• Tidak ada hasil yang ditemukan

SUPERVISI AKADEMIK KEPALA SEKOLAH DALAM MENINGKATKAN KOMPETENSI PROFESIONAL GURU PAI (Studi Kasus di SD se-Kecamatan Sregen Tahun 2016) - Test Repository

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "SUPERVISI AKADEMIK KEPALA SEKOLAH DALAM MENINGKATKAN KOMPETENSI PROFESIONAL GURU PAI (Studi Kasus di SD se-Kecamatan Sregen Tahun 2016) - Test Repository"

Copied!
20
0
0

Teks penuh

(1)

ABSTRAK

SUPERVISI AKADEMIK KEPALA SEKOLAH DALAM MENINGKATKAN KOMPETENSI PROFESIONAL GURU PAI

(Studi Kasus di SD se-Kecamatan Sragen Tahun 2016) Oleh : Puji Handriyani

Email: pujihan81@gmail.com

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pelaksanaan supervisi akademik Kepala Sekolah dimulai dari perencanaan, pelaksanaan dan tindak lanjut serta keberhasilan supervisi akademik kepala sekolah dalam meningkatkan kompetensi profesional guru PAI. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif. Teknik pengambilan data melalui observasi dan wawancara.

Hasil penelitian menyimpulkan bahwa pertama, perencanaan kegiatan supervisi akademik kepala sekolah dimulai dengan pembuatan program supervisi kemudian disosialisasikan kepada semua guru agar mengetahui dan memahami sehingga timbul rasa tanggung jawab. Kedua, pelaksanaan supervisi akademik kepala sekolah di Kecamatan Sragen menggunakan tehnik kelompok dan perorangan. Sebagian besar kepala sekolah hanya melakukan supervisi secara kelompok dengan pembinaan guru secara bersama-sama di awal tahun ajaran baru. Beberapa kepala sekolah tidak melakukan supervisi perseorangan dengan kunjungan kelas, observasi kelas maupun pertemuan individual. Ketiga, program tindak lanjut supervisi akademik kepala sekolah di Kecamatan Sragen hanya berupa pembinaan yang bersifat umum dan dilakukan dalam rapat guru sehingga kurang menyasar kepada guru PAI. Keempat, supervisi akademik kepala sekolah di kecamatan Sragen kurang berhasil dalam meningkatkan kompetensi profesional guru PAI karena pelaksanaan supervisi akademik kepala sekolah belum terencana, sistematis dan berkelanjutan.

Kata kunci: supervisi akademik, kepala sekolah, kompetensi profesional, guru

(2)

ABSTRACK

The purpose of study is to investigate implementation of the principal academic supervision. The study starting from the planning, implementation and follow-up academic supervision to improving the professional competence of islamic teachers. This study used descriptive qualitative approach, Technique intake of data through observation and interviews.

The study concludes that first, the planning activities of the principal academic supervision starting with the production supervision program and then disseminate to all teachers in order to know and understand so that the resulting sense of responsibility. Second, the implementation of the principal academic supervision in the district of Sragen using the technique with groups and individuals. Most principals just do supervision in groups with teachers coaching together at the meeting of new school year. Some principal were supervising individual with visit classroom, observation classroom and individual meetings. Third, the follow-up program of the principal academic supervision in the district only form of guidance a general nature and is done in a teachers' meeting so that less targeted to islamic teachers. Fourth, the principal academic supervision in the district of Sragen loss success to improving the professional competence of islamic teachers. In the mplementation of the principal academic supervision, the principal has not been planned, systematic and sustainable.

Inggris keywords: academic supervision, principal, professional competence,

(3)

Pendahuluan

Sistem pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.1 Maka perlu lembaga/sekolah yang mampu menghasilkan manusia yang berkualitas serta didukung sumber daya manusia yang berkualitas pula.

Salah satu sumber daya manusia dalam penyelenggaraan pendidikan adalah kepala sekolah. Kepala sekolah mempunyai peran yang sangat penting dalam mempengaruhi sistem dalam sekolah. Secara operasional, kepala sekolah adalah orang yang berada terdepan dalam mengkoordinasikan upaya meningkatkan pembelajaran yang bermutu. Sebagai pemimpin lembaga di suatu sekolah memiliki peran yang cukup besar dalam membina kemampuan guru dalam proses pembelajaran. Untuk membuat guru menjadi profesional tidak semata-mata hanya meningkatkan kompetensinya baik melalui pemberian penataran, pelatihan maupun memperoleh kesempatan untuk belajar lagi, namun juga perlu memperhatikan guru dari segi yang lain seperti peningkatan disiplin, pemberian motivasi, pemberian bimbingan melalui supervisi.

1

(4)

Suharsimi2 menjelaskan bahwa kepala sekolah lebih dekat dengan sekolah bahkan melekat pada kehidupan sekolah yang lebih banyak mengarahkan perhatiannya pada supervisi pengajaran/akademik. Kepala sekolah merupakan supervisor yang sangat tepat karena kepala sekolahlah yang paling memahami seluk beluk kondisi dan kebutuhan sekolah yang dipimpinnya. Kepala Sekolah dituntut melakukan fungsinya sebagai manajer sekolah dalam meningkatkan proses pembelajaran dengan melakukan supervisi, membina, dan memberikan saran-saran positif kepada guru.

Salah satu kompetensi yang harus dimiliki kepala sekolah adalah kompetensi supervisi. Kompetensi supervisi sesuai permendiknas nomor 13 tahun 2007 mencakup perencanakan program supervisi akademik dalam rangka peningkatan profesionalisme guru, melaksanakan supervisi akademik terhadap guru dengan menggunakan pendekatan dan tehnik supervisi yang tepat dan menindaklanjuti hasil supervisi akademis terhadap guru dalam rangka peningkatan profesionalisme guru.3 Untuk menunjang kompetensi tersebut, kepala sekolah harus mempunyai pengetahuan dan keterampilan dalam merencanakan, melaksanakan dan menindaklanjuti supervisi dalam upaya meningkatkan kualitas sekolah. Untuk meningkatkan kualitas guru, kegiatan supervisi kepala sekolah melalui kegiatan pelayanan dan pembinaan dengan memberikan kesempatan kepada guru-guru untuk dapat berkembang secara profesional.

Dalam proses supervisi, supervisor dapat berperan sebagai sumber informasi, sumber ide, sumber petunjuk dalam berbagai hal dalam rangka peningkatan

2

Suharsimi Arikunto, Dasar-dasar supervisi, Jakarta: Rineka Cipta, 2004, 7. 3

(5)

kemampuan profesional guru. Supervisi sebagai koordinasi, kepala sekolah sebagai supervisor harus memimpin sejumlah guru/straf yang masing-masing mempunyai tugas dan tanggung jawab sendiri-sendiri. Supervisor haruslah menjaga agar setiap guru dapat menjalankan tugasnya dengan baik dalam situasi kerja yang kooperatif. Supervisi sebagai evaluasi, untuk mengetahui kemampuan guru yang akan dibina perlu dilakukan evaluasi sehingga program supervisi cocok dengan kebutuhan guru. Selain itu melalui evaluasi dapat pula diketahui kemampuan guru setelah mendapatkan bantuan dan latihan dari supervisor.4

Bafadal mengemukakan pula bahwa supervisi akademik akan mampu membuat guru semakin profesional apabila programnya mampu mengembangkan dimensi persyaratan profesional/kemampuan kerja.5 Oleh karena itu kegiatan supervisi akademik dipandang perlu untuk meningkatkan kompetensi profesional guru termasuk guru PAI dalam proses pembelajaran. Dan dengan perkembangan pendidikan yang semakin pesat, menuntut guru menjadi seorang yang berkembang pula di setiap tahunnya dan semakin profesional dalam mengajar, sehingga supervisi akademik perlu dilakukan secara efektif agar kekurangan-kekurangan dari guru dapat segera diatasi.

Guru Pendidikan Agama Islam merupakan salah satu guru di Sekolah Dasar yang mempunyai peran penting dalam pembentukan akhlak dan karakter anak. Sebagai guru mata pelajaran Pendidikan Agama Islam, guru PAI mempunyai hak yang sama dengan guru-guru yang lain seperti guru kelas dan guru Penjasorkes dalam supervisi Kepala Sekolah. Guru PAI mempunyai pengawas dari

4

Kompri, Manajemen Pendidikan 3, Bandung: Alfabeta, 2015, 196-197. 5

(6)

Kementrian Agama, namun hal ini tidak maksimal sehingga perlu peran Kepala Sekolah dalam memberikan supervisi secara rutin dan bertahap dengan jadwal dan program supervisi yang jelas.

Donni Juni Priansa dan Rismi Somad dalam penelitiannya menyatakan bahwa kepala sekolah perlu menguasai perencanaan supervisi akademik sehingga ia perlu menguasai kompetensi perencanaan supervisi akademik dengan baik. Terdapat sejumlah prinsip yang perlu diperhatikan dalam perencanaan supervisi akademik, yaitu menyangkut obyektivitas (data apa adanya) tanggung jawab, berkesinambungan, didasarkan pada Standar Nasional Pendidikan; serta didasarkan pada kebutuhan dan kondisi sekolah.6

Hasil penelitian Wahid Hasim menjelaskan bahwa pelaksanaan supervisi pembelajaran yang dilakukan oleh kepala sekolah/madrasah ditandai dengan melalui membuat perencanaan jadwal supervisi, pelaksanaannya menggunakan model, pendekatan dan teknik supervisi, observasi kelas dilakukan dengan menggunakan instrumen, dan menindaklanjuti supervisi. Kedua, pelaksanaan supervisi ditinjau dari teori supervisi di kedua sekolah/madrasah tersebut hanya sebagian yang dilaksanakan. Ketiga, dampak supervisi dapat meningkatan kompetensi profesional ditandai dengan meningkatnya guru dalam membuat silabus dan RPP secara mandiri. Keempat, perbedaan pelaksanaan supervisi di MTs Negeri belum melibatkan wakil kepala madrasah dan guru senior, sedangkan

6

(7)

di SMP Islam Al-Azhar telah melibatkan wakil kepala sekolah dan guru senior, dan dampaknya dapat meningkatkan kompetensi profesional guru.7

Dari penelitian di atas, bisa dilihat perbedaan dan persamaannya dengan penelitian ini. Persamaan penelitian ini dengan penelitian-penelitian yang ditampilkan di atas adalah membahas tentang supervisi kepala sekolah. Adapun yang membedakan penelitian ini dengan karya ilmiah dan penelitian lainnya yang telah ada pertama, lokasi yang peneliti lakukan di Kecamatan Sragen. Kedua, dalam penelitian sebelumnya, membahas tentang supervisi kepala sekolah terhadap guru secara umum, namun dalam penelitian ini, peneliti berusaha untuk menjelaskan supervisi akademik kepala sekolah dalam meningkatkan kompetensi profesional guru PAI di SD se Kecamatan Sragen. Dalam penelitian ini, peneliti menekankan pada supervisi akademik kepala sekolah dalam peningkatan kompetensi profesional guru terutama guru Pendidikan Agama Islam (PAI) di Sekolah Dasar yang berada di kecamatan Sragen Kabupaten Sragen.

Metodologi

Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Penelitian ini berusaha mendreskripsikan atau menggambarkan data-data yang telah diperoleh dari lapangan maupun literatur kepustakaan yang berkaitan dengan pembahasan. Penelitian ini bersifat deskriptif, hanya sebatas pada usaha untuk mengungkapkan suatu permasalahan, keadaan atau peristiwa sebagaimana berkenaan dengan masalah penelitian yaitu gambaran pelaksanaan supervisi akademik yang

(8)

dilakukan kepala sekolah dalam upaya meningkatkan kompetensi profesional guru PAI di SD se kecamatan Sragen. Teori-teori dalam penelitian ini digunakan untuk memahami dan menjelaskan realita sosial yang terjadi, sehingga teori tidak digunakan untuk mengintervensi realitas sosial tersebut. Dalam arti bahwa penelitian ini tidak untuk mendukung, membantah suatu teori.

Sumber data yang digunakan adalah data primer dan data sekunder. Data primer yang diperoleh dalam penelitian ini berasal dari kepala SD se-Kecamatan Sragen yang merupakan subyek dalam penelitian. Data sekunder diperoleh melalui guru-guru PAI, serta dokumen yang terkait dengan penelitian. Semua itu untuk menjelaskan supervisi akademik kepala sekolah dalam meningkatkan kompetensi profesional guru PAI SD se-Kecamatan Sragen.

(9)

Setelah seluruh data yang dibutuhkan berhasil dikumpulkan, langkah selanjutnya adalah melakukan proses verifikasi data supaya data yang ada dapat dipertanggung jawabkan secara ilmiah. Data tersebut diuji keabsahan dengan triangulasi data, untuk mengetahui sejauhmana temuan-temuan di lapangan benar-benar representatif untuk dijadikan pedoman analisis dan juga untuk mendapatkan informasi yang luas tentang perspektif penelitian.

Perencanaan

Tugas kepala sekolah dalam supervisi akademik yang pertama adalah merencanakan program supervisi. Kepala Sekolah membuat perencanaan supervisi di awal tahun ajaran baru. Perencanaan ini diwujudkan dalam program supervisi kepala sekolah. Supervisi lebih ditekankan kepada semua guru baik guru kelas maupun guru mata pelajaran seperti Pendidikan Agama Islam.

Kepala sekolah di kecamatan Sragen belum semua menyusun program supervisi. Ada sebagaian yang sudah menyusun, tetapi hanya menggandakan tahun sebelumnya dan hanya mengganti tanggal dan tahun saja. Sebagian besar kepala sekolah juga belum mensosialisasikan program supervisi kepada semua guru, sehingga guru kurang mengetahui program supervisi akademik kepala sekolah.

(10)

menyusun program supervisi yang berkaitan dengan jadwal kunjungan kelas, Kepala Sekolah berkoordinasi dengan guru yang terkait. Hal ini dimaksudkan agar semua guru ikut terlibat dan bertanggung jawab dalam pelaksanaannya. Apabila guru mengetahui adanya kegiatan supervisi, mereka akan mempersiapkan diri sebaik mungkin. Adanya supervisi akademik akan mendorong guru untuk melengkapi administrasi dan menyiapkan pembelajaran baik guru kelas maupun guru mata pelajaran. Dalam penyusunan kelengkapan administrasi dan perangkat lainnya secara bersama-sama di awal tahun ajaran baru akan ada rasa kebersamaan dan tentunya akan membuat guru bersemangat. Hal ini bisa digunakan kepala sekolah untuk memberikan pembinaan dan bimbingan dalam penyusunan administrasi serta menjelaskan manfaat adanya supervisi.

Pelaksanaan

Pelaksanaan supervisi akademik kepala sekolah di SD se-Kecamatan Sragen menggunakan dua tehnik, yaitu kelompok dan perseorangan. Sebagian besar kepala sekolah menggunakan tehnik kelompok dalam supervisi dan hanya sebagian kecil yang melakukan tehnik perseorangan.

(11)

pelaksanaan supervisi kelompok digunakan kepala sekolah untuk memberikan motivasi kepada guru agar memiliki semangat dan tanggung jawab dalam melaksanakan tugas.

Tidak semua kepala sekolah melakukan supervisi akademik dengan kunjungan kelas kepada guru PAI. Hal ini dikarenakan perbedaan latar belakang pendidikan, sehingga kepala sekolah merasa kurang mampu melakukan kegiatan supervisi kepada guru PAI. Sebagian besar kepala sekolah beranggapan bahwa supervisi akademik untuk guru PAI adalah tugas pengawas PAI dan bukan kepala sekolah.

Di Kecamatan Sragen, ada sekolah yang mempunyai guru lebih dari 50 orang. Dalam melaksanaan supervisi kunjungan kelas, kepala sekolah dibantu wakil kepala bagian Akademik dan koordinator masing-masing jenjang. Semua guru kelas maupun guru mata pelajaran Pendidikan Agama Islam mempunyai waktu dan kesempatan yang sama dalam supervisi. Kegiatan supervisi kunjungan kelas menggunakan instrumen penilaian. Hal ini dimaksudkan untuk memudahkan wakil kepala sekolah dan koordinator jenjang melaporkan hasil supervisi kepada kepala sekolah.

(12)

Tindak lanjut

Belum semua kepala SD di Kecamatan Sragen melakukan tindak lanjut supervisi akademik, karena memang tidak semua kepala sekolah melakukan supervisi. Kepala sekolah menyadari bahwa pemberian tindak lanjut sering diabaikan, dan ada yang tidak melakukannya. Pembinaan dalam rapat hanya bersifat rutinitas dan tidak menyasar pada permasalahan yang sedang dihadapi guru. Permasalahan dalam mengajar tentu dialami oleh masing-masing guru, namun terkadang kepala sekolah hanya menyimpan instrumen supervisi sebagai dokumen administrasi saja. Tentu hal ini tidak memberikan manfaat dalam peningkatan kompetensi profesional guru PAI.

Dalam kegiatan tindak lanjut, peran kepala sekolah dalam memberikan pembinaan sangat diperlukan. Guru yang mempunyai kekurangan perlu dimotivasi dan diberi saran sesuai permasalahan yang dihadapi. Guru yang mempunyai kelebihan perlu diapresiasi dan diberi penghargaan agar lebih bersemangat lagi dalam meningkatkan kemampuan diri.

(13)

Sasaran terpenting dalam tindak lanjut hasil supervisi guru adalah peningkatan kegiatan pembelajaran. Dengan adanya tindak lanjut, minimal dapat memberi solusi terhadap kendala-kendala yang muncul dalam pembelajaran. Selain masukan dari supervisor, masukan dari guru juga bisa dijadikan perbaikan dalam proses supervisi.

Keberhasilan

Keberhasilan supervisi akademik Kepala Sekolah dalam meningkatkan kompetensi profesional guru PAI kurang maksimal dilihat dari sisi pelaksanaan. Kepala Sekolah hanya melaksanakan supervisi kelompok dengan rapat guru di awal tahun ajaran baru. Hal ini disampaikan kepala sekolah untuk memberikan pembinaan dan pengarahan tentang kelengkapan administrasi kepada guru. Pembinaan dan pengarahan administrasi hanya bersifat umum dan kurang fokus dalam peningkatan kompetensi profesional guru Pendidikan Agama Islam.

(14)

Kepala Sekolah ada yang tidak melakukan supervisi akademik kepada guru PAI. Dalam supervisi kelompok, Kepala Sekolah kurang melakukan diskusi dengan guru PAI membahas materi yang berkaitan dengan pelajaran Pendidikan Agama Islam. Hal ini dikarenakan faktor latar belakang pendidikan. Penguasaan materi pelajaran yang diampu guru tidak semua wajib dikuasai kepala sekolah. Apabila kepala sekolah menguasai materi yang diampu guru, tentu bimbingan akan lebih maksimal karena kepala sekolah sudah berpengalaman dalam menyampaikan materi tersebut. Hal ini hendaknya tidak perlu dijadikan alasan kepala sekolah untuk tidak melakukan kegiatan supervisi kepada guru PAI. Guru PAI juga perlu bimbingan dan pembinaan dari kepala sekolah dalam memilih strategi dan metode dalam penyampaian materi pembelajaran.

Kepala Sekolah kurang memahami tujuan supervisi akademik. Kepala Sekolah hanya melihat supervisi secara sempit. Kepala Sekolah kurang memahami bahwa tujuan kegiatan supervisi adalah untuk pengembangan profesional, pengawasan kualitas dan penumbuhan motivasi. Melihat tujuan supervisi, tentu tidak membedakan latar belakang pendidikan serta materi pelajaran yang diampu guru masing-masing.

(15)

Tujuan supervisi adalah memperbaiki pembelajaran. Namun ada kepala sekolah yang melaksanakan supervisi hanya sekedar melaksanakan program kepala sekolah dan sebagai bukti administrasi saja. Bukti administrasi ini digunakan kepala sekolah ketika ditanya dan disupervisi manajerial oleh pengawas sekolah.

Kepala Sekolah yang tidak melakukan tahapan-tahapan supervisi akademik dari awal, membuat guru kebingungan dengan apa yang dilakukan kepala sekolah. Kepala sekolah yang mengawasi cara mengajar guru dari luar kelas, tanpa ada pemberitahuan, merupakan contoh supervisi yang belum baik. Hal ini kurang memberikan pengaruh signifikan terhadap guru PAI. Hal ini tidak sesuai dengan prinsip supervisi akademik yaitu bersifat sistematis, artinya dikembangkan sesuai perencanaan program supervisi yang matang dan tujuan pembelajaran serta kooperatif (ada kerja sama yang baik antara supervisor dan guru dalam mengembangkan pembelajaran).8

Kegiatan supervisi akademik Kepala Sekolah di Kecamatan Sragen kurang memberikan kontribusi kepada peningkatan kompetensi guru PAI. Hal ini diungkapkan salah satu guru PAI yaitu Pranto Sutrisno yang mengatakan bahwa supervisi akademik kepala sekolah belum signifikan pada kemajuan pembelajaran PAI di kelas.9 Hal ini dirasakan oleh guru PAI, karena kepala sekolah hanya memberikan bimbingan secara kelompok saja dan tidak spesifik kepada guru PAI. Sebagai seorang guru PAI, Pranto Sutrisno merasa supervisi akademik Kepala

8

Materi Pelatihan ..., 8-9. 9

(16)

Sekolah saat ini belum berhasil dalam meningkatkan kompetensi profesional guru PAI.

Peningkatan kompetensi profesional guru PAI ditandai dengan meningkatnya kualitas guru PAI. Hal ini ditunjukkan bahwa guru PAI memiliki sifat dan kepribadian sebagai muslim yang bertakwa kepada Allah SWT dan sebagai warga negara Indonesia serta cendekia dan mampu mengembangkannya, menguasai wawasan kependidikan, khususnya berkenaan dengan pendidikan pada tingkat dasar, menguasai bahan pengajaran Pendidikan Agama Islam pada jenjang pendidikan dasar serta konsep dasar keilmuan yang menjadi sumbernya, mampu merencanakan dan mengembangkan program pengajaran Pendidikan Agama Islam pada jenjang pendidikan dasar, mampu melaksanakan program pengajaran Pendidikan Agama Islam sesuai dengan kemampuan dan perkembangan anak usia pendidikan dasar, mampu menilai proses dan hasil belajar mengajar murid sekolah, mampu berinteraksi dengan sejawat dan masyarakat serta peserta didik sekolah, dan mampu memahami dan memanfaatkan hasil penelitian untuk menunjang pelaksanaan tugasnya sebagai guru agama Islam di sekolah.10

Dari penelitian di atas, dapat dilihat bahwa supervisi akademik kepala sekolah kurang berhasil meningkatkan kompetensi profesional guru PAI. Guru PAI dalam penguasaan bahan pengajaran Pendidikan Agama Islam, merencanakan, melaksanakan serta menilai proses dan hasil belajar diperoleh selama menempuh pendidikan. Kegiatan supervisi yang dilakukan kepala sekolah

10

(17)

kurang memberi dampak kepada guru PAI, karena kegiatan supervisi akademik kepala sekolah tidak dilaksanakan secara terencana, sistematis dan berkelanjutan.

Pelaksanaan supervisi akademik di sekolah belum memberikan pengaruh dalam meningkatkan kompetensi profesional guru PAI. Guru PAI tidak merasakan bahwa adanya supervisi akademik kepala sekolah untuk memberikan bantuan mengatasi kesulitan dalam melaksanakan tugas mengajar. Di sisi lain kepala sekolah belum menguasai prinsip dan teknik supervisi yang benar sehingga menyebabkan berbagai masalah seperti guru seakan-akan tidak membutuhkan supervisi akademik kepala sekolah.

Pelaksanaan supervisi akademik kepala sekolah di Kecamatan Sragen yang belum menyasar kepada guru PAI, kurang berdampak terhadap peningkatan profesional guru PAI. Namun demikian, nilai hasil belajar siswa terutama pelajaran Pendidikan Agama Islam tetap di atas Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM). Hal ini dikarenakan kebijakan pemerintah dalam pendidikan. Aturan pemerintah yang menetapkan batas minimal ketuntasan dalam pencapaian nilai mata pelajaran, membuat guru tidak profesional dalam memberikan nilai. Anak yang mendapat nilai di bawah KKM ditindak lanjuti dengan kegiatan remidial sampai nilai mencapai KKM. Namun ketika sudah diadakan remidial tetapi nilai tetap sama, guru tetap memberikan nilai sesuai KKM karena kebijakan pemerintah yang membuat guru harus melakukan hal tersebut.

(18)

hasil belajar anak, namun juga untuk peningkatan kualitas diri dan menunjang pelaksanaan tugas sebagai guru PAI di sekolah

Tugas kepala sekolah sebagai supervisor adalah memberi bimbingan, pembinaan, pelayanan, pengawasan dan penilaian pada masalah-masalah yang berhubungan dengan teknis penyelenggaraan dan pengembangan pendidikan dan pengajaran. Sebelum melakukan supervisi terhadap guru, Kepala sekolah hendaknya menyusun program supervisi akademik secara sistematis serta melibatkan guru dengan tujuan untuk mencapai persamaan persepsi bahwa kegiatan supervisi dalam rangka membantu dan memperbaiki kekurangan guru dalam prosesa pembelajaran, bukan untuk mencari kesalahan dan kekurangan guru. Sehingga tercipta rasa tanggung jawab bersama. Kemudian melakukan sosialisasi sebelum pelaksanaan supervisi. Kepala sekolah sebagai supervisor perlu memahami pengertian, prinsip-prinsip, tujuan dan teknik-teknik dalam supervisi. Setelah pelaksanaan, sebagai pemantapan perlu tindak lanjut sebagai bentuk analisis hasil supervisi yang telah dilaksanakan dengan memberikan penghargaan, saran perbaikan maupun bimbingan dan pembinaan.

Kesimpulan

(19)

Belum semua kepala sekolah melakukan perencanaan dalam supervisi akademik. Terbukti ada kepala sekolah yang tidak menyusun program supervisi. Ada yang sudah menyusun tetapi hanya menggunakan program tahun-tahun sebelumnya tanpa ada perubahan.

Pelaksanaan supervisi akademik kepala sekolah di Kecamatan Sragen menggunakan tehnik kelompok dan perorangan. Sebagian besar kepala sekolah hanya melakukan supervisi secara kelompok dengan pembinaan guru secara bersama-sama di awal tahun ajaran baru. Beberapa kepala sekolah tidak melakukan supervisi perseorangan dengan kunjungan kelas, observasi kelas maupun pertemuan individual. Kepala sekolah memahami supervisi hanya untuk mengawasi dan menilai kinerja guru.

Program tindak lanjut supervisi akademik kepala sekolah di Kecamatan Sragen hanya dengan pembinaan yang bersifat umum dan dilakukan dalam rapat guru sehingga tidak menyasar kepada guru PAI. Sebagaian besar Kepala Sekolah hanya menyarankan agar guru PAI aktif di kegiatan Kelompok Kerja Guru Pendidikan Agama Islam (KKG PAI) di kecamatan Sragen.

(20)

melakukan supervisi. Ketiga, Kepala Sekolah sebagian besar belum melakukan supervisi kepada guru PAI, dengan alasan latar belakang pendidikan yang berbeda dan kurang memahami materi PAI. Keempat, tugas dan kewajiban kepala sekolah serta belum ada tenaga administrasi membuat kepala sekolah kerepotan dalam administrasi.

Daftar pustaka

Donni Juni Priansa, Rismi Somad, Manajemen Supervisi dan Kepamimpinan Kepala Sekolah, Bandung: Alfabeta, 2014.

Ibrahim Bafadal, Supervisi pengajaran: Teori dan aplikasinya dalam membina profesional guru, Jakarta: Bumi Aksara, 1992.

Kompri, Manajemen Pendidikan 3, Bandung: Alfabeta, 2015

Permendiknas nomor 13 taun 2007 ,

http://www.slideshare.net/YaniPitoy/permen-13-2007standar-kepala-sekolah. diunduh pada hari Kamis, 21 Juli 2016.

Suharsimi Arikunto, Dasar-dasar supervisi, Jakarta: Rineka Cipta, 2004.

Wahid Hasim, “Supervisi Pembelajaran Kepala Madrasah dalam Meningkatkan

Kompetensi Guru (Studi Multi Kasus di MTs Negeri dan SMP Islam

Al-Azhar 18 Salatiga)”, Salatiga: Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Salatiga,2013.

Referensi

Dokumen terkait

Tujuan Penelitian ini adalah untuk mendiskripsikan perencanaan, pelaksanaan, dan tindak lanjut supervisi akademik Kepala Sekolah Dasar Negeri 4 Grobogan. Jenis penelitian

Sasaran dalam perencanaan supervisi akademik kepala sekolah adalah kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran, mulai dari merencanakan, melaksanakan, dan mengevaluasi hasil

Manajemen kepala sekola dalam melaksanakan supervisi akademik di SMA Negheri 5 Lubuklinggau, Tindak lanjut supervisi akademik yang di mamksut di sini adalah untuk menindak

Permasalahan yang diambil dalam penelitian ini adalah bagaimana mempengaruhi pelaksanaan supervisi akademik Kepala Sekolah kompetensi pedagogik guru ekonomi dan kompetensi

Dengan demikian penyusunan rencana supervisi akademik merupakan hal penting, yang dilakukan oleh kepala sekolah, dalam rangka meningkatkan kompetensi guru dalam

Bagaimana tindak lanjut yang akan dilakukan dengan hasil yang didapat dari supervisi akademik Kepala Sekolah berbasis kunjungan kelas3. Jawab:* Pembinaan guru secara periodik

Tujuan penelitian: 1) mengungkap peran supervisi akademik kepala sekolah dalam meningkatkan Kompetensi Profesional Guru PAI Membuat Penelitian Tindakan Kelas (PTK) di

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana perencanaan, pelaksanaan, evaluasi, tindak lanjut dan faktor- faktor yang mempengaruhi supervisi akademik dalam