• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH CITRA MEREK DAN KEPUASAN PELANGGAN TERHADAP LOYALITAS PELANGGAN KARTU SELULER XL PRABAYAR DI SURABAYA.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH CITRA MEREK DAN KEPUASAN PELANGGAN TERHADAP LOYALITAS PELANGGAN KARTU SELULER XL PRABAYAR DI SURABAYA."

Copied!
97
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH CITRA MEREK DAN KEPUASAN PELANGGAN TERHADAP LOYALITAS PELANGGAN

KARTU SELULER XL PRABAYAR DI SURABAYA

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Per syar atan Dalam Memperoleh Gelar Sar jana Ekonomi

J ur usan Manajemen

Diajukan Oleh :

GANI PRABOWO 0812010149/FE/EM

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” J AWA TIMUR

(2)

SKRIPSI

PENGARUH CITRA MEREK DAN KEPUASAN PELANGGAN TERHADAP LOYALITAS PELANGGAN KARTU

SELULER XL PRABAYAR DI SURABAYA

Oleh : GANI PRABOWO 0812010149 / FE / EM

Telah Dipertahankan Dan Diterima Oleh Tim Penguji Sripsi Jurusan Ekonomi Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur

Pada Tanggal 25 – Mei – 2012

Pembimbing : Tim Penguji :

Pembimbing Utama : Ketua

Dr a. Ec. Nur uni Ika, MM Dr . Muhadjir Anwar, MM Sekretaris

Dr a. Ec. Nur uni Ika, MM Anggota

Sugeng Pur wanto, SE, MM

Mengetahui, Dekan fakultas Ekonomi

Universitas Pembangunan Nasional ”Veteran” Jawa Timur

(3)

Usulan Penelitian

PENGARUH CITRA MEREK DAN KEPUASAN PELANGGAN TERHADAP LOYALITAS PENGGUNA KARTU

SELULER XL PRABAYAR DI SURABAYA

Yang diajukan GANI PRABOWO 0812010149/FE/EM

Telah disetujui untuk diseminarkan oleh

Pembimbing Utama

Dr a. Nur unika Ika, MM Tanggal...

NIP. 196310091991032001

Mengetahui

Ketua Program Studi Manajemen

(4)

Usulan Penelitian

PENGARUH CITRA MEREK DAN KEPUASAN PELANGGAN TERHADAP LOYALITAS PENGGUNA KARTU

SELULER XL PRABAYAR DI SURABAYA

Yang diajukan GANI PRABOWO 0812010149/FE/EM

Telah diseminarkan dan disetujui untuk menyusun skripsi oleh

Pembimbing Utama

Dr a. Nur unika Ika, MM Tanggal...

NIP. 196310091991032001

Mengetahui

Ketua Program Studi Manajemen

(5)

SKRIPSI

PENGARUH CITRA MEREK DAN KEPUASAN PELANGGAN TERHADAP LOYALITAS PENGGUNA KARTU

SELULER XL PRABAYAR DI SURABAYA

Yang diajukan GANI PRABOWO 0812010149/FE/EM

Disetujui untuk ujian skripsi oleh :

Pembimbing Utama

Dr a. Nur unika Ika, MM Tanggal...

NIP. 196310091991032001

Mengetahui

Wakil Dekan I Fakultas Ekonomi Univer sita s Pembangunan Nasional ”Veter an”

J awa Timur

(6)

KATA PENGANTAR

Dengan mengucapkan puji syukur atas kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayahNya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul ” PENGARUH CITRA MEREK DAN KEPUASAN

PELANGGAN TERHADAP LOYALITAS PENGGUNA KARTU

SELULER XL PRABAYAR STUDI DI SURABAYA ”

Penyusunan skripsi ini dibuat sebagai salah satu syarat untuk dapat memperoleh gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Manajemn di Universitas Pembangunan Nasional ”Veteran” Jawa Timur.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini tidak akan berhasil tanpa adanya dukungan dari berbagai pihak, oleh karena itu pada kesempatan ini dengan segala ketulusan hati penulis ingin mengucapkan banyak terima kasih kepada :

1. Bapak Prof. Dr. Ir. Teguh Soedarto, MP, selaku Rektor Universitas Pembangunan Nasional ”Veteran” Jawa Timur.

2. Bapak Dr. H. Dhani Ichsanudin Nur, MM, selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Pembangunan Nasional ”Veteran” Jawa Timur. 3. Bapak Dr. Muhadjir Anwar, MM, selaku Ketua Jurusan Manajemen

Fakultas Ekonomi Universitas Pembangunan Nasional ”Veteran” Jawa Timur.

(7)

5. Segenap Staff Dosen Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Pembangunan Nasional ”Veteran” Jawa Timur yang telah memberikan banyak pengetahuan kepada penulis selama masa perkuliahan.

6. Ibu Rara Agustina, selaku staff BPS (Badan Pusat Statistik) yang telah bersedia membantu memberikan data dalam menyelesaikan skripsi.

7. Ayahanda Ir. Gaguk Winarto, Ibunda Drs. Ina Diani, kakakku Aji Prakoso dan seluruh keluarga besar yang telah memberikan motivasi, doa serta curahan kasih sayang yang tiada henti kepada penulis.

8. Terima kasih kepada seluruh teman-teman Jurusan Manajemen Angkatan 2008 yang telah memberi semangat dalam menyelesaikan skripsi ini khususnya untuk semua anak-anak payung, sahabat-sahabat saya : Arde Yudho, Keewy, Thirza, Adi Crot, Rian Pambudi, Agretian Adhi Candra, teman-teman KKN dan masih banyak lagi yang tidak bisa saya sebutkan satu-persatu.

Penulis menyadari bahwa penyusunan skripsi ini masih jauh dari sempurna, untuk itu kritik dan saran yang bersifat membangun dari semua pihak sangat diharapkan demi kesempurnaan skripsi ini.

Akhir kata penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak yang berkepentingan.

(8)

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ... i

DAFTAR ISI ... iii

DAFTAR TABEL ... vii

DAFTAR GAMBAR ... ix

DAFTAR LAMPIRAN ... x

ABSTRAKSI ... xi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Perumusan Masalah ... 9

1.3 Tujuan Penelitian ... 10

1.4 Manfaat Penelitian ... 10

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu ... 11

2.2 Landasan Teori ... 13

2.2.1.1 Definisi Pemasaran ... 13

2.2.1.2 Bauran Pemasaran ... 14

2.2.1.3 Manajemen Pemasaran ... 14

2.2.1.4 Konsep Pemasaran ... 19

2.2.2 Citra Merek serta Indikatornya ... 23

2.2.3 Pengukuran Kepuasan ... 25

(9)

2.2.5 Pengaruh Citra Merek Terhadap

Kepuasan Pelanggan ... 32

2.2.6 Pengaruh Kepuasan Pelanggan Terhadap Loyalitas Pelanggan ... 34

2.2.7 Pengaruh Citra Merek Terhadap Loyalitas Pelanggan ... 33

2.3 Kerangka Konseptual ... 36

2.4 Hipotesis ... 36

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Definisi Operasional variabel dan Pengukuran Variabel ... 37

3.1.2 Pengukuran Variabel ... 35

3.2 Teknik Penentuan Sampel ... 41

3.2.1 Populasi ... 41

3.2.2 Sampel ... 42

3.3 Teknik Pengumpulan Data ... 43

3.3.1 Jenis Data ... 43

3.3.2 Sumber Data ... 43

3.3.3 Pengumpulan Data ... 44

3.4 Teknik Analisis dan Uji Hipotesis ... 44

3.4.1 Asumsi Model Structural Equation Modeling ... 44

3.4.2 Pengujian Hipotesis dan Hubungan Kausal ... 47

(10)

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Deskripsi Objek Penelitian ... 53

4.1.1 Gambaran Umum Obyek Penelitian ... 53

4.2 Deskripsi Hasil Penelitian ... 54

4.2.1 Gambaran Umum Keadaan Responden ... 54

4.2.2 Deskripsi Citra Merek ... 56

4.2.3 Deskripsi Kepuasan Pelanggan ... 57

4.2.4 Deskripsi Loyalitas Pelanggan ... 59

4.3 Uji Outliers Multivariate ... 60

4.4 Uji Reliabilitas Consistency Internal ... 62

4.5 Uji Validitas Standarize Factor Loading dan Construct dengan Confirmatory Factor Analysis ... 63

4.6 Evaluasi Construct Reliability dan Variance Extracted…. 64

4.7 Uji Normalitas ... 66

4.8 Analisis Model SEM ... 67

4.9 Uji Hipotesis Unidimensi First Order ... 70

4.10 Uji Kausalitas ... 70

4.11 Pembahasan ... 72

4.11.1 Pembahasan Hipotesis Hubungan Citra Merek Terhadap Kepuasan Pelanggan ... 72

(11)

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan ... 75 5.2 Saran ... 76 DAFTAR PUSTAKA

(12)

DAF TAR TABEL

Tabel 1.1 Data Jumlah Pelanggan ... 7

Tabel 3.1 Tabel Goodness of Fit Indices ... 52

Tabel 4.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ... 54

Tabel 4.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Usia ... 55

Tabel 4.3 Hasil Jawaban Responden Untuk Pertanyaan Variabel Citra Merek ... 56

Tabel 4.4 Hasil Jawaban Responden Untuk Pertanyaan Variabel Kepuasan Pelanggan ... 57

Tabel 4.5 Hasil Jawaban Responden Untuk Pertanyaan Variabel Loyalitas Pelanggan ... 59

Tabel 4.6 Outlier Data ... 61

Tabel 4.7 Reliabilitas Data ... 62

Tabel 4.8 Validitas Data ... 64

Tabel 4.9 Construct Reliability dan Variance Extracted ... 65

Tabel 4.10 Normalitas Data... 66

Tabel 4.11 Evaluasi Kriteria Goodness of Fit Indices ... 68

(13)
(14)

DAF TAR GAMBAR

Gambar 1.1 Perkembangan Top Brand Index ... 5 Gambar 2.2 Kerangka Konseptual ... 36 Gambar 4.1 Model Pengukuran dan Structural

Relationship Marketing, Customer Satisfaction dan Customer Loyalty

Model Spexification : One Step Approach – Base Model ... 68 Gambar 4.2 Model Pengukuran dan Structural

Relationship Marketing, Customer Satisfaction dan Customer Loyalty

(15)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Kuesioner

Lampiran 2 Tabulasi Jawaban Responden Terhadap Relationship Marketing, Kepuasan dan Loyalitas Pelanggan

(16)

PEANGARUH CITRA MEREK DAN KEPUASAN PELANGGAN

Perkembangan sistem pemasaran di dunia industri komunikasi saat ini telah diwarnai strategi citra merek yang bertujuan untuk mempertahankan pelanggan dan menciptakan perasaan puas yang akan membangun hubungan jangka panjang. Kartu prabayar XL merupakan salah satu perusahaan yang telah dikenal oleh masyarakat. Dengan adanya berbagai merek telekomunikasi , maka berdampak pula pada ketatnya persaingan untuk mendapatkan pelanggan.. Dalam bidang produk, citra merek merupakan hal yang utama, jika citra merek dibina dengan baik maka akan memberikan gambaran yang baik terhadap produk. Namun XL belum menyentuh pada usaha peningkatan citra merek. Ini dapat dilihat dari grafik top brand index dan penurunan penjualan. Berdasarkan fenomena tersebut, penurunan top brand index dan penurunan penjualan mengindikasikan adanya usaha yang belum menyentuh pada citra merek dari kartu prabayar XL terhadap pelanggannya. Sehingga akan menimbulkan ketidakpuasan pelanggan diikuti dengan tidak terciptanya loyalitas pelanggan. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa citra merek dan kepuasan pengaruhnya terhadap loyalitas pelanggan.

Penelitian ini menggunakan variabel bebas (X), variabel tersebut adalah citra merek, variabel intervening (Z), variabel tersebut adalah kepuasan pelanggan, dan variabel terikat (Y) adalah loyalitas pelanggan. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer yang diperoleh dengan mengumpulkan data seperti kuisioner dan data sekunder yang diperoleh dari berbagai sumber yang ada dalam literature-literatur dalam penelitian. Dalam penelitian ini menggunakan non probability sampling dengan teknik purposive sampling. Artinya teknik penarikan sampel dengan menggunakan syarat tertentu. Pengolahan data menggunakan analisis pemodelan S.E.M (Structural Equation Modeling) dengan menggunakan bantuan AMOS 4.0.

Hasil pengujian menunjukkan bahwa citra merek berpengaruh signifikan terhadap kepuasan pelanggan, kepuasan pelanggan tidak berpengaruh signifikan terhadap loyalitas pelanggan, dan citra merek tidak berpengaruh signifikan terhadap loyalitas pelanggan.

(17)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Bagi kalangan usaha, untuk dapat bertahan dalam situasi yang

mega-kompetitif dan dinamis seperti era sekarang perlu setiap saat mencermati

perubahan yang terjadi akibat gejolak pasar. Hal itu dimaksudkan agar

memudahkan para pengelola perusahaan merancang dan menetapkan

strategi yang tepat dalam menjalankan usahanya. Selain itu agar perusahaan

dapat membangu fondasi yang kuat, yang dapat menangkal setiap gejolak

yang terjadi di pasar.

Untuk dapat membangun fondasi yang kuat, salah satu persyaratan

yang harus dipenuhi perusahaan adalah memahami baik konsumen maupun

pesaing yang ada, karena baik konsumen maupun pesaing akan saling

mempengaruhi perubahan produk maupun layanan melaui

keikutsertaannya.

Perubahan – perubahan yang terjadi dalam lingkungan pasar dapat

dengan cepat berubah baik dari varian maupun harga produk maupun

teknologinya. Dalam fenomena persaingan yang semkin ketat, konsumen

mempunyai alternatif pilihan atas keputusan pembelian yang semakin

(18)

di produksi oleh suatu perusahaan tidak mampu lagi memuaskan kebutuhan

dan keinginannya. Jika konsumen mulai meninggalkan produk perusahaan

dan beralih ke produk lainnya (produk pesaing) berarti perusahaan harus

memulai dari bawah lagi untuk mampu mengambilkan konsumen yang

telah berpindah ke lain produk.

Citra sebuah merek mempengaruhi konsumen dalam memutuskan

memilih suatu produk untuk memenuhi kebutuhan dan keinginannya.

Keinginan atau niat beli konsumen timbul setelah melakukan evaluasi

terhadap produk. Adanya fakta bahwa setiap pembelian mengandung resiko

membuat konsumen mencari informasi terlebih dahulu ataupun petunjuk

untuk memperkecil resiko. Olson & J acoby dalam Lin & Lin (2007:121)

mengelompokkan karakteristik produk menjadi petunjuk intristik dan

petunjuk ekstrinstik. Konsumen melakukan evaluasi tersebut terhadap

produk maupun atribut produk. Keseluruhan evaluasi tersebut sebagai citra

produk. Karena citra merupakan realitas yang dindalkan oleh konsumen

sewaktu membuat pilihan, maka pengukuran citra merupakan alat esensial

untuk para analisis konsumen. Citra merek merupakan bagian dari merek

yang dapat dikenali namun tidak dapat diucapkan, seperti lambing desain

huruf atau warna khusus, atau persepsi pelanggan atas sebuah produk atau

(19)

(Oliver pada Birgelen et all,2000) mendefinisikan kepuasan

pelanggan sebagai respon efektif terhadap pengalaman melakukan

konsumsi yang spesifik atau suatu evaluasi kesesuaian atau ketidak

sesuaian yang dirasakan antara harapan sebelumnya dan kinerja actual

produk setelah pemakaian. Kepuasan dipengaruhi oleh tingkat harapan atas

produk atau jasa (Cronin dan Taylor pada Birgelen et. All 2000). Karena

itu apabila tetap ingin bertahan atau bahkan memenangkan persaingan

perusahaan harus berorientasi pada pemenuhan kebutuhan dan keinginan

konsumen. Untuk dapat menciptakan kepuasan dari konsumen dari

banyaknya pesaing yang berorientasi sama, maka strategi untuk

memenangkan pasar salah satunya adalah dengan menerapkan strategi

kepuasan konsumen.

Seorang konsumen dikatakan setia atau loyal apabila menunjukkan

perilaku pembelian secara teratur atau terdapat suatu kondisi dimana

mewajibkan pelanggan membeli paling sedikit dua kali dalam selang waktu

tertentu. Dan pada kondisi ini konsumen tersebut dapat disebut sebagai

pelanggan. Jika perusahaan telah mampu menjadikan konsumen menjadi

pelanggan perusahaan, maka hal mutlak yang harus dilakukan perusahaan

adalah usaha untuk tetap mempertahankan pelanggan agar menjadi

(20)

Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi menjadikan

persaingan terasa semakin ketat. Begitu pula yang terjadi dalam industri

telekomunikasi di Indonesia. Salah satu yang banyak bermunculan dari

industri seperti yang disebutkan diatas adalah industri telekomunikasi.

Berbagai merk telekomunikasi telah dikenal oleh masyarakat seperti

Telkomsel, Indosat dan XL dan sebagainya. Dengan adanya berbagai merk

telekomunikasi, maka berdampak pula pada ketatnya persaingan untuk

mendapatkan konsumen. Aktifitas yang dilakukan oleh perusahaan

biasanya adalah menetapkan harga secara agresif untuk membatasi

persaingan dengan menurunkan harga yang bertujuan untuk meningkatkan

daya tarik produk. Kondisi ini jelas menimbulkan perang harga yang

sebenarnya cenderung merugikan jangka panjang.

Salah satu jalan untuk meraih keunggulan kompetisi berkelanjutan

adalah dengan membentuk Citra yang baik di mata konsumen. Citra yang

baik secara emosional akan membentuk kepuasan dalam diri individu yang

menghasilkan kesan kualitas (persepsi nilai yang dirasakan pelanggan atas

(21)

Grafik 1. Per kembangan Top Brand Index Telkomsel, Indosat dan

XL Tahun 2003-2010

Sumber : www.topbr andawar d.com

Top Brand Index adalah Indikator kekuatan merek yang dilakukan

dari hasil survei konsumen. Menyimak pergerakan Top Brand Index

sembilan tahun terakhir dari tiga pemain besar (Telkomsel, Indosat dan

XL) terlihat bahwa Telkomsel sukses menjadikan merek-mereknya menjadi

merek yang populer dan melejit dari tahun 2008 (Grafik 2). Bila kita lihat

dana advertising expenditure yang dikeluarkan di tahun 2010 tercatat oleh

Nielsen sebesar 1.374 Triliun, yaitu gabungan belanja iklan

PT.Telekomunikasi Seluler (Telkomsel all simcard) sebesar 538 Milyar,

Telkomsel Simpati sebesar 438 Miliyar dan Telkomsel Kartu As sebesar

(22)

Trend Top Brand Index yang meningkat juga terlihat pada operator XL dari

tahun 2006 sampai dengan tahun 2010 namun sedikit menurun di tahun

2011. Dukungan biaya komunikasi XL di tahun 2010 lalu sebesar 593

milyar naik sebesar 66% dari tahun sebelumnya. Hal ini mengindikasikan

komitmen dan keseriusan XL dalam membangun mereknya.

Namun berdasarkan data tracking Top of Mind (TOM) Awareness

merek XL tahun 2011 menurun, yaitu dari 16.4% pada tahun 2010 menjadi

13.7% pada tahun 2011. Di lain sisi, pada periode ini tracking Top of Mind

(TOM) Awareness merek Telkomsel meningkat lebih dari 1 digit.

Memang saat ini XL prabayar masih menikmati revenue share yang

meningkat, namun dengan mencermati hasil diagnosa XL maka pekerjaan

selanjutnya bagi XL prabayar adalah bagaimana menambahkan value yang

relevan dengan keinginan konsumen sehingga dapat meningkatkan rasa

percaya diri bagi current customer untuk tetap loyal terhadap merek-merek

XL prabayar dan menjadi daya tarik bagi competitor user untuk

menjadikan XL prabayar sebagai merek pilihan mereka di masa

(23)

Tabel J umlah Pelanggan di Sur abaya

Tahun

Dapat dilihat dari tabel jumlah pelanggan tersebut, pelanggan XL

mengalami penurunan pada tahun 2011. Pelanggan lebih memperhatikan

harga didalam melakukan pembelian. Sehingga para operator seluler

berlomba – lomba melakukan serangkaian promo agar terjadi perpindahan

pelanggan dari satu operator ke operator lain.

Selain itu kartu seluler XL prabayar memang lemah dalam hal signal,

signal kartu seluler XL kurang bagus dan kurang diminati para pebisnis

yang sering berpergian ke luar kota atau keliling Indonesia karena hingga

saat ini XL masih memiliki daerah jangkauan signal yang paling kecil, para

pebisnis lebih memilih jangkauan signal yang luas dibanding tarif yang

murah.. Kelemahan – kelemahan ini membuat pelanggan kurang puas dan

mengakibatkan pelanggan tidak loyal sehingga beralih ke operator seluler

lain. Citra merek dapat berdampak positif atau negatif, bergantung kepada

(24)

konsumen sesuai dengan kenyataan yang diterima maka akan tercipta

kepuasan pelanggan.

Menur ut Roslina (2009:205) citra merek merupakan seperangkat

keyakinan, ide dan kesan yang dimiliki seseorang terhadap suatu merek dan

citra merek ditentukan oleh persepsi pelanggan tentang merek.

Kepuasan pelanggan didefinisikan sebagai evaluasi kesadaran dan

kecintaan pelanggan terhadap barang atau jasa. (Oliver pada Birgelen et.

Al. 200). (Andreassen 1994 dalam penelitian Sugihartono 2007)

mengatakan bahwa citra adalah sebuah faktor yang penting yang saling

berhubungan dengan kepuasan pelanggan dan loyalitas pelanggan.

Kartu seluler XL kurang menyentuh pada segi merek. Artinya,

keberhasilan XL masih menyisakan pekerjaan rumah yang cukup berat ke

depan sehingga merek kartu seluler XL prabayar menjadikan pilihan utama.

Brunner, Stöcklin and Opwis (2008), disebutkan bahwa pelanggan yang

loyal bisa membawa manfaat yang sangat besar bagi sebuah perusahaan,

karena mereka dapat memberikan sebuah aliran laba yang kontinu,

mengurangi biaya pemasaran dan operasional, meningkatkan penjualan

bahkan membuat pelanggan tersebut tidak terpengaruh oleh promosi

(25)

Berdasarkan uraian tersebut maka penulis tertarik untuk melakukan

penelitian dengan judul ” Pengaruh Citra Merek dan Kepuasan

Pelanggan terhadap Loyalitas Pemgguna Kartu Seluler XL Pr abayar “

1.2. Rumusan Masalah

1. Apakah citra merek kartu seluler XL prabayar berpengaruh pada

kepuasan pelangan?

2. Apakah Citra merek kartu seluler XL prabayar berpengaruh terhadap

loyalitas pelanggan?

3. Apakah kepuasan konsumen pada kartu seluler XL prabayar

(26)

1.3. Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui pengaruh antara citra merek kartu seluler XL

prabayar terhadap kepuasan pelanggan.

2. Untuk mengetahui pengaruh citra merek kartu seluler XL prabayar

terhadap loyalitas pelanggan.

3. Untuk mengetahui pengaruh kepuasan pelanggan terhadap loyalitas

pengguna kartu seluler XL prabayar.

1.4. Manfaat Penelitian

1. Bagi Perusahaan

Memberikan data, informasi dan gambaran serta masukan yang berguna

bagi perkembangan perusahaan furniture agar menjadi perusahaan yang

lebih maju.

2. Bagi pihak lain yang membutuhkan

Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi pihak lain yang

membutuhkan informasi tentang masalah yang sejenis, sehingga bisa

membantu mengatasi masalah yang ada.

3. Bagi Peneliti

(27)

BAB II

TINJ AUAN PUSTAKA

Penelitian terdahulu yang pernah dilakukan oleh pihak lain, yang

dapat digunakan sebagai bahan pengkajian berkaitan dengan penalitian ini

adalah sebagai berikut :

1. Jurnal penelitian Joko Sugihartono dengan judul ” Analisis Pengaruh

Citra, Kualitas dan Kepuasan Terhadap Loyalitas Pelanggan ” (Studi

kasus pada PT. Pupuk Kalimantan Timur).

Penelitian ini bertujuan menganalisis pengaruh citra terhadap

loyalitas, menganalisis pengaruh kulitas terhadap loyalitas dan

menganalisis pengaruh kepuasan terhadap loyalitas pengguna pupuk

urea produksi PT. Pupuk Kalaimantan Timur, di kabupaten

Grobogan.

Hasil penelitian ini menujukkan bahwa semua ketiga variabel

indipenden yang diteliti yaitu citra perusahaan, kualitas dan kepuasan

mempunyai pengaruh terhadap loyalitas pelanggan, baik secara

parsial (masing – masing ) maupun secara bersama – sama.

2. Jurnal penelitian Christina Esti Susanti dengan judul ” The Influence

of Image And Customer’s Satisfaction Toward Customer’s Loyalty

(28)

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara citra, kepuasan

konsumen dan loyalitas konsumen terhadap makanan traditional di

Surabaya.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa citra dan kepuasan

konsumen baik secara bersama – sama maupun secara parsial berpengaruh

positif dan signifikan terhadap loyalitas konsumen pada makanan

traditional di Surabaya.

3. Jurnal penelitian Yohanes Sugiharto dengan judul “ Pengaruh

Kepuasan terhadap Loyalitas Pelanggan “

Kesimpulan dari penelitian ini adalah :

Bahwa keseluruhan kepuasan pelanggan ( customer satisfaction )

mempunyai pengaruh positif dan signifikan terhadap loyalitas

pelanggan ( customer loyalty ) menunjukkan nilai parameter yang

memenuhi nilai kelayakan yang disyaratkan sehingga hipotesis ini

diterima . Kepuasan pelanggan akan mempengaruhi perilaku

membeli, dimana pelanggan yang puas cenderung menjadi pelanggan

yang loyal. Selain itu kepuasan yang dirasakan oleh pelanggan dapat

meningkatkan intensitas pembelian. Dengan kata lain tercapainya

tingkat kepuasan pelanggan yang optimal akan mendorong

(29)

2.2. Landasan Teori

2.2.1. Pemasaran

Pemasaran merupakan salah satu kegiatan pokok yang

dilakukan oleh para pengusaha dalam usahanya untuk

mengembangkan usahanya, mendapatkan laba, serta mempertahankan

kelangsungan hidup perusahaan.

Pemasaran merupakan pekerjaan rumah yang harus dikerjakan oleh

para manajer untuk menilai kebutuhan, mengukur tingkat dan

intensitasnya, dan menentukan apakah ada peluang yang

menguntungkan. Pemasaran berlanjut selama hidup produk, berusaha

mendapatkan konsumen baru dan mempertahankan konsumen saat ini

dengan meningkatkan daya tarik dan kinerja produk, belajar dari hasil

penjualan produk dan mengelola kinerja supaya berulang, bila

pemasar melakuakan dengan baik pekerjaan memahami konsumen

dengan baik, menciptakan produk yang memberikan nilai yang

unggul, menetapkan harga, mendistribusikan dan mempromosikan

dengan efektif, produk-produk tersebut akan terjual dengan mudah.

Kotler & Amstrong (2003:6)

Menurut Henry Simamora (2004 : 4) pemasaran di definisikan

(30)

dan kelompok memperoleh apa yang mereka butuhkan dan inginkan

melalui penciptaan penawaran dan pertukaran produk – produk yang

bernilai dengan orang dan kelompok lain.

Pemasaran menurut Sur yadi (2002 : 23) adalah,”suatu

rangkaian kegiatan terarah dan terpadu yang dilakukan produsen

dalam bentuk perencanaan, pelaksanaan dan pengendalian harga,

promosi dan penyaluran barang atau jasa di produksi sehingga dapat

memenuhi kebutuhan konsumen melalui transaksi”.

2.2.1.2. Baur an Pemasar an

Bauran pemasaran merupakan kombinasi dari berbagai tahapan

atau elemen yang diperlukan mulai dari tahapan perencanaan sampai

tahap eksekusi atau pelaksanaan seluruh operasi perusahaan. Bauran

pemasaran yang digunakan perusahaan merupakan salah satu konsep

kunci atau merupakan inti dalam pemasaran, perusahaan harus

senantiasa memiliki keunggulan dalam bersaing dengan para pesaing

dan produk uang diproduksi tidak mudah ditiru. Oleh karena itu bauran

pemasaran digunakan perusahaan dalam mencapai sasaran pemasaran

(31)

Bauran pemasaran adalah perangkat variabel – variabel pemasaran

terkontrol yang digabungkan perusahaan untuk menghasilkan

tanggapan yang diinginkan dalam pasar sasaran, (target market ).

Konsep bauran pemasaran merupakan segala usaha yang dapat

perusahaan lakukan untuk mempengaruhi permintaan.

Istilah bauran pemasaran pada awalnya diperkenalkan oleh J er ome Mc

Carthy dalam Angipora (2002) dengan sebutan The Four P’s ( 4 P’s ),

yang merupakan singkatan dari product, price, palace dan promotion.

Bauran pemasaran ini begitu populer setelah diperkenalkanlebih lanjut

oleh Philip Kotler melalui berbagai literatur yang ditulis dan

diterbitkannya dan beredar di berbagai negara dibelahan bumi. Namun

Philip Kotler juga mencoba memperkenalkan konsep baru tentang

bauran pemasaran dengan memperluas konsep bauran pemasaran

dengan istilah Mega Marketing dengan menambah 2 (dua)unsur baru

sehingga berubah menjadi 6 P yang merupakan singkatan dari product,

price, palace, promotion, public relation dan power.

Menurut Marius P. Angipora (2002 : 26 – 28) dalam bukunya yang

(32)

pemasaran dan unsusr – unsur di dalamnya dapat di uraikan sebagai

berikut :

1. Product

Merupakan kombinasi barang dan jasa yang ditawarkan oleh

seseorang atau lembaga untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan

pasar.

2. Harga (Price)

Merupakan jumlah uang yang harus dibayarkan konsumen untuk

mendapatkan suatu produk guna memenuhi kebutuhan dan keinginan

yang belum terpuaskan.

3. Tempat (Place)

Menunjukkan berbagai kegiatan yang dilakukan oleh produsen untuk

menjadikan suatu produk yang dihasilkan dapat diperoleh dan

tersedia bagi konsumen pada waktu dan tempat yang tepat dimanapun

konsumen berada.

4. Promosi (Promotion)

Merupakan berbagai kegiatan yang dilakukan perusahaan dengan

tujuan utama untuk menginformasikan, membujuk mempengaruhi

(33)

Gambar 2.1. Baur an Pemasaran

Baur an Pemasar an

Produk Harga Distribusi Promosi

Keragaman produk Daftar harga Sistem saluran Periklanan

Kualitas Rabat Daya jangkau Promosi

Desain Potongan tunai Lokasi Kehumasan

Ciri – ciri Jangka pembayaran Persediaan Penjualanpribadi

Merek dagang Syarat kredit Transportasi Pemasaranlangsung

Kemasan

Ukuran

PelayananGaransiPengembalian

(34)

Untuk mengelola proses jual beli diperlukan sejumlah upaya dan

ketrampilan penting. Seseorang biasanya mahir dalam pembelian untuk

memenuhi kebutuhan rumah tangganya. Kadangkala mereka juga melakukan

penjualan.

Mereka harus menarik sumberdaya dari seperangkat pasar,

mengubah sumberdaya itu menjadi produk yang berfaedah, dan

menjual produk itu di pasar lainnya. Bangsa – bangsa di dunia juga

merencanakan dan mengelola hubungan jual – beli dengan bangsa

lainnya. Mereka telah secara seksama hubungan – hubungan dagang

yang bermanfaat dengan bangsa – bangsa lainnya.

Menurut Kotler 2000 didalam bukunya yang berjudul ” Menejemen

Pemasaran ” bahwa manajemen pemasaran berlangsung bila sekurang -

kurangnya satu pihak mempertimbangkan sasaran dan sarana untuk

memperoleh tanggapan yang diharapkan dari pihak lain pada suatu

pertukaran yang potensial. Definisi tentang manajemen pemasaran

adalah analisis, perencanaan, penerapan dan pengendalian terhadap

program yang dirancang untuk menciptakan, membangun dan

mempertahankan pertukaran

dan hubungan yang menguntungkan dengan pasar sasaran dengan

(35)

Dan manajemen pemasaran mempunyai tugas untuk mempengaruhi

tingkat, jangkauan waktu dan komposisi permintaan dalam suatu cara

sehingga membantu organisasi untuk mencapai sasarannya.

2.2.1.4. Konsep Pemasaran

Konsep pemasaran adalah suatu falsafah / gagasan yang lebih baru

dalam sejarah hubungan pertukaran sebagai usaha untuk menantang

konsep – konsep sebelumnya. Konsep pemasaran berpendapat bahwa

kunci untuk mencapai tujuan organisasi terdiri dari penentuan

kebutuhan dan keinginan pasar sasaran serta memberikan kepuasan

yang diharapkan secara lebih efektif dan efisien dibandingkan para

pesaing.

Menurut Kotler dan Amstrong (2001:30), berpendapat bahwa

konsep pemasaran bertujuan untuk mencapai tujuan organisasi

tergantung dalam penentuan kebutuhan dan keinginan pasar serta

memuaskan pelanggan secara lebih efektif dan efisien daripada yang

(36)

Konsep pemasaran merupakan suatu kunci atau keseluruhan sistem

untuk meraih tujuan perusahaan yang berhubungan dengan kegiatan –

kegiatan usaha dalam merencanakan, menentukan hingga

melaksanakan kegiatan pemasaran.

Empat faktor penting yang dipakai sebagai dasar konsep pemasaran

menurut Marius . Angipor a (2002:41), meliputi :

a. Fokus Pasar

Perhatian yang tertuju secara khusus terhadap suatu pasar merupakan

hal yang mutlak dilakukan oleh perusahaan dalam kondisi penuh

persaingan seperti sekaran ini dan akan datang. Hal ini didasarkan

kepada suatu pertimbangan bahwa tidak ada perusahaan yang dapat

beroperasi disemua pasar dan memenuhi semua kebutuhan dan

keinginan mereka.

b. Orientasi Kepada Pelanggan

Konsep pemasaran yang didasarkan kepada pandangan ”dari luar ke

dalam”, maka dasar pemikiran yang berorientasi kepada pelanggan

berasal dari sudut pandang pelanggan, bukan dari sudut

(37)

Kepuasan pelanggan dianggap sangat penting karena pada dasarnya

hasil penjualan setiap saat berasal dari dua kelompok yaitu : ”pelanggan

baru dan pembeli ulang”

Mempertahankan pelanggan lebih penting daripada memikat

pelanggan baru, sebab mempertahankan pelanggan melalui melalui

pemenuhan kepuasan pelanggan akan memberikan implikasi seperti :

- Membeli lagi.

- Mengatakan hal – hal yang baik tentang perusahaan kepada orang

lain.

- Kurang memperhatikan merk dan iklan produk pesaing.

- Membeli produk lain dari perusahaan yang sama.

c. Pemasaran Terpadu

Memang harus diakui bahwa tidak semua karyawan didalam suatu

perusahaan terlatih atau bermotivasi untuk bekerja demi pelanggan.

Pemasaran terpadu pada dasarnya bermakna ganda; pertama,

berbagai fungsi pemasaran, armada penjualan, periklanan dan riset

pemasaran harus terkoordinasi secara baik dan benar. Kedua,

pemasaran harus terkoordinasi secara baik dengan bagian – bagian

(38)

d. Kemampulabaan (Profitability)

Konsep pemasaran bukan hanya diarahkan kepada usaha pemenuhan

kebutuhan dan keinginan pelanggan, tetapi melalui kepuasan

pelanggan perusahaan juga mendapatkan laba dan sekaligus

menemukan cara yang menguntungkan untuk memuaskan beragam

keinginan. Dengan demikian konsep pemasaran juga secara konsisten

terlibat dalam menganalisis potensi laba dari berbagai peluang

pemasaran yang dimiliki untuk menciptakan pelanggan secara

menguntungkan.

Seringkali terjadi kekaburan pengertian antara konsep pemasaran

yang berorientasi kepada pelanggan dan konsep penjualan yang

berorientasi kepada laba melalui volume penjualan sehingga oleh

Theodor e Levitt dalam Marius . Angipor a (2002) menarik batas

yang tajam antara konsep penjualan dengan konsep pemasaran.

(39)

2.2.2. Citra Merek

Pengertian brand image (Keller, 2003):

1. Anggapan tentang merek yang direfleksikan konsumen yang

berpegang pada ingatan konsumen.

2. Cara orang berpikir tentang sebuah merek secara abstrak dalam

pemikiran mereka, sekalipun pada saat mereka memikirkannya,

mereka tidak berhadapan langsung dengan produk Membangun brand

image yang positif dapat dicapai dengan program marketing yang

kuat terhadap produk tersebut, yang unik dan memiliki kelebihan

yang ditonjolkan, yang membedakannya dengan produk lain.

Kombinasi yang baik dari elemen–elemen yang mendukung (seperti

yang telah dijelaskan sebelumnya) dapat menciptakan brand image

yang kuat bagi konsumen.

Definisi citra merek dikemukakan beberapa penulis antara lain,

Keller (2008:51) mendefinisikan “Brand image is consumers’ perception

about a brand, as reflected by the brand associations held in consumer memory”. Hsieh & Lindr idge (2005) dalam Koubaa (2008:140)

menyatakan “Brand image is a set of perception about brand as reflected

by the brand association held in consumers’ memory”. Dobni &

(40)

defined as the reasoned or emotional perception consumers attach to specific brand”.

Citra merek bukan berasal dari teknologi yang telah ada, fitur

maupun produk itu sendiri tetapi citra merek merupakan sesuatu yang

diperoleh melalui promosi, periklanan atau penggunaan suatu produk

(Lin & Lin, 2007:122)

Indikator brand image (Schifman & Kanuk, 2000)

1. Attributes (Atribut)

Merupakan pendefinisian deskriptif tentang fitur – fitur yang ada

dalam sebuah produk atau jasa.

2. Benefits (keuntungan)

Nilai personal yang dikaitkan oleh konsumen pada atribut – atribut

produk atau jasa tersebut.

3. Brand Attitude (Sikapmerek)

Didefiniskan sebagai evaluasi keseluruhan atas suatu merek, apa yang

dipercayai oleh konsumen mengenai merek – merek tertentu, sejauh

apa konsumen percaya bahwa produk atau jasa tersebut memiliki

atribut atau keuntungan tertentu dan penilaian evaluatif terhadap

kepercayaan tersebut bagaiman baik buruknya suatu produk jika

(41)

2.2.3. Kepuasan Pelanggan

Konsumen yang merasa puas dapat memberikan beberapa manfaat

diantaranya hubungan antara perusahaan dan konsumennya akan semakin

harmonis, memberikan dasar yang baik bagi pembelian ulang dan

terciptanya loyalitas konsumen terhadap perusahaan. Ini seperti

diungkapkan oleh Dutka (2001:37 – 38), bahwa manfaat dari bertemunya

antara harapan konsumen dengan kinerja akan menciptakan kesetiaan pada

konsumen itu sendiri dengan perusahaan yang bersangkutan.

Konsumen akan merasa puas atau tidak puas akan beraksi dengan

tindakan yang berbeda – beda. Misalnya, sifat konsumen yang pendiam

sehingga dia akan diam saja walaupun puas atau tidak puas dan ada pula

yang langsung berterus terang.

Kotler (2000), menyebutkan kepuasan adalah perasaan senang atau

kecewa seseorang yang berasal dari perbandingan antara kesannya terhadap

kinerja (hasil) suatu produk dan harapannya. Kepuasan adalah semacam

langkah perbandingan antara pengalaman dengan hasil evaluasi, dapat

menghasilkan sesuatu yang nyaman secara rohani, bukan hanya nyaman

karena dibayangkan atau diharapkan. Puas atau tidak puas bukan

(42)

Menurut Dutka (2001:41) ada tiga atribut yang dapat digunakan untuk

mengukur kepuasan, yaitu :

1. Atribut yang berhubungan dengan pelayanan (attributes related to

service)

a. Garansi atau Jaminan ( guarantee or warranty )

Garansi merupakan suatu janji oleh penjual yang menjamin

konsumen bahwa tidak perlu menghabiskan waktu untuk

memecahkan masalah serius. Sedangkan jaminan adalah suatu

pernyataan resmi tentang hasil dari produk yang diharapkan dan

dipertanggungjawabkan untuk mengganti atau memperbaiki

kerusakan.

b. Penanganan Komplain ( complaint handling )

Penanganan terhadap komplain yang dilakukan oleh konsumen

terhadap perusahaan.

c. Penyelesaian Permasalahan (Resolution of Problem )

Pemecahan masalah ketika konsumen dating dengan berbagai

masalah.

d. Distribusi ( Delivery )

Menunjukkan penyampain baik produk atau jasa yang dikirimkan

(43)

2. Atribut yang berhubungan dengan pembelian (attributes related to

purchase)

a. Keramahan ( courtesy )

Variabel kosapanan, respek, pertimbangan, keramah – tamahan

yang dilakukan karyawan dalam melayani konsumennya.

b. Kemampuan perusahan ( company competence )

Kemampuan dan keahlian yang diperlukan di dalam melayani

konsumen.

c. Komunikasi ( communication )

Menyatakan bahwa komunikasi adalah pengiriman informasi

secara pribadi yang dilakukan kepada konsumen.

d. Reputasi Perusahaan ( Company Reputation )

Yaitu reputasi yang dimiliki dimana dapat mempengaruhi

pandangan konsumen.

3. Atribut yang berhubungan dengan produk ( attributes related to

product )

(44)

Merupakan hubungan antara nilai dan harga yaitu perbedaan

antara nilai yang dinikmati oleh konsumen karena memiliki serta

menggunakan suatu produk dan harga.

b. Kualitas produk ( product quality )

Kualitas produk merupakan kemampuan dari produk untuk

melaksanakan fungsinya termasuk keawetan dan keandalan.

c. Manfaat produk ( product benefit )

Bahwa pentingnya barang fisik bukan terletak pada

memilikinya, tetapi pada manfaat yang disediakannya.

d. Sifat produk ( product features )

Bahwa suatu produk dapat ditawarkan dengan berbagai sifat,

diamana sifar merupakan alat bersaing untuk membedakan

produk perusahaan dengan produk pesaing.

e. Keandalan dan konsistensi produk ( produk reliability and

consistency )

Keandalan produk adalah mengukur berbagai kemungkinan

produk yang tidak akan mengalami kegagalan pemakaian

dalam periode waktu tertentu. Sedangkan konsistensi produk

merupakan penyerahan produk yang ditentukan berdasarkan

(45)

f. Luas produk atau layanan ( range of product or service )

Menyatakan bahwa luas produk atau layanan merupakan

sejumlah produk atau jasa yang ditawarkan.

Dalam penelitian ini yang diangkat hanyalah atribut yang

berhubungan dengan produk (attributes to product).

2.2.4. Loyalitas

Assael dalam Musanto (2006:5), mendefinisikan loyalitas sebagai

“a favorable attitude toward a brand resulting in consistent purchase of the brand over time”. Literatur – literatur pemasaran menyatakan bahwa

loyalitas dapat dipahami dari dua dimensi sebagai berikut :

1. Loyalitas is behavioral, artinya dapat dipahami sebagai konsep yang

menekankan pada runtutan pembelian, proporsi pembelian,

probabiltas pembelian. Pemahan ini sering disebut pendekatan

keprilakuan (behavioral approach)

2. Loyalty as an attitude, artinya loyalitas dipahami sebagai komitmen

psikologis pelanggan terhadap obyek tertentu. Pemahaman ini sering

(46)

Upaya memberikan kepuasan pelanggan dilakukan untuk

mempengaruhi sikap pelanggan, sedangkan konsep loyalitas pelanggan

lebih berkaitan dengan perilaku pelanggan daripada sikap pelanggan.

Oleh sebab itu Griffin (1995) dalam jurnal Susanti (2009:5),

menyatakan bahwa atribut dari pembentuk loyalitas pelanggan yang

berkaitan dengan perilaku pembelian antaralain meliputi : “a) akes

regular repeat purc/r (Ise. The average number of a cutomer makes repeat perchase from you in a period of time, b) Purchase across product and service lines. It something new comes out from the company, the loyal customers are waiting in line to buy it. c) Refers to others customer. Encourages others customer. Encourages others customers to buy from the company”.

Pendapat Grifin (1995) dalam jurnal Susanti (2009:5)

memberikan dimensi yang lebih luas tentang ukuran perilaku pelanggan

yang loyal.

Pertama, loyalitas pelanggan diukur dari jumlah rata – rata

pembelian pelanggan terhadap suatu produk dalam jangka waktu tertentu.

Pelanggn yang memiliki rata – rata pembelian lebih tinggi berarti dapat

dikatakan lebih loyal dari pelanggan yang rata – rata pembeliannya lebih

(47)

Kedua, ukuran loyalitas pelanggan berkembang pada perilaku

pembelian pelanggan terhadap merek produk baru yang dikeluarkan oleh

perusahaan. Pelanggan yang loyal terhadap merek tertentu dari

perusahaan, maka pelanggan juga loyal terhadap merek baru yang

dikeluarkan oleh perusahaan. Pendapat Griffin ini menempatkan upaya

membentuk loyalitas pelanggan menjadi sangat penting bagi perusahaan,

sebab loyalitas pelanggan ini bisa menjadi asset bagi perusahaan ketika

perusahaan mengeluarkan produk baru.

Ketiga, loyalitas pelanggan adalah perilakunya dalam memberikan

rekomendasi bagi orang lain untuk membeli produk yang sama.

Pelanggan yang loyal akan memberikan rekomendasi bagi orang lain.

2.2.4.1. Indikator Loyalitas Pelanggan

Seorang pelanggan dikatakan setia atau loyal apabila konsumen

tersebut menunjukkan perilaku pembelian secara teratur dan tidak

berpaling ke produk lain. Indikator dari variable ini adalah (Sugiar to,

2007 : 55 ) :

1. Niat untuk melakukan pembelian ulang

2. Merekomendasikan kepada orang lain

(48)

2.2.5. Pengaruh Citr a dan Kepuasan Pelanggan

Dalam pengambilan keputusan pembelian terhadap suatu produk,

konsumen memilah – milah atau membanding – bandingkan karakteristik

produk yang dirasakan dengan kriteria evaluasi. Dan secara rasional,

konsumen akan berupaya untuk memuaskan kebutuhannya. Artinya,

konsumen akan mencari dan membeli produk yang dapat memberikan

kinerja sebagaimana yang diharapkan. Menurut (Dowling, 2004), sebuah

merek yang mempunyai citra baik mampu menimbulkan kepercayaan dan

keyakinan bagi konsumen. Andreassen (1994) dalam jurnal Sugihartono

(2007) dalam penelitiannya mengenai orientasi konsumen mengemukakan

bahwa citra adalah sebuah faktor yang terpenting yang saling berhubungan

dengan kepuasan pelanggan dan loyalitas.

Dari uraian diatas maka dapat disimpulkan bahwa citra merek

berpengaruh positif terhadap kepuasan. Dan hal ini didukung oleh teori dari

Oliver dalam Setiawan (2007:324), kepuasan pelanggan adalah

terpenuhinya sesuatu yang menyenangkan. Pelanggan akan puas jika

kebutuhan dan keinginannya terpenuhi dengan menyenangkan.

Tercapainya tingkat kepuasan yang dirasakan oleh pelanggan

kemungkinan besar akan mengembangkan sikap akan memberikan

(49)

mendukung usaha tersebut dibutuhkan strategi – strategi yang terpadu ,

agar di dalam mengambil sebuah keputusan tidak menyebabkan kerugian

bagi perusahaan.

2.2.6. Pengaruh Citr a Merek terhadap Loyalitas Pelanggan

Selnes dalam jurnal Sugihar tono (2007) mengatakan bahwa citra

diharapkan menjadi faktor penting dari loyalitas. Persepsi atas kualitas

berkaitan dengan merek yang dapat semakin kuat apabila konsumen

merasakan kualitas yang tinggi dan akan menurun apabila konsumen

mengalami kualitas yang rendah . Produk atau jasa yang rendah

kualitasnya akan memberikan pengaruh negatif pada sebuah merek.

Konsumen yang memperoleh pengalaman yang memenuhi

harapannya dan merasa puas atas pelayanan yang diterimanya akan

memiliki sikap positif terhadap sebuah produk. Sikap konsumen ini

menunjukkan proses pembelian di masa yang akan datang yaitu dengan

melakukan konsumsi ulang atau menceritakan kepada orang lain.

Manickas et. al. dan Ryan dalam jurnal Sugihar tono (2007)

dinyatakan bahwa seluruh bentuk keputusan akan memberikan pengaruh

positif terhadap citra. Dan hasi penelitian yang dilakukan oleh Selnes

(2003), menyatakan bahwa citra merek mempunyai pengaruh positif

(50)

2.2.7. Pengaruh Kepuasan Pelanggan terhadap Loyalitas Pelanggan

Kepuasan konsumen menjadi salah satu hasil penting dari semua

aktifitas pemasran, sebab puas tidaknya konsumen akan berdampak pada

keberhasilan perusahaan. Oleh larena itu perusahaan selalu berusaha

untuk dapat memuaskan konsumen atas atas barang atau jasa yang telah

diproduksinya.

Kepuasan konsumen dapat dinyatakan setelah pelanggan menikmati

barang atau jasa yang dimaksud. Kepuasan konsumen adalah suatu

tanggapan emosional atas evaluasi terhadap pengalaman mengkonsumsi

suatu produk atau jasa. Menur ut Engel, Blackwell dan Miniar d dalam

jurnal Sugiharto (2007:54), Kepuasan konsumen merupakan respon

efektif terhadap pengalaman melakukan konsumsi atau suatu evaluasi

kesesuaian atau ketidaksesuaian yang dirasakan antara harapan

(51)

Ander son, Fornell dan Lehman maupun Kandampully dan

Suhartanto (2000), menyatakan bahwa apabila pelanggan puas terhadap

barang atau pelayanan yang diterima, maka akan menimbulkan kesetiaan

konsumen. Dengan kesetiaan konsumen terhadap produk atau layanan

tersebut akan membuat konsumen kembali melakukan transaksi dimasa

datang. Hal yang sama dinyatakan oleh Assael dalam Sugihar to

(2007:54) bahwa kepuasan yang dirasakan pelanggan dapat

meningkatkan intensitas pembelian, dan dengan tingkat kepuasan yang

optimal ini akan mendorong terciptanya loyalitas.

Berdasarkan pada pembahasan dan argumentasi diatas, dapatlah

dikemukakan bahwa kepuasan berpengaruh positif terhadap loyalitas

(52)

2.3. Kerangka Konseptual

Gambar 1. Kerangka Koseptual

2.4. Hipotesis Penelitian

Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah :

1. Diduga Citra Merek berpengaruh positif terhadap Kepuasan

Pelanggan pada kartu seluler XL prabayar.

2. Diduga kepuasan pelanggan berpengaruh positif terhadap Loyalitas

pelanggan pada kartu seluler XL .prabayar

3. Diduga Citra Merek berpengaruh positif terhadap Loyalitas

pelanggan pada kartu seluler XL prabayar. Citra Merek

(X)

Kepuasan (Y)

(53)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1. Definisi Operasional

Definisi operasional dalam variabel adalah segala sesuatu yang dapat

digunakan menjadi obyek penelitian berdasarkan atas sifat – sifat atau hal –

hal dapat diamati atau diobservasi. Adapun variabel yang digunakan dalam

penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Citr a Merek (X)

Citra Merek merupakan petunjuk ekstrinstik yang akan digunakan oleh

pelanggan untuk mengevaluasi produk sebelum melakukan suatu

pembelian.. Indikator citra merek menurut (Schiffman & Kanuk,

2000) :

X1 = Attributes (Atribut)

Merupakan pendefinisian deskriptif tentang fitur – fitur yang

ada dalam sebuah produk atau jasa. .

X2 = Benefits (Keuntungan)

Niali personal yang dikaitkan oleh konsumen pada

(54)

X3 = Brand attitude (Sikap merek)

Evaluasi keseluruhan atas suatu merek, apa yang dipercayai

oleh konsumen mengenai merek – merek tertentu, bahwa

konsumen percaya produk atau jasa tersebut memiliki atribut

atau keuntungan dan penilaian tertentu

2. Kepuasan Pelanggan (Z)

Kotler (2000), menyebutkan kepuasan adalah perasaan senang atau

kecewa seseorang yang berasal dari perbandingan antara kesannya terhadap

kinerja (hasil) suatu produk dan harapannya. Kepuasan adalah semacam

langkah perbandingan antara pengalaman dengan hasil evaluasi, dapat

menghasilkan sesuatu yang nyaman secara rohani, bukan hanya nyaman

karena dibayangkan atau diharapkan. Puas atau tidak puas bukan merupakan

emosi melainkan sesuatu hasil evaluasi dari emosi. Menurut Dutka

(2001:41) kepuasan memiliki 6 indikator :

a.Z1 = Hubungan antara nilai dan harga (value price relationship)

Merupakan hubungan antara nilai dan harga yaitu perbedaan antara

nilai yang dinikmati oleh konsumen karena memiliki serta

(55)

b. Z2 = Kualitas produk (product quality)

Kualitas produk merupakan kemampuan dari produk untuk

melaksanakan fungsinya termasuk keawetan dan keandalan.

c. Z3 = Manfaat produk (product benefit)

Bahwa pentingnya barang fisik bukan terletak pada memilikinya,

tetapi pada manfaat yang disediakannya.

d. Z4 = Sifat produk (product features)

Bahwa suatu produk dapat ditawarkan dengan berbagai sifat, diamana

sifar merupakan alat bersaing untuk membedakan produk perusahaan

dengan produk pesaing.

e. Z5 = Keandalan dan konsistensi produk ( produk reliability and

consistency )

Keandalan produk adalah mengukur berbagai kemungkinan produk

yang tidak akan mengalami kegagalan pemakaian dalam periode

waktu tertentu. Sedangkan konsistensi produk merupakan penyerahan

produk yang ditentukan berdasarkan tingkat kemampuannya.

f. Z6 = Luas produk atau layanan ( range of product or service )

Menyatakan bahwa luas produk atau layanan merupakan

sejumlah produk atau jasa yang ditawarkan.

Dalam penelitian ini yang diangkat hanyalah atribut yang

(56)

3. Loyalitas Pelanggan (Y)

Disamping itu artikel ini mengacu pula pada hasil penelitian dari

Brunner, Stocklin and Opwis (2008) yang menyebutkan bahwa pelanggan

yang loyal bisa membawa manfaat yang sangat besar bagi sebuah

perusahaan, karena mereka dapat memberikan sebuah aliran laba yang

kontinu, mengurangi biaya pemasaran dan operasional, meningkatkan

penjualan bahkan membuat pelanggan tersebut tidak terpengaruh oleh

promosi maupun tawaran dari perusahaan pesaing. Namun demikian menurut

Reinaartz and Kumar (2000), bahwa loyalitas pelanggan tidak dapat

dipaksakan dalam dunia bisnis yang berdaya saing tinggi pada masa sekarang

ini. Untuk menjelaskan loyalitas pelanggan dalam artikel ini mengacu pada

teori yang dikemukakan oleh Yi and La, (2004) (dalam Brunner, Stöcklin

and Opwis, 2008) yang menjelaskan bahwa loyalitas dikembangkan dalam

dua pendekatan utama yaitu: pendekatan sikap (behavioral approach) dan

pendekatan perilaku (attitudinal approach). Indikator loyalitas pelanggan (

Sugiarto, 2007 : 55 ):

a. Z1 = Niat untuk melakukan pembelian ulang

b.Z2 = Merekomendasikan kepada orang lain

(57)

3.1.3. Pengukuran Variabel

Skala pengukuran yang digunakan dalam penelitian ini adalah skala

likert. ( Sugiyono 2003 : 107 ), skala ini duganakan karena dapat

menggambarkan peluang kepada responden untuk mengekspresikan

perasaan mereka dalam bentuk persetujuan terhadap suatu pertanyaan

seperti : sangat setuju, setuju, ragu – ragu, tidak setuju dan sangat tidak

setuju.

3.2. Teknik Penentuan Sampel

3.2.1. Populasi

Menurut Sugiyono (2001 : 72) populasi adalah wilayah generalisasi

yang terdiri atas obyek atau subyek yang mempunyai kualitas dan

karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan

kemudian ditarik kesimpulannya. Populasi dari penelitian ini adalah

pengguna XL prabayar di Surabaya.

3.2.2. Sampel

Sampel adalah bagian dari populasi yang mempunyai ciri dan

karakteristik yang sama dengan populasi tersebut. Karena itu sampel

harus representative dari sebuah populasi ( Sumarsono, 2002 : 45 ).

(58)

dengan teknik Purposive Sampling yaitu sampel dipilih berdasarkan

kriteria yang sudah ditetapkan oleh peneliti. Dengan kriteria antara lain :

Merupakan pelanggan kartu seluler XL prabayar selama 1 bulan dan yang

telah berumur minimal 18 tahun. Alasannya, sudah cukup dewasa,

mengerti dan memahami produk. Teknik penentuan sampel yang

dipergunakan adalah berdasarkan pedoman pengukuran sampel menurut

Augusty Hair dkk (1995) dalam buku Ferdinand (2002), antara lain :

1. 100 – 200 sampel untuk teknik maximum likelihood estimation.

2. Tergantung pada jumlah parameter yang diestimasi. Pedomannya

adalah 5 – 10 kali jumlah parameter

3. Tergantung pada jumlah indikator yang digunakan dalam seluruh

variabel laten. Jumlah sampel dalah jumlah indikator dikali 5 – 10,

bila terdapat 20

Ukuran sampel dalam penelitian ini adalah Maximum Likehood

Estimation ( antara 100 – 200 ) yang diambil dari seluruh pelanggan

atau pemakai kartu seluler XL. Dengan demikian jumlah sampel yang

digunakan yaitu 12 x 9, jadi sampel yang digunakan sebanyak 118

(59)

3.3. Teknik Pengumpulan Data

3.3.1. J enis Data

a. Data Primer

Merupakan data yang diperoleh secara langsung dari para responden

melalui pengisian kuesioner yang diberikan pada responden, yang

berkaitan dengan variabel penelitian.

b.Data Sekunder

Merupakan data yang diperoleh secara tidak langsung dari objek

penelitian dimana data tersebut merupakan data yang sudah jadi.

3.3.2. Sumber Data

Sumber data dalam penelitian ini diperoleh dari jawaban responden

mengenai variabel yang berkaitan dengan penelitian dan data dari XL serta

sumber data lainnya yang berhubungan dengan objek yang diteliti.

3.3.3. Pengumpulan Data

1. Wawancara

Yaitu melakukan wawancara atau tanya jawab dengan konsumen yang

sedang menggunakan kartu seluler XL pasca bayar untuk memperoleh

(60)

2. Yaitu teknik pengumpulan data dengan cara mengajukan daftar

pertanyaan yang sudah disusun rapi dan terstruktur, tertulis kepada

konsumen kartu seluler XL prabayar untuk diisi menurut pendapat

pribadi sehubungan dengan masalah yang diteliti dan kemudian untuk

tiap jawaban diberikan nilai ( skor ).

3.4. Teknik Analisis SEM dan Uji Hipotesis

Structural Equation Modeling ( SEM ) Adalah sekumpulan teknik

teknik statistical yang memungkinkan pengukuran sebuah rangkaian

hubungan yang relatif “rumit” secara simultan. Hubungan yang rumit

tersebut dibangun antara satu atau beberapa variabel independen. Metode

ini bukan untuk menghasilkan teori melainkan“mengkonfirmasi”teori.

3.4.1. Asumsi Model Structural Equation Modeling

1. Uji Normalitas Sebar an dan Linieritas

1) Normalitas dapat diuji dengan melihat gambar histogram data atau dapat

diuji dengan metode – metode statistic.

2) Menggunakan Critical Ratio yang diperoleh dengan membagi koefisien

sampel dengan standart errornya dan “kewness value” yang biasanya

disajikan dalam statistik deskriptif dimana nilai statistik untuk menguji

(61)

nilai Z lebih besar dari nilai kritis, maka dapat diduga bahwa distribusi

data adalah tindak normal.

3) Normal Probability Plot ( SPSS 10.1 ).

4) Linearitas dengan mengamati scatter plots dari data yaitu dengan memilih

pasangan data dan dilihat pola penyebarannya untuk menduga ada

tidaknya linearitas.

2. Evaluasi atas Outlier

1) Mengamati nilai Z-score : ketentuannya diantara ± 3,0 non outlier.

2) Multivariate outlier diuji dengan kriteria jarak mahalanobis pada tingkat p

< 0.001. Jarak diuji dengan Chi – square ( χ ) pada df sebesar jumlah

variable bebasnya.

Ketentuan : bila mahalanobis > dari nilai χ adalah multivariate outlier.

Outlier adalah obsevasi atau data yang memiliki karakteristik unik yang

terlihat sangat berbeda jauh dari observasi – observasi lainnya dan

muncul dalam bentuk nilai ekstrim untuk sebuah variabel tunggal atau

(62)

3. Multicolinerity dan Singularity

Multikolinearitas dapat dideteksi dengan mengamati Determinant

Matriks Covarians. Dengan ketentuan apabila determinan sampel matrix

mendekati angka 0 ( kecil ), maka terjadi multikolinearitas atau singularitas (

Ferdinand, 2002 : 55 ).

4. Uji Validitas dan Reabilitas

Validitas menyangkut tingkat akurasi yang dicapai oleh sebuah

indikator dalam menilai sesuatu atau akuratnya pengukuran atas apa yang

seharusnya diukur. Sedangkan reliabilitas adalah ukuran mengenai konsisten

internal dari indikator indikator sebuah konstruk yang menunjukkan derajat

sampai dimana masing masing indikator itu mengindikasikan sebuah

konstruk yang umum.

Karena indikator multidimensi, maka uji validitas dari setiap latent variable

construct akan diuji dengan melihat loading factor dari hubungan antara

setiap observed variable dan latent variable. Sedangkan reliabilitas diuji

dengan construct reliability dan variance extracted. Construct reliability dan

(63)

Construct reliability = [∑ standardize loading] 2

[∑ Standartdize Loading] 2 + ∑Єj ]

Variance Extracted = ∑ [ Standardize Loading 2 ]

∑ [ Standartdize Loading 2 ]+∑Єj

Sementara Є j dapat dihitung dengan formula Є j = 1 – [Standardize

Loading]. Secara umum, nilai construct reliability yang dapat diterima adalah

≥0.7 dan Variance Extracted ≥ 0.5 ( Hair et.al,1998). Standardize Loading

dapat diperoleh dari output AMOS 4.01, dengan melihat nilai estimasi setiap

Construct Standardize Regression weighty terhadap setiap butir sebagai

indikatornya.

3.4.2. Pengujian Hipotesis dan hubungan Kausal

Pengaruh langsung diamati dari bobot regresi terstandar,dengan

pengujian signifikasi pembanding nilai CR ( Critical Ratio ) atau p (

probability ) yang sama dengan nilai t hitung lebih besar daripada t tabel

(64)

3.4.3. Evaluasi Model

Hair et.al (1995) dalam buku Ferdinand (2002) menjelaskan

bahwa pola “cpnfirmatory” menunjukan prosedur yang dirancang untuk

mengevaluasi utilitas hipotesis hipotesis dengan pengujian fit antara

model teoritis dan data empiris. Jika model teoritis menggambarkan

“good fit” dengan data, maka model dianggap sebagai model yang

diperkuat. Sebaliknya, suatu model teoritis tidak diperkuat jika teori

tersebut mempunyai suatu “Poor Fit” dengan data. AMOS dapat menguji

apakah model”good fit” atau “Poor Fit”. Jadi “good fit” model yang diuji

sangat penting dalam penggunaan structural equation modeling.

Pengujian terhadap model yang dikembangkan dengan berbagai kriteria

Goodness of fit yakni Chi-square, Probabilit, RMSEA, GFI, TLI, CFL,

AGFI, CMIN / DF. Apabila model awal tidak good fit dengan data maka

model dikembangkan dengan pendekatan two step approach to SEM.

1. X2 Chi Square Statistic

Merupakan alat paling fundamental untuk mengukur overail fit adalah

likelihood ratio chi – square statistic. Chi – square ini bersifat sangat

sensitif terhadap besarnya sampel yang digunakan. Model yang diuji

akan dipandang baik atau memuaskan bila nilai Chi – squarenya

rendah. Semakin kecil nilai ( x2 = 0 ), berarti tidak ada perbedaan.

(65)

model yang sesuai dengan data atau yang fit terhadap data, maka

yang dibutuhkan justru sebuah nilai x2 yang tidak signifikan.

Penggunaan chi – square hanya sesuai bila ukuran sampel antara 100

dan 200. Bila ukuran sampel ada diluar rentang itu uji signifikan akan

menjadi kurang reliabel. Oleh karena itu pengujian ini perlu

dilengkapi dengan alat uji yang lainnya.

2. RMSEA – The Root Mean Square Of Approximation

RMSEA adalah sebuah indeks yang dapat digunakan untuk

mengkompensasi chi – square statistic dalam sampel yang besar.

Nilai RMSEA menunjukkan goodness – of fit yang dapat diharapkan

bila model diestimasi dalam populasi. Nilai RMSEA yang lebih kecil

atau sama dengan 0,08 merupakan indeks untuk diterimanya model

yang menunjukkan sebuah close fit dari model itu berdasarkan

degress of freedom.

3. GFI – Goodness of Fit Indeks

GFI adalah analog dari R2 dalam regresi berganda. Indeks kesesuaian

ini akan menghitung proporsi tertimbang dari varians dalam matriks

kovarians sampel yang dijelaskan oleh matriks kovarians populasi

yang diestimasikan. GFI adalah sebuah ukuran non – statistikal yang

(66)

perfect fit ). Nilai yang tinggi dalam indeks ini menunjukkan sebuah

”better fit”.

4. AGFI – Adjusted Goodness of Fit Indeks

AGFI / GFI / df tingkat penerimaan yang direkomendasikan adalah

AGFI yang mempunyai nilai sama dengan atau lebih besar dari 0,90.

GFI maupun AGFI adalah kriteria yang memperhitungkan proporsi

tertimbang dari varians dalam sebuah matriks kovarians sampel. Nilai

sebesar 0,905 dapat diinterpretasikan sebagai nilai antara 0.90 – 0,95

menunjukkan tingkat cakup – adequate fit Hulland et al. (1996)

dalam buku Ferdinand (2002).

5. CMIN / DF

The minimum sampel discrepancy function ( CMIN ) dibagi dengan

degree of freedomnya akan menghasilkan indeks CMIN / DF. Pada

umumnya diartikan sebagai salah satu indikator untuk mengukur

tingkat fit – nya sebuah model. Dalam hal ini CMIN / DF tidak lain

adalah statistic Chi – square, X2 dibagi DF – nya.

6. TLI – Tucker

TLI adalah alternatif incremental fit index yang membandingkan

sebuah model yang diuji terhadap sebuah baseline model. Nilai yang

(67)

adalah penerimaan 0,95 dan nilai yang sangat mendekati 1

menunjukkan a very good fit.

7. CFI – Comperative Fit Index

Besaran nilai ini pada rentang nilai sebesar 0 – 1, dimana semakin

mendekati 1, mengindikasikan tingkat fit yang paling tinggi ( a very

good fit ). Nilai yang direkomendasikan adalah CFI > 0,9.

Keunggulandari indeks ini besarnannya tidak dipengaruhi oleh ukuran

sampel, karena itu sangat baik untuk mengukur tingakat penerimaan

sebuah model. Indeks CFI adalah identik dengan Relative

Gambar

Grafik 1.    Perkembangan Top Brand Index Telkomsel, Indosat dan
Tabel Jumlah Pelanggan di Surabaya
Gambar 2.1. Bauran Pemasaran
Gambar 1. Kerangka Koseptual
+7

Referensi

Dokumen terkait

pengguna perpustakaan, sarana dan pustakawan. Jadi, perpustakaan adalah tempat dimana terdapat koleksi pustaka yangdiatur sedemikian rupa untuk keperluan tertentu

Judul : Sistem Pendukung Keputusan Pemilihan Tempat Wisata dan Rekreasi di Kabupaten Purbalingga Menggunakan Metode Simple Additive Weighting Berbasis Web..

Dengan melihat permasalahan dan kendala yang terjadi dalam proses administrasi yang telah ada, penerimaan calon student yangg berjalan di ISEH harus mempunyai

Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) Variabel etika kerja Islam berpengaruh positif dan signifikan secara statistik pada α 5% terhadap kepuasan kerja karyawan

Hasil penelitian menunjukkan bahwa proposisi pertama yaitu “faktor kedekatan dengan lokasi pasar” tidak berpengaruh pada pemilihan lokasi karena industri kreatif digital

Metode yang dapat digunakan dalam pendidikan demokrasi melalui Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan untuk mewujudkan sikap tangung jawab si swa di SMP Negeri

Menurut saya sudah sangat baik, ini terlihat dari keseharian peserta didik baik itu dalam pembelajaran, dalam lingkungan sekolah, maupun di luar lingkungan sekolah. Mereka dapat

Maju Jaya Mulya merasa sistem manual yang sekarang dipakai sudah tidak memadai, maka sistem terkomputerisasi sangat dibutuhkan dalam membantu kegiatan penjadwalan produksi,