• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU DALAM PERENCANAAN PRODUKSI Studi Kasus pada PT Budi Manunggal di DIY

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "ANALISIS PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU DALAM PERENCANAAN PRODUKSI Studi Kasus pada PT Budi Manunggal di DIY"

Copied!
81
0
0

Teks penuh

(1)

i SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi

Jurusan Ekonomi Manajemen Universitas Sanatha Dharma

Yogyakarta

Disusun oleh : Prima Setya Nugraha

002214273

FAKULTAS EKONOMI

JURUSAN MANAJEMEN

PROGRAM STUDI MANAJEMEN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

(2)
(3)
(4)

iv

RANCANGAN ORANG RAJIN SEMATA – MATA MENDATANGKAN KELIMPAHAN, TETAPI SETIAP ORANG YANG TERGESA – GESA

HANYA AKAN MENGALAMI KEKURANGAN.

AMSAL 21 : 5

(5)

v Yang bertanda tangan dibawah ini : Nama : Prima Setya Nugraha NIM : 002214273

Program Studi : Manajemen Fakultas : Ekonomi

PTS : Universitas Sanata Dharma Yogyakarta

Menyatakan bahwa karya ilmiah yang berjudul “ANALISIS PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU DALAM PERENCANAAN PRODUKSI” studi kasus pada PT Budi Manunggal di DIY ini adalah hasil pekerjaan penulis sendiri, tidak berisi materi yang ditulis orang lain kecuali pada bagian – bagian tertentu oleh penulis sebagai acuan dengan mengikuti tata cara dan etika penulisan yang lazim.

Yogyakarta, 30 November 2008 Penulis

(6)

vi

Studi Kasus pada PT Budi Manunggal di DIY PRIMA SETYA NUGRAHA

UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA

2008

Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah perencanaan persediaan bahan baku pada PT Budi Manunggal sudah efisien atau belum. Bahan baku utama yang digunakan PT Budi Manunggal adalah kulit domba (Sheep Cabreta Skin). PT Budi Manunggal mengolah kulit domba (Sheep Cabreta Skin) menjadi sarung tangan golf.

Masalah yang dihadapi oleh perusahaan dalam kaitannya dengan persediaan bahan baku diantaranya adalah pembelian bahan baku yang optimal, persediaan pengaman, serta total biaya persediaan bahan baku. Untuk menjawab permasalahan yang ada, penulis menggunakan metode EOQ (Economical Order Quantity). Analisis ini terdiri dari Pembelian bahan baku yang optimal, Safety stock, dan Total Inventory Cost. Perhitungan pembelian bahan baku yang optimal dengan menggunakan EOQ (Economical Order Quantity), perhitungan Safety stock dicari dengan menggunakan standard deviation sedangkan Total Inventory Cost dicari dengan menggunakan Microsoft Excel. Data yang digunakan adalah data pembelian dan pemakaian bahan baku kulit domba (Sheep Cabreta Skin) selama periode Januari 2002 sampai Desember 2006.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa jumlah bahan baku yang ekonomis untuk setiap kali pembelian pada tahun 2002 sejumlah 6.046,93 lembar, tahun 2003 sejumlah 5.073 lembar, tahun 2004 sejumlah 6.821 lembar, tahun 2005 sejumlah 6.022 lembar, tahun 2006 sejumlah 5.750 lembar.

Besarnya Safety stock yang dibutuhkan pada tahun 2002 sejumlah 20336 lembar, tahun 2003 sejumlah 18.415 lembar, tahun 2004 sejumlah 23.008 lembar, tahun 2005 sejumlah 21137lembar, tahun 2006 sejumlah 16.293 lembar.

Besarnya Total Inventory Cost menurut perhitungan EOQ pada tahun 2002 adalah sebesar US$6530,7, tahun 2003 sebesar US$5479,1, tahun 2004 sebesar US$7363, tahun 2005 sebesar US$6503,3, tahun 2006 sebesar US$6209,7.

(7)

vii

A Case Study in PT Budi Manunggal, Yogyakarta PRIMA SETYA NUGRAHA

SANATA DHARMA UNIVERSITY

YOGYAKARTA

2008

The objective of the research was to identify the efficiency of raw material inventory management at PT Budi Manunggal. The main material which used by PT Budi Manunggal was sheep Cabreta skin, which would be processed into golf gloves.

The problems faced by the company in the relationship with its raw material inventory were the optimum raw material bought, safety stock, and total inventory cost. In order to answer the existed problems, the writer used EOQ (Economical Order Quantity) method. The analysis consists of the optimum raw material buying, safety stock, and total inventory cost at PT Budi Manunggal, Yogyakarta. The calculation of the optimum raw material bought was done by using EOQ (Economical Order Quantity), the calculation of safety stock was done by using standard deviation, while the total inventory cost was calculated by using Microsoft Excel. The data used in the research was the buying quantity and use of sheep Cabreta skin during January 2002-December 2006.

The result indicated that the amount of economical raw material for each buying quantity on 2002 was 6.046,93 sheets, on 2003 was 5.073 sheets, on 2004 was 6.821 sheets, on 2005 was 6.022 sheets, and on 2006 was 5.750 sheets.

The amount of safety stock needed on 2002 was 20336 sheets, on 2003 was 18.415 sheets, on 2004 was 23.008 sheets, on 2005 was 21137 sheets, and on 2006 was 16.293 sheets.

While the amount of Total Inventory Cost, based on EOQ calculation, on 2002 was US$6530,7, on 2003 was US$5479,1, on 2004 was US$7363, on 2005 was US$6503,3, and on 2006 was US$6209,7.

(8)

viii

Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Sanata Dharma : Nama : Prima Setya Nugraha

Nomor Mahasiswa : 002214273

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul :

“ANALISIS PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU DALAM PERENCANAAN PRODUKSI” studi kasus pada PT Budi Manunggal di DIY beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikan di internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.

Dengan ini pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.

Dibuat di Yogyakarta

Pada tanggal : 30 November 2008 Yang menyatakan,

(9)

ix

dan kasihNya penulis berterimakasih karena telah dapat menyelesaikan skripsi ini dengan judul “ ANALISIS PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU DALAM PERENCANAAN PRODUKSI” studi kasus pada PT Budi Manunggal di DIY.

Skripsi ini penulis susun guna memenuhi syarat untuk memperoleh gelar sarjana Ekonomi Manajemen Jurusan Fakultas Ekonomi Manajemen Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

Dalam penyusunan skripsi, penulis mendapat bimbingan, saran dan nasehat dari berbagai pihak yang sangat bermanfaat bagi penulis di dalam menyelesaikan penyusunan skripsi. Oleh karena itu dengan segala kerendahan hati penulis mengucapkan terimakasih pada :

1. Bapak Drs. YP. Supardiyono, M.Si., Akt, selaku Dekan FE USD.

2. Bapak A. Yudi Yuniarto.,S.E.,M.B.A, selaku Dosen Pembimbing I penulisan skripsi ini.

3. Bapak Drs. Alex Kahu Lantum, MS, selaku Dosen Pembimbing II penulisan skripsi ini.

(10)

x

8. Bapak dan Ibu tersayang yang telah memberikan dukungan, nasehat, pengorbanan dan kasih sayang yang berlimpah kepada saya.

9. Adikku Yudi yang selalu memberi semangat dan bantuan thank’s bro.

10. Para karyawan PT Budi manunggal terutama pada bagian gudang yang sudah membantu saya.

10. Teman – teman di kampus baik angkatan 2000 ataupun angkatan yang lain : Edi, Rahmat, Oktaf terima kasih buat dukungan morilnya.

11. Dan semua pihak yang telah membantu terselesaikannya skripsi ini, yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu.

Dengan keterbatasan pengetahuan dan pengalaman penulis, maka penulis menyadari sepenuhmya bahwa dalam penulisan skripsi ini masih banyak kekurangan dan masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu dengan keterbukaan hati, penulis menerima segala kritik dan saran yang berguna bagi penyempurnaan skripsi ini.

Akhirnya dengan segala kerendahan hati penulis berharap kiranya skripsi ini dapat bermanfaat bagi pihak – pihak yang membutuhkan.

Penulis

(11)

xi

HALAMAN LEMBAR PENGESAHAN……….. ii

HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN……… iv

HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ………... v

ABSTRAK ………. vi

HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI……… viii

KATA PENGANTAR ………... ix

DAFTAR ISI ……….. xi

DAFTAR TABEL DAN GAMBAR ………. xiii

DAFTAR LAMPIRAN ……….. xv

BAB I PENDAHULUAN……….. 1

A. Latar Belakang Masalah………. 1

B. Rumusan Masalah………... 3

C. Batasan Masalah………. 4

D. Tujuan Penelitian………... 4

E. Manfaat Penelitian……….. 5

BAB II LANDASAN TEORI………... 6

A. Pengertian Persediaan………. 6

B. Fungsi Persediaan………... 9

C. Sistem Persediaan dan Biaya Dalam Sistem Persediaan……… 10

D. Perencanaan Produksi………... 14

(12)

xii

C. Variabel Penelitian……….. 17

D. Teknik Pengumpulan Data……….. 18

E. Definisi Operasional………... 18

F. Data Yang Dibutuhkan………... 19

G. Teknik Analisis Data………... 20

BAB IV GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN………... 23

A. Sejarah Perusahaan………. 23

B. Struktur Organisasi………. 24

C. Personalia……… 29

D. Produksi……….. 30

BAB V ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN………... 35

A. Deskripsi Data………. 35

B. Analisis Data………... 37

C. Pembahasan………... 49

BAB VI KESIMPULAN, SARAN DAN KETERBATASAN……….. 52

A. Kesimpulan………. 52

B. Saran……….... 53

C. Keterbatasan……… 53

DAFTAR PUSTAKA……….. 54

(13)

xiii

Tabel 5.1 Harga Bahan Baku Periode 2002 – 2006……….. 35 Tabel 5.2 Biaya Bahan Baku Periode 2002 – 2006………... ….. 36 Tabel 5.3 Pemakaian Bahan Baku (per lembar)

Periode 2002 – 2006………. 36 Tabel 5.4 Rekapitulasi Hasil Perhitungan EOQ dan Frekuensi

Pembelian Periode tahun 2002 -2006……… 40 Tabel 5.5 Rekapitulasi Hasil Perhitungan Total Inventory Cost

Kulit Domba Periode tahun 2002 -2006 (US$)……… 41 Tabel 5.6.1 Hasil perhitungan Standar Deviation pemakaian

bahan baku tahun 2002 Di PT Budi Manunggal (lembar)…… 43 Tabel 5.6.2 Hasil perhitungan Standar Deviation pemakaian

bahan baku tahun 2003 Di PT Budi Manunggal (lembar)…… 44 Tabel 5.6.3 Hasil perhitungan Standar Deviation pemakaian

bahan baku tahun 2004 Di PT Budi Manunggal (lembar)…… 45 Tabel 5.6.4 Hasil perhitungan Standar Deviation pemakaian bahan baku

tahun 2005 Di PT Budi Manunggal (lembar)………... 46 Tabel 5.6.5 Hasil perhitungan Standar Deviation pemakaian

bahan baku tahun 2006 Di PT Budi Manunggal (lembar)…… 47 Tabel 5.7 Rekapitulasi Hasil Perhitungan Deviasi Standar,

(14)

xiv

pada Tahun 2002 – 2006………... 49 Tabel 5.9 Perbandingan Perhitungan Total Inventory Cost

antara Model EOQ dengan Keadaan Sebenarnya

di PT Budi Manunggal pada Tahun 2002 – 2006 (US$)…….. 50 Tabel 5.10 Perhitungan selisih antara Total Inventory Cost

senyatanya dengan Total Inventory Cost menurut model EOQ pada tahun 2002 – 2006 (US$)………. 50 Gambar 1 STRUKTUR ORGANISASI PT BUDI MANUNGGAL

YOGYAKARTA……… 26

(15)

xv

Lampiran I Data Senyatanya tahun 2002………. 57

Lampiran II Data Senyatanya tahun 2003………... 58

Lampiran III Data Senyatanya tahun 2004……… ……... 59

Lampiran IV Data Senyatanya tahun 2005………. 60

Lampiran V Data Senyatanya tahun 2006………... 61

(16)

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Perusahaan pada umumnya didirikan untuk mendapatkan laba. Pada perusahaan-perusahaan yang menghasilkan produk yang berupa barang, usaha untuk mendapatkan laba dilakukan dengan cara mengolah bahan baku menjadi barang jadi atau barang setengah jadi, berbeda dengan perusahaan jasa yang hanya menyediakan pelayanan jasa pada konsumen untuk mendapatkan laba. Sehingga dalam perusahaan ini pengadaan bahan baku sangat besar pengaruhnya tehadap kelancaran proses produksi.

Untuk melakukan proses produksi, bahan baku merupakan unsur yang paling efektif didalam proses tersebut. Dengan pemrosesan bahan baku yang diubah menjadi barang jadi maka perusahaan akan memperoleh suatu produk yang siap untuk dijual kepada kosumen. Sehingga hal ini dilakukan secara terus menerus agar kelangsungan hidup perusahaan dalam usahanya untuk mendapatkan laba dapat terjaga. Maka untuk menjamin kelancaran proses produksi suatu perusahaan perlu melakukan pengelolaan bahan baku secara terkendali.

(17)

perusahaan akan didatangkan atau dibeli selama beberapa waktu tergantung pada penentuan setiap periode pembelian bahan baku (misalnya : setiap minggu, bulan atau tahun).

Persediaan bahan baku merupakan salah satu kekayaan perusahaan yang memiliki peranan penting dalam operasi bisnis sehingga pengendalian persediaan dengan cara yang baik adalah penting. Hal ini disebabkan karena adanya beberapa kemungkinan yang berhubungan dengan masalah persediaan bahan baku yang dipergunakan.

(18)

Tugas pengendalian persediaan bahan baku di sini, yaitu mengendalikan persediaan bahan baku agar tidak terjadi kekurangan persediaaan bahan baku maupun kelebihan persediaan bahan baku sekaligus meminimalkan biaya persediaan tersebut. Oleh karena itu pengendalian persediaan bahan baku perlu dilakukan dengan baik agar tersedia dalam jumlah dan waktu yang tepat sehingga proses produksinya tidak terganggu dan biaya-biaya persediaan bahan baku dapat ditekan seminimal mungkin.

Mengingat pentingnya persediaan bahan baku dan biaya yang harus dialokasikan, maka perusahaan perlu melakukan pengendalian persediaan bahan baku baik untuk poses produksi maupun untuk perencanaan proses produksi berikutnya agar persediaan bahan baku tidak terlalu besar ataupun terlalu sedikit sehingga dapat mengakibatkan meningkatnya biaya persediaan serta terjadinya kekurangan atau kehabisan persediaan. Pengendalian persediaan bahan baku ini akan menghasilkan jumlah pembelian bahan baku yang tepat waktu dan tepat jumlah.

Oleh karena hal di atas, maka penulis mengambil judul “Analisis Pengendalian Persediaan Bahan Baku Dalam Perencanaan Produksi; Studi

Kasus pada PT Budi Manunggal di DIY”.

B. Rumusan Masalah

(19)

2. Bagaimana perbandingan besaran Total Inventory Cost (TIC) menurut perhitungan perusahaan dengan TIC dengan metode Economic Order Quantity (EOQ) pada tahun 2002 - 2006?

C. Batasan Masalah

Agar persediaan bahan baku dapat diperoleh dan digunakan secara efisien, maka diperlukan pengelolaan dan pengendalian yang baik, sehingga perusahaan tidak mengalami kekurangan ataupun kelebihan persediaan bahan baku.

Dalam penelitian ini penulis menitikberatkan pada : 1. Pembelian bahan baku

2. Persediaan pengaman bahan baku

3. Bahan baku yang diteliti adalah bahan baku utama.

D. Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui jumlah bahan baku yang ekonomis untuk setiap kali pembelian pada tahun 2002 - 2006.

(20)

E. Manfaat Penelitian 1. Bagi perusahaan

Hasil penelitian ini diharapkan dapat berguna bagi pemimpin perusahaan sebagai bahan pertimbangan dalam menentukan kebijakan pengawasan pemakaian bahan baku.

2. Bagi Universitas Sanata Dharma

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah referensi hasil penelitian di perpustakaan.

3. Bagi penulis

(21)

6

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Pengertian Persediaan

Persediaan yang terdapat di dalam perusahaan merupakan bagian dari asset (kekayaan) perusahaan, maka pimpinan perusahaan sangat berkepentingan untuk memantaunya. Pemantauan ini bertujuan untuk menjaga persediaan dari kehilangan dan agar selalu tersedia sesuai dengan kebutuhan perusahaan dan untuk menjamin kelancaran operasi perusahaan. Pengendalian persediaan merupakan fungsi manajerial yang sangat penting, karena persediaan phisik banyak melibatkan investasi yang sangat besar. Bila perusahaan terlalu banyak menginvestasikan dananya dalam persediaan akan menyebabkan biaya penyimpangan yang berlebihan, demikian pula bila perusahaan tidak mempunyai persediaan yang mencukupi akan mengakibatkan biaya-biaya tambahan yang terjadi karena adanya kekurangan bahan.

(22)

Menurut Eiji Ogawa (1996 : 125) yang disebut persediaan adalah termasuk material, suku cadang, pekerjaan dalam proses, barang setengah jadi, perkakas, produk jadi, dan bahan-bahan lain yang berkaitan dengan itu.

Menurut Suyadi Prawirosentono (2007 : 65) persediaan adalah kekayaan lancer yang terdapat dalam perusahaan dalam bentuk persediaan bahan mentah(bahan baku/raw material), barang setengah jadi (work in process), dan barang jadi). Bahan baku merupakan bahan utama dari suatu produk atau barang. Barang setengah jadi adalah barang yang masih dalam proses pembuatan. Barang jadi adalah barang yang telah siap digunakan atau dipakai atau dikonsumsi oleh konsumen.

Menurut Lula Sumayang (2003 : 201) pengendalian terhadap persediaan (inventory control) adalah aktivitas mempertahankan jumlah persediaan pada tingkat yang dikehendaki.

Persediaan dibedakan menjadi 4 macam yaitu : 1. Persediaan bahan baku

Persediaan yang dibeli oleh perusahaan untuk diproses menjadi barang setengah jadi dan pada akhirnya akan menjadi produk akhir dari perusahaan. 2. Persediaan dalam proses

(23)

3. Persediaan bahan pembantu

Persediaan barang-barang atau bahan-bahan yang diperlukan dalam proses produksi untuk membantu berhasilnya produksi dalam perusahaan tetapi tidak merupakan bagian atau komponen barang jadi.

4. Persediaan barang jadi

Persediaan barang-barang yang selesai diproses atau diolah dalam pabrik yang siap untuk dijual.

Menurut Suyadi Prawirosentono (2007 : 72) bentuk persediaan yang terdapat dalam perusahaan dapat dibedakan menurut cara dan maksud pembeliannya, yaitu sebagai berikut :

1. Batch stock atau lot size inventory

Batch stock adalah persediaan bahan atau barang yang diadakan atau disediakan dalam jumlah yang lebih besar dari jumlah yang diperlukan, karena diangkut secara besar – besaran. Manfaat yang diperoleh dengan batch stock atau lot size inventory antara lain :

a. Supaya memperoleh potongan (discount) pembelian.

b. Memperoleh efisiensi produksi karena adanya dan lancarnya operasi produksi.

c. Biaya angkut per unit yang lebih murah. 2. Fluctuation stock

(24)

3. Anticipation stock

Anticipation stock adalah persediaan yang diadakan untuk mengantisipasi permintaan yang fluktuasinya dapat diramalkan.

B. Fungsi Persediaan

Efisiensi produksi dapat ditingkatkan melalui pengendalian sistem persediaan bahan baku. Efisiensi ini dapat dicapai bila fungsi persediaan bahan baku dapat dioptimalkan.

Fungsi dari persediaan bahan baku menurut Suyadi Prawirosentono (2007 : 74): 1. Mengurangi resiko keterlambatan datangnya bahan-bahan yang dibutuhkan

untuk menunjang proses produksi perusahaan.

2. Mengurangi resiko penerimaan bahan baku yang dipesan tetapi tidak sesuai dengan pesanan sehingga harus dikembalikan.

3. Menyimpan bahan/barang yang dihasilkan secara musiman (seasonal) sehingga dapat digunakan seandainya pun bahan/barang tidak tersedia di pasaran.

4. Mempertahankan stabilitas operasi produksi perusahaan, berarti menjamin kelancaran proses produksi.

5. Upaya penggunaan mesin yang optimal, karena terhindar dari terhentinya operasi produksi karena ketidakadaan persediaan (stock out).

(25)

yang dipesan (job order), barang dapat selesai pada waktunya sesuai dengan yang dijanjikan (delivery date).

Ada 3 alasan perlunya persediaan bagi perusahaan :

a. Adanya ketidakpastian permintaan (permintaan mendadak). b. Adanya ketidakpastian dari pemasok atau supplier.

c. Adanya ketidak pastian tenggang waktu pemesanan.

C. Sistem Persediaan dan Biaya Dalam Sistem Persediaan

Sistem persediaan adalah suatu mekanisme mengenai bagaimana mengelola masukan-masukan yang sehubungan dengan persediaan menjadi output, dimana untuk itu diperlukan umpan balik agar output memenuhi standar tertentu. Mekanisme sistem ini adalah pembuatan serangkaian kebijakan yang memonitor tingkat persediaan, menentukan persediaan yang harus dijaga, kapan persediaan harus diisi, dan berapa pesanan yang harus dilakukan (Teguh Baroto 2002 : 54) . Sistem ini bertujuan untuk menetapkan dan menjamin tersedianya produk jadi, barang dalam proses, komponen, dan bahan baku secara optimal, dalam kuantitas yang optimal, dan pada waktu yang optimal. Kriteria optimal adalah minimasi biaya total yang terkait dengan persediaan, yaitu biaya penyimpanan, biaya pemesanan, dan biaya kekurangan persediaan.

(26)

perusahaan mempunyai banyak subsistem lain selain persediaan, maka mengukur kontribusi pengendalian persediaan dalam mencapai total keuntungan bukanlah hal yang mudah. Optimalisasi pengendalian persediaan biasanya diukur dengan total biaya minimal pada suatu periode tertentu.

Terdapat beberapa faktor yang menentukan besarnya persediaan yang harus diadakan, dimana faktor –faktor tersebut saling berkaitan satu dengan yang lain. menurut Suyadi Prawirosentono (2007 : 76) adalah :

1. Perkiraan pemakaian bahan

Penentuan besarnya persediaan bahan yang diperlukan harus sesuai dengan kebutuhan pemakaian bahan tersebut dalam suatu periode tertentu. Perencanaan pemakaian bahan baku pada suatu periode yang lalu dapat digunakan untuk memperkirakan kebutuhan bahan, karena pemakaian bahan periode lalu merupakan indikator tentang penyerapan bahan oleh proses produksi. Sehingga bila kondisinya sama berarti pada periode yang akan datang dapat ditentukan besarnya persediaan bahan baku yang bersangkutan.

2. Harga bahan

(27)

3. Biaya persediaan

Terdapat beberapa jenis biaya untuk menyelenggarakan persediaan bahan baku yaitu : biaya pemesanan (biaya order) dan biaya penyimpanan bahan baku di gudang.

4. Waktu menunggu pesanan (lead time)

Waktu menunggu pesanan adalah waktu antara atau tenggang waktu sejak pesanan dilakukan sampai dengan saat pesanan tersebut masuk ke gudang. Waktu tenggang perlu diperhatikan agar bahan baku yang dipesan datang tepat waktu.

Dari faktor – faktor yang menentukan besarnya persediaan diatas terdapat biaya persediaan. Biaya persediaan adalah semua pengeluaran dan kerugian yang timbul sebagai akibat persediaan. Biaya-biaya tersebut adalah (Teguh Baroto 2002 : 55) :

a. Harga pembelian

adalah biaya yang dikeluarkan untuk membeli barang, besarnya sama dengan harga perolehan sediaan itu sendiri atau harga belinya.

b. Biaya pemesanan

(28)

c. Biaya penyiapan (set up cost)

adalah semua pengeluaran yang timbul dalam mempersiapkan produksi. Biaya ini terjadi bila item sediaan diproduksi sendiri dan tidak membeli dari pemasok. Biaya ini meliputi biaya persiapan peralatan produksi, biaya mempersiapkan/menyetel (set-up) mesin, biaya mempersiapkan gambar kerja, biaya mempersiapkan tenga kerja langsung, biaya perencanaan dan penjadwalan produksi, dan biaya-biaya lain yang besarnya tidak tergantung pada jumlah item yang diproduksi.

d. Biaya penyimpanan

adalah biaya yang dikeluarkan dalam penanganan/penyimpanan material, semi finished product, sub assembly, atau pun produk jadi. Biaya simpan tergantung dari lama penyimpanan dan jumlah yang disimpan, biaya ini biasanya dinyatakan dalam biaya per unit per periode. Biaya penyimpanan meliputi biaya kesempatan, biaya simpan, biaya keusangan, dan biaya-biaya lain yang besarnya bersifat variabel tergantung pada jumlah item. e. Biaya kekurangan persediaan

(29)

D. Perencanaan Produksi

Perencanaan produksi merupakan suatu rencana tentang jenis dan jumlah barang yang akan diproduksi oleh perusahaan dalam jangka waktu tertentu. Perencanaan produksi berguna untuk menyusun jadwal produksi, kebutuhan bahan baku, kebutuhan tenaga kerja, kebutuhan jam kerja fasilitas produksi dan sebagainya. Menurut Sofjan Assauri (1980 : 127) perencanaan produksi yaitu perencanaan dan pengorganisasian tentang tenaga kerja, bahan baku, mesin dan peralatan lain yang diperlukan untuk memproduksi barang pada periode tertentu dimasa yang akan datang sesuai dengan perkiraan penjualan yang akan diramalkan.

E. Kebijakan Pengendalian Bahan Baku

Untuk menentukan persediaan yang optimal, yang dapat menjamin kelangsungan proses produksi secara efektif dan efisien, maka perlu kebijaksanaan-kebijaksanaan yang berhubungan dengan pengadaan persediaan bahan baku, baik dalam penentuan jumlah, waktu pemesanan kembali dan besarnya persediaan pengaman.

Kebijakan-kebijakan ini meliputi : 1. Economic Order Quantity (EOQ)

(30)

a. Jumlah kebutuhan barang selama setahun dapat diperkirakan dan kebutuhan barang selama setahun relative stabil.

b. Hanya ada dua macam biaya yang relevan, yaitu biaya pemesanan dan biaya pemeliharaan barang (biaya simpan).

c. Biaya pemesanan untuk setiap kali pemesanan besarnya selalu sama, tidak terpengaruh oleh jumlah yang dipesan.

d. Biaya pemeliharaan barang setiap unit setiap tahun selalu sama. Dengan kata lain biaya pemeliharaan barang ini bersifat variable, tergantung pada jumlah barang yang disimpan dan waktu penyimpanan.

e. Usia barang relatif lama, tidak cepat aus, busuk, atau rusak. f. Harga barang setiap unit barang selalu sama (stabil).

g. Tidak ada kendala atau batasan mengenai jumlah barang yang dapat dipesan.

Untuk menentukan jumlah pesanan yang paling ekonomis, dapat dicari menggunakan rumus (Handoko, 1984 : 341) :

Keterangan :

D : Jumlah barang per unit yang dibutuhkan selama satu tahun. S : Biaya pesan setiap kali pesan.

(31)

2. Persediaan pengaman (Safety stock)

Untuk menanggulangi kehabisan bahan baku dalam perusahaan maka perusahaan yang bersangkutan akan mengadakan persediaan pengaman (Safety stock). Safety stock atau persediaan pengaman adalah sejumlah persediaan tambahan tambahan yang dilakukan untuk mengurangi risiko terjadinya kehabisan atau kekurangan bahan baku. Terjadinya kekurangan bahan baku disebabkan karena kebutuhan bahan baku selama pemesanan melebihi rata – rata kebutuhan bahan baku,ini dapat terjadi karena kebutuhan setiap harinya terlalu banyak atau karena jangka waktu pemesanan terlalu panjang dibanding dengan biasanya. Kalau kita memiliki safety stock terlalu banyak akibatnya perusahaan akan menanggung biaya penyimpanan yang terlalu mahal, tetapi kalau safety stock terlalu sedikit maka perusahaan akan menanggung biaya kerugian karena kekurangan barang jadi.

Untuk mencari jumlah persediaan pengaman menggunakan rumus :

Keterangan :

Z : Faktor pengaman SD : Standar deviasi SS : Safety stock

(32)

17

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan adalah studi kasus, yaitu penelitian yang dilakukan terhadap objek tertentu, sehungga kesimpulan dan hasil dari penelitian ini hanya berlaku bagi objek yang diteliti dengan waktu tertentu.

B. Lokasi dan Waktu Penelitian 1. Tempat penelitian

Penulis melakukan penelitian terhadap PT Budi Manunggal di DIY 2. Waktu penelitian

Penelitian dilakukan pada bulan Mei sampai bulan Juni 2005 kemudian dilakukan penelitian lagi pada bulan Agustus 2008.

C. Variabel Penelitian

1. Biaya pesan

Biaya pesan yaitu biaya-biaya yang berubah sesuai dengan frekuensi pemesanan.

2. Biaya simpan

(33)

penerimaan barang yang diproses, sampai pemeriksaan atas mutu barang yang dipesan.

3. Waktu tunggu

Waktu tunggu yaitu tenggang waktu yang diperlukan antara saat pemesanan bahan baku tersebut dilaksanakan dengan datangnya bahan baku yang dipesan tersebut.

D. Teknik Pengumpulan Data 1. Observasi

Teknik observasi dengan melakukan pengamatan dan pencatatan secara langsung segala kegiatan yang berhubungan dengan pengawasan pemakaian bahan baku.

2. Wawancara

Teknik pengumpulan data perusahaan dengan mengadakan tanya jawab mengenai objek yang diteliti secara langsung.

3. Dokumentasi

Teknik pengumpulan data tentang jumlah kebutuhan bahan baku dan jumlah pemakaian bahan baku.

E. Definisi operasional 1. Bahan baku

(34)

2. Efisiensi persediaan bahan baku

Efisiensi persediaan bahan baku adalah persediaan yang paling ekonomis dengan biaya yang sangat rendah.

3. Pembelian yang ekonomis

Pembelian yang ekonomis adalah besarnya pembelian yang harus dilakukan oleh perusahaan x dengan biaya yang paling ekonomis atau minimum.

4. Persediaan pengaman (safety stock)

Persediaan pengaman adalah persediaan bahan baku tambahan untuk menjaga kemungkinan terjadi kekurangan bahan baku dalam memproduksi.

5. Lead time

Lead time adalah tenggang waktu yang diperlukan antara saat pemesanan bahan baku tersebut dilaksanakan sampai dengan bahan baku yang dipesan datang.

F. Data Yang Dibutuhkan

1. Data proses produksi

2. Data jenis bahan baku utama yang digunakan 3. Kebutuhan bahan baku utama

(35)

G. Teknik Analisis Data

1. Penentuan kuantitas pembelian bahan baku yang tepat menggunakan analisis model pemesanan ekonomis dengan rumus :

Keterangan :

D : Jumlah barang per unit yang dibutuhkan selama satu tahun. S : Biaya pesan setiap kali pesan.

H : Biaya penyimpanan di gudang. 2. Penghitungan TIC (Total Inventory Cost) :

Besar kecilnya EOQ dapat mempengaruhi TIC yang harus dikeluarkan perusahaan, karena dalam perhitungan EOQ dan TIC terdapat biaya pesan dan biaya simpan. Agar biaya yang dikeluarkan minimal, maka jumlah biaya pesan dan biaya simpan haruslah sama. Perhitungan TIC dapat dihitung dengan rumus :

n

R : Pemakaian bahan baku/tahun Q : Pembelian ekonomis

S : Biaya pesan C : Biaya simpan

(36)

3. Penentuan jumlah persediaan pengaman,menggunakan rumus :

Keterangan :

Z : Faktor pengaman SD : Standar deviasi SS : Safety stock

Untuk mengetahui berapa jumlah persediaan pengaman (safety stock) digunakan perhitungan statistik dengan standard deviation dan faktor pengaman. Untuk membuat perhitungan standard deviation harus dibuat tabel yang menunjukkan selisih antara perkiraan pemakaian bahan baku dengan pemakaian bahan baku sesungguhnya. Kemudian dari penyimpangan – penyimpangan yang ada dicari penyimpangan standar dengan menggunakan rumus (Ahyari, 1977 : 42) :

X : Pemakaian bahan baku senyatanya Y : Perkiraan pemakaian bahan baku N : Banyaknya data

(37)
(38)

23

BAB IV

GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

A. Sejarah Perusahaan

Industri sarung tangan golf dari kulit PT Budi Manunggal mulai berdiri pada tahun 1975 dan berlokasi di Jalan Peleman 17 Rejowinangun Yogyakarta. Sampai saat ini lokasi tersebut masih tetap digunakan perusahaan dalam menjalankan usahanya sebagai produsen eksportir sarumg tamgam golf dari kulit. PT Budi Manunggal didirikan oleh dua bersaudara yaitu Soeratno dan Sutanto Handoko. Baru pada tahun 1984 perusahaan yang merupakan suatu badan hukum ini mendapatkan izin Notaris akte no. C2 – 6486 HT. 01 .01 tahun 1984 dan sebagai persyaratan lain perusahaan ini juga mempunyai izin dari :

- Departemen Dinas Perekonomian dan Perindustrian No. 503 – s . 808/125 K/1984

- Departemen Perdagangan SIUP no . 28/12-05/PB/VII/1990

- Departemen Perdagangan STDP no. 12051300015/25 Nopember 1995 Meskipun perusahaan ini semakin berkembang akan tetapi lokasi tersebut masih tetap di Jalan Peleman 17 Rejowinangun Yogyakarta, dengan alasan :

1. Salah satu tempat /daerah yang strategis.

(39)

Dengan keberadaannya PT Budi Manunggal dalam usahanya mempunyai beberapa tujuan yaitu :

- Memperoleh keuntungan/laba yang layak bagi perusahaan guna menunjang kelangsungan hidup perusahaan.

- Dapat menampung tenaga kerja sehingga dapat mengatasi masalah pengangguran.

- Meningkatkan taraf hidup masyarakat di Rejowinangun Yogyakarta dan sekitarnya.

- Membantu usaha pemerintah dalam bidang penggalakan/peningkatan ekspor non migas.

Produk PT Budi Manunggal ini merupakan produk ekspor yang menggunakan dari beberapa merk dagang yang sudah dikenal di dunia internasional antara lain : Diwa, Lynx, Power Bilt, Belair, Slazenger, Yonex. Pencatuman label made in Indonesia merupakan keharusan, sedang pencantuman merk itu sendiri tergantung dari permintaan pembeli/buyer, di samping itu untuk produk sarung tangan golf dari kulit produksi PT Budi Manunggal ini semuanya untuk tujuan ekspor, sehingga dengan demikian sudah dapat dipastikan bahwa dilihat dari sisi mutu, produk ini sudah memenuhi Standar Industri Indonesia (SII).

B. Struktur Organisasi

(40)

Pengorganisasian dimaksudkan sebagai suatu fungsi yang menyusun kerangka pembagian kerja dan tata hubungan kerja, sehingga terjalin suatu kerja sama yang harmonis dari masing-masing bagian maupun karyawannya. Dengan kerja sama yang harmonis ini akan menimbulkan efisiensi kerja.

Setiap organisasi yang baik, harus mempunyai struktur organisasi yang jelas, lebih-lebih untuk perusahaan yang terdiri dari beberapa departemen, wewenang dan tanggung jawab menjadi jelas. Perusahaan industri sarung tangan golf dari kulit Budi Manunggal di Rejowinangun ini memakai bentuk struktur organisasi garis dan staff. Perusahaan ini dipimpin oleh seorang Direktur, di mana dalam menjalankan tugasnya dibantu oleh beberapa staff yang bertugas membantu dalam menjalankan rencana kerja perusahaan serta mengkoordinir dan mengontrol operasi perusahaan.

Apabila Direktur mengalami kesulitan yang tidak dapat dipecahkan, maka Direktur akan berkonsultasi dengan penasehat ahlinya. Di samping itu direktur juga dibantu oleh dua orang Manager dari beberapa bagian, seperti : 1. Manager Produksi

2. Manager Operasional

(41)

Bpk. Yudono Ir. Linda Nugroho Dra. Ny. R. Purwaningsih Gambar 1

STRUKTUR ORGANISASI PT BUDI MANUNGGAL YOGYAKARTA

Suratman Bp. Kusrin Sunardi Mochtarim

Warni Yanti/

Widarti Anies

Sumber : PT Budi Manunggal Yogyakarta RAPAT PEMEGANG SAHAM

DIREKTUR

MANAJER PRODUKSI MANAJER OPERASI

PERSONALIA CONTROL CENTER

PRODUKSI KUALITAS SELEKSI TEKNIK

(42)

Di bawah ini akan diuraikan fungsi-fungsi dari masing-masing bagian yang terdapat pada struktur organisasi PT Budi Manunggal Di Yogyakarta adalah sebagai berikut :

1. Direktur

Memimpin dan bertanggung jawab baik dari segi operasional maupun non operasional seluruh kegiatan guna menunjang tujuan perusahaan.

2. Staff

Membantu direktur dalam merencanakan, mengkoordinir dan mengontrol opersi perusahaan sehingga kedisiplinan kerja dapat tercapai.

3. Manajer Produksi

Melaksanakan kebijakan direktur dan kebijaksanaan perusahaan dibidang produksi.

Manager produksi membawahi : a. Bagian Personalia

Membantu manajer produksi dalam merumuskan kebijaksanaan personalia dan mengurus pengadaan, penempatan, peningkatan effisiensi, kesejahteraan serta penyelesaian masalah-masalahnya.

b. Bagian Control Center

- Membantu manajer produksi dalam pengawasan proses produksi - Melakukan pengawasan kualitas serta seleksi

(43)

Bagian Control Center ini membawahi : 1) Bagian produksi

Membantu manajer produksi dalam perencanaan produksi, penentuan distribusi tugas produksi dan pengendalian tiap tahap proses produksi. 2) Bagian kualitas

Mengadakan pemilihan bahan baku yang tepat untuk proses pembuatan produksi dan barang jadi.

3) Bagian seleksi

Mengadakan pemilihan produk-produk yang baik dan memenuhi standart. 4) Bagian teknik

Mengadakan pemeliharaan terhadap mesin-mesin yang digunakan. 4. Manajer Operasional

Melaksanakan kebijakan direktur dan kebijaksanaan perusahaan dibidang operasional.

Manajer Operasional membawahi : a. Bagian Ekspor

-Menyiapkan dokumen perlengkapan barang-barang yang akan diekspor -Mencari informasi tentang ekspor barang

b. Bagian order

(44)

c. Bagian gudang

- Melakukan penyimpanan bahan baku, bahan jadi, bahan penolong dan lainnya dengan baik.

- Menjaga kondisi barang yang ada di gudang setra mengawasi keluar masuk barang.

- Melakukan administrasi pergudangan dengan baik. 5. Packing

- Melakukan packing barang yang akan dikirim

- Mengawasi kebenaran fisik barang yang akan dikirim - Menjaga keamanan dan kondisi barang yang akan dikirim

C. Personalia

1. Jumlah tenaga kerja

PT Budi Mnunggal mempunyai karyawan keseluruhan 637 karyawan. Dari keseluruhan itu terdiri dari :

- 525 orang bagian produksi - 112 orang bagian non produksi 2. Jam kerja karyawan

Untuk jam kerja karyawan, perusahaan menetaokan sebagai berikut : - Jam kerja masuk : 07.30 WIB

(45)

Apabila perusahaan mendapat order cukup banyak dan terpaksa diadakan jam kerja lembur antara jam 15.00 WIB – 16.00WIB.

3. Sistem penggajian

Sistem penggajian yang dipergunakan oleh perusahaan dapat dibagi menjadi : a. Sistem upah harian

Upah ini diberikan kepada bagian produksi. Upah harian untuk para karyawan minimal Rp. 1.250,00/ jam.

b. Sistem upah bulanan

Upah ini diberikan kepada karyawan bagian administrasi kantor. Untuk upah bulanan tiap karyawan yang paling rendah Rp. 32.500,00/hari.

4. Jaminan sosial

Untuk menjaga hubungan yang harmonis antara perusahaan dan tenaga kerja karyawan, maka salah satu yang diperhatikan yaitu mengenai masalah jaminan sosial yang diberikan oleh perusahaan berupa :

- Memberikan jaminan sosial hari tua - Memberikan jaminan ASTEK - Memberikan tunjangan kematian - Memberikan tunjangan biaya bersalin - Memberikan tunjangan Hari Raya

D. Produksi

(46)

digunakan untuk olahraga golf. Model sarung tangan yang dimaksud di dalam standar adalah sarung tangan yang mempunyai empat jari terpisah yaitu dari jari telunjuk sampai kelingking dan satu ibu jari. Komoditi sarung tangan golf dari kulit termasuk dalam kode HS 4203. 21.000, sedang untuk pengemasan yang berupa amplop termasuk kode HS 4817.19.000.

1. Proses Produksi

Dalam melaksanakan produksinya, dibutuhkan beberapa bahan baku maupun bahan penolong, serta bahan pengemas sarung tangan golf itu sendiri.

- Bahan Baku Kulit

Bahan baku kulit (Finish sheep Skin) merupakan bahan baku utama, di mana sebagai bahan dasarnya dari jenis kulit domba/biri-biri telah diproses/disamak sedemikian rupa sehingga menjadi kulit finish.

- Bahan baku penolong

Sebagai bahan penolong/bahan pembantu antara lain : benang, saten seal, magic tape, crest, vinyl tape, ball marker.

Bahan tersebut di atas sebagian besar sudah dibuat di dalam negeri, hanya untuk vinyl tape, ball marker dan saten seal masih harus didatangkan (diimport) dari negara Jepang.

- Kemasan/amplop

(47)

(Daiwa, Lynx, power Bilt, Belair, Slazenger, Decalthon, American) dan ukuran serta negara pembuat (Indonesia).

Uraian proses produksi secara garis besar adalah sebagai berikut :

a. Bahan baku kulit domba/biri-biri yang sudah diolah menjadi cabretta sheep leather dalam bentuk lembaran dengan ukuran tertentu dilakukan pensortiran dibagian sortasi kulit.

b. Kemudian dilakukan pemotongan di atas papan alas potong (Cutting Board) sesuai dengan ukuran yang diperlukan.

c. Setelah kulit dipotong dengan ukuran tertentu seterusnya dilakukan persiapan dan penjahitan ibu jari dan jari-jari, dengan terlebih dahulu menyiapkan kebutuhan bahan penolongnya.

d. Sarung dari kulit yang sudah jadi, kemudian satu persatu diadakan pensortiran ukuran.

e. Ukuran yang sudah benar seterusnya dilakukan penyetrikaan agar kelihatan rapi.

f. Seterusnya dimasukkan ke dalam amplop-amplop sesuai dengan ukuran (size) masing-masing.

g. Kemudian dilakukan pengemasan yaitu dari amplop-amplop yang sudah berisi sarung tangan, dimasukkan ke dalam dos kecil, di mana setiap dos kecil berisikan 12 (dua belas) amplop.

(48)
(49)

Gambar 2

URAIAN PROSES PRODUKSI SARUNG TANGAN GOLF DARI KULIT (GOLF GLOVE LEATHER)

PROSES GUDANG BAHAN BAKU KULIT DAN SORTASI KULIT

PEMOTONGAN PERSIAPAN DAN diolah (cabretta sheep leather)

1 lembar = 4-5aq.feet

Cutting Board

1 buah saten seal 0,05 m Magic Tape A 0,06 m Magic Tape B 0,035 m Elastic Band 1 buah Crest 0,050 m Vinyl Tape

1 buah Ball Marker 0,020 m Elastic Trimer 10,46 m Vinylon Thread

1 Amplop 1 dos kecil 1 dos besar plastik

Kulit biri-biri yang telah dipotong-potong 1 potong = 1.17 sq. feet Scrap : 0.02-0.08 sq. feet

4 Buah

Sarung Tangan Golf (GOLF GLOVE 0,008 m elastic band 0,0004 m teteron S.T 0,002 m vinylon S.T Sumber :

(50)

35

BAB V

ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Data

Penelitian mengenai analisis pengendalian persediaan bahan baku dalam perencanaan produksi pada PT Budi Manunggal dilakukan dengan menggunakan metode EOQ (Economical Order Quantity). Data persediaan bahan baku utama yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah data persediaan kulit domba (Sheep Cabreta Skin) periode tahun 2002 – 2006. Data harga bahan baku dan biaya bahan baku tersebut dapat dilihat pada tabel di bawah ini :

Tabel 5.1 Harga Bahan Baku Periode 2002 – 2006

Tahun

Harga bahan baku/lbr (US$)

2002 5,4 2003 5,4 2004 5,4 2005 5,4 2006 5,4 Sumber data : PT Budi Manunggal 2008

(51)

Tabel 5.2 Biaya Bahan Baku Periode 2002 – 2006

Tahun

Biaya bahan baku (US$)

Sumber data : PT Budi Manunggal 2008

Data mengenai pemakaian bahan baku pada PT Budi Manunggal dapat dilihat pada tabel dibawah ini :

Tabel 5.3

Pemakaian Bahan Baku (per lembar) Periode 2002 – 2006

Bulan 2002 2003 2004 2005 2006 Januari 11729 46172 19663 7547 30538 Februari 16469 25214 26136 29718 28587

Maret 18230 20894 27955 23428 36616

April 27348 16644 22254 30513 30423

Mei 18267 23444 17856 38615 29095

Juni 10368 23764 20090 30624 31192

Juli 16684 16924 19116 13032 21061

Agustus 37305 11245 47911 19027 16357 September 40511 9647 36706 8011 9476

Oktober 37284 9697 38023 21095 3896

November 44717 5540 51841 30242 13642 Desember 24862 4640 59009 49383 23761

Σ 303774 213825 386560 301235 274644

(52)

Biaya penyimpanan bahan baku ditetapkan pihak perusahaan sebesar 20 % dari harga perlembar, jadi biaya penyimpanan per unit/thn adalah :

%

Sedangkan biaya pemesanan per lembar kulit yang terdiri dari biaya tansport dan biaya bongkar barang sampai ke gudang ditetapkan perusahaan sebesar US$ 65 per pesan.

B. Analisis Data

1. Penentuan pembelian yang paling ekonomis

Untuk menganalisis masalah yang pertama, yaitu penentuan jumlah pembelian bahan baku yang ekonomis untuk setiap kali pembelian dengan menggunakan rumus EOQ (Economical Order Quantity). Untuk kelancaran proses produksinya maka setelah mengetahui kebutuhan bahan bakunya perusahaan perlu menghitung berapa kali pembelian harus dilakukan, dengan menggunakan metode EOQ (Economical Order Quantity) perusahaan dapat menghitung pembelian yang paling ekonomis.

a. Pembelian yang paling ekonomis untuk tahun 2002 adalah :

(53)

Frekuensi pembelian yang paling ekonomis untuk tahun 2002 :

b. Pembelian yang paling ekonomis untuk tahun 2003 adalah :

08

Frekuensi pembelian yang paling ekonomis untuk tahun 2003 :

5073

c. Pembelian yang paling ekonomis untuk tahun 2004 adalah :

08

Frekuensi pembelian yang paling ekonomis untuk tahun 2004 :

(54)

d. Pembelian yang paling ekonomis untuk tahun 2005 adalah :

Frekuensi pembelian yang paling ekonomis untuk tahun 2005 :

6022 301235 =

F

= 50X

e. Pembelian yang paling ekonomis untuk tahun 2006 adalah :

08

Frekuensi pembelian yang paling ekonomis untuk tahun 2006 :

(55)

Tabel 5.4

Rekapitulasi Hasil Perhitungan EOQ dan Frekuensi Pembelian Periode tahun 2002 -2006

Keterangan 2002 2003 2004 2005 2006

Pemakaian/tahun

(lembar) 303774 213825 386560 301235 274644 Biaya

2. Total Inventory Cost

Untuk menganalisis masalah yang kedua, penghitungan total inventory cost adalah :

a. Perhitungan Total Inventory Cost (TIC) kulit domba pada tahun 2002 : C

b. Perhitungan Total Inventory Cost (TIC) kulit domba pada tahun 2003 : 08

(56)

= US$7363

d. Perhitungan Total Inventory Cost (TIC) kulit domba pada tahun 2005 : 08

e. Perhitungan Total Inventory Cost (TIC) kulit domba pada tahun 2006 : 08

Rekapitulasi Hasil Perhitungan Total Inventory Cost Kulit Domba Periode tahun 2002 -2006 (US$)

Tahun Biaya Pesan Biaya Simpan TIC

2002 3265,3 3265,3 6530,7

2003 2739,5 2739,5 5479,1

2004 3683,5 3683,5 7363

2005 3251,6 3251,6 6503,3

2006 3104,8 3104,8 6209,7

Sumber : Data Primer diolah

Pada tabel 5.7 dapat dilihat bahwa pada tahun 2002 – 2006 besarnya biaya pesan dan biaya simpan adalah sama. TIC tahun 2004 terlihat paling signifikan kenaikannya karena pada tahun tersebut permintaan bahan baku lebih banyak dari tahun – tahun yang lain.

3. Penentuan Persediaan Pengaman (Safety Stock)

(57)

pemakaian bahan baku sesungguhnya. Dari sejumlah bahan baku yang masih tersisa di gudang pada saat perusahaan melakukan pemesanan bahan baku, perusahaan hanya mentolelir risiko kekurangan bahan sebanyak 5%, sehingga perusahaan hanya memenuhi kebutuhan bahan baku sebesar 95%. Oleh karena itu faktor keamanan persediaan bahan baku perusahaan dapat diasumsikan sebesar 1,65(lihat table kurva normal).

Untuk menghitung persediaan pengaman digunakan rumus : SD SD : Standar deviasi

Sedangkan untuk menghitung Standar Deviation menggunakan rumus :

N

X : Pemakaian bahan baku senyatanya Y : Perkiraan pemakaian bahan baku N : Banyaknya data

(58)

Perkiraan ini dibuat perusahaan atas dasar jumlah kulit domba yang dipakai setiap bulannya.

Tabel 5.6.1

Hasil perhitungan Standar Deviation pemakaian bahan baku tahun 2002 Di PT Budi Manunggal (lembar)

No Bulan x y (X-Y) (X-Y)2

1 Januari 11729 30000 -18271 333829441 2 Februari 16469 30000 -13531 183087961 3 Maret 18230 30000 -11770 138532900 4 April 27348 30000 -2652 7033104 5 Mei 18267 30000 -11733 137663289 6 Juni 10368 30000 -19632 385415424 7 Juli 16684 30000 -13316 177315856 8 Agustus 37305 30000 7305 53363025 9 September 40511 30000 10511 110481121 10 Oktober 37284 30000 7284 53056656 11 November 44717 30000 14717 216590089 12 Desember 24862 30000 -5138 26399044

Jumlah 1822767910

Sumber data : PT Budi Manunggal 2008

Keterangan : X = Pemakaian Bahan baku senyatanya

Y = Prakiraan pembelian dan pemakaian bahan baku Standar Deviation untuk tahun 2002, yaitu :

N Persediaan pengaman bahan baku untuk tahun 2002 :

(59)

Penyimpangan standar pemakaian bahan baku pada tahun 2002 yaitu 12.325 lembar dan persediaan pengaman bahan baku pada tahun 2002 yaitu 20.336 lembar.

Tabel 5.6.2

Hasil perhitungan Standar Deviation pemakaian bahan baku tahun 2003 Di PT Budi Manunggal (lembar)

Sumber data : PT Budi Manunggal 2008

Keterangan : X = Pemakaian Bahan baku senyatanya

Y = Prakiraan pembelian dan pemakaian bahan baku Standar Deviation untuk tahun 2003, yaitu :

N Persediaan pengaman bahan baku untuk tahun 2003 :

SD x Z SS =

No Bulan x y (X-Y) (X-Y)2

1 Januari 46172 20000 26172 684973584 2 Februari 25214 20000 5214 27185796

3 Maret 20894 20000 894 799236

4 April 16644 20000 -3356 11262736

5 Mei 23444 20000 3444 11861136

6 Juni 23764 20000 3764 14167696

7 Juli 16924 20000 -3076 9461776

8 Agustus 11245 20000 -8755 76650025 9 September 9647 20000 -10353 107184609 10 Oktober 9697 20000 -10303 106151809 11 November 5540 20000 -14460 209091600 12 Desember 4640 20000 -15360 235929600

(60)

11161

Penyimpangan standar pemakaian bahan baku pada tahun 2003 yaitu 11.161 lembar dan persediaan pengaman bahan baku pada tahun 2003 yaitu 18.415 lembar.

Tabel 5.6.3

Hasil perhitungan Standar Deviation pemakaian bahan baku tahun 2004 Di PT Budi Manunggal (lembar)

Sumber data : PT Budi Manunggal 2008

Keterangan : X = Pemakaian Bahan baku senyatanya

Y = Prakiraan pembelian dan pemakaian bahan baku

Standar Deviation untuk tahun 2004, yaitu :

N

1 Januari 19663 35000 -15337 235223569 2 Februari 26136 35000 -8864 78570496 3 Maret 27955 35000 -7045 49632025 4 April 22254 35000 -12746 162460516

5 Mei 17856 35000 -17144 293916736

6 Juni 20090 35000 -14910 222308100

7 Juli 19116 35000 -15884 252301456 8 Agustus 47911 35000 12911 166693921 9 September 36706 35000 1706 2910436 10 Oktober 38023 35000 3023 9138529 11 November 51841 35000 16841 283619281 12 Desember 59009 35000 24009 576432081

(61)

Persediaan pengaman bahan baku untuk tahun 2004 :

Penyimpangan standar pemakaian bahan baku pada tahun 2004 yaitu 13.944 lembar dan persediaan pengaman bahan baku pada tahun 2004 yaitu 23.008 lembar.

Tabel 5.6.4

Hasil perhitungan Standar Deviation pemakaian bahan baku tahun 2005 Di PT Budi Manunggal (lembar)

No Bulan x y ( X- Y) ( X- Y)2

1 Januari 7547 30000 -22453 504137209

2 Februari 29718 30000 -282 79524

3 Maret 23428 30000 -6572 43191184

4 April 30513 30000 513 263169

5 Mei 38615 30000 8615 74218225

6 Juni 30624 30000 624 389376

7 Juli 13032 30000 -16968 287913024

8 Agustus 19027 30000 -10973 120406729

9 September 8011 30000 -21989 483516121

10 Oktober 21095 30000 -8905 79299025

11 November 30242 30000 242 58564

12 Desember 49383 30000 19383 375700689

Jumlah 1969172839

Sumber data : PT Budi Manunggal 2008

Keterangan : X = Pemakaian Bahan baku senyatanya Y = Prakiraan pembelian dan pemakaian Standar Deviation untuk tahun 2005, yaitu :

(62)

12 1969172839 =

= 12.810 lembar Persediaan pengaman bahan baku untuk tahun 2005 :

SD

Penyimpangan standar pemakaian bahan baku pada tahun 2005 yaitu 12.810 lembar dan persediaan pengaman bahan baku pada tahun 2005 yaitu 21.137 lembar.

Tabel 5.6.5

Hasil perhitungan Standar Deviation pemakaian bahan baku tahun 2006 Di PT Budi Manunggal (lembar)

No Bulan x y (X-Y) (X-Y)2

1 Januari 30538 25000 5538 30669444 2 Februari 28587 25000 3587 12866569 3 Maret 36616 25000 11616 134931456

4 April 30423 25000 5423 29408929

5 Mei 29095 25000 4095 16769025

6 Juni 31192 25000 6192 38340864

7 Juli 21061 25000 -3939 15515721

8 Agustus 16357 25000 -8643 74701449 9 September 9476 25000 -15524 240994576 10 Oktober 3896 25000 -21104 445378816 11 November 13642 25000 -11358 129004164 12 Desember 23761 25000 -1239 1535121

Jumlah 1170116134

Sumber data : PT Budi Manunggal 2008

(63)

Standar Deviation untuk tahun 2006, yaitu : Persediaan pengaman bahan baku untuk tahun 2006 :

SD

Penyimpangan standar pemakaian bahan baku pada tahun 2006 yaitu 9.875 lembar dan persediaan pengaman bahan baku pada tahun 2006 yaitu 16.293 lembar.

Tabel 5.7

Rekapitulasi Hasil Perhitungan Deviasi Standar, Nilai Z, dan Safety Stock (lembar)

Sumber : Data Primer diolah

Pada tabel 5.8 dapat dilihat bahwa safety stock pada tahun 2002 sampai tahun 2003 mengalami penurunan. Namun pada tahun 2004 safety stock

Tahun Deviasi Standar Nilai Z Safety Stock

2002 12325 1.65 20336

2003 11161 1.65 18415

2004 13944 1.65 23008

2005 12810 1.65 21137

(64)

meningkat cukup drastis dan pada tahun berikutnya yaitu tahun 2005 sampai 2006 kembali mengalami penurunan.

C. Pembahasan

Dengan perhitungan model EOQ diperoleh pembelian yang paling ekonomis per pesan, frekuensi pembelian dan safety stock, dan perbandingan dengan keadaan yang sesungguhnya adalah :

Tabel 5.8

Perbandingan Perhitungan Jumlah Pembelian dan Frekuensi Pembelian Kulit Domba antara Kondisi Senyatanya dengan Model EOQ

di PT Budi Manunggal pada Tahun 2002 – 2006

Tahun

Pembelian Frekuensi EOQ

(lembar)

Senyatanya

(lembar) EOQ Senyatanya

2002 6046,93 30000 50,2 12

2003 5073 20000 42,1 12

2004 6821 35000 56,6 12

2005 6022 30000 50 12

2006 5750 25000 47,7 12

Sumber : Tabel 5.4; 5.6.1 – 5.6.5

(65)

Tabel 5.9

Perbandingan Perhitungan Total Inventory Cost antara Model EOQ dengan Keadaan Sebenarnya di PT Budi Manunggal pada Tahun 2002 – 2006 (US$)

Tahun Biaya Pesan Biaya Simpan TIC

EOQ Senyatanya EOQ Senyatanya EOQ Senyatanya 2002 3265,3 780 3265,3 60724,08 6530,7 61504,08 2003 2739,5 780 2739,5 28269 5479,1 29049 2004 3683,5 780 3683,5 36115,2 7363 36895,2 2005 3251,6 780 3251,6 63466,2 6503,3 64246,2 2006 3104,8 780 3104,8 27384,48 6209,7 28164,48 Sumber : Tabel 5.5; 5.6.1 – 5.6.1; 5.8, Lampiran I - V

Pada Tabel 5.11 dapat dilihat bahwa Total Inventory Cost senyatanya lebih besar dari pada Total inventory Cost menurut model EOQ, maka Total inventory Cost senyatanya yang terjadi di perusahaan belum efisien.

Untuk mengetahui seberapa besar selisih TIC senyatanya dengan TIC menurut model EOQ, maka penulis membuat rekapitulasi perhitungan selisih antara TIC senyatanya dengan TIC berdasarkan EOQ seperti tabel dibawah ini.

Tabel 5.10

Perhitungan selisih antara Total Inventory Cost senyatanya dengan Total

Inventory Cost menurut model EOQ pada tahun 2002 – 2006 (US$)

Tahun Total Inventory Cost Selisih

Senyatanya EOQ

2002 61504,08 6530,7 54973.38

2003 29049 5479,1 23569.9

2004 36895,2 7363 29532.2

2005 64246,2 6503,3 57742.9

2006 28164,48 6209,7 21954.78

(66)
(67)

52

BAB VI

KESIMPULAN, SARAN DAN KETERBATASAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis pengendalian bahan baku pada PT Budi Manunggal di Yogyakarta periode tahun 2002 – 2006, dapat dikemukakan beberapa hal yaitu :

1. Berdasarkan perhitungan EOQ (Economical Order Quantity) jumlah bahan baku yang ekonomis untuk setiap kali pembelian pada tahun 2002 sejumlah 6.046,93 lembar, tahun 2003 sejumlah 5.073 lembar, tahun 2004 sejumlah 6.821 lembar, tahun 2005 sejumlah 6.022 lembar, tahun 2006 sejumlah 5.750 lembar.

2. Total Inventory Cost menurut perhitungan EOQ pada tahun 2002 adalah sebesar US$6530,7, tahun 2003 sebesar US$5479,1, tahun 2004 sebesar US$7363, tahun 2005 sebesar US$6503,3, tahun 2006 sebesar US$6209,7. 3. Total Inventory Cost yang dikeluarkan perusahaan pada tahun 2002 sebesar

US$61504,08, tahun 2003 sebesar US$29049, tahun 2004 sebesar US$36895,2, tahun 2005 US$64246,2, tahun 2006 sebesar US$28164,48.

(68)

B. Saran

Berdasarkan hasil kesimpulan tersebut, saran yang dapat penulis berikan pada PT Budi Manunggal adalah sebagai berikut :

- Perusahaan dapat menggunakan analisis perhitungan EOQ untuk mengetahui jumlah pembelian bahan baku yang optimal dan total biaya persediaan pada tahun – tahun berikutnya apakah sudah efisien atau belum.

C. Keterbatasan

Dalam penelitian ini penulis menemukan beberapa keterbatasan yang mengakibatkan hasil penelitian ini tidak dapat dikatakan benar secara mutlak. 1. Keterbatasan mengenai data, bahwa dalam penghitungan untuk mencari jumlah

pemesanan yang paling ekonomis menggunakan data persediaan yang terjadi pada tahun sebelumnya.

(69)

54

DAFTAR PUSTAKA

Ahyari, A (1996), Manajemen Produksi, Perencanaan Sistem Produksi, (Ed 4), Yogyakarta : BPFE.

Assauri, S (1980), Manajemen Produksi, Jakarta, Lembaga Penerbit FE – UI. Baroto, Teguh (2002), Perencanaan dan Pengendalian Produksi, Jakarta :

Ghalia Indonesia

Buffa, E. S (1998), Manajemen Produksi Operasi, Jakarta, Erlangga.

Handoko, T. Hani (1994), Dasar-dasar Manajemen Produksi dan Operasi, Yogyakarta : BPFE UGM.

Ogawa, Eiji (1996), Manajemen Produksi Modern,Jakarta : FE – UI.

Prawirosentono, Suyadi (2007), Manajemen Operasi : Analisis dan Studi Kasus, Jakarta : PT. Bumi Aksara.

Soeratno (1993), Metodologi Penelitian Untuk Ekonomi Dan Bisnis, Yogyakarta : UPP. AMP.

Sukardi (2003), Metodologi Penelitian Pendidikan : Kompetensi dan Praktiknya, Jakarta : Bumi Aksara.

Sumayang, Lalu (2003), Dasar-dasar Manajemen Produksi dan Operasi, Jakarta: Salemba Empat.

(70)

55

(71)

Lampiran I

Data Senyatanya tahun 2002

Bulan pemakaian pembelian persediaan akhir

frekuensi pesan

biaya pesan

biaya simpan/ unit

biaya simpan

TIC

Januari 11729 30000 18271 1 65 1.08 19732.68 19797.68

Februari 16469 30000 13531 1 65 1.08 14613.48 14678.48

Maret 18230 30000 11770 1 65 1.08 12711.6 12776.6

April 27348 30000 2652 1 65 1.08 2864.16 2929.16

Mei 18267 30000 11733 1 65 1.08 12671.64 12736.64

Juni 10368 30000 19632 1 65 1.08 21202.56 21267.56

Juli 16684 30000 13316 1 65 1.08 14381.28 14446.28

Agustus 37305 30000 -7305 1 65 1.08 -7889.4 -7824.4

September 40511 30000 -10511 1 65 1.08 -11351.88 -11286.88

Oktober 37284 30000 -7284 1 65 1.08 -7866.72 -7801.72

November 44717 30000 -14717 1 65 1.08 -15894.36 -15829.36

Desember 24862 30000 5138 1 65 1.08 5549.04 5614.04

(72)

Lampiran II

Data Senyatanya tahun 2003

Bulan pemakaian pembelian persediaan akhir

frekuensi pesan

biaya pesan

biaya simpan/

unit

biaya simpan TIC

Januari 46172 20000 -26172 1 65 1.08 -28265.76 -28200.76

Februari 25214 20000 -5214 1 65 1.08 -5631.12 -5566.12

Maret 20894 20000 -894 1 65 1.08 -965.52 -900.52

April 16644 20000 3356 1 65 1.08 3624.48 3689.48

Mei 23444 20000 -3444 1 65 1.08 -3719.52 -3654.52

Juni 23764 20000 -3764 1 65 1.08 -4065.12 -4000.12

Juli 16924 20000 3076 1 65 1.08 3322.08 3387.08

Agustus 11245 20000 8755 1 65 1.08 9455.4 9520.4

September 9647 20000 10353 1 65 1.08 11181.24 11246.24

Oktober 9697 20000 10303 1 65 1.08 11127.24 11192.24

November 5540 20000 14460 1 65 1.08 15616.8 15681.8

Desember 4640 20000 15360 1 65 1.08 16588.8 16653.8

(73)

Lampiran III

Data Senyatanya tahun 2004

Bulan pemakaian pembelian persediaan akhir

frekuensi pesan

biaya pesan

biaya simpan/ unit

biaya simpan TIC

Januari 19663 35000 15337 1 65 1.08 16563.96 16628.96

Februari 26136 35000 8864 1 65 1.08 9573.12 9638.12

Maret 27955 35000 7045 1 65 1.08 7608.6 7673.6

April 22254 35000 12746 1 65 1.08 13765.68 13830.68

Mei 17856 35000 17144 1 65 1.08 18515.52 18580.52

Juni 20090 35000 14910 1 65 1.08 16102.8 16167.8

Juli 19116 35000 15884 1 65 1.08 17154.72 17219.72

Agustus 47911 35000 -12911 1 65 1.08 -13943.88 -13878.88

September 36706 35000 -1706 1 65 1.08 -1842.48 -1777.48

Oktober 38023 35000 -3023 1 65 1.08 -3264.84 -3199.84

November 51841 35000 -16841 1 65 1.08 -18188.28 -18123.28

Desember 59009 35000 -24009 1 65 1.08 -25929.72 -25864.72

(74)

Lampiran IV

Data Senyatanya tahun 2005

Bulan pemakaian pembelian persediaan akhir

frekuensi pesan

biaya pesan

biaya simpan/ unit

biaya simpan TIC

Januari 7547 30000 22453 1 65 1.08 24249.24 24314.24

Februari 29718 30000 282 1 65 1.08 304.56 369.56

Maret 23428 30000 6572 1 65 1.08 7097.76 7162.76

April 30513 30000 -513 1 65 1.08 -554.04 -489.04

Mei 38615 30000 -8615 1 65 1.08 -9304.2 -9239.2

Juni 30624 30000 -624 1 65 1.08 -673.92 -608.92

Juli 13032 30000 16968 1 65 1.08 18325.44 18390.44

Agustus 19027 30000 10973 1 65 1.08 11850.84 11915.84

September 8011 30000 21989 1 65 1.08 23748.12 23813.12

Oktober 21095 30000 8905 1 65 1.08 9617.4 9682.4

November 30242 30000 -242 1 65 1.08 -261.36 -196.36

Desember 49383 30000 -19383 1 65 1.08 -20933.64 -20868.64

(75)

Lampiran V

Data Senyatanya tahun 2006

Bulan pemakaian pembelian persediaan akhir

frekuensi pesan

biaya pesan

biaya simpan/ unit

biaya simpan TIC

Januari 30538 25000 -5538 1 65 1.08 -5981.04 -5916.04

Februari 28587 25000 -3587 1 65 1.08 -3873.96 -3808.96

Maret 36616 25000 -11616 1 65 1.08 -12545.28 -12480.28

April 30423 25000 -5423 1 65 1.08 -5856.84 -5791.84

Mei 29095 25000 -4095 1 65 1.08 -4422.6 -4357.6

Juni 31192 25000 -6192 1 65 1.08 -6687.36 -6622.36

Juli 21061 25000 3939 1 65 1.08 4254.12 4319.12

Agustus 16357 25000 8643 1 65 1.08 9334.44 9399.44

September 9476 25000 15524 1 65 1.08 16765.92 16830.92

Oktober 3896 25000 21104 1 65 1.08 22792.32 22857.32

November 13642 25000 11358 1 65 1.08 12266.64 12331.64

Desember 23761 25000 1239 1 65 1.08 1338.12 1403.12

(76)

Lampiran VI

DAFTAR PERTANYAAN

I. Gambaran Umum Perusahaan

A. Sejarah dan Perkembangan Perusahaan 1. Apa nama perusahaan?

2. Kapan perusahaan didirikan dan oleh siapa? 3. Apakah perusahaan sudah berbadan hokum? 4. Apa yang menjadi tujuan perusahaan?

5. Bagaimana perkembangan perusahaan ditinjau secara keseluruhan?

B. Lokasi Perusahaan

1. Dimana perusahaan didirikan?

2. Faktor – faktor apa yang menjadi landasan pemilihan lokasi perusahaan?

II. Personalia

A. Struktur Organisasi

1. Bagaimana struktur organisasi perusahaan?

2. Bagaimana wewenang dan tanggung jawab masing – masing bagian dalam organisasi?

B. Tenaga Kerja

1. Berapakah jumlah karyawan pada perusahaan ini ? 2. Bagaiman sistem penggajiannya?

3. Bagaimana penentuan hari dan jam kerja karyawan? C. Fasilitas

1. Tunjangan – tunjangan apa sajakah yang diberikan perusahaan kepada karyawannya?

(77)

II. Produksi

A.Bahan baku apa sajakah yang dibutuhkan? B.Bahan penolong apa yang dibutuhkan? C.Darimana bahan baku diperoleh?

D.Apa jenis mesin yang digunakan dalam proses produksi? E.Bagaimana perusahaaan mengatur susunan mesin produksinya? F. Bagaimana proses produksi berlangsung?

G.Bagaimana proses pembuatan untuk masing – masing produksi? H.Apakah volume produksi tiap bulan stabil?

IV. Pemasaran

(78)
(79)
(80)
(81)

Gambar

Gambar 1
Gambar 2 URAIAN PROSES PRODUKSI SARUNG TANGAN GOLF DARI KULIT
Tabel 5.1 Harga Bahan Baku
Tabel 5.3 Pemakaian Bahan Baku (per lembar)
+7

Referensi

Dokumen terkait

Untuk memenuhi kebutuhan tersebut maka diperlukan suatu sistem pengendalian persediaan bahan baku yang meliputi perencanaan kebutuhan persediaan bahan baku dan selanjutnya

Tampilan Perencanaan Produksi Tipe 1 dirancang untuk memproses semua bahan baku yang tersedia untuk menentukan pilihan yang optimal dalam produksi baik dari segi

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana peranan persediaan bahan baku dalam menunjang efektivitas produksi dan mengetahui tingkat efektivitas

Penelitian ini menggunakan metode EOQ untuk menentukan kuantitas pesanan persediaan ekonomis yang dapat meminimumkan biaya persediaan dengan mengetahui total biaya

Menurut Tamodia 2013, sistem informasi akuntansi persediaan mempunyai prosedur yang berhubungan langsung dengan kegiatan produksi perusahaan adalah prosedur penggunaan bahan baku

Tujuan dari penelitian ini adalah menghasilkan rancangan pengendalian persediaan bahan baku yang optimal, dengan menentukan jumlah pemesanan yang optimal, dan frekuensi

Proses produksi dapat berjalan dengan lancar jika perusahaan mengadakan atau menyediakan persediaan bahan baku dan persediaan tersebut harus dalam jumlah yang tepat sesuai

Untuk menentukan jumlah persediaan yang optimal dan waktu pemesanan ulang yang tepat, dapat digunakan proses markov dengan mengikuti langkah-langkah sebagai berikut:..