• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pengiriman dan penerimaan pesan-pesan antara dua orang atau diantara

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pengiriman dan penerimaan pesan-pesan antara dua orang atau diantara"

Copied!
34
0
0

Teks penuh

(1)

12 BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Komunikasi Massa

Menurut Joseph A. Devito dikutip Effendy (2017), komunikasi yaitu proses pengiriman dan penerimaan pesan-pesan antara dua orang atau diantara sekelompok kecil orang dengan beberapa efek dan beberapa umpan balik seketika.

Pakar komunikasi mengklasifikasikan komunikasi berdasarkan konteksnya.

Indokator dalam pengkalsifikasian komunikasi berdasarkan konteksnya adalah jumlah peserta yang terlibat dalam komunikasi. Konteks-konteks tersebut antara lain: Komunikasi Dengan Diri Sendiri (Intrapersonal Communication), Komunikasi Antarpribadi (Interpersonal Communication), Komunikasi Kelompok, Komunikasi Publik (Public Communication), Komunikasi Organisasi (Organizational Communication), yang terakhir adalah Komunikasi Massa (Mass Communication).

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan komunikasi massa sebagai konteks atau acuan dalam penelitian. Komunikasi massa adalah proses penciptaan makna bersama antara media massa dan khalayaknya (Stanley J. Baran, 2012:7).

Yang dimaksud komunikasi massa yakni komunikasi yang disampaikan menggunakan media massa modern. Media massa adalah alat-alat dalam komunikasi yang bisa menyebarkan pesan-pesan secara serempak dan cepat kepada audience yang luas dan heterogen.Adapun bagian dari media massa modern yakni seperti, surat kabar, televisi, radio, internet, majalah, buku dan film.Adapun definisi komunikasi massa menurut para ahli yakni:

(2)

13 Menurut Bittner, komunikasi massa merupakan sebuah pesan yang dikomunikasikan melalui media massa kepada khalayak dengan jumlah yang besar.

1. Menurut Defleur dan Dennis McQuail, komunikasi massa merupakan suatu proses di mana untuk menyebar luaskan pesan-pesan yang ingin di sampaikan, komunikator-komunikator menggunakan sebuah media dengan menciptakan makna-makna secara terus menerus dengan harapan dapat mempengaruhi khalayak-khalayak dengan skala besar dan berbeda-beda dengan melalui berbagai cara.

2. Menurut Jay Black dan Federick C, komunikasi massa merupakan sebuah proses untuk memproduksi pesan-pesan secara masal/tidak sedikit, nantinya pesan tersebut akan disebarkan luaskan kepada massa yang yang memiliki skala besar, luas, anonim, dan heterogen.

3. Menurut Little John, komunikasi massa adalah proses dimana organisasi media massa membuat dan mentransmisikan pesan-pesan kepada khalayak (massal) dan proses bagaimana pesan itu dicari, digunakan, dipahami, dan dipengaruhi oleh audience.

2.1.1 Karakteristik Komunikasi Massa

Komunikasi massa mempunyai karakteristik khusus yang di sebabkan oleh sifat komponen-komponennya, dan sekaligus untuk membedakan dari ciri komunikasi lainnya yakni:

(3)

14 a. Komunikasi massa berlangsung satu arah

Komunikasi ini berlangsung satu arah (one way communication) karena tidak adanya feedback dari komunikan ke komunikator.

Komunikator tidak dapat mengetehaui secara langsung tanggapan dari audience yang di jadikan sasarannya, kecuali jika melalui rubrik “surat pembaca” ataupun “surat pendengar” ataupun dengan dimudahkannya melalui telepon. Hal tersebut tentunya tidak dapat memperbaiki gaya komunikasi seperti adanya komunikasi tatap muka, dan kejadian semacam ini dapat disebut dengan arus balik tertunda (delay feedback).

b. Komunikator pada komunikasi massa melembaga

Media massa sebagai saluran komunikasi massa seperti suatu institusi maupun organisasi, maka dari itu seorang wartawan maupun penyiar tidak mepunyai kebebasan individual dalam menyebarluaskan informasi, ia harus bekerja atas nama lembaga dan sesuai dengan kebijakan institusi atau organisasi yang diwakilinya. Sebagai komunikator yang melembaga maka proses komunikasi ini bercampur tangan oleh banyak pihak (kerabat kerja) maka komunikator pada komunikasi massa dinamakan juga komunikator kolektif (collective communicator).

c. Pesan pada komunikasi massa bersifat umum

Jika media nir-massa (telepon, surat, telegram, surat kabar kampus dll) ditujukan langsung kepada seseorang atau kelompok tertentu karena suatu kepentingan tertentu, maka lain dengan media massa yang harus bersifat umum atau publik yang memuat informasi berbagai hal yang ada

(4)

15 di sekitar manusia baik dalam lingkup lokal, nasional, maupun internasional yang patut diketahui masyarakat.

d. Media komunikasi massa menimbulkan keserempakan

Kelebihan khusus dari komunikasi massa yakni memiliki jumlah komunikan yang banyak dan tidak terbatas, maka dari itu media massa ini harus mampu menyampaikan informasi secara serempak kepada komunikannya dalam waktu yang bersamaan dan pesan yang sama pula meskipun dalam keadaan terpisah dan memiliki jarak yang jauh.

e. Komunikan komunikasi massa bersifat anonim dan heterogen

Komunikan dalam jumlah yang besar ini menimubulkan sifat anonim (tidak saling kenal) pada komunikasi massa karena keberadaannya yang terpencar-pencar, dan karena hal ini pula yang membuat komunikan komunikasi massa bersifat heterogen baik dalam segi demografis (usia, pendidikan, jenis kelamin, tempat tinggal, pekerjaan, dll), dari segi geografis (tempat asal, dan pemukimannya), dari segi psikologis (cara hidup tertentu yang berbeda berdasarkan tingkat pendapatan dan pendidikan). Ini yang akan membuat media massa (surat kabar, radio dan televisi) memiliki berbagai program acara guna untuk memenuhi kebutuhan para pembaca, pendengar, dan penontonnya yang memiliki perbedaan kebutuhan dari segala aspek.

f. Komunikasi massa mengandalkan peralatan teknis

Peralatan teknis adalah alat utama yang sangat dibutuhkan media massa dalam penyampaian pesan kepada khalayaknya yang tersebar dengan cepat dan serentak. Contohnya televisi mebutuhkan satelit, radio

(5)

16 membutuhkan stasiun pemancar atau relay. Surat kabar membutuhkan mesin cetak, dan juga jaringan internet yang membutuhkan peralatan teknis seperti perangkat komputer dan modem.

g. Komunikasi massa dikontrol oleh gatekeeper

Gatekeeper atau yang sering disebut penampis informasi/palang pintu/penjaga gawang ini berfungsi sebagai orang yang menambahkan atau mengurangi, menyederhanakan, dan mengemas informasi sehingga informasi yang disampaikan lebih mudah untuk dipahami. Yang berperan menjadi gatekeeper yakni seperti reporter, editor film/surat kabar/buku, manajer pemberitaan, kameramen, sutradara, maupun lembaga sensor film yang mempunyai pengaruh dalam bahan-bahan yang dikemas media massa. Bisa dikatakan juga bahwa gatekeeper sangat menentukan kualitas informasi yang disebarkan sehingga akan mempengaruhi baik buruknya dampak pesan yang yang disebar luaskan.

2.1.2 Komponen-Komponen Komunikasi Massa

Terdapat komponen-komponen dalam komunikasi massa yang dapat menunjang berlangsungnya komunikasi. Minimal ada 3 komponen yang dapat menunjang komunikasi yakni komunikator, pesan dan komunikan. Sedangkan komponen dalam komunikasi massa yakni :

a. Komunikator dalam komunikasi massa

Komunikator dalam komunikasi massa pada umumnya adalah suatu organisasi yang kompleks, yang dalam operasionalnya membutuhkan biaya yang sangat besar. Komunikator komunikasi massa tidak atas nama

(6)

17 individu tetapi harus melembaga yang memenuhi persyaratan komunikator yang efektif.

b. Pesan komunikasi massa

Pesan yang terdapat dalam komunikasi massa merupakan pesan yang memiliki karakteristik bersifat umum sehingga informasi yang di sebar luaskan dapat di terima oleh semua orang yang menerima jangkauan pesan. Pengelompokan pesan dalam komunikasi massa secara umum dapat dibagi menjadi pesan-pesan informative, edukatif, dan persuasive.

c. Media komunikasi massa

Berlangsungnya komunikasi massa diperlukan adanya saluran yang memungkinkan disampaikannya pesan kepada khalayak yang dituju.

Melihat bentuknya, saluran media massa dapat dikelompokan menjadi :

• Media cetak(printed media) yang mencakup surat kabar, majalah, buku, pamflet, bosur, dan sebagainya.

• Media elektronik, seperti radio, televisi, film, slide, video, dan lain- lain.

d. Khalayak dalam komunikasi massa

Khalayak bisa juga berarti komunikan atau penerima pesan, mereka adalah yang menjadi penerima dari media massa yang bersangkutan yang bersifat luas, anonim, dan heterogen. Luasnya khalayak tidak terjangkau karena pesan yang disampaikan memang tidak terbatas untuk orang-orang tertentu melainkan bagi siapapun yang dapat menangkap pesan tersebut.

(Winarni: 2003:14-19)

(7)

18 e. Umpan balik pada komunikasi massa

Pada komunikasi massa, umpan balik tidak terjadi secara langsung (delay feedback) sehingga tidak memungkinkan peserta komunikasinya bereaksi langsung satu sama lain. Umpan balik yang di dapat pada media surat kabar yakni dapat berupa surat pembaca, sedangkan pada media elektronik seperti televisi dan radio umpan baliknya yakni berupa iklan yang diputar pada sebuah program acara. Semakin banyak iklan yang di putar maka membuktikan bahwa acara tersebut popular. Iklan akan masuk jika rating acara tersebut tinggi, karena rating mencerminkan ukuran audience yang ada. (Nurudin: 2013: 95-133)

f. Gangguan pada komunikasi massa

Terdapat 2 gangguan pada komunikasi massa yakni:

• Gangguan Saluran

Gangguan saluran ini dapat berupa kesalahan cetak, kata yang hilang, atau paragraf yang dihilangkan dari surat kabar. Gangguan lainnya yakni gambar yang tidak jelas di pesawat televisi, gangguan gelombang radio, maupun batrai yang sudah aus.

• Gangguan Semantik

Semantik yakni ilmu bahasa yang mempelajari tentang tata kalimat, yang berarti gangguan ini berhubungan dengan bahasa.

Gangguan semantik adalah gangguan dalam proses komunikasi yang diakibatkan oleh pengirim atau penerima pesan itu sendiri.

(8)

19 g. Gatekeeper pada komunikasi massa

John R. Bittner (1996) menyatakan bahwa gatekeeper adalah individu-individu atau kelompok orang yang memantau arus informasi dalam sebuah saluran komunikasi (massa). Yang disebut gatekeeper yakni reporter, editor berita, editor film, maupun orang lain dalam media massa yang ikut menentukan arus infromasi yang disebarkan. (Nurudin: 2013:

95-133)

h. Filter/regulator pada komunikasi massa

Karena jangkauan khalayak yang sangat luas maka pesan komunikasi massa akan diterima oleh khalayak yang memiliki latar belakang yang berbeda-beda seperti budaya, ekonomi, pendidikan, agama, usia dan sebagainya. Hal ini akan sangat mempengaruhi kemampuan komunikan dalam menerima sebuah pesan yang disampaikan. Filter utama yang dimiliki oleh khalayak adalah alat indra (pendengaran, pengelihatan, perasaan, perabaan, dan penciuman). (Winarni: 2003:14-19)

2.2 Radio Siaran dan Perkembangannya di Indonesia

Radio Siaran adalah pemancar radio yang langsung ditujukan kepada umum dalam bentuk suara dan mempergunakan gelombang radio sebagai media (Effendy, 1983:187). Pengertian “Radio” menurut ensiklopedi Indonesia yaitupenyampaian informasi dengan pemanfaatan gelombang elektromagnetik bebas yang memiliki frequensi kurang dari 300 GHz (panjang gelombang lebih besar dari 1 mm). Sedangkan istilah “radio siaran” atau “siaran radio” berasal dari kata “radio broadcast” (Inggris) atau “radio omroep” (Belanda) artinya yaitu

(9)

20 penyampaian informasi kepada khalayak berupa suara yang berjalan satu arah dengan memanfaatkan gelombang radio sebagai media.

Sejak akhir tahun 2002, sudah 450 stasiun radio memulai penyiaran radio digital terestrial. Radio digital terestrial memungkinkan perusahaan penyiaran untuk mentransmisikan tidak hanya sinyal analognya yang seperti biasa, tetapi juga satu atau lebih sinyal digital dengan menggunakan spektrum gelombang yang sudah ada. Radio dengan teknologi digital memiliki potensi yang sangat mendasar dalam bentuk radio web, (penghantar radio secara langsung pada pendengar individual melalui internet), dan podcasting (perekam dan pengunduhan file audio yang disimpan dalam server). Untuk mengakses radio Web, para pendengar harus menggunakan internet dan memiliki perangkat lunak yakni file compression.

2.2.1 Karakteristik Penyiaran Radio

Media penyiaran termasuk media massa yang tidak langsung, periodik, dan elektronik. Tidak langsung dalam artian komunikan dan komunikator tidak berhadapan langsung tetapi melalui suatu media, yakni media penyiaran yang menggunakan perangkat elektronik. Media penyiaran radio memiliki karakteristik tersendiri dari media lainnya, termasuk media cetak. Adapun karakteristik media penyiaran radio yakni:

1. Dapat didengar ketika siaran. Pendengar dapat menerima informasi secara langsung atau real time, sehingga kejadian atau informasi yang sedang berlangsung dapat saat itu juga diterima oleh pendengar.

2. Dapat didengar kembali bila siaran ulang. Pada media cetak mungkin manusia dapat membacanya berulang-ulang. Tapi pada media radio,

(10)

21 manusia dapat mendapatkan informasi yang sama apabila terjadi siaran ulang.

3. Daya pengaruh kurang/rendah. Karena radio memiliki bentuk informasi yang berupa audio saja, maka akan lebih sulit pendengar untuk terpengaruh karena setiap orang memiliki daya imajinasi yang berbeda- beda. Entah hal itu dapat membuat ia menjadi tertarik atau tidak.

4. Pengolahan secara elektronik.

5. Biaya operasional relatif murah. Karena radio hanya menampilkan audio saja, maka apabila akan menyampaikan suatu informasi berita ataupun iklan tidak membutuhkan properti layaknya televisi. Kemungkinan hanya akan menggunakan sebuah komputer untuk editing audio agar dapat menampilkan informasi yang lebih menarik.

6. Daya jangkau populasi luas.

7. Identik dengan musik. Radio adalah sarana hiburan termurah dan tercepat sehingga menjadi media utama untuk mendengarkan musik.

8. Mengandung gangguan. Seperti timbul tenggelam/fading dan gangguan teknis (channel noise factor).

2.2.2 Program Siaran

Kata “program” berasal dari bahasa inggris programme yang berarti acara atau rencana. Undang-undang penyiaran Indonesia tidak menggunakan kata program untuk acara tetapi menggunakan istilah “siaran” yang didefinisikan sebagai pesan atau rangkaian pesan yang disajikan dalam berbagai bentuk.

Program merupakan suatu bagian dari isi atau segmen pada sebuah siaran radio.

(11)

22 Sebuah program atau acara yang disajikan merupakan faktor yang dapat membuat audience tertarik untuk mengikuti program siaran yang dipancarkan oleh stasiun penyiaran tersebut.

Pada setiap harinya sebuah statiun radio akan memiliki beberapa program acara yang diudarakan dan masing-masing program akan menempati slot waktu dan durasi tertentu yang disesuaikan dengan jenis program acaranya yang berupa hiburan maupun informasi. Masing-masing slot waktu tersebut telah dirancang sesuai dengan tema program (programming), sehingga nantinya keseluruhan akan menjadi suatu jadwal siar yang tayang setiap hari. Biasanya pada sebuah stasiun radio, jadwal program acara ini telah disusun jauh-jauh hari sebelumnya, bisa jadi untuk seminggu kedepan bahkan satu bulan kedepan. Ini terjadi karena pesatnya persaingan untuk mendapatkan spot iklan dan proses pemasaran yang tentunya membutuhkan sebuah konsep maksimal maupun sentuhan editing agar menjadi iklan yang menarik.

Pada umumnya jenis program dibagi menjadi tiga kelompok besar, yakni program informasi, program hiburan, dan program pendidikan :

1. Program informasi adalah segala jenis siaran yang tujuannya untuk memberikan tambahan informasi (pengetahuan) kepada khalayak audience.

Program informasi terdiri dari:

a. Hard news. Segala informasi penting atau menarik yang harus segera disiarkan oleh media penyiaran karena sifatnya yang harus segera ditayangkan agar dapar diketahui oleh khalayak secepatnya. Beberapa bentuk dari hard news yakni:

(12)

23

• Straight news (berita langsung) menyajikan informasi terpenting yang mencakup 5W1H. berita ini terikat waktu (deadline) karena informasinya sangat cepat, basi jika terlambat disampaikan kepada khalayak.

• Infotainment berasal dari kata information dan entertainment adalah berita yang menyajikan informasi mengenai kehidupan orang-orang yang dikenal masyarakat (celebrity), aktor maupun penyanyi.

b. Soft News. Segala informasi yang penting dan menarik yang disampaikan secara mendalam namun tidak bersifat harus segera ditayangkan. Bentuk dari Soft news yakni:

• Feature merupakan berita ringan yang menarik, seperti informasi yang lucu, unik, aneh, menimbulkan kekaguman dan lain-lain.

• Current affair (persoalan kekinian) adalah program yang menyajikan informasi yang terkait dengan suatu berita penting yang muncul sebelumnya namun dibuat secara lengkap dan mendalam.

• Magazine adalah program yang menampilkan informasi ringan namun mendalam. Topik yang disajikan mirip dengan topik atau tema pada majalah.

• Dokumenter adalah program informasi yang bertujuan untuk pembelajaran dan pendidikan namun disajikan dengan menarik.

Contohnya biografi, sejarah dan lain-lain.

• Talk show adalah program yang menampilkan satu atau beberapa orang untuk membahas suatu topik tertentu yang dipandu oleh

(13)

24 seorang penyiar (host). Pembicara biasanya merupakan orang-orang ahli atau yang terlibat dalam topik yang tengah dibahas.

2. Program hiburan adalah segala bentuk siaran yang bertujuan untuk menghibur audience dalam bentuk musik, cerita dan permainan. Program hiburan terdiri dari:

a. Drama adalah program yang menyajikan cerita tentang kehidupan atau karakter tokoh yang diperankan oleh aktor yang melibatkan konflik dan emosi.

b. Permainan adalah program game show yang merupakan suatu bentuk program yang melibatkan sejumlah orang baik secara individu ataupun kelompok yang saling bersaing untuk mendapatkan sesuatu.

c. Musik adalah bagian terbesar dalam sebuah program radio. Kategori musik yang sering di putar dalam sebuah program radio dapat membantu membangun image radio tersebut. Awal daya tarik audience mendengarkan radio hanya untuk mendengarkan musik.

3. Program Pendidikan

Menurut Chalkley, media massa memiliki fungsi pendidikan yang terwujud setidaknya dalam tiga hal. Pertama yaitu memberitakan fakta kehidupan ekonomi masyarakat. Kedua menginterpretasikan fakta itu agar dapat dipahami oleh masyarakat, dan mempromosikan hal tersebut agar masyarakat menyadari betapa serius masalah pembangunan yang dihadapi dan pada akhirnya mereka akan memikirkan tentang masalah tersebut sehingga membantu masyarakat mencapai solusi-solusi yang baik.

(14)

25 2.3 Standarisasi Pengelolaan pada Konten Audio Visual

Menurut standarisasi konten audio visual Humas Kementrian Komunikasi dan Informatika pada 2019, melakukan proses dokumentasi audio visual harus mengikuti Undang-Undang No. 19 Tahun 2016 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik, dikenal dengan UU ITE, yang berbunyi:

“Penyelenggara system elektronik adalah setiap orang, penyelenggara Negara, badan usaha, dan masyarakat yang menyediakan, mengelola, dan/atau mengoperasikan system elektronik, baik secara sendiri-sendiri maupun bersama-sama kepada pengguna Sistem Elektronik untuk keperluan dirinya dan/atau keperluan pihak lain”. Untuk membuat sebuah karya, dalam proses produksinya sarana merupakan sebuah penunjang agar sebuah ide atau hasil produksi dapat menghasilkan gambar dan suara sesuai dengan yang diinginkan.

2.3.1 Sarana dan Prasarana

Dalam proses produksi hal pertama yang diperhatikan adalah perlengkapan yang diperlukan untuk memaksimalkan hasil produksi yakni:

1. Perekam Gambar, atau kamera merupakan alat utama yang digunakan untuk pengambilan gambar dalam produksi suatu video.

2. Peralatan perekam suara, perekam audio dapat membantu dalam memperkuat suasana dalam sebuah film, wawancara, sinetron maupun konten lainnya.

3. Peralatan tata cahaya, cahaya dalam sebuah video akan mempengaruhi perhatian penonton terhadap tayangan yang ditampilkan. Cahaya

(15)

26 dapat di hasilkan melalui lampu maupun cahaya alami ketika di luar ruangan.

Setelah proses produksi, sarana dan prasarana dalam tahapan pasca produksi yang perlu disiapkan adalah adanya komputer dan software editing untuk memaksimalkan tayangan sesuai dengan susunan acara, maupaun penambahan grafis dalam tayangan.

2.3.2 Sumber Daya Manusia

Pembuatan sebuah video merupakan kerja kolektif sehingga membutuhkan banyak tenaga kerja yang memiliki keahlian masing-masing dalam membuat sebuah karya audio visual.

1. Produser

Bertugas sebagai pemimpin produksi, memastikan berjalannya program sesuai rundown dan mengembangkan konten. Seorang produser memimpin seluruh tim baik dalam aspek keratif maupun manajemen produksi.

2. Asisten Produser

Bertugas sebagai pembantu produser dalam melaksanakan segala kebutuhan produksi, membantu menyusun rundown, naskah, preview materi, mencari bahan tapping, menghubungi para host dll.

3. Reporter / Host

Bertugas sebagai seseorang yang bertanggung jawab dengan keberlangsungan lapor informasi kepada audience dengan gaya bahasa dan penampilan yang menarik.

(16)

27 4. Cemera Person (Campers)

Bertugas untuk menginterpretasi sebuah adegan agar mudah tersampaikan. Campers akan bekerja sama dengan reporter/host dan dapat berdiskusi dengan produser untuk menampilkan gambar yang sesuai.

5. Editor

Bertugas sebagai penyusun gambar agar sesuai dengan informasi dan naskah yang disepakati. Untuk membuat gambar yang menarik seoarng editor akan memberikan transisi, musik, efek, maupun grafis.

6. Penata Suara

Bertugas sebagai pengatur kebutuhan audio saat produksi baik di studio maupun di lapangan, selain itu soundman juga bertanggung jawab memenuhi kebutuhan suara untuk narasi sebagai pelengkap konten.

7. Penata Cahaya

Bertugas sebagai penanggung jawab dalam mengatur, menjaga, dan mengoperasikan peralatan tata cahaya. Lightingman harus menguasai prinsip-prinsip dasar pencahayaan baik dari sumber cahaya alami maupun cahaya utama.

2.3.3 Materi Konten Audio Visual

Variasi konten dalam satu episode perlu dilakukan agar membuat audience tidak mudah bosan karena infromasi yang diberikan lengkap dan berinovasi, variasi yang dapat di berikan saat produksi antara lain:

(17)

28 1. Infografis

Infografis merupakan visualisasi yang banyak menarik audience, karena selain untuk menggambarkan informasi yang lebih ringkas dilihat, adanya desain yang menarik tentu membuat power tersendiri untuk sebuah program.

2. Paket Video

Video-video yang dibuat secara khusus dengan durasi yang singkat akan memperkuat tema dari tayangan yang ditampilkan. Materi paket video bisa berupa tutorial maupun liputan khusus. Contoh dari paket video yakni:

a. Stock Shot, istilah pengambilan banyak gambar oleh cameraman.

Stock shot biasa digunakan untuk sisipan ketika wawancara atau keperluan narasi.

b. Piece to Camera (PTC), dilakukan oleh reporter melaporkan hasil liputan langsung dari lokasi kejadian. Reposter di tuntut untuk punya wawasan dan kreatifitas yang luas.

c. Vox Pop, berasal dari bahasa latin vox populi yang berarti suara rakyat. Vox Pop bukan sebuah wawancara, melainkan satu pertanyaan yang dijawab sejumlah orang sehinngga terkumpul opini yang beragam dari suatu tema tertentu.

3. Wawancara, merupakan proses pencarian data berupa pendapat seseorang yang aka dijadikan sebagai salah satu bahan penulisan karya jurnalistik. Wawancara yang baik adalah bila reporter

(18)

29 memungkinkan narasumber untuk mengatakan apa yang sebenarnya dipikirkan, daripada harus memikirkan apa yang harus dikatakan.

2.3.4 Alur Produksi Konten Audio Visual 1. Pra Prduksi

Proses penyiapan semua elemen yang terkait dalam sebuah produksi konten audio visual, tahapan ini memerlukan waktu cukup panjang hingga 75% waktu produksi. Hal-hal yang dilakukan pada tahap pra produksi yakni:

a. Membuat ide atau konsep program yang dibuat.

b. Penulisan naskah, skenario, atau storyboard.

c. Membentuk tim.

d. Mempersiapkan biaya produksi maupun segala perijinan.

e. Memastikan perlatan, talent, property dll yang dibutuhkan telah tersedia.

2. Produksi

Merealisasikan ide-ide yang sudah dijadwalkan pada tahap pra produksi dan semua cew dapat menjalankan tugas masing-masing.

Umumnya tahapan paroduksi sebagai berikut:

a. Hunting lokasi, seperti jarak, fasilitas, ruangan, trasportasi dll b. Rehearsal

c. Kegiatan shooting

d. Mengirimkan hasil shooting ke studio editing

(19)

30 3. Pasca Produksi

Tahapan terakhir dalam pembuatan konten audio visual ini dipegang kendali oleh tim editor utuk proses editing. Editor tidak hanya menyusun gambar sesuai panduan naskah, namun juga memberi sentuhan “personal taste” yang akan mempercantik video melalui penambahkan efek, grafis, musik, credit title, mixing. Proses lain yang mungkin dibutuhkan seperi dubbing narasi dan pembuatan animasi juga harus disiapkan. Setelah video selesai diedit, tim liputan dan produser akan mem-preview paket konten tersebut. Memastikan semua hal, seperti kesesuaian gambar dengan audio (sync), benang merah cerita, efek, musik, penulisan nama narasumber, lokasi hingga subtitle tertulis dengan benar.

4. Standat Konten

Konten yang ditayangkan tentu akan menjadi cerminan dari lembaga yang membuatnya, sehingga diperlukan kehati-hatian untuk memberi citra yang baik. Berikut beberapa hal yang menjadi catatan untuk standarisasi isi materi konten :

1. Menyuarakan kepentingan pemerintah atau program pemerintah 2. Dikemas dengan menarik

3. Informasi menarik untuk masyarakat

4. Berisi ajakan kebaikan atau menolak yang tidak baik dengan cara halus

5. Testimoni manfaat dari pembangunan atau kebijakan pemerintah 6. Jadikan keberhasilan Pemerintah, bukan personal

(20)

31 2.4 Konvergesi Live Streaming Video dengan Radio Warna Fm

Konvergensi atau convergance secara harafiah memiliki arti dua benda atau lebih, yang bertemu atau bersatu di satu titik yang memusatkan pandangan mata ke suatu tempat yang amat dekat. Konvergensi media merupakan bergabungnya sebuah media telekomunikasi tradisional dengan jaringan internet dalam satu waktu. Bergabungnya sebuah media telekomunikasi tradicional bersamaan dengan jaringan internet dalam satu waktu merupakan proses terjadinya konvergensi media. Selaim itu, adanya perubahan yang radikal dalam penyediaan, penanganan, pemrosesan, dan distribusi dalam bentuk informasi baik visual, audio, data, dan sebagainnya juga merupakan proses dari adanya konvergensi (Runtiko: 2012) Konvergensi tidak hanya memperlihatkan kecepatan perkembangkan teknologi saja, konvergensi juga mengubah hubungan antara teknologi, industri, pasar, gaya hidup dan khalayak. Disampaikan dalam penelitianya (Soekartono:

2010) digitalisasi merupakan kunci dari konvergensi, seluruh bentuk informasi maupun data diubah dalam format analog ke format digital sehingga dikirim kedalam satuan bit. Karena informasi dikirim dengan format digital, maka konvergensi lebih mengarah terhadap penciptaan sebuah produk-produk yang aplikatif sehingga mampu melakukan fungsi audiovisual sekaligus komputasi.

Dalam jurnal (Ridwam dan Krisnadi: 2010) mengatakan bahwa perkembangan pesat yang ada pada bidang Telematika/Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) saat ini ditujukan dengan adanya berbagai macam inovasi dan implementasi teknologi baru dari TIK dan melahirkan konvergensi layanan atau jasa-jasa yang bukan hanya sebatas lingkup telekomunikasi tetapi sudah merambah ke arah media penyiaran.

(21)

32 2.4.1 Model Konvergensi

Dailey, Demo, dan Spillman menjelaskan bahwa model kontinum konvergensi media merupakan model yang menjelaskan definisi lima aktifitas konvergensi media berdasarkan tingkatan partisipasinya. (Nastiti: 2012) Fungsi dari kontinum konvergensi adalah sebagai instrumen untuk mendefinisikan dan mengevaluasi tahapan proses dari konvergensi dalam suatu ruang berita, bukan untuk menilai keberhasilan suatu ruang berita.

Terdapat lima model katifitas yang terdapat dalam konvergensi media, yakni:

1. Cross-Promotion, berarti adanya kerjasama diantara dua media untuk saling memberikan ruang memperkenalkan konten media satu sama lain dengan menggunakan elemen visual, kata-kata, dan iklan yang bertujuan untuk mempromosikan konten media partner termasuk tampilan logo.

2. Cloning, yakni sebuah media yang menampilkan konten berita lain dari media lainnya tanpa adanya perubahan. Proses cloning dilakukan media nasional untuk memuat sebuah berita-berita internasional.

3. Competition, yaitu tahap ketika entitas media yang terkonvergensi saling bekerja sama dan berkompetensi disaat yang bersamaan. Contohnya, ketikakonvergensi media dilakukan oleh media-media yang berbeda newsroom atau konten berita yang berbeda tetapi masih dalam satu grup media yang sama. Biasanya mereka hanya bekerja sama dalam hal produksi berita dan kegiatan promosional.

4. Full Convergance dilakukan media yang berbeda untuk memaksimalkan keunikan karakteristik masing-masing media untuk menyampaikan konten.

Mereka akan bekerja sama secara penuh dalam hal pengumpulan, produksi,

(22)

33 dan distribusi dalam menghasilkan konten dengan memanfaatkan kekuatan platform media masing-masing.

Dalam penelitian ini, dengan adanya perkembangan teknologi dan internet membuat radio yang biasa hanya menyajikan audio kini terkonvergensi menjadi radio yang dapat menyajikan audio dan visual sekaligus. Adanya internet yang membuat youtube sebagai situs web terpopuler saat ini dapat membantu perubahan gaya penyajian informasi pada media radio. Melalui live streaming video pada situs youtube, kini pendengar radio dapat mendengarkan sekaligus menonton bagaimana seorang penyiar radio memberikan informasi di dalam studio.

2.5 Audience

Menurut KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia) yang dimaksud khalayak ialah kelompok tertentu dalam masyarakat yang dijadikan sasaran komunikasi.

Maka seorang komunikator harus tau siapa saja yang akan menjadi khalayaknya sebelum proses komunikasi itu berlangsung.Khalayak biasa disebut dengan istilah penerima, sasaran, pembaca, pendengar, pemirsa, audience, decoder, atau komunikan. Khalayak merupakan salah satu bagian dari proses komunikasi yang sangat menentukan berhasil tidaknya suatu proses komunikasi. Oleh karena itu, penerima dalam mencode atau menyerap pesan harus dilihat sebagai suatu proses kegiatan yang aktif dengan memanfaatkan saluran-saluran organik dan mekanik yang ada. Banyaknya pesan yang diterima oleh khalayak ini tentunya dipengaruhi oleh banyak faktor, antara lain keterampilan dalam komunikasi, tingkat pengetahuan, sistem sosial dan budaya penerima (Berlo, 1961).

(23)

34 Di Indonesia, radio merupakan media penyiaran yang sangat tersegmentasi terutama di kota-kota besar seperti kalangan remaja, perempuan, pebisnis dan lain-lain. Umumnya, radio yang sudah tersegmentasi dengan jelas akan memudahkan para pengiklan untuk membidik konsumennya. Segmentasi yang jelas akan memudahkan pengelola untuk menentukan format siaran seperti gaya siaran yang sesuai dengan audience-nya.

Menurut Dennis McQuail (1987) konsep alternatif tentang audience yakni:

1. Audience sebagai massa

Audience sebagai massa lebih menekankan kepada ukuran yang besar dari heterogenitas, penyebaran dan anonimitasinya, lemahnya organisasi sosial dan komposisinya yang cept berubah juga tidak konsisten. Massa merupakan khalayak yang tidak menunjukan eksistensi dan keberadaannya lebih lanjut, kecuali mereka mempunyai pemikiran untuk mendapatkan perhatian dan juga keinginan memanipulasi orang lain sebanyak mungkin.

Tentunya hal ini dalam mengakibatkan standar untuk memutuskan audience semakin mendekati pengertian massa.

2. Audience sebagai publik atau kelompok sosial

Audience sebagai publik atau kelompok sosial memiliki unsur penting yang memperlihatkan sebagai pra-eksistensi yang katif dan juga inetraktif dari sebuah kelompok sosial, sebagian besar otonom yang dilayani oleh media tertentu, tetapi meskipun demikian keberadaannya tidak tergantung kepada media.

1. Audience sebagai kumpulan penonton, pembaca, pendengar, dan pemirsa

(24)

35 Hampir dalam setiap penelitian media, kumpulan dari penonton, pembaca, pendengar, dan pemirsa merupakan sebuah istilah yang paling dikenali dan digunakan sebagai penyebutan audience. Yang menjadi fokus dalam hal ini adalah selain jumlah dari total berapa banyak orang yang dapat dijangkau oleh satuan isi media tertentu serta berapa banyak jumlah orang yang berada dalam karakteristik demografinya.

2. Audience sebagai pasar

Adanya perkembangan ekonomi saat ini yang diikuti oleh berkembangnya kebudayaan dan politik dapat menggolongkan audience sebagai pasar karena hal ini sesuai dengan konsep tentang publik.

Persaingan antar media menjadikan media harus jeli menawarkan produk yang ditawarkan kepada konsumen yang potensial.

2.5.1 Perilaku Audience

Ada beberapa macam yang mendasari perilaku audience yang muncul ketika audience menonton televisi maupun mendengarkan radio. Perilaku tersebut adalah:

1. Jumlah Audience

Untuk mengetahui jumlah audience yakni terdapat pada laporan statistik yang dapat menyaring jumlah pesawat televisi pada suatu wilayah siaran.

Persentase dari seluruh rumah tangga yang memiliki alat penerima siaran disebut dengan penetrasi (penetration). Jumlah penetrasi menentukan jumlah audience pada wilayah tersebut. Jumlah penonton televisi umumnya selalu

(25)

36 tinggi pada saat prime time yakni jam 19.00-22.00. Sedangkan radio relatif sama setiap harinya kecuali pada saat jam berangkat atau pulang kantor.

2. Audience Konstan

Pada teori Least Objectionable Program (LOP) menunjukan bahwa audience cenderung bertahan pada satu program yang masih bisa dinikmati diantara program-program tidak menarik lainnya.

3. Aliran Audience

Aliran audience adalah perpindahan audience pada saluran satu ke saluran lainnya, yang biasanya terjadi pada setiap selesainnya satu program siaran. Ada tiga jenis aliran audience yakni:

a. Aliran ke luar (outflow), audience meninggalkan stasiun sebelumnya menuju ke stasiun lainnya.

b. Aliran ke dalam (inflow), masuknya audience dari stasiun lain.

c. Aliran tetap (flowthrough), audience tidak berpindah namun mengikuti acara selanjutnya pada stasiun yang sama.

4. Tuning Inertia

Inertia mengartikan lamban atau sebuah kelambanan untuk memindah saluran. Tuning Inertia merupakan kecenderungan audience untuk dapat memilih untuk tetap tinggal beberapa saat menikmati acara stasiun favoritnya.

5. Pengaruh Demografis

Head dan Sterling menyatakan bahwa sikap audience terhadap pola menonton televisi sangat dipengaruhi oleh karakteristik demografisnya, meliputi:

(26)

37 a. Usia: jangka waktu menonton yang panjang didasari dengan seiringnya

pertambahan umur yang terjadi pada kelompok penonton dewasa

b. Pendidikan: semakin bertambhanya umur semakin berkurang juga durasi untuk menonton.

c. Keluarga: keluarga besar akan menonton lebih sedikit dibandingkan dengan keluarga kecil.

d. Pekerjaan: pekerjaan rendah menonton lebih banyak dari kaum professional.

e. Tempat tinggal: penduduk kota lebih banyak menonton dibandingkan penonton desa.

f. Jenis kelamin : wanita lebih banyak menonotn dibandingkan pria.

Dalam format siaran radio sangat selektif memilih audience nya. Format contemporary, rock dan Top-40 sangat menarik bagi audience remaja berkisar usia 20 tahun. Format klasik dan country ditujukan untuk audience 30-40 tahun ke atas. Format berita, talkshow, dan old songs untuk audience 50 tahun ke atas.

6. Selera Audience

Memberikan tayangan yang bertanggung jawab, baik, dan tentu disukai oleh masyarakat merupakan tugas dan tanggung jawab dari pengelola program acara, sehingga sangat penting untuk mengetahui dengan persis apa saja kebutuhan dari audience. (Morissan: 2009)

(27)

38 2.5.2 Jenis Audience

Jenis audience dikelompokkan sebagai berikut:

1. Audinece Pasif

Dalam teori peluru (Bullet Theory) atau Model Jarum Hipodermis, bahwa audience yang dianggap pasif merupakan audience yang lebih banyak dipengaruhi oleh media atau Media of Power Full yakni mereka akan menerima secara pasif apapun yang di sampaikan oleh media.

2.

Audience aktif

Uses and Gratification Theory, beranggapan bahwa audience dianggap aktif dan memiliki tujuan. Dalam hal ini, audience merupakan perantara yang besar karena menganggap media sebagai satu-satunya faktor yang dapat mendukung untuk memenuhi kebutuhan mereka secara lebih selektif dalam pesan-pesan media yang mereka terima.

Ciri-ciri audience aktif bisa dilihat dari sifat-sifatnya seperti berikut:

1. Selektifitas. Audience tidak asal melihat, mendengar, atau membaca media yang disajikan di depannya. Mereka akan lebih selektif untuk memilih satu atau beberapa media yang dianggap sesuai dengan kebutuhannya.

2. Utilitarianisme. Audience ini akan lebih memilih media-media yang dianggap punya bermanfaat untuk dirinya karena akan sesuai dengan tujuan penggunakannya.

3. Intensionalitas. Audience ini aktif lebih suka menggunakan media karena isinya, bukan pertimbangan aspek luarnya.

(28)

39 4. Keterlibatan atau usaha. Audience ini dengan aktif akan mengikuti dan

memikirkan penggunaan media yang dipilih.

5. Tidak mudah terpengaruh (impervious to influence). Audience ini tidak akan mudah terpengaruhi oleh media yang mereka gunakan.

2.6 Teori Resepsi

Endaswara (2003:118) mengemukakan bahwa resepsi berarti menerima atau penikmatan karya oleh pembaca. Resepsi merupakan aliran yang meneliti teks sastra dengan bertitik tolak kepada pembaca dengan memberi reaksi atau tanggapan terhadap teks itu. Dalam meresepsi sebuah tayangan televisi bukan hanya makna tunggal, tetapi memiliki makna lain yang akan memperkaya program acara itu. Dari reaksi pembaca (penonton) yang berbeda-beda memungkinkan penonton akan memberi penilaian pada tayangan televisi dengan memanfaatkan kode-kode tertentu menurut pemahamannya. (Endraswara, 2003:120) Dalam hal ini, resepsi merupakan sebuah pemaknaan yang di terima oleh penonton live streaming video pada channel youtube warna936pasuruan terhadap tayangan program Galeri Warna di radio Warna FM.

Dalam memaknai teks media, khalayak akan berperan aktif yang dapat dilihat pada premis-premis dari model encoding/decoding Stuart Hall yang merupakan dasar dari analisis resepsi (Morley, 1992: 78-79), yaitu:

1. Peristiwa-peristiwa yang seragam dapat diterjemahkan atau dikirimkan lebih dari satu cara.

2. Pesan selalu mengandung lebih dari satu potensi pembacaan. Tujuan pesan dan arahan pembacaan memang ada, tetapi itu tidak akan bisa menutup

(29)

40 hanya menjadi satu pembacaan saja: mereka masih polisemi (secara prinsip masih memungkinkan munculnya variasi interpretasi).

3. Memahami pesan juga merupakan sebuah praktik yang menimbulkan problematik, hal tersebut tampak transparan dan juga alami. Pengiriman pesan secara satu arah akan selalu diterima atau dipahami dengan cara yang berbeda.

Perbedaan dengan analisis teks media adalah jika pada analisis teks media, makna temuan penelitian dicapai melalui pemaknaan atas teks oleh peneliti, sementara dalam studi analisis resepsi, makna yang ditemukan merupakan hasil pemaknaan pesan atau teks media oleh audience yang diteliti.

Tugas resepsi adalah meneliti tanggapan khalayak yang berbentuk interpretasi, konkretisasi, maupun kritik atas suatu karya sastra. Tanggapan- tanggapan khalayak atas karya sastra tersebut, dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain latar belakang sosial budaya khalayak, tingkat pendidikan khalayak, tingkat pengalaman, dan usia khalayak.

Menurut Hall dan david Morley, audience melakukan decoding terhadap pesan media melalui tiga kemungkinan posisi, yaitu hegemoni dominan, negosiasi, dan oposisi (Morissan dkk, 2010: 171-172):

1. Hegemoni Dominan (Dominant-Hegemonic Position): khalayak ini sejalan dengan kode-kode yang ada pada program termasuk dengan adanya sikap, asumsi, keyakinan, maupun nilai-nilai lainnya dan akan secara penuh dapat menerima makna yang diberikan dan diinginkan oleh pembuat program.

2. Negosiasi (Negotiated Position): kdapat sejalan dengan kode-kode yang diberikan tetapi dalam batasan tertentu, makna yang ada dalam program

(30)

41 tersebut dimodifikasi sesuai dengan cerminan posisi dan juga minta-minat pribadi.

3. Oposisi (Oppositional Position): khalayak dalam posisi ini merasa tidak sejalan dengan apa yang di beriakn program dan menolak makna yang diberikan, kemudian mereka akan memberikan gambaran sendiri dalam menginterpretasikan pesan dalam program.

Penelitian ini menggunakan analisis resepsi karena analisis ini merupakan sebuah teori yang digunakan untuk mengetahui sikap khalayak terhadap pesan yang disampaikan oleh media. Analisi resepsi dibagi menjadi dua metode yakni sinkronis dan diakronis. Dalam penelitian ini, peneliti akan memakai analisis resepsi dengan metode resepsi sinkronis yakni penelitian yang menggunakan tanggapan khalayak sezaman, yang memiliki arti tanggapan khalayak yang digunakan berada dalam satu periode waktu tertentu. Resepsi sinkronis memiliki kelemahan yakni dalam pemilihan responden, karena metode ini digunakan untuk mengetahui respon khalayak pada satu waktu agar tidak membedakan tanggapan pada masa lalu dan sekarang karena terbentur masalah waktu.

2.7 Makna Dalam Komunikasi

Makna merupakan sebuah substansi dalam komunikasi, sehingga yang diperoleh dari sebuah komunikasi adalah terciptanya makna. Sebenarnya sebuah kata-kata atau bahasa tidak memiliki makna, makna tercipta saat komunikator maupun komunikan menciptakan maknanya sendiri terhadap sebuah bahasa atau kata-kata yang telah disampaikan. (Devito, 1997:490). Setiap manusia memiliki perbedaan pengetahuan (frame of referance) dan pengalaman (field of experience)

(31)

42 dalam dirinya, inilah yang menyebabkan makna yang muncul dalam sebuah komunikasi berbeda-beda sesuai dengan latar belakang komunikan dan komunikator. Latar belakang pengetahuan merupakan segala bentuk pengetahuan yang dimiliki oleh seseorang selama hidupnya, sehingga mempengaruhi kemampuan bagaimana ia berkomunikasi dengan lawan bicaranya. Sedangkan latar belakang pengalaman merupakan kemampuan komunikasi seseorang yang diperoleh dari interaksinya terhadap lingkungan dan budaya disekitarnya.

Ada beberapa teori makna yang dijelaskan oleh Wendel Johnson (1951) sebagaimana dapat dirujuk dalam Devito (1997: 123-125) sebagai berikut :

Pertama, makna tidak terletak hanya pada kata-kata atau bahasa melainkan ada dalam diri manusia sendiri (words don’t mean people’s means). Kata-kata yang yang biasa kita gunakan dalam berkomunikasi hanya sebagai sarana, alat, atau media untuk mengantarkan pertukaran makna tertentu. Sehingga kita perlu memilih kata-kata yang tepat agar lawan bicara menerima makna yang kita sampaikan dengan baik.

Kedua, makna akan dapat berubah sedangkan kata-kata relative akan statis, sehingga kita dapat melihat perbedaan makna pada suatu kata (istilah) yang sama pada waktu dan tempat yang berbeda.

Ketiga, makna membutuhkan sebuah acuan karena sebuah makna tidak dapat dilepas dari keterikatannya dengan dunia nyata dan lingkungan eksternal yang dialami secara personal dalam hubungan social dan komunikasinya. Termasuk persoalan ghaib (eskatologis dan semacamnya) yang akan senantiasa dimaknai dengan analogis dalam kehidupan nyata.

(32)

43 Keempat, penyingkatan berlebihan pada kata-kata akan ikut mengubah maknanya. Sebagai contoh, perkataan cinta, persahabatan, kebahagiaan, kejahatan, kebaikan dan sebagainnya.tidak akan bisa memberi makna yang jelas jika tidak dikaitkan dengan sesuatu yang berkaitan secara konkrit dan spesifik.

Kelima, jumlah dari makna sendiri tidak terbatas. Sedangkan kata dalam suatu bahasa bisa sangat terbatas. Maka dari banyaknya makna yang dapat setiap orang berikan terhadap perkataan atau kata terbatas itu ialah tergantung dari konsep diri dan kemauan atau budaya orang yang memaknai.

Keenam, makna hanya dapat dikomunikasikan sebagian saja. Ternyata hal ini dapat disebabkan oleh adanya multiaspek dan multikomples yang ikut menyertai dalam proses komunikasi yang berlangsung antara komunikator dan komunikan.

2.8 Penelitan Terdahulu

Sebagai rujukan penelusuran hasil penelitian terkait dengan tema yang peneliti teliti ini, peneliti mencari referensi hasil penelitian yang pernah dikaji oleh peneliti terdahulu. Dari hasil pencarian tersebut, peneliti berhasil menemukan hasil penelitian terdahulu sebagai berikut:

Nama Peneliti

Oktavia Eka Windasari

(Universitas Muhammadiyah Malang)

Zefry Kwartama

(Universitas Muhammadiyah Malang)

Jenis Karya Skripsi Skripsi

Tahun Penelitian

2016 2015

Judul Pemaknaan Pendengar pada Acara Lintas Pagi di Radio KDS 8 (Studi Resepsi pada Mahasiswa Penghuni Asrama Revolusi)

Pemaknaan Penonton Tentang Tayangan Reality Show Orang Pinggiran di Trans7 (Studi Resepsi pada Masyarakat Desa

Sumbermulyo, Dusun

Subentoro, Kecamatan

(33)

44 Jogoroto, Jombang)

Metode Penelitian

Menggunakan studi respsi khalayak. Jenis penelitian kualitatif dengan tipe interpretative

Menggunakan studi resepsi khalayak. Jenis penelitian kualitatif dengan tipe deskriptif Tujuan

Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pemaknaan pendengar yakni mahasiswa penghuni asrama revolusi pada acara lintas pagi di radio KDS 8.

Peneltian ini bertujuan untuk mengetahui lebih dalam pemaknaan masyarakat Desa

Sumbermulyo, Dusun

Subentoro, Kecamatan Jogoroto, Jombang tentang tayangan reality show orang pinggiran di Trans7.

Hasil Temuan

Penelitian ini menyimpulkan bahwa peneliti menemukan ada tiga tipepemaknaan pendengar Lintas Pagi, pertama pendengar yang memaknai program lintas pagi yang dapat memberi informasi dan hiburan, mereka adalah pembaca dominan. Kedua khalayak yang tidak hanya mendengar informasi dan hiburan yang disajikan oleh acara tetapi mereka juga melakukan negosiasi makna dominan acara tersebut. Ketiga khalayak yang memiliki pemaknaan yang berbeda sama sekali dengan makna dominan.

Hasil yang ditemukan dari penelitian ini yakni ada 3 kategori pemaknaan penonton tentang tayangan reality show Orang pinggiran. Pertama, penonton dengan kategori dominant, dalam posisi ini kode-kode yang disampaikan oleh peneliti dapat diteriman atau terjadi kesamaan oleh subjek penelitian.

Yang kedua, penonton dalam kategori negoisasi. Dalam posisi ini, subjek penelitian menggunakan kepercayaan dan keyakinannya untuk menerima kode yang diberikan oleh peneliti dan memodifikasi dengan keyakinan yang subjek penelitian inginkan.

Yang ketiga kategori opisisi.

Mereka yang termasuk dalam posisi ini kebanyakan tidak setuju atau menolak bahwa cerita dramatis yang ada padatayangan Orang Pinggiran bisa berdampak negatif bagi penonton.

(34)

45 Perbedaan Perbedaan dari penelitian

terdahulu dengan penelitian ini yaitu terletak pada objek dan tempat penelitian

Perbedaan dari penelitian terdahulu dengan penelitian ini yaitu terletak pada objek dan tempat penelitian

Persamaan Persamaan dari penelitian terdahulu dengan penelitian ini yakni sama-sama meneliti tentang resepsi khalayak pada program di sebuah stasiun radio

Persamaan dari penelitian terdahulu dengan penelitian ini yakni sama-sama meneliti tentang pemaknaan penonton tentang sebuah program acara Tabel 1. Penelitian Terdahulu

2.9 Fokus Penelitian

Fokus penelitian digunakan untuk membatasi peneliti dalam melakukan studi untuk menetapkan sasaran penelitian nantinya, sehingga peneliti dapat mengklasifikasikan data yang telah dikumpulkan lalu diolah dan dianalisis dalam suatu penelitian. Pemaknaan penonton tentang program Galeri Warna pada live streaming video radio Warna FM yang peneliti maksudkan adalah pemaknaan penonton tentang isi program Galeri Warna yang meliputi sajian musik-musik terkini, informasi tentang dunia entertainment maupun informasi tentang acara yang sedang atau akan berlangsung di kota Pasuruan dan sekitarnya. Pemaknaan yang akan didapat oleh penonton tersebut dapat terjadi saat penonton mempunyai pengetahuan, pengalaman, pemahaman dan penilaian terhadap tayangan yang ditampilkan dalam live streaming video pada channel youtube warna936pasuruan.

Dari kesimpulan tersebut nantinya peneliti bermaksud ingin mengklasifikasikan penonton live streaming video Galeri Warna pada posisi dominan, negosiasi, maupun oposisi.

Referensi

Dokumen terkait

Menurut Mulyana (2005:75) komunikasi massa (mass communication) adalah komunikasi yang menggunakan media massa, baik cetak (surat kabar, majalah) atau elektronik

Dari konsep diatas dapat diartikan bahwa komunikasi massa memiliki peranan penting untuk masyarakat untuk mendapatkan beragam informasi yang tentunya sesuai dengan kebutuhannya

Komunikasi didefinisikan sebagai “proses penyampaian informasi komunikator kepada komunikan”. Informasi tentang kebijakan publik memberikan kebijakan agar pembuat

Pentingnya peranan media, yakni media sekunder dalam proses komunikasi disebabkan oleh efisiensinya dalam mencapai sasaran yaitu komunikan, karena proses komunikasi

Disisi lain, komunikasi kesehatan juga dianggap sebagai proses penyampaian pesan oleh komunikator kepada komunikan lewat media tertentu dengan tujuan mendorong

menyampaikan makna yang akan ditangkap oleh komunikan. 4) Proses keterhubungan, komunikasi adalah proses yang saling berkaitan. Tidak hanya melibatkan hubungan dua orang

Meskipun terdapat pula khalayak yang memiliki reaksi yang berbeda tetapi pesan yang keluar dari peralatan komunikasi dan media massa dipusatkan terhadap

Hovland mengatakan “komunikasi merupakan proses yang memungkinkan seseorang komunikan menyampaikan rangsangan yang biasanya adalah lambing- lambang verbal untuk mengubah