• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS PENGARUH FAKTOR KEPEMIMPINAN TERHADAP KEPUASAN KERJA KARYAWAN SERTA DAMPAKNYA TERHADAP KINERJA PERUSAHAAN (Studi pada perusahaan PO. Pratama Putra Sidoarjo).

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "ANALISIS PENGARUH FAKTOR KEPEMIMPINAN TERHADAP KEPUASAN KERJA KARYAWAN SERTA DAMPAKNYA TERHADAP KINERJA PERUSAHAAN (Studi pada perusahaan PO. Pratama Putra Sidoarjo)."

Copied!
102
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS PENGARUH FAKTOR KEPEMIMPINAN TERHADAP

KEPUASAN K ERJ A KARYAWAN SERTA DAMPAKNYA TERHADAP

KINERJ A PERUSAHAAN

(Studi pada per usahaan PO. Pr atama Putr a Sidoar jo)

SKRIPSI

Oleh:

Rendha Tr isandy Putr a 0812010043 / FE /EM

FAKULTAS EKONOMI

(2)

KINERJ A PERUSAHAAN

(Studi pada Per usahaan PO. Pr atama Putr a Sidoar jo)

Disusun Oleh:

RENDHA TRISANDY PUTRA 0812010043/FE/EM

Telah Diper tahankan Dihadapan Dan Diter ima Oleh Tim Penguji Skr ipsi Pr ogram Studi Manajemen Fa kultas Ekonomi

Univer sitas Pembangunan Nasional “Veteran” J awa Timur Pada Tanggal 31 Mei 2013

Pembimbing Utama

Dr a. Ec. Mei Retno A, Msi

Tim penguji Ketua

Dr . Pr asetyo Hadi, MM Sekr etar is

Dr a. Ec. Mei Retno A, Msi Anggota

Dr s. Bowo Santoso, MM

Mengetahui Dekan Fa kultas Ekonomi

(3)

SKRIPSI

ANALISIS PENGARUH FAKTOR KEPEMIMPINAN

TERHADAP KEPUASAN KERJ A KARYAWAN SERTA

DAMPAKNYA TERHADAP KINERJ A PERUSAHAAN

(Studi pada perusahaan PO. Pratama Putra Sidoar jo)

Yang diajukan

Rendha Trisandy Putra 0812010043 / FE /EM

Disetujui untuk ujian skripsi oleh :

Pembimbing Utama

Dra. Ec. Mei Retno A., Msi Tanggal :

196605161991032001

Mengetahui

Wakil Dekan I Fakultas Ekonomi Universitas Pembangunan Nasional “Veteran”

Jawa Timur

(4)

DAMPAKNYA TERHADAP KINERJ A PERUSAHAAN

(Studi pada perusahaan PO. Pratama Putra Sidoar jo)

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Dalam Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi

Jurusan Manajemen

Oleh:

Rendha Trisandy Putra 0812010043 / FE /EM

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN”

J AWA TIMUR

(5)

SKRIPSI

ANALISIS PENGARUH FAKTOR KEPEMIMPINAN

TERHADAP KEPUASAN KERJ A KARYAWAN SERTA

DAMPAKNYA TERHADAP KINERJ A PERUSAHAAN

(Studi pada perusahaan PO. Pratama Putra Sidoar jo)

Disusun Oleh :

Rendha Trisandy Putra 0812010043 / FE /EM

Telah dipertahankan dihadapan Dan diterima oleh Tim Penguji Skripsi Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi

Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur Pada tanggal : 24 Februari 2012

Pembimbing : Tim Penguji :

Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur

(6)

Assalamu’alaikum Wr.Wb.

Dengan mengucap syukur kepada Allah SWT, yang telah melimpahkan

berkat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang

berjudul “ANALISIS PENGARUH FAKTOR KEPEMIMPINAN

TERHADAP KEPUASAN KERJ A KARYAWAN SERTA DAMPAKNYA

TERHADAP KINERJ A PERUSAHAAN (Studi pada perusahaan PO. Pratama

Putra Sidoarjo)” dapat diselesaikan dengan baik.

Penyusunan skripsi ini dimaksudkan untuk memenuhi satu syarat

penyelesaian Program Studi Pendidikan Strata Satu, Fakultas Ekonomi, Jurusan

Manajemen, Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Surabaya.

Dalam penyusunan skripsi, penulis menyadari bahwa skripsi ini tidak akan

selesai dengan baik tanpa adanya dukungan dari berbagai pihak. Untuk itu penulis

menghaturkan rasa terima kasih yang mendalam kepada :

1. Bapak Dr. Ir. Teguh Soedarto, MP, selaku Rektor Universitas Pembangunan

Nasional “Veteran” Jawa Timur.

2. Bapak Dr. Dhani Ichsanudin Nur, MM, selaku Dekan Fakultas Ekonomi

Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.

3. Bapak Dr. Muhadjir Anwar, MM, selaku Ketua Progdi Manajemen Fakultas

Ekonomi Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.

(7)

5. Kedua Orangtua serta Adik yang telah banyak memberikan dorongan moril

maupun materil serta kesabaran yang tidak terkira sehingga penulis dapat

menyelesaikan skripsi ini.

6. Himpunan Mahasiswa Manajemen (HMM) Universitas Pembangunan

Nasional “Veteran” Jawa Timur yang saya anggap sebagai rumah kedua saya

di kampus yang telah memberikan banyak ilmu dan pengalaman serta secara

tidak langsung telah membentuk saya menjadi pribadi yang seperti sekarang.

7. Staff Dosen Fakultas Ekonomi (Manajemen) Universitas Pembangunan

Nasional “Veteran” Jawa Timur yang telah memberikan ilmunya kepada

penulis.

8. Semua pihak yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu, yang telah

membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. Terima kasih banyak.

Pada akhirnya, penulis menyadari bahwa penyusunan skripsi ini masih

jauh dari sempurna, untuk itu saran dan kritik yang bersifat membangun sangat

penulis harapkan. Akhir kata penulis berharap, semoga skripsi ini dapat

bermanfaat bagi semua pihak.

Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

Surabaya, 31 Juni 2013

(8)

KATA PENGANTAR ... i 2.1 Hasil-Hasil Penelitian Terdahulu ... 11

2.2 Landasan Teori ... 13

2.2.1 Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia ... 13

2.2.1.1 Pengertian Manajemen ... 13

2.2.1.2 Pengertian Sumber Daya Manusia ... 15

(9)

2.3.1 Pengaruh Kepemimpinan Terhadap Kepuasan Kerja BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel ... 41

3.1.1. Pengukuran Variabel ... 43

3.2 Teknik Pengambilan Sampel ... 43

3.3 Prosedur Pengumpulan data ... 44

3.3.1. Jenis data ... 45

3.5 Teknik Analisis dan Hipotesis ... 46

3.5.1 Teknik Analisi ... 46

3.5.1.1 Cara Kerja PLS ... 47

3.5.1.2 Model Spesifikasi PLS ... 48

3.5.1.3 Langkah – Langkah PLS ... 49

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskriptif Objek Penelitian ... 62

4.1.1 Gambaran Umum Perusahaan ... 62

(10)

4.2.1.1 Deskriptif Variabel Kepemimpinan ... 65

4.2.1.2 Deskriptif Variabel Kepuasan Kerja

Karyawan ... 67

4.2.1.3 Deskriptif Variabel Kinerja Perusahaan ... 68

4.3 Analisis Data ... 69

4.3.1 Evaluasi Outlier ... 69

4.3.2 Intepretasi Hasil PLS ... 71

4.3.2.1 Pengujian Model Pengukuran

(Outter Model) ... 71

4.3.2.2 Analisis Model PLS... 75

4.3.2.3 Evaluasi Struktural Model (Inner Model). 75

4.3.2.4 Inner Model

( Pengujian Model Struktural) ... 77

4.4 Pembahasan ... 78

4.4.1 Pengaruh Kepemimpinan Terhadap Kepuasan Kerja

Karyawan ... 78

4.4.2 Pengaruh Kepuasan Kerja Kryawan Terhadap

Kinerja Perusahaan ... 80

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan ... 83

5.2 Saran ... 84

DAFTAR PUSTAKA

(11)

Halaman

Tabel 1.1 Jumlah Pelanggan PO Pratama Putra Travel dan

Non Travel Tahun 2008 – 2011 ... 3

Tabel 1.2 Jumlah Turn Over Karyawan PO. Pratama Putra Tahun 2008 – 2011 ... 5

Tabel 4.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ... 63

Tabel 4.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Usia ... 64

Tabel 4.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Posisi Jabatan ... 65

Tabel 4.4 Frekuensi Hasil Jawaban Responden Mengenai Kepemiminan 65

Tabel 4.5 Frekuensi Hasil Jawaban Responden Mengenai Kepuasan Kerja Karyawan ... 67

Tabel 4.6 Frekuensi Hasil Jawaban Responden Mengenai Kinerja Perusahaan ... 68

Tabel 4.7 Outlier Data ... 70

Tabel 4.8 Outer Loading... 71

Tabel 4.9 Average Variance Extract (AVE) ... 73

Tabel 4.11 R-Square... 76

Tabel 4.12 Outter Weight ... 77

(12)

Halaman

Gambar 3.1 Langkah – Langkah Analisis PLS ... 49

Gambar 3.2 Contoh Diagram Jalur Untuk PLS ... 51

(13)

Lampiran 1 : Kuesioner

Lampiran 2 : Tabulasi Jawaban Responden

Lampiran 3 : Hasil Uji Outlier

Lampiran 4 : Hasil Uji Validitas, Reliabilitas dan Normalitas

(14)

DAMPAKNYA TERHADAP KINERJ A PERUSAHAAN

(Studi pada perusahaan PO. Pratama Putra Sidoar jo)

Oleh :

Rendha Trisandy putra

ABSTRAKSI

PO. Pratama Putra merupakan perusahaan jasa transportasi pariwisata yang berada di kawasan Sukodono – Sidoarjo bergerak dibidang persewaan bus, paket tour wisata, serta saat ini sudah dilengkapi dengan fasilitas asuransi. PO. Pratama Putra telah berpengalaman dalam berbagai perjalanan wisata sehingga perusahaan ini telah dipercaya banhyak agen travel, pada tahun 2010 perusahaan ini mencapai jumlah pelanggan terbanyak semenjak berdiri yaitu sebanyak 772 pelanggan baik travel maupun non travel. Hal ini merupakan hasil positif bagi perusahaan, namun pada tahun 2011 jumlah pelanggan mengalami penurunan menjadi 624 pelanggan, hal ini mengindikasikan kinerja perusahaan ini sedang mengalami penurunan. Kondisi ini kemungkinan disebabkan oleh adanya penurunan produktifitas karyawan dalam hal menjalankan fungsi dan tanggung jawab mereka sebagai karyawan. Berdasarkan latar belakang tersebut, maka penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh kepemimpinan dan kepuasan kerja karyawan terhadap kinerja perusahaan di PO. Pratama Putra Sidoarjo.

Penelitian ini menggunakan data primer yang diperoleh dengan menyebarkan kuesioner kepada 108 responden dengan menggunakan teknik Simple Random Sampling. Teknik analisis yang dipergunakan adalah Partial Least Square (PLS) untuk mengetahui kausalitas antar variabel yang dianalisis.

Berdasarkan hasil pengolahan data, dapat diperoleh kesimpulan bahwa

faktor Kepemimpinan berpengaruh negative terhadap faktor Kepuasan Kerja, tidak dapat diterima atau signifikan (positif), dan faktor Kepuasan Kerja berpengaruh positif terhadap faktor Kinerja Perusahaan, dapat diterima atau signifikan (positif). Artinya, model konseptual yang dikembangkan dan dilandasi oleh teori tidak sepenuhnya didukung oleh fakta.

(15)

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Perkembangan dunia usaha yang semakin meningkat selaras dengan

peningkatan kondisi perekonomian di Indonesia juga berarti adanya persaingan yang

semakin ketat. Untuk itu perusahaan secara internal harus dapat membenahi

manajemennya dan secara eksternal berusaha untuk menawarkan produknya sebaik

mungkin untuk dapat diterima masyarakat luas.

Sukses atau tidaknya suatu perusahaan adalah dengan adanya pelayanan yang

baik karena didalam setiap usaha pasti memerlukan layanan sebagai alat pemuas

kebutuhan sekalipun usaha itu sederhana. Tanpa ada layanan yang baik maka

kegiatan usaha tersebut tidak akan bisa berkembang, sebab keberhasilan proses

kelangsungan usaha tidak hanya bergantung dari peralatan canggih yang dimiliki

perusahaan, tetapi juga bergantung pada pelayanan yang akan diberikan tersebut.

Oleh karena itu perusahaan harus memperhatikan masalah pelayanan yang mana hal

ini tidak terlepas dari peranan dari sumber daya manusianya.

Pada saat ini persaingan organisasi atau perusahaan jasa sangatlah kompetitif.

Hal itu dibuktikan dengan banyak munculnya perusahaan yang bergerak pada sektor

industri jasa, terutama pada sektor jasa angkutan/transportasi. Persaingan pada sektor

(16)

tetapi lebih menitik beratkan pada persaingan kualitas dan ragam fasilitas pelayanan

jasa yang diberikan oleh pihak perusahaan jasa transportasi tersebut.

Sektor jasa dalam beberapa tahun terakhir ini perkembangan sangat pesat

khususnya transportasi darat, di Indonesia terasa semakin penting. Hal ini disebabkan

oleh kebutuhan akan sarana dan prasarana transportasi darat dimana didalamnya

tersedia berbagai macam fasilitas baik pelayanan terhadap layanan fisik maupun

pelayanan jasa penumpang (passenger). Sektor jasa transportasi merupakan sektor

yang dipandang sangat berperan dan sangat dibutuhkan untuk menunjang mobilitas

kegiatan manusia yang beragam. Keberhasilan dalam bidang jasa transportasi,

ditunjukan dengan kualitas perusahaan transportasi itu sendiri dan kepuasan dari

pelanggan jasa transportasinya. Kualitas jasa transportasi yang baik akan mampu

memberikan suatu pelayanan dan jaminan yang setidaknya mampu memberikan rasa

aman dan rasa puas bagi pelanggannya.

Indonesia merupakan negara kepulauan yang memiliki banyak tempat wisata

menarik di berbagai daerah mulai dari pantai, gunung, danau, gua, air terjun, dan

banyak yang lainnya. Seperti halnya di Jawa Timur sendiri memiliki lebih dari satu

objek wisata yang setiap tahunnya ramai dikunjungi oleh wisatawan seperti di

Malang ada Taman Safari II, Kebun Apel, BNS, di Lamongan ada WBL (wisata

bahari lamongan), dan tempat wisata lainnya. Hal ini menjadi peluang bagi para

pengusaha untuk menyediakan jasa transportasi khusus untuk perjalanan pariwisata.

(17)

PO. Pratama Putra. PO. Pratama Putra merupakan perusahaan jasa transportasi

pariwisata yang berada di kawasan Sukodono – Sidoarjo bergerak dibidang

persewaan bus, paket tour wisata, serta saat ini sudah dilengkapi dengan fasilitas

asuransi. Perusahaan ini sudah berdiri sejak tahun 2004 dan hingga saat ini sudah

memiliki lebih dari 30 armada bus. PO. Pratama Putra telah berpengalaman dalam

berbagai perjalanan wisata sehingga perusahaan ini telah dipercaya banhyak agen

travel, pada tahun 2010 perusahaan ini mencapai jumlah pelanggan terbanyak

semenjak berdiri yaitu sebanyak 772 pelanggan baik travel maupun non travel. Hal

ini merupakan hasil positif bagi perusahaan, namun pada tahun 2011 jumlah

pelanggan mengalami penurunan menjadi 624 pelanggan. Data mengenai jumlah

pelanggan PO. Pratama Putra dapat dilihat pada table 1.1 dibawah ini :

Tabel 1.1 J umlah Pelanggan PO. Pr atama Putr a Travel dan Non Tr avel tahun 2008-2011

Sumber : Manajemen PO. Pratama Putra

Berdasarkan tabel diatas menunjukann bahwa dari tahun 2008-2010 jumlah

pelanggan PO. Pratama Putra terus mengalami kenaikan yaitu pada tahun 2008

sebanyak 472 pelanggan, tahun 2009 sebanyak 538 pelanggan dan di tahun 2010

Bulan 2008 2009 2010 2011

J anuar i-Maret 99 121 181 132

Apr il-J uni 47 56 97 73

J uli-September 152 163 204 156

Oktober -Desember 174 198 290 263

(18)

sebanyak 772 pelanggan. Namun pada tahun 2011 jumlah pelanggan PO. Pratama

Putra mengalami penurunan jumlah pelanggan yaitu menjadi 624 pelanggan. Hal ini

tentunya tidak sesuai dengan harapan manajemen yang berkeinginan untuk terus

menambah jumlah pelanggannya dari tahun ke tahun atau minimal mempertahankan

pelanggan yang sudah ada. Dengan adanya penurunan jumlah pelanggan, hal ini

mengindikasikan kinerja perusahaan ini sedang mengalami penurunan. Kondisi ini

kemungkinan disebabkan oleh adanya penurunan produktifitas karyawan dalam hal

menjalankan fungsi dan tanggung jawab mereka sebagai karyawan. Berdasarkan

wawancara peneliti dengan beberapa karyawan di PO. Pratama Putra, mereka

mengeluhkan adanya ketidakpuasan atas kebijakan-kebijakan yang diambil tanpa

meminta saran karyawan ataupun cenderung menutup mata atas suara karyawan,

padahal banyak dari mereka yang sudah mengabdi pada perusahaan cukup lama.

Indikasi lain yang menunjukan bahwa kinerja perusahaan PO. Pratama Putra sedang

mengalami penurunan dapat dilihat dari meningkatnya jumlah turn over pegawai.

Tingkat turn over yang tinggi, akan menimbulkan dampak negatif bagi organisasi,

seperti menciptakan ketidakstabilan terhadap kondisi tenaga kerja dan peningkatan

biaya sumber daya manusia. Individu yang merasa terpuaskan dengan pekerjaannya

cenderung lebih bersemangat dalam bekerja. Adapun individu yang merasa kurang

terpuaskan dengan pekerjaannya, semangat kerjanya cenderung menurun. Oleh

(19)

organisasi perusahaan ini akan menurun. Data mengenai jumlah turn over karyawan

PO. Pratama Putra dapat dilihat pada tabel 1.2 dibawah ini :

Tabel 1.2 J umlah Turn Over Kar yawan PO. Pr atama Putr a tahun 2008-2011

Sumber : Manajemen PO. Pratama Putra

Berdasarkan tabel 1.2 dapat dilihat bahwa pada tahun 2011 PO. Pratama Putra

mengalami peningkatan jumlah turn over pegawai dibandingkan tahun-tahun

sebelumnya yaitu sebanyak 52 orang. Turunya jumlah pelanggan dan meningkatnya

jumlah turn over karyawan mengindikasikan menurunnya kepuasan karyawan yang

mengakibatkan kinerja perusahaan PO. Pratama Putra sehingga masalah dalam

penelitian ini yaitu bagaimana cara meningkatkan kepuasan kerja karyawan sehingga

kinerja perusahaan PO. Pratama Putra meningkat.

Kinerja perusahaan merupakan indikator tingkatan prestasi yang dapat dicapai

dan mencerminkan keberhasilan manajer atau pengusaha. Kinerja merupakan hasil

yang dicapai dari prilaku anggota organisasi (Gibson, 1998: 179). Jadi kinerja

organisasi merupakan hasil yang diinginkan organisasi dari perilaku orang-orang di

dalamnya. Salah satu elemen yang bernilai penting dalam sistem manajemen

perusahaan selain motivasi kerja kepada para karyawan adalah kepemimpinan

(leadership). Hasil dari beberapa penelitian menunjukkan bahwa kepemimpinan

Tahun Keluar Masuk J umlah Per sen

2008 24 24 24 18,46%

2009 21 21 21 16,15%

2010 34 34 34 26,15%

(20)

sangat diperlukan untuk meningkatkan daya saing perusahaan secara berkelanjutan.

Kepemimpinan adalah suatu proses dimana seseorang dapat menjadi pemimpin

(leader) melalui aktivitas yang terus menerus sehingga dapat mempengaruhi yang

dipimpinnya (followers) dalam rangka untuk mencapai tujuan organisasi atau

perusahaan.

DuBrin (2005:3) mengemukakan bahwa kepemimpinanitu adalah upaya

mempengaruhi banyak orang melalui komunikasi untuk mencapai tujuan, cara

mempengaruhi orang dengan petunjuk atau perintah, tindakan yang menyebabkan

orang lain bertindak atau merespons dan menimbulkan perubahan positif, kekuatan

dinamis penting yang memotivasi dan mengkoordinasikan organisasi dalam rangka

mencapai tujuan, kemampuan untuk menciptakan rasa percaya diri dan dukungan

diantara bawahan agar tujuan organisasional dapat tercapai. Mintzberg dalam Luthans

(2002) dan Sutiadi (2003:4) mengemukakan bahwa peran kepemimpinan dalam

organisasi adalah sebagai pengatur visi, motivator, penganalis, dan penguasaan

pekerjaan. Yasin (2001:6) mengemukakan bahwa keberhasilan kegiatan usaha

pengembangan organisasi, sebagian besar ditentukan oleh kualitas kepemimpinan

atau pengelolanya dan komitmen pimpinan puncak organisasi untuk investasi energi

yang diperlukan maupun usaha-usaha pribadi pimpinan. Dari beberapa pendapat

diatas dapat disimpulkan bahwa perusahaan dengan tingkat kepemimpinan yang baik

maka kinerja dari perusahaan tersebut akan baik serta tingkat kepuasan karyawan pun

(21)

Werther dan Davis (1986) dalam Prabowo (2003) dan Munandar, Sjabadhyni,

Wutun (2004:73) mengemukakan bahwa kepuasan kerja adalah kondisi kesukaan

atau ketidaksukaan menurut pandangan karyawan terhadap pekerjaannya. Dole dan

Schroeder (2001) dalam Koesmono (2005), mengemukakan bahwa kepuasan kerja

dapat didefinisikan sebagai perasaan dan reaksi individu terhadap lingkungan

pekerjaannya. Testa (1999) dan Locke (1983) dalam Koesmono (2005)

mengemukakan bahwa kepuasan kerja merupakan kegembiraan atau pernyataan

emosi yang positif hasil dari penilaian salah satu pekerjaan atau

pengalaman-pengalaman pekerjaan. Lebih lanjut Koesmono (2005) mengemukakan bahwa

kepuasan kerja merupakan penilaian, perasaan atau sikap seseorang atau karyawan

terhadap pekerjaannya dan berhubungan dengan lingkungan kerja, jenis pekerjaan,

kompensasi, hubungan antar teman kerja,hubungan sosial ditempat kerja dan

sebagainya. Sehingga dapat dikatakan bahwa kepuasan kerja adalah dipenuhinya

beberapa keinginan dan kebutuhannya melalui kegiatan kerja atau bekerja.

Perusahaan dengan tingkat kepuasan kerja karyawan tinggi maka kinerja perusahaan

otomatis akan meningkat.

Kinerja perusahaan adalah merupakan hasil kerja yang secara kualitas dan

kuantitas dapat dicapai oleh seorang pegawai dalam melaksanakan tugas sesuai

tanggung jawab yang diberikan kepadanya (Mangkunegara, 2001 dalam Koesmono,

(22)

Cash dan Fischer (1987) dalam Thoyib (2005:10) mengemukakan bahwa

kinerja sering disebut dengan performance atau result yang diartikan dengan apa

yang telah dihasilkan oleh individu karyawan. Kinerja dipengaruhi oleh kinerja

organisasi (organizational performance) itu sendiri yang meliputi pengembangan

organisasi (organizational development), rencana kompensasi (compensation plan),

sistem komunikasi (communication system), gaya manajerial (managerial style),

struktur organisasi (organization structure), kebijakan dan prosedur (policies and

procedures).

Berdasarkan uraian tersebut, peneliti tertarik untuk meneliti permasalahan ini

sebagai skripsi dengan judul “Analisis Pengar uh Kepemimpinan ter hadap

Kepuasan Kar yawan ser ta Dampaknya ter hadap Kiner ja Per usahaan (Studi

pada per usahaan PO. Pr atama Putr a Sidoar jo)”

I.2 Per umusa n Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang diajukan di atas, maka masalah

yang dirumuskan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Apakah Faktor Kepemimpinan berpengaruh terhadap Kepuasan Karyawan di PO.

Pratama Putra Sidoarjo?

2. Apakah Faktor Kepuasan Karyawan berpengaruh terhadap Kinerja Perusahaan di

(23)

1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan pada rumusan masalah yang diajukan di atas, maka tujuan

penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Untuk mengatahui pengaruh Faktor Kepemimpinan terhadap Kepuasan

Karyawan di PO. Pratama Putra Sidoarjo

2. Untuk mengatahui pengaruh Faktor Kepuasan Karyawan terhadap Kinerja

Perusahaan di PO. Pratama Putra Sidoarjo

1.4. Manfaat Penelitian

Manfaat dari penelitian dan penulisan laporan ini adalah sebagai berikut:

1. Bagi Perusahaan

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan dan informasi, serta

bahan pertimbangan untuk evaluasi dalam menentukan strategi birsnis yang tepat

dan efektif di masa yang akan datang bagi pengelola PO. Pratama Putra.

2. Bagi Fakultas Ekonomi

Untuk menambah khasanah perpustakaan dan referensi bagi peneliti lain untuk

melakukan penelitian lanjutan terhadap kajian dan pembahasan yang lebih

(24)

3. Bagi Penulis

Menerapkan teori yang diperoleh selama ini ke dalam bentuk praktek secara langsung

serta untuk melatih diri untuk berfikir secara kritis dalam menghadapi masalah yang

(25)

TINJ AUAN PUSTAKA

2.1 Hasil Penilitian Ter dahulu

Penelitian sebelumnya yang berhubungan dengan penelitian ini telah

dilakukan oleh Ida Ayu Brahmasari dan Agus Suprayetno, (2008) dengan judul

penelitian ”Pengaruh Motivasi Kerja, Kepemimpinan dan Budaya Organisasi

Terhadap Kepuasan Kerja Karyawan serta Dampaknya pada Kinerja Perusahaan

(Studi kasus pada PT. Pei Hai International Wiratama Indonesia)”

Penelitian ini merupakan penelitian penjelasan (Explanatory research) yang

akan membuktikan hubungan kausal antara variabel bebas (independent variable)

yaitu variabel motivasi kerja, variabel kepemimpinan, dan variabel budaya organisasi;

variabel antara (intervening variable) yaitu variabel kepuasan kerja karyawan; dan

variabel terikat (dependent variable) yaitu kinerja perusahaan. Serta penelitian

korelasional, yaitu penelitian yang berusaha untuk melihat apakah antara dua variabel

atau lebih memiliki hubungan atau tidak, dan seberapa besar hubungan itu serta

bagaimana arah hubungan tersebut (Indriyantoro dan Supomo (1999) dalam Yasa,

2006:29). Dalam perhitungan pengolahan data, peneliti mempergunakan alat bantu

yang berupa program aplikasi komputer yaitu SPSS versi 13.0 dan AMOS versi 4.0.

Teknik analsis yang digunakan dalam penelitian ini adalah SEM [Stuctural

Equation Modeling]. Hasil penelitian ini adalah: Motivasi kerja mempunyai pengaruh

(26)

Kepemimpinan mempunyai pengaruh yang negatif dan signifikan terhadap

kepuasan kerja karyawan. Hasil penelitian ini membuktikan bahwa kepemimpinan

berpengaruh negatif dan signifikan terhadap kepuasan kerja karyawan, artinya hasil

dari pelaksanaan aktivitas manajerial kepemimpinan yang dijalankan belum tentu

mempunyai dampak yang selalu positif atau baik bagi organisasi, sebab semakin

tinggi pelaksanaan aktivitas manajerial kepemimpinan dilakukan, maka akan

berdampak pada penurunan kinerja perusahaan dari waktu ke waktu. Pelaksanaan

aktivitas kepemimpinan yang lebih banyak ke arah menekan karyawan bisa saja

menyebabkan seorang karyawan dapat mencapai kepuasan dalam bekerja, tetapi

belum tentu dapat membawa pengaruh yang positif dalam pembentukan kepribadian

bawah Budaya organisasi mempunyai pengaruh yang positif dan signifikan terhadap

kepuasan kerja karyawan. Motivasi kerja mempunyai pengaruh yang positif tetapi

tidak signifikan terhadap kinerja perusahaan.

Kepemimpinan mempunyai pengaruh yang positif dan signifikan terhadap

kinerja perusahaan. Hasil penelitian ini membuktikan bahwa kepemimpinan

berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja perusahaan, artinya

kepemimpinan merupakan suatu upaya untuk memengaruhi banyak orang melalui

proses komunikasi untuk mencapai tujuan organisasi diharapkan dapat menimbulkan

perubahan positif berupa kekuatan dinamis yang dapat mengkoordinasikan organisasi

dalam rangka mencapai tujuan jika diterapkan sesuai dengan koridor yang telah

ditetapkan kedua belah pihak sesuai dengan jabatan yang dimiliki. Budaya organisasi

(27)

Kepuasan kerja karyawan mempunyai pengaruh yang positif dan signifikan

terhadap kinerja perusahaan. Hasil penelitian ini membuktikan bahwa kepuasan kerja

karyawan berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja perusahaan, artinya

bahwa secara umum kepuasan kerja karyawan yang tinggi akan mampu

meningkatkan kinerja perusahaan.

2.2 Landasan Teor i

2.2.1 Ma najemen Sumber Daya Manusia

2.2.1.1 Penger tian Manajemen

Manajemen berasal dari kata to manage yang berarti mengatur (Hasibuan,

1996:1). Pengaturan dilakukan melalui proses dan diatur berdasarkan urutan dari

fungsi-fungsi manajemen dalam mencapai tujuan. Manajemen merupakan suatu

proses untuk mewujudkan tujuan yang diinginkan.

“Manajemen (management) adalah proses pendayagunaan bahan baku dan sumber daya manusia untuk mencapai tujuan-tujuan yang ditetapakan. Proses ini melibatkan organisasi, arahan, koordinasi, dan evaluasi orang-orang guna mencapai tujuan-tujuan tersebut” (Simamora, 1999:3).

Pendapat tersebut menyebutkan bahwa esensi dari manajemen adalah kegiatan

bekerja yang dilakukan oleh orang lain guna mencapai tujuan. Melalui manajemen

maka kegiatan sumber daya yang dimiliki dapat dikelola dengan baik. Harold Koontz

dan Cyril O’Donnel yang dikutif Malayu S.P. Hasibuan mendefinisikan :

(28)

Pendapat tersebut menyebutkan bahwa manajemen mempunyai tujuan yang

ingin dicapai, manajemen dilakukan oleh dua orang atau lebih yang mempunyai

tujuan yang sama. Kegiatan manajemen yang baik dilaksanakan dengan koordinasi

yang baik mulai dari perencanaan sumber daya sampai kepada pengawasan sumber

daya manusia.

Dharma Setyawan Salam dalam bukunya yang berjudul Manajemen

Pemerintahan Indonesia mendefinisikan :

“Manajemen adalah suatu kegiatan organisasi, sebagai suatu usaha dari sekelompok orang yang bekerja sama dalam rangka mencapai tujuan tertentu yang mereka taati sedemikian rupa sehingga diharapkan hasil yang akan dicapai sempurna, yaitu efektif dan efisien” (Salam, 2007:12).

Penjelasan di atas menyebutkan bahwa manajemen melibatkan berbagai

kegiatan dan elemen-elemen organisasi baik internal, eksternal, sarana, prasarana

maupun fungsi atau jabatan dalam suatu organisasi. Dengan manajemen yang

dikelola dengan baik diharapkan mendapatkan hasil yang diinginkan. Manajemen

menurut George R. Terry dan Leslie W. Rue adalah suatu proses atau kerangka kerja,

yang melibatkan bimbingan atau pengarahan suatu kelompok orang kearah

tujuan-tujuan organisasional atau maksud-maksud yang nyata (Terry dan Rue, 2005:1).

Manajemen bergerak dalam suatu organisasi, dimana manajemen tersebut

(29)

2.2.1.2 Penger tian Sumber Daya Manusia

Sumber daya manusia merupakan salah satu sumber daya yang terdapat dalam

organisasi. Werther dan Davis yang dikutif oleh Edy Sutrisno menyatakan bahwa

sumber daya manusia adalah pegawai yang siap, mampu, dan siaga dalam mencapai

tujuan-tujuan organisasi (Werther dan Davis dalam Sutrisno, 2009:1). Timbulnya

kebutuhan untuk membantu organisasi dalam melaksanakan tujuannya merupakan

profesionalisme dalam bekerja. Kebutuhan akan profesionalisme menunjukan bahwa

semakin berperannya sumber daya manusia dalam mencapai keberhasilan organisasi.

Tujuan organisasi agar dapat tercapai dengan baik, dibutuhkan sumber daya

manusia yang memenuhi syarat-syarat dan kriteria organisasi (Sofyandi, 2008:53).

Kriteria organisasi tersebut diharapkan akan terbentuk sumber daya manusia yang

produktif yang berguna terhadap pencapaian tujuan organisasi. Menurut Hadari

Nawawi yang dikutif oleh Ambar Teguh Sulistiyani dan Rosidah yang dimaksudkan

sebagai sumber daya manusia meliputi tiga pengertian yaitu :

1. Sumber daya manusia adalah manusia yang bekerja di lingkungan suatu

organisasi (disebut juga personil, tenaga kerja, pegawai atau karyawan).

2. Sumber daya manusia adalah potensi manusiawi sebagai penggerak organisasi

dalam mewujudkan eksistensinya.

3. Sumber daya manusia adalah potensi yang merupakan asset dan berfungsi sebagai

modal (non material / non finansial) di dalam organisasi bisnis, yang dapat

diwujudkan menjadi potensi nyata (real) secara fisik dan non fisik dalam

(30)

Berdasarkan pendapat di atas, bahwa yang dimaksud sumber daya manusia

adalah manusia yang ada dalam lingkungan suatu organisasi untuk bekerja, yang

memiliki potensi untuk melaksanakan kegiatan organisiasi. Sumber daya manusia

juga dapat disebut sebagai asset yang dimiliki oleh suatu organisasi untuk

menghasilkan suatu potensi dalam bentuk hasil kerja yang nyata bagi kepentingan

organisasi. Sejalan dengan definisi sumber daya manusia di atas, Faustino Cardoso

Gomes menyebutkan bahwa :

“Sumber daya manusia merupakan salah satu sumber daya yang terdapat dalam organisasi, meliputi semua orang yang melakukan aktivitas. Secara umum sumber daya yang terdapat dalam suatu organisasi bisa dikelompokkan atas dua macam, yaitu (1) sumber daya manusia (human resource), dan (2 sumber daya non-manusia (non-human resources)” (Gomes, 2003:1).

Sumber daya manusia merupakan potensi yang dimiliki oleh manusia seperti

keahlian, kemampuan sedangkan sumber daya non manusia terdiri atas, sumber daya

alam (natural resources), modal, mesin, teknologi, material. Kedua sumber daya

tersebut sangat penting, akan tetapi sumber daya manusia merupakan faktor dominan,

karena sumber daya manusia memiliki akal, perasaan, keinginan, pengetahuan,

keterampilan, kebutuhan dan sebagainya. Prinsipnya, bahwa sumber daya manusia

adalah satu-satunya sumber daya yang sangat menentukan organisasi. Sumber daya

manusia (human resources) memiliki pengertian sebagai berikut :

1. Secara makro, sumber daya manusia merupakan keseluruhan potensi tenaga yang

terdapat di suatu negara, jadi menggambarkan jumlah angkatan kerja dari suatu

(31)

2. Secara mikro, sumber daya manusia merupakan segolongan masyarakat yang

memenuhi kebutuhan hidupnya dengan bekerja pada suatu unit kerja / organisasi

tertentu baik pemerintah maupun swasta. (Wahyudi, 1996:8).

Pengerian sumber daya manusia mencakup semua unsur yang dimilikinya.

Unsur yang dimilikinya itu seperti, energi, bakat, keterampilan, kondisi fisik dan

mental manusia yang dapat digunakan untuk berproduksi. Unsur yang dimiliki

diharapkan dapat menunjang kebutuhan dalam mencapai tujuan. Sumber daya

manusia dipandang memiliki peranan yang semakin besar bagi kesuksesan suatu

organisasi. Organisasi pemerintah maupun swasta menyadari bahwa unsur “manusia”

yang memiliki keunggulan dalam bersaing akan membawa organisasi kearah yang

lebih maju. Unsur-unsur (variables) sumber daya manusia menurut Faustino Cardoso

Gomes dalam bukunya yang berjudul Manajemen Sumber Daya Manusia meliputi :

1. Kemampuan-kemampuan (Capabilities),

2. Sikap (Attitudes),

3. Nilai-nilai (Values),

4. Kebutuhan-kebutuhan (Needs),

5. Karakteristik demografisnya (Penduduk). (Gomes, 2003:26)

Unsur-unsur sumber daya manusia seperti kemampuan, sikap, nilai kerja,

kebutuhan serta kependudukan merupakan daya yang terdapat pada manusia.

Memperoleh sumber daya tersebut tergantung dari manajemen sumber daya

manusianya mulai dari penarikan sumber daya manusia, seleksi, pengembangan,

(32)

menghasilkan sumber daya manusia yang handal dan berkualitas. “Sumber daya

manusia yang berkualitas tinggi adalah sumber daya yang mampu menciptakan bukan

saja nilai komparatif, tetapi juga nilai kompetitif-generatif-inovatif dengan

menggunakan energi tertinggi seperti intelligence, creativity, dan imagination; tidak

lagi semata-mata menggunakan energi kasar seperti bahan mentah, lahan, air, tenaga,

otot dan sebagainya. (Ndaraha, 1999:12)”

Pendapat Taliziduhu Ndaraha menyebutkan bahwa kualitas sumber daya

manusia yang tinggi mampu menggunakan daya yang bersumber pada dirinya tidak

hanya otot, keterampilan dan kemampuan tetapi pola pikir, kecerdasaan dan

kekreatifitasan. Sumber daya manusia merupakan satu-satunya sumber daya yang

memiliki akal perasaan, keinginan, keterampilan, pengetahuan.

2.2.1.3Penger tian Manajemen Sumber Daya Manusia

Sumber daya manusia memiliki posisi yang sangat strategis dalam organisasi,

artinya unsur manusia memegang peranan penting dalam melakukan aktivitas untuk

mencapai tujuan. Eksistensi sumber daya manusia itulah yang terdapat dalam

organisasi yang kuat. Mencapai kondisi yang diharapkan diperlukan adanya

manajemen terhadap sumber daya manusia secara memadai sehingga terciptalah

sumber daya manusia yang berkualitas, loyal dan berprestasi. Manajemen sumber

daya manusia bergerak dalam usaha menggerakan dan mengelola sumber daya

(33)

yang diharapkan oleh organisasi. Manajemen sumber daya manusia adalah

pendekatan terhadap manajemen manusia (Sulistiyani dan Rosidah, 2003:10).

Pendekatan manajemen manusia didasarkan pada nilai manusia dalam

hubungannya dengan organisasi. Manajemen sumber daya manusia merupakan suatu

proses yang terdiri dari :

1. Rekruitmen atau penarikan sumber daya manusia (Sedarmayanti, 2009:6).

Rekruitmen merupakan suatu proses mencari, mengadakan, menemukan, dan

menarik para pelamar untuk dipekerjakan dalam suatu organisasi. Proses

rekruitmen sumber daya manusia tidak boleh diabaikan, disebabkan untuk

menjaga supaya tidak terjadi ketidaksesuaian antara apa yang dibutuhkan dan apa

yang didapat (Sutrisno, 2009:45).

2. Seleksi sumber daya manusia (Sedarmayanti, 2009:6).

Seleksi merupakan kegiatan yang dilakukan untuk menentukan dan memilih

pelamar yang memenuhi kriteria. Seleksi menurut Ambar T. Sulistiyani dan

Rosidah adalah serangkaian langkah kegiatan yang dilaksanakan untuk

memutuskan apakah seorang pelamar diterima atau ditolak, dalam suatu instansi

tertentu setelah menjalani serangkaian tes yang dilaksanakan (Sulistiyani dan

Rosidah, 2003:150).

3. Pengembangan sumber daya manusia (Sedarmayanti, 2009:6).

Pengembangan di dasarkan pada kenyataan bahwa seorang pegawai akan

membutuhkan serangkaian pengetahuan, keahlian dan kemampuan yang

(34)

Sutrisno bahwa proses pengembangan sumber daya manusia merupakan starting

point di mana organisasi ingin meningkatkan dan mengembangkan skill,

knowledge dan ability (SKA) individu sesuai dengan kebutuhan masa kini

maupun masa mendatang (Sutrisno, 2009:65).

4. Pemeliharaan sumber daya manusia (Sedarmayanti, 2009:6).

Pemeliharaan karyawan/pegawai dari manajer/pemimpin dalam memberikan

semangat bekerja, berdisiplin tinggi, dan bersikap loyal sangat membantu dalam

menunjang tercapainya tujuan organisasi. Pendapat Malayu S.P. Hasibuan

menyebutkan pemeliharaan (maintenance) adalah usaha mempertahankan dan

atau meningkatkan kondisi fisik, mental, dan sikap karyawan, agar meraka tetap

loyal dan bekerja produktif untuk menunjang tercapainya tujuan perusahaan

(Hasibuan, 1997:195). Pemeliharaan yang baik dilakukan dengan

program-program kesejahteraan dengan berdasarkan kebutuhan sebagian besar dari

aparatur.

5. Penggunaan sumber daya manusia (Sedarmayanti, 2009:6).

Penggunaan sumber daya manusia menekankan pada pelaksanaan tugas dan

pekerjaan oleh aparatur agar lebih efektif dan efisien serta jenjang peningkatan

posisi aparatur.

Manusia merupakan sumber daya yang penting dalam organisasi, efektifitas

organisasi sangat ditentukan oleh manajemen manusia. Amstrong mengatakan bahwa

(35)

1. Sumber daya manusia adalah harta yang paling penting yang dimiliki organisasi,

sedangkan manajemen yang efektif adalah kunci keberhasilan organisasi.

2. Keberhasilan ini sangat mungkin dicapai jika peraturan atau kebijaksanaan dan

prosedur yang bertalian dengan manusia dari perusahaan tersebut saling

berhubungan, memberikan sumbangan terhadap pencapaian tujuan serta

perencanaan strategis.

3. Kultur dan nilai organisasi, suasana organisasi dan perilaku manajerial berasal

dari kultur tersebut, sehingga memberikan pengaruh yang besar terhadap hasil

pencapaian yang terbaik.

4. Manajemen manusia, berhubungan dengan intergrasi yaitu menjadikan semua

anggota organisasi tersebut terlibat dan bekerja sama untuk mencapai tujuan

bersama. (Amstrong dalam Sulistiyani dan Rosidah, 2003:10-11)

Pendapat di atas, menyebutkan bahwa manajemen memiliki pendekatan

dengan faktor manusia karena manajemen dikelola oleh manusia. Sumber daya

manusia merupakan asset yang penting yang dimilki oleh organisasi manajemen.

Keberhasilan manajemen sumber daya manusia bertalian dengan kebijaksanaan dan

peraturan yang ditetapkan dalam organisasi dan kultur dan nilai-nilai yang terdapat

dalam lingkungan organisasi serta manajemen manusia yang seluruh anggota

organisasi terlibat dalam pencapaian tujuan organisasi.

Manajemen sumber daya manusia (human resources management) adalah

pendayagunaan, pengembangan, penilaian, pemberian balas jasa, dan pengelolaan

(36)

sumber daya manusia itu merupakan aktivitas atau kegiatan yang dilakukan oleh

sumber daya manusia di dalam suatu organisasi yang dapat digunakan secara efektif

dalam mencapai berbagai tujuan. Bambang Wahyudi dalam bukunya yang berjudul

Manajemen SumberDaya Manusia mengungkapkan bahwa :

“Manajemen sumber daya manusia dapat diartikan sebagai ilmu dan seni atau proses memperoleh, memajukan atau mengembangkan dan memelihara tenaga kerja yang kompeten, sehingga tujuan organisasi dapat tercapai dengan efisien dan ada kepuasan pada diri pribadi yang bersangkutan” (Wahyudi, 1996:3).

Pengertian tersebut menyebutkan bahwa pengelolaan sumber daya manusia

dalam organisasi tidak hanya menyangkut hal mengenai ketenagakerjaan tetapi

menjangkau lingkungan organisasi yang mempengaruhi sumber daya manusia

sehingga dapat mencapai tujuan yang diinginkan. Tujuan pokok dari manajemen

sumber daya manusia yaitu mewujudkan pendayagunaan secara optimal sumber daya

manusia di dalam suatu organisasi. Manajemen sumber daya manusia dapat

didefinisikan sebagai suatu pengelolaan dan pendayagunaan sumber daya yang ada

pada individu (pegawai) (Mangkunegara, 2000:2). Pengelolaan dan pendayagunaan

tersebut dikembangkan secara maksimal di dalam suatu organisasi untuk mencapai

tujuan serta pengembangan individu pegawai.

Sejalan dengan pendapat tersebut, Buchari Zainun mendefinisikan manajemen

sebagai berikut :

(37)

manajemen sumber daya manusia atau manajemen sumber daya manusia adalah identik dengan manajemen itu sendiri” (Zainun, 2001:17).

Kegiatan manajemen dilakukan dengan menggunakan bantuan manusia

dengan didukung sarana dan prasarana yang tersedia. Manajemen tidak terlepas dari

manajemen sumber daya manusia yaitu aktivitas manusia dan manajemen sumber

daya manusia itu sendiri adalah manajemen yang mengaturnya. Manajemen sumber

daya manusia adalah penarikan, seleksi, pengembangan, pemeliharaan dan

penggunaan sumber daya manusia untuk mencapai baik tujuan individu maupun

organisasi (Handoko, 1994:4). Definisi tersebut menyatakan bahwa manajemen

sumber daya manusia merupakan pokok utama dalam mengelola manusia.

Keberhasilan pengelolaan organisasi sangat ditentukan kegiatan pendayagunaan

sumber daya manusia. Manajemen sumber daya manusia adalah serangkaian kegiatan

pengelolaan sumber daya manusia yang memusatkan pada praktek dan kebijakan,

serta fungsi-fungsi manajemen untuk mencapai tujuan organisasi (Yuniarsih dan

Suwatno, 2008:3).

Pentingnya peran sumber daya manusia dalam pelaksanaan tujuan organisasi

maka pengelolaan sumber daya manusia dalam suatu organisasi. Manajemen sumber

daya manusia menurut Tjutju Yuniarsih dan Suwatno mendefinisikan manajemen

sumber daya manusia merupakan bagian dari ilmu manajemen yang memfokuskan

perhatiannya pada peraturan peranan sumber daya manusia dalam kegiatan suatu

(38)

bahwa sumber daya manusia harus diartikan sebagai sumber dari kekuatan yang

berasal dari manusia-manusia yang dapat didayagunakan oleh organisasi.

2.2.2 Kepemimpinan

Kepemimpinan memegang peranan yang sangat penting dalam manajemen

organisasi. Kepemimpinan dibutuhkan manusia karena adanya

keterbatasanketerbatasan tertentu pada diri manusia. Dari sinilah timbul kebutuhan

untuk memimpin dan dipimpin. Kepemimpinan didefinisikan ke dalam ciri-ciri

individual, kebiasan, cara mempengaruhi orang lain, interaksi, kedudukan dalam

oragnisasi dan persepsi mengenai pengaruh yang sah. Kepemimpinan adalah

kemampuan untuk mempengaruhi orang lain untuk mencapai tujuan dengan antusias

(David, Keith, 1985). Menurut Veitzhal Rivai (2004), kepemimpinan adalah proses

mempengaruhi atau memberi contoh kepada pengikut-pengikutnya lewat proses

komunikasi dalam upaya mencapai tujuan organisasi. Menurut Achmad Suyuti

(2001) yang dimaksud dengan kepemimpinan adalah proses mengarahkan,

membimbing dan mempengaruhi pikiran, perasaan, tindakan dan tingkah laku orang

lain untuk digerakkan ke arah tujuan tertentu.

DuBrin (2005:3) mengemukakan bahwa kepemimpinan itu adalah upaya

mempengaruhi banyak orang melalui komunikasi untuk mencapai tujuan, cara

mempengaruhi orang dengan petunjuk atau perintah, tindakan yang menyebabkan

orang lain bertindak atau merespons dan menimbulkan perubahan positif, kekuatan

(39)

mencapai tujuan, kemampuan untuk menciptakan rasa percaya diri dan dukungan

diantara bawahan agar tujuan organisasional dapat tercapai.

Siagian (2002:62) mengemukakan bahwa kepemimpinan adalah kemampuan

seseorang untuk mempengaruhi orang lain (para bawahannya) sedemikian rupa

sehingga orang lain itu mau melakukan kehendak pemimpin meskipun secara pribadi

hal itu mungkin tidak disenanginya. Nimran (2004:64) mengemukakan bahwa

kepemimpinan atau leadership adalah merupakan suatu proses mempengaruhi

perilaku orang lain agar berperilaku seperti yang akan dikehendaki. Robbins

(1996:39) mengemukakan bahwa kepemimpinan adalah sebagai kemampuan untuk

mempengaruhi suatu kelompok kearah tercapainya tujuan.

Siagian (2002:66) mengemukakan bahwa peranan pemimpin atau

kepemimpinan dalam organisasi atau perusahaan ada tiga bentuk yaitu peranan yang

bersifat interpersonal, peranan yang bersifat informasional, dan peran pengambilan

keputusan. Yang dimaksud dengan peranan yang bersifat interpersonal dalam

organisasi adalah bahwa seorang pemimpin dalam perusahaan atau organisasi

merupakan simbol akan keberadaan organisasi, seorang pemimpin bertanggung jawab

untuk memotivasi dan memberikan arahan kepada bawahan, dan seorang pemimpin

mempunyai peran sebagai penghubung. Peranan yang bersifat informasional

mengandung arti bahwa seorang pemimpin dalam organisasi mempunyai peran

sebagai pemberi, penerima dan penganalisa informasi. Sedangkan peran pemimpin

dalam pengambilan keputusan mempunyai arti bahwa pemimpin mempunyai peran

(40)

mampu untuk mengembangkan inovasi, mengambil peluang atau kesempatan dan

bernegosiasi dan menjalankan usaha dengan konsisten.

Mintzberg dalam Luthans (2002) dan Sutiadi (2003:4) mengemukakan bahwa

peran kepemimpinan dalam organisasi adalah sebagai pengatur visi, motivator,

penganalis, dan penguasaan pekerjaan. Yasin (2001:6) mengemukakan bahwa

keberhasilan kegiatan usaha pengembangan organisasi, sebagian besar ditentukan

oleh kualitas kepemimpinan atau pengelolanya dan komitmen pimpinan puncak

organisasi untuk investasi energi yang diperlukan maupun usaha-usaha pribadi

pimpinan. Anoraga et al. (1995) dalam Tika (2006:64) mengemukakan bahwa ada

sembilan peranan kepemimpinan seorang dalam organisasi yaitu pemimpin sebagai

perencana, pemimpin sebagai pembuat kebijakan, pemimpin sebagai ahli, pemimpin

sebagai pelaksana, pemimpin sebagai pengendali, pemimpin sebagai pemberi hadiah

atau hukuman, pemimpin sebagai teladan dan lambang atau simbol, pemimpin

sebagai tempat menimpakan segala kesalahan, dan pemimpin sebagai pengganti

peran anggota lain.

2.2.2.1 Teor i Kepemimpinan

Gaya kepemimpinan dari seorang pemimpin, pada dasarnya dapat diterangkan

melalui tiga aliran teori sebagai berikut :

1. Teori Genetis (Keturunan)

Inti dari teori ini menyatakan bahwa “leader are born and not made” (pemimpin

itu dilahirkan sebagai bakat dan bukannya dibuat). Para penganut aliran teori ini

(41)

dilahirkan dengan bakat kepemimpinannya. Dalam keadaan yang bagaimanapun

seseorang ditempatkan karena ia telah ditakdirkan menjadi pemimpin, sesekali

kelak ia akan timbul sebagai pemimpin. Berbicara mengenai takdir, secara

filosofis pandangan ini tergolong pada pandangan fasilitas ataudeterminitis.

2. Teori Sosial

Jika teori pertama di atas adalah teori yang ekstrim pada satu sisi, maka teori

inipun merupakan ekstrim pada sisi lainnya. Inti aliran teori sosial ini ialah bahwa

“leader are made and not born” (pemimpin itu dibuat atau dididik dan bukannya

kodrati). Jadi teori ini merupakan kebalikan inti teori genetika. Para penganu teori

ini mengetengahkan pendapat yang mengatakan bahwa setiap orang bisa menjadi

pemimpin apabila diberikan pendidikan dan pengalaman yang cukup.

3. Teori Ekologis

Kedua teori yang ekstrim di atas tidak seluruhnya mengandung kebenaran, maka

sebagai reaksi terhadap kedua teori tersebut timbullah aliran teori ketiga. Teori

yang disebut teori ekologis ini pada intinya berarti bahwa seseorang hanya akan

berhasil menjadi pemimpin yang baik apabila ia telah memiliki bakat

kepemimpinan. Bakat tersebut kemudian dikembangkan melalui pendidikan yang

teratur dan pengalaman yang memungkinkan untuk dikembangkan lebih lanjut.

Teori ini menggabungkan segi-segi positif dari kedua teori terdahulu sehingga

dapat dikatakan merupakan teori yang paling mendekati kebenaran.

Selain teori-teori dan pendapat-pendapat yang menyatakan tentang timbulnya

(42)

gaya kepemimpinan pada dasarnya merupakan perwujudan dari tiga komponen, yaitu

pemimpin itu sendiri, bawahan, serta situasi di mana proses kepemimpinan tersebut

diwujudkan. Bertolak dari pemikiran tersebut, Hersey dan Blanchard (1992)

mengajukan proposisi bahwa gaya kepemimpinan (k) merupakan suatu fungsi dari

pemimpin (p), bawahan (b) dan situasi tertentu (s), yang dapat dinotasikan sebagai : k

= f (p, b, s). Menurut Hersey dan Blanchard, pemimpin (p) adalah seseorang yang

dapat mempengaruhi orang lain atau kelompok untuk melakukan unjuk kerja

maksimum yang telah ditetapkan sesuai dengan tujuan organisasi. Organisasi akan

berjalan dengan baik jika pemimpin mempunyai kecakapan dalam bidangnya, dan

setiap pemimpin mempunyai keterampilan yang berbeda, seperti keterampilan teknis,

manusiawi dan konseptual. Sedangkan bawahan adalah seorang atau sekelompok

orang yang merupakan anggota dari suatu perkumpulan atau pengikut yang setiap

saat siap melaksanakan perintah atau tugas yang telah disepakati bersama guna

mencapai tujuan.

Dalam suatu organisasi, bawahan mempunyai peranan yang sangat strategis,

karena sukses tidaknya seseorang pimpinan bergantung kepada para pengikutnya ini.

Oleh sebab itu, seorang pemimpin dituntut untuk memilih bawahan dengan secermat

mungkin. Adapun situasi (s) menurut Hersey dan Blanchard adalah suatu keadaan

yang kondusif, di mana seorang pemimpin berusaha pada saat-saat tertentu

mempengaruhi perilaku orang lain agar dapat mengikuti kehendaknya dalam rangka

mencapai tujuan bersama. Dalam satu situasi misalnya, tindakan pemimpin pada

(43)

sekarang, karena memang situasinya telah berlainan. Dengan demikian, ketiga unsure

yang mempengaruhi gaya kepemimpinan tersebut, yaitu pemimpin, bawahan dan

situasi merupakan unsur yang saling terkait satu dengan lainnya, dan akan

menentukan tingkat keberhasilan kepemimpinan itu sendiri.

2.2.2.2 Indika tor Kepemimpinan

Kepemimpinan adalah proses memengaruhi orang lain kearah tujuan

organisasi (Bartol, 1991 dalam Tika, 2006:63).

Variabel kepemimpinan ini secara operasional diukur dengan menggunakan 4

(empat) indicator yang diadopsi dari teori kepemimpinan situasional

Hersey-Blanchard dalam Robbins (1996:45) dan Wirjana dan Supardo (2005:48) yaitu

sebagai berikut:

1. Telling (kemampuan untuk memberitahu anggota apa yang harus mereka

kerjakan)

2. Selling (kemampuan menjual/memberikan ide-ide kepadaanggota)

3. Participating (kemampuan berpartisipasi dengan anggota)

(44)

2.2.3 Kepuasan Ker ja Karyawan

Werther dan Davis (1986) dalam Prabowo (2003) dan Munandar, Sjabadhyni,

Wutun (2004:73) mengemukakan bahwa kepuasan kerja adalah kondisi kesukaan

atau ketidaksukaan menurut pandangan karyawan terhadap pekerjaannya. Dole dan

Schroeder (2001) dalam Koesmono (2005), mengemukakan bahwa kepuasan kerja

dapat didefinisikan sebagai perasaan dan reaksi individu terhadap lingkungan

pekerjaannya. Testa (1999) dan Locke (1983) dalam Koesmono (2005)

mengemukakan bahwa kepuasan kerja merupakan kegembiraan atau pernyataan

emosi yang positif hasil dari penilaian salah satu pekerjaan atau

pengalaman-pengalaman pekerjaan. Lebih lanjut Koesmono (2005) mengemukakan bahwa

kepuasan kerja merupakan penilaian, perasaan atau sikap seseorang atau karyawan

terhadap pekerjaannya dan berhubungan dengan lingkungan kerja, jenis pekerjaan,

kompensasi, hubungan antar teman kerja, hubungan sosial ditempat kerja dan

sebagainya. Sehingga dapat dikatakan bahwa kepuasan kerja adalah dipenuhinya

beberapa keinginan dan kebutuhannya melalui kegiatan kerja atau bekerja.

Gibson, Ivancevich, dan Donnely (1996) dalam Sylvana (2002:4)

mengemukakan bahwa kepuasan kerja merupakan bagian dari proses motivasi.

Kepuasan anggota organisasi dapat dihubungkan dengan kinerja dan hasil kerja

mereka serta imbalan dan hukuman yang mereka terima. Oleh karena itu, tingkat

kepuasan kerja dalam organisasi dapat ditunjukkan dengan hasil seperti sikap anggota

organisasi, pergantian pekerjaan anggota organisasi, kemangkiran atau absensi,

(45)

Menurut Ramayah (2001) dan Janssen (2001) dalam Koesmono (2005:28)

mengemukakan bahwa seorang manajer akan sangat peduli pada aspek kepuasan

kerja, karena mempunyai tanggung jawab moral apakah dapat memberikan

lingkungan yang memuaskan kepada karyawannya dan percaya bahwa perilaku

pekerja yang puas akan membuat kontribusi yang positif terhadap organisasi. Para

manajer merasakan usaha dan kinerja mereka berhasil apabila keadilan dalam

penghargaan memberikan tingkat kepuasan kerja dan kinerja. Situasi pekerjaan yang

seimbang akan meningkatkan perasaan dalam control terhadap kehidupan kerja dan

menghasilkan kepuasan kerja. Sehingga para manajer mempunyai tanggung jawab

untuk meningkatkan kepuasan kerja para bawahannya agar dapat memberikan

kontribusi yang positif pada organisasinya.

Davis (1985) dalam Mangkunegara (2005:117) mengemukakan bahwa job

satisfaction is related to a number of major employee variables, such as turnover,

absences, age, occupation, and size of the organization in which an employee works.

Berdasar pendapat tersebut, Mangkunegara (2005:117) mengemukakan bahwa

kepuasan kerja berhubungan dengan variabel-variabel seperti turnover, tingkat

absensi, umur, tingkat pekerjaan, dan ukuran organisasi perusahaan. Kepuasan kerja

berhubungan dengan turnover mengandung arti bahwa kepuasankerja yang tinggi

selalu dihubungkan dengan turnover pegawai yang rendah, dan sebaliknya jika

pegawai banyak yang merasa tidak puas maka turnover pegawai tinggi. Kepuasan

kerja berhubungan dengan tingkat absensi (kehadiran) mengandung arti bahwa

(46)

kerja berhubungan dengan umur mengandung arti bahwa pegawai yang cenderung

lebih tua akan merasa lebih puas daripada pegawai yang berumur relatif lebih muda,

karena diasumsikan bahwa pegawai yang tua lebih berpengalaman menyesuaikan diri

dengan lingkungan pekerjaan dan pegawai dengan usia muda biasanya mempunyai

harapan yang ideal tentang dunia kerjanya, sehingga apabila antara harapannya

dengan realita kerja terdapat kesenjangan atau ketidak-seimbangan dapat

menyebabkan mereka menjadi tidak puas. Kepuasan kerja dihubungkan dengan

tingkat pekerjaan mengandung arti bahwa pegawai yang menduduki tingkat pekerjaan

yang lebih tinggi cenderung lebih puas daripada pegawai yang menduduki pekerjaan

yang lebih rendah, karena pegawai yang tingkat pekerjaannya lebih tinggi

menunjukkan kemampuan kerja yang baik dan aktif dalam mengemukakan ide-ide

serta kreatif dalam bekerja. Kepuasan kerja berhubungan dengan ukuran organisasi

perusahaan mengandung arti bahwa besar kecilnya perusahaan dapat mempengaruhi

proses komunikasi, koordinasi, dan partisipasi pegawai sehingga dapat

mempengaruhi kepuasan kerja karyawan.

Mangkunegara (2005:120) mengemukakan bahwa ada 2 (dua) faktor yang

mempengaruhi kepuasan kerja yaitu faktor yang ada pada diri pegawai dan faktor

pekerjaannya. Faktor yang ada pada diri pegawai yaitu kecerdasan (IQ), kecakapan

khusus, umur, jenis kelamin, kondisi fisik, pendidikan, pengalaman kerja, masa kerja,

kepribadian, emosi, cara berpikir, persepsi, dan sikap kerja. Sedangkan faktor

(47)

mutu pengawasan, jaminan keuangan, kesempatan promosi jabatan, interaksi sosial,

dan hubungan kerja.

2.2.3.1 Indika tor Kepuasan Ker ja Kar yawan

Kepuasan kerja karyawan adalah sebagai suatu sikap umum seorang individu

terhadap pekerjaannya (Robbins, 2001:148).

Variabel kepuasan kerja karyawan ini secara operasional diukur dengan

menggunakan 4 (empat) indikator yang diadopsi dari teori dua faktor Herzberg dalam

Mangkunegara (2005:121-122), yaitu:

(1) Kompensasi

(2) Kondisi kerja

(3) Sistem administrasi dan kebijakan perusahaan

(4) Kesempatan untuk berkembang.

2.2.4 Kiner ja Per usahaan

Setiap manusia mempunyai potensi untuk bertindak dalam berbagai bentuk

aktivitas. Kemampuanbertindak itu dapat diperoleh manusia baik secara alami (ada

sejak lahir) atau dipelajari. Walaupun manusia mempunyai potensi untuk berperilaku

tertentu tetapi perilaku itu hanya diaktualisasi pada saat-saat tertentu saja. Potensi

untuk berperilaku tertentu itu disebut ability (kemampuan), sedangkan ekspresi dari

potensi ini dikenal sebagai performance (kinerja).

Hasibuan dalam Sujak (1990) dan Sutiadi (2003:6) mengemukakan bahwa

(48)

tugas-tugas yang dibebankan kepadanya yang didasarkan atas kecakapan, pengalaman dan

kesungguhan serta waktu. Dengan kata lain bahwa kinerja adalah hasil kerja yang

dicapai oleh seseorang dalam melaksanakan tugas yang diberikan kepadanya sesuai

dengan kriteria yang ditetapkan. Selanjutnya As’ad dalam Agustina (2002) dan

Sutiadi (2003:6) mengemukakan bahwa kinerja seseorang merupakan ukuran sejauh

mana keberhasilan seseorang dalam melakukan tugas pekerjaannya. Ada 3 (tiga)

factor utama yang berpengaruh pada kinerja yaitu individu (kemampuan bekerja),

usaha kerja (keinginan untuk bekerja), dan dukungan organisasional (kesempatan

untuk bekerja).

Cash dan Fischer (1987) dalam Thoyib (2005:10) mengemukakan bahwa

kinerja sering disebut dengan performance atau result yang diartikan dengan apa

yang telah dihasilkan oleh individu karyawan. Kinerja dipengaruhi oleh kinerja

organisasi (organizational performance) itu sendiri yang meliputi peng

embanganorganisasi (organizational development), rencana kompensasi

(compensation plan), system komunikasi (communication system), gaya manajerial

(managerial style), struktur organisasi (organization structure), kebijakan dan

prosedur (policies and procedures). Robbins (2003) dalam Thoyib (2005:10)

mengemukakan bahwa istilah lain dari kinerja adalah human output yang dapat

diukur dari produktivitas, absensi, turnover, citizenship, dan satisfaction. Sedangkan

Baron dan Greenberg (1990) dalam Thoyib (2005:10) mengemukakan bahwa kinerja

pada individu juga disebut dengan job performance, work outcomes, task

(49)

Brahmasari (2004:64) mengemukakan bahwa kinerja adalah pencapaian atas

tujuan organisasi yang dapat berbentuk output kuantitatif maupun kualitatif,

kreatifitas, fleksibilitas, dapat diandalkan, atau hal-hal lain yang diinginkan oleh

organisasi. Penekanan kinerja dapat bersifat jangka pendek maupun jangka panjang,

juga dapat pada tingkatan individu, kelompok ataupun organisasi. Manajemen kinerja

merupakan suatu proses yang dirancang untuk menghubungkan tujuan organisasi

dengan tujuan individu, sehingga kedua tujuan tersebut bertemu. Kinerja juga dapat

merupakan tindakan atau pelaksanaan tugas yang telah diselesaikan oleh seseorang

dalam kurun waktu tertentu dan dapat diukur.

Tika (2006:121) mengemukakan bahwa ada 4 (empat) unsur-unsur yang.

terdapat dalam kinerja adalah hasil-hasil fungsi pekerjaan, faktor-faktor yang

berpengaruh terhadap prestasi karyawan, pencapaian tujuan organisasi, dan periode

waktu tertentu.

Dari definisi diatas dapat dipahami bahwa kinerja perusahaan adalah seberapa

jauh tingkat kemampuan pelaksanaan tugas – tugas organisasi dalam rangka

pencapaian tujuan sesuai dg kemampuan yg dimiliki dan program kebijakan visi dan

misi yang telah ditetapkan sebelumnya. Pengertian kinerja dalam organisasi

merupakan jawaban dari berhasil atau tidaknya tujuan organisasi yang telah

ditetapkan. Para investor sering tidak memperhatikan kinerja investasi atau organisasi

(50)

Kinerja perusahaan dapat dilihat dari tingkatan sejauh mana organisasi dapat

mencapai tujuan dan didasarkan pada visi dan misi yang sudah ditetapkan

sebelumnya. Untuk diperlukan beberapa informasi tentang kinerja organisasi.

Informasi tersebut dapat digunakan untuk melakukan evaluasi terhadap proses kerja

yang dilakukan organisasi selama ini, sudah sejalan dengan tujuan yang diharapkan

atau belum. Faktanya, banyak organisasi tidak mempercayai informasi tentang kinerja

dalam informasinya.

2.2.4.1 Indika tor Kiner ja Per usahaan

Kinerja perusahaan adalah merupakan hasil kerja yang secara kualitas dan

kuantitas dapat dicapai oleh seorang pegawai dalam melaksanakan tugas sesuai

tanggung jawab yang diberikan kepadanya (Mangkunegara 2001 dalam Koesmono,

2005:28).

Variabel kinerja perusahaan ini secara operasional diukur dengan

menggunakan 4 (dua) indikato yang diadopsi dari Brahmasari (2004:121-122), yaitu:

1. Kemampuan perusahaan dalam meningkatka efisiensi penggunaan sumber daya

manusia yan dimiliki (efisiensi SDM)

2. Kemampuan perusahaan dalam meningkatkan efisiensi penggunaan seluruh

waktu yang dimiliki (efisiensi waktu)

3. Kemampuan perusahaan dalam beradaptasi terhadap perubahan (adaptasi)

4. Kemampuan perusahaan dalam mencapai target yang telah ditetapkan

(51)

2.3 Hubungan Antar Var iabel

2.3.1 Pengar uh Kepemimpinan ter hadap Kepuasan Ker ja Kar yawan

Brahmasari, Ida Ayu (2008) dalam penelitiannya yang berjudul “Pengaruh

Motivasi Kerja, Kepemimpinan dan Budaya Organisasi Terhadap Kepuasan Kerja

Karyawan serta Dampaknya pada Kinerja Perusahaan (Studi kasus pada PT. Pei Hai

International Wiratama Indonesia)”, menyatakan bahwa terdapat hubungan negatif

dan signifikan antara kepemimpinan terhadap kepuasan kerja karyawan, artinya hasil

dari pelaksanaan aktivitas manajerial kepemimpinan yang dijalankan belum tentu

mempunyai dampak yang selalu positif atau baik bagi organisasi, sebab semakin

tinggi pelaksanaan aktivitas manajerial kepemimpinan dilakukan, maka akan

berdampak pada penurunan kinerja perusahaan dari waktu ke waktu. Pelaksanaan

aktivitas kepemimpinan yang lebih banyak ke arah menekan karyawan bisa saja

menyebabkan seorang karyawan dapat mencapai kepuasan dalam bekerja, tetapi

belum tentu dapat membawa pengaruh yang positif dalam pembentukan kepribadian

bawahan untuk ikhlas bekerja mencapai tujuan organisasi.

Salah satu faktor yang menyebabkan ketidakpuasan kerja ialah sifat penyelia

yang tidak mau mendengar keluhan dan pandangan pekerja dan mau membantu

apabila diperlukan (Pinder, 1984). Hal ini dibuktikan oleh Blakely (1993) dimana

pekerja yang menerima penghargaan dari penyelia yang lebih tinggi dibandingkan

dengan penilaian mereka sendiri akan lebih puas, akan tetapi penyeliaan yang terlalu

(52)

Berdasarkan beberapa pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa semakin

tinggi pelaksanaan aktivitas manajerial kepemimpinan dilakukan, belum tentu mampu

mencapai tingkat kepuasan kerja karyawan.

2.3.2 Pengar uh Kepuasan Ker ja ter hadap Kiner ja Per usa haan

Menurut Kreitner dan Kinicki (2001;271) kepuasan kerja adalah suatu

efektifitas atau respons emosional terhadap berbagai aspek pekerjaan”. Davis dan

Newstrom (1985;105) mendeskripsikan “kepuasan kerja adalah seperangkat perasaan

pegawai tentang menyenangkan atau tidaknya pekerjaan mereka”. Menurut Robbins

(2003;78) kepuasan kerja adalah “sikap umum terhadap pekerjaan seseorang yang

menunjukkan perbedaan antara jumlah penghargaan yag diterima pekerja dan jumlah

yang mereka yakini seharusnya mereka terima”.

Brahmasari, Ida Ayu (2008) dalam penelitiannya yang berjudul “Pengaruh

Motivasi Kerja, Kepemimpinan dan Budaya Organisasi Terhadap Kepuasan Kerja

Karyawan serta Dampaknya pada Kinerja Perusahaan (Studi kasus pada PT. Pei Hai

International Wiratama Indonesia)”, menyatakan bahwa terdapat hubungan positif

dan signifikan antara kepuasan kerja dan kinerja perusahaan, artinya bahwa secara

umum kepuasan kerja karyawan yang tinggi akan mampu meningkatkan kinerja

perusahaan. Hasil penelitian ini mendukung pendapat Lawler dan Porter (1967)

dalam Usmara (2006:45) dan Hasibuan dalam Sujak (1990) dan Sutiadi (2003:6).

Hasil penelitian ini mendukung hasil penelitian Koesmono (2005) memberikan suatu

kesimpulan bahwa kepuasan kerja secara positif dan signifikan berpengaruh terhadap

(53)

tingkat kepuasan karyawan, maka semakin tinggi tingkat kinerja perusahaan yanga

akan dicapai.

2.4 Kerangka Konseptual

2.5 Hipotesis

Hipotesis pada dasarnya adalah kesimpulan atau dugaan sementara atas

permasalahan berdasarkan kerangka pemikiran yang dilandasi oleh teori. Adapun

hipotesis untuk penelitian ini adalah :

1. Diduga faktor Kepemimpinan berpengaruh negative dan signifikan terhadap

Kepuasan Kerja Karyawan di PO. Pratama Putra Sidoarjo.

2. Diduga faktor Kepuasan karyawan berpengaruh positive dan signifikan terhadap

Kinerja Perusahaan di PO. Pratama Putra Sidoarjo.

Kepemimpinan (X)

Kepuasan Kerja (Z)

Kinerja Perusahaan

Gambar

Tabel 1.1 Jumlah Pelanggan PO. Pratama Putra Travel dan Non Travel tahun 2008-2011
Tabel 1.2 Jumlah Turn Over Karyawan PO. Pratama Putra  tahun 2008-2011
Gambar 3.1.  Langkah-langkah Analisis PLS
Gambar 3.2. Contoh Diagram Jalur untuk PLS
+7

Referensi

Dokumen terkait

Manajemen sumber daya manusia merupakan sarana untuk meningkatkan kualitas manusia, dengan memperbaiki sumber daya manusia, meningkatkan pula kinerja dan daya hasil organisasi,

Menurut Maryoto (2000:141), salah satu sasaran penting manajemen sumber daya manusia dalam suatu organisasi adalah terciptanya kepuasan kerja organisasi yang bersangkutan

(1992), mengartikan manajemen sumber daya manusia (MSDM), merupakan pengakuan tentang pentingnya tenaga kerja organisasi sebagai sumber daya manusia yang sangat penting

Jadi dari beberapa pengertian manajemen sumber daya manusia serta tugas dan peranya disimpulkan denngan pengertian manajemen di atas adalah manajemen sumber daya manusia

Hasil penelitian ini diharapkan (1) Secara teoritis, hasil penelitian ini diharapkan mampu menambah wawasan keilmuan tentang pelaksanaan manajemen sumber daya

Pengelolaan kompensasi merupakan fungsi penting di dalam manajemen dalam sebuah organisasi dan merupakan bagian dari tanggung jawab departemen sumber daya

Hasil penelitian ini diharapkan (1) Secara teoritis, hasil penelitian ini diharapkan mampu menambah wawasan keilmuan tentang pelaksanaan manajemen sumber daya

Yogyakarta : Center for Academic Publishing Service Edi, Sutrisno, 2016, Manajemen Sumber Daya Manusia, Kencana Prenada Media Group, Jakarta Hasibuan, Malayu SP.. Manajemen Sumber