• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Deskripsi Teori 1. Karakter Rasa Ingin Tahu a. Pengertian Rasa Ingin Tahu - UPAYA MENINGKATAN RASA INGIN TAHU DAN PRESTASI BELAJAR SISWA MELALUI MODEL ADVANCE ORGANIZER PADA MATERI DAMPAK PENGAMBILAN BAHAN ALAM TERHADAP LINGKUNGAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Deskripsi Teori 1. Karakter Rasa Ingin Tahu a. Pengertian Rasa Ingin Tahu - UPAYA MENINGKATAN RASA INGIN TAHU DAN PRESTASI BELAJAR SISWA MELALUI MODEL ADVANCE ORGANIZER PADA MATERI DAMPAK PENGAMBILAN BAHAN ALAM TERHADAP LINGKUNGAN"

Copied!
19
0
0

Teks penuh

(1)

8

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Deskripsi Teori

1. Karakter Rasa Ingin Tahu a. Pengertian Rasa Ingin Tahu

Rasa ingin tahu menurut Daryanto dan Darmiatun (2013: 138) adalah sikap dan tindakan yang selalu berupaya untuk mengetahui lebih mendalam dan meluas dari sesuatu yang dipelajari, dilihat, dan didengar. Suyadi (2013: 9) memberikan pendapat lain tentang Rasa ingin tahu yaitu cara berpikir, sikap dan perilaku yang mencerminkan penasaran dan keingintahuan terhadap segala hal yang dilihat, didengar, dan dipelajari secara lebih mendalam.

Manusia dalam setiap aktivitasnya pasti memiliki rasa ingin tahu, hanya saja setiap manusia memiliki persentase rasa ingin tahu yang berbeda. Siswa diharapkan memiliki rasa ingin tahu agar ilmunya dapat bertambah dalam pembelajaran. Pluck (2011:24) berpendapat bahwa Curiosity is an aspect of intrinsic motivation that has great potential to enhance student learning. Pendapat Pluck (2011:24) dapat

diartikan bahwa rasa keingintahuan yang ada pada diri seseorang pada hakekatnya merupakan suatu potensi yang sangat besar untuk dapat meningkatkan perbaikan pada proses pembelajaran.

(2)

9

rahasia alam atau peristiwa sosial yang sedang terjadi. Listyarti

(2012:6) mengemukakan bahwa rasa ingin tahu adalah sikap dan tindakan yang selalu berupaya untuk mengetahui lebih dalam dan meluas dari sesuatu yang dipelajari.

Beberapa pernyataan di atas mengenai pengertian tentang rasa ingin tahu, maka dapat disimpulkan bahwa rasa ingin tahu merupakan suatu rasa pada diri seseorang untuk mencari berbagai informasi dari apa yang ingin diketahuinya, tentang hal yang belum dapat dipahami maupun dimengerti oleh seseorang tersebut dengan tujuan untuk memperoleh pengetahuan baru. Pengetahuan disini dapat berupa isi materi dalam pembelajaran maupun informasi yang dapat menunjang pembentukan sikap maupun karakter siswa.

b. Indikator Rasa Ingin Tahu

Daryanto dan Darmiatun (2013: 147) mengemukakan indikator rasa ingin tahu, yaitu :

1. Bertanya atau membaca sumber di luar buku teks tentang materi yang terkait dengan pelajaran;

2. Membaca atau mendiskusikan gejala alam yang baru terjadi; 3. Bertanya tentang beberapa peristiwa alam, sosial budaya,

ekonomi, politik, teknologi yang baru didengar;

4. Bertanya tentang sesuatu yang terkait dengan materi pelajaran tetapi di luar yang dibahas di kelas.

(3)

10

keingintahuan siswa dapat dilihat dari bagaimana seorang siswa membaca bacaan yang terkait pembelajaran, mendiskusikan hal yang sedang dipelajari, bertanya kepada guru mengenai materi yang sedang

dipelajari maupun peristiwa yang terjadi yang berkaitan dengan pembelajaran.

2. Prestasi Belajar

a. Pengertian Prestasi Belajar

Prestasi berasal dari bahasa belanda yaitu prestatie, dalam bahasa Indonesia menjadi prestasi yang berarti hasil usaha. Arifin (2011: 12) menjelaskan prestasi belajar merupakan :

Suatu masalah yang bersifat perenial dalam sejarah kehidupan manusia, karena sepanjang rentang kehidupannya manusia selalu mengejar prestasi menurut bidang dan kemampuannya masing – masing. Prestasi belajar pada umumnya berkenaan dengan aspek pengetahuan, sedangkan hasil belajar meliputi aspek pembentukan watak siswa.

Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan mengenai pengertian prestasi belajar adalah hasil yang diperoleh berupa kesan-kesan yang mengakibatkan perubahan dalam individu sebagian hasil dari aktivitas dalam belajar. Siswa dapat dikatakan memiliki prestasi apabila dalam diri siswa tersebut telah mengalami perubahan. Siswa yang tadinya tidak tahu menjadi mengetahui akan sesuatu hal dan yang sebelumnya belum bisa menjadi bisa melakukan sesuatu hal dari apa yang dipelajarinya.

(4)

11

1) Prestasi belajar sebagai indikator kualitas dan kuantitas pengetahuan yang telah dikuasi siswa.

2) Prestasi belajar sebagai lambang pemuasan hasrat ingin tahu, termasuk kebutuhan siswa dalam suatu program pendidikan. 3) Prestasi belajar sebagai bahan informasi dalam inovasi

pendidikan

4) Prestasi belajar sebagai indikator intern dan ekstern dari suatu institusi pendidikan.

5) Prestasi belajar dapat dijadikan indikator daya serap (kecerdasan) siswa.

Prestasi belajar dalam pelaksanaan kegiatan pembelajaran memiliki beberapa fungsi. Prestasi belajar dapat dijadikan pelaksana pendidikan khususnya guru untuk dapat mengetahui seberapa jauh siswa dalam menyerap pembelajaran yang dilaksanakan. Prestasi belajar dapat dijadikan tolak ukur untuk melaksanakan inovasi dalam pembelajaran yang nantinya dapat meningkatkan kualitas pembelajaran. Prestasi belajar juga dapat dijadikan indikator keberhasilan pada tujuan pembelajaran yang telah ditentukan oleh suatu sekolah, dan prestasi belajar juga dapat dijadikan ukuran seberapa jauh siswa dalam menerima dan menyerap pengetahuan yang diberikan guru pada saat pelaksanaan pembelajaran.

b. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar

Prestasi belajar dapat ditentukan oleh faktor-faktor yang mempengaruhinya. Mulyasa (2013: 191) menyebutkan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar adalah :

(5)

12

Faktor fisisologis berkaitan dengan kondisi jasmani pada umumnya dan kondisi yang berkaitan dengan fungsi-fungsi jasmani tertentu terutama indera.

b) Intelegensi

Intelegensi merupakan salah satu faktor yang berpengaruh terhadap tinggi rendahnya prestasi belajar.

c) Minat

Minat yaitu kecenderungan dan kegairahan yang tinggi atau keinginan yang besar terhadap sesuatu.

d) Sikap

Sikap adalah gejala internal yang berdimensi afektif, berupa kecenderungan untuk mereaksi atau merespon dengan cara yang relatif tetap terhadap obyek orang, barang, dan sebagainya.

2) Faktor Eksternal

a) Lingkungan Lingkungan merupakan salah satu faktor yang berpengaruh terhadap hasil belajar siswa dalam proses pelaksanaan pendidikan.

b) Keluarga

Keluarga merupakan lingkungan terkecil dalam masyarakat tempat seseorang dilahirkan dan dibesarkan.

c) Sekolah

Sekolah merupakan lembaga formal pertama yang sangat penting dalam menentukan keberhasilan belajar siswa.

c. Sistem Penilaian Prestasi Belajar

Proses pembelajaran di dalam pelaksanaannya, pada tujuan akhirnya akan melakukan suatu penilaian yang nantinya dapat menjadi sebuah tolak ukur keberhasilan dari pembelajaran itu sendiri. Penelitian yang akan dilaksanakan ini, dalam mengukur atau memberikan penilaian pada prestasi belajar siswa dengan menggunakan penilaian acuan patokan. Sudjana (2011: 8) berpendapat bahwa:

(6)

13

Dengan demikian, derajat keberhasilan siswa dibandingkan dengan rata-rata kelompoknya. Biasanya keberhasilan siswa ditentukan kriterianya, yakni berkisar antara 75-80 persen. Berdasarkan pendapat di atas maka penelitian ini dalam penilaian Evaluasi Individu Siswa secara klasikal menggunakan prosentase 75 % sampai dengan 80 %.

3. Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) a. Pengertian IPA

Peristiwa maupun gejala alam yang terjadi pada lingkungan manusia secara tidak langsung membawa dampak baik maupun buruk bagi kehidupan manusia. Manusia tidak dapat terlepas dari apa yang terjadi pada lingkungan alam sekitarnya. Manusia agar dapat memahami tentang sesuatu tersebut yang terjadi di alam sekitarnya, maka manusia wajib untuk mempelajari alam itu sendiri.

(7)

14

diperkenalkan tentang berbagai gejala alam yang mungkin mereka temui dan diketahui pada lingkungan sekitarnya.

Pendapat lainnya mengenai pengertian IPA atau sains diutarakan oleh Toharudin, dkk (2011: 28) yang menyebutkan bahwa :

Sains (IPA) merupakan pengetahuan ilmiah, yaitu pengetahuan yang telah mengalami pengujian kebenarannya melalui metode ilmiah. Ciri-ciri metode ilmiah adalah objektif, metodik, sistematik, universal, dan tentatif. IPA merupakan ilmu yang pokok bahasannya alam dan segala isisnya. IPA merupakan upaya yang dilakukan manusia secara sistematis, terorganisir, dan terstruktur sebagai proses yang kreatif yang didorong oleh rasa ingin tahu (sense of knowledge), keteguhan hati, dan ketekunan (konsistensi) yang dapat diulang kembali oleh orang lain berulang kali.

Pengertian di atas dapat diartikan bahwa sains (IPA) merupakan ilmu yang mempelajari alam beserta seisinya serta kejadian apa saja yang menyertainya. Pembelajaran IPA disampaikan dengan cara sistematis dan terorganisir serta membutuhkan pembuktian untuk dapat mendapat informasi yang sebenarnya.

Berdasarkan penjelasan mengenai IPA di atas dapat disimpulkan bahwa IPA adalah ilmu yang mempelajari alam beserta isinya, serta kejadian yang ada di alam yang berdampak baik maupun buruk bagi kehidupan manusia. Pembelajaran IPA dapat menumbuhkan rasa ingin tahu untuk mengetahui lebih jauh tentang alam semesta ini.

b. Manfaat Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam

(8)

15

disampaiakan. Samatowa (2010: 3) menyebutkan mengenai tujuan mengapa perlunya IPA untuk dipelajari adalah sebagai berikut :

1) IPA merupakan tulang punggung pembangunan, kaena IPA memliki materi cakupan yang luas untuk dipelajari mengenai berbagai gejala alam,

2) IPA merupakan suatu mata pelajaran yang memberikan kesempatan berfikir kritis,

3) IPA bila diajarkan dengan percobaan-percobaan maka tidak hanya sekedar mata ppelajaran hafalan saja,

4) IPA merupakan mata pelajaran yang memiliki nilai-nilai pendidikan yaitu mempunyai potensi yang dapat membentuk kepribadian anak secara keseluruhan.

c. Silabus Pembelajaran IPA kelas IV SD

Tabel 2.1

SK dan KD Ilmu Pengetahuan Alam kelas IV semester II Materi Dampak Pengambilan Bahan Alam Terhadap Lingkungan

Standar Kompetensi Kompetensi Dasar 11. Memahami hubungan dapat diambil untuk dipergunakan sebagai keperluan manusia. Serta dampak apa saja yang akan terjadi bila manusia terus mengambilnya tanpa dibarengi dengan pemeliharaannya.

4. Model Pembelajaran Advance Organizer a. Pengertian Model Pembelajaran

(9)

16

memiliki pengertian bahwasannya, guru memiliki peranan penting sebagai pelaksana kegiatan pembelajaran agar mempersiapkan segala sesuatu dengan terencana agar tujuan dari pembelajaran itu sendiri dapat tercapai. Arends (2008: 25) berpendapat bahwa : model pembelajaran adalah sebuah perencanaan, atau pola, yang bersifat menyeluruh, untuk membantu siswa mempelajari jenis pengetahuan, sikap, atau keterampilan tertentu. Pengertian mengenai model pembelajaran dapat dijelaskan bahwa setidaknya model pembelajaran tidak hanya dipergunakan untuk membantu siswa untuk dapat memahami sebuah materi pembelajaran saja. Model pembelajaran juga dapat membantu siswa untuk memhami sikap maupun keterampilan tertentu.

Beberapa pendapat mengenai pengertian model pembelajaran di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa model pembelajaran merupakan suatu perencanaan atau konsep pembelajaran yang menggambarkan prosedur sistematik dalam proses pembelajaran yang dijadikan sebagai pedoman bagi guru sebelum melaksanakan kegiatan pembelajaran. Rusman (2014: 136) menjelaskan ciri-ciri model pembelajaran sebagai berikut :

1. Berdasarkan teori pendidikan dan teori belajar dari para ahli tertentu;

2. Mempunyai misi atau tujuan pendidikan tertentu, misalnya model berpikir induktif dirancang untuk mengembangkan proses berpikir induktif;

3. Dapat dijadikan pedoman untuk perbaikan kegiatan belajar mengajar di kelas;

4. Memiliki bagian-bagian model;

(10)

17

6. Membuat persiapan mengajar (desain instruksional) dengan pedoman model pembelajaran yang dipilihnya.

Pendapat lain diutaran oleh Kardi dan Nur dalam Majid (2013: 14) yang menyatakan bahwa model pembelajaran memiliki empat ciri khusus yang membedakan dengan strategi, metode, atau prosedur. Ciri-ciri tersebut adalah sebagai berikut :

1. Rasional teoritis logis yang disusun oleh para pencipta atau pengembangannya;

2. Landasan pemikiran tentang apa dan bagaimana siswa belajar (tujuan pembelajaran yang akan dicapai);

3. Tingkah laku mengajar yang diperlukan agar pembelajaran tersebut dapat dilaksanakan dengan berhasil;

4. Lingkungan belajar yang diperlukan agar tujuan pembelajaran dapat tercapai.

b. Pengertian Model Advance Organizer

(11)

18

Advance Organizer menurut Arends (2008: 351) adalah pernyataan

yang dibuat guru sebelum sebuah presentasi atau sebelum memerintahkan siswa untuk membaca bahan-bahan tekstual, yang memberikan struktur bagi informasi baru untuk dikaitkan dengan pengetahuan sebelumnya dari siswa. Pada hal ini dijelaskan bahwa Advance Organizer dalam proses pembelajarannya, guru mencoba mengaitkan pengetahuan ataupun pengalaman yang telah didapat oleh siswa.

Pengertian di atas dapat diartikan bahwa Advance Organizer merupakan dasar atau suatu kerangka dalam suatu pembelajaran yang tidak hanya mengenalkan sebuah materi semata akan tetapi dapat membantu siswa memahami pembahasan yang lebih luas tentang materi tersebut. Ausubel (1963) dalam Joyce, dkk (2011: 281) menyebutkan bahwa :

model Advance Organizer ini dirancang untuk memperkuat struktur kognitif siswa, pengetahuan mereka tentang pelajaran tertentu dan bagaimana mengelola, memperjelas, dan memelihara pengetahuan tersebut dengan baik. Dengan kata lain, struktur kognitif harus sesuai dengan jenis pengetahuan dalam bidang apa yang ada dalam pikiran kita, seberapa banyak pengetahuan tersebut, dan bagaimana pengetahuan itu dikelola.

Model Advace Organizer ini bertujuan untuk lebih memperkuat kembali pengetahuan yang telah didapat siswa sebelumnya. Dan dapat membantu siswa mengelola segala informasi yang dianggapnya penting dan menyimpannya lebih lama dalam ingatan.

c. Tahapan Kegiatan Model Advance Organizer

(12)

19

Organizer, tahap kedua adalah presentasi tugas pembelajaran atau materi

pembelajaran, dan tahap ketiga adalah penguatan pengolahan kognitif. Tahapan terakhir ini menguji hubungan materi pembelajaran dengan gagasan-gagasan yang ada untuk menghasilkan proses pembelajaran aktif. Ketiga tahapan tersebut dapat terlihat dalam tabel di bawah ini.

Tabel 2.2 Sintaks Model Pembelajaran Advance Organizer

Sintaks Jenis kegiatan Komponen

Tahapan

Tahap Kedua 2. Presentasi Tugas atau Tahap Ketiga 3. Memperkuat

(13)

20

Guru dalam pelaksanaan kegiatan pembelajaran melalui model Advance Organizer ini memiliki peran yang sangat penting karena

pembelajaran yang dilaksanakan berpusat pada aktivitas guru dalam menyampaikan materi pembelajaran. Aunurrahman (2011: 160) menjelaskan bahwa :

Kegiatan yang dilakukan dalam menjelaskan tujuan pembelajaran (tahap pertama) dimaksudkan untuk menarik minat siswa dan agar pemikiran dan aktivitas yang mereka lakukan berorientasi pada tujuan pembelajaran. Sedangkan pada penyajian tugas dan materi pelajaran guru dapat mengembangkannya dalam bentuk ceramah, diskusi, percobaan, film, dan sebagainya. Hal penting yang selalu diperhatikan guru dalam tahap kedua (penyajian materi dan tugas) ini adalah mempertahankan perhatian siswa yang sudah tumbuh melalui kegiatan tahap pertama agar mereka dapat memahami arak kegiatan secara jelas.

Hal tersebut dapat dikatakan bahwa guru sebagai pelaksana kegiatan pembelajaran memiliki peran yang sangat penting, menjaga minat dan perhatian siswa agar tetap antusias dalam mengikuti kegiatan pembelajaran. Guru juga dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran melalui model Advance Organizer ini berperan dalam menyajikan aktivitas yang dapat menumbuhkan kemampuan kognitif siswa.

d. Kelebihan dan Kekurangan Model Advance Organizer

Suprijono (2016: 138) menyebutkan bahwa model pembelajaran Advance Organizer memiliki beberapa kelebihan maupu kekurangan.

Berikut adalah kelebihan maupun kekurangn tersbut. 1) Kelebihan Model Advance Organizer :

(14)

21

b. Membangkitkan perolehan materi akademis dan keterampilan sosial peserta didik;

c. Mendorong peserta didik mengetahui jawaban pertanyaan yang diberikan;

d. Melatih peserta didik meningkatkan keterampilannya melalui diskusi kelompok;

e. Meningkatkan keterampilan berpikir peserta didik baik secara individu maupun kelompok.

2) Kelemahan Model Advance Organizer :

a. Tidak ada kontrol yang intensif dari guru dalam situasi jumlah siswa yang terlalu banyak, maka pembelajaran menjadi kurang efektif.

Model Advance Organizer baik untuk digunakan pada pembelajaran di kelas dikarenakan model tersebut memiliki beberapa kelebihan yang dapat bermanfaat bagi siswa. Siswa pada pembelajaran melalui model Advance Organizer ini dapat melatih kemampuan berinteraksi sebagai upaya dalam memecahkan permasalahan khususnya pada saat pembelajaran berlangsung. Siswa melalui model Advance Organizer ini juga dapat melatih ketrerampilan sosialnya serta dapat

meningkatkan keterampilan siswa baik secara individu maupun berkelompok untuk menyelesaikan permasalahan secara berdiskusi.

(15)

22

B. Hasil Penelitian yang relevan

Penelitian terlebih dahulu meninjau penelitian sebelumnya yang telah dilakukan. Peninjauan pada penelitian lain dapat dijadikan sebagai bahan acuan dalam penelitian ini. Peninjauan pada penelitian yang lain penting dilakukan untuk mengetahui relevansi antara penelitian sebelumnya dengan penelitian yang akan dilaksanakan. Berikut beberapa penelitian yang telah dilaksanakan dan dapat dijadikan acuan dari penelitian yang akan dilaksanakan ini.

1. Penelitian yang dilakukan oleh I Dewa Ayu Purnama Dewi, I Wayan Rinda Suardika, dan I Wayan Darsana pada tahun 2014 dengan judul

penelitian “Pengaruh Model Pembelajaran Advance Organizer Berbasis

Operant Conditioning Terhadap Hasil Belajar IPA Siswa Kelas V SD

Gugus Letkol Wisnu”, menjelaskan bahwa penerapan model

pembelajaran Advance Organizer berbasis operant conditioning memiliki pengaruh yang signifikan terhadap hasil belajar IPA siswa kelas V SD Gugus Letkol Wisnu Kecamatan Denpasar Utara Tahun Pelajaran 2013/2014.

2. Penelitian yang dilakukan oleh Bency Beulahbel and Raja Dharma William pada tahun 2010 yang berjudul “Performance In Physical Science

Education By Dint Of Advance Organiser Model Of Teaching”,

menjelaskan bahwa :“An Advance Organizer, a cognitive strategy, allows the learner to recall and transfer prior knowledge to the new information

(16)

23

the new information. If a connection can be made between the new

information and previous knowledge, the learning experience will become

more meaningful to the learner and hence the new information will be

learned. So all the universities must add models of teaching in the teacher

education curriculum and it must be made mandatory for practicing

teaching also”.

Penelitian tersebut menjelaskan bahwa Advance Organizer merupakan strategi kognitif yang memungkinkan bagi para siswa untuk mengingat kembali dan mentransfer pengetahuan atau pengalaman yang telah diterima sebelumnya untuk dihubungkan dengan informasi baru yang diterimanya. Pembelajaran akan terasa mudah jika siswa dapat menemukan informasi yang bermakna. Apabila terjadi hubungan antara kedua pengetahuan tersebut, pengalaman pembelajaran akan lebih bermakna.

3. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Hudson Shihusa dan Fred N. Keraro, Egerton University, Egerton, Kenya dengan judul penelitian “Using Advance Organizer to Enhance Student’s Motivation in Learning

Biology”, di dalam penelitiannya menjelaskan bahwa :

Anova and Ancova results indicated a significant difference was identified

between group means of students who were taught using Advance

Organizer and those taught using conventional teaching methods. Even

thought there was a significant gender difference in motivation in favour

(17)

24

treatment. This Advance Organizer enhance students motivation to lern

biology compared to conventional teaching methods

Pada penelitian tersebut menjelaskan bahwa, diperoleh hasil yang signifikan terhadap motivasi belajar siswa pada pembelajaran biologi dengan menggunakan model Advance Organizer dibandingkan dengan menggunakan pembelajaran yang konvesional.

Berdasarkan uraian di atas dapat dijadikan bahan pertimbangan dalam penelitian yang akan dilaksanakan ini bahwa dengan menggunakan model Advance Organizer ini dapat meningkatkan prestasi belajar siswa. Beberapa penelitian di atas juga terdapat persamaan model pembelajaran yang digunakan dalam penelitian tindakan kelas ini yaitu model Advance Organizer untuk meningkatkan prestasi belajar dan rasa ingin tahu siswa kelas IV B SD N 3 Pageraji tahun ajaran 2016/2017.

C. Kerangka Berpikir

Berkaitan dengan pembelajaran, khususnya pada penelitian ini adalah pembelajaran dalam mata pelajaran IPA, diperlukan suatu adanya rancangan, prosedur ataupun cara agar dapat mencapai tujuan yang telah ditentukan. Supaya tujuan pembelajaran tersebut dapat tercapai di dalam pengajaran dibutuhkan sebuah pendekatan, metode, model, ataupun strategi yang tepat agar materi dalam suatu bahan ajar dapat tersampaikan dengan baik.

(18)

25

merupakan salah satu komponen untuk dapat mencapai tujuan dari pembelajaran itu sendiri. Model pembelajaran akan memudahkan bagi guru maupun siswa untuk dapat mencapai tujuan pembelajaran tersebut. Pemilihan model pembelajaran yang tepat dapat menjadikan tantangan bagi para pengajar.

Banyak cara yang dapat dilakukan guru untuk menumbuhkan minat belajar dan rasa ingin tahu siswa khususnya terhadap mata pelajaran IPA. Salah satunya dengan menggunakan model Advance Organizer yaitu dengan membuat rancangan konep secara umum dan urut dalam aktifitas pembelajaran. Fungsi dan tujuan model pembelajaran Advance Organizer ini adalah untuk memperkuat struktur kognitif dan menambah daya ingat informasi baru serta dengan mengkombinasikan dengan komponen yang lainnya diharapkan juga mampu merangsang rasa ingin tahu dari siswa.

(19)

26

Gambar. 2.1 Bagan kerangka berpikir penelitian

D. Hipotesis Tindakan

Berdasarkan kajian pustaka dan kerangka berpikir di atas, dapat dirumuskan hipotesis tindakan berupa :

1. Pembelajaran dengan menggunakan model Advance Organizer dapat meningkatkan rasa ingin tahu siswa pada mata pelajaran IPA materi dampak pengambilan bahan alam terhadap lingkungan di SD N 3 Pageraji.

Gambar

Tabel 2.1 SK dan KD Ilmu Pengetahuan Alam kelas IV semester II
Tabel 2.2 Sintaks Model Pembelajaran Advance Organizer
Gambar. 2.1 Bagan kerangka berpikir penelitian

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah pembelajaran menggunakan Contextual Teaching and Learning (CTL) dapat meningkatkan pemahaman konsep pecahan pada

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk melihat pengaruh kebiasaan sarapan terhadap tingkat pengetahuan, status gizi dan kemampuan daya ingat anak Sekolah Dasar Lamper

Selain terdapat pada objek penelitian, penelitian tersebut bertujuan untuk pembuatan aplikasi dan apakah dengan menggunakan software (dibuat dengan Microsoft Access 2000

Perlakuan penambahan emulsifier (ovalett) dengan konsentrasi yang terlalu tinggi yaitu 33g menyebabkan penurunan nilai overrun, dan melting rate tetapi meningkatkan nilai

Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui perubahan fisik, kimia, dan mikrobiologi yang terjadi pada srimping (Amusium cristatum) dengan

[r]

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui mengetahui karakteristik fisik dan kimia adonan kukus yang meliputi kandungan amilosa, viskositas, dan tekstur, serta kestabilan

[r]