• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERAN JALAN TOL TRANS SUMATERA RUAS BAKAUHENI TERBANGGI BESAR TERHADAP PERKEMBANGAN KAWASAN STRATEGIS SEKITARNYA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "PERAN JALAN TOL TRANS SUMATERA RUAS BAKAUHENI TERBANGGI BESAR TERHADAP PERKEMBANGAN KAWASAN STRATEGIS SEKITARNYA"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

PERAN JALAN TOL TRANS SUMATERA RUAS BAKAUHENI TERBANGGI BESAR TERHADAP

PERKEMBANGAN KAWASAN STRATEGIS SEKITARNYA

Shahnaz Nabila Fuady Program Studi Perencanaan Wilayah

dan Kota

Institut Teknologi Sumatera Jalan Terusan Ryacudu, Way Hui,

Kecamatan Jati Agung, Lampung Selatan 35365

bellafuady@pwk.itera.ac.id

Verlina Agustine

Program Studi Perencanaan Wilayah dan Kota

Institut Teknologi Sumatera Jalan Terusan Ryacudu, Way Hui,

Kecamatan Jati Agung, Lampung Selatan 35365

verlina.22116055@student.itera.ac.id

Abstract

In RPJMN 2015 - 2019, it is stated one of the agenda to construct Trans Sumatera Toll Road. It is hoped to push the development in sunatera island, especially in strategic area which has more priority on urban planning, because it has more effect in surrounding area and able to increase regional economic growth. This researcher intended to knowing the role of JTTS Bakauheni – Terbanggi Besar section as a sustainable transportation network for land use around. The study approach is using deductive logical thinking with spatial and descriptive analysis method. There are 5 strategic areas which integrates with JTTS Bakauheni - Terbanggi Besar section highway which has its own intention. JTTS is very influencing the interaction between land use in strategic area integrated. If JTTS can be utilized optimally, so the goal of JTTS construction in order to push the development of sumatera island and to support the national economic growth will be fulfilled.

Keywords: trans sumatra highway, transportation infrastructure network, land use, economic growth, strategic area

Abstrak

Dalam dokumen RPJMN 2015 – 2019, tercantum salah satu agenda yang menjadi prioritas rencana pembangunan pemerintah yaitu pembangunan Jalan Tol Trans Sumatera (JTTS). Pembangunan JTTS diharapkan dapat mendorong pengembangan kawasan di Pulau Sumatera, terutama pada kawasan strategis yang penataan ruangnya diprioritaskan dalam RTRW, karena memiliki pengaruh penting bagi wilayah sekitarnya dan dapat meningkatkan pertumbuhan perekonomian wilayah. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peran JTTS ruas Bakauheni – Terbanggi Besar sebagai jaringan prasarana transportasi yang berkelanjutan bagi tata guna lahan sekitarnya. Pendekatan studi yang dilakukan menggunakan logika berpikir deduktif dengan metode analisis spasial dan deskriptif. Terdapat lima kawasan strategis terpilih yang terintegrasi dengan JTTS ruas Bakauheni – Terbanggi Besar yang masing-masingnya memiliki sudut kepentingan. JTTS sangat mempengaruhi sistem pergerakan interaksi antar kegiatan guna lahan pada kawasan strategis di sekitarnya. Apabila JTTS termanfaatkan dengan optimal, maka tujuan pembangunan JTTS dalam rangka mendorong pengembangan kawasan di Pulau Sumatera dan untuk mendukung pertumbuhan perekonomian nasional akan tercapai.

Kata Kunci: jalan tol trans sumatera, jaringan prasarana transportasi, guna lahan, pertumbuhan ekonomi, kawasan strategis

(2)

PENDAHULUAN

Berbagai kegiatan pembangunan nasional di Indonesia dilakukan pemerintah untuk meningkatkan kesejahteraan umum. Pembangunan merupakan tolok ukur perkembangan suatu daerah. Sebagian besar daerah – daerah di Indonesia telah melakukan pembangunan di segala sektor baik informal maupun formal setelah adanya kebijakan otonomi daerah yang digencarkan oleh pemerintah (Rafika & Rifan, 2016). Penyelenggaraan jalan tol bertujuan untuk meningkatkan distribusi dan pelayanan jasa secara efisien guna menunjang peningkatan pertumbuhan ekonomi terutama di wilayah yang sudah tinggi tingkat perkembangannya (Peraturan Pemerintah Nomor 15 tahun 2005). Sementara itu menurut Undang-Undang Nomor 38 tahun 2004 tentang Jalan menyebutkan bahwa jalan tol diselenggarakan untuk memperlancar lalu lintas di daerah yang telah berkembang dan meningkatkan hasil guna serta daya guna pelayanan distribusi barang/jasa guna menunjang peningkatan pertumbuhan ekonomi.

Dalam program Nawacita yang dijabarkan dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2015 – 2019, terangkum arah kebijakan pembangunan infrastruktur dasar dan konektivitas. Adapun indikator infrastruktur dasar dan konektivitas meliputi pembangunan jalan baru, jalan tol, pelabuhan, dermaga penyeberangan, bandara, jalur kereta api, serta jangkauan pita lebar. Salah satu agenda dalam Nawacita yang menjadi prioritas rencana pembangunan pemerintah adalah pembagunan Jalan Tol Trans Sumatera. Jalan Tol Trans Sumatera (JTTS) terdiri dari 24 ruas jalan tol, salah satunya adalah ruas Bakauheni – Terbanggi Besar yang berada di Provinsi Lampung melintasi 3 (tiga) kabupaten/kota yaitu Lampung Selatan, Pesawaran, dan Lampung Tengah. Dalam Peraturan Presiden Nomor 100 Tahun 2014 tentang Percepatan Pembangunan Jalan Tol di Sumatera, tertuang tujuan pembangunan JTTS yaitu dalam rangka mendorong pengembangan kawasan di Pulau Sumatera dan untuk mendukung pertumbuhan perekonomian nasional serta dalam rangka pelaksanaan Masterplan Percepatan Pembangunan dan Perluasan Ekonomi Indonesia 2010 - 2025. Dalam rencana tata ruang wilayah, terdapat beberapa kawasan yang ditetapkan sebagai kawasan strategis yang penataan ruangnya diprioritaskan karena memiliki pengaruh yang penting bagi wilayah sekitarnya dan dapat meningkatkan pertumbuhan wilayah.

Penelitian ini diharapkan dapat mengidentifikasi peran Jalan Tol Trans Sumatera ruas Bakauheni – Terbanggi Besar sebagai jaringan prasarana transportasi yang berkelanjutan bagi tata guna lahan disekitarnya.

METODOLOGI

Pendekatan studi yang dilakukan menggunakan logika berpikir deduktif dengan menggali fenomena, data, dan informasi di wilayah studi yang kemudian menjadi suatu acuan generalisasi dan teori yang lebih luas. Dalam menganalisa peran Jalan Tol Trans Sumatera ruas Bakauheni – Terbanggi Besar bagi guna lahan kawasan strategis disekitarnya, dilakukan analisis spasial untuk mengetahui persebaran kawasan strategis yang terintegrasi JTTS.

Analisis spasial juga digunakan untuk mengidentifikasi guna lahan masing – masing kawasan. Teridentifikasinya guna lahan akan menggambarkan besarnya aktivitas atau kegiatan pada masing-masing kawasan strategis terpilih. Dilakukan pula pengamatan pada

(3)

- 2031 dan RTRW Kabupaten Lampung Tengah tahun 2011 - 2031, untuk melihat kepentingan masing-masing kawasan bagi wilayah disekitarnya. Selanjutnya dikaitkan dengan teori untuk melihat peran JTTS terhadap guna lahan disekitarnya.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Persebaran Kawasan Strategis yang terintegrasi Jalan Tol Trans Sumatera Ruas Bakauheni – Terbanggi Besar

Terdapat tiga kabupaten/kota di Provinsi Lampung yang dilewati oleh Jalan Tol Trans Sumatera ruas Bakauheni – Terbanggi Besar. Pada dokumen RTRW Provinsi Lampung tahun 2009 - 2029, RTRW Kabupaten Lampung Selatan tahun 2011 - 2031, RTRW Kabupaten Pesawaran tahun 2011 - 2031 dan RTRW Kabupaten Lampung Tengah tahun 2011 - 2031, disebutkan 35 kawasan strategis yang akan dikembangkan untuk mendukung pertumbuhan dan pemerataan ekonomi wilayahnya. Adapun sebaran kawasan strategis yang terintegrasi oleh JTTS ruas Bakauheni-Terbanggi Besar dapat dilihat pada gambar berikut.

Gambar 1. Peta Sebaran Kawasan Strategis yang Terintegrasi JTTS ruas Bakauheni – Terbanggi Besar: Metode Buffering

Pada peta sebaran kawasan strategis (Gambar 1) dilakukan buffering pada gerbang tol dengan diameter 2,5 km. Penentuan diameter tersebut dilakukan dengan cara menggambil nilai median atau rata-rata dari jarak terdekat gerbang tol dengan kawasan strategis yaitu 0,5 km dan jarak terjauh gerbang tol dengan kawasan strategis yaitu 4,5 km. Metode ini dilakukan karena tidak adanya literatur maupun peraturan yang mengatur tentang jarak optimal konektivitas gerbang tol terhadap suatu kawasan. Berdasarkan buffering yang pada gerbang tol, terdapat 5 kawasan strategis yang terpilih yaitu Kawasan Bakauheni, Kawasan Industri Lampung, Kawasan Pusat Perkantoran Provinsi Lampung, Kawasan Metropolitan Bandar Lampung serta Kawasan Strategis Natar.

(4)

Kawasan Bakauheni

Dalam dokumen RTRW Provinsi Lampung tahun 2009 – 2029 dan RTRW Kabupaten Lampung Selatan tahun 2011 – 2031 disebutkan bahwa Bakauheni termasuk dalam kawasan strategis sebagai pusat pertumbuhan ekonomi. Kawasan ini memiliki nilai yang strategis karena merupakan pintu gerbang Pulau Sumatera dari Pulau Jawa.

Gambar 2. Guna Lahan Kawasan Strategis Bakauheni: Analisis Spasial

Pada peta guna lahan Kawasan Strategis Bakauheni (Gambar 2), dapat dilihat jenis aktivitas pada kawasan strategis serta berbagai aktivitas kawasan disekitarnya. Terdapat kegiatan penyeberangan antar pulau yang difasilitasi oleh prasarana pelabuhan pada kawasan inti.

Sementara pada aktivitas kawasan sekitarnya terdapat kegiatan tambak, pertanian lahan kering campuran, dan hutan mangrove sekunder. Selain itu, terdapat juga permukiman disekitar Jl. Lintas Sumatera.

Kawasan ini memiliki aktivitas utama kegiatan penyebrangan orang dan pendistribusian barang dari dan menuju Pulau Jawa dengan prasarana Pelabuhan Bakauheni. Selain pelabuhan, Bakauheni juga memiliki beberapa potensi wisata yang besar, seperti pantai, konservasi, serta Menara Siger. Kawasan ini dapat diakses oleh JTTS melalui gerbang tol terdekat yaitu GT Bakauheni Selatan dengan jarak 5 km dan dapat ditempuh dengan waktu kurang lebih 9 menit. Pada Oktober 2019, PT. ASDP Indonesia Ferry, PT. Indonesia Tourism Development Coporation, PT. Hutama Karya, dan Pemerintah Provinsi Lampung secara resmi melakukan penandatanganan Memorandum of Understanding (MoU) untuk menggarap mega proyek baru Pembangunan Kawasan Terintegrasi Pariwisata di Kecamatan Bakauheni. Pembangunan kawasan pariwisata ini memiliki konsep Bakauheni Harbour City, dimana area pembangunan terletak sebelum gerbang tol Bakauheni Selatan. Bakauheni Harbour City yang hadir menyajikan hiburan sekaligus edukasi, kemudahan jalur transportasi serta akomodasi, tentunya akan membawa manfaat yang besar dan daya tarik baru bagi masyarakat Indonesia maupun mancanegara.

Kawasan Industri Lampung

Berdasarkan RTRW Provinsi Lampung tahun 2009 – 2029, kawasan ini termasuk dalam

(5)

2031, kawasan ini termasuk dalam penetapan kawasan strategis Kabupaten berdasarkan aspek pertumbuhan ekonomi.

Gambar 3. Guna Lahan Kawasan Strategis Industri Lampung: Analisis Spasial

Pada peta guna lahan Kawasan Strategis Industri Lampung (Gambar 3), dapat dilihat jenis aktivitas pada kawasan strategis serta berbagai aktivitas kawasan disekitarnya. Adapun aktivitas yang ada pada kawasan ini yaitu terdapat kegiatan pertanian dengan lahan pertanian lahan kering, dan pertanian lahan kering campuran. Selain itu, terdapat lahan perkebunan, sawah, belukar, dan tanah terbuka. Terdapat juga beberapa permukiman yang tersebar disekitar jaringan jalan. Lahan industri terletak di sepanjang Jalan Ir. Sutami, Tanjung Bintang, Lampung Selatan.

Kawasan ini memiliki aktivitas utama yakni kegiatan industri dengan perusahaan pengolahan yang tersebar disepanjang Jl. Ir. Sutami, Tanjung Bintang, Lampung Selatan.

Adanya potensi lahan pertanian dan perkebunan di Kecamatan Tanjung Bintang merupakan salah satu alasan dibangunnya KAIL pada kawasan ini. Sektor pertanian dan perkebunan tentunya dapat menjadi penyokong sumber bahan baku untuk kegiatan industri, dimana bahan baku tersebut dapat diolah menjadi produk yang memiliki nilai tambah lebih tinggi.

Kawasan ini dapat diakses oleh JTTS melalui gerbang tol terdekat yaitu GT Lematang dengan jarak 5,3 km dan dapat ditempuh dengan waktu kurang lebih 10 menit. Terdapat 27 perusahaan industri yang berada pada kawasan ini. Pembangunan sejumlah kawasan sentral perindustrian di beberapa lokasi di Provinsi Lampung diharapkan dapat memacu optimalisasi perdagangan dan perekonomian di Provinsi Lampung serta dimaksudkan untuk penyediakan lapangan kerja bagi penduduk yang jumlahnya terus meningkat. Selain itu, pembangunan kawasan industri juga dimaksudkan untuk meningkatkan taraf hidup dengan meningkatkan pendapatan per kapita, menarik investasi, meningkatan produktivitas perusahaan yang berlokasi pada kawasan, serta mendorong tumbuhnya bisnis pendukung industri.

(6)

Kawasan Pendidikan Terpadu LARAIN

Kawasan Pendidikan Terpadu LARAIN memiliki aktivitas utama pada kegiatan pendidikan.

Kawasan ini dapat diakses oleh JTTS melalui gerbang tol terdekat yaitu GT Itera - Kota Baru dengan jarak 2,1 km dan dapat ditempuh dengan waktu kurang lebih 4 menit.

Berkembangnya kawasan pendidikan Kampus Institut Teknologi Sumatera telah menumbuhkan lahan-lahan baru yaitu guna lahan perdagangan dan jasa serta permukiman untuk para civitas akademika ITERA. Berdasarkan kegiatan sosialisasi pengembangan kawasan pendidikan terpadu yang dilaksanakan Institut Teknologi Sumatera pada tahun 2016, kawasan ini akan dicanangkan menjadi pusat kegiatan pendidikan terpada Unila- ITERA-UIN. Pengembangan kawasan tersebut direncanakan mengingat akan ada ratusan ribu mahasiswa dalam waktu beberapa tahun kedepan yang tentunya akan diikuti dengan pertumbuhan permukiman dan sentra perekonomian yang menjadikan kawasan ini memiliki potensi besar untuk dikembangkan sebagai kawasan strategis provinsi, kawasan ekonomi cepat tumbuh ataupun kawasan perkotaan besar. (Institut Teknologi Sumatera, 2016).

Pengembangan kawasan ini telah menjadi isu strategis Provinsi Lampung dalam Program Pembangunan Infrastruktur Nasional dan Daerah tahun 2018 oleh pemerintah Provinsi Lampung dan Badan Pengembangan Infrastruktur Wilayah (BPIW) Kementrian PUPR.

Kawasan Metropolitan Bandar Lampung

Kawasan Metropolitan Bandar Lampung ditetapkan sebagai kawasan strategis berdasarkan aspek atau sudut kepentingan pertumbuhan ekonomi. Pada RTRW Provinsi Lampung tahun 2009 – 2029, dijelaskan mengenai sistem perkotaan Provinsi Lampung. Kota Bandar Lampung ditetapkan sebagai Pusat Kegiatan Nasional (PKN). PKN memiliki fungsi sebagai pusat pemerintahan provinsi, pusat perdagangan dan jasa regional, pusat distribusi dan koleksi serta pusat pendukung jasa pariwisata, dan pusat pendidikan tinggi.

Gambar 4. Guna Lahan Kawasan Strategis Metropolitan Bandar Lampung: Analisis Spasial

Pada peta guna lahan Kawasan Metropolitan Bandar Lampung (Gambar 4), dapat dilihat jenis aktivitas pada kawasan dan sekitarnya. Seperti perkotaan pada umumnya, guna lahan permukiman mendominasi pada kawasan. Terdapat juga aktivitas perdagangan dan jasa, perkantoran dan pemerintahan, pariwisawa, serta pelayanan umum. Selain itu, terdapat

(7)

pada bagian selatan kawasan. Kawasan ini dapat diakses oleh JTTS melalui gerbang tol terdekat yaitu GT Itera - Kota Baru dengan jarak 10 km dan dapat ditempuh dengan waktu kurang lebih 21 menit. Kegiatan kawasan perkotaan tentunya tidak hanya mendorong pertumbuhan dalam wilayahnya, tetapi juga dapat mendorong pertumbuhan daerah-daerah di sekitarnya dengan interaksi yang terjadi melalui kegiatan perdagangan, pendidikan, kesehatan, sistem permintaan (demand) dan penawaran (supply), yang menyebabkan keterkaitan yang erat dengan wilayah-wilayah sekitarnya. Dengan demikian, peranan kota sebagai faktor penggerak pembangunan dan motor penggerak menjadi sangat penting (Widyastuti et al., 2008).

Kawasan Strategis Natar

Dalam RTRW Kabupaten Lampung Selatan tahun 2011 – 2031, Kawasan Strategis Natar ditetapkan sebagai kawasan strategis dari sudut kepentingan ekonomi.

Gambar 5. Guna Lahan Kawasan Strategis Natar: Analisis Spasial

Pada peta guna lahan (Gambar 5), dapat dilihat jenis aktivitas pada kawasan strategis serta berbagai aktivitas kawasan disekitarnya. Terdapat pertanian lahan kering campuran, perkebunan, sawah dan hutan lahan kering primer. Selanjutnya permukiman dan Bandar Udara Radin Inten II.

Kawasan ini didominasi oleh kegiatan perdagangan dan jasa. Selain itu, pada kawasan ini terdapat satu-satunya Bandar udara yang melayani penerbangan komersial di Provinsi Lampung. Kawasan ini dapat diakses oleh JTTS melalui gerbang tol terdekat yaitu GT Natar dengan jarak 8,6 km dan dapat ditempuh dengan waktu kurang lebih 13 menit. Berdasarkan Peraturan Menteri Perhubungan Nomor 39 Tahun 2019 tentang Tatanan Kebandarudaraan Nasional, tertuang peran bandara sebagai simpul dalam jaringan transportasi sesuai dengan hierarkinya, sebagai pintu gerbang kegiatan perekonomian serta sebagai tempat kegiatan alih moda transportasi. Bandara juga berfungsi sebagai pendorong dan penunjang kegiatan industri dan/atau perdagangan dan prasarana memperkukuh wawasan nusantara dan kedaulatan negara. Bandar Udara yang ada pada kawasan ini merupakan satu-satunya bandara yang melayani penerbangan komersial di Provinsi Lampung. Bandar Udara Radin

(8)

Inten II ini terletak di Desa Branti Raya. Bandara ini merupakan bandara umum dan secara resmi ditetapkan sebagai bandara berstandar internasional (PT. Angkasa Pura II, 2020).

Perekonomian Wilayah Akibat JTTS Ruas Bakauheni – Terbanggi Besar

Nilai PDRB Kabupaten Lampung Selatan Atas Dasar Harga Konstan tahun 2019 sebesar 30.277 triliun rupiah, bertambah 6.878 triliun rupiah dari tahun 2014 sebelum adanya jalan tol. Struktur ekonomi Lampung Selatan sejak sebelum adanya jalan tol pada tahun 2014 hingga setelah adanya tol pada tahun 2019 didominasi oleh kategori lapangan usaha yang sama yaitu Pertanian; Kehutanan dan Perikanan sebesar 7.272 triliun rupiah pada tahun 2014 dan 8.527 triliun rupiah pada tahun 2019. Nilai PDRB pada kategori ini didukung oleh peran Kawasan Industri Lampung dan Kawasan Strategis Natar yang memiliki guna lahan pertanian, perkebunan, hutan, dan sawah. Kemudian kategori kedua Industri Pengolahan sebesar 5.546 triliun rupiah pada tahun 2014 dan 7.141 triliun rupiah pada tahun 2019. Nilai PDRB pada kategori ini didukung oleh peran Kawasan Industri Lampung yang memiliki guna lahan industri disepanjang Jl. Ir. Sutami. Selanjutnya lapangan usaha dengan kontribusi terbesar ketiga yaitu Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil dan Sepeda Motor sebesar 2.951 triliun rupiah pada tahun 2014 dan 3.956 triliun rupiah pada tahun 2019. Nilai PDRB pada kategori ini didukung oleh peran Kawasan Strategis Natar yang memiliki guna lahan perdagangan dan jasa disepanjang ruas jalan Tegineneng – SP. Tanjung Karang dan Kawasan Strategis Bakauheni disepanjang ruas Jalan SP. Kalianda – SP. Bakauheni.

Berbeda dengan Kabupaten Lampung Selatan, nilai PDRB Kota Bandar Lampung Atas Harga Konstan jauh lebih besar dibanding dengan Kabupaten Lampung Selatan.

Berdasarkan BPS Kota Bandar Lampung, nilai PDRB Kota Bandar Lampung Atas Harga Konstan tahun 2019 sebesar 39.405 triliun rupiah, bertambah 10.369 triliun rupiah dari tahun 2014 sebelum adanya jalan tol. Berbeda halnya dengan Kabupaten Lampung Selatan, struktur ekonomi Kota Bandar Lampung sejak sebelum adanya jalan tol pada tahun 2014 hingga setelah adanya tol pada tahun 2019 didominasi oleh kategori lapangan usaha Industri Pengolahan yaitu sebesar 5.790 triliun rupiah pada tahun 2014 dan 8.039 triliun rupiah pada tahun 2019. Kemudian kategori kedua Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil dan Sepeda Motor sebesar 4.975 triliun rupiah pada tahun 2014 dan 5.944 triliun rupiah pada tahun 2019. Selanjutnya lapangan usaha dengan kontribusi terbesar ketiga yaitu Transportasi dan Pergudangan sebesar 3.589 triliun rupiah pada tahun 2014 dan 5.279 triliun rupiah pada tahun 2019.

KESIMPULAN

Terdapat lima kawasan strategis terpilih yang terintegrasi dengan Jalan Tol Trans Sumatera ruas Bakauheni – Terbanggi Besar. Masing-masing kawasan strategis memiliki sudut kepentingan, yaitu Kawasan Bakauheni dengan sudut kepentingan pertumbuhan ekonomi, Kawasan Industri Lampung dengan sudut kepentingan pendayagunaan SDA dan teknologi tinggi serta pertumbuhan ekonomi, Kawasan Pendidikan Terpadu LARAIN dengan sudut kepentingan pendayagunaan SDA dan teknologi tinggi, Kawasan Metropolitan Bandar Lampung dengan sudut kepentingan pertumbuhan ekonomi, serta Kawasan Strategis Natar dengan sudut kepentingan ekonomi.

(9)

kawasan strategis terpilih yang dilintasi oleh JTTS ruas Bakauheni – Terbanggi Besar. Pada Kabupaten Lampung Selatan, nilai PDRB atas dasar harga konstan dari sebelum adanya tol tahun 2014 sampai dengan tol beroperasi tahun 2019, bertambah 6.878 triliun rupiah.

Adapun lapangan usaha yang paling besar mendistribusi nilai PDRB di Kabupaten Lampung Selatan adalah Pertanian; Kehutanan dan Perikanan yang didukung oleh peran Kawasan Industri Lampung dan Kawasan Strategis Natar yang memiliki guna lahan pertanian, perkebunan, hutan, dan sawah. Lapangan usaha kedua adalah Industri Pengolahan, didukung oleh peran Kawasan Industri Lampung yang memiliki guna lahan industri disepanjang Jl. Ir.

Sutami. Selanjutnya lapangan usaha ketiga adalah Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil dan Sepeda Motor, didukung oleh peran Kawasan Strategis Natar yang memiliki guna lahan perdagangan dan jasa disepanjang ruas jalan Tegineneng – SP. Tanjung Karang dan Kawasan Strategis Bakauheni disepanjang ruas Jalan SP. Kalianda – SP. Bakauheni.

Sementara pada Kota Bandar Lampung, nilai PDRB atas dasar harga konstan dari sebelum adanya tol tahun 2014 sampai dengan tol beroperasi tahun 2019, bertambah 10.369 triliun rupiah. Hal ini tentunya didukung oleh peran Kawasan Metropolitan Bandar Lampung yang memiliki fungsi PKN (Pusat Kegiatan Nasional) bagi Provinsi Lampung.

Jalan Tol Trans Sumatera ruas Bakauheni – Terbanggi Besar sebagai sistem jaringan prasarana transportasi, sangat mempengaruhi sistem pergerakan interaksi antar kegiatan guna lahan terutama pada kawasan strategis yang terintegrasi. Adanya jaringan Jalan Tol Trans Sumatera ruas Bakauheni – Terbanggi Besar dapat meningkatkan pergerakan kawasan strategis di Provinsi Lampung dan tentunya akan mewujudkan tercapainya efisiensi pelayanan distribusi barang dan jasa yang menunjang pertumbuhan ekonomi. Terlebih jika JTTS sudah terbangun dan beroperasi di seluruh provinsi Pulau Sumatera dan mengintegrasikan kawasan-kawasan strategis yang penataan ruangnya diprioritaskan, maka pergerakan distribusi barang dan jasa antar provinsi akan meningkat dan mempercepat pengembangan kawasan. Hal ini tentunya menunjang pertumbuhan ekonomi Pulau Sumatera. Apabila JTTS termanfaatkan dengan optimal, maka tujuan pembangunan JTTS yaitu dalam rangka mendorong pengembangan kawasan di Pulau Sumatera dan untuk mendukung pertumbuhan perekonomian nasional akan tercapai.

DAFTAR PUSTAKA

Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Lampung Selatan. 2011. Rencana Tata Ruang dan Wilayah (RTRW) Kabupaten Lampung Selatan. Lampung:

BAPPEDA Kabupaten Lampung Selatan.

Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Lampung Tengah. 2011. Rencana Tata Ruang dan Wilayah (RTRW) Kabupaten Lampung Tengah. Lampung:

BAPPEDA Kabupaten Lampung Tengah.

Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Pesawaran. 2011. Rencana Tata Ruang dan Wilayah (RTRW) Kabupaten Pesawaran. Lampung: BAPPEDA Kabupaten Pesawaran.

Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Provinsi Lampung. 2009. Rencana Tata Ruang dan Wilayah (RTRW) Provinsi Lampung. Lampung: BAPPEDA Provinsi Lampung.

(10)

Kementerian Perhubungan. 2019. Peraturan Menteri Perhubungan Nomor 39 Tahun 2019 tentang tatanan Kebandarudaraan Nasional. Jakarta: Kementerian Perhubungan.

Pemerintah Indonesia. 2004. Undang-Undang No. 38 Tahun 2004 tentang Jalan. Sekretariat Negara. Jakarta.

Pemerintah Indonesia. 2005. Peraturan Pemerintah Nomor 15 Tahun 2005 tentang Jalan TOL. Sekretariat Negara. Jakarta.

PT. Pengembangan Pariwisata Indonesia (Persero) Indonesia Tourism Development Corporation (ITDC). 2019. Hutama Karya, ASDP, dan ITDC sepakat kembangkan Kawasan Pariwisata Kelas Dunia Di Lampung. https://www.itdc.co.id/news/hutama- karya-asdp-dan-itdc-sepakat-kembangkan-kawasan-pariwisata-kelas-dunia-di- lampung-20191217142448#.

Rafika, D.L., & Rifan, R. 2016. Perencanaan Geometrik dan Tebal Perkerasa Lentur Pada Jalan Muara Enim – Suban Jeriji – Lecah. Laporan Akhir. Politeknik Negeri Sriwijaya, Palembang.

Widyastuti, E., Damayanti., & Lurusanti, Y. 2008. Ekonomi Perkotaan dan Transportasi, Edisi 1. Universitas Terbuka. Tanggerang Selatan.

Referensi

Dokumen terkait

Sedangkan tujuan penelitian ini adalah untuk menggambarkan dampak pembangunan jalan tol Trans Sumatera terhadap sosial ekonomi masyarakat Desa Kalisari, Kecamatan

Pembangunan Jalan Tol Trans Sumatera yang berada di Desa Jatimulyo Kecamatan Jati Agung Kabupaten Lampung Selatan memberikan dampak perubahan pemanfaatan lahan

Hasil penelitian menunjukkan bahwa pembangunan Jalan Tol Trans Sumatera (JTTS) memiliki dampak negatif bagi pedagang, baik warung makan, rumah makan, dan pedagang

Pola tata guna lahan pada Kawasan Pedurungan dengan obyek penelitian sekitar Jalan Arteri Soekarno-Hatta .... Deskripsi variable pengaruh ( ruas jalan arteri