• Tidak ada hasil yang ditemukan

Faktor yang Berhubungan dengan Kunjungan Balita di Posyandu Desa Bulak Lor Wilayah Kerja Puskesmas Jatibarang

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Faktor yang Berhubungan dengan Kunjungan Balita di Posyandu Desa Bulak Lor Wilayah Kerja Puskesmas Jatibarang"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

1

Faktor yang Berhubungan dengan Kunjungan Balita di Posyandu Desa Bulak

Lor Wilayah Kerja Puskesmas Jatibarang

Factors About Visit of Children Under Five at Posyandu

Bulak Lor Village In Working Area of Community Health Center Jatibarang

Isnaini Rizka Hutami, Endro Ardianto

Fakultas Kesehatan Masyarakat, Unversitas Wiralodra

Abstrak

Latar belakang: Gangguan kesehatan yang terjadi pada balita mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan baik pada masa balita maupun masa berikutnya, sehingga perlu mendapatkan perhatian. Salah satu indikasi pemanfaatan pelayanan kesehatan adalah keaktifan kedatangan masyarakat ke pusat pelayanan tersebut yang dalam hal ini spesifik kepada pemanfaatan pelayanan kesehatan posyandu. Dampak ketidak hadiran balita ke posyandu tidak terpantaunya pertumbahan anak balita sehingga tidak tahu menderita gizi kurang atau gizi buruk, terjadinya drop out cakupan imunisasi dan apabila terdapat kelainan pada anak balita tidak dapat dilakukan rujukan segera ke Puskesmas. Metode: Penelitian ini menggunakan kuesioner dan dilakukan wawancara mendalam dengan ibu yang memiliki balita di Desa Bulak Lor, dengan jumlah responden 166 ibu yang memiliki balita (83 untuk responden kasus dan 83 untuk responden kontrol). Hasil yang diperoleh adalah memberikan gambaran faktor-faktor yang berhubungan dengan kunjungan balita ke posyandu dan disajikan dalam bentuk naratif. Hasil: Responden yang dikategorikan ibu berpengetahuan kurang memiliki 46 ibu memiliki kunjungan kurang dan 18 ibu memiliki kunjungan baik. Hubungan antara Pekerjaan Ibu dengan Kunjungan Balita di Posyandu, ibu yang tidak bekerja memiliki kunjungan kurang sebanyak 65 ibu dan memiliki kunjungan baik sebanyak 71 ibu. Sedangkan Ibu yang bekerja memiliki jumlah kunjungan kurang sebanyak 18 responden dan 12 responden memiliki kunjungan yang baik. Hubungan Peranan Kader dengan kunjungan balita ke posyandu yang termasuk dalam kategori kunjungan kurang sebanyak 44 kader dan yang termasuk dalam kategori baik sebanyak 18 kader.

Kesimpulan: Pengetahuan ibu dan peranan kader memiliki hubungan terhadap jumlah kunjungan balita ke posyandu Desa Bulak Lor, sedangkan pekerjaan ibu tidak memiliki hubungan terhadap jumlah kunjungan balita ke posyandu Desa Bulak Lor.

Kata kunci: Pengetahuan, Pekerjaan, Peran Kader, Balita, Posyandu

Abstract

Introduction: Health problem of children under five can affect for growth in infancy and next periodes. One indication of utilization of health care is people activity to visit at health care especially posyandu (Primary Health Care). Impact of children under five absence at posyandu is can’t controlled about growth and nutrition, so we don’t know if children under five have malnutrition. If vaccination drop out and abnormalities in children under five can happen, children under five can’t be refer to health center.

Method: This study used questionnaires and in-depth interviews with mothers who have children under five in Bulak Lor village, the number of respondents 166 mother (83 for case respondents and 83 for control respondents). The result were described factors about visit of children under five at posyandu Bulak Lor Village and presented in narrative form. Results: Respondents categorized are as less knowledgeable mothers have 46 mothers have less visit and 18 mothers had good visit. The relationship between working mother and visit to posyandu, mothers who do not work have less visit as many as 65 mothers and 71 mothers have good visit. Working mothers have less number of visit as many as 18 mothers and 12 mothers had good visit. Role cadre relationship with children under fives visit to health center are 44 cadres less category and 18 good category.

Conclusion: Mother’s knowledge and role of cadres have a relationship with Children under five visit to posyandu at Bulak Lor Village, while the mother’s occupation has no relation with children under five visit to posyandu Bulak Lor Village Keywords: Knowledge, work, role cadres, children under fives, posyandu.

Pendahuluan

Balita adalah salah satu sasaran dalam pelayanan kesehatan di Posyandu. Gangguan kesehatan yang terjadi pada balita mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan baik pada masa balita maupun masa berikutnya, sehingga perlu mendapatkan perhatian. Kegiatan pemantauan pertumbuhan balita dapat dilihat dengan

(2)

2 menggunakan Kartu Menuju Sehat (KMS) balita, dimana balita yang sehat setiap bulan naik berat badannya karena garis pertumbuhan normal seorang balita yang dibuat pada KMS untuk mengetahui seorang anak tumbuh dengan normal atau menyimpang.1 Dalam Rencana Aksi Pembinaan Gizi Masyarakat (RAPGM) tahun 2010-2014, posyandu merupakan salah satu upaya dalam penanggulangan masalah gizi kurang. Cakupan balita di posyandu (D/S) merupakan indikator yang berkaitan dengan cakupan

pelayanan gizi pada balita, cakupan pelayanan kesehatan dasar khususnya imunisasi serta prevalensi gizi kurang.2Berdasarkan data Puskesmas Jatibarang bulan Januari hingga Maret tahun 2014 yang tersebar di 8 desa yaitu desa Sukalila, Pilangsari, Jatibarang Baru, Bulak, Bulak Lor, Jatibarang, Kebulen, dan Pawidean. Data cakupan D/S posyandu triwulan I tahun 2014 di wilayah kerja Puskesmas Jatibarang sebagai berikut:

Tabel 1. Tingkat Partisipasi Masyarakat Terhadap Posyandu (D/S) Triwulan I Wilayah Kerja Puskemas Jatibarang Tahun 2014

N0 Desa Januari Pebruari Maret Total

D/S S D/S S D/S S D/S 1 Sukalila 166 66 152 100 153 75 80,3 2 Pilangsari 299 71 316 100 300 89 86,6 3 Jatibarang Baru 576 76 617 100 617 68 81,3 4 Bulak 590 76 588 100 590 80 85,3 5 Bulak Lor 387 74 386 74 384 73 73,6 6 Jatibarang 624 65 591 100 585 74 78,5 7 Kebulen 389 82 365 96 365 96 91,3 8 Pawidean 426 80 444 100 423 83 87,6

Dari Tabel 1 dapat dilihat bahwa partisipasi penimbangan balita di posyandu setiap desa ditunjukan oleh presentase jumlah balita yang datang (D) dibagi jumlah balita keseluruhan (S) di wilayah kerja Puskesmas Jatibarang. Pada tabel tersebut dapat dilihat selama 3 bulan terakhir masih terdapat dua desa yang dibawah target (80%) yaitu desa Bulak Lor (73,6 %) dan desa Jatibarang (78,5 %).

Metode

Penelitian ini memiliki desain penelitian case

control, didukung pengumpulan data kualitatif.

Penelitian ini dilaksanakan di Desa Bulak Lor wilayah kerja Puskesmas Jatibarang dengan subyek penelitian adalah ibu yang memiliki balita. Variabel penelitian ini terdiri dari variabel bebas yaitu pengetahuan ibu, pekerjaan ibu dan peran kader, sedangkan variabel terikat yaitu kunjungan

balita di posyandu. Instrumen penelitian berupa kuesioner dan pedoman wawancara.

Tekhnik pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah dengan metode puporsive sampling dengan cara ini diperoleh 83 kasus balita kurang gizi, sampel kontrol dipilih dari balita tanpa kasus yang bertempat tinggal di Desa Bulak Lor. Data dikumpulkan selama bulan Juni 2014. Semua data yang terkumpulkan ditabulasi dalam skala kategori kunjungan yang baik (jika kunjungan dalam 3 bulan ≥2 kali) dan kurang (jika kunjungan dalam 3 bulan < 2 kali).

Hasil

Hasil penelitian ini ditampilkan dalam bentuk tabel yang menggambarkan distribusi frekuensi pengetahuan ibu, pekerjaan ibu, peran kader, dan kunjungan balita di posyandu. (Tabel 2.)

(3)

3

Tabel 2. Hubungan Pengetahuan Ibu Dengan Kunjungan Balita Di Posyandu Desa Bulak Lor Wilayah Kerja Puskesmas Jatibarang Tahun 2014

Pengetahuan Kunjungan p-value R OR Confidence Internal

95%

Kurang Baik

Kurang 46 18

0,000 0,347 4,489 2,279 − 8,845

Baik 37 65

Berdasarkan Tabel 2. diketahui bahwa, dari 64 responden yang berpengetahuan dikategorikan kurang sejumlah 46 responden dengan kunjungan kurang, dan 18 responden dengan kunjungan baik. Serta dari 102 responden yang memiliki pengetahuan dikategorikan baik sejumlah 37 responden dengan kunjungan kurang, dan 65 responden dengan kunjungan baik.

Hasil uji statistik chi-square diperoleh p value = 0,000 pada a = 0,05. Karena p value 0,000 < 0,05 maka hipotesis (Ho) ditolak sehingga dapat disimpulkan terdapat hubungan antara tingkat pengetahuan ibu dengan kunjungan balita di

posyandu desa Bulak Lor wilayah kerja Puskesmas Jatibarang tahun 2014. Untuk tingkat kekuatan atau keeratan variabel tingkat pengetahuan dengan kunjungan balita di posyandu berdasarkan hasil perhitungan uji statistik Spearman Correlationdi peroleh nilai r = 0,347 yang artinya terdapat hubungan yang sedang antara kedua variabel tersebut. Dengan nilai (OR = 4,489 ; CI 95% = 2,279 – 8,845), yang berarti ibu balita di desa Bulak Lor yang tidak berkunjung di posyandu 4,489 kali lebih besar dikarenakan berpengetahuan kurang

.

Tabel 3. Hubungan Pekerjaan Ibu Dengan Kunjungan Balita Di Posyandu Desa Bulak Lor Wilayah Kerja Puskesmas Jatibarang Tahun 2014

Pekerjaan Kunjungan p-value r OR Confidence Internal

95%

Kurang Baik

Tidak Bekerja 65 71 0,226 -0,094 0,610 0,273 − 1,364

Bekerja 18 12

Berdasarkan Tabel 3. diketahui bahwa, dari 136 responden yang pekerjaan dikategorikan tidak bekerja sejumlah 65 responden dengan kunjungan kurang, dan 71 responden dengan kunjungan baik. Serta dari 30 responden bekerja sejumlah 18 responden dengan kunjungan kurang, dan 12 responden dengan kunjungan baik.

Hasil uji statistik chi-square diperoleh p

value = 0,226 pada a = 0,05. Karena p value 0,226

> 0,05 maka hipotesis (Ho) gagal tolak sehingga dapat disimpulkan tidak terdapat hubungan antara tingkat pekerjaan ibu dengan kunjungan balita di

posyandu desa Bulak Lor wilayah kerja Puskesmas Jatibarang tahun 2014. Untuk tingkat kekuatan atau keeratan variabel tingkat pekerjaan dengan kunjungaan balita di posyandu berdasarkan hasil perhitungan uji statistik Spearman Correlation di peroleh nilai r = -0,094 yang artinya tidak terdapat hubungan antara kedua variabel tersebut. Dengan nilai (OR = 0,610 ; CI 95% = 0,273 – 1,364), yang berarti ibu balita di desa Bulak Lor yang tidak berkunjung di posyandu 0,610 kali lebih kecil dikarenakan tidak bekerja.

Tabel 4. Hubungan Peran Kader Dengan Kunjungan Balita Di Posyandu Desa Bulak Lor Wilayah Kerja Puskesmas Jatibarang Tahun 2014

Peran Kader Kunjungan p-value r OR Confidence Internal

95%

Kurang Baik

Kurang 44 18

0,000 0,324 4,074 2,070 − 8,018

(4)

4 Berdasarkan Tabel 4. diketahui bahwa, terdapat hubungan antara tingkat peran kader dengan kunjungan balita di posyandu desa Bulak Lor wilayah kerja Puskesmas Jatibarang tahun 2014. Untuk tingkat kekuatan atau keeratan variabel tingkat peran kader dengan kunjungaan balita di posyandu berdasarkan hasil perhitungan uji statistik Spearman Correlationdi peroleh nilai r = 0,324 yang artinya terdapat hubungan yang sedang antara kedua variabel tersebut. Dengan nilai (OR = 4,074 ; CI 95% = 2,070 – 8,018 ), yang berarti ibu balita di desa Bulak Lor yang tidak berkunjung di posyandu 4,074 kali lebih besar dikarenakan peran kader kurang.

Pembahasan

a) Faktor Pengetahuan Ibu

Berdasarkan Tabel 2. diketahui bahwa terdapat hubungan antara tingkat pengetahuan ibu dengan kunjungan balita di posyandu desa Bulak Lor wilayah kerja Puskesmas Jatibarang tahun 2014. Untuk tingkat kekuatan atau keeratan variabel tingkat pengetahuan dengan kunjungan balita di posyandu berdasarkan hasil perhitungan uji statistic Spearman Correlationdi peroleh nilai r = 0,347 yang artinya terdapat hubungan yang sedang antara kedua variabel tersebut. Dengan nilai (OR = 4,489 ; CI 95% = 2,279 – 8,845), yang berarti ibu balita di desa Bulak Lor yang tidak berkunjung di posyandu 4,489 kali lebih besar dikarenakan berpengetahuan kurang.

Pengetahuan tentang posyandu akan membantu masyarakat dalam memanfaatkan posyandu.3 Rendahnya pengetahuan ibu menyebabkan kurangnya kesadaran ibu akan pemanfaatan sarana kesehatan khususnya untuk memantau kesehatan balitanya, sehingga angka kunjungan balita ke posyandu semakin rendah atau menyebabkan kunjungan menjadi tidak rutin. Pengetahuan merupakan faktor predisposisi, yaitu faktor yang mempermudah atau mempredisposisikan terjadinya perilaku seseorang. Pengetahuan seseorang akan suatu program kesehatan akan mendorong orang tersebut mau berpartisipasi di dalamnya.4 Pengetahuan seseorang memiliki 6 tingkatan, tingkatan terendah adalah tahu (know) yang diartikan sekedar dapat menyebutkan, tingkatan kedua dan ketiga yaitu memahami dan mengaplikasikan prinsip yang diketahui tersebut. Sehingga pengetahuan ibu balita di desa Bulak Lor

hanya baru pada tingkatan pengetahuan paling rendah yaitu ibu balita hanya mengetahui mengenai keharusan penimbangan balita untuk mengetahui berat badan saja, tidak mengetahui pemanfaatan fasilitas posyandu yang lain seperti berkonsultasi untuk kesehatan ibu maupun balitanya.

b) Faktor Pekerjaan Ibu

Berdasarkan Tabel 4. tidak terdapat hubungan antara tingkat pekerjaan ibu dengan kunjungan balita di posyandu desa Bulak Lor wilayah kerja Puskesmas Jatibarang tahun 2014. Untuk tingkat kekuatan atau keeratan variabel tingkat pekerjaan dengan kunjungaan balita di posyandu berdasarkan hasil perhitungan uji statistik Spearman Correlationdiperoleh nilai r = -0,094 yang artinya tidak terdapat hubungan antara kedua variabel tersebut. Dengan nilai (OR = 0,610 ; CI 95% = 0,273 – 1,364), yang berarti ibu balita di desa Bulak Lor yang tidak berkunjung di posyandu 0,610 kali lebih kecil dikarenakan tidak bekerja.

Salah satu penyebab seseorang tidak berpartisipasi baik ke posyandu adalah karena pekerjaan. Seseorang yang mempunyai pekerjaan dengan waktu yang cukup padat akan mempengaruhi ketidak hadiran dalam pelaksanaan posyandu. Hal ini sesuai dengan dengan penelitian sebelumnya yang menyatakan bahwa ibu balita yang tidak bekerja berpeluang baik untuk berkunjung ke posyandu dibandingkan dengan ibu balita yang bekerja.5

c) Faktor Peranan Kader

Berdasarkan Tabel 5. terdapat hubungan antara tingkat peran kader dengan kunjungan balita di posyandu desa Bulak Lor wilayah kerja Puskesmas Jatibarang tahun 2014. Untuk tingkat kekuatan atau keeratan variabel tingkat peran kader dengan kunjungan balita di posyandu berdasarkan hasil perhitungan uji statistic Spearman Correlationdi peroleh nilai r = 0,324 yang artinya terdapat hubungan yang sedang antara kedua variabel tersebut. Dengan nilai (OR = 4,074 ; CI 95% = 2,070 – 8,018 ), yang berarti ibu balita di desa Bulak Lor yang tidak berkunjung di posyandu 4,074 kali lebih besar dikarenakan peran kader kurang.

Hal ini sesuai dengan penelitian sebelumnya bahwa terdapat hubungan yang bermakna antara peran serta kader dengan partisipasi masyarakat

(5)

5 dalam menimbang anak balitanya ke posyandu. Keterampilan kader merupakan salah satu kunci keberhasilan dalam sistem pelayanan di posyandu, karena dengan pelayanan kader yang terampil akan mendapat respon positif dari ibu-ibu yang memiliki balita, sehingga terkesan ramah dan baik serta pelayanannya teratur. Hal ini mendorong para ibu balita rajin berkunjung ke posyandu.6,7

Keberhasilan posyandu tidak lepas dari kerja keras kader yang dengan sukarela mengelola posyandu diwilayahnya masing-masing. Lemahnya informasi serta kurangnya koordinasi antara kader dengan masyarakat (ibu balita) dalam pelaksanaan kegiatan posyandu, dapat mengakibatkan rendahnya tingkat kehadiran balita di posyandu.

Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan analisa hubungan antara variabel dependen dengan variabel independen maka dapat ditarik beberapa kesimpulan antara lain:

1) Variabel pengetahuan ibu mempunyai hubungan dengan kunjungan balita di posyandu desa Bulak Lor wilayah kerja Puskesmas Jatibarang tahun 2014, dengan demikian penelitian ini menyatakan ada hubungan dari kedua variabel tersebut.

2) Variabel pekerjaan ibu tidak mempunyai hubungan dengan kunjungan balita di posyandu desa Bulak Lor wilayah kerja Puskesmas Jatibarang tahun 2014, dengan demikian penelitian ini menyatakan tidak ada hubungan dari kedua variabel tersebut.

3) Variabel peran kader mempunyai hubungan dengan kunjungan balita di posyandu desa Bulak Lor wilayah kerja Puskesmas Jatibarang tahun 2014, dengan demikian penelitian ini menyatakan ada hubungan dari kedua variabel tersebut

Saran

1) Bagi Masyarakat

Bagi ibu balita, diharapkan adanya keaktifan ibu-ibu untuk memperhatikan dan meningkatkan pengetahuannya, serta mencari informasi melalui media cetak dan elektronik. Mengikuti penyuluhan di Puskesmas, kegiatan posyandu, pertemuan PKK dan pertemuan rutin yang diadakan di daerah tersebut, sehingga dengan pengetahuan yang baik

diharapkan akan merubah perilaku kunjungan ibu balita ke posyandu.

2) Bagi Kader Posyandu

Bagi kader diharapkan mencari hari yang tepat dalam melaksanankan kegiatan posyandu sehingga ibu-ibu mempunyai waktu untuk membawa balitanya ke posyandu sehingga dapat meningkatkan kunjungan ibu balita ke posyandu, memberian penyuluhan tentang posyandu khususnya tentang fungsi posyandu, dan para kader agar dapat meningkatkan pengetahuan dengan penyuluhan konsep tentang posyandu sehingga masyarakat lebih mengerti dan lebih memahami pengertian dan manfaat posyandu sehingga partisipasi dalam kunjungan posyandu tidak drop out serta perlu adanya kesadaran dari masyarakat secara berkala.

3) Bagi Peneliti Lain

Bagi peneliti lain yang akan melakukan penelitian serupa dapat mencari faktor-faktor lain yang mempengaruhi kunjungan balita di posyandu dan menambah jumlah variabel penelitian.

Daftar Pustaka

1. ··· D epartemen Kesehatan RI. 2011. Pedoman

Umum Pengelolaan Posyandu. Jakarta: Kementrian RI.

2. Departemen Kesehatan RI. 2010. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 155/Menkes/Per/I/2010; Penggunaan kartu menuju sehat (KMS) bagi balita.

http://www.gizikia.depkes.go.id. Diakses pada

tanggal 13 Mei 2014

3. ··· W elasasih, Bayu D dan Wirjatmadi, R. Bambang.

2012. Beberapa faktor yang berhubungan dengan status gizi balita stunting. The

Indonesian Journal of Public Health. Vol. 8

No.3.http://www.journal.unair.ac.id. Diakses pada tanggal 11 Mei 2014

4. Wibowo, L., Otte S., Markus P. 2012. Survai dasar gizi dan kesehatan di wilayah kerja world vision Indonesia dan wahana visi Indonesia di kabupaten Merauke. Jurnal Gizi dan Pangan. Vol. 7 No.1. http://www.jagb.journal.ipb.ac.id. Diakses pada tanggal 01 Juni 2014.

(6)

6

5.··· A bdurahmah, Latifah. 2012. Metode diskusi

kelompok fungsional terhadap pengetahuan ibu tentang tumbuh kembang balita (studi kasus di posyandu Margirahayu IV Desa Pekalongan Kecamatan Bojongsari Kabupaten Purbalingga).

Unnes Journal of Public Health. Vol 1 No.2,

Universitas Negeri Semarang.

6. Widagdo dan Husodo. 2009. Pemanfaatan buku KIA oleh kader posyandu studi pada kader posyandu di wilayah kerja puskesmas Kedungadem kabupaten Bojonegoro. Makara

Kesehatan. Vol. 13 No.1, Universitas Indonesia.

7. Erman, I. 2010. Faktor-faktor yang mempengaruhi kunjungan ibu yang mempunyai balita 0-5 tahun ke posyandu di kelurahan Lubuk Tanjung wilayah kerja Puskesmas Perumnas Kota Lubuklinggau tahun 2010.

http://www.poltekkespalembang.ac.id. Diakses

(7)

Gambar

Tabel  1.  Tingkat    Partisipasi  Masyarakat  Terhadap  Posyandu  (D/S)  Triwulan  I    Wilayah  Kerja  Puskemas  Jatibarang Tahun 2014
Tabel  2.  Hubungan  Pengetahuan  Ibu  Dengan  Kunjungan Balita  Di  Posyandu  Desa  Bulak  Lor  Wilayah  Kerja  Puskesmas Jatibarang Tahun 2014

Referensi

Dokumen terkait

Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Kunjungan Ibu Balita ke Posyandu (Studi di Kelurahan Cabawan Wilayah Kerja Puskesmas Margadana Kota Tegal Tahun 2011).. VI +

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Pengetahuan Ibu Tentang Nutrisi Balita di Desa Gelang Lor wilayah kerja Puskesmas Sukorejo Ponorogo. Metode : Rancangan yang

Untuk mengetahui hubungan Hubungan Pendidikan, Pengetahuan dan Sikap Ibu Balita dengan Partisipasi Ibu dalam Membawa Balita ke Posyandu di Wilayah Kerja Puskesmas

Tujuan penelitian ini untuk mengetahui kegiatan pemberian imunisasi, pemberian makanan tambahan, penimbangan berat badan dan penyuluhan dalam meningkatkan status

Tidak ada hubungan antara pemberian imunisasi DPT, pemberian imunisasi campak, status gizi, berat badan lahir rendah dan pemberian vitamin A pada balita dengan

Jika yang membawa anak anda adalah keluarga anda apakah keluarga memberitahukan hasil penimbangan BB bayi dan balita dan kondisi perkembangan anak anda serta jadwal

Dan dari 56 ibu balita yang memiliki status pekerjaan tidak bekerja sebanyak 43 ibu balita (76,8%) memiliki frekuensi penimbangan balita dengan kategori cukup dan

Cakupan penimbangan balita di Kota Medan dalam Profil Kesehatan Sumatera Utara Tahun 2011 masih tergolong cukup rendah yaitu 251.199 balita yang ada hanya 126.107 balita