• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN. perenungan dan imajinasi secara sadar dari hal-hal yang diketahui, dihindari,

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN. perenungan dan imajinasi secara sadar dari hal-hal yang diketahui, dihindari,"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Karya sastra merupakan karya seorang pengarang yang merupakan hasil perenungan dan imajinasi secara sadar dari hal-hal yang diketahui, dihindari, dirasa, ditanggapi, dan difantasikan, disampaikan kepada khalayak melalui media bahasa dengan segala perangkatnya, sehingga menjadi sebuah karya yang indah. Itulah sebabnya masalah-masalah yang terdapat di dalam karya sastra mempunyai kemiripan dengan keadaan diluar karya sastra. Sesuai pendapat yang menyatakan bahwa karya sastra merupakan cermin dari dunia nyata. Baik cermin dari dunia nyata yang sesungguhnya, maupun cermin dari dunia nyata yang sudah bercampur dengan imajinasi dan perenungan pengarang (Siswanto, 1993: 19).

Jenis karya sastra yang paling diminati dan sering kali memberi pengaruh besar pada masyarakat pada saat ini salah satunya adalah komik atau cerita

bergambar. Komik adalah suatu

bent sedemikian rupa sehingga membentuk jalinan atas kertas dan dilengkapi dengan bentuk, mulai dari strip dalam berbent

(2)

tema, plot, penokohan, sudut pandang, dan lain-lain. Sedangkan, unsur ekstrinsik adalah unsur yang membentuk karya sastra itu sendiri, misalnya kebudayaan, sosial, psikologis, dan lain-lain.

Di dalam komik juga terdapat unsur intrinsik dan ekstrinsik seperti tema, penokohan, sudut pandang, sosial, psikologis dan lain-lain. Salah satu unsur instrinsik yang akan dianalisis oleh penulis adalah tokoh, tokoh adalah pelaku dalam karya sastra fiksi. Selain unsur intrinsik, penulis juga akan menganalisis unsur ekstrinsik dalam komik yang berjudul Yamato Nadeshiko Shichi Henge ini yaitu psikologis. Dalam hal ini, pengarang sebuah karya sastra dapat dengan bebas menggambarkan sosiologis maupun psikologis tokoh-tokoh karya tersebut. Maka, di sini penulis ingin menganalisis psikologis dari tokoh utama dari sebuah komik fiksi berjudul “Yamato Nadeshiko Shichi Henge” karangan Tomoko Hayakawa.

ilmu pengetahuan yang mempelajari tingkah laku terbuka dan tertutup pada manusia baik selaku individu maupun kelompok, dalam hubungannya dengan lingkungan. Tingkah laku terbuka adalah tingkah laku yang bersifat psikomotor yang meliputi perbuatan berbicara, duduk , berjalan dan lain sebagainya, sedangkan tingkah laku tertutup meliputi berfikir, berkeyakinan, berperasaan dan lain sebagainya.

Menurut Henry Tarigan (1995: 18) psikosastra atau psikologi sastra adalah suatu telaah mengenai sastra berdasarkan fungsi dan nilainya dalam kaitannya dengan perkembangan bahasa, perkembangan berpikir/bernalar,

(3)

perkembangan kepribadian, dan perkembangan sosial, berdasarkan ciri-ciri dan implikasinya dalam pengajaran sastra.

Budi Utama kajian sastra adalah sebagai berikut:

(1) Mengetahui perilaku dan motivasi para tokoh dalam karya sastra. Langsung atau tidak langsung, perilaku dan motivasi para tokoh nampak juga dalam kehidupan sehari-hari. Dengan demikian dalam kehidupan sehari-hari mungkin kita juga bertemu dengan orang-orang yang perilaku dan motivasinya mirip dengan perilaku dan motivasi para tokoh dalam karya sastra

(2) Mengetahui perilaku dan motivasi pengarang, dan (3) Mengetahui reaksi psikologi pembaca.

Teori psikologis yang akan dipakai oleh penulis di sini adalah teori psikoanalisis Sigmund Freud (dalam Pieter dan Lubis, 2010) yang menyatakan bahwa struktur kepribadian manusia terdiri dari tiga aspek, yaitu Id, Ego dan Superego:

1. Id adalah aspek yang berhubungan dengan aspek biologis yang merupakan sistem orisinal di dalam kepribadian manusia.

2. Ego adalah aspek yang berkaitan dengan aspek psikologis manusia dan timbul karena kebutuhan seseorang dengan kenyataan (realita).

3. Super ego adalah aspek sosiologi kepribadian yang dianggap sebagai wakil dari nilai-nilai tradisional serta cita-cita masyarakat

(4)

sebagaimana ditafsirkan dan diajarkan orang tua kepada anak-anaknya yang dimaksudkan dalam bentuk larangan atau perintah. Komik Yamato Nadeshiko Shichi Henge menceritakan tentang empat orang siswa SMA yang berusaha mengubah keponakan perempuan pemilik kos mereka menjadi seorang yamato nadeshiko yaitu seorang wanita sempurna dan ideal menurut orang Jepang. Jika mereka berhasil memenuhi permintaan ibu kos mereka, maka mereka akan diberikan kos gratis selama 3 tahun ke depan. Sayangnya, permintaan itu tidak mudah karena keponakan perempuan ibu kos mereka sama sekali tidak seperti siswi SMA pada umumnya, tapi lebih menyerupai hantu sadako yang menyeramkan dan punya hobi yang aneh.

Penulis memilih untuk menganalisis komik karangan Tomoko Hayakawa karena pada komik Yamato Nadeshiko Shichi Henge ini menceritakan tentang seorang gadis SMA yang berusia 15 tahun bernama Nakahara Sunako. Penulis sangat tertarik pada tokoh utama pada komik fiksi ini sebab pada umumnya, seorang siswi SMA adalah gadis yang sangat senang bersosialisasi dan mempercantik diri. Inilah saat-saat mereka untuk bertransformasi dari seorang gadis kecil menjadi seorang wanita dewasa. Namun, Nakahara Sunako senang menyendiri dan sama sekali tidak mempedulikan penampilannya, dan hampir tidak pernah mengurus dirinya sendiri. Selain itu, gadis tersebut juga suka akan hal-hal yang aneh seperti kerangka manusia, boneka peraga di laboratorium IPA dan organ-organ dalam manusia maupun hewan. Kamar Nakahara Sunako juga sering disebut sebagai rumah hantu oleh tokoh-tokoh yang lain. Karena kamar itu gelap, dipenuhi benda-benda aneh dan di TV selalu menayangkan adegan-adegan seram yang diputar melalui DVD. Karena perilaku Nakahara Sunako yang menunjukkan gejala kelainan psikologis tersebut yang membuat penulis tertarik

(5)

untuk mengambil judul “Analisis Psikologis Tokoh Utama dalam Komik Yamato Nadeshiko Shichi Henge Karya Tomoko Hayakawa”

1.2. Perumusan Masalah

Setiap orang memiliki kondisi yang berbeda-beda dalam menjalankan kehidupannya. Walaupun setiap orang mengalami dampak yang berbeda-beda dalam mengatasi permasalahan dalam kehidupannya. Ada yang dapat mengambil pelajaran dari pengalaman hidupnya, namun ada juga yang kemudian berubah menjadi orang lain karena trauma akan permasalahannya. Sama halnya seperti Nakahara Sunako yang menjadi tokoh utama di komik Yamato Nadeshiko Shichi Henge.

Nakahara Sunako menganggap dirinya sebagai bagian dari makhluk kegelapan yang biasanya terbuang dan tidak diperdulikan di dalam masyarakat. Dia menganggap bahwa makhluk kegelapan harus terus tinggal di dalam dunia yang gelap dan kelam. Sehingga, Nakahara Sunako sangat menderita ketika dia harus pindah untuk menggantikan bibinya sebagai ibu kos di rumah yang ditinggali oleh empat orang siswa SMA yang sangat tampan dan dikagumi oleh banyak orang yaitu Takano Kyouhei, Morii Ranmaru, Oda Takenaga, dan Toyama Yukinojo. Nakahara Sunako menganggap semua orang yang punya fisik yang indah sebagai makhluk menyilaukan dan itu berarti adalah kaum yang berseberangan dengan dirinya sebagai makhluk kegelapan. Bahkan, Nakahara Sunako berpikir bahwa makhluk kegelapan dapat mati membusuk dan meleleh jika hidup bersama dengan makhluk menyilaukan khususnya Takano Kyouhei yang digambarkan mempunyai fisik yang indah dan sempurna. Karena itu,

(6)

insting hidup Nakahara Sunako membuatnya berkeinginan untuk membunuh Takano Kyouhei yang masuk dalam kategori Id dalam teori Freud. Lalu, Ego yang bertugas mengatur keseimbangan antar Id dan superego gagal melakukan tugasnya, karena Nakahara Sunako mengabaikan superego dan tersenyum merencanakan pembunuhan Takano Kyouhei sambil membayangkan kalau nantinya dia akan berhasil membuat mayat tertampan di dunia. Jadi, tokoh lebih cenderung mengikuti sistem kepribadian id di dalam dirinya. Namun, setelah rencana pembunuhannya yang pertama gagal dan Takano Kyouhei diculik oleh sebuah klub malam yang ilegal. Ego Nakahara Sunako mengalami mekanisme pertahanan ego yaitu displacement, dengan menghancurkan klub malam tersebut sebagai pengganti akan keinginannya untuk membunuh Takano Kyouhei. Setelah Mekanisme pertahanan Ego Nakahara Sunako bekerja, keseimbangan antara id dan superego dapat terjaga.

Berdasarkan uraian di atas, maka penulis mengangkat permasalahan yang akan dibahas dalam penelitian skripsi ini, yaitu:

1. Bagaimana psikologis tokoh utama yang senang akan hal –hal yang menakutkan, menyeramkan, dan terkadang membahayakan orang-orang di sekitarnya?

2. Gangguan psikologis apakah yang dialami tokoh Nakahara Sunako yang diungkapkan oleh Tomoko Hayakawa melalui pendekatan Sigmund Freud?

(7)

1.3. Ruang Lingkup Pembahasan

Dari permasalahan- permasalahan yang ada, perlu adanya ruang lingkup dalam pembatasan masalah tersebut. Hal ini bertujuan agar penelitian ini tidak menjadi luas dan tetap terfokus pada masalah yang ingin diteliti.

Data yang digunakan adalah komik Yamato Nadeshiko Shichi Henge atau yang diterjemahkan menjadi Perfect Girl Evolution dalam versi terjemahan bahasa Indonesia yang diterbitkan oleh Level comic. Penulis menganalisis komik tersebut mulai dari jilid 1 sampai dengan 30.

Dalam pembahasan skripsi ini, penulis hanya fokus membahas tentang masalah psikologis yang berkaitan dengan struktur kejiwaan yang saling menekan yaitu Id, Ego dan Super ego yang saling berkaitan dengan dinamika kepribadian yang juga berkaitan dengan insting hidup dan insting mati yang dialami oleh tokoh utama dalam komik Yamato Nadeshiko Shichi henge tokoh utama dalam menikmati hobinya yang cenderung membuat takut dan membahayakan orang-orang di sekitarnya terutama keempat anak laki-laki yang tinggal bersamanya. Penulis menganalisis penelitian ini dengan menggunakan pendekatan semiotik, dan teori psikoanalisis Sigmund Freud sebagai acuan. Agar pembahasan dalam skripsi ini lebih jelas dan akurat, maka penulis dalam bab dua akan menjelaskan defenisi manga, Unsur-unsur intrinsik dan ekstrinsik manga, setting manga Yamato Nadeshiko Shichi Henge, dan Psikoanalisa Sigmund Freud.

(8)

1.4. Tinjauan Pustaka dan Kerangka Teori 1.4.1. Tinjauan Pustaka

Sastra sebagai “gejala kejiwaan” yang didalamnya terkandung fenomena yang tampak melalui perilaku tokoh-tokohnya. Sedangkan psikologi adalah ilmu jiwa atau studi tentang jiwa. Dengan demikian, teks sastra (karya sastra) dapat didekati dengan menggunakan pendekatan psikologi. Hal ini dikarenakan sastra dan psikologi memiliki hubungan lintas yang bersifat tak langsung dan fungsional (Darmanto yatman dan Roekhan dalam Aminudin, 1990).

Hubungan tak langsung yang dimaksudkan adalah baik sastra maupun psikologi sastra kebetulan memiliki tempat berangkat yang sama, yaitu kejiwaan manusia. Pengarang dan psikolog adalah sama-sama manusia biasa. Mereka menangkap kejiwaan manusia secatra mendalam, kemudian diungkapkan dalam bentuk karya sastra. Sedangkan hubungan fungsional antara sastra dan psikologi adalah keduanya sama-sama berguna sebagai sarana untuk mempelajari keadaan kejiwaan orang lain. Perbedaannya adalah adalah dalam karya sastra gejala-gejala kejiwaan dari manusia-manusia imajiner sebagai tokoh dalam karya sastra, sedangkan dalam psikologi adalah gejala kejiwaan manusia-manusia riil

Karena itu, penulis akan menggunakan teori psikoanalisis yang dikemukakan oleh Sigmund Freud (dalam Pieter dan Lubis, 2010), dengan teori psikodinamika yang mengatakan bahwa struktur kepribadian manusia terdiri dari tiga aspek yaitu: Id, ego dan super ego. Id adalah aspek yang berhubungan dengan aspek biologis yang merupakan sistem orisinal di dalam kepribadian manusia. Ego adalah aspek yang berkaitan dengan aspek psikologis manusia dan timbul karena kebutuhan seseorang dengan kenyataan (realita). Sedangkan, super ego adalah aspek sosiologi kepribadian yang dianggap sebagai wakil dari

(9)

nilai-nilai tradisional serta cita-cita masyarakat sebagaimana ditafsirkan dan diajarkan orang tua kepada anak-anaknya yang dimaksudkan dalam bentuk larangan atau perintah.

1.4. 2. Kerangka Teori

Dalam meneliti suatu karya sastra diperlukan suatu pendekatan yang berfungsi sebagai titik tolak atau acuan penulis dalam menganalisis karya tersebut. Dalam penulisan ini, Penulis akan menggunakan pendekatan psikologis khususnya teori psikoanalisis Sigmund Freud dan pendekatan semiotik.

Menurut Aminuddin (2000:46) Pendekatan psikologis adalah suatu pendekatan yang berusaha memahami latar belakang kehidupan sosial budaya, kehidupan masyarakat, maupun tanggapan kejiwaan atau sikap pengarang terhadap lingkungan kehidupannya ataupun zamannya saat karya sastra itu diciptakan.

Psikoanalisis yang diciptakan Freud terbagi atas beberapa bagian, yaitu : ~ Struktur Kepribadian

Menurut Freud kepribadian memiliki tiga unsur penting, yaitu id (aspek biologis), ego (aspek psikologis), dan super ego (aspek sosiologis).

Id adalah sistem kepribadian yang di dalamnya terdapat faktor – faktor bawaan (Freud, dalam Koswara, 1991). Faktor bawaan ini adalah insting atau naluri yang dibawa sejak lahir. Naluri yang terdapat dalam diri manuasia dibedakan menjadi dua, yaitu naluri kehidupan (life instincts) dan naluri kematian (death insticts).

(10)

Ego adalah aspek psikologis dari kepribadian yang timbul karena kebutuhan pribadi untuk berhubungan dengan dunia nyata (Freud dalam Suryabrata, 2007). Dikatakan aspek psikologis karena dalam memainkan peranannya ini, ego melibatkan fungsi psikologis yang tinggi, yaitu fungsi konektif atau intelektual (Freud dalam Koswara, 1991).

Menurut Freud, Super Ego adalah aspek sosiologis dari kepribadian dan merupakan wakil dari nilai–nilai tradisional atau cita–cita masyarakat sebagaimana yang ditafsirkan orangtua kepada anak–anaknya, yang dimaksud dengan berbagai perintah dan larangan (dalam Suryabrata, 2007). Jadi, bisa dikatakan super ego terbentuk karena adanya fitur yang paling berpengaruh seperti orang tua.

~ Dinamika Kepribadian

Dalam konsep Freud, naluri adalah representasi psikologis bawaan dari eksitasi (keadaan tegang dan terangsang) pada tubuh yang diakibatkan oleh munculnya suatu kebutuhan tubuh (dalam Koswara, 1991). Kecemasan adalah suatu konsep terpenting dalam psikoanalisa dan juga memainkan peranan yang penting, baik dalam perkembangan kepribadian maupun dinamika kepribadian (bandingkan Koswara, 1991:39). Namun, apabila kecemasan yang muncul berlebihan maka, ego individu akan menjalankan mekanisme pertahanan. Freud mengartikan bahwa mekanisme pertahanan ego sebagai strategi yang digunakan individu untuk mencegah kemunculan terbuka dari dorongan-dorongan id maupun untuk menghadapi tekanan superego atas ego, dengan tujuan agar kecemasan bisa dikurangi atau diredakan. (Koswara, 1991:46)

(11)

Dengan menggunakan teori psikoanalisa Sigmund Freud tentang struktur kepribadian manusia yaitu Id, Ego, dan Super Ego yang saling berkaitan satu dengan yang lain dan menuntut agar dorongan-dorongan dari dalam diri agar dipenuhi, ditambah dengan dinamika kepribadian yang tidak lain merupakan insting, kecemasan dan mekanisme pertahanan ego, maka dengan menggunakan pandangan kerangka teori seperti diatas penulis dapat menganalisis psikologis tokoh Nakahara Sunako dalam komik Yamato Nadeshiko Shichi Henge yang berkaitan dengan struktur kejiwaan manusia dan juga berhubungan dengan dinamika kepribadian.

Penulis menggunakan teori pendekatan semiotika dalam menganalisis psikologis tokoh karena dalam mengetahui adanya tekanan batin yang berdampak kepada psikologis tokoh di dalam novel ini, dapat dilihat dari bahasa-bahasa yang berperan sebagai tanda yang menunjukkan adanya psikologis yang terganggu akibat tekanan batin yang dialami. Setelah menemukan tanda yang menunjukkan psikologis tokoh tersebut, maka penulis akan melakukan analisis dengan menggunakan pendekatan psikologis khususnya teori psikoanalisa Sigmund Freud.

Pendekatan semiotik menurut Luxemburg adalah pendekatan yang memandang karya sastra sebagai sistem tanda. Sebagai ilmu tanda, semiotik secara sistematik mempelajari tanda-tanda dan lambang (semeion, bahasa Yunani yang berarti tanda), sistem-sistem lambang dan proses-proses perlambangan.

Berdasarkan teori semiotik penulis dapat mengkategorikan sikap dan kondisi tokoh ke dalam tanda. Tanda-tanda yang terdapat di dalam komik akan

(12)

diterjemahkan dan dipilih bagian mana saja yang merupakan tindakan tokoh yang menggambarkan psikologis tokoh tersebut. Dengan semiotik kita juga dapat melihat indeksikal - indeksikal psikologis yang digunakan Sigmund Freud terutama yang berkaitan dengan sastra.

1.5. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1.5.1. Tujuan Penelitian

Berdasarkan masalah yang telah dikemukakan di atas, maka penulis merangkum tujuan dari penelitian ini sebagai berikut:

1. Untuk mendeskripsikan keadaan psikologis tokoh utama yang senang akan hal – hal yang menakutkan, menyeramkan, dan terkadang membahayakan orang-orang di sekitarnya.

2. Untuk mengetahui gangguan psikologis yang dialami oleh tokoh Nakahara Sunako yang diungkapkan oleh Tomoko Hayakawa melalui pendekatan Sigmund Freud.

1.5.2. Manfaat Penelitian

Manfaat dari penelitian ini:

2. Bagi peneliti dan pembaca, dapat menambah wawasan mengenaii psikologis tokoh dalam karya sastra fisik

(13)

3. Bagi pembaca, dapat menambah bahan bacaan dan sumber penelitian untuk Departemen Sastra Jepang Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara.

1.6. Metode Penelitian

Dalam penelitian sangat dibutuhkan metode penelitian sebagai bahan penunjang dalam penulisan. Metode adalah cara pelaksanaan penelitian. Di dalam penulisan skripsi ini, penulis menggunakan metode deskriptif analisis.

Menurut Ratna (2004:53) metode deskriptif analisis dilakukan dengan cara mendeskripsikan, dengan maksud untuk menemukan unsur - unsurnya , kemudian dianalisis, bahkan juga diperbandingkan. Di dalam metode ini, penulis tidak hanya menguraikan, namun juga memberikan pemahaman dan penjelasan.

Dalam penulisan ini, penulis akan menjelaskan dengan secermat mungkin bagaimana masalah-masalah yang ada di masa lalu dan yang ada di pikiran Nakahara Sunako menggunakan teori teori yang ada. Teori tersebut adalah teori semiotik dan teori psikologis khususnya teori psikoanalis Sigmund Freud.

Teknik pengumpulan data menggunakan metode pustaka (library research). Untuk mengumpulkan data-data yang berguna untuk mendukung teori, penulis mengumpulkannya dari kepustakaan yang berhubungan dengan penelitian. Sumber-sumber kepustakaan tersebut bersumber dari buku, majalah, hasil-hasil penelitian (skripsi), dan sumber-sumber lainya yang sesuai (internet).

Referensi

Dokumen terkait

Para transgender dalam penelitian ini memilih untuk berdamai dengan kondisi yang dimiliki dan memutuskan untuk lebih mendekatkan diri kepada Tuhan yang difasilitasi oleh

Jika anda seorang kepala intel, anda akan mencoba memikirkan petunjuk yang terdiri dari satu kata yang berhubungan dengan beberapa kata codename untuk ditebak tim anda.. Jika

Dari gambar 1.3 dapat dilihat ketuntasan belajar dari siklus ke siklus, dapat diambil kesimpulan bahwa Penggunaan Media Audio-visual dapat meningkatkan keterampilan

Hastuti (2004) menerangkan bahwa salah satu hambatan guru BK dalam melaksanakan peranannya di sekolah adalah persepsi siswa yang salah; siswa tidak memahami

Obat kami juga telah terdaftar di BPOM dan Dinkes RI No.442/00060/V-2 jadi anda juga tak perlu khawatir karena Obat Herbal De Nature yang kami tawarkan ini, Alhamdulillah

Berkaitan dengan pemerolehan bahasa, Lindfors pada tahun 1987 (Tarigan 1988:40) mengemukakan bahwa pemerolehan bahasa anak dapat diurutkan mulai dari (1) tahap

skripsi sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelarsarjana Sebagaimestinya.Skripsi ini berjudul “Pengaruh kecepatan udara pembakaran terhadap waktu pendidih air

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pola komunikasi dan manajemen konflik yang tepat pada pasangan yang