• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERAN PETANI DALAM PENGUATAN KELEMBAGAAN KELOMPOK TANI (Studi Kasus pada kelompok di Desa Anrahua Kecamatan Kindang Kabupaten Bulukumba)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "PERAN PETANI DALAM PENGUATAN KELEMBAGAAN KELOMPOK TANI (Studi Kasus pada kelompok di Desa Anrahua Kecamatan Kindang Kabupaten Bulukumba)"

Copied!
42
0
0

Teks penuh

(1)

PERAN PETANI DALAM PENGUATAN KELEMBAGAAN KELOMPOK TANI

(Studi Kasus pada kelompok di Desa Anrahua Kecamatan Kindang Kabupaten Bulukumba)

SULAEMAN 105 96 277 09

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR 2014

(2)
(3)
(4)

iii ABSTRAK

SULAEMAN 10596 277 09. Peran Petani Dalam Penguatan Kelembagaan Kelompok Tani (Studi Kasus Pada Kelompok di Desa Anrahua Kecamatan Kindang Kabupaten Bulukumba). Dibimbing oleh Ir. Muh. Arifin Fattah dan Jumiati, S.P.,M.M.

Penelitian ini bertujuan mengetahui peran petani dalam penguatan Kelembagaan Kelompok Tani di Desa Anrahua Kecamatan Kindang Kabupaten Bulukumba.

Lokasi penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Desa Anruhua Kecamatan Kindang Kabupaten Bulukumba pada bulan Mei sampai Agustus 2014, penentuan sampel dalam penelitian ini adalah memilih satu kelompok tani yang ada Desa Anruhua Kecamatan Kindang Kabupaten Bulukumba, pengambilan sampel secara sengaja mengambil semua anggota kelompok yang berjumlah 30 orang. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini yakni dari pengamatan dan wawancara langsung di lapangan dengan petani responden dengan berpedoman pada daftar pertanyaan yang telah disiapkan. Adapun teknik analisis data menggunakan deskriptif untuk menggambarkan situasi informan berkaitan dengan penguatan kelembagaan.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa Peran Petani dalam Penguatan Kelembagaan kelompok tani di Desa Anrihua Kecamatan Kindang Kabupaten Bulukumba masih tergolong rendah, dimana kelima peran petani sebagai anggota kelompok masing -masing menunjukkan bahwa jumlah petani lebih banyak pada kategori rendah.

Kata kunci: peran petani, kelompok tani dan kelembagaan tani.

(5)

iv

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah swt atas berkat rahmat dan ridha-Nyalah sehingga penulis masih diberikan kesehatan, kesempatan, kesabaran terlebih lagi karunia kemauan serta tekad yang dianugerahkan kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini, tak lupa pula penulis panjatkan salam dan taslim atas junjungan Nabi besar Muhammad SAW, sebagai suri tauladan untuk menjadi manusia yang cerdas dan berakhlak di dunia ini.

Sebagai manusia yang tak luput dari berbagai kekurangan, banyak kendala yang dihadapi dalam penyusunan skripsi ini, penulis ini telah banyak mendapat bantuan dalam bentuk bimbingan, saran maupun dorongan dari berbagai pihak.

Sehingga skripsi ini dapat terselesaikan. Oleh karena itu, selayaknya apabila dalam kesempatan ini penulis menyampaikan rasa terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada semua pihak yang telah membantu penulis.

Motivasi dari berbagai pihak sangat membantu dalam perampungan tulisan ini. Segala rasa hormat, penulis mengucapkan terima kasih kepada orang tua H.

Syarifuddin dan Hj. Sitti yang telah berjuang, berdoa, mengasuh, membesarkan, mendidik, dan membiayai penulis dalam proses pencarian ilmu. Demikian pula penulis mengucapkan terima kasih kepada istri Misra dan para keluarga yang tak hentinya memberikan motivasi.

(6)

v

Kepada Ir. Muh. Arifin Fattah, M.SiSelaku Pembimbing I dan Jumiati, S.P.,M.M.

Selaku Pembimbing II yang telah membimbing, mengarahkan dan memotivasi penulis sejak awal penyusunan proposal hingga menyelesaikan skripsi.

Penulis menyadari bahwa isi skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, untuk itu kritik dan saran membangun sangat diharapkan. Semoga segala bantuan, motivasi, bimbingan dan doa dari berbagai pihak senantiasa mendapatkan berkah dan rahmat dan Ilahi rabbi.

Makassar, Agustus 2014

Penulis

(7)

vi

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PENGESAHAN... ii

ABSTRAK... iii

KATA PENGANTAR... iv

DAFTAR ISI... vi

DAFTAR TABEL ... viii

I. PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang... 1

1.2.Perumusan Masalah... 2

1.3.Tujuan dan Kegunaan Penelitian... 2

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1.Peran dan Peranan... 4

2.2.Petani... 5

2.3.Kelompok... 6

2.4.Pengertian Dan Peranan Kelompok Tani... 7

2.5.Kerangka Pikir... 10

III. METODE PENELITIAN 3.1.Lokasi Dan Waktu Penelitian... 11

3.2.Teknik Penentuan Sampel... 11

3.3.Teknik Pengumpulan Data...11

3.4.Teknik Analisis Data... 11

3.5.Definisi Operasional... 12

IV. KEADAAN UMUM WILAYAH PENELITIAN 4.1.Letak Administratif dan KeadaanMonografi... 13

4.2.Keadaan Penduduk... 13

4.2.1. Penduduk berdasarkan umur dan jenis kelamin ... 14

4.2.2. Penduduk berdasarkan tingkat Pendidikan... 15

4.2.3. Penduduk bedasarkan mata pencaharian... 16

(8)

vii

4.3. Penggunaan lahan... 17

4.4. Keadaan sarana dan prasrana pertanian... 18

V. HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1.Identitas responden... 19

5.1.1. Umur... 19

5.1.2. Tingkat pendidikan... 20

5.1.3. Pengalaman berusaha tani... 21

5.2. Peranan kelompok tani... 22

5.2.1. Peranan kelompok tani dalam merencanakan kelompok tani ... 23

5.2.2. Peranan kelompok tani dalam melaksanakan dan menaati perjanjian dengan pihak lain... 25

5.2.3. Peranan kelompok tani dalam memupuk modal dan memanfaatkannya secara rasional ... 26

5.2.4. Peranan kelompok tani dalam meningkatkan hubungan yang melembaga... 28

5.2.5. Peranan kelompok tani dalam menerapkan teknologi dan Memanfaatkan informasi... 29

VI. KESIMPIULAN DAN SARAN 6.1. Kesimpulan... 31

6.2. Saran... 31

Daftar Pustaka... .32 Lampiran

(9)

viii

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1.Penduduk berdasarkan Umur dan Jenis Kelamin... 14

Tabel 2.Penduduk berdasarkan tingkat pendidikan... 15

Tabel 3.Penduduk berdasarkan mata pencaharian... 16

Tabel 4.Penggunaan lahan ... 17

Tabel 5.Keadaan sarana dan prasarana pertanian... 18

Tabel 6.Umur ... 20

Tabel 7. Tingkat Pendidikan ... 21

Tabel 8. Pengalaman Berusahatani ... 22

Tabel 9. Peranan Kelompok Tanidalam Merencanakan Kegiatan Kelompok Tani.. 24

Tabel 10. Peranan Kelompok Tani dalam Melaksanakan dan Menaati Perjanjian Dengan Pihak Lain ... 25

Tabel 11. Peranan Kelompok Tani dalam Memupuk Modal dan Memanfaatkannya secara Rasional ... 26

Tabel 12. Peranan Kelompok Tani dalam Meningkatkan Hubungan yang Melembaga... 28

Tabel 13. Peranan Kelompok Tani dalam Menerapkan Teknologi dan MemanfaatkanInformasi... 29

(10)

1

I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pembangunan, pertanian mempunyai arti strategis dan merupakan titik tumpu dari segala bentuk kegiatan pembangunan, oleh karena itu pembangunan di sektor pertanian sama artinya dengan upaya peningkatan pendapatan dan kesejahteraan masyarakat. Akan tetapi untuk mencapai manfaat optimal perlu dirumuskan dalam pola usahatani yang terpadu dan diolah dari banyak macam masukan yang diambil dari hasil pengalaman /karya cipta manusia yang berupa teknologi baik sebagai pendukung langsung yang bersifat komersil maupun yang bersifat non komersil. di samping itu pembangunan pertanian bukan hanya bertumpu pada sektor pertanian pangan, akan tetapi pada sektor perkebunan (Nunung dan Daru, 1994)

Dari sekian banyak tanaman pangan yang banyak dibutuhkan oleh konsumen di pasaran, setelah padi adalah jagung. Jagung merupakan komoditi tanaman pangan yang tidak asing lagi bagi masyarakat Sulawesi Selatan karena merupakan makanan alternatif untuk menggantikan beras, selain itu ketersediaanya dipasaran seakan-akan tidak pernah terputus. (berakhir) karena tersedia sepanjang musim.

Dengan titik berat pengembangan usahatani jagung perlu mendapatkan penangan yang lebih serius, oleh karena jagung mempunyai prospek yang cukup cerah karena permintaan pasar semakin meningkat baik kualitas maupun kuantitas. Sesuai perkembangan kebutuhan akan pakan ternak, unggas maupun komsumsi dalam memenuhi kebutuhan akan karbohidrat, (Anonim,1994).

(11)

2

Potensi yang dimiliki oleh Kabupaten Bulukumba maka tak lepas dari peran petani sangat strategis dalam pembangunan pertanian, kenyataan di lapangan para petani yang berkelompok menunjukkan produktivitas yang lebih tinggi dibandingkan dengan yang tidak berkelompok. Dari kenyataan tersebut, usaha tani secara berkelompok berperanan besar dalam mengembangkan skala usaha lebih ekonomis dan efisien dalam wahana gerakan massal (Japar, 1999).

Berdasarkan latar belakang maka penulis tertarik melakukan penelitian dengan judul “Peran Petani dalam Penguatan Kelembagaan Kelompok Tani di Desa Anrahua Kecamatan Kindang Kabupaten Bulukumba.

1.2 Perumusan Masalah

Berdasarkan uraian pada latar belakang,maka masalah yang ingin dikaji dalam penelitian ini adalah: ”Bagaimana peran petani dalam penguatan Kelembagaan Kelompok Tani”?

1.3 Tujuan Dan Kegunaan Penelitian

Tujuan yang ingin di capai dalam penelitian ini adalah : ”mengetahui peran petani dalam penguatan Kelembagaan Kelompok Tani”

Kegunaan yang di harapkan dalam penelitian ini adalah:

1. Bahan informasi yang bermanfaat bagi petani dalam meningkatkan produksi dan pendapatan melalui kelompok tani.

2. Bahan masukan dan rujukan bagi pemerintah khususnya pemerintah daerah Kabupaten Bulukumba untuk mengoptimalkan kelembagaan kelompok tani dalam meningkatkan produksi dan pendapatan petani.

(12)

3

3. Bahan referensi bagi peneliti selanjutnya khususnya yang meneliti tentang peran petani dalam kelompok tani terhadap peningkatan produksi dan pendapatan petani

(13)

4

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Peran dan Peranan

Istilah peran dalam “Kamus Besar Bahasa Indonesia” mempunyai arti pemain dan ketika istilah peran digunakan dalam lingkungan pekerjaan, maka seseorang yang diberi (atau mendapatkan) sesuatu posisi, juga diharapkan menjalankan perannya sesuai dengan apa yang diharapkan oleh pekerjaan tersebut.

Karena itulah ada yang disebut dengan role expectation.

Peranan dapat diartikan sebagai sesuatu yang menjadi bagian yang terutama dalam terjadinya sesuatu hal atau peristiwa. Peranan disini adalah diartikan sebagai suatu hal yang menjadi bagian penting dalam suatu hal/peristiwa, baik itu segala sesuatu yang sifatnya positif maupun negatif (Poerwadarminta, 1993).

Peranan dapat diartikan sebagai pola perilaku yang terikat pada status, dan status merupakan posisi di dalam suatu posisi sistem sosial atau dengan kata lain peranan merupakan posisi atau tindakan yang dikaitkan dengan status atau kedudukan. Peranan dapat juga diartikan sebagai seperangkat harapan-harapan yang dikenakan kapada individu yang menempati kedudukan sosial tertentu atau peranan dalam arti apa yang diharapkan dan dituntut oleh masyarakat (Soekanto, 1990)

Peranan merupakan ekspektasi seseorang terhadap orang lain akan sifat- sifat pekerjaan yang dilakukannya,jadi ekspektasi merupakan suatu perwujudan tanggung jawab terhadap suatu peran atau pekerjaan (Anonim, 2001). Dalam hal ini peranan yang di tekankan adalah tanggung jawab semua pihak yang terkait di

(14)

5

dalam sektor pertanian, karena pertanian sebagai leading sector merupakan tulang punggung pembangunan Indonesia.

2.2 Petani

Petani adalah setiap orang yang melakukan usaha untuk memenuhi sebagian atau seluruh kebutuhan hidupnya di bidang pertanian dimulai dari proses pengolahan lahan, penanaman bibit, pemeliharaan sampai pemanenan (Mosher, 1991).

Petani adalah orang yang terlibat langsungdalam proses pertumbuhan tanaman dan hewan. Petani yang mengatur dan memelihara pertumbuhan tanaman atau hawan dalam usaha taninya. Dalam menjalankan usahataninya, seorang petani mempunyai peranan sebagai penggerak. Ia menggerakkan setiap elemen yang akan menghasilkan sesuatu produksi.

Petani adalah orang-orang yang mengendalikan dan menguasai pertumbuhan tanaman atau hewan yang memperoleh keuntungan daripadanya.

Selanjutnya dinyatakan bahwa tingkat kemajuan usaha seorang petani dapat diukur dari besarnya pengawasan, penguasaan, dan campur tangan langsung pada pertumbuhan tanaman atau hewan yang diusahakan (Soehardjo dan Patong, 1986).

Mosher (1991) menyatakan bahwa dalam mengusahakan usahataninya, seorang petani mempunyai peranan yang sangat penting, yaitu:

a. petani sebagai juru tani yang memelihara tanaman dan hewan guna mendapatkan hasil yang bermaanfaat. Pada tanaman,pemeliharaan itumencakup penyiapan persemaian menyebar benih, penyiangan, mengatur kelembaban tanah serta perlindungan tanaman terhadap hama penyakjit.

(15)

6

b. Petani sebagai pengelola apabila keterampilan dalam bercocok tanam sebagaijuru tani pada umumnya adalah keterampilan tangan, otot dan mata, maka keterampilan sebagai pengelola adalah mencakup kegiatan pikiran didorong oleh kemauan tercakup di dalamnya adalah pengambilan keputusan atau penetapan pilihan dari alternatif-alternatif yang ada.

2.3 Kelompok

Setiana dalam Septiana (2008) mengemukakan bahwa kelompok adalah himbauan atau kesatuan manusia yang hidup bersama sehingga terdapat hubungan timbal balik dan saling mempengaruhi serta memiliki kesadaran untuk saling menolong. Definisi lain tentang kelompok yaitu suatu kesatuan sosial yangterdiri dari dua atau lebih orang-orang yang mengadakan interaksi secara intensif dan teratur sehingga di antara mereka terdapat pembagian tugas, struktur, dan norma- norma tertentu yang khas bagi kesatuan tersebut.

Kelompok adalah kumpulan orang-orang yang merupakan kesatuan sosial yang mengadakan interaksi yang intensif dan mempunyai tujuan bersama W.H.Y.

Sprott mendefinisikan kelompok sebagai beberapa orang yang bergaul satu dengan yang lain. H. Smith menguraikan bahwa kelompok adalah suatu unit yang terdapat beberapa individu, yang mempunyai kemampuan untuk berbuat dengan kesatuannya dengan cara dan dasar kesatuan persepsi. Interaksi antar anggota kelompok dapat menimbulkan kerjasama apalagi masing-masing anggota kelompok mengerti akan tujuan yang di bebankan di dalam kelompok tersebut, adanya saling menghormati diantara anggota-anggotanya, adanya saling

(16)

7

menghargai pendapat orang lain, serta adanya saling keterbukaan, toleransi dan kejujuran di antara anggota kelompok (Purwandasari, 2008).

2.4 Pengertian dan Peranan Kelompok Tani

Pada dasarnya kelompok tani merupakan sistem sosial yaitu suatu kumpulan unit yang berbeda secara fungsional dan terikat oleh kerja sama untuk memecahkan masalah dalam rangka mencapai tujuan bersama. Dalam kelompok tani ini akan terjadi suatu situasi kelompok, dimana setiap petani anggota telah melakukan interaksi untuk mencapai tujuan bersama dan sudah saling mengenal satu sama lain dari argumen tersebut, oleh Samsuddin, (1994). Memberikan pengertian dari kelompok tani adalah kumpulan petani yang bersifat non formal, berada dalam lingkungan pengaruh seorang kontak tani, memiliki pandangan dan kepentingan yang sama untuk mencapai tujuan bersama di mana hubungan satu sama lain sesama anggota bersifat luwes, wajar, dan kekeluargaan.

Kelompok tani adalah kumpulan orang-orang tani atau petani yang terdiri atas petani dewasa, maupun petani taruna yang terikat secara informal dalam suatu wilayah kelompok atas dasar keserasian dan kebutuhan bersama dalam lingkungan pengaruh dan pimpinan seorang kontak tani (Mardikanto dan Sutarni 1991).

Perubahan perilaku petani melalui aktivitas individu, biasanya lebih lambat dibandingkan jika petani bersangkutan aktif dalam kegiatan kelompok. Demikian pula penyebaran dan penerapan inovasi baru, melalui aktifitas kelompok akan lebih cepat dan lebih meluas dibandingkan jika disampaikan melalui pendekatan individu (Samsuddin (1994). Kelompok tani dipimpin oleh salah satu anggota sebagai penggerak kelompok yang disebut kontak tani, dimana kontak tani merupakan

(17)

8

petani pemilik atau petani yang mengusahakan usaha taninya sendiri, telah berpengalaman dalam usaha tani, mempunyai pengaruh dalam lingkungannya, dinamis dan berpandangan positif terhadap hal-hal baru, aktif membantu pemerintah dan penyuluh pertanian serta produktivitas usaha taninya tinggi.

Perkembangan kelompok tani disamping ditentukan oleh aktifitas dari kelompok tani itu sendiri, tentunya sangat ditentukan oleh kegiatan para penyuluh pertanian. Implementasi dari rencana kerja kelompok tani tergantung pada kegiatan yang dilakukan oleh Petugas Penyuluh Lapangan (PPL). Dalam program rencana kerjanya, PPL harus menyusun rencana kerja yang mengatur alokasi kegiatan, kemampuan teknis, sarana dan waktu yang dimilikinya, sesuai dengan kebutuhan yang dinyatakan dalam rencana kelompok tani di daerahnya (Anonim, 1988).

Terdapat beberapa kriteria yang dapat dipergunakan sebagai ukuran untuk menetapkan skala yang dicapai oleh kelompok tani (5 jurus kemampuan kelompok tani) (Anonim, 1988) yaitu :

1. Kemampuan mencari, menyampaikan, mencernakan dan memanfaatkan informasi.

2. Kemampuan merencanakan kegiatan untuk meningkatkan produktifitas usahatani para anggota kelompok dengan menampung rekomendasi yang tepat.

3. Kemampuan kerjasama kelompok dalam melaksanakan rencana secara konsisten dan disiplin.

4. Kemampuan mengadakan dan mengembangkan fasilitas atau sarana kerja yang dibutuhkan oleh kelompok.

5. Kemampuan pemupukan modal.

(18)

9

Menurut Wahyuni (2003) bahwa kelompok tani dibentuk berdasarkan surat keputusan dan dimaksudkan sebagai wadah komunikasi antar petani, serta antara petani dengan kelembagaan terkait dalam proses alih teknologi. Kinerja tersebut akan menentukan tingkat kemampuan kelompok tapi usia kelompok tidak menjamin kinerja kelompok tani. Kelompok yang sudah mencapai tingkat madya dan berusia tua sudah tidak dinamis lagi malahan mengarah ke kelompok yang tidak efektif.

SK Mentan No.41/Kpts/OT/210/1992 tentang penilaian kinerja/peranan kelompok tani didasarkan pada yang indikatornya sebagai berikut :

1. Kemampuan merencanakan kegiatan untuk meningkatkan produktivitas usahatani (termasuk pasca panen dana analisis pendapatan) dengan menerapkan rekomendasi yang tepat dan memanfaatkan sumberdaya alam secara optimal.

2. Kemampuan melaksanakan dan menaati perjanjian dengan pihak lain.

3. Kemampuan memupuk modal dan memanfaatkannya secara rasional.

4. Kemampuan meningkatkan hubungan yang melembaga

5. Kemampuan menerapkan teknologi dan memanfaatkan informasi serta kerjasama kelompok yang dicerminkan oleh tingkat produktivitas dari usahatani anggota kelompok.

Pelaksanaan tolak ukur tersebut oleh kelompok tani maka akan meningkatkan kemandirian kelompok, kelompok tani dapat lebih berperan lebih aktif untuk menyampaikan informasi kepada anggotanya dan petani lainnya.

(19)

10

2.5 Kerangka Pikir

Gambar 1.Kerangka Pikir Peran Petani dalam Lembaga Kelompok Tani : 1. Merencanakan kegiatan kelompok tani

2. Melaksanakan dan menaati perjanjian dengan pihak lain

3. Memupuk modal dan memanfaatkannya secara rasional

4. Meningkatkan hubungan yang melembaga

5. Menerapkan teknologi dan Memanfaatkan Informasi

LEMBAGA KELOMPOK TANI

Petani

(20)

11

III. METODE PENELITIAN

3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Desa Anruhua Kecamatan Kindang Kabupaten Bulukumba pada bulan Mei sampai Agustus 2014.

3.2 Teknik Penentuan Sampel

Populasi yang menjadi objek penelitian ini adalah memilih satu kelompok tani yang ada Desa Anruhua Kecamatan Kindang Kabupaten Bulukumba, pengambilan sampel secara sengaja mengambil semua anggota kelompok yang berjumlah 30 orang.

3.3 Teknik Pengumpulan Data

Jenis dan sumber data yang digunakan dalam penelitian ini ada dua yaitu sebagai berikut :

1. Data primer adalah data yang diperoleh dari pengamatan dan wawancara langsung di lapangan dengan petani responden dengan berpedoman pada daftar pertanyaan yang telah disiapkan.

2. Data sekunder adalah data yang bersumber dari dukumen-dukumen, tulisan-tulisan dan dari petugas lapangan antara lain instansi yang terkait dalam penelitian ini seperti Kantor Desa.

3.4 Teknik Analisis Data

Analisis data adalah secara deskriptif untuk menggambarkan situasi informan berkaitan dengan penguatan kelembagaan.

(21)

12

3.5 Definisi Operasional

1. Petani adalah anggota kelompoktani di di Desa Anrihua Kecamatan Kindang Kabupaten Bulukumba yang berusahatani

2. Kelompoktani adalah kumpulan petani yang mengusahakan usahatani, yang tumbuh berdasarkan keakraban dan keserasian, serta kesamaan untuk meningkatkan produksi dan kesejahteraan anggotanya.

3. Peranan Kelompok tani adalah manfaat yang diperoleh anggota kelompok tani jagung terhadap kinerja kelompoktani

(22)

13

IV. KEADAAN UMUM WILAYAH PENELITIAN

4.1 Letak Administratif dan Keadaan Monografi

Desa Anrihua termasuk dalam Kecamatan Kindang Kabupaten Bulukumba yang terletak kurang lebih 7 km dari kota kecamatan, 22 km dari kota kabupaten dan 155 km dari kota propinsi Sulwasesi Selatan.

Desa Anrihua Kecamatan Kindang Kabupaten Bulukumba memiliki luas wilayah sebesar 40,72 Km2, dengan batas-batas wilayah sebagai berikut :

 Sebelah Utara berbatasan dengan Desa Garuntungan

 Sebelah Timur berbatasan dengan Desa Mattirowalie

 Sebelah Selatan berbatasan dengan Desa Balibo

 Sebelah Barat berbatasan dengan Desa Sipaenre

Wilayah Desa Anrihua Kecamatan Kindang Kabupaten Bulukumba mempunyai topografi datar, bergelombang sampai berbukit. Pada daerah datar sampai bergelombang umumnya adalah daerah persawahan, sedang lahan kering dan kebun terletak pada daerah yang bergelombang sampai berbukit.

4.2 Keadaan Penduduk

Jumlah penduduk Desa Anrihua Kecamatan Kindang Kabupaten Bulukumba sebanyak 4.094 jiwa yang terdiri dari 2.012 jiwa berjenis kelamin laki- laki dan 2.082 jiwa berjenis kelamin perempuan, dengan jumlah kepala keluarga sebanyak 893 KK yang tersebar pada 4 dusun dan 13 RT. Kaeadaan penduduk

(23)

14

berikutnya akan dirinci berdasarkan umur dan jenis kelamin, berdasarkan tingkat pendidikan dan berdasarkan jenis mata pencaharian.

4.2.1 Penduduk berdasarkan Umur dan Jenis Kelamin

Penyebaran penduduk berdasarkan umur dan jenis kelamin secara rinci disajikan dalam Tabel 2 berikut ini.

Tabel 2. Penyebaran Penduduk berdasarkan Jenis Kelamin di Desa Anrihua Kecamatan Kindang Kabupaten Bulukumba, 2013

No Kelompok Umur

Jenis Kelamin (Jiwa)

Jumlah (Jiwa)

Persen Laki- (%)

laki Perempuan

1 0 – 4 225 149 374 9,14

2 5 – 9 195 206 401 9,79

3 10 – 14 233 238 471 11,50

4 15 – 19 161 191 352 8,59

5 20 – 24 132 143 275 6,72

6 25 – 29 140 168 308 7,52

7 30 – 34 156 169 325 7,94

8 35 – 39 155 169 325 7,94

9 40 – 44 127 134 261 6,38

10 45 – 49 120 103 223 5,45

11 50 – 54 91 99 190 4,64

12 55 – 59 66 88 154 3,76

13 60 – 64 81 86 167 4,08

14 + 64 130 139 269 6,57

Jumlah 2.012 2.082 4.094 100

Sumber : Monografi Desa Anrihua, 2013

Tabel 2 menunjukkan bahwa persentase terbesar adalah penduduk dengan golongan umur 10 – 14 tahun sebesar 11,50%, sedangkan terkecil adalah penduduk dengan golongan umur 55 - 59 tahun sebesar 3,76%. Hal tersebut menunjukkan bahwa umumnya kisaran umur penduduk di Desa Anrihua Kecamatan Kindang Kabupaten Bulukumba tergolong produktif.

(24)

15

4.2.2 Penduduk berdasarkan Tingkat Pendidikan

Tingkat pendidikan yang diraih dapat menunjukkan kualitas hidup penduduk dalam suatu daerah. Pendidikan merupakan salah satu indikator yang tidak bisa lepas dalam penentuan kemiskinan dan kesejahteraan suatu daerah.

Komposisi penduduk menurut tingkat pendidikan di Desa Anrihua Kecamatan Kindang Kabupaten Bulukumba dapat dilihat pada Tabel 3 berikut ini

Tabel 3. Penyebaran Penduduk berdasarkan Tingkat Pendidikan di Desa Anrihua Kecamatan Kindang Kabupaten Bulukumba, 2013

No Tingkat Pendidikan Jumlah

(Jiwa)

Persen (%) 1

2 3 4 5 6 7

Belum Sekolah Tidak Tamat SD Tamat SD/Sederajat Tamat SMP/Sederajat Tamat SMA/Sederajat Akademi/Sederajat Sarjana/Sederajat

1.155 366 1.461 565 491 27 29

28,21 8,94 35,69 13,80 11,99 0,66 0,71

Jumlah 4.094 100

Sumber : Monografi Desa Anrihua, 2013

Tabel 3 menunjukkan bahwa penyebaran penduduk berdasarkan tingkat pendidikan dengan persentase tertinggi adalah tamat SD/sederajat (35,69%), sedangkan terendah adalah tamat akademi/sederrajat (0.66%). Data tersebut menunjukkan bahwa tingkat pendidikan penduduk di Desa Anrihua Kecamatan Kindang Kabupaten Bulukumba didominasi oleh tingkat pendidikan tamat SD, yang berarti bahwa umumnya penduduk rata-rata hanya mengikuti pendidikan formal selama 6 (enam) tahun, yang berarti bahwa berada pada kisaran tingkat pendidikan rendah. Hal ini menuntut peran pemerintah dalam menciptakan program peningkatan pengetahuan melalui pendidikan non formal, misalnya

(25)

16

melalui kegiatan penyuluhan khususnya bagi masyarakat tani. Salah satu upaya peningkatan pengetahuan masyarakat tani adalah teknik bercocok tanam padi dari penggunaan benih lokal menjadi penggunaan benih berlabel dan bermutu.

4.2.3 Penduduk berdasarkan Mata Pencaharian

Mata pencaharian penduduk merupakan gambaran kegiatan ekonomi suatu daerah sehingga maju mundurnya suatu daerah dapat dilihat dari sektor ekonominya. Variasi mata pencaharian penduduk di Desa Anrihua Kecamatan Kindang Kabupaten Bulukumba disajikan dalam Tabel 4.

Tabel 4. Penyebaran Penduduk berdasarkan Mata Pencaharian di Desa Anrihua Kecamatan Kindang Kabupaten Bulukumba, 2013

No Mata Pencaharian Jumlah

(Jiwa)

Persen (%) 1

2 3 4 5 6

Petani

Pegawai Negeri Sipil Pegawai Swasta Pedagang Pertukangan Buruh/Dll

998 34 38 50 33 20

85,08 2,89 3,24 4,26 2,81 1,71

Jumlah 1.173 100

Sumber : Monografi Desa Anrihua, 2013

Tabel 4 menunjukkan bahwa dari 1.173 jiwa penduduk yang bekerja, 85,08% adalah penduduk yang bekerja sebagai petani, sedangkan 14,92% lainnya adalah pendidik yang bekerja sebagai pegawai negeri sipili, pegawai swasta, pedagang, pertukangan, buruh dan lain-lain. Hal ini menunjukkan bahwa jenis mata pencaharian sebagai petani mendominasi penduduk wilayah penelitian, sehingga jika dihubungkan dengan pengembangan usaha budidaya tanaman padi, maka tersedia potensi sumberdaya tenaga kerja, dan jika dihubungkan dengan

(26)

17

upaya penerapan teknologi budidaya padi khususnya penggunaan benih padi, maka tersedia potensi sumberdaya manusia yang mampu dan mau menerapkan teknologi benih padi berlabel dalam menghasilkan produksi padi yang berkualitas.

4.3 Penggunaan Lahan

Secara umum, Desa Anrihua Kecamatan Kindang Kabupaten Bulukumba mempunyai pontesi sumberdaya lahan pertanian terdiri dari lahan sawah dan lahan kering, yang secara rinci disajikan dalam Tabel 5.

Tabel 5. Penggunaan Lahan di Desa Anrihua Kecamatan Kindang Kabupaten Bulukumba, 2013

No Jenis Penggunaan Lahan Luas

(Ha)

Perrsentase (%)

1 2 3 4 5 6 7

Pemukiman Persawahan Perkebunan Pekarangan Perkantoran Kuburan Lain-Lain

1.240,0 200,0 887,0 183,0 2,00 3,00 1.557,0

30,45 4,91 21,78 4,49 0,05 0,07 38,34

Jumlah 4.072,0 100

Sumber : Monografi Desa Anrihua, 2013

Tabel 5 menunjukkan penggunaan lahan pertanian di wilayah Desa Anrihua Kecamatan Kindang Kabupaten Bulukumba meliputi penggunaan lahan sawah, kebun dan pekarangan. Potensi lahan sawah merupakan sumberdaya lahan bagi pengembangan tanaman pangan khususnya padi dan palawija, sedangkan potensi lahan perkebunan dan pekarangan umumnya cocok untuk pengembangan ternak dan komoditi perkebunan.

(27)

18

4.4 Keadaan Sarana dan Prasarana Pertanian

Keadaan sarana dan prasarana di wilayah Desa Anrihua Kecamatan Kindang Kabupaten Bulukumba adalah sarana dan prasarana dalam sektor pertanian yang berhubungan dengan penelitian. Secara rinci jenis dan jumlahnya disajikan dalam Tabel 6.

Tabel 6. Jenis dan Jumlah Sarana dan Prasarana Pertanian di Desa Anrihua Kecamatan Kindang Kabupaten Bulukumba, 2013

No Uraian Jumlah

1 Penggilingan Padi 12 unit

2 Traktor 15 unit

3 Pompanisasi 10 unit

4 Peternakan Rakyat 6 kelompok

5 6

Industri Pengolahan pupuk organik Penangkar Benih

2 unit 2 kelompok Sumber : Rencana Kerja Penyuluh Pertanian, 2013

Tabel 6 menunjukkan bahwa keadaan sarana dan prasarana sektor pertanian khususnya yang berhubungan dengan usahatani padi dalam segi jumlah dan jenisnya cukup memungkinkan dilakukan penerapan teknologi budidaya padi. Hal ini dapat dilihat bahwa selain sarana dan prasarana penerapan teknologi usahatani padi, juga tersedia 2 kelompok penangkar benih padi yang memproduksi benih padi berlabel.

(28)

19

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

5.1 Identitas Responden

Identitas seseorang menggambarkan kondisi atau keadaan serta status orang tersebut. Resaponden dalam penelitian ini meliputi petani yang mengusahakan tanaman jagung. Identitas responden meliputi umur, tingkat pendidikan, lama berusahatani dan jumlah tanggungan keluarga.

5.1.1 Umur

Umur merupakan salah satu faktor yang sangat mempengaruhi aktivitas seseorang dalam bidang usahanya. Umumnya seseorang yang masih muda dan sehat memiliki kemampuan fisik yang lebih kuat dibanding dengan yang berumur tua. Seseorang yang masih muda lebih cepat menerima hal-hal yang baru, lebih berani mengambil resiko dan lebih dinamis. Sedangkan seseorang yang relatif tua mempunyai kapasitas pengelolaan yang matang dan memiliki banyak pengalaman dalam mengelola usahanya, sehingga ia sangat berhati-hati dalam bertindak, mengambil keputusan dan cenderung bertindak dengan hal-hal yang bersifat tradisional, disamping itu kemampuan fisiknya sudah mulai berkurang. Petani responden dalam mengelola usahataninya memiliki tingkat umur yang berbeda- beda. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 7.

(29)

20

Tabel 7. Jumlah Petani Responden Berdasarkan Kelompok Umur di Desa Anrihua Kecamatan Kindang Kabupaten Bulukumba

No Kelompok Usia Jumlah Petani

Responden (org) Persentase (%)

1. 30 – 38 16 53,33

2. 39 -47 8 26,67

3. 48 – 56 6 26,00

Jumlah 30 100,00

Sumber: Data Primer Setelah Diolah, 2014

Tabel 8 menunjukkan bahwa petani responden yang terdapat di Desa Anrihua Kecamatan Kindang Kabupaten Bulukumba yang memiliki kelompok umur terbanyak yaitu pada usia 30 – 38 tahun yaitu sebanyak 16 orang atau 53,33%, kemudian yang berusia 39 – 47 tahun sebanyak 8 orang atau 26,67% dan yang paling sedikit yaitu kelompok umur 48 - 56 tahun yaitu sebanyak 6 orang atau 26,00%. Berdasarkan kelompok umur yang maka dapat dikatakan bahwa responden masih berusia produktif hal ini didukung oleh pendapat Mudatsir (Zelviyani,2009) mengungkapkan bahwa umur produktif berada pada usia 15 – 55 tahun, dimana pada umur tersebut kemampuan berfikir dan bekerja relatif lebih produktif karena mereka masih mempunyai kondisi yang sehat dan kuat serta mampu menerima dengan cepat inovasi dan informasi yang diberikan.

5.1.2 Tingkat Pendidikan

Tingkat pendidikan seorang petani dapat menentukan produktif atau tidaknya dalam melaksanakan kegiatan usahataninya. Pada umumnya pendidikan petani responden merupakan faktor yang turut menentukan dalam pengelolaan usahatani jagung, terutama dalam penerimaan informasi dan teknologi serta inovasi

(30)

21

yang relevan dengan kegiatan usahataninya. Tingkat pendidikan yang dimaksud adalah pendidikan formal yang pernah diikuti oleh petani responden.

Jumlah petani responden berdasarkan tingkat pendidikan petani dapat dilihat pada Tabel 8.

Tabel 8. Jumlah Petani Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan Petani di Desa Anrihua Kecamatan Kindang Kabupaten Bulukumba

No Tingkat Pendidikan Jumlah Petani

Responden (org) Persentase (%)

2 SD 21 70,00

3 SLTP 5 16,67

4 SLTA 4 13,33

Jumlah 30 100,00

Sumber: Data Primer Setelah Diolah, 2014

Tabel 8 menunjukkan bahwa tingkat pendidikan formal mengusahakan tanaman jagung di Desa Anrihua Kecamatan Kindang Kabupaten Bulukumba masih tergolong rendah. Sebanyak 21 orang (70%) telah mengikuti pendidikan sampai jenjang sekolah dasar sedangkan yang SLTP hanya 5 orang (16,67%).

Selebihnya adalah telah mengenyam pendidikan sampai tingkat SLTA sebanyak 4 orang atau 13,33%.

5.1.3 Pengalaman Berusahatani

Pertambahan usia petani selalu akan diikuti oleh meningkatnya pengalaman petani dalam berbagai aspek kehidupan termasuk pengalaman pekerjaan yang ditekuni. Semakin lama petani menekuni usahatani yang dilakukan maka semakin meningkat pula pengetahuan, keterampilan, dan pengalamannya dalam mengelola usahataninya tersebut. Pengalaman berusahatani responden dapat dilihat pada Tabel 9.

(31)

22

Tabel 9. Jumlah Petani Responden Berdasarkan Pengalaman bergabung dengan kelompok tani di Desa Anrihua Kecamatan Kindang Kabupaten Bulukumba

No

Pengalaman Berusahatani (Org)

Jumlah Petani

Responden (org) Persentase (%)

1. 10 – 16 15 50,00

2. 17 – 23 8 26,67

3. 24 – 30 7 23,33

Jumlah 30 100

Sumber: Data Primer Setelah Diolah, 2014

Tabel 9 menunjukkan bahwa 15 orang yang mempunyai pengalaman bergabung dengan kelompoktani selama 10 - 16 tahun, kemudian 8 orang yang memiliki pengalaman 17 – 23 tahun dan sisanyasebanyak 7 orang yang berpengalaman 24 – 30 tahun..

5.2. Peranan Kelompok Tani

Peranan kelompok tani merupakan salah satu perilaku kelompok tani dalam menghasilkan suatu output (keluaran) yang efektif. Peranan kelompok tani yang dimaksud adalah mencakup :

a. Merencanakan kegiatan kelompok tani

b. Melaksanakan dan menaati perjanjian dengan pihak lain c. Memupuk modal dan memanfaatkannya secara rasional d. Meningkatkan hubungan yang melembaga

e. Menerapkan teknologi dan Memanfaatkan informasi

(32)

23

5.2.1 Peranan Kelompok Tani dalam Merencanakan Kegiatan Kelompok Tani

Perencanaan kegiatan kelompok tani dalam suatu pengelolaan usahatani sangat diperlukan guna mengetahui, menyusun dan menentukan kegiatan apa, bagaimana, kapan kegiatan akan dilakukan berdasarkan informasi yang diperoleh.

Penetapan rencana kerja merupakan suatu proses pengambilan keputusan yang dilakukan anggota kelompok tani secara bersama-sama dengan melibatkan penyuluh pertanian dalam melaksanakan program kerja, mencari masalah dan memecahkan secara bersama serta mencari inovasi dan teknologi baru yang digunakan dalam meningkatkan produksi usahatani.

Ada beberapa hal yang merupakan indikator dalam meningkatkan kemampuan merencanakan kegiatan kelompok, antara lain : Pertama, kelompok mampu menyusun rencana kerja tertulis, menyusun Rencana Denitif Kebutuan Kelompok (RDKK), kehadiran anggota dalam penyusunan rencana kerja, materi serta proses penyusunan rencana kerja tersebut. Kedua, anggota mampu meningkatkan produktivitas dan pendapatan. Ketiga, anggota kelompok mampu meningkatkan mutu usaha. Peranan kelompok dalam merencanakan kegiatan usahatani diharapkan dapat melaksanakan kegiatan usahatani yang telah direncanakan sesuai dengan waktu yang telah ditentukan secara tepat guna sehingga dapat berjalan lancar. peranan kelompok terhadap kemampuan merencanakan kegiatan kelompok, dapat dilihat pada Tabel 10.

(33)

24

Tabel 10 Peranan Kelompok Tani dalam Merencanakan Kegiatan Kelompok Tani di Desa Anrihua Kecamatan Kindang Kabupaten Bulukumba

No Kemampuan Merencanakan Kegiatan

Jumlah Responden

(Orang)

Persentase (%)

1. Rendah 13 43,33

2. Sedang 17 56,57

3. Tinggi 0 0,00

Jumlah 30 100

Sumber: Data Primer Setelah Diolah, 2014

Berdasarkan Tabel 10 menunjukkan bahwa 13 orang (43,33%) yang menyatakan menyatakan peranan kelompok tani dalam merencanakan kegiatan kelompok tani tergolong rendah. Sedangkan 17 orang (56,67%) menyatakan peranan kelompok sedang dalam merencanakan kegiatan kelompok.

Berdasarkan hasil observasi dan wawancara dengan petani responden bahwa perencanaan kegiatan kadang-kadang dilakukan, Rencana kegiatan tersebut meliputi rencana teknis seperti penentuan waktu tanam, penggunaan bibit, pemeliharaan, panen serta pasca panen. Penyusunan rencana kegiatan dilakukan secara diskusi oleh penyuluh pertanian beserta ketua dan anggota kelompok tani.

Pada awal pendirian kelompok tani di Desa Anrihua Kecamatan Kindang Kabupaten Bulukumba, kelengkapan administrasi yang dimiliki tiap kelompok tani lengkap dan diisi dengan baik kegiatan yang telah dilaksanakan anggota kelompok.

Namun, seiring dengan berjalannya waktu, pengisian buku kegiatan kelompok tani sudah jarang dilakukan. Hal ini disebabkan susahnya mempertemukan semua anggota kelompok untuk mendiskusikan kegiatan apa yang dilakukan jika musim tanam tanam telah tiba. Selain itu, adanya pembagian tugas dalam kelompok yang

(34)

25

tidak merata, semua pencatatan dilakukan oleh ketua kelompok saja. Meskipun rencana kegiatan sudah dibuat sesuai dengan petunjuk yang diberikan penyuluh pertanian, awalnya saja rencana tersebut dilakukan oleh anggota kelompok setelah itu sudah tidak dilakukan lagi.

5.2.2 Peranan Kelompok Tani dalam Melaksanakan dan Menaati Perjanjian dengan Pihak Lain

Kemampuan kelompok tani dalam melaksanakan dan menaati perjanjian dengan pihak lain merupakan hubungan kerjasama yang terjalin dengan pihak lain, baik itu kesepakatan dan ketaatan anggota kelompok terhadap jadwal kegiatan yang telah dibuat melalui musyawarah, juga ketaatan anggota dengan perbankan, pinjaman koperasi dan pedagang dengan maksud meningkatkan usahatani, meningkatkan disiplin anggota kelompok tani serta meningkatkan kepercayaan dari pihak lain. Untuk mengetahui peranan kelompok tani terhadap kemampuan melaksanakan dan menaati perjanjian dengan pihak lain, dapat dilihat pada Tabel 11.

Tabel 11. Peranan Kelompok Tani dalam Melaksanakan dan Menaati Perjanjian dengan Pihak Lain di Desa Anrihua Kecamatan Kindang Kabupaten Bulukumba

No

Peranan Melaksanakan dan Menaati Perjanjian dengan

Pihak lain

Jumlah Responden

(Orang)

Persentase (%)

1. Rendah 18 60

2. Sedang 12 40

3. Tinggi 0 0

Jumlah 30 100

Sumber: Data Primer Setelah Diolah, 2014

(35)

26

Tabel 11 menunjukkan bahwa 18 orang (60%) menyatakan peranan kelompok tani dalam kemampuan melaksanakan dan menaati perjanjian dengan pihak lain tergolong rendah sedangkan 12 orang (40%) menyatakan sedang. Hal ini disebabkan terbatasnya kemampuan petani memahami dan memenuhi peraturan yang disepakati dengan pihak lain seperti lembaga keuangan dan perbankan dalam mendapatkan pinjaman modal untuk usahataninya.

5.2.3 Peranan Kelompok Tani dalam Memupuk Modal dan Memanfaatkannya secara Rasional

Kemampuan memupuk modal merupakan bentuk kekompakkan kelompok secara sederhana yang dapat dikatakan sebagai pengikat anggota-anggota kelompok menjadi satu dengan melalui iuran anggota yang sudah ditetapkan pada awal pembentukan kelompok dan nantinya akan dimanfaatkan oleh para anggota kelompok. Untuk mengetahui peranan kelompok tani dalam memupuk modal dan memanfaatkannya secara rasional dapat dilihat pada Tabel 12.

Tabel 12. Peranan Kelompok Tani dalam Memupuk Modal dan Memanfaatkannya secara Rasional di Desa Anrihua Kecamatan Kindang Kabupaten Bulukumba

No

Peranan dalam Memupuk Modal dan Memanfaatkannya secara

Rasional

Jumlah Responden

(Orang)

Persentase (%)

1. Rendah 30 100

2. Sedang 0 0

3. Tinggi 0 0

Jumlah 30 30

Sumber: Data Primer Setelah Diolah, 2014

(36)

27

Tabel 12 menunjukkan bahwa nilai persentase, peranan kelompok tani dalam memupuk modal dan memanfaatkannya secara rasional termasuk kategori rendah, hal ini dibuktikan seluruh petani responden sebanyak 30 orang (100%) menyatakan rendah.

Kemampuan pemupukan modal bagi kelompok merupakan langkah yang sangat efektif untuk dilakukan karena modal yang berhasil dikumpulkan akan digunakan oleh kelompok tani untuk membantu anggota dalam pembelian sarana produksi, biaya tenaga kerja, termasuk pengolahan dan pemasaran hasil sehingga meningkatkan kemandirian kelompok tani. Namun dari wawancara dengan petani responden bahwa kemampuan memupuk atau menyisihkan sedikit pendapatan hasil usahatani untuk membayar iuran kelompok belum mampu dengan sepenuhnya dilakukan oleh anggota kelompok tani karena petani menganggap penghasilan yang diperolehnya masih belum cukup untuk memenuhi kebutuhan hidup keluarganya meskipun iuran kelompok sebesar Rp 15.000.

Sumber permodalan petani responden umumya berasal dari modal sendiri atau meminjam dari keluarganya. Apabila mereka tidak memiliki uang tunai dalam jumlah besar untuk modal, maka mereka menjual aset yang dimiliki misalnya perhiasan, ternak dan inventaris lainnya sebab mereka berharap bahwa modal sendiri, pinjaman maupun aset yang telah terjual akan kembali pada saat panen dan mendapatkan keuntungan.

petani sebenarnya menginginkan tambahan modal. Tambahan modal tersebut terutama yang bersifat bantuan modal bergulir atau kredit usaha dengan subsidi bunga dari pemerintah, tetapi mereka tidak memiliki pengetahuan dan pemahaman tentang sumber dan akses terhadap permodalan tersebut. Disamping

(37)

28

itu, masyarakat pedesaan pada umumnya enggan berhubungan dengan lembaga perbankan. Pemerintah telah menggulirkan kredit usaha mikro yang dapat diperoleh melalui lembaga perbankan misalnya Kredit Usaha Mikro Mandiri dan KUM Bank Pembangunan Daerah. Oleh karena itu, diperlukan bimbingan dari penyuluh pertanian dan instansi terkait sehingga petani dapat memperoleh akses permodalan yang lebih luas sehingga kegiatan usahatani dapat semakin berkembang.

5.2.4 Peranan Kelompok Tani dalam Meningkatkan Hubungan yang Melembaga

Kemampuan meningkatkan hubungan yang melembaga merupakan upaya kelompok untuk bekerja sama antar sesama anggota, kelompok tani dan lembaga- lembaga pertanian lainnya. Lembaga – lembaga pertanian yang dimaksud adalah Kelembagaan Penyuluh Pertanian, Gapoktan, Koperasi Tani (Koptan), KUD dan lain-lain. Untuk mengetahui peranan kelompok tani dalam meningkatkan hubungan yang melembaga dapat dilihat pada Tabel 13

abel 13. Peranan Kelompok Tani dalam Meningkatkan Hubungan yang Melembaga di Desa Anrihua Kecamatan Kindang Kabupaten Bulukumba

No Peranan dalam Meningkatkan Hubungan yang Melembaga

Jumlah Responden (Orang)

Persentase (%)

1. Rendah 28 93,33

2. Sedang 2 6,67

3. Tinggi 0 0

Jumlah 30 30

Sumber: Data Primer Setelah Diolah, 2014

Tabel 13 menunjukkan bahwa 28 orang (93,33%) menyatakan peranan kelompok tani terhadap meningkatkan hubungan melembaga termasuk kategori rendah sedangkan 2 orang (6,67%) yang menyatakan sedang. Rendahnya hubungan yang dilakukan oleh kelompok tani dengan lembaga-lembaga lain karena Koperasi

(38)

29

Tani (Koptan) dan Koperasi Unit Desa (KUD) tidak ada di Desa Anrihua Kecamatan Kindang Kabupaten Bulukumba sehingga kerjasama kelompok tani dengan lembaga tersebut dalam hal penyediaan sarana produksi, mendapatkan pinjaman modal serta pemasaran hasil produksi tidak ada.

5.2.5 Peranan Kelompok Tani dalam Menerapkan Teknologi dan Memanfaatkan Informasi

Masalah penerapan teknologi pada tingkat kemampuan ini berarti menyangkut kemampuan kelompok untuk mencari, meneruskan atau menyampaikan informasi kepada anggotanya dan kemampuan menerapkan informasi yang diterima. Selain itu, diharapkan pula agar kelompok mampu mengadakan, mengembangkan dan memanfaatkan fasilitas yang ada. Untuk mengetahui peranan kelompok tani terhadap penerapan teknologi melalui penyediaan sarana produksi dan memanfaatkan informasi, dapat dilihat pada Tabel 14.

Tabel 14 Peranan Kelompok Tani dalam Menerapkan Teknologi dan Memanfaatkan Informasi di Desa Anrihua Kecamatan Kindang Kabupaten Bulukumba

No

Peranan dalam Menerapkan Teknologi dan Memanfaatkan

Informasi

Jumlah Responden

(Orang)

Persentase (%)

1. Rendah 28 93,33

2. Sedang 2 6,67

3. Tinggi 0 0

Jumlah 30 30

Sumber: Data Primer Setelah Diolah, 2014

(39)

30

Tabel 14 menunjukkan peranan kelompok tani dalam menerapkan teknologi melalui penyediaan sarana produksi dan memanfaatkan informasi tergolong rendah. Hal ini dibuktikan dengan 28 orang (93,33%) petani responden menyatakan peranan kelompok rendah karena proses pengadaan sarana produksi tidak disediakan oleh kelompok tani sedangkan 2 orang (6,67) menyatakan sedang.

Berdasarkan hasil wawancara dengan petani responden menyatakan bahwa penyampaian informasi mengenai sarana produksi dan penggunaan teknologi serta penyampaian informasi lainnya diperoleh saat pertemuan dengan penyuluh pertanian 2 kali dalam sebulan. Terkadang pula penyuluh pertanian hanya mendatangi rumah masing-masing ketua kelompok tani menyampaikan informasi sebab untuk menghadirkan semua anggota kelompok tani sangat sulit untuk dikoordinasikan.

(40)

31

VI. KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan

Berdasarkan uraian hasil penelitian, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut “Peran Petani dalam Penguatan Kelembagaan kelompok tani di Desa Anrihua Kecamatan Kindang Kabupaten Bulukumba masih tergolong rendah, dimana kelima peran petani sebagai anggota kelompok masing – masing menunjukkan bahwa jumlah petani lebih banyak pada kategori rendah.

6.2 Saran

Supaya peran petani sebagai anggota kelompok tani dapat menjadi lebih baik diperlukan dukungan dari semua pihak

(41)

32

DAFTAR PUSTAKA

Anonim 1, 2001. Peranan Kelompoktani. Diakses melalui www.google.com pada tanggal20 januari 2010

Anonim 2, 2001. Petunjuk Teknis Pengkajian Sistem Usahatani Berbasis jagung dengan Wawasan Agribisnis (SUTPA). Sulawesi Selatan. Instansi Penelitian dan Pengkajian Teknologi Pertanian. Ujung Pandang.

Anonim, 2007. Produksi. Diaskes melalui http://www.google.com pada tanggal 20 januari 2010

Anonim , 1981 Sulawesi Selatan Dalam Angka 1981. Biro Pusat Statistik. Ujung Pandang

Atmodjo, Ery. 1987. Perbedaan tingkat pendapatan Usaha Nelayan antara Nelayan Asal Irian Jaya Dikecamatan Sorong, Kabupaten Sorong. Manokwari.

Melalui http:///www.google.com, Diaskes tanggal 20 januari 2010 Danardi, dkk. 2000. Usahatani Jagung, Direktorat Jenderal Tanaman Pangan dan

Hortikultura, Jakarta.

Fadholi, 1996. ilmu usahatani, PT.Gramedia, Jakarta.

Japar, 1999. Pedoman Sosialisasi Program Peningkatan Penyuluhan Pertanian untuk Memberdayakan Masyarakat Tani Manuju Ketahanan Pangan Nasional. Sekertariat Pengendali Bimas, Jakarta.

Mardikanto, T., 1991. Taknologi Penyuluhan Pertanian. Sebelas Maret University Press, Surakarta.

Mosher, 1991 Menggerakkan dan Membangun Pertanian. CV. Yasaguna. Jakarta.

--- 1987. Pembangunan untuk Rakyat, Cides Jakarta

Nunung dan Daru, 1994 Kebijaksanaan dan Strategi Pembangunan Tanaman Pangan dan Hortikultura, Direktorat Bina Program, Ditjen TPH, Jakarta.

Pracaya,1992 Kebijakan dan perencanaan Sosial Pengembangan Sumber daya Manusia, Rake Sarasin, Yogyakarta

Prayitno 1987, Studi Kelayakan Proyek, Konsep , Teknik dan Kasus, Damar Mulia Pustaka Jakarta.

Soeharjo dan Dahlan Patong , 1986. Sendi-sendi Pokok Ilmu Usahatani. Lembaga Penerbitan Universitas Hasanuddin. Ujung Pandang.

(42)

33

Soekartawi,1995. Ilmu Usahatani. BPFE, Yogyakarta

Tiro Muhammad Arif (2000), Dasar-dasar Statistika Makassar State University Press, Makassar.

Gambar

Gambar 1.Kerangka Pikir  Peran Petani dalam Lembaga Kelompok Tani : 1.  Merencanakan kegiatan kelompok tani
Tabel  2.  Penyebaran  Penduduk  berdasarkan  Jenis  Kelamin  di  Desa  Anrihua  Kecamatan Kindang Kabupaten Bulukumba, 2013
Tabel 3.   Penyebaran Penduduk berdasarkan Tingkat Pendidikan di Desa Anrihua  Kecamatan Kindang Kabupaten Bulukumba, 2013
Tabel  4.    Penyebaran  Penduduk  berdasarkan  Mata  Pencaharian  di  Desa  Anrihua  Kecamatan Kindang Kabupaten Bulukumba, 2013
+7

Referensi

Garis besar

Dokumen terkait

• Perusahaan efek, dealer, atau bank atas bunga dan diskonto yang diterima penjual obligasi saat transaksib. Pemotong, Penyetor,

Radiasi sinar gamma yang diberikan pada tanaman kacang hijau berpengaruh nyata pada parameter umur panen dan kondisi kekeringan pada tanaman kacang hijau berpengaruh

Strategi tersebut adalah sebuah mekanisme yang sistematis untuk memetakan, mengumpulkan dan mendokumentasikan dalam bentuk standar agar dokumen dan aset pengetahuan yang

Terimakasih buat segala cinta kasih serta ketulusan kalian sehingga saya bisa seperti sekarang, terimakasih buat perhatian yang tak pernah putus-putus khususnya selama

Dengan adanya tampilan peta yang dibuat 3 dimensi atau 3D maka user akan lebih mudah utuk membaca peta tersebut dikarenkan gambar pada peta 3D kelihatan timbul dan dapat diputar

Bahwa pada hari Rabu tanggal 2 Pebruari 2011 saat Terdakwa mengambil gaji di Denmadam V/Brw seperti orang kebingungan, sehinga Saksi curiga dan melapor ke

Pada sistem pemesanan makanan dan minuman yang akan dibangun pada Ketty Resto memerlukan koneksi wireless sebagai penghubung antara pesanan pelanggan yang

Berbagai faktor akibat penerapan ultrasonik akan meningkatkan transfer energi secara molekuler pada reaktan dan energi aktivasi dalam waktu yang realtif