i
PENERAPAN METODE TEAM GAME TOURNAMENT (TGT) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA
MATERI OPERASI HITUNG BILANGAN BULAT
PADA SISWA KELAS V MI MA’ARIF TINGKIR LOR SALATIGA TAHUN PELAJARAN 2016/2017
SKRIPSI
Diajukan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Oleh :
USWATUN KHASANAH NIM : 115 12 104
JURUSAN PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)
SALATIGA
iii
PENERAPAN METODE TEAM GAME TOURNAMENT (TGT) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA
MATERI OPERASI HITUNG BILANGAN BULAT
PADA SISWA KELAS V MI MA’ARIF TINGKIR LOR SALATIGA TAHUN PELAJARAN 2016/2017
SKRIPSI
Diajukan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Oleh :
USWATUN KHASANAH NIM : 115 12 104
JURUSAN PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)
SALATIGA
vii
Dari Ali R.A ia berkata : Rasulullah SAW bersabda : Orang-orang yang berilmu
kemudian dia memanfaatkan ilmu tersebut (bagi orang lain) akan lebih baik dari
seribu orang yang beribadah atau ahli ibadah. (H.R Ad-Dailami)
PERSEMBAHAN
Skripsi ini saya persembahkan kepada :
Bapak (almarhum) dan ibuku tercinta beserta keluarga besarku yang selalu
memberikan kasih sayang, semangat, doa, dan dukungan moril maupun
materi untuk kesuksesan saya.
Teman-teman seperjuangan khususnya rekan-rekan PGMI angkatan 2012.
Sahabatku yang selalu menyemangatiku dalam keadaan apapun.
Untuk seseorang yang masih dalam misteri yag dijanjikan Allah yang
viii
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT karena berkat Rahmat
dan Karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi ini. Shalawat
beserta salam semoga senantiasa terlimpah curahkan kepada Nabi Muhammad
SAW, kepada keluarganya, para sahabatnya, hingga kepada umatnya hingga akhir
zaman, aamiin,
Penulisan skripsi ini diajukan untuk memenuhi salah satu syarat
Memperoleh gelar Sarjana pada Jurusan Madrasah Ibtidaiyah Fakultas Tarbiyah
dan Ilmu Keguruan Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga. Judul yang
penulis ajukan adalah “Penerapan Metode Team Game Tournament (TGT) Untuk
Meningkatkan Hasil Belajar Matematika Materi Operasi Hitung Bilangan Bulat
Pada Siswa Kelas V MI Ma’arif Tingkir Lor Salatiga Tahun Pelajaran
2016/2017”.
Dalam penyusunan dan penulisan skripsi ini tidak terlepas dari bantuan,
bimbingan serta dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu dalam kesempatan
ini penulis dengan senang hati menyampaikan terima kasih kepada yang
terhormat:
1. Bapak Dr. H. Rahmat Hariyadi, M.Pd. selaku Rektor IAIN Salatiga.
2. Bapak Suwardi, M.Pd., selaku Dekan FTIK IAIN Salatiga
ix
4. Bapak Wahidin, S.Pd.I., M.Pd. selaku pembimbing yang selalu bijaksana
memberikan bimbingan, nasehat serta waktunya selama penelitian dan
penulisan skripsi ini.
5. Ibu Tri Wahyu Hidayati, M. Ag. Selaku dosen Pembimbing Akademik
yang senantiasa memberikan bimbingan dan mendampingi dari semester
awal sampai semester akhir ini.
6. Staf Dosen PGMI IAIN Salatiga yang telah membekali penulis dengan
berbagai ilmu selama mengikuti perkuliahan sampai akhir penulisan
skripsi.
7. Bapak Sadi Sarifudin, S.Pd, selaku Kepala Sekolah MI Ma’arif Tingkir
Lor Kota Salatiga yang telah memberikan kesempatan dan waktu untuk
melaksanakan penelitian.
8. Rekan-rekan guru MI Ma’arif Tingkir Lor Kota Salatiga yang telah
memberikan dukungan partisipasinya selama penulis menyelesaikan
skripsi sehingga penulisan skripsi ini berjalan dengan lancar.
9. Para siswa kelas V MI Ma’arif Tingkir Lor yang telah mendukung dan
membantu dalam melakukan penelitian.
10.Ayah (almarhum) dan Ibu atas jasa-jasanya, kesabaran, do’a, dan tidak
pernah lelah dalam mendidik dan memberi cinta yang tulus dan ikhlas
kepada penulis semenjak kecil.
11.Semua keluarga besarku yang selalu mendoakan dan mendukung untuk
x
12.Sahabat-sahabatku tercinta yang telah banyak memberikan dorongan,
semangat, dan kasih sayang demi lancarnya penyusunan skripsi ini.
13.Teman-teman seperjuangan PGMI 2016, yang selama ini telah berjuang
bersama.
14.Semua pihak yang telah banyak membantu penulis dalam menyelesaikan
skripsi ini.
Semoga Allah SWT memberikan balasan yang berlipat ganda
kepada semuanya. Demi perbaikan selanjutnya, saran dan kritik yang
membangun akan penulis terima dengan senang hati. Akhirnya, hanya
kepada Allah SWT penulis serahkan segalanya mudah-mudahan dapat
bermanfaat khususnya bagi penulis umumnya bagi kita semua.
Salatiga, 25 Agustus 2016
xi ABSTRAK
Uswatun Khasanah. 2016. Penerapan Metode Team Game Tournament (TGT)
Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Matematika Materi Operasi
Hitung Bilangan Bulat Pada Siswa Kelas V MI Ma’arif Tingkir Lor
Salatiga Tahun Pelajaran 2016/2017. Skripsi Jurusan Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah. Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Institut Agama Islam Negeri Salatiga. Pembimbing : Wahidin, S.Pd.I., M.Pd.
Kata Kunci : Metode TGT. Hasil Belajar Matematika
Penelitian ini digunakan untuk menjawab permasalahan, apakah dengan penerapan metode Team Game Tournament (TGT) dapat meningkatkan hasil belajar matematika materi operasi hitung bilangan bulat pada siswa kelas V MI Ma’arif Tingkir Lor Salatiga tahun pelajaran 2016/2017?
Penelitian ini menggunakan Penelitian Tindakan Kelas. Subjek yang diteliti adalah siswa kelas V MI Ma’arif Tingkir Lor Salatiga tahun ajaran 2016/2017 sebanyak 24 siswa. Penelitian ini dilaksanakan dalam 2 siklus, setiap siklus terdiri dari 4 tahap yaitu perencanaan, pelaksanaan tindakan, pengamatan, dan refleksi. Setiap akhir siklus diandalkan evaluasi untuk mengetahui peningkatan hasil belajar siswa pada mata pelajaran Matematika.
xii DAFTAR ISI
SAMPUL ... i
LEMBAR BERLOGO ... ii
JUDUL ... iii
PERSETUJUAN PEMBIMBING ... iv
PENGESAHAN KELULUSAN ... v
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ... vi
xiii
2. Subjek Penelitian ... 10
3. Langkah-langkah Penelitian ... 11
4. Instrumen Penelitian ... 14
5. Teknik Pengumpulan Data ... 15
6. Indikator Keberhasilan Siswa ... 15
7. Analisis Data ... 16
H. Sistematika Penulisan ... 18
BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Pengertian Belajar dan Hasil Belajar ... 20
1. Pengertian Belajar ... 20
2. Ciri-ciri Belajar ... 21
3. Pengertian Hasil Belajar ... 22
4. Hasil Belajar Matematika ... 23
5. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar ... 24
B. Konsep Matematika ... 25
1. Pengertian Matematika ... 25
2. Karakteristik Pembelajaran Matematika ... 26
3. Fungsi dan Tujuan Pembelajaran Matematika ... 27
4. Ruang Lingkup Pembelajaran Matematika ... 29
C. Materi Operasi hitung bilangan bulat ... 29
D. Metode Pembelajaran Kooperatif Team Game Tournament. 31 1. Pengertian Metode Kooperatif TGT ... 31
xiv
3. Kelebihan dan Kekurangan Metode Kooperatif TGT .... 35
E. Hasil Penelitian yang Relevan ... 37
F. Kerangka Berfikir ... 39
BAB III PELAKSANAAN PENELITIAN A. Gambaran Umum MI Ma’arif Tingkir Lor Salatiga ... 41
B. Pelaksanaan Penelitian ... 45
1. Siklus I ... 45
2. Siklus II ... 49
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Diskripsi Setting Penelitian ... 52
B. Diskripsi per Siklus ... 53
C. Pembahasan Hasil Penelitian ... 73
BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ... 77
B. Saran ... 77
DAFTAR PUSTAKA
xv
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Profil MI Ma’arif Tingkir Lor ... 40
Tabel 3.2 Bagian ruangan di MI Ma’arif Tingkir Lor ... 43
Tabel 3.3 Fasilitas kantor MI Ma’arif Tingkir Lor ... 43
Tabel 3.4 Profil guru dan karyawan di MI Ma’arif Tingkir Lor ... 44
Tabel 3.5 Daftar nama siswa kelas V di MI Ma’arif Tingkir Lor ... 45
Tabel 4.1 Hasil pengamatan kinerja guru siklus I ... 58
Tabel 4.2 Hasil pengamatan kinerja siswa siklus I ... 59
Tabel 4.3 Hasil tes formatif siklus I ... 60
Tabel 4.4 Hasil Skor Pre-Test dan Post-Test Siklus I ... 62
Tabel 4.5 Hasil pengamatan kinerja guru siklus II ... 68
Tabel 4.6 Hasil pengamatan kinerja siswa siklus II ... 69
Tabel 4.7 Hasil tes formatif siklus II ... 70
Tabel 4.8 Hasil Skor Pre-Test dan Post-Test Siklus II ... 72
Tabel 4.9 Hasil tes akhir siklus II ... 73
xvi
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I
Lampiran 2 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus II
Lampiran 3 Lembar Pre-Test Siklus I
Lampiran 4 Lembar Post-Test Siklus I
Lampiran 5 Lembar Pre-Test Siklus II
Lampiran 6 Lembar Post-Test Siklus II
Lampiran 7 Dokumentasi Hasil Test Formatif Siklus I
Lampiran 8 Dokumentasi Hasil Test Formatif Siklus II
Lampiran 9 Dokumentasi Rekapitulasi Nilai Siswa Per Siklus
Lampiran 10 Dokumentasi Gambar Kegiatan Siklus I dan Siklus II
Lampiran 11 Lembar Pengamatan Guru Pada Siklus I
Lampiran 12 Lembar Pengamatan Guru Pada Siklus II
Lampiran 13 Lembar Pengamatan Siswa Pada Siklus I
Lampiran 14 Lembar Pengamatan Siswa Pada Siklus II
Lampiran 15 Silabus
Lampiran 16 Surat Nota Pembimbing
Lampiran 17 Surat Permohonan Izin Penelitian MI Ma’arif Tingkir Lor
Lampiran 18 Surat Bukti Pelaksanaan Penelitian MI Ma’arif Tingkir Lor
Lampiran 19 Lembar Konsultasi Pembimbing
Lampiran 20 Riwayat Hidup
1 BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam kehidupan sehari-hari tentunya tidak akan pernah lepas dari
matematika. Bukan hanya di lingkungan sekolah saja kita mempelajari
matematika, namun dalam kehidupan sehari-hari atau di luar sekolah pun
matematika sangat penting. Dari matematika tingkat dasar hingga yang sulit
sekalipun. Mata pelajaran matematika perlu diberikan kepada semua peserta
didik mulai dari tingkat sekolah dasar guna membekali peserta didik dengan
kemampuan berfikir logis, analitis, kritis, dan kreatif serta kemampuan
bekerja sama.
Kata matematika berasal dari bahasa Latin mathematika yang mulanya diambil dari bahasa Yunani yaitu mathematike yang berarti mempelajari. Kata tersebut juga mempunyai asal kata mathema yang berarti pengetahuan dan ilmu. Kata mathematike berhubungan juga dengan kata lain yang hampir
sama, yaitu mathein atau mathenein yang artinya belajar (berfikir). Pendefinisian matematika sampai saat ini belum ada kesepakatan yang bulat,
yang mana banyak definisi-definisi berbeda mengenai pengertian matematika
yang dikemukakan oleh para ahli. Mungkin disebabkan karena ilmu
matematika itu sendiri yang mana merupakan salah satu disiplin ilmu yang
memiliki kajian luas sehingga masing-masing ahli mengemukakan
2
Menurut Suyitno (2003: 37), matematika adalah ilmu yang
mempelajari tentang bilangan dan ruang yang bersifat abstrak. Untuk
menunjang kelancaran pembelajaran di samping pemilihan metode yang tepat
juga perlu digunakan suatu pembelajaran yang sangat berperan dalam
membimbing abstraksasi siswa.
Dalam proses pembelajaran di sekolah, guru hendaknya memilih dan
menggunakan pendekatan, metode, strategi, dan teknik yang dapat melibatkan
siswa aktif dalam belajar, baik secara mental, fisik, maupun sosial. (Nana
Sudjana 2008: 147)
Dalam kegiatan belajar mengajar, siswa adalah sebagai subjek dan
objek dari kegiatan pengajaran. Sehingga inti dari proses pengajaran adalah
kegiatan belajar siswa dalam mencapai suatu tujuan. Tercapai atau tidaknya
tujuan pembelajaran dapat dilihat dari hasil belajar yang diperoleh siswa
setelah proses pembelajaran selesai. Hasil belajar merupakan salah satu
tujuan dari proses pembelajaran. Hasil belajar dipengaruhi oleh kemampuan
siswa dan tinggi rendahnya atau efektif tidaknya proses pembelajaran.
Hasil belajar siswa sendiri juga dipengaruhi oleh beberapa faktor,
salah satunya metode mengajar dari guru. Metode mengajar sendiri adalah
cara yang harus dilalui di dalam mengajar. Dalam mengajar, cara-cara
mengajar dan serta cara belajar haruslah dilakukan dengan tepat, efektif, dan
efisien. Guru harus berani mencoba metode dan strategi baru yang dapat
membantu meningkatkan kegiatan belajar mengajar dan meningkatkan minat
3
Jadi hasil belajar matematika merupakan tolok ukur atau patokan yang
menentukan tingkat keberhasilan siswa dalam mengetahui dan memahami
suatu materi pelajaran matematika setelah mengalami pengalaman belajar
yang dapat diukur melalui tes.
Dalam membelajarkan matematika kepada siswa, apabila guru masih
menggunakan paradigma pembelajaran lama yang mana guru lebih
mendominasi pembelajaran maka pembelajaran matematika akan cenderung
monoton sehingga mengakibatkan peserta didik (siswa) merasa jenuh dan
tersiksa. Oleh karena itu dalam membelajarkan matematika kepada siswa,
guru hendaknya lebih memilih berbagai variasi pendekatan, strategi, metode
yang sesuai dengan situasi sehingga tujuan pembelajaran yang direncanakan
akan tercapai. Perlu diketahui bahwa baik atau tidaknya suatu pemilihan
model pembelajaran akan tergantung tujuan pembelajarannya, kesesuaian
dengan materi pembelajaran, tingkat perkembangan peserta didik (siswa),
kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran serta mengoptimalkan
sumber-sumber belajar yang ada. Daryanto (2012: 240)
Dalam melaksanakan pengajaran matematika di sekolah dasar/
madrasah ibtidaiyah khususnya di MI Ma’arif Tingkir Lor Salatiga masih
terdapat kesulitan untuk materi pokok bahasan operasi hitung bilangan bulat.
Kesulitan ini berawal dari penguasaan konsep yang kurang secara
menyeluruh. Pemahaman konsep merupakan langkah awal yang diambil
4
Pemahaman operasi hitung bilangan bulat pada proses pembelajaran
tidak mudah untuk dilakukan oleh anak sekolah dasar. Pemahaman konsep
yang baik secara dasar untuk memahami materi lebih lanjut dipengaruhi oleh
beberapa faktor, yaitu murid, guru, maupun sarana prasarananya. Maka dari
itu keberhasilan guru dalam menyampaikan materi sangat tergantung pada
kelancaran interaksi antara guru dan siswa. Mengingat hal tersebut, seorang
guru sekolah dasar dituntut untuk memahami dan mengembangkan suatu
metode pengajaran di dalam kelas untuk mencapai tujuan pembelajaran.
Dalam riset yang dilakukan peneliti, sebagian siswa kelas V MI
Ma’arif Tingkir Lor Salatiga untuk pelajaran matematika masih belum
mendapatkan tempat dihati para siswa. Hal ini terbukti pada hasil wawancara
kepada guru wali kelas V yang menyatakan bahwa siswanya masih banyak
yang kesulitan dalam operasi hitung bilangan bulat. Yaitu masih kesulitan
antara perhitungan penjumlahan, pengurangan, pembagian, dan perkalian.
Hasil itu menunjukkan katagori sedang yang tentunya belum memenuhi
standar keberhasilan yang telah ditetapkan yaitu dengan patokan nilai yang
telah ditetapkan dan penguasaan pada materi. Pada umumnya para siswa
menganggap bahwa matematika merupakan pelajaran yang sulit dipahami
sehingga tidak sedikit siswa yang takut terhadap mata pelajaran matematika.
Dengan keadaan yang demikian dan juga kurang semangatnya siswa
mengakibatkan hasil belajar matematika sering rendah. Selain itu proses
belajar mengajar selama ini masih menggunakan sistem belajar yang berpusat
5
dipakai masih tekstual semua itu harus berubah dan diikuti oleh guru yang
bertanggung jawab atas penyelenggara pembelajaran di sekolah.
Salah satu inovasi yang menarik untuk mengiringi perubahan
pembelajaran yang semua berpusat pada guru beralih berpusat pada siswa
adalah ditemukannya dan diterapkannya model, strategi maupun metode
pembelajaran yang inovatif, kreatif, dan konstruktif atau lebih tepat dalam
mengembangkan dan menggali siswa secara kongkrit dan mandiri dibidang
akademik dan sosial, maka sangatlah penting bagi para pendidik terutama
guru untuk memahami materi, siswa dan metodologi pembelajaran dalam
proses pembelajaran terutama terkait dalam pemilihan metode pembelajaran
yang modern salah satunya adalah pembelajaran kooperatif.
Metode Team Game Tournament adalah salah satu pembelajaran
kooperatif yang mudah diterapkan, melibatkan aktivitas seluruh siswa tanpa
harus ada perbedaan status, melibatkan siswa sebagai tutor sebaya dan
mengandung unsur permainan. Aktivitas belajar dengan permainan yang
dirancang dalam metode Team Game Tournament memungkinkan siswa
dapat belajar lebih rileks dan menyenangkan. Disamping itu juga
menumbuhkan tanggung jawab, kerjasama dan persaingan sehat serta lebih
bisa diingat oleh siswa.
Dari uraian di atas penulis tertarik utuk mengadakan penelitian dengan
judul “Penerapan Metode Team Game Tournament (TGT) Untuk
6
Bulat pada Siswa Kelas V MI Ma’arif Tingkir Lor Salatiga Tahun Pelajaran 2016/1017.”
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, penulis mengajukan
rumusan masalah sebagai berikut:
Apakah dengan penerapan metode Team Game Tournament (TGT) dapat
meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran matematika materi
operasi hitung bilangan bulat di MI Ma’arif Tingkir Lor Salatiga?
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah, tujuan penelitian ini untuk mengetahui
apakah dengan penerapan metode Team Game Tournament (TGT) dapat
meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran matematika materi
operasi hitung bilangan bulat di MI Ma’arif Tingkir Lor 01 Salatiga.
D. Hipotesis Penelitian
Sesuai dengan paparan di atas, penulis dapat mengajukan hipotesis
dalam penelitian tindakan kelas ini, yaitu terjadi peningkatan hasil belajar
siswa kelas V dalam mengikuti pembelajaran Matematika materi operasi
7 E. Manfaat Hasil Penelitian
1. Manfaat Teoritis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sumber informasi
atau masukan kepada guru/pengajar dalam memberikan
pelajaran-pelajaran yang dinilai sulit dipahami oleh siswa dalam menerima
pelajaran. Metode pembelajaran Team Game Tournament (TGT)
memberikan cara belajar dalam suasana yang lebih nyaman dan
menyenangkan sehingga lebih bebas dalam menemukan berbagai
pengalaman baru dalam kegiatan belajar.
2. Manfaat Praktis
Dari hasil penelitian tindakan kelas yang sudah dilaksanakan diharap
memberikan manfaat yang berarti bagi siswa, guru, dan sekolah.
a. Manfaat Bagi Siswa
Memberikan semangat dan motivasi kepada siswa dalam mengikuti
kegiatan pembelajaran di kelas dan membantu siswa meningkatkan
hasil belajar pelajaran matematika.
b. Manfaat Bagi Guru
Menambah pengetahuan kepada guru tentang pemanfaatan metode
pembelajaran di kelas sehingga permasalahan yang berhubungan
dengan kegiatan pembelajaran dapat teratasi. Di samping itu juga
menjadikan guru lebih termotivasi untuk menerapkan metode
pembelajaran yang lebih bervariasi, sehingga materi pelajaran lebih
8
c. Manfaat Bagi Sekolah
Memberikan sumbangan yang baik dan bermanfaat bagi sekolah
dalam rangka perbaikan proses pembelajaran sehingga dapat
meningkatkan kualitas pendidikan.
F. Definisi Operasional
Berikut ini akan diuraikan penulis mengenai beberapa istilah yang ada
dalam judul untuk menghindari adanya kesalahpahaman dalam pengertian
judul, antara lain:
1. Hasil Belajar
Adalah kemampuan yang dimiliki siswa setelah menerima pengalaman
belajarnya. (Sudjana, 2004: 22)
2. Matematika
Matematika, adalah bahasa simbol ilmu deduktif yang tidak menerima
pembuktian secara induktif ilmu tentang pola keteraturan, dan struktur
yang terorganisasi. Sedangkan hakikat matematika menurut Soedjadi,
yaitu memiliki objek tujuan abstrak, bertumpu pada kesepakatan, dan pola
pikir yang deduktif. (Heruman, 2007: 1)
3. Metode
Adalah cara atau jalan yang harus dilalui untuk mencapai suatu tujuan
9 4. Team Game Tournament (TGT)
TGT adalah salah satu tipe pembelajaran kooperatif yang menempatkan
siswa dalam kelompok-kelompok belajar yang beranggotakan 5 sampai 6
orang siswa yang memiliki kemampuan, jenis kelamin dan suku kata atau
ras yang berbeda. ( Rusman, 2011: 224)
G. Metode Penelitian
1. Rancangan Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan adalah PTK (Penelitian Tindakan
Kelas) yang dilakukan secara seksama antara peneliti dengan pihak yang
diteliti. Penelitian Tindakan Kelas berasal dari bahasa Inggris, yaitu
Classroom Action Research, yang diartikan penelitian dengan tindakan yang dilakukan di kelas.
Suharsimi (2008: 2) mendefinisikan penelitian tindakan kelas
melalui paparan gabungan definisi dari kata “penelitian”, “tindakan” dan
“kelas”.
a. Penelitian adalah Kegiatan mencermati suatu objek dengan
menggunakan cara dan aturan metodologi tertentu untuk memperoleh
data atau informasi bermanfaat dalam meningkatkan mutu suatu hal
yang menarik minat dan penting bagi peneliti.
b. Tindakan adalah suatu gerak kegiatan yang sengaja dilakukan dengan
tujuan tertentu. Dalam penelitian berbentuk rangkaian siklus kegiatan
10
c. Kelas adalah tempat dimana terdapat sekelompok siswa yang dalam
waktu yang sama, menerima pelajaran yang sama dari guru yang sama
pula.
Jadi dapat disimpulkan bahwa penelitian tindakan kelas adalah
pencermatan dalam bentuk tindakan terhadap kegiatan belajar yang sengaja
dimunculkan dan terjadi dalam sebuah kelas secara bersamaan.
Dalam penerapan Penelitian Tindakan Kelas ini diharapkan dapat
memecahkan permasalahan yang terjadi di dalam kelas yaitu rendahnya nilai
pelajaran matematika materi operasi hitung bilangan bulat pada siswa kelas V
MI Ma’arif Tingkir Lor Salatiga dan memperbaiki proses pembelajaran agar
tidak monoton dan membosankan.
2. Subjek Penelitian
a. Subjek Penelitian
Penentuan subjek penelitian merupakan masalah pokok yang perlu
diperhatikan dalam sebuah penelitian, karena tingkat validitas suatu
penelitian sangat dipengaruhi oleh pengambilan subjek penelitian.
Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas V MI Ma’arif
Tingkir Lor Salatiga tahun pelajaran 2016/1017, yang berjumlah 24
anak dengan jumlah siswa laki-laki 8 anak dan siswa perempuan 16
anak. Dengan kolaborator Ibu Pungki Sofia, S. Pd guru wali kelas V
11 a. Lokasi Penelitian
Penelitian dilaksanakan di MI Ma’arif Tingkir Lor
Salatiga.
b. Waktu Penelitian
Penelitian dilaksanakan mulai tanggal 25 Juli 2016 sampai
27 Juli 2016.
3. Langkah-Langkah Penelitian
Rancangan pembelajaran yang akan digunakan dalam penelitian ini
dalam satu siklus terdapat 4 komponen yaitu perencanaan, tindakan,
observasi dan refleksi. Secara rinci berikut prosedur pelaksanaan PTK
digambarkan.
Gambar 1.1 Skema Siklus Penelitian (Suyadi, 2010: 50)
Perencanaan
Pengamatan
Pelaksanaa
SIKLUS I
Refleksi
Perencanaan
Refleksi
SIKLUS II
Pelaksanaa
Pengamatan
12
Langkah-langkah atau siklus I yang digunakan dalam penelitian
tindakan kelas ini meliputi perencanaan tindakan, pelaksanaan tindakan,
observasi dan refleksi.
a. Perencanaan Tindakan
Kegiatan yang disiapkan dalam pelaksanaan tindakan ini adalah:
1) Menyiapkan perangkat pembelajaran/ skenario pembelajaran/
rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) dengan menggunakan
metode pembelajaran kooperatif Team Game Tournament (TGT).
2) Menyiapkan media, bahan dan alat pembelajaran yang akan
digunakan dalam pembelajaran.
3) Menyiapkan soal yang akan digunakan untuk test.
4) Pembentukan kelompok belajar.
5) Menyiapkan instrumen penelitian/ alat pengumpulan data penelitian.
6) Menyiapkan hadiah.
b. Pelaksanaan Tindakan
Pada tahap ini peneliti menyusun pembelajaran metode
pembelajaran kooperatif Team Game Tournament (TGT) dengan tiga tahap penelitian, yaitu pembuka, kegiatan inti dan kegiatan akhir/
penutup. Kegiatan pembuka terdiri dari doa, absensi dan motivasi serta
pelaksanaan test awal. Kegiatan inti meliputi pembentukan kelompok,
permainan (game) dan pertandingan (tournament) dan test akhir.
Kegiatan akhir merupakan kegiatan penutup. Selama pembelajaran
13
panduan. Kemudian berkonsultasi kepada guru kelas untuk mendapatkan
informasi.
c. Observasi
Observasi dilaksanakan selama proses kegiatan pembelajaran
berlangsung dengan menggunakan lembar observasi yang telah
disiapkan oleh peneliti. Lembar obervasi tersebut digunakan untuk
mengetahui jalannya pembelajaran dengan metode Team Game
Tournament (TGT). d. Refleksi
Pada tahap ini, peneliti mengumpulkan dan mengidentifikasi
data yang diperoleh dari hasil penelitian tindakan kelas yang telah
dilakukan, yaitu dari lembar observasi, hasil catatan lapangan maupun
dari wawancara atau diskusi yang dilakukan dengan guru wali kelas
yang bersangkutan. Diskusi sendiri dilakukan untuk mengevaluasi
hasil yang telah diperoleh, yaitu dengan cara melakukan penilaian
selama kegiatan pembelajaran berlangsung, mengamati masalah yang
muncul dan hal lainnya yang berkaitan dengan hal tersebut. Setelah itu
peneliti merencanakan tindakan selanjutnya yang akan dilakukan.
Selanjutnya dalam siklus kedua mengikuti tahap dalam siklus
pertama. Pada siklus kedua dilakukan sebagai perbaikan dan penyempurna
pada siklus pertama terhadap pelaksanaan pembelajaran dengan
14 4. Instrumen Penelitian
Dalam instrumen penelitian berisikan alat yang digunakan untuk
mengambil data penelitian, misalkan dari:
a. Lembar Observasi
Lembar observasi berupa lembar data yang digunakan untuk mencatat
kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan. Dengan lembar observasi
dapat diketahui kendala-kendala dan kekurangan yang dihadapi dalam
kegiatan pembelajaran.
b. Wawancara
Merupakan sejumlah pertanyaan yang diajukan kepada pihak-pihak
yang mampu memberikan informasi dan kepada siswa kelas V guna
mengetahui pendapat ataupun masukan mengenai penerapan metode
Team Game Tournament (TGT). c. Soal Test
Berupa sejumlah soal test yang digunakan untuk mengukur prestasi
belajar siswa. Selain itu juga digunakan untuk mengukur sejauh mana
kemampuan siswa mendalami materi yang dipelajari dan untuk
mengetahui kemajuan belajar siswa. Soal test digunakan saat
pembelajaran yaitu dikerjakan secara berkelompok dan individu.
d. Dokumentasi
Melalui dokumentasi peneliti dapat mengetahui data-data dan
15
Dokumentasi juga menggambarkan situasi saat pembelajaran
berlangsung.
5. Teknik Pengumpulan Data
a. Tes
Bentuk tes yang digunakan adalah tes tertulis. Tes ini digunakan
untuk mengetahui sejauh mana siswa menguasai materi pembelajaran
operasi hitung bilangan bulat.
b. Observasi
Observasi atau pengamatan adalah metode atau cara-cara
menganalisa dan mengadakan pencatatan secara sistematis mengenai
tingkah laku dengan melihat atau mengamati individu atau kelompok
secara langsung. (Purwanto, 1984: 150). Metode ini penulis gunakan
untuk mengetahui kemampuan siswa ketika mengikuti pembelajaran
matematika materi operasi hitung bilangan bulat.
c. Data Dokumentasi
Dokumentasi digunakan untuk mengetahui data-data yang
berhubungan dengan proses pembelajaran siswa kelas V MI Ma’arif
Tingkir Lor Salatiga.
6. Indikator Keberhasilan Siswa
Indikator yang digunakan untuk mengukur peningkatan hasil
belajar siswa adalah peningkatan hasil belajar siswa baik secara individual
16
Menurut Trianto (2010: 241) berdasarkan ketentuan KTSP
penentuan ketuntasan belajar ditentukan sendiri oleh masing-masing
sekolah yang dikenal dengan istilah kriteria ketuntasan minimal, dengan
berpedoman pada tiga pertimbangan, yaitu: kemampuan setiap peserta
didik berbeda-beda, fasilitas (sarana) setiap sekolah berbeda, dan daya
dukung setiap sekolah berbeda.
Adapun indikator yang dapat dirumuskan penulis adalah sebagai
berikut:
a. Secara individu
Siswa telah melampaui batas minimal dari nilai ketuntasan minimal
yang telah ditentukan sekolah yakni 60.
b. Secara klasikal
Indikator keberhasilan guru dalam mengajar adalah 85% dari jumlah
total siswa dalam satu kelas telah mencapai nilai ketuntasan minimal.
7. Analisis Data
Dalam proses analisis data ini dimulai dari menelaah data
keseluruhan yang telah tersedia dari berbagai macam sumber, baik dari
pengamatan, wawancara dan sebagainya. Analisis data sendiri digunakan
untuk membandingkan prestasi belajar sebelum dan sesudah penerapan
metode Team Game Tournament.
Semua data yang diperoleh dipahami dan dipelajari kemudian direkap
17
menghitung data tersebut peneliti menggunakan rumus statistika rata-rata
kelas. Yang dihitung dengan rumus:
Keterangan:
X : Nilai rata-rata kelas
∑X : Jumlah nilai siswa
N : Jumlah siswa
Untuk menentukan tinggi rendahnya prestasi belajar dapat
digunakan nilai standar berskala yaitu berupa nilai dari 1-100 selanjutnya
nilai tersebut digolongkan ke dalam beberapa kelompok dengan kategori
sebagai berikut:
80 – 100 : Sangat Tinggi
66 – 80 : Tinggi
56 – 65 : Sedang
40 – 55 : Rendah
≤ 40 : Sangat Rendah
Peneliti akan menggunakan nilai rata-rata kelas utnuk mementukan
tinggi rendahnya prestasi belajar siswa. dalam hal ini akan digunakan
penilaian berstandar skala dengan rentan nila 1 – 100 seperti di atas.
X=
∑𝑿
18 H. Sistematika Penulisan
Guna mempermudah pembahasan, maka peneliti membagi pokok
pembahasan menjadi beberapa BAB. Adapun sistematika pembahasannya
adalah sebagai berikut:
1. Bagian awal
Bagian awal yang terdiri halaman sampul, lembar logo, halaman
judul, lembar persetujuan pembimbing, pernyataan keaslian tulisan, motto
dan persembahan, kata pengantar, abstrak, daftar isi, daftar tabel, dan
daftar lampiran.
2. Bagian inti
Bab I Pendahuluan berisi: latar belakang masalah, rumusan
masalah, tujuan penelitian, hipotesis penelitian, manfaat penelitian,
definisi operasional, metode penelitian, sistematika penulisan. Metode
penelitian mencakup: rancangan penelitian, subjek penelitian,
langkah-langkah penelitian, instrumen penelitian, indikator keberhasilan siswa,
teknik pengumpulan data, analisis data.
Bab II Kajian pustaka mencakup: pengertian belajar dan hasil
belajar, konsep matematika, materi operasi hitung bilangan bulat, metode
pembelajaran kooperatif team game tournament, hasil penelitian yang relevan, kerangka berfikir.
Bab III Pelaksanaan penelitian meliputi: gambaran umum mi
19
Bab IV Hasil penelitian dan pembahasan meliputi: diskripsi setting
penelitian, diskripsi per siklus, pembahasan hasil penelitian.
Bab V Penutup berisi kesimpulan dan saran.
20 BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Pengertian Belajar dan Hasil Belajar
Belajar (menuntut ilmu) wajib untuk dipelajari, sesuai dengan sabda
Rasulullah yang berbunyi:
َمِلْ ُم َو مِلْ ُم ِّ ُ َلَع ٌ َ ْي ِرَ ِمْلِعْلا ُ َلَ
Artinya : ”Mencari ilmu itu adalah wajib bagi setiap muslim laki-laki
maupun muslim perempuan”. (HR. Ibnu Abdil Barr)
1. Pengertian Belajar
Hampir semua ahli telah mencoba merumuskan dan membuat
tafsirannya tentang “belajar”. Seringkali pula perumusan dan tafsiran itu
berbeda satu sama lain.
Berikut beberapa pengertian belajar menurut beberapa ahli:
Hamalik (2011:36) belajar adalah modifikasi atau memperteguh
kelakuan melalui pengalaman. Maksudnya belajar merupakan suatu
proses, kegiatan dan bukan suatu hasil atau tujuan. Belajar bukan hanya
mengingat, akan tetapi lebih luas dari pada itu, yakni mengalami. Hasil
belajar bukan suatu penguasaan hasil latihan, melainkan perubahan
kelakuan.
Menurut Gagne (dalam Susanto, 2013:1) belajar didefinisikan sebagai
suatu proses dimana suatu organisme berubah perilakunya sebagai akibat
21
Slameto (1991: 2) belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan
individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang beru
secara keseluruhan, sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri dalam
interaksi dengan lingkungannya.
Menurut Syah (dalam Sriyanti, 2009: 17) belajar adalah tahapan
perubahan tingkah laku individu yang relatif menetap sebagai hasil
pengalaman dan interaksi dengan lingkungan yang melibatkan proses
kognitif.
Dari beberapa pengertian belajar diatas, dapat disimpulkan bahwa
belajar adalah suatu usaha yang dilakukan seseorang dengan sengaja guna
memperoleh pengetahuan dan pemahaman sehingga terjadi perubahan
tingkah laku yang lebih baik lagi.
2. Ciri-ciri belajar
Hamalik (2011: 49) belajar memiliki ciri-ciri (karakteristik) tertentu,
yaitu:
a. Belajar berbeda dengan kematangan
Pertumbuhan adalah saingan utama sebagai pengubah tingkah laku.
Bila serangkaian tingkah laku matang melalui secara wajar tanpa
adanya pengaruh dari latihan, maka dikatakan bahwa perkembangan
itu adalah berkat kematangan dan bukan karena belajar. Bila prosedur
latihan tidak secara cepat mengubah tingkah laku, maka berarti
prosedur tersebut bukan penyebab yang penting dan
22
b. Belajar dibedakan dari perubahan fisik dan mental
Perubahan tingkah laku juga dapat terjadi, disebabkan oleh terjadinya
perubahan pada fisik dan mental karena melakukan suatu perbuatan
berulangkali yang mengakibatkan badan menjadi letih/lelah. Sakit atau
kurang gizi juga dapat menyebabkan tingkah laku berubah, atau karena
mengalami kecelakaan tetapi hal ini tak dapat dinyatakan sebagai hasil
perbuatan belajar.
c. Ciri belajar yang hasilnya relatif menetap
Hasil belajar dalam bentuk perubahan tingkah laku. Belajar
berlangsung dalam bentuk latihan dan pengalaman. Tingkah laku yang
dihasilkan bersifat menetap dan sesuai dengan tujuan yang telah
ditentukan. Tingkah laku itu berupa perilaku yang nyata dan dapat
diamati.
3. Pengertian Hasil Belajar
Hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa
setelah menerima pengalaman belajarnya. Menurut Susanto (2013: 5)
Hasil belajar adalah perubahan-perubahan yang terjadi pada diri siswa,
baik yang menyangkut aspek kognitif, afektif, dan psikomotor sebagai
hasil dari kegiatan belajar. Selain itu hasil belajar dapat diartikan sebagai
tingkat keberhasilan siswa dalam mempelajari materi pelajaran di sekolah
yang dinyatakan dalam skor yang diperoleh dari hasil tes mengenal
23
Hasil belajar dapat diartikan sebagai hasil maksimum yang telah
dicapai oleh siswa setelah mengalami proses belajar mengajar dalam
mempelajari suatu materi tertentu. Selain itu hasil belajar juga bisa
dijadikan tolok ukur untuk mengetahui seberapa jauh siswa dapat
menangkap dan memahami suatu hal yang sudah dipelajari. Menurut Syah
(dalam Sriyanti 2009: 20), Hasil belajar tidak selalu dalam berbentuk nilai
saja, akan tetapi wujud hasil belajar dapat dilihat adanya sembilan wujud
perubahan, yaitu: kebiasaan, ketrampilan, pengamatan, berfikir asosiatif
dan daya ingat, berfikir rasional dan kritis, sikap, inhibisi, apresiasi,
tingkah laku efektif.
4. Hasil Belajar Matematika
Hasil belajar matematika siswa merupakan suatu tolak ukur untuk
mengukur keberhasilan siswa dalam proses pembelajaran matematika.
Hasil belajar bertujuan untuk melihat kemajuan siswa dalam hal
penguasaan materi yang telah dipelajari.
Jadi, dapat disimpulkan bahwa hasil belajar matematika adalah hasil
yang telah dicapai oleh siswa melalui suatu tes yang dilakukan untuk
mengukur kemampuan dan pemahaman serta penguasaan materi yang
dicapai siswa setelah mengikuti kegiatan belajar mengajar matematika
dalam jangka waktu tertentu. Dengan kata lain, hasil belajar matematika
adalah hasil yang dicapai setelah seorang siswa melakukan kegiatan atau
usaha belajar matematika dalam pelajaran metematika yang dapat
24
memahami materi pelajaran matematika yang diberika dalam jangka
tertentu setelah melalui tes. Atau secara sederhana, hasil belajar
matematika adalah hasil yang telah dicapai oleh siswa dalam mempelajari
mata pelajaran matematika yang dapat diukur dengan menggunakan tes.
5. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar
Wasliman (dalam Susanto 2013:12), menyatakan bahwa hasil belajar
yang dicapai oleh peserta didik merupakan hasil interaksi antara berbagai
faktor yang memengaruhi, baik faktor internal maupun eksternal. Secara
rinci, uraian mengenai faktor internal dan eksternal, sebagai berikut:
a. Faktor internal: faktor internal merupakan faktor yang bersumber dari
dalam diri peserta didik, yang memengaruhi kemampuan belajarnya.
Faktor internal ini meliputi: kecerdasan, minat dan perhatian, motivasi
belajar, ketekunan, sikap, kebiasaan belajar, serta kondisi fisik dan
kesehatan.
b. Faktor eksternal: faktor yang berasal dari luar diri peserta didik yang
memengaruhi hasil belajar yaitu keluarga, sekolah dan masyarakat.
Keadaan keluarga berpengaruh terhadap hasil belajar siswa. Keluarga
yang morat-marit keadaan ekonominya, pertengkaran suami istri,
perhatian orangtua yang kurang terhadap anaknya, serta kebiasaan
sehari-hari berperilaku yang kurang baik dari orang tua dalam
25 B. Konsep Matematika
1. Pengertian Matematika
Matematika berasal dari kata Yunani “mathein” atau “mathenein”
yang artinya mempelajari. (Rosma Hartiny, 2010: 11)
Sedangkan menurut beberapa pendapat ahli definisi matematika
adalah sebagai berikut :
a. Kamus Besar Bahasa Indonesia (Tim Penyusun KBBI, 2007: 723)
Matematika diartikan sebagai ilmu tentang bilangan, hubungan
antara bilangan, dan prosedur bilangan operasional yang
digunakan dalam penyelesaian masalah mengenai bilangan.
b. Suyitno (2003: 37), matematika adalah ilmu yang mempelajari
tentang bilangan dan ruang yang bersifat abstrak. Untuk
menunjang kelancaran pembelajaran disamping pemilihan metode
yang tepat juga perlu digunakan suatu pembelajaran yang sangat
berperan dalam membimbing abstraksasi siswa.
c. Russefendi (dalam Heruman, 2010: 1) Matematika adalah bahasa
simbol ilmu deduktif yang tidak menerima pembuktian secara
induktif, ilmu tentang pola keteraturan, dan struktur yang
terorganisasi, mulai dari unsur yang tidak didefinisikan, ke unsur
yang didefinisikan, ke aksiroma atau postulat, dan akhirnya ke
dalil.
d. Menurut Johnson dan Myklebust (dalam Sam’s, 2010: 11)
26
mengekspresikan hubungan-hubungan kuantutatif dan keruangan
sedangkan fungsi teoritisnya adalah untuk memudahkan
pemikiran.
Dari beberapa pengertian di atas, dapat dimengerti bahwa
matematika merupakan ilmu yang mempelajari tentang
struktur-struktur dari sistem-sistem yang mencakup pola hubungan maupun
bentuk, yang berkenaan dengan ide-ide, struktur-struktur dan
hubungan-hubungan yang diatur secara logis.
2. Karakteristik Pembelajaran Matematika SD
Dalam proses pembelajaran di kelas akan lebih efektif bagi siswa
jika guru dapat menyampaikan mata pelajaran dengan lebih kreatif dan
inovatif. Demikian juga dengan pembelajaran matematika di sekolah
dasar, guru SD harus paham dan mengetahui karakteristik matematika.
Menurut Subarinah (dalam Rosma Hartiny, 2010: 29-30)
matematika merupakan ilmu pengetahuan yang mempelajari struktur
yang abstrak dan pola hubungan yang ada di dalamnya. Ini berarti
bahwa belajar matematika pada hakikatnya adalah belajar konsep,
strukturnya dan mencari hubungan antar konsep dan strukturnya. Ciri
khas matematika yang deduktif aksiomatis ini harus diketahui oleh
guru sehingga mereka dapat membelajarkan matematika dengan tepat
mulai dari konsep yang sederhana sampai yang kompleks.
Setelah mengetahui karakteristik matematika SD, guru SD
27
mereka dapat mengajarkan matematika SD dengan baik jika
mampertimbangakan karakteristik ilmu matematika dan siswa yang
belajar.
Anak usia SD kelas rendah perlu mendapatkan perhatian sejak dini
pada fase usia ini hamper seluruh aspek perkembangan kecerdasan,
misalnya IO, EO, dan SQ sedang tumbuh dan berkembang. Tahap
berpikirnya masih belum formal dan relatif masih kongkret, bahkan
untuk sebagian siswa SD kelas 1 masih ada yang pada tahap pra
kongkret sehingga belum memahami hukum kekekalan, seperti
kekekalan bilangan (banyaknya benda akan tetap meskipun posisinya
diubah-ubah). Dengan demikian sulit untuk mengerti konsep-konsep
operasi bilangan. Berdasarkan uraian di atas ada perbedaan
karakteristik matematika dan siswa SD.
Salah satu manfaat dalam pembelajaran matematika adalah untuk
mempelajari ilmu-ilmu eksak lainnya akan tetapi dirasakan sulit oleh
para guru untuk menyampaikan pelajaran matematika agar mudah
diterima oleh siswa sehingga guru dan siswa sama-sama senang dalam
proses belajar matematika.
3. Fungsi dan Tujuan Pembelajaran Matematika
a. Fungsi Pembelajaran Matematika
Matematika berfungsi untuk mengembangkan kemampuan
menghitung, mengukur, menurunkan, dan menggunakan rumus
sehari-28
hari melalui materi bilangan, pengukuran, geometri, dan
pengelolaan data matematika juga berfungsi mengembangkan
kemampuan mengkomunikasikan gagasan dengan bahasa melalui
model matematika yang dapat berupa kalimat dan persamaan
matematika, diagram, grafik atau table. (Departemen Agama RI,
2004)
b. Tujuan Pembelajaran Matematika
Dalam Susanto (2013: 190) Tujuan pembelajaran matematika
di sekolah dasar, sebagaimana yang disajikan oleh depdiknas,
sebagai berikut:
1) Memahami konsep matematika, menjelaskan keterkaitan antar
konsep dan mengaplikasikan konsep atau algoritme.
2) Menggunakan penalaran pada pola dan sifat, melakukan
manipulasi matematika dalam membuat generalisasi,
menyusun bukti, atau menjelaskan gagasan dan pernyataan
matematika.
3) Memecahkan masalah yang meliputi kemampuan memahami
masalah, merancang model matematika, menyelesaikan model,
dan menafsirkan solusi yang diperoleh.
4) Mengkomunikasikan gagasan dengan simbol, tabel, diagram,
atau media lain untuk menjelaskan keadaan atau masalah
5) Memiliki sikap menghargai kegunaan matematika dalam
29
4. Ruang Lingkup Pembelajaran Matematika
Standar Kompetensi Matematika merupakan seperangkat
kompetensi matematika yang dibakukan dan harus ditunjukkan oleh
peserta didik pada hasil belajarnya dalam mata pelajaran matematika.
Standar ini dirinci dalam komponen kompetensi dasar beserta hasil
belajarnya. Indikator dan materi pokok untuk setiap aspeknya.
Pengorganisasian dan pengelompokan materi pada aspek tersebut
didasarkan menurut disiplin ilmunya atau didasarkan menurut
kemahiran atau kecakapan yang hendak dicapai.
Ruang lingkup matematika dalam kurikulum 2006 KTSP pada
satuan pendidikan SD/MI meliputi bilangan, pengukuran dan geometri,
serta pengolahan data. Kompetensi dalam bilangan mencakup tentang
kemampuan melakukan dan menggunakan sifat-sifat operasi hitung
bilangan. Pengukuran dan geometri mencakup tentang
mengidentifikasi sifat dan unsur bangun datar dan bangun ruang serta
menentukan luas, keliling dan volume dalam memecahkan masalah.
Pengelolaan data ditekankan pada kemampuan mengumpulkan,
menyajikan dan mengolah data.
C. Materi Operasi Hitung Bilangan Bulat
Ada beberapa operasi hitung yang dapat dikenakan pada bilangan
operasi bilangan bulat, yaitu: (1) penjumlahan, (2) pengurangan, (3)
30
sangat erat sehingga pemahaman konsep dan ketrampilan melakukan
operasi yang satu akan mempengaruhi pemahaman konsep dan
keterampilan operasi yang lain. (Muchtar A. Karim, 1996: 99)
Operasi penjumlahan pada dasarnya merupakan suatu aturan yang
mengaitkan setiap pasang bilangan dengan bilangan yang lain. Operasi
penjumlahan ini mempunyai beberapa sifat yaitu: sifat pertukaran,
(komutatif), sifat identitas, dan sifat pengelompokan (asosiatif).
Operasi pengurangan merupakan kebalikan dari operasi
penjumlahan, tetapi operasi pengurangan tidak memiliki sifat yang
dimiliki operasi penjumlahan. Operasi pengurangan tidak memenuhi sifat
pertukaran, sifat identitas, dan sifat pengelompokan.
Operasi perkalian dapat didefinisikan sebagai penjumlahan
berulang. Misalkan pada perkalian 4x3 dapat didefinisikan sebagai
3+3+3+3=12 sedangkan 3x4 dapat didefinisikan sebagai 4+4+4=12.
Secara konseptual, 4x3 tidak sama dengan 3x4, tetapi jika dilihat hasilnya
saja maka 4x3=3x4. Dengan demikian operasi perkalian memenuhi sifat
pertukaran (Muchtar A. Karim, 1996: 101)
Operasi perkalian memenuhi sifat identitas. Ada sebuah bilangan
yang jika dikalikan dengan setiap bilangan, maka hasilnya tetap bilangan
itu sendiri. Bilangan tersebut adalah 1. Jadi jika ax1= a. operasi perkalian
juga memenuhi sifat pengelompokan. Untuk setiap bilangan a, b, dan c
berlaku: (axb)xc=ax(bxc). Misalkan untuk operasi bilangan cacah
31
mempunyai satu sifat yang berkaitan dengan operasi penjumlahan. Sifat
ini menyatakan untuk bilangan a, b, dan c berlaku ax (b+c)= (axb)+(axc).
Sifat ini disebut dengan sifat penyebaran atau distributif. ( Muchtar A.
Karim, 1996: 101-102).
Operasi pembagian dapat didefinisikan sebagai pengurangan
berulang. Secara matematis ditulis sebagai a:b = a-b-b-b ..= 0. Missal,
24:3= 24-3-3-3-3-3-3-3-3= 0. Berarti 24:3=8. Hasil ini ditunjukkan oleh
banyaknya angka 3 yang muncul sebagai bilangan pengurangannya.
Operasi pembagian adalah kebalikan dari operasi perkalian. Jika sebuah
bilangan a dibagi bilangan b menghasilkan bilangan c (dilambangkan
dengan a:b=c), maka konsepperkalian yang terkait adalah cxb = a. Operasi
pembagian memiliki sifat sebagaimana operasi pengurangan yaitu tidak
memenuhi sifat pertukaran, sifat identitas, dan sifat pengelompokan.
(Muchtar A. Karim, 1996: 102).
D. Metode Pembelajaran Kooperatif Team Game Tournament (TGT)
1. Pengertian metode kooperatif TGT
Pembelajaran kooperatif bukanlah gagasan baru dalam dunia
pendidikan, tetapi sebelum masa belakangan ini, metode ini hanya
digunakan oleh beberapa guru untuk tujuan-tujuan tertentu, seperti
tugas-tugas atau laporan kelompok tertentu. namun demikian,
penelitian selama dua puluh tahun terakhir ini telah
32
digunakan secara efektif pada setiap tingkatan kelas dan untuk
mengajarkan berbagai macam mata pelajaran. Mulai dari matematika,
membaca, menulis sampai pada ilmu pengetahuan ilmiah, mulai dari
kemampuan dasar sampai pemecahan masalah-masalah yang
kompleks. Lebih dari pada itu, pembelajaran kooperatif juga dapat
digunakan sebagai cara utama dalam mengatur kelas untuk pengajaran.
(Slavin, 2010: 4)
Dalam Rusman (2010: 203) pembelajaran kooperatif tidak sama
dengan sekadar belajar dalam kelompok. Ada unsur dasar
pembelajaran kooperatif yang membedakan dengan pembelajaran
kelompok yang dilakukan asal-asalan. Pelaksanaan prinsip dasar
pokok sistem pembelajaran kooperatif dengan benar akan
memungkinkan guru mengelola kelas dengan efektif. Dalam
pembelajaran kooperatif proses pembelajaran tidak harus belajar dari
guru kepada siswa. Siswa dapat saling membelajarkan sesama siswa
lainnya. Pembelajaran oleh rekan sebaya (peerteaching) lebih efektif
daripada pembelajaran oleh guru.
Masih menurut Rusman (2010: 224) pembelajaran kooperatif tipe
TGT (Team Game Tournament) adalah salah satu tipe pembelajaran kooperatif yang menempatkan siswa dalam kelompok-kelompok
belajar yang beranggotakan 5 sampai 6 orang siswa yang memiliki
kemampuan, jenis kelamin dan suku kata atau ras yang berbeda. Guru
33
masing-masing. Dalam kerja kelompok guru memberikan LKS kepada
setiap kelompok. Tugas yang diberikan dikerjakan bersama-sama
dengan anggota kelompoknya. Apabila ada dari anggota kelompok
yang tidak mengerti dengan tugas yang diberikan dikerjakan
bersama-sama dengan anggota kelompoknya. Apabila ada dari anggota
kelompok yang tidak mengerti dengan tugas yang diberikan, maka
anggota kelompok yang lain bertanggung jawab untuk memberikan
jawaban atau menjelaskannya, sebelum mengajukan pertanyaan
tersebut kepada guru.
2. Komponen Pembelajaran Team Game Tournament (TGT)
Menurut Slavin (2010: 166-167), pembelajaran kooperatif tipe
TGT terdiri dari 5 komponen utama, yaitu: presentasi kelas, tim, game,
turnamen dan rekognisi tim.
a. Presentasi Kelas
Pada awal pembelajaran guru menyampaikan materi secara garis
besar, biasanya dilakukan dengan pengajaran langsung atau dengan
diskusi yang dipimpin guru. Pada saat presentasi kelas ini siswa
harus benar-benar fokus terhadap materi yang disampaikan guru,
karena akan membantu siswa bekerja lebih baik pada saat kerja
34
b. Tim
Dalam tim biasanya terdiri dari 4-5 siswa yang anggotanya
heterogen dilihat dari kinerja akademik, jenis kelamin, ras atau
etnisitas.
Fungsi kelompok adalah memastikan bahwa semua anggota tim
benar-benar belajar dan mempersiapkan anggotanya untuk bias
mengerjakan kuis dengan baik. Setelah guru menyampaikan materi,
tim berkumpul dan mempelajari materi yang telah diberikan.
c. Game
Game terdiri atas pertanyaan-pertanyaan yang relevan yang
dirancang untuk menguji pengetahuan siswa yang diperoleh dari
presentasi di kelas. Game tersebut dimainkan di atas meja dengan
tiga orang siswa, yang masing-masing mewakili tim yang berbeda.
Seorang siswa mengambil sebuah kartu bernomor dan harus
menjawab pertanyaan sesuai nomor yang tertera pada kartu
tersebut. Sebuah aturan tentang penantang memperbolehkan para
pemain saling menantang jawaban masing-masing.
d. Turnamen
Turnamen adalah sebuah struktur di mana game berlangsung.
Biasanya berlangsung pada akhir minggu atau akhir unit, setelah
guru memberikan presentasi di kelas dan tim telah melaksanakan
kerja kelompok terhadap lembar-lembar kegiatan. Pada turnamen
35
Tiga siswa berprestasi tinggi sebelumnya pada meja 1, tiga
berikutnya pada meja 2, dan seterusnya. Kompetisi yang seimbang
ini memungkinkan para siswa dari semua tingkat kinerja
sebelumnya berkontribusi secara maksimal terhadap skor tim
mereka jika mereka melakukan yang terbaik.
e. Rekognisi Tim
Tim akan mendapat sertifikat atau bentuk penghargaan yang lain
apabila skor rata-rata mereka mencapai kriteria tertentu. skor tim
dapat juga digunakan untuk menentukan dua puluh oersen dari
peringkat mereka.
3. Kelebihan dan Kelemahan Metode Kooperatif TGT
a. Kelebihan
1) Lebih meningkatkan pencurahan waktu untuk tugas
2) Mengedepankan penerimaan terhadap perbedaan individual
3) Dengan waktu yang sedikit dapat menguasai materi secara
mendalam
4) Proses belajar mengajar berlangsung dengan keaktifan dari
siswa
5) Mendidik siswa untuk berlatih bersosialisasi dengan orang lain
6) Motivasi belajar lebih tinggi
7) Hasil belajar lebih baik
36
b. Kelemahan
1) Bagi guru
a) Sulitnya pengelompokan siswa yang mempunyai
kemampuan heterogen dari segi akademis. Kelemahan ini
akan dapat diatasi jika guru yang bertindak sebagai
pemegang kendali teliti dalam menentukan pembagian
kelompok.
b) Waktu yang dihabiskan untuk diskusi oleh siswa cukup
banyak sehingga melewati waktu yang sudah ditetapkan.
Kesulitan ini dapat diatasi jika guru mampu menguasai
kelas secara menyeluruh.
2) Bagi siswa
a) Masih adanya siswa berkemampuan tinggi kurang terbiasa
dan sulit memberikan penjelasan kepada siswa lainnya.
Untuk mengatasi kelemahan ini, tugas guru adalah
membimbing dengan baik siswa yang mempunyai
kemampuan akademik tinggi agar dapat dan mampu
menularkan pengetahuannya kepada siswa yang lain.
(
http://www.wawasanpendidikan.com/2015/09/Pengertian-
Langkah-Langkah-Pembelajaran-Teams-Games-Tournament-TGT.html?m=1. Diakses pada hari senin
37 E. Hasil Penelitian yang Relevan
Beberapa hasil penelitian terdahulu yang menggunakan metode
pembelajaran kooperatif Team Game Torunament (TGT) pernah dikaji oleh Sulis Setyowati (2015), dalam penelitiannya yang berjudul
Peningkatan Hasil Belajar IPA Materi Alat Pernafasan Melalu Teams Game Tournament dengan Ular Tangga Pada Siswa Kelas V MI Al-Mahmud Kumpulrejo 01 Kecamatan Argomulyo Kota Salatiga Tahun
2015.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan metode
pembelajaran tipe Team Game Tournament (TGT) dapat meningkatkan hasil belajar IPA materi alat pernafasan pada siswa kelas V. Hal tersebut
dibuktikan dengan adanya peningkatan hasil belajar IPA pada tiap siklus.
Dari pra siklus sebelum dilakukan tindakan, siswa yang mencapai
ketuntasan hanya 40% dari keseluruhan jumlah siswa. Sedangkan pada
siklus I setelah menerapkan model pembelajaran teams game tournament
dengan ular tangga, siswa yang tuntas dalam KKM 60 sebanyak 18 siswa
atau 90% dari keseluruhan siswa yang berjumlah 20 siswa dengan nilai
rata-rata kelasnya adalah 72. Pada siklus II pembelajaran menggunakan
model teams game tournament ular tangga, sebanyak 20 siswa atau 100%
telah tuntas dengan rata-rata kelas sebesar 76.
Joni Octami Sapitra (2013) dengan penelitiannya yang berjudul
Penerapan Metode Teams Games Tournament (TGT) Untuk
38
Madrasah Ibtidaiyah Sudirman Kupang Kec. Ambarawa Kab. Semarang
Tahun 2013. Menjelaskan bahwa hasil belajar siswa selama proses
pembelajaran menggunakan metode TGT mengalami peningkatan, yang
terlihat dari hasil belajar siswa antar skor pra siklus dengan hasil belajar
siswa pada evaluasi pembelajaran siklus I dan hasil belajar siswa pada
evaluasi pembelajaran siklus II. Jumlah siswa yang mencapai tuntas KKM
pada pra siklus yaitu 30%. Pada siklus I jumlah siswa yang tuntas KKM
yaitu 50% sedangkan pada siklus II julah siswa yang tuntas KKM yaitu
80%. Nilai rata-rata siswa pada pra siklus yaitu 57, pada siklus I
meningkat menjadi 64, dan pada siklus II nilai rata-rata siswa mencapai
80.
Penelitian yang menggunakan metode pembelajaran kooperatif
TGT juga dilakukan oleh Siti Mukaromah (2010), dalam penelitiannya
yang berjudul Penerapan Cooperative Learning Model TGT (Team Game
Tournament) untuk Meningkatkan Prestasi Belajar Mata Pelajaran Matematika Siswa Kelas III Madrasah Ibtidaiyah Krangasem Ketapang,
Kecamatan Susukan, Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran 2009/2010.
Menjelaskan bahwa penggunaan metode TGT dapat meningkatkan
prestasi belajar siswa. Pada siklus I ketuntasan belajar mencapai 45% atau
sebanyak 9 siswa, siklus II ketuntasan sebesar 55% atau 11 siswa dan pada
siklus III mencapai 90% atau 18 siswa.
Keberhasilan dari beberapa peneliti tersebut meyakinkan peneliti
39
pembelajaran serupa. Hasil penelitian tersebut dijadikan sebagai
pendukung untuk memperbaiki kualitas pembelajaran matematika materi
operasi hitung bilangan bulat pada siswa kelas V semester 1 MI Ma’arif
Tingki Lor Salatiga Tahun Pelajaran 2016/2017 melalui penerapan metode
pembelajaran tipe Team Game Tournament (TGT).
Dengan demikian, keberhasilan yang dilakukan peneliti dengan
menerapkan metode pembelajaran tipe Team Game Tournament (TGT) akan menguatkan beberapa hasil penelitian sebelumnya dan menegaskan
bahwa PTK dengan metode tersebut dapat meningkatkan kualitas hasil
belajar siswa.
F. Kerangka Berfikir
Belajar merupakan suatu proses perubahan tingkah laku sebagai
hasil dari interaksi dengan lingkungannya dalam memenuhi kebutuhan
hidupnya. Dalam proses pembelajaran, belajar berkaitan dengan proses
pemahaman siswa terhadap materi pelajaran yang diberikan oleh guru
untuk memperoleh hasil yang terbaik bagi siswa. Agar mencapai tujuan
tersebut, siswa harus berperan aktif dalam proses pembelajaran itu sendiri
karena proses pembelajaran akan terjadi jika ada interaksi atau komunikasi
yang baik antarsiswa dan guru sehingga akan memungkinkan siswa
mencapai tujuan belajar yang optimal.
Pemahaman materi yang disampaikan oleh guru pada siswa
40
mengetahui sejauh mana keberhasilan siswa dalam meningkatkan hasil
belajarnya. Mata pelajaran matematika di SD khususnya di kelas V
semester 1 MI Ma’arif Tingkir Lor Salatiga pada pokok bahasan operasi
hitung bilangan bulat masih mengalami kesulitan, yang mana siswa takut
pada mata pelajaran matematika, banyak anak yang menyepelekan materi
tersebut, malu bertanya pada guru dan masih banyak lainnya. Untuk
mencapai nilai rata-rata yang masih kurang dari KKM (ketentuan
ketuntasan minimal), maka guru harus lebih memberikan banyak latihan
soal dan menyajikan pelajaran dengan pembelajaran yang inovatif yang
salah satunya dengan menggunakan metode Team Game Tournament agar
41
BAB III
PELAKSANAAN PENELITIAN
A. Gambaran Umum MI Ma’arif Tingkir Lor Salatiga 1. Letak Geografis MI Ma’arif Tingkir Lor
MI Ma’arif Tingkir Lor adalah sebuah lembaga pendidikan yang
berkarakter islam, memiliki tingkat yang sama dengan sekolah dasar,
yang berluas 470𝑚2. Dengan lingkungan tempat yang aman nyaman
dan suasana damai untuk siswa dalam proses belajar mengajar.
2. Profil MI Ma’arif Tingkir Lor
MI Ma’arif Tingkir Lor didirikan pada tahun 1963. Terletak di JL.
K. Zumri, no 11, Tingkir Lor, Tingkir, Salatiga.
Tabel 3.1
Profil MI Ma’arif Tingkir Lor
No Identitas Sekolah
1 Nama Sekolah MI Ma’arif Tingkir Lor
2 N.I.S 111233730010
42
12 Akreditasi B
13 Berdiri tahun 1963
14 Kegiatan belajar mengajar Pagi dan Sore
15 Lokasi Ds. Sanggrahan Tingkir Lor
16 Organisasi Komite
3. Visi dan Misi MI Ma’arif Tingkir Lor
a. Visi MI Ma’arif Tingkir Lor
Visi dari MI Ma’arif Tingkir Lor adalah unggul dalam prestasi,
santun dalam budi dan berakhlaq mulia
b. Misi MI Ma’arif Tingkir Lor
1) Meningkatkan mutu pendidikan sesuai dengan tuntutan IPTEK
2) Meningkatkan prestasi di semua bidang kegiatan peserta didik
3) Memperkuat keimanan dan ketaqwaan terhadap Allah SWT
4) Meningkatkan akhlakul karimah peserta didik
5) Meningkatkan kemampuan guru menuju profesionalisme
6) Melaksanakan manajemen secara menyeluruh dan serasi
4. Fasilitas
a. Bangunan
Tabel 3.2
Bagian ruangan di MI Ma’arif Tingkir Lor
No Ruang Jumlah
1 Kelas 6
2 Laboratorium komputer 1
3 Perpustakaan 1
4 Unit kesehatan sekolah (UKS) 1
43
Fasilitas kantor MI Ma’arif Tingkir Lor
1 Computer dan printer 1 unit
dikemukakan adalah guru dan tenaga kependidikan yang lain
seperti karyawan, secara keseluruhan guru dan karyawan MI
Ma’arif Tingkir Lor ada 11 orang, yang berstatus PNS sebanyak 5
orang dan yang lain berstatus wiyata bhakti. Daftar personalia
tersebut dapat dilihat pada tabel berikut:
44
No Nama Jabatan
1 Sadi Sarifudin, S.Ag Kepala sekolah
2 Rohmawati, S. Pd.I Guru
11 Kholison Penjaga sekolah
d. Karakteristik Siswa Kelas V
Siswa kelas V MI Ma’arif Tingkir Lor berjumlah 24 siswa,
terdiri dari 8 Laki-laki dan 16 perempuan. Nama-nama siswa yang
terdapat di kelas V tersebut adalah sebagai berikut:
Tabel 3.5 Daftar nama siswa kelas V di MI Ma’arif Tingkir Lor
tahun 2016/2017
No Nama Jenis Kelamin
1 M. Isa Firdaus Laki-laki
2 Ahmad Zulfikri Laki-laki
3 Fitri puji astuti Perempuan
45
5 Lutfia AN Perempuan
6 Silma Rosida Perempuan
7 Rizki Maulana Laki-laki
8 M. Ragil Saputra Laki-laki
9 Ariana Ramadhani Perempuan
10 Syifa Tharisa Putri Perempuan
11 Nazia Nurida Ananda Perempuan
12 Anas Jevier Saputra Perempuan
13 Keisya Arla Tamasaka Laki-laki
14 Zaenab Perempuan
15 Muh. Ihya Faisol Husain Laki-laki
16 Nur Azizatun Nikmah Perempuan
17 Endra Bagus Ananta Laki-laki
18 Naila Zeevel Baby Al-varrisy Perempuan
19 Anisa Maharani Perempuan
20 Nisfi Lina Lutfiani Perempuan
21 Hartanto Saputra Laki-laki
22 Sofiaturrohman Perempuan
23 Zaina Nasfainur Aufa Fazilah Perempuan
24 Refa Anggraeni Perempuan
B. Pelaksanaan Penelitian
Penelitian ini dilaksasanakan di MI Ma’arif Tingkir Lor Salatiga.
Dengan mengambil mata pelajaran matematika kelas V semester I dengan
materi operasi hitung bilangan bulat dengan menggunakan metode Team Game Torunament (TGT).
Penelitian ini dilakukan sebanyak 2 siklus. Di dalam satu siklus
46
observasi. Penelitian tersebut menggunakan jam pelajaran matematika
sesuai jadwal pelajaran matematika kelas V.
Waktu pelaksanaan penelitian sebagai berikut:
1. Kegiatan siklus I, hari senin tanggal 25 Juli 2016
2. Kegiatan siklus II, hari Rabu tanggal 27 Juli 2016
Langkah-langkah penelitian tindakan kelas yg dilaksanakan
peneliti adalah sebagi berikut:
1. Siklus I
Siklus pertama dilaksanakan pada hari Senin tanggal 25 Juli 2016.
Penelitian ini dilaksanakan pada siswa kelas V semester I di MI
Ma’arif Tingkir Lor Salatiga Tahun Pelajaran 2016/2017. Pelaksanaan
penelitian siklus I dapat dideskripsikan sebagai berikut:
a. Perencanaan (Planning)
1) Menyiapkan RPP (rencana pelaksanaan pembelajaran) yang
disesuaikan dengan standar kompetensi dan kompetensi dasar.
2) Menyiapkan materi matematika pokok bahasan operasi hitung
bilangan bulat.
3) Menyiapkan perangkat pembelajaran dengan pokok bahasan
operasi hitung bilangan bulat yang meliputi: absensi, lembar
pengamatan guru dan siswa, LKS, soal evaluasi.