• Tidak ada hasil yang ditemukan

SKRIPSI PENGARUH PERHITUNGAN HARGA POKOK PRODUKSI TERHADAP PENENTUAN HARGA JUAL READY MIX PADA PT. PRIMA KARYA MANUNGGAL TRISNAWATI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "SKRIPSI PENGARUH PERHITUNGAN HARGA POKOK PRODUKSI TERHADAP PENENTUAN HARGA JUAL READY MIX PADA PT. PRIMA KARYA MANUNGGAL TRISNAWATI"

Copied!
80
0
0

Teks penuh

(1)

SKRIPSI

PENGARUH PERHITUNGAN HARGA POKOK PRODUKSI TERHADAP PENENTUAN HARGA JUAL READY MIX PADA PT. PRIMA KARYA

MANUNGGAL

TRISNAWATI 10573 01668 10

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

MAKASSAR 2014

(2)

i SKRIPSI

PENGARUH PERHITUNGAN HARGA POKOK PRODUKSI TERHADAP PENENTUAN HARGA JUAL READY MIX PADA PT. PRIMA KARYA

MANUNGGAL

OLEH : TRISNAWATI 10573 01668 10

Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Serjana Ekonomi Pada Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas

Muhammadiyah Makassar

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

MAKASSAR 2014

(3)

ii

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBINGAN Skripsi Dengan Judul :

PENGARUH PERHITUNGAN HARGA POKOK PRODUKSI TERHADAP PENENTUAN HARGA JUAL READY MIX PADA PT. PRIMA KARYA

MANUNGGAL Oleh :

Nama : TRISNAWATI Stambuk : 10573 01668 10

Telah Dilakukan Ujian Skripsi/Meja Pada Tgl 20 Agustus 2014 Pada Program Sarjana Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Universitas Muhammadiyah Makassar

Disetujui oleh, Pembimbing I

Dr. Hj. Euis Eka Pramiarsih.,M.Pd

PembimbingII

Asriati., SE.,M.Si

Mengetahui, Dekan Fakultas Ekonomi

Dr. H. Mahmud Nuhung, SE.,MA.

NBM. 497 794

Ketua Jurusan Akuntansi

Ismail Badollahi, SE,.M,Si.,Ak NBM. 1073428

(4)

iii

(5)

iii

HALAMAN PENGESAHAN

Skripsi atas nama TRISNAWATI No. Stambuk : 10573 01668 10 telah diperiksa dan diterima oleh panitia Ujian Skripsi Fakultas Ekonomi dan Bisnis dengan Surat Keputusan Rektor Universitas Muhammadiyah Makassar Nomor: dan telah dipertahankan di depan penguji pada hari Rabu Tanggal 20 Bulan Agustus Tahun 2014, sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi dan Bisnis pada Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Muhammadiyah Makassar.

Makassar, November 2014

Panitia Ujian

1. Pengawas Umum : DR. H. Irwan Akib., M.Pd ( ………..) (Rektor Universitas Muhammadiyah Makassar)

2. Ketua : Dr. H. Mahmud Nuhung, MA ( ………..) ( Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis)

3. Sekretaris : Drs. H. Sultan Sarda, MM ( ………..) ( WD-I Fakultas Ekonomi dan Bisnis )

4. Penguji :

a) Dr. Hj. Eka Pramiarsih, M.Pd ( ………..)

b) Hj. Lilly Ibrahim, SE., M.Si ( ………..)

c) Ismail Rasulong, SE., MM ( ………..)

d) Jamaluddin M , SE.,M.Si ( ………..)

(6)

iv

KATA PENGANTAR

Rasa Syukur yang teramat dalam atas kehadirat Allah SWT yang telah memberikan Rahmat dan Hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini, salawat dan salam senantiasa tercurah kepangkuan baginda Rasulullah Muhammad SAW. Skripsi ini disusun untuk memenuhi persyaratan mengikuti seminar skripsi dalam rangka penyelesaian studi pada Jurusan Akuntansi Fakultas Ekononi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Makassar. Dengan judul

“Pengaruh Perhitungan Harga Pokok Produksi Terhadap Penentuan Harga Jual Ready Mix Pada PT. Prima Karya Manunggal”.

Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini telah menyita banyak waktu, tenaga, curahan pikiran serta materi dan penulis menyadari bahwa tanpa bantuan tersebut skripsi ini tidak akan tersusun sebagaimana mestinya. Oleh karena itu, dengan segala kerendahan hati penulis menyampaikan hormat dan penghargaan serta terima kasih yang sedalam-dalamnya kepada:

1. Bapak Drs. Irwan Akib., M.Pd, Rektor Universitas Muhammadiyah Makassar.

2. Bapak Dr. H. Mahmud Nuhung., M.A, Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Makassar, Serta Para Pembantu Dekan yang telah memberikan kemudahan dalam rangka penyusunan skripsi ini.

3. Bapak Faidhul Adziem., S.E., M.Si selaku Penasehat Akademik, yang telah memberikan kelancaran selama proses perkuliahan.

(7)

v

4. Bapak Ismail Badollahi., SE., M.Si., Ak. Ketua Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Makassar yang telah membantu penulis selama menempuh perkuliahan.

5. Ibu Dr. Hj. Euis Eka Pramiarsih.,M.Pd sebagai pembimbing I yang dengan tulus memberikan nasehat, bimbingan, saran, serta petunjuk selama penulis melakukan penyusunan dan penulisan skripsi ini.

6. Ibu Asriati., SE.,M.Si sebagai pembimbing II yang dengan tulus dan sabar bersedia meluangkan waktunya serta petunjuk dan bimbingannya selama penulis menempuh perkuliahan di Universitas Muhammadiyah Makassar sampai pada penyusunan dan penulisan skripsi ini.

7. Bapak/Ibu Dosen serta seluruh Pegawai/Staf Fakultas Ekonomi dan Bisnis, yang selalu memberikan bimbingan dalam kelancaran kegiatan perkuliahan dan akademik.

8. Yang sangat teristimewa buat ibundaku dan Kakanda-kakandaku tercinta yang selalu memberikan perhatian, pengorbanan, kasih sayang, motivasi, dan do’a yang tulus dan tiada henti-hentinya serta segalanya dalam hidup ini.

9. Bapak/Ibu di PT. Prima Karya Manunggal yang turut membantu dalam proses penyelesaian skripsi.

10. Sahabat-sahabatku tercinta, seluruh teman-temanku di AK.2-10, serta saudara-saudaraku di kost yang tidak dapat disebutkan satu per satu yang senantiasa memberikan Do’a, dukungan, dan semangat selama ini. Semoga Allah memberikan kita kesempatan untuk bertemu dan berkumpul kembali,

(8)

vi

serta memberikan kesuksesan bagi kita semua. Semoga tali persaudaraan itu tak pernah putus, walau tangan tak bergandengan namun selalu ada di hati.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih banyak kekurangan- kekurangan. Oleh karena itu, penulis harapkan saran dan kritik yang bersifat membangun demi kesempurnaan skripsi ini. Dan akhirnya, penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi pihak-pihak yang berkepentingan.

Billahi Fii Sabilil Haq…. Fastabiqul Khaerat….

Wassalamu’Alaikum Wr. Wb.

Makassar, Juni 2014

Trisnawati

(9)

vii ABSTRAK

Trisnawati, Pengaruh Perhitungan Harga Pokok Produksi Terhadap Penentuan Harga Jual Ready Mix (Studi Kasus Pada PT. Prima Karya Manunggal Pangkep), Pembimbing 1 Euis Eka Pramiarsih, II Asriati.

Dalam perusahaan manufaktur, informasi yang diperlukan adalah biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, biaya overhead pabrik yang berhubungan dengan proses produksi. Informasi mengenai data biaya juga dapat membantu dalam menentukan harga jual karena penentuan harga jual yang menguntukan dapat dilakukan untuk suatu periode yang diinginkan, melalui pengetahuan tentang data biaya dan volume penjualan masa lalu. Pengetahuan tentang data biaya yang akan datang dan perkiraaan fluktuasi produksi dan penjualan akan mempengaruhi manajemen dalam pembuatan strategi harga.

penelitian ini bertujuan mencari bukti empirik apakah perhitungan harga pokok produksi berpengaruh terhad ap penentuan harga jual ready mix. Dalam penelitian ini dilakukan pada PT. Prima Karya Manunggal yang berlokasi di daerah Pangkep.

Metedologi penelitian dilakukan melalui penelitian lapangan dan dokumentasi mengenai data yang berhubungan dengan perhitungan harga pokok produksi dan penentuan harga jual ready mix.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa perhitungan harga pokok produksi berpengaruh terhadap penentuan harga jual ready mix. Hal ini ditunjukkan dari hasil uji regresi linear sederhana yang menunjukkan Y = 3,763.44 + 0,32X.

Berdasarkan hasil kesimpulan penelitian ini, perhitungan harga pokok produksi berpengaruh terhadap harga jual ready mix akan tetapi tidak berpengaruh secara material dalam pengambilan keputusan.

Kata Kunci: Perhitungan Harga Pokok Produksi, Penentuan Harga Jual Ready Mix.

(10)

viii

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

KATA PENGANTAR ... iv

ABSTRAK ... ... vii

DAFTAR ISI ... viii

DAFTAR TABEL ... xi

DAFTAR GAMBAR ... xii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang ... 1

B. Rumusan Masalah ... 6

C. Tujuan & Manfaat penelitian ... 6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 7

A. Pengertian Produksi ... 7

B. Pengertian Biaya ... 7

C. Penggolongan Biaya... 8

D. Harga pokok produksi ... 10

1. Pengertian harga pokok produksi ... 11

2. Manfaat informasi harga pokok produksi ... 13

3. Unsur-unsur harga pokok produksi ... 14

4. Sistem biaya produksi ... 15

5. Metode penentuan / perhitungan harga pokok produksi ... 19

a. Metode full Costing ... 20

b. Metode variabel Costing ... 21

(11)

ix

6. Perbandingan Full costing & variabel costing ... 22

7. Tujuan & manfaat penentuan harga pokok produksi ... 22

8. Metode pengumpulan biaya produksi ... 24

a. Metode harga pokok pesanan ... 26

b. Metode harga pokok proses ... 29

E. Harga Jual ... 31

F. Penetapan Harga Jual Produk... 32

G. Kerangka fikir ... 34

H. Hipotesis ... 34

BAB III METODOLIGI PENELITIAN ... 35

A. Lokasi & Tempat penelitian ... 35

B. Jenis Penelitian ... 35

C. Populasi & Sampel ... 36

D. Jenis & Sumber Data ... 37

E. Defenisi Operasional ... 37

F. Metode Analisis ... 37

G. Defenisi Operasionalisasi Varieabel ... 38

BAB IV GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN ... 39

A. Sejarah singkat perusahaan ... 39

B. Struktur organisasi perusahaan ... 42

C. Pembagian tugas dan tanggung jawab ... 45

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN ... 50

A. Jenis-jenis biaya (Harga Pokok Produksi Ready Mix) ... 50

B. Analisis Kebijakan Harga Pokok Ready Mix Pada PT. Prima Karya Manunggal ... 52

C. Analisis Hasil Penjualan Ready Mix ... 54

D. Pengaruh Harga Pokok Ready Mix Terhadap Penentuan Harga Jual Ready Mix ... 54

E. Pengujian Hipotesis ... 63

BAB VI KESIMPULAN & SARAN ... 64

A. Kesimpulan ... 64

(12)

x

B. Saran ... 64 DAFTAR PUSTAKA ... 66

(13)

xi

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1. Harga/Biaya Pokok Produksi Ready Mix ...51 2. Hasil Penjualan PT. Prima Karya Manunggal ...53 3. Perhitungan harga jual & Perhitungan harga harga pokok produksi per unit

(Ton) Ready Mix Pada PT. Prima Karya Manunggal ...59

(14)

xii

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1. Kerangka Pikir ... 34

(15)

1 BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pembangunan adalah merupakan usaha untuk meningkatkan kemakmuran dan keseimbangan bagi masyarakat dalam pembangunan ekonomi. Peran aktif masyarakat sangat diperlukan dalam menggalakkan pembangunan tersebut. Hal ini terlihat dengan keterlibatan sektor swasta dalam melaksanakan berbagai usaha yang dapat menyerap tenaga kerja dengan demikian akan terjadi pemerataan pendapatan.

Setiap perusahaan berupaya untuk memperoleh keungtungan dari hasil operasinya agar kelangsungan hidup perusahaan dapat berjalan secara berkesinambungan, keberhasilan suatu perusahaan dapat ditentukan oleh pengalaman usaha (keterampilan), pengelolaan setiap bagian, Kemampuan dalam menyusun perencanaan baik untuk jangka pendek maupun jangka panjang.

Dalam mengelola perusahaan diperlukan manajemen yang baik agar kegiatan perusahaan dapat beroperasi secara efektif dan efesien untuk itu diperlukan informasi yang cukup kompeten untuk pengambilan keputusan bagi pihak manajemen mengenai biaya-biaya produksi yang dikeluarkan untuk menghasilkan suatu produk. Dalam perusahaan manufaktur, informasi yang diperlukan adalah biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, biaya overhead pabrik yang berhubungan dengan proses produksi.

(16)

2 Informasi mengenai data biaya juga dapat membantu dalam menentukan harga jual karena penentuan suatu harga jual yang mengungtungkan dapat dilakukan untuk suatu periode yang diinginkan, melalui pengetahuan tentang data biaya dan volume penjualan masa lalu. Pengetahuan tentang data biaya yang akan datang dan perkiraaan fluktuasi produksi dan penjualan akan mempengaruhi manajemen dalam pembuatan strategi harga.

Untuk mempermudah menelusuri biaya-biaya produksi tersebut diperlukan informasi mengenai akuntansi biaya yang mana merupakan proses pencatatan, penggolongan, peringkasan, dan penyajian dengan cara-cara tertentu dari transaksi keuangan yang terjadi dalam perusahaan atau organisasi.

Perusahaan produksi dan penjualan harus memperhatikan kualitas produksi yang akan dipasarkan, maka pimpinan perusahaan memperhatikan persediaan bahan baku yang akan menjadi barang jadi. Justru produksi harus diprioritaskan pada harga produk tersebut dapat bersaing pada perusahaan lain dalam bidang yang sama hubungannya dengan berbagai unsur lain dalam organisasi, sehingga pihak manajemen dapat membangun strategis yang tepat.

Bahan baku yang menjadi titik perhatian tentu bertitik pada fungsi dan peranan pembelanjaan suatu perusahaan, sebab dalam membelanjai perusahaan harus diseimbangkan antara bahan baku dengan tenaga kerja. Selanjutnya, apabila terlalu banyak bahan baku dan tenaga kerja kurang akan menimbulkan kerusakan dan juga sebaliknya apabila bahan baku kurang akan mengakibatkan

(17)

3 pengangguran, oleh karena itu manajemen pada perusahaan harus lebih cermat dalam melihat situasi dan kondisi perusahaan tersebut.

Untuk memperoleh laba dari kegiatan operasionalnya dalam berbagai faktor diperhatikan seperti penghasilan dan biaya yang lebih rendah dari penghasilan itu, perusahaan dapat mencapai laba yang diinginkan. Dalam upaya mencari laba yang besar harus mampu memproduksi dalam jumlah yang besar dan tingkatan harga tertentu keinginan untuk memperoleh laba yang sebesar-besarnya, perusahaan harus meningkatkan kualitas dan mutu produk agar hasil dapat bersaing di pasar dan tetap memperhatikan kebutuhan konsumen.

Komponen pembentukan laba adalah pendapatan yang diperoleh dari hasil penjualan produksi dan jasa yang dihasilkan oleh perusahaan. Sedangkan biaya adalah pengorbanan yang harus dikeluarkan oleh perusahaan untuk memproduksi atau menghasilkan sesuatu barang atau jasa. Biaya tersebut disebut sebagai biaya harga pokok atau harga pokok produksi. Untuk menentukan besarnya biaya tersebut harus tepat dan akurat sehingga harga pokok yang juga akan menunjukkan harga pokok sesungguhnya. Penentuan harga pokok produksi merupakan hal yang sangat penting mengingat manfaat informasi harga pokok produksi adalah untuk menentukan harga jual produk serta penentuan harga pokok persediaan produk jadi dan produk dalam proses yang akan disajikan dalam neraca.

Penetapan harga dari hasil produk memang cukup sulit dalam menetapkan harga pokok produksi ready mix dengan memperhatikan beberapa komponen

(18)

4

biaya yang telah dikorbankan sehingga dalam menetapkan harga memerlukan waktu yang cukup lama untuk penyelesaiannya.

Seorang pengusaha akan lebih mudah untuk menghitung harga pokok barang dari pada produsen, sebab perhitungan biaya bagi produsen mulai saat proses produksi sampai siap barang itu dipasarkan. Harga pokok bagi produsen merupakan salah satu masalah yang penting dan cukup rumit untuk dipecahkan.

Oleh karena itu, salah satu persoalan yang agak sulit dihadapi oleh manajemen perusahaan adalah menetapkan harga pokok produk perusahaan, karena hal ini sangat berpengaruh terhadap keberhasilan perusahaan dalam mencapai tujuannya.

Harga jual yang terlalu tinggi akan membuat masyarakat tidak membeli atau mengurangi jumlah pembelian produk, sehingga perusahaan tidak akan memperoleh pendapatan dan laba yang cukup. Sebaliknya harga jual yang terlalu rendah akan membuat perusahaan tidak akan mampu mendapatkan laba usaha yang direncanakan. Oleh karena itu, menetapkan harga jual produk pada harga yang tepat sangatlah penting agar tujuan perusahaan dapat tercapai.

Akan tetapi menetapkan harga jual yang dianggap tepat bukanlah perkara mudah. Penetapan harga jual produk memerlukan analisis pasar, analisis pesaing analisis statistik, analisis produksi yang berarti memerlukan koordinasi antara bagian pemasaran, bagian penelitian, bagian keuangan, bagian akuntansi, dan bagian produksi serta bagian-bagian lainnya yang terkait.

Perusahaan melakukan penetapan harga dengan berbagai cara, pada perusahaan-perusahaan kecil, harga biasanya ditetapkan oleh manajemen puncak

(19)

5 bukan oleh bagian pemasaran. Sedangkan pada perusahaan-perusahaan besar penetapan harga biasanya ditangani oleh manajer divisi dan lini produk. Bahkan di sini manajemen puncak juga menetapkan tujuan dan kebijakan umum penetapan harga serta memberikan persetujuan atas usulan harga dari manajemen di bawahnya.

Harga jual yang ditentukan tentu saja diusahakan harga jual yang minimal dapat menutup seluruh biaya yang terjadi. Memang diakui bahwa ramalan tentang permintaan dan penawaran masih memegang peranan yang penting dalam penentuan harga namun data mengenai biaya haruslah diketahui.

Keputusan penentuan harga jual biasanya harus dibuat berulang-ulang karena harga jual dipengaruhi oleh perubahan lingkungan eksternal dan internal.

Perubahan harga jual bertujuan agar harga jual yang baru dapat mencerminkan biaya saat ini (current cost) atau malahan biaya masa depan (future cost), kondisi pasar, reaksi pesaing, laba atau return yang diinginkan dan sebagainya. Dalam jangka panjang, harga jual yang ditentukan harus dapat menghasilkan pendapatan masa depan yang cukup untuk menutup semua biaya masa depan dari laba atau return masa depan yang diinginkan.

Berdasarkan uraian tersebut di atas, maka penulis memilih obyek penelitian pada PT. Prima Karya Manunggal dengan judul " Pengaruh Perhitungan Harga Pokok Produksi Terhadap Penentuan Harga Jual Ready Mix Pada PT. Prima Karya Manunggal

(20)

6 B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang, maka yang menjadi masalah pokok adalah

“Bagaimana Pengaruh Perhitungan Harga Pokok Produksi Terhadap Penentuan Harga Jual Ready Mix Pada PT. Prima Karya Manunggal.

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan penelitian yaitu untuk :

Untuk mengetahui pengaruh perhitungan harga pokok produksi terhadap penentuan harga jual Ready Mix

2. Manfaat penelitian yaitu untuk :

Bahan masukan atau sumbangan pikiran kepada pimpinan perusahaan dalam menentukan harga jual Ready Mix

(21)

7

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian Produksi

Produksi adalah merupakan suatu proses mengubah barang mentah menjadi barang jadi. produksi suatu produk akan selalu memerlukan bahan mentah, tenaga kerja langsung dan lain-lain yang secara tidak langsung mendukung produksi tersebut. Kegiatan proses produksi hanya dilakukan pada perusahaan manufaktur beda halnya dengan perusahaan dagang yang hanya menjual kembali tanpa mengubah bentuk barang.

Seperti dijelaskan oleh Bastian Bustami, Nurlela;2013 bahwa : Produksi merupakan kegiatan yang dilakukan dalam mentransformasi atau merubah input menjadi output yang mana input merupakan bahan baku langsung, tenaga kerja langsung, dan biaya overhead pabrik yang diproses menjadi produk selesai.

Dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa produksi adalah merupakan proses pengolahan yang dilakukan oleh perusahaan pabrikasi atau manufaktur yang nantinya akan menghasilkan produk jadi yang siap untuk dijual.

B. Pengertian Biaya

Biaya adalah merupakan pengeluaran atau pengorbanan untuk memperoleh manfaat yang dapat dijadikan sebagai salah satu tolak ukur dalam menentukan harga jual suatu produk karena dengan adanya informasi mengenai

7

(22)

8 biaya-biaya yang dikeluarkan akan memudahkan bagi pihak manajemen untuk menentukan harga jual.

Dikemukakan oleh Ony Widilestariningtyas, Sonny W.F, Sri Dewi Anggadini,2012;2 bahwa : Biaya sebagai nilai tukar, pengeluaran , pengorbanan, untuk memperoleh suatu manfaat.

Ada empat unsur pokok dalam defenisi biaya tersebut diatas yaitu : 1. Biaya merupakan pengorbanan Sumber ekonomi,

2. Diukur dalam satuan uang,

3. Yang telah terjadi atau secara potensial akan terjadi, 4. Pengorbanan tersebut untuk tujuan tertentu.

C. Penggolongan Biaya

Dalam akuntansi biaya, biaya dapat digolongkan dengan berbagai cara penggolongan biaya ini ditentukan atas dasar tujuan yang hendak dicapai dengan penggolongan biaya tersebut. Penggolongan biaya terdiri dari :

1. Penggolongan biaya menurut objek pengeluaran dalam penggolongan ini, biaya digolongkan berdasarkan objeknya.

2. Penggolongan biaya menurut fungsi pokok dalam perusahaan

Dalam perusahaan manufaktur, ada tiga fungsi pokok, yaitu fungsi produksi, fungsi pemasaran, dan fungsi administrasi & umum. Oleh karena itu, dalam perusahaan manufaktur biaya dapat dikelompokkan menjadi biaya produksi, biaya pemasaran, dan biaya administrasi &

umum.

(23)

9 3. Penggolongan biaya menurut hubungan biaya dengan sesuatu yang

dibiayai.

Pengologan biaya dengan sesuatu yang dibiayai dapat berupa produk atau departeman. Biaya dapat dikelompokkan menjadi dua golongan yaitu :

a. Biaya Langsung (Direct cost) b. Biaya tidak langsung (Indirect cost)

4. Penggolongan biaya menurut perilakunya dalam hubungannya dengan perubahan volume kegiatan biaya dapat digolongkan menjada :

a. Biaya variabel merupakan biaya yang jumlah totalnya berubah sebanding dengan perubahan volume kegiatan.

b. Biaya semivariabel merupakan biaya yang berubah tidak sebanding dengan perubahan volume kegiatan, biaya semivariabel mengangdung unsur biaya tetap dan unsur biaya variabel.

c. Biaya tetap adalah merupakan biaya yang jumlah totalnya tetap dalam konstan volume kegiatan tertentu contoh gaji direktur produksi.

5. Penggolongan biaya atas dasar jangka waktu manfaatnya, biaya dapat dibagi menjadi dua yaitu :

a. Pengeluaran modal (capital expenditures)

Pengeluaran modal ini pada saat terjadinya pembebanan sebagai harga pokok aktiva, dan dibebankan dalam tahun-tahun

(24)

10 yang menikmati manfaatnya dengan cara didepresiasi, diamortisasi atau dideflesi.

b. Pengeluaran pendapatan (revenue expenditures)

Pengeluaran pendapatan adalah biaya yang hanya mempunyai manfaat dalam periode akuntansi terjadinya pengeluaran tersebut. Pada saat tejadinya pengeluaran pendapatan ini dibebankan sebagai biaya dan dipertemukan dengan pendapatan yang diperoleh dari pengeluaran biaya tersebut. Contoh Pengeluaran pendapatan antara biaya iklan, biaya telex, dan biaya tenaga kerja.

Sedangkan pengertian biaya produksi dalam arti luas biaya adalah pengorbanan sumber ekonomi yang diukur dalam satuan uang, yang telah terjadi atau yang kemungkinan akan terjadi untuk tujuan tertentu.

Sedangkan dalam arti sempit, biaya dapat diartikan sebagai pengorbanan sumber ekonomi untuk memperoleh manfaat. Biaya produksi adalah biaya-biaya yang yang terjadi untuk mengolah bahan baku menjadi produk jadi yang siap untuk dijual.

D. Harga pokok Produksi

Secara umum harga pokok produksi dapat diartikan sebagai seluruh biaya yang dikorbankan dalam proses produksi untuk mengelola bahan baku menjadi barang jadi. Adapun biaya-biaya tersebut meliputi biaya bahan langsung, biaya tenaga kerja langsung, dan biaya overhead pabrik.

(25)

11 Harga pokok produksi atau products cost merupakan elemen penting untuk menilai keberhasilan (performance) dari perusahaan dagang maupun manufaktur.

Harga pokok produksi erat kaitannya dengan indikator-indikator tentang sukses perusahaan, seperti misalnya: laba kotor penjualan, & laba bersih, tergantung pada rasio antara harga jual dan harga pokok produknya, perubahan pada harga pokok produk yang relatif kecil bisa jadi berdampak singnifikan pada indikator keberhasilannya.

1. Pengertian Harga Pokok Produksi

Harga pokok produksi pada dasarnya menunjukkan harga pokok produk (barang dan jasa) yang diproduksikan dalam suatu periode akuntansi tertentu. Hal ini berarti bahwa harga pokok produksi merupakan bagian dari harga pokok. Harga pokok dari produk yang terjual dalam suatu periode akuntansi.

Perhitungan harga produksi yang akurat sangatlah penting bagi perusahaan, sehingga perusahaaan dapat menentukan harga jual yang kompetitif. Untuk dapat menentukan harga pokok produksi yang akurat, terlebih dahulu harus didentifikasi dengan baik unsur-unsur biaya yang yang menentukan harga pokok produksi tersebut.

Unsur harga pokok produksi terdiri dari tiga hal yaitu biaya bahan baku atau bahan langsung, biaya tenaga kerja langsung, dan biaya overhead pabrik. Biaya bahan baku merupakan bahan yang secara menyeluruh membentuk produk selesai dan dapat diidentifikasi secara langsung pada produk yang bersangkutan. Biaya tenaga kerja langsung merupakan upah yang dibayarkan kepada pekerja yang berpartisipasi langsung dalam

(26)

12 mengubah bahan mentah menjadi barang jadi atau produk selesai. Unsur biaya yang terakhir yaitu biaya overhead pabrik yang mencakup semua biaya produksi selain biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja langsung.

Harga pokok produksi yang dikeluarkan oleh masing-masing tahun dapat disebabkan oleh banyak hal, salah satunya adalah usaha untuk mengejar target produksi yang telah dibebankan kepada unit produksi. Usaha pencapaian target ini dapat menjadi kendala bagi unit produksi, apabila tidak dilakukan pengendalian atas kualitas produk, setiap tahun banyak berorientasi pada jumlah yang harus dihasilkan tanpa peduli pada kualitas produksi, karena biaya produksi yang dilakukan haruslah diimbangi dengan besarnya penjualan yang diperoleh untuk meningkatkan laba perusahaan. Keadaan alat produksi serta kualitas pekerja dapat juga berpengaruh terhadap tercapainya target jumlah produk yang dihasilkan. Kondisi alat produksi dan pekerja yang baik akan mampu menghasilkan produk dengan baik secara terus menerus.

Hal tersebut dapat mempengaruhi terhadap besarnya biaya perawatan alat produksi yang dikeluarkan. Sedangkan kualitas pekerja bisa dilihat dari bagaimana pekerja dalam melakukan pekerjaan dengan baik mulai dari pengolahan produk sampai produk siap untuk dijual.

2. Manfaat informasi Harga Pokok Produksi

Untuk mengetahui laba atau rugi secara periodik suatu perusahaan dihitung dengan mengurangkan pendapatan yang diperoleh dengan biaya- biaya yang dikeluarkan untuk memperoleh pendapatan tersebut. Oleh karena

(27)

13 itu diperlukan informasi dari harga pokok produksi. Manfaat dari penentuan harga pokok produksi secara garis besar adalah sebagai berikut:

a. Menentukan harga jual Produk

Perusahaan yang berproduksi massa memproses produknya untuk memenuhi persediaan di gudang dengan demikian biaya produksi dihitung untuk jangka waktu tertentu untuk menghasilkan informasi biaya produksi per satuan produk. Penentuan harga jual produk, biaya produksi per unit merupakan salah satu data yang dipertimbangkan disamping data biaya lain serta data non biaya.

b. Memantau realisasi biaya produksi

Manajemen memerlukan informasi biaya produksi yang sesungguhnya dikeluarkan dibandingkan dengan rencana produksi yang telah ditetapkan, oleh sebab itu akuntansi biaya digunakan dalam jangka waktu tertentu untuk memantau apakah produksi mengkomsumsi total biaya produksi sesuai dengan yang diperhitungkan sebelumnya.

c. Menghitung laba rugi periodik

Untuk Mengetahui apakah kegiatan produksi dan pemasaran perusahaan dalam periode tertentu mampu menghasilkan laba bruto.

Manjemen memerlukan informasi biaya produksi yang telah dikeluarkan untuk memproduksi produk dalam periode tertentu.

d. Menentukan harga pokok persediaan produk jadi

Biaya ini meliputi harga pokok dari semua bahan yang secara praktis dapat diidentifikasi sebagai dari produk selesai.

3. Unsur-unsur harga pokok Produksi

(28)

14

Ada tiga unsur biaya yang membentuk harga pokok produksi.

a. Biaya Bahan Langsung (Direct Material Cost)

b. Biaya Tenaga Kerja Langsung (Direct Labor)

c. Biaya Pabrik Tidak langsung (Factory Overhead Cost)

Biaya bahan baku langsung dan upah langsung digabungkan dalam kelompok biaya utama (prime cost). Upah langsung dan overhead pabrik digabung dalam kelompok biaya konversi, yang mencerminkan biaya pengubahan bahan baku langsung menjadi barang jadi. Berikut penjabaran unsur-unsur harga pokok produksi.

1. Biaya bahan langsung (direct material cost)

Bahan langsung atau bahan baku adalah semua bahan yang secara fisik langsung menjadi bagian utama dari barang jadi, dapat ditelusui pada produk dan jumlahnya material. Hal yang menjadi pertimbangan utama dalam mengelompokkan suatu bahan kedalam bahan langsung adalah kemudahan penelusuran proses pengubahan bahan tersebut sampai menjadi barang jadi. Bahan baku dapat diperoleh dengan membeli ataupun memproduksi sendiri, maka biaya bahan langsung merupakan semua biaya yang dikeluarkan untuk memperoleh bahan baku tersebut yang termasuk biaya angkut, biaya bongkar muat, biaya gudang, dan lain-lain. Bahan baku masuk pada perkiraan persediaan dalam perusahaan.

2. Biaya tenaga kerja langsung ( direct labor cost)

(29)

15 Biaya tenaga kerja langsung adalah biaya tenaga kerja berupa upah yang secara langsung terlibat dalam proses pengolahan bahan baku menjadi produk selesai. Biaya tenaga kerja langsung adalah biaya tenaga kerja yang secara langsung melaksanakan kegiatan produksi barang atau jasa yang dihasilkan oleh perusahaan, baik secara manual maupun dengan menggunakan mesin-mesin produksi. Ada tiga dasar penentuan upah karyawan, yaitu:

a. Tarif berdasarkan jam kerja

Upah kotor yang akan dibayarkan kepada pekerja adalah sebesar jumlah jam kerja termasuk jam lembur dikalikan dengan tarif upah per jam kerja.

b. Tarif berdasarkan unit yang diproduksi

Apabila perusahaan menggunakan tarif berdasarkan unit produksi yang dihasilkan, maka upah kotor yang akan diterima oleh pekerja adalah sebesar unit produksi yang dihasilakan oleh masing-masing pekerja dikalikan dengan tarif upah perunit.

c. Tarif berdasarkan insentif

Pada tarif ini, upah kotor akan dibayarkan sebesar upah standar ditambah dengan insentif tertentu. Insentif ini diberikan karena pekerja kurang mampu memproduksi melebihi jumlah standar yang telah ditetapkan terlebih dahulu.

3. Biaya pabrik tidak langsung (factory overhead cost)

(30)

16

Overhead pabrik merupakan suatu biaya keseluruhan yang membantu jalannya proses produksi namun tidak mempunyai hubungan langsung dengan hasil produksinya, atau dengan kata lain bahwa biaya overhead pabrik adalah biaya selain bahan baku langsung dan tenaga kerja langsung. Walaupun biaya overhead pabrik tidak mempunyai hubungan langsung pada produk yang dihasilkan, tetapi tetap diperlukan karena sebagian biaya overhead pabrik sering kali berubah-ubah dari waktu ke waktu, baik karena faktor musiman, perubahan kapasitas produk maupun sejenisnya.

Pembebanan biaya overhead mengalami sedikit kerumitan mengingat biaya overhead jenisnya bervariasi dan sifatnya berbeda- beda. Tujuan utama dalam pemilihan Overhead pabrik memastikan pembebanan overhead dalam proporsi yang wajar terhadap sumber daya pabrik yang tidak langsung yang digunakan oleh pesanan produk, atau untuk pekerjaan yang dilakukan.

Untuk itu diberikan beberapa cara beban overhead yang umum dalam perusahaan manufaktur, perinciannya sebagai berikut:

a. Berdasarkan taksiran jumlah unit yang diproduksi

Output fisik atau unit produksi adalah dasar yang paling sederhana untuk membebankan overhead pabrik.

b. Berdasarkan taksiran biaya bahan langsung

Metode ini didasarkan pada estimasi overhead pabrik dibagi dengan estimasi biaya bahan baku dikali persentase.

c. Berdasarkan taksiran biaya upah langsung

(31)

17 Menggunakan dasar biaya tenaga kerja langsung untuk membebankan overhead pabrik kepesanana atau produk mengharuskan estimasi overhead dibagi dengan estimasi biaya tenaga kerja langsung untuk menghitung suatu persentase.

d. Berdasarkan taksiran jam kerja mesin

Metode ini didasarkan pada waktu yang dipelukan untuk melakukan operasi yang identik oleh suatu mesin atau sekelompok mesin, dan tarif per jam mesin.

e. Berdasarkan transaksi atau aktivitas

Pendekatan berdasarkan transaksi terhadap alokasi overhead lebih dikenal sebagai perhitungan biaya berdasarkan aktivitas (activity based costing).

4. Sistem Biaya Produksi

Sistem biaya produksi adalah catatan dan laporan yang terkoordinasi yang bertujuan untuk melaksanakan kegiatan dan merupakan informasi biaya bagi manajemen. Dalam akuntansi biaya sistem yang dapat digunakan untuk mengalokasikan dan membebankan biaya ke unit produksi dapat dikelompokkan menjadi tiga sistem yaitu :

a. Sistem biaya sesungguhnya (Historical cost)

Sistem ini disebut juga sistem biaya actual adalah suatu sistem dalam pembebanan harga pokok produk atau pesanan atau jasa pada saat biaya tersebut sudah terjadi atau biaya yang sesungguhnya

(32)

18 dinikmati. Penyajian hasil baru akan dilakukan apabila semua operasi sudah selesai pada periode akuntansi yang bersangkutan. Sistem ini biasanya digunakan pada metode harga pokok proses yang menggunakan pencatatan persediaan produk jadi dengan metode periodik.

b. Sistem biaya ditentukan dimuka (Standard costing)

Sistem biaya ditentukan dimuka adalah suatu sistem dalam pembebanan harga pokok kepada produk atau pesanan atau jasa dihasilkan sebesar harga pokok yang ditentukan dimuka sebelum suatu produk atau jasa dikerjakan. Metode harga pokok standar ini biasanya digunakan pada perusahaan yang memproduksi secara massa dan menggunakan pencatatan persediaan produk jadi dengan metode perpectual.

Pada akhir periode akuntansi, kedua sistem biaya ini dicatat dan kemudian dibandingkan sehingga menyebabkan adanya varians antara biaya yang sesungguhnya terjadi dengan biaya yang ditentukan dimuka.

Varians yang timbul disebut dengan varians lebih ( over applied ) dan varians kurang ( over applied ).

c. Sistem harga pokok normal (Normal costing)

Pada metode ini, biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja langsung berdasarkan biaya sesungguhnya karena biaya tersebut mudah untuk ditelusuri kepada produk tertentu, maka biaya overhead pabrik mengggunakan tarif pembebanan dimuka. Metode ini biasanya digunakan

(33)

19 pada metode harga pokok pesanan ( job order costing) yang menggunakan pencatatan persediaan produk jadi dengan metode perpectual.

5. Metode penentuan/perhitungan harga pokok produksi

Harga pokok produk Menurut Bastian Bustami, Nurlela menjelaskan bahwa: Penentuan harga pokok adalah merupakan bagaimana cara memperhitungkan biaya kepada suatu produk, pesanan, atau jasa, yang dapat dilakukan dengan cara memasukkan seluruh unsur biaya produksi variabel saja.

Metode penentuan harga pokok produksi dapat dibedakan menjadi dua, yaitu :

a. Metode full costing

Full costing merupakan metode penentuan harga pokok produksi yang menghitung semua unsur biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung dan biaya overhead baik yang berperilaku variabel maupun tetap. Harga pokok produksi menurut metode full costing terdiri dari unsur-unsur biaya produksi

Harga pokok produksi yang dihitung dengan pendekatan full costing terdiri dari unsur biaya produksi (biaya bahan baku, biaya tenaga kerja, biaya overhead pabrik variabel, dan biaya overhead pabrik tetap) ditambah dengan biaya non produksi (biaya pemasaran, biaya administrasi dan umum. Perhitungan harga pokok produksi berdasarkan metode Full Costing :

Biaya Bahan Baku xx

(34)

20 Biaya Tenaga Kerja Langsung xx

Biaya Overhead Pabrik Variabel xx Biaya Overhead Pabrik Tetap xx +

Harga Pokok Produksi xx

Biaya Administrasi dan Umum xx Biaya Pemasaran xx+

Harga Pokok Produk xx

b. Metode Variabel costing

Merupakan metode penentuan harga pokok produksi yang hanya memperhitungkan biaya produksi yang variabel saja ke dalam harga pokok produksi, yang tediri dari biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung dan biaya overhead pabrik variabel. Pada metode variabel costing dibedakan antara biaya tetap dan biaya variabel. Menurut dasar pemikiran metode variabel costing, harga pokok pabrik variabel merupakan satu- satunya biaya yang secara langsung terjadi di dalam pembuatan/produksi produk. Biaya tetap yang ada diperlukan sebagai biaya periodik. Metode ini biasanya ditujukan untuk pihak intern perusahaan (Manajemen).

Dengan demikian, harga pokok produksi menurut metode variabel costing terdiri dari unsur biaya produksi berikut ini:

1. Biaya bahan baku

2. Biaya tenaga kerja langsug 3. Biaya overhead pabrik variabel

Perhitungan harga pokok produksi berdasarkan metode variabel costing

(35)

21 Biaya Bahan Baku xx

Biaya Tenaga Kerja Langsung xx Biaya Overhead Pabrik Variabel xx + Harga pokok Produksi xx Biaya Variabel xx Biaya Administrasi dan Umum xx Biaya Pemasaran Variabel xx Biaya Tetap xx Biaya Administrasi dan Umum Tetap xx Biaya Pemasaran Tetap xx+

Harga Pokok produk xx

Perbedaan pokok diantara kedua metode tersebut, terletak pada perlakuan terhadap biaya produksi yang bersifat tetap. Adanya perbedaan dan perlakuan terhadap FOH tetap ini akan mempunyai pengaruh terhadap perhitungan harga pokok produksi dan penyajian rugi laba.

6. Perbandingan metode Full costing dengan metode variabel costing Metode full costing maupun variabel costing merupakan metode penentuan harga pokok produksi. Perbedaan pokok yang ada diantara kedua metode tersebut terletak pada perlakuan terhadap biaya produksi yang berperilaku tetap.

7. Tujuan dan manfaat penentuan harga pokok produksi

Penentuan harga pokok produksi dalam suatu perusahaan sangat penting dilakukan karena perusahaan membutuhkannya untuk menentukan

(36)

22 harga jual dari produknya maupun tujuan lainnya yang erat hubungannya dengan penentuan strategi dan efisiensi perusahaan dalam bersaing.

Berikut diberikan beberapa tujuan umum dari penentuan harga pokok produksi.

a. Sebagai pengawasan dari biaya yaitu untuk menghindari pemborosan agar diperoleh harga pokok produksi yang teliti serta pengawasan yang baik, maka biaya digolongkan pada setiap proses atau departemen-departemen. Biaya yang sebenarnya terjadi pada setiap proses dibandingkan dengan standar. Dengan demikian pemborosan dapat dihindari karena standar dibentuk berdasarkan biaya yang seharusnya terjadi.

b. Sebagai alat perencanaan, sebelum produksi dijalankan terlebih dahulu membuat rencana kegiatan yang akan dilaksanakan, misalnya apakah produksi ditingkatkan atau dikurangi dan juga dibuat ramalan atas unsur-unsur biaya yang diperlukan untuk setiap periodenya. Perencanaan ini penting agar seluruh keperluan dapat diketahui dan disediakan pada jumlah dan waktu yang diperlukan.

c. Sebagai pedoman menentukan harga jual. Biaya produksi bukanlah faktor utama menetapkan harga jual, tetapi menjaga agar harga jual tetap berada di atas harga pokok produksi.

d. Harga pokok produksi perlu untuk menentukan nilai persediaan yang mana menjadi syarat mutlak dalam menetapkan harga pokok penjualan dengan teliti.

(37)

23 e. Menentukan efisiensi atau tidaknya suatu perusahaan, ini dilakukan dengan membandingkan harga pokok histori dengan harga pokok standar. Hal ini berguna untuk pengawasan biaya maupun sebagai alat perencanaan.

Disamping tujuan-tujuan yang diuraikan di atas, penentuan harga pokok produksi penting bagi manajemen untuk keperluan analitis dalam pengambilan keputusan atau memecahkan masalah-masalah khusus berikut ini.

a. Apakah perlu dilakukan perubahan dalam komposisi dari biaya-biaya langsung di dalam melakukan produksi sehingga dapat dihasilkan barang jadi yang kualitasnya sama dengan barang jadi yang dihasilkan sebelum dilakukan perubahan komposisi. Dengan dilakukannya perubahan komposisi ini diharapkan juga harga pokok produksi dapat ditekan serendah mungkin.

b. Apakah tenaga kerja langsung perlu ditambah atau dikurangi.

c. Apakah sebaiknya perusahaan membeli bahan atau produk tertentu dari pihak luar atau memproduksi sendiri.

8. Metode pengumpulan biaya produksi

Untuk dapat menghasilkan suatu perhitungan harga pokok produk diperlukan suatu proses pengumpulan dari biaya-biaya yang terjadi atas suatu produk. Proses pengumpulan biaya produksi dimulai dari proses pengumpulan bahan mentah sampai kepada pengakuan produk selesai

(38)

24 (jadi). Oleh karena itu, sebelum dikemukakan tentang metode pengumpulan biaya produksi dikemukakan langkah-langkah dalam proses produksi.

Menurut “Abdul halim,2007;20 ada enam langkah dasar dalam proses produksi, yaitu :

a. Mendapatkan bahan mentah b. Permintaan bahan mentah c. Pengunaan tenaga karja

d. Pengakuan biaya overhead yang terjadi

e. Pengalokasian dan pembebanan biaya overhead f. Pengakuan produk selesai

Adapun metode pengumpulan biaya produksi yang nanti digunakan tidak akan terlepas dari keenam langkah proses produksi.

Pengumpulan biaya produksi itu sendiri ditentukan oleh sifat dari pengolahan produk yang diproduksi. Pengolahan suatu produk biasa saja karena ada pesanan dari langganan atau mungkin pula atas produksi massa yang dilakukan oleh perusahaan. Oleh karena itu, metode pengumpulan biaya produksi atas metode harga pokok pesanan dan metode harga pokok proses.

Menurut “Hansen dan women,2013;290” Menyatakan bahwa:

Perusahaan manufaktur dan jasa dapat dibagi menjadi dua jenis utama perusahaan pesanan (job-order) yang memproduksi barang atau jasa yang

(39)

25 unik, dan perusahaan proses yang memproduksi produk/jasa yang relatif sama atau homogen.

a. Metode harga pokok pesanan

Pada metode ini, harga pokok (biaya produksi) dikumpulkan atas dasar pekerjaan-pekerjaan atau pesanan-pesanan yang diterima langganan/pembeli mulai dari saat unit pesanan sampai kepada suatu jumlah besar yang diproses pada saat yang sama. Biaya bahan baku, biaya tenaga kerja diidentifikasi dan dibebankan kepada job didistribusikan pada job-job yang dikerjakan selama periode tertentu melalui tarif yang telah ditentukan di muka. Pada metode ini, masing-masing unit pesanan yang selesai diproduksi pada periode yang sama, mungkin sekali berbeda harga pokok produk per unitnya.

Produksi dan perhitungan biaya pesanan adalah merupakan perusahaan yang beroperasi dalam industri berdasarkan pesanan, memproduksi banyak jenis jasa atau produk yang cukup berbeda antara satu dengan yang lain. Produk khusus atau produk yang dibuat menurut pesanan adalah jenis perusahaan yang menyediakan jasa yang berbeda kepada setiap pelanggan. Perusahaan yang umumnya menggunakan sistem pesanan.

Metode harga pokok pesanan adalah merupakan suatu metode pengumpulan biaya produksi untuk menentukan harga produk pada perusahaan yang menghasilkan produk atas dasar

(40)

26 pesanan. Tujuan dari pengunaan metode harga pokok pesanan adalah untuk menentukan harga pokok produk dalam setiap pesanan baik harga pokok secara keseluruhan dari tiap-tiap pesanan maupun untuk persatuan. tergantung pada pesanan yang diterima, bentuk produk tergantung dari spesifikasi pasanan.

Pada sistem produksi berdasarkan pesanan, biaya-biaya yang diakumulasikan berdasarkan pesanan kerja (job) seperti yang telah dijelaskan di atas. Pendekatan untuk membebankan biaya ini dinamakan dengan sistem perhitungan biaya pesanan (job order costing system). Dalam metode ini, biaya-biaya produksi dikumpulkan untuk pesanan tertentu dan biaya produksi per satuan dihitung dengan cara membagi total biaya produksi untuk pesanan tersebut dengan jumlah satuan produk dalam pesanan yang bersangkutan pada suatu perusahaan yang beroperasi berdasarkan pesanan, pengumpulan biaya per pekerjaan menyediakan informasi penting bagi manajemen.

Karakteristik metode harga pokok pesanan secara umum :

1. Sifat proses produksi yang dilakukan terputus-putus, dan tergantung pada pesanan yang diterima,

2. Spesifikasi dan bentuk produk tergantung pada pemesan,

3. Pencatatan biaya produki masing-masing pesanan dilakukan secara terpisah pada setiap pesanan,

(41)

27 4. Harga pokok produksi dan laba kotor juga dihitung berdasarkan

masing-masing pesanan,

5. Total biaya produksi untuk setiap elemen biaya dikalkulasi setelah pesanan selesai,

6. Biaya perunit dihitung dengan membagi total biaya produksi dengan total unit yang dipesan,

7. Sistem biaya biasanya menggunakan metode biaya normal.

Sistem biaya normal adalah sistem akuntansi dimana bahan baku dan tenaga kerja langsung dibebankan pada objek biaya berdasarkan biaya actual, dan biaya overhead pabrik dibebankan berdasarkan tarif ditentukan dimuka. Untuk menentukan biaya berdasarkan pesanan secara teliti dan akurat, setiap pesanan harus dapat diidentifikasi secara terpisah dan terlihat secara terperinci dalam kartu biaya pesanan untuk masing-masing pesanan. Metode harga pokok pesanan ini dapat diterapkan untuk pekerjaan pada perusahaan manufaktur, pekerjaan konstruksi, dan industri percetakan.

Prosedur akuntansi untuk metode harga pokok pesanan adalah sbb:

1. Biaya- biaya produksi diakumulasikan pada setiap pesanan,

2. Biaya-biaya produksi untuk setiap pesanan dan data lainnya yang berhubungan dengan pesanan tersebut diakumulasikan dalam kartu biaya pesanan,

(42)

28 3. Pemakaian biaya-biaya produksi untuk setiap pesanan

dibebankan pada perkiraan barang dalam proses,

4. Setelah produk selesai dikerjakan, kartu pesanan diikhtisarkan, dan biaya perunit dihitung dengan membagikan jumlah biaya produksi untuk setiap pesanan tersebut dalam jumlah unit yang dihasilkan, biaya produksi yang semula dibebankan keperkiraan barang dalam proses dipindahkan keperkiraan barang jadi.

b. Metode harga pokok proses

Pada metode ini, harga pokok (biaya produksi) dikumpulkan atas dasar proses atau departemen untuk suatu periode tertentu, biasanya satu bulan. Biaya bahan baku, tenaga kerja, dan biaya produksi tidak langsung (overhead) yang dibebankan, dibebankan pada rekening-rekening barang dalam proses setiap departemen. Pada setiap akhir periode, total harga pokok (biaya produksi) yang terjadi pada suatu departemen dibagi dengan jumlah unit yang selesai diproduksi akan menghasilkan harga pokok per unit departemen yang bersangkutan.

Produksi dan perhitungan biaya proses dilakukan oleh perusahaan-perusahaan yang memproduksi produk yang hampir sama atau sejenis secara besar-besaran. Perusahaan dengan sistem proses mengakumulasi biaya produksi berdasarkan proses atau departemen untuk suatu periode waktu tertentu. Output proses selama periode tersebut diukur. Pendekatan akumulasi biaya ini

(43)

29 disebut dengan sistem perhitungan biaya proses (process-costing system).

Adapun karakteristik metode harga pokok proses adalah sebagai berikut :

1. Aktivitas produksi bersifat terus menerus,

2. produksi bersifat massa, dengan tujuannya mengisi persediaan yang siap dijual,

3. produk yang dihasilkan dalam suatu departemen atau pusat biaya relatif homogen dan berdasarkan standar,

4. biaya dibebankan kesetiap unit dengan membagi total biaya yang dibebankan ke pusat biaya dengan total unit yang diproduksi,

5. pengumpulan biaya dilakukan berdasarkan periode waktu tertentu.

Metode harga pokok proses, mengembangkan prosedur untuk:

1. Pengumpulan biaya bahan baku, biaya tenaga kerja dan biaya overhead pabrik untuk masing-masing departemen,

2. Perhitungan biaya perunit untuk masing-masing departemen,

3. Memindahkan biaya dari departemen sebelumnya ke departemen berikutnya atau ke gudang produk jadi,

4. Membebankan biaya ke barang dalam proses yang terdapat pada setiap departemen.

(44)

30 E. Harga jual

Salah satu keputusan yang sulit dihadapi suatu perusahaan adalah menetapkan harga jual. Meskipun cara penetapan harga yang dipakai sama bagi setiap perusahaan yaitu didasarkan pada biaya, persaingan, permintaan, dan laba Tetapi kombinasi optimal dari faktor-faktor tersebut berbeda sesuai dengan sifat produk, pasarnya, dan tujuan perusahaan. Adapun pengertian harga jual menurut Hansen dan Mowen yang dialih bahasakan oleh Benyamin Molan (2001:633) :

“Harga jual adalah jumlah moneter yang dibebankan oleh suatu unit usaha kepada pembeli atau pelanggan atas barang atau jasa yang dijual atau diserahkan”. Begitu pula pengertian harga jual menurut Supriyono (2001:314) sama persis dengan pengertian di atas yaitu “Harga jual adalah jumlah moneter yang dibebankan oleh suatu unit usaha kepada pembeli atau pelanggan atas barang atau jasa yang dijual atau diserahkan”.

Dari definisi di atas dapat disimpulkan bahwa harga jual adalah sejumlah biaya yang dikeluarkan perusahaan untuk memproduksi suatu barang atau jasa ditambah dengan persentase laba yang diinginkan perusahaan, karena itu untuk mencapai laba yang diinginkan oleh perusahaan salah satu cara yang dilakukan untuk menarik minat konsumen adalah dengan cara menentukan harga yang tepat untuk produk yang terjual. Harga yang tepat adalah harga yang sesuai dengan kualitas produk suatu barang, dan harga tersebut dapat memberikan kepuasan kepada konsumen.

F. Penetapan Harga Jual Produk

(45)

31 Harga jual adalah merupakan jumlah nilai yang melekat pada produk itu sendiri yang akan dibebankan kepada pembeli atau konsumen. Manajemen perusahaan memiliki berbagai hal untuk dipikirkan guna mencapai tujuannnya.

Salah satu hal penting yang harus diperhatikan oleh setiap pengelola perusahaan adalah ketika beroperasi karena perusahaan bukan hanya satu akan tetapi perusahan memiliki pesaing sehingga harus membuat strategi yang tepat untuk memenangkan persaingan dalam pasar sehingga perusahaan dapat mencapai sasaran dan tujuan.

Penetapan harga jual produk memerlukan berbagai pertimbangan yang terintegrasi. Mulai dari biaya produksi , biaya operasi, target laba yang diinginkan perusahaan, daya beli masyarakat, harga jual pesaing, kondisi perekonomian secara umum, elastisitas harga produk. Untuk itu penetapan harga jual produk perusahaan harus menjadikan kebijakan yang benar-benar dipertimbangkan secara matang dan terintegrasi. Kebijakan harga yang dipilih perusahaan akan berpengaruh terhadap berhasil tidaknya perusahaan mencapai tujuannya. Secara umum, ada beberapa metode yang dapat digunakan untuk menentukan harga jual.

Sebagaimana dijelaskan oleh Rudianto,2013;128 bahwa : Metode yang digunakan untuk menentukan harga jual produk dengan berbasis pada besarnya biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan dapat dilakukan dengan metode yaitu :

1. Maksimalisasi laba

Laba usaha per unit produk yang besar tetapi tidak diimbangi dengan volume penjualan produk yang optimal, jelas hanya akan menghasilkan laba usaha total yang tidak optimal. Sebaliknya, laba usaha per unit produk yang kecil tetapi diimbangi dengan penjualan produk

(46)

32 dalam volume yang besar, mungkin juga tidak akan menghasilkan laba usaha total seperti yang diharapkan.

2. Tingkat pengembalian atas modal yang digunakan 3. Biaya konversi

4. Margin kontribusi 5. Biaya standar

Selain itu, hal-hal yang perlu diperhatikan dalam penentuan harga jual yaitu mengenai Faktor-faktor situasional seperti, strategi perusahaan dan komponen-komponen lain di dalam bauran pemasaran, Perluasan produk sedemikian rupa sehingga produk dipandang berbeda dari produk-produk lain yang bersaing dalam mutu atau tingkat pelayanan konsumen, biaya dan harga pesaing, ketersediaan dan harga dari produk pengganti.

G. Kerangka fikir

PT. Prima Karya Manunggal adalah merupakan perusahaan yang kegiatanya meliputi perdagangan, transportasi, jasa konstruksi, jasa pertambangan, ready mix, workshop, dan pengembang. Dalam upaya membangun pabrik Tonasa IV PT. Prima Karya Manunggal melakukan produksi ready mix.

Proses produksi meliputi biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung dan biaya overhead pabrik yang mana perusahaan menggunakan metode perhitungan harga pokok produksi berdasarkan metode full costing untuk menentukan harga jual ready mix.

(47)

33

Gambar. 1 Kerangka fikir

H. Hipotesis

Diduga bahwa harga pokok produksi berpengaruh positif terhadap harga jual karena semakin tinggi harga pokok semakin tinggi pula harga jual dan sebaliknya semakin rendah harga pokok semakin rendah pula harga jual.

Harga Pokok Produksi Harga Jual

(48)

34

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Lokasi dan waktu penelitian

Untuk memperoleh data yang dibutuhkan untuk penulisan maka penulis memilih perusahaan PT. Prima Kaya Manunggal lokasi dijalan Poros Tonasa II Desa Biring Ere, Kecamatan Bungoro, Kabupaten Pangkep waktu penelitian dilaksanakan kurang lebih 1 (Satu ) bulan yang dimulai dari tanggal 01 Juni sampai tanggal 30 Juni 2014

B. Jenis penelitian

Jenis penelitian yang dilakukan dalam proses pengumpulan data, penulis melakukan proses pengumpulan data melalui :

1. Penelitian Pustaka ( Library research ) yaitu mengumpulkan data yang berhubungan dengan teori tentang metode perhitungan harga pokok produksi dan metode penetapan harga jual pengendalian perluasan usaha dari buku literatur dan catatan perkuliahan. Di samping itu, penulis mengumpulkan data yang ada kaitannnya dengan permasalahan yang akan dibahas dan dapat mendukung penelitian ini.

2. Penelitian Lapangan ( Field research ) yaitu kegiatan penelitian lapangan, dimana penulis mencari data perusahaan menjadi objek penelitian, untuk itu penulis melakukan pengamatan setempat dan wawancara langsung dengan pimpinan serta beberapa karyawan perusahaan yang berkompeten dalam mengumpulkan data berupa laporan-laporan yang disajikan dan mengumpulkan informasi yang

34

(49)

35 diperlukan. Dokumentasi, yaitu peneliti mengumpulkan data melalui dokumen-dokumen menyangkut data yang ingin diteliti dan dalam penelitian ini data yang diperlukan adalah data yang mendukung dalam penelitian.

C. Populasi & Sampel 1. Populasi

Populasi merupakan keseluruhan individu atau yang merupakan sumber informasi data mengenai sesuatu yang ada hubungannya dengan penelitian dan diharapkan menjadi keterangan dari apa yang diperlukan dalam penelitian.

Menurut Hadi (2006:45) “ Populasi penelitian adalah keseluruhan dari objek penelitian yang akan diteliti”.

Berdasarkan judul yang diajukan maka populasi dalam penelitian ini adalah seluruh data laporan laba rugi dan neraca tahun 2009-2013 pada PT.

Prima Karya Manunggal di Pangkep.

2. Sampel

Sampel adalah objek tempat memperoleh data yang diperlukan atau sebagian dari populasi yang diteliti dan dapat mewakili populasi tersebut.

Menurut Sugiyono (2005:91) Sampel adalah: “Bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut”. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah laporan laba rugi dan neraca tahun 2009 -2013 pada perusahaan.

(50)

36 D. Jenis & Sumber data

Untuk menunjang kelengkapan dari skripsi ini, maka penulis mencoba memperoleh jenis :

1. Data kuantitatif atau data primer yaitu data yang berupa angka-angka dan laporan-laporan seperti perkembangan jumlah karyawan dan jenis kegiatan perusahaan. Data primer digunakan untuk membuktikan hipotesis yang dikemukakan sebelumnya data primer diperoleh dengan mengadakan penelitian langsung di perusahaan.

2. Sumber data yang digunakan dalam penulisan ini, yaitu data sekunder, yaitu data yang diperoleh dari dokumen-dokumen dan data lainnya yang ada, khususnya dengan masalah yang akan dibahas mengenai jumlah tenaga kerja, penetapan harga pokok, penetapan harga jual dan lain-lain.

E. Definisi operasional adalah merupakan batasan-batasan terhadap lingkup variabel yang merupakan indikator penting sebagai penentu keberhasilan suatu penelitian dan merupakan batasan-batasan yang dipakai untuk menghindari interpretasi yang lain terhadap variabel yang diteliti.

F. Metode analisis

Untuk menguji dan membuktikan benar tidaknya hipotesis yang diajukan sebelumnya, maka penulis menggunakan metode analisis, sebagai berikut:

1. Metode Analisis yang digunakan regresi linear sederhana dengan persamaan sebagai berikut :

1.5

(51)

37 Y = a + bX

Dimana :Y= Harga Jual

X = Harga Pokok Produksi

a= Nilai Intercept/bilangan konstan b= Koefisien Regresi variable dependen G. Defenisi Operasionalisasi variabel

1. Variabel Tidak Bebas (Dependent Variable)

Variabel dependen (terikat) merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat karena adanya variabel bebas (Sugiyono, 2004:33).

Dalam penelitian ini variabel dependennya yaitu:

Y = Harga jual

2. Variabel Bebas (Independent Variabel)

Variabel bebas adalah merupakan variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependen (terikat) (Sugiyono, 2004:33). Di dalam penelitian ini terdapat satu variabel bebas yaitu:

X = Harga pokok produksi

(52)

38 BAB IV

GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

A. Sejarah Singkat Perusahaan

PT. PRIMA KARYA MANUNGGAL – PT. PKM yang didirikan dengan akte No.129 pada tanggal 18 April 1982 dengan nama awal PT. Purna Karya Manunggal adalah salah satu perusahaan Afiliasi PT. Semen Tonasa pangkep Sulawesi Selatan. Semula hanya bergerak dibidang distribusi semen dari produk PT. Semen Tonasa yang didistribusikan ke sub distribusi sebagai pelanggan tepatnya.

Pada tanggal 07 Maret 1998 dengan No.Akte 16 berubah nama menjadi PT. Prima Karya Manunggal , sejalan dengan waktu dan pesatnya pertumbuhan ekonomi maka PT. Prima Karya Manunggal turut berkembang dan saat ini mempunyai enam ( 6 ) jenis usaha dan didukung oleh karyawan sebanyak 554 orang yang cukup berpengalaman di bidangnya masing-masing.

PT. Prima Karya Manunggal yang beralamat di kantor pusat PT. Semen Tonasa lantai 1 Biringere – Pangkep Sulawesi Selatan, adapun jenis usaha yang dimaksud adalah :

1. Penjualan / Distributor semen Bag dan Curah 2. Penjualan Ready Mix Concrete

3. Unit usaha Transportasi

4. Unit usaha Workshoop dan Pabrikasi

5. Unit usaha kontraktor / Sipil dan Cleaning Service 6. Unit usaha alat berat dan Tambang.

38

(53)

39 Sedangkan jaringan pelayanan ada dibeberapa wilayah seperti :Jakarta, Samarinda (Kalimantan Timur), Banjarmasin (Kalimantan Selatan), Bitung (Sulawesi Utara), Kendari (Sulawesi Tenggara) dan ambon dan sampai saat ini sarana pendukung yang telah dimiliki perusahaan tersebut adalah :

- 18 Unit Alat Berat ( Crane,Exavator,Loader dan Forklift )

- 135 Unit mobil Truck ( D.Truck , Trailler , Kapsul , Head Tractor dan Hopper Tank )

- 22 Unit mobil Mixer ( Kapasitas 5 M3 )

- 4 Unit mobil Concrete Pump ( Kapasitas 60 M3 / Jam ) - 2 Unit Crusher Batu Pecah

- 1 Unit alat pencuci Pasir

- 3 Unit Batching Plant ( Pangkep , Makassar , Kendari ) PENJUALAN / DISTRIBUTOR SEMEN BAG DAN CURAH

Kegiatan dibidang Penjualan / Distributor semen dimulai sejak tahun 1982 dan tugas utamanya mendistribusikan semen baik bag maupun curah ke seluruh pelosok Sulawesi Selatan khususnya dan Indonesia bagian timur pada umumnya.

Serta di tunjang oleh armada yang cukup banyak berupa Dump Truck, Trailler dan Truck Kapsul sehingga memungkinkan untuk melayani proyek-proyek skala besar dengan jaminan kualitas, Kwantitas serta kontinyutas yang dapat dijamin dan memuaskan.

PENJUALAN READY MIX CONCRETE

Dibangun pada tahun 1991 di Desa Biringere kabupaten Pangkep dengan kapasitas 60 M3 / Jam dan dilengkapi dengan peralatan pencuci pasir & batu serta

(54)

40 Crusher untuk memproduksi batu pecah. Semua kebutuhan Ready Mix Concrete untuk pembangunan Pabrik Tonasa IV dan V di suplay dari unit usaha ini.

Meskipun semula hanya untuk memenuhi kebutuhan Ready Mix Concrete PT. Semen Tonasa, namun saat ini telah melayani pelanggan perorangan dan kontraktor di beberapa kabupaten seperti : Pangkep, Maros, Barru, Gowa, Pinrang dan kotamadya Parepare.

Pada tahun 2000 di bangun satu unit Batching Plant dikawasan Kima Makassar untuk menjangkau pelanggan yang ada di kota Makassar dan pada tahun 2013 dilakukan expansi ke kota Kendari.

UNIT USAHA TRANSPORTASI

Unit usaha transportasi telah dimulai sejak berdirinya perusahaan pada tahun 1982 khusus untuk pengangkutan semen ke pelanggan kemudian berkembang ke pengangkutan material lainnya seperti : pengangkutan pasir silika, batubara, batukapur, tanah liat dan semua bahan baku yang diperlukan oleh PT.

Semen Tonasa.

Untuk melaksanakan kegiatan pengangkutan ini sarana pendukung yang ada tersedia dari 200 Unit armada yang terdiri dari Dump Truck, mobil kapsul dan mobil trailer yang selalu siap melayani pelanggan dengan menjaga mutu serta dengan pelayanan yang prima.

UNIT USAHA WORKSHOOP DAN PABRIKASI

Unit usaha Workshoop dan Pabrikasi PT.Prima Karya Manunggal didirikan pada tahun 1994 diatas lahan seluas 10 hektar di Desa Biringere Kec.

(55)

41 Bungoro dengan kapasitas produksi 300 Ton / bulan, dengan jenis pekerjaan Steel Structure, Plate Work dan Erection.

Tugas utama dari unit usaha ini adalah membantu PT. Semen Tonasa dalam melakukan perbaikan dan pemeliharaan pabrik serta membantu perusahaan afiliasi lainnya.

UNIT USAHA KONTRAKTOR / SIPIL DAN CLEANING SERVICE

Sejak tahun 1990 unit usaha kontraktor telah melaksanakan beberapa proyek dari PT. Semen Tonasa seperti perbaikan jalan, pembangunan sentral control room, pembangunan kolam renang, pembangunan silo serta perbaikan pondasi peralatan utama pabrik.

Unit usaha sipil dimulai pada tahun 1987 dan telah membangun perumahan Bungoro indah tahap I sampai dengan tahap IV dengan total 300 unit rumah yang diperuntukkan bagi karyawan PT. Semen Tonasa dan karyawan Afiliasi.

Pada tahun 2000 melaksanakan pembangunan perumahan di KM.16 Daya tepatnya Griya Prima Tonasa sebanyak 300 unit yang diperuntukkan kepada seluruh lapisan masyarakat.

UNIT USAHA ALAT BERAT DAN TAMBANG

Jasa alat berat dan tambang telah dilakukan sejak tahun 1995 untuk penambangan pasir silika, tanah liat serta batu kapur yang lokasinya telah tersebar dibeberapa tempat seperti Mallawa Kabupaten Maros Kecamatan Balocci Pangkep dan kecamatan Tanete Riaja Kabupaten Barru dan unit ini telah

(56)

42 didukung oleh peralatan yang memadai seperti Backhoe, Whell Loade , Excavator dan Veermeer.

Untuk mengelolah dan mengembangkan perusahaan ini kedepan serta untuk mencapai tujuan yang telah dicanangkan dan dituangkan bersama dalam Visi dan Misi perusahaan, yaitu :

VISI PERUSAHAAN

Menjadi perusahaan terkemuka yang terkenal di Sulawesi dan Indonesia pada umumnya.

MISI PERUSAHAAN

a. Meningkatkan nilai tambah bagi pemegang saham dan stake holder lainnya dalam jangka panjang.

b. Mendukung dan menjamin serta mengsukseskan program PT. Semen Tonasa ( Persero ).

c. Berperan aktif mendukung dan mensukseskan program pemerintah.

Dalam menjalankan misi untuk mencapai visi tersebut dicanangkan lima semangat sebagai budaya perusahaan seperti semangat solusi, semangat berkarya, semangat persaudaraan, semangat optimisme dan semangat prestasi.

B. Struktur organisasi perusahaan.

Untuk memperlancar kegiatan perusahaan dalam proses pencapaian tujuan yang telah ditetapkan baik jangka pendek maupun tujuan jangka panjang maka perlu adanya pembagian tugas yang jelas, hal ini dilakukan untuk menghindari terjadinya saling tumpang tindih dalam melaksanakan tugas, oleh karena itu perlu diciptakan suatu team kerja yang kompak dan saling membantu serta saling

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan hasil perhitungan nilai pentanahan peralatan transformator distribusi diperoleh sebesar 22,15 ohm, arus gangguan hubung singkat pada transformator

Setelah dilakukan penelitian pengola- han limbah cair crumb rubber dengan meng- gunakan lumpur aktif biakan campuran dari lumpur industri crumb rubber secara aerob dengan

keseluruhan dan untuh maka teknik wawancara yang digunakan dalam penelitian ini adalah in-depth interview. Sedangkan untuk menghindari kehilangan data karena faktor kekakuan

laporan dari Staf log Kodim 0733/BS Semarang, bahwa Terdakwa tidak masuk Dinas tanpa ijin Atasan yang berwenang sejak tanggal 25 Oktober 2013, kemudian Saksi diperintah oleh

menyatakan dengan sesungguhnya bahwa karya ilmiah yang berjudul: “Analisis Novel Galaksi Kinanthi Karya Tassaro GK” adalah benar-benar hasil karya sendiri, kecuali

Masyarakat lebih menerima, ka rena menjadi pelaku pariwisata, dalam hal jasa transportasi (ojek), pemandu wisata, penginapan, dan jasa kuliner. Di dalam suatu

Keluar, pada menu keluar ini memiliki sub menu ganti user dan keluar dari program dimana sub menu ganti user dapat digunakan untuk pergantian user dengan hak

(kini, perluasan masjid sehingga 400.000 orang masuk kedalam sebuah masjid adalah hal yang sangat sulit. Memang masjid Aqsa sudah diperluas. Jikalau lebih diperluas lagi