i
MOTIVASI BERIBADAH MAHDHAH PADA
PEKERJA SEKS KOMERSIAL (PSK) DI TEGAL
PANAS DESA JATI JAJAR KECAMATAN BERGAS
KABUPATEN SEMARANG TAHUN 2015
SKRIPSI
Diajukan untuk Memperoleh Gelar
Sarjana Pendidikan Islam
Oleh
MUHAMMAD YUSUF
11110111
FAKULTAS TARBIYAH
JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI
iii
2015
Dr. phil. Asfa Widiyanto, M.A. DOSEN IAIN SALATIGA
Setelah dikoreksi dan diperbaiki, maka skripsi saudara: Nama : Muhammad Yusuf NIM : 11110111
Fakultas : Tarbiyah
Jurusan : Pendidikan Agama Islam
Judul : Motivasi Beribadah Mahdhah Pada PSK di Tegal Panas Desa Jati jajar Kecamatan Bergas Kabupaten Semarang Tahun 2015 Jl. Stadion 03 telp. (0298) 323706, 323433 Salatiga 50721
iv SKRIPSI
MOTIVASI BERIBADAH MAHDHAH PADA PEKERJA SEKS KOMERSIAL (PSK) DI TEGAL PANAS DESA JATI JAJAR KECAMATAN BERGAS KABUPATEN SEMARANG TAHUN 2015
DISUSUN OLEH MUHAMMAD YUSUF
11110111
Telah dipertahankan di depan Panitia Dewan Penguji Skripsi Jurusan Pendidikan Agama Islam, Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga, pada tanggal 28 Maret 2015 dan telah dinyatakan
memenuhi syarat guna memperoleh gelar sarjana S1 Kependidikan Islam Susunan Panitia Penguji
Ketua Penguji : Dr. Muh. Saerozi, M. Ag.
Sekretaris Penguji : Dra. Siti Asdiqoh, M.Si.
Penguji I : Mufiq, M.phil
Penguji II : Fatchurrohman, M.Pd
.
Salatiga, 28 Maret 2015 Dekan
FTIK IAIN Salatiga
Suwardi, M. Pd
v NIP. 9670112 199203 1 005
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN
Saya yang bertanda tangan di bawah ini :
Nama : Muhammad Yusuf NIM : 111 10 111
Fakultas : Tarbiyah
Jurusan : Pendidikan Agama Islam
Menyatakan bahwa skripsi yang saya tulis ini benar-benar merupakan hasil karya saya sendiri, bukan jiplakan dari karya tulis orang lain. Pendapat atau temuan orang lain yang terdapat dalam skripsi ini dikutip atau dirujuk berdasarkan kode etik ilmiah.
Salatiga, 12 Februari 2015
Yang menyatakan
Muhammad Yusuf NIM : 111 10 111 KEMENTERIAN AGAMA RI
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) Jl. Stadion 03 telp. (0298) 323706, 323433 Salatiga 50721
vi
MOTTO DAN PERSEMBAHAN MOTTO
“
Kemenangan yang seindah-indahnya dan sesukar-sukarnya yang
boleh di rebut oleh manusia ialah menundukkan diri sendiri
”
“
Manusia tidak merancng untuk gagal, mereka gagal untuk
merancang
”
PERSEMBAHAN
Skripsi ini ku persembahkan untuk:
Keluarga tercinta bapak, ibu, kakek dan nenek yang telah mengasuh, membesarkan dan mendidikku dengan penuh kerelaan dan pengorbanan baik secara lahir maupun batin dengan
iringan do’a restunya.
Seluruh keluarga besar sampai , adik-adik saya, terima kasih atas dorongan, motivasinya, serta do’anya yang telah memperlancar saya dalam menyelesaikan tanggung jawab ini. Kepada bapak Dr. phil. Asfa
Widiyanto., MA.selaku pembimbing dan sekaligus sebagai motivator serta pengarah sampai selesainya penulisan skripsi ini
vii
skripsi ini. Kawan-kawan seperjuangan anggakatan 2010 terlebih khusus kelas PAI.C yang telah memberikan motivasi, inspirasi dan semangat belajar. Serta teman seperjuangan saya dari SMA yang senantiasa membantu saya dan memotivasi saya untuk tetap semangat belajar.
viii
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur kita panjatkan kepada Allah SWT. Yang telah memberikan rahmat, taufik, nikmat serta hidayahnya sehigga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Sholawat serta salam senantiasa terlimpahkan kepada junjungan Nabi Agung Muhammad SAW beserta para keluarga, sahabat dan para pengikutnya yang selalu istiqomah di jalan-Nya. Yang telah menunjukan kepada kita agama yang benar dan menuntun kita dari zaman kebodohan hingga ke zaman yang penuh dengan ilmu pengetahuan ini.
Penulisan skripsi ini tidak akan terselesaikan dengan baik tanpa ada bantuan, dorongan, motivasi serta bimbingan dari berbagai pihak yang terkait. Namun kebahagiaan yang tiada taranya tidak dapat disembunyikan setelah penulisan skripsi ini selesai.
Oleh karena itu tak lupa penulis ucapkan banyak terimakasih setulus-tulusnya atas terselesaikanya skripsi ini kepada:
1. Bapak Dr. Rahmat Hariyadi, M. Pd selaku ketua IAIN Salatiga
2. Bapak Rasimin, S. Pdi., M. Pd selaku ketua jurusaan Pendidikan Agama Islam beserta stafnya yang telah membantu penulis selama menjalani kuliah dan ketika penyusunan skripsi ini.
3. Bapak Dr. phil. Asfa Widiyanto, M.A. selaku pembimbing yang telah mengarahkan dan memberikan bimbingan serta meluangkan waktu dan perhatian dalam penulisan skripsi ini.
4. Kepada bapak dan ibu dosen yang telah mendidik dan memberikan ilmu pengetahuan dan pengalaman dengan penuh kesungguhan dan kesabaran, serta bagian akademik IAIN Salatiga yang telah memberikan layanan serta bantuan kepada penulis
ix
dapat bermanfaat khususnya bagi penulis dan umumnya bagi pembaca yang dermawan, serta bermanfaat bagi agama, nusa dan bangsa. Amin
Salatiga, 12 Februari 2015 Penulis
x ABSTRAK
Muhammad Yusuf. 2015. Motivasi Beribadah Mahdhah pada Pekerja Seks Komersial (PSK) Di Tegal Panas Desa Jati jajar Kec. Bergas Kab. Semarang. Skripsi. Fakultas Tarbiyah Jurusan Pendidikan Agama Islam Institut Agama Islam Negeri Salatiga. Pembimbing : Dr. phil. Asfa Widiyanto, M. A.
Kata Kunci: Motivasi Beribadah
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui motivasi beribadah mahdhah pada pekerja seks komersial di Tegal Panas Desa Jati jajar Kec. Bergas Kab. Semarang, meliputi; (1) Untuk mengetahui motivasi beribadah mahdhah pada PSK di Tegal Panas, (2) Untuk mengetahui masalah-masalah yang dihadapi PSK saat akan melaksanakan ibadah, (3) Untuk mengetahui langkah-langkah PSK dalam menghadapi masalah yang ada ketika ingin melaksanakan ibadah mahdhah,
Pengkajian penelitian ini dilakukan secara kualitatif terhadap informan meliputi, PSK, ketua paguyupan dan sesepuh (orang yang paling tua) di Tegal Panas. Dalam penelitian ini penulis menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif yaitu prosedur penelitian yang menghasilkan data-data deskriptif. Dengan tujuan untuk menggambarkan keadaan atau status fenomena dari data-data yang diperoleh dari obyek penelitian, yang kemudian dilakukan analisis dengan cara: a. mendiskripsikan data dari informan
b. memilah-milah sesuai dengan analisis penelitian kemudian dianalisis oleh penulis
c. disimpulkan untuk menjawab tujuan penelitiaan
xi DAFTAR ISI
LEMBAR BERLOGO………i
HALAMAN SAMPUL………...i
PERSETUJUAN PEMBIMBING ………...ii
PENGESAHAN KELULUSAN.……….………..iii
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ……….………iv
MOTTO DAN PERSEMBAHAN……….………...v
KATA PENGANTAR……….………...vii
ABSTRAK……….………ix
DAFTAR ISI………..………...x
DAFTAR TABEL ………..………...xiii
DAFTAR LAMPIRAN………..………...xiv
BAB I PENDAHULUAN A.Latar Belakang Masalah……….………..1
B. Fokus Penelitian..……….………....6
C.Tujuan Penelitian……….6
D.Kegunaan Penelitian……….…....7
E. Penegasan Istilah……..……….………...7
F. Kajian Pustaka...…….……….….….9
G.Metode Penelitian...…….……….…...10
H.Sistematika Penulisan...16
BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Motivasi 1. Pengertian Motivasi...…...………..…..…...18
xii B. Ibadah Mahdhah
1. Pengertian Ibadah Mahdhah... ………..…..22
2. Macam-macam Ibadah Mahdhah.... ……….…….23
3. Kiat diterimanya Ibadah Mahdhah………...………27
C. Penyimpangan Perilaku Sosial 1. Hubungan Seks di luar nikah...28
2. Pelacuran...29
BAB III PAPARAN DATA DAN TEMUAN PENELITIAN A. Paparan Data 1. Sejarah Tegal Panas…...………...31
2. Kondisi Sosio-Kultural Tegal Panas...38
3. Gambaran Informan...50
B. Temuan Penelitian 1. Motivasi beribadah mahdhah pada PSK Tegal Panas...51
2. Masalah-masalah yang dihadapi PSK Tegal Panas...58
3. Langkah-langkah PSK dalam menghadapi masalah...62
BAB IV PEMBAHASAN A. Motivasi beribadah mahdhah pada PSK Tegal Panas 1. Pengertian PSK Tegal Panas tentang ibadah mahdhah...65
2. Ibadah yang dikerjakan PSK Tegal Panas...66
3. Motivasi PSK Tegal Panas melakukan Ibadah...67
4. Faktor-faktor penyebab PSK bekerja di Tegal Panas...71
xiii
2. Ketika waktu shalat tiba masih di dalam ruang karaoke atau kamar
tidur bersama pelanggan...78
3. Pengaruh minuman beralkohol dan Tidak berani dengan ibu asuh...78
C. Langkah-langkah PSK Tegal Panas dalam menghadapi masalah-masalah ketika ingin melaksanakan ibadah 1. Memberi pengertian pelanggan untuk beribadah ...80
2. Pasrah terhadap keadaan dan tetap melayani tamu...81
BAB V PENUTUP A. Kesimpulan….….………85
B. Saran …………..……….……….86
DAFTAR PUSTAKA………..…….……….89
xiv DAFTAR TABEL
xv DAFTAR LAMPIRAN
xvi BAB 1 PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Setiap orang akan mengakui bahwa upaya mempelajari dan memahami tingkah laku, terutama dalam hal ini tingkah laku manusia,
adalah suatu upaya yang tidak mudah. Hampir setiap saat manusia dihadapkan kepada pertanyaan-pertanyaan yang berkisar pada tingkah laku
yang ditunjukkan pada orang lain yang ada disekitarnya. Salah seorang penemu teori psikonalisis yakni Freud memiliki gagasan yang menganggap tingkah laku manusia pada dasarnya ditentukan oleh
kecenderungan untuk mempertinggi kesenangan dan merupakan sesuatu yang tidak hanya dipengaruhi oleh pilihan yang sadar tetapi juga oleh
dorongan-dorongan dari ketidaksadaran (bawah sadar) (Thouless.1992:15). Nico Syukur Dister ofm (1988:72) menyatakan bahwa setiap kelakuan manusia, termasuk kelakuan beragama, merupakan
buah hasil hubungan dinamika timbal balik antara tiga faktor. Ketiga-tiganya memainkan peranan dalam melahirkan tindakan insani, walaupun
dalam tindakan yang satu faktor yang satu lebih besar peranannya dan dalam tindakan yang lain faktor yang lain lebih berperan. Ketiga faktor
yang kami maksudkan ialah: (a) sebuah gerak atau dorongan yang secara spontan dan alamisah terjadi pada manusia; (b) ke-aku-an manusia sebagai inti pusat kepribadiannya; (c) situasi manusia atau lingkungan hidupnya.
xvii
Motivasi yang ada pada seseorang akan mewujudkan suatu perilaku yang
diarahkan pada tujuan mencapai sasaran kepuasan (Gufron & Rini Risnawati. 2014:83).
Dalam disiplin ilmu psikologi, motivasi mengacu pada konsep yang digunakan untuk menerangkan kekuatan-kekuatan yang ada dan bekerja pada diri organisme atau individu yang menjadi penggerak dan
pengarah tingkah laku individu tersebut (Koeswara, 1989:1). Tri Rusmini Widayatun (1999:112) berpendapat bahwa motivasi itu mempunyai arti
dorongan yang berasal dari bahasa latin Movrer yang berarti mendorong atau menggerakkan. Sedangkan menurut Zaenal Ma‟arif (2007:67) Motivasi adalah kegiatan memberikan dorongan kepada seseorang atau
diri sendiri untuk mengambil suatu tindakan yang dikehendaki. Berkaitan dengan hal itu Nico Syukur Dister ofm (1988:71) juga berpendapat bahwa
motif atau motivasilah penyebab psikologis yang merupakan sumber serta tujuan dari tindakan dan perbuatan manusia. Penyebab ini bersifat kausal dan final sekaligus. Artinya manusia melakukan perbuatannya baik karena
terdorong maupun karena tertarik. Dalam bahasa arab motivasi disebut
ba‟its, dalam kamus mujid kata tersebut disinonimkan dengan kata as
-sabab dan ad-da‟iy. Dari ketiga arti kata dasar itu, motivasi dapat didefinisikan sebagai dorongan kebutuhan jasmani (nafsu) dan seruan
paling dalam pada diri manusia (rohani) guna memenuhi kebutuhannya (Rafiudinn, 2007:56). Umat islam memandang penting motivasi dalam ritual peribadatan, karena motivasi tersebut diperuntukkan sebagai
xviii
Kata Prayer kadang-kadang hanya diartikan sebagai kegiatan yang
menggunakan kata-kata baik secara terbuka bersama-sama atau secara pribadi untuk mengajukan tuntutan-tuntutan (petitions) kepada Tuhan
(Thouless. 1992:165). Dalam islam kata prayer lebih dikenal dengan doa atau ibadah, Aunur Rahim Faqih dan Amir Mu‟alim ( dalam Ash-Shidiiqy.1954:4) mendefinisikan ibadah menurut istilah berarti
penghambaan diri yang sepenuh-penuhnya untuk mencapai keridaan Allah dan mengharap pahala-Nya di akhirat. Memenuhi tujuan penciptaan
manusia, menurut penjelasan Tuhan di dalam Al Qur‟an, tujuan diciptakannya manusia adalah untuk beribadah sebagai mana dalam QS Adz Dzariat ayat 56.
نوُدُبْعَ يِل
لاِإ
ََسْنلإاَو
َ نِْلْا
َُتْقَلَخ
اَمَو
Dan tidaklah Saya ciptakan jin dan manusia itu kecuali agar beribadah kepada-Ku. (QS Adz Dzariat ayat 56).
Motivasi menjadi unsur penentu dalam ritual peribadatan. Di dalam islam ritual peribadatan dibagi menjadi dua, yaitu ritual ibadah
mahdhah dan ritual ibadah ghairu mahdhah. Penulis disini hanya akan menjelaskan ritual ibadhah mahdhah. Dalam bukunya Didiek Ahmad
xix
wewenang untuk merubah, menambah, mengurangi, atau membuat cara
sendiri dalam beribadah.
Pekerja Seks Komersil (PSK) ataupun mucikari juga
melaksanakan ritual peribadatan, sebagaimana manusia pada umumnya. Berkaitan dengan hal ter sebut, Marzuki Umar Sa‟abah (2001:1) menyatakan sebagai berikut, Kata seks dapat berarti proses reproduksi
atau perbedaan karakter jenis kelamin, dan bisa juga mengenai segala hal yang berkenaan dengan kesenangan atau kepuasan organ di gabung
dengan rangsangan-rangsangan organ kemaluan atau terkait dengan percumbuan atau hubungan badan. Pengertian Pekerja Seks Komersial (PSK) adalah seseorang yang menjual jasanya untuk melakukan hubungan
seksual untuk uang (dikutip pada tanggal 6 Februari 2015
www.psychologymania.com/2012/09/pengertian-pekerja-seks-komersial.html). Sehingga penulis dapat menyimpulkan bahwa pekerja
seks komersial adalah seseorang yang menjual jasa seksual demi untuk mendapatkan uang. Seperti di daerah Tegal Panas, Kecamatan Bergas,
Kabupaten Semarang yang merupakan lokalisasi PSK dimana di tempat itu mereka melangsungkan pekerjaannya sebagai penjual jasa seksual.
Tegal Panas yang dahulunya dikenal dengan tempat pangkalan truk, kemudian sejak kedatangan para mucikari dari luar kota membeli
xx
warung remang - remang menjadi ramai dan bertambah banyak. Kemudian
tahun 1999 yang semula warung remang - remang kemudian diganti menjadi tempat karaoke dan menyediakan kamar dan PSK yang sampai
sekarang masih ramai dikunjungi para kaum lelaki. Dan para PSK di Tegal Panas kebanyakan bukan dari daerah sekitar namun justru dari daerah kota lain (Azhari, 2012:4).
Terjadi fenomena yang unik di Tegal Panas, dimana masyarakatnya yang mayoritas bekerja sebagai Pekerja Seks Komersial
(PSK) namun mereka juga tetap melaksanakan ritual ibadah sebagaimana mestinya umat beragama. Di Tegal Panas juga terdapat masjid yang cukup besar yang digunakan untuk tempat beribadah masyaraakat Tegal Panas.
Tidak hanya itu, PSK juga senantiasa melaksanakan ibadah puasa di bulan Ramadhan satu bulan penuh (dikurangi masa haid).
Dari pemaparan di atas penulis berpendapat bahwa para Pekerja Seks Komersil (PSK) memiliki kepercayaan adanya Allah SWT. Mungkin faktor lingkungan ataupun ekonomi yang membuat mereka terpaksa
melakukan pekerjaan haram ini untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari – hari. Berangkat dari permasalahan ini maka penulis ingin melakukan
penelitian tentang “Motivasi Beribadah Mahdhah Pada Pekerja Seks Komersil ( PSK ) di Tegal Panas, Desa Jati Jajar, Kecamatan Bergas, Kabupaten Semarang Tahun 2015”
xxi
Fokus penelitian dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai
berikut :
1. Apa motivasi para PSK Tegal Panas dalam melaksanakan
ibadah mahdhah?
2. Permasalahan apa saja yang dialami PSK Tegal Panas dalam melaksanakan ibadah mahdhah?
3. Bagaimana langkah-langkah PSK Tegal Panas dalam menyikapi permasalahan yang timbul ketika ingin
melaksanakan ibadah mahdhah?
C. Tujuan Penelitian
Agar memberikan gambaran konkrit serta alasan yang jelas dalam pelaksanaan penelitian ini maka perlu dirumuskan tujuan yang ingin
dicapai yaitu :
1. Untuk menegetahui motivasi para PSK Tegal Panas dalam melaksanakan ibadah mahdhah.
2. Untuk mengetahui permasalahan yang dialami PSK Tegal Panas dalam melaksanakan ibadah mahdhah.
3. Untuk mengetahui langkah-langkah PSK Tegal Panas dalam menyikapi permasalahan yang timbul ketika ingin
melaksanakan ibadah mahdhah D. Kegunaan Penelitian
xxii
a. Memberikan informasi yang jelas tentang motivasi PSK dalam
melaksanakan ibadah mahdhah.
b. Penelitian dapat memberikan khasanah keilmuan
c. Tulisan ini memberikan gambaran akan pentingnya mempelajari dan mengamalkan Pendidikan Agama Islam. d. Memberikan motivasi terhadap pendidik (GPAI) untuk bisa
menciptakan generasi yang berpendidikan dan berakhlak mulia. 2. Secara Praktis
a. Tulisan ini dapat memberikan masukan kepada semua pihak terkait yang ingin mengadakan penelitian lebih lanjut mengenai motivasi beribadah mahdhah pada PSK.
b. Tulisan ini menjadi sumbangan penalitian alternatif untuk masyarakat mengenai gambaran motivasi beribadah mahdhah
pada PSK E. Penegasan Istilah
Untuk mendapatkan pemahaman yang pasti serta untuk
menentukan arah yang jelas dalam menyusun skripsi ini, maka penulis memberikan penegasan dan maksud penulisan judul sebagai berikut
1.Motivasi beribadah mahdhah
Tri Rusmini Widayatun (1999:112) berpendapat bahwa motivasi
itu mempunyai arti dorongan yang berasal dari bahasa latin Movrer yang berarti mendorong atau menggerakkan. Sedangkan menurut Zaenal
xxiii
kepada seseorang atau diri sendiri untuk mengambil suatu tindakan yang
dikehendaki.
Aunur Rahim Faqih dan Amir Mu‟alim ( dalam Ash-Shidiiqy,
1954:4) mendefinisikan ibadah menurut istilah berarti penghambaan diri yang sepenuh-penuhnya untuk mencapai keridaan Allah dan mengharap pahala-Nya di akhirat.
Ibadah mahdahah merupakan ibadah yang macam dan cara pelaksanaanya ditentukan dalam syara‟ (ditentukan oleh Allah dan Nabi
Muhammad SAW). Ibadah mahdah ini bersifat tetap dan mutlak, manusia tinggal melaksanakan sesuai dengan peraturan dan tuntunan yang ada, tidak boleh mengubah, menambah, dan mengurangi, seperti tuntunan
bersuci (wudlu), salat, puasa ramadhan, ketentuan nisab zakat (Faqih dan
Amir Mu‟alim, 1998:7). Dalam hal ini penulis hanya akan membahas
tentang salat dan puasa.
2.Pekerja Seks Komersil
Kata seks dapat berarti proses reproduksi atau perbedaan karakter jenis kelamin, dan bisa juga mengenai segala hal yang berkenaan dengan kesenangan atau kepuasan organ digabung dengan rangsangan-rangsangan
organ kemaluan atau terkait dengan percumbuan atau hubungan badan
(Marzuki Umar Sa‟abah.2001:1). Pengertian Pekerja Seks Komersial
xxiv
www.psychologymania.com/2012/09/pengertian-pekerja-seks-komersial.html)
F. Kajian Pustaka
M. Fahrul Azhari (2012), menyimpulkan dalam skripsinya yang
berjudul “ METODE PEMBINAAN KEAGAMAAN ISLAM PADA
PEKERJA SEKS KOMERSIL (PSK) DI LOKALISASI TEGAL PANAS
DESA JATI JAJAR KEC BERGAS KAB SEMARANG TAHUN 2012” bahwa pembinaan yang dilakukan di daerah lokalisasi Tegal Panas berisi
tentang dimensi keyakinan atau akhlak, ibadah (praktik ibadah), dimensi akhlak. Maka dari itu PSK yang sudah mendapatkan pembinaan praktik ibadah tentu sudah bisa melakukan ibadah dengan baik khususnya ibadah
mahdhah. Hasil penelitian ini diperoleh dari wawancara langsung dengan pembina keagamaan islam di lingkungan lokalisasi Tegal Panas.
Berangkat dari permasalahan ini maka penulis ingin melakukan penelitian tentang “ Motivasi Beribadah Mahdhah Pada Pekerja Seks Komersil (
PSK ) di Tegal Panas, Desa Jati Jajar, Kecamatan Bergas, Kabupaten Semarang Tahun 2015 ” dimana data hasil penelitian ini diperoleh dari wawancara langsung oleh PSK Tegal Panas.
G. Metode Penelitian
1. Pendekatan dan Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan penulis adalah penelitian kualitatif. Penelitian kualitatif menurut Kirk dan Milner adalah tradisi
xxv
bergantung pada pengamatan manusia dalam kawasannya sendiri dan
berhubungan dengan orang-orang tersebut dalam bahasanya dan perselisihannya (Moloeng ,2008:4)
Penelitian kualitatif bersifat generating theory bukan hipotesis testing. Sehingga teori yang dihasilkan bukan teori substantif dan teori yang di angkat dari dasar. Dalam penelitian kualitatif ini penulis hanya
mencari gambaran dan data yang bersifat deskriptif yang berada di Tegal Panas Kec Bergas, Kab Semarang dimana kemudian data yang
sudah kami dapat akan kami narasikan, kami uraikan, dan kami jelaskan secara terperinci.
2. Kehadiran peneliti
Dalam penelitian ini, peneliti bertindak sebagai pengumpul data , instrumen aktif dan pengamat penuh dalam upaya mengumpulkan
data-data dilapangan. Oleh karena itu kehadiran peneliti secara langsung di lapangan sebagai tolak ukur keberhasilan untuk memahami kasus yang diteliti, sehingga keterlibatan peneliti secara
langsung dan aktif dengan informan atau sumber data lainnya disini mutlak diperlukan.
3. Lokasi Penelitian
Penelitian dilakukan di Tegal Panas Kec. Bergas Kab. Semarang
provinsi Jawa Tengah. Adapun letak geografisnya di jalan Soekarno-Hatta Km 29 Bergas.
Sebab penulis memilih lokasi Tegal Panas karena fenomena unik
xxvi
menjalankan ibadah selayaknya orang muslim lainnya dan adanya
bimbingan rutin keagamaan yang dilakukan di masjid tempat PSK hidup dan melangsungkan pekerjaannya.
4. Sumber Data
Ada dua sumber data yang digunakan oleh peneliti yaitu: a. Data Primer
Yaitu data yang dapat diperoleh langsung dari lapangan. Kata-kata dan tindakan merupakan sumber data yang diperoleh dari
lapangan dengan wawancara secara mendalam. Peneliti menggunakan data ini untuk mendapatkan informasi langsung tentang Motivasi Beribadah Mahdhah Pada Pekerja Seks Komersil ( PSK ) di Tegal
Panas Kecamatan Bergas, Kabupaten Semarang Tahun 2015. Adapun sumber data langsung penulis dapatkan dari PSK Tegal Panas.
b. Data Sekunder
Yaitu data yang di dapat dari sumber bacaan. Data ini dapat berupa majalah, hasil-hasil studi, hasil survey, studi historis dan sebagainya.
Peneliti menggunakan data skunder ini untuk memperkuat penemuan dan melengkapi informasi yang telah dikumpulkan melalui wawancara
langsung dengan PSK Tegal Panas.
5. Prosedur Pengumpulan Data
a. Wawancara
xxvii
2003:172). Wawancara dilakukan satu persatu terhadap informan
secara mendalam. Adapun teknik ini penulis gunakan untuk mencari data tentang motivasi beribadah mahdhah pada PSK di
Tegal Panas Kec. Bergas Kab. Semarang tahun 2015 b. Observasi
Observasi merupakan salah satu metode utama dalam
penelitian sosial keagamaan terutama pada penelitian kualitatif. Secara umum observasi adalah penglihatan atau pengamatan.
Sedangkan seara khusus dalam dunia penelitian, observasi adalah mengamati dan mendengar dalam rangka memahami, mencari jawaban, mencari bukti terhadap fenomena sosial keagamaan
selama beberapa waktu tanpa mempengaruhi fenomena yang diobservasi, dengan mencatat, merekam dan memotret guna
penemuan data analisis (Suprayogo & Tobroni, 2003:167). Adapun teknik ini penulis gunakan untuk mencari data tentang motivasi beribadah mahdhah pada PSK di Tegal Panas Kecamatan Bergas
Kabupaten Semarang tahun 2015. c. Dokumentasi
Sejumlah besar data dan fakta tersimpan dalam bahan dan yang berbentuk dokumentasi. Dokumen merupakan bahan tertulis
atau benda yang berkaitan dengan suatu peristiwa atau aktivitas tertentu (Suprayogo & Tobroni, 2003:164). Sifat utama data ini tidak terbatas pada ruang dan waktu sehingga memberi peluang
xxviii
waktu silam. Adapun teknik ini penulis gunakan untuk mencari
data tentang motivasi beribadah mahdhah pada PSK di Tegal Panas Kecamatan Bergas Kabupaten Semarang tahun 2015.
6. Analisis Data
Penelitian kualitatif menggunakan analisis data secara induktif (Moloeng ,2008:10), artinya menggunakan data yang dinyatakan
secara verbal dan kualifikasinya secara teoritis. Sedangkan pengolahan datanya dilakukan secara rasional dengan menggunakan pola induktif,
yaitu suatu metode berfikir yang bertolak dari fenomena yang khusus, konkrit kemudian menarik kesimpulan yang bersifat umum.
Dalam penelitian ini penulis menggunakan pendekatan
deskriptif kualitatif yaitu data yang dikumpulkan berupa kata-kata, gambar, dan bukan angka-angka (Moloeng ,2008:11). Prosedur
penelitian yang menghasilkan data-data deskriptif yang berupa kata-kata tertulis atau orang-orang dari pelaku yang dapat diamati dengan tujuan untuk menggambarkan keadaan atau status fenomena dari
data-data yang diperoleh dari obyek penelitian, yang kemudian dilakukan analisis dengan cara:
a. Mendiskripsikan data dari informan
b. Memilah-milah sesuai dengan analisis penelitian kemudian
dianalisis oleh penulis
xxix
Pertanyaan dengan kata tanya mengapa, alasan apa, dan
bagaimana akan senantiasa dimanfaatkan oleh peneliti (Moloeng ,2008:11)
7. Pengecekan Keabsahan Temuan
Ada empat kriteria yaitu: Kepercayaan (credibility), keteralihan
(transferability), Ketergantungan (dependability), Kepastian (Confirmability). (Moleong, 2008:324)
Akan tetapi dalam penelitian ini, peneliti memakai tiga macam anatara lain sebagai berikut:
a. Kepercayaan (Credibility)
Kreadibilitas data dimaksudkan untuk membuktikan data yang berhasil dikumpulkan sesuai dengan sebenarnya.
b. Ketergantungan (dependability)
Kriteria ini digunakan untuk menjaga kehati-hatian akan terjadinya kemungkinan kesalahan dalam mengumpulkan dan
menginterprestasikan data sehingga data dapat dipertanggung jawabkan secara ilmiah.
c. Kepastian (Confirmability)
Kriteria ini digunakan untuk menilai hasil hasil penelitian
yang dilakukan dengan cara mengecek data dan informasi serta interprestasi hasil penelitian yang didukung oleh materi yang ada pada pelacakan audit (Moleong, 2008:324)
xxx a. Tahap sebelum kelapangan
Tahap ini meliputi kegiatan penentuan fokus, penyesuaian paradigma dengan teori, penjajakan alat peneliti, mencakup observasi
lapangan, dan pemohonan ijin kepada subyek yang diteliti, konsultasi fokus penelitian dan penyusunan usulan penelitian.
b. Tahap pekerjaan lapangan
Peneliti lapangan biasanya membuat catatan lapangan secara ekstensif yang kemudian dibuatkan kodenya dan kemudian dianalisis
dengan berbagai cara (Moleong, 2008:26). Tahap ini meliputi pengumpulan bahan-bahan yang berkaitan dengan peribadahan para PSK di Tegal Panas Kec. Bergas Kab. Semarang Tahun 2015.
c. Tahap analisis data
Data dianalisis secara deskriptif yang sebagian besar berasal
dari wawancara dan catatan pengamatan; catatan dianalisis untuk memperoleh tema dan pola-pola yang dideskripsikan dan diilustrasikan
dengan contoh-contoh, termasuk kutipan-kutipan dan rangkuman dari dokumen; koding data dan analisis verbal (Moleong, 2008:36)
Tahap analisis data, meliputi analisis data baik yang diperoleh
melalui observasi, wawancara maupun dokumentasi dengan PSK.
xxxi
Tahap ini meliputi : kegiatan penyusunan hasil penelitian dari
semua rangkaian kegiatan pengumpulan data. Setelah itu konsultasi hasil penelitian dengan dosen pembimbing untuk mendapatkan
perbaikan dan saran-saran demi kesempurnaan skripsi yang kemudian ditindaklanjuti hasil bimbingan tersebut dengan penulis skripsi yang sempurna. Langkah terakhir melakukan penyusunan kelengkapan
persyaratan untuk ujian skripsi.
H. Sistematika Penulisan
Untuk memperoleh gambaran yang jelas tentang skripsi ini, maka dibuat sistematika penulisan skripsi. Adapun wujud dari sistematika yang dimaksud adalah:
BAB 1 : Pendahuluan meliputi: Latar belakang masalah, fokus
penelitian, tujuan penelitian, kegunaan penelitian, penegasan istilah, metode penelitian, sistematika penulisan.
BAB ll : Kajian Pustaka meliputi : Motivasi :Pengertian motivasi, bentuk-bentuk motivasi, ibadah mahdhah : Pengertian ibadah mahdhah, macam-macam ibadah mahdhah, kiat untuk meningkatkan ibadah
mahdhah, Penyimpangan Perilaku Sosial: hubungan seks di luar nikah, Pelacuran
xxxii
Bab lV : Pembahasan yang berisi tentang : Motivasi para PSK
Tegal Panas Kecamatan Bergas Kabupaten Semarang tahun 2015 untuk tetap malaksanakan ibadah mahdhah. Masalah-masalah yang dialami PSK
Tegal Panas Kecamatan Bergas Kabupaten Semarang tahun 2015 dalam melaksanakan ibadah mahdhah. Langkah PSK Tegal Panas Kecamatan Bergas Kabupaten Semarang tahun 2015 dalam menyikapi permasalahan
yang timbul ketika ingin melaksanakan ibadah mahdhah.
BAB V : penutup meliputi: Kesimpulan dan saran
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Motivasi
1. Pengertian motivasi
Tri Rusmini Widayatun (1999:112) berpendapat bahwa motivasi itu
mempunyai arti dorongan yang berasal dari bahasa latin Movrer yang berarti mendorong atau menggerakkan. Budi Ardiansyah (dalam bukunya Nasution 1995:73) mengatakan bahwa motivasi adalah segala daya yang mendorong
seseorang untuk melakukan sesuatu. Berkaitan dengan hal tersebut, Zainal
xxxiii
Motif adalah kondisi seseorang yang mendorong untuk mencari
sesuatu kepuasan atau mencapai suatu tujuan. Atau motif adalah daya gerak yang mendorong seseorang berbuat sesuatu. Sedangkan motivasi adalah
kegiatan memberikan dorongan kepada seseorang atau diri sendiri untuk mengambil suatu tindakan yang dikehendaki. Jadi, motivasi berarti membangkitkan motif (daya gerak) untuk berbuat sesuatu dalam mencapai
kepuasan dan tujuan.
Setiap manusia pada hakikatnya mempunyai sejumlah kebutuhan yang
pada saat-saat tertentu menuntut pemuasan, dimana hal-hal yang dapat memberikan pemuasan pada suatu kebutuhan adalah menjadi tujuan dari kebutuhan tersebut. Prinsip yang umum berlaku sebagai kebutuhan manusia
adalah, setelah kebutuhan itu terpuaskan, maka setelah beberapa waktu kemudian, muncul kembali dan menuntut pemuasan kembali (Pandji
Anoraga.2006:34). Pada saat kebutuhan manusia mendesak, munculah tegangan yang menuntut pemenuhan. Kecenderungan-kecenderungan yang ada pada manusia seperti makan, minum, cinta, nafsu memang telah
diciptakan Tuhan. Berkaitan dengan kebutuhan fisik Tuhan, berfirman,
ُّ ب ِحُيلا ُُّهَّنِإاوُف ِرْسُت لا َواوُبَرْشاَواوُلُكَوُّ د ِجْسَم ُِّّلُك َُّدْنِع ُّْمُكَتَني ِز اوُذُخ َُّمَدآيِنَباَي َُّنيِف ِرْسُمْلا
berlebih-xxxiv
lebihan. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berlebih-lebihan.(QS Al-A‟raf: 31)
2. Bentuk-bentuk Motivasi
Perilaku manusia ditimbulkan atau dimulai dengan adanya motivasi.
Motivasi yang ada pada seseorang akan mewujudkan suatu perilaku yang diarahkan pada tujuan mencapai sasaran kepuasan (Gufron & Rini Risnawati. 2014:83). Menurut Tri Rusmi Widayatun ( 1999:114) bentuk-bentuk motivasi
ada 4, yaitu
a. Motivasi intrinsik atau motivasi yang datangnya dari dalam diri
individu itu sendiri.
b. Motivasi Ekstrinsik yaitu motivasi yang datangnya dari luar individu c. Motivasi terdesak yaitu motivasi yang muncul dalam kondisi tercepit
dan munculnya serentak serta menghentak dan cepat sekali munculnya pada perilaku aktifitas seseorang.
d. Motivasi yang berhubungan dengan idiologi politik, ekonomi, sosial, dan budaya.
Sedangkan menurut Nur Gufron & Rini Risnawati (2014:83) secara garis besar motivasi dapat dibagi menjadi dua yaitu motivasi intrinsik dan motivasi ekstrinsik.
Pada psikologi barat motivasi yang ditekankan pada garis fisik dan kejiwaan, maka dalam psikologi Islami penekanannya pada kebutuhan jiwa
xxxv a. Hidayah
Dorongan untuk mendapatkan hidayah membuat seseorang mau melaksanakan ibadah shalat, zakat dengan perasaan takut kepada Allah
dan penuh keimanan karena nur iman dapat mengusir gelapnya kemusyrikan.
b. Memeluk Islam
Ajaran islam yang telah terpatri dalam diri seseorang akan mengusir gelapnya kekafiran dan kemaksiatan dengan nur islam.
c. Cinta
Abu Abdullah al-Qarasyiy berkata: Cinta adalah kesanggupan memberikan seluruh dirimu kepada yang engkau cintai tanpa ada yang
tersisa sedikitpun.
d. Surga
Dalam ilmu psikologi surga merupakan dunia spiritual, dimana orang melakukan doa dan perbuatan untuk mencapai apa yang diyakini.
Menurut islam, surga memiliki banyak tingkatan dan semua itu diperuntukkan hanya bagi orang-orang yang mau susah payah mendapatkannya.
xxxvi
Pertolongan-Nya dapat berupa syafa‟at yaitu pertolongan melalui
perantara makhluk-Nya yang mulia, shaleh, dan baik.
f. Persatuan
Bersatu dalam segala bidang merupakan motivasi setiap makhluk. Setiap makhluk menginginkan persatuan dalm hidupnya.
g. Kebahagiaan
Kebahagiaan merupakan motivasi setiap orang dalam melakukan kebajikan. Tidak ada satu manusiapun yang tidak ingin mendapatkan suatu
kebahagiaan.
h. Berjumpa dengan Tuhan
Ada satu faktor yang dapat menjamin seseorang melaksanakan
aturan yang telah ditetapkan dan tidak melakukan penyelewengan serta berbuat kejahatan. Faktor ini berupa keyakinan seseorang bahwa dia pasti
bertemu dengan Tuhan pada suatu waktu.
B. Ibadah mahdhah
1. Pengertian ibadah mahdhah
Ibadah bagi manusia dalam islam adalah cara untuk membersihkan jiwa, perilaku, dan akal pikiran.(Bashal.2003:1). Dalam pengertian Fuqaha „
ibadah” itu ialah segala taat yang dikerjakan untuk mencapai keridaan Allah
dan mengharap pahala-Nya di akhirat (Ash Shiddieqy.1994:4). Menurut ibnu
xxxvii
setiap amal yang baik (mulia) yang dilakukan dalam rangka mentaati Allah
SWT serta mengharapkan ridha-Nya (Khalil.2006:1)
Dalam bukunya Didiek Ahmad Supardie ( 2010:27) menjelaskan
bahwa ibadah dalam arti khusus yaitu ibadah yang macam dan cara
pelaksanaannya telah ditentukan oleh syari‟at (ketentuan dari Allah dan
Rasullulah), bersifat mutlak, manusia tidak ada wewenng untuk merubah,
menambah, mengurangi, atau membuat cara sendiri dalam beribadah, dikenal dengan ibadah mahdhah, misalnya salat, doa, haji, puasa.
Para ulama membagi ibadah kepada:
a.Ibadah Mahdhah, seperti : shalat, puasa
b.Ibadah Ghairu mahdhah, seperti : zakat, kafarat (denda yang wajib
ditunaikan yang disebabkan oleh suatu perbuatan dosa). (Ash Shiddieqy.1994:5).
Ali Abu Bashal (2006:2) juga menjelaskan sebagai berikut.
Ibadah khusus itu ada empat: Shalat, zakat, puasa, dan haji; yaitu
rukun islam setelah dua kalimat syahadat, yang telah dibebankan kepada setiap muslim, sebagai bukti dari keimanannya, sebagai bukti ketulusan
„azimaah-nya (hukum-hukum yang disyari‟atkan Allah kepada seluruh hamba
-Nya sejak semula pensyari‟atannya)‟, kesungguhan jiwanya dan sebagai bukti
atas kemampuannya menahan hawa nafsu.
xxxviii (khalil. 2006:29). Masykuri Abdurrahman dan Syaiful Bakhri (2006:55) juga
menjelaskan bahwa shalat secara bahas adalah doa, sedangkan secara agama adalah ibadah yang terdiri dari beberapa ucapan dan tindakan yang dimulai
dengan takbir dan diakhiri dengan salam. Shalat merupakan upacara ritual menghadap Allah SWT yang maha suci, yang harus berlangsung secara hidmat, dengan penghayatan penuh dan dengan bermodalkan ikhlas.(khalil.
2006:29). Berkitan dengan hal tersebut, Ali Abu Bashal (2006:1) juga Juga karena ia mempuyai dampak yang sangat besar dalam mendidik jiwa dan bertaqqarub kepada Allah”.
Shalat adalah tiang agama yang merupakan rukun islam yang ke dua setelah syahadat. Dalam sehari kita hanya di suruh untuk shalat lima waktu,
yaitu subuh, dzhuhur, ashar, magrib, dan isya. Ketika shalat ditunaikan dengan baik, maka seorang hamba akan dekat dengan Rabbnya, lalu Allah SWT
persoalan-xxxix
persoalan yang menghampiri hidupnya. Sudah seharusnya umat islam
mengajarkan shalat kepada putra putrinya sejak dini atau tujuh tahun. Kewajiban shalat dibebankan atas orang yang memenuhi syarat-syarat yaitu
islam, balig, berakal, dan suci.( Nasution.1995:57).
Masykuri Abdurrahman dan Syaiful Bakhri (2006:56) berpendapat bahwa ada delapan syarat yang harus dipenuhi oleh orang yang akan
melaksanakan shalat agar shalatnya sah, sebagai berikut:
1) Islam
2) Mumayyiz atau baligh artinya anak yang sudah mencapai usia dimana seoarang anak sudah milai bisa membedakan mana hal yang bermanfaat baginya dan mana hal yang membahayakan
dirinya. 3) Menutp aurat.
4) Menghadap ke kiblat
5) Mengetahui waktunya masuk shalat
6) Suci dari hadas, baik hadas besar maupun hadas kecil
7) Suci dari najis, baik badan, pakaian, maupun tempat shalat
8) Mengetahui tata cara shalat. Maksudnya, mengerti dan bisa
membedakan mana rukun dan mana sunah shalat.
Menurut Islam, shalat adalah satu-satunya ibadah yang tidak akan
terhapus kewajibanya, walaupun manusia dalam keadaan tenggelam dan perang (Qira‟ati.1996:62).
xl
Pengertian puasa menurut bahasa berarti mencegah atau menahan
semua perbuatan yang membatalkan puasa, misalnya mencegah berkata kotor, menahan hawa nafsu, dan sebagainya. Sedangkan arti menurut istilah adalah
menahan diri dari makan, minum, hubungan suami istri (pada siang hari), dan hal-hal yang membatalkan puasa sejak terbit fajar sampai terbenam mtahari (Abidin dan Suyono.1998:241). Lahmudin Nasution (1995:183) juga
menjelaskan puasa adalah terjemahan dari bahasa arab: shawm dan shiym
yang berarti menahan (imsak). Menurut syara‟ puasa ialah menahan diri dari
beberapa perbuatan tertentu, dengan niat dan menurut aturan tertentu pula. Berpuasa pada bulan ramadhan adalah salah satu rukun islam, yang berarti bahwa berpuasa itu adalah suatu kewajiban agama, yang ikut menentukan
keislaman seseorang (Daradjat.1996:13).
Syaikh Qasim Abdullah & Syaikh Yasir Abdurrahman (2005:13)
menyatakan bahwa ada sepuluh keutamaan orang berpuasa, sebagai berikut:
1) Dapat menyebebkan ketakwaan 2) Berpuasa dinisbatkan kepada Allah
3) Orang yang berpuasa mempunyai doa yang tidak akan ditolak 4) Puasa sebagai persai dari api neraka
5) Puasa tidak ada bandingnya 6) Dapat melebur dosa dan kesalahan
7) Bau tidak sedap dari mulut orang yang berpuasa lebih wangi (baunya) besok di hari kiamat dari minyak misk
xli
9) Akan masuk surga dari pintu Ar_Rayyan
10) Puasa dapat menolong atau memberi syafaat kepada orang yang melaksanakannya.
Adapun etika berpuasa menurut Syaikh Qasim Abdullah & Syaikh Yasir Abdurrahman (2005:13) adalah sahur, segera berbuka, berdoa ketika berbuka, dan ketika sedang menjalankan puasa, siwak, berderma, dan banyak
membaca Al Qur‟an, bersungguh-sungguh beribadah di sepuluh hari terakhir
di bulan ramadhan. Rasullulah SAW memberikan tauladan yang luhur dalam
penyambutan terhadap datangnya bulan suci ramadhan, karena di dalam bulan ramadhan terdapat manfaat, hikmah, dan pelajaran yang mulia, diantaranya adalah perintah untuk menjalankan puasa. (Winarno.2003:5)
3. Kiat diterimanya ibadah mahdhah
Banyak cara yang dilakukan supaya ibadah seseorang dapat diterima
Tuhan. Terkait hal tersebut Slamet abidin dan Suyono (1998:15) berpendapat sebagai berikut.
a. Ikhlas, artinya hendaklah ibadah yang kita kerjakan itu bukan
karena mengharap pemberian dari Allah, tetapi kerjkanlah ibadah itu, semata-mata karena perintah-Nya. Jangan hanaya
xlii
b. Meninggalkan riya, artinya melakukan ibadah karena malu kepada
manusia atau supaya dilihat orang.
c. Bermuraqabah, artinya yakin bahwa tuhan itu melihat, dan selalu
ada di samping kita, sehingga kita selalu melakukan ibadah dengan sesungguhnya.
d. Jangan keluar dari waktu, artinya melakukan ibadah dalam waktu
tertentu, sedapat mungkin dikerjakan di waktu awal.
C. Penyimpangan perilaku sosial
Perilaku menyimpang yang biasa juga dikenal dengan nama penyimpangan sosial adalah perilaku yang tidak sesuai dengan nilai-nilai kesusilaan atau kepatutan, baik dalam sudut pandang kemanusiaan (agama)
secara individu mupun pembenarannya sebagai bagian daripada makhluk sosial. Dalam kamus besar bahasa indonesia perilaku menyimpang diartikan
sebagai tingkah laku, perbuatan, atau tanggapan seseorang terhadap lingkungan yang bertentangan dengan norma-norma dan hukum yang ada didalam masyarakat. Salah satu jenis penyimpangan sosial adalaah hubungan
seksual, hubungan seks diluar nikah dan pelacuran merupakan penyimpangan sosial karena meyimpang norma sosial maupun agama
1. Hubungan seks di luar nikah
Jika kita ingin melihat bagaimana kelompok masyarakat melakukan kegiatan seksualnya di luar pernikahan, indikasi pertama yang
xliii
dimasyarakat tersebut (Sa‟abah.2001:48). Hasan Hathout (2004:109)
mengatakan bahwa dalam sejarahnya, islam telah membicarakan isu-isu serius secara terbuka dan menuntut tindakan-tindakan perluasan bagi
kezaliman (zalim) yang dilakukan terhadap kehormatan umat manusia. Pergaulan bebas terlarang baginya, terlepas dari status atau posisi wanitanya, apakah wanita itu melakukan secara suka rela atau terpaksa.
2. Pelacuran
Banyak orang mencari keuntungan di balik usaha pelacuran,
dimana usaha ini sangat dikecam oleh masyarakat pada umumnya. Ada beberapa penyebab mengapa wanita menenggelamkan diri ke lembah hitam pelacuran menurut Marzuki Umar Sa‟abah (2001:73), antara lain
sebaga berikut:
a. Hubungan keluarga yang berantakan, terlalu menekan dan juga
adanya penyiksaan seksual yang dialami dalam keluarga
b. Jauhnya seseorang dari kemungkinan hidup secara normal akibat
rendahnya pendidikan yang dimiliki, kemiskinan,dan gambaran jaminan pekerjaan dan masa depan yang tidak jelas
c. Hasrat berpetualang dan kemudahan meraih uang juga mendorong
kearah melacur
d. Hubungan seks terlalu dini, keterlibatan pada suatu pergaulan yang
xliv
e. Ada juga yang memandang, perasaan benci terhadap ayah yang
diletupkan dengan cara melacurkan diri dari satu pelukan lelaki kepelukan lelaki lain.
f. Paduan antara kemiskinan, kebodohan, kekerasan, dan tekanan penguasa.
g. Tentunya keluaraga yang menimbulkan anak bermasalah seperti itu
merupakan keluarga yang gagal memfungsikan perannya sebagai pembina nilai-nilai keagamaan, atau nilai-nilai agama yang dianut
tidak memberikan dasar untuk menolak pelacuran.
BAB lll
PAPARAN DATA DAN TEMUAN PENELITIAN
xlv 1. Sejarah Tegal Panas
Lingkungan prostitusi di Tegal Panas desa Jati jajar, Kecamatan Bergas, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah yang letaknya di Jalan
Soekarno-Hatta Km 29 Bergas atau bersebelahan dengan SPBU Tegal Panas dan 5 Km dari terminal Bawen. Selain itu juga terletak di pinggir jalan utama Surakarta-Semarang serta didepannya terdapat kantor SAMSAT Klepu dan RS KEN
SARAS. Jadi mudah sekali untuk dijangkau karena terletak di pinggir jalan.
Berdasarkan penuturan ketua paguyupan Bangkit Rejo Bapak AY,
Tegal Panas dulunya adalah hutan belantara yang kemudian pada tahun 1970 di tempat ini didirikan warung remang-remang. Belum ada penerangan pada waktu itu. Kondisi jalan pun tidak seperti saat ini hanya tanah bercampur batu
krikil saja. Kendaraan yang berlalu lalang juga tidak seramai saat ini. Para pendiri warung remanag-remang masih menggunakan alat seadanya untuk
penerangan. Ketika itu jumlah Pekerja Seks Komersil (PSK) atau yang sekarang sering disebut dengan Wanita Binaan Sosial (WBS) hanya sekitar 30 orang. Salah seorang yang termasuk pertama kali datang ke Tegal Panas
adalah pak Yd dari Wonogiri yang sekarang ini mendirikan usaha bengkel dan tambal ban di Tegal Panas, pinggir jalan yang sekarang ini letaknya di depan
rumah sakit KEN SARAS atau lebih tepatnya di depen Samsat Kabupaten Semarang. Pak yd ini merupakan satu-satunya saksi yang masih ada di Tegal
xlvi
“Saya kesini tahun 1974 , saat itu keadaan disini masih hutan-hutan. Tahun 1976 saya mendirikan rumah di sini dan tidak lama kemudian ada 15 kepala Keluarga (KK) yang tinggal di sini, pada waktu itu saya di tunjuk sebagai ketua RT. Dahulu di sini hanya ada RT 5 saja. Di sini juga terdapat tempat parkiran truk. Sejarah tempa ini sampai dijadikan tempat prostitusi berawal dari sopir-sopir truk yang membawa kekasih gelap mereka dan di turunkan di Tegal Panas. Mereka berhubungan seks dengan kekasih gelap mereka di hutan yang sekarang sudah di bangun rumah sakit KEN SARAS. Karena begitu banyak wanita yang diturunkan di sini maka banyak dari mereka pula yang mendirikan warung remang-remang. Dari warung remang-remang tersebut yang akhirnya berkembang menjadi seperti ini”.
Penjelasan di atas sedikit cerita singkat dari sesepuh (orang yang paling tua) yang menjadi saksi hidup awal mula berdirinya tempat prostitusi di
Tegal Panas. Sangat rumit memang karena semua terjadi karena banyak sopir truk yang menurunkan wanita simpanannya di Tegal Panas.
Tegal Panas semakin lama semakin ramai, pada tahun 1980 an banyak
sekali pendatang yang masuk ke Tegal Panas, mereka berasal dari berbagai macam daerah seperti Temanggung, Boyolali, Magelang, Demak, Kudus
bahkan ada juga pendatang dari luar Provinsi. Pada jaman pemerintahan kepresidenan Soeharto dengan wakilnya Adam malik terjadi penembakan misterius atau sering dikenal dengan istilah petrus di berbagai daerah dan Tegal Panas ini digunakan sebagai tempat persembunyian para preman yang menjadi sasaran para penembak misterius tersebut. Banyak preman yang lolos
dari kejaran para penembak misterius tapi juga ada yang tertangkap di Tegal Panas. Masuknya pendatang dari luar daerah sangat berpengaruh sekali
xlvii
sebagian mereka juga ada yang membuka usaha warung makan dan membuka
jasa pencucian motor. Pada tahun 1990 an Tegal Panas ini semakin ramai, jumlah pendatang dari luar kota maupun luar provinsi semakin banyak. Tegal
Panas waktu itu dijadikan tempat persinggahan atau tempat peristirahatan para sopir-sopir truk dari berbagai daerah (Ketua Paguyupan Bangkit Rejo)
Di tahun 1995 an jalan maupun tempat parkir yang dulunya masih
berupa batu sudah mulai diaspal. Pengaspalan ini merupakan bentuk kerjasama antara PEMDA dan PT Muliyono Kerto. Tanah Tegal Panas itu
sebenarnya tanah milik PEMDA dan tanah tersebut tidak menghasilkkan apa-apa untuk pemerintah (tanah tidur). Berdasarkan pengamatan dari PEMDA omset parkiran Tegal Panas ini mencapai jutaan rupiah perharinya, oleh karen
itu PEMDA bekerjasama dengan PT Muliyo Kerto untuk pembangunan lahan parkir supaya pemerinah juga mendapat pemasukan. Lahan parkir waktu itu
dikelola oleh DISHUB Kabupaten Semarang. Karena dengan lahan parkir yang luas maka pengunjungpun semakin banyak. Dengan demikian PEMDA mendapat pemasukan dari tanah yang ada di Tegal Panas. Namun PEMDA
setempat tidak cukup lama menikmati hasil dari parkiran yang ada di Tegal Panas, karena antara tahun 1996 sampai tahun 2004 banyak sekali terjadi
pemungutan liar atau pungli dimana dengan maraknya pungli ini PEMDA dan PT Muliyo Kerto rugi dan bangkrut. Karena itu maka sudah tidak ada lagi
xlviii
Di tahun 2004 ini merupakan tahun dimana jumlah PSK menapai 600
orang dan ini merupakan jumlah PSK terbanyak disepanjang sejarah Tegal Panas. Di tahun ini juga pemerintah mendirikan gudang untuk tempat
penyimpanan mobil-mobil yang kecelakaan. Itu semua terjadi karena pemerintah merasa rugi, tidak ada pemasukan sedikitpun di tanah yang jelas-jelas milik pemerintah itu. Tanah milik pemerintah tersebut merupakan tanah
yang dijadikan lahan parkir. Ketika lahan parkir sudah tidak ada ataaupun berkurang tentu penghasilanpun juga berkurang. Karena dengan adanya
tempat penyimpanan mobil bekas kecelakaan milik polisi lalulintas Kabupaten Semarang tersebut, maka membatasi ruang gerak pengunjung, sehingga pengunjung pun menurun drastis. Tegal Panas digunakan para sopir untuk
tempat istirahat sebelum melanjutkan perjalanan mereka ke daerah lain, itu semua dilakukan dengan pertimbangan lahan parkir yang memadai. Namun
semenjak lahan paarkir yang biasanya digunakan parkir para sopir dari luar daerah itu dibangun gudang lakalantas maka mereka sudah jarang sekali mampir. Lahan parkir di dalam yang sempit dan lahan parkir yang letaknya di
pinggir jalan tentu sangat berbahaya, walaupun ada beberapa sopir truk yang memakirkan truknya di pinggir jalan raya. Sebenarnya mereka sediri tau akan
bahayanya parkir di tempat tersebut, namun mau bagaimana lagi, mereka butuh istirahat. Mulai sejak itulah pengunjung yang datang di Tegal Panas
sudah dipastikan hanya orang-orang lokal atau daerah sini-sini saja. Jika ada pengunjung dari luar kotapun itu sudah jarang sekali. Dahulu ketika ada pengunjung datang tidak bisa dipastikan apakah pengunjung itu mau karaoke,
xlix
tapi sekarang sudah bisa dipstikan bahwa jika ada pengunjung datang itu pasti
karaoke ataupun ingin mencari kepuasan seksual (Ketua Paguyupan Bangkit Rejo)
Tahun 2004 Pada era kepemimpinan Bambang Guritno dan wakil ibu Fatonah ada kebijakan atau program mengurangi atau membatasi ruang gerak prostitusi, karena pemerintah sadar jika sampai prostitusi itu dihapuskan maka
akan timbul masalah yang lebih besar. Kejahatan, pemerkosaan akan merajalela dan juga kekerasan seksul akan semakin bertambah banyak. Untuk
itu pemerintah Dinas Sosial dalam mementaskan para PSK memberikan suaatu ketrampilan. Waktu itu ada 20 PSK yang sudah siap keluar dan dibina oleh pemerintah dengan dibekali ketrampilan untuk hidup di dunia luar.
Selama satu tahun para Wanita binaan ini selalu dikawal apakah mereka sudah bisa hidup mandiri atau belum. Di tahun 2004 ini pula mulai didirikan
paguyupan karaoke di Tegal Panas, nama paguyupannya adalah paguyupan Tri Manunggal. Tujuan paguyupan ini didirikan adalah untuk mengatur atau mengkoordinir perkaraokeaan dan hal-hal yng menyangkut tentang PSK,
seperti kesehtan PSK. Di dalam paguyupan ini juga mempunyai uang khas yang semestinya digunakan untuk kepentingan anggotanya. Namun semenjak
paguyupan ini ada banyak pemungutan uang yang tidak jelas. Paguyupan ini pun akhirnya hanya berdiri 1 tahun karean banyak sekali keuangan yang tidak
jelas kemana larinya dan ketika di audit pemerintah, penguruspun juga tidak bisa memberikan keterangan yang jelas mengenai keuangan yang ada di paguyupan Tri Mnunggal. Sebenarnya untuk program kegiatan yang diadakan
l
hancurnya paguyupan ini. Sehingga pada tahun 2005 paguyupan Tri
Mnunggal akhirnya dibekukan. Sebenarnya sangat disayangkan pembekuan atau pembubaran paguyupan ini, karena paguyupan ini sebagai paguyupan
pertama yang seharusnya bisa menjadi contoh untuk paguyupan yang meneruskan. Semua itu karena pengurus yang kurang bertanggungjawab (Ketua Paguyupan Bangkit Rejo)
Dari tahun 2005 sampai 2007 kepengurusan dipegang oleh masing-masing RT. Di Tegal Panas terdiri dari 3 RT yaitu RT 5, RT 6, RT 7 .
sehingga masing-masing RT memiliki kebijakan tersendiri untuk mengatur keuangan mereka dan juga PSK yang tinggal di daerah mereka. Akan tetapi masing-masing ketua RT masih saling berhubungan baik dan berkomunikasi
dengan baik pula. Mereka juga punya gagasan untuk membentuk kembali paguyupan yang lama fakum, dengan memilih pengurus yang bener-benar bisa
dipercaya dan bisa mempertanggungjawabkan atas kepengurusannya. Mulai tahun 2007 datanglah LSM pendamping dari PKBI. Semenjak kedatangan LSM pendamping, penanganan kesehatan mulai membaik dan berdasarkan
prosedur yang berlaku. Karena ditahun-tahun sebelumnya juga ada pemeriksaan kesehatan secara rutin akan tetapi masih asal-asalan tidak sesuai
prosedur, contohnya setiap ada PSK yang sakit hanya dikasih anti biotik tanpa tau apa sebenarnya penyakit yang diderita. Namun semenjak ada LSM
pendamping dari PKBI kesehatan PSK khususnya sangat diperhatikan. Setiap 1 bulan sekali skrining dan setiap 3 bulan sekali ada fisiti. Dengan demikian PSK yang terkena HIV atau yang tidak pakai kondom saat berhubungan badan
li
paguyupan Bangkit Rejo. Nama ini diartikan pula bangkit dari tidur, karena
semenjak paguyupan Tri manunggal dibekukan sudah tidak ada lagi paguyupan di Tegal Panas. Penggagas berdirinya paguyupan ini adalah
ketua-ketua Rt dan Pengurus. Pemilihan ketua-ketua untuk memimpin paguyupan ini dengan cara di tunjuk oleh pengurus masing-masing RT. Berdasarkan penunjukan tersebut di pilih bapak Ariyanto sebagai koordinator paguyupan
Bangkit Rejo (Ketua paguyupan Bangkit Rejo)
Sampai tahun 2015 kepengurusan paguyupan Bangkit Rejo belum
berganti. Bagusnya kepengurusan ini yang membuat warga Tegal Panas merasa nyaman dengan kepengurusan ini. Ketua paguyupan juga masih sama yaitu bapak Ardiyanto. Berkat kebijaksanaan dan kepandaian pak Arrdiyanto
ini sehingga mampu menciptakan lingkingan Tegal Panas yang kondusif dengan keuangan yang transparan.
2. Kondisi sosio-kultural Tegal Panas
Kondisi lokalisasi Tegal Panas yaitu lingkungan yang dipenuhi dengan pemukiman warga dimana pemukiman tersebut terdiri dari beberapa tempat karaoke dan kamar. Untuk aktifitasnya di mulai pukul 08.00-24.00 WIB.
Kebanyakan para pekerja disitu adalah dari luar kota. Tidak asing bagi masyarakat Kab. Semarang khususnya ketika mendengar tentang Tegal
lii
keluarga. Dengan pondasi keluarga yang kuat berupa pendidikan, baik
pendidikan formal (sekolah) maupun pendidikan non formal budi pekerti dan keagamaan bagi suatu keluarga merupakan dasar yang kuat untuk dapat
menghindari agar tidak terjerumus dalam lembah prostitusi.
“Penduduk Pribumi” Tegal Panas mayoritas beragama Islam, namun
banyak sekali warga pendatang yang datang ke Tegal Panas dengan
bermacam agama. Keberagaman budaya yang dibawa para pendatang di Tegal Panas sedikit mempengaruhi kondisi sosial di Tegal Panas. Seperti
ketika penduduk pribumi Tegal Panas yang malu untuk turun di tegal panas ketika naik angkot. Mereka rela turun jauh sebelum tegal panas maupun sesudah tegal panas kemudian berjalan kaki sampai rumah. Berikut penuturan
salah satu warga pribumi yang tinggal di Tegal Panas
“Saya sering bepergian menggunakan jasa angkutan umum ketika hendak berangkat saya jalan kaki dulu sampa wonoboyo (desa tetangga) dan ketika saya pulang saya juga turun disitu, saya malu jika turun di Tegal Panas, karena orang mengira saya ini Pekerja Seks Komersial (PSK). Padahal sayaa warga pribumi asli Tegal Panas”.
Contoh di atas merupakann sedikit pengaruh kedatangan PSK di Tegal Panas. Semua itu wajar dilakukan oleh penduduk pribumi yang bukan bagian
dari PSK. Karena semua orang yang belum mengerti tentang seluk beluk Tegal Panas pasti menilai bahwa setiap wanita yang ada di Tegal Panas adalah Pekerja Seks Komersial.
Ketika dulu saya belum mengetahui Tegal Panas pun kami juga menganggap mereka yang berada di Tegal Panas merupakan Pekerja Seks
liii
“Pernah suaatu ketik sayai naik angkot, disitu ada seorang perempuan yang membayar uang ongkos kepada sang kondektur, si perempuan iu
membayar sambil bilang “turun di Tegal Panas pak”. Ketika mendengar itu yang ada di pikiran saya yang ingin turun di Tegal Panas itu adalah PSK, dan ketika saya melihat penumpang yang lain pun saya pikir merekaa berprasangka seperti saya, raut muka para penumpang sedikit sinis ketika melihat dan mendengar percakapan kondektur dengan warga Tegal Panas tersebut”.
Dari kejadian di atas tentu sebagai warga Tegal Panas merasa malu jika dikatakan sebagai Pekerja Seks Komersial, karena tidak semua yang
tinggal di Tegal Panas bekerja sebagi Pekerja Seks Komersial.
Tidak selamanya warga yang tinggal di Tegal Panas merasa tidaak
nyaman. Ketika mereka sudah berada dilingkungan Tegal Panas, mereka sangat nyaman dan krasan. Banyak PSK yang mencoba pulang ke kampung halaman namun hanya beberapa bulan merekaa sudah kembali lagi ke Tegal
Panas. Ini kisah salah satu PSK yang berasal dari boyolali yang waktu itu mencoba pergi dari Tegal Panas dan berada di rumah hanya 3 bulan saja yang
kemudian kembali lagi ke Tegal Panas.
“Saya dulu pernah pengen tobat, pulang ke rumah dan tidak ingin kembali lagi ke sini. Karena waktu itu kakak laki-laki saya tau kalu saya di sini. Tapi saya di rumah hanya bulan saja. Saya di rumah palah bingung mau ngapain. Suasananya juga enak di sini. Di sini teman-teman saya banyak dan mereka baik-baik. Pokok e nyaman lah nek udah berada di sini. Ibu asuh (mucikari) saya juga orange enak. Kami di sini di beri kebebasan , tidak seperti di rumah pacaran saja saya tidak boleh”.
Tentu dapat kita simpulkan bahwa kondisi sosial yang ada di Tegal Panas terbentuk dengan sangat baik dan tumbuh juga dengan sangat baik.
liv
yang bukan Pekerja Seks Komersial pun juga berhubungan baik layaknya kita
hidup saling menghormati dan menghargai tetangga kita.
Sopan santun diantara mereka juga terjaga dengan baik. Hal tersebut
kami dapatkan langsung ketika kami sedang melakukan penelitian di Tegal Panas. Ketika kami diajak masuk ke rumah warga oleh seorang pendamping kami, mereka mengetuk pintu dan mengucapkan salam. Berikut percakapan
yang kami dengar.
A: assalamu’alaikum N: wa’alaikumsalam
A: maaf mbk mengganggu, ini ada mahasiswa STAIN Salaatiga yang melakukan penelitian di sini dan ingin melakukan wawancara dengan anak asuh kamu.
N: iya mas, sebentar saya panggilkan, karena mereka masih pada tidur
A: terimakasih mbak
Dari percakapan di atas kami sangat kaget, terutama ketika kami diajak masuk ke tempat prostitusi mereka mengucapkan salam terlebih dahulu, dan
yang menjawab salampun juga sudah seperti orang yang sudah terbiasa menjawab salam, walaupun ketika menjawab salam dengan menggunakan
pakain ketat dan celana pendek ketat pula.
Berdasarkan penjelasan dari Ketua Paguyupan Bangkit Rejo Bapak Ariyanto, Banyak kegiatan sosial yang dikerjakan di Tegal Panas dimana
kegiatan tersebut menuntut kebersamaan. Semua waarga yang ada di Tegal Panas sangat dianjurkan mengikuti kegiatan tersebut. Kegiatan sosial yang ada
lv
a. Menyantuni warga yang kena musibah (lelayu)
Setiap ada warga yang sakit, ada perwakilan dari paguyupan untuk menjenguk. Walaupun warga tersebut berasal dari luar kota tetap
diperhatikan. Begitu juga jika ada yang meninggal dunia, kalau meninggal dunia di Tegal Panas tentu semua warga Tegal Panas akan berperan aktif membantu. Namun jika jenazah di bawa pulang ke kampung halaman
maka ada perwakilan warga yang pergi ke rumah warga yang meninggal tersebut.
b. Menghadiri acara pernikahan
Di Tegal Panas juga ada acara pernikahan seperti di kampung-kampung yang lain. Semua warga juga saling membantu untuk
mensukseskan acara tersebut.
c. Kerja bakti
Kerjabakti membersihkan jalan dan membangun jalan yang menghubungkan Tegal Panas dengan desa Jati Jajar.
d. Senam rutin jumat pagi
lvi
Selain kegiatan sosial banyak kegiatan keagamaan yang dilakukan
dilingkungan Tegal Panas, misalnya:
a. Kegiatan memperingati hari isra‟ mi‟raj
b. Pengajian rutin setiap hari Jumat legi (hari dalam aturan jawa)
c. Ikut serta dalam acara rutin tahunan untuk menyantuni anak yatim piatu yang dilaksanakan menjelang bulan puasa.
Di lingkungan Tegal Panas baru saja berdiri organisasi islam untuk remaja, yaitu IRMAS (Ikatan Remaja Masjid). Pendiri organisasi ini adalah
seorang pemuda dari luar daerah Tegal Panas yang menikah dengan orang asli Tegal Panas. Dampak maupun pengaruh ini sangat terlihat jelas di lingkungan Tegal Panas. Remaja yang dulunya tidak pernah ke masjid mulai
banyak yang pergi ke masjid untuk melaksanakan salat jama‟ah. Waktu salat magrib merupakan bukti nyata akan pengaruh organisasi ini, karena setiap
salat magrib banyak sekali remaja yang melaksanakan salat berjama‟ah di
masjid.
Tegal Panas merupakan bagian dari desa Jati Jajar. Dimana masyarakat yang ada di Tegal Panas mendapatkan perlakuan yang sama dari pemerintah desa. Seperti ketika ada acara kerja bakti, pengajian, maupun ketika ada orang
yang meninggal maka seluruh masyarakat desa Jati Jajar di beri informasi untuk berpartisipasi dalam kegiatan tersebut. Begitu pula ketika ada rapat di
lvii
Masyarakat yang tinggal di Tegal Panas tidak semua bekerja sebagai
PSK, banyak warga pribumi yang hanya menyediakan tempat karaoke dan menyewakan kamar saja, untuk menyewakan tempat karaoke 1 jam nya sang
pemilik ruangan mendapatkan imbalan Rp.5000, sedangkan untuk menyewakan kamar 1 jamnya sang pemilik kamar mendapat imbalan Rp.15.000. Kebanyakan PSK yang ada di Tegal Panas berasal dari luar daerah
kabupaten Semarang, seperti Purwodadi, Temanggung, Magelang, Boyolali, Jepara, Demak dan masih banyak lagi.
Berikut beberapa tabel yang akan menjelaskan status penduduk dan latar belakang (pendidikan, agama, usia, pernikahan dan penghasilan setiap bulan) PSK yang ada di Tegal Panas. Tabel di bawah ini kami dapat dari
pengurus paguyupan Bangkit Rejo selaku organisasi yang mengatur segala sesuatu yang ada di Tegal Panas
a. Berikut tabel jumlah penduduk tetap di Tegal Panas.
NO Status Kependudukan Jumlah Laki-laki
Perempuan
1 Warga Tetap (mempunyai hak
pilih)
480 189 291
2 Balita 26 8 18
lviii memiliki usaha karaoke di Tegal
Panas)
4 SMP 5 - 5
5 SMA 4 2 2
Tidak semua warga yang tinggal di Tegal Panas merupakan PSK, sama seperti masyarakat pada umumnya mereka tinggal di Tegal Panas
ada yang menyediakan jasa kontrakan rumah maupun jasa karaoke.
Jumlah PSK yang ada di Tegal Panas di Tahun 2015 ada 127
orang, 82 diantaranya merupakan PSK tetap dan yang 45 merupakan PSK free line. PSK free Line merupakan PSK yang bebas dan tidak terikat oleh ibu asuh (mucikari). Mereka hidup di Tegal Panas dengan cara menyewa
rumah sendiri dan mereka bekerja juga untuk diri mereka sendiri tanpa harus membagi uang hasil kerja dengan ibu asuh (mucikari).
b. Tabel kategori usia PSK di Tegal Panas
Banyak kategori usia PSK yang ada di Tegal Panas, ada yang
ABG, dewasa, maupun yang tua. Berikut tabel katagori usia PSK di Tegal Panas
lix
1 16-20 2 orang
2 21-25 49 orang
3 26-30 22 orang
4 31-35 26 orang
5 36-40 19 orang
6 41-45 6 orang
7 46-50 3 Orang
Dari tabel usia PSK yang ada di Tegal Panas bisa kita simpulkan
bahwa usia 21-25 merupakan usia yang mendominasi PSK di Tegal Panas. Kita tahu bahwa usia tersebut merupakan usia produktif untuk belajar dan bekerja secara normal (bukan Prostitusi). Hanya ada 3 orang yang sudah
lanjut usia yang bekerja sebagi PSK di Tegal Panas.
c. Tabel status pendidikan PSK di Tegal Panas
Sebagian besar PSK Tegal Panas sudah pernah merasakan pendidikan. Ada yang SD, SMP, SMA, namun juga ada yang tidak
lx NO Pendidikan Jumlah
1 SD 53 orang
2 SMP 48 orang
3 SMA 7 orang
4 Tidak Sekolah 9 Orang
Dari tabel di atas tentu sangat memprihatinkan, mengingat para PSK yang ada di Tegal Panas kebanyakan orang yang berpendidikan SD
(tamatan sekolah dasar). Tentu mereka minim sekali ilmu pengetahuan. Pantas jika mereka memilih jalan pintas untuk memenuhi kebutuhan hidup
mereka. Dengan pengetahuan yang terbatas yang mereka miliki, mereka tanpa mempertimbangkan dampak yang ditimbulkan akan dengan santai memilih menjadi Pekerja Seks Komersial.
d. Tabel status Agama PSK Tegal Panas
Agama para PSK sangat beragam, ada Islam, Kristen, Hindu, dan
Budha. Mereka besatu di Tegal Panas untuk bekerja mencari uang dengan menawarakan jasa seksual. Berikut tabel kategori agama PSK di Tegal Panas.