• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV PENYAJIAN DATA DAN ANALISIS A. Gambaran Obyek Penelitian 1. Sejarah Berdirinya Sekolah - EFEKTIFITAS KEPEMIMPINAN PEREMPUAN SEBAGAI KEPALA SEKOLAH DALAM MENINGKATKAN MUTU PENDIDIKAN DI SEKOLAH MENENGAH PERTAMA MIFTAHUL ULUM KALIWATES JEMBER TAHUN 2

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "BAB IV PENYAJIAN DATA DAN ANALISIS A. Gambaran Obyek Penelitian 1. Sejarah Berdirinya Sekolah - EFEKTIFITAS KEPEMIMPINAN PEREMPUAN SEBAGAI KEPALA SEKOLAH DALAM MENINGKATKAN MUTU PENDIDIKAN DI SEKOLAH MENENGAH PERTAMA MIFTAHUL ULUM KALIWATES JEMBER TAHUN 2"

Copied!
29
0
0

Teks penuh

(1)

BAB IV

PENYAJIAN DATA DAN ANALISIS

A.Gambaran Obyek Penelitian 1. Sejarah Berdirinya Sekolah

Sekolah memiliki potensi yang secara aktif sebagai wahana

masyarakat. Karena itu, pendirian Sekolah Menengah Pertama (SMP)

Miftahul Ulum Kaliwates Jember adalah lembaga pendidikan formal

yang didirikan di bawah naungan pondok pesantren miftahul ulum.

Pendirian SMP Mifathul Ulum Kaliwates Jember merupakan bentuk

responsif permintaan masyarakat dan wali santri yang peduli akan

pentingnya pendidikan formal dalam pesantren yang bertujuan

menyemarakan dan menghidupkan eksistensi pesantren dalam bidang

pendidikan formal.

Pendirian SMP Miftahul Ulum Kaliwates Jember didirikan pada

tahun 2005 yang bermula dari keinginan untuk membantu masyarakat

sekitar kaliwates dan tegal besar yang termasuk kelas ekonomi ke bawah.

Gedung madrasah diniyah pondok pesantren miftahul ulum adalah awal

untuk terselenggaranya pendidikan di SMP miftahul Ulum Kaliwates

Jember.

Lima tahun berikutnya siswa-siswinya sudah bisa menempati

gedung milik sendiri yang sudah jadi yang dibangun oleh yayasan

dengan tanah asli milik pesantren.

(2)

Sebenarnya keunikan dari SMP Miftahul Ulum Kaliwates Jember

adalah ada pada desain kurikulum yang mengintegrasikan kurikulum

SMP, MTS, dan Pesantren dengan perimbangan yang proposional.

Dengan tujuan untuk menyeimbangkan semua potensi anak bangsa agar

memiliki imtaq dan iptek yang seimbang, cerdas, terampil, dan

berimbang.

Sumber Data : Dokumentasi Kantor SMP Miftahul Ulum Kaliwates Jember 18 November 2015.

2. Visi dan Misi Sekolah Visi Sekolah

“Mencetak insan ulul albab (dzikir, pikir, dan amal shaleh)”

Misi Sekolah

a. Melahirkan insan yang bertaqwa kepada Allah Swt yang terhias

dengan akhlakul karimah

b. Menumbuhkan semangat mujahadah demi meraih prestasi

menuju cita-cita dan masa depan yang cerah dengan ridho Allah

Swt

c. Menumbuhkan dan meningkatkan daya kreatif, inovatif, dan

kemandirian kepada anak didik melalui pembelajaran secara

optimal dan berkualitas

d. Memberikan bekal ketrampilan untuk menyongsong masa depan

(3)

3. Struktur Organisasi Sekolah Bagan 4.1

Struktur Organisasi SMP Miftahul Ulum Kaliwates Jember Tahun 2015/2016

Siti Fatimatuz Zahro, S. Pd. I

Wali Kelas

Guru

(4)

4. Keadaan Tenaga Pendidik dan Kependidikan SMP Miftahul Ulum Keberadaan tenaga pendidik dan kependidikan yang profesional

dan berkompeten harus dimiliki oleh sekolah. Karena seorang guru

adalah tenaga pengajar dan pendidik yang berperan besar bagi

terciptanya generasi penerus bangsa yang berkualitas, tidak hanya dari

sisi intelektualitas saja melainkan juga dari tata cara berperilaku

dimasyarakat.

Tabel 4.1

Daftar Pendidik dan Tenaga Kependidikan

SMP Miftahul Ulum Kaliwates Jember Tahun 2015/2016

NO Nama Jenis

Kelamin

Ijazah

Terakhir

Jabatan

L P

A B C D E F

1 Fitria Sholeha V S1 Kepala Sekolah

2 Basyruz Zaman V S1 Wakil Kepala Sekolah

3 Dyah Rokhimatul V S1 Guru

4 Mahendra Widodo V S1 Guru

5 Malihatul Uyun V S1 Bendahara

6 Siti Fatimatus Zahro V S1 Kepala Tenaga Admin

7 Umdatul Tasriyah V S1 Bendahara

8 Wiwit Puji Handayani V S1 Guru

(5)

A B C D E F

10 Syaifuddin V S1 Guru

11 Ali Akbar V S1 Guru

12 Imam Gozali V S1 Guru

13 Irham Maulana V S1 Guru

14 M. Misbah V S1 Guru

Sumber Data : Dokumentasi Kantor SMP Miftahul Ulum Kaliwates Jember 18 November 2015.

5. Keadaan Siswa

Tabel 4.2

Keadaan Siswa SMP Miftahul Ulum Kaliwates Jember Tahun 2015/2016

NO

Kelas

Jenis

Kelamin

Jumlah Wali Kelas

L P

1 VII 5 5 10 Dyah Rokhimatul Nikmah, S. Pd

2 VIII 11 10 21 Umdatul Tasriyah, S. Pd

3 IX 5 4 9 Wiwit Puji Handayani, S. Tp

Jumlah 21 19 40

(6)

6. Keadaan Sarana

Tabel 4.3

Keadaan Sarana SMP Miftahul Ulum Kaliwates Jember Tahun 2015/2016

NO Jenis Sarana Letak Keterangan

A B C D

1 Perlengkapan ibadah Masjid PP Mitahul Ulum

2 Komputer TU Kantor SMP Miftahul Ulum

3 Lemari Kantor SMP Miftahul Ulum

4 Timbangan badan Kantor SMP Miftahul Ulum

5 Kursi TU Kantor SMP Miftahul Ulum

6 Meja TU Kantor SMP Miftahul Ulum

7 Kursi Pimpinan Kantor SMP Miftahul Ulum

8 Komputer Kantor SMP Miftahul Ulum

9 Printer TU Kantor SMP Miftahul Ulum

10 Kursi dan meja tamu Kantor SMP Miftahul Ulum

11 Meja pimpinan Kantor SMP Miftahul Ulum

12 Meja dan kursi guru Ruang kelas 9

13 Meja dan kursi siswa Ruang kelas 9

14 Papan tulis Ruang kelas 9

15 Meja dan kursi guru Ruang Kelas 8

16 Meja dan kursi siswa Ruang Kelas 8

(7)

A B C D

18 Meja dan kursi guru Ruang kelas 7

19 Meja dan kursi siswa Ruang kelas 7

20 Papan tulis Ruang kelas 7

21 Bell Sekolah Ruang kelas 8

Sumber Data : Dokumentasi Kantor SMP Miftahul Ulum Kaliwates Jember 18 November 2015.

7. Keadaan Prasarana

Tabel 4.4

Keadaan Prasarana SMP Miftahul Ulum Kaliwates Jember Tahun 2015/2016

NO Nama Prasarana Panjang (m) Lebar (m)

1 Kantor SMP Miftahul Ulum 5 3

2 Masjid PP

Miftahul Ulum

12 9

3 Ruang kelas 7 9,5 8,5

4 Ruang kelas 8 9,5 8,5

5 Ruang kelas 9 9,5 8,5

6 Toilet Putra 2 1,5

7 Toilet Putri 2 1,5

(8)

B. Penyajian Data dan Analisis Data

Menganalisis teks dan beragam bentuk data yang lain merupakan tugas

yang menantang bagi peneliti kualitatif. Menentukan bagaimana menyajikan

data dalam bentuk tabel, matriks, dan narasi memberikan tantangan tersendiri.

Sering kali peneliti kualitatif menyamakan analisis data dengan pendekatan

untuk analisis data teks dan gambar. Proses analisis jauh lebih dari itu. Proses

itu juga melibatkan pengorganisasian data, pembacaan pendahuluan pada

databese, pengodean dan pengorganisasian tema, penyajian data, dan

penyusunan penafsiran data. Langkah-langkah ini saling terkait dan

membentuk spiral aktifitas yang semuanya terkait dengan analisis dan

penyajian data.

Adapun dalam penelitian ini menggunakan metode observasi,

interview, dan dokumentasi sebagai alat untuk memperoleh data yang

berkaitan dan mendukung dalam penelitian ini. Akan tetapi lebih memberikan

porsi yang lebih intensif dan berimbang maka juga dilakukan dengan

menggunakan metode dokumentasi.

penelitian ini peneliti berusaha memaparkan gambaran tentang

efektifitas kepemimpinan perempuan sebagai kepala sekolah dalam

meningkatkan mutu pendidikan di sekolah menengah pertama miftahul ulum

(9)

1. Efektifitas Kepemimpinan Perempuan Sebagai Kepala Sekolah Dalam Menerapkan Model Kepemimpinan Untuk Meningkatkan Mutu Pendidikan Di SMP Miftahul Ulum Kaliwates Jember Tahun 2015/2016

Teori atau model kepemimpinan yang berkembang selama ini, ingin

mengetahui bagaimana terjadinya keefektifan kepemimpinan dalam

organisasi.

Teori kepemimpinan ini dapat dilihat dari pribadi pimpinan, perilaku

pemimpin, situasi budaya organisasi, hubungan pimpinan dengan yang

dipimpin, hubungan pimpinan dengan tugas-tugasnya, dan sebagainya.

Dalam kaitannya dengan efektifitas kepemimpinan perempuan sebagai

kepala sekolah dalam menerapkan model kepemimpinan untuk meningkatkan

mutu pendidikan di SMP Miftahul Ulum Kaliwates Jember adalah dimana

seorang kepala sekolah perempuan menggunakan model kepemimpinan

untuk meningkatkan mutu pendidikan di sekolahnya.

Berdasarkan hasil observasi yang peneliti lakukan bahwa :

“Kepemimpinan perempuan sebagai kepala sekolah dalam memimpin sekolah di SMP Miftahul Ulum ini sudah baik. Kepala sekolah memberikan motivasi kepada guru untuk mengajar yang lebih berkualitas. Meskipun disisi lain dari kondisi sekolah yang masih awal perintisan dan masih minimnya sarana dan prasarana tidak membuat para guru dan peserta didik malas belajar. Melakukan kerja sama yang baik dengan para guru, kedekatan, dan kekeluargaan kunci untuk memajukan di sekolahnya”.1

Hasil wawancara dengan bapak Basyruz Zaman selaku wakil kepala

sekolah beliau mengatakan bahwa :

1Observasi,

(10)

“Ibu Fitria Sholeha menurut saya lebih ke arah menerapkan model kepemimpinan transformasional dalam upayanya untuk meningkatkan mutu pendidikan di lembaga ini. Karena, dia mampu merubah cara pandang guru yang awalnya malas-malasan mengajar menjadi lebih disiplin dan memberi bimbingan kepada para guru bahwa mengajar profesional itu penting dan tidak asal masuk dalam mengajar. Selain itu juga, meskipun beliau seorang perempuan, dia berani dalam mengambil keputusan dan tegas terhadap guru-guru yang kurang disiplin”.2

Kepemimpinan kepala sekolah dalam menerapkan model

kepemimpinan ini akan berdampak pada yang dipimpinnya. Seorang kepala

sekolah harus mampu menjadi panutan dan teladan atau uswah bagi yang

dipimpinnya. Dengan upaya tersebut maka dengan sendirinya bawahan akan

meniru pimpinan dan ada rasa tidak enak ketika seorang bawahan melakukan

penyelewengan.

Hal senada diperkuat berdasarkan hasil wawancara dengan ibu Siti

Fatimatuz Zahro selaku guru PAI dan Sekretaris beliau mengatakan :

“Menurut saya ibu Fitria Sholeha itu menerapkan model kepemimpinan transformasional. Karena sosok beliau yang tegas mampu merubah guru menjadi disiplin dan menjadikan guru mengajar lebih profesional dengan mengikutkan pelatihan para guru-guru. Selain itu juga ibu Fitri memberikan motivasi kepada guru akan pentingnya kualitas belajar. Meningkatkan kedekatan dengan para guru agar mempermudah melakukan kerja sama untuk mencapai tujuan sekolah. Dan yang terakhir menurut saya adalah memberikan penyadaran kepada para siswa agar lebih rapi dan disiplin dalam belajar. Karena emang awalnya ibu Fitri menjadi kepala sekolah para murid mayoritas bersekolah tidak

memakai sepatu dan pulang sebelum jam sekolah berakhir”.3

Berdasarkan hasil wawancara dengan ibu Fitria Sholeha selaku kepala

sekolah beliau mengatakan :

”Upaya saya untuk meningkatkan mutu pendidikan di lembaga saya. Pertama, yaitu saya menerapkan kedisplinan untuk guru-guru. Karena

2

Basyruz Zaman, Wawancara, Jember, 30 November 2015.

3

(11)

awal saya menjadi seorang pemimpin banyak guru-guru yang sering telat mengajar dan saya melakukan tindakan teguran kepada guru-guru yang sering banyak izin tidak mengajar dengan alasan yang tidak jelas. Jadi untuk menjadikan siswa dispilin saya harus menjadikan gurunya dahulu yang harus disiplin. Karena seorang guru adalah panutan bagi siswa-siswanya. Dengan disiplin maka semuanya akan berjalan dengan baik”. Dengan memberikan penyadaran akan pentingnya kedisiplinan ini akan membuat para guru untuk lebih mementingkan kepentingan lembaga dari pada kepentingan pribadinya dengan enak-enakan tanpa

memikirkan tugas dan tanggung jawabnya sebagai guru”.4

Melihat dari penjelasan di atas berdasarkan hasil observasi dan

wawancara bahwa kepala sekolah dalam meningkatkan mutu pendidikan

menggunakan model kepemimpinan transformasioanal. Kepala sekolah

menjadi teladan bagi guru sebelum menyuruh guru untuk menjadi teladan

untuk murid-muridnya. Selain itu juga kepala sekolah memberikan

penyadaran untuk lebih meningkatkan kedisiplinan di sekolahnya baik untuk

guru maupun muridnya. Dan memberikan motivasi serta team work untuk

mencapai tujuan sekolah. Dengan hal tersebut, seorang kepala sekolah

mampu untuk memberikan penyadaran dan merubah cara pandang guru untuk

lebih disiplin dalam mengajar. Yang endingnya guru lebih termotivasi dan

mementingkan kepentingan sekolah daripada kepentingan pribadi untuk

melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya sebagai guru.

4

(12)

2. Efektifitas Kepemimpinan Perempuan Sebagai Kepala Sekolah Dalam Memberdayakan Guru Untuk Meningkatkan Mutu Pendidikan Di SMP Miftahul Ulum Kaliwates Jember Tahun 2015/2016

Efektifitas seorang pemimpin tidak hanya dilihat dari jenis kelamin

laki-laki ataupun perempuan. Tetapi untuk menjadi seorang kepala sekolah

yang efektif setidaknya harus mempunyai skill dan kompetensi dalam

mengelola sekolah.

Di SMP Miftahul Ulum Kaliwates Jember adalah seorang kepala

sekolah perempuan yang menjadi pemimpinnya. Untuk menjadi seorang

kepala sekolah yang efektif tidak harus seorang laki-laki tetapi perempuanpun

bisa untuk menjadi seorang kepala sekolah yang efektif dengan skill dan

kompetensinya dalam mengelola sekolah.

Berdasarkan hasil wawancara dengan ibu Siti Fatimatuz Zahro selaku

guru PAI dan Sekretaris yaitu :

“sekarang sudah ada kesetaraan gender. Jadi sudah tidak ada perbedaan

lagi antara laki-laki dengan perempuan. Mungkin kalau dulu laki-laki yang selalu jadi pemimpin dan berperan banyak dalam publik. Tetapi sekarang perempuan juga mampu menjadi figur di publik. Misalnya, presiden Megawati Soekarno Putri dan RA Kartini.

Kalau pemimpin perempuan sebagai kepala sekolah efektif juga di lembaga sini. Karena juga banyak perubahan dan kemajuan dengan kepemimpina bu Fitri yang sekarang. Misalnya banyak pembangunan gedung-gedung baru, mendisplinkan guru, mengambil keputusan yang tegas ketika guru menyeleweng, dan kalau perempuan mungkin lebih telaten dan ulet untuk membina murid-muridnya”.5

5

(13)

Pendapat di atas diperkuat oleh bapak Basyruz Zaman selaku wakil

kepala sekolah beliau mengatakan :

“Kepemimpinan ibu Fitri menurut saya sudah efektif. Karena dia sudah mengabdi untuk lembaga dan menguasai semua aspek apa yang dibutuhkan oleh lembaga. Membagi tugas anatara kepala sekolah dengan semua guru. Lebih banyak meluangkan waktu untuk kepentingan sekolah karena jatah dari ibu Fitri dalam mengajar hanya 6

jam”.6

Pemberdayaan guru merupakan salah satu bentuk reformasi di bidang

pendidikan yang amanat pelaksanaannya ditegaskan dalam undang-undang

nomor 14 tahun 2005 tentang guru dan dosen.

Kepala sekolah di SMP Miftahul Ulum Kaliwates Jember

memberdayakan para guru sehingga tercipta pembelajaran yang berkualitas.

Dengan membagi tugas sesuai dengan kompetensi guru diharapkan guru

mengerti akan tanggung jawab terhadap tugasnya masing-masing.

Kepala sekolah sebagai pemimpin satuan pendidikan di sekolah, dia

harus mampu memberdayakan para guru dalam mengembangkan kariernya.

Yakni dengan meningkatkan kemampuan staf atau bawahan (enabling),

memperlancar (facilitating) tugas-tugas mereka, konsultasi (consulting),

bekerjasama (collaborating), membimbing bawahan, dan mendukung

(supporting).

Hasil wawancara dengan ibu Fitria Sholeha selaku kepala sekolah

beliau mengatakan sebagai berikut :

“Menjadi seorang kepala sekolah yang efektif dalam upaya meningkatkan mutu pendidikan di lembaga saya. Menurut saya dengan mengadakan pemberdayaan guru dengan baik maka akan terjadi kerja

6

(14)

sama antara kepala sekolah dengan guru. Dengan hal seperti itu, maka akan tercipta pendidikan yang berkualitas.

Dalam memberdayakan guru-guru saya terlebih dahulu memberikan teladan sebelum menyuruh guru-guru agar mudah untuk memberdayakannya. Dengan memperhatikan kesejahteraan guru, kesejahteraan murid diharapkan semuanya sama-sama bisa berjalan

dengan baik dan lancar”.7

Sebagaimana hasil wawancara dengan bapak Basyiruz Zaman selaku

wakil kepala sekolah beliau mengatakan :

“Kepala sekolah ibu Fitri dalam memberdayakan guru-guru di sekolah

ini yaitu ada dua, formal dan informal. Pemberdayaan secara formal adalah kegiatan yang dilakukan oleh kepala sekolah yang diluar agenda diknas. Misalnya kepala sekolah mengadakan kegiatan untuk guru seperti MGMP, KKG, MKKS dll. Untuk sekolah pinggiran ini malah sudah aktif dalam kegiatan MGMP sedangkan untuk kota masih belum aktif dalam kegiatan tersebut.

Pemberdayaan informal adalah kegiatan yang diadakan oleh diknas dan diselenggarakan terkadang setahun sekali, satu semester sekali ataupun satu bulan sekali. Untuk pemberdayaan informal ini tugas kepala sekolah adalah menyampaikan info dari diknas untuk disampaikan kepada guru-guru dan mengikutkan guru-guru dalam pelatihan, misalanya pelatihan K 13, workshop dll. Dan kemaren saya yang

mewakili sekolah untuk mengikuti pelatihan K 13”.8

Seorang kepala sekolah yang mampu dalam memberdayakan guru

akan berdampak positif bagi sekolah. Dalam upayanya meningkatkan mutu

pendidikan kepala sekolah memberdayakan guru dengan berbagai kegiatan.

Hal senada diperkuat oleh pendapat ibu Siti Fatimatus Zahro selaku

guru PAI dan Sekretaris beliau mengatakan sebagai berikut :

“Ibu Fitria Sholeha dalam memberdayakan guru-guru yaitu dengan

mengikutkan pelatihan dan diklat-diklat. Misalnya pelatihan penggunaan media pembelajaran, metode pembelajaran dan administrasi sekolah. Sedangkan untuk guru pendidikan agama islam (PAI) itu diikutkan diklat MGMP. Dan yang terbaru hari ini ibu kepala sekolah mengirimkan satu guru untuk menjadi perwakilan sekolah

7

Fitria Sholeha, Wawancara, Jember, 23 November 2015.

8

(15)

dalam pelatihan kurikulum 2013 yang diikuti oleh lembaga swasta dan

negeri”.9

Berdasarkan observasi yang peneliti lakukan untuk memperkuat

pendapat di atas bahwa :

“Kepala sekolah mengirimkan guru untuk menjadi wakil sekolah dalam agenda dikanas. Kemaren ibu kepala sekolah mengirimkan 1 guru untuk mengikuti agenda pelatihan K 13 yang di ikuti oleh lembaga negeri maupun swasta”. Selain itu juga dalam memberdayakan guru dari faktor kesejahteraan guru harus diperhatikan. Tanpa memperhatikan kesejahteraan guru pemberdayaan kurang bisa berjalan dengan efektif dan semangat. Adanya kompensasi dari kepala sekolah ini menambah semangat kerja para guru dalam menjalankan tugasnya. Jadi seorang kepala sekolah tidak hanya menyuruh para guru dalam menjalankan tugasnya tetapi beliau juga memperhatikan kesejahteraan

guru”.10

Selain itu juga faktor kesejahteraan guru juga diperhatikan oleh kepala

sekolah dalam memberdyakan guru.

Hasil wawancara dengan ibu Siti Fatimatus Zahro selaku guru PAI dan

Sekretaris beliau mengatakan :

“Setiap agenda sekolah itu ada uang transport dari kepala sekolah selain

uang gaji pokok, misalnya untuk agenda sekolah ke diknas, tugas guru untuk keluar itu ada uang transport dari kepala sekolah. Karena dengan memberikan uang transpot itu akan menambah motivasi bagi guru yang menjalankan tugas dari kepala sekolah. Insyaallah dengan pemberdayaan guru yang baik akan berdampak juga untuk

kesejahteraan guru”.11

Kepala sekolah memberikan kompensasi kepada para guru adalah

tujuannya untuk meningkatkan kesejahteraan guru. Agar kepala sekolah,

guru, dan murid semuanya bisa sama-sama jalan. Dengan hal tersebut para

9

Siti Fatimatuz Zahro, Wawancara, Jember, 25 November 2015.

10Observasi,

Jember, 19 November 2015.

11

(16)

guru diharapkan lebih meningkatkan kinerjanya dalam mengajar dan lebih

semangat dalam mengajar.

Hal senada diperkuat oleh pendapat bapak Basyruz Zaman selaku wakil

kepala sekolah beliau mengatakan :

“Pasti ada kompensasi dari kepala sekolah ketika ada agenda tugas keluar atau ke diknas. Untuk guru yang mendapat tugas keluar ini akan mendapat kompensasi berupa uang, waktu, dan ilmu”. Contohnya kompensasi uang yaitu kita mendapatkan uang transport dari tugas keluar tersebut. Selanjutnya contohnya kompensasi waktu yaitu kita mendapat jatah untuk tidak mengajar dan sementara digantikan guru piket. Dan yang terakhir kompensasi ilmu yaitu kita mendapatkan ilmu

tambahan ketika dikasih tugas keluar”.12

Pemberdayaan guru yang terorganisir dengan baik maka diharapkan

proses belajar mengajar lebih aktif dan interaktif. Guru lebih kompeten dan

profesional dalam mengajar yang pada akhirnya kualitas pendidikan di SMP

Miftahul Ulum akan lebih maju dan meningkat.

Sebagaimana dikatakan oleh Indana Zulfa selaku siswi kelas 8 di SMP

Miftahul Ulum adalah sebagai berikut :

“Guru mengajar terkadang ada yang telat mas. Namun tidak ada teguran

dari kepala sekolah karena biasanya telat mengajarnya guru ada tamu di

kantor. Tetapi guru sudah mengajar dengan baik dan sesekali dalam

mengajar ada sebagian yang mengajar dengan menggunakan LCD dan

ada pula yang tidak”.13

Berdasarkan hasil observasi dan wawancara di atas jadi kepemimpinan

perempuan sebagai kepala sekolah sudah baik karena sudah ada banyak

12

Basyruz Zaman, Wawancara, Jember, 30 November 2015.

13

(17)

perkembangan seperti pembangunan-pembangunan, memberi penyadaran

kepada guru untuk lebih disiplin, dan memberikan waktu lebih untuk sekolah.

Sedangkan kepala sekolah dalam memberdayakan guru untuk meningkatkan

mutu pendidikan di sekolahnya yaitu dengan mengikut sertakan para guru

untuk mengikuti agenda-agenda dari diknas maupun dari lembaga yaitu

seperti pelatihan-pelatihan dan diklat. Selain itu juga faktor kesejahteraan

guru juga diperhatikan oleh kepala sekolah dengan memberikan uang

transport bagi guru yang mengikuti pelatihan ataupun diklat. Dengan

pemberdayaan guru tersebut tujuannya agar pembelajaran lebih berkualitas

dan guru lebih profesional dalam mengajar yang ditandai dengan siswa

merasakan bahwa guru sudah mengajar dengan baik walaupun terkadang telat

dalam mengajar.

3. Faktor Pendukung dan Penghambat Kepala Sekolah Dalam Meningkatkan Mutu Pendidikan di SMP Miftahul Ulum Kaliwates Jember Tahun 2015/2016.

Faktor pendukung kepala sekolah dalam meningkatkan mutu

pendidikan memang perlu dan harus ada dalam memajukan sekolah. Karena

seorang kepala sekolah tidak mungkin bekerja sendirian dalam meningkatkan

mutu pendidikan. Dengan melibatkan guru, murid, dan orang tua maka akan

mempermudah kepala sekolah dalam menjalankan kepemimpinannya sebagai

(18)

Berdasarkan Hasil wawancara dengan ibu Fitria Sholeha selaku kepala

sekolah beliau mengatakan bahwa :

“Terkait dalam meningkatkan mutu pendidikan di lembaga saya

pertama, yaitu adanya organisasi formal dan informal. Dengan adanya lembaga formal dan informal itu sangat membantu kepala sekolah dalam menambah wawasannya untuk menjadi kepala sekolah yang baik dan efektif. Selain itu juga dengan gotong-royong dan kekeluargaan akan ada kerja sama antara semua pihak, misalnya antara kepala sekolah dengan guru, guru dengan siswa, dan lembaga sekolah dengan

orang tua siswa”.14

Seorang kepala sekolah dalam menumbuhkan rasa gotong-royong dan

kekeluargaan adalah hal yang positif untuk menambah kekompakan dan

keharmonisan di sebuah lembaga.

Berdasarkan observasi yang peneliti lakukan untuk memperkuat

pendapat kepala sekolah di atas bahwa :

“Faktor pendukung organisasi formal seperti MKKS (musyawaroh

kerja kepala sekolah, KKKS (kelompok kerja kepala sekolah) dan informal seperti MGMP (musyawaroh guru mata pelajaran) sangat penting dalam meningkatkan mutu pendidikan di SMP Miftahul Ulum. Karena dengan organisasi formal dan informal kepala sekolah maupun guru dapat menambah wawasan pengetahuan dan mewujudkannya untuk mengembangkan sekolah. Jika kepala sekolah dan guru mampu mengoptimalkan dengan adanya organisasi formal dan informal maka sekolah akan bisa berkembang lebih baik. Karena seorang kepala sekolah dan guru adalah faktor yang paling urgen dalam menngembangkan potensi peserta didik”.15

Berdasarkan hasil wawancara oleh dengan ibu Siti Fatimatus Zahro

selaku guru PAI dan sekretaris yaitu :

“Gotong royong dan kekeluargaan adalah faktor yang paling penting dan bersentuhan langsung dalam upaya untuk meningkatkan mutu pendidikan di sekolah ini. Meskipun ada dari pemerintah misalnya ada dari gerakan peningkatan kualitas pendidikan yang dicanangkan

14

Fitria Sholeha, Wawancara, Jember, 23 November 2015.

15Observasi,

(19)

pemerintah. tetapi itu masih belum menyentuh langsung dengan sekolah kita”.16

Pendapat di atas juga diperkuat oleh Indana Zulfa selaku siswi kelas 8

SMP Miftahul Ulum mengatakan bahwa:

“Gotong-royong dan kekeluargaan. Dengan gotong-royong dan kekeluargaan ini kita akan menyelesaikan bersama-sama masalah yang ada di sekolah ini. Misalnya mengadakan gotong-royong membersihkan sekolah agar pembelajaran menjadi enak dan lebih termotivasi dalam

belajar”.17

Dengan pendapat yang berbeda berdasarkan hasil wawancara dengan

bapak Basyruz Zaman selaku wakil kepala sekolah beliau mengatakan :

“Gerakan peningkatan kualitas pendidikan yang dicanangkan

pemerintah ini masih yang paling penting di lembaga saya dalam meningkatkan mutu pendidikan. Karena lembaga kita masih belum lembaga bonafit dimana dapat berdiri sendiri dan mengembangkan lembaga sendiri. Jadi kita masih banyak bergantung pada pemerintah

dalam mengembangkan lembaga”.18

Dari hasil observasi dan wawancara di atas bahwa untuk faktor

pendukung kepala sekolah dalam meningkatkan mutu pendidikan di SMP

Miftahul Ulum adalah dari faktor gotong-royong dan kekeluargaan,

organisasi formal dan informal, dan gerakan peningkatan kualitas pendidikan

yang dicanangkan pemerintah.

Sedangkan untuk faktor penghambat kepala sekolah dalam

meningkatkan mutu pendidikan adalah sesuatu yang memperlambat seorang

kepala sekolah dalam mengembangkan lembaga dan upayanya untuk

meningkatkan mutu pendidikan. Dari minimnya sarana dan prasarana

16

Siti Fatimatuz Zahro, Wawancara, Jember, 25 November 2015.

17

Indana Zulfa, Wawancara, Jember, 26 November 2015.

18

(20)

memang yang menjadi penghambat dalam mengembangkan sekolah. Adanya

sarana dan prasarana yang lengkap akan mempermudah kepala sekolah dalam

mengembangkan lembaga dan menjadikan siswa lebih termotivasi dalam

belajar.

Berdasarkan hasil wawancara dengan ibu Fitria Sholeha selaku kepala

sekolah beliau mengatakan bahwa :

“Memang yang paling menghambat dalam saya meningkatkan mutu

pendidikan di sekolah saya adalah dari segi sarana dan prasarana. Minimnya sarana dan prasarana ini sangat sulit untuk mengembangkan potensi siswa. Mungkin nanti jika sarana dan prasarana lengkap maka siswa akan lebih termotivasi untuk lebih giat belajar”.19

Memperkuat pendapat kepala sekolah di atas berdasarkan observasi

yang peneliti lakukan adalah :

“Keberadaan sarana dan prasarana di SMP Miftahul Ulum masih

minim. Misalnya dari pembelajaran seperti ruang kelas yang masih dalam proses penyelesaian pembangunan, belum adanya ruang perpustakaan, dan belum adanya prasarana untuk kegiatan olahraga dalam mengembangkan potensi non akademik siswa”. Tidak adanya sarana dan prasarana yang lengkap ini menjadikan sekolah sulit untuk mengembangkan potensi siswa. Karena dengan minimnya penunjang dalam belajar sulit bagi siswa untuk berkembang dan mendapatkan pengalaman variasi dalam belajar”.20

Berdasarkan hasil wawancara untuk memperkuat observasi peneliti,

bapak Basyruz Zaman selaku wakil kepala sekolah beliau mengatakan bahwa:

“Pertama, kurangnya sarana dan prasarana. Karena dengan sarana dan prasarana yang lengkap dan baik akan menjadikan siswa lebih berkompeten. Kedua, lulusan kurang mampu bersaing. Ya karena lulusan dari kita masih seperempat yang mampu melanjutkan ke sekolah negeri. Dari 20 lulusan kemaren hanya sekitar 6 yang melanjutkan ke sekolah negeri”.21

19

Fitria Sholeha, Wawancara, Jember, 23 November 2015.

20Observasi,

Jember, 19 November 2015.

21

(21)

Pernyataan di atas juga diperkuat berdasarkan hasil wawancara dengan

ibu Siti Fatimatuz Zahro selaku guru PAI dan sekretaris beliau mengatakan

bahwa :

“Kurangnya sarana dan prasarana. Karena di lembaga kita sendiri masih

awal perintisan. Jadi dari sarana dan prasarana ini sangat menghambat sekali dalam upaya meningkatkan mutu pendidikan.

Ya alhamdulillah kepemimpinan bu Fitri yang sekarang sudah banyak perubahan dengan melakukan pembangunan-pembangunan, misalnya

gedung kelas dan kantor yang baru”.22

Sedangkan hasil wawancara dengan Indana Zulfa selaku siswi kelas 8

SMP Miftahul Ulum juga mengatakan senada yaitu :

”Sarana dan prasarana. Ya karena dengan sarana dan prasarana yang

bagus belajar akan menjadi lebih semngat dan banyak siswa yang

mendaftar sekolah disini”.23

Jadi berdasarkan hasil observasi dan wawancara di SMP Miftahul Ulum

bahwa kurangnya sarana dan prasarana di SMP Miftahul Ulum sangat

menghambat kepala sekolah dalam meningkatkan mutu pendidikan. Karena

memang dari lembaga masih dalam awal perintisan. Dan sekolah sudah mulai

membenahi dari segi sarana dan prasarana. Selain itu juga, lulusan kurang

mampu bersaing termasuk juga dalam faktor penghambat kepala sekolah

dalam meningkatkan mutu pendidikan.

22

Siti Fatimatuz Zahro, Wawancara, Jember, 25 November 2015.

23

(22)

C. Pembahasan Temuan

Berdasarkan analisis data yang berhasil peneliti peroleh dari metode

observasi dan wawancara, yang berkaitan dengan fokus penelitian tentang

Efektifitas kepemimpinan perempuan sebagai kepala sekolah dalam

meningkatkan mutu pendidikan di SMP Miftahul Ulum Kaliwates Jember

yaitu :

1. Efektifitas Kepemimpinan Perempuan Sebagai Kepala Sekolah Dalam Menerapkan Model Kepemimpinan Untuk Meningkatkan Mutu Pendidikan Di SMP Miftahul Ulum Kaliwates Jember Tahun 2015/2016

Berdasarkan paparan data di atas maka temuan penelitian pada

fokus pertama tentang efektifitas kepemimpinan perempuan sebagai

kepala sekolah dalam menerapkan model kepemimpinan untuk

meningkatkan mutu pendidikan adalah kepala sekolah menerapkan model

kepemimpinan transformasional yaitu dengan memberikan penyadaran

kepada para guru untuk disiplin mengajar, memberikan motivasi kepada

para guru untuk lebih baik kinerjanya sehingga tercipta kerja sama yang

baik antara kepala sekolah dengan para guru. Hal ini secara teoritik sesuai

dengan yang ada di dalam bukunya Nur Efendi bahwa didalam seorang

pemimpin transformasional dapat mentransformasi para pengikutnya dan

bagaimana kepemimpinan transformasional itu dapat terjadi, yaitu dengan

: a. Meningkatkan kesadaran atas pentingnya suatu tugas pekerjaan dan

(23)

tim atau pencapaian tujuan organisasi dan daripada hanya sekedar

kepentingan masing-masing pribadi, c. Mengutamakan

kebutuhan-kebutuhan dan tingkatan kebutuhan-kebutuhan yang paling tinggi.24

Lebih jelasnya berdasarkan pengamatan peneliti secara langsung,

dan didukung dengan hasil wawancara mengenai model kepemimpinan

kepala sekolah SMP Miftahul Ulum Kaliwates Jember yaitu :

a. Penanaman Sikap Disiplin

Sebagaimana yang telah disebutkan di atas, bahwa kepala SMP

Miftahul Ulum merupakan pemimpin yang sangat komitmen terhadap

kedisiplinan. Sebelum seseorang memiliki sikap disiplin maka akan

didahului oleh serangkaian sikap yang akan mendorong terbentuknya

sikap disiplin.

1) Pemahaman yang baik mengenai sistem peraturan, perilaku, norma,

kriteria dan standar sehingga menumbuhkan sikap kedisplinan

2) Sikap mental (mental attitude). Sikap mental merupakan sikap taat

dan tertib sebagai hasil dan pengembangan dari latihan,

pengendalian pikiran, dan pengendalian watak.

3) Sikap kelakuan yang wajar yang menunjukkan kesungguhan hati

untuk mentaati segala hal secara hormat dan tertib.

Disiplin merupakan faktor yang penting untuk mencapai

kesuksesan. Dengan menanamkan kedisiplinan yang diberikan kepala

sekolah kepada para guru diharapkan mutu pendikan di SMP Miftahul

Ulum Kaliwates Jember lebih meningkat.

Kepala sekolah SMP Miftahul Ulum Kaliwates Jember

berupaya untuk meningkatkan mutu pendidikan di sekolahnya.

24

(24)

Pertama, menerapkan kedisplinan untuk guru-guru. Memberikan

penyadaran kepada para guru untuk lebih meningkatkan kedisiplinan

dalam mengajar dan memberi arahan untuk menjadikan guru lebih

mengembangkan karier di masa depan. Serta kerja sama antara kepala

sekolah dengan guru dan lebih mementingkan kebutuhan sekolah dari

pada kepentingan pribadi. Maka dengan hal tersebut guru menjadi

disiplin, mematuhi tata tertib sekolah, dan norma-norma maka guru

bisa menjadi contoh dan menjadikan seorang murid mempunyai jiwa

kedisplinan yang tinggi. Hal ini ini dibuktikan dengan mulai jam

masuk sekolah pada pukul 06.30 WIB.

Kedua, adanya penambahan jam khusus yaitu diadakan

bimbingan intensif ketika menghadapi UNAS untuk siswa-siswi kelas

3 dan penambahan kegiatan ekstrakurikuler seperti mengadakan

latihan futsal setiap hari jum’at sebagai peningkatan prestasi non

akademik agar bisa bersaing dengan sekolah lainnya, hadrah al-banjari

sebagai kegiatan ekstrakurikuler untuk mengajarkan kepada

murid-murid cara memainkan alat musik yang menjadi warisan orang islam

dan yang terakhir adalah khat kaligrafi yaitu untuk mengajarkan

kepada murid-murid belajar menulis al-qur’an dengan baik dan benar.

b. Pemberian Motivasi

Kepala sekolah memberikan motivasi kepada bawahannya karena

(25)

gairah dan semangat dalam mengajar. Motivasi yang diberikan kepala

sekolah kepada guru yaitu berupa nasihat, teguran, pujian, dan uang.

c. Team Work/Kerja Sama

Kerja sama yang dilakukan kepala sekolah dengan para guru yaitu

membagi tugas sesuai dengan kompetensinya masing-masing guru

serta mementingkan kebutuhan sekolah daripada kepentingan pribadi

diharapkan tujuan sekolah bisa tercapai dan mutu pendidikan yang ada

SMP Miftahul Ulum Kaliwates Jember terus meningkat setiap

tahunnya.

2. Efektifitas Kepemimpinan Perempuan Sebagai Kepala Sekolah Dalam Memberdayakan Guru Untuk Meningkatkan Mutu Pendidikan Di SMP Miftahul Ulum Kaliwates Jember Tahun 2015/2016

Berdasarkan paparan data di atas maka temuan penelitian pada

fokus kedua tentang efektifitas kepemimpinan perempuan sebagai kepala

sekolah dalam memberdayakan guru untuk meningkatkan mutu

pendidikan adalah kepala sekolah memberdayakan guru dengan

mengikutkan pelatihan-pelatihan dan diklat. Dengan diadakannya diklat

untuk guru maka kegiatan tersebut tujuannya adalah untuk

mengutamakan pengetahuan, keterampilan dan peningkatan sikap

seseorang guru dalam melaksanakan tugasnya dalam rangka pencapaian

tujuan organisasi yang efektif dan efisien. Hal ini secara teoritik sesuai

(26)

pemberdayaan guru melalui standar kompetensi guru terjadi melalui

beberapa tahapan. Pertama, guru-guru mengembangkan sebuah kesadaran

awal bahwa mereka dapat melalui tindakan untuk meningkatkan

kehidupannya dan memperoleh seperangkat keterampilan agar mampu

bekerja lebih baik. Melalui upaya tersebut, pada tahap kedua, mereka akan

mengalami pengurangan perasaan ketidakmampuan dan mengalami

peningkatan kepercayaan diri. Akhirnya , ketiga, seiring dengan

tumbuhnya keterampilan dan kepercayaan diri, para guru bekerja sama

untuk berlatih lebih banyak mengambil keputusan dan memilih

sumber-sumber daya yang akan berdampak pada kesejahteraan.25

Selain itu juga, kepala sekolah dalam memberdayakan guru-guru

juga memperhatikan kesejahteraan guru dengan memberikan kompensasi

berupa gaji yang pantas untuk kinerja guru ataupun uang transport bagi

guru yang mendapat tugas kepala sekolah untuk keluar ataupun ada

agenda diknas. Hal ini secara teoritik sesuai dengan yang ada di dalam

bukunya kompri bahwa Kompensasi, pengembangan karier dan pensiun.

Salah satu mereka untuk meningkatkan prestasi kerja, motivasi, dan

kepuasan kerja para tenaga kependidikan adalah melalui kompensasi.

Kompensasi dapat didefinisikan sebagai sesuatu yang diterima guru

sebagai balas jasa untuk kerja mereka.26

25

Kompri, Manajemen Sekolah Orientasi Kemandirian Kepala Sekolah (Jakarta: Pustaka Pelajar,

2015), 186.

(27)

Lebih jelasnya berdasarkan pengamatan peneliti secara langsung,

dan didukung dengan hasil wawancara mengenai pemberdayaan guru di

SMP Miftahul Ulum Kaliwates Jember yaitu :

a. Pelatihan dan diklat

Dengan adanya pelatihan dan diklat bagi guru ini tentunya

akan menambah keterampilan dan memperbaiki kinerja guru dalam

mengajar. Pelatihan dan diklat yang diberikan kepala sekolah kepada

para guru yaitu untuk mengembangkan karier dari guru itu sendiri.

Guru yang terampil dan ahli dalam bidangnya akan menambah rasa

percaya diri guru dalam mengajar.

b. Gaji

Gaji merupakan salah satu unsur yang penting yang dapat

mempengaruhi kinerja karyawan, sebab gaji adalah alat untuk

memenuhi berbagai kebutuhan pegawai, sehingga dengan

gaji yang diberikan pegawai akan termotivasi untuk bekerja lebih giat.

Gaji yang diberikan kepala sekolah kepada para guru ini untuk

mensejahterakan para guru. Dengan gaji yang cukup dan sesuai

dengan kinerja guru maka diharapkan kinerja guru lebih baik dan

lebih termotivasi dalam mengajar.

c. Uang Transport

Uang transport adalah bentuk kompensasi yang diberikan

kepala sekolah kepada guru bagi yang mendapat tugas ke diknas

(28)

diberikan kepala sekolah kepada guru ini akan menambah motivasi

guru dalam menjalankan tugasnya dan sebagai balas jasa kepada

sekolah.

3. Faktor Pendukung dan Penghambat Kepemimpinan Perempuan Sebagai Kepala Sekolah Dalam Meningkatkan Mutu Pendidikan Di SMP Miftahul Ulum Kaliwates Jember Tahun 2015/2016

Berdasarkan paparan data di atas maka temuan penelitian pada

fokus ketiga tentang faktor pendukung kepemimpinan perempuan sebagai

kepala sekolah dalam meningkatkan mutu pendidikan adalah kepala

sekolah dalam meningkatkan mutu pendidikan di SMP Miftahul Ulum

Kaliwates Jember adanya faktor pendukung kepala sekolah seperti

gotong-royong dan kekeluargaan, organisasi formal dan informal, dan

gerakan peningkatan kualitas pendidikan yang dicanangkan pemerintah,

hal ini secara teoritik sesuai dengan yang ada di dalam bukunya E.

Mulyasa bahwa faktor dominan (kekuatan dan peluang) kepala sekolah

dalam paradigma baru manajemen pendidikan untuk meningkatkan mutu

pendidikan mencakup: gerakan peningkatan kualitas pendidikan yang

dicanangkan pemerintah, gotong royong dan kekeluargaan, organisasi

formal dan non formal, dan input manajemen.27

Untuk lebih jelasnya berdasarkan pengamatan peneliti secara

langsung, dan didukung dengan hasil wawancara mengenai pemberdayaan

guru di SMP Miftahul Ulum Kaliwates yaitu :

27

E Mulyasa, Menjadi Kepala Sekolah Profesional Dalam Konteks Menyusun MBS dan KBK

(29)

a. Gotong royong dan kekeluargaan

Kegiatan gotong royong dan kekeluargaan yang dilakukan di SMP

Miftahul Ulum Kaliwates Jember diadakan setiap satu bulan sekali

tepatnya pada hari jum’at atau disebut dengan jum’at bersih. Dengan

kegiatan gotong-royong akan menambah kedekatan dan kebersamaan

baik antara guru maupun murid. Kekeluargaan ditunjukan dengan

misalnya menjenguk temannya yang lagi sakit, dan ta’ziah kepada

siswa maupun guru yang ditinggal keluarganya.

b. Organisasi Formal dan Informal

Organisasi formal seperti KKG, MGMP, dan MKKS sangat

membantu sekali baik bagi guru maupun kepala sekolah dalam

meningkatkan kinerjanya.

Sedangkan faktor penghambat kepemimpinan perempuan sebagai

kepala sekolah dalam meningkatkan mutu pendidikan adalah kepala

sekolah dalam meningkatkan mutu pendidikan di SMP Miftahul Ulum

adanya penghambat seperti sarana dan prasarana dan lulusan kurang

mampu bersaing, hal ini secara teoritik sesuai dengan yang ada di dalam

bukunya E. Mulyasa Faktor penghambat (kelemahan dan tantangan)

kepala sekolah profesional untuk meningkatkan mutu pendidikan

mencakup: sistem politik kurang stabil, wawasan kepala sekolah yang

masih sempit, pengangkatan kepala sekolah yang belum transparan,

kurang sarana dan prasarana, lulusan kurang mampu bersaing, dan belum

Gambar

Tabel 4.1 Daftar Pendidik dan Tenaga Kependidikan
Tabel 4.2 Keadaan Siswa SMP Miftahul Ulum Kaliwates Jember
Tabel 4.3
Tabel 4.4 Keadaan Prasarana SMP Miftahul Ulum Kaliwates Jember

Referensi

Dokumen terkait

kalk di minum 1x1 sesuadah makan pada pagi hari dan Fe dan vitamin C di minum 1x1 sesudah makan pada malam hari sebelum tidur di minum dengan air putih atau air jeruk untuk

Membantu tugas karyawan yang tidak hadir di tempat kerja atau yang mempunyai beban kerja berat akan meningkatkan stabilitas (dengan cara mengurangi variabilitas) dari kinerja

(2) Jika suatu hypotheek dibebankan atas lebih dari satu bidang tanah, yang tidak semuanya terletak di daerah kerja seorang pejabat pembuat akte tanah, maka dengan

Oleh karena itu dalam penelitian ini, fokus permasalahan yang akan dibahas adalah mengenai perencanaan dan pemilihan karir peserta didik yang disesuaikan dengan

Pengaruh Modifikasi Dasar Permainan Bola Basket Terhadap Peningkatan Kemampuan Gerak Manipulatif Anak Tunagrahita Ringan.. Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Hasil dari pengolahan citra penginderaan jauh tidak terlepas dari adanya kesalahan. Kesalahan tersebut dapat terjadi akibat beberapa hal. Hal-hal yang dapat mempengaruhi

Oleh karena itu, banyak terdapat wanita yang memiliki pendidikan rendah, disebabkan karena banyak orang tua yang takut untuk menyekolahkan anaknya ke jenjang yang

Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah perusahaan peserta Corporate Governance Perception Index yang listing di Bursa Efek Indonesia periode 2013-2016