• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN. pengendalian intern dan pengaruh kualitas lingkungan pengendalian dalam

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN. pengendalian intern dan pengaruh kualitas lingkungan pengendalian dalam"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

94 5.1 Kesimpulan

Penelitian ini tentang pengaruh kualitas lingkungan pengendalian terhadap keandalan sistem pengendalian intern. Penelitian ini bertujuan untuk mengukur keandalan lingkungan pengendalian, keandalan sistem pengendalian intern dan pengaruh kualitas lingkungan pengendalian dalam menciptakan keandalan sistem pengendalian intern. Hipotesis 1 adalah unsur lingkungan pengendalian telah andal dan hipotesis 2 adalah kualitas lingkungan pengendalian berpengaruh terhadap keandalan sistem pengendalian intern.

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat disimpulkan : 1. Kualitas lingkungan pengendalian meliputi (1) penegakan integritas dan

nilai etika, (2) komitmen terhadap kompetensi, (3) kepemimpinan yang kondusif, (4) struktur organisasi, (5) pendelegasian wewenang dan tanggung jawab, (6) Kebijakan dan pembinaan sumber daya manusia, (7) Perwujudan peran APIP yang efektif dan hubungan kerjasama yang baik dengan instansi pemerintah terkait dengan menggunakan uji one sample t test uji sisi kiri dengan mean acuan sebesar 4,20. Hasil uji menunjukan bahwa unsur penegakan integritas dan nilai etika, komitmen terhadap kompetensi, kepemimpinan yang kondusif, perwujudan peran APIP yang efektif dan hubungan kerjasama yang baik dengan instansi pemerintah terkait thitung berada di daerah

(2)

penerimaan H0 atau lebih besar dari daerah penerimaan H0maka dapat disimpulkan bahwa unsur penegakan integritas dan nilai etika, komitmen terhadap kompetensi, kepemimpinan yang kondusif, perwujudan peran APIP yang efektif dan hubungan kerjasama yang baik dengan instansi pemerintah terkait telah andal. Sedangkan unsur struktur organisasi, pendelegasian wewenang dan tanggung jawab, dan kebijakan dan pembinaan sumber daya manusia, thitungberada di daerah penolakan H0 atau sebelah kiri penerimaan H0maka dapat disimpulkan bahwa unsur struktur organisasi, pendelegasian wewenang dan tanggung jawab, dan kebijakan dan pembinaan sumber daya manusia belum sepenuhnya andal atau masuk kategori cukup andal.

Secara keseluruhan mean tiap-tiap variabel di rata-rata menjadi satu kesatuan lingkungan pengendalian (X) dengan mean 4,091 secara statistik lebih kecil dari mean acuan 4,20 dan –thitung lebih besar dari– ttabel -2,277 < -1,998 atau berada disebelah kiri penerimaan H0 maka dapat disimpulkan bahwa lingkungan pengendalian cukup andal.

2. Keandalan struktur pengendalian intern dengan menggunakan uji one sample t test uji sisi kiri dengan mean acuan sebesar 4,20 dengan mean <4,20 dan thitung berada di daerah penolakan H0 atau sebelah kiri dari daerah penerimaan H0 maka dapat disimpulkan bahwa sistem pengendalian intern cukup andal.

3. Unsur lingkungan pengendalian berpengaruh terhadap keandalan struktur pengendalian intern dengan menggunakan uji regresi berganda

(3)

secara parsial unsur komitmen terhadap kompetensi berpengaruh positif dan signifikan dengan nilai sig. 0,001 dan kepemimpinan yang kondusif berpengaruh negatif dan signifikan dengan nilai sig. 0,000. 4. Kualitas lingkungan pengendalian berpengaruh terhadap keandalan

struktur pengendalian intern dengan menggunakan uji regresi berganda secara serempak unsur (1) penegakan integritas dan nilai etika (2) komitmen terhadap kompetensi, (3) kepemimpinan yang kondusif, (4), struktur organisasi (5) pendelegasian wewenang dan tanggung jawab, (6) Kebijakan dan pembinaan sumber daya manusia, (7) Perwujudan peran APIP yang efektif dan hubungan kerjasama yang baik dengan instansi pemerintah terkait berpengaruh terhadap keandalan sistem pengendalian intern dengan sig. 0,000 atau nilai fhitung lebih besar dari ftabelyaitu 5,934 > 2,161.

5. Kualitas lingkungan pengendalian memiliki kontribusi terhadap keandalan struktur pengendalian intern sebesar 33,4%.

5.2 Implikasi Penelitian

Implikasi teoristis dan praktis hasil penelitian ini adalah : 1. Implikasi teoristis

Lingkungan pengendalian merupakan fondasi sistem pengendalian intern secara teori berpengaruh terhadap keandalan lingkungan pengendalian, Hal ini terbukti bahwa lingkungan pengendalian yang tidak andal berpengaruh signifikan terhadap ketidak andalan sistem pengendalian intern. Sebaiknya untuk mengukur keandalan struktur

(4)

pengendalian intern dari sisi lingkungan pengendalian selain menggunakan data primer juga menggunakan data skunder dan dalam mengumpulkan data primer selain dengan kuesioner dilengkapi dengan wawancara. Sampel dengan jumlah yang lebih besar dan variatif diharapkan mampu memberikan gambaran lingkungan pengendalian yang sebenarnya.

2. Implikasi Praktis

A. Pimpinan Universitas

Hasil penelitian menunjukkan bahwa pimpinan belum mampu memberikan keyakinan yang memadai mengenai kualitas lingkungan pengendalian dalam mewujudkan keandalan sistem pengendalian intern. Beberapa unsur lingkungan pengendalian yang belum sepenuhnya andal atau masuk kategori cukup andal dan sebagai prioritas perbaikan kualitas lingkungan pengendalian antara lain :

1) Penegakan Integritas dan Nilai Etika (INTETIK)

Menjelaskan kepada bawahan alasan mengapa melakukan intervensi kebijakan dan pengabaian pengendalian intern dan bertanggung jawab penuh terhadap resiko yang ditimbulkan dan menghapus kebijakan yang dapat mendorong perilaku tidak etis 2) Komitmen terhadap Kompetensi (KOMITKOM)

Melakukan analisis dan memberikan pertimbangan serta pengawasan yang diperlukan dalam memberikan tugas atas

(5)

suatu pekerjaan. Kebijakan promosi sebaiknya dilakukan secara transparan sesuai dengan prosedur dan peraturan yang telah ditetapkan. Dalam memilih pimpinan, kemampuan manajerial dan pengalaman teknis menjadi pertimbangan utama selain kemampuan akademiknya.

3) Kepemimpinan yang Kondusif (KEPKON)

Mempertimbangkan risiko dalam pengambilan keputusan untuk memberi gambaran konskeunsi dari keputusan tersebut. Menjalin interaksi antar lini pimpinan sehingga mewujudkan kepemimpinan yang harmonis dan sinergis. Peraturan perputaran (turnover/mutasi) ditegakkan sehingga tidak menimbulkan kecemburuan dan prasangka yang tidak baik. Hal ini untuk menjaga lingkungan kerja yang kondusif dan dinamis. 4) Struktur Organisasi (STRUKOR)

Melakukan evaluasi struktur organisasi sesuai dengan perubahan lingkungan strategis, hal ini dilakukan untuk mengetahui efektivitas struktur organisasi dan perbaikan yang diperlukan agar struktur organisasi dapat menjembatani terwujudnya tujuan organisasi. Menetapkan jumlah pegawai yang sesuai, terutama untuk posisi pimpinan, hal ini dimaksudkan untuk mewujudkan efektivitas dan efisiensi tata kelola universitas.

(6)

5) Pendelegasian Wewenang dan Tanggung jawab (DELWE) Menetapkan wewenang dan tanggung jawab dengan jelas dan dikomunikasikan kepada semua pegawai, membuat prosedur pemantauan kewenangan dan tanggung jawab yang didelegasikan, menetapkan uraian pekerjaan secara jelas yang menunjukkan tingkat wewenang dan tanggung jawab pegawai hal ini dimaksudkan untuk memudahkan pengukuran kinerja dengan membandingkan wewenang dan tanggung jawab dengan kinerja pegawai dan dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan promosi jabatan, demosi dan remunerasi.

Memberdayakan pegawai untuk mengatasi masalah sesuai dengan wewenang dan tanggung jawabnya dan menyeimbangkan pendelegasian kewenangan dengan keterlibatan pimpinan yang lebih tinggi. Hal ini untuk memumbuhkan rasa tanggung jawab atas kewenangan yang diterima dan berusaha mengembangkan kemampuan diri untuk dapat menyelesaikan masalah yang timbul dari wewenang dan tanggung jawabnya.

6) Kebijakan dan Praktik Pembinaan SDM (PEMSDM)

Hasil penilaian kinerja digunakan sebagai dasar dalam menetapkan promosi jabatan, demosi, remunerasi, dan pemindahan pegawai dan kinerja pegawai (laporan kinerja

(7)

pegawai) dinilai dan dipantau secara periodik, serta membuat kebijakaan untuk meningkatkan atau mempertahankan kinerja pegawai. Melakukan penelusuran latar belakang calon pegawai dalam proses rekrutmen terkait dengan hal legalitas ijazah, pendidikan, etika, profesi, tindakan kriminal, dan penyalahgunaan obat terlarang.

7) Peran APIP yang Efektif dan Hubungan Kerjasama dengan Instansi yang terkait (APIPHK)

Membuat kebijakan dan sistem yang dapat memberikan keyakinan yang memadai atas ketaatan, efisiensi, efektivitas dan transparansi dalam penyelenggaraan tugas dan fungsi Universitas. Melaksanakan manajemen peringatan dini dan peningkatan efektivitas manajemen risiko dalam penyelenggaraan tugas dan fungsi Universitas

B. Satuan Pengawas Intern (SPI)

Hasil penelitian sumbangan lingkungan pengendalian terhadap keandalan sistem pengendalian intern sebesar 33,4%, sedangkan 66,6% merupakan variabel lain. Variabel lain ini dapat berupa unsur sistem pengendalian intern lain yaitu penilaian risiko, aktivitas pengendalian, informasi dan komunikasi dan pemantauan. Dengan hasil ini diharapkan SPI ikut serta dalam meningkatkan kualitas lingkungan pengendalian untuk mewujudkan keandalan sistem pengendalian intern dengan meningkatkan fungsi (1)

(8)

timbulnya suatu masalah sebelum masalah muncul, (2) Detective

control, pengendalian untuk pemeriksaan, dibutuhkan untuk

mengungkap masalah begitu masalah tersebut muncul, dan (3) Corrective control, pengendalian korektif memecahkan masalah yang ditemukan oleh pengendalian dalam pemeriksaan. 5.3 Keterbatasan di Universitas XY

Hasil penelitian ini mempunyai keterbatasan dalam menganalisis pengaruh kualitas lingkungan pengendalian terhadap keandalan sistem pengendalian intern. Peneliti menyadari bahwa kemungkinan terdapat error baik technical error maupun human error. Technical error dapat berupa alat yang digunakan peneliti untuk menggali sumber data, dan menganalisis data. Sedangkan human error disebabkan subjektifitas dan pola pikir responden dalam memberikan jawaban serta faktor lain yang mempengaruhi jawaban responden yang bukan merupakan gambaran kondisi yang sebenarnya di instansi tempat penelitian ini. Selain faktor lingkungan pengendalian masih terdapat faktor penilaian risiko, aktivitas pengendalian, informasi dan komunikasi dan pemantauan yang mempunyai andil dalam menentukan keandalan sistem pengendalian intern.

Pengumpulan data menggunakan kuesioner dari PP no 60 tahun 2008, masih terdapat double barreled sehingga jawaban tersebut tidak sepenuhnya dapat mewakili pernyataan tersebut. Sampel penelitian yang terdiri dari pejabat struktural, secara jumlah dan variasi sampel masih sedikit sehingga

(9)

belum sepenuhnya mampu menggambarkan persepsi pelaksanaan sistem pengendalian intern secara valid dan reliabel.

5.4 Saran - Saran

Dengan keterbatasan yang ada diharapkan peneliti peneliti berikutnya dapat melakukan penelitian tentang sistem pengendalian internal dengan :

1. Menggunakan unsur-unsur lingkungan pengendalian yang sesuai dengan kondisi objek penelitian .

2. Dalam pengumpulan data selain dengan kuesioner sebaiknya dilengkapi dengan wawancara dan penggunaan data skunder.

3. Dalam pengambilan data jangan sampai terjadi double barreled sehingga data yang diperoleh tentang persepsi sistem pengendalian intern lebih valid dan reliabel.

4. Sampel yang lebih besar tidak hanya pejabat struktural saja namun juga kepada staf pegawai di Universitas XY.

Referensi

Dokumen terkait

Konsep-konsep mekanika sangat sulit dipahami oleh mahasiswa, baik pada tingkat sarjana, program magister, dan bahkan sampai pada tingkat program doctor (Mc Dermott,

Brojo (1999) menyatakan bahwa keerat- an korelasi positif maupun negatif dapat me- nunjukkan karakter tersebut dapat diwakili oleh salah satu karakter yang berkorelasi tinggi,

Demikian sebaliknya, apabila terjadi peningkatan kinerja keuangan perusahaan sesudah akuisisi periode tahun 2009-2013 ditinjau dari rasio solvabilitas maka hipotesis

Belanja Alat Tulis Peserta/Kit Peserta, Belanja Spanduk, Belanja Bahan Dokumentasi, Belanja Jasa Pegawai Harian Lepas, Belanja Nara Sumbe/Instruktur, Belanja Pembawa Acara, Belanja

Karena itu dalam menyusun kurikulum atau program pendidikan bertolak dari problem yang dihadapi masyarakat sebagai isi pendidikan, sedangkan proses atau

NFNQFSTFLVUVLBO &#34;MMBI BEBMBI CFOBSCFOBS LF[BMJNBO ZBOH CFTBS %BO ,BNJ QFSJOUBILBO LFQBEB NBOVTJB CFSCVBU CBJL LFQBEB EVB PSBOH JCVCBQBLOZB JCVOZB UFMBI NFOHBOEVOHOZB EBMBN

OJK melaksanakan tugas pengaturan dan pengawasan terhadap kegiatan jasa keuangan di sektor perbankan, pasar modal, perasuransian, dana pensiun, lembaga pembiayaan

Abstrak : Membandingkan metode Full Costing dan Variable Costing untuk perhitungan Harga Pokok Produksi akan menunjukan metode yang lebih tepat untuk di terapkan, dan