• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II KERANGKA TEORITIS. Definisi bank dan perbankan menurut UU No.7 Tahun 1992 tentang perbankan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB II KERANGKA TEORITIS. Definisi bank dan perbankan menurut UU No.7 Tahun 1992 tentang perbankan"

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

KERANGKA TEORITIS

2.1Pengertian Bank

Definisi bank dan perbankan menurut UU No.7 Tahun 1992 tentang perbankan sebagaimana telah diubah dengan UU No. 10 Tahun 1998 adalah:

1. Perbankan adalah sesuatu yang menyangkut tentang bank, mencakup kelembagaan, kegiatan usaha serta cara dan proses dalam melaksanakan kegiatan usahanya.

2. Bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup masyarakat banyak.

3. Bank Umum adalah bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional dan atau berdasarkan prinsip syariah yang dalam kegiatannya memberikan jasa dalam lalulintas pembayaran.

4. Bank Perkreditan Rakyat adalah bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional atau berdasarkan prinsip syariah yang dalam kegiatannya tidak memberikan jasa dalam lalulintas pembayaran

Pengertian yang lebih teknis dapat ditemukan pada Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) dan Surat Keputusan Menteri Keuangan RI Nomor 792 tahun 1990. Pengertian Bank menurut PSAK Nomor 31 dalam Standar Akuntansi Keuangan (1999:31.1) adalah :

Bank adalah suatu lembaga yang berfungsi sebagai perantara keuangan antara pihak-pihak yang memiliki kelebihan dana dan pihak-pihak yang memerlukan dana, serta sebagai lembaga yang berfungsi memperlancar lalu lintas pembayaran.

Sedangkan berdasarkan SK Menteri Keuangan Nomor 792 Tahun 1990, pengertian Bank adalah :

(2)

Bank merupakan suatu badan yang kegiatannya dibidang keuangan melakuikan penghimpunan dan penyaluran dana kepada masyarakat terutama guna membiayai investasi perusahaan.

Berdasarkan definisi-definisi diatas dapat disimpulkan bahwa Bank adalah lembaga keuangan yang kegiatannya menghimpun dan menyalurkan dana dari dan kepada masyarakat yang memiliki fungsi memperlancar lalu lintas pembayaran. Dengan kata lain Bank adalah lembaga keuangan yang usaha pokoknya memberikan kredit serta jasa-jasa dalam lalu lintas pembayaran dan peredaran uang.

Di Indonesia, pengemban tertinggi atas dua fungsi di atas terletak pada Bank Indonesia selaku Bank Sentral dan bank-bank umum. Kehadiran lembaga perbankan tidak pernah ada jika dalam perekonomian tidak memiliki kelebihan dana yang dapat disisihkan sebagai tabungan. Menurut Judisseno (2005) keberadaan bank sebagai perantara dapat membawa dampak ekonomi yang sangat berarti, seperti:

Penghimpun dan penyaluran dana. Kelompok yang mempunyai kelebihan dana dapat menyalurkan dananya dengan harapan menerima penghasilan bunga atas jasa yang diberikannya. Sedangkan kelompok yang kekurangan dana dapat menerima kepercayaan bank dan atau meminjamnya untuk berbagai keperluan, misalnya untuk keperluan yang sifatnya konsumtif dan atau untuk menambah modal usaha. • Mempermudah pembayaran. Dalam operasionalnya menghimpun dan

menyalurkan dana, bank memberikan solusi yang terbaik untuk bertransaksi dengan cara lebih ”aman”; misalnya pelayanan dalam mekanisme pembayaran (transfer of fund), pelayanan dalam perdagangan luar negeri, penyimpanan dan/atau pengamanan serta pengawasan barang-barang berharga dan harta milik (trust services).

(3)

Peningkatan lapangan kerja dan pemerataan penghasilan. Dalam menyalurkan dana ke masyarakat, atas petunjuk dan pengarahan dari pemerintah, lembaga perbankan dapat memprioritaskan kepada sektor yang banyak menyerap tenaga kerja (labour intensive atau padat karya) dan atau golongan ekonomi lemah dengan menerapkan persyaratan dan tingkat bunga ”khusus”. Kebijakan ini otomatis dapat meningkatkan lapangan kerja, pemerataan penghasilan, dan taraf hidup masyarakat. • Stabilisator perekonomian. Jumlah uang beredar secara langsung dapat dikontrol

oleh perbankan dengan cara menarik atau mengalirkan uang ke masyarakat. Pada waktu terjadi inflasi, bank akan menarik uang yang beredar – kondisi ini disebut tight money policy – sebaliknya jika terjadi kelesuan usaha, bank dapat menyalurkan dana untuk menunjang kegiatan usaha masyarakat, ini disebut easy money policy.

2.2 Fungsi dan Usaha Bank

Bank merupakan salah satu institusi keuangan yang menjalankan peranan sebagai financial intermediary. Bank memberikan jasa-jasa finansial baik kepada unit yang surplus maupun unit yang defisit. Menurut Dahlan Siamat (1993), bank umum menjalankan beberapa fungsi dasar yaitu :

1. Menyediakan mekanisme dan alat pembayaran yang lebih efisien dalam kegiatan ekonomi.

2. Menciptakan uang.

(4)

4. Menawarkan jasa-jasa keuangan lain.

Dalam Pasal 6 UU No.7 Tahun 1992 tentang Perbankan sebagaimana telah diubah dengan UU No.10 Tahun 1998, pasal tersebut mengatur tentang usaha bank umum yang terdiri dari :

a) Menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan berupa giro, deposito berjangka, sertifikat deposito, tabungan, dan/atau bentuk lainnya yang dipersamakan dengan itu

b) Memberikan kredit

c) Menerbitkan surat pengakuan hutang

d) Membeli, menjual atau menjamin atas risiko sendiri maupun untuk kepentingan dan atas perintah nasabahnya:

1. Surat-surat wesel termasuk diakseptasi oleh bank yang masa berlakunya tidak lebih lama daripada kebiasaan dalam perdagangan suart-surat dimaksud

2. Surat pengakuan hutang dan kertas dagang lainnya yang masa berlakunya tidak lebih lama dari kebiasaan dalam perdagangan surat-surat dimaksud

3. Kertas perbendaharaan negara dan surat jaminan pemerintah 4. Sertifikat Bank Indonesia (SBI)

5. Obligasi

6. Surat dagang berjangka waktu sampai dengan 1 (satu) tahun

7. Instrumen surat berharga lain yang berjangka sampai dengan 1 (satu) tahun e) Memindahkan uang baik untuk kepentingan sendiri maupun untuk kepentingan

nasabah

f) Menempatkan dana pada, meminjam dana dari, atau meminjamkan dana kepada bank lain, baik dengan menggunakan surat, sarana telekomunikasi maupun dengan wesel unjuk, cek atau sarana lainnya

g) Menerima pembayaran dari tagihan atas surat berharga dan melakukan perhitungan dengan atau antar pihak ketiga

(5)

h) Menyediakan tempat untuk menyimpan barang dan surat berharga

i) Melakukan kegiatan penitipan untuk kepentingan pihak lain berdasarkan suatu kontrak

j) Melakukan penempatan dana dari nasabah kepada nasabah lainnya dalam bentuk surat berharga yang tidak tercatat di bersa efek

k) Melakukan kegiatan anjak piutang (factoring), usaha kartu kredit dan kegiatan wali amanat

l) Menyediakan pembiayaan dan atau melakukan kegiatan lain berdasarkan Prinsip Syariah, sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan oleh Bank Indonesia

m) Melakukan kegiatan lain yang lazim dilakukan oleh bank sepanjang tidak bertentangan dengan undang-undang ini dan peraturan perundang-undangan yang berlaku

Pada intinya fungsi bank secara umum berdasarkan penjelasan diatas adalah menerima dan menyalurkan dana dalam berbagai macam bentuk penyalurannya kepada masyarakat luas agar kegiatan perekonomian dapat berjalan dengan baik. Bank merupakan perpanjangan tangan dari bank sentral dalam mengurus berbagai kegiatan aliran keuangan. Dengan demikian perbankan nasional berfungsi memelihara dan menjaga peredaran uang agar memadai dalam mendanai berbagai kebutuhan perekonomian bangsa. Perbankan sebagai industri jasa keuangan, harus menjalankan bisnisnya berdasarkan pronsip kehati-hatian (prudential banking) yang sangat ketat langsung dibawah pengawasan Bank Indonesia sebagai bank sentral. Faktor utama yang menyebabkan prinsip kehati-hatian ini adalah faktor risiko yang sangat tinggi dan

(6)

melibatkan banyak sekali keterkaitan antara kepentingan lainnya yang merupakan hajat hidup perekonomian suatu negara.

2.3 Sasaran Manajemen Bank

Menurut Dahlan Siamat (2001), dalam menjalankan kegiatan operasionalnya, manajemen bank menetapkan sasaran-sasaran yang pada prinsipnya dapat dibedakan berdasarkan jangka waktu.

2.3.1 Sasaran Jangka Pendek

Sasaran manajemen bank jangka pendek meliputi pemenuhan likuiditas terutama untuk memenuhi likuiditas wajib minimum yang ditetapkan oleh otoritas moneter di samping kebutuhan likuiditas untuk memenuhi penarikan dana oleh nasabah sehari-hari. Selain itu, bank juga memiliki sasaran jangka pendek untuk menyediakan jasa-jasa lalulintas pembayaran dan penanaman dana dalam bentuk surat-surat berharga jangka pendek atau instrumen pasar uang (Siamat, 2001).

2.3.2 Sasaran Jangka Panjang

Secara umum, sasaran jangka panjang manajemen bank adalah untuk memperoleh keuntungan dari kegiatan bank untuk meningkatkan value perusahaan dan memaksimalkan kekayaan pemilik bank (maximizing shareholders’ wealth). Untuk mencapai sasaran jangka panjang ini, bank tidak boleh mengorbankan sasaran jangka pendek dan mengabaikan praktek-praktek dan prinsip-prinsip perbankan yang sehat. Walaupun sasaran jangka panjang ini penting untuk dicapai, sasaran jangka pendek mutlak harus dipenuhi.

(7)

Penjelasan di atas mengindikasikan bahwa sasaran pokok manajemen bank pada dasarnya adalah untuk memaksimalkan kekayaan pemilik bank. Untuk mencapai sasaran ini manajemen bank harus memperhatikan beberapa hal di bawah dalam pengelolaan aktiva dan kewajibannya:

1. Mengelola likuditasnya.

2. Memperkecil risiko dengan mengalokasikan dananya pada aset berisiko rendah atau melakukan diversifikasi

3. Memperoleh dana dengan biaya rendah

4. Menentukan jumlah modal yang harus dipertahankan dan meningkatkan modal sesuai kebutuhan

2.4 Pengukuran Kinerja Bank

Bank sebagai lembaga yang dipercaya untuk mengumpulkan dan menyalurkan dana kepada masyarakat dalam melaksanakan kegiatannya, haruslah mengutamakan profesionalitas dan kredibilitas yang tinggi. Salah satu cara untuk mencapai tujuan tersebut adalah bank harus menunjukkan tingkat kesehatan dalam kinerjanya, seperti yang dipersyaratkan sesuai dengan tuntutan agar dapat menghadapi perkembangan perekonomian nasional yang senantiasa bergerak cepat, kempetitif, dan terintegrasi dengan tantangan yang semakin kompleks serta sistem keuangan yang semakin maju. Kesehatan bank ini berhubungan dengan status bank yang digolongkan memiliki kecukupan modal, kualitas aset, kualitas manajemen, likuiditas, rentabilitas, solvabilitas, dan aspek lain yang berhubungan dengan usaha bank, dan dalam melakukan kewajiban kegiatan usahanya sesuai dengan prinsip kehati-hatian (Judisseno, 2005).

(8)

2.4.1 Pengertian Kinerja

Menurut Sawir (2003) ”kinerja adalah kemampuan perusahaan untuk mendapatkan penghasilan atau untuk meraih keuntungan (laba) dan kemampuan dalam mengelola perusahaan secara efisien”. Kinerja keuangan adalah prestasi manajemen yang diukur dari sudut keuangan (Darsono, 2005)

Pengertian pengukuran kinerja dapat diartikan sebagai suatu usaha yang dilaksanakan oleh seseorang untuk mengevaluasi secara kuantitatif hasil dari aktivitas-aktivitas yang dilaksanakan oleh suatu perusahaan pada suatu periode tertentu. Salah satu bahan penilaian kinerja perusahaan adalah dari kondisi keuangan perusahaan. Kinerja keuangan mencerminkan mampu atau tidaknya perusahaan tersebut memberikan tingkat pengembalian yang diharapkan oleh pemegang saham. Dengan begitu, perusahaan dapat membuat keputusan atau kebijakan yang tepat sesuai dengan kondisi perusahaan pada khususnya dan kondisi perekonomian pada umumnya. Penilaian kinerja perusahaan dilakukan melalui analisis terhadap laporan keuangan perusahaan.

Laporan keuangan adalah beberapa lembar kertas dengan angka-angka yang tertulis di atasnya, tetapi penting juga untuk memikirkan aset-aset nyata yang mendasari angka-angka tersebut (Brigham & Houston, 2006). Menurut Budi Raharjo (2001), laporan keuangan adalah laporan pertanggungjawaban manejer atau pimpinan perusahaan atas pengelolaan perusahaan yang dipercayakan kepadanya kepada pihak-pihak yang mempunyai kepentingan (stakeholders) di luar perusahaan; pemilik, perusahaan, pemerintah, kreditor, dan pihak lainnya.

(9)

Dari pengertian-pengertian tersebut, dapat disimpulkan bahwa laporan keuangan adalah kertas yang bertuliskan angka-angka yang memberikan informasi sehubungan dengan posisi keuangan dan hasil-hasil yang telah dicapai oleh perusahaan yang bersangkutan.

Jadi, melalui laporan keuangan akan dapat dinilai kemajuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban-kewajibannya dalam jangka pendek, struktur modal perusahaan, distribusi daripada aktivanya, keefektifan penggunaan aktiva, hasil usaha atau pendapatan yang telah dicapai, dan beban-beban tetap yang harus dibayar.

2.5.Analisa CAMEL

Tingkat kesehatan bank pada dasarnya dinilai pendekatan kualitatif dan kuantitatif atas berbagai aspek yang berpengaruh terhadap kondisi dan perkembangan suatu bank. Rasio CAMEL yang diterapkan pada penelitian ini tidak sepenuhnya sama dengan Ketentuan tentang Tata Cara Pengukuran Kesehatan Bank yang telah ditetapkan oleh BI, mengingat laporan keuangan yang dipublikasikan oleh pihak bank tidak sepenuhnya memuat data-data yang diperlukan dalam penghitungan. Penghitungan rasio keuangan dengan menggunakan metoda CAMEL (Siamat, 1993: 267), dapat dijabarkan sebagai berikut:

1. Capital

Capital dapat dihitung dengan menggunakan CAR. Rasio ini digunakan sebagai indikator terhadap kemampuan bank menutupi penurunan aktiva akibat terjadinya kerugian-kerugian atas aktiva bank dengan menggunakan

(10)

modalnya sendiri. CAR merupakan perbandingan antara modal sendiri dengan Aktiva Tertimbang Menurut Resiko (ATMR).

CAR =

Komponen modal inti pada prinsipnya terdiri atas modal disetor dan cadangan-cadangan yang dibentuk dari laba setelah pajak, dengan perincian sebagai berikut:

1. Modal disetor

Modal disetor adalah modal yang telah disetor secara efektif oleh pemiliknya. Bank yang berbadan hukum koperasi, modal disetor terdiri atas simpanan pokok dan simpanan wajib para anggotanya.

2. Agio saham

Agio saham adalah selisih lebih setoran modal yang diterima oleh bank sebagai akibat dari harga saham yang melebihi nilai nominalnya.

3. Cadangan umum

Cadangan yang dibentuk dari penyisihan laba ditahan atau laba bersih setelah dikurangi pajak dan mendapat persetujuan rapat umum pemegang saham atau rapat anggota sesuai anggaran dasar masing- masing.

4. Cadangan tujuan

Cadangan tujuan adalah bagian laba setelah dikurangi pajak yang disisihkan untuk tujuan tertentu dan telah mendapat persetujuan rapat umum pemegang saham atau rapat anggota.

(11)

5. Laba ditahan

Laba ditahan adalah saldo laba bersih setelah dikurangi pajak yang oleh rapat umum pemegang saham atau rapat anggota diputuskan untuk tidak dibagikan.

6. Laba tahun lalu Laba tahun lalu adalah laba bersih tahun-tahun lalu setelah dikurangi pajak dan belum ditentukan penggunaannya oleh rapat umum pemegang saham atau rapat anggota. Jumlah laba tahun lalu yang diperhitungkan sebagai modal hanya sebesar 50%. Jika bank mempunyai saldo rugi pada tahun-tahun lalu, seluruh kerugian tersebut menjadi faktor pengurang dari modal inti.

7. Laba tahun berjalan Laba tahun berjalan adalah laba yang diperoleh dalam tahun buku berjalan setelah dikurangi taksiran utang pajak. Jumlah laba tahun buku berjalan yang diperhitungkan sebagai modal inti hanya sebesar 50%. Jika bank mengalami kerugian pada tahun berjalan, seluruh kerugian tersebut menjadi faktor pengurang dari modal inti.

8. Bagian kekayaan bersih anak perusahaan yang laporan keuangannya dikonsolidasikan.

Bagian kekayaan bersih tersebut adalah modal inti anak perusahaan setelah dikompensasikan nilai penyertaan bank pada anak perusahaan tersebut. Anak perusahaan adalah bank dan Lembaga Keuangan Bukan Bank (LKBB) lain yang mayoritas sahamnya dimiliki oleh bank.

(12)

Modal pelengkap terdiri atas cadangan-cadangan yang tidak dibentuk dari laba setelah pajak dan pinjaman yang sifatnya dapat dipersamakan dengan modal, dengan perincian sebagai berikut:

1. Cadangan revaluasi aktiva tetap.

Cadangan revaluasi aktiva tetap adalah cadangan yang dibentuk dari selisih penilaian kembali aktiva tetap yang telah mendapat persetujuan dari Direktorat Jenderal Pajak.

2. Cadangan penghapusan aktiva yang diklasifikasikan.

Cadangan penghapusan aktiva yang diklasifikasikan adalah cadangan yang dibentuk dengan cara membebani laba rugi tahun berjalan. Hal ini dimaksudkan untuk menampung kerugian yang mungkin timbul sebagai akibat tidak diterimanya kembali sebagian atau seluruh aktiva

produktif. 3. Modal kuasi.

Modal kuasi adalah modal yang didukung oleh instrumen atau warkat yang sifatnya seperti modal (capital).

4. Pinjaman subordinasi.

Pinjaman subordinasi adalah pinjaman yang harus memenuhi berbagai syarat, seperti ada perjanjian tertulis antara bank dan pemberi pinjaman, mendapat persetujuan dari BI, minimal berjangka 5 tahun, dan pelunasan sebelum jatuh tempo harus atas persetujuan BI.

(13)

2. Asset

Kinerja keuangan dari segi asset diukur melalui kualitas aktiva produktifnya. Aktiva produktif meliputi kredit yang diberikan bank dan telah dicairkan, surat-surat berharga, penyertaan saham, dan tagihan pada bank lain.

Penilaian meliputi dua rasio:

a)Rasio aktiva produktif yang diklasifikasikan terhadap aktiva produktif (bad debt ratio) 100% x Produktif Aktiva Total asikan Diklasifik yang Produktif Aktiva BDR=

b)Rasio penyisihan penghapusan aktiva produktif yang dibentuk terhadap penyisihan penghapusan aktiva produktif yang wajib dibentuk

100% x Dibentuk Wajib PPAP Dibentuk yang PPAP PPAP Rasio = 3. Management

Penilaian kualitatif atas 2 aspek manajemen terdiri dari pertanyaan/pernyataan 85 untuk bank non devisa dan 100 untuk bank devisa, dengan perincian sebagai berikut:

• Manajemen umum 40 pertanyaan/pernyataan.

• Manajemen risiko 60 pertanyaan/pernyataan untuk bank Devisa atau 45 pertanyaan/pernyataan untuk bank devisa.

(14)

1 = diantara, baru mulai dilakukan/dipenuhi (diperkirakan baru 25 % dari yang seharusnya)

2 = diantara, sudah dilakukan/dipenuhi (diperkirakan baru 50 % dari yang seharusnya)

3 = diantara, sudah dilakukan/dipenuhi tetapi belum memenuhi kriteria Bank Indonesia (diperkirakan baru 75 % dari yang seharusnya)

4 = kuat, sudah dilakukan/dipenuhi sesuai ketentuan Bank Indonesia

4. Earnings

Terdapat dua rasio yang dapat menjelaskan kinerja keuangan bank dari segi earnings atau rentabilitasnya, yaitu

1) ROA

ROA atau rasio laba bersih terhadap total aktiva. Menurut Jeni Susyanti (2002), ROA adalah rasio yang digunakan untuk mengetahui kemampuan bank menghasilkan keuntungan secara relatif dibandingkan dengan nilai total asset-nya. Rasio ini sangat penting, mengingat keuntungan yang memadai diperlukan untuk mempertahankan sumber-sumber modal bank.

(15)

2) BOPO (Beban Operasional terhadap Pendapatan Operasional)

BOPO merupakan perbandingan antara biaya operasional terhadap pendapatan operasional.

BOPO =

5. Liquidity

Rasio liquidity dapat diukur dengan menggunakan dua cara yaitu

a)Rasio kewajiban bersih call money terhadap aktiva lancar dalam rupiah. Rasio call money adalah perbandingan antara jumlah kewajiban bersih call money dan kas serta giro pada bank sentral.

Lancar Aktiva Money Call Net Money Call Bersih Kewajiban Rasio =

b).LDR (Loan to Deposit Ratio). LDR merupakan rasio antara kredit dengan dana pihak ketiga. Semakin tinggi rasio ini, maka akan memberikan indikasi rendahnya kemampuan likuiditas bank yang bersangkutan. Hal ini disebabkan karena jumlah dana yang diperlukan untuk membiayai kredit semakin besar.

100% x Inti Modal KLBI Ketiga Pihak Dana Diberikan yang Kredit Jumlah LDR + + =

Dana yang dimasukkan dalam pos dana pihak ketiga antara lain:

1) Giro, yaitu semua simpanan dalam Rupiah yang penarikannya dapat dilakukan setiap saat dengan menggunakan cek, surat perintah pambayaran lainnya atau dengan cara pemindah-bukuan.

(16)

2) Deposito berjangka, yang masuk dalam pos ini adalah deposito berjangka, deposito asuransi dan deposito on call dalam Rupiah yang penarikannya dapat dilakukan dalam jangka waktu tertentu sesuai dengan perjanjian antara pihak ketiga dengan bank pelapor.

3) Sertifikat deposito, yaitu simpanan berjangka yang dikeluarkan oleh bank sebagai bukti simpanan yang dapat diperjualbelikan atau dipindahtangankan kepada pihak ketiga lainnya.

4) Kewajiban jangka pendek lainnya, yang dimasukkan dalam pos ini adalah semua kewajiban pelapor kepada pihak ketiga bukan bank selain dari pos-pos di atas.

Referensi

Dokumen terkait

Dukungan berupa: kebijakan yang jelas, penyediaan sarana dan prasarana, dana, dan kegiatan akademik di dalam dan di luar kelas yang mendorong interaksi akademik antara dosen

We’ll be writing our code using the IDLE program that comes bundled with our Python interpreter.. To do that, let’s first launch the

Berdasarkan ketentuan Pasal 105 huruf a ditegaskan yang pada intinya adalah pemeliharaan anak yang belum mumayyiz atau belum berumur 12 tahun, maka hak

Disinilah peran psikologi umum yang mampu mengajarkan bagaimana seorang pendidik mampu memahami kondisi psikologis dan menciptakan suasana pembelajaran

Peneli nelitan tan yang yang saya saya lak lakukan ukan bert bertujuan ujuan untuk untuk meng menganalis analisis is kiner kinerja ja karyawan khususnya bagian

Penelitian yang dilakukan Altman pada tahun 1968 menyatakan bahwa rasio ini berpengaruh signifikan negatif yang berarti semakin tinggi rasio ini maka semakin rendah

Jika memberi efek positif berarti semakin besar ukuran dewan komisaris maka komposisi pengalaman dan keahlian yang dimiliki oleh anggota dewan komisaris semakin

Modul ini terdapat 2 buah saklar yang mempunyai fungsi dan cara kerja yang berbeda. Saklar Start/Stop merupakan saklar Push ON Push Off yang apabila ditekan