Contoh Laporan Hasil Observasi di sekolah
A.
PELAKSANAAN OBSERVASI
1.
Tempat dan waktu pelaksanaan kegiatan observasi.
Obsevasi dilaksanakan di SMA Negeri 16 Makassar di Jln.amanagappa
no.8 Makassar kecamatan Ujung Pandang,Kelas yang diobservasi adalah kelas X IIS 1 ,
dengan jumlah 36 siswa.
Observasi dilaksanakan pada Rabu, , pada jam pelajaran ke 3-4, yakni pada
pukul 08.45-10.15. Dalam satu kali tatap muka adalah dua jam pelajaran atau 2 x 45 menit.
2.
Aspek-aspek yang berkaitan dengan observasi.
Guru Matematika : Drs. Junius Marpa Rego, M.Pd
NIP : 19660626 199412 1 004
Mata pelajaran : Matematika
Sebelum dan sesudah kegiatan observasi pembelajaran di kelas, observer juga
melakukan wawancara dengan guru mata pelajaran.dan perwakilan dari siswa kelas X IIS 1.
B.
HASIL PENGAMATAN
Dalam kegiatan pembelajaran di SMA Negeri 16 Makassar kelas X IIS 1, metode
pembelajaran yang digunakan oleh Guruadalah metode ceramah, tanya jawab dan diskusi.
Ketiga metode diatas digunakan secara bersamaan dalam proses pembelajaran. Untuk
menggabungkan ketiga metode diatas, guru mempunyai cara tersendiri. Langkah-langkah
kegiatan pembelajaran yang diterapkan guru yang di deskripsikan secara naratif , yaitu:
a) Kegiatan Awal (15 Menit)
Membuka pelajaran
Guru memasuki ruangan belajar dan menyapa dengan salam. Kemudian peserta didik
memberikan salam kepada guru dan membaca do’a sebelum memulai proses pembelajaran.
Mempersiapkan Perlengkapan Belajar Mengajar
Guru bersama peserta didik mempersiapkan buku-buku pelajaran serta perlengkapan belajar
lainnya.
Apersepsi
Setelah perlengkapan belajar mengajar telah dipersiapkan dengan baik. Guru mulai
memotivasi peserta didik dan mengulang kembali materi pelajaran sebelumnya.
b) Kegiatan Inti (40 Menit)
Guru menjelaskan materi pelajaran
Setelah membahas materi pelajaran sebelumnya, guru mulai menjelaskan materi pelajaran
selanjutnya. Saat observasi berlangsung, guru menjelaskan materi akhir pelajaran yang sudah
mendekati ulangan harian. Sehingga waktu yang diperlukan tidak begitu lama.
Melakukan tanya jawab
Proses tanya jawab antara guru dan peserta didik dilakukan saat guru menjelaskan dan saat
guru telah selesai menjelaskan materi pelajaran.
▸ Baca selengkapnya: contoh lembar observasi kepala sekolah terhadap guru di kelas
(2)Guru membentuk kelompok-kelompok kerja yang terdiri antara 4 – 5 orang siswa. Siswa
ditugasi mengerjakan soal latihan kelompok yang telah didektekan oleh guru. Dalam
pelaksanaan kerja kelompok siswa saling bertukar pikiran, mengajukan pendapat, sehingga
terjadi diskusi intern dalam kelompok siswa. Setelah waktu pengerjaan soal selesai, guru
menawarkan pada setiap kelompok untuk mempresentasikan hasil pekerjaannya. Namun
demikian, siswa terlihat malu dan kurang percaya diri untuk tampil di kelas, sehingga guru
menunjuk kelompok siswa untuk maju secara bergiliran.
Presentasi dilakukan oleh tiga kelompok secara bergiliran
Presentasi dilanjutkan dengan diskusi. Guru mempersilahkan
audience
untuk mengajukan
pertanyaan.
Pada awalnya siswa terlihat kurang antusias dengan presentasi yang berlangsung. Setelah
mendapatkan beberapa pertanyaan pancingan dari observer, akhirnya beberapa siswa
memberikan pendapatnya, baik melalui pertanyaan maupun jawaban.
Guru mengarahkan peserta didik
Apabila masih ditemui peserta didik yang belum pernah mengumpulkan jawaban latihan,
guru segera menghampiri dan mengarahkan peserta didik tersebut.
Guru bersama peserta didik membahas soal bersama
Apabila ditemui soal latihan yang dianggap sulit dan perlu dijelaskan kembali, maka guru dan
peserta didik akan membahas soal tersebut bersama-sama.
c) Kegiatan Akhir (15 Menit)
Guru bersama siswa menyimpulkan materi pelajaran
Diakhir pelajaran, guru bersama peserta didik menyimpulkan kembali materi pelajaran yang
telah dipelajari sebelumnya.
Menutup proses pembelajaran
Guru mengingatkan kembali kepada peserta didik bahwa dipertemuan berikutnya akan
diadakan ulangan harian. Kemudian bersama-sama menutup pelajaran dengan berdo’a dan
memberikan salam.
C.
HASIL WAWANCARA
a) Wawancara dengan Guru
Wawancara dilaksanakan pada guru matematika Drs. Junius Marpa Rego, M.Pd. dengan hasil:
1. Bagaimanakah menurut Bapak tentang aktivitas belajar matematika siswa?
Jawaban:
“Aktivitas belajar matematika siswa tidak sama pada tiap kelas, secara umum dapat dibedakan antara MIA dan IIS yang berlaku pada siswa Kelas X dan kelas XII untuk kurikulum 2013. Siswa MIA pada umumnya aktivitas belajar lumayan tinggi, meski masih ada sebagian yang belum berpartisipasi, namun pada siswa IIS masih kurang, dibawah siswa MIA. Siswa IIS lebih banyak melaksanakan aktivitas negatif, malas mengerjakan tugas dan tugas akan dikerjakan jika telah diberi sanksi”.
2. Menurut Bapak apa faktor yang menyebabkan tinggi/rendahnya aktivitas belajar siswa tersebut? Jawaban:
“Banyak faktor yang mempengaruhi aktivitas belajar siswa, antara lain siswa kurang fokus belajar karena faktor intern dan ekstern. Faktor intern biasanya karena kepribadian siswa sendiri dan keluarga, sedangkan faktor ekstern karena lingkungan dan pengaruh teknologi yang mana kebanyakan siswa menghabiskan waktunya dengan media sosial”.
3. Apa langkah/tindakan yang Bapak lakukan agar siswa aktif dalam belajar?
Jawaban:
“Langkah yang biasa dilakukan antara lain memberikan banyak latihan, menggunakan gaya belajar yang bervariasi, mengkondisikan siswa belajar kelompok, menggunakan media pembelajaran dan alat peraga dan sebagainya”.
4. Apakah langkah/tindakan yang Bapak lakukan tersebut berhasil meningkatkan aktivitas belajar siswa? Jawaban:
5. Apa kendala yang Bapak temui dalam meningkatkan aktivitas belajar siswa? Jawaban:
“Kendala yang umum biasanya ada pada watak dan kepribadian siswa yang keras dan susah untuk dibuat mengerti”.
6. Apakah aktivitas belajar siswa mempengaruhi prestasi dan hasil belajar siswa? Jawaban:
“Aktivitas belajar siswa di kelas sangat berpengaruh terhadap hasil belajar atau prestasi siswa, namun juga ada siswa yang biasa diam di kelas tapi hasil belajarnya bagus, kemungkinan siswa tersebut rajin mengulang pelajaran di rumah”.
7. Menurut yang Bapak ketahui, apakah siswa yang aktif/tidak aktif pada pembelajaran matematika juga aktif/tidak aktif pada mata pelajaran lain? Jawaban:
“Siswa yang belajar dan prestasi matematikanya bagus biasanya juga bagus pada mata pelajaran lain, namun juga ada siswa yang biasa saja pada pembelajaran matematika tapi bagus pada mata pelajaran lain seperti agama dan olahraga”.
8. Apakah siswa yang aktif dalam belajar selalu orang yang sama setiap pertemuan/materi pelajaran atau berbeda? Jawaban:
“Siswa yang tidak aktif maupun yang aktif biasanya sama pada setiap pertemuan atau materi pelajaran”.
9. Apa harapan Ibu terhadap peningkatan aktivitas siswa pada pembelajaran matematika di masa mendatang? Jawaban:
“Diharapkan minat belajar siswa meningkat dan siswa tidak takut bertanya jika tidak memahami materi pelajaran serta siswa makin rajin mengerjaan tugas yang diberikan”.
b) Wawancara dengan Siswa
Berdasakan wawancara pada 4 orang perwakilan siswa dapat disimpulkan jawaban siswa sebagai berikut.
1. Suka belajar matematika?
Jawaban: “Suka”.
2. Apa alasan suka/tidak suka belajar matematika?
Jawaban:
“Suka belajar matematika karena pelajaran matematika menantang, gurunya bisa menjelaskan materi dan guru matematika dekat dengan siswa”. 3. Bagaimana tanggapannya terhadap pembelajaran matematika selama ini? menyenangkan/tidak?
Jawaban:
”Pelajaran matematika sebenarnya menyenangkan apalagi jika mengerti, tapi jika tidak paham matematika jadi membosankan”.
4. Apa kendala yang dihadapi selama belajar matematika?
Jawaban:
”Kurangnya buku sumber belajar, kurangnya waktu, kadang rumus matematika sulit dipahami dan kadang penjelasan guru tidak jelas,
5. Bagaimana nilai matematikanya selama ini ?
Jawaban:
“Nilai matematika bervariasi, kadang baik dan kadang rendah”. 6. Dalam belajar matematika suka terlibat/tidak? Seperti :
Menjawab pertanyaan guru?
Jawaban: “Suka”.
Bertanya kepada guru?
Jawaban:
“Suka, jika tidak paham”.
Berdiskusi dengan teman?
Jawaban: “Suka”.
Mencatat kesimpulan materi?
Jawaban: “Selalu”.
Mengerjakan tugas/latihan?
Jawaban: “Selalu”.
Mengerjakan latihan di papan tulis? Jawaban:
“Suka, jika bisa”.
7. Kenapa tidak mau/sering melakukan hal tersebut?
Jawaban:
“Jika pelajarannya mengerti suka, jika kurang paham suka bertanya agar jadi paham, namun jika pelajaran sulit jadi agak malas”.
8. Bagaimana terhadap mata pelajaran lain?
Jawaban:
“Hampir semuanya suka”.
9. Keterlibatan pada pembelajaran matematika dari waktu ke waktu terjadi peningkatan, penurunan atau tetap? Jawaban:
“Tergantung materi pelajaran dan gurunya, jika materinya mangerti dan gurunya asyik makin rajin, tapi jika makin payah malah menurun, tapi secara umum sama saja”.
10. Kenapa terjadi peningkatan/penurunan/tetap? Jawaban:
“Karena tergantung pada materi pelajaran dan proses belajarnya”.
11. Apa saran untuk pembelajaran matematika selanjutnya? Jawaban:
“Agar pembelajaran matematika lebih menyenangkan dan mengasikkan, guru mejelaskan dengan deail dan jangan terlalu cepat dengan suara yang lantang dan menyediakan buku pelajaran yang lengkap dengan contoh soal dan latihan yang banyak”.
D. PEMBAHASAN
Dari hasil pengamatan yang dilakukan oleh observer saat proses pembelajaran Matematika berlangsung dan wawancara dengan guru, yaitu Bapak Drs. Junius Marpa Rego M.Pd, diperoleh informasi bahwa aktivitas belajar matematika siswa SMAN 16 Makassar khususnya kelas X IIS 1 secara umum tergolong baik, hanya saja pada kelas IIS lebih banyak siswa yang melakukan aktivitas negatif dan aktivitas positif kelas MIA lebih baik dari kelas IIS. Siswa MIA lebih rajin mencatat materi pelajaran, selalu mengerjakan tugas dan juga rajin bertanya jika tidak paham serta pada setiap pertemuan hampir semua siswa mengikui pelajaran dengan baik, hanya beberapa siswa yang sesekali tidak mengikuti pelajaran. Aktivitas negatif yang dilaksanakan siswa MIA antara lain keluar kelas, bercerita, main HP dan tidak menyalin materi pelajaran. Siswa IIS lebih banyak mengerjakan aktivitas negatif dan juga ada yang keluar masuk serta malas mencatat materi dan mengerjakan latihan, latihan dikerjakan jika diberi sanksi.
Rendahnya aktivitas belajar siswa dan banyaknya aktivitas negatif disebabkan karena kurangnya motivasi belajar siswa khususnya belajar matematika. Juga disebabkan oleh berbagai faktor, baik faktor yang datang dari dalam siswa seperti tidak suka matematika, kepribadian siswa yang kurang baik dan pengaruh dari luar seperti keluarga, lingkungan dan sebagainya.
Guru telah melakukan berbagai usaha untuk meningkatkan aktivitas positif dan mengurangi aktivitas negatif siswa, seperti menggunakan variasi dalam pembelajaran, memotivasi siswa dengan berbagai media dan memberi penguatan dan sanksi. Usaha yang dilakukan guru suatu waktu dapat meningkatkan aktivitas positif dan mengurangi aktivitas negatif, namun kadangkala tidak banyak perubahan.