• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN. Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, yaitu melindungi

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN. Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, yaitu melindungi"

Copied!
20
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Tujuan bangsa Indonesia sebagaimana tercantum dalam pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, yaitu melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia, memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial, memerlukan pegawai pemerintahan yang memenuhi beberapa unsur seperti profesional, bebas dari intervensi politik, bersih dari praktik korupsi, kolusi dan nepotisme, mampu menyelenggarakan pelayanan publik bagi masyarakat dan bisa menjalankan peran sebagai perekat persatuan dan kesatuan bangsa berdasarkan Pancasila dan UUD 1945.4

Aparatur negara memiliki tugas yang cukup berat untuk mewujudkan tujuan sesuai yang tercantum dalam pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 tersebut. Aparatur negara yang dalam hal ini disebut Aparatur Sipil Negara atau Pegawai Negeri Sipil memiliki tugas untuk melaksanakan tugas pelayanan publik, tugas pemerintahan, dan tugas pembangunan tertentu. Tugas pelayanan publik dilakukan dengan memberikan pelayanan atau barang, jasa dan/atau pelayanan administrasi yang disediakan pegawai aparatur sipil negara. Kemudian tugas pemerintahan dilaksanakan dalam rangka penyelenggaraan fungsi umum

4 Angger Sigit dan Meylani Chahyaningsih, Pengawasan Hukum Terhadap Aparatur

(2)

pemerintahan yang meliputi pendayagunaan kelembagaan, kepegawaiaan dan ketatalaksanaan. Sedangkan dalam rangka tugas pembangunan tertentu dilakukan melalui pembangunan bangsa serta lewat pembangunan ekonomi dan sosial yang diarahkan untuk meningkatkan kesejahteraan dan kemakmuran seluruh masyarakat. Untuk dapat menjalankan fungsi pelayanan publik, tugas pemerintahan dan tugas pembangunan tertentu, pegawai aparatur sipil negara harus memiliki profesi dan manajemen yang berdasarkan sebuah sistem yang terdiri dari perbandingan antara kualifikasi, kompetensi dan kinerja yang dimiliki oleh calon dalam rekrutmen, pengangkatan, penempatan dan promosi jabatan yang dilaksanakan secara terbuka dan kompetitif sejalan dengan tata kelola pemerintahan yang baik.5

5 Ibid., hlm. 134

Dalam menyelenggarakan tugas pemerintahan dan pembangunan yang baik diperlukan Pegawai Negeri Sipil yang profesional, bertanggungjawab, jujur dan adil. Supaya hal tersebut dapat tercapai, diperlukan pembinaan pegawai yang terus-menerus dan berkelanjutan yang dititikberatkan pada sistem prestasi kerja. Dalam rangka penyelenggaraan pembinaan Pegawai Negeri Sipil berdasarkan sistem prestasi kerja, maka penilaian prestasi kerja Pegawai Negeri Sipil dilaksanakan dengan berorientasi pada peningkatan prestasi kerja dan pengembangan potensi Pegawai Negeri Sipil.

(3)

Penilaian prestasi kerja Pegawai Negeri Sipil merupakan suatu kegiatan yang dilakukan untuk mengevaluasi tingkat pelaksanaan pekerjaan seorang pegawai. Sejak dulu pemerintah sudah membuat peraturan mengenai hal tersebut yang kemudian dituangkan dalam bentuk Daftar Penilaian Pelaksanaan Pekerjaan Pegawai Negeri Sipil atau yang lebih dikenal dengan DP3 PNS dan selanjutnya diatur dalam Peraturan Pemerintah No 10 Tahun 1979. Pada kenyataannya, DP3 PNS ini adalah daftar penilaian yang dalam penilaiannya menggunakan asas tertutup sering dipertanyakan objektivitasnya, karena penilaiannya bersifat rahasia dan si penilai mempunyai otoritas yang mutlak dalam menilai kinerja seseorang. Dengan penilaian bersifat rahasia tersebut, mungkin saja pegawai yang dinilai kurang puas terhadap hasil penilaian karena tidak jelasnya indikator yang digunakan. DP3 PNS tidak dapat lagi digunakan dalam menilai dan mengukur seberapa besar produktivitas dan kontribusi Pegawai Negeri Sipil terhadap organisasi. Hal ini disebabkan penilaian prestasi kerja pegawai dengan menggunakan DP3 tidak didasarkan pada target tertentu. Karena pengukuran dan penilaian prestasi kerja tidak didasarkan pada suatu target tertentu, maka proses penilaian cenderung subyektif. Dalam hal atasan langsung pun sebagai pejabat penilai, ia hanya sekedar menilai dan belum tentu memberikan klarifikasi dari hasil penilaian serta tindak lanjut penilaian terhadap pegawai yang dinilai.

Karena hal tersebut, Peraturan Pemerintah No 10 Tahun 1979 sudah tidak sesuai lagi dengan perkembangan keadaan dan kebutuhan hukum dalam pembinaan Pegawai Negeri Sipil. Pemerintah lalu membuat cara baru dalam menilai prestasi kerja Pegawai Negeri Sipil yaitu dengan menggunakan

(4)

pendekatan metode Penilaian Prestasi Kerja. Pasal 75 Undang-undang No.5 Tahun 2014 Tentang Aparatur Sipil Negara mengamanatkan bahwa tujuan dari penilaian prestasi kerja Pegawai Negeri Sipil adalah untuk menjamin objektivitas pembinaan Pegawai Negeri Sipil yang didasarkan sistem prestasi dan sistem karier. Maka pemerintah dalam hal ini Presiden Republik Indonesia mengeluarkan Peraturan Pemerintah No 46 Tahun 2011 Tentang Penilaian Prestasi Kerja Pegawai Negeri Sipil yang dititik beratkan pada sistem prestasi kerja, maka penilaian prestasi kerja Pegawai Negeri Sipil dilaksanakan dengan berorientasi pada peningkatan prestasi kerja dan pengembangan potensi Pegawai Negeri Sipil.

Penilaian prestasi kerja Pegawai Negeri Sipil menurut Peraturan Pemerintah No. 46 Tahun 2011 ini terdiri atas unsur sasaran kerja pegawai dan perilaku kerja. Penilaian prestasi kerja Pegawai Negeri Sipil dilaksanakan oleh Pejabat Penilai sekali dalam setahun (akhir Desember tahun bersangkutan/akhir Januari tahun berikutnya), yang terdiri atas unsur Sasaran Kerja Pegawai dengan bobotnya 60% serta Perilaku Kerja dengan bobotnya 40%. Penilaian prestasi kerja Pegawai Negeri Sipil secara sistemik penekanannya pada pada pengukuran tingkat capaian Sasaran Kerja Pegawai atau tingkat capaian hasil kerja (output) yang telah direncanakan dan disepakati antara Pejabat Penilai dengan Pegawai Negeri Sipil yang dinilai sebagai kontrak prestasi kerja. Bawahan dan atasan duduk bersama dalam menetapkan target yang ingin dicapai pada tahun depan. Target-target yang ingin dicapai bawahan dikomunikasikan ke atasan dan atasan melakukan konformasi dan koreksi atas target yang direncanakan tersebut. Setelah Sasaran Kerja Pegawai disusun, maka pada akhir tahun dilakukanlah evaluasi terhadap

(5)

Sasaran Kerja Pegawai yang disusun tersebut berdasarkan tingkat capaian Pegawai Negeri Sipil bersangkutan.6

Hasil rekomendasi penilaian prestasi kerja digunakan untuk peningkatan kinerja organisasi melalui peningkatan prestasi kerja, pengembangan potensi dan karier Pegawai Negeri Sipil yang bersangkutan serta pengembangan manajemen, organisasi dan lingkungan kerja. Atasan pejabat penilai bukan hanya sekedar memberikan legalitas hasil penilaian dari pejabat penilai, tetapi lebih berfungsi sebagai motivator dan evaluator seberapa efektif pejabat penilai melakukan penilaian, untuk mengimbangi penilaian dan persepsi pejabat penilai sebagai upaya menghilangkan bias-bias penilaian. Sistem penilaian prestasi kerja Pegawai Negeri Sipil yang bersifat terbuka, diharapkan dapat meningkatkan motivasi dan produktivitas kerja serta menciptakan hubungan interaksi antara pejabat penilai dengan Pegawai Negeri Sipil yang dinilai dalam rangka objektivitas penilaian dan untuk mendapatkan kepuasan kerja setiap Pegawai Negeri Sipil.7

Hadirnya Peraturan Pemerintah No. 46 Tahun 2011 Tentang Penilaian Prestasi Kerja Pegawai Negeri Sipil menggantikan Peraturan Pemerintah No. 10 Tahun 1979 yang tidak sesuai lagi dengan kebutuhan dan pembinaan Pegawai Negeri Sipil saat ini, diharapkan mampu meningkatkan prestasi kerja dan mengembangkan potensi Pegawai Negeri Sipil. Berdasarkan Pasal 6 Peraturan Pemerintah No.46 Tahun 2011 menyatakan bahwa Pegawai Negeri Sipil yang

6 Deri Irwan, “Selamat Tinggal DP3, Selamat Datang SKP”, Kompasiana, diakses dari

7 Penjelasan Umum atas Peraturan Pemerintah Nomor 46 Tahun 2011 tentang Penilaian

(6)

tidak menyusun Sasaran Kerja Pegawai maka akan dijatuhi hukuman disiplin sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yaitu Peraturan Pemerintah No. 53 Tahun 2010 Tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil. Sehingga Pegawai Negeri Sipil diwajibkan untuk menyusun Sasaran Kerja Pegawai setiap tahun. Dengan adanya Peraturan Pemerintah No.46 Tahun 2011 ini juga Pegawai Negeri Sipil dapat mengetahui apakah realisasi kerja sesuai dengan target kerja yang telah disusun di dalam Sasaran Kerja Pegawai. Juga dapat melakukan perbaikan-perbaikan jika realisasi kerja belum sesuai dengan target kerja. Sehingga menciptakan Pegawai Negeri Sipil yang dapat menjalankan tugas pelayanan publik, tugas pemerintahan dan tugas pembangunan tertentu dengan sebaik-baiknya. Serta menjalankan peran sebagai perekat persatuan dan kesatuan Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Berdasarkan pemaparan di atas maka Penulis tertarik untuk menulis skripsi ini yang diberi judul : “KAJIAN HUKUM ADMINISTRASI NEGARA TENTANG PENINGKATAN PRESTASI KERJA PEGAWAI NEGERI SIPIL BERDASARKAN PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 46 TAHUN 2011” (STUDI DI SEKRETARIAT DEWAN PENGURUS KORPRI KOTA MEDAN).

B. PERUMUSAN MASALAH

Berdasarkan latar belakang masalah sebagaimana diuraikan diatas, maka perlu dirumuskan masalah sebagai berikut :

(7)

1. Bagaimana penilaian prestasi kerja pegawai negeri sipil berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 46 Tahun 2011 ?

2. Bagaimana pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 46 Tahun 2011 di Sekretariat Dewan Pengurus KORPRI Kota Medan ?

3. Bagaimana pengaruh penilaian prestasi kerja terhadap peningkatan kinerja pegawai negeri sipil ?

C. TUJUAN DAN MANFAAT PENELITIAN

1. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk :

a. Untuk dapat mengetahui penilaian prestasi kerja pegawai negeri sipil berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 46 Tahun 2011.

b. Untuk dapat mengetahui pelaksanaan Peraturan Pemerintah No.46 Tahun 2011 di Sekretariat Dewan Pengurus KORPRI Kota Medan.

c. Untuk dapat mengetahui pengaruh penilaian prestasi kerja terhadap peningkatan kinerja pegawai negeri sipil.

2. Manfaat Penelitian a. Manfaat Teoritis

Manfaat teoritis dari hasil penelitian ini agar dapat memberikan sumbangan akademis bagi perkembangan ilmu hukum pada umumya dan Hukum Administrasi Negara pada khususnya.

(8)

b. Manfaat Praktis

Manfaat praktis dari hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan bagi para pembaca. Terutama bagi mahasiswa, masyarakat dan khususnya Pegawai Negeri Sipil dalam melakukan penilaian prestasi kerja Pegawai Negeri Sipil. Hal ini dimaksudkan agar penilaian prestasi kerja dapat berpengaruh positif terhadap peningkatan kinerja Pegawai Negeri Sipil.

D. KEASLIAN PENULISAN

“Kajian Hukum Administrasi Negara Tentang Peningkatan Prestasi Kerja Pegawai Negeri Sipil Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 46 Tahun 2011 (Studi di Sekretariat Dewan Pengurus KORPRI Kota Medan)” yang diangkat menjadi judul skripsi ini belum pernah ditulis di Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara. Penulisan skripsi ini disusun melalui referensi peraturan perundang-undangan, buku-buku, internet dan bantuan berbagai pihak. Dengan demikian dilihat dari permasalahan serta tujuan yang ingin dicapai dalam penulisan skripsi ini, lahirlah ide dan gagasan untuk melakukan penelitian yang berkaitan dengan hal tersebut dan mengangkat tulisan seperti apa yang tertuang dalam skripsi ini. Jika ditemukan pendapat atau kutipan dalam penulisan skripsi ini hanya sebagai faktor pendukung dan pelengkap yang memang dibutuhkan demi tercapainya kesempurnaan dalam penulisan skripsi ini.

(9)

E. TINJAUAN KEPUSTAKAAN

Dalam penelitian ini, penulis menggunakan judul yaitu “Kajian Hukum Administrasi Negara Tentang Peningkatan Prestasi Kerja Pegawai Negeri Sipil Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 46 Tahun 2011 (Studi di Sekretariat Dewan Pengurus KORPRI Kota Medan)”.

Sebelum melanjutkan penulisan, terlebih dahulu memberikan penjelasan-penjelasan dan pengertian secara umum mengenai judul skripsi ini.

1. Pengertian Hukum Administrasi Negara

Hukum Administrasi Negara adalah seperangkat peraturan yang memungkinkan administrasi negara menjalankan fungsinya, yang sekaligus juga melindungi warga terhadap sikap tindak administrasi negara dan melindungi administrasi negara itu sendiri.8

J.H.P. Beltefroid mengatakan,”Hukum administrasi negara adalah keseluruhan aturan-aturan tentang bagaimana cara alat-alat pemerintahan dan badan-badan kenegaraan dan majelis pengadilan tata usaha hendak memenuhi tugasnya.”9

8 Sjachran Basah, Perlindungan Hukum terhadap Sikap-Tindak Administrasi Negara

(Bandung:Alumni, 1992), hlm.4.

9 Hukum-on, “Defenisi Hukum Administrasi Negara”, diakses dari

(10)

Hukum administrasi negara adalah peraturan hukum yang mengatur administrasi, yaitu hubungan antara warga negara dan pemerintahnya yang menjadi sebab hingga negara itu berfungsi. (R. Abdoel Djamali)10

Hukum administrasi negara adalah hukum yang mengatur tentang hubungan-hubungan hukum antara jabatan-jabatan dalam negara dengan warga masyarakat. (Djokosutono)11

Hukum administrasi negara adalah hukum yang menguji hubungan hukum istimewa yang diadakan, akan kemungkinan para pejabat melakukan tugas mereka yang khusus. (E. Utrecht)12

a. Hukum Tata Pemerintahan (HTP) yaitu eksekutif atau aktivitas eksekutif atau tata pelaksanaan undang-undang.

Menurut G. Pringgodigdo, pengertian Hukum Administrasi Negara mencakup 3 (tiga) unsur yaitu :

b. Hukum Administrasi Negara (HAN) dalam arti sempit yaitu tentang tata pengurusan rumah tangga negara (rumah tangga negara dimaksudkan, segala tugas-tugas yang ditetapkan dengan undang-undang sebagai urusan negara); dan

c. Hukum Tata Usaha Negara (HTUN) yang berkait dengan surat menyurat

atau kearsipan.

10

Nur Yanto, Pengantar Hukum Administrasi Negara Indonesia(Jakarta:Mitra Wacana Media, 2015), hlm. 15.

11 Ibid. 12 Ibid.

(11)

Berdasarkan beberapa defenisi diatas, sehingga bisa kita beri kesimpulan bahwa dalam pengertian Hukum Administrasi Negara terkandung dua aspek, yaitu pertama, aturan-aturan hukum yang mengatur dengan cara bagaimana alat-alat perlengkapan negara itu melakukan tugasnya; kedua, aturan-aturan hukum yang mengatur hubungan hukum atau pemerintahan dengan warga negaranya.

Pemerintah adalah pengurus dari pada Negara, pengurus Negara adalah keseluruhan jabatan-jabatan di dalam suatu negara yang mempunyai tugas dan wewenang politik negara dan pemerintahan. Apa yang dijalankan oleh pemerintah adalah tugas negara dan merupakan tanggung jawab daripada alat-alat pemerintahan. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa Hukum Administrasi Negara adalah Hukum mengenai Pemerintah/Eksekutif didalam kedudukannya, tugas-tugasnya, fungsi dan wewenangnya sebagai Administrator Negara.

2. Peningkatan Prestasi Kerja

Peningkatan menggambarkan perubahan dari keadaan atau sifat yang negatif berubah menjadi positif. Sedangkan hasil dari sebuah peningkatan dapat berupa kuantitas dan kualitas. Kuantitas adalah jumlah hasil dari sebuah proses atau dengan tujuan peningkatan. Sedangkan kualitas menggambarkan nilai dari suatu objek karena terjadinya proses yang memiliki tujuan berupa peningkatan. Hasil dari suatu peningkatan juga ditandai dengan tercapainya tujuan pada suatu titik tertentu.13

13 Dunia Pelajar, “Pengertian Peningkatan Menurut Para Ahli”, diakses dari

(12)

Prestasi dapat digunakan untuk meningkatkan potensi kita. Berikut ini adalah arti penting dari prestasi:

a. Prestasi adalah wujud nyata dari kualitas dan kuantitas yang diperoleh oleh seseorang di bisnis yang diperoleh.

b. Prestasi adalah sebuah pengalaman yang orang mengalami dan bisa menjadi pelajaran berharga untuk masa depan.

c. Prestasi adalah kebanggaan bagi diri sendiri, keluarga, kelompok, masyarakat, bangsa dan negara.

d. Prestasi digunakan untuk mengukur tingkat pengetahuan, kecerdasan, dan keterampilan seseorang, kelompok, masyarakat, bangsa dan negara.

Prestasi kerja adalah hasil upaya seseorang yang ditentukan oleh kemampuan karakteristik pribadinya serta persepsi terhadap perannya terhadap pekerjaan itu.14

Rivai mengatakan bahwa : “Prestasi kerja merupakan suatu fungsi dari motivasi dan kemampuan.”

Menurut Maier dalam As’ad prestasi kerja adalah kualitas, kuantitas, waktu yang dipakai, jabatan yang dipegang, absensi, dan keselamatan dalam menjalankan pekerjaan. Dimensi mana yang penting adalah berbeda antara pekerjaan yang satu dengan pekerjaan yang lain.

15

14 Edy Sutrisno, Manajemen Sumber Daya Manusia, (Jakarta: Prenada Media Group,

(13)

Dari beberapa pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa peningkatan prestasi kerja adalah hasil upaya kerja yang dicapai seseorang sebagai kesuksesan dalam melaksanakan tugas-tugas yang dibebankan kepadanya yang didasarkan pengalaman, kecakapan dan kesungguhan dalam kurun waktu tertentu.

3. Pegawai Negeri Sipil

Menurut Undang-undang Nomor 5 Tahun 2014 Tentang Aparatur Sipil Negara, Pegawai Negeri Sipil yang selanjutnya disingkat PNS adalah warga negara Indonesia yang memenuhi syarat tertentu, diangkat sebagai Pegawai ASN secara tetap oleh pejabat Pembina kepegawaian untuk menduduki jabatan pemerintahan.

Kedudukan dan peranan dari pegawai negeri dalam setiap organisasi pemerintahan sangatlah menentukan, sebab Pegawai Negeri Sipil merupakan tulang punggung pemerintahan dalam melaksanakan pembangunan nasional. Peranan dari Pegawai Negeri seperti diistilahkan dalam dunia kemiliteran yng berbunyi not the gun, the man behind the gun, yaitu bukan senjata yang penting melainkan manusia yang menggunakan senjata itu. Senjata yang modern tidak mempunyai arti apa-apa apabila manusia yang dipercaya menggunakan senjata itu tidak melaksanakan kewajibannya dengan benar.16

Logemann dengan menggunakan kriteria yang bersifat materiil mencermati hubungan antara negara dengan Pegawai Negeri dengan memberikan

15

Rivai Veithzal, Manajemen Sumber Daya Manusia untuk Perusahaan, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2004) hlm. 309.

16 Sri Hartini dan Setiajeng Kadarsih, Hukum Kepegawaian di Indonesia, (Jakarta:Sinar

(14)

pengertian Pegawai Negeri sebagai tiap pejabat yang mempunyai hubungan dinas dengan negara.17

Pegawai negeri mempunyai peranan amat penting sebab pegawai negeri merupakan unsur aparatur negara untuk menyelenggarakan pemerintahan dan pembangunan dalam rangka mencapai tujuan negara. Kelancaran pelaksanaan pemerintahan dan pembangunan nasional terutama sekali tergantung pada kesempurnaan aparatur negara yang pada pokoknya tergantung juga dari kesempurnaan pegawai negeri (sebagian dari aparatur negara). Pegawai negeri sipil sebagai unsur dari aparatur negara, abdi negara dan abdi masyarakat dituntut untuk dapat melaksanakan tugasnya dengan baik, karenanya ia harus mempunyai kesetiaan, ketaatan penuh terhadap Pancasila, UUD 1945, Negara dan Pemerintah sehingga dapat memusatkan segala perhatian dan pikiran serta mengarahkan segala daya upaya dan tenaganya untuk menyelenggarakan tugas pemerintahan dan pembangunan secara berdaya guna dan berhasil guna.18

a. Gaji, tunjangan dan fasilitas

Sebagai unsur aparatur negara, Pegawai Negeri Sipil tentu mempunyai hak dankewajiban. Berdasarkan Pasal 21 Undang-undang Nomor 5 Tahun 2014 Tentang Aparatur Sipil Negara yang menjadi hak-hak Pegawai Negeri Sipil sebagai berikut:

b. Cuti

c. Jaminan pensiun dan jaminan hari tua

17 Ibid.

(15)

d. Perlindungan

e. Pengembangan potensi

Kemudian Pegawai Negeri Sipil wajib menjalankan segala kewajibannya sebagai aparatur negara. Berdasarkan Pasal 23 Undang-undang No. 5 Tahun 2014 Tentang Aparatur Sipil Negara yang menjadi kewajiban-kewajiban Pegawai Negeri Sipil adalah sebagai berikut :

a. Setia dan taat pada Pancasila, Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, Negara Kesatuan Republik Indonesia dan pemerintahan yang sah.

b. Menjaga persatuan dan kesatuan bangsa.

c. Melaksanakan kebijakan yang dirumuskan pejabat pemerintah yang berwenang.

d. Menaati ketentuan peraturan perundang-undangan.

e. Melaksanakan tugas kedinasan dengan penuh pengabdian, kejujuran, kesadaran dan tanggungjawab.

f. Menunjukan integritas dan keteladanan dalam sikap, perilaku, ucapan dan tindakan kepada setiap orang, baik di dalam maupun di luar kedinasan. g. Menyimpan rahasia jabatan dan hanya dapat mengemukakan rahasia

jabatan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. h. Bersedia ditempatkan di seluruh wilayah Negara Kesatuan Republik

(16)

F. METODE PENELITIAN

Adapun metode penulisan yang digunakan penulis dalam skripsi ini adalah sebagai berikut :

1. Jenis Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian yuridis normatif atau disebut juga penelitian hukum normatif. Penelitian hukum normatif (normative law research) menggunakan studi kasus hukum normatif berupa produk perilaku hukum, misalnya mengkaji rancangan undang-undang. Pokok kajiannya adalah hukum yang dikonsepkan sebagai norma atau kaidah yang berlaku dalam masyarakat dan menjadi acuan perilaku setiap orang. Sehingga penelitian hukum normative berfokus pada inventarisasi hukum positif, asas-asas dan doktrin hukum, penemuan hukum dalam perkara in concrento, sistematik hukum, taraf sinkronisasi hukum, perbandingan hukum dan sejarah hukum.19

2. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dilakukan dengan cara :

a. Penelitian Kepustakaan

Dalam hal ini penulis melakukan penelitian melalui buku-buku, peraturan-peraturan perundang-undangan dan bahan-bahan lainnya yang berhubungan dengan materi yang dibahas dalam skripsi ini.

Pada tahapan ini peneliti mencari landasan teoritis dari permasalahan penelitiannya sehingga penelitian yang dilakukan bukanlah aktivitas yang bersifat

19

Abdulkadir Muhammad, Hukum dan Penelitian Hukum(Bandung:PT. Citra Aditya Bakti, 2004) hlm. 52.

(17)

trial dan error”. Aktivitas ini merupakan tahapan yang amat penting. Bahkan dapat dikatakan, bahwa studi kepustakaan merupakan separuh dari keseluruhan aktivitas penelitian itu sendiri.20

b. Penelitian Lapangan

Penulis langsung mengadakan penelitian ke lapangan yaitu dengan cara mengadakan penelitian ke Sekretariat Dewan Pengurus KORPRI Kota Medan yang beralamat di Jalan Raden Saleh Nomor 9 Medan. Dengan mengadakan wawancara dan memperoleh data yang berhubungan dengan skripsi dan berusaha mendapatkan data yang bersifat objektif dengan cara :

1) Wawancara : yaitu pengumpulan data dengan cara meminta keterangan melalui pertanyaan-pertanyaan yang telah disiapkan penulis kepada

Pegawai Negeri Sipil yaitu Mymoonah R.M. Sitanggang, SH (Staf Subbag Usaha, Bantuan Hukum dan Sosial) di Sekretariat Dewan Pengurus

KORPRI Kota Medan.

2) Pencatatan : yaitu pengumpulan data dengan cara mencatat data-data yang berkaitan dengan penulisan skripsi ini dari Sekretariat Dewan Pengurus KORPRI Kota Medan.

20

Bambang Sunggono, Metodologi Penelitian Hukum(Jakarta:PT. RajaGrafindo Persada, 1998) hlm. 114.

(18)

c. Sumber Data

Adapun sumber data dari penelitian ini terbagi atas 3 (tiga) yaitu sebagai berikut :

1) Bahan Hukum Primer, yaitu bahan-bahan hukum yang mengikat.21

2) Bahan Hukum Sekunder, yang memberikan penjelasan mengenai

bahan hukum primer.

Yakni berupa Undang-undang Nomor 5 Tahun 2014 Tentang Aparatur Sipil Negara, Peraturan Pemerintah Nomor 46 Tahun 2011 Tentang Peningkatan Prestasi Kerja Pegawai Negeri Sipil dan Peraturan Kepala Badan Kepegawaian Negara Nomor 1 Tahun 2013 Tentang Ketentuan Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 46 Tahun 2011.

22

3) Bahan Hukum Tersier, yakni bahan-bahan yang memberi petunjuk maupun penjelasan terhadap bahan hukum primer dan sekunder. Misalnya kamus hukum, ensiklopedia dan lain sebagainya.

Yakni berupa buku-buku, artikel dan situs internet yang berkaitan dengan skripsi ini.

23

d. Analisis Data

Metode yang digunakan adalah analisis secara kualitatif untuk mendapat kejelasan masalah yang akan dibahas dan hasilnya dituangkan dalam bentuk skripsi. G. SISTEMATIKA PENULISAN 21Ibid. hlm. 116 22 Ibid 23 Ibid. hlm. 117

(19)

Dalam skripsi yang diberi judul “Kajian Hukum Administrasi Negara Tentang Peningkatan Prestasi Kerja Pegawai Negeri Sipil Berdasaran Peraturan Pemerintah No. 46 Tahun 2011 (Studi Di Sekretariat Dewan Pengurus KORPRI Kota Medan), sistematika penulisannya sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN

Berisikan Latar Belakang, Perumusan Masalah, Tujuan dan Manfaat Penelitian, Keaslian Penulisan, Tinjauan Kepustakaan, Metode Penelitian dan Sistematika Penulisan.

BAB II PENILAIAN PRESTASI KERJA PEGAWAI NEGERI

SIPIL BERDASARKAN PERATURAN PEMERINTAH NO.46 TAHUN 2011

Pada bab ini akan dibahas mengenai pengertian prestasi kerja pegawai negeri sipil, hal-hal yang perlu diperhatikan dalam penilaian prestasi kerja pegawai negeri sipil serta pejabat yang berwenang melakukan penilaian prestasi kerja pegawai negeri sipil.

BAB III PELAKSANAAN PERATURAN PEMERINTAH

NO.46 TAHUN 2011 DI SEKRETARIAT DEWAN PENGURUS KORPRI KOTA MEDAN

Pada bab ini akan membahas mengenai gambaran umum Sekretariat Dewan Pengurus KORPRI Kota Medan, tata

(20)

cara penilaian prestasi kerja pegawai negeri sipil di lingkungan Sekretariat Dewan Pengurus KORPRI Kota Medan dan kendala-kendala apa saja yang dihadapi dalam pelaksanaan penilaian prestasi kerja pegawai negeri sipil di Sekretariat Dewan Pengurus KORPRI Kota Medan.

BAB IV PENGARUH PENILAIAN PRESTASI KERJA

TERHADAP PENINGKATAN KINERJA PEGAWAI NEGERI SIPIL

Pada bab ini akan membahas mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi peningkatan kinerja pegawai negeri sipil, pengaruh penilaian prestasi kerja terhadap peningkatan kinerja pegawai negeri sipil dan bagaimana tindak lanjut hasil penilaian prestasi kerja pegawai negeri sipil.

BAB V PENUTUP

Sebagai penutup, bab ini berisi tentang kesimpulan yang diperoleh dari hasil penelitian dan saran sebagai rekomendasi yang berkaitan dengan penelitian ini.

Referensi

Dokumen terkait

14 Tingginya jumlah infeksi yang disebabkan oleh Pseudomonas sp ini kemungkinan karena bakteri ini telah berkoloni dengan lingkungan rumah sakit (seperti peralatan medis, udara

kekasaran pemukaan resin komposit nanofil dan giomer lebih tinggi dibanding karbamid peroksida 10%, proses bleaching dengan karbamidperoksida10%dan20% menyebabkan

Parameter kualitas air yang penting di sekitar keramba jaring apung di Danau Maninjau telah menunjukkan kadar yang tidak mendukung untuk kehidupan ikan di dalam

Skripsi yang berjudul ³Perbedaan Persepsi antara George Walker Bush dan Barack Husein Obama dalam Kebijakan Politik Luar Negeri Amerika Serikat Terhadap Indonesia´ dalam

Puji syukur kepada Tuhan Yesus Kristus, karena atas berkat dan rahmat-Nya, penulis dapat menyelesaikan Tugas Perencanaan Unit Pengolahan Pangan dengan judul:

Dalam penelitian ini, bahan hukum primer yaitu Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1981 tentang Hukum Acara

Metode yang digunakan dalam akuisisi data yaitu metode seismik refraksi dengan interpretasi data menggunakan Metode Hagiwara untuk menentukan kedalaman suatu lapisan tanah