• Tidak ada hasil yang ditemukan

Peningkatan prestasi belajar menggunakan metode demonstrasi eksperimen dalam mata pelajaran IPA pada siswa kelas V SDN Congkrang 1 Muntilan Magelang

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Peningkatan prestasi belajar menggunakan metode demonstrasi eksperimen dalam mata pelajaran IPA pada siswa kelas V SDN Congkrang 1 Muntilan Magelang"

Copied!
99
0
0

Teks penuh

(1)

PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR MENGGUNAKAN

METODE DEMONSTRASI-EKSPERIMEN DALAM

MATA PELAJARAN IPA PADA SISWA KELAS V

SDN CONGKRANG 1 MUNTILAN MAGELANG

SKRIPSI

Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Disusun oleh : WIASRI 101132055

PROGRAM SARJANA (S1) KEPENDIDIKAN BAGI GURU DALAM JABATAN

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

2012

(2)
(3)
(4)

MOTTO

 Kebahagiaan terbesar dalam hidup adalah berhasil melakukan apa yang orang katakan bahwa kamu tak akan mampu melakukannya. (Anonim)

 Gunung–gunung dan jurang–jurang dalam tak mungkin berhasil kau lalui hanya dengan lompatan–lompatan kecil. (Anonim)

 Hidup bagaikan alunan musik, yang lebih dibangun dengan jiwa dan rasa dari pada sekedar dengan akal dan logika. (Khalil Gibran)

(5)

HALAMAN PERSEMBAHAN

Skripsi ini penulis persembahkan kepada :

1. Siswa–siswi kelas V SD N Congkrang I Muntilan

2. Segenap pembaca, semoga dapat menambah wawasan untuk penelitian selanjutnya.

(6)
(7)

PERNYATAAN PERSETUJUAN

PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma :

Nama : WIASRI

Nomor Mahasiswa : 101132055

Demi pengembangan ilmu pengetahuan saya memberikan kepada perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul :

“PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR MENGGUNAKAN METODE DEMONSTRASI-EKSPERIMEN DALAM MATA PELAJARAN IPA PADA SISWA KELAS V SDN CONGKRANG 1 MUNTILAN MAGELANG”

Beserta perangkat yang diperlukan (bila ada)

Dengan demikian saya memberikan kepada Universitas Santa Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas dan mempublikasikannya di internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan royalty kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.

Yogyakarta, 19 November 2012 Yang menyatakan

WIASRI

(8)

ABSTRAK

Materi daur air dan peristiwa alam berhubungan erat dengan kehidupan siswa karena sejak kecil siswa sudah melakukan kegiatan yang berhubungan dengan air dan alam. Walaupun demikian kebanyakan siswa di SDN Congkrang 1 Muntilan masih banyak yang kesulitan memahami daur air dan peristiwa alam melalui percobaan.

Berdasarkan dari permasalahan diatas, maka penulis menentukan tujuan penelitian untuk mengetahui apakah metode demonstrasi-eksperimen dapat meningkatkan prestasi belajar siswa kelas V SDN Congkrang 1 Muntilan. Prosedur pelaksanaan penelitian berdasarkan informasi tentang kondisi awal prestasi siswa dan banyaknya kendala-kendala yang dialami oleh guru dalam menyampaikan materi ajar. Informasi diperoleh dari hasil wawancara guru kelas V. Berdasarkan wawancara tersebut maka didapatkan data nilai kelas V tentang daur air dan peristiwa alam. siklus II memfokuskan penggunaan metode demonstrasi-eksperimen dengan media nyata. Ternyata dengan menggunakan penerapan metode demonstrasi-eksperimen untuk menyampaikan materi daur air dan peristiwa alam, dapat meningkatkan pemahaman dan prestasi siswa terhadap materi pembelajaran.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebelum diambil tindakan dengan menggunakan metode Demostrasi-Eksperimen nilai rata-rata siswa kelas V pada tahun ajaran 2011/2012 berada dibawah KKM yaitu 70 dan persentase siswa yang mencapai KKM masih rendah, yaitu 26%. Setelah dilakukan tindakan, terjadi peningkatan nilai rata-rata pada siklus I meningkat menjadi 67,65 dengan persentase 43% dan pada siklus II nilai rata-rata siswa meningkat 80,62 dengan persentase 90%.

Kata kunci prestasi belajar, metode Demonstrasi-eksperimen.

(9)

ABSTRACT

Cycle of water and natural phenomena materials are losely related to student’s life since childhood because students are engaged in activities related to water and nature. Nevertheless, most students in State Elementary School of Congkrang 1 in Muntilan still have many lacks and difficulties in understanding the material on the cycle of water and natural phenomena through a trial.

Based on the above issues, the author determines the purpose of study to determine whether demonstrative experiment method can improve V grade of Congkrang 1 Elementary School student’s achievement or not. Procedures for implenting the research is based on information about the initial conditions of student’s achievement and many obstacles that experienced by the theacher in grade V of Congkrang 1 Elementary School. Based on the interview data obtained about the value of fifth grader in learning the cycle of water and natural phenomena.

From the result, the researcher knew that the teacher had implemented experiment method in doing the reflection in the teaching and learning process but the teacher is less motivating the students. The teacher acted dominantly in the teaching and learning process so not all students learned and practiced actively. From the first cycle of corrertive measures had findings that the students’ achievement had increase. Later, improvments in cycle II focuses on demonstrative experiment method using real media. Apparently, by using this method for delivering the cycle of water and natural phenomena can increase the students’ understanding and students’ achievement.

The result showed that before doing demonstrative experiment method, the mean of students score of grade V were under the minimum result scores (KKM). The percentage was 26% but after the researcher did the demonstrative experiment method the student score percentage increased into 67,65%. The increasing happened in cycle I. The student minimum result scores also increased into 43%. In cycle II increase into 80,62%. Whereas the students who reached the minimum scores result (KKM) increased into 90%.

The keys of this study are students result in studying and demonstrative experiment method.

(10)

KATA PENGANTAR

Puji syukur peneliti panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas limpahan rahmat dan karunia-Nya sehingga skripsi penelitian tindakan kelas yang berjudul Peningkatan Prestasi Belajar Menggunakan Metode Demonstrasi-Eksperimen Mata Pelajaran IPA Kelas V SD N Congkrang I Muntilan Kabupaten Magelang dapat terlaksana dengan baik.

Pada kesempatan ini perkenankanlah penulis menyampaikan ucapan terima kasih setulus–tulusnya kepada :

1. Bapak Rohandi Ph. D selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan yang telah memberi ijin dalam pelaksanaan skripsi

2. Rm. Gregorius Ari Nugrahanta, SJ, SS, BST, M.A selaku Ketua Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

3. Bapak YB. Adimassana, MA selaku Koordinator program SKGJ program Studi PGSD Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma.

4. Dra. Haniek Sri Pratini, M. Pd selaku dosen pembimbing, atas pemberian waktu luangnya mendampingi serta membimbing peneliti dalam menyelesaikan penulisan skripsi ini

5. Semua Dosen Program Sarjana Kependidikan Bagi Guru Dalam Jabatan dan segenap karyawan FKIP Universitas Sanata Dharma yang telah membantu penyusunan skripsi ini

6. Kepala Sekolah SD N Congkrang I Muntilan yang memberikan ijin kepada peneliti untuk menempuh perkuliahan dan penelitian

7. Seluruh Dewan Guru SD N Congkrang I Muntilan yang telah memberikan dukungan dan bantuannya dalam pelaksanaan penelitian ini.

8. Teman–teman Guru yang ikut PPKHB khususnya kelompok Muntilan 9. Orang Tua, walaupun saat itu sedang sakit tetap memberi restu agar

penulis terus maju

10. Semua pihak yang telah membantu peneliti dalam menyelesaikan skripsi ini

(11)
(12)

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa skripsi penelitian tindakan kelas ini masih jauh dari sempurna serta masih banyak kekurangan. Maka penulis dengan senang hati menerima masukan yang berupa kritik maupun saran yang bersifat membangun sehingga penulisan–penulisan selanjutnya lebih meningkat.

Penulis berharap semoga skripsi penelitian tindakan kelas ini bermanfaat bagi pihak yang membutuhkan terutama sebagai inovasi dalam bidang pendidikan.

Yogyakarta, 19 November 2012 Penulis

Wiasri NIM.101132055

(13)

DAFTAR ISI

PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH... vii

ABSTRAK... viii

2. Faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar Siswa... 10

B. Metode Pembelajaran... 12

1. Pengertian Metode Demonstrasi-Eksperimen... 12

2. Langkah-langkah Metode Demonstrasi-Eksperimen... 13

(14)

3. Kelebihan dan Kelemahan Metode Demonstrasi-Eksperimen... 15

C. Kompetensi Dasar Dalam Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam.... 17

1. Hakekat IPA... 17

2. Peristiwa Alam di Indonesia... 20

3. Tujuan Pembelajaran IPA di Sekolah dasar... 27

D. Penerapan Metode Demonstrasi-Eksperimen dalam Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam... 28

D. Pengumpulan Data dan Instrumennya... 38

E. Analisis Data... 39

BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Kegiatan Penelitian... 41

B. Hasil Penelitian... 43

C. Pembahasan ... 46

1. Siklus I... 46

2. Siklus II... 47

BAB V. KESIMPULAN DAN TINDAK LANJUT A. Kesimpulan ... 49

B. Saran ... 49

DAFTAR PUSTAKA... 51

LAMPIRAN... 53

(15)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Hasil Evaluasi Sebelum Perbaikan... 43 Gambar 2. Hasil Evaluasi Perbaikan Pembelajaran Siklus I... 44 Gambar 3. Hasil Evaluasi Perbaikan Pembelajaran Siklus II... 45

(16)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran

Silabus... 53

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (Siklus I)... 55

Lembar Kerja Siklus I... 59

Evaluasi Siklus I... 61

Kunci Jawaban Evaluasi Siklus I... 64

Kisi-kisi Siklus I... 65

Lembar Penilaian Siklus I... 66

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (Siklus II)... 67

Lembar Kerja Siklus II... 71

Kisi-kisi Siklus II... 74

Evaluasi Siklus II... 75

Kunci Jawaban Evaluasi Siklus II... 78

Lembar Penilaian Siklus II... 79

Daftar Nilai Siklus I... 80

Daftar Nilai Siklus II... 81

Rekapitulasi Nilai Siklus I dan II... 82

(17)

BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam ( IPA ) merupakan salah satu mata pelajaran yang diajarkan pada jenjang pendidikan sekolah dasar. Materi di dalam pelajaran ini memiliki keterkaitan dengan kehidupan sehari–hari para siswa. Lingkungan sebagai salah satu sumber yang nyata memberikan suatu manfaat yang dapat digunakan sebagai sarana untuk memperdalam materi dalam mata pelajaran IPA.

Kebanyakan materi dalam pelajaran IPA berhubungan erat dengan kehidupan sehari-hari, salah satunya adalah daur air dan peristiwa alam yang terjadi di sekitar kita. Peristiwa alam seperti gunung meletus, tanah longsor maupun banjir kadang dialami sendiri oleh siswa. Sehingga secara tidak langsung para siswa ini dapat mengidentifikasi peristiwa alam yang terjadi di sekitarnya.

Materi daur air serta peristiwa alam dan dampaknya dalam Ilmu Pengetahuan Alam ( IPA ) di sekolah dasar dapat dikatakan sebagai salah satu materi dasar bagi materi pengetahuan alam selanjutnya. Dalam tiap tingkat pendidikan, materi ini akan terus digunakan. Oleh sebab itu, siswa harus benar–benar mampu memahami peristiwa alam dan dampaknya yang diterima di sekolah dasar sehingga pada jenjang pendidikan berikutnya, siswa

(18)

dapat dengan mudah menguasai materi yang berhubungan dengan peristiwa alam dan dampaknya pada tingkat yang lebih rumit.

Kebanyakan siswa di SDN Congkrang 1 Muntilan mengalami kesulitan dalam memahami materi Kompetensi Dasar 7.6 mengenai daur air serta peristiwa alam dan dampaknya bagi makhluk hidup dan lingkungannya. Hal ini dapat dilihat dari kondisi awal studi dokumentasi nilai siswa pada KD 7.6 pada siswa yang menunjukkan dari 34 siswa hanya 9 siswa yang mencapai penguasaan materi dengan tingkat tuntas 26,47%, nilai rata-rata 58,67 dan nilai KKM 70.

Kemungkinan penyebab dari keadaan tersebut adalah kegiatan pembelajaran yang hanya dilakukan dengan metode ceramah saja. Hal ini dapat diketahui melalui wawancara dengan guru pengajar kelas V sebelumnya. Siswa hanya menghafal materi tanpa memahami materi yang disampaikan oleh guru. Serta guru tidak memberikan contoh secara konkret mengenai materi yang disampaikan yang dapat diamati dan dipelajari oleh siswa secara langsung. Sehingga siswa cenderung bersikap pasif ketika pelajaran berlangsung.

1. Identifikasi masalah

Dari data yang diperoleh, masalah dalam pembelajaran dapat diidentifikasikan sebagai berikut :

a. Rendahnya daya serap siswa terhadap materi pelajaran. b. Siswa kurang aktif dalam pembelajaran.

(19)

2. Analisis masalah

Berdasarkan pada identifikasi masalah diatas, refleksi diri, dan kaji literatur, maka analisis masalah tentang faktor penyebab timbulnya masalah diatas adalah.

a. Metode yang digunakan kurang tepat. b. Penjelasan guru kurang dipahami siswa.

c. Kurangnya pengalaman nyata siswa berkaitan dengan materi ajar yang diberikan oleh guru.

d. Guru kurang melibatkan siswa secara aktif dalam proses pelajaran. e. Penjelasan guru masih bersifat verbalisme karena hanya menggunakan

metode ceramah.

Dalam usaha peningkatan prestasi belajar siswa di SDN Congkrang 1 pada mata pelajaran IPA, peneliti akan mencoba mempergunakan metode demonstrasi-eksperimen. Penggunaan Metode ini diharapkan dapat meningkatkan proses dan hasil belajar siswa.

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan analisis masalah diatas, masalah dapat dirumuskan sebagai berikut:

(20)

C. Batasan Masalah

Mengingat banyaknya permasalahan yang dialami oleh siswa, serta untuk memfokuskan perhatian maka lalu penelitian ini dibatasi. Adapun pembatasan masalah yaitu pada penerapan metode Demonstrasi-Eksperimen untuk meningkatkan prestasi belajar siswa kelas V SD Negeri Congkrang I Muntilan dalam kegiatan belajar IPA tentang daur air serta peristiwa alam dan dampaknya bagi makhluk hidup dan lingkungannya.

D. Batasan Pengertian

1. Prestasi belajar adalah hasil yang telah dicapai siswa dalam kegiatan pembelajaran, dapat dilihat dari nilai yang diperoleh siswa dalam setiap mata pelajaran.

2. Metode demonstrasi-eksperimen merupakan salah satu cara (yang dilakukan oleh guru maupun siswa) dalam menyajikan bahan pelajaran dengan menunjukan secara langsung mengenai cara melakukan sesuatu atau suatu proses kepada siswa, kemudian siswa mencoba untuk mengerjakan sesuatu serta mengamati proses dan hasil percobaan itu (Surakhmad, 1973: 106).

(21)

4. Peristiwa alam merupakan semua jenis aktivitas alam meliputi gempa bumi, gunung meletus, banjir, tanah longsor dan topan badai.

E. Tujun Penelitian

Berdasarkan latar belakang di atas, agar penulisan ini memiliki arah yang jelas, sehingga ditetapkan tujuan sebagai berikut:

Mengetahui bagaimana penerapan Metode Demonstrasi-Eksperimen dapat meningkatkan proses belajar dan prestasi belajar siswa dalam pembelajaran IPA.

F. Manfaat Penelitian

Diharapkan penulisan ini juga dapat memberikan manfaat: 1. Bagi guru

a. Dalam memperbaiki kinerjanya sehingga dapat berkembang secara profesional.

b. Meningkatkan rasa percaya diri.

c. Untuk memudahkan proses pembelajaran. 2. Bagi siswa

a. Untuk meningkatkan proses dan hasil belajarnya.

(22)

3. Bagi sekolah

a. Untuk meningkatkan kendali mutu dan citra kelulusannya.

(23)

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Landasan teori

1. Pengertian prestasi belajar

Prestasi belajar terdiri dari dua kata, yaitu prestasi dan belajar. Masing-masing memiliki arti tersendiri. Berikut ini berbagai definisi mengenai prestasi dan belajar.

a. Pengertian Prestasi

Kamus Besar Bahasa Indonesia (2008:101) menyatakan bahwa prestasi adalah hasil yang telah dicapai (dari yang telah dilakukan, dikerjakan, dsb).

b. Pengertian Belajar

Kata belajar identik dengan kegiatan menghafalkan catatan, membaca buku, bahkan mengingat-ingat materi pelajaran/ pengetahuan. Sehingga apa yang akan dipelajari mudah hilang setelah pengetahuan itu dipergunakan. Pemahaman tentang belajar tersebut hanyalah makna sempit saja.

Jika dicermati, kata belajar tidak hanya berhenti pada kegiatan mengingat ataupun menghafal. Belajar merupakan suatu proses atau kegiatan yang ditandai dengan perubahan tingkah laku yang positif dari orang yang belajar. Di dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia

(24)

(2008:23), belajar berarti berusaha memperoleh kepandaian atau tanggapan yang disebabkan oleh pengalaman.

Di dalam bukunya, Syah (2003:68) mendefinisikan bahwa belajar dapat dipahami sebagai tahapan perubahan seluruh tingkah laku individu yang relatif menetap sebagai hasil pengalaman dan interaksi dengan lingkungan yang melibatkan proses kognitif. Perubahan tingkah laku individu yang timbul akibat dari adanya proses kematangan fisik, keadaan mabuk, lelah, dan jenuh bukan merupakan proses belajar.

Howard L. kingsley (dalam Ahmadi dan Supriyono, 1991:120) mendefinisikan bahwa learning is the proses by which behavior (in the boarder sense) is originated or changed through practice or training.

Belajar adalah proses di mana tingkah laku (dalam arti luas) ditimbulkan atau diubah melalui praktek atau latihan.

(25)

c. Pengertian Prestasi Belajar

Prestasi belajar adalah penguasaan pengetahuan atau keterampilan yang dikembangkan melalui mata pelajaran, lazimnya ditunjukkan dengan nilai yang diberikan oleh guru (KBBI, 2008:1011). Sedangkan Suratunah Tirtonegoro (1984:43) menyatakan bahwa pencapaian hasil belajar yang dinyatakan dalam bentuk simbol, angka, huruf maupun kalimat yang dapat mencerminkan hasil yang sudah dicapai oleh setiap anak dalam periode tertentu.

Pernyataan tersebut hampir sama dengan pendapat Zahri Jas (1987) dalam (Triantoko,1999) yang menyatakan bahwa prestasi belajar bisa dinyatakan sebagaimana yang tercantum dalam raport / ijazah. Di dalam bukunya, Mahmud (1990) menerangkan bahwa tes hasil belajar dan lamanya bersekolah.

Dari beberapa pengertian di atas, maka peneliti dapat menyimpulkan bahwa prestasi belajar adalah hasil yang telah dicapai siswa dalam kegiatan pembelajaran, dapat dilihat dari nilai yang diperoleh siswa dalam setiap mata pelajaran.

2. Faktor yang mempengaruhi prestasi belajar siswa

(26)

a. Faktor Internal, yang meliputi:

1) Faktor Jasmaniah (fisiologis) baik yang bersifat bawaan maupun yang diperoleh. Yang termasuk faktor ini adalah penglihatan, pendengaran, struktur tubuh, dan sebagainya.

2) Faktor Psikologis, baik yang bersifat bawaan maupun yang diperoleh, terdiri atas:

a) Faktor intelektif yang meliputi:

i. Faktor potensial yaitu kecerdasan dan bakat.

ii. Faktor kecakapan nyata, yaitu prestasi yang telah dimiliki. b) Faktor non-intelektif, yaitu unsur-unsur kepribadian tertentu

seperti sikap, kebiasaan, minat, kebutuhan, motivasi, emosi, penyesuaian diri.

3) Faktor kematangan fisik maupun psikis. b. Faktor Eksternal

1) Faktor sosial yang terdiri atas: a) Lingkungan keluarga. b) Lingkungan sekolah. c) Lingkungan masyarakat. d) Lingkungan kelompok.

2) Faktor budaya seperti adat istiadat, ilmu pengetahuan dan teknologi, dan kesenian.

(27)

4) Faktor lingkungan spiritual dan keamanan.

B. Metode Pembelajaran

1. Pengertian Metode Demontrasi-Eksperimen

Metode demonstrasi-eksperimen merupakan salah satu cara (yang dilakukan oleh guru maupun siswa) dalam menyajikan bahan pelajaran dengan menunjukan secara langsung mengenai cara melakukan sesuatu atau suatu proses kepada siswa, kemudian siswa mencoba untuk mengerjakan sesuatu serta mengamati proses dan hasil percobaan itu (Surakhmad, 1973: 106). Dalam melakukan demonstrasi, guru dapat digantikan oleh siswa. Dengan petunjuk yang telah diberikan oleh guru, siswa dapat melakukan demonstrasi didepan teman-temannya, kemudian siswa lain melakukan eksperimen masing-masing.

(28)

Sudirman (1987:37) mengatakan bahwa Metode demonstrasi-eksperimen merupakan suatu cara penyajian pelajaran dengan menggunakan atau mempertunjukkan kepada siswa suatu proses, situasi, atau benda tertentu yang sedang dipelajari, baik sebenarnya maupun tiruan, yang disertai penjelasan lisan yang kemudian siswa melakukan percobaan dengan mengalami dan membuktikan sendiri sesuatu yang telah dipelajari. Dalam hal ini siswa diberi kesempatan untuk mengalami sendiri atau mengalami sendiri proses yang telah diamati.

Dari beberapa pengertian diatas, dapat disampaikan bahwa Metode demonsterasi-eksperimen adalah suatu cara menyajikan bahan pelajaran dengan menunjukan secara langsung mengenai cara melakukan sesuatu atau suatu proses kepada siswa, kemudian siswa mencoba untuk melakukan proses yang telah diamati. Hasil dari proses yang telah dilakukan tersebut berguna unuk mencapai tujuan pembelajaran yang akan dicapai.

2. Langkah-langkah Metode Demonstrasi-Eksperimen

Ada beberapa langkah yang harus ditempuh agar pelaksanaan Metode demonstrasi-eksperimen dapat berjalan dengan baik, yaitu (Sudirman, 1987:40) :

a. Perencanaan dan Persiapan demonstrasi-eksperimen

1) Menetapkan tujuan demonstrasi-eksperimen yang akan dilakukan. 2) Mempersiapkan fasilitas yang menunjang demonstrasi-eksperimen,

(29)

3) Mempersiapkan tempat melakukan demonstrasi-eksperimen.

4) Mempertimbangkan ketersediaan alat dan bahan yang ada (apakah alat, bahan dan tempat sudah memadai atau belum).

5) Memperhatikan keamanan dan kesehatan agar dapat memperkecil resiko yang merugikan atau membahayakan.

6) Memperhatikan disiplin dan tata tertib dalam menjaga peralatan dan bahan yang akan digunakan.

7) Memberikan penjelasan tentang apa yang harus diperhatikan siswa dan tahapan yang mesti dilakukan, termasuk yang dilarang atau yang membahayakan.

b. Pelaksanaan demonstrasi-eksperimen 1) Memulai demonstrasi dengan seksama.

2) Menyampaikan pokok-pokok materi yang didemonstrasikan agar demonstrasi mencapai sasaran.

3) Pada waktu demonstrasi berjalan, sesekali memperhatikan kepada siswa, apakah semua mengikuti dengan baik atau tidak.

4) Memberikan kesempatan kepada siswa untuk secara aktif memikirkan lebih lanjut tentang apa yang di lihat dan di dengar dalam bentuk pengajuan pertanyaan, membandingkan dengan yang lain atau dengan pengalaman lain.

(30)

6) Pada waktu percobaan dilakukan siswa, guru mendekati siswa dalam melakukan proses percobaan, memberikan bantuan atau dorongan terhadap kesulitan yang dihadapi oleh siswa sehingga percobaan dapat diselesaikan.

7) Selama percobaan berlangsung, guru hendaknya memperhatikan situasi secara keseluruhan, barangkali ada sesuatu yang menghambat kelancaran percobaan. Sehingga dapat diatasi atau dihindarkan sedini mungkin.

c. Tindak lanjut demonstrasi-eksperimen

1) Meminta siswa mengumpulkan laporan hasil percobaan untuk diperiksa guru.

2) Mendiskusikan masalah-masalah yang ditemukan selama demonstrasi-eksperimen.

3. Kelebihan dan kelemahan Metode Demonstrasi-Eksperimen

Penerapan Metode demonstrasi-eksperimen dalam pembelajaran di sekolah dasar memiliki beberapa kelebihan dan ada juga kekurangan. Berikut ini merupakan kelebihan penerapan Metode demonstrasi-eksperimen menurut Sudirman (1987:133-165):

a. Membuat pengajaran menjadi jelas dan lebih konkret karena siswa belajar dengan mengalami dan mengamati sendiri suatu proses atau kejadian sehingga dapat menghindarkan verbalisme.

(31)

c. Siswa dirangsang untuk aktif mengamati, menyesuaikan antar teori dengan kenyataan, dan mencoba melakukannya sendiri.

d. Melalui metode ini, dapat disajikan materi pelajaran yang tidak mungkin sesuai atau kurang sesuai dengan menggunakan metode lain. e. Membuat siswa lebih percaya atas kebenaran atau kesimpulan

berdasarkan percobaannya sendiri daripada hanya menerima kata guru atau buku.

f. Mengembangkan sikap untuk mengadakan studi eksploratoris (menjelajahi) tentang sains dan teknologi, suatu sikap yang dituntut dari seorang ilmuwan dari Metode ini, diharapkan akan terbina manusia yang dapat membawa terobosan baru dengan penemuan sebagai hasil percobannya, yang diharapkan dapat membawa manfaat bagi kesejahteraan hidup manusia.

g. Memperkaya pengalaman dengan hal yang bersifat obyektif atau realitis, dan

h. Hasil belajar akan terjadi dalam bentuk retensi (tahan lama diingat) dan internalisasi (menyatu dengan jiwa raga siswa)

Di samping memiliki beberapa kelebihan, penerapan metode demonstrasi-eksperimen juga tak luput dari beberapa kelemahan di dalam proses pembelajarannya, yakni:

(32)

b. Tidak semua mata pelajaran dapat diajarkan dengan metode ini. c. Suatu eksperimen tidak selalu berhasil seperti yang diharapkan. d. Mahalnya alat-alat praktikum di sekolah sering merupakan

hambatan untuk melakukan eksperimen-eksperimen di laboratorium sekolah maupun di kelas.

e. Hasil percobaan hanyalah usaha untuk mendekati kebenaran, bukan berupa kebenaran mutlak.

C. Kompetensi Dasar dalam Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam

1. Hakekat Ilmu Pengetahuan Alam

Dari asal katanya, Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) berasal dari bahasa Inggris “Natural Science”. Natural berarti alamiah, berhubungan dengan alam atau bersangkut paut dengan alam. Sedangkan science artinta Ilmu Pengetahuan (Srini, 1997:2). Seacara harfiah, IPA berate ilmu pengetahuan yang alamiah, berhubungan dengan alam.

Webster’s New Collegiate Dictionary (1981) dalam Srini (1997:2)

mengungkapkan bahwa science is knowledge conderned with the physical world and its phenomena”. IPA adalah pengetahuan tentang alam dan

gejala-gejalanya. Kejadian yang berhubungan dengan alam merupakan salah satu obyek kajian dari IPA.

(33)

kumpulan pengetahuan yang tersusun secara sistematis, yang di dalam penggunaannya secara umum terbatas pada gejala-gejala alam. Perkembangan IPA tidak hanya diyunjukkan oleh kumpulan fakta saja (produk ilmiah), tetapi juga oleh timbulnya metode ilmiah dan sikap ilmiah.

Secara umum, IPA meliputi tiga bidang ilmu dasar, yaitu biologi, fisika, dan kimia. Ketiganya memiliki bidang kajian tersendiri yang meskipun berbeda tetapi masih saling berhubungan satu dengan lainnya.

Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) adalah suatu ilmu pengetahuan tentang alam yang diperoleh melalui proses ilmiah dan didasari oleh sikap ilmiah. Menurut Srini, ada tiga hakekat dari IPA, yaitu:

a. IPA sebagai produk

Bentuk IPA sebagai produk terdiri dari fakta-fakta, konsep-konsep, prinsip-prinsip, hukum-hukum, serta teori-teori. Fakta merupakan salah satu hasil kegiatan empirik dalam IPA. Sedangkan konsep, prinsip, hukum, serta teori merupakan hasil kegiatan analitik dalam IPA.

1) Fakta dalam IPA

(34)

2) Konsep IPA

Konsep dalam IPA adalah suatu ide yang mempersatukan fakta-fakta IPA atau penghubung antar fakta-fakta yang ada hubungannya. Contoh konsep dalam IPA, misalnya zat yang tersusun atas partikel, materi akan berubah tingkat wujudnya bila menyerap atau melepaskan energi.

b. IPA sebagai proses

Hakekat IPA sebagai suatu proses adalah suatu metode yang digunakan untuk memperoleh pengetahuan. Metode yang biasa digunakan disebut metode ilmiah atau metode keilmuan. Metode ilmiah atau keilmuan merupakan perpaduan antara pengetahuan yang didapat melalui pikiran (rasionalisme) dan pengetahuan melalui pengalaman (empirisme).

Adapun langkah-langkah dalam metode ilmiah adalah : 1) Sadar akan adanya masalah dan perumusan masalah. 2) Pengalaman dan perumusan yang relevan.

3) Penyusunan dan klasifikasi data. 4) Perumusan hipotesis.

5) Deduksi dan hipotesis.

6) Tes dan pengujian kebenaran hipotesis. c. IPA sebagai sikap

(35)

ilmuwan khususnya ketika mencari atau mengembangkan pengetahuan baru. Misalnya: rasa ingin tahu, rasa tanggung jawab, disiplin, tekun, jujur, dan terbuka terhadap pendapat orang lain.

Ciri-ciri sikap ilmiah diantaranya adalah: 1) Obyektif terhadap fakta

Obyektif terhadap fakta adalah menyatakan fakta apa adanya tanpa mengubahnya misalnya jika fakta itu menunjuk pada sesuatu yang merah, maka ia harus mengatakan sesuatu mengatakan sesuatu itu merah walaupiun menurutnya pendapatnya putih.

2) Tidak tergesa-gesa mengambil keputusan. 3) Berhati terbuka.

Berhati terbuka berarti mau menerima pendapat orang lain, meskipun pendapat orang lain berbeda dengan pendapatnya.

4) Tidak mencampuradukkan fakta dengan pendapat. 5) Bersifat hati-hati.

6) Ingin menyelidiki. 2. Peristiwa alam di Indonesia

Daur air

(36)

Air dilaut, sungai dan danau menguap karena pengaruh panas dari sinar matahari. Tumbuhan juga mengeluarkan uap air ke udara proses penguapan ini disebut evaporasi. Uap air naik dan berkumpul di udara. Lama kelamaan, udara tidak dapat lagi menampunguap air (jenuh). Proses ini disebut presipitasi (pengendapan). Jika suhunya turun, uap air akan berubah menjadi titik –titik air. Titik –titik air ini membentuk awan. Proses ini disebut kondensasi (pengembunan).

(37)

Awan

Hujan Kondensasi

Evaporasi

Uap Air Presipitasi

Air Udara jenuh uap air

Air di sungai akan mengalir ke laut. Di lain pihak sebagian air sungai dapat menguap kembali. Air sungai yang menguap membentuk awan bersama dengan uap air dari laut dan tumbuhan.

(38)

Cara – cara menghemat air :

 Tutuplah keran air setelah menggunakannya. Jika kita lupa menutup keran air, air bersih dapat terbuang percuma.

 Usahakan mencuci pakaian setelah mencapai jumlah cukup banyak. Semakin sering kita mencuci pakaian sedikit demi sedikit, semakin banyak air yang kita gunakan.

 Gunakan air bekas mencuci beras atau sayuran untuk menyiram tanaman. Selain menghemat air bersih, tanaman dapat tumbuh subur dengan air bekas itu.

 Usahakan tidak mencuci kendaraan setiap hari. Jika hanya kotor karena debu, kendaraan cukup di lap saja.

Peristiwa alam di Indonesia

Secara alami, alam selalu aktif melakukan aktivitas. Alam memang mempunyai kekuatan lebih dasyat daripada makhluk hidup. Aktivitas alam berbentuk gempa bumi, gunung meletus, banjir, tanah longsor dan topan badai. Semua jenis aktivitas alam ini disebut juga peristiwa alam.

Peristiwa alam membawa dampak bagi kehidupan makhluk hidup dan lingkungan. Peristiwa alam memang sering kali mengakibatkan kerusakan disana sini.

(39)

Gempa bumi mengakibatkan bangunan runtuh

Gempa bumi dibedakan menjadi tiga, yaitu gempa vulkanik, runtuhan dan tektonik. Gempa yang paling hebat yaitu gempa tektonik. Gempa tektonik terjadi karena pergeseran kerak bumi. Sebagian besar gempa tektonik terjadai ketika dua lempeng saling bergesekan.

Gempa bumi mempunyai kekuatan yang berbeda – beda. Kekuatan gempa diukur menggunakan satuan skala Richter. Alat untuk mengukur gempa yaitu seismograf. Terjadinya gempa tektonik dimulai dari sebuah tempat yang disebut pusat gempa. Pusat gempa terdapat di darat maupun lautan. Pusat gempa yang berada di lautan dapat menyebabkan gempa bumi di bawah laut. Gempa seperti ini bisa menyebabkan gelombang hebat yang disebut tsunami.

(40)

gempa bumi. Gempa bumi yang disebabkan gunung meletus disebut gempa bumi vulkanik. Misalnya, saat Gunung Krakatau meletus mengakibatkan gelombang laut yang sangat dasyat dan gempa bumi. Letusan gunung api dapat mengakibatkan dampak yang merugikan. Lava pijar yang dimuntahkan oleh gunung api dapat membakar kawasan hutan yang dilaluinya. Berbagai jenis tumbuhan dan hewan mati terbakar. Apabila lava pijar ini mengalir sampai ke permukiman penduduk, dapat memakan korban jiwa manusia dan menyebabkan kerusakan yang cukup parah.

c. Banjir dapat disebabkan oleh berbagai hal. Banjir diawali dengan curah hujan yang sangat besar. Jika tidak mendapat cukup tempat untuk menampung atau mengalir, air hujan dapat mengakibatkan banjir. Sering kali sungai tidak mampu menampung air hujan sehingga meluap menjadi banjir. Sungai di kota menjadi dangkal dan sempit akibat banyak sampah yang dibuang ke dalamnya.

Bencana banjir mengakibatkan kerugian yang sangat besar. Rumah-rumah dan ribuan hektare sawah yang ditanami padi rusak. Jalan-jalan terputus tidak bisa dilewati. Korban banjir pun dapat terancam penyakit seperti diare, kolera dan penyakit-penyakit kulit.

Peranan manusia yang dapat menyebabkan banjir antara lain seabagai berikut :

(41)

 Penebangan hutan tanpa memperhitungkan reboisasinya sehingga menyebabkan daerah menjadi tandus dan berkurangnya curah hujan.

 Perusakan cagar alam yang menyebabkan pepohonan mati.

 Membuang sampah pada selokan, parit atau pada fasilitas pembuangan akhir.

 Penggalian bahan-bahan tambang pada lokasi rawan erosi.

d. Tanah longsor sering kali diawali dengan hujan yang deras. Akibat penggundulan hutan, tanah tidak sanggup menahan terjangan air hujan. Tanah longsor meruntuhkan benda yang ada diatasnya.

e. Topan badai ditimbulkan oleh angin kencang yang tejadi bersama-sama dengan hujan. Topan badai sanggup menerbangkan atap rumah, mobil dan benda-benda berat lainnya.

Beberapa peristiwa alam tidak dapat kita cegah. Gunung meletus, gempa bumi dan topan badai dapat terjadi begitu saja. Kita hanya bisa memperkirakan kapan peristiwa alam itu terjadi. Pemerintah Indonesia membentuk Badan Meteorologi dan Geofisika antara lain untuk dapat mengetahui peristiwa alam yang akan terjadi. Kemudian, informasi itu diumumkan kepada masyarakat sehingga masyarakat dapat menyelamatkan diri.

(42)

a. Selalu membuang sampah di tempatnya. Jangan membuang sampah di sungai, selokan atau saluran air lainnya.

b. Tidak mendirikan bangunan di sepanjang tepi sungai. Hal ini dapat mempersempit sungai.

c. Melakukan penanaman pohon, khususnya di lereng bukit atau lahan miring lainnya. Dapat pula dibuat sengkedan (teras) agar tanah tidak longsorditerjang air hujan.

Banjir dapat dicegah

3. Tujuan Pengajaran IPA di Sekolah Dasar

Sebagai salah satu mata pelajaran yang diajarkan di Sekolah Dasar, mata pelajaran IPA bertujuan agar peserta didik (Depdiknas, 2007: 189): a. Memperoleh keyakinan terhadap kebesaran Tuhan Yang Maha Esa

berdasarkan keberadaan, keindahan dan keteraturan alam ciptaannya. b. Mengembangkan pengetahuan dan pemahaman konsep-konsep IPA

(43)

c. Mengembangkan rasa ingin tahu, sikap positif dan kesadaran tentang adanya hubungan yang saling mempengaruhi antara A, lingkungan, tekhnologi dan masyarakat.

d. Mengembangkan ketrampilan proses untuk menyelidiki alam sekitar, memecahkan masalah, dan membuat keputusan.

e. Meningkatkan kesadaran untuk berperan serta dalam memelihara, menjaga, dan melestarikan lingkungan alam.

f. Meningkatkan kesadaran untuk menghargai alam dan segala keteraturannya sebagai salah satu ciptaan Tuhan.

g. Memperoleh bekal pengetahuan, konsep dan ketrampilan IPA sebagai dasar untuk melanjutkan pendidikan ke SMP / MTS.

D. Penerapan Metode Demonstrasi-Eksperimen Dalam Pembelajaran IPA

Dengan menggunakan metode Demonstrasi-Eksperimen, siswa dapat terbantu dalam mempelajari materi tentang daur air dan peristiwa alam. Dengan mempraktikkan angin topan yaitu menyalakan kipas angin dan terjadinya erosi dengan membuat gundukan tanah yang diberi rerumputan kemudian disiram air (seakan terjadi erosi). Siswa dapat berinteraksi secara langsung dengan anggota dalam suatu kelompok dalam memecahkan masalah.

(44)

pembelajaran tersebut. Sehingga dengan pembelajaran seperti ini, materi akan membekas dalam ingatan siswa dan menjadi bekal yang bermakna bagi siswa serta dapat meningkatkan prestasi belajar.

E. Penelitian yang Relevan

Penelitian yang berkaitan dengan penggunaan metode Demonstrasi-eksperimen sudah banyak dilakukan. Diantaranya adalah penelitian oleh Kurniawan, Nursidik (2007) yang melihat hubungan penggunaan Metode Demonstrasi-eksperimen dengan hasil belajar IPA dan menyimpulkan bahwa terdapat hubungan yang kuat antara Metode Demonstrasi-eksperimen dengan hasil belajar pada materi pembiakan tumbuhan.

(45)

materi yang dipelajari di depan kelas. Terlebih dulu siswa memperoleh materi pemahaman dari hasil dan penjelasan guru terhadap materi tersebut. Setelah itu barulah guru meminta lagi pada siswa untuk menjelaskan kembali di depan kelas dihadapan guru dan teman-temannya. Sehingga siswa memperoleh pemahaman dan pengalaman dari materi tersebut.

Dari dua penelitian diatas mendukung peneliti yang akan dilakukan tentang penerapan Metode Demonstrasi-eksperimen pada siswa kelas V SDN Congkrang 1 kecamatan Muntilan Kabupaten Magelang.

F. Kerangka Berpikir

Pembelajaran IPA ini akan sangat menarik jika siswa ikut mengalami pembelajaran itu sendiri dan mendapat pengalaman. Sehingga akan memberikan kesan pembelajaran tersendiri bagi siswa. Dalam pembelajaran daur air dan peristiwa alam dengan menggunakan metode demonstrasi-eksperimen memiliki beberapa keunggulan yaitu siswa dapat ikut aktif dalam pembelajaran, karena siswa dapat ikut mempraktikkan materi peristiwa alam dan daur air dengan media yang disediakan siswa dan guru.

G. Hipotesis Tindakan

Berdasarkan penggunaan Metode Demonstrasi-Eksperimen dapat dirumuskan hipotesis tindakan sebagai berikut :

(46)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Dalam penelitian ini menggunakan jenis pendekatan deskiptif kualitatif untuk mengukur tingkat prestasi belajar siswa. Menurut Nina Syaodih (2008:54) penelitian deskriptif adalah suatu metode penilitian yang ditunjukkan untuk menggambarkan fenemena yang ada yang berlangsung pada saat ini atau saat yang lampau. Penelitian deskriptif ini tidak mengadakan manipulasi pada variabel bebas, tapi menggambarkan suatu kondisi apa adanya. Penggambaran kondisi ini dapat secara individual atau kelompok dan mnggunakan angka-angka.

Penggunaan metode demonstrasi-eksperimen diharapkan dapat meningkatkan ketertarikan siswa untuk mengikuti pembelajaran IPA sehingga dapat meningkatkan prestasi. Dengan metode ini siswa juga dapat ikut aktif dalam proses pembelajaran. Kegiatan perbaikan ini dilakukandalam dua siklus terdiri dari kegiatan perencanaan, pelaksanaan, observasi dan refleksi.

Menurut Kasbalah (2001:10) tahapan dalam setiap siklus dapat digambarkan sebagai berikut:

(47)

Refleksi

Subyek penelitian ini adalah semua siswa kelas V SD Negeri Congkrang 1 Kecamatan Muntilan.

3. Obyek Penelitian

Obyek penelitian ini adalah peningkatan prestasi belajar pada mata pelajaran IPA tentang materi daur air dan peristiwa alam siswa kelas V SD Negeri Congkrang 1 Muntilan Tahun Pelajaran 2011/2012.

4. Waktu Penelitian

Pengambilan data dilakukan antara bulan April sampai Oktober tahun pelajaran 2011/2012.

(48)

Tabel 1. Jadwal Kegiatan Penelitian

N

o Kegiatan

Bulan

April Mei Juni Juli Agst Sept Okt Nop Des Jan Feb

1 Pengumpulan

Sebelum melaksanakan penelitian, peneliti melakukan beberapa langkah persiapan. Langkah ini dilakukan agar peneliti dapat berjalan sesuai dengan harapan. Langkah tersebut diantaranya:

1. Persiapan

a. Permintaan ijin kepada Kepala SDN Congkrang 1 Muntilan.

(49)

dengan hasil wawancara dari guru kelas V. Berdasarkan wawancara tersebut maka didapatkan data nilai siswa kelas V.

c. Identifikasi masalah

Setelah diperoleh data dari hasil wawancara maka peneliti dapat mengidentifikasi masalah yang terjadi dan menentukan tindak lanjutnya.

d. Mengkaji kompetensi dasar dan materi pokoknya.

Hal tersebut dilakukan dengan merumuskan isi dan materi dari KD yang bermasalah sehingga diperoleh indikator.

e. Menyusun rencana siklus.

Rencana selanjutnya adalah dengan menentukan rencana tindakan yang akan dilakukan dalam PTK.

f. Menyiapkan sumber bahan pengajaran. g. Menyusun silabus, RPP, dan LKS.

h. Membuat kisi-kisi dan soal untuk tes atau evaluasi pada siklus I dan siklus II.

2. Rencana tindakan Setiap Siklus a. Siklus I

1) Rencana tindakan

a) Kegiatan pembelajaran diawali dengan apersepsi. b) Menyampaikan tujuan pembelajaran

(50)

d) Siswa memperhatikan demonstrasi tentang penghematan air. e) Siswa mendengarkan penjelasan guru tentang alat dan bahan

yang digunakan serta langkah kerjanya dalam melakukan kegiatan tersebut.

f) Siswa melakukan eksperimen tentang penghematan air dengan alat dan bahan yang telah disediakan oleh guru secara kelompok.

g) Siswa diberi LKS untuk dikerjakan dalam kelompok kemudian dikumpulkan.

2) Pelaksanaan tindakan

Kegiatan pembelajaran dilakukan sesuai dengan rencana tindakan. 3) Observasi

a) Mengamati kegiatan pembelajaran kemudian mencatat hal-hal penting yang terjadi dalam kegiatan pembelajaran pada lembar observasi.

b) Memeriksa LKS. 4) Refleksi

a) Mengidenifikasi kendala yang dihadapi, kekurangan dan temuan-temuan lain selama kegiatan pembelajaran.

(51)

c) Membandingkan hasil yang sudah dicapai dengan indikator keberhasilan yang telah ditetapkan untuk merencanakan kegiatan pembelajaran pada pertemuan selanjutnya.

b. Siklus II

1) Rencana tindakan

a) Kegiatan pembelajaran diawali dengan mengingat kembali pelajaran pada pertemuan sebelumnya.

b) Siswa masuk dalam kelompok, jumlah dan anggota kelompoknya sama seperti kelompok pertemuan sebelumnya. c) Siswa diberi tanya jawab tentang materi pada pertemuan

sebelumnya pada tiap kelompok.

d) Menyampaikan tujuan pembelajaran tentang materi peristiwa alam dan dampaknya bagi makhluk hidup.

e) Siswa memperhatikan demonstrasi tentang materi peristiwa alam dan dampaknya bagi makhluk hidup yang dilakukan oleh guru didepan kelas.

f) Siswa mendengarkan penjelasan guru tentang alat dan bahan yang akan digunakan serta langkah kerjanya dalam melakukan kegiatan tersebut.

(52)

h) Siswa mengisi lembar kerja dalam kelompok kemudian dikumpulkan.

i) Siswa mengerjakan soal-soal tes yang sudah disiapkan oleh guru secara individual.

2) Pelaksanaan tindakan

Kegiatan pembelajaran dilakukan sesuai dengan rencana tindakan. 3) Observasi

a) Mengamati kegiatan pembelajaran kemudian mencatat hal-hal penting yang terjadi dalam kegiatan pembelajaran pada lembar observasi.

b) Memeriksa LKS. 4) Refleksi

a) Mengidentifikasi kendala yang dihadapi, kekurangan dan temuan-temuan lain selama kegiatan pembelajaran.

b) Membicarakan dengan teman sejawat atau guru kelas tentang kendala yang dihadapi, kekurangan serta temuan-temuan lain selama kegiatan pembelajaran.

c) Membandingkan hasil yang sudah dicapai dengan indikator keberhasilan yang telah ditetapkan maka siklus II dihentikan.

D. Pengumpulan Data dan Instrumennya

(53)

semester 2 SDN Congkrang 1 tahun ajaran 2011/2012. Data kondisi awal prestasi belajar siswa kelas V, terlampir dalam lampiran.

Menurut Nana Syaodih (2008:222) teknik pengukuran bersifat mengukur karena menggunakan instrumen standar yaitu atau distandarisasikan dan menghasilkan data hasil pengukuran yang berbentuk angka-angka. Instrumen yang bersifat mengukur secara umum dapat dibedakan dalam dua macam yaitu kuantitatif dan kualitatif.

Dalam penelitian ini peneliti menggunakan pengukuran dengan tes. Tes yang digunakan dalam pendidikan biasa dibedakan antara tes hasil belajar yang dicapai siswa selama kurun waktu tertentu, misalnya tes akhir pertemuan, tes mingguan, tes akhir pokok bahasan, tes tengah semester, tes semester, tes jenjang pendidikan dan tes-tes lainnya. Tes hasil belajar yang dilakukan peneliti adalah tes akhir pertemuan.

(54)

1. Penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (terlampir)

Peubah Indikator Kondisi Awal Kondisi Akhir

Prestasi

b. Menghitung jumlah skor setiap siswa

c. Menghitung skor rata-rata kelas, dengan rumus :

(55)

d. Menghitung persentase ketuntasan siswa. Jumlah siswa yang tuntas x 100

Jumlah siswa

(56)

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Kegiatan Penelitian

Dari hasil refleksi siklus I, diketahui bahwa dalam melaksanakan Perbaikan Pembelajaran guru sudah menerapkan metode eksperimen dengan baik. Tetapi dalam menerapkan metode demonstrasi-eksperimen guru kurang memberikan motivasi kepada siswa. Peran guru masih terlihat dominan, siswa belum aktif dalam proses pembelajaran. Tugas yang diberikan guru kepada siswa untuk menunjukkan peristiwa alam yang terjadi di Indonesia dan dampaknya bagi makhluk hidup dan lingkungannya.

Dari langkah perbaikan siklus I diperoleh temuan pada siswa. Yaitu prestasi siswa dalam proses pembelajran bertambah. Hasil yang dicapai oleh siswa lebih meningkat dan sudah banyak siswa yang berani mengutarakan pendapatnya. Dengan adanya variasi seperti tugas untuk menunjukkan peristiwa alam yang terjadi di Indonesia dan dampaknya bagi makhluk hidup dan lingkungannya. Dari uraian tersebut dapat dikatakan bahwa proses pembelajaran pada siklus I dengan menerapkan metode demonstrasi-eksperimen dan media nyata cukup berhasil.

Selanjutnya dari refleksi pada siklus I, peneliti melaksanakan perbaikan pembelajaran siklus II yang memfokuskan pada penggunaan metode demonstrasi-eksperimen, dengan media nyata. Peran guru tidak

(57)

terlalu dominan, banyak siswa aktif bermain benda nyata dalam proses pembelajaran ini.

Pengaruh yang nyata terlihat dari penggunaan metode demonstrasi-eksperimen dengan media nyata pada siklus II, yaitu prestasi siswa lebih bertambah. Siswa sudah terlihat aktif dalam proses pembelajaran. Banyak siswa yang sudah berani mengutarakan pendapatnya untuk menarik kesimpulan dan interpretasi siswa lebih banyak yang muncul sehingga hasil evaluasi belajar yang dicapai siswa pun lebih meningkat. Dengan demikian, proses pembelajaran siklus II secara garis besar sudah berhasil.

Hasil perolehan data sebelum tindakan pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam diperoleh dari data nilai kelas V.

Keterangan :

- Jumlah nilai dari 34 siswa : 1995

- Rata-rata : 58,67

- Siswa yang memperoleh nilai tuntas : 9 - Siswa yang memperoleh nilai tidak tuntas : 25 - Persentase siswa yang nilainya tuntas: 26%

- Persentase siswa yang nilainya tidak tuntas : 73%

(58)

Gambar 1. Diagram Batang Hasil Evaluasi Sebelum perbaikan pembelajaran siklus I adalah sebagai berikut :

- Jumlah nilai siswa : 2165

- Rata-rata nilai siswa : 67,65

- Siswa yang memperoleh nilai tuntas : 14 - Siswa yang memperoleh nilai tidak tuntas : 18 - Persentase siswa yang nilainya tuntas: 43%

- Persentase siswa yang nilainya tidak tuntas : 56%

(59)

mendapat nilai 80 sebanyak 5 siswa, yang mendapat nilai 85 sebanyak 5 siswa, yang mendapat nilai 95 sebanyak 3 siswa.

Untuk lebih jelasnya berikut ini disajikan diagram batang tentang data hasil analisis nilai berdasarkan tabel diatas :

Gambar 2. Diagram Batang Hasil Evaluasi Perbaikan Pembelajaran Siklus I

Dan analisis hasil evaluasi pada perbaikan pembelajaran siklus II diperoleh data sebagai berikut :

- Jumlah nilai siswa : 2580

- Rata-rata nilai siswa : 80,62

- Siswa yang memperoleh nilai tuntas : 29

- Siswa yang memperoleh nilai tidak tuntas : 3

- Persentase siswa yang nilainya tuntas: 90%

- Persentase siswa yang nilainya tidak tuntas : 9%

(60)

sebanyak 13 siswa, yang mendapat nilai 85 sebanyak 8 siswa, yang mendapat nilai 90 sebanyak 5 siswa, yang mendapat nilai 95 sebanyak 3 siswa.

Untuk lebih jelasnya berikut ini disajikan diagram batang tentang data hasil analisis nilai berdasarkan tabel diatas :

Gambar 3. Diagram Batang Hasil Evaluasi Mata Pelajaran IPA Pada Perbaikan Siklus II

REKAPITULASI HASIL SIKLUS I DAN II

a. Pada kondisi awal siswa yang tuntas belajar hanya 9 siswa dari 34 siswa atau sebesar 26%.

b. Pada siklus pertama siswa yang tuntas belajar sebanyak 14 siswa dari 32 siswa atau sebesar 43%.

(61)

C. Pembahasan

Pelaksanaan penelitian dalam mengidentifikasi peristiwa alam yang terjadi di Indonesia dan dampaknya bagi makhluk hidup dan lingkungannya. Dengan menggunakan metode demonstrasi-eksperimen dan media nyata pada pelajaran IPA siswa kelas V SD Negeri Congkrang 1 Kecamatan Muntilan, Kabupaten Magelang tahun ajaran 2011/2012 ini dapat berhasil dengan baik. Hal ini dikarenakan kerjasama peneliti dengan teman sejawat, konsultasi dengan pembimbing dan mengkaji berbagai sumber yang memuat teori belajar mengajar dan berkaitan dengan tindakan yang peneliti ambil dalam proses perbaikan pembelajaran, tindakan perbaikan pembelajaran yang peneliti laksanakan pada setiap siklus yang terkait dengan teori belajar dari para ahli adalah sebagai berikut :

1. Siklus I

Fokus peneliti pada siklus I adalah penerapan metode demonstrasi-eksperimen. Dalam pelaksanaannya, guru sudah menerapkan metode ini dengan baik. Metode demonstrasi-eksperimen diartikan sebagai penyajian pelajaran dengan memperagakan dan mempertunjukkan kepada peserta didik mengenai suatu proses, situasi atau benda tertentu yang sedang dipelajari baik dalam bentuk-bentuk tiruan yang dipertunjukkan oleh guru atau sumber belajar lain (Udin S. Winata Putra, 2004:4:24)

(62)

bertambah. Hal ini juga terkait dengan beberapa teori, yaitu kebutuhan aktualisasi diri yang dikemukakan oleh Maslow. Kebutuhan aktualisasi diri ini merupakan keinginan untuk mengembangkan diri semaksimal mungkin. Perwujudannya terlihat dari keinginan untuk mempelajari hal-hal baru. Motivasi ini terlihat dari sikap siswa yang menyenangi belajar mandiri.

Ternyata dengan menggunakan penerapan metode demonstrasi-eksperimen untuk menyampaikan materi peristiwa alam dan dampaknya bagi lingkungan dapat meningkatkan penguasaan siswa terhadap materi pembelajaran.

Terbukti pada pertemuan sebelum perbaikan, siswa yang tuntas belajar hanya 9 siswa = 26%. Pada perbaikan siklus I yang tuntas belajar meningkat menjadi 14 siswa = 43% dari 32 siswa. Setelah guru menggunakan media yang tepat yaitu benda nyata dengan demikian harus dilaksanakan perbaikan pembelajaran pada siklus II.

2. Siklus II

(63)

Penggunaan metode ini dapat menigkatkan peguasaan siswa terhadap materi pembelajaran, penggunaan metode ini sesuai dengan teori riarso yaitu segala sesuatu yang dapat digunakan untuk merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan kemauan anak didik sehingga dapat mendorong terjadinya proses belajar pada diri siswa.

Fungsi media pembelajaran dalam proses pembelajaran antara lain : a. Sebagai sarana bantu untuk mewujudkan situasi belajar mengajar

yang lebih efektif

b. Bagian integral dari keseluruhan situasi mengajar

c. Meletakkan dasar-dasar yang konkret dari konsep abstrak sehingga dapat mengurangi pemahaman yang bersifat verbalisme

d. Membangkitkan motivasi belajar peserta didik

(64)

BAB V

PENUTUP

A.

Kesimpulan

1. Penggunaan Metode Demonstrasi-Eksperimen dapat meningkatkan keaktifan siswa dalam pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam Kompetensi Dasar : mengidentifikasi peristiwa alam yang terjadi di Indonesia dan dampaknya bagi makhluk hidup dan lingkungannya pada siswa kelas V SDN Congkrang 1 semester genap Tahun Ajaran 2011/2012.

2. Penggunaan Metode Demonstrasi-Eksperimen dapat meningkatkan prestasi belajar siswa dalam pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam Kompetensi Dasar : mengidentifikasi peristiwa alam yang terjadi di Indonesia dan dampaknya bagi makhluk hidup dan lingkungannya pada siswa kelas V SDN Congkrang 1 semester genap Tahun Ajaran 2011/2012. Hal ini tampak dari prestasi siswa pada kondisi awal sebesar 58,67 dan 75 pada akhir siklus II. Dan nilai KKM mencapai 75a.

B.

Saran

Saran yang dapat diberikan dalam rangka peningkatan prestasi belajar dengan menggunakan metode demonstrasi-eksperimen adalah :

1. Bagi guru, dalam melaksanakan pembelajaran harus diusahakan model pembelajarannya yang berpusat pada siswa, agar siswa mengalami

(65)

langsung dan pengalaman siswa bertahan lama. Salah satunya adalah menggunakan metode demonstrasi-eksperimen dengan media nyata. 2. Bagi peneliti lain, diharapkan juga melaksanakan metode

demonstrasi-eksperimen dalam pembelajaran terutama apabila mengadakan penelitian dalam pembelajaran mata pelajaran IPA.

(66)

DAFTAR PUSTAKA

Ahmadi, Abu dan widodo Supriyono. 1991. Psikologi Belajar. Jakarta: Rineka Cipta.

Amien, Moh. 1987. Mengajarkan Ilmu Pengetahuan Alam dengan Menggunakan Metode “Discovery” dan “Inquiry”. Jakarta: Departemen

Pendidikan dan Kebudayaan.

Arikunto, Suharsimi. 2006. Evaluasi Program Pendidikan: Pedoman Teoretis Praktis Bagi Mahasiswa dan Praktisi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.

Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.

Azmiyawat, Choiril. 2008. IPA Salingtemas: untuk SD / MI kelas V. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional.

Azwar, Saiffudin. 2000. Realitas dan Validitas. Yogyakarta: Pustaka Belajar.

Budi, Kartika. 1992. Makalah-makalah Bidang Studi IPA. Yogyakarta: IKIP Sanata Dharma.

Depdiknas. 2007. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) untuk Satuan Pendidikan Dasar SD/ MI (Semester I dan II). Jakarta: Cipta Jaya.

Furchan, H. Arief.2007. Pengantar Penelitian dalam Pendidikan.Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Haryanto. 2004. Sains untuk SD kelas V. Jakarta : Erlangga

(67)

Iskandar, Srini. 1997. Pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam. Bandung: CV Maulana.

Mahmud, Dimyati. 1990. Psikologi Pendidikan: Suatu Pendekatan Terapan. Yogyakarta: BPFE.

Masidjo, Ign. 2010. Penilaian Pencapaian Hasil Belajar Siswa di Sekolah. Yogyakarta: Kanisius.

Simanjutak, B. dan Pasaribu. 1986. Didaktik dan Metodik. Bandung: Tarsito. Sudirman, N., dkk. 1987. Ilmu Pendidikan. Bandung: Remadja Karya.

Sudjana, Nana.1989. Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru.

Surakhmad, Winarno.1973. Dasar dan Teknik Interaksi Mengajar dan Belajar. Bandung: Tarsito.

Syah, Muhibbin. 2003. Psikologi Belajar. Jakarta: Raja Grafindo Persada. Tim Redaksi KBBI Pusat Bahasa Depdiknas. 2008. Kamus Besar Bahasa Indonesia Pusat Bahasa Edisi Keempat. Jakarta: Gramedia.

Tirtonegoro, Suratinah, 1984. Anak Super Normal dan Program Normal Pendidikan. Jakarta: Bina Aksara.

Trianto. 2010. Model Pembelajaran Terpadu: Konsep, Strategi, dan Implementasinya dalam Kurikilum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Jakarta: Bumi Aksara.

(68)

Satuan Pendididkan : Sekolah Dasar

Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Alam Kelas / Semester : 5 (lima) / 2

Standar Kompetensi : Memahami perubahan yang terjadi di alam dan hubungannya dengan penggunaan Sumber Daya Alam Kompetensi Dasar : Mengidentifikasi peristiwa alam yang terjadi di Indonesia dan dampaknya bagi makhluk hidup

Materi Pokok Pembelajaran

Kegiatan

pembelajaran Indikator Penilaian Alokasi waktu Sumber Belajar

Daur air dan

Produk : menyebutkan proses daur air

(69)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

(RPP)

Siklus I

Satuan Pendidikan : SDN Congkrang 1 Mata Pelajaran : IPA

Kelas / Semester : V / 2

Alokasi waktu : 2 x 35 menit (2 JP) Hari / Tanggal : Selasa, 15 Mei 2012

A. Standar Kompetensi

Memahami perubahan yang terjadi di alam dan hubungannya dengan penggunaan Sumber Daya Alam

B. Kompetensi Dasar

7.6 Mengidentifikasi peristiwa alam yang terjadi di Indonesia dan dampaknya bagi makhluk hidup

C. Indikator 1. Kognitif

- Produk : menyebutkan proses daur air - Proses : menggambar proses daur air 2. Afektif

- Melaporkan cara menghemat air

- Menulis kegiatan yang mempengaruhi daur air 3. Psikomotorik

(70)

D. Tujuan pembelajaran 1. Kognitif

- Produk : siswa dapat menyebutkan proses daur air

- Proses : siswa dapat menggambar proses daur air 2. Afektif

- Siswa dapat melaporkan cara menghemat air

- Siswa dapat menulis kegiatan yang dapat mempengaruhi daur air 3. Psikomotorik

Siswa dapat mendiskripsikan proses daur air dan kegiatan manusia yang dapat mempengaruhinya

E. Materi pokok

Daur air dan peristiwa alam

F. Model dan metode pembelajaran Model pembelajaran : kooperatif tipe

Metode pembelajaran : diskusi, tanya jawab, pemberian tugas

G. Kegiatan pembelajaran

Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dilaksanakan c. Motivasi

Memotivasi siswa agar bersemangat mengikuti pembelajaran • Kegiatan inti (50 menit)

a. Eksplorasi

(71)

 Guru memberi tugas pada masing-masing kelompok

 Guru membagi LKS secara kelompok dan siswa berdiskusi secara kelompok

 Siswa mengamati gambar daur air yang ditempel di papan tulis  Siswa mengerjakan LKS secara berkelompok dengan berdiskusi b. Elaborasi

 Siswa mempresentasikan hasil tugas kelompok secara bergantian  Kelompok lain memberi tanggapan secara lisan

c. Konfirmasi

 Mengklarifikasi hasil diskusi bila terjadi kesalahan

 Menyimpulkan hasil diskusi kelas dibawah bimbingan guru  Memberi apresiasi terhadap kelompok yang paling aktif dan baik  Memberi teguran terhadap peserta didik yang kurang aktif  Menyampaikan topik penilaian per kelompok

• Penutup (10 menit)

a. Membimbing siswa merangkum hasil pembelajaran

b. Guru mengulas kembali materi dengan bahasa yang sederhana c. Guru memberi penghargaan bagi siswa yang hasilnya bagus d. Mengerjakan soal latihan dirumah

H. Alat dan bahan • Alat

Gambar siklus air • Sumber bahan

Haryanto. 2004. Sains untuk SD (halaman 212-223). Jakarta : Erlangga Sarjan, Purwo Susanto, handayani. 2004. Sains 5. Jakarta : CV. Sahabat KTSP untuk SD

I. Penilaian hasil belajar

(72)
(73)

Satuan Pendidikan : SDN Congkrang 1 Mata Pelajaran : IPA

Kelas / Semester : V / 2

Alokasi waktu : 90 menit (2 x JP)

LEMBAR KERJA SISWA

siklus 1

Lengkapi titik-titik pada gambar siklus air dibawah ini dengan benar!

(74)

KUNCI JAWABAN

Lembar Kerja Siswa siklus 1

a. Uap air laut b. Awan c. Mendung d. Hujan

(75)

Satuan Pendidikan : SDN Congkrang 1 Mata Pelajaran : IPA

Kelas / Semester : V / 2

Alokasi waktu : menit (2 x JP)

LEMBAR EVALUASI

siklus 1

Berilah tanda silang (x) pada huruf a, b, c, atau d di depan jawaban yang benar! 1. Air di bumi tidak pernah habis walaupun terus menerus digunakan. Hal ini

disebabkan air mengalami . . . .

a. penambahan c. pencampuran

b. perputaran d. pengurangan

2. Air hujan dapat menjadi air tanah karena proses . . . .

a. penguapan c. pengendapan

b. pengembunan d. peresapan

3. Uap air akan ke udara berbentuk . . . .

a. awan c. air

b. pelangi d. es

4. Uap air yang suhunya turun akan berubah menjadi air. Air ini akan berkumpul di angkasa kemudian turun menjadi . . . .

a. hujan c. angin

(76)

5. Air di permukaan bumi mengalami penguapan karena mendapat . . . .

a. panas bumi c. tipuan angin

b. panas matahari d. terpaan hujan

6. Air di bumi selalu tersedia karena adanya . . . .

a. lautan c. mata air

b. hujan d. daur air

7. Pohon-pohon mempunyai arti penting dalam daur air. Pohon-pohon tersebut berfungsi untuk . . . .

a. menyimpan air hujan c. menghasilkan air hujan b. menurunkan penguapan air d. mengendapkan air hujan

8. Kegiatan manusia berikut yang berdampak positif terhadap daur air di bumi yaitu . . . .

a. terasering c. penggundulan hutan

b. reboisasi d. pembuatan bendungan

9. Betonisasi jalan-jalan dapat mengganggu daur air karena . . . . a. mengurangi peresapan air c. dapat mencegah banjir

b. membuat jalan terasa panas d. air dapat merembes dengan cepat 10. Salah satu contoh tindakan penghematan air yaitu . . . .

a. mencuci pakaian tiap hari dalam jumlah sedikit b. mencuci kendaraan rutin tiap hari

(77)

11. Kelompok bencana alam yang dapat kita cegah yaitu . . . . a. banjir dan gunung meletus

b. gempa bumi dan tanah longsor c. banjir dan tanah longsor

d. puting beliung dan gunung meletus

12. Pembuatan teras di lereng bukit bertujuan . . . . a. memperbaiki susunan tanah

b. mencegah tanah longsor c. menyuburkan lapisan tanah d. mencegah banjir

13. Adanya pergseran kerak bumi dapat menyebabakan terjadinya bencana . . . .

a. tanah longsor c. gempa bumi tektonik

b. gempa bumi vulkanik d. angin puting beliung

14. Alat yang digunakan untuk mengukur getaran gempa yaitu . . . .

a. barometer c. termometer

b. hidrometer d. seismograf

15. Gempa bumi yang terjadi di dasar laut dapat menyebabkan terjadinya gelombang air laut yang sangat besar. Gelombang air laut ini sering disebut . . . .

a. episentrum c. vulkanik

(78)

16. Cairan air panas yang dikeluarkan gunung api saat meletus disebut . . . .

a. magma c. lava

b. vulkanik d. kawah

17. Gempa bumi vulkanik disebabkan oleh . . . .

a. bergesernya kerak bumi c. tanah longsor

b. letusan gunung api d. getaran permukaan bumi 18. Tindakan yang benar untuk mencegah banjir yaitu . . . .

a. membuang smpah di sungai

b. mendirikan bangunan di tepi sungai

c. menebangi pohon-pohon yang tidak berguna d. melakukan reboisasi

19. Angin kencang yang bergerak memutar disebut angin . . . .

a. puting beliung c. laut

b. topan d. darat

20. Bencana alam yang pada dasarnya disebabkan oleh adanya penggundulan hutan yaitu . . . .

a. gempa bumi dan tsunami b. gunung meletus dan banjir c. banjir dan tanah longsor

(79)

KUNCI JAWABAN EVALUASI

Siklus 1

1. B 11. C

2. D 12. D

3. A 13. C

4. A 14. D

5. B 15. B

6. D 16. C

7. C 17. B

8. B 18. D

9. A 19. A

(80)

NO Indikator

Bentuk

Soal Aspek Komposisi Jumlah

Soal

No Soal

Tes Pengetahuan Pemahaman Penerapan Mudah Sedang Sukar

1 Mendiskripsikan proses daur air

Jawaban singkat

- - - - 2 1, 2

2 Mendiskripsikan perlunya

penghematan air

Jawaban singkat

- - - - - 1 3

3 Mengidentifikasi kegiatan manusia yang mempengaruhi daur air

(81)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

(RPP)

Siklus II

Satuan Pendidikan : SDN Congkrang 1 Mata Pelajaran : IPA

Kelas / Semester : V / 2

Alokasi waktu : 2 x 35 menit (2 JP) Hari / Tanggal : Selasa, 22 Mei 2012

A. Standar Kompetensi

Memahami perubahan yang terjadi di alam dan hubungannya dengan penggunaan Sumber Daya Alam

B. Kompetensi Dasar

7.6 Mengidentifikasi peristiwa alam yang terjadi di Indonesia dan dampaknya bagi makhluk hidup

C. Indikator 1. Kognitif

- Produk : menyebutkan peristiwa alam yang terjadi terhadap kehidupan manusia, hewan dan lingkungan

- Proses : menulis peristiwa alam yang terjadi terhadap kehidupan manusia, hewan dan lingkungan

2. Afektif

- Melaporkan hasil diskusi siswa 3. Psikomotorik

(82)

D. Tujuan pembelajaran 1. Kognitif

- Produk : siswa dapat menyebutkan gambar peristiwa alam

- Proses : siswa dapat menulis peristiwa alam 2. Afektif

- Siswa dapat melaporkan hasil diskusi tentang peristiwa alam 3. Psikomotorik

Siswa dapat mempraktikkan erosi yang disebabkan air hujan

E. Materi pokok

Guru mengucapkan salam pembuka dan absensi siswa b. Orientasi

Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dilaksanakan c. Motivasi

Memotivasi siswa agar bersemangat mengikuti pembelajaran • Kegiatan inti (50 menit)

a. Eksplorasi

 Guru membagi siswa menjadi 6 kelompok

 Dalam kelompoknya siswa mengamati peristiwa gambar peristiwa alam

Gambar

Gambar 1. Hasil Evaluasi Sebelum Perbaikan................................................
Gambar desain siklus
Tabel 1. Jadwal Kegiatan Penelitian
Tabel pengumpulan data
+7

Referensi

Dokumen terkait

Data diperoleh melalui 2 tahap yaitu tes esai dengan alasan yang disertai dengan CRI ( Certainty of Response Index) yang telah dimodifikasi dan wawancara. Tes esai digunakan

(2008) yang menyebutkan bahwa dengan adanya peningkatan suhu dari 16°C.. Oleh karena faktor suhu dan cairan penyari akuades berperan penting dalam proses isolasi ekstraksi

Adipranata, Silvestra Maria Indrat Yessy (2009). Students’ Perceptions on the Use of Role Play Technique in Speaking Class in the English Education Study Program of Sanata

Pada penelitian ini, data 3D keluaran dari sensor kamera RGB- D digunakan untuk mengendalikan lengan robot agar dapat bergerak menirukan gerakan natural lengan

Kemudian mesin akan menjalankan proses demi proses, indikator status menunjukkan keadaan masukan dan keluaran PLC dan animasi pada Intellution sesuai dengan

Makalah pada Workshop Penyempurnaan Hasil Karya Lomba Pembuatan Media Pembelajaran SMA Berbasis Teknologi Informasi dan Komunikasi Dikmenum, Jakarta.. Meningkatkan Kemampuan

[r]

Dengan adanya keterbatasan yang dimiliki manusia, maka dalam mengelola waktu yang terdiri dari 24 jam, harus dapat dimanfaatkan dengan baik. Secara umum waktu sehari