B
B
A
A
B
B
I
I
I
I
I
I
R
R
E
E
N
N
C
C
A
A
N
N
A
A
P
P
E
E
M
M
B
B
A
A
N
N
G
G
U
U
N
N
A
A
N
N
W
W
I
I
L
L
A
A
Y
Y
A
A
H
H
K
K
A
A
B
B
U
U
P
P
A
A
T
T
E
E
N
N
T
T
E
E
L
L
U
U
K
K
B
B
I
I
N
N
T
T
U
U
N
N
I
I
3 .1
Pe t unjuk U m um
3 .1 .1 U m um
ebijakan pembangunan Kabupaten Teluk Bintuni yang tertuang dalam Rencana Tata
Ruang Wilayah (RTRW 2005 - 20015) yang dijadikan sebagai dasar Pembangunan
Kabupaten Teluk Bintuni khususnya, dan umumnya Provinsi Papua Barat. Kebijakan
Perencanaan pembangunan di Kabupaten Teluk Bintuni didasari pada potensi yang
dimiliki, baik potensi sumber daya alam maupun potensi sosial budaya dan dapat tumbuh serta
berkembang dan pertumbuhan daerahnya agar dapat mengejar ketertinggalan daerahnya dengan
daerah di Wilayah I ndonesia Barat. Untuk mewujudkan efisiensi dan efektifitas serta
memperpendek rentang kendali dalam penyelenggaraan pemerintahan, pelaksanaan
pembangunan dan pembinaan kehidupan bermasyarakat di Kabupaten Teluk Bintuni maka
dimekarkanlah Distrik- distrik sehingga pada tahun 2007 terbitlah Peraturan Daerah Kabupaten
Teluk Bintuni no. 3 tahun 2007 tentang Pembentukan Distrik di Wilayah Kabupaten Teluk
Bintuni.
3 .1 .2 Fe nom e na Pe rk e m ba nga n
Prioritas utama dari pengembangan wilayah di Kabupaten Teluk Bintuni adalah
menggunakan pendekatan pengembangan Growth Pole (Kutub Pertumbuhan), yaitu
pengembangan pusat kegiatan dan perkembangan yang ada di wilayah inti yang dikembangkan
lebih dulu dari wilayah lainnya untuk tujuan apabila telah berkembang dapat mempengaruhi
perkembangan kegiatan wilayah lebih lanjut (hinterland-nya).
GAMBAR 3.1
Backwash Effect
K
Sehingga dengan adanya pendekatan growth pole diharapkan terjadi penyebaran wilayah
yang dilakukan dengan mengembangkan pusat -pusat pertumbuhan yang diharapkan jika sudah
berkembang dapat memberikan efek penetasan ke bawah (trickling down effect) pada wilayah
sekitarnya (wilayah hinterland-nya). Pusat Pertumbuhan (Growth Pole) ini biasanya terdapat di
daerah perkotaan. Misalnya Distrik Teluk Bintuni sebagai pusat kegiatan inti di Kabupaten Teluk
Bintuni dikembangkan lebih dari distrik lainnya yang ditujukan untuk perencanaan wilayah yang
pada akhirnya akan menyebarkan tumbuhnya pusat-pusat kegiatan baru di wilayah sekitarnya.
Setelah pusat pertumbuhan cukup berkembang dan mampu memberikan efek penetasan ke
wilayah lainnya (trickling down effect). Melalui pendekatan desentralisasi perkembangan wilayah
yang perlu ditingkatkan terutama pada pengembangan pusat -pusat kegiatan kedua agar pusat
kegiatan utama tidak menjadi terlalu “primat” karena ada pusat - pusat perkembangan lain
dalam skala yang lebih rendah yang mengimbangi daya tarik terhadap pusat -pusat pertama.
Pusat kedua ini dapat disebut sebagai counter magnet bagi trend privatisasi pusat pertama. Pada
pelaksanaannya pendekatan growth pole ini dapat mengakibatkan backwash effect bagi wilayah
sekitar.
3 .1 .3 Sa sa ra n da n K e bija k a n
Untuk mewujudkan keterpaduan terhadap arahan pembangunan dengan karakteristik fisik
Kabupaten Teluk Bintuni, maka rumusan pengembangan kota dirumuskan dalam visi dan misi
pembangunan Kabupaten Teluk Bintuni, Visi yang merupakan gambaran masa depan yang ingin
dicapai dalam proses pembangunan Kabupaten Teluk Bintuni adalah :
”Terw ujudnya Kabupaten Teluk Bintuni yang Damai, Maju, Sejahtera, Demokratis dan
Tangguh serta Berdaya saing diatas landasan Kasih, Kejujuran, Keadilan dan Kerja
keras”.
Sebagaimana pembangunan daerah merupakan bagian dari pembangunan nasional yang
terpadu maka dapat dipahami bahwa penyelesaian permasalahan pembangunan nasional hanya
dapat tercapai ketika pembangunan daerah berhasil menuntaskan permasalahan pembangunan
daerah. Dalam filosofi inilah maka Kebijakan Umum Pembangunan dan Tema Utama
Pembangunan Kabupaten Teluk Bintuni yang selanjutnya terjabarkan dalam Rencana Kerja
Pembangunan disusun dengan tetap memayungi arahan pembangunan nasional dalam
kerangka penuntasan masalah daerah yang bersifat spesifik lokal.
Subtansi utama Kebijakan Pemerintah Kabupaten dalam rangka pembangunan daerah
pada tahun 2007 sebagai bagian dari tahapan pembangunan daerah tahun kedua di arahkan
untuk mencapai VI SI dan Misi , Kabupaten Teluk Bintuni yaitu ;
Untuk merealisasikan visi ini, telah ditetapkan 5 (lima) misi pembangunan kabupaten
yang mutlak dijadikan dasar dan kerangka tujuan organisasi pemerintahan kabupaten, menjadi
filosofi dasar, nilai serta arahan dalam penjabaran berbagai program dan kegiatan untuk
pencapaian tujuan pembangunan daerah.
Adapun Misi pembangunan Kabupaten Teluk Bintuni adalah sebagai berikut ;
1. Mewujudkan Sumber Daya Manusia yang bertagwa dan berkualitas serta memiliki daya
saing ( Sumber Daya Manusia Tangguh)
2. Mewujudkan I nfrastruktur Pemerintahan dan I nfrastruktur Pelayanan Publik yang kokoh,
adaptif yang berorientasi pada kepuasan pelayanan masyarakat ( community
satisfaction)
3. Mewujudkan Pemerintahan yang Baik dan Bersih (good and clean governance)
demokratis, aman, damai dan penegakan supremasi hukum.
4. Mewujudkan Perekonomian Daerah yang berbasis pada potensi sumber daya alam lokal
dan ekonomi kerakyatan yang tangguh, unggul dan berdaya saing, bagi terciptanya
iklim usaha dan investasi yang mendorong tumbuhnya kesempatan kerja dan
berkembangnya dan usaha ekonomi kerakyatan. (ekonomi mandiri)
5. Mewujudkan Pengelolaan Sumber Daya Alam dan lingkungan hidup secara bijaksana
dan bertanggung jawab yang memberi manfaat sebesar-besarnya bagi masyarakat dan
A. Arah Kebijakan Pembangunan Daerah
Secara umum Arah dan Kebijakan Daerah pada tahun 2007 adalah sebagai berikut ;
• Meningkatan Kapasitas Sumber Daya Manusia yang ditempuh melalui peningkatan kualitas
Ketagwaan, kualitas pendidikan, kualitas kesehatan dan kualitas kemampuan ekonomi.
• Meningkatkan Kapasitas Kelembagaan Pemerintah Daerah dalam Pelayanan Pubik,
Pemerintahan , Pembangunan dan Pemberdayaan Masyarakat
• Meningkatkan dan memperkuat infrastruktur dasar ; kuantitas dan kualitas dalam
kerangka penerobosan isolasi, peningkatan akses dan pen ingkatan kualitas pelayanan
publik dalam rangka pemenuhan hak dasar .
• Membangun Citra pemerintahan yang baik, bersih dan berwibawa dalam kerangka Bintuni
Baru
• Meningkatkan Lapangan Kerja dan Kesempatan Berusaha dalam rangka penurunan
pengangguran.
• Meningkatkan dan Memperkuat Struktur dan Pertumbuhan Ekonomi Daerah yang
berkelanjutan, memperluas titik tumbuh ekonomi kerakyatan.
• Mengoptimalkan pemanfaatan Sumber Daya Alam yang memperhatikan daya dukung
lingkungan. (public healthy policy)
B. Prioritas Pembangunan Daerah
Mengacu pada arah dan kebijakan program di atas, maka program strategis yang
penanganannya segera untuk menyikapi isu permasalahan daerah antara lain :
Untuk menuntaskan berbagai permasalahan Pembangunan Kabupaten dalam kerangka
pencapaian Visi dan Misi serta adanya keterbatasan Sumber Daya maka ditetapkan prioritas
Pembangunan Tahun 2007 . Penetapan Kebijakan dasar prioritas pembangunan ditujukan
untuk menustaskan tema sentral pembangunan daerah yaitu penuntasan kesenjangan dalam
kerangka pemenuhan hak dasar dan peningkatan kualitas hidup melalui :
1. program-program memberikan dampak langsung tehadap masyarakat, bersifat
memberikan dampak luas pada, dan bersifat terobosan serta yang mampu menum bukan
ekonomi rakyat.
2. program dengan fokus pada upaya investasi sumber daya manusia yang menjadi
prasyarat pembangunan manusia seutuhnya; kesehatan dan pendidikan
3. program-program yang mampu mempercepat pertumbuhan ekonomi serta berdampak
pada penciptaan lapangan kerja dan penyerapan tenaga kerja.
4. program yang memberikan dampak terhadap pada perkuatan ekstistensi pemerintahan
dan tata laksana pemerintahan yang baik.
Atas dasar pertimbangan tersebut Prioritas Pembangunan Tahun 2007 ditetapkan sebagai
berikut :
• Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Manusia melalui Peningkatan Kualitas Pelayanan
Pendidikan , Kualitas Pelayanan Kesehatan, Keagamaan dan Adat.
• Peningkatan Kapasitas (profesionalisme) aparatur dan Kelembagaan Pemerintah.
• Peningkatan pertumbuhan ekonomi daerah melalui perbaikan kondisi dan struktur
Ekonomi kerakyatan berbasis Pertanian, Perikanan, Kehutanan dan Pertambangan yang
mengarah pada skala I ndustri serta melalui investasi dan penanaman modal yang
potensial.
• Peningkatan Lapangan Kerja dan Kesempatan Kerja dan usaha
• Optimalisasi Pemanfaatan SDA yang ramah lingkungan yang bermanfaat bagi
peningkatan ekonomi rakyat.
• Percepatan Peningkatan aksesibilitas melalui pembangunan Fasilitas Publik ,
I nfrastruktur dasar pelayanan umum dan Pemerintahan.
• Percepatan pemenuhan hak dasar secara khusus di bidang energi ( listrik) dan Sumber
daya air ( Air bersih).
• Perkuatan Peran Adat dan Kelestarian Budaya dalam pembangunan kabupaten.
• Pembangunan dan Penataan Daerah Perkotaan dan pengembangan kawasan
pembangunan dan pertumbuhan.
Untuk mencapai hasil yang optimal dalam penyelesaikan prioritas pembangunan 2007
ditempuh dengan menetapkan beberapa sasaran prioritas, fokus program serta kegiatan
Fokus Program dan Kegiatan Prioritas
Peningkatan Kapasitas SDM melalui Peningkatan Kualitas Pendidikan , Kualitas
Kesehatan, Kualitas ketagw aan dan Peran positif Adat. (prioritas 1)
Prioritas program pembangunan ini dapat dicapai melalui tercapainya :
1. Sasaran pada Bidang Pendidikan yaitu ;
• Meningkatnya Angka Partisipasi Anak Prasekolah TK menjadi sebesar 15-20 % dari kondisi
sebelumnya, Meningkatnya Cakupan Pendidikan Anak Usia Dini sebesar 20-30% dari
pencapaian tahun 2006.
• Meningkatnya Angka Partisipasi Kasar (APK ) dan Angka Partisipasi Murni (APM) jenjang
pendidikan Dasar ; APK dan APM jenjang SD termasuk yang setara dan PAKET A setara
SD menjadi 95% persen, jenjang SMP / MTs/ Paket B setara SMP menjadi 70-75 persen ,
APS penduduk usia 7-12 tahun menjadi diatas 90% , dan APS penduduk usia 13-15
tahun menjadi diatas 70%
• Meningkatnya partisipasi jenjang pendidikan menengah yang diukur dari APK dan APM
jenjang SMA/ SMK/ MA dan Paket C yang setara menjadi minimal 50% serta meningkatnya
APK penduduk usia 16-18 tahun menjadi 60 persen.
• Meningkatnya Partisipasi Jenjang Pendidikan Tinggi dibanding tahun sebelumnya
• Meningkatnya proporsi sekolah yang memiliki fasilitas pendidikan yang sesuai dengan
standar pendidikan nasional yang merujuk pada SPM pendidikan
• Meningkatnya proporsi sekolah yang memiliki fasilitas laboratorium dan perpustakaan
sekolah dan fasilitas MCK.
• Meningkatnya pemerataan proporsi penduduk terhadap akses pendidikan antar wilayah
perkampungan dan perkotaan.
• Menurunnya angka drop out antar jenjang pendidikan.
• Tersediannya tenaga guru dan tenaga kependidikan di semua jenjang pendidikan yang
diukur melalui ratio guru/ kelas dan guru/ murid atau guru/ sekolah.
• Meningkatnya proporsi guru yang memenuhi kualifikasi akademik dan standart kompetensi • Meningkatnya kesejahteraan guru yang diukur melalui : proporsi ketersediaan rumah dan
peningkatan penerimaan dan fasilitas kesejahteraan lainnya.
• Menurunnya angka buta aksara penduduk usia 15 tahun keatas menjadi kurang dari 20
persen.
• Menurunnya angka buta aksara Anak Sekolah Dasar menjadi 10 persen. • Meningkatnya angka melek huruf menjadi 80 persen
• Meningkatnya kepuasan guru dan anak didik yang diukur melalui kenyamanan ruangan
kelas, fasilitas pengajaran serta penyediaan Biaya Operasional Sekolah.
• Tersediannya Bantuan Pendidikan dan Beasiswa Bagi semua siswa pendidikan
prasekolah, sekolah dasar dan menengah.
• Meningkatnya Proporsi kelulusan pada Ujian Akhir Nasional dan Ujian Akhir Semester • Tersedianya Asrama bagi anak sekolah sesuai dengan penetapan region pola asrama. • Tersediannya sekolah unggulan.
• Tersedianya Sarana dan Prasarana Pendidikan anak Usia Dini
• Meningkatnya akses anak didik terhadap pendidikan tanpa kendala biaya
• Meningkatnya proporsi lulusan Sekolah Menengah Atas Teluk Bintuni yang mampu
informatika dan Bahasa I nggris.
• Meningkatnya jumlah lulusan sekolah menengah yang masuk ke Perguruan Tinggi
berkualitas.
2. Sasaran Bidang Kesehatan yaitu ;
• Meningkatnya kondisi kesehatan masyarakat yang diukur dari ; menurunnya jumlah
kematian ibu melahirkan menjadi kurang dari 8 org pada tahun 2007 , menurunnya
jumlah kematian bayi menjadi kurang dari 20 bayi , menurunya kematian Balita
menjadi kurang dari 5 orang balita, dan menurunnya BBLR menjadi dibawah 10
persen.
• Meningkatnya cakupan pelayanan kesehatan masyarakat yang diukur dari meningkatnya
cakupan pelayanan penduduk asli dan dan penduduk miskin yang bebas biaya
pelayanan dan cakupan rawat inap menjadi diatas 75 %
• Meningkatnya cakupan kampung yang mencapai UCI menjadi 50 %
• Meningkatnya peserta Aktif KB menjadi 50 % dan peserta KB baru menjadi 80 persen . • Meningkatnya prosentase peredaran produksi pangan yang memenuhi syarat keamanan
• Meningkatnya cakupan ANC yang diukur dari ; K1 menjadi 80 persen, K4 menjadi 75
persen , PN 75 persen , KN 75 persen.
• Menurunya angka kesakitan penyakit rakyat yang diukur dari ; menurunya SPR Malaria
menjadi 20% penduduk, menurunnya angka kesakitan diare dan TBC dan meningkatnya
cakupan penanganan penyakit TBC
• Meningkatnya Cakupan Vit A pada Balita menjadi 90% • Meningkatnya Cakupan Tablet Besi menjadi 90% • Meningkatnya cakupan ASI eksklusif menjadi 90% • Menurunnya TFR menjadi 3 per wanita.
• Meningkatnya Proporsi Puskesmas yang memiliki tenaga dokter menjadi 1 puskesmas
dengan 1 dokter, Puskesmas Rawat I nap menjadi 1 puskesmas dengan 2 dokter
• Meningkatnya Proporsi PUSTU dengan tenaga dokter menjadi 40 persen.
• Meningkatnya proporsi tenaga bidan menjadi minimal 1 org / puskesmas dan 3 org per
puskesmas rawat inap.
• Meningkatnya proporsi puskesmas dan puskesmas rawat inap yang memenuhi kualifikasi
ketenagaan dan standart pelayanan minimal (SPM)
• Meningkatnya Proporsi Puskesmas dengan kemampuan pemeriksaan Laboratorium Dasar
dan Lanjutan yaitu ; 90 % puskesmas mampu pemeriksaan lab dasar dan 3 puskesmas
mampu lab lanjutan.
• Menurunnya case fatality rate Diare
3. Sasaran pada Bidang Agama dan Budaya
• Meningkatnya jumlah sarana ibadah yang layak fungsi
• Tersedianya sarana ibadah Kabupaten yang memenuhi syarat. • Tersedianya bantuan operasional bagi pelayanan keagamaan
• Meningkatnya kesejahteraan pemuka agama melalui ketersediaan dana insentif bagi
pemuka agama.
• Terbentuknya forum komunikasi antar agama • Tersedianya Fasilitas Lembaga Masyarakat Adat
C. Kebijakan
1. Kebijakan Pengembangan Ekonomi Wilayah
Pengembangan ekonomi wilayah dimaksudkan untuk memberikan peluang pada
pertumbuhan di samping untuk memperoleh wujud perekonomian yang adil dan
merata. Wujud tersebut adalah kegiatan yang dilaksanakan oleh rakyat dalam
mengelola sumberdaya alam dengan tata cara yang efisien, sehingga kerjanya berdaya
saing tinggi dan kelestarian lingkungannya terjaga. Wujud pembangunan, dalam hal ini
kegiatan kerekonomian wilayah di Kabupaten Teluk Bintuni diharapkan terbentuk
melalui penyebaran kegiatan yang merata dan mampu meredam timbulnya
kesenjangan baik dalam dimensi daerah maupun golongan masyarakat. Untuk
mencapai tujuan pengembangan wilayah di Kabupaten Teluk Bintuni, maka kebijakan
umum pengembangan ekonomi wilayah adalah mengembangkan perekonomian
wilayah melalui pengembangan agrobisnis hulu (yang berupa penyediaan sarana dan
prasarana sektor pertanian) dan agribisnis hilir (processing dan pemasaran) dan
jasa-jasa pendukungnya. Untuk mendukung dari pengembangan kegiatan agribisnis ini
harus didukung oleh pengembangan sektor industri, perdagangan, pariwisata dan
jasa-jasa yang lainnya, sehingga para investor dapat menanamkan modalnya dalam
mendukung pengembangan wilayah di Kabupaten Teluk Bintuni.
Untuk mencapai kebijakan umum perekonomian wilayah di Kabupaten Teluk Bintuni,
maka strategi umum yang dilakukan dalam pengembangan ekonomi wilayah di
Kabupaten Teluk Bintuni, meliputi:
1. Mengembangkan sistem ekonomi kerakyatan yang bertumpu pada mekanisme
pasar dengan prinsip persaingan sehat dan memperhatikan pertumbuhan
ekonomi nilai-nilai keadilan, kepentingan sosial, kualitas hidup, pembangunan
berwawasan lingkungan dan keadilan, sehingga terjamin kesempatan yang sama
dalam berusaha dan berkarya;
2. Mengoptimalkan peran pemerintah dalam mengoreksi ketidaksempurnaan pasar
3. Mengembangkan kehidupan yang layak berdasarkan atas kemanusiaan yang adil
bagi masyarakat;
4. Mengembangkan perekonomian yang berorientasi global sesuai kemajuan teknologi
dengan membangun keunggulan kompetitif berdasarkan keunggulan komparatif
kelautan dan pertanian;
5. Menyediakan kebutuhan pokok perumahan terutama perumahan dan pangan
rakyat, menyediakan fasilitas publik yang memadai dan memperlancar perizinan
yang transparan;
6. Mengembangkan kebijakan industri, perdagangan dan investasi dalam rangka
meningkatkan daya saing global dengan membuka aksesibilitas yang sama
terhadap kesempatan kerja dan berusaha melalui keunggulan kompetitif terutama
berbasis keunggulan sumberdaya alam;
7. Memberdayakan pengusaha kecil menengah dan koperasi agar lebih efisien,
produktif dan berdaya saing dengan menciptakan iklim berusaha yang kondusif dan
peluang kerja yang seluas-luasnya;
8. Mengembangkan hubungan kemitraan dalam bentuk keterkaitan usaha yang saling
menunjang dan menguntungkan antara koperasi, swasta dan badan usaha serta
antara usaha besar, menengah dan kecil dalam rangka memperkuat struktur
ekonomi baik lokal maupun regional;
9. Mengembangkan sistem ketahanan pangan yang berbasis pada keragaman
sumberdaya bahan pangan;
10. Meningkatkan pembangunan dan pemeliharaan sarana dan prasarana publik guna
mendorong pemerataan pembangunan, melayani kebutuhan masyarakat dan
membuka keterisolasian wilayah terpencil;
11. Meningkatkan penguasaan, pengembangan dan pemanfaatan ilmu pengetahuan
dan teknologi dalam dunia usaha terutama usaha-usaha kecil, menengah dan
koperasi guna meningkatkan daya saing produk yang kebijakan yang kondusif dan
perencanaan pembangunan daerah berbasis sumberdaya lokal;
12.Melakukan berbagai upaya secara terpadu untuk mempercepat proses pengentasan
masyarakat dari kemiskinan dan mengurangi pengangguran;
13. Melakukan berbagai upaya untuk mempercepat penyelamatan dan pemulihan
ekonomi guna membangkitkan sektor riil melalui bidang industri, perdagangan
dan koperasi.
Sesuai dengan potensi ekonomi wilayah, maka arah pembangunan ekonomi Kabupaten
Teluk Bintuni dibuat dalam rangka mencapai tujuan pengembangan wilayah yaitu
dalam rangka mewujudkan kesejahteraan masyarakat dengan kebijakan
mengembangkan kegiatan ekonomi yang berorientasi untuk mengembangkan produksi
sektor unggulan yaitu sektor pertanian yang didukung oleh industri, pariwisata dan
pertambangan. Untuk mewujudkan tujuan pengembangan wilayah tersebut, maka
kebijakan dan strategi dalam pengembangan ekonomi wilayah Kabupaten Teluk Bintuni
adalah menindaklanjuti dari visi dan misi wilayah yang disesuaikan dengan potensi
sumberdaya ekonomi wilayah, antara lain :
1. Mengembangkan agrobisnis dengan basis sektor pertanian. Strategi yang
dilakukan untuk mewujudkan kebijakan tersebut adalah sebagai berikut :
a. Peningkatan produktivitas komoditas pertanian tanaman pangan;
b. Peningkatan produktivitas perkebunan rakyat (perkebunan coklat);
c. Peningkatan produktivitas tanaman hortikultura;
d. Peningkatan kemampuan dan keterampilan petani dalam hal cara tanam dan
pemeliharaan;
e. Peningkatan akses informasi petani tentang alternatif berbagai jenis
tanaman yang dapat dikembangkan sesuai dengan iklim wilayah;
f. Kemudahan dalam mendapatkan bibit dan pupuk tanaman;
g. Peningkatan sarana dan prasarana pendukung sektor pertanian khususnya
sumberdaya air, pupuk dan obat -obatan;
h. Peningkatan sarana dan prasarana pengolahan produksi pertanian pasca
panen;
i. Menyediakan kantong-kantong produksi pertanian;
j. Peningkatan pelayanan sarana dan prasarana sistem transportasi baik
k. Penyediaan jaringan pemasaran dari hasil produksi dan pengolahan sektor
pertanian pasca panen.
2. Mengembangkan sektor kelautan dan perikanan melalui strategi pengembangan
pengelolaan sumberdaya kelautan, meliputi :
a. Peningkatan pemanfaatan dan produktivitas potensi kelautan melalui
keterpaduan pengelolaan secara adil, berimbang dan berkelanjutan;
b. Peningkatan upaya rehabilitasi dan konservasi habitat kepulauan, seperti
hutan bakau, terumbu karang, padang lamun, estuaria dalam rangka
melestarikan plasma nutfah, penyediaan bahan baku, perlindungan hidup dan
jasa pariwisata;
c. Peningkatan pengamanan dan pengawasan dalam rangka pemanfaatan
sumberdaya kelautan;
d. Peningkatan kualitas dan kuantitas armada dan alat tangkap;
e. Peningkatan pelayanan sarana dan prasarana penangkapan dan budidaya;
f. Peningkatan sarana dan prasarana pengolahan produksi perikanan pasca
penangkapan;
g. Menyediakan kantong-kantong produksi perikanan;
h. Peningkatan pelayanan sarana dan prasarana sistem transportasi baik
berupa jaringan sistem transportasi maupun berupa moda transportasi;
i. Penyediaan jaringan pemasaran dari hasil produksi dan pengolahan sektor
perikanan pasca penangkapan dan pengolahan;
j. Peningkatan wawasan nelayan tentang teknik budidaya yang lebih modern dan
lebih baik dalam pengembangan usaha perikanan;
k. Peningkatan akses nelayan dalam memperoleh modal, sarana dan prasana
pendukung produksi terutama pinjaman modal/ kredit, perahu, mesin, alat
tangkap, sarana penunjang pemasaran dan BBM;
l. Peningkatan pengetahuan masyarakat tentang cara-cara penanganan
budidaya tambak yang benar;
m. Peningkatan akses transporasi ke lokasi-lokasi usaha perikanan budidaya
perikanan.
3. Mengembangkan kegiatan sektor pertambangan yang dilaksanakan melalui
strategi sebagai berikut :
a. Pengembangan dan pengelolaan usaha pertambangan, pembangunan
migas dan energi lainnya melalui peningkatan pemanfaatan sumberdaya
mineral dan energi dengan tetap memperhatikan daya dukung;
b. Menciptakan kondisi yang kondusif untuk para investor dalam
mengembangkan sektor pertambangan;
c. Peningkatan pelayanan sarana dan prasarana pendukung baik berupa sistem
transportasi maupun akomodasi;
d. Menjamin stabilitas wilayah dalam pengembangan sektor pertambangan.
2. Kebijakan Pengembangan SDA dan Lingkungan
Arah kebijakan pengelolaan dan pelestarian lingkungan hidup ditekankan pada
pengendalian perusakan lingkungan yang diimbangi dengan pengembangan sistem
dan mekanisme pengelolaan sumberdaya alam yang secara langsung mendorong
peningkatan perekonomian rakyat. Untuk itu, diperlukan pengembangan hubungan
kemitraan antar berbagai stakeholders dalam pengelolaan sumber-sumber alam dalam
rangka mewujudkan pembangunan daerah yang berkelanjutan dan berwawasan
lingkungan hidup. Pengelolaan dan pelestarian lingkungan dilaksanakan melalui
strategi pengendalian pencemaran lingkungan hidup, strategi penyelamatan hutan,
tanah dan air, strategi pembinaan dan pengelolaan lingkungan hidup, strategi
inventarisasi dan evaluasi sumberdaya alam. Secara lebih detail strategi ini dijabarkan
melalui :
Pengurangan kemerosotan mutu dan fungsi lingkungan hidup perairan tawar dan
laut, tanah dan udara yang disebabkan oleh makin meningkatnya aktivitas
pembangunan;
Pelestarian fungsi dan kemampuan sumber alam hayati dan non hayati;
Peningkatan pelestarian fungsi ekosistem dan mengendalikan kerusakan
lingkungan serta meningkatkan kemampuan masyarakat dalam pengelolaan
Peningkatan jumlah dan mutu informasi sumberdaya alam serta mengembangkan
neraca dan tata guna sumber alam dan lingkungan hidup.
3. Sumberdaya Manusia
Kualitas pendidikan menjadi persoalan yang sangat penting dalam kaitannya dengan
upaya pengembangan dan pembangunan wilayah. Hal ini menyangkut berbagai fakt or
yang mempengaruhinya, seperti fasilitas, guru, peserta didik, kurikulum dan manajemen.
Kondisi ini memunculkan berbagai permasalahan yang sangat kompleks dan memiliki
peran yang strategis dalam pembangunan sumberdaya manusia. Strategi dalam
mewujudkan peningkatan kualitas sumberdaya manusia untuk mendukung
pengembangan wilayah Kabupaten Teluk Bintuni, meliputi :
Meningkatkan fasilitas sarana dan prasarana pendidikan prasekolah;
Meningkatkan sumberdaya tenaga pendidikan prasekolah;
Meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya pendidikan prasekolah;
Meningkatkan angka partisipasi usia sekolah (SD, SMP, SMA);
Mengurangi angka putus sekolah;
Meningkatkan sumberdaya manusia tenaga pendidik;
Meningkatkan fasilitas sarana dan prasarana pendidikan;
Menyediakan pelayanan pendidikan alternatif bagi masyarakat yang belum sempat
memperoleh pendidikan formal;
Meningkatkan jangkauan pelayanan pendidikan kejar paket A, B, C dan kejar usaha;
Perluasan dan pengembangan kesempatan kerja, sebagai upaya untuk mengurangi
pengangguran dan meningkatnya penerimaan tenaga kerja;
Peningkatan kualitas dan produktivitas tenaga kerja melalui pemasyarakatan dan
peningkatan kegaitan pelatihan kerja dan aspek-aspek yang mempengaruhi
peningkatan produktivitas kerja;
Perlindungan dan pengembangan lembaga ketenagakerjaan guna mewujudkan
ketenagakerjaan dan berusaha, sehingga tercipta hubungan yang serasi antara
pekerja dan pengusaha yang pada gilirannya dapat meningkatkan kesejahteraan
masyarakat.
4. Strategi Tata Ruang
Pendekatan yang digunakan di wilayah Kabupaten Teluk Bintuni ini meliputi
pendekatan pembangunan (prosperity/ development approach) dan pendekatan
lingkungan (environment approach) dengan mempertimbang-kan hal sebagai berikut :
Menekan ekspoitasi Sumber Daya Alam terutama sektor kehutanan dan
pertambangan;
Menciptakan kerjasama ekonomi regional dan Sub regional;
Membuka keterisolasian wilayah.
Hal-hal yang harus dipertimbangkan dalam perumusan kebijakan spasial dalam
pengembangan wilayah Kabupaten antara lain :
Lemahnya akses pasar dan pusat kegiatan ekonomi di wilayah Kabupaten Teluk
Bintuni sehingga menjadi pemicu terjadinya disparitas pengembangan wilayah.
Oleh karena itu, kebijakan spasial harus bisa mendorong pemerataan pusat
pertumbuhan dan meningkatkan akses ke pusat kegiatan. Selain itu bisa membuka
peluang pusat kegiatan ekonomi lokal;
Kelambanan dalam penyediaan sarana dan prasarana akibat kurangnya
aksesibilitas antar wilayah int er dan antar wilayah;
Kerjasama dengan antar wilayh sekitarnya secara komprehensif dan terkoordinasi
sehingga orientasi pembangunan sehingga tercipta sinergitas dalam kerjasama
regional yang kompetitif.
Dengan mempertimbangkan hal diatas, maka dirumuskan kebijakan spasial
pengembangan wilayah kabupaten sebagai berikut :
Meningkatkan fungsi kawasan lindung dan kawasan konservasi. Adapun strategi
yang dilakukan untuk mencapai peningkatan kawasan lindung adalah sebagai
berikut :
a) Penetapan batas kawasan lindung;
b) Penetapan garis sempadan baik sempadan pantai maupun sempadan sungai;
c) Menetapkan bagian hulu sungai sebagai kawasan lindung;
Mengembangkan kawasan pusat pertumbuhan wilayah sesuai potensi yang ada.
Strategi yang dilakukan untuk mewujudkan kebijakan tersebut adalah sebagai
berikut :
a) Menetapkan kawasan sentra produksi;
b) Penyediaan sarana dan prasarana wilayah yang menghubungkan dari dan menuju
kawasan sentra produksi;
c) Penyediaan sarana dan prasarana pengolahan produksi pasca panen;
d) Peningkatan dan pembangunan sarana dan prasarana ekonomi yang berupa
pasar baik pasar skala regional maupun lokal;
e) Membukalinkpemasaran wilayah pendukung sistem investasi dan produksi.
Meningkatkan sarana dan prasarana wilayah pendukung sistem investasi dan
produksi :
a) Peningkatan penyediaan sarana dan prasarana transportasi darat yang
menghubungkan antar dan inter distrik/ pusat pertumbuhan baik dalam lingkup
Kabupaten Teluk Bintuni maupun dengan wilayah lain di sekitar Kabupaten Teluk
Bintuni;
b) Peningkatan penyediaan sarana dan prasarana transportasi laut, baik pelabuhan
laut Teluk Bintuni maupun pembangunan pelabuhan laut baru di Teluk Bintuni;
c) Peningkatan penyediaan sarana dan prasarana transportasi udara baik
peningkatan pelayanannya.
5. Sasaran
Sasaran kebijakan dan strategi pembangunan Kota Teluk Bintuni yang diarahkan adalah :
a) Terkendalinya pembangunan di wilayah kota baik yang dilakukan oleh Pemerintah
Pusat dan Daerah maupun yang dilakukan oleh pihak swasta dan masyarakat;
b) Tercapainya keserasian antara kawasan lindung dan kawasan budidaya;
c) Tersusunnya rencana dan keterpaduan program-program pembangunan dalam
wilayah kota Teluk Bintuni;
d) Terdorongnya minat investasi dan dunia usaha di wilayah kota;
e) Terkoordinasinya pembangunan wilayah dan antar sektor pembangunan.
3 .2
St ra t e gi/Sk e na rio Pe nge m ba nga n
Wila ya h
K a bupa t e n
T e luk Bint uni Be rda sa rk a n Re nc a na Pe na t a a n Rua ng
(RT RW)
Dalam mewujudkan visi dan menjalankan misi pembangunan 5 tahun ke depan akan
ditempuh 3 (tiga) strategi pokok pembangunan, yaitu :
1. Penciptaan landasan pembangunan yang kokoh dan pembangunan yang berkelanjutan;
2. Peningkatan kapasitas pemerintahan;
3. Pembangunan ekonomi dengan pendekatan agribisnis.
Strategi penciptaan landasan pembangunan yang kokoh dimaksudkan untuk memperkuat
kerangka landasan yang telah diletakkan pada periode pembangunan lima tahun sebelumnya
yang masih berorientasi pada pemenuhan kebutuhan dasar masyarakat. Pada tahap ini akan
dilanjutkan upaya untuk memenuhi kebutuhan dasar masyarakat (pendidikan, kesehatan,
perumahan, sarana lingkungan), peningkatan infrastruktur, dan penerobosan wilayah secara
tuntas.
Strategi peningkatan kapasitas Pemerintahan Daerahdimaksudkan untuk meningkatkan
kapasitas pemerintahan daerah di era otonomi daerah, sehingga pemerintahan dan
pembangunan dapat dilaksanakan secara profesional, efisien dan memiliki output yang optimal.
Strategi pembangunan ekonomi dalam upaya mewujudkan pembangunan ekonomi yang
baik dan berkesinambungan ditempuh melalui 1) peningkatan investasi, perdagangan dan
pariwisata; 2) pengembangan koperasi dan UMKM; 3) pengelolaan BUMD yang sehat dan 5)
mendorong pusat pertumbuhan ekonomi baru di kawasan sentra pertanian. Agar
pertumbuhan ekonomi dapat terwujud dan terpenuhinya kebutuhan dasar masyarakat, maka
perlu ditunjang dengan percepatan dan realisasi pembangunan infrastruktur seperti
pembangunan dan peningkatan jalan dan jembatan dari pusat kota menuju daerah pedalaman,
peningkatan dermaga Teluk Bintuni, peningkatan infrastruktur bandara serta merevitalisasi
3 .2 .1 Ara ha n
Pe nge m ba nga n
St ruk t ur
K a bupa t e n
T e luk
Bint uni
Rencana Hirarki Wilayah
Penetapan hirarki wilayah selain didasarkan pada hasil analisis kuantitatif dengan variabel
kelengkapan fasilitas yang terdapat pada kota tersebut pada kondisi saat ini, juga perlu
mempertimbangkan rencana program-program dari pemerintah baik pusat maupun daerah
(Provinsi Papua Barat dan Kabupaten Teluk Bintuni) pada kawasan-kawasan tertentu terkait
dengan fungsi kawasan serta skenario konsep pengembangan yang telah dirumuskan. Di samping
pertimbangan diatas dalam penetapan hirarki wilayah juga mempertimbangkan aspek
pemerataan wilayah, yakni penetapan wilayah berorde I I dan I I I (skala sub kabupaten) pada
wilayah timur, utara dan selatan sebagai pendukung kota Teluk Bintuni yang merupakan orde I .
Penetapan hirarki ini menjadi dasar pula dalam penetapan sub kawasan pengembangan wilayah
yang akan diuraikan pada sub bab berikutnya. Dengan beberapa pertimbangan ini, maka rencana
orde kota di wilayah Kabupaten Teluk Bintuni direncanakan sebagai berikut:
Kebijakan terhadap Penataan Ruang Kota, pembangunan Kota Teluk Bintuni yang tertuang dalam
RTRW kota Teluk Bintuni adalah
a. Mewujudkan ruang wilayah Kota Teluk Bintuni yang memenuhi kebutuhan pembangunan.
b. Mewujudkan rencana tata ruang kota yang senantiasa berwawasan lingkungan.
c. Menata ruang kota yang efisien dalam alokasi investasi, bersinergi dan dapat dijadikan
acuan dalam penyusunan program pembangunan kota untuk tercapainya kesejahteraan
rakyat.
Strategi Penataan Ruang
Arahan pengembangan spasial atau keruangan kota Teluk Bintuni dititik beratkan pada strategi
pemerataan pembangunan disetiap bagian wilayah kota dibagi dalam beberapa Bagian Wilayah
Kota (BWK). Pembagian ini berperan untuk :
a. Meningkatkan peranannya sebagai ibukota Kabupaten, maka saat ini Kota Bintuni diarahkan
untuk berperan sebagai Pusat Pemerintahan Kabupaten Teluk Bintuni.
b. Ditinjau dari konstelasi regional yang lebih luas, kota Teluk Bintuni mempunyai
kedudukan dan peranan sebagai titik simpul penerima sekaligus penjalar
pertumbuhan dan perkembangan wilayah dibelakangnya.
c. Melihat alur kegiatan yang saat ini berjalan, maka perfanan kota Teluk Bintuni
sangat sesuai sebagai pusat-pusat perdagangan dan jasa, industri, pemerintahan
baik itu Pemerintahan Provinsi maupun Pemerintahan Kabupaten.
TABEL 3.1
Rencana Hirarki Pusat-Pusat Di Wilayah Kabupaten Teluk Bintuni
No Orde Sub Wilayah
Kota Teluk Bintuni 1. Fungsi utama, sebagai pusatkegiatan wilayah (PKW) :
Sebagai pusat pemerintahan lingkup Kabupaten (ibukota kabupaten)
Sebagai pusat pelayanan distrik
Sebagai pusat perdagangan dan jasa (CBD) skala pelayanan regional kabupaten
Sebagai pusat pelayanan pendidikan skala regional Sebagai pusat pelayanan
kesehatan skala regional Sebagai pusat pelayanan
Lanjutan tabel 3.1
2 I I Kokas, Kramongmongga
Kokas 1. Fungsi utama :
Sebagai pusat pelayanan distrik
Sebagai pusat perdagangan dan jasa
Sebagai pusat pelayanan perhubungan skala distrik/ lokal
Sebagai pusat pelayanan pendidikan skala lokal/ distrik Sebagai pusat
pengembangan kegiatan pariwisata
Sebagai pusat pelayanan pendidikan skala lokal/ distrik Sebagai pusat pelayanan
kesehatan skala lokal/ distrik
Sebagai pusat pengembangan sektor industri perkebunan rakyat Sebagai pengembangan
kegiatan industri kelautan dan perikanan
Sebagai koleksi dan distribusi
2. Fungsi Pendukung :
Pusat permukiman penduduk
Dalam pembagian Bagian Wilayah Kota (BWK) juga dipertimbanagkan aspek kondisi kota,
keterkaitan dengan wilayah rencana pengembangan dengan wilayah yang lebih luas sehingga
setiap BWK diharapkan berfungsi sebagai berikut :
a. Bagian Wilayah Kota A
Fungsi utamanya adalah kawasan kegiatan perdagangan, pelabuhan laut, pelayanan sosial
dan perumahan. Pada Kawasan BWK A ini dapat diindentifikasikan sebagai kawasan pusat
kota (Central Bussiness Distric atau BCD)
b. Bagian w ilayah Kota B
Fungsi utamanya sebagai kawasan pendidikan, perguruan tinggi dan kegiatan penelitian dan
permukiman.
c. Bagian Wilayah Kota C
Fungsi utamanya sebagai kawasan pusaat pelayanan jasa dan perdagangan tingkat
regional, Kawasan Perumahan dan kawasan pertanian/ perkebunan terbatas.
d. Bagian w ilayah kota D
Fungsi utamanya sebagai pusat kegiatan pelayanan regional, pusat perkantoran
Pemerintahan Provinsi Papua Barat dan Pemerintahan Kabupaten Teluk Bintuni, kawasan
perhubungan udara, kawasan industri, Permukiman Baru, TPU dan TPA
e. Bagian Wilayah Kota E
Fungsi utamanya sebagai kawasan perumahan, pusat pertanaman hortikultura dan lahan
perkebunan terbatas, kawasan rekreasi pertanian, kawasan penyanggah dan konservasi,
serta kawasan pendidikan.
Hirarki Pusat Pelayanan
Hirarki Pusat pelayanan di Kota Teluk Bintuni dibentuk untuk melayani arus pergerakan orang,
jasa dan barang dari daerah pedesaan ke daerah perkotaan ataupun sebaliknya karena adanya
keterkaitan sistem wilayah dan interaksi serta tarik menarik yang saangat dominan, maka
hirarki pusat pelayanan Kota Teluk Bintuni berdasarkan jenjang yang terbentuk meliputi 3 (tiga)
tingkatan pusat pelayanan, yaitu :
a. Pusat Pelayanan Primer yang berperan sebagai pusat kawasan
b. Pusat Pelayanan Sekunder berperan sebagai pusat koleksi dan penyeimbang.
c. Pusat Pelayanan Tersier yang berperan sebagai pusat kegiatan lokal.
Berdasarkan pertimbangan tersebut, hirarki pusat -pusat kegiatan atau pelayanan di Kota Teluk
TABEL 3.2
Hirarki Pusat Pelayanan Kota Teluk Bintuni
NO Hirarki Pusat Kaw asan Lokasi Pusat
1. Pusat Pelayanan Primer Pusat Kota Teluk Bintuni
Kawasan Teluk Bintuni
2. Pusat Pelayanan Sekunder (Sub Pusat Kawasan)
Sub Pusat Distrik A Sub Pusat Distrik B Sub Pusat Distrik C Sub Pusat Distrik D Sub Pusat Distrik E
3. Pusat Pelayanan Tersier Pusat Lingkungan Masing-masing Kelurahan dan Desa/ Kampung
Adapun fungsi-fungsi setiap kawasannya adalah sebagai berikut :
a. Pusat Pelayanan Primer meliputi :
- Pusat Pemerintahan yaitu instansi pemerintah daerah kota Teluk Bintuni.
- Pusat Perdagangan dan jasa, yaitu grosir dan pusat pertokoan
- Pusat Pendidikan saampai pendidikan Menengah, dan dikembangkan pendidikan tinggi.
- Fasilitas Kesehatan yaitu fasilitas Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD).
- Fasilitas-fasilitas yang berfungsi untuk pelayanan regional atau fungsi kot a.
b. Pusat Pelayanan Sekunder meliputi :
- Pemerintahan untuk Tingkat Distrik
- Perdagangan,yaitu pusat pertokoan dan pergudangan
- Pendidikan sampai SMP dan sederajat
- Kesehatan berupa fasilitas puskesmas dan poliklinik
- Fasilitas lainnya yang berfungsi untuk pelayanan dalam skala Distrik
c. Pusat Pelayanan Tersier meliputi :
- Pemerintahan untuk tingkat kelurahan dan Desa atau Kampung
- Perdagangan, yaitu pusat perbelanjaan lingkungan
- Pendidikan minimal untuk tingkat SD
- Kesehatan, yaitu fasilitas puskesmas pembantu, posyandu dan BKI A
- Fasilitas lainnya yang berfungsi untuk pelayanan skala Lokal/ Kelurahan, Desa atau
Kampung.
Struktur Tata Ruang Wilayah
Rencana pengembangan Kota Teluk Bintuni yang tertuang dalam struktur Rencana Tata Ruang
Wilayah (RTRW) Kota Teluk Bintuni adalah untuk memudahkan jalur distribusi dan
perdagangan serta jasa melalui Pelabuhan Laut Kota Teluk Bintuni. Pengembangan pelabuhan
laut ini yang diharapkan dapat mendorong perekonomian dan perdagangan dalam lingkup local
dan regional. Dari struktur ruang kota yang disusun dalam RTRW Kota Teluk Bintuni Tahun
2005 – 2015 harus mampu mendukung tujuan tersebut dengan tetap berpegang pada
beberapa aspek perencanaan yang penting. Selain itu, struktur yang dibentuk diharapkan juga
dapat mendorong investasi sehingga dapat mendorong perkembangan wilayah secara
keseluruhan.
3 .2 .2 Fungsi da n Pe ra n K ot a
Kota Teluk Bintuni tumbuh dan berkembang dari kota pelabuhan dan permukiman
dengan tingkat skala pelayanan lokal dan meningkat sesuai dengan fungsinya sebagai pusat
pemerintahan skala kabupaten
Berdasarkan fungsi yang diharapkan dalam Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kota
Teluk Bintuni (Tahun 2005 – 2015) adalah sebagai berikut :
Pusat Pemerintahan Kabupaten
Pusat pendidikan dengan skala pelayanan regional
Pusat perdagangan dan jasa komersial dengan skala regional
Pusat jasa transportasi antar wilayah distrik
Pusat pengembangan industri/ Pusat Pengolahan Hasil Pertanian dan Hasil Hutan
Pusat Pelayanan Kesehatan sebagai rujukan
Dengan adanya peningkatan fungsi dan peranan Kota Teluk Bintuni sebagai pusat
pengembangan regional dan pusat pengembangan lokal (sekunder), diantaranya sebagai
Sebagai pusat pengembangan dan pertumbuhan
Sebagai pusat pengembangan dan pertumbuhan Kabupaten Teluk Bintuni
Pusat jasa distribusi dan koleksi barang-barang produksi dan kebutuhan penduduk
Sebagai pusat pelayanan transportasi ke luar dan masuk Kabupaten Teluk Bintuni.3 .2 .3 I de nt ifik a si Wila ya h Y a ng Dik e nda lik a n
I dentifikasi wilayah yang dikendalikan di Kabupaten Teluk Bintuni dalam penyusunan RPI JM
ini adalah kawasan Kota Teluk Bintuni yang merupakan I bukota Kabupaten Teluk Bintuni yang
mengalami perkembangan yang cepat dibandingkan wilayah lainnya di Kabupaten Teluk Bintuni.
A. Kaw asan Pantai dan Sekitarnya
Pada kawasan Pantai terdapat kawasan permukiman peduduk asli setempat. Kegiat an w isat a pant ai ini yang m enonj ol . Secar a d et ai l p enggunaan lahan pada kawasan Pantai terdapat beberapa fungsi yaitu:
1) Sub Kawasan Wisata
2) Sub Kawasan Permukiman
3) Sub Kawasan Lingkungan
B. Kaw asan Wisata Pantai
Sebagai kawasan t uj uan wisat a alam, pemerint ah daerah t elah mempunyai program
t er had ap keb ut u h an f ung si kawasan berupa bangunan penunj ang Wisat a sert a
ekonomi masyarakat yang bersifat New Dev el op m en t d al am k aw asan .
C. Kaw asan Gereja
Kaw asan si t u s b er sej ar ah p ad a k o m p l ek Ger ej a y an g m em p u n y ai sej ar ah dengan
f ungsi sebagai t em pat peribadat an .
D. Kaw asan Penyanggah ant ara Kaw asan Sit us Bersej arah dengan Kaw asan
Wisata dan Pantai
Kawasan penyanggah adalah daerah at au kawasan yang menghubungkan ant ara dua
at au lebih kaw asan d engan f un gsi y an g ber b eda .
3 .2 .4 I de nt ifik a si Wila ya h Y a ng Didorong Pe rt um buha nnya
Kawasan yang diprioritaskan pengembangannya memiliki beberapa kriteria,
diantaranya adalah sebagai berikut :
Mengembangkan kawasan-kawasan tertentu cepat tumbuh atau potensial
tumbuh dan sektor unggulan lainnya.
Mengembangkan potensi kawasan yang dimiliki (sektor unggulan) sebagai
simpul pengembangan wilayah.
Mempunyai keterkaitan dengan kawasan sekitarnya yang tertinggal dengan
meningkatkan akses perkembangan ekonomi, infrastruktur, dll dari pusat -pusat
pertumbuhan
Kawasan yang diprioritaskan pengembangannya di Kabupaten Teluk Bintuni
merupakan kawasan prioritas kabupaten, yaitu :
1. Kawasan Perkotaan Teluk Bintuni (Distrik Teluk Bintuni Barat, Distrik Teluk
Bintuni Timur dan Distrik Sowi).
Perkotaan Teluk Bintuni merupakan pusat pemerintahan provinsi/ kabupaten, pusat
perdagangan, pusat bandara dan pelabuhan, pusat pariwisata.
3 .2 .5 Ara ha n Pe nge m ba nga n Pe nduduk da n Pe rm uk im a n
Pengembangan wilayah Kabupaten Teluk Bintuni terkendala salah satunya oleh kondisi
penduduk yang menjadi sumberdaya manusianya sendiri. Kepadatan penduduk yang tergolong
sangat jarang, distribusi yang tidak merata, tingkat pendidikan rata-rata setingkat SD, dan
dependency ratio yang tergolong tinggi, merupakan masalah-masalah kependudukan yang
dihadapi Kabupaten Teluk Bintuni. Jika pertumbuhan ekonomi diarahkan untuk tidak bertumpu
hanya pada ekstrasi sumberdaya alam, tentu saja diperlukan konsep pengembangan
sumberdaya manusia yang mampu menguasai teknologi dan keterampilan yang dibutuhkan
sektor-sektor non ekstratif seperti perindustrian, jasa dan lain-lain. Lebih jauh lagi,
pengembangan sumberdaya manusia bertujuan supaya sumberdaya manusia tersebut mampu
berperan dalam inovasi, kreativitas, dan manajemen dibandingkan hanya berperan sebagai
Peningkatan kualitas pendidikan
Pelatihan masyarakat untuk meningkatkan produktivitas dan kinerja yang diperlukan untuk
pengembangan perekonomian Kabupaten Teluk Bintuni di masa yang akan datang.
Perbaikan lingkungan masyarakat (masalah lingkungan tempat tinggal, perbaikan gizi
masyarakat, peningkatan aksesibilitas ke pusat -pusat koleksi dan distribusi, dan lainnya)
sebagai upaya untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Pengintegrasian masyarakat lokal dengan masyarakat pendatang untuk memaksimalkan alih
pengetahuan dan alih teknologi dari masyarakat pendatang kepada masyarakat lokal.
Skenario perkembangan jumlah penduduk Kabupaten Teluk Bintuni didasarkan pada
kecenderungan pertambahan penduduk yang ada dan perpektif pertumbuhan ekonomi pada
masa mendatang. Berdasarkan pertimbangan tersebut, jumlah penduduk Kabupaten Teluk Bintuni
pada tahun 2015 diperkirakan akan meningkat menjadi 235.760 jiwa dari 150.110 jiwa pada
tahun 2006. Berdasarkan luas daratan, kepadatan penduduk rata-rata pada tahun 2015 dalam
skenario ini akan meningkat menjadi 17 jiwa/ km2 dari 12 jiwa/ km2 pada tahun 2006.
Pertumbuhan penduduk pada tahun 2015 berdasarkan skenario ini akan didukung oleh
perkembangan kegiatan ekonomi Kabupaten Teluk Bintuni yang diharapkan akan membangkitkan
migrasi masuk yang cukup besar untuk mendukung perkembangan ekonomi tersebut. Berkaitan
dengan prioritas pengembangan wilayah pedalaman dan perdesaan dalam rangka pengurangan
disparitas pertumbuhan antar bagian wilayah Kabupaten Teluk Bintuni, maka mobilitas penduduk
diharapkan dapat berlangsung melalui pembentukan peluang kerja oleh kegiatan ekonomi di
wilayah yang relatif tertinggal disertai pembangunan dan penyebaran prasarana dan sarana
pendukungnya, seperti jalan, angkutan sungai, dan fasilitas sosial dan ekonomi yang memadai.
Peluang tersebut diharapkan dibangun oleh kegiatan pertanian tanaman pangan dengan
agroindustri dan agribisnis dapat menjadi pilihan migrasi penduduk menuju kawasan-kawasan
tersebut.
3 .2 .6 Ara ha n Re nc a na I nduk Sist e m Pra sa ra na da n Sa ra na
Pengembangan sistem jaringan prasarana perkotaan untuk keterpaduan program
pembangunan di Kabupaten Teluk Bintuni dilaksanakan melalui penyusunan Rencana I nduk
Sistem Prasarana dan Sarana Perkotaan yang meliputi upaya untuk :
Meningkatkan kualitas dan kapasitas, serta memperluas instalasi pengolahan dan jaringan
air bersih perpipaan melalui pengembangan sstem transmisi dan distribusi.
Meningkatkan kapasitas dan memperluas jaringan pelayanan Satuan Sambungan Telepon
pada kawasan perkotaan.
Meningkatkan kapasitas dan memperluas jaringan distribusi listrik.
Meningkatkan kapasitas dan memperluas cakupan pelayanan pengelolaan air limbah
perkotaan.
Meningkatkan kapasitas dan memperluas cakupan pelayanan pengelolaan persampahan
yang mencakup kegiatan pengumpulan, pengangkutan, pendaur-ulangan, pengolahan, dan
pembuangan akhir sampah.
Meningkatkan kapasitas dan memperluas cakupan pelayanan prasarana drainase perkotaan
yang terintegrasi dengan sistem drainase wilayah untuk pengendalian banjir dan genangan.
Meningkatkan kapasitas dan memperluas jaringan prasarana jalan kota, termasuk
mengembangkan jalan lingkar untuk mengatasi aliran lalu lintas menerus pada kawasan
perkotaan sesuai dengan ketentuan teknis yang ada
Mengendalikan pencemaran lingkungan perkotaan terhadap air permukaan, air tanah,
udara, tanah dan laut.
3 .2 .7 La ngk a h - La ngk a h Pe nyusuna n St ra t e gi Pe m ba nguna n
Pe rk ot a a n
A. Tujuan dan Sasaran Penataan Ruang Kota
1. Tujuan Penataan Ruang Kota Teluk Bintuni
Seperti tercantum dalam Undang-Undang Nomor 24 Tahun 1992 tentang Penataan
Ruang serta diuraikan dalam Surat Keputusan Menteri Permukiman dan Prasarana
Wilayah Nomor 327/ KPTS/ M/ 2002 tentang Beberapa Pedoman Penyusunan Rencana
Tata Ruang Wilayah dan Pedoman Peninjauan Kembali Rencana Tata Ruang Wilayah,
khususnya tentang Peninjauan Kembali Rencana Tata Ruang Wilayah Perkotaan, maka
tujuan umum pemanfaatan ruang dalam hubungan dengan penyusunan Rencana Umum
Mewujudkan ruang wilayah kota Teluk Bintuni yang memenuhi kebutuhan
pembangunan,
Mewujudkan rencana tata ruang kota yang senantiasa berwawasan lingkungan,
Menata ruang kota yang efisien dalam alokasi investasi, bersinergi dan dapat
dijadikan acuan dalam penyusunan program pembangunan kota untuk tercapainya
kesejahteraan masyarakat.
2. Sasaran Penataan Ruang Kota Teluk Bintuni
Sasaran penataan ruang kota Teluk Bintuni, adalah:
Terkendalinya pembangunan di wilayah kota baik yang dilakukan oleh maupun yang
dilakukan oleh pihak swasta dan masyarakat
Tercapainya keserasian antara kawasan lindung dan kawasan budidaya
Tersusunnya rencana dan keterpaduan program - program pembangunan dalam
wilayah kota Teluk Bintuni,
Terdorongnya ininat investasi dan dunia usaha di wilayah kota
Terkoordinasinya pembangunan antar wilayah dan antar sektor pembangunan.
B. Strategi Penataan Ruang Kota
1. Strategi Pembangunan dan Pemerataan Pembangunan Perkotaan
Untuk mengatur pemerataan pembangunan dan pemerataan sarana dan prasarana maka
Kota Teluk Bintuni dibagi dalam beberapa Bagian Wilayah Kota (BWK). Pembagian ini
berperan untuk:
a. Meningkatkan peranannya sebagai ibukota Kabupaten Teluk Bintuni maka saat ini
Kota Teluk Bintuni diarahkan untuk berperan sebagai pusat Pemerintahan Kabupaten
Teluk Bintuni. Dengan demikian Kota Teluk Bintuni harus dapat diarahkan dapat
mencukupi kebutuhan aktivitas dan volume kegiatan yang berskala kabupaten.
b. Ditinjau dari konstelasi regional yang lebih luas, Kota Teluk Bintuni mempunyai
kedudukan dan peranan sebagai titik simpul penerima sekaligus penjalar
pertumbuhan dan perkembangan wilayah dibelakangnya.
c. Melihat alur kegiatan yang saat ini berjalan, maka peranan Kota Teluk Bintuni sangat
sesuai sebagai pusat - pusat perdagangan dan jasa, industri, pemerintahan
Kabupaten.
Dalam RUTRK sebelumnya, Kota Teluk Bintuni dibagi menjadi empat BWK yaitu BWK A,
B, C dan D. Setiap BWK tersebut diharapkan berfungsi sebagai berikut:
i. BWK A : diarahkan untuk fungsi kegiatan pemerintahan, perdagangan,
pelayanan sosial budaya, kegiatan pelabuhan dan perumahan. BWK A
dapat di identifikasikan sebagai kawasan pusat kota.
ii. BWK B : difungsikan sebagai kawasan pendidikan, perguruan tinggi dan
kegiatan penelitian dan permukiman.
iii. BWK C : difungsikan sebagai kawasan pendidikan, perdagangan dan
permukiman.
iv. BWK D : ditetapkan untuk fungsi pusat kegiatan pelayanan ekonoini regional
dan pusat perkantoran pernerintahan Kabupaten Teluk Bintuni,
perhubungan, permukiman, TPU dan TPA.
Berdasarkan fakta dan analisis maka pembangunan di masing - masing kawasan tidak
berjalan dengan efektif. BWK A tumbuh terlalu dominan (terlalu kuat) sehingga
mematikan peran dan potensi BWK lain Khususnya BWK C. Selain itu pada tahun 2002,
Pemerintah Kabupaten Teluk Bintuni telah melakukan pemekaran Distrik Teluk Bintuni
menjadi empat Kecamatan yang terdiri dan kurang lebih 96 kelurahan / desa.
Sebagaimana maksud dan tujuan pembagian BWK yaitu untuk mendekatkan pelayanan
fasilitas kepada masyarakat, maka ke depan dana UTK Teluk Bintuni 2005-2915,
diusulkan untuk memekarkan BWK menjadi lima BWK, dalam hal ini memecah BWK C
menjadi dua BWK, yaitu BWK C dan E. BWK C yang semula berpusat di Amban karena
tidak efektif secara geografis masyarakat dan Teluk Bintuni Barat tidak dapat
memanfaatkan fasilitas yang ditempatkan dipusat BWK C.
Selanjutnya pembagian Bagian Wilayah Kota (BWK) untuk RUTRK 2005-2015 beserta
arahan peran / fungsinya masing-masing adalah sebagai berikut :
1). BWK A : fungsi utamanya adalah kegiatan perdagangan, pelabuhan laut,
pelayanan sosial budaya dan perumahan. BWK A merupakan kawasan
2). BWK B : fungsi utamanya adalah kawasan pendidikan perguruan tinggi dan
kegiatan penelitian, kawasan resapan air (hutan lindung). Kawasan
rekreasi dan permukiman.
3). BWK C : fungsi utamanya adalah sebagai pusat pelayanan jasa dan perdagangan.
tingkat regional (pasar pusat dan terminal pusat), kawasan perumahan
dan pertanian/ perkebunan terbatas.
4). BWK D : ditetapkan untuk fungsi pusat kegiatan pelayanan regional, pusat
perkantoran pemerintah Kabupaten Teluk Bintuni, kawasan perhubungan
udara, permukiman baru, kawasan industri, TPU dan TPA.
5). BWK E : difungsikan sebagai kawasan perumahan, pusat pertanaman hortikultura
dan lahan perkebunan terbatas, kawasan rekreasi. pertanian, kawasan
penyanggah dan konservasi, serta kawasan pendidikan.
2. Strategi Pengembangan Kawasan Fungsional
a. Penataan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup
Pengelolaan lingkungan hidup bertujuan untuk meningkatkan terciptanya kondisi
lingkungan yang lestari, meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap pentingnya
pelaksanaan pembangunan berkelanjutan, menjaga kondisi lingkungan hidup
dimanapun masyarakat melakukan kegiatan sehari-harinya.
Strategi pengelolaan lingkungan hidup adalah sebagai berikut :
i. Melakukan pengamanan kawasan konservasi dan daerah resapan air serta
melindungi sumber-sumber air baku untuk kebutuhan kota.
ii. Melakukan pengawasan pengembangan kawasan pantai dan daerah pesisir.
iii. Melakukan pengembangan secara proporsional kawasan cepat tumbuh dan
kawasan strategis lainnya.
iv. Mengembangkan dan memanfaatkan sumber daya daerah pesisir dan kawasan
pantai tanpa merusak ekosistem dan keberadaan flora dan fauna setempat.
v. Pengamanan lingkungan sekitar kawasan strategis dan pengamanan lingkungan
terhadap bahan berbahaya dan beracun.
b. Kawasan Perdagangan dan Perekonomian
Strategi pengembangan kawasan perdagangan / perekonomian adalah sebagai
berikut:
i. Rencana pengembangan kawasan perdagangan / perekonomian dan ikutannya,
seperti kantor perusahaan, rumah kantor (rukan) dan rumah toko (ruko)
dikembangkan di BWK A, Selain itu juga dikembangkan pusat perdagangan dan
industri jasa tingkat regional yaitu pembangunan Pasar Pusat dan Terminal
Regional yang bertaraf kabupaten (BWK C) dan Terminal antar wilayah di (BWK
D.
ii. Menyiapkan prasarana & sarana untuk mendukung pembangunan kawasan
perdagangan termasuk fasilitas penunjang seperti; jaringan jalan, listrik, telepon,
jaringan air bersih, pengolahan sampah & lain - lain.
iii. Mengembangkan dan memberdayakan ekonoini kerakyatan dan pengurangan
kemiskinan dengan pengembangan industri berbasis pada masyarakat.
iv. Mengembangkan perekonomian daerah (local economic development) melalui
perusahaan daerah dan perbankan.
c. Kawasan Pariwisata
Pengembangan kawasan pariwisata terpadu bertujuan untuk menyediakan sarana
dan prasarana pariwisata yang menarik dan lengkap sehingga wisatawan dapat
menikmati objek wisata yang tersedia dan lama tinggal (overnight) lebih panjang.
Semakin lama wisatawan tinggal / bermalam peluang akan terjadinya transaksi
yang dilakukan semakin besar dan berdampak positif pada pendapatan masyarakat
kota. Konsekuensi logis dan aktivitas ini adalah meningkatnya permintaan
akomodasi / hotel, jasa layanan transportasi, penyediaan souvenir dan timbulnya
kegiatan ikutan (multiflier effect) terutama disekitar objek wisata seperti jasa
penjual makanan / restoran, biro jasa dan lain-lain. Untuk itu, strategi
pengembangan pariwisata antara lain :
i. Menyusun rencana induk (master plan) pengembangan pariwisata terpadu
dengan memanfaatkan seluruh potensi objek wisata dan budaya masyarakat
ii. Membangun objek wisata alam yang menarik dikunjungi wisatawan
iii. Mendukung pengembangan dan pembangunan fasilitas penunjang antara lain
akomodasi / hotel, penyediaan souvenir yang spesifik / khas. menarik, artistik,
bermutu dan layanan masyarakat wisatawan yang bersahaja dan ditopang oleh
keamanan yang baik.
iv. Melakukan sosialisasi kepada masyarakat bahwa sektor pariwisata termasuk efek
ikutannya merupakan bagian dan kehidupan sosial ekonomi masyarakat kota yang
mendatangkan pendapatan. sehingga pengembangan pariwisata didukung
masyarakat dan wisatawan merasakan kenyamanan, keindahan, keteduhan dan
memberikan “kenangan” sehingga mendukung keinginan untuk berkunjung
kembali
v. Melaksanakan pameran dan atau promosi wisata serta penyediaan layanan
informasi wisata dengan counter khusus maupun melalui biro - biro perjalanan dan
media internet.
3. Strategi Pengembangan Tata Ruang
Strategi pengembangan tata ruang dilaksanakan melalui :
a. Menyelaraskan program / kegiatan yang diusulkan agar senantiasa konsisten dengan
arahan kebijakan tata ruang kota.
b. Menetapkan alokasi pengembangan yang sesuai dengan pola penggunaan tanah dan
rencana peruntukan sebagaimana yang telah diatur dalam rencana tata ruang secara
konsisten.
c. Mengawasi pelaksanaan pembangunan dengan melibatkan instansi teknis terkait untuk
menghindar atau meininimalkan deviasi rencana tata ruang.
d. Menyiasati kemungkinan pengembangan kawasan strategis dengan daerah belakang
(hinterland) dan menyesuaikan serta mensinerjikannya dengan pengembangan
kawasan terpadu dalam konstelasi yang lebih luas.
4. Strategi Pengembangan Sosial Budaya
Pengembangan sektor sosial budaya penting dilakukan karena masyarakat sebagai
bagian integral dan unsur dalam. pembangunan. Strategi pengembangan yang akan
ditempuh antara lain:
a. Meningkatkan kualitas / mutu pendidikan dasar dan menengah.
b. Peningkatan tipe rumah sakit Teluk Bintuni dan tipe C menjadi tipe B, sebagai pusat
rujukan kesehatan masyarakat, pada BWK C.
c. Menyiapkan Sarana Peribadatan.
d. Memberdayakan lembaga sosial kemasyarakatan, optimalisasi dan pelestarian aset
bernilai sejarah dan pengembangan kesenian daerah.
e. Meningkatkan pembinaan sarana dan prasarana keolahragaan, seperti pembangunan
stadion olah raga di Kelurahan Andai (BWK D), Taman Olah Raga masyarakat /
wisata Olah Raga di BWK B.
5. Strategi Peningkatan Pelayanan Publik
Jenis-jenis pelayanan publik yang akan dikembangkan meliputi :
a. Jaringan Jalan dan Transportasi Kota
Strategi pengembangan untuk komponen jaringan jalan dan transportasi kota adalah
sebagai berikut :
i. Untuk terwujudnya pola pergerakan lalu lintas dalam kota yang efektif dan efisien
baik untuk pergerakan barang dan orang dan juga untuk pergerakan arus lalu
lintas untuk menghubungkan kawasan industri dan pusat - pusat distribusi dan
perdagangan baik skala lokal maupun regional.
ii. Menyiapkan fasilitas jalan raya dan terininal.
iii. Menyiapkan fasilitas transportasi secara khusus untuk melayani kawasan industri
dengan penyediaan pelayanan berstandar dan memadai diperlukan fasilitas
transportasi dan ini merupakan bagian dan kampanye untuk mengundang
masuknya arus investasi.
iv. Meningkatnya kualitas pelayanan dengan menyediakan fasilitas pelayanan
b. Penyediaan Air Bersih
Seperti halnya dengan fasilitas lainnya bahwa penyediaan air bersih yang memadai
untuk kota serta khusus untuk kawasan perdagangan diperlukan strategi yang antara
lain adalah sebagai berikut :
i. Memberikan jaminan pelayanan air bersih untuk kebutuhan rumah tangga, kawasan
komersial, kawasan perdagangan baik kualitas maupun jaminan ketersediaan jumlah
air yang dibutuhkan.
ii. Menyediakan sistem jaringan yang dapat menjangkau seluruh kawasan kota
termasuk kawasan industri dan perdagangan.
iii. Menyediakan layanan air bersih yang kontinyu dengan tarif yang layak setara
dengan nilai pelayanan yang diberikan oleh operator air bersih, yaitu PDAM.
c. Pengelolaan Persampahan
Strategi pengembangan persampahan adalah sebagai berikut:
i. Menyediakan sistem pengelolaan persampahan terpadu yang ramah lingkungan
(tidak menimbulkan dampak atau gejolak terhadap masyarakat di sekitar instalasi
pengolahan sampah).
ii. Menyiapkan manajemen pengelolaan persampahan terpadu, memadai dan
berkelanjutan sehingga masyarakat / pelanggan membayar retribusi yang setimpal
dengan layanan yang diberikan oleh operator pengelola persampahan.
d. Energi
Hal - hal yang perlu disediakan terkait dengan strategi pengembangan energi adalah:
i. Pengembangan kapasitas / daya terpasang pada PLTD Teluk Bintuni.
ii. Pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga mikro Hidro di Prafi untuk mendukung
pembangunan Kota Teluk Bintuni.
iii. Pembangunan dan pengembangan jaringan listrik ke permukiman penduduk maupun
fasilitas umum.
e. Telekomunikasi
Hal-hal yang perlu disediakan terkait dengan strategi pengembangan telekomunikasi
daerah adalah : Penambahan dan pengembangan jaringan sambungan telepon tetap ke
permukiman mau pun fasilitas umum.
C. Strategi Pengembangan Kapasitas Pemerintahan
Strategi pengembangan kapasitas kelembagaan pemerintah dengan beberapa hal sebagai
berikut :
1. Menyediakan layanan kepada publik yang memenuhi sendi - sendi pelayanan yang
sederhana, terbuka dan transparan.
2. Menyiapkan aparatur pemerintahan yang mampu memberikan layanan publik prima
yang profesional.
3. Menyediakan sarana dan prasarana publik, baik yang berskala kabupaten maupun
provinsi.
D. Strategi Penataan Kaw asan Khusus
Dalam strategi pengaturan tata ruang kota, dilakukan upaya – upaya arahan pengaturan
kegiatan – kegiatan pelayanan yang akan dikembangkan di Kot a Teluk Bintuni melalui
penempatan lokasi – lokasi yang terencana Perencanaan tata ruang, kota juga merupakan
suatu penataan / pengalokasian ruang sesuai dengan kebutuhan setiap kegiatan, dimana
setiap kegiatan akan saling terkait dan saling mempengaruhi antara satu kegiatan dengan
kegiatan lainnya. Berdasarkan keterkaitan tersebut, maka disusun suatu rencana peletakan
kegiatan dan pengaturan setiap elemen lingkungan. Permasalahan lainnya adalah adanya
perbedaan fungsi dan peranan kegiatan dengan kondisi fisik kawasan sebagai faktor
kendala perkembangan, hal ini menyebabkan persebaran penggunaan ruang dan
intensitasnya akan beragam. Kebijaksanaan tata ruang kota pada dasarnya adalah untuk
menciptakan suatu pola pemanfaatan ruang kegiatan kota secara terencana serta
pengaturan fungsi - fungsi pusat dan atau sub – pusat pelayanan kota dengan elemen –
elemen pembentuk kotanya. Melihat kondisi dan karakteristik wilayah Kota Teluk Bintuni
yang di doininasi pola peruntukan lahannya adalah kawasan hutan, maka dalam hal ini
perlu adanya kebijaksanaan pemantapan kawasan lindung disamping hubungan fungsional
sektor kegiatan dan pola tata ruang.
1. Kebijaksanaan Pemantapan Kawasan Lindung
Kebijaksanaan pemanfaatan ruang di kawasan lindung ditujukan mencegah terjadinya
bencana alam dan menjaga kelestarian kawasan. Kebijaksanaan pemanfaatan ruang di
a.) Kawasan yang memberikan perlindungan terhadap kawasan bawahnya
1). Pengendalian kegiatan budidaya yang telah ada di kawasan tersebut
2). Pengembalian fungsi hidrologis kawasan hutan yang telah mengalami kerusakan
sebagai kawasan resapan air.
3). Pencegahan dilakukannya kegiatan budidaya baru.
Kawasan ini berupa kawasan lindung yang terletak menyebar beberapa bagian
Kota Teluk Bintuni.
b.) Kawasan Sempadan Sungai dan Pantai
Kebijaksanaan pemanfaatan ruang diutamakan bagi perlindungan kawasan sempadan
sungai dan pantai yang meliputi :
1). Pencegahan dilakukannya kegiatan budidaya yang mengganggu
2). Pengendalian kegiatan yang telah ada
3). Pengamanan daerah aliran sungai dan pesisir pantai Kawasan ini terletak di
sepanjang aliran sungai yang terdapat di dalam wilayah Teluk Bintuni dan pesisir
pantai yang mengelilingi kota Teluk Bintuni
2. Pola Hubungan Fungsional Sektor Kegiatan
Kota merupakan satu kesatuan sistem yang saling terkait antar sektor, sehingga antar
sektor-sektor tersebut akan saling berkaitan dan berinteraksi, meskipun dengan
intensitas yang berbeda. Adapun elemen-elemen kegiatan yang ada di Kota Teluk Bintuni
meliputi :
1). Transportasi
2). Pusat-pusat pelayanan
3). Fasilitas perdagangan dan jasa
4). Fasilitas perkantoran/ pemerintahan
5). Pendidikan
6). I ndustri
7). Fasilitas Sosial
8). Perumahan
9). Fasilitas Umum
10). Militer
11). Pertanian dan Penggunaan Khusus Lainnya
Persyaratan lokasi tiap-tiap kegiatan adalah sebagai berikut:
TABEL 3.3
Persyaratan Lokasi Kegiatan Perkotaan
KEGI ATAN PERSYARATAN LOKASI
Perdagangan dan
Jasa
I ndustri
- Mempunyai akses yang baik ke daerah perumahan untuk
- perdagangan eceran dan transportasi regional untuk perdagangan grosir.
- Berada pada jalan utama/ protokol kota sehingga mudah dicapai
- Berdekatan dengan terminal atau setidak-tidaknya dilalui jalur pelayanan angkutan umum (khusus)
- Berdekatan dengan kegiatan-kegiatan lain seperti pusat kegiatan masyarakat, rekreasi kesenian dan hiburan lainnya.
- Terdapat hubungan jaringan pelayanan angkutan umum yang dapat menjangkau kawasan perumahan dan berbagai golongan ketersediaan tempat parkir yang memadai.
- Membutuhkan lahan yang cukup luas, dengan pertimbangan adanya pengembangan dalam waktu mendatang.
- Memiliki akses yang tinggi dengan jaringan jalan penghubung regional
- Daya dukung jaringan jalan yang tinggi untuk menampung antara lain lalu lintas kendaraan berat/ barang. Lokasi yang memiliki akses langsung terhadap fasilitas transport dan kawasan komersial - Lokasi yang baik ke kawasan perumahan