• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB 2 LANDASAN TEORI. Menurut Indrajani (2009,p2), data adalah : fenomena fisik atau transaksi bisnis.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB 2 LANDASAN TEORI. Menurut Indrajani (2009,p2), data adalah : fenomena fisik atau transaksi bisnis."

Copied!
49
0
0

Teks penuh

(1)

7   

LANDASAN TEORI

2.1. Definisi Data

Menurut Hoffer, Prescott dan McFadden (2005,p5), data merupakan gambaran objek dan peristiwa yang mempunyai arti dan penting di lingkungan pemakai. Sedangkan informasi merupakan data yang telah diproses dengan cara meningkatkan pengetahuan seseorang yang menggunakan data tersebut.

Menurut Indrajani (2009,p2), data adalah :

• Data adalah fakta atau obervasi mentah yang biasanya mengenai

fenomena fisik atau transaksi bisnis.

• Lebih khusus lagi, data adalah ukuran objektif dari atribut (karakteristik)

dari entitas seperti orang, tempat, benda, atau kejadian.

• Representasi fakta yang mewakili suatu objek seperti pelanggan,

karyawan, mahasiswa dan lain-lain, yang disimpan dalam bentuk angka, huruf, simbol, teks, gambar, bunyi, dan kombinasinya.

(2)

2.2. Defini Basis data

Menurut Indrajani (2009,p2), data adalah :

• Kumpulan terpadu dari elemen data logis yang saling berhubungan. Basis

data mengkonsolidasi banyak catatan yang sebelumnya disimpan dalam file terpisah.

• Merupakan suatu kumpulan data yang berhubungan secara logis dan

deskripsi data tersebut, yang dirancang untuk memenuhi informasi yang dibutuhkan oleh suatu organisasi. Artinya, basis data merupakan tempat penyimpanan data besar yang dapat digunakan oleh banyak pengguna. Seluruh item basis data tidak lagi dimiliki oleh satu departemen, tetapi menjadi sumber daya perusahaan yang dapat digunakan bersama.

Menurut Connoly dan Begg (2005,p15) basis data merupakan suatu kumpulan logikal data yang terhubung satu dengan yang lainnya dan deskripsi dari suatu data yang dirancang sebagai informasi yang dibutuhkan.

Menurut Hoffer, Prescott dan McFadden(2005,p4), basis data adalah sebuah kumpulan terorganisir dari data-data yang berhubungan secara logikal. Basis data biasanya dirancang untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan informasi dari multiple user dalam sebuah organisasi.

(3)

2.3. DBMS

Menurut Hoffer, Prescott dan McFadden(2005,p7) DBMS merupakan sebuah sistem piranti lunak yang digunakan untuk membuat, memelihara dan menyediakan akses kontrol kepada pengguna basis data. Sebuah DBMS menyediakan metode yang sistematis untuk menciptakan, memperbaharui, menyimpan dan mengambil kembali data di dalam basis data.

Menurut Connolly dan Begg (2005,p16) DBMS merupakan sistem piranti lunak dimana pemakainya dapat mendefinisikan, menciptakan, memelihara dan mengontrol akses ke basis data. DBMS menyediakan beberapa fasilitas :

1. Mengijinkan pengguna untuk menentukan basis data, biasanya melalui Data Definition Languange (DDL). DDL menyediakan fasilitas bagi Basis data Administrator (DBA) dan pemakai untuk menentukan tipe data, entitas, atribut dan relasi yang diperlukan aplikasi serta batasan integritas dan keamanan yang bisa disimpan di basis data.

2. Mengijinkan pengguna untuk melakukan pengoperasian data seperti memasukkan, memperbaharui, menghapus dan mengambil data dari basis data.

3. DBMS juga menyediakan akses kontrol terhadap basis data. Contoh akses kontrol yang disediakan :

a. Security System, yang dapat mencegah pengguna yang belum

(4)

b. Integrity System, memelihara konsistensi dalam penyimpanan data.

c. Concurrency and Control System, yang memungkinkan

pembagian akses basis data.

d. Recovery Control System, yang dapat mengembalikan basis data

ke keadaaan awal apabila terjadi kesalahan pada piranti lunak ataupun keras.

e. User Accessible Catalog, yang berisi deskripsi data yang terdapat dalam basis data.

2.3.1 Komponen-Komponen DBMS

Menurut Connoly dan Begg (2005,p18) DBMS memiliki lima komponen penting yaitu :

Hardware (perangkat keras)

Suatu DBMS dan aplikasi yang menggunakan hardware untuk menjalankan aplikasinya. Hardware dapat disusun dari suatu komputer tunggal, suatu mainframe tunggal, suatu jaringan komputer.

(5)

Software (perangkat lunak)

Komponen perangkat lunak terdiri dari DBMS software dan aplikasi program beserta sistem operasi (OS), termasuk perangkat lunak tentang jaringan bila DBMS digunakan dalam jaringan. • Data

Data merupakan komponen terpenting dalam DBMS khususnya sudut pandang dari end user mengenai data, dimana data berfungsi sebagai jembatan antara komponen mesin dengan komponen manusia.

• Prosedur

Prosedur merupakan instruksi dan aturan-aturan dalam membuat rancangan dan menggunakan basis data. Pengguna sistem dan staff yang mengatur kebutuhan basis data didokumentasikan dalam prosedur yang berupa petunjuk pengguna sistem atau petunjuk menjalankan sistem. Berikut ini terdiri dari :

a) Log on ke DBMS.

b) Menggunakan sebagian fasilitas DBMS atau aplikasi program.

c) Menjalankan dan menghentikan DBMS. d) Membuat duplikat backup basis data.

(6)

f) Mengubah struktur suatu tabel, mengatur ulang basis data melewati multiple disks, meningkatkan kinerja, atau menyimpan data ke secondary storage.

People (manusia)

Komponen terakhir yaitu manusia yang terlibat dalam sistem tersebut.

a. Application Programmer, bertanggung jawab untuk

membuat aplikasi basis data dengan menggunakan bahasa pemrograman seperti VB, Java, dan lain-lain.

b. End-User, orang yang berinteraksi dengan sistem melalui

workstation atau terminal.

c. DA (Data Administrator), seorang yang berwenang untuk

membuat keputusan strategis dan kebijakan mengenai data yang ada, DBA (Basis data Admistrator), menyediakan dukungan teknis untuk implementasi keputusan tersebut, dan bertanggung jawab atas keseluruhan kontrol sistem pada tingkatan teknis.

(7)

d. Basis data Designer

Dalam sebuah proyek basis data yang besar, seharusnya terdapat dua tipe designer yaitu logical basis data designer dan physical basis data designer. Dimana, Logical Basis data Designer bertugas untuk mengidentifikasi data (entitas dan atribut), hubungan antar data dan hambatan penyimpanan data ke dalam basis data. Sedangkan Physical Basis data Designer menentukan bagaimana basis data logikal untuk difisikkan.

(8)

2.3.2 Keuntungan dan Kerugian DBMS

Menurut Connoly dan Begg (2005,p26), keuntungan DBMS adalah sebagai berikut :

1. Kontrol terhadap pengulangan data (data redundancy). 2. Data yang konsisten.

3. Semakin banyak informasi yang didapatkan data yang sama. 4. Data yang dibagikan (sharing data).

5. Menambah integritas data. 6. Menambah keamanan data. 7. Penetapan standarisasi. 8. Pengurangan biaya.

9. Mempermudah pengoperasian data.

10.Memperbaiki pengaksesan data dan hasilnya. 11.Menambah produktivitas.

12.Memperbaiki pemeliharaan data melalui independensi data. 13.Memperbaiki pengaksesan data secara bersama-sama.

Menurut Connoly dan Begg (2005,p26), kerugian dari DBMS adalah sebagai berikut :

1. Memiliki sistem yang kompleks.

2. Karena sistem yang kompleks mengakibatkan DBMS memiliki ukuran yang semakin besar.

(9)

3. DBMS memiliki harga yang bervariasi tergantung fungsi dan kebutuhan.

4. Penambahan biaya untuk perangkat keras yang dibutuhkan. 5. Penambahan biaya konversi.

6. Karena DBMS dirancang untuk mengakses lebih dari satu aplikasi sehingga performanya menurun.

7. Kegagalan dalam DBMS mengakibatkan operasi tidak dapat berjalan.

2.4. Arsitektur Basis Data

(10)

Tiga tingkat arsitektur terdiri dari :

1. Tingkat Eksternal

Tingkat dimana terdapat tampilan basis data untuk pengguna. Tingkat ini menjelaskan bahwa ada bagian dari database yang relevan ke setiap pengguna. Pada tampilan ini terdapat :

• Lebih dari satu entity. • Lebih dari satu attribute. • Lebih dari satu relationship.

2. Tingkat Konseptual

Tingkat dimana terdapat tampilan basis data untuk komunitas. Tingkat ini menjelaskan data apa yang disimpan di basis data dan juga menjelaskan relationship antar data. Tingkat ini mewakili :

• Semua entity, attribute dari entity tersebut, dan relationship-nya. • Kendala yang ada pada data.

• Informasi semantik tentang data. • Security dan integrity information.

(11)

3. Tingkat Internal

Tingkat dimana representasi fisik dari basis data dalam komputer. Tingkat ini menjelaskan bagaimana data disimpan dalam basis data. Tingkat internal ini berkaitan dengan beberapa hal dibawah ini :

• Alokasi ruang penyimpanan untuk data dan indeks. • Pencatatan data untuk penyimpanan.

• Komparasi data dan teknik enkripsi data. • Penempatan pencatatan.

Dibawah tingkat internal terdapat tingkat fisik yang mengatur sistem operasi di bawah arahan dari DBMS. Fungsi dari DBMS dari sistem operasi pada tingkat ini tidak jelas dan berbeda dari sistem ke sistem.

Sasaran dari Tiga Tingkat Arsitektur ini adalah memisahkan setiap tampilan pengguna terhadap basis data dengan cara basis data tersebut direpresentasikan secara fisik. Berikut adalah beberapa alasan mengapa pemisahan ini diperlukan :

• Semua pengguna dapat mengakses data yang sama, tetapi

memiliki tampilan yang berbeda disesuaikan dengan data. Setiap pengguna harus mengubah cara pandangnya terhadap data, dan perubahan ini tidak dapat mempengaruhi pengguna lainnya.

• Para pengguna tidak perlu lagi berhubungan langsung dengan

(12)

Dengan kata lain, interaksi pengguna dengan basis data harus berdiri sendiri terhadap pertimbangan penyimpanan.

• Basis data Administrator (DBA) harus mengubah struktur

penyimpanan basis data tanpa mempengaruhi tampilan pengguna. • Struktur internal dari basis data harus tidak terpengaruh dengan

perubahan ke aspek fisik penyimpanan, seperti perubahan besar ke perangkat yang baru.

Basis data Administrator (DBA) harus mengubah struktur

konseptual dari basis data tanpa memperngaruhi semua pengguna.

(Connolly,2005,p35-37)

2.5. Data Independence

Sasaran utama dari tiga-tingkat arsitektur adalah untuk menyediakan data independence atau kemandirian data, dalam arti tingkat atas tidak akan berubah dengan perubahan ke tingkat bawah. Terdapat dua tipe dari kemandirian data :

• Logis

Merujuk kepada imunitas dari skema eksternal untuk perubahan dalam skema konseptual.

(13)

• Fisik

Merujuk kepada imunitas dari skema konseptual untuk perubahan dalam skema internal.

(Connolly,2005,p38-39)

2.6. Basis data Language

2.6.1 DDL (Data Definition Languange)

Menurut Connolly (2005,p40), DDL adalah sebuah bahasa yang mengijinkan DBA (Basis data Administrator) atau pengguna untuk menggambarkan dan menamai entitas, attribut dan hubungan yang dibutuhkan oleh aplikasi bersamaan dengan asosiasi yang terintegrasi dan batasan keamanan.

Beberapa statement DDL :

a. Create Table untuk membuat tabel dengan mengidentifikasikan

tipe data tiap kolom.

b. Alter Table untuk membuang atau menambah kolom dan

constraint.

c. Drop Table untuk menghapus table beserta semua data yang

terkait di dalamnya.

d. Create Index untuk membuat index pada suatu tabel.

e. Drop Index untuk membuang atau menghapus index yang telah

(14)

2.6.2 DML (Data Manipulation Language)

Suatu bahasa yang menyediakan suatu paket operasi untuk mendukung manipulasi data yang tersimpan dalam basis data. Operasi memanipulasi data umumnya meliputi beberapa hal berikut :

a. Memasukkan data baru ke dalam basis data.

b. Memodifikasi data yang sudah tersimpan dalam basis data. c. Membaca data yang sudah tersimpan dalam basis data. d. Menghapus data yang ada dalam basis data.

(Connolly,2005,p40-41)

DML dibedakan menjadi dua tipe, yaitu :

1. Prosedural

Suatu bahasa yang mengizinkan pengguna untuk memberitahu sistem, data apa yang dibutuhkan dan bagaimana mengambil data tersebut (Connolly,2005,p41).

2. Non-Prosedural

Suatu bahasa yang mengizinkan pengguna untuk menyatakan data apa yang dibutuhkan daripada bagaimana data itu diambil (Connolly,2005,p41).

(15)

2.7. The Database System Development Lifecycle

Sebagai sistem basis data komponen mendasar bagi perusahaan besar yang memiliki sistem informasi yang luas, sistem basis data mengembangkan siklus hidup yang secara lazim terkait dengan siklus hidup dari sistem informasi. Penting untuk mengetahui tahapan-tahapan dari pengembangan siklus hidup sistem basis data tersebut. Berikut tahapan-tahapannya :

(16)

• Perencanaan Basis data

Perencanaan Basis Data (Basis data Planning) merupakan aktivitas manajemen yang memperkenankan tahapan database application lifecycle direlakasikan seefisien dan seefektif mungkin. Perencanaan basis data harus diintegrasikan dengan semua strategi sistem informasi organisasi. Ada tiga isu pokok yang terlibat dalam perumusan strategi sistem informasi, diantaranya :

o Identifikasi rencana dan tujuan perusahaan, kemudian menentukan kebutuhan sisten informasi.

o Evaluasi sistem informasi yang ada untuk menentukan kelebihan dan kelemahan yang ada.

o Penafsiran kesempatan teknologi informasi yang dapat menghasilkan kekuatan kompetitif.

(Connolly,2005,p285). • Pendefinisian Sistem

Mendeskripsikan lingkup dan batasan-batasan dari aplikasi basis data dan pandangan pengguna utama. Pandangan pengguna adalah apa saja yang termasuk dalam sistem basis data dari perspektif peran kerja tertentu seperti manajer atau supervisor, atau area aplikasi perusahaan seperti personal marketing atau kontrol saham (Connolly,2005,p286).

(17)

• Pengumpulan dan Analisis Data

Proses pengumpulan dan analisa data tentang bagian dari organisasi yang akan didukung oleh aplikasi basis data, dan menggunakan data ini untuk mengidentifikasi persyaratan-persyaratan pengguna dari sistem yang baru (Connolly,2005,p288).

• Perancangan Basis data

Proses menciptakan rancangan untuk suatu basis data yang akan mendukung operasi dan sasaran perusahaan (Connolly,2005,p291). Terdapat dua pendekatan perancangan basis data yaitu :

o Bottom-up

Pendekatan ini sesuai untuk rancangan basis data yang sederhana dengan jumlah attribute yang relatif sedikit (Connolly,2005,p291).

o Top-down

Pendekatan ini lebih sesuai untuk strategi rancangan basis data yang rumit (Connolly,2005,p292).

Perancangan basis data terdiri dari tiga tahap, yaitu :

o Perancangan Basis data Konseptual

Proses membangun sebuah model dari data yang digunakan dalam suatu perusahaan, independen dari semua

(18)

pertimbangan fisik (Connolly,2005,p293). Berikut langkah dalam perancangan basis data konseptual :

Langkah 1 Membangun model data konseptual :

a. Identifikasi tipe entity.

b. Identifikasi tipe relationship.

c. Identifikasi dan mengumpulkan attribute dengan tipe entity atau tipe relationship.

d. Menentukan domain attribute.

e. Menentukan attribute candidate key, primary key, dan alternate key.

f. Mempertimbangkan penggunaan konsep model enhanced (pilihan).

g. Memeriksa redudansi dari model.

h. Memvalidasi model data konseptual terhadap transaksi pengguna.

i. Meninjau kembali model data konseptual terhadap pengguna.

(19)

o Perancangan Basis data Logikal

Proses membangun sebuah model dari data yang digunakan dalam suatu perusahaan berdasarkan pada model data yang spesifik, tetapi independen terhadap DBMS tertentu dan pertimbangan fisik lainnya (Connolly,2005,p294).

Langkah 2 Membangun dan memvalidasi model data logika :

a. Derivasi relationship untuk model data logika.

b. Validasi relationship dengan normalisasi.

c. Validasi relationship terhadap relationship transaksi.

d. Memeriksa integrity constraint.

e. Meninjau model data logika dengan pengguna.

f. Menggabungkan model data logika kedalam model global (pilihan).

g. Meninjau untuk perkembangan di masa yang akan datang.

(Connolly,2005,p440)

o Perancangan Basis data Fisikal

Proses memproduksi sebuah deskripsi dari implementasi basis data dalam tempat penyimpanan kedua, hal itu menjelaskan

(20)

relationship dasar berkas organisasi, dan indeks yang digunakan untuk mencapai keefisienan akses ke data, dan apapun integrity constraint yang terkait dan langkah-langkah security (Connolly,2005,p294).

Langkah 3 Menerjemahkan model data logika untuk target DBMS:

a. Merancang relationship dasar.

b. Merancang representasi dari data derivasi.

c. Merancang general constraint.

Langkah 4 Merancang berkas organisasi dan indeks :

a. Menganalisa transaksi.

b. Memilih berkas organisasi.

c. Memilih indeks.

d. Estimasi kapasitas disk yang dibutuhkan.

e. Merancang views pengguna.

f. Merancang mekanisme security.

(21)

h. Memonitor dan mengaktifkan sistem operasional.

• Pemilihan DBMS

Pemilihan dari suatu DBMS yang sesuai untuk mendukung aplikasi basis data (Connolly,2005,p295).

Langkah-langkah dalam pemilihan DBMS :

o Mendefinisikan syarat-syarat sebagai referensi.

o Daftar singkat dua atau tiga produk.

o Evaluasi produk.

o Merekomendasikan pilihan dan menghasilkan laporan.

• Perancangan Aplikasi

Menurut Connolly (2005, p299), perancangan aplikasi (application design) adalah perancangan antarmuka pengguna dan program aplikasi yang menggunakan dan memproses basis data.

Ada dua aspek penting dalam perancangan aplikasi, yaitu :

o Transaction Design (Perancangan Transaksi)

Transaksi merupakan satu atau serangkaian transaksi yang dilakukan oleh pengguna atau program

(22)

aplikasi yang mengakses atau mengubah isi dari basis data.

Tujuan dari perancangan transaksi adalah menetapkan dan mendokumentasikan karakteristik tingkat tinggi dan transaksi yang dibutuhkan pada basis data, diantaranya :

a. Data yang digunakan dalam transaksi.

b. Karakteristik fungsional dari transaksi.

c. Keluaran (output) dari transaksi.

d. Kepentingan pengguna.

e. Nilai yang diharapkan dari pengguna.

Ada tiga jenis transaksi :

a. Retrieval Transaction

Digunakan untuk mendapatkan kembali data untuk ditampilkan dalam laporan.

b. Update Transaction

Digunakan untuk menambah data, menghapus data lama, atau mengubah data yang sudah ada dalam basis data.

(23)

c. Mixed Transaction

Merupakan kombinasi antara Retrieval Transaction dan Update Transaction.

o User Interface Design (Perancangan Antarmuka)

Sebelum mengimplementasikan sebuah form atau laporan, perlu dirancang tampilannya terlebih dahulu. Ada beberapa pedomanan dalam perancangan pelaporan, yaitu :

a. Judul yang bermakna.

b. Instruksi yang mudah dipahami.

c. Pengelompokkan yang logis dan kolom yang berurutan.

d. Visualisasi tata letak yang menarik dari laporan.

e. Nama field yang akrab.

f. Terminologi dan singkatan yang konsisten.

g. Warna yang digunakan konsisten.

h. Ruang dan batas-batas untuk field memasukkan data jelas.

(24)

j. Perbaikan kesalahan untuk karakter individu dan seluruh field.

k. Pesan kesalahan untuk nilai yang tidak dapat diterima.

l. Field pilihan ditandai dengan jelas.

m. Pesan yang jelas untuk field.

n. Adanya sinyal selesai, ketika pengguna selesai mengisi field dari suatu formulir.

(Connolly,2005,p299)

• Prototipe

Membangun suatu model kerja dari suatu aplikasi basis data.

Tujuan utama dari pengembangan prototype aplikasi basis data adalah untuk memungkinkan pengguna memakai prototype tersebut dalam mengidentifikasi kelebihan atau kekurangan sistem, dan memungkinkan perancang untuk memperbaiki atau melengkapi fitur-fitur aplikasi basis data yang baru.

(25)

Ada dua strategi prototyping yang umum digunakan, yaitu :

o Requirement Prototyping

Menggunakan prototype untuk menetapkan tujuan dari aplikasi basis data dan ketika tujuan sudah terpenuhi, prototype tidak digunakan lagi atau dibuang.

o Evolutionary Prototyping

Digunakan untuk tujuan yang sama. Perbedaannya adalah prototype yang sudah dipakai tidak dibuang, tetapi dikembangkan lebih jauh menjadi aplikasis basis data yang baru.

(Connolly,2005,p303-304).

• Implementasi

Realisasi secara fisik dari basis data dan perancangan aplikasi. Implementasi basis data dapat dicapai dengan menggunakan Data Definition Language (DDL) dari DBMS yang dipilih atau Graphical User Interface (GUI).

(26)

• Konversi Data dan Pemuatan

Menurut Connolly (2005, p305), data conversion and loading adalah memindahkan data yang sudah ada ke dalam basis data yang baru dan mengubah aplikasi yang sudah ada ke dalam basis data yang baru dan mengubah aplikasi yang sudah ada untuk dijalankan pada basis data yang baru.

Tahapan ini diperlukan ketika sistem basis data yang baru akan menggantikan sistem basis data yang lama. Pada masa sekarang, DBMS umumnya memiliki fungsi untuk memasukkan file ke dalam basis data yang baru. Fungsi ini memungkinkan pengembang untuk mengkonversi dan menggunakan program aplikasi yang lama dalam sistem yang baru.

• Pengujian

Proses melaksanakan program aplikasi dengan tujuan untuk menemukan kesalahan. Berikut adalah contoh kriteria yang dapat digunakan untuk melaksanakan evaluasi :

o Learnability

Berapa lama waktu yang diperlukan untuk seorang pengguna baru menjadi produktif dengan sistem? (Connolly,2005,p305).

(27)

o Performance

Seberapa baik sistem dalam menanggapi kesesuaian praktek kerja pengguna? (Connolly,2005,p305).

o Robustness

Setoleransi apa sistem pada kesalahan pengguna? (Connolly,2005,p305).

o Recoverability

Seberapa baik sistem saat pemulihan kesalahan pengguna? (Connolly,2005,p306).

o Adaptibility

Seberapa dekat sistem terkait ke satu model kerja? (Connolly,2005,p306).

• Operasional dan pemeliharaan

Proses pemantauan dan memelihara sistem dengan mengikuti instalasi. Tahap ini melibatkan dua kegiatan, yakni :

(28)

o Memelihara dan memperbaharui sistem basis data (jika diperlukan) (Connolly,2005,p306).

2.8. Normalisasi

Normalisasi adalah sebuah teknik untuk menghasilkan suatu paket relationship dengan properti yang diinginkan, dan memberikan persyaratan data dari sebuah perusahaan (Connolly,2005,p388).

2.8.1 Redudansi Data dan Update Anomalies

Tujuan utama dari desain basis data relasi adalah untuk mengelompokkan attribute kedalam relationship untuk meminimalisasi data yang redundan. Jika tujuan ini tercapai, keuntungan potensial bagi implementasi basis data mencakup beberapa hal, yaitu :

o Pembaruan data yang tersimpan dalam basis data yang dicapai dengan minimal jumlah operasi dengan demikian akan mengurangi kesempatan dalam ketidakkonsistenan data yang terjadi dalam basis data (Connolly,2005,p390).

o Pengurangan kapasitas di berkas penyimpanan diperlukan oleh relationship dasar dengan demikian dapat meminimalisasi biaya (Connolly,2005,p390).

Relationship yang berulang memungkinkan memiliki beberapa masalah

(29)

sebagai insertion, deletion atau modification anomalies (Connolly,2005,p391).

2.8.2 Functional Dependencies

Menjelaskan relationship antara attribute dalam setiap

relationship. Sebagai contoh, jika A dan B adalah attribute dari

relationship R, fungsi B tergantung dari A (ditandai A-->B), jika setiap nilai dari A berasosiasi dengan nilai dari B. (A dan B masing-masing terdiri dari satu atau lebih attribute) (Connolly,2005,p392).

2.8.3 Proses Normalisasi

1. Unnormalized Form (UNF)

Suatu tabel yang terdiri dari satu atau lebih kelompok yang berulang (repeating group). Repeating group adalah sebuah attribute atau himpunan attribute di dalam tabel yang mnemiliki lebih dari satu nilai (multiple value) untuk sebuah primary key pada tabel tersebut (Connolly,2005,p403).

2. First Normal Form (1NF)

Sebuah relationship dimana titik semu antara baris dan kolomnya mengandung hanya satu nilai. Sebuah relationship akan berada dalam 1NF jika repeating group tersebut telah hilang. Ada dua

(30)

pendekatan umum untuk menghilangkan repeating group dari tabel yang tidak normal, yaitu :

o Memasukkan data yang tepat di kolom yang kosong dari baris yang mengandung data berulang.

o Menempatkan data berulang bersama salinan attribute kunci pada relationship yang terpisah. Sebuah primary key diidentifikasikan ke relationship yang baru.

(Connolly,2005,p403).

3. Second Normal Form (2NF)

Sebuah relationship yang berada pada 1NF dan setiap attribute yang bukan primary key berfungsi secara penuh bergantung pada primary key-nya (Connolly,2005,p407).

4. Third Normal Form (3NF)

Sebuah relationship yang berada pada 1NF dan 2NF, dan tidak

ada attribute yang bukan primary key yang secara langsung

(31)

2.9. ER Model (Entity-Relationship Model)

Entity-Relationship Model merupakan salah satu model yang dapat memastikan pemahaman yang tepat terhadap data dan bagaimana penggunaannya di dalam suatu organisasi (Connolly,2005,p342).

Model ini menggunakan pendekatan Top-Down dalam merancang basis data, dimulai dengan mengidentifikasikan data penting yang disebut entity dan

relationship antara data harus direpresentasikan ke dalam model, kemudian

ditambahkan beberapa attribute dan constraint pada entity, attribute dan relationship.

2.9.1 Tipe Entity

Tipe entity adalah sekumpulan objek dengan properti yang sama, yang diidentifikasikan di dalam perusahaan karena keberadaannya yang mandiri. Sedangkan kejadian entity adalah sebuah objek dari satu tipe

entity yang dapat diidentifikasi secara unik (Connolly,2005,p343).

Keberadaan objek-objeknya secara nyata, seperti PTN dan KOPERTIS, atau secara abstrak seperti penjualan. Tipe entity dapat dikelompokkan menjadi :

o Tipe Entity Kuat

Tipe entity kuat adalah tipe entity yang keberadaannya tidak bergantung pada tipe entity lainnya (Connolly,2005,p354).

(32)

o Tipe Entity Lemah

Tipe entity lemah adalah tipe entity yang keberadaannya bergantung pada tipe entity lainnya (Connolly,2005,p355).

2.9.2 Tipe Relationship

Tipe relationship adalah gabungan antara tipe entity. Setiap jenis

relationship diberikan mana yang menjelaskan fungsinya. Sedangkan

kejadian relationship adalah sebuah hubungan yang dapat diidentifikasikan secara unik, yang meliputi sebuah kejadian dari setiap tipe entity di dalam relationship (Connolly,2005,p346).

o Derajat dari Tipe Relationship

Derajat dari tipe relationship adalah banyaknya tipe entity yang berpartisipasi dalam sebuah relationship (Connolly,2005,p347). Tipe relationship kompleks adalah sebuah relationship antara tiga atau lebih tipe entity (Connolly,2005,p348).

o Recursive Relationship

Relationship recursive adalah sebuah tipe relationship dimana ada

entity yang sama yang diikutsertakan lebih dari satu fungsi

(33)

2.9.3 Attribute

Attribute adalah properti dari sebuah entity atau relationship (Connolly,2005,p350). Attribute juga diartikan sebagai properti deskriptif atau karakteristik dari sebuah entity. Attribute menampung nilai yang menjelaskan setiap kejadian entity dan menggambarkan bagian utama dari data yang disimpan dalam basis data (Whitten,2004,p295).

Attribute Domain

Attribute domain adalah sejumlah nilai yang diijinkan untuk nilai lebih untuk satu atau lebih attribute. Domain menetapkan bahwa sebuah attribute mungkin menahan dan serupa dengan konsep domain pada model relationship (Connolly,2005,p350).

Attribute Simpel

Sebuah attribute yang disusun dari komponen tunggal dengan keberadaan yang mandiri. Attribute simpel tidak bisa dibagi lebih jauh lagi ke komponen yang lebih kecil. Seperti contoh posisi entity dan gaji karyawan. Attribute simpel dapat disebut juga atomic attribute (Connolly,2005,p351).

(34)

Attribute Komposit

Sebuah attribute yang disusun dari komponen berlipat ganda, masing-masing dengan sebuah keberadaan yang bebas. Beberapa

attribute dapat dibagi lebih jauh lagi ke hasil komponen yang

lebih kecil dengan keberadaan mandiri yang dimiliki attribute itu sendiri (Connolly,2005,p351).

Attribute Single-Valued

Attribute yang mempunyai nilai tunggal untuk setiap kejadian pada sebuah tipe entity (Connolly,2005,p351).

Attribute Multi-Valued

Attribute yang mempunyai beberapa nilai untuk setiap kejadian

pada sebuah entity (Connolly,2005,p352).

Attribute Derivasi

Sebuah attribute yang mewakili sebuah nilai yang dapat diturunkan dari attribute lain yang berhubungan atau kumpulan dari beberapa attribute, dan tidak harus berasal dari entity yang sama (Connolly,2005,p352).

(35)

2.9.4 Keys

Candidate Key

Sejumlah kecil attribute yang secara unik mengidentifikasikan setiap kejadian dari setiap tipe entity (Connolly,2005,p352).

Primary Key

Candidate key yang terpilih untuk mendefinisikan secara unik pada setiap kejadian dari sebuah entity (Connolly,2005,p353).

Composite Key

Sebuah candidate key yang terdiri dari dua atau banyak attribute (Connolly,2005,p353).

Foreign Key

Himpunan attribute dalam suatu relationship yang cocok dengan

candidate key dari beberapa relationship lainnya

(Connolly,2005,p79).

Alternate Key

Candidate key yang tidak terpilih menjadi primary key, atau biasa disebut secondary key (Whitten,2004,p298).

(36)

2.10. Cardinality and Participation Constrains

Multiplicity sebenarnya terdiri atas dua batasan yang berbeda, yaitu : • Cardinality

Cardinality adalah nilai maksimum dari kejadian relationship yang mungkin terjadi untuk sebuah entity yang ikut serta pada suatu relationship (Connolly,2005,p363).

• Participation

Participation menentukan apakah semua atau hanya beberapa kejadian entity yang ikut serta dalam sebuah rekationship (Connolly,2005,p363).

Participation constraint dibagi menjadi :

o Mandatory Participation

Participation mandatory melibatkan semua kejadian entity pada relationship tertentu (Connolly,2005,p351).

o Optional Participation

Optional Participation melibatkan beberapa kejadian entity pada relationship tertentu (Connolly,2005,p351).

(37)

2.11. Structural Constraints

Constraint harus menggambarkan pembatasan di dalam relationship

seperti halnya di ‘dunia nyata’. Jenis utama dari constraint pada suatu dinamakan multiplicity.

Multiplicity adalah banyaknya kejadian yang mungkin pada suatu tipe

entity yang mungkin hubungan dengan suatu kejadian dari tipe entity lain pada suatu relationship (Connolly,2005,p356).

Derajat yang paling umum pada suatu relationship adalah biner. Relationship biner terdiri dari :

One-to-one Relationship (1:1)

Gambar 2.4 One-to-one Relationship

Pada gambar 2.4 bisa dilihat bahwa A hanya terhubung one-to-one (1:1) dengan C, dan B hanya terhubung one-to-one-to-one-to-one (1:1) dengan D. Berdasarkan gambar diatas dapat ditulis multiplicity-nya seperti gambar di bawah ini (Connolly,2005,p357).

(38)

Gambar 2.5 Notasi One-to-one Relationship

One-to-many Relationship (1:*)

Gambar 2.6 One-to-many Relationship

Pada gambar 2.6 bisa dilihat bahwa B terhubung one-to-many (1:*) dengan D dan E. Berdasarkan dari gambar di atas dapat ditulis multiplicity-nya seperti gambar di bawah ini (Connolly,2005,p358).

(39)

Gambar 2.7 Notasi One-to-many Relationship

Many-to-many Relationship (*:*)

Gambar 2.8 Many-to-many Relationship

Pada gambar 2.8 dapat dilihat bahwa A terhubung one-to-many (1:*) dengan D dan E. Sedangkan E terhubung one-to-many (1:*) dengan A dan B. Maka entity Group 1 (dengan value A dari gambar di atas) dan Group 2 (dengan value E dari gambar di atas) terhubung many-to-many (*:*). Berdasarkan gambar di atas dapat ditulis multiplicity-nya seperti gambar di bawah ini (Connolly,2005,p358).

(40)

Gambar 2.9 Notasi Many-to-many Relationship

2.12. Enhanced Entity-Relationship Model (EER Model)

Model EER memiliki tiga konsep tambahan yang sangat berguna dan penting yaitu spesialisasi/generalisasi, agregasi, dan komposisi.

2.12.1 Spesialisasi/Generalisasi

Spesialisasi merupakan suatu proses memaksimalkan perbedaan-perbedaan antara anggota sebuah entity dengan cara mengidentifikasi karakteristik yang membedakan entity tersebut (Connolly,2005,p374).

Sedangkan, generalisasi merupakan suatu proses yang meminimalkan perbedaan-perbedaan antara entity dengan cara mengidentifikasi sifat umum entity (Connolly,2005,p375).

2.12.2 Agregasi

Agregasi menggambarkan relationship ‘mempunyai sebuah’ atau ‘bagian dari’ antara tipe entity dimana salah satunya mewakili ‘seluruh’ dan salah satunya lagi mewakili ‘bagian’ (Connolly,2005,p383).

(41)

2.12.3 Komposisi

Komposisi adalah sebuah bentuk spesifik dari agregasi yang merepresentasikan sebuah kumpulan antar entity. Dimana terdapat sebuah kepemilikan yang kuat dan kebetulan antara ‘seluruh’ dan ‘bagian’ (Connolly,2005,p384).

2.13. Teori-Teori Khusus 2.13.1 Internet

Suatu koleksi yang meliputi jaringan komputer seluruh dunia yang saling terhubung. Internet terdiri dari banyak jaringan terpisah tetapi saling berhubungan. Internet dapat digunakan untuk keperluan komersil, bidang pendidikan dan organisasi-organisasi pemerintah, dan Internet Service Providers. Jasa yang ditawarkan di internet antara lain adalah

e-mail (electronic mail), konferensi, dan bercakap-cakap dan juga

mempunyai kemampuan untuk mengontrol komputer secara remote, dan mengirim serta menerima berkas (Connolly,2005,p994).

2.13.2 Pendekatan Web Basis data

Web basis data berasal dari dua kata, yaitu web dan basis data. Web (disebut juga world wide web, www atau W3) adalah ruang informasi di internet tempat dokumen-dokumen hypermedia disimpan

(42)

dan dapat diambil melalui suatu skema alamat yang unik (McLeod, 2001, jilid 1, p75).

Menurut Eaglestone (2001, p31), web basis data adalah suatu sistem yang membawa kemampuan dari teknologi basis data dan web. Sistem web basis data dilihat dari 2 sudut pandang : bagaimana menggunakan DBMS dalam mengelola dan meningkatkan performa aplikasi web dan bagaimana koneksi ke web bisa mengelola sistem basis data.

Web aplikasi adalah web yang secara umum mempertimbangkan mekanisme dalam menyimpan dan menyediakan akses ke dokumen.

Internet dan web dapat memperluas kemampuan sistem basis data dalam 2 bagian :

1. Akses yang luas : dengan menyambungkan sistem ke internet, maka populasi user dapat bertambah.

2. Banyak pelayanan : Internet dapat menghubungkan dan menggabungkan sistem basis data yang berbeda untuk menyediakan layanan baru.

(43)

2.13.3 World Wide Web (WWW)

Suatu sistem yang berbasis hipermedia yang menyediakan suatu simple ‘poin’ dan ‘klik’ artinya adalah menelusuri informasi melalui internet menggunakan hyperlinks (Connolly,2005,p998).

2.13.4 Hypertext Transfer Protocol (HTTP)

Protokol yang digunakan untuk memindahkan halaman web melalui internet. HTTP menggambarkan bagaimana klien dan server berkomunikasi. HTTP adalah suatu orientasi objek yang umum, protokol yang tidak menetap untuk memancarkan informasi antara server dan klien.

HTTP berdasarkan paradigma request-response. Transaksi HTTP meliputi tahapan dibawah ini :

o Koneksi

Klien membuat sebuah koneksi dengan Web server.

o Request

Klien mengirim pesan request kepada Web server.

o Response

(44)

o Close

Koneksi ditutup oleh Web server.

(Connolly,2005,p999).

2.13.5 Hypertext Markup Language (HTML)

HTML adalah dokumen yang mengatur bahasa-bahasa yang digunakan untuk mendesain kebanyakan halaman web. HTML adalah suatu sistem untuk marking-up, tagging, sehingga dokumen tersebut dapat dipublikasikan ke web (Connolly,2005,p1001).

2.13.6 PHP (PHP Hypertext Preprocessor)

PHP adalah bahasa pemrograman open source yang menempel pada HTML yang didukung oleh banyak web servers termasuk Apache

HTTP Server dan Microsoft’s Internet Information Server, dan pilihan

bahasa pemrograman Linux Web. Salah satu keuntungan dari PHP adalah dapat diperpanjang, dan nomor modul perpanjangnya sudah menyediakan dukungan seperti koneksi basis data, mail, dan XML (Connolly,2005,p1014).

(45)

2.13.7 Interaksi Manusia dan Komputer (IMK)

Menurut Shneiderman (2005,p74-75), sebuah sistem berbasis komputer selalu mempunyai elemen manusia yang terkait di dalamnya. Elemen manusia ini berinteraksi langsung dengan perangkat keras dan perangkat lunak melalui sebuah antarmuka (interface).

Penggunaan delapan aturan emas berasal dari prinsip-prinsip yang didapatkan dari pengalaman-pengalaman, dan direvisi selama lebih dari 2 dekade. Delapan aturan emas tersebut adalah :

1. Berusaha untuk konsisten

Urutan aksis yang konsisten diperlukan pada situasi yang sama. Konsistensi juga harus digunakan pada prompt, menu, layar bantu. Warna tampilan, kapitalisasi, huruf dan sebagainya juga harus konsisten.

2. Memungkinkan penggunaan shortcut

Menambahkan feature untuk pemakai yang sudah ahli bisa memperkaya design interface dan meningkatkan kualitas sistem. 3. Memberikan umpan balik yang informatif

Untuk setiap tindakan yang dilakukan pemakai, diharapkan adanya respon dari sistem. Untuk tindakan yang sering terjadi dan tidak membutuhkan banyak aksi, respon yang ada bisa dibuat secara sederhana, sedangkan tindakan yang jarang dilakukan dan membutuhkan banyak aksi harus lebih ditonjolkan.

(46)

4. Merancang dialog yang memberikan penutupan (keadaan akhir) Urutan aksi harus disusun ke dalam kelompok awal, tengah dan akhir. Suatu umpan balik yang informatif pada akhir pekerjaan sebaiknya dibuat untuk mengindikasikan bahwa pekerjaan telah selesai dan siap untuk melanjutkan ke aksi berikutnya.

5. Memberikan pencegahan kesalahan dan penanganan kesalahan yang sederhana

Sebisa mungkin dibuat sistem yang tidak akan menghasilkan kesalahan yang serius jika digunakan oleh pemakai. Jika pemakai membuat kesalahan, sistem tersebut harus dapat mendeteksi kesalahan dan menawarkan instruksi yang sederhana, konstruktif, dan spesifik untuk perbaikan.

6. Memungkinkan pembalikan aksi yang mudah

Aksi yang telah dilakukan harus dapat dikembalikan ke keadaan awal.

7. Mendukung pusat kendali internal (internal locus of control) Menjadikan pemakai sebagai pemberi aksi, bukan sebagai orang yang merespon aksi.

8. Mengurangi beban ingatan jangka pendek

Karena keterbatasan manusia dalam pemrosesan informasi pada ingatan jangka pendek, sebaiknya tampilan dibuat sederhana, beberapa halaman dijadikan satu, frekuensi pergerakan window dikurangi, dan harus ada waktu yang cukup untuk mempelajari

(47)

kode-kode, singkatan, serta urutan aksi. Informasi seperti singkatan atau kode sebaiknya juga tersedia.

2.13.8 MySQL

Menurut Nugroho (2004,p29), MySQL adalah sebuah program pembuat database yang bersifat open source, yang artinya siapa saja boleh menggunakannya dan tidak akan dicekal. MySQL juga merupakan program pengaksesan database yang bersifat jaringan sehingga dapat digunakan untuk aplikasi multi users (banyak penguna). Kelebihan lainnya dari MySQL adalah bahasa query standar yang dimiliki SQL (Structure Query Language).

2.13.9 Penjualan

Menurut Mulyadi (2001,p202), kegiatan penjualan terdiri dari penjualan barang dan jasa, baik secara kredit maupun secara tunai. Dalam transaksi penjualan kredit, jika order dari pelanggan telah dipenuhi dengan permintaan barang yang atas penyerahan jasa, untuk jangka waktu tertentu perusahaan memiliki piutang kepada pelanggannya. Dalam sistem penjualan secara tunai, barang atau jasa baru diserahkan oleh perusahaan kepada pembeli jika perusahan telah menerima kas dari pembeli.

(48)

2.13.10 Pembelian

Menurut Render (2001, p414), pembelian adalah perolehan barang dan jasa. Secara umum, definisi pembelian adalah suatu usaha pengadaan barang dan jasa dengan tujuan yang akan digunakan sendiri, untuk kepentingan proses produksi maupun untuk dijual kembali.

Menurut Render (2001, p414), tujuan dari kegiatan pembelian adalah:

a. Membantu identifikasi produk dan jasa yang dapat diperoleh secara eksternal.

b. Mengembangkan, mengevaluasi dan menentukan pemasok, harga dan pengiriman yang terbaik bagi barang dan jasa tersebut.

Jenis transaksi dalam pembelian dibedakan menjadi dua, yaitu :

a. Pembelian tunai adalah proses pembayaran yang dilakukan secara langsung pada saat barang diterima.

b. Pembelian kredit adalah proses pembayaran yang tidak dilakukan langsung pada saat barang diterima, tetapi pembayaran dilakukan selang beberapa waktu setelah barang diterima sesuai dengan perjanjian kedua belah pihak.

(49)

Hal-hal yang harus diperhatikan dalam proses pembelian adalah :

a. Kualitas

b. Harga

Gambar

Gambar 2.1 Komponen DBMS
Gambar 2.2 Tiga Tingkat Arsitektur ANSI-SPARC
Gambar 2.3 The Database System Development Lifecycle
Gambar 2.4 One-to-one Relationship
+4

Referensi

Dokumen terkait

Juga diperoleh hasil dari pengujian dengan Anova didapat bahwa jenis dan ukuran font mempengaruhi kecepatan pembacaan teks, sedangkan warna font, interaksi dua arah, serta

belakang penelitian ini adalah pendidikan kewirausahaan sudah menjadi kebutuhan. Saat ini di Indonesia harus mampu menghasilkan lulusan yang mandiri yang memiliki jiwa dan

Untuk itulah dalam kajian skripsi ini penulis juga menekankan tentang etika pemberitaan media massa ( kode etik jurnalistik ) pada salah satu media massa yaitu Tabloid

Sedangkan, bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah mencit (Mus musculus) betina dewasa sebanyak 20 ekor yang berumur 8 minggu dengan berat 18-20 gram,

Berdasarkan tabel di atas menunjukkan bahwa nilai Adjusted R 2 sebesar 0.233 atau 23.3% sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel profitabilitas, risiko bisnis,

Terima dari Ibu Handewi Purwati Binti Moch Saliem (Via Pak Tri Anggraito). Terima dari Hamba Allah (Via Pak Tri

Berdasarkan pada hasil pengamatan dan kuesioner siswa tersebut di atas disimpulkan bahwa dalam tindakan siklus menunjukkan adanya ketertarikan siswa dalam permainan dakon

10 Roeslan Salah, Stelsel Pidana Indonesia, Aksara Baru, Jakarta, 1987, hlm.61. Gerakan yang menentang pidana mati bukanlah sekedar suatu usaha atau perjuangan yang