• Tidak ada hasil yang ditemukan

HUKUM PASAR MODAL DAN TANGGUNG JAWAB SOSIAL

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "HUKUM PASAR MODAL DAN TANGGUNG JAWAB SOSIAL"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

HUKUM PASAR MODAL DAN TANGGUNG JAWAB SOSIAL

Rochani Urip Salami

Fakult as Hukum Uniersit as Jenderal Soedirman

Abst ract

Each st at e has al ways t r ied t o pr omot e development , pr osper it y and pr osper it y of i t s peopl e. One met hode t hat t ends t o be done by t he st at e i s t o at t r act as many f or ei gn i nvest ment s i nt o t he count r y. In t he Invest ment Law, t her e ar e t hr ee pr inci pl es: Fir st , t he r ul e of l aw whi ch is mani f est ed i n sever al i mpor t ant pr inci pl es such asequal t r eat ment bet ween i nvest ment of domest i c and f or ei gn, t r anspar ency and account abi l it y; Second, Guar ant ees agai nst nat ional i zat ion af f ir mat i on act i on in t he di sput e set t lement , and Thi r d, Si mpl i f i cat ion of i nvest ment pr ocedur es and l i censi ng ser vi ce t hr ough an i nt egr at ed one st op mechani sm. Economi c development i s not j ust t he r esponsi bi l i t y of t he gover ment and it s ci t izens, but al so t he r esponsi bi l i t y of i nvest or . Ar r angement s os soci al r esponsi bi l i t y f or i nf est or i s t he l egal basi c f or i nvest or i n car i ng t he sur r oundi ng envir onment , so wit h t he i mpl ement at ion of soci al r esponsi bi l i t y by compani es i n a r egi on, i ndir ect l y t he company/ i nvest or s assi st in impr ove t he wel f ar e of l ocal communit i es.

Key wor ds: capi t al mar ket l aw, cor por at e soci al r esponsi bi l i t y, gl obal i zat i on

Abst rak

Set iap negara selalu berusaha meningkat kan pembangunan, kesej aht eraan dan kemakmuran rakyat nya. Salah sat u usaha yang cenderung dilakukan oleh negara adalah menarik sebanyak mungkin invest asi asing masuk ke negaranya. Dalam UU Penanaman Modal t erdapat t iga prinsip: Pert ama, Kepast ian hukum dengan dianut nya beberapa asas pent ing sepert i perlakuan sama ant ara penanaman modal dalam dan luar negeri, t ransparansi dan akunt abilit as; Kedua, Penegasan garansi t erhadap t indakan nasionalisasi dan penyelesaian sengket a; dan Ket iga, Penyerderhanaan prosedur dan perizinan penanaman modal melalui mekanisme pelayanan t erpadu sat u pint u sert a kemudahan dan keringanan yang diperlukan. Pembangunan ekonomi bukanlah hanya t anggung j awab pemerint ah maupun warganya, t et api j uga merupakan t anggung j awab bagi penanam modal. Diat urnya t anggung j awab sosial bagi penanam modal merupakan dasar hukum bagi penanam modal dalam memperhat ikan lingkungan sekit arnya, sehingga dengan adanya perusahaan di suat u daerah dan melaksanakan t anggung j awab sosialnya, maka secara t idak langsung perusahaan t ersebut / penanam modal t urut membant u meningkat kan kesej aht eraan masyarakat set empat .

Kat a kunci: hukum pasar modal, t anggung j awab sosial korporasi, globalisasi

Pendahuluan

Pada prinsipnya, mau t idak mau negara berkembang akan berhadapan pada suat u kon-disi dimana pembangunan ekonomi akan lebih banyak dit ent ukan oleh mekanisme pasar (mar -ket r ul e).1 Pembangunan ekonomi dalam se-buah negara pada hakikat nya membut uhkan t i-ga hal, yait u predikt ibilit as, f air ness dan ef i-siensi. Peran hukum menj adi sangat pent ing, ket ika pembangunan memberikan dampak, se-pert i pada kesej aht eraan ekonomi, dimana

1 Tauf ik H Si mat upang, “ Hukum dan Pembangunan

Ekono-mi ” , Jur nal Il mi ah Kebi j akan Hukum, Vol . 1 No. 1, Apr il 2007, hl m. 20

t umbuhan ekonomi menj adi baromet er keber-hasilan pembangunan ekonomi suat u negara.2

Set iap negara selalu berusaha meningkat -kan pembangunan, kesej aht eraan dan kemak-muran rakyat nya. Usaha t ersebut dilakukan de-ngan berbagai cara yang berbeda ant ara sat u negara dengan negara lainnya. Salah sat u usaha yang selalu dilakukan oleh negara adalah mena-rik sebanyak mungkin invest asi asing masuk ke negaranya. Menarik invest asi masuk sebanyak mungkin ke dalam suat u negara didasarkan

2

(2)

da suat u mit os yang menyat akan bahwa unt uk menj adi suat u negara yang makmur, pemba-ngunan nasional harus diarahkan ke bidang indust ri. Namun demikian, sej ak awal negara-negara t ersebut t elah dihadapkan pada perma-salahan minimnya modal dan t eknologi yang merupakan elemen dasar dalam menuj u indus-t rialisasi. Jalan yang diindus-t empuh unindus-t uk mengaindus-t asi masalah t ersebut adalah mengundang masuk-nya modal asing dari negara-negara maj u ke dalam negeri.

Perekonomian dunia t elah mengalami globalisasi dan pasar bebas.3 Negara dalam era ekonomi global, ibarat sebuah perusahaan publik yang dimiliki oleh pemegang saham dimanapun ia berada. Masuknya modal asing bagi perekonomian Indonesia merupakan t un-t uun-t an keadaan baik ekonomi maupun poliun-t ik Indonesia. Alt ernat if penghimpunan dana pem-bagunan perekonomian Indonesia melalui inves-t asi modal secara langsung j auh lebih baik di-bandingkan dengan penarikan dana int ernat io-nal lainnya sepert i pinj aman luar negeri. Pe-nanaman modal harus menj adi bagian dari pe-nyelengaraan perekonomian nasional dan di t empat kan sebagai upaya unt uk meningkat kan pert umbuhan ekonomi nasional, mencipt akan lapangan kerj a, meningkat kan pembangunan ekonomi yang berkelanj ut an, meningkat kan kapasit as dan kemampuan t eknologi nasional, mewuj udkan kesej aht eraan masyarakat dalam suat u sist em perekonomian yang berdaya saing.

Hukum penamaman modal mempunyai art i yang sangat pent ing bagi pembangunan ekonomi Indonesia, unt uk meningkat kan hal t ersebut salah sat u upaya adalah penet apan UU No. 25 Tahun 2007 Tent ang Penananam Modal. Oleh karena it u, dengan adanya Undang-undang t ersebut diharapkan menj adi sumber hukum bagi pelaksanaan t eknis penanaman modal baik luar dan dalam negeri. Adanya landasan hukum t ersebut diharapkan dalam menghadapi peru-bahan perekonomian global dan keikut sert aan Indonesia dalam berbagai kerj a sama int

3 Imaw an Dicky Prasudhi, “ Impl ikasi GATT (Gener al

Agree-ment on Tarif f s and Tr ade) Ter hadap Perekonomian In-donesia” , Hukum dan Di nami ka Masyar akat, Edisi Apr il 2006, hl m. 96

sional dapat dicipt akan iklim penanaman modal yang kondusif , promot if , memberikan kepast ian hukum, keadilan, dan ef isien dengan t et ap memperhat ikan kepent ingan ekonomi nasional.

Dasar pemikiran Undang-undang ini ada-lah bahwa invest asi merupakan inst rumen pen-t ing pembangunan nasional dan diharapkan da-pat mencipt akan kepast ian berusaha bagi para penanaman modal dalam dan luar negeri unt uk meningkat kan dan melanj ut kan komit mennya berinvest asi di Indonesia. Hal ini sebagaimana t ermakt ub dalam pert imbangan UU No. 25 Ta-hun 2007 t ent ang Penanaman Modal sebagaima-na t ersebut di bawah ini.

Per t ama, pembangunan ekonomi nasional yang berkelanj ut an perlu dilaksanakan dengan landasan demokrasi ekonomi unt uk mencapai t uj uan bernegara mewuj udkan masyarakat adil dan makmur berdasarkan Pancasil dan UUD 1945; kedua, pembangunan ekonomi nasional yang berkelanj ut an perlu dilaksanakan dengan landasan demokrasi ekonomi unt uk mencapai t uj uan bernegara mewuj udkan masyarakat adil dan makmur berdasarkan Pancasila dan UUD 1945; ket i ga, dalam rangka Demokrasi Ekono-mi, kebij akan penanaman modal selayaknya selalu mendasari ekonomi kerakyat an yang me-libat kan pengembangan bagi usaha mikro, ke-cil, menengah, dan koperasi; keempat, bahwa unt uk mempercepat pembangunan ekonomi nasional dan mewuj udkan kedaulat an polit ik dan ekonomi Indonesia diperlukan peningkat an penanaman modal, baik dalam maupun luar ne-geri; dan kel ima, bahwa dalam menghadapi pe-rubahan perekonomian global dan keikut sert a-an Indonesia dalam berbagai kerj a sama int er-nasional perlu dicipt akan iklim penanaman mo-dal yang kondusif , promot if , memberikan ke-past ian hukum, keadilan, dan ef isien dengan t et ap memperhat ikan kepent ingan ekonomi na-sional;

(3)

me-ngembangkan peluang dan pot ensi di daerah dan mempromosikannya. Pada prinsipnya UU No. 25 Tahun 2007 ini menggant ikan UU Nomor 1 Tahun 1967 t ent ang Penanaman Modal Asing dan UU Nomor 6 Tahun 1968 t ent ang Penanam-an Modal dalam Negeri. Int i dari muat Penanam-an un-dang-undang ini adalah mengat ur t at a cara pe-nanaman modal di Indonesia dalam rangka me-numbuhkan dan pemerat aan perekonomian.

Undang-undang ini j uga memuat bidang yang sebenarnya t elah memiliki at uran perun-dang-undangan sendiri, sepert i: Undang-undang Ket enagakerj aan, Undang-undang Lingkungan Hidup, Undang-undang Pemerint ahan Daerah, Undang-undang Perpaj akan, Undang-undang Pokok Agraria, Undang-undang Perseroan Ter-bat as dan Undang-undang Pasar Modal. Sehing-ga persoalannya adalah baSehing-gaimana pelaksanaan UU Penanam Modal ini dapat berj alan dengan baik j ika banyak ket ent uan-ket ent uan yang bert ent angan dengan berbagai Undang-undang yang t elah memiliki at uran pelaksananya. Wa-laupun di dalam UU Penanaman Modal ini t er-dapat Pasal 39 yang memberikan landasan agar semua Undang-undang yang berkait an langsung waj ib menyesuaikan dengan Undang-undang Pe-nanaman Modal.

Pasar modal sebagai inst rumen ekonomi menj adi salah sat u pilar pent ing bagi masyara-kat unt uk melakukan invest asi dan sekaligus sebagai sumber pembiayaan bagi perusahaan-perusahaan di Indonesia. Pasar modal sebagai inst rumen keuangan, maka pasar modal hanya dapat berkembang dengan baik bila di bangun berdasarkan prinsip waj ar, t ransparan dan aman.4 Prinsip t ersebut dit uj ukan unt uk melin-dungi kepent ingan invest or yang dapat melahir-kan kepercayaan dalam memelahir-kanisme pasar.

Peranan pasar modal dalam pembangun-an ekonomi, selain sebagai baromet er invest a-si, j uga menj adi cermin at as t ingkat kepercaya-an pemodal domest ik maupun int ernasional. Sej alan dengan hal it u pula peranan hukum da-lam perkembangan pasar modal menj adi t olak ukur unt uk melahirkan pranat a invest asi yang

4 Indr a Saf it r i, “ Peranan Hukum Pasar Modal dal am

Per-kembangan Ekonomi Indonesia” , Jur nal Legi sl asi Indo-nesi a, Vol . 5 No. 2, Juni 2008, hl m. 1

kuat . Hukum pasar modal dapat digolongkan ke dalam kelompok hukum ekonomi yang khusus dan memiliki sif at universal.5 Kekhususan dari rezim hukum pasar modal t erlet ak pada kerang-ka hukum yang sangat dinamis sesuai dengan perkembangan pasar. Sement ara sif at univer-salnya disebabkan oleh adanya kesamaan sis-t em dan mekanisme pasar modal yang ada di seluruh dunia. Oleh karena it u, penulis t ert arik unt uk membahas mengenai hukum penanaman modal di Indonesia.

Pembahasan

Aspek-Aspek Hukum yang Harus Diperhatikan Dalam Penanaman Modal Asing di Indonesia

Sist em hukum yang ef ekt if akan memper-luas kesempat an berusaha dan mampu mengun-dang invest asi asing. Sebaliknya pengalaman menunj ukkan, hukum yang t idak ef ekt if t elah menyebabkan kehancuran ekonomi asia yang pada awalnya disebut sebagai keaj aiban.6 Hu-kum sangat berpengaruh t erhadap perkembang-an penperkembang-anamperkembang-an modal dalam sut u negara. Oleh karena it u, hukum harus mengakomodir per-kembangan dunia usaha secara global. Berbagai st udi t ent ang hubungan hukum dan pembangun-an ekonomi menunj ukkpembangun-an bahwa pembpembangun-angunpembangun-an ekonomi t idak akan berhasil t anpa pembaruan hukum. Peranan pasar modal bagi pembangun-an ekonomi Indonesia, selain sebagai salah sat u baromet er invest asi, j uga menj adi cermin at as t ingkat kepercayaan invest or asing maupun do-mest ik.

Ef ekt if it as hukum pasar modal unt uk menst imulasi perkembangan pasar t erlet ak pa-da beberapa f akt or,7 yait u: pembaharuan hu-kum yang paralel dengan kepent ingan pasar, ot orit as yang kuat dengan penegakan hukum pasar modal, dan perlindungan invest or. Fak-t or yang berhubungan dengan pembaharuan hukum menj adi kunci ut ama, karena pasar mo-dal hanya dapat berkembang bila pasar dapat menawarkan produk baru yang murah dan ef isien dalam bent uk ef ek-ef ek (saham at au

5 Ibi d.

6 Zul karnain Sit ompul , “ Invest asi Asing di Indonesi a:

me-met ik Manf aat Liber al i sasi ” , Jur nal Legi sl asi Indonesi a, Vol 5 No. 2, Juni 2008, hl m. 81

7

(4)

obligasi). Pembaharuan hukum yang dimaksud adalah pembent ukan hukum yang nyaman bagi pasar oleh ot orit as pasar yang independen dan kuat . Dinamika pasar modal menunt ut keber-adaan regulat or yang mampu memberikan ke-past ian hukum bagi set iap kegiat an di pasar modal. Pembaharuan hukum akan mendorong pasar kearah yang lebih kompet it if dan modern sehingga berbagai peluang invest asi akan men-dorong masuknya part isipasi invest or yang lebih t inggi.

Penanaman modal sebagaimana diat ur dalam Pasal 1 angka 1 UU No. 25 Tahun 2007 adalah segala bent uk kegiat an menanam mo-dal, baik oleh penanam modal dalam negeri maupun penanam modal asing unt uk melakukan usaha di wilayah negara Republik Indonesia, sedangkan penanaman modal asing adalah ke-giat an menanam modal unt uk melakukan usaha di wilayah negara Republik Indonesia yang dilakukan oleh penanam modal asing, baik yang menggunakan modal asing sepenuhnya maupun yang berpat ungan dengan penanam modal da-lam negeri (Pasal 1 angka 3). Dada-lam hal pena-naman modal asing t erdapat beberapa aspek yang harus diperhat ikan, yait u badan hukum, f asilit as yang diberikan oleh negara, bent uk kerj asama. Berikut akan penulis bahas menge-nai aspek-aspek t ersebut .

Bentuk Badan Hukum dan Bidang Usaha

Bent uk badan usaha bagi penanaman mo-dal di Indonesia (berdasarkan ket ent uan Pasal 5 UU No. 25 Tahun 2007) adalah sebagai berikut . Per t ama, Penanaman Modal Dalam Negeri (PM-DN), dilakukan dalam bent uk badan usaha ber-badan hukum at au usaha perseorangan; kedua, Penanaman Modal Asing (PMA), dilakukan dalam bent uk Perseroan Terbat as berdasarkan hukum Indonesia dan berkedudukan di wilayah Negara Republik Indonesia; dan ket i ga, Penanaman Mo-dal Dalam Negeri (PMDN) dan Penanaman MoMo-dal Asing (PMA) yang berbent uk Perseroan Terba-t as (PT) dilakukan dengan pengambilan bagian saham pada saat pendirian perseroan t erbat as, membeli saham at au melakukan cara lain se-suai dengan ket ent uan perat uran perundang-undangan.

Penanaman Modal Asing (PMA) harus di dirikan dalam bent uk perseroan t erbat as dan berdomisili di Indonesia. Mengenai pendirian dan pengesahan badan usaha Penanaman Modal Asing yang berbent uk Perseroan Terbat as dila-kukan sesuai dengan ket ent uan UU No. 40 Ta-hun 2007 t ent ang Perseroan Terbat as. Bahwa t erkait dengan Penanaman Modal Asing, di da-lam Penj elasan Pasal 8 Ayat 2 Huruf a UU No. 40 t ahun 2007 t ent ang Perseroan Terbat as bah-wa pada saat mendiri-kan Perseroan diperlukan kej elasan mengenai kewarganegaraan pendi-ri. Warga Negara asing at au badan hukum asing diberikan kesempat an unt uk mendirikan badan hukum Indonesia yang berbent uk Perseroan se-panj ang Undang-undang yang mengat ur bidang usaha Perseroan t ersebut memungkinkan.

Perusahaan penanam modal yang akan melakukan kegiat an usaha waj ib memperoleh izin sesuai dengan ket ent uan perundang-un-dangan yang berlaku yang diperoleh melalui pe-layanan t erpadu sat u pint u. Pepe-layanan t erpadu sat u pint u dilakukan dengan t uj uan unt uk mem-bant u penanam modal dalam memperoleh ke-mudahan pelayanan perizinan, f asilit as f iskal, dan inf ormasi mengenai penanaman modal.

Invest or asing, unt uk menanamkan modal di Indonesia, harus t erlebih dahulu menelit i Daf t ar Negat if Invest asi (DNI) yang berisi sekt or usaha yang t ert ut up sama sekali t erhadap se-mua bent uk penanaman modal, hanya t ert ut up unt uk Penanaman Modal Asing, dan yang masih t erbuka dengan persyarat an t ert ent u. Sebagai-mana diat ur dalam Perpres No. 76/ 2007 t en-t ang Krien-t eria dan Persyaraen-t an Penyusunan Bi-dang Usaha yang Tert ut up dan Terbuka dengan Persyarat an di bidang Penanaman Modal dan Perpres No. 77 Tahun 2007 t ent ang Daf t ar Bi-dang Usaha yang Tert ut up dan BiBi-dang Usaha yang Terbuka dengan Persyarat an di bidang Pe-nanaman Modal. Selain dari yang t erdaf t ar, se-mua sekt or t erbuka unt uk invest or asing dengan kepemilikan hingga 100 %. Perset uj uan Pena-naman Modal Asing akan dikeluarkan oleh Ba-dan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) di Jakart a.

(5)

modal dengan syarat : melakukan perluasan usaha; at au melakukan penanaman modal baru dan harus memenuhi salah sat u syarat berikut ini, yait u: menyerap banyak t enaga kerj a; t er-masuk skala priorit as t inggi; t erer-masuk pemba-ngunan inf rast rukt ur; melakukan alih t eknologi; melakukan indust ri pionir; berada di daerah t erpencil, daerah t ert inggal, daerah perbat as-an, at au daerah lain yang dianggap perlu; men-j aga kelest arian lingkungan hidup; melaksana-kan kegiat an penelit ian, pengembangan, dan inovasi; bermit ra dengan usaha mikro, kecil, menengah at au koperasi; at au indust ri yang menggunakan barang modal at au mesin at au peralat an yang diproduksi di dalam negeri. Ben-t uk f asiliBen-t as yang diberikan kepada penanaman modal ant ara lain: per t ama, paj ak penghasilan melalui pengurangan penghasilan net o sampai t ingkat t ert ent u t erhadap j umlah penanaman modal yang dilakukan dalam wakt u t ert ent u; kedua, pembebasan at au keringanan bea masuk at as impor barang modal, mesin, at au peralat -an unt uk keperlu-an produksi y-ang belum dapat diproduksi di dalam negeri; ket i ga, pembebas-an at au keringpembebas-anpembebas-an bea masuk bahpembebas-an baku at au bahan penolong unt uk keperluan produksi unt uk j angka wakt u t ert ent u dan persyarat an t ert en-t u; keempat, pembebasan at au penang-guhan Paj ak Pert ambahan Nilai at as impor barang mo-dal at au mesin at au peralat an unt uk keperluan produksi yang belum dapat diproduksi di dalam negeri selama j angka wakt u t ert ent u; kel i ma, penyusut an at au amort isasi yang dipercepat ; dan keenam, Keringanan Paj ak Bumi dan Ba-ngunan, khususnya unt uk bidang usaha t ert en-t u, pada wilayah aen-t au daerah aen-t au kawasan t ert ent u.

Pembebasan at au pengurangan paj ak penghasilan badan dalam j umlah dan wakt u t ert ent u hanya dapat diberikan kepada pena-naman modal baru yang merupakan indust ri pionir, yait u indust ri yang memiliki ket erkait an yang luas, memberi nilai t ambah dan ekst er-nalit as yang t inggi, memperkenalkan t eknologi baru, sert a memiliki nilai st rat egis bagi per-ekonomian nasional. Selain it u, Pemerint ah memberikan kemudahan pelayanan dan/ at au perizinan kepada perusahaan penanaman

mo-dal unt uk memperoleh hak at as t anah, f asilit as pelayanan keimigrasian dan f asilit as perizinan impor.

Kemudahan pelayanan dan/ at au perizin-an hak at as t perizin-anah dapat diberikperizin-an dperizin-an diper-panj ang di muka sekaligus dan dapat diperbarui kembali at as permohonan penanam modal, berupa: per t ama, Hak Guna Usaha dapat dibe-rikan dengan j umlah 95 (sembilan puluh lima) t ahun dengan cara dapat diberikan dan diper-panj ang di muka sekaligus selama 60 (enam pu-luh) t ahun dan dapat diperbarui selama 35 (t iga puluh lima) t ahun; kedua, Hak Guna Bangunan dapat diberikan dengan j umlah 80 (delapan pu-luh) t ahun dengan cara dapat diberikan dan di-perpanj ang di muka sekaligus selama 50 (lima puluh) t ahun dan dapat diperbarui selama 30 (t iga puluh) t ahun; dan ket i ga, Hak Pakai dapat diberikan dengan j umlah 70 (t uj uh puluh) t ahun dengan cara dapat diberikan dan diperpanj ang di muka sekaligus selama 45 (empat puluh lima) t ahun dan dapat diperbarui selama 25 (dua pu-luh lima) t ahun.

(6)

Bentuk kerj asama

Bent uk kerj asama usaha yang dimungkin-kan dapat dilakudimungkin-kan dalam rangka kegiat an pe-nanaman modal asing diant aranya adalah seba-gai berikut . Per t ama, Joint Vent ur e merupakan suat u usaha kerj asama yang dilakukan ant ara penanaman modal asing dengan modal nasional berdasarkan suat u perj anj ian/ kont rak. Pada dasarnya perusahaan j oi nt vent ur e didirikan at as adanya perj anj ian ant ara invest or asing dan nasional. Perj anj ian kerj a sarna ini me-muat hak dan kewaj iban para pihak. Kedudukan para pihak dalam kepengurusan dit ent ukan ber-dasarkan prosent ase pemilikan saham perusa-haan. Present ase saham ant ara invest or asing dan nasional biasanya t idaklah sama. Pada umumnya invest or nasional adalah pemegang saham minorit as, sedangkan invest or asing ada-lah mayorit as. Hal ini menyebabkan kelompok pemegang saham mayorit as cenderung mengua-sai pengelolaan perusahaan j oint vent ur e. Berdasarkan penj elasan t ersebut , maka dapat dit arik kesimpulan sement ara bahwa j oi nt ven-t ur e memiliki unsur kerj a sama anven-t ara pemilik modal asing dan nasional, membent uk perusa-haan baru ant ara pengusaha asing dan nasional dan didasarkan pada kont rakt ual at au perj an-j ian. Akan t et api t idak semua usaha waan-j ib didi-rikan j oi nt vent ur e ant ara pemilik modal asing dengan pemilik modal nasional. Jenis perj anj i-an j oi nt vent ur e ant ara lain Joint vent ur e do-mest ik, yang didirikan ant ara perusahaan yang t erdapat di dalam negeri dan Joi nt vent ur e In-t ernasional, yang didirikan di Indonesia oleh dua perusahaan dimana salah sat unya perusa-haan asing.

Berdasarkan Kebij aksanaan Ment eri Ne-gara Penggerak Dana Invest asi/ Ket ua BKPM me-lalui SK Nomor 15 Tahun 1994 sebagai penj abran dari PP No. 20 Tahun 1994 yang menyat a-kan bahwa unt uk invest asi di sekt or publik, sua-t u penanaman modal asing waj ib melakukan kerj asama at au usaha pat ungan (Joi nt Vent u-r e). Umumnya perusahaan pat ungan dimulai dengan suat u perj anj ian pat ungan (Joi nt Ven-t ur e Agr eemenVen-t ) yang dibuaVen-t anVen-t ara para pe-megang saham menj elang perusahaan pat ungan

it u berdiri, dengan memperhat ikan aspek t ang-gung j awab para pihak, adanya ef isiensi dalam operasi usaha, adanya keunt ungan yang nyat a, adanya hubungan yang adil diant ara para pihak. Bahwa dalam rancangan suat u Perj anj ian j oint vent ur e, subst ansi perj anj iannya harus dibuat secara lengkap dan akurat , j angan sampai t er-j adi kekosongan hukum karena sangat merugi-kan pihak lokal/ Indonesia dimana pihak asing selalu mencari-cari kelemahan pihak lokal/ In-donesia. Dewan St abilit as Ekonomi di Indonesia pada 22 Januari 1974 mewaj ibkan penanaman modal asing dalam bent uk Joint Vent ur e.

Kedua, Joi nt Ent er pr i se merupakan suat u kerj asama ant ara penanaman modal asing de-ngan penanaman modal dalam negeri dede-ngan membent uk suat u perusahaan at au badan hu-kum yang baru. Dengan pengert ian lain, j oint ent er pr i se8 merupakan suat u bent uk kerj asama yang membent uk suat u badan hukum (perusa-haan), yang t erbent uk dari perj anj ian ant ara pemiiik modal asing dan modal nasionai yang modalnya ant ara lain t eridiri dari modal daiam nilai rupiah dan modal yang dinyat akan daiam valut a asing

Ket i ga, kont rak karya merupakan suat u bent uk usaha kerj asama ant ara penanaman modal asing dengan modal nasional, dimana penanam modal asing membent uk badan hukum Indonesia dan badan hukum ini mengadakan perj anj ian kerj asama dengan suat u badan hu-kum yang mempergunakan modal nasional. Keempat, Kont rak Pr oduct ion Shar i ng merupa-kan perj anj ian kerj asama kredit ant ara modal asing dengan pihak Indonesia yang memberikan kewaj iban kepada pihak Indonesia unt uk meng-ekspor hasilnya kepada Negara pemberi kredit .

Sebelum invest or mengaj ukan permoho-nan pepermoho-nanaman modal asing harus mempelaj ari Daf t ar Negat if Invest asi, yait u daf t ar yang ber-isi ket erangan t ent ang bidang-bidang usaha yang t ert ut up dan yang masih t erbuka bagi

8 Nirwana Gint ing, 2008, Per j anj i an Ker j asama Modal

(7)

vest or asing (Keppres No. 76 Tahun 2007 dan Keppres No. 77 t ahun 2007). Kemudian dit erbit -kan Surat Perset uj uan Penanaman Modal (SP. PMA). Pihah Invest or asing dan pihak Indonesia membuat Joi nt Vent ur e dalam rangka memben-t uk badan hukum Indonesia. Kemudian mem-buat suat u akt a pendirian at au anggaran dasar secara not ariil yang dibuat sesuai st andar per-at uran dalam UU No. 40 Tahun 2007 t ent ang Perseroan Terbat as.

Menurut ket ent uan UU No. 25 Tahun 2007 t ent ang Penanaman Modal Pasal 33 dan Pasal 34 mengat ur mengenai sanksi dalam pe-nyelenggaraan penanaman modal meliput i san-ksi bat al demi hukum, sansan-ksi pembat alan kon-t rak kerj a sama, sanksi adminiskon-t rakon-t if dan sanksi pidana. Beberapa perubahan dalam UU Penana-man Modal ini yait u: per t ama, kepast ian hukum dengan dianut nya beberapa asas pent ing seper-t i perlakuan sama anseper-t ara penanaman modal da-lam dan luar negeri, t ransparansi dan akunt abi-lit as; kedua, penegasan garansi t erhadap t in-dakan nasionalisasi dan penyelesaian sengket a; dan ket i ga, penyerderhanaan prosedur dan per-izinan penanaman modal melalui mekanisme pelayanan t erpadu sat u pint u sert a kemudahan dan keringanan yang diperlukan. Unt uk it u pemerint ah di Tingkat Pusat maupun Daerah di-t undi-t udi-t undi-t uk mengurangi ekonomi biaya di-t inggi dengan berbagai langkah debirokrat isasi dan penyempurnaan layanan publik baik segi per-izinan maupun ket ent uan pelaksanaan penana-man modal dan usaha agar lebih ef isien.

Tanggung Jawab Sosial Investor (Socially Responsible Invest ing)

Sej arah socially responsible investing

Bet apa besar pengaruh dunia bisnis t er-hadap denyut nadi perikehidupan masyarakat kian hari kian t erasa. Dengan kat a lain, ke-hadiran rezim invest asi mengusung suat u obsesi berupa kehidupan dan t araf hidup yang lebih baik bagi banyak orang. Kekuasaan rezim in-vest asi yg begit u dominan, cenderung mengan-dung risiko yang t idak kecil, karena sepak t er-j ang perusahaan yang t elah meraksasa akan memberi dampak signif ikan t erhadap kualit as, t idak saj a manusia sebagai individu dan

kelom-pok, t et api j uga t erhadap lingkungan alam di j agat raya ini. Fenomena ini kemudian melahir-kan t anggung j awab sosial dalam berinvest asi.

Ibarat sebuah pisau yang dapat diguna-kan unt uk menyakit i, namun invest asi j uga da-pat digunakan unt uk membant u orang. Invest asi di pasar modal dapat dimanf aat kan unt uk me-raih keunt ungan sebesar-besarnya t anpa memikirkan orang lain, namun j uga dapat dimanf aat -kan unt uk mempengaruhi perusahaan agar menj alankan usahanya berdasarkan prinsip-prinsip sosial yang bert anggung j awab. Pende-kat an invest asi yang disebut t erakhir ini, at au dikenal dengan ist ilah Soci al l y Responsi bl e In-vest ment (SRI), pada akhirnya bukan saj a me-nyehat kan perekonomian secara keseluruhan, namun j uga menj aga keberlangsungan sumber-sumber daya alam. Sosi al r esponsi bl e invest i ng j uga dikenal sebagai soci al l y concious at au et i-ka invest asi, yang menggambari-kan st rat egi in-vest asi yang berusaha menekankan pada dua hal, yait u mencari keunt ungan yang sebesar-besarnya dalam wakt u sesingkat -singkat nya dan prinsip sosial.

Secara umum SRI didef inisikan sebagai f ilosof i invest asi yang memasukkan pert imba-ngan et ika dan moral disamping pert imbaimba-ngan f inansial. Pert imbangan et ika dan moral t erse-but mencakup masalah-masalah lingkungan hi-dup, hak asasi manusia, dan cor por at e gover -nance.

(8)

yang umum dilakukan dalam berinvest asi di pa-sar modal. Semakin banyak invest or inst it usi yang menganggap bahwa SRI sudah menj adi bagian dari pendekat an st andar dalam mela-kukan invest asi.

Pada int inya, SRI merupakan prinsip in-vest asi dimana inin-vest or t idak hanya memper-hat ikan kemampuan perusahaan unt uk mengha-silkan keunt ungan t et api j uga kemampuan sum-ber-sumber daya perusahaan t ersebut , t ermsuk j uga carcara perusahaan t ersebut menj a-lankan usahanya. Oleh karena it u, dapat disim-pulkan sement ara bahwa mot ivasi dalam me-lakukan SRI adalah bahwa invest or dapat ikut berpart isipasi dalam usaha mewuj udkan dunia yang lebih baik t anpa mengorbankan kepent i-ngan ekonominya.

Sej arah dimulainya invest asi bert anggung j awab sosial ini mungkin saj a berhubungan de-ngan banyak sekali orang maupun t empat , na-mun beberapa mempercayai bahwa invest asi sosial ini dimulai dengan Religious Societ y of Friends, suat u kelompok denominasi Krist en yang kini dikenal dengan nama Quakers. Pada t ahun 1758, pada pert emuan t ahunan kelompok "Quaker" di Philadelphia mengeluarkan larangan bagi anggot anya unt uk t erlibat dalam perdaga-ngan orang/ perbudakan. Lembaga-lembaga ke-agamaan senant iasa menj adi pelopor at as in-vest asi sosial, dimana salah sat u penyebar pola pikir "invest asi sosial" ini adalah John Wesley (1703-1791), yang merupakan pendiri gerej a Me-t hodis dan anak seorang pendeMe-t a dari gerej a Anglikan. Ayahnya bernama Samuel Wesley dan ibunya adalah Susanna Annesley. John j uga me-miliki seorang adik yang dilahirkan pada t ahun 1707 (Charles Wesley). John Wesley merupakan pengkhot bah dan seorang pemimpin gerakan kebangunan rohani di Inggris pada abad ke 18. Pada wakt u berumur 5 t ahun, John Wesley me-ngalami kej adian yang hampir merengut nyawa-nya akibat kebakaran rumah past ori ayahnyawa-nya. Tahun 1714 Johm masuk ke sekolah Chart e-house di London. Belaj ar hingga 1720 kemudian pindah ke Universit as Oxf ord. Tahun 1724, John Wesley mendapat gelar sarj ana muda dan me-nerima j abat an diaken pada t ahun 1725. Selan-j ut nya pada t ahun 1726, John Wesley menSelan-j adi

asist en dosen di Lincoln College, Oxf ord sambil menyelesaikan gelar sarj ananya. Pada t ahun 1927, John Wesley berhasil mendapat gelar sar-j ana kemudian diangkat mensar-j adi imam pem-bant u ayahnya di Epwort h. Salah sat u khot bah-nya yang berj udul The Use of Money (peman-f aat an uang anda) menggaris bawahi dokt rin t ent ang invest asi sosial-misalnya dengan t idak merugikan t et angga dalam menj alankan prakt ik bisnis dan menghindari indust ri sepert i penya-makan kulit dengan menggunakan t anin dan ba-han kimia yang dapat mencemari sungai.

Invest asi bert anggung j awab dalam dunia modern dimulai pada wakt u perang Viet nam. Banyak orang pada masa it u yang masih t er-ingat at as f ot o menghebohkan yang dibuat pada bulan Juni 1972 dimana t erlihat pada f ot o t er-sebut seorang anak perempuan berusia sembil-an t ahun bernama Phsembil-an Thị Kim Phúc yang ber-lari dengan t elanj ang bulat kearah si f ot ograf er sambil menj erit dimana punggungnya mengala-mi luka bakar hebat akibat bom napalm yang dij at uhkan dit engah kampungnya. Fot o t erse-but menggambarkan kekej aman dari Dow Che-mi cal, yang merupakanb perusahaan pembuat napal, dan hal ini menj adi pemicu prot es di berbagai negara t erhadap Dow Chemi cal dan perusahaan lainnya yang mengambil keunt ung-an dari perung-ang Viet nam. Pada periode 1970ung-an, para akt ivis invest asi sosial ini mengalihkan perhat iannya pada t enaga nuklir dan emisi gas buang.

(9)

para prakt isi bisnis di Af rika Selat an yang dike-nal sebagai Prinsip Sul l i van. Dengan mengguna-kan prinsip ini maka dilakumengguna-kan upaya unt uk mendokument asikan prakt ik dari perusahaan-perusahaan Amerika di Af rika Selat an. Laporan yang dibuat berdasarkan penerapan prinsip Sul -l i van menemukan bahwa perusahaan-perusa-haan Amerkia t idak berupaya melakukan per-baikan at as prakt ek diskriminasi yang mereka lakukan di Af rika Selat an. Disebabkan oleh la-poran ini maka t imbulah t ekanan polit ik di ko-t a-koko-t a, negara-negara, kelompok keagamaan, dan dana pensiun dari seluruh negara bagian Amerika mulai melakukan divest asi invest asi at aupun menarik invest asi dari perusahaan-pe-rusahaan yang beroperasi di Af rika Selat an.

Selanj ut nya arus negat if invest asi ini me-maksa suat u kelompok usaha yang mewakili 75% dari t enaga kerj a Af rika Selat an unt uk membuat suat u piagam yang menyerukan peng-akhiran dari apart heid. Sewakt u upaya invest or bert anggung j awab sosial secara sendirian t idak mampu mengakhiri apart heid maka mereka memusat kan pendekat annya pada dunia int er-nasional guna memberikan t ekanan pada komu-nit as usaha di Af rika Selat an.

Pendekat an Socially Responsible Invest ing Beberapa pendekat an SRI yang umum di gunakan adalah negat ive at au scr eeni ng app-r oach dimana invest oapp-r menghindaapp-ri unt uk beapp-r- ber-invest asi pada perusahaan yang bergerak di in-dust ri-inin-dust ri t ert ent u, dan posit i ve appr oach dimana invest or ment arget kan unt uk berinves-t asi pada perusahaan yang memenuhi kriberinves-t eria-krit eria t ert ent u. Selain it u adapula shar ehol -der s act i vism appr oach, dimana invest or t idak menghindari indust ri t ert ent u namun berusaha unt uk memanf aat kan hak suaranya dalam me-ngarahkan kebij akan SRI Perusahaan. Namun demikian, pendekat an-pendakat an ini yang pa-ling dominan adalah scr eening appr oach. Di samping scr eeni ng appr oach, t rend yang sedang berkembang adalah bahwa pemegang saham memanf aat kan hak suaranya unt uk menent ukan arah perusahaan.

Secara umum akt ivit as pemegang saham dibagi menj adi: publisit as, dialog, dan pengaj

u-an resolusi. Adapun perusahau-an yu-ang dihindari umumnya adalah perusahaan yang bergerak di bidang perdagangan senj at a, t embakau, alko-hol, pornograf i, sert a perusahaan yang secara langsung at aupun t idak mensupport pemerint ah yang menindas hak-hak asasi, sepert i Junt a Milit er di Burma.

Dasar Hukum Socially Responsible Invest ing

di Indonesia

Masuknya modal asing bagi perekonomian Indonesia merupakan t unt ut an keadaan baik ekonomi maupun polit ik Indonesia. Alt ernat if penghimpunan dana pembagunan perekonomi-an Indonesia melalui invest asi modal secara langsung j auh lebih baik dibandingkan dengan penarikan dana int ernat ional lainnya sepert i pinj aman luar negeri. Penanaman modal harus menj adi bagian dari penyelengaraan perekono-mian nasional dan dit empat kan sebagai upaya unt uk meningkat kan pert umbuhan ekonomi na-sional, mencipt akan lapangan kerj a, mening-kat kan pembangunan ekonomi yang berkelan-j ut an, meningkat kan kapasit as dan kemampuan t eknologi nasional, mewuj udkan kesej aht eraan masyarakat dalam suat u sist em perekonomian yang berdaya saing.

Penamaman modal mempunyai art i yang sangat pent ing bagi pembangunan ekonomi In-donesia, unt uk meningkat kan hal t ersebut salah sat u upaya adalah penet apan UU No. 25 Tahun 2007 Tent ang Penananam Modal. Oleh karena it u, dengan adanya Undang-undang diharapkan menj adi sumber hukum bagi pelaksanaan bagi t eknis pelaksanaan penananamam modal bail luar dan dalam negeri.

(10)

yang berpat ungan dengan penanam modal da-lam negeri (Pasal 1 angka 3).

Undang-undang Penanaman Modal ini j uga t elah mengat ur t ent ang SRI, yait u dalam Pasal 15, yang dirumuskan sebagai berikut :

Set iap penanam modal berkewaj iban: a. menerapkan prinsip t at a kelola

per-usahaan yang baik;

b. melaksanakan t anggung j awab sosial perusahaan;

c. membuat laporan t ent ang kegiat an penanaman modal dan menyampai-kannya kepada Badan Koordinasi Pe-nanaman Modal;

d. menghormat i t radisi budaya masyara-kat sekit ar lokasi kegiat an usaha pena-naman modal; dan

e. memat uhi semua ket ent uan perat uran perundang-undangan. ”

Berdasarkan rumusan t ersebut , set iap invest or berkewaj iban unt uk melaksanakan t anggung j a-wab sosial perusahaan sert a menghormat i t ra-disi budaya masyarakat sekit ar lokasi kegiat an usaha penanaman modal. Tanggung j awab so-sial perusahaan adalah t anggung j awab yang melekat pada set iap perusahaan penanaman modal unt uk t et ap mencipt akan hubungan yang serasi, seimbang, dan sesuai dengan lingkung-an, nilai, norma, dan budaya masyarakat se-t empase-t (Penj elasan Pasal 15 huruf b UU No. 25 Tahun 2007). Hal ini merupakan suat u komit -men berkelanj ut an yang dilakukan oleh dunia usaha unt uk bert indak et is dan memberikan kont ribusi kepada pengembangan ekonomi dari komunit as set empat at aupun masyarakat luas, bersamaan dengan peningkat an t araf hidup pe-kerj anya besert a seluruh keluarganya.9 Terha-dap pelanggaran ket ent uan t anggung j awab sosial ini, invest or diancam dengan sanksi be-rupa: peringat an t ert ulis, pembat asan kegiat an usaha, pembekuan kegiat an usaha dan/ at au f a-silit as penanaman modal; at au pencabut an ke-giat an usaha dan/ at au f asilit as penanaman mo-dal (Pasal 34)

9 Jamin Gint ing, “ Tinj auan Yur idis Terhadap Corpor at e

So-ci al Responsi bil it y (CSR) Dal am Good Corporat e Gover-nance (GCG)” , Lex Jur nal i ca, Vol . 5 No. 1, Desember 2007, hl m. 39; Sukarmi, “ Tanggung Jawab Sosial Per-usahaan (Corporat e Social Responsi bil it y) dan Ikl im Pena-naman Modal di Indonesi a” , Jur nal Legi sl asi Indonesi a Vol . 5 No. 2, Juni 2008, hl m. 13

Selain it u, t anggung j awab sosial j uga t e-lah diat ur dalam UU No. 40 t ahun 2007 t ent ang Perseroan Terbat as Pasal 74 ayat (1) yang me-negaskan bahwa perseroan yang menj alankan kegiat an usahanya di bidang dan/ at au berkait -an deng-an sumber daya alam, waj ib melaksa-nakan t anggung j awab sosial dan lingkungan. Dalam hal ini hukum t idak hanya berf ungsi un-t uk keun-t erun-t iban umum, un-t eun-t api j uga menj aga sus-t ai nabi l isus-t y, yaisus-t u keberlangsungan hidup umasus-t manusia sebagai t ert ib moral yang lebih t ing-gi.10

Pengat uran t ent ang t anggung j awab so-sial ini, t elah mewaj ibkan indust ri at au korpo-rasi-korporasi unt uk melaksanakannya. Tang-gung j awab sosial merupakan salah sat u prinsip dalam good cor por at e gover nance (t ransparan-si, akunt abilit as, responsibilit as, independensi sert a keset araan dan kewaj aran).11 Pembangu-nan suat u negara t idak hanya t anggung j awab pemerint ah dan indust ri saj a. Diperlukan kerj a-sama dengan seluruh masyarakat unt uk mencip-t akan kesej ahmencip-t eraan sosial dan pengelolaan kualit as hidup masyarakat . Perusahaan berpe-ran unt uk mendorong pert umbuhan ekonomi yang sehat dengan mempert imbangkan f akt or lingkungan hidup. Saat ini dunia usaha t idak hanya memperhat ikan keunt ungan yang dida-pat kan, namun j uga harus memperhit ungkan aspek sosial, dan lingkungan. Ket iga elemen ini-lah yang kemudian bersinergi membent uk kon-sep pembangunan berkelanj ut an.

Penut up Simpulan

Berdasarkan pembahasan di at as dapat di t arik suat u simpulan, bahwa t erdapat perubah-an f undament al dalam undperubah-ang-undperubah-ang penperubah-ana- penana-man modal, yait u: per t ama, kepast ian hukum dengan dianut nya beberapa asas pent ing

10

Tri Harnowo, “ Regul asi Corporat e Sosial Responsi bil it y Sebagai Penj amin Keberl angsungan Kehidupan” , PBH Newsl et t er No. 71, Desember 2007, hl m. 7; Di ana Hal im Koent j oro, “ Penegakan Hukum dan Pert umbuhan Ekono-mi di Indonesi a” , Gl or i a Jur i s, Vol . 6 No. 2, Mei-Agust us 2006, hl m. 172

11 Charol inda, “ Pengembangan konsep Communit y Devel

(11)

t i perlakuan sama ant ara penanaman modal da-lam dan luar negeri, t ransparansi dan akunt abi-lit as; kedua, penegasan garansi t erhadap t in-dakan nasionalisasi dan penyelesaian sengket a; dan ket i ga, Penyerderhanaan prosedur dan per-izinan penanaman modal melalui mekanisme pelayanan t erpadu sat u pint u sert a kemudahan dan keringanan yang diperlukan.

Pembangunan ekonomi bukanlah hanya t anggung j awab pemerint ah maupun warganya, t et api j uga merupakan t anggung j awab bagi pe-nanam modal. Diat urnya t anggung j awab sosial bagi penanam modal merupakan dasar hukum bagi penanam modal dalam memperhat ikan lingkungan sekit arnya, sehingga dengan adanya perusahaan di suat u daerah dan melaksanakan t anggung j awab sosialnya, maka secara t idak langsung perusahaan t ersebut / penanam modal t urut membant u meningkat kan kesej aht eraan masyarakat set empat .

Daft ar Pust aka

Charolinda. “ Pengembangan Konsep Communit y Development dalam Kerangka Pelaksana-an Corporat e Sosial Responsibilit y” . Jur -nal Hukum dan Pembangunan Tahun ke-36 No. 1, Januari-Maret 2006;

Fuad, Fokky. “ Hukum, Demokrasi dan Pemba-ngunan Eko-nomi” . Lex Jur nal i ca, Vol. 5 No. 1, Desember 2007;

Gint ing, Jamin. “ Tinj auan Yuridis Terhadap Corporat e Social Responsibilit y (CSR) da-lam Good Corporat e Governance (GCG)” . Lex Jur nal i ca, Vol. 5 No. 1, Desember 2007;

Gint ing, Nirwana. 2008. Per j anj i an Ker j asama Modal Asi ng Dan Modal Nasional Ber da-sar kan Undang-Undang PMA No. 1 Tahun 1967 j o. Undang-Undang No. 11 Tahun 1970. Diakses pada wesit e ht t p: / / library. usu. ac. id/ index. php/ component / j ournals / index. php?opt ion=com_j ournal_review& i d=4920&t ask=view t anggal 2 Januari 2009 Harnowo, Tri. “ Regulasi Corporat e Sosial Res-ponsibilit y Sebagai Penj amin Keberlang-sungan Kehidupan” . PBH Newsl et t er No. 71, Desember 2007;

Koent j oro, Diana Halim. “ Penegakan Hukum dan Pert umbuhan Ekonomi di Indonesia” . Gl or i a Jur i s, Vol. 6 No. 2, Mei-Agust us 2006;

Prasudhi, Imawan Dicky. “ Implikasi GATT (Ge-neral Agreement on Tarif f s and Trade) Terhadap Perekonomian Indonesia” . Hu-kum dan Di nami ka Masyar akat, Edisi April 2006;

Saf it ri, Indra. “ Peranan Hukum Pasar Modal da-lam Perkembangan Ekonomi Indonesia” . Jur nal Legi sl asi Indo-nesi a, Vol. 5 No. 2, Juni 2008;

Simat upang, Tauf ik H. “ Hukum dan Pembangu-nan Ekonomi” . Jur nal Il mi ah Kebi j akan Hukum, Vol. 1 No. 1, April 2007;

Sit ompul, Zulkarnain. “ Invest asi Asing di Indo-nesia: Memet ik Manf aat Liberalisasi” , Jur nal Legi sl asi Indonesi a, Vol 5 No. 2. Juni 2008;

Referensi

Dokumen terkait

[r]

“ Pengembangan Teknologi Pengolahan Makanan Ringan (Vacuum Frying, Deep Frying dan Spinner) untuk Meningkatkan Kualitas Makanan Olahan di Banjarnegara”.. Balai Besar

Walaupun berbeda dengan pahlawan kuliner lainnya yang diuraikan di atas yang membuka warung untuk menerima kunjungan wisatawan atau pelanggan, Ny Warti yang

Metodologi Penelitian Kualitatif, Paradigma Baru Ilmu Komunikasi dan Ilmu Sosial Lainnya.. Bandung:

Layanan Bimbingan Karir dalam Peningkatan Kematangan Eksplorasi Karir Siswa.. Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Menerima berkas perkara tilang dari Polres OKI, OI, PJR OKI, OI dan Dishub Pematang Panggang Membuat penetapan surat penunjukkan hakim tunggal dan panitera pengganti perkara lalu

n : Hasil Rapat Dewan Guru SD Negeri 2 Karanganyar tanggal 16 Juni 2016 di SD Negeri 2 Karanganyar tentang Pembagian Tugas Guru Dalam Kegiatan Proses Belajar Mengajar

Paket pengadaan ini terbuka untuk penyedia jasa yang memenuhi persyaratan dengan terlebih dahulu melakukan registrasi pada Layanan Pengadaan Secara Elektronik (LPSE)