• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN. sendiri, kebersihan merupakan hal yang wajib dan mutlak. Hal ini dapat kita lihat

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN. sendiri, kebersihan merupakan hal yang wajib dan mutlak. Hal ini dapat kita lihat"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

1 A. Latar Belakang Masalah

Agama Islam adalah agama yang cinta akan kebersihan. Rasulullah Saw selalu mengajarkan kepada umatnya agar selalu menjaga kebersihan. Dengan menjaga kebersihan akan membuat tubuh menjadi sehat dan kuat. Dalam Islam sendiri, kebersihan merupakan hal yang wajib dan mutlak. Hal ini dapat kita lihat ketika akan melakukan sholat, karena diwajibkan untuk bersih dari najis baik badan, pakaian, dan juga tempatnya.

Secara teologis, Islam diyakini sebagai ajaran serba lengkap dan serba meliputi, tidak ada suatu persoalan pun yang terjadi yang tidak direspon oleh ajaran Islam. Dengan demikian, hukum fikih pun karena diturunkan dari ajaran normatif yang lengkap tadi juga bersifat meliputi dan lengkap. Akan tetapi, keyakinan ini tampaknya masih bersifat verbalistis, karena dalam kenyataannya masih banyak masalah-masalah kontemporer yang belum ditegaskan dalam hukum fikih, salah satunya masalah lingkungan hidup.1 Sebagai mahluk Allah Swt yang paling sempurna di muka bumi manusia bertugas untuk menjaga dan melestarikan alam. Usaha yang dilakukan salah satunya adalah menjaga kebersihan. Orang yang menyukai kebersihan menunjukkan bahwa dirinya adalah orang yang beriman dan menjunjung tinggi nilai-nilai akhlak.

1 Sukarni, Fikih Lingkungan Hidup Perspektif Ulama Kalimantan Selatan, (Kementerian Agama RI, 2011), h. 64.

▸ Baca selengkapnya: marilah bersama sama kita identifikasi hal hal yang telah mantap

(2)

Kebersihan adalah upaya manusia untuk memelihara diri dan lingkungannya dari segala yang kotor dan keji dalam rangka mewujudkan dan melestarikan kehidupan yang sehat dan nyaman. Kebersihan merupakan syarat bagi terwujudnya kesehatan, dan sehat adalah salah satu faktor yang dapat memberikan kebahagiaan. Sebaliknya, kotor tidak saja merusak keindahan tetapi juga dapat menyebabkan timbulnya berbagai penyakit, dan sakit merupakan salah satu faktor yang mengakibatkan penderitaan.2

Islam sangat memperhatian masalah kebersihan karena hidup bersih merupakan syarat bagi terciptanya hidup sehat. Sedangkan hidup sehat merupakan faktor yang sangat hakiki bagi kesejahteraan hidup umat. Al qur’an dan hadits banyak mengemukakan serangkaian peraturan tentang menjaga kebersihan di samping memuji sikap dan perilaku hidup bersih.3 Oleh karena itu, sebagai orang Islam harus mencintai kebersihan. Dengan mencintai kebersihan, tentunya kita akan mendapatkan manfaat yang banyak. Di sisi lain, Islam sebagai agama yang sempurna memberikan kedudukan tinggi terhadap kebersihan. Sebagaimana firman-Nya di dalam potongan surah al-Baqarah ayat 222:

ُّبِحيُ َهَّللا َّنإ َنيِرِّهَطَتحمْلا ُّبِحيَُو َينِباَّوَّ تلا

Dari potongan ayat di atas dapat dipahami, al qur’an sebagai pedoman hidup umat Islam menggambarkan bahwa orang yang beriman dan menjunjung

2 Majelis Ulama Indonesia, Departemen Kesehatan, Departemen Agama dan Unisef Indonesia, Air, Kebersihan dan Kesehatan Lingkungan Menurut Ajaran Islam, (Jakarta: MUI, 1998), h. 35.

3 Alwi Shahab, Memilih Bersama Rasulullah, (Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada, 1998), h. 123.

(3)

nilai-nilai akhlak senantiasa menjaga kebersihan baik diri maupun lingkungannya.

Sebagaimana diisyaratkan pada ayat di atas dengan disampingkannya bertaubat dan mensucikan diri, maka pentingnya perilaku membersihkan diri sejajar dengan pentingnya taubat bagi seorang muslim. Sehingga orang yang membersihkan diri akan dicintai oleh Allah sebagaimana Allah mencintai orang yang senantiasa bertaubat.

Sebagian orang sering memandang kebersihan sebagai hal yang biasa.

Perkara kebersihan erat kaitannya dengan kepribadian atau akhlak seseorang.

Orang yang cinta dan menjaga kebersihan secara jelas dapat dikatakan mempunyai akhlak yang baik. Maka seharusnya dapat dimengerti bahwa orang yang menjaga kebersihan diri dan lingkungannya maka ia termasuk menjunjung tinggi nilai-nilai akhlak baik akhlak pribadinya maupun akhlak dalam bermasyarakat khususnya dalam hal menjaga aspek kebersihan lingkungan itu sendiri.

Kebiasaan menjaga kebersihan diri dan lingkungan ini mempunyai korelasi terhadap sikap dan perilaku (akhlak) seseorang. Orang yang menjaga terhadap kebersihan akan cenderung berpikir dan berperilaku yang positif sehingga menghasilkan hal-hal yang bersifat positif pula. Sedangkan bagi mereka yang jorok, dengan perilaku yang suka membuang sampah sembarangan atau tidak menjaga kebersihan, akan cenderung berfikir dan berprilaku negatif, sehingga hal- hal negatif juga akan menempel pada pribadi orang tersebut, seperti kebiasaan malas, rasa tidak peduli, dan sebagainya.

(4)

Berkaitan dengan masalah kebersihan yang dapat mencerminkan akhlak seseorang di desa Gampa Raya Kecamatan Sungai Tabukan yang dikenal dengan masyarakatnya yang agamis, walaupun demikian masih ada sebagian masyarakat yang kurang menyadari pentingnya kebersihan dalam kehidupan sehari-hari, khususnya kebiasaan masyarakat yang cenderung membuang sampah dan limbah sembarangan di aliran sungai. Hal ini dilakukan karena dinilai praktis oleh sebagian orang tanpa memperhatikan akibat yang akan datang di kemudian hari.

Tindakan manusia dalam pemenuhan kegiatan sehari-hari secara tidak sengaja telah menambah jumlah bahan anorganik pada perairan dan mencemari air. Misalnya, pembuangan detergen ke sungai dapat berakibat buruk terhadap organisme perairan.4 Air mengalami pencemaran disebabkan oleh sektor-sektor berikut ini: pemukiman, industri, pertanian, peternakan, perdagangan, transportasi, dan pertambangan. Untuk menjaga agar air tetap layak dikonsumsi, masyarakat seharusnya memiliki kesadaran untuk tidak membuang sampah dan limbah berbahaya ke sungai, karena hal tersebut dapat menyebabkan rusaknya kualitas air sungai.5

Maka pada akhirnya perilaku atau kebiasaan membuang sampah atau limbah secara sembarangan tanpa memperhatikan dampak yang akan ditimbulkan di kemudian hari ini dinilai kurang mencerminkan kebiasaan masyarakat di desa

4 Irianti, Tanti Tatang, dkk., Toksikologi Lingkungan, (Yogyakarta: CV. Grafika Indah, 2017), h. 35-36.

5 Majelis Tarjih dan Tajdid Piimpinan Pusat Muhammadiyah, Fikih Air, (Yogyakarta:

Suara Muhammadiyah, 2016), h. 60.

(5)

Gampa Raya yang pada dasarnya memiliki budaya yang kental dengan unsur keislaman, baik dari segi akhlak masyarakatnya maupun yang lainnya.

Berdasarkan pada alasan di atas, maka penulis merasa tertarik untuk melakukan penelitian lebih lanjut lagi tentang kebiasaan masyarakat dalam hal kebersihan yang mencerminkan akhlak masyarakatnya. Maka timbul keinginan penulis untuk meneliti lalu dituangkan dalam sebuah skripsi dengan judul “Sikap Masyarakat Terhadap Kebersihan Bagian Dari Akhlak Di Desa Gampa Raya Kecamatan Sungai Tabukan Kabupaten Hulu Sungai Utara.

B. Definisi Operasional

Untuk menghindari kesalahpahaman dan kekeliruan dalam menginterpretasikan judul serta permasalahan yang akan penulis teliti dan sebagai pegangan agar lebih terfokus kajian lebih lanjut, maka penulis membuat definisi operasional sebagai berikut :

1. Sikap adalah perilaku, gerak-gerik.6Sikap yang dimaksud penulis adalah perilaku/kebiasaan masyarakat dalam membuang sampah pada aliran sungai.

2. Masyarakat adalah sejumlah manusia dalam arti seluas-luasnya dan terikat oleh suatu kebudayaan yang mereka anggap sama.7 Masyarakat yang dimaksud penulis adalah orang-orang yang berada di daerah ruang

6 Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 2005), h. 1063.

7 Ibid., h. 721.

(6)

lingkup penelitian yaitu, Di Desa Gampa Raya, Kecamatan Sungai Tabukan, Kabupaten Hulu Sungai Utara.

3. Kebersihan adalah keadaan yang menurut kepercayaan, keyakinan, akal, atau pengetahuan manusia dianggap tidak mengandung noda atau kotoran.8 Kebersihan yang dimaksud penulis adalah suatu keadaan yang menggambarkan kondisi lingkungan tempat penelitian yang berkenaan dengan kebersihan aliran sungai.

4. Akhlak adalah suatu nilai yang telah mendarah daging menjadi sifat seseorang, kemanapun ia pergi sifat itu akan senantiasa mewarnai kepribadiannya, baik dilihat oleh manusia, atau jauh dari pandangan manusia.9 Jadi yang dimaksud oleh penulis tentang akhlak di sini adalah kebiasaan menjaga kebersihan yang sebenarnya menjadi akhlak yang terpuji tetapi hal ini dikesampingkan oleh sebagian orang di desa Gampa Raya.

Jadi, yang dimaksud dengan judul di atas adalah sikap masyarakat baik dari segi menjaga ataupun mengesampingkan mengenai masalah kebersihan yang pada dasarnya merupakan bagian dari nilai-nilai akhlak yang terkadung di dalam diri pribadi masyarakat di desa Gampa raya yang berkaitan dengan akhlak terhadap lingkungan.

8 Ibid., h. 142.

9 Saproni, Panduan Praktis Akhlak Seorang Muslim, (Bogor: CV Bina Karya Utama, 2015), h. 7.

(7)

C. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka permasalahan yang dirumuskan adalah :

1. Bagaimana gambaran sikap masyarakat Desa Gampa Raya masalah membuang sampah pada aliran sungai?

2. Faktor apa saja yang mendorong masyarakat Desa Gampa Raya membuang sampah pada aliran sungai?

D. Tujuan Penelitian

Sesuai dengan permasalahan yang akan diteliti, maka tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini antara lain :

1. Untuk mengetahui bagaimana gambaran sikap masyarakat Desa Gampa Raya masalah membuang sampah pada aliran sungai.

2. Untuk menggambarkan dengan jelas faktor apa saja yang mendorong masyarakat Desa Gampa Raya membuang sampah pada aliran sungai.

E. Alasan Memilih Judul

Ada beberapa alasan yang melatar belakangi penulis sehingga tertarik untuk memilih judul diatas antara lain :

1. Kebersihan adalah penanaman sikap yang baik di dalam jiwa manusia pada masa pertumbuhannya, sehingga sikap tersebut menjadi salah satu

(8)

kebiasan untuk hidup bersih. Karena Kebersihan merupakan anjuran dalam Islam, sebagaimana terdapat dalam al qur’an :

﴿ َنيِرِّهَطَتحمْلا ُّبِحيَُو َينِباَّوَّ تلا ُّبِحيُ َهّللا َّنِإ … ٢٢٢

Dari potongan ayat di atas dapat dipahami, al qur’an sebagai pedoman hidup umat Islam menggambarkan bahwa orang yang beriman dan menjunjung nilai-nilai akhlak senantiasa menjaga kebersihan baik diri maupun lingkungannya. Sebagaimana diisyaratkan pada ayat di atas dengan disampingkannya bertaubat dan mensucikan diri, maka pentingnya perilaku membersihkan diri sejajar dengan pentingnya taubat bagi seorang muslim. Sehingga orang yang membersihkan diri akan dicintai oleh Allah Swt sebagaimana Allah mencintai orang yang senantiasa bertaubat. Oleh karenanya, sebagai pribadi muslim yang taat sudah sepatutnya menerapkan kebersihan dalam kehidupan sehari-hari.

2. Kurang sadarnya sebagian masyarakat terhadap kebersihan sebagaimana yang dianjurkan dalam Islam yang dibuktikan dengan kebiasaan masyarakatnya yang membuang sampah ke sungai, padahal diketahui bahwa masyarakat desa Gampa Raya dikenal dengan masyarakat yang agamis.

(9)

F. Signifikansi Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagaimana yang terdapat di bawah ini:

1. Kegunann Teoritis

Hasil penelitian dapat memberikan sumbangan secara teoritis untuk memperkaya khazanah keilmuan sebagai tolak ukur bagi setiap pengajar di sekolah dan menambah khazanah perpustakaan UIN Antasari pada umumnya dan pada Fakultas Tarbiyah pada khususnya.

2. Kegunaan Praktis

a. Memberi masukan aspek teori (keilmuan), yaitu bagi pengembangan ilmu, khususnya dalam bidang pendidikan informal terutama dalam bidang akhlak.

b. Memberikan konstribusi dan wawasan tentang sikap masyarakat terhadap kebersihan bagian dari agama dan akhlak.

G. Penelitian Terdahulu

Berdasarkan penelaahan terhadap penelitian terdahulu yang penulis lakukan, penulis menemukan beberapa penelitian sebelumnya yang juga berkaitan dengan penelitian ini, di antaranya:

Hidayatullah (NIM: 1301210583) Jurusan Pendidikan Agama Islam, dalam skripsinya yang berjudul “Dampak Kegiatan Keagamaan Mahasiswa Terhadap Kebersihan dan Kenyamanan Masjid (Studi Kasus Masjid Kampus Abdurrahman Ismail Universitas Islam Negeri Antasari Banjarmasin). Dalam penelitiannya

(10)

tersebut ia mengemukakan tentang kondisi kebersihan dan kenyamanan di lingkungan Masjid Kampus Abdurrahman Ismail UIN Antasari yang masih diabaikan. Karena penelitian ini bertitik tolak dari latar belakang bahwa kebersihan merupakan hal yang paling diutamakan, khususnya dalam Islam.

Begitu pula pada tempat ibadah seperti masjid, kondisi masjid harus benar-benar bersih dari hal-hal yang bersifat kotor sehingga akan membuat jamaahnya merasa khusyu’ dengan beribadah di dalam masjid. Selain itu kenyamanan juga patut dijaga di dalam masjid, terutama pada sarana prasarana masjid untuk selalu dirawat, sehingga kondisinya bisa membuat jamaah menikmati keadaan masjid.10

Siti Salamah (NIM: 1001290902) Jurusan Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah, dalam skripsinya yang berjudul “Penanaman Nilai-Nilai Kebersihan Lingkungan Oleh Guru Di MI Hayatuddiniah Jambu Burung Kecamatan Beruntung Baru Kabupaten Banjar”. Hasil penelitian yang diperoleh dari penanaman nilai-nilai kebersihan lingkungan di MI Hayatuddiniah Jambu Burung dapat dikatakan efektif dan terlaksana dengan baik, hal ini dapat berupa;

keteladanan, perintah, motivasi, nasehat, hukuman dan penghargaan yang diterapkan oleh guru. Sedangkan keadaan kebersihan lingkungan di MI Hayatuddiniah dapat dikatakan baik karena dilihat dari; keadaan tempat dan keadaan siswa.11

10 Hidayatullah, “Dampak Kegiatan Keagamaan Mahasiswa Terhadap Kebersihan dan Kenyamanan Masjid (Studi Kasus Masjid Kampus Abdurrahman Ismail Universitas Islam Negeri Antasari Banjarmasin)”, Skripsi, FTK UIN Antasari Banjarmasin, 2017.

11 Siti Salamah,”Penanaman Nilai-Nilai Kebersihan Lingkungan Oleh Guru Di MI Hayatuddiniah Jambu Burung Kecamatan Beruntung Baru Kabupaten Banjar”, Skripsi, FTK UIN Antasari Banjarmasin, 2014.

(11)

Nurul Hikmah (NIM: 1001290884) Jurusan Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah, dalam skripsinya yang berjudul “Peran Siswa Terhadap Kebersihan Sekolah Di MIN Amparaya Kandangan”. Dalam penelitiannya tersebut menunjukkan bahwa peran siswa terhadap kebersihan lingkungan sekolah mereka sudah baik, hal ini dapat dilihat dari hasil observasi. Pada enam kali observasi ditambah lagi wawancara dengan beberapa guru, hasil yang didapat adalah peran siswa terhadap kebersihan di kelas sudah baik.12

Dari penelitian yang sudah diuraikan di atas, nampak jelas berbeda dengan penelitian sebelumnya. Adapun yang berbeda dari penelitian sebelumnya adalah penulis lebih menitikberatkan pada sikap masyarakat terhadap kebersihan yang mencerminkan akhlak masyarakat tersebut, khususnya terhadap kebersihan aliran sungai. Dengan demikian terlihatlah permasalahan yang berbeda antara penelitian terdahulu dengan permasalahan yang akan penulis teliti.

H. Sistematika Penulisan

Sebagai gambaran dari penelitian ini, maka penulis membuat sistematika penulisan sebagai berikut.

BAB I adalah pendahuluan yang berisi latar belakang masalah, definisi operasional, rumusan masalah, tujuan penelitian, alasan memilih judul, signifikansi penelitian, penelitian terdahulu dan sistematika penulisan.

12 Nurul Hikmah, “Peran Siswa Terhadap Kebersihan Sekolah Di MIN Amparaya Kandangan”, Skripsi, FTK UIN Antasari Banjarmasin 2014.

(12)

BAB II adalah landasan teori yang terdiri dari pengertian sikap, lingkungan dan masalahnya, akhlak lingkungan, kebersihan lingkungan dalam Islam.

BAB III adalah metode penelitian,yang terdiri dari jenis dan pendekatan, subjek dan objek penelitian, data dan sumber data, teknik pengumpulan data, teknik pengolahan data dan prosedur penelitian.

BAB IV adalah hasil penelitian, yang terdiri dari gambaran umum lokasi penelitian, penyajian dan analisis data.

BAB V adalah penutup yang berisi simpulan dan saran-saran dari pembahasan yang telah diuraikan pada bab-bab terdahulu dalam penulisan ini.

Referensi

Dokumen terkait

Konsep nilai waktu dari uang (time value of money) pada dasarnya menjelaskan bahwa uang dalam jumlah yang sama yang diterima hari ini nilainya lebih besar dari nilainya di masa

Obat anastesi disemprotkan dengan sebuah alat berbentuk tabung melengkung yang berfungsi sebagai penyemprot obat anastesi lidokain 0,5 sampai 1 ml perkali semprotan dengan

dengan praperti, agar manfaatkan PMP, Pada APSD Perubahan usahakan agar alakasikan Rp 20 Triliun untuk SUMO.. Oireksi yang tidak dapat mengikuti aturan Pemprav OKI

Akses yang berkelanjutan ke permainan yang berkualitas juga harus menjadi perhatian setiap sekolah, karena orang dewasa mengontrol semua aspek kehidupan anak-anak dan anak-anak

Berkaitan dengan Penerapan Sistem Akuntibilitas Kinerja Instansi Pemerintah yang merupakan instrument pertanggung jawaban, Renstra ini merupakan langkah awal untuk

Program Hot Potatoes untuk Pengajaran bahasa Indonesia Program Hot Potatoes adalah software pengajaran bahasa yang terdiri atas enam program yang dapat digunakan

Penelitian ini merupakan jenis penelitian kualitatif dengan menggunakan metode deskriptif dimana realita akan pengimitasian budaya pop Korea melalui televisi yang

ata yang diperoleh dari suatu penelitian yang masih berupa random dapat disusun menjadi data yang berurutan satu per satu atau berkelompok, yaitu data yang