. Teman-teman PAK’A dan PAK’B Pendidikan Akuntansi’04 atas kebersamaan selama proses perkuliahan yang menyenangkan di Universitas Sanata Dharma (aku sangat bahagia bersama kalian).

m. Anak-anak Kost 9C : Mbak Iin, Mbak Agnes, Mbak Byti, Mbak Paul, Mbak Lala, Mbak Sisca, Mbak Betha, Helmy, Mbak Eli, Ratna, dan Eri atas semua dukungan, cerita, canda tawa, dan kebersamaan dalam suka dan duka selama di kost (kalian adalah keluarga keduaku).

(16)

xiii

aku yang menang), Mas Paulus Joko (PemRed) karena telah menjadi penunjuk jalan saat penelitian walaupun selalu ketemu jalan buntu dan kuburan, Mas FX. Endrat, C. Feri Andang W, Vincentius Gatot (reporter) atas dukungan dan nasihatnya, Mbak Lia (bidang usaha) maaf, dirimu harus ngurusi keuangan Pendopo sendiri, Mas Fidelis Windiawan untuk les Inggrisnya meskipun aku ga pernah berangkat, Dek Wawan (Layouter), dan Mas Yohanes Budi. Aku minta maaf kalau 2 bulan terakhir ini aku cuek dengan Pendopo, harap maklum (tunggu kedatanganku lagi, he.he.he).

o. Teman-teman mudika St. Yustinus Manjung, St. Maria Manjung, dan St. Bona Ventura Soran terima kasih atas doanya.

p. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu.

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini masih terdapat banyak kekurangan, oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran dari berbagai pihak. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi pembaca.

Yogyakarta, 5 September 2008

(17)

xiv

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

PERSEMBAHAN ... iv

MOTTO ... v

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... vi

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ... vii

ABSTRAK ... viii

ABSTRACT... ix

KATA PENGANTAR ... x

DAFTAR TABEL... xviii

DAFTAR GAMBAR ... xix

DAFTAR LAMPIRAN... xx

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1

B. Batasan Masalah... 5

C. Rumusan Masalah ... 5

D. Tujuan Penelitian ... 6

(18)

xv

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Persepsi ... 8

B. Sertifikasi Guru Dalam Jabatan... 10

C. Masa Kerja ... 13

D. Tingkat Pendidikan ... 13

E. Golongan Jabatan ... 14

F. Status Kepegawaia n... 17

G. Kerangka Teoritik ... 18

H. Hipotesis... 23

BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian ... 24

B. Tempat dan Waktu Penelitian... 24

C. Subyek dan Obyek Penelitian... 25

D. Populasi Penelitian... 25

E. Operasional Variabel ... 26

F. Teknik Pengambilan Data... 30

G. Teknik Pengambilan Instrumen... 30

H. Teknik Analisis Data ... 35

(19)

xvi

B. Analisis Data... 64 C. Pembahasan ... 73

BAB VI KESIMPULAN, SARAN, DAN KETERBATASAN

A. Kesimpulan... 83 B. Saran ... 84 C. Keterbatasan ... 86

DARTAR PUSTAKA

(20)

xvii

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Operasionalisasi Variabel Persepsi Guru Terhadap Sertifikasi Guru Dalam

Jabatan...26

Tabel 3.2 Skor Pernyataan Pernyataan Persepsi Guru Terhadap Sertifikasi Guru Dalam Jabatan ...28

Tabel 3.3 Rangkuman Uji Validitas Untuk Persepsi Guru Terhadap Sertifikasi Guru Dalam Jabatan ...32

Tabel 5.1 Sebaran Responden Penelitian...55

Tabel 5.2 Masa kerja Responden ...56

Tabel 5.3 Tingkat Pendidikan Responden ...56

Tabel 5.4 Golongan Jabatan Responden...57

Tabel 5.5 Status Kepegawaian Responden...57

Tabel 5.6 Persepsi Guru Terhadap Sertifikasi Guru Dalam Jabatan ...58

Tabel 5.7 Persepsi Guru Terhadap Sertifikasi Guru Dalam Jabatan Ditinjau Dari Masa Kerja ...59

Tabel 5.8 Persepsi Guru Terhadap Sertifikasi Guru Dalam Jabatan Ditinjau Dari Tingkat Pendidikan...61

(21)

xviii

Tabel 5.10 Persepsi Guru Terhadap Sertifikasi Guru Dalam Jabatan Ditinjau Dari Status Kepegawaian...64 Tabel 5.11 Rangkuman Hasil Pengujian Normalitas Variabel Persepsi Guru Terhadap

Sertifikasi Guru Dalam Jabatan Ditinjau Dari Masa Kerja ...65 Tabel 5.12 Rangkuman Hasil Pengujian Normalitas Variabel Persepsi Guru Terhadap

Sertifikasi Guru Dalam Jabatan Ditinjau Dari Tingkat Pendidikan...65 Tabel 5.13 Rangkuman Hasil Pengujian Normalitas Variabel Persepsi Guru Terhadap

Sertifikasi Guru Dalam Jabatan Ditinjau Dari Golongan Jabatan ...66 Tabel 5.14 Rangkuman Hasil Pengujian Normalitas Variabel Persepsi Guru Terhadap

Sertifikasi Guru Dalam Jabatan Ditinjau Dari Status Kepegawaian ...67 Tabel 5.15 Tabel Homogenitas ...68 Tabel 5.16 Tabel Anova Persepsi Guru Terhadap Sertifikasi Guru Dalam Jabatan

Ditinjau Dari Masa Kerja ...70 Tabel 5.17 Tabel Anova Persepsi Guru Terhadap Sertifikasi Guru Dalam Jabatan

Ditinjau Dari Tingkat Pendidikan...71 Tabel 5.18 Tabel Anova Persepsi Guru Terhadap Sertifikasi Guru Dalam Jabatan

Ditinjau Dari Golongan Jabatan...72 Tabel 5.19 Tabel Anova Persepsi Guru Terhadap Sertifikasi Guru Dalam Jabatan

(22)

xix

DAFTAR GAMBAR

(23)

xx

DAFTAR LAMPIRAN

(24)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pada umumnya, suatu kegiatan dilakukan untuk mencapai suatu tujuan yang telah ditetapkan. Pada bidang kegiatan pendidikan, pendidikan diharapkan dijalankan sesuai dengan fungsi dan tujuan pendidikan nasional. Fungsi dan tujuan pendidikan nasional tersebut tertuang dalam Undang – Undang No.20 Tahun 2003 (Sisdiknas, pasal 3), sebagai berikut:

“Mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradapan bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggungjawab”.

Sejalan dengan tujuan nasional, pendidikan harus mampu menghasilkan sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas dan profesional dalam bidangnya. Ragam SDM yang diperlukan dalam proses ini adalah tenaga pendidik termasuk di dalamnya adalah kepala sekolah, guru, tenaga administrasi yang ada di sekolah.

Guru merupakan figur sentral dalam sistem pendidikan. Guru memegang peran penting dalam proses dan hasil pendidikan. Oleh karena itu, wajar jika segala sesuatu yang menyangkut perbaikan mutu pendidikan selalu melibatkan komponen guru. Banyak fakta menunjukkan bahwa saat ini profesionalitas guru

(25)

dipertanyakan publik. Profesionalitas guru yang dimaksud berkaitan dengan pelaksanaan tugas dan tanggung jawab guru sebagai seorang pendidik. Ada banyak peserta didik memiliki tingkat kecerdasan dan ketrampilan yang tinggi, tetapi mereka tidak mempunyai tanggung jawab dan dedikasi yang tinggi dalam menjalankan tugas dan tanggung jawabnya. Hal demikian kemungkinan disebabkan guru sebagai pendidik kurang memiliki kecakapan yang memadai pada bidang profesinya.

Pemerintah mengambil langkah dengan mengesahkan undang- undang guru dan dosen yang ditindaklanjuti dengan pengembangan rancangan peraturan pemerintah tentang guru dan dosen. Substansi peraturan tersebut adalah peningkatan profesionalisme dan kompetensi guru. Secara lebih konkrit, pemerintah memandang perlu adanya standar kompetensi dan sertifikasi guru, agar guru mempunyai guru memenuhi standar kebutuhan.

Kehadiran Undang-Undang Guru dan Dosen ternyata banyak memunculkan pro dan kontra di masyarakat. Mereka yang setuju mengatakan bahwa program sertifikasi akan meningkatkan kesejahteraan guru atau lebih tepatnya akan mendapatkan tunjangan yang lebih. Sedangkan yang tidak setuju menyatakan bahwa untuk mendapatkan tunjangan tidak diperlukan adanya sertifikasi guru dalam jabatan. Pro dan kontra juga tampak dalam penentuan guru yang diperbolehkan atau tidak diperbolehkan mengikuti program sertifikasi.

(26)

golongan jabatan, dan status kepegawaian. Ditinjau dari masa kerja, banyak guru memiliki masa kerja yang bervariasi. Bagi guru yang sudah bekerja dalam waktu lama akan mempunyai peluang lebih besar untuk dapat mengikuti sertifikasi guru dalam jabatan dibandingkan guru yang baru saja merintis kariernya. Komponen masa kerja ini memberikan skor terbanyak diantara komponen yang lain seperti tingkat pendidikan, golongan jabatan, dan status kepegawaian. Apabila masa kerja yang telah ditempuh telah berlangsung lama, maka guru tersebut memiliki nilai lebih dari guru yang baru merintis kariernya. Dengan kata lain, guru yang senior akan mendapat skor lebih banyak bila dibandingkan dengan guru yunior. Walaupun demikian, guru yunior bisa menambah skor apabila mereka mampu menambah jam mengajar mereka di sekolah lain.

Tingkat pendidikan guru bervariasi. Ada ketetapan dalam Pedoman Sertifikasi Guru dalam Jabatan bahwa guru yang bisa mengikuti program sertifikasi adalah guru dengan tingkat pendidikan lulusan S1. Karenanya, guru sekolah dasar yang umumnya masih lulusan D2 harus bekerja keras untuk dapat mengikuti program ini, sementara bagi guru SD yang sudah sudah berpendidikan S1 tinggal mengikuti proses dan aturan yang dibuat untuk mendapatkan sertifikasi.

(27)

Sedangkan bagi guru yang telah memiliki golongan jabatan tinggi, pandangan mereka terhadap program sertifikasi diduga berlawanan dengan guru yang bergolongan rendah. Hal ini dikarenakan guru yang bergolongan tinggi dirasa sudah tercukupi kesejahteraannya sehingga rasa ketertarikan terhadap sertifikasi kurang.

Hal lain yang mempengaruhi dalam sertifikasi guru dalam jabatan adalah status kepegawaian seorang guru. Di masa sekarang belum semua guru berstatuskan pegawai tetap baik negeri maupun swasta, masih banyak yang berstatus sebagai guru bantu dan guru honorer. Adanya sertifikasi guru dalam jabatan dirasa dipandang sangat positif oleh guru yang berstatus tetap baik yang berstatus pegawai negeri ataupun tetap yayasan. Sebagai guru yang telah terjamin karena telah mempunyai penghasilan tetap, mereka semakin terpacu untuk mendapatkan kesejahteraan yang lebih dari sertifikasi. Sedangkan bagi guru yang berstatus pegawai tidak tetap, pandangan mereka terhadap sertifikasi guru dalam jabatan diduga berkebalikan dengan guru yang tetap. Hal ini berkaitan dengan pengalaman mengajar mereka. Sebagai guru tidak tetap mereka dirasa belum mempunyai pengalaman seperti guru tetap sehingga mereka perlu bekerja keras untuk mengikuti program sertifikasi.

(28)

Ditinjau Dari Masa Kerja, Tingkat Pendidikan, Golongan jabatan, dan Status Kepegawaian “. Penelitian ini merupakan studi kasus pada guru-guru Sekolah Dasar di Kabupaten Klaten.

B. Batasan Masalah

Penelitian ini dilakukan bertujuan untuk mengetahui bagaimana persepsi guru tentang sertifikasi guru dalam jabatan mereka. Penelitian ini memfokuskan pada 4 faktor yang diduga kuat mempengaruhi sertifikasi guru dalam jabatan, yaitu ditinjau dari masa kerja, tingkat pendidikan, golongan jabatan, dan status kepegawaian.

C. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, dirumuskan masalah sebagai berikut : 1. Apakah ada perbedaan persepsi guru terhadap sertifikasi guru dalam jabatan

ditinjau dari masa jabatan?

2. Apakah ada perbedaan persepsi guru terhadap sertifikasi guru dalam jabatan ditinjau dari tingkat pendidikan?

3. Apakah ada perbedaan persepsi guru terhadap sertifikasi guru dalam jabatan ditinjau dari golongan jabatan?

(29)

D. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui apakah ada perbedaan persepsi guru terhadap sertifikasi guru dalam jabatan ditinjau dari masa jabatan.

2. Untuk mengetahui apakah ada perbedaan persepsi guru terhadap sertifikasi guru dalam jabatan ditinjau dari tingkat pendidikan.

3. Untuk mengetahui apakah ada perbedaan persepsi guru terhadap sertifikasi guru dalam jabatan ditinjau dari golongan jabatan.

4. Untuk mengetahui apakah ada perbedaan persepsi guru terhadap sertifikasi guru dalam jabatan ditinjau dari status kepegawaian.

E. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi pihak-pihak yang berkepentingan, antara lain :

1. Bagi Guru

(30)

2. Bagi Sekolah

Hasil penelitian ini diharapkan berguna bagi sekolah untuk semakin meningkatkan kualitas dengan menyediakan guru yang berkompeten sehingga terciptalah siswa yang cerdas dan kompetitif.

3. Bagi Dinas Pendidikan

Hasil penelitian ini diharapkan berguna bagi dinas pendidikan sebagai gambaran bagi mereka tentang keadaan sebenarnya dari guru saat ini, sehingga mereka bisa semakin meningkatkan kualitas guru dengan kebijakan-kebijakan yang mereka ambil tanpa melupakan kesejahteraan guru yang dibawahinya. 4. Bagi Universitas

(31)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Persepsi

Sejak dilahirkan, manusia secara langsung telah berhubungan dengan dunia luar. Sejak itu pula seseorang akan menerima stimulus atau rancangan dari luar di samping dari diri sendiri. Proses terjadinya persepsi adalah adanya obyek yang menimbulkan rangsangan dan rangsangan tersebut berhubungan dengan alat indera. Rangsangan atau stimulus yang diterima oleh alat indera dilanjutkan ke syaraf otak, kemudian terjadilah suatu proses di otak sehingga individu dapat menyadari apa yang dia terima.

Menurut Thoha (1983:138), persepsi adalah proses pemahaman yang dialami oleh setiap orang dalam memahami informasi tentang lingkungan baik lewat pendengaran, penglihatan, penghayatan, perasaan dan penciuman. Kunci untuk memahami persepsi adalah terletak pada pengenalan bahwa persepsi itu merupakan suatu penafsiran yang unik terhadap situasi. Sejalan dengan pendapat ini, Davidoff (1981:232) menyatakan bahwa persepsi diartikan sebagai proses pemahaman yang terorganisir dan menggabungkan data-data indera untuk dikembangkan sedemikian rupa sehingga kita dapat menyadari sekeliling kita. Dalam pengantar psikologi umum, Walgino (1994) menyebutkan bahwa bahwa sekalipun stimulus yang diterima sama tetapi karena pengalaman berbeda maka

(32)

ada kemungkinan hasil persepsi akan tidak sama. Sedangkan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (1982:675), persepsi adalah tanggapan langsung dari suatu serapan atau proses seseorang mengetahui beberapa hal melalui panca inderanya.

Dari pendapat-pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa persepsi adalah pemahaman, menerima, pengorganisasian dan menginterpretasikan rangsangan dari lingkungan melalui panca indera sehingga individu menyadari dan mengerti tentang yang diinderakan.

Faktor-faktor yang mempengaruhi persepsi menurut Thoha (1988:149-156) berasal dari luar atau dalam.

1. Faktor dari luar : a. Intensitas

Prinsip intensitas dari suatu perhatian dapat dinyatakan bahwa semakin besar intensitas stimulus dari luar, layaknya semakin besar pula hal- hal itu dipahami (to be perceived).

b. Ukuran

Faktor ini sangat dekat dengan prinsip intensitas di atas. Faktor ini menyatakan bahwa semakin besar untuk suatu obyek, maka semakin mudah untuk bisa diketahui atau dipahami.

c. Keberlawanan atau kontras

Prinsip berlawanan ini menyatakan bahwa stimulus dari luar yang penampilannya berlawanan dengan latar belakangnya atau sekelilingnya atau sama sekali di luar sangkaan orang banyak, akan menarik banyak perhatian.

d. Pengulangan (repetition)

Dalam prinsip ini dikemukakan bahwa stimulus dari luar yang diulang akan memberikan perhatian yang lebih besar di bandingkan dengan yang sekali dilihat.

e. Gerakan (moving)

Prinsip gerakan ini antaranya menyatakan bahwa orang akan memberikan banyak perhatian terhadap obyek yang bergerak dalam jangkauan pandangannya dibandingkan dari obyek yang diam.

f. Baru dan familier

(33)

2. Faktor dari dalam

a. Proses belajar (learning), semua faktor dari dalam yang membentuk adanya perhatian kepada suatu obyek sehingga menimbulkan adanya persepsi adalah didasarkan dari kekomplekan kejiwaan. Kekomp lekan kejiwaan ini selaras dengan proses pemahaman / belajar dan motivasi yang dipunyai masing- masing orang.

b. Motivasi, selain proses belajar dapat membentuk persepsi, faktor dari dalam lainnya yang juga menentukan terjadinya persepsi antara lain motivasi dan kepribadian. Walaupun motivasi dan kepribadian pada dasarnya tidak dapat dipisahkan dari proses belajar, tetapi keduanya juga juga mempunyai dampak yang amat penting dalam proses pemilihan persepsi.

c. Kepribadian, dalam membentuk persepsi unsur ini sangat erat hubungannya dengan proses belajar dan motivasi yang dibicarakan di atas, yang mempunyai akibat tentang apa yang diperhatikan dalam menghadapi suatu situasi.

B. Sertifikasi Guru Dalam Jabatan

(34)

Dalam buku pedoman sertifikasi guru dalam jabatan dijelaskan bahwa pelaksanaan sertifikasi guru melibatkan berbagai institusi, maka untuk standarisasi kualitas proses dan hasil sertifikasi guru diperlukan institusi berbentuk konsorsium, yakni Konsorsium Sertifikasi Guru (KSG). Sesuai dengan Keputusan Menteri Pendidikan Nasional No.056/P/2007, keanggotaan KSG terdiri atas berbagai institusi yang terkait dengan penyelenggaraan sertifikasi guru tersebut sebagai berikut :

1. Direktur Jenderal Pendidik Tinggi Depdiknas.

2. Direktur Jenderal Peningkatan Mutu Pendidik Dan Tenaga Kependidikan. 3. Sekretaris Jenderal Departemen Agama.

4. Rektor Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah. 5. Rektor Universitas Pendidikan Indonesia.

6. Rektor Universitas Negeri Makasar. 7. Rektor IKIP PGRI Semarang.

8. Dekan FKIP Universitas Muhammadiyah Surakarta. 9. Rektor Universitas Katolik Sanata Dharma.

10. Rektor Universitas Negeri Padang. 11. Dekan FKIP Universitas Palangkaraya.

Setelah sertifikasi bagi guru dalam jabatan dilaksanakan, guru tersebut akan memperoleh sertifikat pendidik melalui uji kompetensi. Uji kompetensi yang dilakukan adalah dalam bentuk portofolio. Portofolio adalah bukti fisik (dokumen) yang menggambarkan pengalaman berkarya/prestasi yang dicapai dalam menjalankan tugas profesi sebagai guru dalam interval tertentu (Depdiknas, 2007:3). Komponen penilaian portofolio mencakup (Peraturan Menteri Pendidikan Nasional RI No.18 Tahun 2007) :

(35)

4. Perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran. 5. Penilaian dari atasan dan pengawas.

6. Prestasi akademik.

7. Karya pengembangan profesi. 8. Keikutsertaan dalam forum ilmiah.

9. Pengalaman organisasi di bidang kependidikan dan sosial. 10. Penghargaan yang relevan dengan bidang pendidikan.

(36)

akademik. Keempat kompetensi tersebut juga bisa dinilai selama proses pelatihan berlangsung.

Bagi yang lulus, kesejahteraan guru akan terjamin karena mereka akan mendapatkan tunjangan profesi pendidik sebesar satu kali gaji pokok yang dibayarkan sesuai dengan prosedur yang telah ditetapkan. Banyak harapan yang ingin diwujudkan dari program sertifikasi guru ini. Bukan hanya kesejahteraan saja yang ingin dicapai, tetapi diharapkan juga dengan adanya sertifikasi ini ada banyak lulusan sekolah menengah yang ingin menjadi tenaga pendidik. Kalau dulu guru dianggap pekerjaan yang sia-sia saja karena pendapatan gaji yang kecil, sekarang tidak lagi karena dengan adanya sertifikasi akan menjamin kehidupan yang memiliki sertifikat. Tapi bukan hanya masalah materi saja kualitas guru juga diharapkan akan semakin meningkat dan bisa mencetak manusia yang cerdas dan kompetitif.

C. Masa Kerja

(37)

Masa kerja bisa dihitung dalam jumlah hari, bulan atau tahun. Bagi guru masa kerja dapat dihitung sejak mereka mempunyai surat keputusan dari pihak yang terkait yang menyatakan bahwa guru yang bersangkutan berhak untuk mengajar mata pelajaran sesuai yang tertera dalam surat keputusan tersebut. Guru yang sah adalah guru yang mempunyai surat keputusan.

D. Tingkat Pendidikan

Dalam Kamus Basar Bahasa Indonesia (1982:950,204) menjelaskan bahwa tingkat adalah tinggi rendahnya martabat (kedudukan, jabatan, kemajuan, peradapan dsb) dan pendidikan adalah perbuatan (hal, cara dsb) mendidik. Jadi bisa dikatakan tingkat pendidikan adalah ukuran tinggi rendahnya seseorang diukur dari berapa lamanya dia mengenyam pendidikan. Semakin tinggi tingkat pendidikan maka semakin luas wawasan serta pengetahuan pada suatu bidang tertentu sesuai dengan profesi yang diraihnya. (Sulaiman dalam http://elearn.bpplsp-reg5.go.id/index.php?pilih=news&aksi =lihat&id=18). Sedangkan menurut Siagian (1996:175), mengatakan bahwa pendidikan adalah keseluruhan proses teknik dan metode belajar mengajar dalam rangka mengalihkan sesuatu pengetahuan dari seseorang kepada orang lain sesuai dengan standar yang telah ditetapkan.

(38)

dikemukakan bahwa ada empat macam program pendidikan guru, yaitu : (Sahertian, 1994: 68)

1. Program non gelar (program diploma) dengan rincian sebagai berikut : a. Program Diploma (D1) dengan lama studi 1-2 tahun.

b. Program Diploma 2 (D2) dengan lama studi 2-3 tahun. c. Program Diploma 3 (D3) dengan lama studi 3-5 tahun.

2. Program gelar yang melalui jenjang sarjana (S1), dengan lama studi 4-7 tahun.

3. Program Pasca Sarjana (S2), dengan lama studi 6-9 tahun. 4. Program Doktor (S3), dengan lama studi 8-11 tahun.

E. Golongan Jabatan

Kamus Umum Bahasa Indonesia (Poerdarminto, 1982:281,242) menyatakan bahwa golongan adalah kelompok dan jabatan adalah pekerjaan dalam pemerintah atau organisasi. Jadi bisa disimpulkan bahwa golongan jabatan adalah kelompok pekerjaan dalam suatu pemerintahan atau organisasi.

Menurut Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 87 Tahun 1999 tentang rumpun jabatan fungsional pegawai negeri sipil pasal 5 ayat 2 menyatakan berdasarkan penilaian terhadap bobot jabatan fungsional, maka jabatan fungsional keahlian dibagi dalam 4 jenjang jabatan yaitu :

(39)

Madya, golongan ruang IV/d sampai dengan pembina utama, golongan ruang IV/e.

2. Jenjang madya, yaitu jenjang jabatan fungsional keahlian yang tugas dan fungsi utamanya bersifat strategis nasional yang mensyaratkan kualifikasi profesional tingkat tinggi dengan kepangkatan mulai dari Pembina, golongan ruang IV/a sampai dengan pembina utama muda, golongan ruang IV/c.

3. Jenjang muda, yaitu jenjang jabatan fungsional keahlian yang tugas dan fungsi utamanya bersifat taktis operasional yang mensyaratkan kualifikasi profesional tingkat lanjutan dengan kepangkatan mulai dari Penata, golongan ruang III/c sampai dengan penata tingkat I, golongan ruang III/d.

4. Jenjang pertama, yaitu jenjang jabatan fungsional keahlian yang tugas dan fungsi utamanya bersifat operasio nal yang mensyaratkan kualifikasi profesional tingkat dasar dengan kepangkatan mulai dari Penata muda, golongan ruang III/a sampai dengan penata muda tingkat I, golongan ruang III/b.

Pada Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 87 Tahun 1999 tentang rumpun jabatan fungsional pegawai negeri sipil pasal 6 ayat 2 dituliskan berdasarkan penilaian bobot jabatan fungsional, maka jabatan fungsional ketrampilan dibagi dalam 4 jenjang jabatan yaitu :

1. Jenjang penyelia, adalah jenjang jabatan fungsional ketramp ilan yang tugas dan fungsi utamanya sebagai pembimbing, pengawas, dan penilai pelaksanaan pekerjaan jabatan fungsional tingkat dibawahnya yang mensyaratkan pengetahuan dan pengalaman teknis operasional penunjang beberapa cabang ilmu pengetahuan tertentu dengan kepangkatan mulai dari penata, golongan ruang III/c sampai dengan Penata Tingkat I, golongan ruang III/d.

2. Jenjang pelaksana lanjutan, adalah jenjang jabatan fungsional ketrampilan yang tugas dan fungsi utamanya sebagai pelaksana tingkat lanjutan pembimbing, pengawas dan mensyaratkan pengetahuan dan pengalaman teknis operasional penunjang beberapa cabang ilmu pengetahuan tertentu dengan kepangkatan mulai dari penata muda, golongan ruang III/a sampai dengan Penata Muda Tingkat I, golongan ruang III/b.

3. Jenjang pelaksana, adalah jenjang jabatan fungsional ketrampilan yang tugas dan fungsi utamanya sebagai pelaksana dan mensyaratkan pengetahuan dan pengalaman teknis operasional penunjang beberapa cabang ilmu pengetahuan tertentu dengan kepangkatan mulai dari Pengatur Muda Tingkat I, golongan ruang II/b sampai dengan Pengatur Tingkat I, golongan ruang II/d.

(40)

pengetahuan teknis operasional penunjang yang didasari cabang ilmu pengetahuan tertentu dengan kepangkatan mulai dari pengatur muda, golongan ruang II/a.

Senada dengan keputusan presiden di atas, Samana (1994:80) mengungkapkan bahwa jabatan guru adalah jabatan fungsional yang perkembangan kariernya lebih didasarkan pada disiplin kerja. Apabila disimpulkan berikut ini disajikan matriknya :

No. Jabatan Guru Pangkat dan Golongan Ruang

1. Guru Pratama Pengatur Muda, II/a

2. Guru Pratama Tingkat I Pengatur Muda Tingkat I,II/b

3. Guru Muda Pengatur, II/c

4. Guru Muda Tingkat I Pengatur Tingkat I, II/d

5. Guru Madya Penata Muda, III/a

6. Guru Madya Tingkat I Penata Muda Tingkat I, III/b

7. Guru Dewasa Penata, III/c

8. Guru Dewasa Tingkat I Penata Tingkat I, III/b

9. Guru Pembina Pembina, IV/a

10 Guru Pembina Tingkat I Pembina Tingkat I, IV/b 11. Guru Utama Muda Pembina Utama Muda, IV/c 12. Guru Utama Madya Pembina Utama Madya, IV/d

13. Guru Utama Pembina Utama, IV/e

F. Status Kepegawaian

Secara umum status kepegawaian tenaga pendidikan pada suatu lembaga pendidikan dapat dibedakan menjadi dua yaitu : (M.S. Suwondo, 2003:439)

(41)

2. Guru tidak tetap, adalah guru yang belum diangkat menjadi pegawai tetap pada suatu instansi pendidikan negeri maupun swasta. Guru tidak tetap dapat berstatus guru bantu. Pengadaan guru bantu dapat dilakukan melalui ikatan kerja dengan sistem kontrak yang sebelumnya proses seleksi yang berorientasi pada standar kompetensi guru dan dilaksanakan secara terpadu memalui kerjasama antara pemerintah pusat, provinsi dam kabupaten kota.

Undang-Undang Tentang Guru tahun 2005 menyebutkan bahwa :

Guru Tetap adalah guru yang dipekerjakan secara permanen oleh pemerintah, pemerintah daerah, BHP, atau badan hukum lainnya yang menyelenggarakan satuan pendidikan.

Guru Tetap Pegawai Negeri Sipil adalah guru tetap yang diangkat sebagai pegawai negeri sipil oleh pemerintah dan/ pemerintah daerah berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Guru Tetap Non PNS adalah guru tetap yang diangk at oleh BHP, atau badan hukum lainnya yang menyelenggarakan satuan pendidikan, berdasarkan perjanjian kerja. Guru Tidak Tetap adalah guru yang diangkat secara sementara oleh pemerintah, pemerintah daerah, BHP, atau badan hukum lainya yang menyelenggarakan satuan pendidikan, berdasarkan perjanjian kerja.

Berarti status kepegawaian guru dapat dibedakan menjadi menjadi : 1. Pegawai Negeri Sipil

2. Guru Tetap Yayasan 3. Guru Bantu

(42)

G. Kerangka Teoritik

1. Persepsi Guru Terhadap Sertifikasi Guru Dalam Jabatan Ditinjau dari Masa Kerja

Menurut Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2007, sertifikasi guru dalam jabatan dilaksanakan melalui uji kompetensi untuk memperoleh sertifikat pendidik. Uji kompetensi tersebut dilakukan dalam bentuk penilaian portofolio. Guru yang lulus sertifikasi akan mendapatkan sertifikat pendidik. Ada 10 komponen yang dimasukkan dalam komponen penilaian portofolio. Komponen tersebut adalah kualifikasi akademik, pendidikan dan pelatihan, pengalaman mengajar, perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran, penilaian dari atasan, prestasi akademik, karya pengembangan profesi, keikutsertaan dalam forum ilmiah, pengalaman berorganisasi dan penghargaan pendidikan.

(43)

sudah bertugas lebih dari 25 tahun akan mendapatkan skor 160, sedangkan guru yang memiliki masa kerja di bawah itu akan mendapat nilai yang lebih rendah.

2. Persepsi Guru Terhadap Sertifikasi Guru Dalam Jabatan Ditinjau dari Tingkat Pendidikan

Tingkat pendidikan formal guru sangat baragam. Hal demikian disebabkan pada setiap jenjang pendidikan formal ada ketetapan atau kriteria minimal yang harus dipenuhi. Pada jenjang pendidikan SD, seseorang cukup menyelesaikan pend idikan D2 PGSD. Pada jenjang pendidikan sekolah menengah, seseorang cukup menyelesaikan pendidikan DIV/S1.

(44)

pendidikan lagi untuk memperoleh gelar akademik jenjang S1 apabila menginginkan untuk dapat mengikuti program sertifikasi.

3. Persepsi Guru Terhadap Sertifikasi Guru Dalam Jabatan Ditinjau dari Golongan Jabatan

Golongan jabatan adalah penggolongan jabatan dalam kelompok-kelompok pekerjaan dalam suatu pemerintahan atau organisasi. Golongan jabatan setiap tenaga kerja pada dasarnya berbeda-beda. Semakin tinggi jabatan seseorang maka akan semakin tinggi pula nilai atau besaran tunjangannya. Dalam Keputusan Presiden RI Nomor 87 Tentang Rumpun Jabatan Fungsional Pegawai Negeri Sipil Pasal 8 Ayat 1 dinyatakan bahwa Kepala Pegawai Negeri Sipil yang diangkat dalam jabatan fungsional keahlian atau jabatan fungsional ketrampilan diberikan tunjangan jabatan fungsional dan besarnya tunjangan telah diatur dalam keputusan ini.

(45)

sertifikasi diduga akan sangat merasa puas akan keberhasilannya, karena yang biasanya hanya mendapat tunjangan sedikit, setelah lulus sertifikasi dia bisa mendapatkan tunjangan satu kali gaji pokok. Hal ini membuat persepsi guru terhadap sertifikasi guru dalam jabatan ditinjau dari golongan jabatan akan berbeda.

4. Persepsi Guru Terhadap Sertifikasi Guru Dalam Jabatan Ditinjau dari Status Kepegawaian

Status kepegawaian guru yang bekerja dalam suatu lembaga pend idikan berbeda satu sama lain. Secara umum status kepegawaian guru dapat dibagi menjadi dua, yaitu pegawai tetap dan pegawai tidak tetap, tetapi dalam Undang-Undang Tentang Guru tahun 2005 menyebutkan bahwa ada empat pengelompokan status kepegawaian guru, yaitu guru tetap, guru tetap pegawai negeri sipil, guru tetap non PNS dan guru tidak tetap.

(46)

berarti mereka sudah berpengalaman dalam hal keguruan mereka juga akan melalui proses yang tidak begitu rumit dibanding dengan guru tidak tetap. Sedangkan guru yang berstatus tidak tetap perlu bekerja keras untuk mengumpulkan syarat-syarat yang harus dipenuhi dalam sertifikasi, salah satunya berkaitan dengan pengalaman mengajar tadi yang bisa berdampak pada pemenuhan syarat-syarat yang lain.

H. Hipotesis Penelitian

Berdasarkan kerangka teoritik di atas peneliti mengajukan hipotesis penelitian sebagai berikut :

1. Ada perbedaan persepsi guru terhadap sertifikasi guru dalam jabatan ditinjau dari masa kerja.

2. Ada perbedaan persepsi guru terhadap sertifikasi guru dalam jabatan ditinjau dari tingkat pendidikan.

3. Ada perbedaan persepsi guru terhadap sertifikasi guru dalam jabatan ditinjau dari golongan jabatan.

(47)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode survei. Menurut Van Dalen (Arikunto, 2006:110), mengatakan bahwa survei bukanlah hanya bermaksud mengetahui status gejala, tetapi juga bermaksud menentukan kesamaan status dengan cara membandingkannya dengan standar yang sudah dipilih atau ditentukan. Hasil atau kesimpulan yang ditarik dari penelitian tidak bisa dige neralisasikan di tempat lain.

B. Tempat Dan Waktu Penelitian

1. Tempat Penelitian

Penelitian ini akan dilaksanakan di Sekolah Dasar di Kecamatan Ngawen, Kabupaten Klaten, yaitu : SD N I Duwet, SD N I Manjung, SD N II Manjung, SD N I Gatak, SD N II Gatak, SD N I Senden, SD N III Senden, SD N I Ngawen, SD N II Ngawen, SD N I Kauman, SD N I Manjungan, SD N II Manjungan, SD N I Pepe, SD N I Kwaren, SD N II Kwaren, SD N I Mayungan, SD N II Mayungan, SD N I Tempursari, SD N II Tempursari, SD N I Candirejo, SD N II Candirejo, SD N I Drono, SD N II Drono, dan SD N III Drono.

(48)

2. Waktu Penelitian

Penelitian dilaksanakan pada bulan Mei 2008 sampai dengan bulan Juli 2008.

C. Subyek Dan Obyek Penelitian

1. Subyek Penelitian

Subyek penelitian adalah bagian yang terlibat dalam penelitian dan yang terkait dalam penelitian. Subyek penelitian ini adalah guru-guru sekolah dasar di Kecamatan Ngawen Kabupaten Klaten.

2. Obyek Penelitian

Objek penelitian merupakan suatu yang menjadi titik perhatian dalam suatu penelitian. Dalam penelitian ini yang menjadi obyek penelitian adalah persepsi guru terhadap sertifikasi guru dalam jabatan ditinjau dari masa kerja, tingkat pendidikan, golongan jabatan, dan status kepegawaian.

D. Populasi Penelitian

(49)

E. Operasionalisasi Variabel

1. Variabel Persepsi Guru Terhadap Sertifikasi Guru Dalam Jabatan

Persepsi guru terhadap sertifikasi guru dalam jabatan adalah proses pemahaman, menerima, mengorganisasikan, dan menginterpretasikan sertifikasi guru dalam jabatan melalui panca indera. Dimensi persepsi guru terhadap sertifikasi guru dalam jabatan terdiri dari kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial, dan kompetensi profesional. Berikut ini tabel operasionalisasi variabel persepsi guru terhadap sertifikasi guru dalam jabatan :

Tabel 3.1

Operasionalisasi Variabel Persepsi Guru Terhadap Sertifikasi Guru Dalam

Jabatan

No Dimensi Indikator Pernyataan

1. Kompetensi Pedagogik

1. Menguasai karakteristik peserta didik dari aspek fisik, moral, sosial, kultural, emosional, dan intelektual.

2. Menguasai teori belajar dan prinsip-prinsip pembelajaran yang mendidik. 3. Mengembangkan kurikulum yang terkait

denga n mata pelajaran/bidang pengembangan yang diampu.

4. Menyelenggarakan pembelajaran yang mendidik.

5. Memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi untuk kepentingan pembelajaran.

6. Memfasilitasi pengembangan potensi peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimiliki.

7. Berkomunikasi secara efektif, empatik dan santun dengan peserta didik.

8. Menyelenggarakan penilaian dan

(50)

evaluasi proses dan hasil belajar.

9. Memanfaatkan hasil penilaian dan evaluasi untuk kepentingan pembelajaran.

10.Melakukan tindakan reflektif untuk peningkatan kualitas pembelajaran.

13

14, 27 2. Kompetensi

Kepribadian

1. Bertindak sesuai dengan norma agama, hukum, sosial dan kebudayaan Indonesia.

2. Menampilkan diri sebagai pribadi yang jujur, berakhlak mulia, dan teladan bagi peserta didik dan masyarakat.

3. Menampilkan diri sebagai pribadi yang mantap, stabil, dewasa, arif, dan berwibawa.

4. Menunjukkan etos kerja, tanggung jawab yang tinggi, rasa bangga menjadi guru, dan rasa percaya diri.

5. Menjunjung tinggi kode etik profesi guru. 16 17 18 19, 31 20 3. Kompetensi

sosial

1. Bersikap inklusif, bertindak obyektif, serta tidak diskriminatif karena pertimbangan jenis kelamin, agama, ras, kondisi fisik, latar belakang keluarga, dan ststus sosial ekonomi.

2. Berkomunikasi secara efektif, empatik, dan santun dengan sesama pendidik, tenaga kependidikan, orang tua, dan masyarakat.

3. Beradaptasi di tempat bertugas seluruh wilayah Republik Indonesia yang memiliki keragaman sosial budaya. 4. Berkomunikasi dengan komunitas

profesi sendiri dan profesi lain secara lisan dan tulisan atau bentuk lain.

21

22, 30

23

24, 30 4. Kompetensi

profesional

1. Menguasai materi, struktur, konsep dan pola pikir keilmuan yang mendukung mata pelajaran.

2. Menguasai standar kompetensi dan kompetensi dasar mata pelajaran/bidang pengembangan yang diampu.

3. Mengembangkan materi pembelajaran yang diampu secara kreatif.

2

9

(51)

4. Mengembangkan keprofesionalan secara berkelanjutan dengan melakukan tindakan reflektif.

5. Memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi utuk berkomunikasi dan mengembangkan diri.

28

4

Indikator-indikator tersebut dituangkan dalam bentuk kuesioner dan masing- masing pernyataan diukur dengan skala Likert. Pemberian skor pada setiap pernyataan adalah sebagai berikut :

Tabel 3.2

Skor Pernyataan Persepsi Guru Terhadap Sertifikasi Guru Dalam Jabatan

Jawaban Pernyataan Positif Pernyataan Negatif Sangat setuju

Setuju Tidak setuju Sangat tidak setuju

4 3 2 1

1 2 3 4

2. Variabel Masa Kerja

Masa kerja guru adalah lamanya waktu seorang menjadi guru. Masa kerja guru dihitung dalam ukuran tahun. Pemberian skor untuk variabel masa kerja guru adalah sebagai berikut :

(52)

17-19 tahun skor 6 20-22 tahun skor 7 23-25 tahun skor 8 > 25 tahun skor 9

3. Variabel Tingkat Pendidikan

Tingkat pendidikan adalah pendidikan formal terakhir yang telah ditempuh atau diselesaikan seorang guru. Pemberian skor unt uk variabel tingkat pendidikan adalah sebagai berikut :

PGSD skor 1 D2 skor 2 D3 skor 3 S1 skor 4 S2 skor 5

4. Variabel Golongan Jabatan

Golongan jabatan guru adalah kelompok atau jabatan pekerjaan guru dalam suatu organisasi keguruan. Pemberian skor untuk variabel golongan jabatan adalah sebagai berikut :

(53)

Golongan III/a skor 5 Golongan III/b skor 6 Golongan III/c skor 7 Golongan III/d skor 8 Golongan IV/a skor 9 Golongan IV/b skor 10 Golongan IV/c skor 11 Golongan IV/d skor12 Golongan IV/e skor 13 5. Variabel Status Kepegawaian

Status kepegawaian menyatakan status pengangkatan guru sebagai pegawai tetap atau belum sebagai pegawai tetap. Ada 4 macam status kepegawaian guru, yaitu Pegawai Negeri Sipil, Guru Tetap Yayasan, Guru Bantu, dan Guru Honorer. Pemberian skor untuk variabel status kepegawaian adalah sebagai berikut :

(54)

F. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data adalah cara-cara yang ditempuh untuk memperoleh data sesuai dengan data yang dibutuhkan. Dalam penelitian ini teknik pengumpulan data yang digunakan yaitu :

1. Kuesioner

Kuesioner adalah metode pengumpulan data dengan menggunakan sejumlah daftar pertanyaan yang diberikan kepada responden untuk diisikan dengan jawaban yang sesuai dengan keadaan responden yang sebenarnya. Metode ini digunakan untuk mengumpulkan data mengenai persepsi guru terhadap sertifikasi guru dalam jabatan, masa kerja, tingkat pendidikan, golongan jabatan, dan status sekolah.

2. Wawancara

Wawancara adalah kegiatan mengumpulkan data dengan cara bertanya langsung kepada nara sumber. Metode ini digunakan untuk mengumpulkan data tentang gambaran umum sekolah dan data lain yang dapat dipakai sebagai pelengkap.

G. Teknik Pengujian Instrumen

1. Pengujian Validitas

(55)

( )( )

(

)

{

}

{

( )

}

− = 2 2 2

2 X n Y Y

X n Y X XY n r Keterangan :

r = korelasi skor item dengan skor total N = jumlah subyek

? X = skor item ? Y = skor total

Butir dikatakan valid apabila koefisien korelasi hitung (rhitung) bernilai positif

dan lebih besar atau sama dengan rtabel dengan taraf signifikansi 5%. Sebaliknya,

dikatakan tidak valid apabila koefisien korelasi hitung (rhitung) lebih kecil dari r tabel dengan taraf signifikansi 5%.

Uji validitas dilakukan terhadap item- item pertanyaan variabel persepsi guru terhadap sertifikasi guru dalam jabatan dilakukan pada guru- guru Sekolah Dasar di luar yang menjadi sampel penelitian ini. Rangkuman uji validitas untuk variabel persepsi guru terhadap sertifikasi guru dalam jabatan adalah sebagai berikut (lampiran 2.3, hal 106 ) :

Tabel 3.3

Rangkuman Uji Validitas Untuk Persepsi Guru Terhadap Sertifikasi Guru Dalam Jabatan

Butir No Korelasi dengan koreksi Status

1 0.516 Valid

2 0.651 Valid

3 0.498 Valid

4 0.535 Valid

5 0.582 Valid

6 0.620 Valid

7 0.762 Valid

8 0.537 Valid

(56)

10 0.551 Valid

11 0.610 Valid

12 0.804 Valid

13 0.724 Valid

14 0.748 Valid

15 0.811 Valid

16 0.674 Valid

17 0.753 Valid

18 0.683 Valid

19 0.510 Valid

20 0.665 Valid

21 0.563 Valid

22 0.791 Valid

23 0.778 Valid

24 0.760 Valid

25 0.605 Valid

26 0.779 Valid

27 0.571 Valid

28 0.714 Valid

29 0.270 Valid

30 0.595 Valid

31 0.749 Valid

Dari tabel di atas terlihat bahwa seluruh item pertanyaan pada variabel persepsi guru terhadap sertifikasi guru dalam jabatan menunjukkan bahwa sebanyak tiga puluh satu butir pertanyaan sahih. Pengambilan keputusan ini dilakukan dengan membandingkan nilai- nilai koefisien rhitung masing- masing

butir dengan nilai koefisien rtabel. Dengan jumlah data sebanyak (n)

sebanyak 32 responden dan derajat keyakinan 5 % atau 0,05 maka diperoleh nilai rtabel sebesar 0.231. Dari hasil pengujian diperoleh bahwa

keseluruhan nilai koefisien rhitung lebih besar dari pada rtabel (rhitung > 0.231).

(57)

2. Pengujian Reliabilitas Kuesioner

Reliabilitas menunjukkan pada suatu pengertian bahwa suatu instrumen cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data. Semakin tinggi reliabilitas suatu alat ukur maka semakin stabil pula alat ukur tersebut dalam mengukur suatu gejala. Reliabilitas menunjukkan konsistensi suatu alat ukur didalam mengukur gejala yang sama (Arikunto, 2002:171). Untuk mengetahui koefisien reliabilitas instrumen, maka digunakan rumus Alpha sebagai berikut :

        −     −

=

2

2 1 1 t b tt k k r σ σ Keterangan : tt

r = reliabel instrumen yang dicari k = banyaknya butir pertanyaan

2

b

σ = jumlah varian butir

2 t

σ = varian total

Jika nilai rhitung lebih besar dari rtabel (0,60) maka butir soal dapat dikatakan

reliabel. Sebaliknya, jika rhitung lebih kecil dari rtabel (0,60) maka butir soal

tersebut tidak reliabel. Suatu konstruk atau variabel dikatakan reliabel jika memberikan nilai Cronbach Alpha > 0,60 (Nunnaly dalam Imam Ghozali, 2001)

(58)

sertifikasi guru dalam jabatan diperoleh nilai koefisie n alpha (rtt) sebesar 0.957.

Pengambilan kesimpulan dilakukan dengan membandingkan nilai koefisien alpha dengan 0,60. dari hasil perhitungan diperoleh nilai koefisien alpha lebih besar daripada nilai 0,60. Hal ini berarti bahwa instrumen persepsi guru terhadap sertifikasi guru dalam jabatan dapat dikatakan reliabel.

H. Teknik Analisis Data

1. Statistik Deskriptif

Analisis ini digunakan untuk mendeskripsikan data hasil pengumpulan data yang sudah didapat dan penelitian lapangan yang meliputi responden, va riabel persepsi guru terhadap sertifikasi guru dalam jabatan, masa kerja, tingkat pendidikan, dan status sekolah. Maka untuk keperluan deskripsi data digunakan tabel distribusi frekuensi untuk setiap variabel.

2. Uji Prasyarat Analisis a. Uji Normalitas

Uji normalitas data digunakan untuk mengetahui apakah data yang terjaring dalam penelitian ini berdistribusi normal atau tidak. Untuk mengetahui hal tersebut digunakan rumus One-Sample Kolmogorov-Smirnov (Sugiyono, 1999:255) yaitu :

D = max

[

F0

( )

X1Sn

( )

X1

]

keterangan :

(59)

( )

1 0 X

F = Fungsi distribusi frekuensi kumulatif yang ditentukan

( )

X1

Sn = Fungsi distribusi frekuensi kumulatif yang diobservasi

Jika nilai Fhitung > Ftabel pada taraf signifikansi 5%, maka distribusi data

dikatakan normal. Sebaliknya, jika nilai Fhitung < Ftabel maka distribusi data

dikatakan tidak normal. b. Uji Homogenitas

Pengujian ini digunakan untuk menguji kesamaan varians populasi yang beristribusi normal, berdasarkan populasinya. Ada beberapa metode untuk melakukan pengujian ini. Pengujian yang dipakai dalam penelitian ini menggunakan uji F dengan rumus sebagai berikut :(Sugiyono, 1999:167)

Terkecil Varians

Terbesar Varians

F

.... ....

=

Harga Fhitung tersebut selanjutnya dibandingkan dengan Ftabel dengan dk

pembilang dan dk penyebut. Kesimpulan : F tabel > F hitung serta signifikansi lebih dari 0,05, maka varians data yang dianalisis homogen, sebaliknya bila Ftabel < Fhitung dan signifikansi kurang dari 0,05 maka varians

data yang dianalisa tidak homogen. 3. Pengujian Hipotesis

a. Rumusan Hipotesis I

H0 = Tidak ada perbedaan persepsi guru terhadap sertifikasi guru dalam

(60)

H1 = Ada perbedaan persepsi guru terhadap sertifikasi guru dalam jabatan

ditinjau dari masa kerja. b. Pengujian Hipotesis

Pengujian dengan ANOVA menggunakan distribusi F, titik kritis diperoleh dengan bantuan tabel F dimana titik kritis ditentukan oleh : a) Taraf nyata atau signifikan (a) = 5%

b) Derajat bebas atau degree of freedom (df) yang terdiri dari : Numerator = k – 1

Denominator = N – k

Uji statistik yang digunakan untuk menguji hipotesis adalah uji F ditentukan cara menghitung :

a) JKtotal =

(

)

N Xtot tot

X

2 2

b) JKantar =

(

) (

)

N X n

X n

X

tot

+ + 2 2 2 1 2 1

c) JKdalam = JKtotal-JKantar

d) MKantar =

dalam antar

MK MK

e) MKdalam =

m N JKdalam

f) Fhitung =

dalam antar

(61)

Keterangan:

N = Jumlah seluruh sampel m = Jumlah kelompok c. Pengambilan Keputusan

Pengambilan keputusan didasarkan pada perbandingan Fhitung dengan Ftabel

adalah :

§ Jika Fhitung ≤ Ftabel maka H0 diterima

§ Jika Fhitung > Ftabel maka H0 ditolak

Pengambilan keputusan berdasarkan pada nilai probabilitas yaitu : § Jika nilai probabilitas (Sig.) > taraf nyata (0,05), maka H0 diterima.

§ Jika nilai probabilitas (Sig.) < taraf nyata (0,05), maka H0 ditolak.

Catatan :

(62)

BAB IV

GAMBARAN UMUM

Penelitian ini dilaksanakan di SD Se Kecamatan Nga wen, Kabupaten Klaten.

A. Visi dan Misi Sekolah Dasar Kecamatan Ngawen

Visi :

Membentuk kepribadian yang sempurna yang bertaqwa, cerdas, terampil, beraklak mulia, berguna bagi keluarga, masyarakat, bangsa, negara dan agama. Misi :

1. Menumbuh kembangkan penghayatan agama yang diyakini oleh siswa.

2. Melaksanakan sistem pembelajaran sesuai dengan kurikulum yang ditetapkan, dilaksanakan secara efektif, terpadu dan efisien.

3. Memberikan pelatihan ketrampilan dan pengembangan di luar jam pelajaran. 4. Melaksanakan tertib dan tepat administrasi serta menajemen yang transparan. 5. Menerapkan perilaku sopan santun dalam lingkungan sekolah dan masyarakat.

(63)

B. Struktur Organisasi Sekolah Dasar Kecamatan Ngawen

Gambar 4.1

Struktur Organisasi Sekolah Dasar Kecamatan Ngawen

Keterangan

___________ Garis Komando

……….. Garis Koordinasi

Di Kecamatan Ngawen terdapat 24 SD Negeri sebagai berikut : 1. SD NEGERI I DUWET

SD Negeri I Duwet beralamat di desa Soran, sebelah utara balai desa Duwet. Rata-rata Guru dan karyawan berasal dari sebagian wilayah Klaten.

Kepala Sekolah

Gr. Kl I Gr. Kl 2 Gr. Kl 3 Gr. Kl 4 Gr. Kl 5 Gr. Kl 6

Gr.Agama Gr.Inggris Gr.Daerah Gr.Penjas Gr.Mapel lain

Penjaga Sekolah

Siswa

Dewan Komite

(64)

a. Data guru

Di SD Negeri I Duwet terdapat 12 guru dan 2 karyawan. Adapun guru yang bekerja di SD N I Duwet adalah sebagai berikut :

No. Nama

1. Drs. Subagya 2. Sutarni

3. Tri Sulasmiyati 4. Ag. Sandiyono 5. Rb. Ngatimin 6. Saliman S.Ag 7. Dra. Suparmi 8. V. Nani Trinurwati 9. Kirtini

10. Suharto 11. Jarwa

12. Yulia Prihatsari

2. SD NEGERI I MANJUNG

SD Negeri I Manjung beralamatkan di desa Manjung, sebelah barat balai desa Manjung dan bersebelahan dengan SD Negeri II Manjung. Kira-kira ± 3 km dari Klaten kota. Rata-rata guru dan karyawan berasal dari daerah sekitar dan sebagian wilayah Klaten. Di SD Negeri I Manjung terdapat 14 guru.

3. SD NEGERI II MANJUNG

(65)

4. SD NEGERI I GATAK

SD Negeri I Gatak beralamat di desa Gatak, kecamatan Ngawen Kabupaten Klaten, sebelah barat SD Negeri II Gatak. Kira-kira ± 4 km dari Klaten kota. Rata-rata guru dan karyawan berasal dari daerah sekitar dan sebagian wilayah Klaten.

a. Daftar Guru

Jumlah guru yang ada di SD Negeri I Gatak adalah sebanyak 11 orang. Adapaun datanya adalah sebagai berikut :

No. Nama

1. Y. Sudaryani, S.Pd 2. YA. Sukarni

3. Nur Rohman A.Ma, P.d 4. F. Istiyati A.Ma, P.d 5. Agus Winarno 6. Tuminem A.Ma, P.d 7. Pratiwi Handayani 8. Siti Marfuah 9. Wiryanto 10. Sri Sukani 11. Utami Indah F

5. SD NEGERI II GATAK

(66)

Jumlah guru yang ada di SD Negeri I Gatak adalah sebanyak 11 orang. Adapaun datanya adalah sebagai berikut :

No. Nama

1. Nanik Indriyati, S.Pd 2. Siti Ismiyatun 3. Widodo

4. Endang Surati A.Ma, Pd 5. Badri

6. Supraptiningrum 7. Hj. Tri Winingsih 8. Ana Nurharyanti, A.Ma 9. Puji Jandayani

10. Hj. Mansyuryatun 11. Nurul Rahmawati

6. SD NEGERI I SENDEN

SD Negeri I Senden beralamat di desa Senden, kecamatan Ngawen Kabupaten Klaten, sebelah barat lapangan Senden. Kira-kira ± 4 km dari Klaten kota. Rata-rata guru dan karyawan berasal dari daerah sekitar dan sebagian wilayah Klaten. a. Data Guru

Jumlah guru yang ada di SD Negeri I Gatak adalah sebanyak 13 orang. Adapaun datanya adalah sebagai berikut :

No. Nama

1. Mulyadi, S.Pd. 2. Suhani, A.Ma, P.d

3. Ag. Bakti Widarti, A.Ma, P.d 4. Nanik Sudiyati

5. Sri Istiyadi, A.Md 6. Muryati, A.Ma, P.d 7. Ch. Sri Supadmi 8. Rohmaddadi

(67)

10. Sri Hartatik 11. S. Sugiyanto A.Ma 12. Sri Handayani, S.Pd 13. Ana Qodaryati

7. SD NEGERI III SENDEN

SD Negeri III Senden beralamat di desa Senden, kecamatan Ngawen Kabupaten Klaten,berada di sebelah timur lapangan senden.

a. Data Guru

Jumlah guru yang ada di SD N III Senden adalah 11 orang, yaitu sebagai berikut :

No. Nama

1. Edy Sutopo, S.Pd 2. Marsiyam 3. Tuminah Asih 4. Askaryati, S.Pd 5. Sri Haryanti 6. Sugiyono 7. Daryatno 8. FX. Sugeng 9. Anisah Sri Hastuti 10. Sri Afanti

11. Suyanti

8. SD NEGERI I NGAWEN

(68)

a. Data Guru

Jumlah guru yang ada di SD Negeri I Ngawen adalah sebanyak 9 orang. Adapaun datanya adalah sebagai berikut :

No. Nama

1. Mardjono, S.Pd 2. Sudiyo Ningsih, S.Pd 3. Jasmani, BA

4. Sri Sulastri 5. Erna Susanti, S.Pd 6. Sardiyem, A.Ma 7. F. Tri Indriastuti, S.Pd 8. Siti Ismiyatun

9. Endang Sofiah

9. SD NEGERI II NGAWEN

SD Negeri II Ngawen beralamat di desa Ngawen, berada tepat di pinggir jalan raya menuju Jatinom. Kira-kira ± 4 km dari pusat kota Rata-rata guru dan karyawan berasal dari daerah sekitar dan sebagian wilayah Klaten.

a. Data Guru

Jumlah guru SD Negeri II Ngawen adalah sebanyak 10 orang .

No. Nama

1. Suparman, S.Pd 2. Sri Yunani

3. Niarlin Pratiwi, S.Pd 4. Siti Marfuati, A.Ma, Pd 5. Muji Lestari, A.Ma, Pd 6. Nur Witri,S.Pd

7. Muh Khoirul Sholikin 8. Sri Werdiningsih, S.Pd 9. Nur Lastri P

(69)

10.SD NEGERI I KAHUMAN

SD Negeri I Kahuman beralamat di Jl. Raya Klaten Jatinom km 5, Kahuman, Ngawen, Klaten. Rata-rata guru dan karyawan berasal dari daerah sekitar dan sebagian wilayah Klaten.

a. Data Guru

Jumlah guru SD Negeri II Ngawen adalah sebanyak 12 orang, yaitu sebagai berikut :

No. Nama

1. Sumarno, S.Pd

2. Eni Setyo Susanti, S.E 3. Indarti

4. Sri Sumarni 5. IY. Purwanti 6. Ulfah Chasanah 7. Eti Purwanti 8. Daryatun 9. Muslih

10. Asrifatun Nafiah 11. Windarto

12. Wahyuningsih

11.SD NEGERI I PEPE

SD Negeri I Pepe beralamat di desa Pepe, Ngawen, Klaten dan berada jauh dari perkampungan desa pepe, kira-kira ± 1000 m dari balai desa Pepe. Rata-rata guru dan karyawan berasal dari daerah sekitar dan sebagian wilayah Klaten.

a. Data Guru

(70)

No. Nama

1. Suranti, A.Ma, Pd 2. Nani Sriwulan, S.Pd 3. Susi Fitriana

4. Misyanto 5. Siti Markamah 6. Sri Lestari 7. Bibit 8. Sutarno 9. Titik Hendari

12.SD NEGERI I MANJUNGAN

SD Negeri I Manjungan beralamat di desa Manjungan , Ngawen, Klaten dan berada di sebelah timur balai desa Manjungan dan bersebalahan dengan SD Negeri II Manjungan. Rata-rata guru dan karyawan berasal dari daerah sekitar dan sebagian wilayah Klaten.

a. Data Guru

Jumlah guru SD Negeri I Manjungan adalah sebanyak 9 orang, yaitu sebagai berikut :

No. Nama

1. Mulyanti, S.Ag

2. Marwan Darosin, S.Pd 3. Ida Kristiana R

4. Sri Suparni, A.Ma, Pd 5. Winarni, S.Pd

6. Ipung Priyana 7. Mawardi, A.Ma, Ag 8. FX. Barwadi

(71)

13.SD NEGERI II MANJUNGAN

SD Negeri II Manjungan beralamat di desa Manjungan , Ngawen, Klaten dan berada di sebelah timur balai desa Manjungan dan bersebalahan dengan SD Negeri I Manjungan. Rata-rata guru dan karyawan berasal dari daerah sekitar dan sebagian wilayah Klaten.

a. Data Guru

Jumlah guru SD Negeri II Manjungan adalah sebanyak 9 orang, yaitu sebagai berikut :

No. Nama

1. Maryoto 2. Tugiman, S.Pd 3. Endah Lestari, S.Pd 4. Kristiani, S.Pd 5. Yuliyati R

6. Siti Rumini Akasari, S.Pd 7. Witri Handayani

8. Padmiyati 9. Sumarsih, S.Pd

14.SD NEGERI I KWAREN

SD Negeri I Kwaren beralamat di desa Kwaren, Ngawen, Klaten dan berada di sebelah selatan balai desa Kwaren. Rata-rata guru dan karyawan berasal dari daerah sekitar dan sebagian wilayah Klaten.

a. Data Guru

(72)

No. Nama

1. Su’aib, S.Pd 2. Winarno 3. Sri Handayani 4. Hermu Widati 5. Wahyu Sri Muji L 6. Ning Tri W, S.Pd 7. Sri Hartini, S.Pd 8. Suratmi, A.Ma 9. A. Joko Susanto,S.Pd 10. Suratno

15.SD NEGERI II KWAREN

SD Negeri II Kwaren beralamat di desa Kwaren, Ngawen, Klaten dan berada di jalan perbatasan desa Kwaren dan Pepe. Rata-rata guru dan karyawan berasal dari daerah sekitar dan sebagian wilayah Klaten.

a. Data Guru

Jumlah guru SD Negeri I Kwaren adalah sebanyak 7 orang, yaitu sebagai berikut :

No. Nama

1. Sri Sumarsih 2. Sunarni, S.Pd 3. Saryati 4. Sri Prihatini 5. Solihah 6. Sri Purwanti

7. Kartini Ariyanti, S.Pd

16.SD NEGERI I MAYUNGAN

(73)

Rata-rata guru dan karyawan berasal dari daerah sekitar dan sebagian wilayah Klaten.

a. Data Guru

Jumlah guru SD Negeri I Mayungan adalah sebanyak 14 orang, yaitu sebagai berikut :

No. Nama

1. Drs. Sapto Atmaja 2. Samiyono

3. Siti Ngaisah 4. Siti Muslihatun 5. Endang Hastari 6. Tumiyati 7. Sumiyem 8. Karyawati, S.Pd 9. Istirinwari 10. Suci Pretiwi

11. Dwi Laksana Agus P 12. Djatmiko

13. Widada 14. Sri Wigati

17.SD NEGERI II MAYUNGAN

SD Negeri II Mayungan beralamat di desa Mayungan , Ngawen, Klaten dan berada di sebelah selatan lapangan Mayungan dan sebelah timur pasar mayungan. Rata-rata guru dan karyawan berasal dari daerah sekitar dan sebagian wilayah Klaten.

a. Data Guru

(74)

No. Nama

1. Maryoto, A.Ma, Pd 2. Suwondo

3. Susana

4. Siti Widyastuti

5. Endang Purwaningsih 6. Edi Widayati

7. Mariyo Safi’I 8. Marsiti 9. Murtiyati 10. Munawaroh

11. Dairatun Chasanah

18.SD NEGERI I TEMPURSARI

SD Negeri I Tempursari beralamat di desa Tempursari, Ngawen, Klaten dan berada di perbatasan antara desa Tempursari dan Mayungan. Rata-rata guru dan karyawan berasal dari daerah sekitar dan sebagian wilayah Klaten.

a. Data Guru

Jumlah guru SD Negeri I Tempursari adalah sebanyak 10 orang, yaitu sebagai berikut :

No. Nama

1. Drs. Riyanto 2. Siti Barokah 3. Yuliani 4. Siti Lestari 5. Sri Mulyani 6. Suryati

(75)

19.SD NEGERI II TEMPURSARI

SD Negeri II Tempursari beralamat di desa Tempursari, Ngawen, Klaten dan berada di perbatasan antara desa Tempursari dan Drono. Rata-rata guru dan karyawan berasal dari daerah sekitar dan sebagian wilayah Klaten.

a. Data Guru

Jumlah guru dan karyawan SD Negeri II Tempursari adalah sebanyak 12 orang, yaitu sebagai berikut :

No. Nama

1. Suyatini, S.Pd 2. Eko Basuki 3. Endang Mulyati

4. RY. Kadwi Purnawanto 5. Juwartini

6. Sri widiastuti 7. Sarwanto

8. Dra. Siti Rodhiyah 9. Sri Wahyuni 10. Latifah U 11. Laily Royyana 12. Suhardi

20.SD NEGERI I CANDIREJO

SD Negeri I Candirejo beralamat di desa Candirejo, Ngawen, Klaten dan berada di sebelah barat balai desa Candirejo. Rata-rata guru dan karyawan berasal dari daerah sekitar dan sebagian wilayah Klaten.

a. Data Guru

(76)

No. Nama

1. Drs. Sukasno 2. Heru Cahyanto 3. Sri Mulyani 4. Suratmi 5. Sulistyowati 6. Elfalirina

7. Sri Sariyatiningsih

21.SD NEGERI II CANDIREJO

SD Negeri II Candirejo beralamat di desa Candirejo, Ngawen, Klaten dan berada di perbatasan desa Tempursari dan Candirejo. Rata-rata guru dan karyawan berasal dari daerah sekitar dan sebagian wilayah Klaten.

a. Data Guru

Jumlah guru dan karya

Gambar

Gambar 4.1 Struktur Organisasi Sekolah Dasar ...................................................40
Tabel 3.1 Operasionalisasi Variabel Persepsi Guru Terhadap Sertifikasi Guru Dalam
Tabel 3.2 Skor Pernyataan Persepsi Guru Terhadap Sertifikasi Guru Dalam Jabatan
tabel dengan taraf signifikansi 5%.
+7

Referensi

Dokumen terkait

Bahwa rapat Panitia Seleksi Penerimaan Mahasiswa Baru Program Studi Gizi Fakultas Kesehatan Masyarakat Jalur Intake DIII universitas Anda-las tanggal 12 Juni 2017,

Dengan pengembangan model yang dilakukan yaitu koordinasi rantai pasok desentralisasi untuk lead time yang terkontrol dengan menggunakan mekanisme revenue sharing akan

[r]

Puji Syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas kasih, berkat, dan karunia-Nya yang telah diberikan kepada penulis sehingga dapat menyusun dan menyelesaikan skripsi yang

mengkaitkan nilai mata uangnya dengan suatu mata uang negara lain atau sekelompok mata uang, yang biasanya merupakan mata uang negara partner dagang yang utama

Hasil penelitian ini membuktikan bahwa ethical leadership berpengaruh positif terhadap kinerja organisasi di panti asuhan yang berada di bawah Dinas Sosial

Model YPR ini pada prinsipnya adalah suatu model keadaan tetap (steady state model), yaitu, model yang menggambarkan keadaan stok dan hasil tangkapan dimana.. pola

Nilai p-value dari wilks lambda yang didapatkan kurang dari 0,05 sehingga disimpulkan bahwa variabel durasi dan nilai kontrak mempunyai pengaruh signifikan terhadap model