• Tidak ada hasil yang ditemukan

KEPUASAN MASYARAKAT DALAM PELAYANAN PERPANJANGAN SURAT IZIN MENGEMUDI (SIM) A, B, C DAN D MELALUI INDEKS KEPUASAN MASYARAKAT (IKM) DI SATUAN LALU LINTAS (SATLANTAS) POLRES JOMBANG.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "KEPUASAN MASYARAKAT DALAM PELAYANAN PERPANJANGAN SURAT IZIN MENGEMUDI (SIM) A, B, C DAN D MELALUI INDEKS KEPUASAN MASYARAKAT (IKM) DI SATUAN LALU LINTAS (SATLANTAS) POLRES JOMBANG."

Copied!
145
0
0

Teks penuh

(1)

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Per syaratan Meperoleh Gelar Sarjana Ilmu Administrasi Negara Pada Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik

Univer sitas Pembangunan “Veteran” J awa Timur

Disusun Oleh :

INTAN PUTRI PUSPITA KUSUMAWARDANI NPM. 1041010006

YAYASAN KESEJ AHTERAAN PENDIDIKAN DAN PERUMAHAN UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN“ J AWA TIMUR

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI NEGARA

(2)

Perpanjangan Sur at Izin Mengemudi (SIM) A, B, C Dan D

Melalui Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM)

Di Satuan Lalu Lintas (Satlantas) Polres J ombang

Disusun Oleh :

Intan Putri Puspita Kusumawardani NPM. 1041010006

Telah dipertahankan dihadapan dan diterima oleh Tim Penguji Skr ipsi J ur usan Ilmu Administr asi Negara Fakultas Ilmu Sosial Dan ilmu Politik

universitas Pembangunan Nasional “Veteran” J awa Timur Pada Tanggal : 16 J anuar i 2015

Pembimbing Utama Tim Penguji :

1)

Dr. Lukman Arif, M.Si Dr. Lukman Arif, M.Si

NIP. 196411021994031001 NIP. 196411021994031001

2)

Dr s. Pudjo Adi, M.Si NIP. 195105101973031001 3)

Dra. Sr i Wibawani, M.Si NIP. 196704061994032001

Mengetahui, DEKAN

(3)

Kepuasan masyarakat Dalam Pelayanan

Perpanjangan Sur at Izin Mengemudi (SIM) A, B, C Dan D

Melalui Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM)

Di Satuan Lalu Lintas (Satlantas) Polres J ombang

Disusun Oleh :

Intan Putri Puspita Kusumawardani NPM. 1041010006

Telah disetujui untuk mengikuti Ujian Skripsi : 16 J anuar i 2015

Menyetujui,

Pembimbing Utama

Dr. Lukman Arif, M.Si NIP. 196411021994031001

Mengetahui

DEKAN

(4)

Perpanjangan Sur at Izin Mengemudi (SIM) A, B, C

Dan D Melalui Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM)

Di Satuan Lalu Lintas (SATLANTAS) Polr es

J ombang.

Nama Mahasiswa : Intan Putri Puspita Kusumawardani

NPM : 1041010006

Program Studi : Ilmu Administrasi Negara

Fakultas : Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Telah direvisi dan disahkan pada tanggal : 16 J anuar i 2015

DOSEN PENGUJ I I

Dr. Lukman Arif, M.Si NIP. 196411021994031001

DOSEN PENGUJ I II

Dr s. Pudjo Adi, M.Si NIP.195105101973031001

DOSEN PENGUJ I III

(5)

skripsi ini dengan judul “ Kepuasan Masyarakat Dalam Pelayanan

Perpanjangan Sur at Izin Mengemudi (SIM) A, B, C Dan D Melalui Indeks

Kepuasan Masyarakat (IKM) Di Satuan Lalu Lintas (Satlantas) Polres

J ombang “. Skripsi ini disusun dalam rangka memenuhi persyaratan kurikulum

Program Studi Ilmu Administrasi Negara, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Universitas Pembangunan Nasional “Veteran“ Jawa Timur.

Berkat Rahmat dan Karunia-Nya, penelitian ini dapat diselesaikan sesuai

dengan waktu yang telah ditentukan. Segala kesulitan baik yang bersifat teknis

maupun non teknis serta berbagai kendala dan hambatan menyebabkan proses

penyelesaian skripsi ini menjadi panjang dan memakan waktu cukup panjang

namun berkaat bimbingan dan kesabaran dosen pembimbing, penulis akhirnya

dapat menyelesaikan skripsi ini.

Dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih dan menghargai

setinggi-tingginya kepada Dr. Lukman Arif, M.Si selaku dosen pembimbing yang

telah meluangkan waktunya untuk memberikan bimbingan dan arahan kepada

penulis. Tidak lupa pula penulis mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak

yang telah membantu dalam pelaksanaan penyusunan skripsi ini di antaranya :

1) Ibu Dra. Ec. Hj. Suparwati, M.Si selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan

Ilmu Politik, Universitas Pembangunan Nasional “Veteran“ Jawa Timur.

2) Bapak Dr. Lukman Arif, M.Si selaku Wakil Dekan Pertama dan selaku

Ketua Program Studi Administrasi Negara Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu

Politik Universitas Pembangunan Nasional “Veteran“ Jawa Timur dan

juga Dosen Pembimbing Skripsi penulis.

3) Ibu Dra. Hj. Susi Hardjati, M.AP selaku Sekretaris Program Administrasi

Negara Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Pembangunan

(6)

maupun perpanjangan surat izin mengemudi (SIM) melalui indeks

kepuasan masyarakat (IKM) di kantor satuan lalu lintas (Satlantas) Polres

Jombang.

5) Kepada Orang Tuaku Mama dan Ayah, Kakak-Kakakku tercinta dan

tersayang yang selalu medukung dan memberikan semangat yang tiada

henti dalam penyusunan Skripsi ini.

6) Kepada semua teman-teman angkatan 2010, khususnya Diana F. A,

Huswatun Dhiniyah dan Shinta Okta V. S., terima kasih atas dukungan

dan bantuannya kalian dan semangatnya serta semua pihak yang

membantu baik moril maupun materiil sehingga terselesaikannya Skripsi

ini tepat pada waktunya.

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan skripsi ini masih jauh dari

kesempurnaan, oleh karena itu segala kritik dan saran dari semua pihak sangat

penulis harapkan. Akhir kata semoga skripsi ini dapat bermanfaat dan menambah

wawasan khususnya bagi penulis dan bagi fakultas pada umumnya serta para

pembaca.

Surabaya, Januari 2015

(7)

HALAMAN JUDUL ... i

LEMBARAN PERSETUJUAN ... iii

LEMBARAN PENGESAHAN ... iv

LEMBARAN REVISI ... v

KATA PENGANTAR ... vii

DAFTAR ISI . ... ix

DAFTAR GAMBAR ... xiii

DAFTAR TABEL ... xiv

ABSTRAKSI ... xvi

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang ... 1

1.2. Perumusan Masalah ... 15

1.3. Tujuan Penelitian ... 15

1.4. Kegunaan Penelitian ... 15

BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Penelitian Terdahulu ... 17

2.2. Landasan Teori ... 21

2.2.1. Pengertian Pelayanan ... 22

2.2.1.1. Tujuan Pelayanan ... 25

(8)

2.2.1.6. Prinsip-Prinsip Pelayanan Umum ... 30

2.2.2. Konsep Pelayanan ... 34

2.2.2.1 Pengertian Pelayanan Publik ... 34

2.2.2.2. Asaz-Asaz Pelayanan Publik ... 36

2.2.2.4. Kelompok Pelayanan Publik ... 38

2.2.2.5. Faktor-Faktor Pelayanan Yang Baik ... 39

2.2.2.6. Faktor Pendukung Pelayanan ... 40

2.2.2.7. Efektifitas Pelayanan ... 47

2.2.3. Kepuasan Masyaarakat ... 48

2.2.3.1. Pengertian Kepuasan Masyarakat ... 48

2.2.3.2. Unsur-Unsur Kepuasan Masyarakat ... 51

2.2.3.3. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kepuasan Masyarakat ... 51

2.2.3.4. Pentingnya Kepuasan Masyarakat ... 53

2.2.4. Indeks Kepuasan Masyarakat ... 55

2.2.4.1. Pengertian Indeks Kepuasan Masyarakat ... 55

2.2.4.2. Maksud Dan Tujuan Indeks Kepuasan Masyarakat ... 56

2.2.4.3. Dasar Pengukuran Indeks Kepuasan Masyarakat ... 56

2.2.5. Surat Izin Mengemudi (SIM) ... 59

(9)

2.2.5.5. Persyaratan Pemohon SIM Perseorangan ... 64

2.2.5.6. Persyaratan Pemohon SIM Umum ... 66

2.2.5.7. Layanan Surat Izin mengemudi ... 66

2.3. Kerangka Berfikir ... 68

BAB III METODE PENELITIAN 3.1.Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel ... 71

3.2.Populasi, Sampel dan Teknik Penentuan Jumlah Sampel ... 77

3.3.Teknik Pengumpulan Data ... 77

3.4.Teknik Analisis ... 78

3.4.1. Perangkat Pengelolahan ... 80

3.4.2. Pengujian Kualitas Data ... 81

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Obyek Penelitian ... 82

4.1.1. Keberadaan Kantor Satuan Lalu Lintas (Satlantas) Polres Jombang 82 4.1.2. Visi Dan Misi Satuan Lalu Lintas (Satlantas) Polres Jombang 83

4.1.3. Tujuan, Strategi Dan Kebijakan Kantor Satuan Lalu Lintas Polres Jombang ... 83

4.1.4. Struktur Organisasi ... 84

4.1.5. Kedudukan dan Fungsi Jabatan ... 87

(10)

Polres Jombang ... 95

4.3. Hasil Penelitian ... 101

4.3.1. Profil Responden ... 101

4.3.2. Penyajian Data Tentang Jawaban Responden Pada Masing-Masing Unsur Pelayanan ... 105

4.3.3. Penyajian Data Semua Unsur Pelayanan ... 119

4.4. Analisis Data ... 121

4.5. Pembahasan ... 128

BAB V SARAN DAN KESIMPULAN 5.1. Kesimpulan ... 132

5.2. Saran ... 133

(11)

(IKM) Di Satuan Lalu Lintas (Satlantas) Polres J ombang.

Penelitian ini didasarkan pada latar belakang bagaimana Kepuasan Masyarakat Dalam Pelayanan Perpanjangan Surat Izin Mengemudi (SIM) A, B, C Dan D Melalui Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM) Di Satuan Lalu Lintas (Satlantas) Polres Jombang, hal ini untuk menunjang kepentingan masyarakat (Publik) mempermudah dan mempercepat proses pembuatan perpanjangan SIM di wilayah Pemerintahan Kota Jombang.

Tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana Kepuasan Masyarakat Dalam Pelayanan Perpanjangan Surat Izin Mengemudi (SIM) A, B, C Dan D Melalui Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM) Di Satuan Lalu Lintas (Satlantas) Polres Jombang. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kuantitatif yang memiliki satu variabel yaitu tentang Kepuasan Masyarakat Dalam Pelayanan Perpanjangan Surat Izin Mengemudi (SIM) A, B, C Dan D Melalui Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM) Di Satuan Lalu Lintas (Satlantas) Polres Jombang yang diukur dari pedoman Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM).

Untuk mengukur kepuasan masyarakat di dalam pelayanan maka digunakan 14 unsur sebagaimana yang telah ditetapkan dalam Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor : 25/KEP/M.PAN/2/2004. Di dalam penelitian ini yang menjadi responden adalah masyarakat yang melakukan perpanjangan SIM A, B, C dan D dari daerah jombang sebanyak 150 responden, pengumpulan data menggunakan kuisioner. Teknik analisis yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan nilai Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM).

Hasil dari penelitian ini adalah besarnya nilai Indeks Kepuasan Masyarakat pada penelitian ini yaitu 69,25 masuk dalam kategori nilai persepsi 3, Nilai Interval Koversi IKM 62,51-81,25 dengan mutu pelayanan B sehingga dapat disimpulkan bahwa kinerja unit pelayanan perpanjangan SIM berdasarkan indeks kepuasan masyarakat (IKM) termasuk dalam kategori BAIK.

(12)

1.1.Latar Belakang

Polisi Lalu Lintas adalah unsur pelaksana yang bertugas

menyelenggarakan tugas kepolisian mencakup penjagaan, pengaturan,

pengawalan dan patroli, pendidikan masyarakat dan rekayasa lalu lintas,

registrasi dan identifikasi pengemudi atau kendaraan bermotor, penyidikan

kecelakaan lalu lintas dan penegak hukum dalam bidang lalu lintas, guna

memelihara keamanan, ketertiban dan kelancaran lalu lintas. Pelayanan

masyarakat di bidang lalu lintas dilaksanakan juga untuk meningkatkan

kualitas hidup masyarakat, karena dalam masyarakat yang modern lalu lintas

merupakan faktor utama pendukung produktivitasnya. Dan dalam lalu lintas

banyak masalah atau gangguan yang dapat menghambat dan mematikan

proses produktivitas masyarakat. Seperti kecelakaan lalu lintas, kemacetan

maupun tindakan pidana yang berkaitan dengan kendaraan bermotor. Untuk

itu polisi lalu lintas juga mempunyai visi dan misi yang sejalan dengan

bahasan polri di masa depan.

Para petugas kepolisian pada tingkat pelaksana menindaklanjuti

kebijakan-kebijakan pimpinan terutama yang berkaitan dengan pelayanan di

bidang SIM baru maupun perpanjangan, STNK, BPKB dan penyidik

kecelakaan lalu lintas. Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu

(13)

dibuat agar penyelenggaraan lalu lintas dan angkutan jalan sesuai harapan

masyarakat, sejalan dengan kondisi dan kebutuhan penyelenggaraan lalu

lintas dan angkutan jalan saat ini, serta harmoni dengan undang-undang

lainnya.

Yang lebih penting dari hal tersebut adalah bagaimana kita dapat

menjawab dan menjalankan amanah yang tertuang di dalamnya. Sesuai

dengan pasal 7 ayat 2e di nyatakan : “Bahwa tugas pokok dan fungsi polri

dalam hal penyelenggaraan lalu lintas sebagai suatu : urusan pemerintah di

bidang registrasi dan identifikasi kendaraan bermotor dan pengemudi,

penegak hukum, operasional manajemen dan rekayasa lalu lintas, serta

pendidikan berlalu lintas “.

Selanjutnya, Tugas dan Fungsi Polri tersebut terperinci pada pasal 12,

meliputi 9 hal, yaitu :

1) Pengujian dan penerbitan SIM kendaraan bermotor.

2) Pelaksanaan registrasi dan identifikasi kendaraan bermotor.

3) Pengumpulan, pemantauan, pengelolah dan penyajian data lalu lintas

dan angkutan jalan.

4) Pengelolahan pusat pengendalian sistem informasi dan komunikasi

lalu lintas dan angkutan jalan.

5) Pengaturan, penjagaan, pengawalan dan patroli lalu lintas.

6) Penegak hukum, meliputi penindakan pelanggaran dan penanganan

kecelakaan lalu lintas.

(14)

8) Pelaksanaan manajemen dan rekayasa lalu lintas.

9) Pelaksanaan operasional lalu lintas.

Dengan adanya Undang-µUndang Nomor 22 Tahun 2009 ini, bukan

berarti bahwa polri akan berorentasi pada kewenangan (Authority). Akan tetapi harus disadarkan bahwa tugas dan fungsi polri di bidang lalu lintas,

berikut kewenangan-kewenangan yang meleket, berkoleransi erat dengan

fungsi kepolisian lainnya baik menyangkut aspek penegak hukum maupun

pemeliharaan kamtibmas dan pencegahan kejahatan secara terpadu.

Polri sebagai administrasi negara atau administrasi publik yang

berorientasi pada pelayanan untuk menuju pelayanan polri yang prima yang

sesuai dengan harapan masyarakat dan dapat mengangkat citra serta

meningkatkan kepercayaan masyarakat pada aparat negara khususnya

POLRI, memerlukan berbagai pembenahan. Pembenahan tersebut antara lain

mencakup bidang administrasi.

Pelayanan publik yang diselenggarakan pemerintah kota jombang

khususnya Direktorat Lalu Lintas Kepolisian Daerah Kota Jombang

diantaranya adalah memberikan Pelayanan Pembuatan SIM (Surat Izin

Mengemudi), Perpanjangan SIM (Surat Izin Mengemudi), STNK (Surat

Tanda Nomor Kendaraan), BPKB (Buku Pemilik Kendaraan Bermotor) dan

TNKB (Tanda Nomor Kendaraan Bermotor) kepada masyarakat.

Surat Izin Mengemudi (SIM) adalah bukti registrasi dan identifikasi

(15)

pelayanan, sehat jasmani dan rohani, memahami peraturan lalu lintas dan

terampil mengemudikan kendaraan bermotor.

BPKB adalah buku yang dikeluarkan atau diterbitkan oleh Satuan Lalu

Lintas Polri sebagai bukti kepemilikan kendaraan bermotor. Fungsi SIM

(Surat Izin Mengemudi) :

a) Sebagai sarana identifikasi atau jati diri seorang pengendara.

b) Sebagai alat bukti telah menempuh ujian ketrampilan mengemudi dan

teori.

c) Sebagai sarana dan upaya paksa dalam hal bila terjadi pelanggaran lalu

lintas.

d) Sebagai sarana pelayanan masyarakat.

BPKB berfungsi sebagai Surat Bukti Kepemilikan Kendaraan

Bermotor. Penerbitan BPKB dilaksanakan oleh Satuan Lalu Lintas

Kepolisian Negara Republik Indonesia. Spesifikasi teknis dan pengadaan

BPKB ditetapkan oleh Kepolisian Negara Republik Indonesia. Bersamaan

dengan pendaftaran BPKB diberikan Surat Tanda Nomor Kendaraan

Bermotor dan Tanda Nomor Kendaraan Bermotor. BPKB dapat disamakan

sebagai certificare of ownership yang disempurnakan dan merupakan dokumen penting. BPKB juga dapat dijadikan sebagai jaminan atau

tanggungan dalam pinjam meminjam berdasarkan kepercayaan masyarakat.

STNK atau Surat Tanda Nomor Kendaraan adalah tanda bukti

pendaftaran dan pengesahan suatu kendaraan bermotor berdasarkan

(16)

oleh SAMSAT (Sistem Administrasi Manunggal Satu Atap) yaitu tempat

pelayanan penerbitan/pengesahan STNK oleh 3 (tiga) Instansi yaitu : Polri,

Dinas Pendapatan Provinsi dan PT. Jasa Raharja, STNK berfungsi :

a) Sebagai sarana pelindungan masyarakat.

b) Sebagai sarana pelayanan masyarakat.

c) Sebagai deteksi guna membentuk langkah selanjutnya jika terjadi

pelanggaran.

d) Untuk meningkatkan penerimaan negara melalui sektor pajak.

TNKB adalah Tanda Nomor Kendaraan Bermotor atau bisa sering

disebut Plat Nomor dibuat untuk mengidentifikasi kendaraan bermotor yang

belalu lintas di jalan umum. Biasanya setelah membeli kendaraan, disertai

dengan STNK, BPKB dan TNKB (Plat Nomor), dibuat dari bahan plat

aluminium ketebalaan 1 mm dan dua baris tulisan, baris pertama

menunjukkan kode wilayah, angka nomor polisi dan huruf akhir seri wilayah.

Sedangkan baris kedua menunjukkan bulan dan tahun masa berlaku. Ukuran

plat nomor untuk kendaraan roda 2 dan roda 3 adalah 250 x 105 mm, untuk

kendaraan roda 4 atau lebih adalah 395 x 135 mm. Garis pembatasan antara

baris pertama dan baris kedua lebarnya 5 mm. Pada sudut kanan atas dan kiri

bawah terdapat tanda cetakan lambang Polisi Lalu Lintas dan pada bagian sisi

kanan dan kiri bertuliskan “DITLANTAS POLRI” (Direktorat Lalu Lintas

(17)

Warna Plat Nomor ditentukan sesuai penggunaannnya, ditetapkan

sebagai berikut :

1) Kendaraan Pribadi : warna dasar hitam dengan tulisan putih.

2) Kendaraan Umum : warna dasar kuning dengan tulisan hitam.

3) Kendaraan Milik Pemerintah : warna dasar merah dengan tulisan putih.

4) Kendaraan untuk Transportasi Dealer : warna dasar putih dengan

tulisan merah.

5) Kendaraan Corps Diplomatik : warna dasar putih dengan tulisan hitam.

6) Kendaraan Staff Operasional Corps Diplomatik : warna dasar hitam

dengan tulisan putih berformat khusus.

Registrasi kendaraan bermotor berkaitan erat dengan scientific crime investigation, maupun kesatuan data base finger print untuk identifikasi pemilik SIM, juga memiliki kaitan dengan investigasi kriminal. Demikian

juga dalam hal manajemen operasional lalu lintas, polri menjadi bagian yang

penting dan menentukan guna terwujudnya sistem transportasi publik yang

aman, nyaman dan lancar.

Karakteristik tugas dan fungsi lalu lintas bersentuhan langsung dengan

masyarakat, menimbulkan konsekuensi dijadikannya fungsi ini sebagai

sasaran berbagai kontrol eksternal. Hal tersebut hendaknya dilihat sebagai

bentuk kepedulian masyarakat pada kualitas pelayanan publik yang di

lakukan oleh polri, serta dijadikan sebagai alat untuk meningkatkan kinerja,

guna terwujudnya transparansi, akuntabilitas, maupun pelayanan publik yang

(18)

Undang-Undang Dasar 1945 telah mengamanatkan bahwa negara wajib

melayani setiap warga negara dan penduduk untuk memenuhi kebutuhan

dasarnya dalam rangka pelayanan umum dan meningkatkan kesejahteraan

masyarakat. Penyelenggaraan pelayanan publik yang dilaksanakan oleh

Aparatur Pemerintah dalam berbagai sektor pelayanan terutama yang

menyangkut pemenuhan hak-hak dan kebutuhan dasar masyarakat, kinerjanya

masih belum seperti yang diharapkan.

Keberadaan pemerintah tidak hanya melayani dirinya sendiri, tetapi

untuk melayani masyarakat serta menciptakan kondisi yang memungkinkan

setiap anggota masyarakat mengembangkan kemampuan dan kreatifitasnya.

Karena itu, birokrasi publik atau aparat pemerintah berkewajiban untuk

memberikan pelayanan publik yang sebaik-baiknya. Pemerintah

menyelenggarakan pelayanan publik sebagai upaya pemenuhan masyarakat

dalam kehidupan. Mulai lembaga-lembaga yang dibentuk sesuai dengan

fungsi masing-masing, pemerintah berusahan meningkatkan kesejahteraan

masyarakat yang merupakan tanggungjawabnya.

Memperhatikan peran pelayanan yang semakin pesat maka tidaklah

heran apabila masalah pelayanan mendapat perhatian masyarakat maupun

dalam kaitan dengan pokok usaha atau kegiatan organisasi. Karena peranan

pelayanan umum yang diselenggarakan oleh pemerintah melibatkan seluruh

aparat pemerintah makin terasa dengan adanya peningkatan keadaan

bernegara dan bermasyarakat, maka pelayanan telah meningkat kedudukan di

(19)

Berbicara soal Kepuasan Masyarakat Dalam Pelayanan Perpanjangan

Surat Izin Mengemudi (SIM) A, B, C Dan D Melalui Indeks Kepuasan

Masyarakat (IKM) Di Satuan Lalu Lintas (Satlantas) Polres Jombang, banyak

faktor yang perlu dipertimbangkan dalam meningkatkan pelayanan dalam

pemohon perpanjangan SIM. Usaha-usaha tersebut sangat berdampak luas

terhadap kinerja organisasi secara keseluruhan. Setiap organisasi perlu

berupaya memberikan pelayanan yang terbaik bagi publik serta penerima

pelayanan. Untuk itu dibutuhkan identifikasi pelayanan yang pasti tepat di

sudut pandang publik menerimaa pelayanan tersebut. Di karena pelayanan

merupakan kinerja, maka masyarakat cenderung memperhatikan faktor-faktor

nyata dalam menerima layanan. Maka hal ini yang perlu diingat bahwa

pelayanan pada masyarakat merupakan tuntutan yang tidak bisa diabaikan,

masyarakat merupakan bagian terpenting dari keberadaan dan kelangsungan

suatu organisasi negara.

Saat ini masyarakat benar-benar kritis dalam memberikan komentar

terhadap pelayanan publik yang mereka terima, karena masyarakat semakin

sadar akan hak dan posisi mereka dalam menerima pelayanan. Posisi publik

semakin kuat, ini juga merupakan akibat dari era globalisasi informasi yang

membuat mereka lebih well informend terhadap jasa layanan yang diterima. Upaya peningkatan pelayanan perpanjangan SIM A, B, C dan D harus

dilaksanakan secara konsisten dengan memperhatikan kebutuhan dan harapan

masyarakat, sehingga pelayanan pemerintah kepada masyarakaat dapat selalu

(20)

dilaksanakan serta tidak diskriminatif. Oleh karena itu, upaya peningkatan

pelayanan perpanjangan SIM A, B, C dan D kepada masyarakat merupakan

kegiatan yang dilaksanakan secara terus menerus dan berkelanjutan oleh

semua jajaran aparatur negara pada semua tingkatan.

Kepolisian merupakan salah satu lembaga pemerintahan yang

memberikan pelayana kepada masyarakat. Fungsi pemerintahan yang

dijalankan oleh POLRI terutama yang bersangkutan penegakan hukum,

pengayoman (membingungkan), perlindungan, pelayanan pembimbingan kepada masyarakat, tugas-tugas ini berkaitan dengan tugas-tugas sosial yang

sehari-harinya berhadapan dengan masyarakat. Di dalam menjalankan

tugasnya kepolisian menjalankan kegiatan pencegahan (preventif) dan penegakan hukum (reprensif).

Polantas juga mempunyai tugas pokok yang harus dilaksanakan.

Berdasarkan VADEMIKUM POLISI LALU LINTAS (pendalaman masalah

ke lalu lintas), bahwa petugas polantas adalah teknis pembinaan ketertiban

lalu lintas, masalah penegakan hukum lalu lintas, registrasi dalam identifikasi

pengemudi dan kendaraan bermotor serta pengkajian masalaah lalu lintas.

Dalam kegiatan patroli dan pelayanan lalu lintas kepolisian dilakukan

oleh Satuan Lalu Lintas (Satlantas). Keberadaan Satlantas pada hakekatnya

merupakan upaya untuk menjawab tantangan zaman dan perubahan

lingkungan yang semakin cepat berubah, terutama dalam upaya

mengantisipasi pesatnya pertumbuhaan dan mobilitas penduduk,

(21)

secara langsung maupun tidak langsung mempunyai implikasi terhadap

peningkatan sarana dan prasarana transportasi, khususnya pertumbuhan

jumlah kendaraan bermotor dengan segalaa macam permasalahan yang

menyertainya, dan yang pada giliranya berdampak pada kompleksitas

penyelenggaraan pelayanan publik.

Tuntutan masyarakat untuk mendapatkan pelayanan publik yang

berkualitas, prosedur jelas, waktu ringkas dan biaya pantas terus meningkat

dari waktu ke waktu. Tuntutan ini berkembang seiring dengan

perkembangannya kesadaran bahwa warga negara memiliki hak untuk

dilayani, dan kewajiban pemerintah untuk memberikan pelayanan. Seiring

dengan pelaksanaan otonomi daerah, peluang untuk mengembangkan

pelayanan publik yang tepat sasaran perlu mendapatkan perhatian yang

serius.

Dalam hal ini, polri memiliki fungsi penerbitan STNK, Dinas

Pendapatan Provinsi menetapkan besarnya biaya Pajak Kendaraan Bermotor

(PKB) dan Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor (BBN-KB), sedangkan PT.

Jasa Raharja mengelola Sumbangan Wajib Dana Kecelakaan Lalu Lintas

Jalan (SWDKLLJ). Lokasi Kantor Bersama Samsat umumnya berada di

lingkungan Kantor Polri setempat atau di lingkungan Satlantas atau Ditlantas

Polda setempat. Samsat ada di masing-masing provinsi, serta memiliki

(22)

Seiring dengan peningkatan profesionalisme kepolisian, tuntutan kearah

kebaikan kinerja dan citra kepolisian sebagaai pelayan masyarakat telah

menjadi agenda reformasi kepolisian. Daya kritik masyarakat sipil terhadap

kinerja dan citra kepolisian adalah cerminan kuatnya aspirasi dan tuntutan

atas hak-hak masyarakat.

“Perwira Administrasi, (Pamin SIM) Satpas SIM Polres Jombang, “Seiring dengan semakin meningkatnya mobilitas penduduk dan meningkatnya pengguna jalan kebutuhan untuk memiliki SIM (Surat Izin Mengemudi) kian hari semakin meningkat.

Dimana pemberian pelayanan administrasi lalu lintas, inspektur satu (iptu) meminta agar masyarakat tidak salah paham terkait dengan biaya pembuatan surat izin mengemudi (SIM) maupun perpanjangan surat izin mengemudi (SIM). Sebelumnya, kepada seorang ibu mengeluhkan biaya pembuatan SIM A yang cukup tinggi, yaknu Rp 650.000 ribu, padahal di blangko pembuatan maupun perpanjangan SIM tertulis biaya Rp 120.000 ribu. "Jadi supaya masyarakat tidak salah paham, bahwa biaya perpanjangan atau pembuatan SIM A Rp 120. 000 ribu, SIM B1 Rp 120.000 ribu, SIM B II Rp 120.000 ribu, SIM C Rp 100.000 ribu dan SIM D Rp 50.000 ribu.

Kemudian, ditambah biaya asuransi dan kesehatan masing-masing Rp 30.000 ribu. Kalau ada yang merasa habis Rp 650.000 ribu misalnya, untuk perpanjangan atau pembuatan SIM A, itu sisanya adalah biaya pelatihan, itu di luar mekanisme SIM," terangnya di kantornya, Selasa (1/10/2013).

Pelatihan yang dimaksud, terang Inspektur Satu (Iptu), meliputi pemberian wawasan soal lalu lintas, etika, undang-undang dan sebagainya. Waktu pelatihan pun, kata Iptu cukup lama, antara 3-4 jam. "Pelatihan itu sebenarnya bukan bagian dari mekanisme perpanjangan atau pembuatan SIM.

"Tapi kami selalu imbau kepada masyarakat bahwa pelatihan itu hukumnya tidak wajib. Masyarakat boleh belajar dari mana saja soal keselamatan lalu lintas, tentang pengetahuan seputar lalu lintas dan sebagainya. Misalkan dari internet atau media massa," katanya.

(23)

berbahaya kalau mereka berkendara tapi tidak mengerti aturan-aturan.

Makanya ada pelatihan di sini. Bagi yang mau dapat pelatihan sebelum ujian teori, silahkan. Tapi bagi yang ingin belajar sendiri ya silahkan. Itu tidak ada paksaan karena pelatihan itu memang tidak wajib," katanya.

Melalui koran ini, Iptu berharap agar masyarakat tidak salah paham terhadap besarnya biaya yang mereka keluarkan ketika membuat SIM.

"Saya tekankan kepada masyarakat bahwa pelatihan itu tidak wajib. Kalau masyarakat merasa sudah mampu dan cukup pengetahuan menghadapi ujian teori, saya kira pelatihan itu tidak perlu. Masyarakat juga bisa belajar sendiri dari berbagai sumber, kalau merasa merasa keberatan dengan biaya pelatihan," ujarnya”. (Feriyanto hadi).

Sumber : http://merdekaseratuspersen.com/2014/07/-polres-jombang-membuka-pembuatan-sim-dan-perpanjangan sim-stnk.

Melihat fenomena di atas, satlantas polres jombang kembali

memunculkan inovasi terbaru dalam melayani masyarakat pemohon

perpanjangan SIM A, B, C dan D di Kantor Satlantas Polres Jombang dengan

membuka layanan perpanjangan SIM di tempat lingkungan kantor satlantas

polres jombang. Dengan adanya pelayanan perpanjangan SIM A, B, C dan D

tempat kantor satlantas polres jombang, masyarakat dapat mengetahui kantor

satlantas dan masyarakat dapat refreshing setelah mengurus perpanjangan

SIM.

Pelayanan perpanjangan SIM A, B, C dan D di satlantas polres

jombang adalah konsep pelayanan perpanjangan SIM yang dilaksanakan di

Kantor Satlantas Polres Jombang. Pemilihan lokasinya pun sangat strategis di

lingkungan kantor satlantas polres jombang yang terletak di jantung kota

jombang. Langkah ini merupakan perjalanan panjang dari berbagai kajian,

(24)

mencari solusi terhadap berbagai permasalahan yang timbul dalam sektor

pelayanan publik yang ditangani pihak kepolisian.

Dengan hal ini, pelayanan perpanjangan SIM A, B, C dan D bisa lebih

baik dan meningkat pesat. Dengan ini Kantor Satlantas Polres Jombang bisa

berbangga diri terhadap pengembangan atau peningkatan pelayanan pada

SATPAS jombang dalam hal pelayanan perpanjangan SIM. Dimana upaya

memperbaiki citra satlantas polres jombang dengan memperbaiki tanggung

jawab dari pegawai dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat.

Berdasarkan Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara

Nomor : KEP/25/M.PAN/2/2004 mengenai pedoman umum penyusunan

indeks kepuasan masyarakat. Maka untuk meningkatkan pelayanan

perpanjangan SIM A, B, C dan D maka dilakukan penilaian dengan Indeks

Kepuasan Masyarakat (IKM) sebagai data/informasi tentang tingkat kepuasan

masyarakat yang diperoleh dari hasil pengukuran atas pendapat masyarakat

dalam memperoleh pelayanan.

Adapun unsur yang ada dalam pengukuran Indeks Kepuasan

Masyarakat berdasarkan Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara

Nomor : KEP/25/M.PAN/2/2004, antara lain :

1) Prosedur Pelayanan

2) Persyaratan Pelayanan

3) Kejelasan Petugas Pelayanan

(25)

5) Tanggung Jawab Petugas Pelayanan

6) Kemampuan Petugas Pelayanan

7) Kecepatan Pelayanan

8) Keadilan Mendapatkan Pelayanan

9) Keamanan Pelayanan

10) Kewajaran Biaya Pelayanan

11) Kepastian Biaya Pelayanan

12) Kepastian Jadwal Pelayanan

13) Kenyamanan Lingkungan

14) Kesopanan dan Keramahan Petugas

Dilihat dari 14 unsur di atas, peneliti melakukan penelitian di tempat

Kantor Satlantas Polres Jombang berada, peneliti ingin mengetahui dimana

letak kepuasan masyarakat. Dengan ini peneliti melakukan penelitian dengan

cara mengukur indeks kepuasan masyarakat dengan berdasarkan :

KEP/25/M.PAN/2/2004 yang terdiri dari 14 unsur tersebut.

Berdasarkan penjelasan tersebut di atas, maka penulis tertarik untuk

penelitian tentang “Kepuasan Masyarakat Dalam Pelayanan

Perpanjangan Sur at Izin Mengemudi (SIM) A, B, C dan D Melalui

Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM) Di Satuan Lalu Lintas (Satlantas)

(26)

1.2. Perumusan Masalah

Berdasarkan pada pokok-pokok pemikiran di dalam latar belakang,

maka perumusan masalah dalam penelitian ini adalah : “Bagaimana

Kepuasan Masyarakat Dalam Pelayanan Per panjangan Sur at Izin

Mengemudi (SIM) A, B, C dan D Melalui Indeks Kepuasan Masyarakat

(IKM) Di Satuan Lalu Lintas (Satlantas) Polres J ombang ?”.

1.3. Tujuan Penelitian

Berdasarkan permasalahan yang telah dirumuskan dalam perumusan

masalah, maka dapat ditentukan tujuan penelitiannya yaitu : Untuk

Mengetahui tentang Kepuasan Masyarakat Dalam Pelayanan Perpanjangan

Surat Izin Mengemudi (SIM) A, B, C Dan D Melalui Indeks Kepuasan

Masyarakat (IKM) Di Satuan Lalu Lintas (Satlantas) Polres Jombang.

1.4.Kegunaan/Manfaat Penelitian

1) Bagi Kantor Satuan Lalu Lintas (Satlantas) Polres Jombang

Hasil penelitian ini dapat digunakan sabagai bahan masukan dan

pertimbangan dalam mengatasi masalah yang terjadi atau timbul dan untuk

membantu memberikan pemahaman terutama pihak sekolah untuk

mengetahui tentang Kepuasan Masyarakat Dalam Pelayanan Perpanjangan

Surat Izin Mengemudi (SIM) A, B, C Dan D Melaui Indeks Kepuasan

(27)

2) Bagi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Pembangunan

Nasional “Veteran” Jawa Timur

Untuk sebagai bahan studi perbandingan bagi mahasiswa yang

mengkaji mengenai topik Kepuasan Masyarakat Dalam Pelayanan

Perpanjangan Surat Izin Mengemudi (SIM) A, B, C Dan D Melalui Indeks

Kepuasan Masyarakat (IKM) Di Satuan Lalu Lintas (Satlantas) Polres

Jombang serta menjadi sebagai bahan referensi bagi mahasiswa yang

lainnya.

3) Bagi Penulis

Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi penulis dalam

mengkaji pengetahuan atau teori tentang Ilmu Administrasi Negara

khususnya teori Kepuasan Masyarakat Dalam Pelayanan Perpanjangan

Surat Izin Mengemudi (SIM) A, B, C Dan D Melalui Indeks Kepuasan

Masyarakat (IKM) Di Satuan Lalu Lintas (Satlantas) Polres Jombang dan

untuk menambah wawasan dan pengetahuan tentang pelaksanaan

(28)

BAB II

KAJ IAN PUSTAKA

2.1. Penelitian Ter dahulu

Penelitian terdahulu yang dilakukan oleh pihak lain yang dapat dipakai

sebagai bahan masukan serta bahan mengkajian yang terkaitan dengan

pelayanan yang diberikan oleh Satuan Lalu Lintas (Satlantas) antara lain,

yaitu :

1) Penelitian yang dilakukan oleh Ririn Pr astyawati (2006), Program

Studi Administr asi Negara, FISIP UPN VETERAN Sur abaya dengan

judul : “Kualitas Pelayanan Sur at Izin Mengemudi (SIM) Kendar aan

Bermator (Satuan Lalu Lintas Kepolisian Resor Gresik)”.

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan dan menginterprestasikan

kualitas pelayanan surat izin mengemudi (SIM) pada Kantor Satuan Lalu

Lintas (Satlantas) Polres Gresik. Kualitas pelayanan merupakan upaya

pemenuhan kebutuhan dan keinginan pengguna jasa dalam menerima

pelayanan yang baik.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kuantitatif

yang meneliti dengan obyek penelitian yaitu kualitas pelayanan surat izin

mengemudi (SIM) pada Satlantas Polres Gresik.

Hasil dari penelitian pada Kantor Satlantas Polres Gresik, bahwa

kebutuhan kualitas pelayanan SIM (Surat Izin Mengemudi) mengenai

(29)

produksi SIM, ketersediaan informasi dan sarana penunjang lainnya

berdasarkan dari sebagaian besar tanggapan pemohon SIM mengatakan

sudah baik. Reliability (Keadaan), meliputi : pelayanan pendaftaran, pelayanan pengujian klinik pengemudi, ujian teori dan ujian praktek,

pengambilan SIM, sebagaian besar tanggapan dari pemohon SIM

menyatakan sudah baik. Responsiveness (Daya Tanggap), meliputi : tindakan petugas terhadap keluhan pemohon SIM, kecepatan dalam

menangani pemohon SIM dari yang di Standarkan selama 60 menit,

namun dapat direalisasikan menjadi 40 menit dan pelayanan yang merata

dari hasil yang dinyatakan sudah cukup baik. Anssurance (Jaminan), meliputi : kredibilitas petugas dan keamanan lokasi dari sebagaian

tanggapan pemohon SIM mengatakan sudah baik. Emphaty (Empati) kepedulian petugas terhadap setiap individu sudah cukup baik. Sedangkan

kebutuhan kualitas masih harus diperbaiki adalah ruang kesehatan yang

berjarak 100 meter dari Satlantas sebaiknya diletakkan di dalam area

Satlantas sehingga memudahkan pemohon SIM yang akan mengikuti tes

kesehatan dan lapangan ujian praktek seharusnya diberi peneduh.

2) Penelitian yang dilakukan oleh Adi Damayanti (2007), Program Studi

Ilmu Administr asi Negar a, FISIP UPN VETERAN Sur abaya dengan

judul : “Kualitas Pelayanan Sur at Keterangan Catatan Kepolisian

(SKCK) Di Kantor Satuan Intelkam Kepolisian Wilayah Kota Besar

(30)

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan kualitas pelayanan surat

keterangan catatan kepolisian (SKCK) pada Kantor Satuan Intelkam

Polwiltabes Surabaya. Kualitas pelayanan ini merupakan upaya

pemenuhan kebutuhan dan keinginan pengguna jasa dalam menerima

pelayanan yang baik.

Metode yang digunakan di dalam penelitian ini adalah deskriptif kualitatif

yang meneliti satu variabel yaitu kualitas pelayanan Surat Keterangan

Catatan Kepolisian (SKCK) pada Kantor Satuan Intelkam Polwiltabes

Surabaya. Pelayanan diawali dengan penyerahan presyaratan dan pengisisn

formulir sampai pada pengambilan SKCK yang telah terjadi.

Hasil dari penelitian pada Kantor Satuan Intelkam Polwiltabes Surabaya,

bahwa kebutuhan kualityas pelayanan SKCK mengenai Tangibles (Bukti Langsung), meliputi ruang tunggu, loket pengbuatan SKCK dan sarana

penunjangan lainnya berdasarkan dengan sebagaian besar tanggapan

pemohon SKCK mengatakan sudah baik dan hanya untuk sarana

penunjang agar ditambah. Reability (Keadaan), meliputi sikap petugas dalam memberikan pelayanan dan cara berkomunokasi petugas kepada

pemohon SKCK menurut tanggapan sebagaian besar pemohon

mengatakan sudah baik. Responsiveness (Daya Tanggap), meliputi cepat menangai pemohon dan tindakan petugas terhadap keluhan pemohon

SKCK menurut tanggapan sebagaian besar pemohon mengatakan sudah

(31)

baik. Emphaty (Empati), meliputi perhatian petugas kepada pemohon tanggapan sebagaian besar pemohon mengatakan sudah baik.

3) Penelitian yang dilakukan oleh Fara Devi Indah Per matasari (2006),

Pr ogram Studi Ilmu Administrasi Negara FISIP UNAIR Surabaya,

dengan judul : “Kualitas Pelayanan di Kantor Urusan SIM Satlantas

Polwiltabes Surabaya”.

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui kualitas pelayanan yang

diberikan oleh Kantor Urusan SIM Satlantas Polwiltabes Surabaya dengan

melihat masyarakat yang meminta pelayanan setiap tahunnya encapai

20.000 jiwa/orang pertahun. Banyaknya masyarakat yang meminta

pelayanan harus diimbangi dengan peningkatan kualitas pelayanan yang

diberikan.

Tipe penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif

dengan metode kualitatif, dimana penelitian ingin mengungkapkan

mengenai kualitas pelayanan yang diberikan oleh Kantor Urusan SIM

Satlantas Polwiltabes Surabaya dalam pelayanan surat izin mengemudi

(SIM).

Hasil penelitian menunjukkan bahwa kualitas pelayanan yag diberikan

oleh Kantor Urusan SIM Satlantas Surabaya belum optimal. Belum

optimalnya pelayanan yang diberikan oleh Kantor Urusan SIM Satlantas

Polwiltabes Surabaya dikarenakan pemohon SIM yang menggunakan jasa

calo akan mendapatkan pelayanan yang lebih cepat dan lebih baik daripada

(32)

SIM mempengaruhi kualitas pelayanan yang diberikan oleh Kantor Urusan

SIM Satlantas Polwiltabes Surabaya.

Berdasarkan penelitian terdahulu yang pernah dilakukan seperti

dijelaskan diatas, terdapat persamaan dan perbedaan antara penelitian yang

dilakukan oleh penelitian sekarang dengan penelitian terdahulu,

Persamaannya adalah sama-sama meneliti tentang pelayanan publik.

Sedangkan perbedaannya adalah jika dalam penelitian terdahulu tidak

menggunakan Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM) sebagai dasar untuk

mengetahui tingkat kualitas unit pelayanan dalam memberikan pelayanan

kepada masyarakat sehingga tidak dapat diketahui pula tentang kepuasan

masyarakatnya, maka dalam penelitian yang sekarang ini menggunakan

Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM) sebagai dasar untum mengukur kualitas

unit pelayanan dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat sehingga

dapat diketahui pula tingkat kepuasan masyarakat atas pelayanan yang

diberikan oleh unit yang bersangkutan.

2.2. Landasan Teori

Sebuah penelitian ilmiah harus didasarkan pada pemikiran yang

bersumber dari teori-teori yang secara ilmiah dapat di pertanggungjawabkan.

Untuk itu dalam sub-sub ini akan diuraikan teori-teori yang berkaitan dengan

(33)

2.2.1. Pengertian Pelayanan

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia dinyatakan pengertian

pelayanan bahwa “pelayanan adalah suatu usaha untuk membantu

menyiapkan (mengurus) apa yang diperlukan orang lain. Sementara istilah publik, yang berasal dari bahasa Inggris (public), terdapat beberapa pengertian, yang memiliki variasi arti dalam bahasa indonesia, yaitu umum,

masayarakat dan negara.

Menurut Soegiarto (2002 : 36) pelayanan diartikan sebagai suatu

tindakan yang dilakukan untuk memenuhi kebutuhan orang lain yang

tingkatan kepuasannya hanya dapat dirasakan oleh orang yang melayani

maupun dilayani.

Menurut Boediono (2003 : 60) pelayanan adalah suatu proses bantuan

kepada orang lain dengan cara-cara tertentu yang memerlukan kepekaan dan

hubungan interpersonal agar terciptanya kepuasan dan keberhasilan.

Berdasarkan pemikiran tentang pelayanan tersebut maka dapat diketahui

bahwa pelayanan merupakan kegiatan yang sifatnya untuk memenuhi

kebutuhan masyarakat. Dari pengertian diatas, ada dua pihak yang terlibat

didalamnya yaitu pelayan (servant) dan pelanggan (customer). Dalam hal ini pelayan merupakan pihak yang menyediakan layanan bagi kebutuhan

(34)

Menurut Wasistiono (2003 : 43) pelayanan umum adalah pemberian

jasa baik oleh pemerintah, pihak swasta atas nama pemerintah ataupun

pihak swasta kepada masyarakat, dengan atau tanpa pembayaran guna

memenuhi kebutuhan dan atau kepentingan masyarakat.

Menurut A. S. Moenir (2001 : 26-27) pelayanan umum adalah

kegiatan yang dilakukan oleh seseorang atau sekelompok orang dengan

landasan faktor material melalui sistem, prosedur dan metode tertentu dalam

rangka memenuhi kepentingan orang lain sesuai dengan haknya.

Menurut A. S. Moenir (2003 : 16) mengatakan bahwa pelayanan

adalah sebagai proses pemenuhan kebutuhan melalui aktivitas orang lain

secara langsung.

Sedangkan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara (1993),

mengemukakan bahwa pelayanan adalah segala bentuk kegiatan pelayanan

dalam bentuk barang atau jasa dalam rangka upaya pemenuhan kebutuhan

masyarakat.

Menurut Gronroos dalam Ratninto dan Atik (2006 : 2)

mengemukakan bahwa pelayanan adalah suatu aktifitas atau serangkaian

aktifitas yang bersifat tidak kasat mata (tidak dapat diraba) yang terjadi

sebagai akibat adanya interaksi antara konsumen dengan karyawan atau

hal-hal yang disediakan oleh perusahaan pemberi pelayanan yang dimaksudkan

(35)

Menurut Harbani Pasolong (2007 : 128) pelayanan sebagai aktifitas

seseorang, sekelompok dan/atau organisasi baik langsung maupun tidak

langsung untuk memenuhi kebutuhan.

Menurut Kotler dan Lukman dikutip dari Sinambela (2006 : 4)

pelayanan adalah setiap kegiatan yang menguntungkan dalam suatu

kumpulan atau kesatuan dan menawarkan kepuasan meskipun hasilnya tidak

terikat pada suatu produk secara fisik.

Menurut Soegiarto (2002 : 36) pelayanan diartikan sebagai suatu

tindakan yang dilakukan untuk memenuhi kebutuhan orang lain yang

tingkatan kepuasannya hanya dapat dirasakan oleh orang yang melayani

maupun dilayani.

Menurut Boediono (2003 : 60) pelayanan adalah suatu proses bantuan

kepada orang lain dengan cara-cara tertentu yang memerlukan kepekaan dan

hubungan interpersonal agar terciptanya kepuasan dan keberhasilan.

Berdasarkan pemikiran tentang pelayanan tersebut maka dapat diketahui

bahwa pelayanan merupakan kegiatan yang sifatnya untuk memenuhi

kebutuhan masyarakat.

Menurut Saefullah (2008 : 28), Pelayanan adalah untuk memberikan

pelayanan yang baik perlu adanya upaya untuk memahami sikap dan

perubahan kepentingan publik sendiri. Perubahan kehidupan dunia yang

begitu cepat yang mempunyai pengaruh yang cepat pula terhadap perubahan

(36)

Jadi dengan demikian definisi diatas dapat disimpulkan bahwa

pelayanan umum adalah kegiatan yang dilakukan seseorang atau

sekelompok orang dan organisasi dalam proses pemenuhan kebutuhan atau

keperluan yang dibutuhkan orang lain atau masyarakat sesuai dengan segala

bidang dan ketentuan peraturan perundang-undangan.

2.2.1.1. Tujuan Pelayanan

Sebagai proses untuk dapat memenuhi kebutuhan kehidupan

manusia dengan menyediakan usaha, baik melalui aktifitas sendiri secara

langsung maupun tidak langsung melalui aktifitas orang lain. Aktifitas

adalah proses yang menggunakan akal, pikiran, panca indera, anggota

badan dan alat bantu yang akan digunakan seseorang yang akan

melakukan sesuatu untuk mendapatkan yang ingin baik.

Menurut A. S. Moenir (1995 : 30) tujuan pelayanan adalah

menyangkut kepuasan orang banyak atau masyarakat, baik bertentangan

dengan norma dan aturan dimana bersumber pada kebutuhan (hajat) hidup orang banyak atau masyarakat.

Menurut A. S. Moenir (1995 : 30), tujuan pelayanan adalah

menyangkut kepuasan orang banyak atau masyarakat yang tidak

bertentangan dengan norma dan aturan dimana bersumber pada

(37)

Petugas harus dapat memenuhi persyaratan sebagai berikut :

a) Tingkah laku sopan.

b) Cara penyampaian sesuatu dengan yang dapat dipahami dan diterima

oleh masyarakat.

c) Waktu penyampaian yang tepat.

d) Keramah tamahan dalam berbicara.

Sedangkan menurut Kotler (1992 : 226), tujuan pelayanan adalah

untuk mencapai tingkat kepuasan konsumen atau masyarakat yang

maksimal. Karena tingkat kepuasan konsumen dapat mempengaruhi

tingkat kepercayaan konsumen selaku pengguna barang dan jasa yang

disediakan.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa tujuan pelayanan

adalah untuk menciptakan tingkat kepuasan masyarakat yang maksimal

sesuai dengan norma dan aturan yang berlaku untuk memenuhi

kebutuhan masyarakat sebagai penerima pelayanan.

2.2.1.2. Fungsi Pelayanan

Menurut A. S. Moenir (2002 : 19) dalam bukunya “Manajemen Pelayanan Umum Indonesia”, adapun fungsinya sebagai berikut adalah : 1) Mempercepat proses pelaksanaan pekerjaan sehingga menghemet

waktu.

2) Meningkat produktifitas baik barang maupun jasa.

3) Kualitas produk yang lebih baik.

(38)

5) Lebih mudah dalam taraf pelakunya.

6) Menimbulkan rasa puas pada orang-orang yang berkepentingan

sehingga mengurangi sifat emosional konsumen.

2.2.1.3. Pelayanan Sebagai Proses

Menurut A. S. Moenir (2001 : 16) untuk memenuhi kebutuhan

hidupnya manusia berusaha, baik melalui aktifitas sendiri, maupun secara

tidak langsung melalui aktivitas orang lain. Aktivitas adalah suatu proses

penggunaan akal, pikiran, panca indra dan anggota badan dengan atau

alat bantu yang dilakukan oleh seseorang untuk mendapatkan sesuatu

yang diinginkan baik dalam bentuk barang maupun jasa. Proses

pemenuhan kebutuhan melaui aktivitas orang lain yang langsung inilah

dinamakan pelayanan.

Menurut Luthans dalam A. S. Moenir (2001 : 17) pengertian

proses terbatas dalam kegiatan manajemen dalam rangka pencapaian

tujuan organisasi.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pelayanan pada

hakikatnya adalah serangkaian kegiatan, karena itu ia merupakan proses.

Sebagai proses, pelayanan berlangsung secara rutin dan

berkesinambungan, meliputi seluruh kehidupan masyarakat.

2.2.1.4. Bentuk Pelayanan

Menurut A. S. Moenir (2002 : 190) dalam bukunya yang berjudul

(39)

1) Pelayanan Dengan Lisan

Pelayanan yang mempuanyai tugas memberikan penjelasan atau

keterangan kepada siapapun yang memerlukan. Adapun syarat-syarat

yang harus dipenuhi oleh pelaku layanan agar pelayanan yang

diberikan berhasil sesuai dengan yang diharapkan :

a) Memahami benar masalah-masalah yang termasuk dalam bidang

tugasnya.

b) Mampu memberikan penjelasan yang perlu dan lancar, singkat

tetapi cukup jelas sehingga dapat memuasakan bagi mereka yang

ingin memperoleh kejelasan mengenei sesuatu.

c) Bertingkah laku sopan.

d) Tidak melayani orang-orang yang ingin sekedar berbicara dengan

cara yang tidak sopan.

2) Pelayanan Melalui Tulisan

Pelayanan yang melalui tulisan adalah merupakan layanan yang

paling menonjol dalam pelaksanaan tugas, tidak hanya dari segi

jumlah tetapi juga dari segi peranannya. Agar pelayanan dalam bentuk

tulisan dapat memuasakan pihak yang dilayani, maka ada beberapa hal

yang harus diperhatikan yaitu faktor kecepatan baik dalam

pengelolahan masalah maupun dalam proses penyelesaiannya.

3) Pelayanan Berbentuk Perbuatan

Pada umumnya pelayanan dalam bentuk perbuatan dilakukan oleh

(40)

keahlian dan ketrampilan petugas sangat menentukan dan berpengaruh

terhadap hasil perbuatan dan pekerjaan.

Pelayanan selalu berhubungan dengan masyarakat umum dan

menyangkut kepentingan orang banyak. Dimana dalam memberikan

pelayanan tersebut diusahakan harus diberikan kemudahan-kemudahan

tanpa ada hal-hal yang mengganggu misalnya adanya birokrasi atau

prosedur yang berbelit-belit.

2.2.1.5. Standar Pelayanan

Setiap penyelenggaraan pelayanan harus memiliki pelayanan,

sebagai jaminan adanya kepastian bagi pemberi didalam pelaksanaan

tugas dan fungsinya dan bagi penerima pelayanan dalam proses

pengajuan permahonannya. Oleh karena itu perlu disusun dan ditetapkan

standar pelayanan sesuai dengan sifat, jenis dan karakteristik layanan

yang diselenggarakan, serta memperhatiakan kebutuhan dan kondisi

lingkungan. Dalam proses dan penyusunannya melibatkan masyarakat

untuk mendapatkan sarana dan masukan, membangun kepedulian dan

meningkatkan pelayanan.

Dalan Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor

63/KEP/M./PAN/7/2003, standar pelayanan adalah sebagai berikut :

1) Prosedur Pelayanan

Prosedur pelayanan yang sebagai kepastian bagi pemberi dan

(41)

2) Waktu Penyelesaian

Ditetapkan dalam waktu proses pengajuan permahonan sampai

dengan penyelesaian pelayanan.

3) Biaya Pelayanan

Rincian pembayaran pelayanan ditetapkan dalam proses pelayanan.

4) Produk Pelayanan

Hasil pelayanan yang diterima dan yang sesuai demham ketenttuan

yang sudah ditetapkan.

5) Sarana dan Prasarana

Penyediaan sarana dan prasaranan pelayanan oleh yang

menyelenggarakan pelayanan.

6) Kompetensi Petugas Pelayanan

Petugas pelayanan ditetapkan dengan berdasarkan pengetahuan,

keahlian, keterampilan, sikap dan perilaku yang baik.

2.2.1.6. Prinsip-Pr insip Pelayanan

Berdasarkan Kebijakan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara

Nomor 63 Tahun 2003 tentang Pedoman Tata Laksana Pelayanan Umum

yang perlu dipedomani oleh setiap birokrasi publik dalam memberikan

pelayanan kepada masyarakat mencerminkan suatu pelayanan sebagai

berikut :

(42)

1) Prinsip Kesederhanaan

Prosedur atau tata cara pelayanan publik perlu ditetapkan dan

dilaksanakan secara tidak berbelit-belit, mudah dipahami, lancar, tepat

dan mudah dilaksanankan oleh masyarakat yang meminta pelayanan.

2) Kejelasan dan Kepastian

a) Kejelasan dan kepastian dalam hal prosedur atau tata cara

pelayanan, persyaratan pelayanan teknis maupun administratif

pelayanan publik.

b) Unit kerja atau pejabat yang berwenang dan bertanggung jawab

dalam memberikan pelayanan dan tata cara penyelesaian keluhan

atau persoalan atau sengketa dalam pelaksanaan pelayanan publik.

c) Rincian biaya pelayanan publik dan tata cara pembayaran.

3) Kepastian Waktu

Pelaksanaan pelayanan publik dapat diselesaikan dalam kurun waktu

yang telah ditentukan.

4) Akurasi

Kriteria ini mengandung arti bahwa produk pelayanan publik diterima

dengan benar, tepat dan sah.

5) Keamanan

Proses dan produk atau hasil pelayanan publik dapat memberikan rasa

(43)

6) Tanggung Jawab

Pimpinan penyelenggara pelayanan publik atau pejabat yang ditunjuk

bertanggung jawab atas penyelenggaraan pelayanan dan penyelesaian

keluhan atau persoalan dalam pelaksanaan pelayanan publik.

7) Kelengkapan sarana dan prasaran

Tersedianya sarana dan prasarana kerja, peralatan kerja dan

pendukung lainya yang memadai termasuk penyedia sarana teknologi

telekomunikasi dan informatika (telematika).

8) Kemudahan Akses

Tempat dan lokasi serta sarana pelayanan yang memadai, mudah

dijangkau oleh masyarakat dan dapat memanfaatkan teknologi,

telekomunikasi dan informatika.

9) Kedisiplinan, Kesopanan, Keramahan

Pemberi pelayanan harus bersikap disiplin, sopan dan santun, ramah,

serta memberikan pelayanan dengan baik dan ikhlas.

10) Kenyamanan

Lingkungan pelayanan harus tertib, teratur, disediakan ruang tunggu

yang nyaman, bersih, rapi, lingkungan yang indah dan sehat serta

dilengkapi dengan fasilitas pendukung pelayanan seperti parkir, toilet,

(44)

Pasal 34 Undang-Undang Nomor : 25 Tahun 2009 disebutkan

bahwa pelaksanaan dalam penyelenggaraan pelayanan publik harus

berperilaku sebagai berikut :

a) Adil.

b) Cermat.

c) Santun dan ramah.

d) Tegas, adal, dan tidak memberikan putusan yang berlarut-larut.

e) Profesional.

f) Tidak mempersulit.

g) Patuh pada perintah atasan yang sah dan wajar.

h) Menjunjung tinggi nilai-nilai akuntabilitas penyelenggara.

i) Tidak membocorkan informasi atau dokumen yang wajib dirahasiakan

sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

j) Terbuka dan mengambil langkah yang tepat untuk menghindari

benturan kepentingan.

k) Tidak menyalahgunakaan sarana dan prasarana serta fasilitas

pelayanan publik.

l) Tidak memberikan informasi yang salah atau menyesatkan dalam

menanggapi permintaan informasi serta dalam memenuhi kepentingan

masyarakat.

m) Tidak menyalahgunakan informasi, jabatan, dan atau kewenangan

(45)

n) Sesuai dengan kepantasan.

o) Tidak menyimpang dari prosedur.

2.2.2. Konsep Pelayanan

2.2.2.1. Pengertian Pelayanan Publik

Pelayanan publik adalah merupakan pelayanan yang diberikan oleh

negara dan perusahaan milik negara kepada masyarakat untuk memenuhi

kebutuhan dasarnya dalam rangka menciptakan kesejahteraan

masyarakat.

Pelayanan publik adalah merupakan segala kegiatan hubungan

pelayanan yang dilaksanakan oleh pihak kantor pos gunung anyar cabang

surabaya selatan sebagai upaya untuk pemenuhan kebutuhan yang

diinginkan oleh masyarakat dalam penjual jasa pos kepada masyarakat

(customer) sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Menurut Sinambela (2005 : 5) pelayanan publik adalah sebagai

setiap kegiatan yang dilakukan oleh pemerintah terhadap sejumlah

manusia yang memilki setiap kegiatan yang menguntungkan dalam suatu

kumpulan atau kesatuan, dan menawarkan kepuasan meskipun hasilnya

tidak terikat pada suatu produk secara fisik.

Menurut Agung Kurniawan (2005 : 6) mengatakan bahwa

pelayanan publik adalah pemberian pelayanan (melayani) keperluan

orang lain atau masyarakat yang mempunyai kepentingan pada organisasi

(46)

Definisi pelayanan publik menurut KEPMENPAN Nomor 25

Tahun 2004 adalah segala kegiatan pelayanan yang dilaksanakan oleh

penyelenggara pelayanan publik sebagai upaya pemenuhan kebutuhan

penerima layanan, maupun dalam rangka pelaksanaan ketentuan

peraturan perundang-undangan.

Menurut Rohman (2008 : 3) pelayanan publik adalah suatu layanan

atau pemberian terhadap masyarakat yang berupa penggunaan

fasilitas-fasilitas umum, baik jasa maupun non jasa, yang dilakukan oleh

organisasi publik atau pemerintah.

Menurut Ratminto dan Winarsih (2006 : 5) pelayanan publik

adalah segala bentuk jasa pelayanan, baik dalam bentuk barang publik

maupun jasa publik yang pada prinsipnya menjadi tanggung jawab dan

dilaksanakan oleh instansi pemerintah dipusat, di daerah dan lingkungan

Badan Usaha Milik Negara atau Badan Usaha Milik Daerah, dalam

rangka upaya pemenuhan kebutuhan masyarakat maupun dalam rangka

pelaksanaan ketentuan peraturan perundang-undangan.

Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor 63

tahun 2003, mendefinisikan pelayanan sebagai segala bentuk pelayanan

yang dilaksanakan oleh instansi pemerintah di pusat, di daerah dan di

lingkungan BUMN atau BUMD dalam bentuk barang dan atau jasa, baik

dalam rangka upaya pemenuhan kebutuhan masyarakat maupun dalam

(47)

Dari definisi-definisi pelayanan publik yang ada diatas, maka dapat

disimpulkan bahwa pelayanan publik adalah merupakan proses

pemenuhan suatu kebutuhan masyarakat yang dilakukan dengan melalui

aktifitas orang lain agar dapat tercapai kepuasan dan keberhasilan yang

dapat menguntungkan.

Pelayanan publik menurut (Undang-Undang Nomor 25 Tahu

2009), adalah kegiatan atau rangkaian kegiatan dalam rangka pemenuhan

kebutuhan pelayanan sesuai dengan peraturan perundang-undangan bagi

seluruh warga negara dan penduduk atas barang, jasa, dan/atau pelayanan

administratif yang disediakan oleh penyelenggara pelayanan publik.

Dari beberapa pengertian diatas maka dapat disimpulkan bahwa

pelayanan publik adalah pelayanan yang dilakukan oleh penyelenggara

pelayanan publik yaitu instansi pemerintah untuk memenuhi kebutuhan

layanan sesuai dengan hak-hak dasar setiap warga negara dan penduduk

atas suatu barang, jasa dan pelayanan administrasi yang tingkatan

pemuasnya hanya dapat dirasakan oleh orang yang melayani maupun

dilayani. Sehingga penerima mendapatkan haknya melalui sistem

prosedur dan metode tertentu sesuai dengan perundang-undangan.

2.2.2.2. Asaz-Asaz Pelayanan Publik

Bahwa pelayanan publik dilakukan tiada lain untuk memberikan

kepuasan bagi pengguna jasa, karena itu penyelenggaraannya niscaya

(48)

Asas-Asas Pelayanan Publik menurut Keputusan Menteri

Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor 63 Tahun 2003 adalah sebagai

berikut :

a) Transparansi

Bersifat terbuka, mudah dan dapat di akses oleh semua pihak yang

membutuhkan dan disediakan secara memadai serta mudah

dimengerti.

b) Akuntabilitas

Dapaat dipertanggungjawabkan sesuai dengan ketentuan peraturan

perundang-undangan.

c) Kondisional

Sesuai dengan kondisi dan kemampuan pemberi dan penerima

pelayanan dengan tetap berpegang prinsip efisiensi dan efektifitas.

d) Partisipatif

Mendorong peran serta masyarakat dalam penyelenggaraan pelayanan

publik dengan memperhatikan aspirasi, kebutuhan dan harapan

masyarakat.

e) Kesamaan Hak

Dalam arti tidak membedakan suku, ras, agama, golongan, dan status

ekonomi.

f) Keseimbangan Hak dan Kewajiban

Pemberi dan penerima pelayanan publik harus memenuhi hak dan

(49)

2.2.2.3. Kelompok Pelayanan Publik

Menurut Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara

Nomor 63 Tahun 2003 pelayanan publik dapat dikelompokkan menjadi 3

(tiga) antara lain :

a) Kelompok Pelayanan Administratif

Kelompok Pelayanan Administratif yaitu pelayanan yang

menghasilkan berbagai bentuk dokumen resmi yang dibutuhkan oleh

publik, misalnya status kewarganegaraan, sertifikasi kompetensi,

kepemilikan atau penguasaan terhadap suatu barang dan sebagainya.

Dokumen-dokumen ini antara lain Kartu Tanda Penduduk (KTP),

Akte Pernikahan, Akte Kelahiran, Akte Kematian, Buku Pemilik

Kendaraan Bermotor (BPKB), Surat Ijin Mengemudi (SIM), Surat

Tanda Nomor Kendaraan Bermotor (STNK), Ijin Mendirikan

Bangunan (IMB), Paspor, Sertifikat Kepemilikan atau Penguasaan

Tanah dan sebagainya.

b) Kelompok Pelayanan Barang

Kelompok Pelayanan Barang yaitu pelayanan yang menghasilkan

berbagai bentuk/jenis barang yang digunakan oleh publik misalnya

jaringan telepon, penyediaan tenaga listrik, air bersih dan sebagainya.

c) Kelompok Pelayanan Jasa

Kelompok Pelayanan Jasa yaitu pelayanan yang menghasilakn

(50)

pendidikan, pemeliharaan kesehatan, penyelenggaraan transportasi,

asuransi dan sebagainya.

2.2.2.4. Faktor-Faktor Pelayanan Yang Baik

Menurut Barata (2003 : 49), Pelayanan yang baik baru akan

terlaksanakan bilamana kita benar-benar mempunyai kemauan untuk

melayani. Pelayanan tidak akan efektif dan berhasil memuaskan

pelanggan secara optimal bila kita sedang tidak mempunyai kemauan

untuk melayani.

Keberhasilan didalam melayani tidak hanya sekedar bertumpu pada

kemauan saja, tetapi juga harus pula didasarkan pada sebagai berikut,

yaitu :

1) Kekuatan

Yang berkaitan dengan kewenangan untuk melakukan

tindakan-tindakan yang berkaitan dengan suatu pelayanan dan kekuatan

kepribadian seseoarang yang menjalankan.

2) Kemampuan

Seseorang yang melakukan pelayanan harus mempunyai kemampuan

yang baik, ia harus mempunyai pengetahuan dan keterampilan yang

memadai dalam bidangnya.

3) Moral

Moral dari seseorang yang melakukan tindakan pelayanan harus baik

karena pelayanan yang baik hanya muncul dari seseorang yang

(51)

4) Tanggung Jawab

Pelayanan yang diberikan harus dapat dilakukan dengan baik dan

dapat dipertanggung jawabkan secara sepenuhnya demi kepuasan dari

suatu pelanggan.

2.2.2.5. Faktor Pendukung Pelayanan

Menurut A. S. Moenir (2002 : 88), dalam pelayanan umum terdapat

beberapa faktor pendukung yang penting, diantaranya faktor kesadaran,

faktor aturan, faktor organisasi, faktor pendapatan, faktor keterampilan

dan faktor sarana. Adapun pengertian dan penjelasan dari keenam faktor

tersebut akan dijelaskan sebagai berikut :

1) Faktor Kesadaran

Kesadaran menunjukkan suatu keadaan pada jiwa seseorang,

yaitu merupakan titik temu atau equilibrium dari berbagai pertimbangan sehingga diperoleh suatu keyakinan, ketenangan,

ketetapan hati dan keseimbangan dalam jiwa yang bersangkutan.

Sedangkan kata kesadaran dapat dirumuskan sebagai berikut :

“Suatu proses berpikir melalui metode renungan, pertimbangan dan

perbandingan, sehingga menghasilkan keyakinan, ketenangan,

ketetapan hati dan keseimbangan dalam jiwanya sebagai pangkal tolak

untuk perbuatan dan tindakan yang akan dilakukan kemudian”.

Dengan pengertian diatas maka kesadaran adalah hasil dari suatu

proses yang kadang-kadang memerlukan waktu yang cukup lama dan

(52)

Proses tumbuhnya kesadaran berbeda pada setiap orang baik

dalam hal kecepatan maupun dalam hal kualitas. Hal itu tergantung

pada kemampuan berpikir, penggunaan rasa-perasaan dan

pertimbangan.

2) Faktor Aturan

Aturan adalah perangkat penting dalam segala tindakan dan

perbuatan orang. Makin maju dan majemuk suatu masyarakat makin

besar peranan aturan dan dapat dikatakan orang tidak dapat hidup

layak dan tenang tanpa aturan. Oleh karena peranan aturan demikian

besar dalam hidup bermasyarakat maka dengan sendirinya aturan

harus dibuat, dipatuhi dan diawasi sehingga dapat mencapai sasaran

sesuai dengan maksudnya.

Pertimbangan harus diarahkan kepada manusia sebagai subyek

aturan, artinya mereka yang membuat, menjalankan dan mengawasi

pelaksanaan aturan itu, maupun manusia sebagai obyek aturan, yaitu

mereka yang akan dikenai oleh aturan itu. Pertimbangan pertama

manusia sebagai subyek aturan ditujukan kepada hal-hal yang penting,

yaitu :

a) Kewenangan

Kewenangan erat hubungannya dengan sahnya suatu perbuatan

atau tindakan yang diambil, termasuk pembuatan aturan yang akan

(53)

b) Pengetahuan dan Pengalaman

Dengan pengetahuan dan pengalaman dapat memiliki pandangan

jauh ke depan sehingga aturan yang dibuat dapat menjangkau

waktu yang cukup panjang karena dapat mengantisipasi segala

sesuatu beberapa tahun yang akan datang.

c) Kemampuan Bahasa

Bahasa tulisan merupakan cerminan dari kehendak atau pikiran,

yang berbeda dengan bahasa lisan. Dalam beberapa hal bahasa tulis

yang mampu menerjemahkan secara lengkap kehendak atau

pikiran, lebih sulit dari pada bahasa lisan untuk hal yang sama.

d) Pemahaman oleh Pelaksana

Petugas pelaksana yang kelak akan terlibat langsung dengan aturan

itu, berhadapan dengan orang, haruslah memahami terlebih dahulu

maksud dan arti aturan itu. Sebab petugas inilah yang berhadapan

langsung dengan orang yang berkepentingan, sehingga ia harus

mampu memberikan penjelasan serta pelayanan yang tepat dan

cepat.

e) Disiplin dalam Pelaksanaan

Disiplin adalah suatu bentuk ketaatan terhadap aturan, baik tertulis

maupun tidak tertulis, yang telah ditetapkan. Salah satu syarat agar

dapat ditumbuhkan disiplin dalam lingkungan kerja ialah adanya

pembagian pekerjaan yang tuntas sampai kepada pegawai atau

(54)

sadar apa tugasnya, bagaimana melakukannya, kapan pekerjaan

dimulai dan kapan selesai, seperti apa hasil yang disyaratkan dan

kepada siapa ia mempertanggungjawabkan hasil pekerjaan itu.

Mengenai disiplin, ada 1 jenis disiplin yang sangat dominan dalam

usaha menghasilkan barang atau jasa sesuai dengan apa yang

dikehendaki oleh organisasi. Kedua jenis disiplin itu ialah disiplin

waktu dan disiplin kerja :

f) Disiplin Waktu

Adalah disiplin yang paling mudah dilihat dan dikontrol baik oleh

manajemen yang bersangkutan maupun oleh masyarakat.

g) Disiplin Kerja

Isi pekerjaan pada dasarnya terdiri dari : metode pengerjaan,

prosedur kerjanya, waktu dan jumlah unit yang telah ditetapkan dan

mutu yang telah ditetapkan.

3) Faktor Organisasi

Organisasi pelayanan pada dasarnya tidak berbeda dengan

organisasi pada umumnya, namun ada perbedaan sedikit dalam

penerapannya, karena sasaran pelayanan ditujukan secara khusus

kepada manusia yang mempunyai watak dan kehendak yang

berbeda-beda. Dimana yang dimaksud organisasi disini bukan semata-mata

susunan organisasi, melainkan lebih banyak pada pengaturan dan

mekanisme kerjanya yang harus mampu menghasilkan pelayanan

(55)

Sedangkan menurut Louis A Allen dalam Moenir (2001 : 98).

(Organisasi adalah mekanisme maka perlu adanya sarana pendukung

yang berfungsi memperlancar mekanisme itu).

Sarana pendukung itu ialah sistem, prosedur dan metode.

Organisasi pelayanan yang

Gambar

Gambar 2.1.
Tabel Instrument Pengukuran Variabel
Tabel 3.2.
Gambar 4.1.
+7

Referensi

Dokumen terkait

Dari data diatas dapat disimpulkan bahwa variablel ukuran perusahaan, dan risiko default memiliki nilai standar deviasi yang yang lebih kecil dari nilai mean yang dapat

Peneliti Bagaimana agar siswa banyak yang mengikuti kegiatan tersebut. Nara Sumber Tergantung kesepakatan kelas tersebut, biasanya diadakan denda

Langkah ini sesuai dengan Arens et al., (2009), yang menyatakan bahwa prosedur analitis selama pekerjaan lapangan pengauditan bersifat opsional sementara prosedur

Berikut adalah gambaran visual aplikasi mobile media pembelajaran dasar algoritma dan pemrograman yang dijalankan dengan menggunakan Android 7.1.1 Nougat dengan ukuran

Hasil penelitian menunjukkan bahwa karakteristik dari remaja putri obesitas memiliki pekerjaaan orangtua yang mapan yaitu sebagai Pegawai Negeri Sipil, umumnya

Dari keseluruhan stasiun penelitian, dijumpai 3 (tiga) jenis vegetasi yang memiliki INP tertinggi dan tersebar baik untuk tingkat pohon, anakan dan semai yaitu Bruguiera

Ahli materi memberikan penilaian dengan presentase yang diperoleh dari masing-masing aspek yang terdiri dari 2 aspek yaitu, aspek tampilan yang memperoleh nilai

Berdasarkan tabel diatas juga diketahui nilai p- Valu e 0,00 maka terdapat perbedaan kemampuan $FWLYLW\ 'DLO\ /LYLQJ¶ s ( $'/¶V ) yang signifikan antara sebelum dan